KEEFEKTIFAN KETEBALAN KARBON AKTIF SEBAGAI MEDIA FILTER
TERHADAP PENURUNAN KADAR BESI (Fe) AIR SUMUR DI DUKUH
PABELAN RT 01 RW 02 PABELAN KARTASURA SUKOHARJO
ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat
Disusun Oleh :
Dwi Chandra Yevitasari
J 410 090 055
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
KEEFEKTIFAN KETEBALAN KARBON AKTIF SEBAGAI MEDIA FILTER
TERHADAP PENURUNAN KADAR BESI (Fe) AIR SUMUR DI DUKUH
PABELAN RT 01 RW 02 PABELAN KARTASURA SUKOHARJO
Dwi Chandra Yevitasari J 410 090 055
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
ABSTRAK
Berdasarkan survey awal pada air sumur di Dukuh Pabelan, diketahui kadar Fe sebesar
2,27 mg/l (diatas nilai ambang batas 0,3 mg/l). Kadar Fe yang melebihi standar baku
mutu ini dapat menimbulkan masalah kesehatan dan lingkungan. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui keefektifan ketebalan karbon aktif sebagai media filter
terhadap penurunan kadar Fe air sumur di Dukuh Pabelan RT 01 RW 02 Desa Pabelan
Kartasura Sukoharjo. Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan rancangan
penelitian pretest-postest dengan kelompok kontrol. Ketebalan media yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu 60 cm, 70 cm dan 80 cm. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh sumur gali di Dukuh Pabelan RT 01 RW 02 Desa Pabelan Kecamatan Kartasura
Sukoharjo. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling. Jumlah sampel
yang digunakan yaitu 84 liter, setiap perlakuan membutuhkan 7 liter dengan 3 kali
pengulangan. Hasil uji Kruskal-Willis menunjukkan ada perbedaan berbagai ketebalan
karbon aktif sebagai media filter terhadap penurunan kadar Fe air sumur. Dari hasil
pemeriksaan kadar Fe sebelum melewati proses filtrasi yaitu 2,15 mg/l, sedangkan
kadar Fe yang telah melewati proses filtrasi pada ketebalan 60 cm adalah 0,27 mg/l
dengan tingkat keefektifan 87,28%, ketebalan 70 cm adalah 0,22 mg/l tingkat
keefektifan 89,91% dan pada ketebalan 80 cm adalah 0,17 mg/l tingkat keefektifan
92,02%. Kadar Fe yang telah melewati proses filtrasi sudah berada dibawah baku mutu.
Ketebalan media karbon aktif sebagai media filter yang paling efektif terhadap
penurunan kadar Fe adalah pada ketebalan 80 cm yaitu sebesar 92,02%.
Kata Kunci : Air sumur, arang aktif, ketebalan media, kadar Fe
ABSTRACT
Based to the first survey to wells water in Pabelan, unknown the Fe degree is 2.27 mg/l
(higher than the standard point of 0.3 mg/l). The Fe degree which is higher than
standard point can create health and environmental problems. The purpose of this
research is to find out the effectiveness of active carbon thickness as filter media to the
decrease of Fe degree in wells water in Pabelan 01/02 Kartasura Sukoharjo. The
research belongs to experimental research applying pretest-posttest to the control
group as research design. The media thickness used in this research is 60 cms, 70 cms,
and 80 cms. The research population is all wells in Pabelan 01/02 Kartasura in
Sukoharjo regency. The sampling technique used in this research is purpossive
sampling. total sample taken is 84 liters with 7 liters and 3 repetitions for each
treatment. The Kruskal-Willis test result shows that there is difference of the effect from
different active carbon thickness as media filter to the decrease of Fe degree. The
result of the experiment shows that the Fe degree before filtration process is 2.15 mg/l.
After filtration process to the thickness of 60 cms is 0.27 mg/l with the effectiveness rate
of 87.28%. Using 70 cms of thickness, the Fe degree is 0.22 mg/l with 89.91% of
effectiveness rate. And the Fe degree is 0.17 mg/l and 92.02% of effectiveness rate to 80
cms in thickness. The Fe degree after filtration process is under quality standard. The
most effective active carbon thickness as a media filter to the decrease of Fe degree is
in the thickness of 80 cms which results 92.02%.
Keywords : wells water, active carbon, media thickness, Fe degree
PENDAHULUAN
Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang memiliki fungsi sangat penting
bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk memajukan kesejahteraan
umum sehingga merupakan modal dasar dan faktor utama pembangunan. Air juga
merupakan komponen lingkungan hidup yang penting bagi kelangsungan hidup
manusia dan makhluk hidup lainnya. Itu bisa dilihat dari fakta bahwa 70 % permukaan
bumi tertutup air dan 2/3 tubuh manusia terdiri dari air (Asmadi, dkk, 2011).
Dilihat secara fisik keadaan air sumur yang digunakan masyarakat Pabelan
berwarna kuning, bau amis, dan meninggalkan bercak pada dinding, lantai dan bak
kamar mandi serta pakaian yang dicuci. Berdasarkan informasi dari ketua RT salah satu
sumur di RT 01 RW 02 milik Bapak Moezam mengalami kualitas air yang buruk yaitu
bau amis, berwarna kuning dan keruh, dilihat dari letak geografisnya rumah Bapak
Moezam ini berdekatan dengan sungai dan berada pada dataran rendah. Berdasarkan uji
pendahuluan yang telah dilakukan peneliti pada bulan Juli 2013 di Laboratorium Kimia
Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk kadar Fe yang diperoleh yaitu 2,27 mg/l.
sedangkan berdasarkan standar dari Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Baku mutu
Fe yang diperbolehkan dalam air maksimal 0,3 mg/l, dapat disimpulkan bahwa di
Dukuh Pabelan kadar Fe sudah melebihi baku mutu yang telah ditetapkan.
Penelitian Hardini dan Karnaningroem (2005) filter yang berisi media karbon aktif
dengan ketebalan 25 cm pada konsentrasi 1 mg/l mampu menyisihkan kadar Fe hingga
50,24%, pada konsentrasi 3 mg/l dengan efisiensi penyisihan 54,41% sedangkan
ketebalan 40 cm pada konsentrasi 1 mg/l dengan efisiensi penyisihan 95,72% dan untuk
konsentrasi 3 mg/l 73,61%. Dalam penelitian Hardini dan Karnaningroem ini bahan
yang digunakan untuk tempat filter berupa kaca dengan ukuran 20cm x 16cm x 65cm,
ketinggian media 40 cm dengan volume media 8.043 cm. Sedangkan bak filter yang
digunakan oleh peneliti berupa paralon PVC dengan ukuran tinggi 100 cm, diameter 14
cm, ketinggian media 60 cm dengan volume media 9.240 cm. Selisih antara volume
media karbon aktif dengan ketebalan 40 cm dengan 60 cm yang tidak terpaut jauh ini
yang kemudian peneliti gunakan sebagai dasar pemilihan ketebalan karbon aktif 60 cm
dalam menurunkan kadar Fe. Penelitian Syaifudin dan Astuti (2005) ketebalan media 60
cm dapat menurunkan kadar Fe dalam air, karena semakin tebal media yang digunakan
semakin bagus hasil yang didapatkan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur keefektifan ketebalan karbon
aktif 60 cm, 70 cm dan 80 cm sebagai media filter terhadap penurunan kadar Fe air
sumur di Dukuh Pabelan RT 01 RW 02 Pabelan Kartasura Sukoharjo.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan rancangan Pretest Postest dengan
kelompok kontrol (pretest postest with control group). Dalam rancangan ini dilakukan
randomisasi, artinya pengelompokkan anggota-anggota kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen dilakukan berdasarkan acak atau random. Kemudian dilakukan
pretest (01) pada kedua kelompok tersebut, dan diikuti intervensi (X) pada kelompok
eksperimen. Setelah beberapa waktu dilakukan postest (02) pada kedua kelompok
tersebut (Notoadmojo, 2005).
Populasi dalam penelitian ini adalah semua sumur yang berada di Dukuh Pabelan
RT 01 RW 02 Pabelan Kartasura Sukoharjo. Jumlah sumur di Dukuh Pabelan RT 01
RW 02 Pabelan Kartasura Sukoharjo ada 41 buah. . Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yaitu teknik pengambilan
sampel dengan pertimbangan tertentu dari peneliti. Sampel dalam penelitian ini diambil
dari 1 buah sumur yaitu air sumur dari rumah Bapak Moezam. Sampel yang diperlukan
sejumlah 84 liter, setiap perlakuan dibutuhkan 7 liter air dan dilakukan 3 kali
pengulangan. Penelitian ini dilaksanakan di Dukuh Pabelan RT 01 RW 02 Pabelan
Kartasura Sukoharjo.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2013. Dimulai dengan menyiapkan bak
filter, kemudian air sampel dari air sumur diambil dari kran dengan menggunakan
selang dan ditampung ke bak penampung yang kemudian dialirkan secara bersamaan
kedalam bak filter berjumlah 12 buah. Air sumur sebelum adanya perlakuan sebagai
data pre test kemudian dimasukkan dalam botol sempel 600 ml untuk dilakukan
pemeriksaan kadar Fe. Pada bak filter di isi dengan berbagai variasi ketebalan media
filter 60 cm, 70 cm dan 80 cm. Setelah air melewati proses penyaringan sesuai waktu
kontak yaitu 7 menit dengan pengulangan 3 kali, kemudian dilakukan pengambilan
sampel hasil pengolahan dengan menggunakan botol sempel berupa botol aqua
berukuran 600 ml yang langsung diperiksa kadar Fe dengan menggunakan alat
Spektrofotometer MultiDirect dan dihitung keefektifannya. Hasil penelitian yang
dilakukan di Dukuh Pabelan RT 01 RW 02 Pabelan Kartasura Sukoharjo dianalisis
menggunakan uji statistik Kruskal-Willis dengan SPSS 21.
Rumus perhitungan keefektifan pengolahan Fe, sebagai berikut :
∑
Keterangan :
∑ : Keefektifan pengolahan
a : Rata-rata kadar Fe sebelum perlakuan
b : Rata-rata kadar Fe sesudah perlakuan
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Gambaran Umum
Dukuh Pabelan RT 01 RW 02 terdiri dari 70 Kepala Keluarga, Jarak
rumah satu dengan yang lainnya saling berdekatan karena Dukuh Pabelan sudah
padat akan penduduk. Rumah di RT 01 RW 02 berjumlah 59 rumah dan
mempunyai 41 buah sumur gali. Satu sumur gali digunakan untuk 2-3 rumah
yang jaraknya saling berdekatan. Seluruh warga di Dukuh Pabelan RT 01 RW 02
menggunakan air sumur gali untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bila dilihat
dari segi fisik air yang ada berbau amis, keruh, serta menimbulkan warna kuning
dan coklat pada dinding kamar mandi dan meninggalkan bekas karat pada saluran
air, sehingga dapat mengganggu estetika.
2. Hasil Pengukuran pH dan Suhu
Hasil pengukuran pH dan Suhu air sebelum dan sesudah dilakukan
perlakuan dengan 3 variasi ketebalan media filter yang berbeda dapat dilihat pada
Tabel 1 :
Tabel 1. Pengukuran pH dan Suhu Air
Ketebalan
Media
Filter
Replikasi Pengukuran
Permenkes No. 492/
Menkes/ Per/IV/
2010
Suhu pH Suhu pH
Sebelum 1 270C 7,0
Kontrol
1 270C 7,0
280C
Suhu
udara ±
3
6,5-8,5
2 270C 7,0
3 270C 7,0
60 cm
1 270C 7,0
2 270C 7,0
3 270C 7,0
70 cm
1 270C 7,0
2 270C 7,0
3 270C 7,0
80 cm
1 270C 7,0
2 270C 7,0
3 270C 7,0
Dari hasil pengukuran pH dan Suhu pada sampel sebelum dan sesudah
perlakuan terlihat bahwa masing-masing ketebalan media filter karbon aktif
dengan replikasi 3 kali didapat suhu rata-rata 270C dan rata-rata pH 7,0.
3. Hasil pemeriksaan kadar Fe
Hasil pengukuran kadar Fe sebelum dan sesudah dilakukan perlakuan
dengan 3 variasi ketebalan media filter yang berbeda selama 7 menit dapat dilihat
pada Tabel 2 :
Tabel 2. Pengukuran Kadar Fe Sebelum dan Sesudah Perlakuan
Replikasi
Kadar Fe (mg/l)
Sebelum
Sesudah Permenkes
No.
492/
Menkes/Per/I
V/2010
Kontrol
0 cm
60
cm
70
cm
80
cm
1 2,10 0,28 0,23 0,19
0,3 mg/l
2 2,15 2,12 0,27 0,20 0,17
3 2,09 0,27 0,22 0,15
Rata-rata 2,15 2,10 0,27 0,22 0,17
Tabel 2 dapat diketahui bahwa kadar Fe pada sampel air sumur sebelum
diberi perlakuan sebesar 2,15 mg/l, rata-rata kontrol sebesar 2,10 mg/l,
kemudian rata-rata penurunan pada ketebalan 60 cm 0,27 mg/l karbon aktif
dengan ketebalan 60 cm dapat menurunkan kadar Fe sebesar 1,88 mg/l,
penurunan pada ketebalan 70 cm adalah 0,22 mg/l karbon aktif dengan ketebalan
70 cm dapat menurunkan kadar Fe sebesar 1,93 mg/l, dan penurunan pada
ketebalan 80 cm sebesar 0,17 mg/l menurunkan kadar Fe sebesar 1,98 mg/l.
Perlakuan berbagai ketebalan media filter karbon aktif yang paling besar
menurunkan kadar Fe adalah pada ketebalan 80 cm rata-rata penurunan yaitu
sebesar 0,17 mg/l.
4. Hasil perhitungan keefektifan kadar Fe
Untuk mengetahui keefektifan masing-masing ketebalan media filter yang
digunakan dalam pengolahan air sumur ini dapat dilihat pada Tabel 3 :
Tabel 3. Keefektifan Variasi Ketebalan Media Filter Karbon Aktif terhadap
Penurunan Kadar Fe Air Sumur
Replikasi
Sebelum
Kontrol
Keefektifan ketebalan media
filter (%)
(∑p= (a-b)/a x 100%)
0 cm 60 cm 70 cm 80 cm
1
2,15
2,32 86,97 89,30 91,16
2 1,39 87,44 90,69 92,09
3 2,79 87,44 89,76 93,02
Rata-rata (%) 2,16 87,28 89,91 92,09
Dari Tabel 3 dapat diketahui bahwa ketebalan media filter karbon aktif
yang paling efektif menurunkan kadar Fe adalah ketebalan 80 cm dengan nilai
keefektifan sebesar 92,09%.
5. Hasil Analisis Kruskal-Willis
Hasil Analisis Kruskal-Willis dapat dilihat pada Tabel 4 :
Tabel 4. Hasil Analisa dengan Kruskal-Willis Kadar Fe
Kadar Fe
Chi-square 10.421
df 3
Asymp.Sig .015
Berdasarkan Tabel 4 nilai signifikansi (Sig.) 0,015 < 0,05 sehingga Ho
ditolak yang artinya penggunaan berbagai ketebalan media karbon aktif
sebagai media filter menunjukkan ada perbedaan yang signifikan terhadap
penurunan kadar Fe air sumur gali.
B. Pembahasan
1. Pemeriksaan pH dan Suhu
Pada penelitian ini pengukuran pH air dilakukan sebelum dan setelah
mendapatkan perlakuan dengan ketebalan media filter karbon aktif yang berbeda.
Menurut Kusnaedi (2010) pH air minum harus netral yaitu 7, apabila pH < 7
bersifat asam dan pH > 7 bersifat basa. Dari hasil pemeriksaan diperoleh pH
sebelum dan setelah perlakuan dengan 3 kali pengulangan dengan hasil berbeda
diperoleh rata-rata yaitu 7,0. Jika hasil pH yang diperoleh dibandingkan dengan
Permenkes No.492/ MENKES/ PER/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air
minum, pH yang diperbolehkan 6,5-8,5 maka pH 7,0 masih dalam standar yang
diperbolehkan. pH diindikasikan sebagai faktor pengganggu dalam penelitian ini,
namun setelah dilakukan pengukuran didapatkan pH basa. Sehingga pH dalam
penelitian ini dapat menyebabkan korosi pada pipa namun masih dalam standar
yang diperbolehkan.
Dari pemeriksaan suhu hasil yang diperoleh adalah 270C baik sebelum
perlakuan dan setelah perlakuan dengan pengulangan 3 kali tidak mengalami
perubahan. Berdasarkan Permenkes No.492/MENKES/PER/IV/2010 tentang
persyaratan kualitas air minum, air yang baik harus memiliki temperatur yang
sama dengan suhu udara yaitu ± 3, jika diketahui suhu udara sebesar 280C maka
rentang suhunya antara 25-310C. Sehingga hasil pengukuran suhu yang diperoleh
masih dalam standar yang diperbolehkan.
Suhu 270C ini masih bisa dikatakan normal sehingga tidak menjadi faktor
pengganggu dalam proses filtrasi. Suhu air yang terlalu tinggi akan menyebabkan
penurunan kadar O2 dalam air, meningkatnya suhu air juga akan menguraikan
derajat mineral sehingga kelarutan Fe pada air tinggi atau meningkatnya derajat
korosif (Joko,2010).
2. Pemeriksaan kadar Fe
Berdasarkan data awal kadar Fe yang diperoleh yaitu 2,27 mg/l dimana
hasil tersebut sudah melebihi standar yaitu 0,3 mg/l berdasarkan Permenkes
No.492/MENKES/PER/IV/2010. Setelah dilaksanakan penelitian kadar Fe yang
diperoleh yaitu 2,15 mg/l. Kadar Fe yang melebihi standar dapat menimbulkan
berbagai masalah diantaranya dapat menimbulkan rasa pada minuman, warna
kuning pada pakaian, pengendapan pada dinding pipa, pertumbuhan bakteri besi
dan kekeruhan, selain itu dapat merusak dinding usus (Slamet, 2011). Kadar Fe
air sumur di Dukuh Pabelan RT 01 RW 02 Pabelan Kartasura Sukoharjo sudah
melebihi standar sehingga perlu dilakukan pengolahan sebelum digunakan.
Pengolahan ini merupakan upaya untuk mendapatkan air yang sehat sesuai
dengan standar. Salah satu alternatif pengolahan air yaitu dengan filtrasi. Filtrasi
merupakan proses pemisahan antara padatan dengan cairan (Kusnaedi, 2010).
Proses filtrasi dalam penelitian ini menggunakan media filter karbon aktif
dengan berbagai ketebalan. Variasi ketebalan karbon aktif yang digunakan adalah
60 cm, 70 cm dan 80 cm. Setelah dilakukan perlakuan terjadi perbedaan kadar Fe
sebelum dan setelah melewati media filter karbon aktif. Rata-rata kadar Fe
setelah melewati media filter dengan ketebalan 60 cm sebesar 0,27 mg/l sudah
berada dibawah baku mutu yang ditetapkan oleh Permenkes No.492/ Menkes/
Per/2010 kadar Fe maksimal 0,3 mg/l namun penurunan ini masih mendekati
kadar Fe yang ditetapkan, tingkat keefektifannya 87,28%.
Untuk rata-rata kadar Fe ketebalan 70 cm sebesar 0,22 mg/l sudah berada
dibawah baku mutu yang ditetapkan oleh Permenkes No.492/ Menkes/Per/2010
kadar Fe maksimal 0,3 mg/l, dengan tingkat keefektifan 89,91%, dan rata-rata
kadar Fe ketebalan 80 cm sebesar 0,17 mg/l sudah berada dibawah baku mutu
yang ditetapkan oleh Permenkes No.492/ Menkes/Per/2010 kadar Fe maksimal
0,3 mg/l, dengan tingkat keefektifan 92,09%.
Berdasarkan hasil uji Kruskal-Willis diperoleh nilai signifikan untuk
kadar Fe adalah 0,015 (< 0,05), sehingga Ho ditolak yang artinya ada perbedaan
keefektifan berbagai ketebalan media karbon aktif terhadap penurunan kadar Fe
air sumur di Dukuh Pabelan RT 01 RW 02 Pabelan Kartasura Sukoharjo. Dari
variasi ketebalan karbon aktif 60 cm, 70 cm dan 80 cm yang digunakan sebagai
media filtrasi sudah dapat menurunkan kadar Fe air sumur yang sesuai dengan
baku mutu Permenkes No.492/ MENKES/ PER/ IV/ 2010 tentang kualitas air
minum kadar Fe yang diperbolehkan yaitu maksimal 0,3 mg/l namun untuk
ketebalan 60 cm belum dapat menurunkan kadar Fe yang tinggi karena hasil yang
diperoleh sangat mendekati baku mutu.
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. Variasi ketebalan karbon aktif mempunyai keefektifan terhadap penurunan kadar
Fe air sumur di Dukuh Pabelan RT 01 RW 02 Pabelan Kartasura Sukoharjo.
2. Kadar Fe sebelum dilakukan perlakuan yaitu 2,15 mg/l.
3. Kadar Fe setelah perlakuan dengan media filter karbon aktif untuk ketebalan 60
cm rata-rata kadar Fe 0,27 mg/l, ketebalan 70 cm rata-rata kadar Fe 0,22 mg/l
dan ketebalan 80 cm rata-rata kadar Fe 0,17 mg/l.
4. Ketebalan media filter karbon aktif yang mampu menurunkan hingga sesuai
dengan baku mutu yang ditetapkan oleh Permenkes No.492/ Menkes/ Per/ IV/
2010 yaitu ketebalan 70 cm dan 80 cm.
5. Keefektifan ketebalan media filter karbon aktif dengan ketebalan 60 cm sebesar
87,28%, 70 cm sebesar 89,91% dan ketebalan 80 cm sebesar 92,09%.
B. Saran
1. Bagi Masyarakat
Bagi masyarakat yang menggunakan air sumur gali dengan kadar Fe
tinggi atau dilihat secara fisik air berwana kuning, keruh, bau amis dan
meninggalkan bercak kuning pada dinding, lantai kamar mandi serta pakaian
yang dicuci seharusnya melakukan pengolahan terlebih dahulu. Salah satu
alternatif pengolahannya yaitu dengan menggunakan ketebalan karbon aktif
sebagai media filter dengan ketebalan 70 cm.
2. Bagi Peneliti Lain
Perlu dilakukannya penelitian lebih lanjut mengenai ketebalan karbon
aktif yang lebih kecil dari 60 cm, 70 cm, dan 80 cm, kapan media karbon aktif
perlu regenerasi, dan penerapan penggunaan ketebalan karbon aktif sebagai
media filter di masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi, Khayan, Kasjono,HS. 2011. Teknologi Pengolahan Air Minum. Yogyakarta:
Gosyen Publishing .
Hardini, I dan Karnaningroem, N. 2005. Peningkatan Kualitas Air Sumur Gali Menjadi
Air Bersih Menggunakan Filter Mangan Zeolit Dan Karbon Aktif: Studi Kasus
Air Sumur Gali Permukiman Desa Banjar Po Sidoarjo. [Skripsi]. Surabaya:
Jurusan Teknik Lingkungan ITS.
Joko T. 2010. Unit Produksi Dalam Sistem Penyediaan Air minum. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Kusnaedi. 2010. Mengolah Air Kotor untuk Air Minum. Jakarta: Swadaya.
Notoatmodjo S. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492/ MENKES/ PER/ IV/ 2010 tentang peryaratan
kualitas air minum.
Slamet, JS. 2011. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: UGM.
Syaifudin, MR dan Astuti D. 2005. Kombinasi Media Filter Untuk Menurunkan Kadar
Besi (Fe). Penelitian sains & teknologi. Vol 6. No.1.2005:49-64.
Top Related