7/23/2019 Keamanan Pangan dan kemasan Plastik dan Styrofoam_yl.doc
1/22
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Dalam dua dasawarsa terakhir, kemasan plastik mampu merebut pangsa pasar kemasan
dunia menggantikan kemasan kaleng dan gelas. Di Indonesia kemasan platik juga mulai
mendominasi industri makanan, dan kemasan luwes (fleksible) menempati porsi 80%.
Bahan kemasan plastik tersusun dari polimer-polimer ang berasal dari bahan mentah
ang berupa monomer, selain itu juga mengandung bahan aditi!.
Dilapangan sering dijumpai pembungkus ang umum disebut "plastik kresek#.
$embungkus ini sering dibuat dari bahan dasar daur ulang berbagai jenis plastik.
$emakaian plastik kresek ang tidak pada tempatna, perlu ditelaah lebih lanjut,
misalna pemakaian untuk bungkus bakso kuah panas, bakmi kuah panas, bubur panas,
gorengan panas dll. uga sering dijumpai para penjual makanan ang membungkus daun
pisang dengan tambahan lembaran plastik disisi dalam dan langsung bersentuhan dengan
makanan, agar makanan atau bumbu tidak tumpah, misalna untuk membuat garang
asem, "gadon# dll. $erlu ditelaah juga pemakaian tempat plastik untuk memanaskan lauk,
menebabkan monomer plastik ikut ber&ur dengan makanan.
Bahan kemasan plastik dibuat melalui proses polimerisasi. 'elain bahan dasar monomer,
plastik juga mengandung bahan aditi! ang diperlukan untuk memperbaiki si!at !isiko
kimia plastik tsb, dan disebut komponen non plastik. emasan plastik memiliki beberapa
keunggulan karena si!atna ang kuat, tetapi ringan, inert, tidak karatan dan bersi!at
termoplastik (heat seal) serta dapat diberi warna. emasan plastik juga mempunai
kelemahan aitu adana at monomer dan molekul ke&il lain dari plastik ang melakukan
migrasi kedalam bahan makanan ang dikemasna.
*
7/23/2019 Keamanan Pangan dan kemasan Plastik dan Styrofoam_yl.doc
2/22
Dari sisi "food safety# kemasan makanan bukan sekedar bungkus, tetapi juga sebagai
pelindung agar makanan aman dikonsumsi. emasan pada makanan juga mempunai
!ungsi kesehatan, pengawetan, kemudahan, peneragaman, promosi dan in!ormasi.
+amun tidak semua kemasan makanan aman bagi makanan ang dikemasna. emasan
ang paling sering kita jumpai saat ini adalah plastik dan 'tro!oam.
'tro!oam atau ang dikenal dengan plastik busa juga sedang marak digunakan untuk
pembungkus makanan terutama untuk makanan &epat saji. eunggulan plastik dan
'tro!oam ang praktis dan tahan lama rupana merupakan daa tarik ang &ukup kuat
bagi para penjual maupun konsumen makanan untuk menggunakanna. 'ampai saat ini
belum banak ang sadar akan bahaa dibalik penggunaan kemasan plastik atau
'tro!oam tsb.
'elain mempuna banak keunggulan, ternata kemasan plastik menimpan kelemahan
aitu kemungkinan terjadina migrasi atau berpindahna at monomer dari bahan plastik
ke bahan makanan, terutama jika bahan makanan tsb tidak &o&ok dengan kemasan atau
wadah penimpananna. $ada makanan ang dikemas dalam kemasan plastik, adana
migrasi ini tidak mungkin dapat di&egah *00% (terutama jika plastik ang digunakan
tidak &o&ok dengan jenis makananna). igrasi monomer terjadi karena dipengaruhi oleh
suhu makanan atau penimpanan dan proses pengolahanna. 'emakin tinggi suhu tsb,
semakin banak monomer ang dapat bermigrasi kedalam makanan. 'emakin lama
kontak antara makanan tsb dengan kemasan plastik, jumlah monomer ang bermigrasi
dapat semakin tinggi. kibatna tanpa sadar kita telah mengkonsumsi at-at ang
bermgrasi tsb. inl khlorida dan akrilonitril meupakan monomer-monomer ang
berbahaa karena &ukup tinggi potensina untuk menimbulkan kanker. Dampak
masukna at-at aditi! berbahaa tsb umumna tidak langsung terlihat, namun bersi!at
akumulati! dan akibat ang ditimbulkanna dalam jangka panjang sangat perlu
diwaspadai. /alaupun berdasarkan hasil sure nasional 1iskesdas 2003, kanker tidak
termasuk dalam *0 penebab mortalitas pada semua umur di Indonesia, namun
phenomena gunung es "Ice Berg# (jumlah kasus ang tampak sedikit seperti pun&ak
2
7/23/2019 Keamanan Pangan dan kemasan Plastik dan Styrofoam_yl.doc
3/22
gunung es dilautan, padahal sebenarna didalam lautan terdapat tumpukan es ang tidak
terlihat) berlaku pada penakit tidak menular tsb.
1.2. Perumusan Masalah
'eiring berjalanna perkembangan jaman, kepraktisan menjadi salah satu aspek penting
dalam kehidupan. 'alah satuna adalah penggunaan plasti& atau 'tro!oam sebagai
kemasan atau wadah makanan. 4argana ang murah, ringan, tidak merusak warna dan
rasa makanan, tidak tumpah dan !leksible menebabkan banakna produsen makanan
dan konsumen makanan ang menggunakan plasti& atau 'tro!oam.
Departemen esehatan telah mengin!ormasikan melalui beberapa media teleisi dan
media &etak mengenai bahaa dari penggunaan plasti& dan 'tro!oam. Dampak jangka
panjang penggunaan produk ini sangat berbahaa bagi kesehatan aitu bersi!at
karsinogenik (menimbulkan kanker). +amun memang regulasi khusus ang mengatur
pengedaran atau penjualan produk tsb di lapangan belum ada, sehingga larangan ini
masih bersi!at himbauan kepada masarakat dna konsumen luas.
engingat hal-hal tsb diatas menebabkan peneliti ingin melakukan penelitian kualitati!
sederhana mengenai perilaku masarakat terhadap penggunaan plasti& atau 'tro!oam
sebagai kemasan5wadah makanan mengingat e!ek negatie ang dapat ditimbulkanna.
1.3. Tujuan Penelitian
6ujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui se&ara rin&i dan mendalam tentang
alasan penggunaan plasti& atau 'tro!oam sebagai wadah kemasan makanan panas
mengingat e!ek negatie ang dapat ditimbulkanna
6ujuan husus7
*. engetahui alasan ang memi&u konsumen (pendidikan, pengetahuan dan
pekerjaan) untuk menggunakan plasti& atau stro!oam sebagai wadah kemasan
makanan panas
7/23/2019 Keamanan Pangan dan kemasan Plastik dan Styrofoam_yl.doc
4/22
2. engetahui !aktor ang memungkinkan konsumen (harga, kelebihan plasti&,
simple5praktis, tahan bo&or) untuk menggunakan plastik atau stro!oam sebagai
wadah kemasan makanan panas
. engetahui !a&tor ang memperkuat konsumen (pengaruh teman, pengaruh
media, adana himbauan5peraturan ang mengatur penggunaan plasti&) untuk
mengunakan plasti& atau 'tro!oam sebagai wadah kemasan makanan panas
1.. Para!igma Penelitian
$enelitian ini adalah penelitian kualitati! ang bersi!at naturalisti& untuk mendeskripsikan
se&ara mendalam mengenai !enomena perilaku penggunaan plasti& atau 'tro!oam
sebagai wadah kemasan makanan panas
1.". Man#aat Penelitian
*. 9ntuk ilmu pengetahuan
Diperoleh in!ormasi se&ara mendalam alas an penggunaan plasti& atau 'tro!oam
sebagai wadah kemasan makanan panas
2. 9ntuk program
2.* :aluasi penebaran in!ormasi ang sudah dilaksanakan instansi terkait
mengenai bahaa penggunaan plasti& atau 'tro!oam sebagai wadah atau
kemasan makanan panas
2.2 empertimbangkan peraturan ang dapat mengatur penggunaan plasti& atau
'tro!oam sebagai wadah makanan panas
. 9ntuk penelitian lebih lanjut
.* elakukan penelitian dilapangan mengenai media alternati! wadah atau
kemasan untuk makanan panas
.2 enjadi dasar bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian lebih lanjut
dengan sample ang lebih besar
1.$. %uang lingku& &enelitian
$enelitian ini akan dilakukan terhadap konsumen ang kedapatan menggunakan
plasti& atau 'tro!oam sebagai wadah kemasan makanan panas misalna gorengan,
;
7/23/2019 Keamanan Pangan dan kemasan Plastik dan Styrofoam_yl.doc
5/22
bakso, soto dll. $enelitian akan dilakukan pada bulan anuari-42 ?
>42). Dinamakan plastik nil karena mengandung gugus nil (>4?>4) atau
polole!in.
=
7/23/2019 Keamanan Pangan dan kemasan Plastik dan Styrofoam_yl.doc
6/22
$oliolen
a. $olietilen
$olietilen ($:), unsure atom-atom karbonna bergabung melalui ikatan
koalen ang kuat. ntara rantai satu dengan ang lain dihubungkan oleh
ikatan ander /aals ang si!atna jauh lebih lemah sehingga memberikan
e!ek plastis. 6erdapat dua jenis polietilen aitu $olietilen Densitas 1endah
($:D1) ang dihasilkan dari proses polimerisasi pada tekanan tinggi. Bahan
ini bersi!at kuat, agak tembus &ahaa, !leksible dan permukaanna terasa agak
berlemak. Dibawah temperature @00> sangat resisten terhadap sebagian besar
senawa kimia. Diatas temperature tsb polimer ini menjadi larut dalam pelarut
karbon dan hidrokarbon klorida. Daa proteksina terhadap uap air baik,
tetapi kurang baik bagi gas-gas ang lain seperti oksigen. 6itik lunakna
rendah, sehingga tidak tahan untuk proses sterilisasi dengan uap panas dan
bila ada senawa kimia ang bersi!at polar akan mengalami stress cracking
(retak oleh tekanan).
enis polietilen ang lain adalah $olietilen Densitas 6inggi ($:D6) ang
dihasilkan dengan polimerisasi pada tekanan dan temperature rendah (=0-
3=0)> memakai katalisator Aeglier, mempunai si!at lebih kaku, lebih keras,
kurang tembus &ahaa dan kurang terasa berlemak.
b. $olipropilen
$olipropilen termasuk kelompok ole!in, bersi!at lebih keras dan titik lunakna
lebih tinggi daripada $:D6, lebih kenal tetapi mempunai daa tahan
terhadap kejutan lebih rendah. 6idak mengalami stress cracking oleh
perubahan kondisi lingkungan, tahan terhadap sebagian besar senawa kimia
ke&uali pelarut aromati& dan hidrokarbon klorida dalam keadaan panas serta
si!at permeabilitasna terletak antara $:D1 dan $:D6.
&. $oliinil lorida ($>)
$oliinil lorida dibuat dari monomer ang mengandung gugus inil. $>
mempunai si!at kaku, keras, namun jernih dan lengkap, sangat sukar
ditembus air dan permeabilitas gasna rendah. $emberian plastikiers
@
7/23/2019 Keamanan Pangan dan kemasan Plastik dan Styrofoam_yl.doc
7/22
(biasana ester aromatika) dapat melunakkan !ilm ang membuatna lebih
!leksible tetapi regang putusna rendah, tergantung jumlah plastikiers ang
ditambahkan.
d. inilidin hlorida (>)
engandung dua atom klorin, merupakan bahan padat ang keras, bersi!at
tidak larut dalam sebagian besar pelarut dan daa serap airna sangat rendah.
Dapat menghasilkan !ilm ang kuat, jernih dengan permeabilitas terhadap gas
&ukup rendah.
e. $olitetra!louroetilen ($6
7/23/2019 Keamanan Pangan dan kemasan Plastik dan Styrofoam_yl.doc
8/22
onomer-monomer ang tersebut diatas dipolimerisasikan untuk menghasilkan suatu
unit berulang tunggal ang disebut homopolimer. Dalam beberapa hal polimer dapat
dibuat dengan proses adisi lebih dari satu ma&am monomer, atau dengan reaksi
kondensasi tiga a&am monomer. Dalam kedua hal tsb, akan diperoleh unit berulang lebih
dari satu jenis monomer ang disebut kopolimer.
a. :tilen enil setat (:)
6erdiri dari 20% inil asetat, sehingga si!atna mirip dengan $:D1, dengan
kelebihan dalam hal si!at tembus &ahaa dan si!at !isis terutama !leksibilitas pada
temperature rendah, lebih sukar ditembus oleh uap air dan gas lain.
b. opolimer inil khrolida, lebih !leible, terutama diman!aatkan sebagai !ilm atau
pelapis bahan ang memerlukan persaratan sukar ditembus gas dan uap air.
Banak diman!aatkan untuk memperbaiki daa proteksi bahan lain seperti kertas,
polipropilena dan !ilm selulosa.
&. opolimer polistirena, polimer ini mempunai daa tahan pukulan ang jauh
lebih baik dibandingkan polistirena, bersi!at sangat sukar ditembus gas
2.2. Plastik se,agai kemasan makanan !an minuman
Berbagai jenis bahan kemasan lemas seperti misalna polietilen, polipropilen, nilon
polester dan !ilm inil dapat digunakan se&ara tunggal untuk membungkus makanan
atau dalam bentuk lapisan dengan bahan lain ang direkatkan bersama. ombinasi ini
disebut laminasi. 'i!at-si!at ang dihasilkan oleh kemasan laminasi dua atau lebih !ilm
dapat memiliki si!at ang unik. >ontohna kemasan ang terdiri dari lapisan
kertas5polietilen5alumunium !oil5polipropilen baik sekali untuk kemasan makanan kering.
Capisan luar ang terdiri dari kertas ber!ungsi untuk &etakan permukaan ekonomis dan
murah. $olietilen ber!ungsi sebagai perekat antara alumunium !oil dengan kertas,
sedangkan polietilen bagian dalam mampu memberikan ekuatan dan kemampuan untuk
direkat atau ditutupi dengan panas. Dengan konsep laminasi, masing-masing lapisan
saling menutupi kekuranganna menghasilkan lembar kemasan ang bermutu tinggi.
Beberapa aditi! ang terdapat pada plastik dan 'tro!oam diperlukan untuk memperbaiki
si!at si!at !isiko kimia plastik itu sendiri. Bahan aditi! ang sengaja ditambahkan itu
8
7/23/2019 Keamanan Pangan dan kemasan Plastik dan Styrofoam_yl.doc
9/22
dikelompokkan sebagai komponen nonplastik, ber!ungsi sebagai pewarna, antioksidan,
penerap &ahaa ultraiolet, penstabil panas, penurun iskositas, penerap asam,
pengurai peroksida, pelumas, peliat dll.
'elain mempuna banak keunggulan, ternata kemasan plastik menimpan kelemahan
aitu kemungkinan terjadina migrasi atau berpindahna at monomer dari bahan plastik
ke bahan makanan, terutama jika bahan makanan tsb tidak &o&ok dengan kemasan atau
wadah penimpananna. $ada makanan ang dikemas dalam kemasan plastik, adana
migrasi ini tidak mungkin dapat di&egah *00% (terutama jika plastik ang digunakan
tidak &o&ok dengan jenis makananna). igrasi monomer terjadi karena dipengaruhi oleh
suhu makanan atau penimpanan dan proses pengolahanna. 'emakin tinggi suhu tsb,
semakin banak monomer ang dapat bermigrasi kedalam makanan. 'emakin lama
kontak antara makanan tsb dengan kemasan plastik, jumlah monomer ang bermigrasi
dapat semakin tinggi.
onomer ang perlu diwaspadai aitu inil klorida, akrinil, meta&rlonitil, inlidene
klorida serta strene. onomer inl klorida dan akrilonitril sukup tinggi potensina
untuk menimbulkan kanker pada manusia. inl klorida dapat bereaksi dengan guanine
dan sitosin pada D+ sedangkan akrilonitril bereaksi dengan adinin. inil asetat telah
terbukti menimbulkan kanker tiroid, uterus, dan hati pada hewan. krilonitril
menimbulkan &a&at lahir pada tikus ang memakanna. onomer lain seperti akrilat,
stirena dan metakriat serta senawa turunanna, seperti inil asetat, poliinil klorida,
kaprolaktam, !omaldehida, kresol, isosianat organi&, heksa metilandiamin, melamin,
epidilokkloridin, bispenol dan akrilonitril dapat menimbulkan iritasi pada saluran
pen&ernaan terutama mulut, tenggorokan dan lambung. diti! plastik jenis plasti&iers,
stabiliers dan antioksidan dapat menjadi sumber pen&emaran organoleptik ang
membuat makanan berubah rasa serta aroma dan bisa menimbulkan kera&unan.
$ada suhu kamar dengan waktu kontak ang &ukup lama, senawa berberat molekul ke&il
dapat masuk kedalam makanan se&ara bebas, baik ang berasal dari at aditi! maupun
plastikiers. igrasi monomer maupun at-at pembantu polimerisasi dalam kadar
7/23/2019 Keamanan Pangan dan kemasan Plastik dan Styrofoam_yl.doc
10/22
tertentu dapat larut kedalam makanan padat atau &air berminak maupun &airan tak
berminak. 'emkin panas makanan ang dikemas, semakin tinggi peluang terjadi na
migrasi kedalam bahan makanan.
Barier !an Migrasi Barier
Berbagai kemasan plastik memiliki berbagai keunggulan dan kelemahan, khususna
terhadap daa permeabilitas (barier) terhadap beberapa jenis gas dan uap air, sehingga
memungkinkan terjadina perpindahan molekul gas baik luar plastik (udara) maupun
sebalikna dari makanan keluar melalui lapisan plastik. dana perpindahan senawa-
senawa tersebut dapat menimbulkan berbagai bentuk penimpangan organoleptik, baik
rasa maupun bau. 'ebagai &ontoh, pada jenis minuman karbonasi, lepasna
karbondioksida dari dalam minuman kedalam dinding kemasan plastik dan akhirna
keluar udara, akan menurunkan &ita rasa.
Migrasi
igrasi merupakan perpindahan ang terdapat dalam kemasan bahan makanan. igrasi
dipengaruhi oleh ; !aktor aitu7 luas permukaan ang kontak dengan makananE ke&epatan
migrasiE jenis bahan plastik dan suhu serta lamana kontak. enurut ender 4erdt,
penimpanan selama *0 hari pada suhu ;=0> menghasilkan migrasi ang tidak berbeda
nata dengan penimpanan selama @ hari pada suhu 2=0>. &. Fueness melaporkan
bahwa semakin panas bahan makanan ang dikemas, semakin tinggi peluang terjadina
migrasi at-at plastik kedalam makanan.
'alah satu at aditi! adalah dioktil ptala (DG$). DG$ menimpan at benene suatu
larutan kimia ang sulit dilumat oleh sstem pen&ernaan. Benen juga tidakdikeluarkan
melalui !eses atau urin. kibatna at ini akan semakin menumpuk dan terbalut lemak.
4al tsb bisa memi&u terjadina penakit kanker. 4asil penelitian aditi! plastik dibutil
ptalat (DB$) dan DG$ pada $> termigrasi &ukup banak kedalam minak aitun,
minak jagung, minak biji kapas dan minak kedelai. $ada suhu 0> selama @0 hari
kontak jumlah aditi! DB$ dan DG$ ang termigrasi berkisar *==-*8mg.
*0
7/23/2019 Keamanan Pangan dan kemasan Plastik dan Styrofoam_yl.doc
11/22
DG$ merupakan aditi! ang popular digunakan dalam proses plastisasi. onsumsi DG$
pada industri $> men&apai =0-@0% dari total produksi plasti&iers. DG$ juga
memberikan iskositas ang stabil pada saat aplikasina pada $>. Cebih dari itu, harga
DG$ paling murah diantara berkisar sekitar 00 plasti&iers ang dikembangkan, karena
proses sintesana sederhana dan bahan baku industri petrokimia ini juga melimpah.
n&aman lain kemasan plastik adalah pigmen warna kantong plastik bisa juga bermigrasi
ke makanan. $ada kantong plastik berwarna-warni seringkali tidak diketahui bahan
pewarna ang digunakan. $ewarna !ood grade untuk kantong plastik ang aman untuk
makanan sudah ada tetapi diIndonesia biasana produsen menggunakan pewarna non!ood
grade. Hang perlu diwaspadai adalah plastik ang tidak berwarna. 'emakin jernih dan
bersih plastik tsb, semakin sering terdapat kandungan at kimia ang berbahaa dan tidak
aman bagi kesehatan manusia.
(t-r*#*am se,agai kemasan
'tro!oam atau plastik busa masih tergolong keluarga plastik. 'tro!oam laim
digunakan sebagai bahan pelindung dan penahan getaran barang ang !ragile seperti
elektronik. +amun saat ini, bahan tsb menjadi salah satu pilihan bahan pengemas
makanan dan minuman. Bahan dasar 'tro!oam adalah poliesterin, suatu jenis plastik
ang sangat ringan, kaku, tembus &ahaa dan murah tetapi &epat rapuh. arena
kelemahan tsb, polisterin di&ur dengan seng dan senawa butadiene. 4al ini
menebabkan polisterin kehilangan si!at jernihna dan berubah warna menjad putih susu.
emudian untuk kelenturanna, ditambahkan at plasti&iers seperti dioktil ptalat (DG$),
butl hidroksi toluene atau butl stearat. $lastik busa ang mudah terurai menjadi
struktur sel ke&il merupakan hasil proses peniupan dengan menggunakan gas
kloro!lourokarbon (>). 4asilna adalah berbentuk seperti ang sering digunakan saat
ini.
$emakaian 'tro!oam sebagai kemasan atau wadah makanan karena bahan ini memiliki
beberapa kelebihan. Bahan tsb mampu men&egah kebo&oran dan tetap mempertahankan
bentukna saat dipegang, mampu mempertahankan panas dan dingin tetapi &ukup
**
7/23/2019 Keamanan Pangan dan kemasan Plastik dan Styrofoam_yl.doc
12/22
naman dipegang, mempertahankan kesegaran dan keutuhan bahan makanan ang
dikemas, biaa murah dan ringan.
4asil kajian Diisi eamanan $angan epang pada uli 200* mengungkapkan bahwa
residu 'tro!oam dalam makanan adalah sangat berbahaa. 1esidu itu dapat
menebabkan endokrin disrupter (:D>) suatu penakit ang terjadi akibat adana
gangguan pada sstem endokrinnologi dan reproduksi manusia akibat bahan kimia
karsinogen dalam makanan. 4asil berbagai penelitian ang sudah dilakukan sejak tahun
*0-an, diketahui bahwa stiren, bahan dasar 'tro!oam, bersi!at mutageni& (mampu
mengubah gen) dan potensil karsinogen.
'emakin lama waktu pengemasan dengan 'tro!oam dan semakin tinggi suhuna,
semakin besar pula migrasi atau perpindahan bahan-bahan ang bersi!at toksik tsb
kedalam bahan makanan atau minuman. palagi jika makanan atau minuman tsb banak
mengandung lemak atau minak. 6oksisitas ang ditimbulkan memang tidak langsung
tampak. 'i!atna akumulati! dan dalam jangka panjang. 'ementara > sebagai bahan
peniup pada pembuatan 'tro!oam merupakan gas ang tidak bera&un dan mudah
terbakar serta sangat stabil. Begitu stabilna, gas ini baru bisa terurai sekitar @=-*=
tahun. Fas ini akan melaang diudara men&apai lapisan oon diatmos!er dan akan terjadi
reaksi dan akan mengikis lapisan pelindung bumi. pabila lapisan oon terkikis habis
akan timbul e!ek rumah ka&a. Bila suhu bumi meningkat, sinar 9 matahari akan terus
menembus bumi tanpa penghalang dan menimbulkan kanker.
Beberapa monomer ang di&urigai berbahaa adalah nil khlorida, akri lonitil, meta
&rlonitil enlidine &hloride serta shrene. Bahan-bahan ini memiliki monomer-
monomer ang &ukup bera&un dan diduga keras sebagai senawa karsinogen. edua
monomer tsb dapat bereaksi dengan komponen D+ seperti nil khlorida dengan
guanine dan sitosin, sedangkan akrilonisil (nil &anide) dengan adenine monomer
inile khlorida mengalami metabolisme dalam tubuh melalui pembentukan hasil antara
senawa epoksi &loreshan oksida. 'enawa epoksida ini sangat reakti! dan bersi!at
karsinogenik.
*2
7/23/2019 Keamanan Pangan dan kemasan Plastik dan Styrofoam_yl.doc
13/22
Bahaa penggunaan kemasan plastik untuk makanan tidak hana berasal dari komponen
plastik itu saja, tetapi juga dapat diakibatkan oleh reaksi antara komponen dalam plastik.
'ebagai &ontoh timbulna senawa nitrosamine ang bersi!at karsinogenik. 'emakin
tinggi suhu makanan, semakin banak komponen ang mengalami migrasi dan masuk
kedalam makanan. 'ehingga setiap kita mengkonsumsi makanan tsb, se&ara tidak sadar
juga mengkonsumsi at ang termigrasi tsb. 'emakin lama produk disimpan, batas waktu
maksimum komponen-komponen ang bermigrasi semakin terlampaui. Gleh karena itu,
keterangan batas ambang bagi produk ang dikemas plastik perlu diberitahukan kepada
konsumen se&ara jelas.
Dipasaran diperkiran banak dijumpai bahan kemasan ang seberulna tidak &o&ok
dengan jenis makanan ang dikemas. 'etiap makanan memiliki si!at ang perlu
dilindungi, ang harus dapat ditanggulangi oleh jenis plastik ttt. esalahan material
kemasan dapat mengakibatkan kerusakan bahan makanan ang dikemas. Beberapa
&ontoh bahan makanan ang memerlukan kemasan dengan persaratan ttt7
a. 1oti tawar, sangat membutuhkan perlindungan terhadap kelembaban, karena itu
kemasan ang memiliki barier terhadap uap seperti CD$: sudah &ukup baik
b. 'usu, membutuhkan persaratan ang lebih ketat sehingga perlu $: dengan
densitas tinggi
&. eju dan kripik kentang memerlukan kemasan ang memiliki barier terhadap
oksigen dan uap air serta tahan lama. 9ntuk itu kemasan ang tepat adalah $D>
ang dilapisi selo!an atau dilaminasi atau $D> glassi.
d. Daging segar, jus daging harus dilindungi oleh jenis kemasan ang tepat aitu
ang tinggi daa transmisi oksigen dan tinggi tingkat pen&egahan hilangna kadar
air, dengan pembalut plastikiea $>. 'ebalikna daging olahan memerlukan
kemasan ang memiliki si!at barier ang baik terhadap oksigen ditambah
tinggina daa menjaga uap air. emasan plastik $D> adalah pilihan ang
tepat.
Dalam pemakaian sehari-hari sering digunakan kantung kresek dengan bahan dasar dari
dengan plastik golongan polietilen berdensitas tinggi ($:D6). 'elain itu juga
*
7/23/2019 Keamanan Pangan dan kemasan Plastik dan Styrofoam_yl.doc
14/22
mengandung bahan poliproilen. khir-akhir ini banak digunakan bahan dasar dari daur
ulang berbagai jenis plastik. antung kresek sering dipakai untuk membungkus makanan
dalam kondisi panas. 4al tsb dapat menebabkan terlepasna monomer plastik
ber&ur komponen bahan makanan ang dikemas.
emasan air minum dalam kemasan ang menggunakan bahan baku poliinil khlorida
dan kopolimer akrilonitril perlu disimpan ditempat ang bebas dari panas matahari untuk
menghindari lepasna monomer plastik. emungkinan toksisitas plastik sebagai bahan
pengemas makanan juga berasal dari at aditi! ang mempunai berat molekul rendah.
'enawa ini terlepas dari plastik pada waktu proses pengemasan. 'enawa ini akan lepas
pada temperature tinggi atau jika kontak langsung dengan bahan makanan.panas.
Bagaimana menghindari bahaa plastik
6idak mudah untuk menentukan jenis plastik pada kemasan atau wadah plastik. 'alah
satu &ara untuk meminimalkan bahaa tsb adalah dengan meminimalkan penggunaanna.
Cebih baik menggunakan wadah ang terbuat dari gelas jika akan mengkonsumsi bahan
makanan panas, atau menghangatkan makanan dengan mi&rowae. tau gunakan plastik
dengan lebel polietilen atau ada !ood gradena.
2.. onsep $erilaku
$erilaku manusia dalam pandangan psikologi adalah reaksi ang dapat bersi!at sederhana
maupun kompleks. 'alah satu karakter dari reaksi perilaku manusia adalah si!at
di!erentialna, ang berarti suatu stimulus ang sama belum tentu akan menghasilkan
reaksi ang sama pula. 'ebalikna, reaksi ang sama belum tentu datang dari stimulus
ang sama (Baron, 200@). 'uatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan
(overt behavior). 9ntuk terwujudna sikap menjadi suatu perbuatan nata, diperlukan
!a&tor pendukun atau kondisi ang memungkinkan. enurut 'arwono (*3),
pengetahuan dan sikap merupakan bentuk perilaku tertutup (covert behavior) ang
bersi!at pasi!, sedangkan praktek merupakan respon terbuka (overt) ang bersi!at akti!.
6indakan adalah kelanjutan dari sikap, dimana sikap adalah ke&enderungan untuk
bertindak. e&enderungan untuk bertindak akan menjadi tindakan bila memiliki !aktor
*;
7/23/2019 Keamanan Pangan dan kemasan Plastik dan Styrofoam_yl.doc
15/22
lain seperti adana !asilitas atau dorongan dari dalam diri berupa motiasi atau dari orang
lain.
enurut Freen dan reuter (200=) terdapat tiga !a&tor utama ang dapat mempengaruhi
perilaku seseorang akni 7
a.
7/23/2019 Keamanan Pangan dan kemasan Plastik dan Styrofoam_yl.doc
16/22
7/23/2019 Keamanan Pangan dan kemasan Plastik dan Styrofoam_yl.doc
17/22
erangka pikir umum untuk penelitian ini adalah bahwa perilaku dipengaruhi oleh
beberapa !a&tor seperti !a&tor pemi&u ($redisposing), !a&tor pemungkin (:nabling)
dan !a&tor penguat (1ein!or&ing) ang menebabkan alas an seseorang5konsumen
menggunakan plasti& atau 'tro!oam sebagai wadah kemasan makanan panas.
7/23/2019 Keamanan Pangan dan kemasan Plastik dan Styrofoam_yl.doc
18/22
I. MET/D/L/0I PENELITIAN
.1. %anangan Penelitian
$enelitian ini merupakan penelitian kualitati! dengan desain studi kasus, dimana peneliti
menggali in!ormasi se&ara mendalam tentang perilaku penggunaan plasti& atau
'tro!oam sebagai wadah kemasan makanan panas dengan menggunakan kuesioner
terstruktur
Dalam penelitian ini peneliti berperan sebagai instrument penelitian dalam proses
pengumpulan data sehingga personal &ontrol dari peneliti sangat penting untuk
menghindari bias dan subje&tiitas dari data ang akan dihasilkan.
.2. L*kasi Penelitian
$enelitian ini akan dilakukan di lokasi dimana umumna terdapat penjual makanan
(terutama makanan panas seperti bakso, soto, atau gorengan) seperti terminal atau pinggir
jalan ang ramai disekitar Depok dan argonda.
.3. Met*!eTehnik Penelitian
$enelitian kualitati! ini dilakukan untuk menggali in!ormasi se&ara mendalam tentang
perilaku penggunaan plasti& atau 'tro!oam sebagai wadah kemasan makanan panas baik
dari konsumen, produsen maupun instansi terkait sehingga akan didapatkan in!ormasi
ang &ukup komprehensi! dan meneluruh.
Gleh karena itu metode ang akan digunakan dalam men&apai tujuan penelitian adalah 7
*. Indepth Interiew, kepada in!orman ang relean
2. Gbserasi. 9ntuk mempertajam analisa dan mendapatkan in!ormasi ang lebih
jelas, maka peneliti akan melakukan pengamatan5obserasi terhadap perilaku
konsumen saat membeli makanan.
*8
7/23/2019 Keamanan Pangan dan kemasan Plastik dan Styrofoam_yl.doc
19/22
7/23/2019 Keamanan Pangan dan kemasan Plastik dan Styrofoam_yl.doc
20/22
kategori serta kronologisna, untuk kemudian dibuat analisis isi dan kemudian dibuat
laporan.
6ahap-tahap pengolahan data dilakukan sbb7
*. embuat transkrip untuk semua data ang diperoleh melalui kaset rekaman.
6ranskrip aitu memindahkan data dari kaset (bentuk suara) kedalam bentuk
tulisan dalam keadaan apa adana (tanpa mengurangi5menambahkan in!ormasi
ang ada)
2. emeriksa dan mengatur letak data, data5in!ormasi ang &o&ok tempatna (tidak
sesuai dengan sub judul pertanaan) dipindahkan sesuai dengan tempatna
. 6ranskrip diberi heading terlebih dahulu untuk memudahkan dalam proses koding
dna memudahkan dalam memba&a hasil per topi& pertanaan
;. enimpan data dalam bentuk !ormat tet (J6K6)
=. engimport data menggunakan perangkat lunak &omputer program + IG ersi
2.0
@. embuat ariable-ariable ang sudha ditetapkan dengan menga&u pada tujuan
penelitian ang akan di&apai, proses ini dilakukan dengan menggunakan program
+ IG tsb
3. embuat koding sesuai dengan ariable-ariable ang ada ditujuan
8. en&etak (print) hasil kodingan sesuai dengan ariable ts
. embuat matrik data untuk dilampirkan pada laporan akhir
*0. elakukan intrepretasi dan analisa data berdasarkan tema, analisis isi
.. ali!itas !ata
9ntuk data kualitati!, uji aliditas dilakukan dengan teknik triangulasi, aitu7
*. 6riangulasi sumber aitu dengan menggunakan in!orman ang berbeda-beda
untuk &ross &he&k. Dalam penelitian ini in!orman ang digunakan adalah dari
konsumen, produsen dan instansi ang terkait.
2. 6riangulasi metode aitu dengan menggunakan metode pengumpulan data ang
berbeda beda. Dalam penelitian ini digunakan 2 metode pengumpulan data aitu
wawan&ara mendalam dan obserasi
20
7/23/2019 Keamanan Pangan dan kemasan Plastik dan Styrofoam_yl.doc
21/22
. 6riangulasi data aitu dengan melakukan analisa data bersama dengan anggota
peneliti lain kemudian diminta umpan balik atau input untuk mendapatkan hasil
analisa data ang lengkap dan mengurangi bias peneliti.
.
2*
7/23/2019 Keamanan Pangan dan kemasan Plastik dan Styrofoam_yl.doc
22/22
Da#tar Pustaka
*. 1iskesdas 2003, Departemen esehatan 1I
2. Baron, 1obert et al, 200@. 'o&ial $sh&olog. **thed. Cibrar o! >ongress, 9'
. Freen, Cauren&eE reuter, arshall, 200=. 4ealth $romotion $lanning an
:du&ational and :nironmental approa&h. a!ield $ublishing 4ealth
;. 'arwono , *3. $engantar Ilmu $erilaku esehatan. Badan $enerbit esehatan
asarakat Indonesia. akarta.
Top Related