Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) ISSN.2549-836302 Ekonomi PembangunanFakultas Ekonomi dan Bisnis Vol.2 No. 2 Mei 2017 : 248-255
248
KONTRIBUSI PASAR MODAL TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA
Silvira Afrizal1*, Talbani Farlian2 Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Syiah Kuala 1) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, email:
[email protected] 2) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, email :
Abstract
This study aims to analyze the contribution of capital market to economic growth of Indonesia, which can be measured by the Gross Domestic Product (GDP). Capital market variables in this study are Composite Stock Price Index, Corporate Bond and Treasury Bond. The analysis model used in this study is a model of Vector Error correction model (VECM) using quarterly data from 2003: 01 to 2015: 04. The results showed that the capital market variables significantly affect Indonesia's economic growth. Causality test resulted indicated that there was two way relationship between corporate bond and GDP as well as one way relationship between Composite Stock Price Index and GDP. However, there isn’t causality run between treasury bonds and GDP. The estimation results of Vector Error correction model (VECM) also showed that GDP was now significantly positively influenced by Composite Stock Price Index at two previous period, and adversely affected by corporate bond at two previous periods. Keywords: Composite Stock Price Index (CSPI), Corporate Bond, Treasury Bond, Gross
Domestic Product (GDP), Vector Error correction model (VECM).
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kontribusi pasar modal terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, yang dapat diukur melalui Produk Domestik Bruto (PDB). Variabel-variabel pasar modal dalam penelitian ini yaitu Indeks Harga Saham Gabungan, Obligasi Korporasi dan Obligasi Pemerintah. Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Vector Error Corection Model (VECM) dengan menggunakan data kuartalan dari tahun 2003:01 hingga tahun 2015:04. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pasar modal signifikan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hasil uji kausalitas menunjukkan adanya hubungan dua arah antara Obligasi Korporasi dan PDB serta hubungan searah antara variabel IHSG dan PDB, namun Obligasi pemerintah tidak mempunyai hubungan searah maupun dua arah dengan PDB. Hasil estimasi Vector Error Corection Model (VECM) juga menunjukkan bahwa PDB sekarang signifikan secara positif di pengaruhi oleh IHSG 2 periode sebelumnya, dan dipengaruhi secara negatif oleh Obligasi Korporasi 2 periode sebelumnya. Kata Kunci : Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Obligasi Korporasi, Obligasi
Pemerintah, Produk Domestik Bruto (PDB), Vector Error Corection Model (VECM).
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) ISSN.2549-836302 Ekonomi PembangunanFakultas Ekonomi dan Bisnis Vol.2 No. 2 Mei 2017 : 248-255
249
PENDAHULUAN
Ekonomi merupakan fokus utama bagi setiap negara, terjadinya perubahan dalam sektor ekonomi akan memengaruhi berbagai sektor lainnya dalam kehidupan masyarakat. Salah satu indikator yang memengaruhi perekonomian suatu negara adalah investasi. Keberhasilan investor dalam melakukan kegiatan investasi di pengaruhi oleh tingkat suku bunga. Sejalan dengan penelitian Makaryanawati & Ulum (2009), yang menyebutkan bahwa tingkat suku bunga terbukti berpengaruh positif terhadap risiko investasi. Arah pengaruhnya sesuai/konsisten dengan teori yang menyatakan bahwa jika tingkat suku bunga tinggi, maka akan mengakibatkan turunnya investasi. Lusiana. (2012), menyebutkan investasi bagi suatu negara merupakan suatu keharusan atau keniscayaan, investasi merupakan salah satu motor penggerak roda ekonomi agar negara dapat mendorong perkembangan ekonominya selaras dengan tuntutan perkembangan masyarakatnya. Peningkatan pertumbuhan ekonomi tidak terlepas dari perkembangan investasi yang terjadi di pasar modal.
Pasar modal adalah tempat dipertemukannya pembeli dan penjual dana. Menurut Ikhsan (2010), pasar modal dapat dipandang sebagai media yang efektif dalam pembangunan suatu negara, ini dimungkinkan karena pasar modal dapat digunakan sebagai alat untuk menghimpun dana jangka panjang dari para investor yang kemudian dapat di salurkan untuk pembangunan suatu negara.
Keberadaan pasar modal yang kian berkembang, membuktikan bahwa semakin dibutuhkan sebagai bagian dari realisasi pemerintah yang dapat digunakan untuk menutupi defisit APBN. Pasar modal juga dapat memenuhi kebutuhan dana bagi perusahaan untuk menunjang kegiatan produksi serta mendorong pertumbuhan ekonomi.
Perkembangan pasar modal ditujukan untuk menstimulus investasi yang dapat meningkatkan akumulasi kapital di dalam negeri sehingga dapat meningkatkan perekonomian nasional. Modal yang diperoleh dari pasar modal, tentunya dapat meningkatkan modal di dalam negeri (Nugraha, 2007). Peningkatan modal di dalam negeri tentu bisa dimanfaatkan untuk melakukan ekspansi sehingga dapat meningkatkan output nasional, yang selanjutnya akan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Penelitian yang dilakukan oleh Brasoveanu et al. (2008), membuktikan bahwa terdapat kausalitas antara volume surat berharga yang diperdagangkan dipasar modal dengan pertumbuhan ekonomi. Hasil regresi menunjukkan bahwa perkembangan pasar modal mempunyai korelasi positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Rumania. TINJAUAN PUSTAKA Pasar Modal
Secara umum menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006), pasar modal adalah tempat diperjualbelikannya berbagai instrumen keuangan jangka panjang, seperti utang, ekuitas (saham), instrumen derivatif, dan instrumen lainnya. Pasar Modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya. Pasar modal memiliki dua daya tarik yaitu pertama, pasar modal diharapkan akan menjadi alternatif penghimpunan dana selain sistem perbankan; dan kedua, pasar modal memungkinkan para pemodal mempunyai berbagai pilihan investasi yang sama dengan preferensi resiko mereka (Husnan, 2001).
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) ISSN.2549-836302 Ekonomi PembangunanFakultas Ekonomi dan Bisnis Vol.2 No. 2 Mei 2017 : 248-255
250
Investasi
Investasi didefenisikan sebagai penggunaan uang dengan maksud memperoleh penghasilan. Investasi merupakan penanaman modal didalam perusahaan, dengan tujuan agar kekayaan suatu korporasi atau perusahaan bertambah (Anoraga dan Pakarti (2006). Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan dimasa-masa yang akan datang (Sunariyah, 2003). Bursa Efek
Menurut Putra (2002), bursa efek adalah sistem yang terorganisasi dengan mekanisme resmi untuk mempertemukan penjual dan pembeli secara langsung atau melalui wakil-wakilnya Bursa utama di Indonesia di mana transaksi saham dan obligasi dilakukan adalah Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES). Saham
Saham ialah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan status perusahaan, dan pemegang saham memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan (Rusdin, 2006). Indeks Harga Saham Gabungan
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan menunjukkan pergerakan saham secara umum yang tercatat di bursa efek (Anoraga & Pakarti, 2006). Obligasi
Menurut Fahmi (2012), obligasi merupakan suatu surat berharga yang dijual kepada publik, di mana dicantumkan berbagai ketentuan yang menjelaskan berbagai hal seperti nilai nominal, tingkat suku bunga, jangka waktu, nama penerbit dan beberapa ketentuan lainnya yang dijelaskan dalam undang-undang yang disahkan oleh lembaga yang terkait. Terdapat beberapa jenis obligasi diantaranya yaitu Treasury Bond (TB) adalah obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah, seperti departemen keuangan atau bank sentral suatu negara dan Corporate Bond (CB) adalah obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan. Pertumbuhan Ekonomi
Menurut Jhingan (2000), pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak barang ekonomi kepada penduduknya. METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data kuartalan dalam runtun waktu (time series) dari periode 2003:01 – 2015:04 yang bersumber dari website Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) ISSN.2549-836302 Ekonomi PembangunanFakultas Ekonomi dan Bisnis Vol.2 No. 2 Mei 2017 : 248-255
251
Model Analisis Data Dalam penelitian ini model analisis yang digunakan adalah Vector Error Corection
Model (VECM). Model VECM digunakan di dalam VAR non sruktural ketika data time series tidak stasioner pada tingkat level tetapi data tersebut terkointegrasi, sehingga VECM disebut juga sebagai VAR yang terekstriksi. Model VECM merestriksi hubungan perilaku jangka panjang antar variabel yang ada agar konvergen kedalam hubungan kointegrasi tetapi tetap membiarkan adanya perubahan-perubahan dinamis di dalam jangka pendek. Terminologi kointgrasi ini disebut sebagai koreksi kesalahan (error correction) karena jika terjadi deviasi terhadap keseimbangan jangka panjang akan dikoreksi secara bertahap melalui penyesuaian parsial jangka pendek secara bertahap (Widarjono, 2007).
Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah VECM. Variabel-variabel tersebut adalah Produk Domestik Bruto, Indeks Harga Saham Gabungan, Obligasi Pemerintah dan Obligasi Korporasi. Variabel-variabel tersebut dinyatakan dalam bentuk :
PDBnt = ß01 + ∑ ß���� i1IHSG1t-i + ∑ �
��� ß i2 OP2t-i +...+ ∑ ������� nt-1 + e nt.............................. (1)
Dimana : PDBnt = Pertumbuhan Ekonomi IHSGnt = Indeks Harga Saham Gabungan OPnt = Obligasi Pemerintah OKnt = Obligasi Swasta ß01 = Intercept ßi1, ßi2 = Parameter dalam bentuk matriks polinomial ent = error term HASIL PEMBAHASAN Uji Stationeritas
Uji akar unit dilakukan untuk mengetahui apakah suatu variabel stasioner atau tidak stasioner. Pengujian akar-akar unit dilakukan terhadap semua variabel yang digunakan dalam analisis Vector Autoregression (VAR). Pengujian akar unit yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan Phillips-Perron test (PP).
Tabel 1. Hasil Uji Akar Unit Phillips-Perron pada First Difference
Variabel Test critical values: Phillips-Perron test statistic
1% level 5% level 10% level Adj. t-Stat Prob.*
IHSG -3.568308 -2.921175 -2.598551 -5.897324 0.0000 OK -3.568308 -2.921175 -2.598551 -2.598551 0.0000 OP -3.568308 -2.921175 -2.598551 -4.114415 0.0021
PDB -3.568308 -2.921175 -2.598551 -7.266715 0.0000 Sumber: Hasil uji uni root, diolah menggunakan Eviews 9 (2016)
Berdasarkan Tabel 1. Hasil uji Phillips-Perron pada tingkat at Level semua variabel yang diteliti tidak ada yang stasioner. Oleh karena itu dilakukan uji stasioner Phillips-Perron pada tingkat first difference, hasilnya menunjukkan bahwa nilai absolut statistik Phillips-Perron variabel Indeks Harga Saham Gabungan, Obligasi Korporasi, Obligasi Pemerintah dan Produk
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) ISSN.2549-836302 Ekonomi PembangunanFakultas Ekonomi dan Bisnis Vol.2 No. 2 Mei 2017 : 248-255
252
Domestik Bruto lebih besar dari nilai kritis Mackinnon nya, maka dengan demikian semua variabel tersebut sudah stasioner pada first difference. Hasil Uji Kausalitas
Uji Granger Causality dilakukan untuk mengetahui hubungan kausalitas atau sebab akibat antar variabel dalam penelitian yaitu Indeks Harga Saham Gabungan, Obligasi Korporasi, Obligasi Pemerintah dan Produk Domestik Bruto. Penggunaan jumlah lag dianjurkan saat pengujian kausalitas dalam waktu yang lebih lama, agar sesuai dengan dugaan terjadinya kausalitas. Apabila terdapat hubungan kausalitas maka hipotesis Ha diterima dengan nilai probabilitas harus lebih kecil dari 0.05 dan apabila tidak terdapat kausalitas hipotesis Ho ditolak
Tabel 2. Hasil Uji Kausalitas Null Hypothesis: Obs F-Statistic Prob.
DIF_PDB does not Granger Cause DIF_IHSG 49
1.35060 0.2696
DIF_IHSG does not Granger Cause DIF_PDB 4.93068 0.0117
DIF_PDB does not Granger Cause DIF_OK 49
3.80267 0.0300
DIF_OK does not Granger Cause DIF_PDB 4.69662 0.0142
DIF_PDB does not Granger Cause DIF_OP 49
0.46269 0.6326
DIF_OP does not Granger Cause DIF_PDB 0.04119 0.9597
Sumber: Hasil uji Granger Causality , diolah menggunakan Eviews 9 (2016)
Berdasarkan Tabel 2. Hasil uji kausalitas menunjukkan bahwa terdapat hubungan satu arah antara variabel IHSG dan PDB, yaitu IHSG mempengaruhi PDB. Hubungan ini dapat dilihat dari nilai probability sebesar 0,0117 yang berarti hipotesis Ha diterima dan hipotesis Ho ditolak. Variabel Obligasi Korporasi dan PDB mempunyai hubungan dua arah, dimana Obligasi Korporasi mempengaruhi PDB dengan nilai probabilitas 0.0142 dan PDB mempengaruhi Obligasi Korporasi dengan niali probabilitas sebesar 0.0300 yang berarti hipotesis Ha diterima. Sedangkan Obligasi Pemerintah tidak memiliki hubungan searah maupun dua arah dalam penelitian ini karena nilai probabilitas lebih besar dari 0.05 yang artinya hipotesis Ho ditolak. Hasil Estimasi VECM
Tabel 3 menunjukkan hasil regresi Vector Error Correction Model untuk variabel Indeks Harga Saham Gabungan, Obligasi Korporasi, Obligasi Pemerintah dan Produk Domestik Bruto.
Tabel 3. Hasil estimasi model VECM
Variabel Koefisien Standar Error t-Statistik Variabel
D(DIF_IHSG) -0.280042 (0.15159) [-1.84740] D(DIF_IHSG(-2))
D(DIF_OK) -0.272633 (0.15696) [-1.73692] D(DIF_OK(-1))
D(DIF_OP) -0.757561 (0.15802) [-4.79411] D(DIF_OP(-1))
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) ISSN.2549-836302 Ekonomi PembangunanFakultas Ekonomi dan Bisnis Vol.2 No. 2 Mei 2017 : 248-255
253
D(DIF_PDB) 130.4983 -3383.544 -0.359727
(33.8331) (1897.40) (0.17114)
[ 3.85711] [-1.78325] [-2.10199]
D(DIF_IHSG(-2)) D(DIF_OK(-2))
D(DIF_PDB(-2)) Sumber: Hasil estimasi model VECM, diolah menggunakan Eviews 9 (2016)
Berdasarkan Tabel 3. Hasil estimasi model VECM menjelaskan bahwa IHSG saat ini signifikan secara negatif di pengaruhi oleh IHSG 2 periode sebelumnya dengan nilai t-Statistik -1,85, begitu juga dengan Obligasi Korporasi dan Obligasi Pemerintah sekarang signifikan secara negatif dipengaruhi oleh variabel itu sendiri 1 periode sebelumnya dengan t-Statistik masing-masing -1,73 dan -4,80. Selanjutnya PDB sekarang signifikan secara positif di pengaruhi oleh IHSG 2 periode sebelumnya dengan t-Statistik , dan signifikan secara negatif dipengaruhi oleh Obligasi Korporasi dan PDB 2 periode sebelumnya dengan t-Statistik masing-masing -1,78 dan -2,10.
Hasil Impluse Response
Analisis Impulse Response Function (IRF) dilakukan untuk melihat respon setiap variabel dalam jangka panjang apabila terjadi shock (guncangan) tertentu sebesar satu standar deviasi pada setiap persamaan. IRF melacak dampak dari satu kali shock pada satu inovasi nilai sekarang dan yang akan datang pada variabel endogen. Jika inovasi tersebut tidak berhubungan sementara maka interpretasi dari IRF akan tetap. Terdapat 6 grafik hasil uji Impulse Response variabel pasar modal yaitu IHSG, Obligasi Korporasi dan Obligasi Pemerintah yang memberikan respon terhadap Produk Domestik Bruto.
Gambar 1. Hasil Impluse Response
-40,000
-20,000
0
20,000
40,000
60,000
80,000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Response of DIF_PDB to DIF_IHSG
-200
-100
0
100
200
300
400
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Response of DIF_IHSG to DIF_PDB
-5
0
5
10
15
20
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Response of DIF_OP to DIF_PDB
-40,000
-20,000
0
20,000
40,000
60,000
80,000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Response of DIF_PDB to DIF_OK
-2
-1
0
1
2
3
4
5
6
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Response of DIF_OK to DIF_PDB
-40,000
-20,000
0
20,000
40,000
60,000
80,000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Response of DIF_PDB to DIF_OP
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) ISSN.2549-836302 Ekonomi PembangunanFakultas Ekonomi dan Bisnis Vol.2 No. 2 Mei 2017 : 248-255
254
Gambar pertama menjelaskan respon Produk Domestik Bruto karena adanya shock variabel Indeks Harga Saham Gabungan. Adanya shock variabel Indeks Harga Saham Gabungan menyebabkan turunya Produk Domestik Bruto selama dua periode, selanjutnya pada periode ketiga Produk Domestik Bruto merespon secara positif dan terus berfuktuasi sampai periode ke 10. Hal ini membuktikan bahwa jika harga-harga saham jatuh maka tingkat produktivitas perusahaan juga ikut menurun yang akan menyebabkaan perekonomian ikut menurun. Pada gambar kedua, ketika Obligasi Pemerintah mengalami shock Produk Domestik Bruto merespon secara negatif diawal periode, selanjutnya pada periode kedua dan ketiga Produk Domestik Bruto mersponnya secara negatif dan begitu selanjutnya sampai peiode ke 10. Gambar ketiga menunjukkan ketika Obligasi Korporasi mengalami shock maka Produk Domestik Bruto merespon secara positif diawal periode, dan hanya pada periode ketiga Produk Domestik Bruto merspon secara negatif. Hal ini membuktikan bahwa banyaknya Obligasi Pemerintah yang dikeluarkan pemerintah baik Surat Utang Negara (SUN) ataupun Obligasi Ritel Indonesia (ORI) direspon positif oleh Produk Domestik Bruto karena tujuan diterbitkannya Obligasi Pemerintah sebagai alternatif pembiayaan bagi pemerintah untuk keperluan di sektor infrastruktur dan sektor-sektor lainnya serta menutupi defisit APBN Indonesia dan menambah kas negara dalam jangka pendek. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah di analisa maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu:
1. Variabel pasar modal yang terdiri dari IHSG, Obligasi Korporasi, Obligasi Pemerintah dan PDB memiliki hubungan jangka panjang. Hasil estimasi VECM menunjukkan bahwa dalam jangka panjang variabel dari pasar modal yang paling besar memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dapat diukur melalui PDB adalah Obligasi Korporasi dan IHSG.
2. Hasil uji kausalitas menunjukkan bahwa variabel Obligasi Korporasi memiliki hubungan dua arah dengan PDB. Hal ini menunjukkan bahwa tambahan modal dari penjualan obligasi ke investor digunakan untuk memperbesar produktivitas perusahaan yang pada akhirnya menunjang pertumbuhan ekonomi. Dengan PDB yang tinggi menumbuhkan rasa kepercayaan investor-investor baik domestik maupun asing untuk menanamkan modalnya ke Indonesia
Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka saran yang dapat
diberikan oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1. Sektor keamanan dan politik dalam negeri juga perlu ditingkatkan, karena hal ini sangat
berpengaruh pada tingkat kepercayaan investor yang masuk ke Indonesia dalam melakukan kegiatan investasi di pasar modal.
2. Bagi peneliti yang ingin melanjutkan penelitian ini, sebaiknya menganalisis tentang pengaruh pasar modal terhadap variabel makroekonomi lainnya seperti nilai tukar, inflasi, utang luar negeri, neraca pembayaran, suku bunga, dan dapat menambah variabel sukuk pada instrumen pasar modal.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) ISSN.2549-836302 Ekonomi PembangunanFakultas Ekonomi dan Bisnis Vol.2 No. 2 Mei 2017 : 248-255
255
DAFTAR PUSTAKA Anoraga, P., & Pakarti, P. (2006). Pengantar Pasar Modal. Jakarta: Rineka Cipta. Brasoveanu, L. O., Dragota, V., Catarama, D., & Semenscu, A. (2008). Correlations between
capital market development and economic growth : the case of Romania. Journal of Applied Quantitative Methods.
Darmadji, T., & Fakhruddin, H. M. (2006). Pasar Modal di Indonesia. Pendekatan Tanya Jawab
. Jakarta : Salemba Empat. Fahmi, I. (2012). Pengantar Pasar Modal . Bandung: Alfabeta. Ikhsan, M. (2010). Analisis pengaruh tingkat bunga SBI, kurs dollar AS, pertumbuhan ekonomi
Indonesia dan pertumbuhan ekonomi AS terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG). Skripsi.
Jhingan. (2000). Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta : LPFE. Universitas
Indonesia . Lusiana. (2012). Usaha penanaman modal di Indonesia . Jakarta : PT Rajagrafindo Persada. Makaryanawati, & Ulum, M. (2009). Pengaruh tingkat suku bunga dan tingkat likuiditas
perusahaan terhadap risiko investasi saham yang terdaftar pada Jakarta Islamic Index . Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang, 12.
Nugraha, G. P. (2007). Analisis pengaruh perkembangan pasar modal terhadap pertumbuhan
ekonomi Indonesia. Putra, E. D. (2002). Berburu Uang di Pasar Modal . Semarang : Effhar dan Dahara Prize. Rusdin. (2006). Pasar Modal : Teori Masalah, Kebijakan dalam Praktek . Jakarta: Alfabeta. Sunariyah. (2003). Pengantar Pengetahuan Pasar Modal . Yogyakarta. Widarjono, A. (2007). Ekonometrika Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Ekonisia.
Top Related