KIAT-KIAT GURU DALAM MENERAPKAN PAIKEM
PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS 2
MADRASAH IBTIDAIYAH DI KOTA SALATIGA
TAHUN AJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
OLEH :
DAUD EKO SAPUTRO
NIM 11508016
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
(PGMI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
2013
ii
DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323 706, 323 433 Salatiga 50721
Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail : [email protected]
NOTA PEMBIMBING Lamp : 3 eksemplar Hal : Naskah skripsi
Saudara Daud Eko Saputro Kepada
Yth. Ketua STAIN Salatiga
di Salatiga
Assalamualaikum. Wr. Wb. Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama
ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara :
Nama : Daud Eko Saputro
NIM : 11508016
Jurusan / Progdi : Tarbiyah / PGMI
Judul : KIA-KIAT GURU DALAM MENERAPKAN
PAIKEM PADA PEMBELAJARAN
MATEMATIKA KELAS 2 MADRASAH
IBTIDAIYAH DIKOTA SALATIGA TAHUN
AJARAN 2011/2012
Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut diatas supaya segera
dimunaqosyahkan.
Demikian agar menjadi perhatian.
Wassalamualaikum. Wr. Wb.
Salatiga,19 Februari 2013
Pembimbing,
Drs. H . A . Sultoni, M.Pd NIP. 196811041998031001
SKRIPSI
iii
KIAT-KIAT GURU DALAM MENERAPKAN PAIKEM PADA
PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS 2 MADRASAH IBTIDAIYAH DI
KOTA SALATIGA TAHUN AJARAN 2011/2012
DISUSUN OLEH
DAUD EKO SAPUTRO
NIM : 11508016
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga,
Pada hari, Rabu , tanggal 10, April, 2013 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 (S.Pd i)
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : Suwardi, M.Pd
Sekretaris penguji : M. Hafidz, M.Ag
Penguji I : Jaka Siswanta, M.Pd
Penguji II : Budiyono Saputro, M.Pd
Penguji III : Drs. H. Ahmadd Sultoni, M.Pd
Salatiga, 10 April 2013
Ketua STAIN Salatiga
Dr. Imam Sutomo, M.Ag
NIP. 1958027 198303 1002
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Daud Eko Saputro
NIM : 11508016
Jurusan : Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGM)
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar karya saya sendiri, bukan
jiplakan dari karya orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam
skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 10 April
2013
Yang Menyatakan
Daud Eko Saputro
11508016
v
MOTTO
) (
Artinya: Kamu sekalian adalah pemimpin dan akan dimintai
pertanggung jawabannya mengenai orang yang dipimpinnya. (H.R. Bukhari Muslim)
vi
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karyaku ini untuk,
Ayahanda Sutiyo dan Ibunda fatimah,
dua insan mulia yang dengan cinta dan kasihnya aku memiliki
serta Adikku Dwi Lestari & Rika Wulandari
yang selalu menyayangiku dan memberikan motivasi semangat, Bapak
Kardjan & Umi Samiasih yang selalu membimbingku, Keluarga besar
Bapak Suudi yang selalu membimbingku,
Kekasihku yang selalu mengisi hari-hariku dalam kedamaian dengan
cinta, kasih, dan senyuman yang membuat damainya suasana hati
Kawan-kawanku semua yang ada di Salatiga,
dan seluruh pihak yang tak mungkin kusebut satu persatu.
vii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Alhamdulillahi Robbil Aalamiien, segala puji hanya bagi Allah
SWT, karena berkat rahmat dan inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini. Shalawat dan salam penulis haturkan kepada junjungan
Nabiyulloh Agung Muhammad SAW, pembawa risalah kebenaran, penunjuk
arah dari dunia penuh kegelapan, kedholiman, kepada dunia terang benderang,
penuh hidayah dan berkah. Semoga dengan shalawat ini, penulis memperoleh
syafaat beliau dari dunia sampai yaumil qiyamah. Amin.
Alhamdulillah, dengan rasa syukur penulis skripsi dengan judul
Kiat-Kiat Guru Dalam Menerapkan Paikem Pada Pembelajaran Matematika
Kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah di Kota Salatiga ini telah selesai. Skripsi ini
merupakan salah satu guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam pada
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Hasil karya ini tidak lepas
dari peran dan bantuan segala pihak yang dengan tulus tanpa pamrih
memperlancar penulisan ini. Kesempatan yang baik, penulis gunakan sebagai
sarana menghaturkan ucapan terima kasih yang tulus kepada:
1. Bapak. Dr. Imam Sutomo, M. Ag. Selaku Ketua STAIN Salatiga.
2. Bapak. Suwardi M, Pd. selaku Ketua Jurusan Tarbiyah.
3. Bapak. Drs. Sumarno Widjadipa, M. Pd selaku Ketua Program Studi PGMI.
4. Bapak Drs. H . Ahmad Sulthoni M, Pd Selaku Pembimbing yang telah meluangkan
waktunya semata-mata untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam
menyusun hingga terselesaikannya Skripsi ini.
viii
5. Bapak Sudiyanto, S.H selaku Kepala dan Staf Perpustakaan Kampus 1 STAIN
Salatiga dan Perpustakaan Syariah Kampus 2 STAIN Salatiga.
6. Bapak Drs. H . Abdul Basith M, Pdi sebagai Kepala Madrasah Ibtidaiyah Maaref
Pulutan, Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga.
7. Bapak Zulfa Anturida S. Pd sebagai Kepala Madrasah Ibtidaiyah Asas Islam
Kalibeneng, Kecamatan Tingkir Kota Salatiga.
8. Bapak Agus Rahmad Yuanta S,Pd sebagai Kepala Madrasah Ibtidaiyah Negeri
Kecandran, Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga.
9. Bapak Khaeroni S, Pdi sebagai Kepala Madrasah Ibtidaiyah Maarif Global,
Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga
10. Ayah Sutiyo, Ibu fatimah, serta adik Dwi Lestari dan Rika Wulandari yang tercinta
dan tersayang, yang senantiasa mendoakan, dan memotivasi dengan tulus dan
ikhlas.
Terima kasih kepada semua pihak atas bantuannya, penulis hanya
bisa berdoa semoga Allah SWT membalas amal baik semua pihak yang telah
membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Selanjutnya, penulis menyadari
bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan.
Maka dari itu saran dan kritik yang konstruktif senantiasa penulis harapkan.
Akhirnya penulis berharap, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi
siapa saja yang membaca.
Wassalamualaikum Wr. Wb
ix
ABSTRAK
Saputro, Daud Eko. 2012. Kiat-kiat Guru Dalam Menerapkan Paikem Pada Pembelajaran Matematika Kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah di Kota Salatiga .Skripsi .Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing: Drs. H .Ahmad Sultoni, M.Pd.
Kata kunci: Kiat-kiat Guru, Paikem, Pembelajaran Matematika
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan model pembelajaran PAIKEM (pembelajaran aktif inovatif kreatif efektif dan menyenangkan) dan faktor-faktor yang mendukung dan menghambat diterapkannya model PAIKEM dalam pembelajaran Matematika di Madrasah Ibtidaiyah di kota Salatiga. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi pemikiran bagi penelitian serupa yang membahas tentang PAIKEM.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang mengambil latar di Madrasah Ibtidaiyah di Kota Salatiga. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, interview dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan teknik deskriptif analitik, yaitu teknik analisa data dengan menuturkan, menafsirkan serta mengklarifikasikan dan membandingkan fenomena-fenomena.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan diketahui bahwa penerapan pembelajaran aktif inovatif kreatif efektif dan menyenangkan berlangsung sangat baik. Hal ini tercermin dari; 1) Aktivitas Guru, yakni dalam menyampaikan pelajaran Matematika kepada siswa guru menggunakan berbagai cara, metode dan tehnik untuk mengembangkan, memaksimalkan, dan mengaktifkan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar, baik aktif fisik maupun aktif mental. 2) Aktifitas Peserta Didik: dalam pembelajaran Matematika Madrasah Ibtidaiyah di Kota Salatiga setiap peserta didik terlibat aktif dalam pelajaran khususnya Matematika karena peserta didik lebih merasa tertarik dengan guru pada semester sekarang dibandingkan dengan guru pada semester lalu. Keaktifan peserta didik ini tidak hanya terbatas pada keaktifan fisik seperti sibuk bekerja dan bergerak. Tetapi juga keaktifan mental seperti sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain dan mengungkapkan gagasan. kiat-kiat yang dilakukan atau diterapkan oleh guru dalam menerapkan metode PAIKEM pada pembelajaran matematika kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah di Kota Salatiga sebagai berikut: a) Guru harus menguasai materi yang akan disampaikan.b)Saat menyampaikan materi menggunakan metode yang bisa membangkitkan semangat siswa untuk belajar.c)Memberikan motifasi pada materi yang akan disampaikan.d) Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok. Faktor-faktor yang mendukung diterapkannya model pembelajaran PAIKEM ini diantaranya adalah terciptanya program kelompok belajar seminggu dua kali dengan bimbingan dari guru-guru Madrasah Ibtidaiyah. Sedangkan faktor-faktor yang menghambat diantaranya yaitu kesulitan siswa dalam memehami materi dan media atau alat peraga yang kurang memadai.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .............................................. iv
MOTTO ............................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR............................................................................................. vii
ABSTRAK ............................................................................................................. viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .................................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 6
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 7
E. Penegasan Istilah ................................................................................. 8
F. Metode Penelitian ................................................................................ 13
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ................................................. 13
2. Kehadiran Peneliti....................................................................... 13
3. Lokasi Penelitian ........................................................................ 14
4. Sumber Data .............................................................................. 14
5. Proses Pengumpulan Data .......................................................... 15
6. Analisis Data ............................................................................. 17
7. Rencana Pengujian Keabsahan Data ........................................... 19
8. Tahap-tahap Penelitian ................................................................ 21
G. Sistematika Penulisan .......................................................................... 22
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Guru .................................................................................................... 24
1. Pengertian Guru ............................................................................. 24
2. Tanggung Jawab Guru ................................................................... 25
3. Kiat-kiat Guru ............... ................................................................. 25
xi
B. Metode Paikem ................................................................................... 28
1. Penjelasan Paikem ......................................................................... 28
2. Penjabaran Paikem ......................................................................... 30
a. Pembelajaran Aktif ................................................................. 30
b. Pembelajaran Inovatif ............................................................. 32
c. Pembelajaran Kreatif ............................................................... 33
d. Pembelajaran Evektif .............................................................. 33
e. Pembelajaran Menyenangkan .................................................. 34
3. Langkah Penerapan Paikem ........................................................... 34
a. Penerapan Paikem Dalam Proses Pembelajaran ....................... 34
4. Kelebihan dan kelemahan metode PAIKEM .................................. 35
C. Mapel Matematika ............................................................................... 37
D. Penerapan PAIKEM pada Matematika .................................................. 39
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Kondisi Umum Madrasah Ibtidaiyah di Kota Salatiga ......................... 42
1. Madrasah Ibtidaiyah Maarif Global ............................................... 42
2. Madrasah Ibtidaiyah Asas Islam Kalibeneng .................................. 45
3. Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kecandran ........................................ 48
4. Madrasah Ibtidaiyah Maarif Pulutan ............................................. 51
B. Paparan Data Penelitian Tentang Penerapan Paikem ............................ 54
1. Sistem penerapan metode Paikem .................................................. 55
2. Kondisi Prestasi Matematika Sebelum Penerapan Paikem ............. 57
3. Alasan Penerapan Paikem ............................................................. 58
4. Kapan Mulai diterapkan Paikem .................................................... 59
5. Bagaimanakah Penerapanya .......................................................... 59
6. Contoh Peneran Paikem ................................................................ 60
7. Kendala Dalam Penerapan Paikem ................................................ 61
8. Cara Mengatasi Kendala Paikem.................................................... 62
9. Fasilitas Sekolah yang Mendukung Paikem ................................... 63
10. Nilai Positif Penerapan Paikem Dari Pandangan Guru, Siswa, dan
Kepala Sekolah ........................................................................... 64
C. Hasil Penerapan Paikem Pada Pembelajaran Matematika Madrasah
Ibtidaiyah di Kota Salatiga .................................................................. 65
xii
D. Faktor-faktor yang Mendukung Dan Menghambat Pelaksanaan Paikem Pada
Pembelajaran Matematika .................................................................... 70
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Aplikasi Atau Penerapan Model Pembelajaran PAIKEM Dalam Proses
Belajar Mengajar Matapelajaran Matematika ....................................... 73
B. Kendala Yang di Hadapi Guru Dalam Menerapkan PAIKEM ............... 76
C. Kiat-kiat Guru dalam Menerapkan Paikem Pada Pembelajaran matematika 79
D. Faktor-faktor yang mendukung dan penghambat dalam proses penerapan
PAIKEM pada pembelajaran matematika kelas II Madrasah Ibtidaiyah di
Kota Salatiga ....................................................................................... 81
BAB V PENUTUP
A. Kempulan............................................................................................. 82
B. Saran .................................................................................................... 86
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
BAB II
Tabel 2 . 1 Sinteks PAIKEM dengan setting pembelajaran langsung dan pembelajaran kooperatif.
BAB III
Tabel 3 . 1 Nilai raport Matematika Madrasah Ibtidaiyah Maarif Pulutan
Tabel 3 . 2 Nilai raport Matematika Madrasah ibtidaiyah Negeri Kecandran
Tabel 3 . 3 Nilai raport Matematika Madrasah Ibtidaiyah Asas Islam Kalibening
Tabel 3 . 4 Nilai raport Matematika Madrasah Ibtidaiyah Maarif Global
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATARBELAKANG
Proses belajar mengajar matematika yang berlangsung saat ini
banyak menyebabkan siswa yang mengalami kendala dalampenguasaan
materi. Salah satunya penyebabnya adalah kesalahan guru dalam
menerapkan strategi atau proses pengajaran, sehingga prestasi siswa rendah.
Matematika sebagai induk dari berbagai cabang ilmu harus
dilaksanakan dengan baik, apalagi matematika oleh sebagian siswa
dianggap pelajaran yang sulit dan momok yang menakutkan sehingga siswa
kurang tertarik mengikuti pelajaran matematika.
Keberhasilan pembelajaran matematika dipengaruhi oleh ketepatan
guru dalam mengelola kelas diantaranya ketetapan dalam memilih strategi,
metode, dan pendekatan pembelajaran sehingga proses pembelajaran guru
serta siswa terlibat aktif. Apabila dalam proses pembelajaran ditemukan
adanya siswa yang tidak mampu menyerap materi maka akan segera
diketahui oleh guru dan guru akan segera mencari jalan penyelesaianya
dengan memberikan bimbingan dan latihan.
Beberapa guru yang handal sangatlah kharismatik, sementara ada
juga guru yang efektif bersifat emosional. Guru yang efektif melibatkan
siswa dalam pembelajaran aktif, debat, diskusi, penelitian dan semua hal
yang berkaitan dengan proses belajar mengajar. Seorang guru juga selalu
2
memberikan umpan balikyang membantu siswa untuk berkembang
sekaligus memperbaiki tugas yang sesui dengan standar pendidikan. Dalam
sutu proses pengajaran seorang guru harus bisa membimbing siswa atau
peserta didik untuk mampu menguasai materi yang sedang di ajarkan.
Dalam proses belajar mengajar itu sangat kompleks dan beragam
pengetahuan tentang pengajaran, pembelajaran, dan materi yang akan di
ajarkan itu sangat berkaitan satu sama lain. Sebagai seorang yang
profesional, seorang guru mempunyai komitmen untuk belajar apa yang
belum mereka ketahui agar para siswa dapat berhasil dalam proses
pemelajaran.
Pengajar atau seorang guru dalam situasi apapun tetap dinilai oleh
warga masyarakat sebagai pemberi inspirasi, penggerak, dan pelatih dalam
penguasaan kecakapan tertentu bagi sesama,khususnya bagi para siswa agar
mereka siap untuk membangun lingkungan hidup beserta sosialnya.dapat
dipastikan guru yangsemakin bermutu semakin besar sumbangannya bagi
perkembangan diri siswa dan perkembangan masyarakatnya. Guru yang
bermutu mampu berperan sebagai pemimpin diantara kelompok siswanya
dan juga diantara sesamanya ia juga mampu berperan sebagai pendukung
serta penyebar nilai-nilai luhur yang diyakininya dan sekaligus sebagai
teladan bagi siswa serta lingkungan sosialnya dan secara mendasar guru
yang bermutu tersebut juga giat mencari kemajuan dalam meningkatkan
kecakapan diri dalam berkarya dan dalam pengapdian sosialnya (Samana,
2003: 14)
3
Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama tenologi
informasi menyebabkan arus informasi menjadi cepat dan tanpa batas. Hal
ini bedampak langsung pada berbagai bidang kehidupan, tanpa terkecuali
bidang pendidikan. Lembaga pendidikan sebagai bagian dari sistem
kehidupan telah berupaya mengembangkan stuktur kurikulum, sistem
pendidikan, dan metode pembelajaran yang efektif dan efisien untuk
meningkatkan sumberdaya manusia yang berkualitas (Sudjatmiko,2003).
Untuk menghadapi perubahan tersebut dibutuhkan pendidikan yang
memberikan kecakapan hidup, yaitu memberikan ketrampilan dan keahlian
dengan kopetensi tinggi. demikian nantinya peserta didik diharapkan dapat
bertahan dalam suasana yang akan selalu berubah dan
berkembang.Pendidikan merupakan kunci untuk semua kemajuan dan
perkembangan yang berkualitas, sebab dengan pendidikan manusia dapat
mewujudkan semua potensi dirinya baik sebagai pribadi maupun sebagai
warga masarakat. Kualitas dan hasil belajar mengajar menunjukan bahwa
interaksi antara siswa dan sumber belajar seperti dengan guru dan
lingkungan, tidak berjalan dengan efektif sehingga hasil belajar yang
dicapai tidak optimal. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran diupaykan
agar lingkungan belajar dapat mendukung pembelajaran efektif dan berpusat
pada siswa. Pembelajaran dengan pendekatan lingkungan dalam artian
bahwa potensi dan karakteristik wilayah/daerah akan digali dan
dimanfaatkan oleh siswa sebagai sarana pembelajaran, dan selanjutna akan
menghapus kejenuhan dn menciptakan peserta didik berkreasi berfikir.
4
Model dan metode mengajar adalah suatu pengetahuan tentang cara-
cara mengajar yang dipergunakan oleh guru agar materi pelajaran dapat
ditangkap, dipahami dan digunakan dengan baik oleh siswa. Metode
mengajar yang digunakan hendaknya metode yang dapat memotivasi siswa
agar mampu menggunakan pengetahuannya untuk memecahkan suatu
masalah yang dihadapi ataupun untuk tujuan agar siswa mampu berfikir dan
mengemukakan pendapatnya sendiri dalam mengatasi masalah.
Pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan
(PAIKEM), adalah sebuah model pembelajaran yang memungkinkan
peserta didik melakukan kegiatan (proses belajar) yang beragam untuk
mengembangkan ketrampilan, sikap, dan pemahaman sebagai sumber dn
alat belajar termasuk pemanfaatan lingkungan supay pembelajaran lebih
menarik, menyenangkan dan efektif.
PP No. 19 tahun 2005 BAB IV pasal 19 ayat 1 menyatakan bahwa
proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspirtif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
keatifitas dan kemandirian sesua dengan bakat, minat, dan perkembangan
fisik serta psikologis peserta didik. Hal tersebut merupakan bahwa guru
perlu menyelenggarakan pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, efektif
dan menyenangkan (PAIKEM).
Dalam hal ini sangat penting penerpan pembelajaran yang aktif,
kreatif, inovatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM), Dalam
5
pambelajaran matematika karena siswa cenderung sulit dalam menguasai
materi ataupun dalam proses pengajaran. Dengan penerapan PAIKEM
diharapkan siswa atau peserta didik lebih mudah dalam memahami materi
pelajaran matematika. Karena seringkali matapelajaran matematika
dianggap sebagai momok yang menakutkan bagi peserta didik. Dengan
demikian diharapkan seorang pengajar atau guru mampu menguasai kiat-
kiat pengajaran PAIKEM agar peserta didik lebih mudah menguasai
pelajarn matematika dengan mudah dan menyenangkan.
Dari uraian pembelajarn aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan
(PAIKEM) harus diwujudkan di kelas karena dasar hukumnya sudah jelas
yaitu peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional
pendidikan. Permasalahanya adalah bagaimana kreatifitas dan inovasi guru
dalam menciptakan suasana kelas agar siswa belajar, yang pada dasarnya
belajar adalah memproduksi gagasan atau membangun makna baru dari
pengetahuan awal yang sudah dimiliki siswa. Siswa sebagai subjek belajar
tidak mengkonsumsi gagasan dalam proses pembelajaran yang difasilitasi
oleh guru. Guru sebagai fasilitator hendaknya dapat memfasilitasi
terwujudnya pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan (PAIKEM). Dengan demikian seorang guru atau pengajar
diharapkan mampu mengatasi kesulitan belajar siswa terutama
matapelajaran matematika dengan menggunakan penerapan PAIKEM.
Berdasarkan munculnya masalah diatas, seorang guru hendaknya
dapat menghidupkan suasana belajar yang menyenangkan sehingga siswa
6
mampu menguasai materi matematika. Berdasarkan latarbelakang itulah
penulis terdorong melakukan penelitian dengan mengangkat judul, kiat-
kiat guru dalam menerapkan paikem pada pembelajaran matematika siswa
kelas II MI di KOTA SALATIGA tahun ajaran 2011/2012.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian dalam latar belakang permasalahan diatas, maka
dalam penelitiam ini ada beberapa rumusan permasalahan antara lain:
1. Bagaimana penerapan model pembelajaran PAIKEM dalam proses
belajar mengajar matapelajaran matematika kelas 2 Madrasah
Ibtidaiyah di Kota Salatiga Tahun Ajaran 2011/2012?
2. Apa kendala yang dihadapi guru dalam menerapkan PAIKEM di
Madrasah Ibtidaiyah Kota Salatiga Tahun Ajaran 2011/2012?
3. Bagaimanakah kiat-kiat guru dalam menerapkan PAIKEM pada mata
pelajaran matematika kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah di Kota Salatiga
Tahun Ajaran 2011/2012?
4. Apa faktor pendukung penerapan PAIKEM dalam mapel Matematika
kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah di Kota Salatiga Tahun Ajaran 2011/2012?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran PAIKEM dalam
proses belajar mengajar matapelajaran matematika kelas 2 Madrasah
Ibtidaiyah di Kota Salatiga Tahun Ajaran 2011/2012.
7
2. Untuk mengetahui kendala dalam penerapan PAIKEM di Madrasah
Ibtidaiyah di Kota Salatiga Tahun Ajaran 2011/2012.
3. Untuk mengetahui kiat-kiat guru dalam menerapkan PAIKEM pada
mapel matematika kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah di Kota Salatiga Tahun
Ajaran 2011/2012.
4. Untuk mengetahui faktor pendukung dalam menerapkan PAIKEM pada
mapel Matematika kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah di Kota Salatiga Tahun
Ajaran 2011/2012.
D. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara
teoritis maupun praktis.
Adapun manfat tersebut sebagai berikut :
1. Manfaat teoritis
Dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam pendidikan tentang
penerapan motode PAIKEM dalam meningkatkan hasil belajar siswa
khususnya mata pelajaran Matematika dan sebagai bahan pengembangan
dan kajian terhadap teori-teori belajar serta sebagai masukan dan dasar
pemikiran guru dan calon guru untuk dapat memilih metode yang tepat
dalam kegiatan belajar mengajar sesuai dengan pokok bahasan yang
dibahas.
8
2. Manfaat praktis
a. Bagi peneliti
Sebagai wahana dalam menerapkan ilmu yang telah didapatkan
berkaitan dengan penelitian yang dilakukan sehingga bisa digunakan
sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya yang lebih mrndalam.
b. Bagi institusi pendidikan
Sebagai sumber tambahan wawasan dan bahan masukan kepada
lembaga pendidikan untuk lebih memperhatikan kualitas pendidikan.
c. Bagi tenaga pengajar atau guru MI
Sebagai masukan bagi tenaga pengajar atau guru MI agar lebih kreatif
dalam melakukan proses belajar mengajar dengan menerapkan
PAIKEM dalam setiap pengajaran.
d. Bagi masyarakat
Sebagai wacana untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang
proses belajar mengajar dengan menerapkan PAIKEM.
E. PENEGASAN ISTILAH
1. Kiat-kiat Guru
Kiat-kiat guru yang dimaksud dalam tulisan ini adalah sistem,
cara kerja, model dan metode yang digunakan pihak sekolah
(khususnya guru pembimbing di Madrasah Ibtidaiyah di Kota
9
Salatiga) dalam upaya menerapkan metode PAIKEM pada
pembelajaran matematika di Madrasah.
Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan
belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat
kemampuan siswa. Menyenangkan adalah suasana belajar-
mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan
perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah
perhatiannya tinggi. Menurut peneliti, tingginya waktu curah
terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan
menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak
efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa
setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran
memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika
pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif,
maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa.
Learning is fun merupakan kunci yang diterapkan dalam
pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah menanamkan hal ini di
pikirannya tidak akan ada lagi siswa yang pasif di kelas, perasaan
tertekan , kemungkinan kegagalan, keterbatasan pilihan, dan tentu
saja rasa bosan.
2. PAIKEM
Paikem merupakan singkatan dari pembelajaran aktif, inovatif,
kreatif, evektif, dan menyenangkan. Istilah aktif maksudnya
10
pembelajaran adalah sebuah proses aktif membangun makna
pemahaman informasi ilmu pengetahuan maupun pengalaman oleh
peserta didik sendiri. Dalam proses belajar peserta didik tidak
semestinya diperlakukan seperti bejana kosong yang pasif yang
hanya menerima kucuran ceramah sang guru tentang ilmu
pengetahuan atau informasi.
Dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sasaran belajar,
sumber belajar, dan sarana belajar. Hal tersebut dapat
dimanfaatkan untuk memecahkan Pendidikan merupakan kunci
untuk semua kemajuan dan perkembangan yang berkualitas, sebab
dengan pendidikan manusia dapat mewujudkan semua potensi
dirinya baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat.
Dalam rangka mewujudkan potensi diri menjadi multiple
kompetensi harus melewati proses pendidikan yang
diimplementasikan dalam proses pembelajaran.
Model pembelajaran dengan pendekatan lingkungan, bukan
merupakan pendekatan pembelajaran yang baru, melainkan sudah
dikenal dan populer, hanya saja sering terlupakan. Adapun yang
dimaksud dengan pendekatan lingkungan adalah suatu strategi
pembelajaran yang masalah lingkungan dan untuk menanamkan
sikap cinta lingkungan (Karli dan Yuliaritiningsih, 2002).
11
Kalau penulis menyimpulkan judul Kiat-kiat guru dalam
menerapkan Paikem pada pembelajaran matematika kelas 2
Madrasah Ibtidaiyah di Kota Salatiga. Adalah bagai mana
sebenarnya sistem, model dan cara kerja pihak madrasah dalam
menerapkan metode Paikem. Sehingga siswa mempunyai prestasi
yang baik yang tercermin dalam proses pembelajaran baik
akademik ataupun non akademik.
Istilah Inovatif, dimaksudkan dalam proses pembelajaran
diharapkan muncul ide-ide baru atau inovasi-inovasi positif yang
lebih baik.
Istilah Kreatif, memiliki makna bahwa pembelajaran
merupakan sebuah proses mengembangkan kreatifitas peserta
didik, karena pada dasarnya setiap individu imajinasi dan rasa
ingin tahu yang tidak pernah berhenti. Dengan demikian, guru
dituntut mampu menciptakan kegiatan pembelajaran yang beragam
sehingga seluruh potensi dan daya imajinasi peserta didik dapat
berkembang secara maksimal.
Istilah Efektif, berarti bahwa model pembelajaran apapun
yang dipilih harus menjamin bahwa tujuan pembelajaran akan
tercapai secara maksimal.
Ini dapat dibuktikan dengan adanya pencapaian kompetensi
baru oleh peserta didik setelah proses belajar mengajar
berlangsung. Di akhir kegiatan proses pembelajaran harus ada
12
perubahan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan pada diri peserta
didik.
Sedangkan istilah Menyenangkan, dimaksudkan bahwa
proses pembelajaran harus berlangsung dalam suasana
yang menyenangkan dan mengesankan. Suasana pembelajaran
yang menyenangkan dan berkesan akan menarik minat peserta
didik untuk terlibat secara aktif, sehingga tujuan pembelajaran
akan dapat tercapai dengan maksimal. Dissamping itu,
pembelajaran yang menyenangkan dan berkesan akan menjadi
hadiah, reward bagi peserta didik yang pada gilirannya akan
mendorong motivasinya semakin aktif dan berprestasi pada
kegiatan belajar berikutnya.
3. Mapel Matematika
Rusefendi (1988:160) mengatakan bahwa matematika adalah
ilmu seni kreatif oleh karena itu matematika harus dipelajari dan
diajarkan sebagai ilmu seni, sedangkan dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia disebutkan bahwa matematika adalah ilmu
tentang bilangan, hubungan antar bilangan dan prosedur oprasional
yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan
(Alwi,2007:723).
13
Berdasarkan pernyataan para ahli tersebut dapat dikatakan
bahwa matematika merupakan sesuatu ilmu yang berhubungan
dengan bilangan-bilangan.
Namun dangan demikian, pembelajaran dan pemahaman
konsep matematika dapat diawali secara induktif melalui
pengalaman nyata atau intuisi. Proses induktif-deduktif dapat
digunakan untuk mempelajari konsep matematika. Kegiatan dapat
melalui beberapa contoh atau fakta yang teramati, membuat daftar
sifat yang muncul (sebagai gejala), memperkirakan hasil baru yang
diharapakan, yang kemudian dibuktikan secara deduktif,. Dengan
demikian cara belajar induktif dan deduktif sangat berperan
penting dalam mempelajari matematika dan diharapkan dapat sikap
kritis, kreatif, jujur dan komunikatif pada siswa.
F. METODE PENELITIAN
1. Pendekatan dan jenis penelitian
Penelitian ini tergolong penelitian kualitatif, yaitu penelitian
yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami
oleh subjek penelitian, misalnya prilaku, persepsi, motivasi, tindakan
secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
bahasa,pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moaleong, 2008:5). Dalam
penelitian kualitatif tidak menggunakan prosedur analisis statistika.
14
2. Kehadiran peneliti
Peneliti bertindak sebagai instrumen sekaligus pengumpul data,
peran peneliti partisipan dan pengamat penuh. Kehadiran peneliti
diketahui setatusnya sebagai peneliti oleh subjek atau informan.
a. Lembar observasi
Yaitu alat umum yang digunakan oleh pengamat, dalam hal
ini pengamat relatif bebas membuat catatan. Catatan berupa
langkah-langkah peristiwa atau tentang gambaran umum
(Moaleong, 2008: 181).
Yang berisi petunjuk secara garis besar tentang isi wawan
cara untuk menjaga agar pokok-pokok yang direncanakan
seluruhnya dapat tercakup (Moleong, 2008: 187).
3. Lokasi dan subyek penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah
Maarif Global,Madrasah Ibtidaiyah Maarif Pulutan, Madrasah
Ibtidaiyah Negeri Kecandran, Madrasah Ibtidaiyah Maarif Asas Islam
Kalibening di Kota Salatiga, dan yang diperoleh dari kepala
sekolah,pembina sekolah, guru yang ada pada Madrasah Ibtidaiyah di
Kota Salatiga. Alasan penulis melakukan penelitian di Madrasah
Ibtidaiyah di Kota Salatiga tersebut merupakan sekolah yang memiliki
prestasi baik bidang akademik dan non akademik. Dengan demikian
15
dengan adanya penelitian ditempat tersebut bisa memberikan peran
untuk mewujudkan pendidikan ideal, bagi Madrasah Ibtidaiyah dan
masarakat pada umumnya.
4. Sumber data
Data dijaring dari informan yang dipilih dengan teknik
purpusive dan bersifat snowball sampling. Data siswa yang berprestasi
disekolah, guru-guru yang membina, dengan teknik bola salju
(snowball sampling). Sanafiah faisal (1990) mengutip pendapat
spredley mengemukakan bahwa situasi sosial untuk sampel awal sangat
disarankan situasi sosial yang didalamnya menjadi semacam muara dari
banyaknya domain lainya. Jadi dalam penelitian ini yang dianggap
sampel sumber datanya adalah:
a. Data primer adalah data pokok yang dibutuhkan dalam penelitian
ini yang diperoleh dari Kepala Sekolah, Guru yang ada di
Madrasah Ibtidaiyah di Kota Salatiga yang akan membawa peneliti
kepada siapa-siapa yang dianggap ahli yang berkecimpung dalam
kiat-kiat guru dalam menerapkan PAIKEM.
b. Data sekunder adalah data pendukung yang diperoleh dari pegawai
administrasi dan masarakat lingkungan sekolah.
5. Prosedurpengumpulan data
Adapun metode-metode penelitian yang penulis gunakan untuk
mengumpulkan data-data yang diperlukan adalah sebagai berikut:
a. Metode observasiparticipant
16
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan
sistematik terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki. Observasi
dilakukan pada Madrasah ibtidaiyah di Kota Salatiga untuk
mengetahui tingkah laku individu ataupun proses terjadinya sesuatu
kegiatan yang dapat diamati dalam situasi sebenarnya, dimana
opservasi ini digunakan untuk melihat secara pasti.
Dalam penelitian Kualitatif, pengamatan dimanfaatkan
sebesar-besarnya. Teknik pengumpulan ini merupakan pengalaman
secara langsung, sehingga memungkinkan melihat dan mengamati
sendiri, kemudian mencatat prilaku dan kejadian pada keadaan
sebenarnya (Moleong, 2008: 174).
b. Metode dokumentasi
Dokumentasi dalam penelitian ini adalah dokumentasi
kegiatan di sekolah yang menjadi objek penelitian.
Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal
atau variabel yang berupa catatan , transkip, prasasti, notulen,
raport, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2002: 202).
Dalam penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk
mencari data yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti diantaranya mengumpulkan data tentang letak geografis,
data nilai raport, dan sebagainya yang berkaitan dengan PAIKEM.
17
c. Metode interview
Interview adalah metode pengumpulan data dengan jalan tanya
jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematik dan berlandaskan
kepada tujuan penyelidikan.
Dalam hal ini yang penulis gunakan adalah bentuk interview
langsung atau terbuka yaitu pada waktu wawancara terhadap
responden, penulis menyiapkan daftar pertanyaan yang telah
disusun sedemikian rupa, dan responden diberi kebebasan untuk
menjawab.
Dalam hal ini metode interview digunakan untuk melakukan
wawancara yang dilakukan peneliti terhadap Kepala Madrasah
Ibtidaiyah yang ada di Kota Salatiga, dan para Guru yang
mengampu pelajaran Matematika kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah
untuk mengetahui bagaimana penerapan PAIKEM yang terjadi
Madrasah Ibtidaiyah.
6. Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan dalam kegiatan ini selanjutna
dianalisis supaya bisa diambil kesimpulan/pengertian. Adapun
metode analisis yang penulis gunakan adalah metode analisis
kualitatif, menurut Moleong, metode kualitatif adalah: sebagai
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-
kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat
diamati (Moleong, 1991:3).
18
Dengan kata lain analisis kualitatif adalah menganalisis data
dengan menggambarkan data melalui kata-kata atau kalimat yang
berupa pembahasan untuk diambil kesimpulannya.
Gambar 1.1 Komponen dalam analisis data
a. Data reduksi
Berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.
Dengan reduksi maka peneliti merangkum, mengambil data yang
pokok dan penting, membuat kategorisasi berdasarkan huruf besar,
huruf kecil dan angka. Data yang tidak penting di ilustrasikan
dalam bentuk simbol-simbol seperti #, %, @. Dibuang karena
dianggap tidak penting bagi peneliti.
Data collectin Data display
Data reductiont Conclusion
Darwing/variyfying
19
b. Data display
Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian
singkat, bagan dan hubungan antar kategori, dan sejenisnya. Milles
an Huberman (1984) dalam melakukan display data, selain dengan
teks yang naratif, juga dapat dapat berupa grafik, matrik, dan chart.
Data display disini digunakan sebagai pencatatan hasil
wawancara yang dilakukan oleh peneliti yang kemudian di
cantumkan dalam penulisan skripsi, dalam hal ini yang berkaitan
erat yaitu tentang penjabaran hasil wawancara Kepala Madrasah,
dan Guru yang mengampu pelajaran matematiaka, untuk
melengkapi data.
c. Conclusions drawing/ferivication
Dalam analisis data kualitatif menurut Milles and huberman
adalah penarikan kesimpulan dan ferivikasi. Temuan ini dapat
berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya
masih remang-remang.sehingga setelah diteliti menjadi jelas.
Dapat berupa hubungan kausal interaktif, hipotesis atau teori. Data
display yang dikemukakan yang didukung data-data yang mantab,
maka dapat dijadikan kesimpulan yang krdibel.
7. Rencana pengujian keabsahan data
Uji keabsahan data meliputi uji kredibilitas data(validitas
internal), uji depenabilitas(reliabelitas), uji trnferebilitas(validitas
ekternal), uji komfirmabilitas(obyektivitas).
20
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji kredibilitas yang
dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, meningkatkan ketekunan,
triagulasi, dan analisis khusus negatif.
a. Perpanjangan pengamatan, perpanjangan pengamatan akan
memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data yang
dikumpulkan.
b. Meningkatkan ketekunan, bermaksud menemukan ciri-ciri dan
unsur-unsur dalam situasi yang dengan persoalan atau isu yang
sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut
secara rinci. Dengan kata lain jika perpanjangan keikutsertaan
menyediakan lingkup, maka ketekunan pengamatan menyediakan
kedalaman. Seperti halnya dalam meningkatkan prestasi siswa
dalam peljaran matematika dengan menggunakan metode
PAIKEM.
c. Triagulasi, yaitu teknik pemeriksaan keapsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keparluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadp data itu. Teknik
triagulasi yang sering dipakai adalah pemeriksaan melalui sumber
lainya, artinya membandingkan dan mengecek balik derajat
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat
yang berbeda dalam metode kualitatif. Dalam hal ini hasil nilai
raport sesudah menggunakn metode PAIKEM.
21
Setelah data terkumpul, maka untuk menganalisis data tersebut,
penulis berpedoman kepada Moaleong yang dilaksanakan dengan tiga
tahap yaitu:
a. Persiapan atau pemerosesan satuan (unity zing) terdiri atas:
1) Pemeriksaan kelengkapan identitas responden.
2) Pemeriksaan terhadap kelengkapan data.
3) Pemeriksaan terhadap jenis isian data.
b. Tabulasi (kategori sasi), terdiri atas:
Pemberian kode sesuai dengan klarifikasi topik yang dibahas, yaitu
menenai kiat-kiat guru dalam menerapkan paikem pada
matapelajaran matematika sekota salatiga tahun akademik 2011-
2012.
c. Penafsiran data dilakukan melalui:
1. Pemaparan data secara sistematis.
2. Menetapkan kategori konseptual dan kenyataan da
diilustrasikan pada paparan konsep.
3. Menarik suatu kesimpulan.
8. Tahap-Tahap penelitian
Menurut Moleong (2002:84-109) juga menyatakan dalam tahap-
tahap penelitian peneliti kualitatif harus memuat:
a. Tahap pra lapangan
Tahap pra lapangan yaitu memperhatikan segala macam
persoalan dan segala macam persiapan sebelum peneliti terjun
22
kedalam kegiatan penelitian berupa: menyusun rancangan
penelitian, mengurus perijinan, menjajaki dan menilai keadaan,
memilih dan memanfaatkan informan, menyiapkan perlengkapan
penelitian, serta memperhatikan persoalan penelitian.
b. Tahap pekerjaan lapangan
Pada bagian ini dibahas usaha peneliti agar secara sungguh-
sungguh berusaha memahami latar penelitan selain peneliti benar-
benar dengan segala daya dan tenaganya mempersiapkan dirinya
menghadapi lapangan penelitian dengan memahami latar penelitian
dan persiapan diri , memasuki lapangan, berperan sambil
mengumpulkan data.
c. Tahap Analisis Data
Pada tahap ini dikemukakan konsep analisis data juga
dipersoalkan bahwa analisis data itu dibimbing oleh usaha untuk
menemukan tema dan hipotesis. Sejumlah petunjuk analisis data
diberikan sebagai pegangan peneliti menggunakan metode berfikir
induktif.
G. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan penjelasan, pemahaman dan penelaahan
terhadap pokok-pokok permasalahan yang akan dikaji, maka perlu adanya
sistematika penulisan sehingga pembahasan akan lebih sistematis dan
runtut.
23
Bab I : Pendahuluan
Berisi tentang latar belakang masalah, fokus penelitian, kegunaan penelitian,
Penegasan istilah, metode penelitian, sistematika penelitian.
Bab II : Kajian pustaka
Berisi tentang pengertian Guru, kiat-kiat guru, pengertianPAIKEM, langkah
penerapan PAIKEM, pengertianan setrategi pembelajaran, pengertian
pembelajaran matematika di MI.
Bab III : Paparan Data dan Temuan Penelitian
Bab ini berisi tentang gambaran umum madrasah ibtidaiyah dikota salatiga
(sejarah singkat, letak geografis, visi misi, keadaan,) hasil penelitian.
Bab IV : Analisis Data
Bab ini berisi analisa data tentang kiat-kiat guru dalam menerapkan
PAIKEM pada matapelajaran matematika dikota salatiga,kiat-kiat apa saja
yang bisa diterapkan dalam pemelajaran matematika, serta faktor yang
mendukung dan yang menghambat dalam penerapan PAIKEM sekota
salatiga.
Bab V : Penutup
Penulisan skripsi ini diakhiri kesimpulan, dan saran.
24
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Guru
1. Pengertian Guru
Guru adalah unsur manusiawi dalam pendidikan. Guru adalah figur
manusua sumber yang menempati posisi dan yang memegang peran
penting dalam pendidikan, figur guru mesti terlibat dalam agenda dalam
pembicaraan, terutama yang menyangkut persoalan pendidikan formal
adalah dunia kehidupan guru. Sebagian besar waktu guru ada disekolah,
sisanya ada di rumah dan dimasarakat (syaiful bahri jamarah:2000:1).
Menurut pepatah jawa, guru adalah digugu lan ditiru yang berarti
bahwa guru merupakan sosok yang menjadi panutan bagi siswanya dan
masih banyak pepatah yang berhubungan dengan guru lainya walaupun
intinya sama. Saat ini sosok guru sudah ikut ter-reformasi. Guru
dituntut untuk memiliki ilmu pengetahuan yang selalu berkembang dan
mengikuti kemajuan jaman. Sudah tidak waktunya lagi guru yang kaku,
memiliki pengetahuan terbatas, dan tidak mau terbuka dengan kemajuan
teknologi.
Berdasarkan pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan dengan
kepercayaan yang diberikan kepada guru maka dipundak guru diberikan
tugas dan tanggung jawab yang berat (djamarah:2000:31).
25
2. Tanggung Jawab Guru
Guru adalah orang yang bertanggung jawab mencerdaskan kehidupan
anak didik. Tidak ada seorang guru pun yang mengharapkan anak
didikdinya menjadi sampah masarakat. Untuk itulah guru dengan penuh
dedikasi dan loyalitas berusaha membimbing dan membina anak didik
agar di masa mendatang menjadi berguna bagi nusa dan bangsa.
Guru seperti itulah yang diharapkan untuk mengabdikan diri di
lembaga pendidikan. Bukan guru yang hanya menuangkan ilmu
pengetahuan kedalam otak anak didik. Sementara jiwa dan wataknya
tidak dibina. Memberi ilmu pengetahuanya kepada anak didik adalah
suatu perbuatan yang mudah, tapi untuk membentuk jiwa dan watak anak
didik itulah yang sukar, sebab anak didik yang dihadapi adalah makhluk
hidup yang memiliki otak dan potensi yang perlu dipengaruhi dengan
sejumlah norma hidup sesuai idiologi, falsafah dan bahkan
agama(djamarah:2000:35).
3. Kiat-Kiat Guru
Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang mereka
pelajari bukan mengetahuinya, oleh karena itu para pendidik telah
berjuang dengan segala cara dengan mencoba untuk membuat apa yang
dipelajari siswa disekolah agar dapat dipergunakan dalam kehidupan
mereka sehari-hari. Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari si
pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang
hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan. Sehingga,
26
jika cara pengajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berperan aktif, maka pembelajaran bertentangan dengan hakikat belajar.
Peran aktif dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan
generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk
kepentingan dirinya dan orang lain. Kreatif juga dimaksudkan agar guru
menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi
berbagai tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan adalah suasana
belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan
perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah
perhatiannya tinggi. Menurut peneliti, tingginya waktu curah terbukti
meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah
cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan
apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung,
sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus
dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak
efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa.
Learning is fun merupakan kunci yang diterapkan dalam pembelajaran
inovatif. Jika siswa sudah menanamkan hal ini di pikirannya tidak akan
ada lagi siswa yang pasif di kelas, perasaan tertekan , kemungkinan
kegagalan, keterbatasan pilihan, dan tentu saja rasa bosan.
Salah satu prinsip paling penting dari psikologi pendidikan adalah
guru tidak boleh semata-mata memberikan pengetahuan kepada siswa.
Siswa harus membangun pengetahuan di dalam benaknya sendiri. Guru
27
dapat membantu proses ini dengan cara-cara mengajar yang membuat
informasi menjadi sangat bermakna dan sangat relevan bagi siswa,
dengan memberikan ide-ide, dan dengan mengajak siswa agar menyadari
dan menggunakan sendiri ide-ide, dan mengajak siswa agar menyadari
dan menggunakan strategi-strategi mereka sendiri dalam belajar. Guru
dapat memberikan kepada siswa tangga yang dapat membantu mereka
mencapai tingkat pemahaman yang lebih tinggi, tetapi harus di upayakan
sendiri siswa yang memanjat tangga itu. Tingkat pemahaman siswa
menurut model Gagne,1985 (dalam Kemendiknas : 2011) dapat
dikelompokan menjadi delapan tipe belajar, yaitu:
a. Belajar isyarat,
b. Stimulus-respon,
c. Rangkaian gerak,
d. Rangkaian verbal,
e. Membedakan,
f. Pembentukan konsep,
g. Pembentukan aturan dan
h. Pemecahan masalah (problem solving).
Implementasi pembelajaran inovatif sendiri bisa dilakukan dengan
cara diantaranya dengan metode mengakomodir setiap karakteristik diri.
Artinya mengukur daya kemampuan serap ilmu masing-masing orang.
Contohnya saja sebagian orang ada yang berkemampuan dalam
menyerap ilmu dengan menggunakan visual atau mengandalkan
28
kemampuan penglihatan, auditory atau kemampuan mendengar, dan
kinestetik. Dan hal tersebut harus disesuaikan pula dengan upaya
penyeimbangan fungsi otak kiri dan otak kanan yang akan
mengakibatkan proses renovasi mental, diantaranya membangun rasa
percaya diri siswa. Kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan
belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan
siswa. Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang
menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh
pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya (time on task) tinggi.
B. METODE PAIKEM
1. Penjelasan PAIKEM
PAIKEM merupakan singkatan dari Pembelajaran
Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Selanjutnya, PAIKEM
dapat didefinisikan sebagai: pendekatan mengajar (approach to teaching)
yang digunakan bersama metode tertentu dan berbagai media pengajaran
yang disertai penataan lingkungan sedemikian rupa agar proses
pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Dengan demikian, para siswa merasa tertarik dan mudah menyerap
pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan. Selain itu, PAIKEM juga
memungkinkan siwa melakukan kegiatan yang beragam untuk
mengembangkan sikap, pemahaman, dan keterampilannya sendiri dalam
arti tidak semata-mata disuapi guru. Di antara metode-metode mengajar
29
yang amat mungkin digunakan untuk mengimple- mentasikan PAIKEM,
ialah:
a) metode ceramah plus,
b) metode diskusi;
c) metode demonstrasi;
d) metode role-play; dan
e) metode simulasi.
Learning is fun merupakan kunci yang diterapkan dalam
pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah menanamkan hal ini di
pikirannya tidak akan ada lagi siswa yang pasif di kelas. Membangun
metode pembelajaran inovatif sendiri bisa dilakukan dengan cara
diantaranya mengakomodir setiap karakteristik diri. Artinya mengukur
daya kemampuan serap ilmu masing-masing orang. Contohnya saja
sebagian orang ada yang berkemampuan dalam menyerap ilmu dengan
menggunakan visual atau mengandalkan kemampuan penglihatan,
auditory atau kemampuan mendengar, dan kinestetik. Dan hal tersebut
harus disesuaikan pula dengan upaya penyeimbangan fungsi otak kiri dan
otak kanan yang akan mengakibatkan proses renovasi mental,
diantaranya membangun rasa percaya diri siswa.
Kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar
yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa.
Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan
30
sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar
sehingga waktu curah perhatiannya (time on task) tinggi.
Berikut ini penjelasan mengenai PAIKEM sesuai dengan huruf
yang menyusun namanya pembelajaran.
PAIKEM adalah salah satu contoh pembelajaran inovatif yang
mempunyai atau memiliki karakteristik aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan.
2. Penjabaran PAIKEM
a. Pembelajaran Aktif
Pengemban pembelajaran ini beranggapan bahwa belajar
merupakan proses aktif merangkai pengalaman untuk memperoleh
pengalaman baru. Siswa aktif terlibat dalam proses belajar
mengkonstruksi sendiri pengalamanya. Teori belajar konstruktivisme
merupakan titik berangkat pembelajaran ini.
Menurut Taslimuharrom (2008) sebuah proses belajar
dikatakan aktif (active learning) apabila mengandung:
1) Keterlekatan pada tugas (Commitment)
Dalam hal ini, materi, metode, dan strategi pembelajaran
hendaknya bermanfaat bagi siswa (meaningful), sesuai dengan
kebutuhan siswa (relevant), dan bersifat/memiliki keterkaitan
dengan kepentingan pribadi (personal);
2) Tanggung jawab (Responsibility)
31
Dalam hal ini, sebuah proses belajar perlu memberikan
wewenang kepada siswa untuk berpikir kritis secara
bertanggung jawab, sedangkan guru lebih banyak mendengar
dan menghormati ide-ide siswa, serta memberikan pilihan dan
peluang kepada siswa untuk mengambil keputusan sendiri.
3) Motivasi (Motivation)
Proses belajar hendaknya lebih mengembangkan motivasi
intrinsic siswa. Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang
berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya
melakukan tindakan belajar. Dalam perspektif psikologi
kognitif, motivasi yang lebih signifikan bagi siswa adalah
motivasi intrinsik (bukan ekstrinsik) karena lebih murni dan
langgeng serta tidak bergantung pada dorongan atau pengaruh
orang lain. Dorongan mencapai prestasi dan memiliki
pengetahuan dan keterampilan untuk masa depan, umpamanya,
memberi pengaruh lebih kuat dan relatif lebih langgeng diban-
dingkan dengan dorongan hadiah atau dorongan keharusan dari
orangtua dan guru. Motivasi belajar siswa akan meningkat
apabila ditunjang oleh pendekatan yang lebih berpusat pada
siswa (student centered learning). Guru mendorong siswa untuk
aktif mencari, menemukan dan memecahkan masalahnya
sendiri. Ia tidak hanya menyuapi murid, juga tidak seperti orang
yang menuangkan air ke dalam ember.
32
Alhasil, di satu sisi guru aktif:
a) memberikan umpan balik;
b) mengajukan pertanyaan yang menantang; dan
c) mendiskusikan gagasan siswa.
Di sisi lain, siswa aktif antara lain dalam hal:
a) bertanya / meminta penjelasan;
b) mengemukakan gagasan; dan
c) mendiskusikan gagasan orang lain dan gagasannya sendiri.
b. Pembelajaran Inovatif
Pembelajaran PAIKEM bisa mengadaptasi dari modal
pembelajaran yang menyenangkan. Learning is fun merupakan kunci
yang di terapkan dalam pembelajaran inovatif. Membangun
pembelajaran inovatif sendiri bisa dengan cara diantaranya dengan
cara mengakomodir setiap karakteristik diri. Artinya mengukur
setiap kemampuan serap ilmu masing-masing orang atau peserta
didik.
Alhasil, di satu sisi guru bertindak inovatif dalam hal:
1) menggunakan bahan/materi baru yang bermanfaat dan
bermartabat;
2) menerapkan pelbagai pendekatan pembelajaran dengan gaya
baru;
33
3) memodifikasi pendekatan pembelajaran konvensional menjadi
pendekatan inovatif yang sesuai dengan keadaan siswa, sekolah
dan lingkungan; melibatkan perangkat teknologi pembelajaran
c. Pembelajaran Kreatif
Pembelajaran paikem juga dirancang untuk
mengembangkan kreatifitas. Pembeljaran haruslah memberikan
ruang yang cukup bagi prakasa, inisiatif, dan kreatifitas, serta
kemandirian siswa sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan
fisik dan psikologisnya. Ciri orang yang belajar mandiri yaitu:
1) Mampu secara cermat mendiagnosis situasi pembelajaran
tertentu yang sedang dihadapinya.
2) Mampu memilih setrategi belajar tertentu yang mampu
mengatasi masalah belajarnya.
3) Memotivasi keefektifan setrategi tersebut dan
4) Termotivasi untuk terlibat dalam situasi Belajar tersebut sampai
masalahnya terselesaikan.
d. Pembelajaran Efektif
Menyiratkan bahwa pembelajaran harus dilakukan
sedemikian rupa untuk mencapai semua hasil belajar yang telah
dirumuskan. Karena hasil belajar itu beragam karakteristik, efektif
dari pembelajaran ini mengacu dari penggunaan berbagai setrategi
yang relevan dengan hasil belajarnya.
34
e. Pembelajaran Menyenangkan
Pembelajaran yang dilaksanakan haruslah dilakukan dengan
tetap memperhatikan suasana belajar yang menyenangkan.
Seseorang yang yang secara aktif mengkonstruksi pengetahuanya
memerlukan dukungan suasana dan fasilitas belajar yang
menyenangkan.
3. Langkah Penerapan PAIKEM
a. Penerapan paikem dalam proses pembelajaran
Secara garis besar, PAIKEM dapat digambarkan sebagai
berikut:
1. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan
pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan
belajar melalui berbuat
2. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara
dalam membangkitkan semangat, termasuk menggunakan
lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan
pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
3. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan
belajar yang lebih menarik dan menyediakan pojok baca
4. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan
interaktif, termasuk cara belajar kelompok.
5. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri
dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan
35
gagasannya, dan melibatkam siswa dalam menciptakan
lingkungan sekolahnya.
6. PAIKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi
selama KBM. Pada saat yang sama, gambaran tersebut
menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk
menciptakan keadaan tersebut. erikBut adalah tabel beberapa
contoh kegiatan KBM dan kemampuan guru yang besesuaian.
b. Kelebihan dan kelemahan metode PAIKEM
Dalam metode ini hal yang paling mendasar yang harus
dilakukan oleh guru adalah merubah cara pikirnya bahwasanya
pembelajaran tidak hanya membutuhkan penguasaan terhadap materi
secara verbal namun membutuhkan daya kreativitas yang tinggi untuk
mempermudah belajar siswa dan merubah pandangan bahwa belajar
hanyalah ritual yang membosankan. Karena Pelaksanaan Pakem juga
memperhatikan bakat, minat dan modalitas belajar siswa, dan bukan
semata potensi akademiknya.
1. Kelebihan Pakem
Pembelajaran lebih menarik/rekreatif. Dengan kata lain,
pembelajaran dengan menggunakan metode PAKEM dirasa lebih
menyenangkan. Penggunaan beberapa media dan sumber
pembelajaran yang beragam dalam metode PAKEM sangat
membantu siswa untuk mempermudah proses belajarnya. Dalam
metode pembelajaran ini, siswa juga diberi kesempatan untuk ikut
36
berperan aktif dalam proses belajar mengajar. Siswa memiliki
kesempatan untuk mengungkapkan gagasan-gagasannya dan
mengembangkan keterampilannya. Kemampuan berpikir siswa
dan karya-karyanya sangat dihargai sehingga sangat memotivasi
siwa untuk belajar dengan lebih baik lagi.
Pembelajaran lebih variatif. Dengan kata lain, metode
pakem ini memberikan kesempatan kepada guru dan siswa untuk
menciptakan suasana pembelajaran dengan menggunakan
beberapa metode pembelajaran, tidak monoton dengan satu
metode pembelajaran. Dan dalam beberapa hal pula, seseorang
siswa dapat melakukan kegiatan melakukan percobaan,
pengamatan, atau wawancara kemudian mengumpulkan
data/jawaban dan mengolahnya sendiri.
2. Kelemahan PAIKEM
Dalam pembelajaran Model Pakem, seorang guru mau tidak
mau harus berperan aktif, proaktif dan kreatif untuk mencari dan
merancang media/bahan ajar alternatif yang mudah, murah dan
sederhana. Tetapi tetap memiliki relevansi dengan tema mata
pelajaran yang yang sedang dipelajari siswa. Hal ini jelas sekali
dapat menjadi sebuah boomerang bagi guru, ketika seorang guru
tidak memiliki kemampuan untuk memanajemen dan menguasai
hal-hal yang harus ada untuk melakukan metode pembelajaran
pakem. Guru yang tidak memiliki daya kreasi yang tinggi tidak
37
akan mampu melakukan metode pembelajaran paikem dengan
baik di dalam kelas.
C. MAPEL MATEMATIKA
1. Pengertian Matematika
Istilah matematika berasal dari bahasa Yunani Mathein atau
manthenein yang artinya mempelajari, namun kata ini erat kaitanya
dengan bahasa Sansekerta medha atau widya yang artinya kepandayan
(Nasution/1982/12).
Rusefendi (1988:160) mengatakan bahwa matematika adalah ilmu
seni kreatif oleh karena itu matematika harus dipelajari dan diajarkan
sebagai ilmu seni, sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
disebutkan bahwa matematika adalah ilmu tentang bilangan, hubungan
antar bilangan dan prosedur oprasional yang digunakan dalam
penyelesaian masalah mengenai bilangan.
Berdasarkan pernyataan para ahli tersebut dapat dikatakan bahwa
matematika merupakan sesuatu ilmu yang berhubungan dengan bilangan-
bilangan.
Namun dangan demikian, pembelajaran dan pemahaman konsep
matematika dapat diawali secara induktif melalui pengalaman nyata atau
intuisi. Proses induktif-deduktif dapat digunakan untuk mempelajari
konsep matematika. Kegiatan dapat melalui beberapa contoh atau fakta
yang teramati, membuat daftar sifat yang muncul (sebagai gejala),
memperkirakan hasil baru yang diharapakan, yang kemudian dibuktikan
38
secara deduktif,. Dengan demikian cara belajar induktif dan deduktif
sangat berperan penting dalam mempelajari matematika dan diharapkan
dapat sikap kritis, kreatif, jujur dan komunikatif pada siswa.
2. Fungsi dan Tujuan Matematika
Matematika (Depdiknas, 2003) berfungsi membangun
kemampuan menghitung, mengukur, menurunkan dan menggunakan
rumus matematika yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari melalui
materi pengukuran dan geometri, aljabar, peluang dan statistika, kalkus
dan trigeometri. Matematika juga berfungsi mengembangkan
kemampuan mengkomunikasikan gagasan melalui model matematika
yang berupa kalimat dan persamaan matematika, diagram, garafik, dan
tabel.
Tujuan pembelajaran matematika seperti yang tecantum dalam
kurikulum 2004 (Depdiknas, 2003) adalah :
a. Melatih cara befikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya,
melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkan
kesamaan, perbedaan, konsisten, dan inskonsistensi.
b. Mengembangkan aktifitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi
dan penemuan dangan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil,
rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.
c. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah
39
d. Mengmbangkan kemampuan menyampaikan informasi atau
mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan,
grafik, peta, diagram, dalam menjelaskan gagasan.
D. Penerapan PAIKEM dalam Matematika
Berdasarkan paparanya PAIKEM mempunyai lima unsur, kelima
unsur utama yang terdapat dalam paikem yaitu Aktif, inovatif, kreatif,
Evektif, dan Menyenangkan merupakan pembelajaran yang ingin
ditampilkan peneliti dalam pembelajaran matematika di Madrasah
Ibtidaiyah. Berdasarkan karakteristik dan psikologi anak di Madrasah,
PAIKEM ini sangat cocok karena PAIKEM adalah model pembelajaran
yang memungkinkan siswa melakukan kegiatan (proses belajar) yang
beragam untuk mengembangkan ketrampilan, sikap, dan pemahaman
berbagai sumber, dan alat bantu belajar supaya pembelajaran lebih
menarik, menyenangkan dan menarik.
Adapun penerapan PAIKEM dalam pembelajaran dinyatakan
dalam bentuk sintaks PAIKEM, sintaks PAIKEM pada dasarnya direduksi
dari berbagai model pembelajaran (Ahmadi dan Amri, 2011:33). Berkaitan
dengan itu peneliti mengambil sinteks dengan setting pembelajaran
langsung dan kooperatif.
Tabel 2.1
Sinteks PAIKEM dengan setting pembelajaran langsung dan
pembelajaran kooperatif.
40
Tahap Langkah pembelajaran
Tahap pendahuluan 1. Memberikan apersepsi dengan memberikan
pertanyaan tentang materi sebelumya yang
berkaitan dengan materi yang akan
disampaikan
2. Memotivasi siswa
3. Menjelaskan tujuan pembelajaran
Tahap 2 konsepsi
awal
Menyampaikan materi dan memberikan informasi
dengan memberikan contoh-contoh, demonstrasi,
diskusi kelas, bahkan bacaan ataupun kajian
pustaka
Tahap 3
membimbing
kelompok belajar
dan bekerja
1. Menempatkan siswa dalam kelompok-
kelompok belajar
2. Memberikan LKS
3. Menjelaskan langkah-langkah kegiatan
yang akan dilaksanakan
4. Membimbing siswa melakukan kegiatan
eksplorasi melalui kegiatan
pengamatan,eksperimen,penugasan,diskusi
kelompok ataupun kegiatan lainya yang
dapat membangun keaktifan dan kreativfitas
siswa
Tahap 4 menelaah 1. Meminta siswa untuk mempresentasikan
41
pemahaman dan
memberikan umpan
balik
hasil kegiatan sesuai dengan LKS yang
telah dikerjakan
2. Memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menanggapi hasil persentasi
3. Memberikan penguatan konsep mengenai
materi yang disampaikan
4. Memberikan umpan balik terhadap tugas
yang diberikan
Tahap 5
pengembangan
1. Membimbing siswa merefleksi semua
materi pembelajaran yang telah dilakukan
2. Memberikan tugas rumah berupa tugas
pengmbangan
Tahap 6
menganalisis dan
mengevaluasi
Melaksanakan penilaian pada ahir pelajaran dalam
bentuk tes
Berdasarkan pemaparan diatas terlihat bahwa penerapan PAIKEM
dalam proses pembelajaran melibatkan siswa secara aktif dan guru hanya
bertugas sebagai fasilitator. Hal ini sejalan dengan tujuan matematika
menurut Depdiknas (2003) yang menyebutkan pembelajaran matematika
membantu siswa melatih cara berfikirnya dan bernalar dalam menarik
kesimpulan, melalui kegiatan penyelidikan, informasi, atau eksperimen.
42
BAB III
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Kondisi Umum Madrasah Ibtidaiyah di Kota Salatiga
1. MI Global Salatiga
a. Letak Geografis
Dari hasil pengamatan, Madrasah Ibtidaiyah Global terletak di
Blotongan, Blotongan merupakan salah satu kelurahan di kecamatan
Sidorejo, kota salatiga. Untuk menuju ke MI Global sangat terjangkau
letaknya tidak begitu jauh dari perkotaan, hasil wawancara peneliti
kepada Kepala Madrasah yang isinya sebagai berikut:
Letak madrasah ibtidaiyah global tidak terlalu plosok sangat
mudah untuk menuju kesini , alhamdullilah cukup baik karena dekat
dengan jalan raya kemudian dekat dengan puskesmas, kemudian
dekat dengan taman kanak-kanak hal ini membuat MI global semakin
rame
b. Sejarah Berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Global Salatiga
Madrasah ibtidaiyah global salatiga berdiri sejak 1 januari
1966, hal ini dikuatkan dengan berdasarkan dokumen profil sekolah,
diperoleh data sebagai berikut:
1. Nama sekolah : MI Global salatiga
2. Alamat : Blotongan
43
Kecamatan : Sidorejo
Kota : Salatiga
Profinsi : Jawa Tengah
3. Yayasan : Ma'arif NU Kota Salatiga
4. Status : Swasta
5. NSM : 15.2.03.62.01.001
6. NSB : 110010
7. Tahun berdiri : 1966
8. Status tanah : Hak Pakai
9. Nama kepala sekolah : Khaeroni S. Pd.i
c. Visi, Misi, Tujuan Madrasah Ibtidaiyah Global
Berdasarkan dokumen profil sekolah (D/09.15/11-12-2012)
1) Visi Madrasah
Terwujudnya layanan pendidikan dan pengajaran sesuai
dengan amanat Agama, Pancasila, dan Undang Undang Dasar
1945.
2) Misi Madrasah
a) Pelaksanaan Pendidikan Islam Ala Ahlussunnah Wal
Jamaah melalui pembinaan keimanan dan akhlaqul
Karimah dengan tetap memahami pluralitas sosial.
b) Pengembangan ketrampilan melalui pendidikan yang aktif,
kreatif, efektif dan menyenangkan.
44
c) Pelayanan dan pengabdian yang sungguh-sungguh terhadap
kepentingan lingkungan masyarakat, bangsa dan negara.
d) Mengusahakan agar peserta didik mampu mengembangkan
ketrampilan berpikir, berbuat sesuai dengan perkembangan
zaman.
3) Tujuan Madrasah
a) Mendidik murid agar memiliki Keimanan dan Ketaqwaan
yang kuat
b) Mendidik murid berahlaqul karimah
c) Mendidik murid menguasai ilmu pengetahuan dan tehnologi
d) Mendidik murid memiliki ketrampilan dalam masyarakat
e) Mendidik murid mampu memberikan kemanfaatan pada
lingkungan
f) Mendidik murid memiliki kecintaan terhadap bangsa dan
negara
g) Mendidik murid mampu menghargai budaya positif yang
berlaku dimasyarakat
Mendidik murid mampu memahami keragaman budaya,
agama, dan adat istiadat dalam masyarakat.
45
2. MI Asas Islam Kalibening
a. Letak Geografis
Dari hasil pengamatan, Madrasah Ibtidaiyah asas islam terletak
di kalibening. Kalibening merupakan salah satu kelurahan di
kecamatan tingkir, kota salatiga. Mengingat jalan menuju sekolah
agak jauh, dulu cukup sulit untuk mengakses jalan kearea sekolah,
kendaraan umum belum ada yang melewati daerah ini, hal itu di
paparkan oleh salah satu sumber dari hasil wawancara peneliti yang
isinya sebagai berikut:
letak Madrasah Ibtidaiyah Asas Islam sekarang tidak terlalu
pelosok dan nyaman untuk belajar karena jauh dengan jalan raya,
dulu sekitr MI masih persawahan semua, alhamdulilah sekarang
kondisinya cukup baik, karena berdampingan dengan sekolah
menengah kejuruan (SMK), dan taman kanak-kanak membuat
madrasah ibtidaiyah semakin rame(W/KS/09.28/08-12-2012).
Berdasarkan penelitian, walaupun Madrasah Ibtidaiyah
Asas islam letaknya agak masuk bukan berarti Madrasah Ibtidaiyah
tersebut berada di daerah terbelakang. Hal ini bisa dilihat desa
kalibening termasuk wilayah yang cukup berpotensi, potensi selain
pertanian, perdagangan, pengolahan makanan siap saji/manufacture
seperti tempe, aneka kripik, aneka kue, bebek/ayam goreng, bengkel,
ternak sapi, budi daya ikan dan sebagainya. Sementara itu potensi
sumberdaya alam yang dominan di kalibening antara lain, lahan tanah
46
yang masih cukup luas, sumber air yang mudah, dibuktikan dengan
sumber mata air atau sungai.
Ternyata potensi tersebut banyak yang membantu
masarakat dalam meningkatkan perekonomian mereka. Kalibening
juga sangat setrategis dalam bidang pendidikan. Hal ini didukung
dengan adanya berbagai macan fasilitas pendidikan, di antaranya
taman pendidikan kanak-kanak, ekolah menengah kejuruan, sekolah
alternatif Qoriyah Toyibah, sekolah islam terpadu, pendidikan Anak
Usia Dini.
Kalibening merupakan salah satu kelurahan di kecamatan
Tingkir, kota salatiga, yang mempunyai batas wilayah disebelah timur
Kelurahan Tingkir Lor, sebelah selatan Kelurahan Tingkir Tengah,
sebelah barat Kelurahan Ledok dan sebelah utara Kelurahan Sidorejo
Kidul.
b. Sejarah Berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Asas Islam Kalibening
Madrasah Ibtidaiyah Asas Islam berdiri sejak tahun 1959, hal
ini dikuatkan degan hasil wawancara sebagai berikut:
Madrasah Ibtidaiyah Asas Islam ini berdiri sejak tahun 1959,
yang mulanya Madrasah Ibtidaiyah terletak di daerah Sidorejo kidul,
karena lahan didaerah siddorejo Kidul kurang memadahi, maka
Madrasah Ibtidaiyah Asas Islam pindah di kalibening
(W/KS/10.12/8-12-2012).
47
Berdasarkan dokumen profil sekolah, diperoleh data sebagai
berikut:
Profil Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Asas Islam
1. Nama Sekolah : MI Asas Islam
2. Alamat : Kalibening
Kecamatan : Tingkir
Kota : Salatiga
Profinsi : Jawa Tengah
3. Yayasan : Yayasan Pendidikan Asas Islam
4. Status : Swasta
5. NSM : 111233730005
6. NSB : 01870820612201
7. Tahun Berdiri : 1959
8. Status Tanah : Hak Pakai
9. Luas Tanah : 3135m
10. Nama Kepala Sekolah : Zulfa Anturinda S.Pd
c. Visi, Misi, Tujuan Madrasah Ibtidaiyah Asas Islam
Berdasarkan dokumen profil sekolah (D/08.38/10-12-2012)
1) Visi sekolah
Terwujudnya peserta didik yang berprestasi, santun dalam
prilaku serta beriman dan bertaqwa.
2) Misi Sekolah
48
a) Melaksanakan pembelajaran PAKEM
b) Memberikan pembinaan dalam menghadapi lomba
c) Menyampaikan pemahaman Al-Quran dan Hadist
d) Meningkatkan akhlakul karimah peserta didik
e) Melaksanakan pembiasaan kegiatan beribadah
3) Tujuan Sekolah
a) Membangun murid yang berkualitas
b) Membantu peserta didik yang beriman, berilmu, bertaqwa
kepada tuhan yang maha esa dan berbudi pekerti luhur.
c) Meningkatkan peserta didik yang berkepribadian, mandiri,
tangguh, cerdas, trampil, disiplin, kreatif, bertanggung jawab
serta berorientasi ke masa depan.
d) Menumbuhkan semangat patriotik dan sinta tanah air.
3. MIN Kecandran
a. Letak Geografis
Dari hasil pengamatan yang telah di laksanakan, MIN
Kecandran terletak di wilayah Kelurahan Kecandran Kecamatan
Sidomukti Kota Salatiga, mengingat MIN kecandarn terletak di
sebelah barat kota salatiga dan terletak di cecamatan sidomukti kota
salatiga, untuk menuju ke MIN Kecandran saat ini sangat lah mudah
apa lagi dengan adanya jalan baru yang menghubungkan antara solo
49
dan semarang, MIN Keandran terletak di sebelah kanan jalan sekitar
500m dari jalan raya.
MIN Kecandran menempati lahan seluas 873 meter persegi,
dengan panjang 43 m dan lebar 21 m, luas bangunan 448 serta
dikelilingi pagar tembok sepanjang 56 m. Berdasarkan penelitian
walaupun MIN kecandran letaknya agak masuk, bukan berarti MIN
Kecandran terbelakang, hal ini bisa dilihat Kecandran termasuk
daerah yang berpotensi baik dari segi pertanian, perkebunan,
perdagangan ataupun makanan siap saji, maupun dalam hal
pendidikan. Kecandran merupakan salah satu kelurahan di kecamatan
sidomukti, kota salatiga, dan sangat dekat dengan perbatasan
kecamatan getasan,
Berdasarkan dokumen profil sekolah, diperoleh data sebagai berikut:
Profil Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Asas Islam(D/09.35/20-12-2012):
1. Nama Sekolah : MIN Kecandran
2. Alamat : Kecandran
Kecamatan : Sidomukti
Kota : Salatiga
Profinsi : Jawa Tengah
3. Yayasan : Maarif
4. Status : Negri
5. Tahun Berdiri : 1970
6. Status Tanah : Hak Pakai
50
7. Luas Tanah : 873m
8. Nama Kepala Sekolah : Agus Rahmad Yuanta S.Pd
b. Visi, Misi, dan Tujuan Madrasah Ibtidaiyah Negri kecandran
1. Visi Madrasah
Mencetak Anak Unggul Dalam Ilmu Pengetahuan,Tehnologi,
Seni Dan Budaya (Iptek),Iman Dan Takwa(Imtak) Serta Ahlakul
Karimah
2. Misi Madrasah
a. Melaksanakan proses belajar mengajar (PBM) YANG
KONDUSIF
b. Melatih berbagai kegiatan untuk mengasah anak didik
c. Menjunjung tinggi sikap disiplin, jujur, berwibawa, berbudi
luhur dalam norma-norma Agama Islam
d. Mengamalkan Syariat Islam sesuai dengan Al-Quran dan
Sunah Rosul
3. Tujuan Madrasah
a. Strategis
Meningkatkan mutu pendidikan di MIN Kecancran Salatiga
melalui peningkatan keimanan dan ketakwaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, pembentukan akhlak mulia
peningkatan kualitas pembelajaran, peningkatan
51
profesionalisme gur, peningkatan kuantitas dan kualitas
sarana dan prasarana, dan optimalisasi sumber daya sekolah.
b. Teknik :
1) Menyusun tata aturan penyelenggaraan pendidikan dan
pembelajaran.
2) Menyusun paket pendidikan dan pembelajaran.
3) Menyiapkan sarana dan prasarana yang menunjang
pendidikan dan pembelajaran.
4) Menyiapkan sumber dana yang dapat mendukung
pelaksanaan pendidikan dan pembelajaran.
5) Menyiapkan sumber daya manusia yang mendukung
pendidikan dan pembelajaran
6) Meningkatnya kesejahteraan tenaga kependidikan.
4. Madrasah Ibtidaiyah Maarif pulutan
a. Letak geografis
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti
Madrasah Ibtidaiyah Maarif Pulutan terletak di Kelurahan Pulutan,
Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga. Letak georafis dan jarak tempuh
untuk menuju Madrasah Ibtidaiyah Maarif Pulutan juga sangat
terjangkau walaupun terletak agak pojok tapi madrasah ibtidaiyah
maafif pulutan sangat setrategis. Apalagi dengan adanya jalan lingkar
yang menambah jarak tempuh menjadi mudah. Jarak antara jalan
52
lingkar dengan madrasah ibtidaiyah maarif pulutan sekitar 700m hal
ini menjadikan madrasah ibtidaiyah maarif pulutan sangatlah
setrategis dan terjangkau.
Madrasah Ibtidaiyah Maarif Pulutan berdiri pada tahun 1954
yang didirikan oleh tokoh masyarakat Desa Pulutan antara lain: KH.
Asnawi, H. Qolyubi, H. Achmad, KH. Nawawi, H. Ridwan, dan H. Abdul
Rouf. Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti selain Madrasah
Ibtidaiyah Maarif Pulutan masih banyak sekolah dan lembaga pendidikan
yang ada disana.
Berdasarkan dokumen profil sekolah, diperoleh data sebagai
berikut:
1. Nama Sekolah : MI Maarif Pulutan
2. Alamat : Pulutan
Kecamatan : Sidorejo
Kota : Salatiga
Profinsi : Jawa Tengah
3. Yayasan : Maarif
4. Status : Disamakan
5. Tahun Berdiri : 1954
6. Status Tanah : Hak Pakai/Tanah Wakaf
7. Nama Kepala Sekolah : Drs. H. Abdul Basith, M.PdI
53
b. Visi, Misi, Tujuan Madrasah Ibtidaiyah Maarif Pulutan
1) Visi Madrasah
Visi Madrasah Ibtidaiyah Maarif Pulutan adalah Terwujudnya
centre of excellence on Elementery school dalam agama dan budi
pekerti, bahasa dan sains-tech
2) Misi Madrasah
Adapun untuk mencapai visi tersebut di atas MI Maarif Pulutan
mempunyai misi sebagai berikut:
a) Membangun rasa cinta dan bangga terhadap agama. Bangsa
dan tanah air.
b) Menanamkan nilai-nilai ajaran islam ahlusunah wal jamaah
dalam prilaku sehari-hari.
c) Membentuk akhlak mulia dan berprestasi tinggi.
d) Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan
beragam bahasa (Arab, Inggris, dan jawa).
e) Membekali sain-tech tepat guna.
3) Tujuan Madrasah
a) Membentuk lulusan madrasah yang memiliki aqidah
islamiyah yang mantap.
b) Mencetak lulusan madrasah yang memiliki kedalaman ilmu
pengetahuan dan teknologi
c) Menciptakan lulusan madrasah yang memiliku keluasan
wawasan mengenai agama Islam.
54
d) Membentuk lulusan madrasah yang rajin beribadah.
e) Membentuk lulusan madrasah yang mengedepankan
moralitas dan akhlaq al-karimah dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Menciptakan lulusan madrasah yang kompetitif baik untuk
melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih tinggi maupun dalam
kehidupan sehari-hari.
B. Paparan Data Penelitian Tentang Penerapan Paikem
Pendidikan merupakan kunci untuk semua kemajuan dan
perkembangan yang berkualitas, sebab dengan pendidikan manusia dapat
mewujudkan semua potensi dirinya baik sebagai pribadi maupun sebagai
warga masyarakat. Dalam rangka mewujudkan potensi diri menjadi
multiple kompetensi harus melewati proses pendidikan yang
diimplementasikan dalam proses pembelajaran.
Buah dari proses pendidikan dan pembelajaran akhirnya akan
bermuara pada lingkungan. Manfaat keberhasilan pembelajaran akan
terasa manakala apa yang diperoleh dari pembelajaran dapat diaplikasikan
dan diimplementasikan dalam realitas kehidupan. Inilah salah satu sisi
positif yang melatarbelakangi pembelajaran dengan pendekatan
lingkungan.
Konsep-konsep sains dan lingkungan sekitar siswa dapat dengan
mudah dikuasai siswa melalui pengamatan pada situasi yang konkret.
Dampak positif dari diterapkannya pendekatan lingkungan yaitu siswa
dapat terpacu sikap rasa keingintahuannya tentang sesuatu yang ada di
lingkungannya. Seandainya kita renungi empat pilar pendidikan yakni
learning to know (belajar untuk mengetahui), learning to be (belajar untuk
menjadi jati dirinya), learning to do (Belajar untuk mengerjakan sesuatu)
55
dan learning to life together (belajar untuk bekerja sama) dapat
dilaksanakan melalui pembelajaran dengan pendekatan lingkungan yang
dikemas sedemikian rupa oleh guru.
Peneliti terilhami menuangkan penelitian ini dengan maksud untuk
dikembangkan menjadi visi misi sekolah sebagai prioritas untuk
meningkatkan mutu pendidikan. Mudah-mudahan tulisan singkat ini dapat
menjadi bahan masukan bagi para guru untuk menengok lingkungan
sekitar yang penuh arti sebagai sumber belajar dan informasi yang
mendukung tercapainya tujuan pembelajaran secara efektif. Model
pendekatan ini pun relevan dengan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif,
efektif, dan menyenangkan (PAIKEM), sehingga pada gilirannya dapat
mencetak siswa yang cerdas dan cinta lingkungan.
Siswa boleh saja berpikir secara global, tetapi mereka h