KEGUNAAN TEKNIK KNEE-CHEST POSITION PADA
PRESENTASI BOKONG
I. PENDAHULUAN
Presentasi bokong adalah keadaan di mana janin terletak memanjang
dengan bagian terendahnya bokong, kaki, atau kombinasi keduanya. Secara
epidemiologis pada kehamilan tunggal didapatkan presentasi kepala sebesar
96,8%, bokong 2,7%, letak lintang 0,3%, majemuk 0,1%, muka 0,05% dan dahi
0,01%. Persalinan normal dapat terjadi manakala terpenuhi keadaan-keadaan
tertentu dari faktor persalinan: jalan lahir (passage), janin (passenger), dan
kekuatan (power). Jenis malpresentasi yang paling lazim yaitu letak sungsang.
Kelainan presentasi ini sangat mempengaruhi peningkatan morbiditas dan
mortalitas perinatal.1,2
Posisi janin pada presentasi bokong ditentukan dengan merujuk kepada
sakrum janin sebagai denominator terhadap panggul ibu. Posisi yang mungkin
terjadi pada presentasi bokong, yaitu sakrum anterior (SA), sakrum posterior
(SP), sakrum kiri transversus (LST), sakrum kanan transversus (RST), sakrum
kiri anterior (LSA), sakrum kiri posterior (LSP), sakrum kanan anterior (RSA),
dan sakrum kanan posterior (RSP).3
Gambar 1. Posisi janin pada letak sungsang dengan sakrum sebagai denominator (dikutip dari kepustakaan 4)
1
II. KLASIFIKASI
Dikenal beberapa jenis letak sungsang sesuai dengan sikap fetus, yaitu:3,5
a. Presentasi bokong murni (Frank breech)
Pada presentasi bokong murni, kedua paha fleksi dan lutut ekstensi pada
permukaan anterior tubuh. Akibat ekstensi kedua sendi lutut, kedua kaki
terangkat ke atas sehingga ujungnya dapat setinggi bahu atau kepala janin.
Dengan demikian pada pemeriksaan dalam hanya dapat diraba bokong.
Sekitar 60% hingga 65% presentasi bokong murni lebih sering terjadi pada
persalinan aterm.
b. Presentasi bokong kaki sempurna (Complete breech)
Pada presentasi bokong kaki sempurna, kedua paha maupun kedua lutut
fleksi sehingga kedua kaki berada di samping bokong. Presentasi bokong
kaki sempurna sangat jarang terjadi, yaitu sekitar 5%.
c. Presentasi bokong kaki tidak sempurna (Incomplete breech)
Pada presentasi bokong kaki tidak sempurna, selain bokong bagian terendah
juga terdapat kaki atau lutut. Satu atau kedua pinggul fleksi tak sempurna, di
mana ekstremitas bawah yang terletak paling bawah dapat diraba satu kaki
atau kedua kaki. Terjadi pada 25% hingga 35% presentasi bokong pada bayi
prematur.
d. Presentasi kaki (Footling breech)
Pada presentasi kaki bagian paling rendah adalah satu atau dua kaki, di mana
kedua tungkai ekstensi di bawah level bokong.
2
Gambar 2. Variasi Presentasi Bokong (dikutip dari kepustakaan 4)
III. INSIDEN
Secara keseluruhan, presentasi bokong terjadi pada 3-4% dari persalinan
tunggal, tapi memiliki insiden yang lebih tinggi pada persalinan kembar (25%
pada kembar pertama dan 50% pada kembar kedua adalah sungsang).5,6 Pada
kehamilan tunggal presentasi bokong dimana berat bayi kurang dari 2500 gram,
40% merupakan letak bokong murni, 10% letak bokong sempurna, dan 50%
letak kaki. Sedangkan pada bayi dengan berat lebih dari 2500 gram, 65%
merupakan letak bokong murni, 10% letak bokong sempurna, dan 25% letak
kaki.3
Insiden presentasi bokong pada persalinan tunggal berdasarkan berat bayi
dan usia kehamilan dapat dilihat pada tabel di bawah:3
Tabel 1. Insidens presentasi bokong berdasarkan berat bayi dan usia kehamilan(dikutip dari kepustakaan 3)
3
IV. ETIOLOGI
Faktor-faktor yang memegang peranan dalam terjadinya presentasi
bokong diantaranya ialah prematuritas, rnultiparitas, gemelli, hidramnion,
hidrosefalus, plasenta previa, dan panggul sempit. Setiap keadaan yang
mempengaruhi masuknya kepala janin ke dalam panggul mempunyai peranan
dalam etiologi presentasi bokong.5
Penyebab presentasi bokong dapat berasal dari : 6,7,8
a. Faktor ibu
1. Keadaan rahim : uterus arkuatus, uterus bikornis, mioma uteri
2. Keadaan plasenta: Plasenta yang terletak didaerah kornu fundus karena
plasenta mengurangi luas ruangan di daerah fundus, plasenta previa
karena menghalangi turunnya kepala ke dalam pintu atas panggul.
3. Keadaan jalan lahir : Kesempitan panggul, deformitas tulang panggul,
dan tumor-tumor pelvis
4
Berat Lahir (g) Usia Kehamilan (minggu) Insiden (%)
1000 28 35
1000–1499 28–32 25
1500–1999 32–34 20
2000–2499 34–36 8
2500 36 2–3
All weights 3–4
b. Faktor janin
1. Prematuritas
2. Kelainan bentuk kepala seperti hidrocephalus, anencephalus, karena
kepala kurang sesuai dengan bentuk pintu atas panggul dan dapat
membatasi kemampuan janin untuk mengambil bentuk presentasi kepala
3. Gemelli
4. Hidroamnion atau oligohidromion
5. Tali pusat pendek/lilitan tali pusat
V. PATOFISIOLOGI
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap
ruangan dalam uterus. Sebelum usia kehamilan 28 minggu, fetus masih
berukuran cukup kecil dalam menempati volume intrauterin sehingga dapat
berotasi dari presentasi kepala menjadi presentasi bokong dan kembali ke semula
dengan gerakan relatif. Seiring usia kehamilan dan berat badan janin bertambah,
hal tersebut semakin sulit dilakukan oleh janin.7 Pada kehamilan sampai kurang
lebih 32 minggu, jumlah air ketuban relatif lebih banyak, sehingga
memungkinkan janin bergerak dengan leluasa. Dengan demikian janin dapat
menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak sungsang atau letak lintang.2
VI. DIAGNOSIS
1. Anamnesis
Seorang wanita dengan kehamilan presentasi bokong, khususnya
menjelang aterm, akan mengeluh ketidaknyamanan di daerah subkostal dan
merasakan gerakan bayi di bagian bawah dari uterus.5
2. Pemeriksaan fisik
a. Palpasi (Pemeriksaan Leopold)
5
Pemeriksaan Leopold perlu dilakukan pada setiap kunjungan
perawatan antenatal bila umur kehamilannya 34 minggu. Pada palpasi
teraba bagian keras, bundar dan melenting pada fundus uteri. Punggung
anak dapat diraba pada salah satu sisi perut dan bagian – bagian kecil pada
pihak yang berlawanan. Di atas simfisis teraba bagian yang kurang bundar
dan lunak dicurigai bokong. Kadang-kadang bokong janin teraba bulat dan
dapat memberi kesan seolah-olah kepala, tetapi bokong tidak dapat
digerakkan semudah kepala.2,3,5
b. Auskultasi
DJJ terdengar paling jelas pada atau di atas umbilicus dan pada sisi
yang sama dengan punggung.4,5
c. Pemeriksaan dalam
Tidak teraba kepala yang keras, rata, dan teratur dengan garis-garis
sutura dan fontanella. Bagian terdepannya teraba lunak dan irreguler.
Dapat diraba os sakrum, tuber ischii dan anus, kadang-kadang kaki (pada
letak kaki). Anus dan tuber ischiadicum terletak pada satu garis. Kalau
pembukaan sudah besar maka pada pemeriksaan dalam dapat teraba 3
tonjolan tulang yaitu tubera ossis ischii dan ujung os sacrum sedangkan
os sacrum dapat dikenal sebagai tulang meruncing dengan deretan
processi spinosi di tengah-tengah tulang tersebut.6
Bila dapat diraba kaki, maka harus dibedakan dengan tangan. Pada
kaki teraba tumit, sudut 90°, dan jari-jarinya rata, sedangkan pada tangan
ditemukan ibu jari yang letaknya tidak sejajar dengan jari-jari lain dan
panjang jari kurang lebih sama dengan panjang telapak tangan. Pada
persalinan lama, bokong janin mengalami edema, sehingga kadang-
kadang sulit membedakan bokong dengan muka. Pemeriksaan yang teliti
dapat membedakan bokong dengan muka karena jari yang akan
dimasukkan ke dalam anus mengalami rintangan otot dan tidak
6
mengisap, sedangkan jari yang dimasukkan ke dalam mulut akan meraba
tulang rahang dan alveola tanpa ada hambatan serta jari terasa terisap.5,6
d. Ultrasonografi (USG)
Peranan USG penting dalam diagnosis dan penilaian resiko pada
presentasi bokong. Pemeriksaan USG bertujuan untuk mengetahui jenis
presentasi bokong, taksiran berat badan janin, konfirmasi letak plasenta,
keadaan hiperekstensi kepala dan penilaian volume cairan air ketuban.
Dari pemeriksaan USG juga dapat diketahui kehamilan multipel, kelainan
kongenital, malformasi skeletal dan jaringan lunak dari fetus.2,3
VII. PENANGANAN SELAMA KEHAMILAN
Tujuan penanganan pada masa kehamilan adalah mencegah
malpresentasi pada waktu persalinan. Pada saat ini ada tiga cara yang dipakai
untuk mengubah presentasi bokong menjadi presentasi kepala, yaitu knee
chest position (posisi dada-lutut) pada ibu, versi luar, dan moksibusi dan/atau
akupuntur.2
1. Knee Chest Position
a. Definisi Knee Chest Position
Secara harfiah knee chest position berarti posisi lutut-dada atau
menungging atau biasa juga disebut dengan posisi sujud. Menurut dr. Frizar
Irmansyah, SpOG (K) menyatakan bahwa knee chest position adalah posisi
sujud yang dapat dilakukan untuk memutar posisi bayi sungsang menjadi
posisi yang seharusnya. Knee chest position ini dapat dilakukan pada usia
kandungan 7-8 delapan bulan. Durasi untuk melakukan posisi sujud ini
dilakukan selama 5-10 menit dua kali dalam sehari.9
Greenhill menyatakan bahwa versi spontan adalah yang diharapkan
setelah melakukan Knee Chest Position (KCP) ini. Dilakukan 2-3 kali
sehari selama 10-15 menit. Dimana diharapkan bokong janin yang telah turun
7
akan bebas kembali sehingga terjadi versi spontan.Usia kehamilan yang
dianjurkan untuk KCP adalah usia kehamilan 30-32 minggu. Kalau 1 minggu
tidak berhasil berarti versi luar juga sia-sia.10
Gambar 3. Knee Chest Position (dikutip dari kepustakaan 10)
b. Kegunaan Knee-Chest Position
Kondisi melahirkan sungsang (bokong) biasanya terjadi ketika kepala
bayi tidak berada pada jalan lahir diusia kehamilan 37 minggu. Janin akan
berputar-putar dalam rahim hingga berumur 35-36 minggu. Melahirkan bayi
dengan kepala diatas, dapat mempengaruhi proses persalinan.11
Adapun salah satu cara untuk mencegah melahirkan sungsang (bokong)
adalah melakukan knee chest position, dengan posisi perut seakan-akan
menggantung ke bawah. Dilakukan rutin 2 kali setiap hari pagi dan sore
selama 10 menit. Kegiatan ini sangat mengurangi kemungkinan melahirkan
sungsang, aman dan memeberi ruang pada bayi untuk berputar kembali ke
posisi normal. Kemungkinan berhasil adalah 92%.11
Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan posisi janin letak bokong
pada kehamilan. Penyebab yang umumnya terjadi antara lain panggul sempit,
plasenta previa atau lainnya. Usaha yanga dapat dilakukan untuk mengubah
posisi janin menjadi kepala di bawah adalah melakukan knee-chest position
(posisi lutut-dada), berlututlah seperti dalam posisi sujud, letakan dada pada
8
dasar lantai, bernafaslah dengan rileks, lakukan posisi ini antara 5 sampai 10
menit. Posisi knee-chest dapat dilakukan 1 sampai 2 kali sehari.11
Posisi janin dikatakan sudah mantap (tidak berubah lagi) setelah usia
kehamilan 35 minggu. Jadi, bila pada usia kehamilan 32 minngu letaknya
sungsang, masih ada kemungkinan berubah karena usia kehamilan belum 35
minggu. Biasanya dokter akan menyarankan ibu melakukan gerakan tertentu
yang disebut knee-chest position, yaitu gerakan seperti sujud , salah satu pipi
menempel di lantai, kedua lutut menempel di lantai dan bokong dalam posisi
menungging. Dilakukan minimal 2 kali sehari, selama 10-15 menit. Gerakan
ini bertujuan agar janin berputar sehingga bagian terbawahnya adalah
kepala.11
Dalam penelitian B. Kenfack dkk, instruksi yang diberikan kepada
perempuan untuk mengasumsikan posisi knee chest selama 15 menit tiga kali
sehari selama seminggu, berhasil mengubah presentasi sungsang ke presentasi
kepala 61% dari wanita dibandingkan dengan versi spontan 40% pada
kelompok kontrol, dengan signifikan secara statistik perbedaannya. Studi ini
menunjukkan bahwa menasihati perempuan dengan janin presentasi sungsang
antara minggu ke-36 dan ke-37 untuk menggunakan posisi knee chest selama
15 menit tiga kali sehari aman, sederhana dan secara signifikan mengurangi
kejadian sungsang saat persalinan.12
Dapat disimpulkan kegunaan dari knee-chest position adalah
a. Mencegah melahirkan sungsang/bokong
b. Memutar posisi janin sehingga bagian bawahnya adalah kepala.
c. Teknik Knee-Chest Position
Untuk melakukan knee chest position adalah:11
1. Melakukan posisi sujud dengan kedua tangan diletakan dilantai, salah satu sisi
muka menempel di lantai, kedua kaki direntangkan selebar bahu,
2. Dada dan bahu sedapat mungkin menempel dilantai,
9
3. Lipat kedua lutut sehingga paha tegak lurus dengan lantai, dan
4. Pertahankan posisi selama 5-10 menit.
Hal ini dapat membantu memperbaiki posisi janin tidak normal menjadi
presentasi kepala dan meninngkatkan peredaran darah pada dinding panggul.
2. Versi Luar
Versi luar adalah prosedur yang dilakukan dengan menggunakan
tekanan dan manuver tertentu pada perut ibu untuk mengubah presentasi janin
menjadi presentasi kepala. Perubahan spontan menjadi presentasi kepala
sebagian besar akan terjadi pada umur kehamilan 34 minggu, sehingga
penemuan adanya presentasi bokong mulai umur kehamilan 34 minggu akan
bermanfaat untuk pertimbangan melakukan tindakan versi luar. Umur
kehamilan terbaik untuk melakukan versi luar belum begitu jelas. Pada
umumnya versi luar efektif dilakukan pada umur kehamilan 34-36 minggu.
Versi luar juga dapat dilakukan sebelum umur kehamilan 34 minggu, tetapi
kemungkinan untuk kembali lagi menjadi presentasi bokong cukup besar, dan
apabila terjadi komplikasi yang mengharuskan dilahirkan dengan segera,
maka morbiditas karena prematuritasnya masih tinggi. Versi luar dapat
dipertimbangkan untuk diulang bila sebelumnya gagal atau sudah berhasil,
tetapi kembali menjadi presentasi bokong. Proses versi luar dapat dipermudah
dan rasa tidak nyaman bagi pasien dapat dikurangi dengan penggunaan
tokolitik (terbutalin 0,125-0,250 mg subkutan). Dianjurkan untuk melakukan
versi luar di tempat yang memiliki fasilitas melakukan bedah sesar emergensi.
Informed consent diperoleh setelah memberikan konseling yang berisi
informasi tentang kemungkinan komplikasi, pilihan lain (bedah sesar),
prognosis, dan bagaimana prosedur dilakukan. Pemeriksaan NST (non-stress
test) perlu dilakukan sebelum dan sesudah prosedur dilakukan.2
Prosedur versi luar cukup aman dan efektif. Tingkat keberhasilannya
dilaporkan dapat mencapai 66%, yaitu 33%-50% pada nullipara, dan 45%-
10
75% pada multipara. Tingkat keberhasilan semakin meningkat pada
multiparitas, presentasi selain bokong murni, volume air ketuban normal,
letak lintang, dan oblik. Oleh karena keamanan dan efektivitasnya, dianjurkan
agar semua ibu hamil dengan presentasi selain kepala yang memenuhi
persyaratan pada umur kehamilan mendekati atau saat cukup bulan diberi
tawaran untuk dilakukan versi luar. Keadaan yang harus diketahui sebelum
menawarkan versi luar adalah perkiraan berat janin, volume air ketuban, letak
plasenta, dan morfologi janin normal.2,7
Versi luar kontraindikasi dilakukan pada keadaan post operasi pada
uterus (miomektomi, bedah sesar, metroplasty), suspek malformasi kongenital
pada janin, kehamilan multipel, terdapat bukti cacat pada janin (intrauterine
growth retardation, tes biofisikal abnormal), perdarahan antepartum
sebelumnya, plasenta previa, plasentasi anterior (plasenta berada di antara
fetus dan dinding abdomen), solusio plasenta, ruptur membran prematur,
oligohidramnion, dan semua keadaan kontraindikasi persalinan pervaginam.
Selain itu terdapat beberapa kontraindikasi relatif dilakukannya versi sefalik
luar, yaitu: keadaan yang menyebabkan terbatasnya penggunaan obat tokolitik
(penyakit jantung maternal, diabetes mellitus, gangguan tiroid), preeklampsia,
Rh-isoimunisasi, grande multipara, obesitas dan presentasi bokong murni
(Frank breech).7
VIII. MEKANISME PERSALINAN
Terdapat perbedaan dasar antara persalinan pada presentasi bokong
dengan persalinan pada presentasi belakang kepala. Pada presentasi belakang
kepala, bila kepala sudah lahir maka sisa tubuh janin akan mengalami proses
persalinan selanjutnya dan umumnya tanpa kesulitan. Pada presentasi bokong,
lahirnya bokong dan bagian tubuh janin tidak selalu dapat diikuti dengan
persalinan kepala secara spontan. Dengan demikian maka pertolongan
persalinan pervaginam memerlukan keterampilan khusus dari penolong
11
persalinan.8
Engagement dan turunnya bokong biasanya terjadi pada salah satu dari
diameter obliq pelvis ibu. Begitu pinggul posterior bertemu dasar pelvis,
terjadilah putaran paksi dalam untuk membawa pinggul di bawah arkus pubis.
Pada peristiwa ini, diameter bitrochanteric menempati diameter
anteroposterior pada pintu bawah panggul.3
Setelah putaran paksi dalam, pinggul anterior dilahirkan, diikuti oleh
pinggul posterior, tungkai, dan kaki. Putaran paksi luar berikutnya
mengakibatkan punggung berputar kearah anterior dan menghadap ke atas
sehingga bahu memasuki diameter oblik panggul. Bahu kemudian turun
mencapai dasar panggul, dan terjadi putaran paksi dalam sehingga diamter
biakromial terletak anteroposterior dan bersamaan dengan itu bokong berputar
90° ke depan (putaran resusitasi). Kepala memasuki pintu atas panggul
dengan sutura sagitalis berada pada diameter transversa panggul dan dalam
posisi fleksi. Putaran paksi dalam membawa aspek posterior leher di bawah
simpisis, dan kepala kemudian dilahirkan dalam posisi fleksi.3,6
12
Gambar 4. Mekanisme persalinan pada presentasi bokong (dikutip dari kepustakaan 3)
IX. PENANGANAN SELAMA PERSALINAN
Jenis persalinan pada presentasi bokong ada 2, yaitu pervaginam dan Sectio
Caesarea.13
a) Persalinan Pervaginam
Selama proses persalinan, resiko ibu dan anak jauh lebih besar
dibandingkan persalinan pervaginam pada presentasi belakang kepala
sehingga perlu dilakukan penilaian secara cepat dan cermat mengenai13:
1. Keadaan selaput ketuban, fase persalinan, kondisi janin serta keadaan
umum ibu.
13
2. Dilakukan pengamatan cermat pada DJJ dan kualitas his dan kemajuan
persalinan
3. Persiapan tenaga penolong persalinan: dokter ahli obstetri ginekologi
sebagai asisten penolong persalinan, dokter ahli anak dan dokter ahli
anestesi.
Kriteria yang tepat untuk memungkinkan tindakan persalinan dan
kelahiran pervaginam pada letak sungsang yaitu: 3,8
1. Kriteria fetus
a. Letak bokong murni atau bokong kaki sempurna
b. Usia kehamilan ≥ 34 minggu
c. Taksiran berat janin 2000-3500 gram
d. Kepala janin harus fleksi
2. Kriteria maternal
a. Informed Consent
b. Pelvis ibu harus cukup besar, seperti dinilai dengan pelvimetri sinar-X
atau diuji melalui kelahiran sebelumnya dengan bayi yang cukup besar
c. Tidak ada indikasi lain terhadap ibu atau janin untuk seksio sesarea
3. Keadaan khusus
a. Presentasi dalam persalinan tahap lanjut tanpa keadaan yang
berbahaya baik bagi ibu atau janin
b. Janin previable
c. Kelainan kongenital yang mengancam kematian pada janin
Berdasarkan tenaga yang dipakai dalam melahirkan janin pervaginam,
persalinan pervaginam dibagi menjadi 3 yaitu13:
a. Persalinan spontan (spontaneous breech delivery).
14
Janin dilahirkan dengan kekuatan dan tenaga ibu sendiri, tanpa
tarikan ataupun manipulasi selain menyangga bayi.
Teknik pertolongan sungsang spontan pervaginam (spontan Bracht)12 :
1. Pertolongan dimulai setelah bokong nampak di vulva dengan
penampang sekitar 5 cm.
2. Suntikkan 5 unit oksitosin i.m dengan tujuan bahwa dengan 1–2 his
berikutnya fase cepat dalam persalinan sungsang spontan pervaginam
akan terselesaikan.
3. Dengan menggunakan tangan yang dilapisi oleh kain setengah basah,
bokong janin dipegang sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari
penolong berada pada bagian belakang pangkal paha dan empat jari-
jari lain berada pada punggung janin
Gambar 5 : Pegangan panggul anak pada persalinan spontan Bracht (dikutip dari kepustakaan 13)
4. Pada saat ibu meneran, dilakukan gerakan mengarahkan punggung
anak ke perut ibu (gerak hiperlordosis ) sampai kedua kaki anak lahir.
5. Setelah kaki lahir, pegangan dirubah sedemikian rupa sehingga
kedua ibu jari sekarang berada pada lipatan paha bagian belakang dan
ke empat jari-jari berada pada pinggang janin
15
Gambar 6. Pegangan bokong anak pada persalinan spontan Bracht (dikutip dari kepustakaan 13)
6. Dengan pegangan tersebut, dilakukan gerakan hiperlordosis
dilanjutkan ( gerak mendekatkan bokong anak pada perut ibu )
sedikit ke arah kiri atau ke arah kanan sesuai dengan posisi punggung
anak.
7. Gerakan hiperlordosis tersebut terus dilakukan sampai akhirnya lahir
mulut-hidung-dahi dan seluruh kepala anak.
8. Pada saat melahirkan kepala, asisten melakukan tekanan
suprasimfisis searah jalan lahir dengan tujuan untuk mempertahankan
posisi fleksi kepala janin.
9. Setelah anak lahir, perawatan dan pertolongan selanjutnya
dilakukan seperti pada persalinan spontan pervaginam pada
presentasi belakang kepala.
b. Manual aid (partial breech axtraction; assisted breech delivery).
Janin dilahirkan sebagian dengan tenaga dan kekuatan ibu dan
sebagian lagi dengan tenaga penolong. Terdiri dari 3 tahapan13:
1. Bokong sampai umbilikus lahir secara spontan (pada Frank breech).
2. Persalinan bahu dan lengan dibantu oleh penolong.
3. Persalinan kepala dibantu oleh penolong.
16
a. Persalinan Bahu Dan Lengan
Dilakukan traksi curam kebawah sampai menemui rintangan
(hambatan) jalan lahir. Selanjutnya bahu dapat dilahirkan dengan
menggunakan salah satu dari cara-cara berikut:8,13
1. Lovset.
Dasar pemikiran Lovset adalah bahu belakang janin selalu berada
lebih rendah daripada bahu depan karena lengkungan jalan lahir
sehingga bila bahu belakang diputar ke depan dengan sendirinya akan
lahir di bawah simfisis. Setelah sumbu bahu janin terletak dalam
ukuran muka belakang, dengan kedua tangan pada bokong, tubuh janin
ditarik ke bawah sampai ujung bawah scapula depan terlihat di bawah
simfisis. Kemudian tubuh janin diputar dengan cara memegang dada
dan punggung oleh dua tangan sehingga bahu yang semula dibelakang
akan lahir didepan (dibawah simfisis).2
Gambar 7. Pertolongan persalinan sungsang dengan Lovset’s manuever (dikutip dari kepustakaan 13)
17
2. Klasik (Deventer)
Cara klasik terutama dilakukan apabila lengan depan menjungkit
ke atas atau berada di belakang leher janin. Pada dasarnya, lengan kiri
janin dilahirkan dengan tangan kiri penolong, sedangkan lengan kanan
dilahirkan dengan lengan kanan penolong; kedua lengan dilahirkan
sebagai lengan belakang. Bokong dan pangkal paha yang telah lahir
dipegang dengan 2 tangan, badan ditarik ke bawah sampai ujung
bawah scapula depan kelihatan di bawah simfisis. Kedua kaki
dipegang dengan tangan bertentangan dengan lengan yang akan
dilahirkan, tubuh janin ditarik ke atas, sehingga perut janin ke arah
perut ibu. Tangan yang lain menulusuri punggung janin menuju ke
lengan belakang sampai fossa cubiti, dua jari tersebut ditempatkan
sejajar dengan humerus dan lengan belakang janin dikeluarkan dengan
bimbingan jari-jari tersebut. Melahirkan lengan belakang dahulu dan
kemudian melahirkan lengan depan di bawah simfisis. Dipilih bila
bahu tersangkut di pintu atas panggul. 2
Gambar 8. .Melahirkan lengan belakang pada tehnik melahirkan bahu cara KLASIK (dikutip dari kepustakaan 13)
18
Gambar 9. .Melahirkan lengan depan pada tehnik melahirkan bahu cara klasik (dikutip dari kepustakaan 13)
3. Mueller
Dipilih bila bahu tersangkut di pintu bawah panggul. Dengan
kedua tangan pada bokong dan pangkal paha, tubuh janin ditarik ke
bawah sampai bahu depan berada di bawah simfisis, kemudian lengan
depan dilahirkan. Cara melahirkan bahu dan lengan depan bisa spontan
atau dikait dengan satu jari menyapu muka. Lahirkan bahu belakang
dengan menarik kaki ke atas, lalu bahu-lengan belakang dikait
menyapu kepala.2,8,12
Gambar 10 .(Kiri) Melahirkan bahu depan dengan ekstraksi pada bokong dan bila perlu dibantu dengan telunjuk jari tangan kanan untuk mengeluarkan lengan depan. (Kanan)
Melahirkan lengan belakang (inset : mengait lengan atas dengan telunjuk jari tangan kiri penolong). (dikutip dari kepustakaan 5)
b. Persalinan Kepala
19
Pertolongan untuk melahirkan kepala pada presentasi sungsang
dapat dilakukan dengan berbagai cara :
1. Cara Mauriceau ( Viet – Smellie)
Badan janin dengan perut ke bawah diletakkan pada lengan kiri
penolong. Jari tengah dimasukkan ke dalam mulut janin sedangkan jari
telunjuk jari telunjuk serta jari manis diletakkan pada fosa canina.
Kegunaan jari dalam mulut untuk mempertahankan fleksi kepala.
Tangan kanan memegang bahu janin dari belakang dengan jari
telunjuk dan jari tengah berada di sebelah kanan dan kiri leher. Janin
ditarik ke bawah dengan tangan kanan, sampai batas rambut di bawah
simfisis. Kemudian tubuh janin digerakkan ke atas, sedangkan tangan
kiri tetap mempertahankan fleksi kepala, sehingga muka lahir
melewati perineum, disusul oleh bagian kepala yang lain.2,8,13
Gambar 11. Teknik Mauriceau (dikutip dari kepustakaan 5)
2. Cara Prague terbalik
Dilakukan bila occiput dibelakang (dekat dengan sacrum) dan
20
muka janin menghadap simfisis. Satu tangan mencekap leher dari
sebelah belakang dan punggung anak diletakkan di atas telapak
tangan tersebut. Tangan penolong lain memegang pergelangan kaki
dan kemudian di elevasi ke atas sambil melakukan traksi pada bahu
janin sedemikian rupa sehingga perut anak mendekati perut ibu.12
Gambar 12. Persalinan kepala dengan tehnik Prague terbalik (dikutip dari kepustakaan 5)
c. Ekstraksi sungsang (total breech extraction).
Janin dilahirkan seluruhnya dengan memakai tenaga penolong
Jenis ekstraksi total yaitu12:
1. Ekstraksi Bokong
Tindakan ini dikerjakan pada letak bokong murni dengan bokong
yang sudah berada didasar panggul. Tekniknya :
a. Jari telunjuk penolong yang sesuai dengan bagian kecil anak
dimasukkan jalan lahir dan diletakkan pada lipat paha depan anak.
Dengan jari tersebut, lipat paha dikait. Untuk memperkuat kaitan
tersebut, tangan lain penolong mencekap pergelangan tangan
yang melakukan kaitan dan ikut melakukan traksi ke bawah.
21
Gambar 13. Untuk memperkuat traksi bokong, dilakukan traksi dengan menggunakan kedua tangan seperti terlihat pada gambar. (dikutip dari kepustakaan 5)
b. Bila dengan traksi tersebut trochanter depan sudah terlihat
dibawah arcus pubis, jari telunjuk tangan lain segera mengait
lipat paha belakang dan secara serentak melakukan traksi lebih
lanjut untuk melahirkan bokong.
c. Setelah bokong lahir, bokong dipegang dengan pegangan
“femuropelvik” dan janin dilahirkan dengan cara yang sudah
dijelaskan pada ekstraksi bokong parsialis.13
2. Ekstraksi Kaki
Setelah persiapan selesai, tangan penolong yang sesuai dengan
bagian kecil janin dimasukkan secara obstetris kedalam jalan lahir,
sedangkan tangan lain membuka labia. Tangan yang didalam mencari
kaki dengan menyelusuri bokong – pangkal paha sampai belakang lutut
(fosa poplitea) dan kemudian melakukan fleksi dan abduksi paha janin
sehingga sendi lutut menjadi fleksi. Tangan yang diluar (dekat dibagian
fundus uteri) mendekatkan kaki janin untuk mempermudah tindakan
mencari kaki janin tersebut diatas. Setelah lutut fleksi, pergelangan kaki
anak dipegang diantara jari ke II dan III dan dituntun keluar dari vagina.
22
Setelah bokong lahir, bokong dipegang secara Femuro-Pelviks, kemudian
janin dapat dilahirkan dengan cara manual.2,8,13
b) Persalinan Perabdominam
Persalinan letak sungsang dengan seksio sesaria sudah tentu
merupakan cara yang terbaik ditinjau dari janin. Banyak ahli melaporkan
bahwa persalinan letak sungsang pervaginam , memberi trauma yang sangat
berarti bagi janin, yang gejala-gejalanya akan tampak baik pada waktu
persalinan maupun baru dikemudian hari.7
Namun hal ini tidak berarti bahwa semua letak sungsang harus
dilahirkan perabdominam. Untuk melakukan penilaian apakah letak sungsang
dapat melahirkan pervaginam atau perabdominam kadang-kadang sukar.
Beberapa kriteria yang dapat dipakai pegangan bahwa letak sungsang harus
dilahirkan per abdominam, misalnya:2,3,7
1. Kriteria janin
a. Taksiran berat janin ≥ 3500 gram
b. Defleksi kepala janin
c. Prematuritas
d. Presentasi kaki
e. Bagian terendah janin belum engage
f. gawat janin
2. Kriteria maternal
a. Primigravida tua
b. Riwayat persalinan yang buruk
c. Adanya kesempitan panggul
d. Kelainan pada rahim
23
X. PROGNOSIS
a. Ibu
Bila terjadi persalinan spontan, prognosis ibu adalah baik. Laserasi
traktus genitalis dan perdarahan dapat disebabkan oleh persalinan yang terlalu
cepat dan dipaksakan melalui panggul yang terlampau kecil atau melalui
bagian-bagian lunak yang belum cukup terbuka.5
b. Janin
Mortalitas kasar janin berkisar antara 10-20%. Sebab utama kematian
janin adalah prematuritas (30% dibanding 10% pada presentasi kepala).
Kelainan kongenital dua kali lebih sering pada presentasi bokong dibanding
presentasi kepala dan mempunyai andil dalam kematian janin.7 Angka
kematian bayi pada persalinan letak sungsang lebih tinggi bila dibandingkan
letak kepala. Eastman melaporkan angka-angka kematian perinatal antara 12-
14%. Sebab kematian perinatal yang terpenting ialah prematuritas dan
penanganan persalinan yang kurang sempurna, dengan akibat hipoksia atau
perdarahan intrakranial.8,13
24
DAFTAR PUSTAKA
1. Fischer, R. Breech Presentation. [online]. 9 July 2012. [cited 1 Maret 2013].
Available at: http://emedicine.medscape.com/article/262159-overview#showall
2. Prawirohardjo S. Malpresentasi dan Malposisi. Dalam: Ilmu Kebidanan. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2008. p: 581-97.
3. DeCherney AH, Nathan L, Goodwin TM, and Laufer N. Breech Presentation.
In: Current Diagnosis & Treatment Obstetrics & Gynecology, 10th Edition.
United State: The McGraw-Hill Companies. 2007.
4. Hamilton D-Fairley. Abnormal labour. In: Lecture Notes Obstetrics and
Gynaecology, 2nd Edition. London: Blackwell Publishing Ltd. 2004. p: 177-80.
5. Cunningham, F.Gary dkk. Presentasi Bokong dan Pelahiran Sungsang. Dalam :
Obstetri Williams Volume 1 Edisi 21. Jakarta : EGC. p: 559-85.
6. Mochtar R. editor: Delfi Lutan. Letak sungsang. Dalam: Sinopsis Obstetri Edisi
3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2002. p: 243-50.
7. Pernoll ML, M.D. Nonvertex Presentations, Shoulder Dystocia, And Cord
Accidents. In: Benson and Pernoll’s Handbook of Obstetrics and Gynecology
10th edition. New York: McGraw-Hill Medical Publishing Division. p: 404-17.
8. Cunningham FG, et all. Breech Presentation. In: Williams Obstetrics 22nd
edition. United states of America; Mc.Graw Hill Company Inc. 2005.
9. Irmansyah Frizar, SpOG(K), dr. 2010 http://parentsguide.co.id . Mencegah
Melahirkan Sungsang : Jakarta
10. Sharon Muza, Certified Birth Doula, Birth Doula Trainer, Lamaze Certified
Childbirth Educator, New Moon Birth, http://[email protected]
11. Retnowati Tanti, dr. 2008 http://tentangbunda.com. Olahraga Sebelum
Melahirkan. : Jakarta
25
12. B. Kenfack, et all. Reseach Article Does the Advice to Assume the Knee-chest
Position at the 36th to 37th Weeks of Gestation Reduce the Incidence of Breech
Presentation at Delivery? Ashdin Publishing Clinics in Mother and Child Healt
Vol 9 (2012)
13. Saifuddin, Abdul Bari dan Rachimhadhi. Presentasi bokong. Dalam: Ilmu Bedah
Kebidanan Edisi Pertama Cetakan Kedelapan. Jakarta: PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo. 2010.
26
Top Related