1
BAB I
ORGANISASI
A. PENGERTIAN ORGANISASI
1. Menurut bahasa kata organisasi berasal dari kata “organ” yang
berarti tubuh atau badan, seperti tubuh manusia yang terdiri dari
beberapa anggota badan yang masing-masing mempunyai tugas
tertentu, maka organisasi dapat diartikan tersusun dan teratur.
2. Menurut istilah “Organisasi adalah berkumpulnya sekelompok
manusia yang mengadakan kerjasama untuk mencapai suatu tujuan
yang sama disertai aturan-aturan yang tersusun rapi”.
3. Unsur-unsur organisasi
Berdasarkan pengertian di atas maka dalam suatu organisasi akan
didapati beberapa unsur, yang unsur satu dengan lainnya tak dapat
dipisahkan, saling berkaitan. Adapun unsur-unsur yang terdapat
dalam organisasi ialah dasar organisasi, tujuan, aturan, pimpinan,
anggota dan kerjasama.
a. Dasar Organisasi
Dasar organisasi merupakan prinsip atau landasan setiap
perjuangan. Dasar ini dibagi dua, ada yang berdasarkan wahyu
dan adapula yang berdasarkan ra‟yu. Perbedaan antara keduanya
ialah bahwa wahyu itu datangnya dari Allah dan mutlak
kebenarannya, sedangkan ra‟yu adalah hasil pemikiran manusia
yang kebenarannya tidak mutlak.
Sedangkan persamaan antara keduanya ialah bahwa wahyu
dan ra‟yu dapat dijadikan dasar atau asas bagi manusia dalam
berorganisasi.
2
b. Tujuan Organisasi
Tujuan suatu organisasi dengan perumusan yang jelas dan
dapat dimengerti oleh para anggota, hal inilah yang menjadikan
kemantapan bagi anggota organisasi itu sendiri.
Tanpa tujuan, organisasi tidak ada artinya. Tujuan
merupakan dasar bertindak.
c. Pimpinan Organisasi
Pimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi orang
banyak agar mereka suka berusaha mencapai sasaran-sasaran
yang menguntungkan bagi semua pihak. Kebanyakan orang
sanggup akan dipimpin dan bahkan orang-orang merindukan
adanya seorang yang bisa memimpin mereka.
d. Anggota
Para anggota, semestinya mereka yang sanggup bekerja
sama, dengan ketentuan-ketentuan ataupun ketetapan-ketetapan
yang telah mereka buat dan sepakati bersama. Dalam organisasi
yang tujuannya bersifat keagamaan, para anggota akan taat
kepada pimpinan apabila pemimpin benar-benar taat kepada Allah
dan Rasul-Nya, bertanggung jawab akan kelancaran organisasi.
e. Kerjasama
Kerjasama dalam hal ini identik dengan usaha bersama.
Tujuan dan dasar memerlukan realita, sedang pelaksanaannya
adalah usaha menurut apa yang mereka tentukan untuk mencapai
tujuan.
f. Aturan Organisasi
Sebuah organisasi mutlak memerlukan aturan permainan
yang merupakan acuan di dalam melakukan kerjasama untuk
mencapai tujuan. Tanpa aturan maka sulit anggota organisasi
apalagi pimpinan untuk berbuat.
3
Disinilah seorang pemimpin harus benar-benar ahli serta
mampu dalam menngarahkan agar para anggota memiliki suatu
kesamaan usaha yang memerlukan pengorbanan baik harta dan
tenaga, waktu dan kreasi, kesemuanya berhasil dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Unsur kerjasama ini berat dan sulit karena harus
menghomogenisasikan (menyamakan pandangan) manusia yang serba
heterogen, akan tetapi amat menentukan berhasil atau tidaknya proses
berorganisasi dalam mencapai tujuannya.
Keenam unsur organisasi tersebut merupakan enam kesatuan
unsur organisasi. Semua harus ada dalam sebuah organisasi. Jika
hanya ada empat unsur yang satunya, maka organisasinya tidak
sempurna.
B. MANFAAT BERORGANISASI
Adapun manfaat berorganisasi adalah sebagai berikut:
1. Memupuk rasa persaudaraan dan cinta kasih antara anggotanya yang
dijalin karena adanya cita-cita yang sama.
2. Memupuk rasa tolong menolong dan gotong royong untuk
melaksanakan dan menyelesaikan suatu pekerjaan diantara para
anggota.
3. Melatih dan membiasakan anggota untuk saling menghargai pendapat
orang lain.
4. Melatih diri untuk melakukan keputusan yang sudah disepakati
meskipun dirinya tidak menyetujui.
5. Memupuk diri kita untuk menjadi pemimpin.
C. MUHAMMADIYAH SEBAGAI ORGANISASI
Istilah organisasi dalam Muhammadiyah disebut persyarikatan.
Persyarikatan artinya berkelompoknya beberapa orang yang mempunyai
paham dan tujuan yang sama.
4
Muhammadiyah dikatakan sebagai organisasi karena
Muhammadiyah memiliki unsur-unsur organisasi sebagaimana organisasi
pada umumnya. Bahkan selain itu Muhammadiyah sebagai organisasi
memiliki maksud dan tujuan yang jelas serta berbagai amal usaha yang
dimilikinya. Berdasarkan ruang lingkup daerah kerja atau wilayah maka
Muhammadiyah termasuk organisasi nasional. Hal ini disebabkan
organisasi Muhammadiyah sudah tersebar anggota dan berbagai amal
usahanya di seluruh Indonesia.
Sedangkan organisasi berdasarkan sifatnya, persyarikatan
Muhammadiyah sering dipertanyakan. Ada yang berpendapat bahwa
Muhammadiyah organisasi keagamaan, tetapi di pihak lain organisasi
sosial. Demikian pula ada yang berpendapat Muhammadiyah Organisasi
kesenian dan cedekiawan.
Wajar jika muncul banyak pendapat tentang organisasi
Muhammadiyah dari segi sifatnya, karena ternyata amal usaha
Muhammadiyah mencakup berbagai aspek kehidupan manusia. Yang
jelas semua pendapat masyarakat di atas adalah tepat karena jika masing-
masing mereka memandang dari sudut pandangnya. Tetapi jika dilihat
dari isi, jiwa atau ruhnya yang dipergunakan untuk menggerakkan
berbagai aktifitasnya tersebut maka diambil sebuah kesimpulan bahwa
sebenarnya Muhammadiyah itu adalah organisasi gerakan islam.
D. BERORGANISASI ADALAH PERINTAH AGAMA
Manusia adalah makhluk sosial (homo socious) yang ingin
bekerjasama dengan orang lain, bantu membantu dan tolong menolong
kepada sesama dalam mencapai kelangsungan hidup.
Jadi menurut fitrahnya manusia itu suka akan kehidupan
berjama‟ah dan bersyarikat atau berorganisasi. Apabila hal tersebut
dihubungkan dengan dasar Agama Islam, maka berorganisasi itu
merupakan perintah Agama, sebagaimana tersebut di bawah ini.
5
1. Firman Allah dalam surat Ali „Imran ayat 104 yang berbunyi:
Artinya:
Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada ma’ruf dan mencegah dari yang
munkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung.
2. Firman Allah dalam surat Ali „Imran ayat 159
Artinya:
Dan bermusyawaralah dengan mereka dalam urusan itu, kemudian
apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkal,
sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal
kepada-Nya.
3. Juga firman-Nya dalam surat Asy-Syura ayat 38:
Artinya:
Dan urusan-urusan mereka, hendaknya dimusyawarakan diantara
mereka.
6
4. Berkata Sayidina „Ali r.a:
ق بال نظام يحلبه احلباطل بنظام الحArtinya:
Barang yang hak dan tidak diorganisir akan dihancurkan oleh
kebaikan yang diorganisir.
Selain itu, menurut fungsinya, berorganisasi itu melengkapi dan
menyempurnakan kebutuhan hidup dan alat beramal guna mencapai
keridhaan Allah. Oleh karena itu berorganisasi itu menurut ajaran
Islam hukumnya, sebagaimana qa‟idah ushul fiqih:
ا احللاا البه ف ل اا ب Artinya:
Setiap sesuatu yang tidak akan sempurna kewajibannya kecuali
dengannya maka iapun menjadi wajib.
Dengan demikian maka berorganisasi termasuk hal yang
diperintahkan dalam agama Islam serta wajib hukumnya bagi setiap
muslim.
Soal-Soal
1. Pengertian organisasi dapat dilihat dari 2 segi:
a. Segi bahasa : ..........................................................................
b. Segi istilah : ..........................................................................
2. Tuliskan apa saja unsur-unsur organisasi itu!
7
3. Kemukakan 3 manfaat berorganisasi!
4. Buktikan bahwa Muhammadiyah termasuk organisasi!
5. Berdasarkan ruang lingkup daerah kerjanya, termasuk organisasi
apakah Muhammadiyah?
6. Berdasarkan sifatnya Muhammadiyah termasuk organisasi apa?
8
7. Bagaimana hukumnya berorganisasi menurut agama?
8. Tuliskan dalil-dalil yang menegaskan tentang perlunya
berorganisasi!
9. Bagaimana pandangan Ali. r.a. tentang berorganisasi?
10. Tuliskan organisasi-organisasi yang bersifat keagamaan yang
anda ketahui!
9
BAB II
ORGANISASI MUHAMMADIYAH
Dalam pembahasan ini, berarti kita akan membicarakan organisasi
secara khusus. Organisasi yang kita maksudkan yaitu organisasi
Muhammadiyah dan yang lebih tepat adalah Persyarikatan Muhammadiyah.
Tentang Persyarikatan Muhammadiyah di dalamnya kita akan menguraikan
antara lain:
a. Keanggotaan
b. Struktur Organisasi
c. Kepemimpinan
d. Permusyawaratan dalam Muhammadiyah
e. Pembiayaan
A. KEANGGOTAAN
Keanggotaan dalam Muhammadiyah diatur secara khusus pada
Anggaran Dasar Muhammadiyah (ADM) dan Anggaran Rumah Tangga
(ART). Adapun ADM yang mengatur tentang keanggotaan
Muhammadiyah yaitu bab III pasar 4 sebagai berikut:
1. Anggota Persyarikatan ialah Warga Negara Indonesia, beragama
Islam, menyetujui dan bersedia mendukung maksud dan tujuan
Persyarikatan.
2. Anggota mempunyai hak suara, memilih dan dipilih.
3. Peraturan keanggotaan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
Sedangkan Keanggotaan yang diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga yaitu pasal 3 yang dapat diperinci sebagai berikut:
1. Syarat-syarat menjadi anggota Muhammadiyah adalah:
a. WNI yang beragama Islam
b. Laki-laki atau perempuan yang sudah berumur 17 tahun atau
sudah menikah
c. Menyetujui maksud dan tujuan Persyarikatan
10
d. Bersedia mendukung dan melaksanakan usaha-usaha
Persyarikatan
e. Mendaftarkan diri dan membayar uang pangkal yang besarnya
ditetapkan oleh Pimpinan Pusat
2. Kewajiban Anggota Muhammadiyah adalah:
a. Setia kepada Persyarikatan
b. Tunduk dan taat kepada putusan-putusan dan peraturan
Persyarikatan
c. Sanggup menjaga nama baik Persyarikatan, serta menjadi contoh
teladan yang utama sebagai orang Islam
d. Turut melaksanakan dan mendukung amal usaha Persyarikatan
e. Membayar uang pangkal dan iuran
3. Adapun hak-hak anggota Muhammadiyah adalah:
a. Menyatakan pendapat c. Memilih
b. Suara d. Dipilih
4. Keanggotaan Muhammadiyah dapat hilang karena yang
bersangkutan:
a. Meninggal dunia c. Keputusan Pimpinan Pusat
b. Permintaan diri
B. STRUKTUR ORGANISASI
Organisasi Muhammadiyah mempunyai bentuk kesatuan yang
tersusun secara rapi dan bertingkat, sehingga dengan demikian itu
dapatlah mengatur para anggotanya dan amal usaha persyarikatan yang
tersebar luas di seluruh tanah air.
11
Adapun Strukturnya sebagai berikut:
PIMPINAN PUSAT
PIMPINAN WILAYAH MUHAMMADIYAH
PIMPINAN DAERAH MUHAMMADIYAH
PIMPINAN CABANG MUHAMMADIYAH
PIMPINAN RANTING MUHAMMADIYAH
Masing-masing tingkat dari bawah ke atas dijelaskan sebagai
berikut:
a. Pimpinan Ranting Muhammadiyah merupakan Ikatan Kesatuan
Anggota Muhammadiyah yang terdiri dari sedikitnya 15 orang dan
mempunyai amal usaha yang berada di wilayah tingkat Kelurahan
atau Desa. Tingkatan Ranting di bawah Cabang.
b. Pimpinan Cabang Muhammadiyah merupakan Ikatan Kesatuan yang
terdiri dari sedikitnya 3 Ranting yang mempunyai amal usaha yang
nyata berada di wilayah tingkat Kecamatan.
c. Pimpinan Daerah Muhammadiyah merupakan Ikatan Kesatuan yang
terdiri dari sedikitnya 3 Cabang yang mempunyai amal usaha yang
jelas berada di wilayah tingkat II Kotamadya/Kabupaten berada di
bawah Pimpinan Wilayah.
d. Pimpinan Wilayah Muhammadiyah adalah merupakan Ikatan
Kesatuan Daerah yang terdiri dari sedikitnya Pimpinan Daerah
Muhammadiyah yang mempunyai amal usaha yang nyata berada di
wilayah Muhammadiyah di bawah Pimpinan Pusat Muhammadiyah
untuk daerah-daerah di tingkat yanng berada di bawahnya.
e. Pimpinan Pusat Muhammadiyah adalah tingkat Pimpinan yang
tertinggi dalam Persyarikatan ini berkedudukan di Yogyakarta
sedangkan Perwakilan Pimpinan Pusat Muhammadiyah
berkedudukan di Jakarta.
12
Sehubungan dengan penjelasan di atas maka dipahami bahwa
keberadaan dan tingkatan Organisasi Muhammadiyah disesuaikan dengan
tingkat wilayah dan struktur pemerintah Negara Republik Indonesia.
C. KEPEMIMPINAN
Dalam Persyarikatan Muhammadiyah pimpinan merupakan
amanat dari para anggotanya untuk menjalankan dan melaksanakan
tugas-tugas dari anggotanya yang telah digariskan dan ditentukan
persyarikatan. Kedudukan pimpinan di sini bukanlah suatu kedudukan
kehormatan melainkan sebagai jabatan kerja. Yang lebih tampak atasan
serta bawahan akan tetapi merupakan pembagian tugas bekerja. Semua
anggota Muhammadiyah mempunyai kedudukan yang sama, seorang
anggota sama pentingnya dengan seorang pimpinan. Seorang pimpinan
Ranting sama pentingnya dengan pimpinan Cabang, Daerah, Wilayah,
dan bahkan sama pentingnya dengan Pimpinan Pusat.
Pemahaman dan kesadaran setiap anggota persyarikatan akan
pentingnya kedudukan masing-masing sangat diperlukan, karena dengan
cara ini berbagai amal usaha di berbagai tingkat pimpinan akan bisa
lancar dan laju jalannya menuju maksud dan tujuan yang dicita-citakan.
Sehubungan dengan itu maka syarat pimpinan dan struktur
kepemimpinan dalam persyarikatan merupakan ketentuan yang
menentukan sebagaimana tersebut di bawah ini:
1. Syarat Pimpinan Muhammadiyah adalah:
a. Telah menjadi anggota persyarikatan sekurang-kurangnya setahun
dan telah menjalankan ibadah/mengamalkan ajaran-ajaran Islam.
b. Setia kepada asas, tujuan dan perjuangan persyarikatan.
c. Taat kepada garis kebijaksanaan Pimpinan Pusat.
d. Mampu dan cakap menjalankan tugasnya.
e. Dapat menjadi tauladan yang utama dalam persyarikatan.
f. Berpengalaman dalam persyarikatan.
g. Tidak merangkap organisasi politik dan organisasi yang amal
usahanya sama dengan persyarikatan.
13
2. Struktur Pimpinan Muhammadiyah ada dua macam susunan
secara vertikal dan horizontal
a. Susunan Pimpinan Muhammadiyah secara horizontal. Susunan
yang dibentuk menurut tingkatan-tingkatan dari atas ke bawah
yang terdiri dari Pimpinan Pusat, Pimpinan Daerah, Pimpinan
Cabang, dan yang paling bawah Pimpinan Ranting
Muhammadiyah. Yang tersebut ini adalah Pimpinan Induuk
Persyarikatan pada masing-masing tingkat.
b. Susunan Pimpinan Muhammadiyah secara horizontal. Susunan
Pimpinan secara horizontal yaitu susunan yang dibentuk guna
melaksanakan tugas lapangan membantu pimpinan vertikal atau
induk pimpinan pada masing-masing tingkat. Dalam hal ini
pimpinan horizontal bertanggung jawab kepada pimpinan vertikal
atau induk pimpinan organisasi setingkat. Pimpinan horizontal
dimaksud bisa berupa majlis untuk tingkat Pusat sampai dengan
Daerah, sedangkan untuk tingkat Cabang berupa bagian. Selain
majelis dan bagian, lembaga bisa juga berupa biro. Adapun
majelis-majelis dan bagian-bagian dalam Muhammadiyah
(sebagai susunan pimpinan secara horizontal) adalah sebagai
berikut:
Majelis Tabligh, Tarjih, Dikdasmen (Pendidikan Dasar dan
Menengah), Ekonomi, Majelis Wakaf dan Kehartabendaan dan
lain-lain.
Sedangkan yang termasuk Badan, Lembaga dan Biro dalam
persyarikatan Muhammadiyah antara lain: Badan Pendidikan
Kader (BPK), Lembaga Kebudayaan, Lembaga Pustaka, dan
Dokumentasi, Biro Hubungan Luar Negeri, dan lain-lainnya.
Disamping memiliki Majelis-majelis, Bagian-bagian dan Biro-
biro seperti tersebut di atas, Muhammadiyah memiliki juga
sejumlah organisasi otonom atau yang disingkat ORTOM.
14
Setiap ortom dalam Muhammadiyah diberi hak untuk mengatur
rumah tangganya sendiri, mengadakan Mu‟tamar sendiri dan
kegiatan-kegiatan lainnya sepanjang tidak berlawanan dan tidak
bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dalam Muhammadiyah.
Pada hakikatnya seluruh ortom itu adalah Muhammadiyah juga,
akan masih dalam lingkungan Keluarga Besar Muhammadiyah.
D. PERMUSYAWARATAN DALAM MUHAMMADIYAH
1. Pengertian Musyawarah
Musyawarah ialah suatu kegiatan yang dilakukan beberapa
orang di suatu tempat tertentu untuk saling tukar pendapat atau
pikiran dalam rangka memecahkan masalah-masalah mereka. Dengan
pengertian tersebut maka dapat diketahui bahwa unsur-unsur
musyawarah itu terdiri dari:
a. Adanya jumlah orang yang mengadakan musyawarah
b. Adanya tempat yang dipergunakan untuk musyawarah
c. Adanya kesediaan untuk bermusyawarah
d. Adanya masalah yang dianggap perlu untuk dipecahkan
e. Adanya tujuan yang ingin dicapai dari musyawarah
2. Dasar Musyawarah
Menurut ajaran agama Islam, bermusyawarah termasuk hal
yang tidak terpisahkan dari pedoman hidup musliim, sebagaimana
firman Allah dalam surah Ali-Imran ayat 159:
Artinya:
Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan ini. Kemudian
apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal
kepada-Nya.
15
Juga dalam firman-Nya dalam surah Asy-Syura ayat 38:
Artinya:
Dan orang-orang yang beriman seruan Tuhannya maka mereka
mendirikan shalat, dan mereka bermusyawarah untuk memutuskan
perkara mereka, dan mereka membelanjakan sebagian dari rizki
yang telah diberikan Tuhan.
3. Faedah Musyawarah
Adapun faedah bermusyawarah antara lain:
a. Timbulnya serta semakin melekatnya rasa kebersamaan
b. Tumbuhnya ras saling membutuhkan
c. Terpecahkannya masalah yang dihadapi
d. Rasa senang dalam melaksanakan hasil musyawarah mereka
e. Menimbulkan sikap optimmistik bahwa tidak ada masalah yang
tidak bisa diselesaikan dengan musyawarah ini.
4. Tata cara bermusyawarah
Adapun tata cara musyawarah adalah sebagai berikut:
a. Pemberitahuan lebih dahulu kepada orang-orang yang akan diajak
bermusyawarah dalam bentuk undangan. Undangan dapat secara
lisan (bila peserta terbatas dan inipun cara lama), akan tetapi yang
lebih efektif dan dokumentatif adalah secara tertulis. Yang pokok
untuk dimuat dalam undangan itu adalah: hari, tanggal, bulan,
tahun, jam, tempat, dan acara. Jarak waktu antara sampainya
undangan kepada calon peserta musyawarah dengan waktu (hari
H) pelaksanaan musyawarah diusahakan tidak terlalu singkat
(dinilainya amat mendadak) dan tidak terlalu lama (orang bisa
lupa karena lamanya).
Pihak penyelenggara musyawarah hendaknya mengatur tempat
sedemikian rupa sehingga menimbulkan suasana yang
menyenangkan penuh keakraban bagi para peserta.
16
b. Disediakannya daftar hadir bagi peserta musyawarah.
c. Hasil-hasil musyawarah dicatat pada buku notulen.
d. Hal-hal lain yang perlu diadakan, menurut kondisi yang pada
dasarnya mensukseskan musyawarah seperti dokumentasi,
konsumsi, dan alat-alat elektrik penunjang lainnya.
e. Idealnya untuk suatu musyawarah yang akan dilaksanakan
terlebih dahulu dibentuk panitia penyelenggara untuk itu.
5. Adab Musyawarah
Adapun adab musyawarah atau etika dalam bermusyawarah
yang harus dipatuhi oleh setiap peserta disebut juga Tata Tertib
Sidang, antara lain sebagai berikut:
a. Yang mengundang hendaknya datang lebih awal dari jam yang
telah ditentukan dalam undangan.
b. Sebagai penerima tamu, penyelenggara harus menyambut setiap
yang datang dengan penuh keramahan, pertanda diperlukan.
c. Para undangan dipersilahkan duduk menempati kursi yang telah
disediakan.
d. Pimpinan Musyawarah membuka sidang musyawarah dengan
membaca Basmalah.
e. Pimpinan Musyawarah tidak boleh lupa menyampaikan syukur
alhamdulillah dan terima kasih kepada hadirin.
f. Para peserta musyawarah hendaknya konsentrasi pada acara-acara
yang sedang berlangsung, tidak berbicara sendiri-sendiri.
g. Para peserta musyawarah hendaknya saling menghargai pendapat
sesama mereka.
h. Peserta musyawarah yang akan berbicara atau meninggalkan
sidang lebih dahulu memohon izin kepada pimpinan musyawarah.
i. Peserta harus mampu menahan diri sehingga apabila timbul
perbedaan pendapat, hal tersebut tidak akan menimbulkan hal-hal
yang tidak diinginkan terjadi.
j. Pimpinan musyawarah harus meminta pendapat atau izin kepada
peserta tentang perpanjangan waktu sidang apabila waktu yang
ditentukan telah habis.
17
k. Setiap peserta musyawarah hendaknya menjunjung tinggi hasil
keputusan sekalipun dirinya tidak setuju pada saat
bermusyawarah, akan tetapi akhirnya telah menjadi keputusan
bersama.
l. Pimpinan musyawarah hendaknya mengakhiri/menutup sidang
dengan membaca hamdalah, terlebih dahulu menyampaikan
terimakasih kepada para hadirin dan semua pihak yang telah
membantu sehingga pelaksanaan musyawarah dapat berlangsung
dengan baik, lancar dan sukses, mulai awal sampai penutup.
Untuk memudahkan, ada baiknya bila tata-tertib seperti
tersebut di atas (yang lain menurut keperluan/kebutuhan) selain
diterima secara tetulis oleh para peserta-peserta musyawarah, juga
dibacakan kepada mereka menjelang jalannya musyawarah.
6. Permusyawaratan dalam Muhammadiyah
Secara struktural dan fungsional, permusyawaratan dalam
Muhammadiyah memiliki dua macam bentuk yakni permusyawaratan
Legislatif dan permusyawaratan Eksekutif atau teknis.
a. Permusyawaratan Legislatif, menurut tingkatannya dari pusat
sampai ke ranting adalah sebagai berikut:
Muktamar : permusyawaratan tertinggi dalam Muhammadiyah
diadakan 5 tahun sekali atas undangan PP.
Selain itu ada juga Muktamar Luar Biasa yang diadakan
apabila ada hal-hal luar biasa yang harus segera
dibicarakan (mendesak), yang Tanwir tidak berwenang
memutuskan dan tidak dapat ditangguhkan sampai
berlangsungnya Muktamar.
Tanwir : musyawarah tertinggi setelah Muktamar. Sekurang-
kurangnya setahun sekali, atas undangan PP, atau atas
permintaan sekurang-kurangnya seperempat dari jumlah
anggota Tanwir di luar anggota PP.
Musywil : yakni musyawarah wilayah, diadakan sekurang-
kurangnya setahun sekali atas undangan Pimpinan
Wilayah Muhammadiyah (PWM).
18
Musyda : yakni Musyawarah Daerah, diadakan sekurang-
kurangnya setahun sekali atas undangan Pimpinan
Daerah Muhammadiyah (PDM).
Musycab : yakni Musyawarah Cabang, diadakan setiap tahun sekali
di tingkat Cabang atas undangan Pimpinan Cabang
Muhammadiyah (PCM) setempat.
Musyran : yakni Musyawarah Ranting, diadakan sekurang-
kurangnya setengah tahun sekali di tingkat Ranting atas
undangan Pimpinan Ranting Muhammadiyah setempat.
b. Permusyawaratan Eksekutif atau Teknis (Fungsional), yakni
permusyawaratan yang membahas pelaksanaan keputusan
musyawarah Legislatif serta membahas kebijaksanaan dan garis-
garis yang telah ditentukan oleh Pimpinan atasnya.
Diantaranya adalah:
Rapat Kerja Pimpinan
Rapat Kerja Majelis-majelis
E. PEMBIAYAAN
Masalah pembiayaan dalam Muhammadiyah diatur secara khusus
dalam ADM bab VIII pasal 30 yang membahas tentang keuangan.
Keuangan persyarikatan menurut pasal 30 ADM dapat diperoleh dari:
a. Uang Pangkal, Iuran dan Sokongan
b. Zakat, Derma dan Wasiat
c. Hasil hak milik dan wakaf persyarikatan
d. Sumber-sumber lain yang halal
19
Soal-Soal 1. Bab dan Pasal berapa ADM dan ARTM yang menjelaskan tentang
keanggotaan Muhammadiyah?
2. Tuliskan syarat-syarat menjadi anggota Muhammadiyah!
3. Tuliskan kewajiban anggota Muhammadiyah!
4. Apa saja hak-hak anggota Muhammadiyah!
5. Kapan keanggotaan Muhammadiyah dapat hilang?
20
6. Gambarkan secara sederhana struktur organisasi Muhammadiyah!
7. Ada 2 macam susunan pimpinan Muhammadiyah, jelaskan!
8. Tuliskan dalil-dalil yang menyangkut tentang musyawarah!
9. Tuliskan permusyawaratan Legislatif Muhammadiyah dari yang
terendah sampai yang tertinggi!
10. Darimana saja keuangan persyarikatan Muhammadiyah dapat
diperoleh?
21
BAB III
ATRIBUT MUHAMMADIYAH
Atribut atau lambang atau bendera merupakan gambaran diri yang
mempunyai bentuk tertentu terdiri dari lukisan dan tulisan dengan warna
tertentu pula.
A. LAMBANG MUHAMMADIYAH
1. Bentuk Lambang
Lambang persyarikatan Muhammadiyah dapat diketahui
dengan jelas baik bentuknya, lukisan maupun tulisan yang tertera di
dalamnya, sebagai berikut:
a. Bentuk lambang adalah matahari bersinar
b. Jumlah sinar matahari dua belas
c. Pada sinar matahari tersebut tertulis dua kalimat syahadat lengkap
dengan tulisan Arab (melingkar)
d. Di tengah-tengah lambang tertulis “Muhammadiyah” dengan
tulisan Arab
e. Warna dasar adalah hijau daun
f. Warna sinar matahari, tulisan dua kalimat syahadat dan
Muhammadiyah adalah kuning emas
2. Pengertian Lambang
Bentuk lambang serta lukisan dan tulisan yang ada di
dalamnya mempunyai pengertian sebagai berikut:
a. Matahari sebagai salah satu ciptaan Allah yang dibutuhkan oleh
makhluk-makhluk lain, tidak terkecuali manusia, karena sinarnya
sangat berguna dan bermanfaat bagi eksistensi kehidupan seluruh
makhluk di alam semesta. Demikian pulalah matahari
Muhammadiyah bagi kehidupan manusia, terutama lubuk hatinya
yang dalam.
22
b. Dua belas sinar melambangkan bahwa kaum Muhammadiyah
adalah persyarikatannya orang-orang beriman yang siap untuk
menegakkan agama Islam. Angka 12 melambangkan tahun
berdirinya Muhammadiyah 1912 dan 12 Rabiul Awal hari
kelahiran Nabi Muhammad SAW. yang diteladani oleh orang-
orang Muhammadiyah.
c. Dua kalimat syahadat yang melingkar pada sinar matahari
melambangkan bahwa Muhammadiyah siap untuk menyinari
manusia dengan syahadatain agar kehidupan manusia digerakkan
dan diwarnai oleh syahadatain. Tiada kehidupan tanpa tauhid
serta Muhammad saw. sebagai Uswatun Hasanah.
d. Tulisan “Muhammadiyah” dengan huruf Arab di tengah-tengah
lambang mempunyai makna orang-orang yang terhimpun dalam
persyarikatan ini adalah pengikut-pengikut nabi Muhammad
Rasulullah saw.
e. Warna dasar adalah hijau daun melambangkan kedamaian dan
keikhlasan dalam beramal.
f. Warna kuning emas pada lukisan dan tulisan, melambangkan
kemuliaan, kebesaran jiwa dan toleransi serta kebesaran semangat
bercita-cita.
B. BENDERA MUHAMMADIYAH
Bendera Muhammadiyah berwarna satu yaitu hijau daun. Warna
tersebut mengandung makna Muhammadiyah cinta akan kedamaian serta
dalam aktivitasnya selalu bekerja beramal dengan ikhlas untuk
memperoleh keridhaan Allah semata.
Di tengah-tengah bendera tersebut tertera lambang
Muhammadiyah dengan bentuk, lukisan dan tulisannya yang terang dan
jelas.
23
Lambang Muhammadiyah seperti gambar berikut:
Bendera Muhammadiyah sebagaimana gambar di bawah ini:
24
Soal-Soal: 1. Tuliskan 6 yang termasuk komponen-komponen lambang
Muhammadiyah!
2. Jelaskan makna bentuk matahari pada lambang Muhammadiyah!
3. Mengapa pada lambang Muhammadiyah terdapat 12 sinar? Jelaskan
maksudnya!
4. Tuliskan kalimat syahadatain (dua kalimat syahadat)!
25
5. Jelaskan makna dua kalimat syahadat pada lambang Muhammadiyah!
6. Jelaskan makna tulisan “Muhammadiyah” pada lambang
Muhammadiyah!
7. Mengapa Muhammadiyah memilih warna hijau daun sebagai warna dasar
lambangnya?
8. Apa hubungan sinar-sinar pada lambang Muhammadiyah dengan surah
As-Shaf:14?
26
9. Jelaskan makna warna kuning emas pada lambang Muhammadiyah!
10. Apa persamaan dan perbedaan lambang dan bendera Muhammadiyah?
27
BAB IV
AMAL USAHA MUHAMMADIYAH
Dalam bab II pasal 2 ADM tercantum maksud dan tujuan
Muhammadiyah yaitu sebagai berikut: “Menegakkan dan menjunjung tinggi
agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”.
Maka untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas maka
Muhammadiyah melakukan aktifitas berbagai amal usaha yang dapat dilihat
pada pasal 3 bab II ADM yaitu sebagai berikut:
(1) Menyebarluaskan agama Islam terutama dengan mempergiat dan
menggembirakan tabligh.
(2) Mempergiat dan memperdalam pengkajian ajaran Islam untuk
mendapatkan kemurnian dan kebenarannya.
(3) Memperteguh iman, mempergiat ibadah, meningkatkan semangat
jihad, dan mempertinggi akhlaq.
(4) Menggembirakan dan membimbing masyarakat untuk berwakaf serta
membangun dan memelihara tempat ibadah.
(5) Meningkatkan harkat dan martabat manusia menurut tuntunan Islam.
(6) Membina dan menggerakkan angkatan muda sehingga menjadi
manusia muslim yang berguna bagi agama, nusa dan bangsa.
(7) Membimbing masyarakat ke arah perbaikan kehidupan dan
mengembangkan ekonomi sesuai dengan ajaran Islam.
(8) Memelihara, melestarikan dan memberdayakan kekayaan alam untuk
kesejahteraan masyarakat.
(9) Membina dan memberdayakan petani, nelayan, pedagang kecil, dan
buruh untuk meningkatkan taraf hidupnya.
(10) Menjalin hubungan kemitraan dengan dunia usaha.
(11) Membimbing masyarakat dalam mennunaikan zakat, infaq, shadaqah,
hibah, dan wakaf.
(12) Menggerakkan dan menghidupsuburkan amal tolong menolong dalam
kebajikan dan taqwa dalam bidang kesehatan, sosial, pengembangan
masyarakat dan keluarga sejahtera.
(13) Menumbuhkan dan meningkatkan ukhuwah Islamiyah dan
kekeluargaan dalam Muhammadiyah.
(14) Menanamkan kesadaran agar tuntunan dan peraturan Islam diamalkan
dalam masyarakat.
28
(15) Memantapkan kesatuan dan persatuan bangsa serta peran serta dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
(16) Usaha-usaha lain yang sesuai dengan maksud dan tujuan
Persyarikatan.
Segala amal usaha yang dilakukan itu berdasarkan petunjuk Allah
SWT. dalam Al-Qur‟an dan tuntunan Nabi Muhammad SAW.
Menurut pemahaman persyarikatan Muhammadiyah tujuan hidup
yaitu beribadah. Maka Muhammadiyah dengan segala lapangan usahanya
adalah tempat beramal. Muhammadiyah bukan merupakan tujuan melainkan
hanya tempat untuk mencari amal kepada Allah SWT. inilah yang
difirmankan oleh Allah SWT. dalam surat Adz-Dzariyat ayat 56 yang
berbunyi:
Artinya:
“Dan tiadalah kami ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah
kepadaku”.
Adapun amal usaha Muhammadiyah dalam rangka mencapai tujuan
Muhammadiyah di atas yaitu:
a. Bidang pemurnian faham agama Islam
b. Bidang Tabligh
c. Bidang Pendidikan
d. Bidang Pembina Kesejahteraan Umat
e. Bidang Ekonomi
f. Bidang Kepustakaan
g. Bidang Kewanitaan
h. Bidang Generasi Muda
29
Masing-masing bidang di atas akan dijelaskan sebagai berikut:
A. BIDANG PEMURNIAN FAHAM AGAMA ISLAM
Sejak semula Muhammadiyah sudah dikenal oleh masyarakat
sebagai organisasi pembaharuan. Sudah menjadi ciri Muhammadiyah
yakni membawa ajaran tajdid (pembaharuan). Pembaharuan yang
dimaksudkan di sini yaitu memperbaharui cara berpikir dan memahami
ajaran agama Islam. Muhammadiyah tidak bermaksud memperbaharui
agam Islam, tetapi memperbaharui fahamnya agar tidak kaku dan tidak
ketinggalan zaman.
Agama Islam yang pertama dibawa oleh Muhammad SAW.
merupakan rahmat. Islam datang untuk membahagiakan manusia bukan
sebaliknya, oleh karena itu tidak ada ajaran Islam yang memberatkan,
semuanya mudah dan membawa kepada kebahagiaan. Sehingga kalau
ada ajaran itu kemungkinan cara kita memahami atau bukan ajaran Islam.
Muhammadiyah yakin dengan ajaran agama Islam yang murni,
manusia akan merasakan nikmatnya ber-Islam. Hidup manusia dengan
agama Islam yang murni merupakan kebutuhan yang tak dapat ditunda-
tunda.
Dengan prinsip di atas, maka Muhammadiyah berjuang untuk
memberantas segala penyakit TBC (Takhayyul, Bi‟dah dan Khurafat).
Penyakit ini yang meracuni kemurnian ajaran Islam. Penyakit ini yang
menimpa Kaum Muslimin sekarang. Maka tugas berat dan mulia bagi
Muhammadiyah untuk menyembuhkan keyakinan Umat Islam dari
kesyirikan ini.
Maka untuk lebih mempercepat dan mempermudah
Muhammadiyah untuk menjalankan tugas di atas perlu sebuah lembaga.
Lembaga yang khusus menangani masalah pemurnian, penelitian dan
pengkajian agama yaitu “Majelis Tarjih” (sekarang Majelis Tarjih dan
Pengembangan Pemikiran Islam), majelis ini berdiri tahun 1927.
Adapun tugas Majelis Tarjih yaitu meneliti, menggali, mengkaji
dan merumuskan ajaran Islam dalam bentuk tuntunan yang sistematis dan
praktis sehingga mudah dipakai sebagai pedoman dalam beribadah bagi
umat Islam.
30
Sedangkan amal usaha Muhammadiyah dalam bidang pemurnian
faham agama Islam antara lain:
1. Penerjemahan dan penafsiran Al-Qur‟an ke dalam bahasa Indonesia.
2. Penerjemahan khutbah bahasa bahasa Arab ke dalam bahasa
Indonesia.
3. Membentuk Panitia Penerimaan dan Penyaluran Zakat (AMIL), yang
sebelumnya penerimaan zakat terpusat pada satu orang.
4. Merumuskan tuntunan dalam mencapai keluarga sejahtera.
5. Mempergunakan Ilmu Falak (Astronomi) sebagai cara penentu awal
dan akhir Ramadhan juga pembuatan sistem kalender untuk
dipedomani.
6. Merumuskan masalah “Islam” yakni:
a. Apakah agama itu?
b. Apakah ibdah itu?
c. Apakah sabilillah itu?
d. Apakah dunia itu?
e. Apakah qiyas itu?
7. Merumuskan tentang “Adabul Mar‟ah fil Islami (Konsep Islam
mengenai Wanita).
B. BIDANG TABLIQH
Majelis tabliqh merupakan salah satu Majelis dalam
Muhammadiyah. Majelis ini sekarang bernama Majelis Tabliqh dan
Dakwah khusus. Majelis Tabliqh memegang peranan penting dalam
menyebarluaskan dakwah Muhammadiyah. Majelis ini merupakan juru
bicara Muhammadiyah menghadapi umat manusia sebagai obyek
dakwah. Muhammadiyah pada mulanya dikenal dengan tabliqhnya,
bahkan tabliqh ini merupakan tonggak dalam sejarah lahir dan
berkembangnya Muhammadiyah.
Adapun tujuan yang ingin dicapai dengan adanya majelis Tabliqh
Muhammdiyah ini antara lain:
1. Terwujudnya masyarakat yang memahami, menyadari dengan mantap
serta mengamalkan ajaran islam yang benar.
2. Terwujudnya masyarakat yang menyadari terhadap fungsi dan
tugasnya sebagai khalifah dan hamba Allah di muka bumi ini.
31
3. Tertanamkannya rasa nikmat beragama dan nikmat beriman.
4. Terwujudnya masyarakat yang saling menghormati walaupun.
5. Terwujudnya masyarakat yang saling menghormati walaupun
mereka berbdea, baik organisasi maupun berbeda agamanya.
C. BIDANG PENDIDIKAN
Amal usaha Muhammadiyah dalam bidang pendidikan mendapat
perhatian tersendiri. Itulah sebabnya sebelum mendirikan
Muhammadiyah KH. Ahmad Dahlan sudah mendirikan sekolah
Muhammadiyah pada tahun 1911.
Ada tiga tingkatan pendidikan yang dikenal dalam
Muhammadiyah yaitu:
a. Taman Kanak-kanak yang pengelolaannya diamanatkan kepada
Aisyiyah.
b. SD sampai SMA yang pengelolaannya diamanahkan kepada Majelis
Dikdasmen.
c. Perguruan Tinggi yang pengelolaannya diserahkan kepada Dikti
(Pendidikan Tinggi).
Adapun asas pendidikan Muhammadiyah ialah Islam dan
berpedoman kepada Al-Qur‟an dan Hadist.
D. BIDANG PEMBINAAN KESEJAHTERAAN UMAT
Bidang ini diadakan sebagai wadah untuk mengamalkan
anggaran dasar Muhammadiyah dalam rangka menggerakkan dan
menghidupsuburkan tolong menolong dalam kebajikan khususnya dalam
bidang kesehatan, sosial dan pengembangan masyarakat.
Oleh karena itu bidang PKU terbagi atas dua majelis yakni
Majelis Kesehatan dan Majelis Kesejahteraan Sosial yang akan dijelaskan
fungsinya sebagai berikut:
1. Majelis Kesehatan
a. Memberi tuntunan tentang penyelenggaraan rumah sakit,
poliklinik, rumah bersalin dan sebagainya.
b. Menggerakkan khitanan massal.
c. Menghidupkan sistem dana sehat.
32
2. Majelis Kesejahteraan Sosial
a. Memberi tuntunan santunan pada yatim piatu, orang miskin dan
orang jompo.
b. Memberikan tuntunan dalam memberikan perhatian kepada anak
cacat, dengan memberikan bimbingan pendidikan dan sebagainya.
c. Perhatian dan santunan kepada kaum du‟afa (kaum lemah).
d. Kerjasama dengan lembaga pengembangan masyarakat, lembaga
sosial, dsb.
e. Memperhatikan kaum lemah ekonomi seperti masyarakat
terpencil.
f. Memberikan tuntunan dalam melaksanakan zakat kurban dsb.
Catatan: Majelis ini berubah sekarang menjadi Majelis Kesehatan
dan Kesejahteraan Masyarakat.
E. BIDANG EKONOMI
Majelis ekonomi adalah badan pembantu Pimpinan persyarikatan
yang dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada pimpinan
persyarikatan masing-masing tingkatan. Majelis ini mempunyai tugas
pokok membimbing masyarakat umumnya dan kaum Muhammadiyah
khususnya ke arah perbaikan kehidupan dan kehidupan ekonomi sesuai
dengan ajaran Islam.
Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut maka majelis
ekonomi mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Memberikan penyuluhan, bimbingan dan pembinaan untuk
meningkatkan kemampuan ekonomi anggota dan masyarakat.
2. Memberikan pendidikan dan atau latihan untuk meningkatkan
manajemen perusahaan bagi anggota dan masyarakat.
3. Mendorong, menggerakkan dan membimbing anggota dan
masyarakat kepada usaha koperasi.
4. Menggerakkan bentuk pertanian, industri pertambakan, perdagangan,
jasa dan usaha perdagangan di kalangan anggota/ keluarga
Muhammadiyah.
5. Menggerakkan usaha pemasaran bersama hasil produksi usahawan
anggota masyarakat.
33
6. Sebagai lembaga komunikasi dan informasi bagi usahawan anggota
Muhammadiyah dan masyarakat.
7. Membina usaha bersama/kerja sama usaha dengan badan-badan lain
dalam bidang ekonomi.
8. Melakukan penelitian dan pengkajian ajaran Islam tentang ekonomi
untuk dijadikan pedoman dan tuntunan bagi kehidupan ekonomi
anggota dan masyarakat.
9. Mengembangkan dan mendorong usaha-usaha lainnya di bidang
perkonomian sejauh tidak bertentangan dengan ajaran-ajaran Islam.
F. BIDANG KEPUSTAKAAN
Bidang kepustakaan diberikan amanah untuk menyelenggarakan,
membina dan mengembangkan dalam bidang tersebut. Setelah Muktamar
ke-43 di Banda Aceh Majelis ini diubah menjadi lembaga Pustaka dan
Dokumentasi.
Sedangkan fungsi lembaga pustaka dan dokumentasi antara lain:
1. Menyelenggarakan amal usaha di bidang perpustakaan.
2. Menyelenggarakan amal usaha di bidang penerbitan dan publikasi.
3. Menyelenggarakan amal usaha di bidang dokumentasi dan sejarah.
G. BIDANG KEWANITAAN
Muhammadiyah sebaggai suatu organisasi gerakan Islam sangat
menaruh perhatian kepada masalah kewanitaan. Hal ini disadari karena di
dalam Islam peranan wanita sangat menentukan dalam membina generasi
dan bangsa.
KH. Ahmad Dahlan juga sejak dahulu kala berusaha
mengembangkan dan memperbaiki citra wanita.
Itulah sebabnya dalam Muhammadiyah diusahakan ada satu ortom yang
bergerak dalam kewanitaan yang diberi nama Aisyiyah.
34
H. BIDANG GENERASI MUDA
Persyarikatan Muhammadiyah sejak pertama kali berdiri telah
menampakkan perhatian khusus pada generasi muda, hal ini diilhami oleh
pemahaman ajaran Islam, yakni perjuangan Rasulullah SAW. banyak
melibatkan para pemuda Islam dalam menegakkan kebenaran di muka
bumi ini. Adapun pemuda yang membantu perjuangan Rasulullah SAW.
antara lain:
1. Ali bin Abu Thalib
2. Hamzah bin Abdul Muthalib
3. Aisyah bin Abu Bakar
Sedangkan pemuda-pemuda yang membantu perjuangan KH. Ahmad
Dahlan dalam mendirikan Muhammadiyah dalam menegakkannya yaitu
antara lain:
1. H. Syarkawi
2. H. Abdul Gani
3. H. M. Sajak
4. H. Hisyam
5. H. Fachruddin
6. H. Tamim
35
Soal-Soal: 1. Tuliskan maksud dan tujuan Muhammadiyah sesuai dengan ADM nya!
2. Tuliskan bidang-bidang apa saja amal usaha Muhammadiyah!
3. Tuliskan 5 contoh amal usaha Muhammadiyah dalam bidang pemurnian
faham agama Islam!
4. Tuliskan tujuan Majelis Tabliqh!
36
5. Tuliskan pedoman dan azas Pendidikan Muhammadiyah!
6. Tuliskan tugas pokok Majelis Ekonomi!
7. Tuliskan contoh-contoh amal usaha Muhammadiyah dalam bidang
kesehatan!
8. Jelaskan mengapa Muhammadiyah menaruh perhatian pada pembinaan
kewanitaan!
37
9. Tuliskan Pemuda yang membantu perjuangan Rasulullah SAW.!
10. Siapa-siapakah yang membantu KH. Ahmad Dahlan dalam mendirikan
Muhammadiyah?
38
BAB V
KELUARGA SAKINAH
Surat Ar-Rum ayat 21:
A. PENGERTIAN KELUARGA SAKINAH
Kata “Sakinah” berasal dari Bahasa Arab dari kata Sakanah yang berarti
tenang, tentram. Ini berarti sebuah keluarga yang di dalamnya selalu
tenang lahir dan bathin di bawah bimbingan Allah SWT.
B. PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH
Muhammadiyah sebagai gerakan Da‟wah juga berupaya
membina obyek da‟wahnya mulai dari perorangan, rumah tangga,
masyarakat untuk bertujuan memperoleh kebahagiaan duni dan akhirat,
maka untuk mencapai tujuan tersebut Muhammadiyah melakukan
pembinaan keluarga yang sejahtera dengan istilah keluarga Sakinah.
Adapun ciri-ciri keluarga sakinah yang dikehendaki oleh
Muhammadiyah ialah:
1. Beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.
Maksud dari pada kalimat di atas ialah setiap keluarga mulai dari
bapak dan ibu, anak-anak dan seluruh anggota keluarga berada dalam
manusia yang beriman.
2. Mempunyai prinsip bahwa hidup adalah ibadah.
Maksud kalimat di atas segala aktifitas keluarga di dalam rumah
dilakukan dengan niat ibadah. Seluruh kegiatan apapun bentuknya
mulai dari bangun sampai tidur kembali, dallam rangka untuk
beribadah kepada Allah SWT.
3. Memiliki sifat tawadhu, tadlarru dan kasih sayang.
39
Tawadhu berarti selalu merendah diri, patuh dan tunduk kepada Allah
SWT. Tadlarru berarti selalu merendah diri kepada yang lebih tua.
Jadi tawadhu dan tadlarru di dalam keluarga maksudnya seluruh
anggota keluarga mampu menempaatkan dirinya sebagai hamba
Allah SWT.
4. Memiliki Perhiasan Diri (tabah, sabar dan qana’ah).
Sebuah rumah tangga yang memiliki perhiasan sifat-sifat mulia serta
akhlak yang terpuji. Salah satu perhiasan diri yang dapat dimiliki oleh
sebuah keluarga ialah tabah, sabar dan qana‟ah. Hal ini dibutuhkan
karena setiap keluarga akan pasti berhadapan dengan masalah-
masalah yang berupa ujian dan cobaan. Dengan demikian keluarga
yang besar dan sukses bukanlah keluarga yang tidak mendapatkan
masalah yang berupa ujian dan cobaan, tetapi kemampuan untuk
menghadapi masalah-masalah dengan senjata tabah dan sabar.
40
Soal-Soal: 1. Jelaskan pengertian keluarga sakinah!
2. Tuliskan ciri-ciri keluarga sakinah menurut Muhammadiyah!
3. Jelaskan arti tawadhu dan tadarru!
4. Jelaskan menurut pendapat anda, siapa yang paling berperanan untuk
membentuk keluarga sakinah!
5. Tuliskan dalil dalam Al-Qur‟an yang berkaitan dengan keluarga sakinah!
41
BAB VI
ORGANISASI OTONOM
Sabda Nabi Muhammad saw:
ئللب عنح رعيال ه كلالك ح راع كلالك ح سحArtinya: “Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap pemimpin bertanggung
jawab tentang kepemimpinannya itu”.
A. Pengertian Organisasi Otonom Dalam Muhammadiyah
Kata otonom terdiri dari dua kata, yaitu oto dari kata auto yang
berarti sendiri dan kata nom dari asal kata nomos yang berarti peraturan.
Jadilah kata otonom yang artinya mengatur diri sendiri. Organisasi
Otonom dalam Muhammadiyah mempunyai pengertian: Organisasi-
organisasi di dalam persyarikatan Muhammadiyah yang diberi hak untuk
mengatur dan mengurus dirinya sendiri dengan tidak menyimpang dari
peraturan dan ketentuan-ketentuan yang ada pada induk atau pusat
organisasi yakni Muhammadiyah.
Adapun organisasi-organisasi otonom dalam persyarikatan
Muhammadiyah terdiri dari: Aisyiyah, Nasyiatul, Aisyiyah, Pemuda
Muhammadiyah, Ikatan Remaja Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah, Tapak Suci Putra Muhammadiyah dan Hizbul Wathan
(HW).
B. Aisyiyah
1. Pengertian Aisyiyah
Kata Aisyiyah berasal dari bahasa Arab, dari kata Aisyah dan
mendapat imbuhan yah. Sebutan Aisyiyah di sini adalah nama isteri
nabi Muhammad saw. yaitu Siti Aisyah binti Abu Bakar Ash-Shiddiq.
Kata yah dalam bahasa Arab di sini adalah yah nisbah yang artinya
“membanggakan”. Jadi Aisyiyah berarti pengikut Siti Aisyiyah r.a.
yang berusaha menyontoh dan meneladani cara-cara hidup Siti
42
Aisyah r.a.. Demikian pengertian Aisyiyah secara etimologi atau
bahasa.
Adapun secara terminologis atau istilah, Aisyiyah adalah suatu
organisasi wanita dalam Muhammadiyah yang mempunyai maksud
dan tujuan sebagaimana maksud dan tujuan Muhammadiyah.
2. Sejarah Berdirinya Aisyiyah
Pada awal berdirinya Muhammadiyah, KH. Ahmad Dahlan
menyelenggarakan pengajian yang jama‟ahnya terdiri dari laki-laki
dan perempuan, berjalan cukup lancar dan bahkan makin lama
semakin bertambah banyak anggotanya. Keadaan itu mendorong Nyai
Dahlan untuk memisahkan antara bapak-bapak dan ibu-ibu, maka
terbentuklah pengajian khusus untuk ibu-ibu yang dalam
perkembangannya menjadi wadah pengajian yang diberi nama “Sopo
Tresno” pada tahun 1914.
Sopo Tresno sebagai wadah pengajian tidak hanya pengajian
menjadi aktifitasnya tetapi juga mengadakan amal usaha pertolongan
untuk kesejahteraan anggotanya, menyantuni anak yatim dan fakir
miskin, dan tambah hari bertambah pula amal usaha yang harus
ditanganinya. Dengan perkembangan yang pesat itulah maka gerakan
Sopo Tresno secara resmi menjadi Aisyiyah sebagai pergerakan
wanita dalam Muhammadiyah, tepatnya pada tanggal 27 Rajab 1335
Hijriah yang bertepatan dengan tanggal 22 April 1917 Masehi.
3. Maksud dan Tujuan Aisyiyah
Maksud dan tujuan Aisyiyah adalah sama dengan rumusan maksud
dan tujuan Muhammadiyah, yaitu: “Menegakkan dan Menjunjung
tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya.
43
4. Lambang Aisyiyah
Lambang Aisyiyah sama bentuknya dengan lambang Muhammadiyah
yaitu berupa “Matahari bersinar”, perbedaannya hanya pada tulisan
berhuruf Arab yang tertera di tengah-tengah lambang tersebut. Bila
lambang Muhammadiyah bertuliskan “ د الة ” ممال
Sedangkan pada lambang Aisyiyah bertuliskan “ عائسيالة ”
Sebagaimana gambar berikut ini:
5. Amal Usaha Aisyiyah
Gerakan Aisyiyah sebagai ortom dalam Muhammadiyah mempunyai
tugas:
a. Membimbing kaum wanita ke arah kesadaran beragama Islam dan
berorganisasi.
b. Menghimpun anggota-anggota Muhammadiyah wanita serta
menyalurkan dan menggembirakan amalan-amalan Islam.
Dalam rangka itulah Aisyiyah menyelenggarakan,
membimbing dan mengembangkan amal usaha sebagai berikut:
a. Mendirikan Taman Kanak-kanak Bustanul Atfal Aisyiyah atau
TK ABA.
b. Mendirikan Sekolah Perawat dan Bidan Aisyiyah dan Penyuluhan
dukun Bayi.
c. Mendirikan BKIA (Balai Kesehatan Ibu dan Anak) dan Polikliniknya.
44
d. Mendirikan Panti Asuhan Putri.
e. Mendirikan mushallah khusus kaum Wanita.
f. Membimbing dan mendidik putri remaja Islam dalam Nasyiatul
Aisyiyah (NA).
g. Berbusana Muslimah.
h. Aktif dalam organisasi kewanitaan lainnya bertaraf nasional dan
internasional.
i. Kerjasama dengan Instansi Pemerintah dan swasta lain yang
terkait dengan keluarga sejahtera dan keluarga berencana.
C. Nasyiatul Aisyiyah
1. Pengertian Nasyiatul Aisyiyah
Perkataan Nasyiatul Aisyiyah berasal dari bahasa Arab
terdiri dari dua kata, yaitu Nasyi‟ah yang artinya tunas dan Aisyiyah
sebagai gerakan wanita dalam Muhammadiyah (pengikut-pengikut
Siti Aisyiyah Ra. istri nabi Muhammad Rasulullah saw). Jadi secara
lughawi, Nasyiatul Aisyiyah adalah tunas-tunas atau kader-kader
yang dipersiapkan untuk kelak mengganti kedudukan ibu-ibu
Aisyiyah. Dengan demikian Nasyiatul Aisyiyah adalah organisasi
remaja puteri yang dipersiapkan untuk menjadi bibit Aisyiyah yang
akan meneruskan dan menyempurnakan amal usaha Aisyiyah.
2. Sejarah Berdirinya Nasyiatul Aisyiyah
Sekitar tahun 1919 di kampung Kauman Yogyakarta berdiri
suatu perkumpulan khusus anak-anak putri yang diberi nama Siswo
Proyo Wanito (SPW). Perkumpulan ini dimaksudkaan untuk
mendidik dan melatih putra-putri Islam di luar rumah tangga dan di
luar sekolah dengan berbagai bentuk latihan seperti latihan berpidato
(tabligh), latihan memimpin rapat, pengetahuan agama, shalat
jama‟ah, kerajinan rumah tangga dan kewanitaan lainnya.
Pada perkembangan berikutnya, tepatnya pada tahun 1931
SPW ini menjadi bagian urusan Aisyiyyah, diasuh langsung oleh
Aisyiyah dan namanya diganti menjadi Nasyiatul Aisyiyah. Sejak
saat itu Nasyiatul Aisyiyah berdiri di setiap Cabang Muhammadiyah
45
dan Cabang Aisyiyah di seluruh Indonesia. Kemudian seirama
dengan gerak dan langkah Muhammadiyah dan Aisyiyah, pada
Muktamar Muhammadiyah yang ke-36 tahun 1965, Nasyiatul
Aisyiyah diberi wewenang untuk mengurus rumah tangganya sendiri,
yakni diberi hak otonom.
3. Tujuan Nasyiatul Aisyiyah
Adapun tujuan berdirinya Nasyiatul Aisyiyah tercantum
dalam pasal 4 Anggaran Dasar yang berbunyi: “Terbentuknya pribadi
putri Islam yang berguna bagi agama, bangsa dan negara serta
menjadi pelopor, pelangsung dan penyempurna gerakan
Muhammadiyah.
4. Lambang Nasyiatul Aisyiyah
Lambang NA diciptakan oleh KH. Siradj Dahlan dengan
bentuknya yang berupa: Seuntai padi yang berisi dua belas butir padi
berdaun empat warna hijau ditegakkan di atas pita yang bertuliskan
semboyan dalam huruf Arab yang berbunyi “al birru manittaqa” yang
artinya “Kebaikan itu bagi orang yang bertaqwa”.
Di bawah ini gambar lambang Nasyiatul Aisyiyah.
Arti lambang NA adalah sebagai berikut:
a. Makna padi adalah:
Semakin berisi semakin menunduk, bahwa setiap anggota NA
semakin memperoleh ilmu pengetahuan semakin menjadi manusia
yang taat dan tunduk kepada hukum-hukum agama dan peraturan-
46
peraturan yang berlaku, serta jauh dari dari sifat sombong dan
takabur. Padi itu melambangkan kesuburan dan kemakmuran.
b. Makna dua belas butir padi adalah:
Setiap anggota NA akan senantiasa berbuat kebajikan sepanjang
tahun yang jumlah bulannya dua belas bulan. Mengandung
maksud dan gambaran terhadap dua belas sahabat.
Nabi Isa as. yang berikrar untuk menolong menegakkan agama
Allah (Islam) ketika mereka ditanya oleh nabi Isa as. Diharapkan
agar semangat juang NA pun demikian mantapnya.
c. Makna empat daun sepasang ke atas dan sepasang ke bawah
sebagaimanaa pepatah: “Patah tumbuh hilang berganti”, di sini
bahkan sebelum patah sudah siap pengganti, artinya bahwa NA
siap sedia menjadi pewaris dari perjuangan yang telah
dilaksanakan para orang tuanya, yakni memperjuangkan
kebenaran Agama Islam di tengah-tengah masyarakat selama
hayat dikandung badan.
d. Makna semboyan tulisan Arab „al birru manittaqa‟, petikan dari
potongan ayat 189 surat Al-Baqarah, bahwa sebenar-benarnya
kebajikan dan keutamaan, predikat termulia bagi seseorang adalah
terletak pada taqwanyya kepada Allah SWT. Diharapkan dengan
semboyan ini anggota-anggotta NA menjadi muttaqiin.
5. Kegiatan Nasyiatul Aisyiyah
Adapun yang menjadi kegiatan NA terdapat beberapa
macam antara lain sebagai berikut:
a. Menggiatkan pendidikan dan pengajaran Agama Islam, baik teori
maupun praktiknya.
b. Pendidikan kerumahtanggaan seperti memasak, menjahit,
memelihara kebun dan lain-lain.
c. Pelajaran kesenian seperti menyanyi, menari, khususnya bagi
anak berusia 4-10 tahun.
47
d. Pendidikan budi pekerti dan akhlak mulia, utamanya bagi anak
usia 11-15 tahun.
e. Pelajaran tentang ilmu kesehatan dan kebidanan, juga kursus-
kursus tentang keorganisasian, keputrian dan lain-lain, terutama
bagi yang berusia 15-25 tahun.
D. Pemuda Muhammadiyah
1. Pengertian Pemuda Muhammadiyah
Menurut bahasa kata “pemuda” bermakna “orang yang
masih muda” atau “anak muda”. Pemuda Muhammadiyah artinya
kaum muda dalam persyarikatan Muhammadiyah yang kelak akan
menggantikan kedudukan yang kini dipegang oleh yang tua-tua dalam
Muhammadiyah. Seperti syair arab yang berbunyi:
م راال احللل بالان احليفلحArtinya: “Pemuda di masa kini, merekalah orang tua di masa
mendatang”.
Dengan adanya Pemuda Muhammadiyah diharapkan tetap
secara berkesinambungan adanya orang-orang yang mempelopori dan
melengkapi serta melangsungkan dan memperjuangkan kebenaran
agama Islam, tegaknya agama Islam di muka bumi ini melalui
perjuangan Muhammadiyah.
2. Sejarah Pemuda Muhammadiyah
Di samping SPW yang kemudian menjadi Nasyiatul
Aisyiyah bersamaan waktunya terdapat pula perkumpulan Siswo
Proyo Priyo (SPP), tempat bagi kegiatan anak-anak pria.
Kedua perkumpulan remaja putra dan putri tersebut saling
membantu dan kerjasama dalam kegiatannya sebagai putra-putri
Muhammadiyah.
Kronologi berdirinya Pemuda adalah sebagai berikut:
a. KH. Ahmad Dahlan sangat terkesan setelah menyaksikan sendiri
barisan pemuda-pemudi yang tergabung dalam Pandu IPO milik
48
KGPA Mangkunegara, yang dengan pakaian seragam mereka
tampak kompak, rapi dan menawan. Keadaan ini dialami ketika
beliau sering ke kota Solo tahun 1918 untuk bertabligh dan
memimpin perkumpulan Sidiq Amanah Tabligh Fathanah (STAF)
di kota tersebut.
b. Kesan tersebut disampaikan KH. Ahmad Dahlan sendiri di forum
rapat guru-guru Muhammadiyah di samping hasrat beliau untuk
berbuat sama seperti yang disaksikannya itu di lingkungan
perguruan Muhammadiyah. Kesan dan hasrat yang beliau
kemukakan itu langsung mendapat tanggapan positif dari dewan
guru, sehingga dalam tempo beberapa hari saja para guru dan
murid telah lengkap dengan berpakaian seragam pandu, maka
pada saat itu juga (tahun 1918) diresmikan berdirinya Pandu
Muhammadiyah pada awalnya dinamakan Padvinder
Muhammadiyah, kemudian menjadi Hizbul Wathan (HW) atas
usul KHR. Hajid.
c. Perkembangan berikutnya HW menjadi bagian Muhammadiyah
berada di bawah bimbingan dan pengawasan Majelis Pendidikan
dan Pengajaran sesuai dengan keputusan PP Muhammadiyah
tahun 1924.
d. Pada Muktamar Muhammadiyah ke-21 tahun 1932 di Makassar
(Ujungpandang) timbul pikiran dan pendapat bahwa HW yang
khusus kepanduan sudah tidak mungkin menampung pemuda dan
pelajar putera Muhammadiyah yang semakin berkembang dan
meluas dan membesar, dipertimbangkan dan diputuskan secara
resmi berdirinya Pemuda Muhammadiyah wadah yang baru ini
dipandang lebih luas ruang geraknya, maka usai Muktamar
tersebut seluruh tempat di tanah air berdiri gerakan Pemuda
Muhammadiyah.
49
3. Tujuan Pemuda Muhammadiyah
Yang menjadi maksud dan tujuan Pemuda Muhammadiyah
adalah “membina dan menggerakkan potensi pemuda Islam untuk
mencapai tujuan Muhammadiyah”.
4. Lambang Pemuda Muhammadiyah
Bentuk lambang Pemuda Muhammadiyah adalah setangkai
kuncup melati dengan dua daun di atas pita bertuliskan semboyan
“Fastabiqul Khairat” dengan huruf Arab. Di bawah ini gambar
lambang tersebut:
Adapun makna lambang sebagaimana berikut:
a. Bunga melati, adalah lambang kecintaan dan keharuman,
mencerminkan kepribadian Pemuda Muhammadiyah sebagai
Pemuda Indonesia, sebab bunga melati adalah khas Indonesia.
b. Satu tangkai bermakna tauhid.
c. Enam kelopak bunga, bermakna enam rukun iman.
d. Lima daun bunga, ini bermakna lima rukun islam.
e. Dua helai daun, bermakna dua kalimat syahadat.
f. Warna putih, adalah lambang kesucian, ketulusan dan keikhlasan.
g. Warna hijau, adalah lambang kedamaian, kesuburan, kesegaran
dan kesabaran.
h. Pita, bermakna kegembiraan.
i. Fastabiqul khairat artinya berlombalah dalam mengamalkan
kebaikan.
50
5. Kegiatan Pemuda Muhammadiyah
Adapun kegiatan-kegiatan yang diusahakan oleh Pemuda
Muhammadiyah dalam rangka mencapai maksud dan tujuannya
antara lain sebagai berikut:
a. Meningkatkan iman taqwa kepada Allah SWT.
b. Memperdalam ilmu pengetahuan dan meningkatkan kecerdasan
serta mengamalkannya sesuai dengan ajaran agama Islam.
c. Memperdalam dan meningkatkan pemahaman agama Islam.
d. Menyelenggarakan dan meningkatkan pendidikan kader.
e. Mempergiat dakwah Islamiyah di kalangan Pemuda.
f. Meningkatkan fungsi dan peran Pemuda Muhammadiyah sebagai
kader Muhammadiyah , kader umat Islam dan kader bangsa.
g. Memasyarakatkan dan meningkatkan kegiatan olahraga sebagai
sarana dakwah Islamiyah.
h. Menumbuhkan dan mengembangkan seni budaya yang
bernafaskan Islam.
i. Menggerakkan dan menggembirakan cara beramal yang diridhai
Allah SWT.
j. Mewujudkan rasa kebersamaan di kalangan Pemuda Islam dalam
menegakkan ukhuwah Islamiyah dengan kerjasama dan tolong-
menolong.
k. Menggerakkan keterampilan dan meningkatkannya.
l. Usaha-usaha lain yang memadai sesuai perkembangan Pemuda
Muhammadiyah, selama tidak menyalahi tujuan.
Tugas usaha-usaha kegiatan Pemuda Muhammadiyah seperti yang
dimaksud dapat berfungsi sebagai pelopor dan pelangsung serta
penyempurna amal usaha Muhammadiyah sesuai dengan maksud dan
tujuan Persyarikatan.
E. Ikatan Remaja Muhammadiyah
1. Pengertian Ikatan Remaja Muhammadiyah
Ikatan Remaja Muhammadiyah adalah termasuk salah satu
ortom dalam persyarikatan Muhammadiyah yang anggotanya terdiri
dari para remaja putera Muhammadiyah yang berusaha meningkatkan
iman dan taqwa kepada Allah SWT., menggerakkan dakwah
51
Islamiyah di kalangan remaja dalam rangka mencapai tujuan
Muhammadiyah. Sebelumnya bernama Ikatan Pelajar
Muhammadiyah dan nama Ikatan Remaja Muhammadiyah ini
digunakan baru pada tahun 1992, dan sekarang kembali lagi berganti
nama menjadi Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM).
2. Sejarah Berdirinya Ikatan Remaja Muhammadiyah
Pada mulanya Muhammadiyah memandang bahwa
organisasi remaja itu kurang perlu, dan menganggap sudah cukup
dengan adanya gerakan Pemuda Muhammadiyah dan Nasyiatul
Aisyiyah. Akan tetapi dalam perkembangan selanjutnya
Muhammadiyah semakin luas dan besar, akhirnya dituntut perlu
adanya organisasi remaja yang diharapkan akan menjadi pelopor,
pelangsung dan penyempurna amal usaha Muhammadiyah.
Yang mendorong untuk segera direalisasikan berdirinya
organisasi pelajar dalam Muhammadiyah ini terutama karena semakin
banyaknya sekolah-sekolah yang didirikan Muhammadiyah di
berbagai pelosok tanah air. Adapun proses berdiri dan
berkembangnya organisasi bagi pelajar tersebut dapat diriwayatkan
sebagai berikut:
a. Pembicaraan oleh Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah
tentang perlunya wadah bagi kegiatan pelajar di lingkungan
sekolah Muhammadiyah. Kemudian hal tersebut dibawa ke dalam
Konferensi Daerah Pemuda Muhammadiyah Yogyakarta yang
berlangsung tanggal 18 sampai dengan 20 Juli 1960.
b. Persoalan tersebut kemudian dibawa lagi ke forum Konferensi
Pemuda di Solo dan Muktamar Pemuda Muhammadiyah ke-2
tahun 1960 di Garut, Muktamar memutuskan:
Pertama : Muktamar meminta kepada PP Muhammadiyah
Majelis Pendidikan dan Pengajaran (sekarang Dikdasmen),
supaya memberikann kesempatan dan menyerahkan wewenang
pembentukan Ikatan Pelajar Muhammadiyah kepada PP
Muhammadiyah.
52
Kedua : Muktamar mengamanatkan kepada PP Pemuda
Muhammadiyah untuk menyusun konsep Ikatan Pelajar
Muhammadiyah sehingga tercapai persesuaian pendapat dengan
PP Muhammadiyah Majelis Pendidikan dan Pengajaran.
c. Memperoleh kata sepakat antara PP Pemuda Muhammadiyah
Majelis Pendidikan dan Pengajaran bahwa “adanya Ikatan Pelajar
Muhammadiyah adalah untuk ikut membantu melaksanakan
gerakan dan amal usaha Muhammadiyah”, akhirnya secara resmi
pada tanggal 18 Juli 1961 didirikan organisasi bagi para pelajar di
lingkungan sekolah Muhammadiyah dengan nama “Ikatan Pelajar
Muhammadiyah” disingkat dengan sebutan “IPM”.
d. Dalam perjalanannya yang cukup panjang, sebagai ortom IPM
telah beberapa kali mengadakan Muktamar sendiri, serta aktif
dalam berbagai kegiatan kesiswaan. Kepemimpinan IMP mulai
dari tingkat pusat, wilayah, daerah, cabang dan yang paling bawah
tingkat ranting.
e. Tahun 1992 merupakan tahun yang bersejarah bagi IPM karena
pada tahun ini semua nama organisasi bagi pelajar
Muhammadiyah harus menyesuaikan dengan peraturan
Pemerintah, akhirnya nama IPM diganti menjadi Ikatan Remaja
Muhammadiyah (IRM).
3. Tujuan Ikatan Remaja Muhammadiyah
Sebagaimana dirumuskan dalam Anggaran Dasar IRM pasal
4 bahwa tujuan IRM adalah: “terbentuknya Remaja Muslim yang
berakhlak mulia, cakap, percaya pada diri sendiri dan berguna bagi
masyarakat dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah.
Dengan adanya IRM diharapkan pelaksanaan dakwah yang
digerakkan oleh Muhammadiyah dapat menjangkau kalangan remaja
muslim, serta dapat memperjuangkan kebenaran agama Islam di
tengah-tengah masyarakat melalui persyarikatan Muhammadiyah,
selalu ikut serta menjadi pelopor, pelangsung dan penyempurna amal
usaha yang telah dilakukan oleh Muhammadiyah menuju tercapainya
maksud dan tujuan persyarikatan ini.
53
4. Lambang Ikatan Remaja Muhammadiyah
Lambang IRM adalah gambar perisai bentuk pena dengan
penampang berlapis lima, yaitu hitam, merah, kuning, putih dan hijau
bertuliskan semboyan “Nun Wal qalami wama yasturun” dengan
huruf Arab.
Makna lambang adalah sebagai berikut:
a. Perisai berbentuk pena, melambangkan ciri orang yang menuntut
ilmu pengetahuan.
b. Berlapis lima, mempunyai makna rukun Islam.
c. Gambar kitab dalam lambang Muhammadiyah, melambangkan
anggota IRM dengan aktivitas keilmuan itu adalah putera-puteri
Muhammadiyah, bernaung dalam panji-panji Muhammadiyah.
d. Warna hitam berarti ketabahan, kekuatan dan keabadian,
melambangkan setiap anggota IRM harus tabah menghadapi
kesulitan dan tidak boleh putus asa.
e. Warna merah berarti keberanian, maksudnya anggota IRM harus
mampu dan berani mengatakan salah apa yang salah dan
mengatakan benar apa yang benar, menegakkan kebenaran
Islamm di tengah-tengah masyarakat.
f. Warna putih berarti kesucian, maksudnya anggota IRM itu suci
pikiran dan perasaan serta badan, ikhlas beramal.
g. Warna hijau berarti kesuburan, lambang kedamaian dan
kesegaran.
h. Warna kuning berarti kesetiaan, kesatriaan dan kemuliaan dan
kesegaran.
i. Semboyan “Nun wal qalami wama yasthurun” diambil dari Al-
Qur‟an surat Al-Qalam ayat 1 dan 2 yang artinya “Nun (hanya
Allah-lah yang Maha Tahu Artinya). Demi pena dan segala apa
yang dituliskannya”.
5. Kegiatan Ikatan Remaja Muhammadiyah
Sebagaimana menurut di atas bahwa tujuan IRM adalah
terbentuknya Remaja Muslim yang berakhlaq mulia, cakap, percaya
pada diri sendiri dan berguna bagi masyarakat dalam rangka
mencapai tujuan Muhammadiyah, untuk mencapai tujuan tersebut
54
maka IRM mempunyai kegiatan dan usaha-usaha antara lain sebagai
berikut:
a. Memperteguh iman, memperkuat ibadan dan mempertinggi
akhlaq.
b. Menyelenggarakan Pendidikan kader dan menggiatkan dakwah
Islamiyah, amar ma‟ruf dan nahi munkar.
c. Menggembirakan dan meningkatkan kepribadian muslim sejati
dengan amal sosial dan kesejahteraan anggota khususnya serta
masyarakat pada umumnya.
d. Mengadakan usaha-usaha lainnya sesuai dengan tujuan
organisasi.
F. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)
1. Pengertian Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) adalah suatu
wadah berorganisasi bagi putra-putri warga Muhammadiyah yang
telah menjadi mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta
yang mengarahkan kepada terbentuknya akademisi Islam dalam
melaksanakan tujuan Muhammadiyah.
2. Sejarah Berdirinya
Sejak tahun 1958 oleh Persyarikatan Muhammadiyah
dirasakan perlu adanya perkumpulan para mahasiswa muslim, bagi
Muhammadiyah, yang menyelenggarakan serta mampu meneruskan
cita-cita perjuangan Muhammadiyah. Kemudian atas prakarsa PP
Pemuda Muhammadiyah di Yogyakarta diselenggarakan suatu
kelompok belajar (studi group) khusus bagi para mahasiswa, dan dari
group inilah terbentuk suatu Departemen Kemahasiswaan PP Pemuda
Muhammadiyah.
Pada tahun 1962, setelah diadakan Kongres Mahasiswa
Universitas Muhammadiyah di Yogyakarta mulai hangat adanya
pembicaraan yang menghendaki perlunya didirikan satu organisasi
bagi Mahasiswa Muhammadiyah. Meskipun pembicaraan tersebut
belum final, belum mendapatkan persetujuan, akan tetapi dibeberapa
daerah telah dibentuk adanya organisasi Mahasiswa Muhammadiyah,
seperti di IKIP Bandung, di Medan, Jember, dan lain-lainnya.
55
Dengan melalui proses yang berani, maka pada tanggal 14
Maret 1964 di Yogyakarta berhasil didirikan organisasi Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah (IMM).
Selanjutnya pada waktu Musyawarah Nasional I IMM di
Solo diputuskan suatu piagam penyatuan segenap organisasi-
organisasi Mahasiswa Muhammadiyah yang ada di daerah-daerah.
Sejak itu hanya ada satu organisasi Mahasiswa Muhammadiyah yaitu
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah di Yogyakarta, serta bernaung di
bawah bendera Muhammadiyah.
3. Tujuan IMM
Maksud dan tujuan IMM menurut AD-nya bab II pasal 6
dirumuskan sebagai berikut: “Maksud dan tujuan IMM membentuk
akademi Islam dalam melaksanakan tujuan Muhamamdiyah.
Dari rumusan maksud dan tujuan tersebut diharapkan IMM
sebagai salah satu Angkatan Muda Muhammadiyah akan mampu
tampil sebagai pelopor dan pelangsung serta penyempurna amal
usaha Muhammadiyah, menurut bidang dan disiplin ilmu yang
digelutinya.
4. Lambang IMM
Bentuk lambang IMM adalah penampang perisai pena yang
berlapis tiga, masing-masing berwarna hitam, kuning dan merah. Di
tengah-tenngahnya terdapat sinar matahari dan di atasnya ada gambar
lambang Pemuda Muhammadiyah yang di atasnya bertuliskan IMM.
a. Perisai pena, berarti lambang orang yang menuntut ilmu
pengetahuan.
b. Berlapis tiga, bermakna tiga pokok ajaran Islam yaitu: Iman,
Islam dan Ihsan. Atau dapat pula melambangkan Iman, Ilmu dan
Amal.
c. Warna hitam melambangkan kekuatan, ketabahan dan keabadian,
kuning melambangkan kemuliaan tujuan, serta merah adalah
lambang keberanian dalam berfikir, berbuat dan bertanggung
jawab.
d. Sinar matahari adalah simbol Muhammadiyah.
56
e. Gambar melati berarti bahwa IMM itu sebagai kader-kader Muda
Muhammadiyah.
f. Tulisan IMM singkatan dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah.
5. Kegiatan IMM
Telah dikemukakan di atas bahwa tujuan IMM adalah
membentuk akademisi Islam dalam melaksanakan tujuan
Muhammadiyah. Untuk mencapai tujuannya itu, maka IMM
melakukan kegiatan dan usaha-usaha sebagai berikut:
a. Pembentukan akademisasi Islam melalui ekstra universitas.
b. Latihan-latihan, seminar-seminar yang berhubungan dengan
masalah sosial, ekonomi, agama dan lain-lain.
c. Pembinaan kehidupan Islam dan akhlaq mulia melalui Darul
Arqam.
d. Usaha-usaha dan kegiatan akademik lainnya yang sesuai dengan
tujuan IMM dan cita-cita Muhammadiyah.
Selain usaha-usaha dan kegiatan tersebut, IMM yang tingkat
kepemimpinannya berada di pusat sampai tingkat yang paling bawah,
diharapkan keberadaannya bersama-sama Angkatan Muda
Muhammadiyah lainnya dapat berfungsi sebagai pelopor dan
pelangsung serta penyempurna amal usaha Muhammadiyah.
G. Tapak Suci Putra Muhammadiyah
1. Pengertian Tapak Suci Putra Muhammadiyah
Tapak suci adalah organisasi bagi putra-putri
Muhammadiyah yang bergerak dalam seni bela diri, sebagai sarana
dakwah amar ma‟ruf nahi munkar dalam rangka melaksanakan tujuan
Muhammadiyah dan usaha mempertinggi ketahanan Nasional.
Tapak suci sebagai ortoom Muhammadiyah mempunyai
tingkatan kepemimpinan yang berada tingkat pusat sampai tingkat
bawah yakni tingkat ranting.
2. Sejarah Berdirinya Tapak Suci
Tapak suci Putra Muhammadiyah secara resmi didirikan
pada tanggal 31 Juli 1963, bertepatan dengan tanggal 10 Rabiulawal
1383 H di Yogyakarta. Tetapi menurut sejarahnya, proses ke arah
57
pendiriannya itu memakan waktu yang cukup panjang, yakni dimulai
sejak tahun 1925, dimana pada tahun tersebut berdiri suatu
perkumpulan bela diri dengan nama “Perguruan Kauman” di
kampung Kauman Yogyakarta, oleh dua orang kakak beradik, yakni
Ahmad Dimyati dan Muhammad Wahib. Kedua tokoh ini adalah
murid KH. Busyra yang memimpin perguruan Banjaran.
Dari Perguruan Kauman lahirlah pendekar-pendekar muda
pada angkatan kedua, antara lain yang menonjo adalah Muhammad
Syamsuddin yang kemudian beliau inilah yang mendirikan
Perguruan Suronatan di Kauman Utara.
Sebelum berdirinya Tapak Suci, telah diadakan pula Kopr
Serbaguna atau KOSEGU yang anggotanya terdiri dari 20 orang
dengan maksud memperingati gugurnya 20 orang Pemuda Perguruan
Kauman pada agresi ke-2 tahun 1948.
Dalam perkembangan selanjutnya ketiga perguruan bela diri
yaitu Perguruan Suronatan, KOSEGU dan yang lebih dahulu adanya
ialah perguruan Kauman, bersepakat untuk membentuk Perguruan
Bela Diri “Tapak Suci” yang sampai sekarang dikenal dengan Tapak
Suci Putera Muhammadiyah.
3. Tujuan Tapak Suci Putra Muhammadiyah
Yang menjadi maksud dan tujuan berdirinya Tapak Suci
Putra Muhammadiyah ialah “untuk mendidik dan membina
kemampuan dan keterampilan Seni Bela Diri yang sesuai dan tidak
menyimpang dari ajaran agama Islam.
Selain itu, sebagai ortom dalam Muhammadiyah maka Tapak
Suci Putra Muhammadiyah dapat menggembirakan dan mengamalkan
dakwah amar ma‟ruf nahi munkar.
4. Lambang Tapak Suci Putra Muhammadiyah
Bentuk lambang tapak suci putra Muhammadiyah
sebagaimana gambar berikut ini dengan arti dan maksud masing-
masing bagian:
a. Dasar biru berarti keagungan
b. Bertepi hittam berarti kekalam
c. Bunga mawar berarti keharuman
58
d. Warna merah melambangkan keberanian menegakkan yang hak
dan memerangi kebatilan
e. Dua kelopak berarti kesempurnaan
f. Ibu jari terkuak melambangkan kerendahan diri
g. Sinar matahari berarti bahwa Tapak Suci adalah putra
Muhammadiyah
h. Bunga melati putih berarti kesucian
i. Jumlah sebelas berarti jumlah rukun Iman dan Islam
j. Tangan kanan melambangkan keutamaan
k. Tangan terbuka berarti kejujuran
l. Berjari rapat berarti keeratan
Secara global, simbol Tapak Suci mengandung pengertian:
“Bertekad bulat mengagungkan nama Allah, kekal abadi,
menyeberkan keharuman yang sempurna, kesucian menunaikan
Rukun Iman dan Rukun Islam, serta mengutamakan keratan dengan
kejujuran dan kerendahan hati”.
5. Kegiatan Tapak Suci Putra Muhammadiyah
Telah dikemukakan sebelumnya bahwa tujuan Tapak Suci
Putra Muhammadiyah adalah untuk mendidik dan membina
ketangkasan dan keterampilan Seni Bela Diri yang sesuai dan tidak
menyimpang dari ajaran agama Islam. Untuk mencapai tujuannya itu
maka Tapak Suci Putra Muhammadiyah mempunyai tugas dan usaha-
usaha sebagai berikut:
a. Menyelenggarakan pendidikan dan pembinaan ketangkasan serta
keterampilan seni bela diri Indonesia, baik jasmani maupun
rohani.
b. Usaha-usaha memelihara kemurnian seni bela diri Indonesia yang
sesuai dengan ajaran agama Islam, sebagai budaya bangsa yang
luhur dan bermoral.
c. Menggembirakan dan mengamalkan dakwah Islamiyah, amar
ma‟ruf nahi munkaar dalam usaha mempertinggi ketahanan
Nasional bangsa Indonesia.
d. Usaha-usaha lainnya yang sesuai dengan cita-cita
Muhammadiyah.
59
Dengan kegiatan dan usaha-usahanya tersebut dapat
memberi warna Islam, terutama pokok keyakinan “tauhid” di
kalangan generasi mmuda bangsa, khususnya dalam bidang seni bela
diri yang terkadang bercampur dengan kepercayaan-kepercayaan
yang menyesatkan.
Soal-Soal: 1. Jelaskan pengertian Organisasi Otonom dan apa saja yang termasuk
organisasi otonom dalam Muhammadiyah?
2. Kapan berdiri Aisyiyah, Nasyiatul Aisyiyah dan Pemuda
Muhammadiyah?
3. Jelaskan makna berlapis lima dan gambar kitab dalam lambang IRM!
4. Tuliskan maksud dan tujuan IMM dan Tapakk Suci!
60
5. Tuliskan simbol atau motto masing-masing ortom di bawah ini:
a. IRM
b. Pemuda Muhammadiyah
c. NA
61
BAB VII
TANGGUNG JAWAB TAMATAN
PERGURUAN MUHAMMADIYAH
Perguruan Muhammadiyah adalah sekolah yang didirikan oleh
Persyarikatan Muhammadiyah yang mempunyai tujuan dan cita-cita Islam
dan membawa misi Muhammadiyah. Sebagaimana diterangkan sebelumnya
bahwa Muhammadiyah memiliki banyak sekolah, mulai dari tingkat Sekolah
Dasar sampai Perguruan Tinggi yang tersebar di seluruh tanah air.
Yang dicita-citakan oleh Muhammadiyah dengan sekolah-sekolahnya
yang banyak itu ialah bahwa pada umumnya para tamatan Sekolahh
Muhammadiyah dapat mengembangkan dan mengaktifkan dirinya di tengah-
tengah masyarakat dalam beribadah dan berjuang sesuai dengan ajaran
agama Islam yang dituntunkan oleh nabi besar mulia Muhammad Saw.
Selain diharapkan pula menjadi kader-kader penerus cita-cita dan perjuangan
Muhammadiyah, selama masih studi, dan terutama di kala hidup di tengah-
tengah masyarakat.
Adapun tanggung jawab tamatan Perguruan Muhammadiyah yang
diharapkan antara lain sebagai berikut:
1. Tetap berkeyakinan bahwa Islam adalah agama yang benar, serta tetap
berjuangan menegakkan dan menjunjungg tinggi agama Islam itu
dimanapun mereka berada.
2. Tetap menjadikan Muhammadiyah sebagai tempat beramal dan aktif
menggerakkan Muhammadiyah sebagai persyarikatan yang pada
hakikatnya dibutuhkan masyarakat.
3. Selalu berhati-hati beriman dan berkeyakinan serta melaksanakan ibadah
Islam, agar terpelihara kemurnian dan kebersihannya, sesuai dengan
ajaran Allah dan Rasul Muhammad Saw.
4. Tetap ikut menggerakkan dakwah amar ma‟ruf nahi munkaar di tengah-
tengah masyarakat sesuai persyarikatan Muhammadiyah.
A. Janji Pelajar Muhammadiyah
62
Rumusan janji pelajar Muhammadiyah yang setiap upacara
bendera diikrarkan oleh para pelajar Muhammadiyah sebagai berikut:
الم حناا مالد نبياال ر ل ا ر يح باا رباا باح حKami Pelajar Muhammadiyah Berjanji
1. Menjunjung tinggi perintah agama Islam
2. Hormat dan patuh kepada orang tua dan guru
3. Bersih lahir dan batin dan berteguh hati
4. Rajin belajar, giat bekerja dan beramal
5. Berguna bagi masyarakat dan bangsa
6. Sanggup melangsungkan amal usaha Muhammadiyah
Janji itu diucapkan untuk diri pelajar sendiri, disaksikan oleh para guru
dan karyawan sekolah, disaksikan para malaikat dan didengar oleh Allah
SWT. Menurut ajaran agama Islam, janji itu adalah ikrar yang harus
dijunjung tinggi dan dimuliakan oleh yang berjanji, jaanji itu adalah
utang yang harus dibayar tunai.
Selain itu setiap Pelajar Muhammadiyah ia berstatus sebagai anggota dari
Ikatan Remaja Muhammadiyah yang mempunyai fungsi sebagai pelopor,
pelangsung dan penyempurna amal usaha Muhammadiyah.
B. Peran Pelajar Muhammadiyah dalam Masyarakat
Para tamatan Perguruan Muhammadiyah settelah selesai studi
akan kembali ke tengah-tengah masyarakat dengan bekal ilmu
pengetahuan yang ditimbanya, baik ilmu agama Islam maupun
pengetahuan umum dan keterampilan. Dengan modal ilmu itulah mereka
akan dengan mudah mendekati dan menyesuaikan diri dan berperan aktif
di tengah-tengah masyarakatnya.
Usaha Muhammadiyah menjadikan para pelajar menjadi kader
persyarikatan, kader umat dan kader bangsa yang telah banyak
menghasilkan buah peran yang dapat diikuti oleh generasi berikutnya
secara berkesinambungan antara lain sebagai berikut:
1. Para tamatan Perguruan Muhammadiyah yang telah menjadi da‟i dan
mubaligh yang banyak membantu masyarakat dan pemerintah dalam
63
bidang pembangunan spiritual dalam usaha pembangunan manusia
sebenarnya.
2. Banyak tamatan perguruan Muhammadiyah yang menjadi guru,
dosen dan tenaga terlatih, kependidikan yang lain di sekolah-sekolah
negeri maupun swasta.
3. Banyak tamatan perguruan Muhammadiyah yang akhirnya
menjaditenaga medis, dokter, bidan, perawat dan lain-lain yang
bergerak dalam bidang kesehatan.
4. Tiada sedikit ahli tehnik di tanah air, diberbagai instansi pemerintah
baik ABRI maupun sipil yang diisi oleh para tamatan perguruan
Muhammadiyah.
5. Para Wiraswastawan pengusaha-pengusaha yang cukup mandiri dan
potensial di masyarakat, mereka adalah diantaranya terdiri dari
tamatan Perguruan Muhammadiyah.
6. Banyak tokoh-tokoh nasional yang merupakan putra-putri
Muhammadiyah, antara lain: Soekarno Presiden pertama RI,
Panglima Besar Jend. Sudirman, KHA. Kahar Muzakkar, Ki Bagus
Hadikusuma, KH. Fakhruddin, KH. Jindar Tamimi, Presiden
Soekarno malahan pernah menjabat sebagai Ketua Majelis
Pendidikan Daerah Bengkulu pada tahun 1938.
Soal-Soal: 1. Ada tiga bentuk kader yang dikehendaki oleh Muhammadiyah, tuliskan
tiga hal tersebut!
2. Tuliskan tanggung jawab tamatan perguruan Muhammadiyah!
64
3. Tuliskan janji pelajar Muhammadiyah!
4. Apa tujuan Muhammadiyah membangun perguruan-perguruan berupa
sekolah mulai dari TK sampai perguruan tinggi?
5. Apa saja yang anda tidak boleh lakukan di tengah masyarakat sebagai
alumni perguruan Muhammadiyah?
65
C.
Top Related