Makalah ini diajukan untuk dipresentasikan pada mata kuliah Parasitologi
Dosen Pengampu drh. Siti Riptifah Tri Handari, M.Kes
Disusun oleh;
Kelompok 4
Laila Masturina 2011710059 Mira
M. Alimin .S.G. 20117100 Nihlah 20117100
Maya Puspita 20117100 Rachmi Nadia .B. 20117100
Mety Ratih .W. 20117100 Yulia Ratnaningrum
JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
JAKARTA
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan izin dan rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Plasmodium dalam mata kuliah
Parasitologi. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk pembaca pada
umumnya dan untuk Kami pada khususnya.
Terima kasih kepada drh. Siti Riptifah Tri Handari, M.Kes sebagai dosen
pengampu mata kuliah Parasitologi yang telah memberikan ilmunya kepada Kami
sehingga dalam penulisan makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Kami
mengharapkan saran dan kritik dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini. Atas
perhatian pembaca, Kami mengucapkan terima kasih.
Cirendeu, Desember 2012
Penulis
DAFTAR ISI
ContentsDAFTAR ISI................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................4
A. Latar Belakang...................................................................................................4
B. Batasan Masalah................................................................................................4
C. Rumusan Masalah..............................................................................................4
D. Tujuan................................................................................................................4
E. Manfaat..............................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................6
A. Sejarah...............................................................................................................6
B. Pengertian..........................................................................................................7
C. Morfologi dan Daur Hidup..............................................................................11
D. Jenis-jenis Plasmodium...................................................................................12
BAB III PENUTUP....................................................................................................19
A. Kesimpulan......................................................................................................19
B. Saran................................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis mengangkat
permasalahan tersebut ke dalam sebuah makalah dengan judul
“PLASMODIUM” (Sebuah Rumusan Bahasan Dalam Meningkatkan
Pengetahuan Calon Ahli Kesehatan Masyarakat).
B. Batasan Masalah
Oleh karena permasalahan yang begitu kompleks, maka masalah yang
akan dibahas dalam makalah ini hanya dibatasi pada
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar pemikiran di atas, maka masalah yang dapat
dirumuskan dalam makalah ini adalah:
1.
D. Tujuan
Mendorong masyarakat Indonesia khususnya Mahasiswa/I Kesehatan
Masyarakat UMJ 2011 untuk turut mengeliminasi penyakit yang disebabkan oleh
plasmodium melalui perilaku hidup bersih dan sehat dengan cara promotif dan
preventif sehingga derajat kesehatan manusia tercapai dengan maksimal
E. Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat dan berguna dalam
meningkatkan pengetahuan masyarakat Indonesia dalam mengetahui
plasmodium. Dapat juga menjadi pengetahuan, khususnya bagi penulis,
mahasiswa, dosen, dan masyarakat umum atau penulis lainnya yang peduli di
bidang kesehatan masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah
Penyakit malaria telah diketahui sejak zaman Yunani. Gejala klinis
penyakit malaria khas dan mudah dikenal, karena demam yang naik turun dan
teratur disertai menggigil. Pada waktu itu sudah dikenal febris tersiana dan febris
kuartana. Selain itu ditemukan kelainan limpa membesar dan menjadi keras,
sehingga dahulu penyakit malaria disebut juga sebagai demam kura.
Malaria diduga disebabkan oleh hukuman dewa, karena pada waktu itu
ada wabah di sekitar kota Roma. Penyakit ini banyak ditemukan di daerah rawa
yang mengeluarkan bau busuk ke sekitarnya, sehingga disebut “malaria” (mal
area = udara buruk = bad air).
Pada abad ke-19, Laveran menemukan stadium gametosit berbentuk
pisang dalam darah seorang penderita malaria. Untuk mewarnai parasit, pada
tahun 1883 Marchiafava menggunakan metilen biru, sehingga morfologi parasit
ini lebih mudah dipelajari. Pada tahun 1885 Golgi memperkenalkan bentuk siklus
hidup plasmodium, yaitu skizogoni eritrositik yang disebut juga sebagai siklus
Golgi dan pada tahun 1886 pakar tersebut juga menjelaskan perbedaan-perbedaan
antara spesies plasmodium yang benigna dan spesies plasmodium penyebab
malaria quartana.
Siklus hidup plasmodium di dalam tubuh nyamuk dipelajari oleh Ross &
Bignami (1897) dan kemudian oleh Patrick Manson (1900), dapat dibuktikan
bahwa nyamuk adalah vektor penular malaria. Kemudian banyak sarjana yang
mempelajari siklus skizogoni preeritrositik dari berbagai spesies plasmodium,
terutama pada masa antara tahun 1948 sampai tahun 1954.
B. Pengertian
Plasmodium merupakan genus protozoa parasit. Penyakit yang disebabkan oleh
genus ini dikenal sebagai malaria.
Parasit ini mempunyai dua inang dalam siklus hidupnya: vektor nyamuk dan
inang vertebra.
Klasifikasi ilmiah:
• Domain: Eukariot (tidak termasuk) alveolata
• Filum: Apicomplexa
• Kelas: Aconoidasida
• Ordo: Haemosporida
• Famili: Plasmodiidae
• Genus: Plasmodium
Parasit malaria termasuk genus Plasmodium. Pada manusia terdapat 4 spesies
: P. Vivax, P. Falciparum, P. Malariae dan P. Ovale. Spesies lain
menjangkiti hewan lain, termasuk burung, reptilia dan hewan pengerat.
Spesies Menurut Subgenera
1. Asiamoeba
P. draconis
P. vastator
2. Bennettinia
P. juxtanucleare
3. Huffia
P. elongatum
P. hermani
4. Laverania
P. falciparum
P. reichenowi
5. Giovannolaia
P. anasum
P. circumflexum
P. dissanaikei
P. durae
P. fallax
P. formosanum
P. gabaldoni
P. garnhami
P. gundersi
P. hegneri
P. lophurae
P. pedioecetii
P. pinnotti
P. polare
6. Haemamoeba
P. cathemerium
P. coggeshalli
P. elongatum
P. gallinaceum
P. giovannolai
P. lutzi
P. matutinum
P. paddae
P. parvulum
P. relictum
P.tejera
P. ashfordi
P. bertii
P. bambusicolai
P. columbae
P. corradettii
P. dissanaikei
P. hexamerium
P. kempi
P. nucleophilum
P. papernai
P. paranucleophilum
P. rouxi
P. vaughani
7. Novyella Carinamoeba
P. basilisci
P. minasense
P. rhadinurum
P. volans
8. Paraplasmodium
P. chiricahuae
P. mexicanum
P. pifanoi
9. Plasmodium
P. brasilianum
P. cynomolgi
P. eylesi
P. fieldi
P. fragile
P. georgesi
P. girardi
P. gonderi
P. inui
P. jefferyi
P. knowlei
P. hyobati
P. malariae
P. ovale
P. petersi
P. pitheci
P. rhodiani
P. schweitzi
P. semiovale
P. shortii
P. silvaticum
P. simium
P. vivax
P. youngi
10. Sauramoeba
P. achiotense
P. adunyinkai
P. aeuminatum
P. beltrani
P. brumpti
P. agamae
P. giganteum
P. heischi
P. josephinae
P. pelaezi
P. tropiduri
11. Vinckeia
P. aegyptensis
P. anomaluri
P. atheruri
P. berghei
P. booliati
P. brodeni
P. bubalis
P. bucki
P. cephalophi
P. chabaudi
P. coulangesi
P. cyclopsi
P. foleyi
P. girardi
P. inopinatum
P. lemuris
P. odocoilei
P. percygarnhami
P. sandoshami
P. traguli
P. uilenbergi
P. vassali
P. vinckei
P. watteni
P. yoelli
C. Morfologi dan Daur Hidup
Siklus hidup plasmodium dapat berlangsung pada dua keadaan, yaitu
siklus hidup aseksual (skizogoni) yang terjadi di dalam sel darah merah
vertebrata dan siklus hidup aseksual
Plasmodium merupakan genus protozoa parasit. Penyakit yang
disebabkan oleh genus ini dikenal sebagai malaria. Parasit ini senantiasa
mempunyai dua inang dalam siklus hidupnya: vektor nyamuk dan inang
vertebra. Sekurang-kurangnya sepuluh spesies menjangkiti manusia. Spesies
lain menjangkiti hewan lain, termasuk burung, reptilian dan hewan pengerat.
Daur hidup keempat spesies malaria pada manusia umumnya sama.
Terdiri dari :
a. Fase seksual eksogen (sporogoni) dalam badan nyamuk Anopheles.
b. Fase aseksual (skizogoni) dalam badan hospes vertebrata termasuk manusia
Fase aseksual, Mempunyai 2 daur yaitu:
1) Daur eritrosit dalam darah, dan
2) Daur dalam sel parenkhim hati (skizogoni eksoeritrosit) atau stadium
jaringan dengan
a) Skizogoni pra-eritrosit (skizogoni eksoeritrosit primer) setelah sporozoit
masuk dalam sel hati dan
b) Skizogoni eksoeritrosit sekunder yang berlangsung dalam hati
Dalam primata terdapat dua populasi sporozoit yang berbeda, yaitu
sporozoit yang secara langsung mengalami pertumbuhan dan sporozoit
yang tetap tidak aktif (tidur, dormant) selama periode tertentu (disebut
hipnozoit) sampai menjadi aktif kembali dan mengalami pembelahan
skizogoni.
Pada infeksi P. falciparum dan P. Malariae hanya terdapat satu generasi
aseksual dalam hati sebelum daur di dalam darah dimulai; sesudah itu daur
di dalam hati tidak dilanjutkan lagi.
Pada infeksi P. Vivax dan P. Ovale daur eksoeritrosit berlangsung terus
sampai bertahun-tahun melengkapi perjalanan penyakit yang dapat
berlangsung lama yaitu bila tidak diobati, disertai banyak relaps.
D. Jenis-jenis Plasmodium
1. PLASMODIUM VIVAX
Hospes & Nama Penyakit
a. Hospes perantara : Manusia
b. Hospes definitif : Anopheles Betina
c. Penyakit : Malaria Vivax / Malaria Tersiana
1) Distribusi Geografik
Ditemukan didaerah subtropik, seperti Korea Selatan, Cina,
MediteraniaTtimur, Turki, beberapa negara Eropa pada musim panas,
Amerika Selatan dan Utara. Didaerah tropik dapat ditemukan di Asia Timur
(Cina, daerah Mekong ) dan Selatan Ssrilangka dan India ),
Indonesia,Ffilipina serta di wilayah pasifik seperti Papua Nuigini, kepulauan
Solomon dan Vanuatu. Jarang ditemukan di Afrika, terutama Afrika Barat &
Utara.
Di Indonesia tersebar di seluruh kepulauan & pada musim kering, umumnya
di daerah endemi mempunyai frekuensi tertinggi diantara spesies yang lain.
2) Patologi & Gejala Klinis
Masa tunas intrinsik biasanya berlangsung 12-17 hari, tetapi pada beberapa
strain plasmodium vivax dapat sampai 6-9 bulan atau mungkin lebih lama.
Serangan pertama dimulai dengan sindrom prodromal: sakit kepala, nyeri
punggung, mual dan malaise umum.
3) Diagnosa
Diagnosis malaria vivax ditetapkan dengan menemukan parasit plasmodium
vivax pada sediaan darah yang dipulas dengan Giemsa. Dengan rapid test
dapat terlihat garis positif baik sebagai pan-LDH dan atau Pv-LDH. Rapid
test sebaiknya dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan mikroskopik untuk
menghindari false negatif.
4) Pengobatan
a) Prinsip dasar pengobatan malaria vivax adalah pengobatan radikal yang
ditujukan terhadap stadium hipnozoit di sel hati dan stadium lain yang
berada di eritrosit.
b) Plasmodium vivax yang resisten klorokuin.Untuk menghadapi hal ini
pengobatan klorokuin selama 3 hari dilakukan bersamaan dengan
primakuin selama 14 hari. Dengan cara ini, maka primakuin akan
bersifat sebagai skizontisida darah selain membunuh hipnozoit di sel hati.
2. PLASMODIUM FALCIPARUM
1) Hospes & Nama Penyakit
Menyebabkan malaria falciparum / malaria tropika / malaria tersiana maligna.
Parasit ini merupakan spesies yang berbahaya karena penyakit yang
ditimbulkannya dapat menjadi berat dan menyebabkan kematian. Bentuk dini
yang dapat dilihat dalam hati adalah skizom yang berukuran +- mikro pada
hari keempat setelah infeksi.
2) Distribusi Geografik
Ditemukan di daerah tropik. Di indonesia, tersebar di seluruh kepulauan
3) Patologi & Gejala Klinis
Masa tunas intrinsic malaria falciparum berlangsung antara 9-14
hari.Penyakitnya mulai dengan sakit kepala, punggung dan ekstremitas,
perasaan dingin, mual, muntah atau diare ringan. Demam mungkin tidak ada
atau ringan dan penderita tidak tampak sakit; diagnosis pada stadium ini
tergantung dari anamosis tentang kepergian penderita ke daerah endemic
malaria sebelumnya. Penyakit berlangsung terus, sakit kepala, punggung dan
ekstremitas lebih hebat dan keadaan umum memburuk.
4) Diagnosa
Dengan menemukan parasit trofozoit muda (bentuk cincin) tanpa atau dengan
stadium gametosit dalam sediaan darah tepi. Pada autopsy dapat ditemukan
pigmen dan parasit dalam kapiler otak dan alat-alat dalam.
5) Pengobatan
Penderita malaria falsiparum tanpa komplikasi sebaiknya diberikan drug of
choice, misalnya: artesunat-amodiakuin (masing-masing 3 hari) per oral
tanpa menunggu penderita jatuh dalam malaria berat.
3. PLASMODIUM MALARIAE
1) Hospes & Nama Penyakit
Penyebab malaria malariae atau malaria kuartana, karena serangan demam
berulang pada tiap hari ke-4.
a) Hospes reservoar : simpanse
b) Hospes definitif : manusia
c) Hospes perantara : nyamuk Anopheles
2) Distribusi Geografik
Di daerah tropis, tetapi frekuensinya cenderung rendah. Di Afrika terutama
ditemukan di bagian barat dan utara. Di Indonesia; papua barat, NTT
(termasuk timor leste), Sumatera selatan
3) Patologi & Gejala Klinis
Masa inkubasi selama 18 hari, kadang-kadang 30-40 hari. Gambaran klinis
pada serangan pertama mirip P.Vivax. Serangan demam lebih teratur dan
terjadi pada sore hari. Menyebabkan anemia Splynomegali, kelaninan ginjal,
dapat ditemukan pada 46% penderita.
4) Diagnosa
Dengan menemukan parasit dalam darah yang dipulas dengan Giemsa.
Ditemukan dalam sediaan darah tipis secara tidak sengaja, pada penderita
tanpa gejala. Pemeriksaan dengan rapid test
5) Pengobatan
Dengan pemberian klorokuin basa yang akan mengeliminasi semua stadium
di sirkulasi darah. Selama 5 hari dengan dosis total 35 mg/kg berat badan.
4. PLASMODIUM OVALE
1) Hospes & Nama Penyakit
Penyakit yang disebabkan oleh parasit, ini disebut malaria ovale. Morfologi
plasmodium ovale mempunyai persamaan dengan plasmodium malariae .
2) Distribusi Geografik
Di daerah tropik afrika bagian barat, pasifik barat, dan di beberapa bagian
lain di dunia. Di indonesia, terdapat di pulau owi sebelah selatan biak di irian
jaya.
3) Patologi & Gejala Klinis
Malaria ovale mirip malaria vivaks. Serangannya sama hebat tetapi
penyembuhannya sering secara spontan dan relapsnya lebih jarang. Malaria
ovale di Indonesia tidak merupakan masalah kesehatan masyarakat, karena
frekuensinya sangat rendah dan dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan.
4) Diagnosa
Dengan menemukan parasit plasmodium ovale dalam sediaan darah yang
dipulas dengan giemsa.
5) Pengobatan
Malaria ovale merupakan bentuk yang paling ringan dari semua malaria
disebabkan oleh Plasmodium ovale. Masa inkubasi 11-16 hari, walau pun
periode laten sampai 4 tahun. Serangan paroksismal 3-4 hari dan jarang
terjadi lebih dari 10 kali walaupun tanpa terapi dan terjadi pada malam hari.
5. PLASMODIUM KNOWLESI
Dilaporkan di koran Kompas 23 April 2011
Sebelumnya P.Knowlesi hanya menjangkiti monyet ekor panjang (macaca
fascicularis) di asia tenggara. Belakangan ini, parasit tersebut ditemukan
menyebar pada manusia di Malaysia. Dengan ditemukannya 6 kasus malaria
baru pada manusia di berbagai desa di Kalimantan, maka balitbangkes sedang
melakukan penelitian dengan konsentrasi di tanjung putting, Kalimantan
tengah, tepatnya di arboretum, tempat yang ada monyet dan orang utan.
Berangkat dari dugaan bahwa kebutuhan inang yaitu monyet dan orang utan
untuk P. Knowlesi tersedia di Kalimantan.
Penggundulan hutan yang mengancam habitat monyet dan
penambahan jumlah penduduk ikut mempengaruhi berjangkitnya P. Knowlesi
kepada manusia. Kasus malaria yang diduga kuat infeksi P. Knowlesi juga
dilaporkan di China, Thailand, Filipina, dan Myanmar.
Gejalanya seberat infeksi P. Falciparum dan sebandel P.Vivax. Orang
yang mngidap malaria berat dan sukar sembuh dapat dicurigai mengidap
malaria baru tersebut. Gejala tak spesifik antara lain demam dan rasa dingin.
Kadang muncul kesulitan bernafas dan batuk.
Adanya trombositopenia pada 98% pasien, ada pula gangguan hati
Penderitanya telah sembuh dengan memakai obat malaria ACT (Artemisin-
based Combination Therapy). Mampu bereproduksi setiap 24 jam dalam
darah, lebih cepat dibandingkan siklus 48 jam pada P. Vivax, P. Ovale
sedangkan pada P. Malariae adalah 72 jam.
Secara morfologis, penampakan di bawah mikroskop mirip P.
Malariae namun bentuk skizonnya tampak sedikit berbeda. Pigmennya
bergumpal padat akan tetapi intinya menyebar, tidak seperti bunga serunai.
1) Pencegahan dan Pengobatan
a. Menghindari gigitan nyamuk, menggunakan obat nyamuk, memakai
obat oles anti nyamuk, pasang kawat kasa pada ventilasi, menjauhkan
kandang ternak dari rumah.
b. Mengurangi berada di luar rumah pada malam hari.
c. Pengobatan pencegahan penyakit malaria,2 hari sebelum berangkat ke
daerah malaria, minum obat doksisilin 1 x 1 kapsul/ hari sampai 2
minggu setelah keluar dari lokasi endemis malaria.
d. Membersihkan lingkungan, Menimbun genangan air,gotong royong
membersihkan lingkungan sekitar.
e. Menebarkan pemakan jentik, menekan kepadatan nyamuk dengan
menebarkan ikan pemakan jentik. Seperti ikan kepala timah, nila merah,
gupi, mujair dll.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Terdapat 4 spesies plasmodium yang dapat menimbulkan pemyakit pada
manusia, yaitu Plasmodium Vivax, Plasmodium Falciparum, Plasmodium
malariae dan Plasmodium Ovale. Wilayah tropis merupakan daerah endemic
malaria, meskipun penyakit ini dapat dijumpai di daerah-daerah yamg terletak
diantara 40° Lintang selatan dan 60° Lintang Utara.
B. Saran
Membersihkan lingkungan, Menimbun genangan air, gotong royong
membersihkan lingkungan sekitar
Menebarkan pemakan jentik, menekan kepadatan nyamuk dengan
menebarkan ikan pemakan jentik. Seperti ikan kepala timah, nila merah, gupi,
mujair dll.
DAFTAR PUSTAKA
Perhimpunan dokter spesialis parasitologi. 2011. Dasar Parasitologi Klinik edisi
pertama. Jakarta: FK UI
Soedarto. 1995. Protozoologi Kedokteran. Jakarta : Widya Medika
Staf pengajar Departemen Parasitologi. 2009. Parasitologi Kedokteran edisi
keempat. Jakarta : FK UI
http://id.wikipedia.org/wiki/Plasmodium diakses pada tanggal 25 desember 2012