1
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN KARYA TULIS ILMIAH.................................. iii
LEMBAR PERNYATAAN ....................................................................... iv
KATA PENGANTAR .............................................................................. v
DAFTAR ISI ........................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang ............................................................................ 1
2. Rumusan Masalah ...................................................................... 2
3. Tujuan Masalah .......................................................................... 3
4. Manfaat Penelitian ...................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1. Tinjauan Umum Tentang Penyuluhan ......................................... 5
2. Tinjauan Umum Tentang Kebersihan Gigi dan Mulut .................11
3. Tinjauan Umum Tentang Anak SD.............................................. 10
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
1. Desain Penelitian ........................................................................ 16
2. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 17
3. Populasi dan Sampel .................................................................. 17
4. Kerangka Konsep ....................................................................... 18
5. Hipotesis...................................................................................... 19
6. Defenisi Operasional ................................................................... 19
7. Kriteria Obyektif .......................................................................... 19
8. Teknik Pengumpulan Data ..........................................................20
9. Alat dan Bahan ........................................................................... 21
3
10. Cara Kerja ................................................................................... 21
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian ........................................................................... 22
2. Pembahasan ............................................................................... 23
BAB V PENUTUP
1. Kesimpulan ................................................................................. 25
2. Saran .......................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
4
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kebersihan gigi dan mulut merupakan salah satu hal yang
penting dalam menjaga keseimbangan fungsi tubuh. Banyaknya
penyakit gigi dan mulut di SD DDI PAOTERE KEC. UJUNG TANAH
MAKASSAR disebabkan oleh kurangnya kesadaran masyarakat dalam
menjaga kebersihan mulut dan gigi pada anak. Untuk menanggulangi
hal diatas maka diadakan penyuluhan mengenai pengaruh penyuluhan
kebesihan gigi dan mulut pada anak di SD DDI PAOTERE KEC.
UJUNG TANAH MAKASSAR.
Pada anak sekolah dasar perlu usaha penyuluhan secara
terus menerus tentang pentingnya menjaga kebersihan gigi dan mulut,
oleh karena itu kami melakukan penyuluhan cara sikat gigi yang baik
dan benar dan setelah itu dilanjutkan dengan sikat gigi bersama.
Penyuluhan ini diadakan untuk memberikan informasi kepada anak–
anak mengenai pentingnya menjaga kebersihan gigi dan mulut
sebagaimana pentingnya menjaga kesehatan umum.
Penyuluhan kebersihan gigi dan mulut dianggap pihak
aktivitas yang menurut rencana ditujukan ada kebersihan mulut yang
dengan cara berkomunikasi dengan siswa–siswi sekolah dasar,
penyuluhan ini dianggap sebagai bimbingan yang penting dalam
mencegah atau membatasi kelainan pada gigi. Selain itu dapat
5
ditambahkan, bahwa penyuluhan dikatakan adanya penyampaian
tujuan yang jelas dan suatu tujuan aktivitas. Denga cara penyuluhan
kita dapat dapat menjelaskan pengertian atas kebersihannya sendiri,
bila memang ingin memperoleh perubahan sikap dan perilaku siswa–
siswi maka diperlukan pendekatan dan metode gabungan komunikasi.
Harus diperhatikan bahwa perubahan–perubahan banyak
memakan waktu dan bahwa proses penyuluhan mengandung
beberapa fungsi atau tingkatan. Dalam memberikan penyuluhan kita
harus merubah perilakunya dan memberikan motivasi sendiri untuk
pencegahan. Tingginya pravelensi caries yang telah diderita oleh anak
sekolah dasar disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu
kurangnya pengetahuan anak dalam memelihara kebersihan gigi dan
mulut.
Berdasarkan pengamatan peneliti tidak ada evaluasi setelah
melakukan penyuluhan dan ingin melihat secara langsung sehingga
peneliti tertarik untuk mengangkat mengambil judul ‘ pengaruh
penyuluhan terhadap peningkatan kebersihan gigi dan mulut pada
anak SD .
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
6
1. Apakah ada pengaruh penyuluhan terhadap kebersihan gigi dan
mulut pada anak di SD DDI PAOTERE KEC. UJUNG TANAH
MAKASSAR
2. Apakah ada pengaruh tingkat kebersihan gigi dan mulut pada anak
di SD DDI PAOTERE KEC. UJUNG TANAH MAKASSAR.
3. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan kebersihan gigi dan mulut
terhadap sikap anak dalam memelihara kebersihan gigi dan mulut pada
anak di SD DDI PAOTERE KEC. UJUNG TANAH MAKASSAR.
2. Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui kebersihan gigi dan mulut pada anak di SD
DDI PAOTERE KEC. UJUNG TANAH MAKASSAR. Sebelum
dilakukan penyuluhan.
2. Untuk mengetahui kebersihan gigi dan mulut pada anak di SD DDI
PAOTERE KEC. UJUNG TANAH MAKASSAR. Setelah
dilakukan penyuluhan.
3. Manfaat penelitian
1. Menambah wawasan dan pengalaman bagi penulis tentang
motivasi anak dalam meningkatkan kebersihan gigi dan mulut.
2. Memberikan masukan bagi institusi dalam meningkatkan pelayanan
kebersihan gigi dan mulut.
7
3. Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi tentang
kebersihan gigi bagi guru dan muridnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
8
1. Tinjauan umum tentang penyuluhan
Penyuluhan kesehatan merupakan salah satu kompetensi
yang dituntut dari tenaga keperawatan, karena merupakan salah satu
peranan yang harus dilaksanakan dalam setiap memberikan asuhan
keperawatan dimana saja ia bertugas apakah itu terhadap individu,
keluarga, kelompok, maupun masyarakat. Dengan demikian seorang
perawat harus mampu menjalankan peranannya dalam memberikan
pendidikan kesehatan baik di institusi seperti puskesmas, klinik,
rumah sakit, maupun sekolah terhadap individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat dalam mengubah perilaku mereka kearah perilaku
sehat (Efendi, 1998).
Pendidikan (penyuluhan) kesehatan pada hakikatnya adalah
suatu kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada
masyarakat, kelompok atau individu (Notoatmodjo,2003). Penyuluhan
kepada pasien disebut juga penyuluhan kesehatan dan pendidikan
perawatan gigi Individual. Pada penyuluhan dikatakan adanya
penyapaian tujuan yang jelas dan suatu tujuan aktivitas menurut
rencana yang pasti. Van Gent (2000).
Penyuluhan sering terjadi kesalah pahaman karena adanya arti
yang berbeda-beda yang diberikan kepada istilah tersebut mungkin
juga dalam beberapa lapangan kerja pengertiannya ditangkap dan
diterapkan bermacam-macam. Rouwehorst (2002).
9
Katus (2001) menyebut beberapa yang keluar dari gambaran
manusia yang sesuai dengan akal sehat :
1. Penyuluhan ditunjukan kepada penambahan pengetahuan
2. Dikatakan akan adaya pemberian pertolongan pada pembentukan
pendapat dan pembentukan kesimpulan, pemberian pertolongan ini
bersifat terbatas, karena hanya terjadi pada bidang komukatif.
3. Pada penyuluhan kebebasan dihormati kepada siapapun
penyuluhan itu diberikan.
Selain itu dapat ditambahkan, bahwa pada penyuluhan dikatakan
adanya penyampaian tujuan yang jelas dan suatu tujuan aktifitas
menurut rencana yang pasti. Penyuluhan pada anak SD
1. Informasi
1. Informasi mengenai keadaan gigi geligi
2. Rencana perawatan gii dan mulut
3. Memberi informasi bahwa pentingnya konsultasi tentang kesehatan
gigi dan mulut setiap enam bulan sekali.
4. Instruksi
1. Instruksi menyikat gigi yang baik dan benar
2. Cara bertindak pada bidang makanan sehari-hari
3. Cara bertindak setelah tindakan dokter gigi
4. Bimbingan
1. Mendengarkan persoalan dan keluhan
10
2. Menjelaskan mengenai motif untuk perawatan
3. Anamnesis makanan dan pemeliharaannya
Bimbingan proses belajar dan cara tindakan preventif. Eijekman
(2000).
1. Pengertian penyuluhan
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan
dengan cara menyrbarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga
masyarakat tidak saja sadar, tahu, dan mengerti, tetapi juga mau dan bias
melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan
(Effendi, 1998).
Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan
kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai
suatu keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat
secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan
melakukan apa yang bias dilakukan, secara perseorangan maupun secara
kelompok dan meminta pertolongan bila perlu (Efendi, 1998).
2. Tujuan penyuluhan
1. Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga, dan
masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku sehat
dan lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam upaya
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal (Efendi, 1998).
2. Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup
11
sehat baik fisik, mental, dan social sehingga dapat
menurunkan angka kesakitan dan kematian (Efendi, 1998).
3. Menurut WHO tujuan penyuluhan kesehatan adalah merubah
perilaku perseorangan dan atau masyarakat dalam bidang
kesehatan (Efendi,1998).
4. Tujuan dari pendidikan (penyuluhan) kesehatan adalah
mengajarkan orang untuk hidup dalam kondisi yang terbaik
yaitu berusaha keras untuk mencapai tingkat kesehatan yang
maksimun (Ali Mohammad, dkk, 2004).
Penyuluhan kesehatan pada anak SD,tujuannya memberikan
penyuluhan dan pembinaan pada anak SD lewat poster .
Penyuluhan dilakukan didalam gedung dengan melibatkan siswa –
siswi disekolah
3. Syarat-Syarat untuk memberi penyuluhan
Penyuluh harus memahami teorinya dan memiliki
keterampilan praktis, bila tidak memenuhi syarat maka terlebih
dahulu dia harus bekerja pada diri sendiri sebelum da berani
mencoba mempengaruhi pendengar.
4. Ruang lingkup penyuluhan
Ruang lingkup penyuluhan kesehatan meliputi 3 aspek yaitu :
1. Sasaran penyuluhan kesehatan
Sasaran penyuluhan kesehatan adalah individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat yang dijadikan subjek dan objek perubahan perilaku
sehingga diharapkan dpat memahami, menghayati, dan
12
mengaplikasikan cara-cara hidup sehat dan kehidupan sehari-
harinya. Banyak fakor yang perlu diperhatikan terhadapn sasaran
dalam keberhasilan penyuluhan kesehatan diantaranya adalah :
1. Tingkat pendidikan Tingkat sosial ekonomi
2. Adat istiadat
3. Kepercayaan masyarakat
4. Ketersediaan waktu dari masyarakat
5. Materi/pesan
Materi atau pesan yang akan disampaikan kepada masyarakat
hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan kesehatan dan
keperawatan dari individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
Sehingga materi yang disampaikan dapat dirasakan langsung
manfaatnya. Materi yang disampaikan sebaiknya :
1. Menggunakan bahasa yang mudah tidak terlalu sulit untuk
dimengerti oleh sasaran
2. Materi yang disampaikan tidak terlalu sulit untuk dimengerti oleh
sasaran
3. Dalam penyampaian materi sebaiknya menggunakan alat peraga
untuk mempermudah pemahaman dan untuk menarik parhatian
sasaran
4. Materi atau pesan yang disampaikan merupakan kebutuhan
sasaran dalam masalah kesehatan dan keperawatan yang
mereka hadapi.
5. Langkah-langkah dalam penyuluhan kesehatan masyarakat
13
Ada beberapa langkah yang harus ditempuh dalm melaksanakan penyuluhan
kesehatan masyarakat, yaitu :
1. Mengkaji kebutuhan kesehatan masyarakat
2. Menetapkan masalah kesehatan masyarakat
3. Memprioritaskan masalah yang terlebih dahulu untuk ditangani melalui
penyuluhan kesehatan masyarakat
4. Menyusun rencana penyuluhan
5. Pelaksanaan penyuluhan
6. Penilaian hasil penyuluhan
7. Tindak lanjut dari penyuluhan
8. Metoda
Metoda yang dipakai dalam penyuluhan kesehatan hendaknya
metoda yang dapat mengembangkan komunikasi dua arah antara yang
memberikan penyuluhan terhadap sasaran terhadap pesan yang
disampaikan akan lebih jelas dan mudah dipahami, diantaranya metoda
model dan poster.
9. Tinjauan umum tentang kebersihan gigi dan mulut
Ibu sangat berperan penting dalam menjaga kesehatan gigi dan
mulut Pada anak, di negara yang telah maju, maka ketertiban urusan
rumah tangga bias menjadi ukuran kesehatan keluarga. Apabila
anak– anak satu keluarga sehat, tentu karena orang tua keluarga itu
dapat memperhatikan dengan sungguh – sungguh kesehatan
anaknya. Oleh karena anak – anak itu umumnya lebih banyak menjadi
14
urusan ibu, maka baik buruk anak jadi tercermin dari sikap ibu
terhadap anak tersebut. Oleh karena itu apabila didalam satu keluarga,
gigi anak – anaknya sehat, maka boleh diambil kesimpulan, ibu rumah
tangga keluarga itu adalah seorang ibu yang pandai menjaga rumah
tangganya. Dengan perkataan lain ibu rumah tangga yang bijaksana
adalah ibu rumah tangga yang gigi geligi anak – anaknya sehat.
Persatuan dokter gigi Australia pernah mengungkapkan bahwa
kesehatan gigi anak adalah tanggung jawab ibunya. Hal ini dapat
dipahami karena umumnya yang paling dekat dengan anak adalah
ibunya. Anak-anak belum dapat bersikat gigi secara betul dan
mungkin saja malah tidak mau. Maka itu harus dicari cara agar anak –
anak senang bersikat gigi. Caranya ialah, ketika masih usia gigi
tumbuh, yakni setelah usia enam bulan, mulai diperlihatkan cara
bersikat gigi . Bila ibu atau ayah sedang bersikat gigi ,ajaklah ia
melihat. Lama kelamaan ia tentu ingin meniru. Mulailah dengan
mengajari pelan–pelan dengan odol yang manis dan air yang bersih.
Tentu untuk bersikat gigi seharusnya air yang sudah direbus,
sehingga bebas dari bibit penyakit, ini berlaku bagi semua anggota
keluarga.
Bagaimana kita menjaga gigi anak–anak dirumah, anak–anak
memang masih dalam taraf memerlukan bimbingan yang ketat,
memerlukan kesabaran yang luar biasa. Memerlukan kebijaksanaan
yang sempurna dan memerlukan cara yang baik. Anak–anak pada
umumnya senang gula-gula. Padahal gula adalah musuh gigi anak-
15
anak. Artinya apabila anak-anak terlalu banyak makan gula–gula dan
jarang membersihkan segera setelah mengulum gula–gula, maka
giginya banyak kariesnya. Mengapa demikian, tidak lain karena gula–
gula didalam permukaan gigi akan diubah oleh kuman–kuman dengan
bahan dari mulut–mulut kuman itu menjadi asam. Asam yang
menempel pada permukaan email, akan melunakkan permukaan
email. Diatas paermukaan yang lunak itu, kuman–kuman akan
melubanginya. Kemudian kuman– kuman itu akan tinggal didalam
lubang karies itu, untuk berkembang biak. Karies makin dalam dan
seterusnya sampai gigi geligi itu makin rusak. Oleh karena itu harus
dibatasi anak–anak makan gula–gula, lebih–lebih coklat. Soalnya
coklat disamping manis, mudah lengket disela–sela gigi. Kini banyak
dijual sikat gigi khusus anak–anak dengan bentuk yang sesuai dengan
kesenanangan anak–anak, demikian juga odolnya khusus untuk anak–
anak.
Seterusnya secara pelan–pelan dan sabar anak tersebut diajari
bersikat gigi, setiap habis makan dan hendak tidur. Umumnya anak–
anak mudah mengikuti, bila perbuatan tersebut menyenangkan.
Paling tidak sehari empat kali, yakni ketika hendak pergi kesekolah,
setelah makan pagi, setelah makan siang, setelah akan malam dan
hendak tidur. Tentu hal ini setelah bersekolah .
Bila belum haruslah menyusaikan waktunya, empat kali sehari,
seperti diterangkan diatas. Bila suka makan buah - buahan ajak
makan buah yang memiliki daya membersihkan gigi sendiri atau sering
16
disebut dengan istilah self cleansing effect, seperti apel ,jeruk, jambu,
pepaya dan lain–lainya.
Pisang boleh dimakan sesudah makan sebagai pelengkap
empat sehat lima sempurna, istilah makanan sehat orang Indonesia.
Gambar–gambar kesehatan gigi geliigi, bagus bila ditempel
didalam kamar dimana ia suka belajar. Mungkin ia suka menggambar
tentang gigi sehat dan hal–hal kesehatan lainya. Hal ini termasuk
pemandangan lingkungan hidup yang sehat dan juga buah-buahan
yang dapat membersihkan gigi tersebut.
Harus diajarkan suka periksa keklinik gigi. Sebaiknya
ditanamkan untuk tidak takut berobat. Ajarilah senang periksa
kepuskesmas. Ini penting sebab umumnya malah anaknya dibikin
takut kepada dokter dan jarum suntik. Awas kalau nakal dibawa
kepuskesmas, Ini justru keliru sebab malah menanamkan bahwa
dokter dan puskesmas adalah momok.
Menurut Noor (1992), tujuan pendidikan kebersihan gigi adalah :
1. Meningkatkan pengertian dan kesadaran masyarakat tentang
pentingnya pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut.
2. Menghilangkan atau paling sedikit mengurangi penyakit gigi dan
mulut dan gangguan lainnya pada gigi dan mulut.
Jadi tujuan pendidikan kebersihan gigi bertujuan :
1. Memperkenalkan kepada masyarakat tentang kebersihan gigi
2. Mengigatkan kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga
kebersihan gigi dan mulut
17
3. Menjabarkan akan akibat yang akan timbul dari kelainan menjaga
kebersihan gigi dan mulut
4. Menanamkan perilaku sehat sejak dini melalui kunjungan ke
sekolah
5. Tinjauan umum tentang anak SD
Anak yang berada dikelas awal SD adalah anak yang berada
pada rentangan usia dini. Masa usia dini ini merupakan masa
perkembangan anak yang pendek tetapi merupakan masa yang
sangat penting bagi kehidupannya. Oleh karena itu, pada masa ini
seluruh potensi yang dimiliki anak perlu didorong sehingga akan
berkembang secara optimal.
Perkembangan anak dari sisi emosi antara lain anak telah
dapat mengekspresikan reaksi terhadap orang lain, telah dapat
mengontrol emosi, sudah mampu berpisah dengan orang tua dan telah
mulai belajar tentang konsep nilai misalnya benar dan salah. Untuk
perkembangan kecerdasannya anak usia kelas awal SD ditunjukkan
dengan kemampuannya dalam melakukan seriasi, mengelompokkan
obyek, berminat tehadap angka dan tulisan, meningkatnya
perbendaharaan kata, senang bicara, memahami sebab akibat dan
berkembangnya pemahaman terhadap ruang dan waktu.
Kareteristik anak usia SD
Perkembangan fisik atau jasmani anak sangat berbeda satu
sama lain, sekalipun anak-anak tersebut usianya relatife sama, bahkan
18
dalam kondisi ekonomi yang relative sama pula. Sedangkan
pertumbuhan anak-anak berbeda ras juka menunjukkan perbedaan
yang menyolok. Hal ini antara lain disebabakan perbedaan gizi,
lingkungan, perlakuan orang tua terhadap anak, kebiasaan hidup dan
lain-lain. Orang tua harus selalu memperhatikan berbagai macam
penyakit yang sering kali diderita anak, misalnya gigi dan panas dan
lain-lain. Oleh karena itu orang tua selalu memperhatikan kebutuhan
utama anak, antara lain kebutuhan gizi, kesehatan dan kebugaran
jasmani yang dapat dilakukan setiap hari sekalipun sederhana.
19
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Desain Penelitian
Penelitian ini penilitian kuantitatif dengan menggunakan desain
pra eksperimen (pre eksperimen design). Dimana anak SD sebelum
dilakukan penyuluhan terlebih dahulu dilakukan observasi terhadap
kebersihan gigi dam mulut anak, kemudian setelah dilakukan
penyuluhan dilakukan observasi kebersihan gigi dan mulut untuk
mengetahui akibat dari perlakuan (penyuluhan), pengujian sebab-
akibat dengan cara membandingkan hasil pre dan post penyuluhan
sebagaimana dapat dilihat pada tabel sbb :
Tabel : Desain penelitian
Subjek Pre Perlakuan Post
K 0
Time 1
1
Time 2
O1
Time 3
Ket :
K : Subjek (Anak SD DDI Paotere)
O : Observasi sebelum intervensi (pre)
1 : Intervensi (penyuluhan)
01: Observasi setelah intervensi (post)
20
2. Tempat dan waktu penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD DDI PAOTERE KEC. UJUNG TANAH
MAKASSAR.
2. Waktu penelitian
Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 09 Juli 2011 – 27 Juli 2011
3. Populasi dan sampel
1. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa–siswi kelas V di SD DDI
PAOTERE KEC. UJUNG TANAH MAKASSAR.
2. Sampel penelitian bersifat purposive yaitu sampel diteliti sesuai
jumlah murid kelas V dengan alasan murid kelas V merupakan
perawatan selektif menurut petunjuk pelaksanaan UKGS.
3. Kerangka konsep
Dalam penelitian ini, peneliti mengawali dengan pre test yaitu
dengan mengobservasi pada populasi anak SD DDI PAOTERE untuk
mendapatkan sampel dalam penelitian, anak SD yang termasuk dalam
kriteria inklusi adalah anak SD DDI PAOTERE kelas V dengan tingkat
kebersihan gigi dan mulut yang buruk (menurut index OHI-S). Anak
SD DDI PAOTERE kelas V yang tingkat kebersihan gigi dan mulut
kurang dan sedang diberikan intervensi yaitu penyuluhan tentang
kebersihan gigi dan mulut. Kemudian dilakukan evaluasi dari hasil
21
intervensi yang dilaksanakan apakah terdapat perubahan/peningkatan
kebersihan gigi dan mulut pada anak.
1. Variabel bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pemberian penyuluhan tentang
kebersihan gigi dan mulut.
2. Variabel terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kebersihan gigi dan mulut pada
anak SD DDI PAOTERE.
Pre Post
Variabel Bebas Variabel TerikatKeterangan :
: Variabel terikat
: Variabel bebas
3. Hipotesis
Hipotesis alternative (Ha) : Ada pengaruh penyuluhan terhadap
peningkatan kebersihan gigi dan mulut pada anak SD DDI PAOTERE
Kec. Ujung Tanah Makassar.
Tingkat penyuluhan gigi dan mulut anak SD DDI PAOTERE
Sedang
Buruk
Baik Pemberian penyuluhan tentang kebersihan gigi dan mulut
Kebersihan gigi dan mulut anak SD DDI PAOTERE tetap/meningkat
22
4. Definisi operasional
1. Penyuluhan tentang kebersihan gigi dan mulut
Penyuluhan adalah pemberian informasi kepada anak SD tentang
kebersihan gigi dan mulut.
Kriteria penyuluhan :
Peneliti menjelaskan/mengajarkan tentang menyikat gigi yang baik
dan benar serta mengenalkan makanan yang baik dan sehat yang harus
dikomsumsi dan makanan apa saja yang harus dikurangi serta
memberikan gambaran dan dampak yang akan terjadi bila kebersihan gigi
dan mulut tidak dijaga.
Kriteria objektif penyuluhan :
Melaksanakan semua kriteria penyuluhan di atas.
2. Tingkat kebersihan gigi dan mulut anak
Untuk mengukur tingkat kebersihan gigi dan mulut anak
menggunakan index OHI-S.
3. Kriteria Obyektif
Untuk mengukur keadaan kesehatan gigi dan mulut digunakan index
OHI-S.
Yaitu :
1. 0,0-1,2 adalah kebersihan mulut dan gigi dikatakan baik
2. 1,3–3,0 adalah kebersihan mulut dan gigi dikatakan sedang
23
3. 3,1–6,0 adalah kebersihan mulut dan gigi dikatakan buruk
4. Tekhnik pengumpulan data
1. Jenis data adalah data primer dan sekunder
2. Analisa data :
Analisa data dilakukan secara diskripsi dengan membuat uraian
secara sistematis mengenai hasil penelitian kemudian
mendistribusikannya dalam bentuk tabel.
3. Alat dan bahan
1. Alat yang digunakan
1. Kaca mulut
2. Sonde
3. Nier bekken
4. Pinset
5. Gelas
6. Alat tulis menulis
7. Sikat gigi
8. Model
9. Poster
10. Bahan yang digunakan
1. Air
2. Kapas
3. Sikat gigi
24
4. Pasta gigi
5. Cara kerja
1. Melakukan penyuluhan pada anak–anak yang terpilih sebagai
sampel tentang pentingnya memelihara kebersihan gigi dan mulut.
2. Mempraktekkan dihadapan siswa–siswi tentang cara menyikat
gigi yang baik dan benar.
3. Melakukan pemeriksaan gigi.
4. Catat hasil pengamatan.
25
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Setelah dilakukan pengumpulan data terhadap semua murid kelas IV yang
berjumlah 32 orang disekolah SD DDI PAOTERE Kec.Ujung tanah
makassar diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 1
Distribusi Kebersihan Gigi Dan Mulut Anak SD Berdasarkan Jenis Kelamin
Sebelum Penyuluhan
No Kriteria
Jenis Kelamin Keterangan
L P Jumlah Persentas
e
1 Baik 5 6 11 34,375
2 Sedang 9 12 21 65,625
3 Kurang 0 0 0 0
Jumlah 14 18 32 100
Tabel 2
Distribusi Kebersihan Gigi Dan Mulut Anak SD Berdasarkan Jenis Kelamin
Sesudah Penyuluhan
No Kriteria
Jenis Kelamin Keterangan
L P Jumlah Persentas
26
e
1 Baik 5 6 11 34,375
2 Sedang 9 12 21 65,625
3 Kurang 0 0 0 0
Jumlah 14 18 32 100
Tabel 3Distribusi Kebersihan Gigi Dan Mulut Anak SD Secara
Keseluruhan Sebelum Penyuluhan
1. Pembahasan
Penelitian ini dilaksanakan dengan melakukan pemeriksaan langsung
sebelum penyuluhan. Dan melakukan kembali pemeriksaan kebersihan
gigi dan mulut sesudah penyuluhan.
Berdasarkan data yang data yang ditetapkan setelah mengadakan
penelitian pada tabel 2 dan 3, distribusi dan presentase kebersihan gigi
dan mulut yang baik meningkat 16% sedangkan yang mempunyai status
kebersihan giginya kurang menurun 6,25% sesudah penyuluhan.
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa pengetahuan murid SD
mengalami peningkatan sesudah penyuluhan. Hal ini juga dibuktikan oleh
G. Tritana (2001) yang menyatakan kegiatan penyuluhan merupakan
suatu proses belajar yang memiliki karakteristik khusus berupa adanya
perubahan tingkah laku yang relatif menetap dan terbentuk karena adanya
latihan dan pengalaman, dimana perilaku sehat meliputi, pengetahuan
sikap dan keterampilan dalam kaitan dengan kesehatan gigi dan mulut.
27
Faktor kebersihan gigi dan mulut merupakan salah satu faktor yang
terpenting karena dengan memelihara kebersihan gigi dan mulut dapat
mencegah terjadinya penyakit gigi dan mulut. Menilai keberhasilan
penyuluhan dapat dilihat dari adanya perubahan tingkat kebersihan gigi
dan mulut, yang disusun oleh Green dan Vermillion (1960, 1964) dengan
memberikan nilai (skor) adanya plak dan karang gigi yang menempel
permukaan gigi.
Dan pada tabel I yaitu kebersihan gigi dan mulut sebelum dan
sesudah penyuluhan mendapatkan selisih perubahan 0,63. Ini berarti
penyuluhan kesehatan gigi dapat menurunkan indeks plak. Hal ini juga
dibuktikan oleh penelitian Axelson dan Lindhe (1974) demikian juga
penelitian yang dilakukan oleh lightner dkk (1971) menunjukkan hasil
yang hampir sama yaitu terjadi penurunan plak setelah intruksi kebersihan
mulut (D. Simson,2002).
Semakin baik perilaku membersihkan gigi maka semakin baik tingkat
kebersihan gigi, sebaliknya semakin jelek perilaku membersihkan gigi,
semakin jelek pula kebersihan mulutnya, hal ini sesuai dengan pendapat
Taringan yang menyatakan bahwa menggosok gigi yang teratur akan
menyebabkan kondisi rongga mulut semakin bersih dan baik, karena
salah satu mengontrol plak yang dapat mencegah caries.
Faktor yang terpenting dalam usaha menjaga kebersihan mulut adalah
faktor kesadaran dan perilaku pemeliharaan higienis mulut secara
personal karena kegiatannya dilakukan dirumah tanpa pengawasan
siapapun, sepenuhnya tergantung dari pengetahuan pemahaman
28
kesadaran serta kemauan pihak individu untuk menjaga kebersihan
mulutnya.
29
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Pengetahuan murid-murid tentang kesehatan
gigi dan mulut sudah memadai.
2. Murid-murid mempunyai motivasi yang baik
tentang kesehatan gigi.
3. Murid-murid mempunyai perilaku yang baik
terhadap kesehatan gigi.
4. Penyuluhan dan pelatihan sikat gigi yang
diberikan kepada anak- anak sekolah dasar
cukup efektif untuk meningkatkan tingkat
kebersihan gigi dan mulut dan efeknya bisa
bertahan sampai tiga minggu setelah
penyuluhan dan pelatihan dilaksanakan.
1. Saran
2. Untuk meningkatkan pengetahuan murid-murid
tentang kesehatan gigi dan mulut perlu
ditambah frekuensi pendidikan kesehatan gigi
di sekolah.
30
3. Untuk lebih meningkatkan pengetahuan orang
tua tentang kesehatan gigi dan mulut perlu
ditingkatkan penyuluhan kepada orang tua oleh
petugas kesehatan.
4. Dalam melakukan pendidikan kesehatan gigi,
perlu melibatkan guru secara aktif agar
selanjutnya guru mampu memberikan
pendidikan kesehatan gigi dalam memotivasi
murid secara mandiri.
5. Perlunya meningkatkan peran UKGS disekolah
agar lebih memotivasi murid sekolah dalam
kesehatan gigi
6. Perlunya perhatian dari seluruh kalangan baik
orang tua, guru dan terutama petugas
kesehatan akan pentingnya penyuluhan dalam
peningkatan kesehatan gigi dan mulut.
7. Untuk tercapainya derajat kesehatan gigi dan
mulut yang optimal maka upaya promotif
melalui penyuluhan secara intensif dan
berkesinambungan harus terus dilakukan.
8. Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut
harusnya dimulai dari lingkungan keluarga
sendiri.
31
32
DAFTAR PUSTAKA
Gent, B. Van 2000, Andragologie en voorlichting, Proefschrift, Boom, Meppel.
Houwink. B et al,2000 , Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan. Gadjah mada University press anggota IKAPI: Yogyakarta, Indonesia.
http://blogs.unpad.ac.id/kknmbatukaras2010/2010/09/20/kegiatan-2-penyuluhan-kesehatan-gigi-da-mulut/
http://skripsistikes.wordpress.com/2009/05/03/ikpiii107/
http://lib.atmajaya.ac.id/default.aspx?tabID=61&src=a&id=187580
Katus, J, Aspecton van Wetenschapsvoorlichting.Voorlichting, bent. B, Van. J 2001. Sociale en Culture reeks halaman 218-234. Alphen a/d Rijk Brussel.
Machfoedz, Ircham,2005, Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut Anak-Anak dan Ibu Hamil/asmar Yetti Zein, cetakan ke-1: Fitramaya: Yogyakarta.
Mevr. I. Van de Velden-Veldkamp,2000, Perawatan Kesehatan Mulut. Gadjah mada University press anggota IKAPI: Yogyakarta, Indonesia.
Notoatmodjo Soekidjo 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Rineka Cipta, Jakarta.
Reno Rr Pudentiana. E, AMKG, S.Pd 2002. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas; Trans Info Media, Jakarta.
Rouwenhorst. W. Leren gezond te ujn, 2002. Proefchrift, Walters-Nuordhoof b. v., bronifigen.
33
Lampiran 1
TABEL HASIL PEMERIKSAAN INDEKS OHI-S MURID KELAS V SD
DDI PAOTERE KEC. UJUNG TANAH MAKASSAR TAHUN 2011
Sampel
Tingkat Kebersihan Gigi Dan Mulut Berdasarkan OHI-S Selisih
Perubahan
Ket
Sebelum penyuluhan
Sesudah Penyuluhan
1 1,8 1,2 0,52 2,5 2 0,53 2 1,6 0,44 2 1,3 0,75 2,8 2,5 0,36 1 0,8 0,27 2 1,2 0,88 2,6 2 0,69 2,8 2 0,810 2,6 2 0,611 1,2 1 0,212 2 1,2 0,813 2,6 2,6 014 2,2 2 0,215 1,6 1,5 0,116 2 1,6 0,417 2,8 2 0,818 4 2,8 1,219 2 1,5 0,520 1,1 1 0,121 2 2 022 2 1,3 0,723 2,5 2 0,524 2,4 2 0,425 3,3 3 0,326 1,8 1,5 0,327 1,8 1,5 0,328 2 1,2 0,229 1 0,6 0,430 2,7 1,8 0,931 1,5 1,5 0
34
32 1,2 1 0,2
Tabel 2
Presentase Kriteria OHI-S Murid SD Sebelum Penyuluhan
No KriteriaJenis Penelitian
KeteranganL P Jumlah Presentase
1 Baik 2 4 6 18,75
2 Sedang 11 13 24 75
3 Kurang 1 1 2 6,25
Jumlah 14 18 32 100
Tabel 3
Presentase kriteria OHI-S murid SD sesudah penyuluhan
N
o
Kriteria Jenis Kelamin Keterangan
L P Jumlah Presentas
e
1 Baik 5 6 11 34,375
2 Sedang 9 12 21 65,625
3 Kurang 0 0 0 0
Jumlah 14 18 32 100
Top Related