1
PENGARUH PENAMBAHAN AIR PERASAN BUAH JERUK NIPIS
TERHADAP PENGURANGAN KADAR LOGAM BERAT
Pb, Cd DAN Cu DALAM KERANG HIJAU
USULAN PENELITIAN
OLEH :
Dra. FATIMAH NISMA. M.Si
DR. YUSNIDAR YUSUF. M.Si
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
MARET 2010
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
2
HALAMAN PENGESAHAN
1. Judul : PENGARUH PENAMBAHAN AIR PERASAN BUAH JERUK NIPIS TERHADAP PENGURANGAN KADAR LOGAM BERAT Pb, Cd DAN Cu DALAM KERANG HIJAU 2. Bidang Ilmu : Kimia Analisa Farmasi 3. Ketua Peneliti
a. Nama Lengkap : Dra. Fatimah Nism. M.Si b. Jenis Kelamin : Perempuan c. NIDN : 0329026504 d. Disiplin Ilmu : Kimia e. Pangkat/Golongan : Lektor f. Jabatan : Dosen g. Fakultas/Jurusan : MIPA/Farmasi h. Alamat : Jl. Delima II/IV Islamic Center Muhammadiyah Klender – Jakarta Timur i. Telepon/Fax/Email : 021-8611070 Fax 021-8611070
j. Alamat Rumah : Jl. Assyafiiyah RT 03/03 No 31. Cilangkap, Cipayung. Jakarta Timur.Telp 08129529821.
k. Anggota Peneliti: : DR Yusnidar Yusuf. M.Si 4. Lokasi Penelitian : Laboratorium kimia terpadu, Farmasi UHAMKA 5. Lama Penelitian : Bulan Maret – September 2011 6. Jumlah biaya yang diperlukan:
a. Sumber dari Dekdiknas : Rp. 10.000.000,00 b. Sumber lain : -- J u m l a h : Rp. 10.000.000,00 (Sepuluh Juta Rupiah)
Jakarta, Maret 2010
Mengetahui, Ketua Peneliti, Dekan FMIPA Drs. H. Endang Abutarya, M. Pd Dra. Fatimah Nisma.M.Si
Menyetujui, Ketua Lembaga Penelitian UHAMKA
Drs. Daniel Fernandez, M. Si.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
3
A. JUDUL : PENGARUH PENAMBAHAN AIR PERASAN BUAH
JERUK NIPIS TERHADAP PENGURANGAN KADAR
LOGAM BERAT Pb, Cd dan Cu DALAM KERANG HIJAU
B. BIDANG ILMU : K I M I A
C. PENDAHULUAN
Limbah yang berasal dari kegiatan industri merupakan penyebab utama
terjadinya pencemaran air. Limbah yang mengandung berbagai jenis logam berat
tersebut kemudian akan masuk ke dalam ekosistem laut dan dapat mempengaruhi
organisme laut. Untuk mengetahui terjadinya kontaminasi dapat digunakan suatu
bioindikator yaitu jenis organisme tertentu, yang dapat mengakumulasi kontaminan-
kontaminan yang ada sehingga dapat mewakili keadaan di dalam lingkungan
habitatnya (Darmono,1995).
Salah satu bioindikator pencemaran di laut yaitu ikan. dan kerang,
akumulasi logam berat pada ikan atau kerang mengikuti pola rantai makanan mulai
dari fitoplankton sampai ke ikan.atau kerang. Bila logam berat ini berada dalam
jaringan tubuh organisme laut seperti ikan dan kerang dalam konsentrasi yang tinggi,
kemudian dijadikan sebagai bahan makanan maka akan berbahaya bagi kesehatan
manusia .
Terkontaminasinya makanan laut dengan berbagai jenis logam berat dan
berbahaya tentu akan mempengaruhi kesehatan manusia, seperti yang terjadi pada
kasus Minamata di Jepang yang diakibatkan keracunan merkuri, keracunan logam
berat kadmium pada masyarakat yang tinggal di sekitar sungai Jitsu di Jepang serta
kasus teluk Buyat di Sulawesi Utara akibat adanya kontaminasi logam berat seperti
arsen (As), antimon (Sb), merkuri (Hg) dan mangan (Mn) (Anonim, 2009).
Kerang hijau adalah binatang laut yang banyak digemari dan dikosumsi karena
rasanya yang lezat dan nilai gizinya yang tinggi. Kerang binatang laut yang tahan
terhadap pencemaran lingkungan dan dapat menyerap logam berat diperairan.
Pemeriksaan logam berat pada penelitian ini hanya dibatasi pada logam
timbal, kadmium dan tembaga karena logam-logam berat tersebut mempunyai
toksisitas yang tinggi dibandingkan dengan logam-logam berat lainnya. Menurut
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
4
Kementrian Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup (1990) logam berat yang
bersifat toksik tinggi di antaranya Hg, Pb, Cd, Cu dan Zn. dan dari hasil penelitian
sebelumnya menyatakan bahwa beberapa organisme laut seperti ikan, kerang, cumi-
cumi dan tiram dari perairan Teluk Jakarta sudah tercemar dengan logam berat Pb
dan Cd (Sigid Hariyadi. 2004)
Penambahan bahan kimia dalam analisis kimia dapat dipergunakan untuk
mengkombinasi ion logam dan menariknya dari bahan yang akan menimbulkan efek
negatif terhadap kesehatan manusia. Logam-logam umumnya dapat membentuk
ikatan dengan bahan-bahan organik alam maupun bahan-bahan organik buatan.
Proses pembentukan ikatan tersebut dapat terjadi melalui gugus karboksilat dan akan
membentuk garam organik (Palar, 2004).
Buah jeruk nipis ( Citrus aurantifolia. Swingle) merupakan buah yang sering
digunakan untuk pengawet, pengasaman dan penambah cita rasa makanan. Buah ini
banyak digunakan dimasyarakat dan dapat diperoleh dengan mudah dengan harga
yang relatif murah. Buah jeruk nipis mengandung asam sitrat sebagai komponen
utamanya, selain itu terkandung juga vitamin C, limonena, lemon kamfer, fellandrena,
geranil asetat, kadinena, linalin asetat, damar, mineral, vitamin B1, dan kalsium dan pospor
(Rukmana Rahmat. 1996).
Berdasarkan hasil uraian di atas maka diperlukan penelitian tentang
pemanfaatan air perasan jeruk nipis dalam menurunkan kadar logam berat seperti
timbal (Pb), kadmium (Cd) dan tembaga (Cu) pada hewan-hewan laut.
Pemeriksaan kadar logam dapat dilakukan secara spektrofotometri serapan
atom karena metode ini memiliki beberapa keuntungan antara lain: kecepatan
analisisnya, ketelitiannya, tidak memerlukan pemisahan pendahuluan logam-logam
yang diperiksa, dapat menentukkan kadar logam tanpa dipengaruhi oleh keberadaan
logam yang lain dan cocok untuk pengukuran sampel dengan konsentrasi yang
rendah (Khopkar, 1990).
D. PERUMUSAN MASALAH
Umumnya logam-logam akan larut baik dalam asam, begitu juga dengan
kandungan logam berat yang tinggi dalam kerang hijau di harapkan akan larut dengan
penambahan jeruk nipis yang bersifat asam, kelarutan logam tersebut tentu
dirpengaruhi oleh konsentrasi asam yang diberikan sehingga perlu untuk
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
5
membedakan konsentrasi keasaman jeruk nipis tersebut, untuk mendapatkan
kelarutan logam berat yang maksimum dalam kerang hijau.
Kelarutan logam terhadap asam juga dipengaruhi oleh waktu perendaman.
Lamanya perendaman kerang hijau dengan jeruk nipis akan mempengaruhi kelarutan
logam berat dalam kerang tersebut, sehingga perlu menvariasikan waktu perendaman
dengan konsentrasi asam yang dapat melarutkan logam maksimum sebelumnya untuk
mendapatkan kelarutan logam berat lebih banyak lagi dalam kerang.
E. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk melihat pengaruh penggunaan air perasan buah jeruk nipis terhadap
penurunan kadar logam Pb, Cd dan Cu
2. Untuk mengetahui penurunan kadar logam Pb, Cd dan Cu pada masing-masing
sampel yang disebabkan karena variasi lama perendaman dengan air perasan
buah jeruk nipis.
F. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan bagi masyarakat untuk menurunkan kadar
logam berat dalam proses pengolahan makanan.
G. HIPOTESIS
1. Air perasan buah jeruk nipis berpengaruh terhadap penurunan kadar logam Pb,
Cd dan Cu dalam kerang hijau.
2. Variasi waktu perendaman dengan air perasan jeruk nipis memberikan pengaruh
terhadap penurunan kadar logam Pb, Cd dan Cu dalam kerang hijau.
H. TINJAUAN PUSTAKA
1. Tumbuhan jeruk nipis
Jeruk nipis adalah tumbuhan perdu yang menghasilkan buah dengan nama
sama. Tumbuhan ini dimanfaatkan buahnya, yang biasanya bulat, berwarna hijau
atau kuning, memiliki diameter 3-6 cm, umumnya mengandung daging buah
masam, agak serupa rasanya dengan lemon.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
6
a. Sistematika tanaman Jeruk nipis (Citrus aurantifolia, Swingle):
Divisio : Plantae
Sub Divisio : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledarae
Ordo : Rutaceae
Famili : Rutaceae
Genus : Citrus
Spesies : Citrus aurantifolia, Swingle (Backer, 1911).
b. Nama lain
Pada daerah-daerah tertentu jeruk nipis ini dikenal dengan istilah yang berbeda-beda
antara lain: Sumatera: kelanga; Jawa: jeruk pecel; Sunda: jeruk nipis; Kalimantan: lemau
epi; Maluku: putat ebi; Buru: a husi hisni; Flores: mudutelang (Dalimarta, 2000).
c. Morfologi Tanaman
Jeruk nipis merupakan pohon yang bercabang banyak ; 1,5-3,5 m, puri 0,3- 1,2 cm
panjangnya. Tangkai daun kadang-kadang bersayap sedikit, sayap beringgit melekuk
kedalam, panjang 0,5-2,5 cm. daun jeruk nipis bentuknya bulat telur, memiliki tangkai
daun bersayap dan ujung daun agak tumpul. Warna daun pada permukaan bawah
umumnya hijau muda, sedangkan dibagian permukan atas berwarna hijau tua mengkilap.
Bila daun digosok–gosok dengan tangan, akan menebar aroma khas yang harum. Helaian
daun bulat telur memanjang, pangkal bulat, ujung tumpul, melekuk kedalam, tepi
beringgit, panjang 2,5-9 cm, bunga 1,5 -2.5 cm diameternya. Daun mahkota dari luar
putih kuning. Buah bentuk bola, kuning diameternya 3,5-5cm. kulit 0,2-0,5 cm, daging
buah kuning kehijauan 1- 1000 cm (Dalimarta, 2000; Van Steenis, 1975).
d. Kandungan kimia
Jeruk nipis mengandung minyak atsiri yang di dalamnya terdapat beberapa jenis
komponen antara lain sitrat, kalsium, fosfor, besi, vitamin (A, B dan C), Sinerfin, H-
methyltyramine, flavonoid, ponsirin, herperidine, rhoifolin, dan naringin. Juga
mengandung minyak atsiri limonene dan linalool (Dalimarta, 2000).
e. Khasiat dan penggunaan
Daun jeruk dan bunga jeruk nipis dapat digunakan untuk pengobatan hipertensi,
batuk, lendir tenggorokan, demam, panas pada malaria, jerawat, ketombe dan lain- lain
(Dalimarta, 2000). Buah jeruk nipis dapat digunakan untuk menurunkan panas, obat
batuk, peluruh dahak, menghilangkan ketombe, influenza, dan obat jerawat. Getah
batang ditambahkan dengan sedikit garam dapat dipergunakan sebagai obat sakit
tenggorokan (Tampubolon, 1981).
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
7
2. Kerang(Kasijan Romimohtarto.2005)
Kerang termasuk pada Kelas Pelecypoda atau Bivalvia, yang termasuk
kelas ini adalah tiram, kerang, remis dan sebagainya. Binatang ini mempunyai
cangkang setangkup dan sebuah mantel yang berupa dua daun telinga atau
cuping. Cangkang disebut dengan tangkup yang terdiri dari dua belah sehingga
dinamakan bivalvia. Bentuk cangkang dan warnanya dapat digunakan untuk
identifikasi. Binatang ini sebagian besar hidup di laut dan hanya sedikit yang
hidup di darat, mempunyai kelamin terpisah dan menyebarkan spermanya ke air
untuk pembuahan.
Kerang tidak mempunyai kepala dan tentakel yang nyata teapi mereka
dapat memperoleh makanan dari cara menyaring pada insang dengan sistim sifon.
Kedua cangkang dapat membuka dan menutup dengan adanya otot pengikat
(adductor muscle) dan terdapat dua otot pengikat satu pada bagian depan dan sau
pada bagian belakang.
Kerang secara ekonomi sangat penting karena dapat mendatangkan
devisa, mulai dari rasanya yang lezat, seperti kerang hijau (Perna viridis) dan
kerang dara. Kerang mutiara banyak dibudidayakan karena dapat menghasilkan
mutiara yang digunakan untuk perhiasan. Tiram (Crassosostrea cuculata)
termasuk kerang hijau merupakan makanan yang lezat, daging terutama otot
penutupnya.
3. Pencemaran di Perairan
Pencemaran logam berat di perairan dapat diakibatkan karena adanya
bahan buangan dan limbah yang berasal dari kegiatan industri. Komponen
pencemar air tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut (Wardhana, 2001):
a. Bahan padat
b. Bahan organik
c. Bahan anorganik
d. Bahan olahan bahan makanan
e. Bahan cairan berminyak
f. Bahan zat kimia
Bahan anorganik pada umumnya berupa limbah yang tidak dapat
membusuk dan sulit didegradasi oleh mikroorganisme. Apabila bahan buangan
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
8
anorganik ini masuk ke lingkungan air maka akan terjadi peningkatan jumlah ion
logam di dalam air. Bahan anorganik biasanya berasal dari industri yang
melibatkan penggunaan unsur-unsur logam seperti timbal (Pb), arsen (As),
kadmium (Cd), air raksa (Hg), krom (Cr) dan lain-lain (Wardhana, 2001).
a. Logam
1). Timbal (Pb)
Timbal adalah sejenis logam abu-abu kebiruan, mempunyai
kerapatan yang tinggi, sangat lembut dan sangat mudah meleleh. Larut
dalam HNO3 pekat, sedikit larut dalam HCl dan H2SO4 encer. Kelarutan
timbal cukup rendah sehingga kadar timbal di dalam air relatif sedikit
(Vogel,1990).
Timbal dapat berada di dalam badan perairan sebagai dampak
aktivitas manusia. Pb yang masuk ke dalam perairan sebagai dampak dari
aktivitas kehidupan manusia di antaranya adalah air buangan (limbah) dari
industri yang berkaitan dengan Pb, air buangan dari pertambangan bijih
timah hitam, buangan sisa industri baterai dan bahan bakar angkutan air.
Buangan-buangan tersebut akan jatuh pada jalur-jalur perairan sehingga
menyebabkan pencemaran (Palar, 2004).
Pada hewan dan manusia timbal dapat masuk ke dalam tubuh
melalui makanan dan minuman yang dikonsumsi serta melalui pernafasan
dan penetrasi pada kulit. Di dalam tubuh manusia, timbal dapat
menghambat aktifitas enzim yang terlibat dalam pembentukan
hemoglobin yang dapat menyebabkan penyakit anemia. Gejala yang
diakibatkan dari keracunan logam timbal adalah kurangnya nafsu makan,
muntah, pusing-pusing (Palar, 2004).
2) Kadmium (Cd)
Kadmium adalah logam keperakan, yang dapat ditempa dan liat. Ia
melebur pada 321oC. Ia melarut dengan lambat dalam asam encer dengan
melepaskan hidrogen (Vogel, 1990).
Logam kadmium sangat banyak digunakan dalam kehidupan
sehari-hari manusia. Prinsip dasar atau prinsip utama dalam penggunaan
kadmium adalah sebagai bahan stabilisasi, bahan pewarna dalam industri
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
9
plastik dan pada elektroplating. Sebagian dari substansi logam kadmium
ini juga digunakan untuk solder dan baterai (Palar, 2004).
Logam kadmium akan mengalami proses biotransformasi dan
bioakumulasi dalam organisme hidup (tumbuhan, hewan dan manusia).
Logam ini masuk ke dalam tumbuhan bersama makanan yang dikonsumsi,
tetapi makanan tersebut telah berkontaminasi oleh logam Cd. Dalam
tubuh biota perairan jumlah logam yang terakumulasi akan terus
mengalami peningkatan. Di samping itu, tingkatan biota dalam sistem
rantai makanan turut menentukkan jumlah Cd yang terakumulasi
(Darmono, 2001).
3). Tembaga (Cu) (Darnomo.2001)
Nama lain Tembaga adalah cuprun, terletak pada sistim berkala
dengan nomor atom 29 mempunyai massa atom 63,546 g/mol dan bentuk
kristal dengan warna kemerahan . Secara alamiah, Cu dapat masuk ke
dalam suatu tatanan lingkungan sebagai akibat dari pengikisan ( erosi )
dari batuan mineral. Selain itu, Cu juga dapat dihasilkan dari buangan
industri yang menggunakan Cu dalam produksinya. Sebagai contoh dalam
industri galangan kapal yang menggunakan Cu sebagai campuran bahan
pengawet, industri pengelolaan kayu, buangan rumah tangga dan lain
sebagainya.
Unsur tembaga di alam dapat ditemukan dalam bentuk logam bebas.
Akan tetapi lebih banyak ditemukan dalam bentuk persenyawaan atau
senyawa padat dalam bentuk mineral. Dalam badan perairan laut, tembaga
dapat ditemukan dalam bentuk persenyawaan ion seperti CuCO3-, CuOH-
dan lain sebagainya. Pada batuan mineral atau lapisan tanah, tembaga
dapat ditemukan dalam bentuk-bentuk seperti, Chalcocote (Cu2S),
Covvelline (CuS) dan Bornite (CuFeS4 )
Cu yang terakumulasi dalam tubuh akan dapat menyebabkan
penyakit Wilson dan Kinsky. Gejala penyakit Wilson yaitu terjadi Hepatic
chirrosis, kerusakan pada otak serta terjadinya penurunan kerja ginjal dan
pengendapan Cu dalam kornea mata. Sedangkan penyakit Kinsky dapat
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
10
diketahui dengan terbentuknya rambut yang kaku dan berwarna
kemerahan pada penderita(Ahmad.2001).
b. Toksisisitas Logam Pada Makhluk Air
Menurut Darmono (2001), semua spesies kehidupan dalam air sangat
terpengaruh oleh hadirnya logam yang terlarut dalam air, terutama pada
konsentrasi yang melebihi normal.
Dalam rangka analisis keadaan lingkungan, masalah indikator biologis
perlu diketahui dan ditentukan. Indikator biologis dalam hal ini merupakan
petunjuk ada tidaknya kenaikan keadaan lingkungan dari garis dasar, melalui
analisis kandungan logam atau kandungan senyawa kimia tertentu yang
terdapat di dalam hewan maupun tanaman (Darmono, 2001).
Indikator biologis dapat ditentukan dari hewan atau tanaman yang
terletak pada daur pencemaran lingkungan sebelum sampai ke manusia.
Apabila pencemaran lingkungan diperkirakan melalui jalur air maka indikator
biologisnya dapat ditentukan melalui hewan, tanaman yang hidup atau
tumbuhan air, baik air sungai, air danau maupun air laut. Indikator biologis
yang ada pada jalur air dan mungkin akan sampai kepada manusia adalah
(Wardhana, 2001):
Phytoplankton
1. Zooplankton
2. Mollusca
3. Krustacea
4. Ikan dan sejenisnya
Logam berat masuk ke dalam jaringan tubuh makhluk hidup melalui
beberapa jalan, yaitu saluran pernafasan, pencernaan, dan penetrasi melalui
kulit. Absorpsi logam melalui saluran pernafasan biasanya cukup besar, pada
hewan air yang masuk melalui insang. Jika hewan air tersebut tahan terhadap
kandungan logam yang tinggi, maka logam itu dapat tertimbun di dalam
jaringannya, terutama di hati dan ginjal. Logam itu juga dapat berikatan
dengan protein sehingga disebut metalotionein yang bersifat agak permanen
dan mempunyai waktu paruh yang cukup lama (Darmono, 1995).
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
11
c. Pengikatan Logam
Logam-logam pada umumnya dapat membentuk ikatan dengan bahan-
bahan organik alam maupun bahan-bahan organik buatan. Proses
pembentukan ikatan tersebut dapat terjadi melalui pembentukan garam
organik dengan gugus karboksilat seperti misalnya asam sitrat, tartrat, dan
lain-lain. Di samping itu, logam dapat berikatan dengan atom-atom yang
mempunyai elektron bebas dalam senyawa organik sehingga terbentuk
kompleks (Palar, 2004). Selain gugus karboksilat (-COOH), gugus amina (-
NH2) serta (-PO4) juga dapat bereaksi dengan logam berat (Manahan, 1977).
4. Destruksi Basah
Teknik destruksi basah adalah dengan memanaskan sampel organik
dengan penambahan asam mineral pengoksidasi atau campuran dari asam-asam
mineral tersebut. Penambahan asam mineral pengoksidasi dan pemanasan yang
cukup dalam beberapa menit dapat mengoksidasi sampel secara sempurna,
sehingga menghasilkan ion logam dalam larutan asam sebagai sampel anorganik
untuk dianalisis selanjutnya. Destruksi basah biasanya menggunakan H2SO4,
HNO3 dan HClO4 atau campuran dari ketiga asam tersebut (Anderson, 1987).
5. Spektrofotometri Serapan Atom
Spektrofotometri serapan atom digunakan untuk analisis kuantitatif unsur-
unsur logam dalam jumlah sekelumit (trace). Cara analisis ini memberikan kadar
total unsur logam dalam suatu sampel. Cara ini cocok untuk analisis kelumit
logam karena mempunyai kepekaan yang tinggi (batas deteksi kurang dari 1
ppm), pelaksanaannya relatif sederhana. Spektrofotometri serapan atom
didasarkan pada penyerapan energi sinar oleh atom-atom netral, dan sinar yang
diserap biasanya sinar tampak atau ultraviolet. Dalam garis besarnya prinsip
spektrofotometri serapan atom sama saja dengan spektrofotometri sinar tampak
dan ultraviolet. Perbedaan terletak pada bentuk spektrum, cara pengerjaan sampel
dan peralatannya (Rohman, 2007).
Metode spektrofotometri serapan atom, berprinsip pada absorbansi cahaya
oleh atom. Atom-atom menyerap cahaya tersebut pada panjang gelombang
tertentu, tergantung pada sifat unsurnya. Cahaya pada panjang gelombang
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
12
tersebut memiliki energi yang cukup untuk mengubah tingkat energi elektronik
suatu atom. Dengan absorpsi energi, berarti memperoleh lebih banyak energi,
suatu atom pada keadaan dasar dinaikkan tingkat energinya ke tingkat eksitasi
(Khopkar, 1990).
Instrumentasi
Gambar di bawah ini menunjukkan bentuk bagan komponen penting dari
spektrofotometer serapan atom (Harris, 1982).
Gambar 1. Komponen Spektrofotometer Serapan Atom
a. Sumber sinar
Sumber sinar yang lazim dipakai adalah lampu katoda berongga (hollow
cathoda lamp). Lampu ini terdiri atas tabung kaca tertutup yang mengandung
suatu katoda dan anoda. Katoda sendiri berbentuk silinder berongga yang
terbuat dari logam atau dilapisi dengan logam tertentu. Tabung logam ini diisi
dengan gas mulia (neon atau argon). Bila antara anoda dan katoda diberi
selisih tegangan yang tinggi (600 volt), maka katoda akan memancarkan
berkas-berkas elektron yang bergerak menuju anoda yang mana kecepatan
dan energinya sangat tinggi. Elektron-elektron dengan energi tinggi ini dalam
perjalanannya menuju anoda akan bertabrakan dengan gas-gas mulia yang
diisikan tadi. Akibat dari tabrakan-tabrakan ini membuat unsur-unsur gas
mulia akan kehilangan elektron dan menjadi bermuatan positif. Ion-ion gas
mulia yang bermuatan positif ini selanjutnya akan bergerak ke katoda dengan
kecepatan dan energi yang tinggi pula. Sebagaimana disebutkan di atas, pada
katoda terdapat unsur-unsur yang sesuai dengan unsur yang dianalisis. Unsur-
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
13
unsur ini akan ditabrak oleh ion-ion positif gas mulia. Akibat tabrakan ini,
unsur-unsur akan terlempar keluar dari permukaan katoda. Atom-atom unsur
dari katoda ini mungkin akan mengalami eksitasi ke tingkat energi-energi
elektron yang lebih tinggi dan akan memancarkan spektrum pancaran dari
unsur yang sama dengan unsur yang akan dianalisis (Rohman, 2007).
b. Monokromator
Monokromator dimaksudkan untuk memisahkan dan memilih panjang
gelombang yang digunakan dalam analisis. Dalam monokromator terdapat
chopper (pemecah sinar), suatu alat yang berputar dengan frekuensi atau
kecepatan perputaran tertentu (Rohman, 2007).
c. Detektor
Detektor digunakan untuk mengukur intensitas cahaya yang melalui
tempat pengatoman. Biasanya digunakan tabung penggandaan foton
(photomultiplier tube) yang mempunyai kepekaan spektral yang lebih tinggi
(Rohman, 2007).
d. Readout
Readout merupakan suatu alat penunjuk atau dapat juga diartikan
sebagai sistem pencatatan hasil. Hasil pembacaan dapat berupa angka atau
berupa kurva yang menggambarkan absorbansi atau intensitas emisi
(Rohman, 2007).
6. Validasi Metode Analisis
Validasi metode analisis adalah suatu tindakan penilaian terhadap
parameter tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium, untuk membuktikan
bahwa parameter tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaannya.
Beberapa parameter analisis yang harus dipertimbangkan dalam validasi metode
analisis diuraikan dan didefinisikan sebagaimana cara penentuannya.
a. Kecermatan/ Ketepatan
Kecermatan adalah ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasil
analisis dengan kadar analit yang sebenarnya. Kecermatan dinyatakan sebagai
persen perolehan kembali (recovery) analit yang ditambahkan. % perolehan
kembali dapat ditentukan dengan cara membuat sampel kemudian ditambah
analit dengan konsentrasi tertentu (biasanya 80% sampai 120% dari kadar
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
14
analit yang diperkirakan), kemudian dianalisis dengan metode yang akan
divalidasi (Harmita, 2004).
b. Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi
Batas Deteksi adalah jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat
dideteksi yang masih memberikan respon signifikan. Batas deteksi merupakan
parameter uji batas. Batas kuantitasi diartikan sebagai kuantitasi terkecil analit
dalam sampel yang masih dapat memenuhi kriteria cermat dan seksama
(Harmita, 2004).
I. METODE PENELITIAN
a. Tempat dan waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Kimia Analisa Terpadu Jurusan
Farmasi FMIPA Uhamka. Jakarta. Pada bulan Maret sampai September 2011.
b. Alat dan bahan penelitian
1). Alat
Alat yang dipakai adalah aat-alat gelas yang biasa digunakan di
laboratorium, Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Perkin Elmer,
timbangan analitik adventure OHAUSS, labu Kjeldhal, water bath, lemari
asam, cawan porselen, oven, pH meter, turbidimeter. Pisau, blender,
2). Sampel
Sampel yang diperiksa dalam penelitian ini adalah kerang hijau(Perna
viridis) yang berasal dari perairan Teluk Jakarta. yang dapat dibeli pasar ikan
Muara Angke.
3). Pereaksi
Bahan yang digunakan semua pro analisis keluaran E. Merck kecuali
disebutkan seperti asam nitrat 65% b/b, ditizon, ammonium hidroksida 25%
b/b, kristal kalium sianida (KCN), larutan standar Pb 1000 ppm b/v, larutan
standar Cd 1000 ppm b/v dan larutan standar Cu 1000 ppm b/v..
c. Pembuatan Pereaksi
1). Larutan Ditizon 0,005% b/v
Dilarutkan 5 mg ditizon 98% dalam 100 ml CHCl3 (Vogel, 1990).
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
15
2). Larutan NH4OH 1 N
Diencerkan ammonium hidroksida 25% b/b sebanyak 7,4 ml dalam 100 ml
air suling (Ditjen POM, 1995).
3). Larutan HNO3 5 N
Diencerkan 346,26 ml larutan HNO3 65% b/b dengan air suling hingga
1000 ml (Ditjen POM, 1995).
d. Prosedur Penelitian
1). Pengambilan Sampel
Populasi penelitian adalah kerang hjau yang berasal dari perairan
Teluk Jakarta yang dibeli di pasar ikan Muara Angke yang merupakan pasar
ikan yang memasok seluruh kebutuhan ikan seluruh Jakarta. Adapun
pengambilan sampel dilakukan secara purposif. Metode pengambilan sampel
purposif ini ditentukan atas pertimbangan bahwa sampel yang tidak terambil
mempunyai karakteristik yang sama dengan sampel yang sedang diteliti
(Sudjana, 2001).
2). Penyiapan Sampel
Kerang Hijau dicuci bersih. Dikupas dan bagian cangkangnya
dibuang. Ditimbang ± 1500 gram daging kerang hijau yang sudah dikeluarkan
dari cangkangnya. Bagian pertama diambil sebanyak ± 300 gram dan bagian
kedua ± 600 gram dan bagian ketiga juga ± 600 gram. Bagian pertama yang
telah dicuci bersih lalu ditiriskan selama 15 menit. Kemudian diblender
hingga halus.
Bagian kedua diambil ± 600 gram kerang hijau. Masing masing ± 100
gram direndam dengan 250 ml air perasan buah jeruk nipis dengan
konsentrasi yang berbeda-beda (konsentrasi air perasan buah jeruk nipis
ditetapkan lebih dahlu) selama 1 jam dan pada waktu peremdaman setiap 10
menit dilakukan pengadukan agar konsentrasi jeruk nipis tetap merata.
Kemudian kerang ditiriskan 15 menit dan diblender hingga halus.
Bagian ketiga diambil ± 600 gram kerang hijau yang tersisa, masing
direndam dalam air perasan nipis (yang memberikan daya melarutkan logam
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
16
maksimum sebelumnya) dalam 250 ml air. Setelah perendaman selama 30
menit diambil sebanyak ± 100 gram, dicuci bersih, lalu ditiriskan selama 15
menit. Setelah itu diblender hingga halus. Kemudian dilakukan hal yang sama
terhadap sisa perendaman selama 1 jam.dan seterusnya Pada waktu
perendaman, setiap 10 menit sampel diaduk-aduk yang bertujuan agar
perendaman dalam air perasan jeruk nipis lebih merata.
3). Proses Destruksi Basah untuk Timbal, Kadmium dan Tembaga
Sampel sebelum dan sesudah perendaman yang telah dihaluskan
ditimbang masing-masing 25 gram. Sampel yang telah diketahui beratnya
selanjutnya ditambahkan asam nitrat pekat sebanyak 25 ml hingga sampel
terendam. Lalu didiamkan selama satu malam (24 jam) dengan tujuan agar
dapat mempercepat proses destruksi yang dilakukan. Setelah 24 jam, sampel
didestruksi pada hot plate selama 30 menit hingga sampel berwarna kuning
muda jernih. Pindahkan ke dalam labu tentu ukur 100 ml dan ditepatkan
sampai garis tanda dengan aquabides. Kemudian disaring dengan kertas
saring whatman no.42 dengan membuang 2 ml larutan pertama hasil
penyaringan. Larutan hasil destruksi ini digunakan untuk uji kualitatif dan uji
kuantitatif (Darmono, 1995).
4). Analisis Kualitatif
a). Logam Pb
Ke dalam tabung reaksi dimasukkan 5 ml larutan sampel, diatur
pH = 8 dengan penambahan amonium hidroksida 1 N, dimasukkan kalium
sianida, ditambahkan 5 ml ditizon 0,005% b/v, dikocok kuat, dibiarkan
lapisan memisah terbentuk warna merah tua berarti sampel mengandung
Pb (Fries, 1977).
b). Logam Cd
Ke dalam tabung reaksi dimasukkan 5 ml larutan sampel, diatur
pH = 6 dengan penambahan amonium hidroksida 1 N, ditambahkan 5 ml
ditizon 0,005% b/v, dikocok kuat, dibiarkan larutan memisah terbentuk
warna merah muda berarti sampel mengandung Cd (Fries, 1977).
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
17
c). Logam Cu
Ke dalam tabung reaksi dimasukkan 5 ml larutan sampel, diatur
pH = 6 dengan 5 ml kalium sianida dikocok kuat, dibiarkan larutan
memisah terbentuk endapan kuning (Vogel, 1990).
5). Analisis Kuantitatif
a). Penentuan Panjang Gelombang Maksimum
Penentuan panjang gelombang maksimum berdasarkan pengaturan alat
Spektrofotometer Serapan Atom yang telah distandardisasi. Di mana
panjang gelombang maksimum logam timbal, kadmium dan tembaga
masing-masing adalah 283,3 nm, 228,8 nm dan 285,3 nm.
b). Penentuan Linieritas Kurva Kalibrasi Logam
Larutan standar timbal (1000 mcg/ml) dipipet sebanyak 10 ml,
dimasukkan ke dalam labu tentu ukur 100 ml, kemudian ditambahkan 10
ml HNO3 5 N ditepatkan sampai garis tanda dengan aquabides
(konsentrasi 100 mcg/ml).
Larutan standar timbal (100 mcg/ml) dipipet sebanyak 10 ml,
dimasukkan ke dalam labu tentu ukur 100 ml, kemudian ditambahkan 10
ml HNO3 5 N ditepatkan sampai garis tanda dengan aquabides
(konsentrasi 10 mcg/ml).
Larutan kerja logam timbal dibuat dengan memipet 0; 1; 2; 3;
4; 5 ml larutan standar 10 mcg/ml, dimasukkan ke dalam labu tentu ukur
100 ml, ditambahkan 10 ml HNO3 5 N kemudian ditepatkan sampai garis
tanda dengan aquabides (larutan kerja ini mengandung 0; 0,1; 0,2; 0,3;
0,4; 0,5 mcg/ml) dan diukur pada panjang gelombang 283,3 nm . Hal yang
sama digunakan untuk larutan standar Cu dan diukur pada panjang
gelombang Cu. Sedangkan umtuk penentuan kurva kalibrasi Cd dibuat hal
yang sama tetapi konsentrasi laruta kerjanya adalah 0; 0,01; 0,05; 0,1; 0,2;
0,3 mcg/ml) dan diukur pada panjang gelombang 228,8 nm
c). Penentuan Kadar Logam dalam Sampel
1)). Logam Timbal (Pb)
Larutan sampel yang telah didestruksi diukur absorbansinya
dengan Spektrofotometer Serapan Atom pada panjang gelombang
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
18
283,3 nm. Nilai absorbansi yang diperoleh berada dalam rentang
kurva kalibrasi larutan standar timbal. Konsentrasi timbal dalam
sampel ditentukan berdasarkan persamaan linier dari kurva kalibrasi.
2)). Logam Kadmium (Cd)
Larutan sampel yang telah didestruksi diukur
absorbansinya dengan Spektrofotometer Serapan Atom pada
panjang gelombang 228,8 nm. Nilai absorbansi yang diperoleh
berada dalam rentang kurva kalibrasi larutan standar kadmium.
Konsentrasi kadmium dalam sampel ditentukan berdasarkan
persamaan linier dari kurva kalibrasi.
3)). Logam Tembaga (Cu)
Larutan sampel yang telah didestruksi diukur absorbansinya
dengan Spektrofotometer Serapan Atom pada panjang gelombang
285,3 nm. Nilai absorbansi yang diperoleh berada dalam rentang
kurva kalibrasi larutan standar kadmium. Konsentrasi kadmium
dalam sampel ditentukan berdasarkan persamaan linier dari kurva
kalibrasi.
Kadar logam timbal, kadmium dan tembaga dalam sampel dapat
dihitung dengan cara sebagai berikut:
Kadar logam (mg/kg) =3
3
10)(
)()10)/(log(−
−
xgrsampelberat
mlxvolumxmlmcgamikonsentras
d). Uji Perolehan Kembali
1)). Pembuatan Larutan Standar
Larutan standar timbal dan kadmium (1000 mcg/ml) dipipet
sebanyak 10 ml, dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml, kemudian
ditambahkan 10 ml HNO3 5 N ditepatkan sampai garis tanda dengan
aquabides (konsentrasi 100 mcg/ml).
Larutan standar (100 mcg/ml) dipipet sebanyak 10 ml, dimasukkan
ke dalam labu tentu ukur 100 ml, kemudian ditambahkan 10 ml
HNO3 5 N ditepatkan sampai garis tanda dengan aquabides
(konsentrasi 10 mcg/ml).
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
19
2)). Prosedur Uji Perolehan Kembali
Uji perolehan kembali dilakukan dengan cara menentukkan
kadar logam dalam sampel, selanjutnya dilakukan penentuan kadar
logam dalam sampel yang telah ditambahkan larutan standar yang
jumlahnya diketahui dengan pasti. Larutan standar yang
ditambahkan yaitu, 2 ml larutan standar Pb (konsentrasi 10 mcg/ml),
2 ml larutan standar Cd (konsentrasi 10 mcg/ml) dan 2 ml larutan
standar Cu (konsentrasi 10 mcg/ml).
Uji perolehan kembali dilakukan terhadap sampel yang sama
dianalisis dengan cara yang sama dengan pengerjaan sampel awal.
Uji perolehan kembali dilakukan untuk mengetahui kadar
sebenarnya dengan cara mengkonversikan harga persen perolehan
kembali. Perolehan kembali dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut (Harmita, 2004):
% Perolehan kembali = A
A
K
KKf
*
−x 100%
Keterangan :
Kf = kadar sampel yang diperoleh setelah penambahan larutan standar
KA = kadar sampel yang diperoleh sebelum penambahan
larutan standar
K*A = kadar larutan standar yang ditambahkan
6. Pengolahan Data
Data yang diperoleh akan dianalisis terlebih dahulu dengan uji prasyarat,
yaitu uji Normalitas Kolmogrov-Smirnov (K-S) dan uji homogenitas Levene. Bila
data homogen dan terdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji analisa varian
(ANAVA) dua arah pada taraf kepercayaan (α=0,05). Bila nilai sig < 0,05 maka
dilanjutkan dengan uji perbandingan berganda (Tukey).
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
20
Bagan Penyiapan Sampel
± 300 gram kerang hijau
± 600 gram kerang hijau
dicuci bersih
diblender
ditiriskan selama 15 menit
dicuci bersih
dicuci bersih
Diperoleh 6 sampel Sampel B
ditiriskan selama 15 menit
± 1500 gram daging kerang hijau
Sampel C
600 gram kerang hijau
100 gram masing masing direndam dalam air perasan jeruk nipis pada konsentrasi berbeda dalam 250 ml
Diperoleh 6 sampel Sampel A
Direndam dalam air perasan jeruk nipis pada konsentrasi sebelumnya dalam 250 ml dan
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
21
J. PELAKSANAAN PENELITIAN.
Pelaksanaan penelitian direncanakan selama 7 bulan mulai bulan Maret sampai
bulan September 2011. dengan rincian sebagai berikut:
Bulan Ke
No
Uraian
1 2 3 4 5 6
7
1. Pembuatan proposal xxxx
2. Identifikasi bahan uji
xxxx
3. Persiapan reagen kimia
xxxx
xxxx
4. Sampling
xxxx
5. Pelaksanaan penelitian
xxxxx
xxxxx
6. Pengumpulan data
xxxxx xxxxx
7. Pembuatan Laporan xxxx xxxx
8. Persentasi hasil
penelitian
xxxx
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
22
K. RINCIAN ANGGARAN PENELITIAN
No Uraian Banyaknya Harga per
unit (Rp)
Jumlah
(Rp)
1. Pembelian Kerang hjau 10 Kg 50.000 500.000
2. Biaya transportasi dan akomodasi 500.000
3. Pembelian jeruk nipis 5 Liter 40.000 250.000
4. Pembelian blender 1 set 400.000 500.000
5. Pembelian air bebas logam 20 liter 600.000
6. Standar Pb 25 gram 300.000
7. Standar Cd 25 gram 3000.000
8. Standar Cu 25 gram 300.000
9. Asam nitrat pekat 250 ml 400.000
10. Asam sulfat pekat 250 ml 300.000
11. Ditizon, 25 gram 3000.000
12. ammonium hidroksida 100 gram 250.000
13. kristal kalium sianida (KCN) 100 gram 300.000
14. Gas asetilen 1 tabung 2.100.000 2.100.000
15. Biaya perlengkapan alat SSA 1.000.000
14. Pembuatan proposal 4 berkas 20.000 60.000
15. Pembuatan Laporan 6 berkas 30.000 300.000
16. Pembelian kertas 1 rim 40.000 40.000
17. Tinta prnter 1 Set 300.000 300.000
18. Biaya foto copi 8 Set 40.000 300.000
19. Biaya persentasi 200.000
20. Sewa lap 300.000
17. Biaya tidak terduga 1.000.000
J u m l a h 10.000.000
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
23
L. DAFTAR PUSTAKA
Anderson. (1987). Food Analysis. Second edition. New York: Avi Book. Hal. 613-615.
Anonim. (2008). Rasa Pahit Sari Calamansi.
http://theworldofmargie.wordpress.com/2008/08/20/calamansi/. Tanggal akses
24 Desember 2008.
Anonima. (2009). Pencemaran Teluk Buyat.
http://www.walhi.or.id/kampanye/tambang/buanglimbah/040803.buyat cemar/.
Tanggal akses 12 Januari 2009.
Anonimb. (2009). Decapterus.
http://animaldiversity.ummz.umich.edu/site/accounts/classification/Decapterus.
html. Tanggal akses 24 Desember 2008.
Darmono. (1995). Logam dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup. Cetakan I. Jakarta: UI
Press. Hal. 1, 13, 25, 35-39.
Darmono. (2001). Lingkungan Hidup dan Pencemaran . Cetakan I. Jakarta: UI Press.
Hal. 89, 95.
Ditjen POM. (1995). Farmakope Indonesia. Edisi keempat. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI. Hal. 50, 1126, 1213.
Fries, J., dan Getrost, H. (1977). Organic Reagent For Trace Analysis. Jerman: E.Merck
Darmstadt. Hal. 209.
Harmita. (2004). Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara Perhitungannya.
Majalah Ilmu Kefarmasian. I(3): 119, 130-131.
Harris, D.C. (1982). Quantitative Chemical Analysis. Second edition. New York: W.H.
Freeman and Company. Hal. 574-575.
Khopkar, S.M. (1990). Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UIPress. Hal. 274-275.
Kasijan, R (2005). Biologi Laut , Ilmu Pengtahuan tentang biota laut, Jakarta, Ikrar
Mandiri Abadi, Hal 217-232
Manahan, E.S. (1977). Environmental Chemistry. Fourth edition. California:
Brooks/Cole Publishing Company. Hal. 58.
Oktavia, E. (2006). Teknik Validasi Metode Analisis Kadar Ketoprofen Secara
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Bulletin Teknik Pertanian. 11(1): 23.
Palar, H. (1994). Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta: Penerbit Rineka
Cipta. Hal. 34, 81-90, 118-120, 146.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
24
Peter Herring, (2002), The Biology of the Deep Ocean, Oxford University Press. Page
117-121
Rohman, A. (2007). Kimia Farmasi Analisis. Cetakan II. Jakarta: Penerbit Pustaka
Pelajar. Hal. 298-299, 304-311.
Suaniti. (2007). Pengaruh EDTA dalam Penentuan Timbal dan Tembaga Pada Kerang
Hijau (Mytilus viridis). Ecotrophic. 2(1): 40.
Sudjana. (2001). Metode Statistika. Edisi ke-6. Bandung: Tarsito. Hal. 68, 371.
Sarwono.B, (2000), Jeruk dan kerabatnya, Jakarta, Penebar Swadaya, Hal 39.
Sumartono, (1982), Jeruk, Jakarta,Penerbit Bumirestu, Hal 156
Vogel, A.I. (1990). Textbook of Macro and Semi Micro Qualitative Inorganic
Diterjemahkan Oleh: Setiono, L., dkk. 1985. Analisis Anorganik Kualitatif
Makro dan Semimikro. Edisi kelima. Bagian I. Jakarta: P.T. Kalman Media
Pustaka. Hal. 207, 235.
Wardhana, W.A. (2001). Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta: Andi Offset.
Hal. 111-120.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
25
CURRICULUM VITAE
Nama : Dra. Fatimah Nisma, MSi
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tgl Lahir : Kamang Hilir / 20 September 1966
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Dosen , Farmasi, FMIPA. Uhamka , Jakarta
Pangkat/ Gol : Lektor/III C
Alamat : Jl. Assyafiiyah No. 31 RT 03/03 Kel. Cilangkap, Cipayung Jakarta
Timur.
Telpon : 0812 9529821 / (021) 98298568
PENDIDIKAN FORMAL
SD Negeri Hilir Lama Kab. Agam Sumbar. Tamat tahun 1979
SMP Negeri Magek. Kab. Agam. Sumbar. Tamat tahun 1982
SMA Negeri IV Angkat Candung. Kab. Agam. Sumbar tamat tahun 1985
S1. Universitas Andalas Padang. Jurusan Kimia. Tamat tahun 1990
S2. Universita Indonesia. Jurusan Kimia, Tamat tahun 1998
PENGALAMAN KERJA
1991 – 1992 : Asisten Dosen di Fakultas Kedokteran UNAND Paqdang
1997 – sekarang : Dosen tidak tetap di Universitas Gunadarma.
1997 – sekarang : Dosen Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (UHAMKA)
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
26
PENGALAMAN MENELITI
1. Pengaruh daya serapan eceng gondok (Eichornia crassipes) dan genjer(Limnocharis
flava) terhadap kadar logam Pb, Cu dan Cd di kolam buatan FMIPA UHAMKA
tahun 2009 dan dibiayai oleh LemLitbang Uhamka
2. Uji aktifitas antioksidan ekstrak etanol 70% Corolla bunga rosella (Hibiscus
sabdariffa L.) berdasarkan aktivitas SOD (Superoxyd Dismutase) dan kadar MDA
(Malonildialdehide) pada sel darah dompa yang mengalami stres oksidatif in vitro
akhir tahun 2009 sampai 2010 dan dibiayai oleh LemLitbang Uhamka.
3. Analisis zat pewarna merah pada makanan jajanan anak-anak yang dijual di Sekolah
Dasar Wilayah Kotamadya Jakarta Timur dengan menggunakan metoda
Kromatografi kertas dan Spektrofotometer UV- Vis. Tahun 2009 dan dibiayai oleh
LemLitbang Uhamka.
4. Pengaruh penambahan ekstrak n-heksan buah Tomat (Lycopersicum esculentum P.
Miller) terhadap kualitas minyak goreng curah setelah pemanasan tahun 2008 dan
dibiayai oleh LemLitbang Uhamka.
5. Pengaruh perendaman dengan air biasa, air panas, air leri, larutan asam sitrat, larutan
garam NaCl, digoreng dan direndam air panas kemudian digoreng terhadap
penurunan kadar formalin pada tahu dengan sektrofotometer Uv-Vis. tahun 2008 dan
dibiayai oleh LemLitbang Uhamka.
PENGALAMAN ORGANISASI KAMPUS UHAMKA
Sebagai Ketua pengelola Jurnal Farmasi di FMIPA UHAMKA
Tertanda
Dra. Fatimah Nisma. M.Si
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
27
CURRICULUM VITAE
Nama : DR. Yusnidar Yusuf, MSi
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tgl Lahir : Pematang Siantar / 3 Agustus 1956
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Dosen , Farmasi, FMIPA. Uhamka , Jakarta
Pangkat/ Gol : Lektor/III C
Alamat : Jl. PKP Raya No. 10 RT 02/09. Kel. Kelapa Dua Wetan. Ciracas.
Jakarta Timur.
Telpon : 0812 9334318 / (021) 93498026
PENDIDIKAN FORMAL
SD Persit KCK . Cijantung II. Jakarta Timur. Tamat tahun 1971
SMP Gatot Subroto Cijantung I. Jakarta Timur. Tamat tahun 1974
SAA ADSalemba 28. Jakarta Pusat. tamat tahun 1979
S1. IKIP Jakarta. Jurusan Kimia. Tamat tahun 1990
S2. Universita Indonesia. Jurusan Kimia, Tamat tahun 1998
S3. UNJ, Jakarta . Kependidikan Lingkungan Hidup tamat 2009
PENGALAMAN KERJA
1998 – 2000 : Koordinaator Laboratorium UHAMKA.
2000 – 2004 : Ketua Jurusan FPMIPA UHAMKA.
1993 – 1997 : Dosen Tetap IKIP Muhammadiyah.Jakarta.
1997 – sekarang : Dosen Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (UHAMKA)
Tertanda
DR. Yusnidar Yusuf. M.Si
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
28
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
29
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Top Related