Katalog Kenal Rupa©2015
Kenal Rupa: Melihat Kampus sebagai Kanvas
KOLOFON
EditorGesyada Annisa Namora Siregar
Perancang GrafisBagus Belo Prayogo
Logo Kenal RupaJanuar Maulana
Diterbitkan olehSenat Mahasiswa Fakultas Seni RupaInstitut Kesenian Jakarta 2014-2015
Jakarta, September 2015
5
Daftar IsiPengurus/Panitia
Daftar Seniman
SAMBUTANDekan FSR
Ketua Senat Mahasiswa FSR IKJ
Seputar Kenal Rupa
ACARA: PEMBUKAANBand
MarocenDeasterina
BremolSisitipsi
InstalasiBebas Gerak
Diskusi
567
89
10
1212131415
1616
17
KARYAPeta KaryaKarya-Karya
senimanRagil Dwi PutraAnto Dul MuhammadAtras Alwafi
Ibrahim Soetomo
Ailla Kemala DewiAnnisa Faraz IzdihaRatri Endah K.H.Marissa MagdalenaMaryam HelidaNadyneNafiza Rosa
Atho Faruq FauzanKusno DrajatYudhistira Dwi P.S.
ThalitaJonathan FernandoChristio Tanada
Terima Kasih
18
an202122
23
24
262728
29
30
DAFTAR ISI
Kenal Rupa: Melihat Kampus sebagai Kanvas
PENGURUS/PANITIA
Citra Smara Dewi, S.Sn., M.Si
Pelindung
Rahayu Pratiwi, S,Sn., MBA
Penanggung Jawab
Henrico Prasetyo
Ketua & Pencetus
Gesyada A.N. Siregar
Wakil Ketua
Bhaskara Haqa W.
Koor. Seniman & Teknis Karya
Rahimah Zulfa
Bendahara
Bagus Belo Prayogo
Desainer Grafis
Yossy Alberta T.
Bumper
Erlan Toni S.
Koor. Acara Pembukaan
Amansius Putra Belang
Koor. Bazaar (Timin Shop)
Hilman Mustaqiem, Poppy Indah Y., Rizki Pasadana, Hardianto
Eka, Drupadi N., Rizki Prakoso, Yudhistira Dwi P.S., Tri Suryadi,
Ista Rizky, Pistol Aer, Ahkirul Akbar, M. Farhan, M. Naufal, Hosea
Juliardi, Fajri Nikola R., Inas Savero, M. Iqbal, Ridho Jati, Latisha
Adjani K.J., Drupadi Nurnovitri, Denis Heryanto A.
Tim Artistik (Bebas Gerak)
Dekan FSR IKJ
Wadek III FSR IKJ
DKV ‘11 IKJ
Seni Murni ‘12 IKJ
Kriya ‘12 IKJ
Desain Interior ‘12 IKJ
DKV ‘12 IKJ
DKV ‘12 IKJ
Seni Murni ‘11 IKJ
DKV ‘13 IKJ
FSR ‘14 IKJ
7
DAFTAR SENIMAN
Ragil Dwi Putra
Anto Dul Muhammad
Atras Alwafi
Ailla Kemala Dewi
Annisa Faraz Izdihar
Ratri Endah K.H.
Marissa Magdalena
Maryam Helida
Nadyne
Nafiza Rosa
Ibrahim Soetomo
Atho Faruq Fauzan
Kusno Drajat
Yudhistira Dwi P.S.
Talitha
Jonathan Fernando
Christio Tanada
Seni Murni ‘10 IKJ
Seni Murni ‘12 IKJ
DKV ‘11 IKJ
Desain Mode Busana ‘14 IKJ
DKV ‘14 IKJ
DKV ‘14 IKJ
Desain Mode Busana ‘14 IKJ
DKV ‘14 IKJ
Seni Murni ‘14 IKJ
DKV ‘14 IKJ
Seni Murni ‘13 IKJ
DKV ‘13 IKJ
Seni Murni ‘11 IKJ
DKV ‘14 IKJ
DKV ‘13 IKJ
Desain Interior ‘13 IKJ
DKV ‘13 IKJ
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Kenal Rupa: Melihat Kampus sebagai Kanvas
Salam kreatif,
Sebagai upaya menumbuhkan nilai-nilai kreativitas di kalangan mahasiswa, FSR IKJ senantiasa berupaya memfasilitasi dan mendukung berbagai aktivitas seni, salah satunya adalah kegiatan Pameran Seni Rupa di lingkungan kampus. Pameran Seni Rupa “Kenal Rupa” ini merupakan wujud komitmen FSR IKJ dalam hal tersebut. Terdapat hal menarik dari kegiatan ini, yaitu bagaimana konsep pameran ditekankan kepada upaya merespon ruang publik atau lingkungan yang terdapat di area kampus FSR IKJ. Melalui kepekaan dan semangat kreativitas yang tinggi dari mahasiswa, diharapkan dapat tercipta karya seni yang kontekstual dengan lingkungan.
Sebagai upaya membangun spirit “integritas” antara kegiatan kemahassiswaan dengan berbagai kebijakan FSR IKJ, maka proses komunikasi dan interaksi menjadi penting pada pameran ini. Di sisi lain pameran ini juga dapat dijadikan inkubator bagi kegiatan mahasiswa, dalam mempersiapkan diri sebagai tenaga profesional di masa mendatang, baik sebagai kurator, penulis, manajer seni maupun tenaga kreatif lainnya.
Kami percaya terdapat tim yang hebat dari terselenggaranya pameran ini yaitu para mahasiswa yang terlibat, untuk itu ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang mendukung kegiatan ini. Diharapkan dimasa mendatang dapat terselenggara kegiatan pameran seni rupa yang lebih baik lagi. Selamat berpameran.
Jakarta, Citra Smara Dewi, S.Sn, M. Si
Sambutan Dekan FSR IKJ
Citra Smara Dewi, S.Sn., M.SiDekan FSR IKJ
9
“Salam Kenal”
Berawal mendengar secara tidak sengaja konversasi antara dua insan lawan jenis di kampus yang berkata “Oh, iya salam kenal juga”. dan sesungguhnya kata pembuka tersebut adalah salam kenal dari saya untuk pembaca semua tullisan ini.
“Kenal” yang memang tidak akan ada habisnya dan menimbulkan pertanyaan kepada diri saya sendiri, bahwa adakah tolak ukur untuk mengenal sesuatu? Mungkin, atau bahkan tidak ada. Ketidaktahuan pun bisa terobati oleh “kenal”. Mengenal itu adalah proses terpenting dalam setiap makhluk hidup untuk mengetahui sesuatu lebih lanjut. Dengan mengenal kita bisa tahu, dengan mengenal kita bisa dikenal, dengan mengenal kita bisa terkenal.
Melalui saling mengenal juga kami dapat menyelenggarakan acara Kenal Rupa ini. Untuk itu, tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Reza “Asung” Afisina atas gagasannya mengenai program Kenal Rupa, FX Harsono yang telah mengenalkan kami tentang proses - proses perupa berkarya, jajaran Rektorat, Dekan Fakultas Seni Rupa dan Wakil Dekannya serta teman-teman mahasiswa seantero kampus yang turut ikut serta berkenalan sesama rupa.
“Selamat Berkenalan”
Henrico PrasetyoKetua Senat Mahasiswa FSR IKJ
Sambutan Ketua Senat FSR IKJ
Kenal Rupa: Melihat Kampus sebagai Kanvas
Logo Kenal RupaOleh Januar Maulana
Kenal Rupa merupakan istilah dalam sebuah kata untuk mengetahui sebuah bentuk, wujud, dan sejenisnya yang dilihat sejak pertama kali dan tersimpan didalam ingatan seseorang. Mengenali rupa terdiri dari dua bidang, yaitu objek dan pengamat, dalam konteks tersebut bidang objek diibaratkan ke dalam sebuah bentuk huruf yang membentuk sesosok wajah yang saling menatap satu sama lain dalam mengamati rupa.
Dengan menggunakan teknik ‘ilusi optik’ maka huruf tersebut perlu diamati secara teliti dalam mengenali sebuah rupa karakter huruf yang sudah diketahui. Pada konteks pengamat divisualkan dari sesosok wajah yang sedang saling mengamati satu sama lain. Pengolahan bentuk garis simetris dan lengkung dilakukan agar karakter huruf yang dirancang dapat mudah terbaca untuk dikenali karakternya. Pemilihan warna primer dipilih merupakan warna dasar dalam menciptakan unsur warna lain.
Seputar Kenal Rupa
Menjadi Mahasiswa dan Bermain Menjadi Mahasiswa. “Kawan, seperti aku katakan tadi, adalah suatu kebahagiaan pada hidup siswa yang kusebutkan sedang tidur itu karena dia bisa hidup dengan dunianya. Di mana lagi dia bisa menemukan dunia ini? Di rumahnya? Atau di tempat lain? Tidak atau belum bisa. Mereka tidak menemukan dunia semacam ini di tengah-tengah keluarganya.” (Nashar oleh Nashar, 2002)
Sekitar tiga belas bulan lalu, Rico, yang baru saja terpilih menjadi Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta, mengirimkan sebuah pdf berjudul “Arsip Kosong” berisi beberapa ide proyek, di antaranya berjudul Kenal Rupa. Idenya sederhana (saya salin dan tempel langsung sebagaimana ia tulis dalam pdf tersebut): “project Eksibisi/Pameran yang bertema hal personal atau kelokalan tersendiri dengan medium dibebaskan, dengan tujuan utama untuk saling kenal serta berbagi pengalaman dengan semua angkatan atau antar program studi, mahasiswa Fakultas Seni Rupa IKJ. Format exhibisi ini dibebaskan dalam bentuk karya personal atau grup.”
Minggu-minggu selanjutnya kemudian diisi dengan usaha untuk merealisasikan Kenal
Esai
11
Rupa, yang ternyata tidak sesederhana itu. Apa tema spesifik yang berkaitan dengan hal personal atau kelokalan tersendiri? Bagaimana mengajak teman-teman mahasiswa untuk suka rela memberikan karyanya? Apakah nantipun karya yang mereka kirimkan (dengan asumsi bahwa Kenal Rupa akan menggunakan sistem open submission) akan bisa menyuarakan tema pameran? Pertanyaan-pertanyaan terus bergulir, hingga suatu sore, kami bertemu dengan Reza “Asung” Afisina.
Di bilangan Tebet, Jakarta Selatan, Asung mencetuskan kepada kami soal konsep “kampus sebagai kanvas”. Memanfaatkan platform yang dimiliki kampus untuk membesarkan kampus sendiri. Ini tentang bagaimana menumbuhkan kesadaran untuk membuat hal yang dekat dengan kita. Lewat program ini juga, mahasiswa jadi mengenal relasi-relasi yang ada pada kerja artistik seperti produksi, manajerial, siasat presentasi hingga strategi berdiplomasi, ketika karya mereka bersinggungan dengan publik.
Di sisi lain, ketika proses diskusi Kenal Rupa dengan para mahasiswa ini dilakukan, banyak hal menarik yang oleh kami, Senat Mahasiswa Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta 2014/2015 temui sebagai penyelenggara. Masing-masing mahasiswa memiliki karakter dan potensi yang berbeda. “Gila, waktu gue nyamperin ke bawah, pembawaannya serius. Gue ke bagian sana, gue ngakak-ngakak..” cerita Haqa sewaktu mengurus teman-teman perupa. Kami juga mendapatkan gambaran yang luas tentang apa yang menjadi kegelisahan para mahasiswa. Namun ada suatu kedewasaan yang dilatih melalui proses berkarya ini, bagaimana yang dihadirkan kali ini adalah solusi atau malah humor yang dibungkus dengan serius.
Alih-alih sebuah pameran kolektif yang memamerkan karya di ruang publik, Kenal
Rupa adalah sebuah platform untuk bemain dan berbagi mengenai hal terdekat bagi mereka yang terlibat: kampus. Menghabiskan sebagian besar waktunya di sini, mau tak mau tumbuh keterikatan-keterikatan intim antara mahasiswa dengan lingkup kampusnya.
Salah seorang dosen pernah berkata pada saya, “Banyaklah berbuat salah pada masa kuliah, karena cuma waktu kuliah, ada yang bisa mengingatkan kamu.” Teman saya juga pernah memberitahu saya tentang konsep game stage dalam ilmu sosiologi, tahap di mana anak-anak bermain dengan teman sebayanya untuk mengenal peranannya di masa dewasa nanti, semisal “dokter-dokteran”, “masak-masakan”, “anak-anakan”, atau “mobil-mobilan”. Namun dalam konteks ini, permainan itu hadir lewat karya peserta, semacam “lapangan bola- bolaan”, “orang hilang” bahkan sampai ada yang berpura-pura menjadi seniman profesional. Dua pengetahuan yang saya dapat itu saya rasakan ketika mencoba melihat apa yang sedang dilakukan Kenal Rupa. “Kenal Rupa ini ruang bersalah” kata Rico. “Bersalah?” tanya saya. “Ya, ruang untuk bikin salah..” jelasnya.
Itulah yang mungkin dilihat oleh Nashar saat itu. Hanya di kampuslah, mahasiswa dapat bermain dan belajar, mencoba mengenal sekitar untuk bisa mengenal dirinya sendiri dan kemungkinan perannya di masa depan.
Jakarta, 23 September 2015Gesyada Annisa Namora Siregar
Kenal Rupa: Melihat Kampus sebagai Kanvas
Band baru terbentuk sebelum kenal rupa yang berisi empat manusia gak jelas, yang sebenarnya Marocen ini nama dadakan alias kebingungan saat menentukan nama, dengan personil asal ngajak yang penting asoy... Kemungkinan akan menggantikan nama atau bubar...
Personil ada Latisha / vocal, Drupadi / bass, Sihduy / Gitar, Denis / Drum. Yang berasal dari bawa tanah yang tidak sama sekali tidak handal dalam bermain musik, dengan beraliran Freak Punk.
MAROCEN
Acara: Pembukaan
13
Berawal dari Babushka, sebuah band yang lahir di lingkungan kampus Institut Kesenian Jakarta, yang dalam perjalanannya harus bubar karena kesibukan masing-masing personilnya. Tak sampai di situ, Ages Bangun sang penabuh drum Babushka dengan semangat baru membentuk kembali sebuah band dengan aliran yang tak jauh berbeda. Ages Bangun, Danny Yuwanda, dan Timmy Loen sepakat membentuk band bertajuk Deasterina. Dengan formasi: Ages pada drums, Danny pada gitar, dan Timmy pada bass/vocal. Menurut pemaparan Ages sang penabuh drum, Deasterina adalah metamorfosa dari Babushka dengan usungan musik yang sama, ‘beautiful noise’. Hanya saja mencoba untuk lebih deep & dreamy, hingga menjadi sebuah aliran dream-pop.
DEASTERINA
Kenal Rupa: Melihat Kampus sebagai Kanvas
Acara: Pembukaan
di depan mereka ada beberapa orang menyablon dengan liarnya. Seolah mempropagandakan seni cetak grafis dengan alunan punkrock yang syahdu.
Beberapa event seperti peluncuran majalah Begins dan Timinshop, ‘Back to Rock II’, pembukaan pameran ‘Tebar Pesona Senirupa’ yang dihela di kampus Institut Kesenian Jakarta, hingga pembukaan pameran ‘Buka Warung’ di RuangRupa selalu dihiasi keliaran yang sama. Tiga penggrafis sekaligus pemusik ini memiliki semboyan yang menurut mereka cocok untuk menggambarkan band mereka, yaitu: “1 % Punkrock, 99% Printmaking.” Karena minimnya kemampuan bermusik, dan performans sablon yang lebih menonjol.
Terbentuk dari tiga mahasiswa Grafis Murni, Institut Kesenian Jakarta, yang ingin mengkolaborasikan distorsi musik punkrock dengan semangat cetak-mencetak (printmaking). Judul lagu seperti ‘Nyablon Terus’ dan ‘Cepet Mampet’ tidak lain adalahkejadian yang biasa dijumpai oleh mahasiswa Grafis Murni dalam berkarya dengan berbagai macam teknik cetak. Tak hanya itu, kejadian umum di lingkungan mahasiswa Seni Murni pun diangkat menjadi sebuah lagu dalam ‘Gak Dapet Loker’.
Hasilnya, perpaduan seni cetak grafis dan punkrock menjadi sebuah performans band yang cukup nyeleneh.Ketika Koko ‘Rumit’ menggenjreng gitarnya penuh distorsi, Nando membetot bassnya, dan Erlan menabuh drum penuh cinta,
BREMOL
15
mendengar beberapa karya kami disini”Keenam personil Sisitipsi beranggotakan Fauzan Lubis (vokal), Rian Rahman (guitar),Amoroso Romadian (trombone), Eka Wiji Astanto (contrabass), Hendar Dimaz Anggara (keyboard), dan Aditiya Rahman (drum). Patut dicurigai adalah karya-karya mereka yang berada didalam soundcloud, sudah bisa ditebak kalau band ini bukanlah band asalah-asalan dalam menyajikan tampilan maupun aksi perform dalam bermusik. Meski beberapa lagu didalam laman tersebut terkesan santai dan “nyeleneh”. Namun, Sisitipsi (baca, CCTV) tetap patut dicurigai.
Sisitipsi adalah nama sebuah band yang berasal dari pusat kota Jakarta. Terbentuk pada Maret 2014, band ini dimotori oleh enam orang mahasiswa jurusan musik di salah satu kampus dibilangan Jakarta pusat. “Nama Sisitipsi itu kami ambil dari salah satu coretan di dinding kampus yang berisi sindiran kepada birokrasi kampus karena terlalu banyak memasang kamera CCTV, dan akhirnya di “legalkan” menjadi Sisitipsi dan dari Hal itulah yang melandasi kami dalam berkarya.”
Lantas apa yang membuat band ini berbeda dari band kebanyakan? “Perbedaan Sisitipsidisini adalah dengan mengusung beberapa genre musik yang kami ramu menjadi sebuah harmonisasi seperti bossanova, pop, blues, dan samba. Untuk itu, silakan
SISITIPSI
Kenal Rupa: Melihat Kampus sebagai Kanvas
Berawal dari nongkrong bareng, sekumpulan mahasiswa Fakultas Seni Rupa angkatan 2014 yang menamakan diri Tim Bebas gerak ini merespon lingkungan kampusnya dengan membuat instalasi bersama-sama.
BEBAS GERAK
Acara: Pembukaan
17
Diskusi
Hari Jumat, 25 September 201515.00-17.00 Tur Karya bersama Seniman17.00-19.00 Diskusi Mahasiswa Lintas Kampus di Galeri Seni Rupa, IKJ
Dengan tema “Kampus sebagai Kanvas”, setiap karya nyaris menyuarakan hal yang serupa di kampus-kampus lainnya, dari masalah fasilitas, hingga keuangan. Dengan mengajak mahasiswa dari kampus lain, pembahasan karya sebagai potret dari kegelisahan bersama menarik untuk dibahas, mencari solusi atau sekadar peluang bermain-main, karena bukankah kita bosan dengan protes berapi-api?
GRATIS – Terbuka untuk Umum Diskusi Mahasiswa
Kenal Rupa: Melihat Kampus sebagai Kanvas
Ragil Dwi PutraAnto Dul MuhammadAtras Alwafi
Ailla Kemala DewiAnnisa Faraz IzdiharRatri Endah K.H.Marissa MagdalenaMaryam HelidaNadyneNafiza Rosa
Ibrahim SoetomoAtho Faruq FauzanKusno DrajatYudhistira Dwi P.S.
TalithaJonathan FernandoChristio Tanada
Teks PengantarArea BazaarInstalasi olehTim Bebas GerakPanggung Musik
123
4
5 678
9
ABC
D
Peta Karya
2lt.
3lt.
1lt.
Dlt.
19
2lt.
3lt.
1lt.
Dlt.
Kenal Rupa: Melihat Kampus sebagai Kanvas
Seniman
Lahir dengan tanggal yang sama dengan Soekarno di Salatiga, mahasiswa Seni Murni angkatan 2010 ini ingin menyenangkan kedua hati orang tua. Cukup agresif. Karya performansnya pernah ditampilkan di pameran Jakarta 32°C 2014 lewat lokakarya Seni Performans. Ia salah satu anggota Palu Gada Compagnie.
Ragil Dwi PutraSeni Murni ‘10 IKJ
Ragil Dwi PutraSEDOT DUITInstalasi video
2015
21
Lahir di Tegal, 12 April 1993. Menempuh studi Seni Murni. Karyanya bersama tim T120 dipamerkan di Jakarta 32°C 2014 lewat lokakarya Seni Ruang Publik. Baru-baru ini berkolaborasi dengan zine Cut and Rescue.
Anto Dul MuhammadSeni Murni ‘12 IKJ
Anto Dul MuhammadTak Kenal Maka Tak Sayang
Instalasi foto, benang, teks dansuara pada papan
2015
Kenal Rupa: Melihat Kampus sebagai Kanvas
Seniman
Lahir di Jakarta 8 Agustus 92 . Menyenangi art and design. Salah satu pendiri Tivi-Tivian dan pernah turut serta dalam projek Graphic Exchange hasil lokakarya Digital Art bersama Jakarta Wasted Artists di Jakarta 32°C 2014.
Atras AlwafiDKV ‘11 IKJ
Atras AlwafiKetok Magic
Benda temuan, cat2015
23
Ibrahim Arimurti lahir di Jakarta pada tanggal 4 Mei 1995. Mengambil jurusan Seni Murni di IKJ pada tahun 2013. Ia terus bereksplorasi di bidang seni rupa dan seni sastra. Ia merupakan peserta Lokakarya Kurator yang diadakan ruangrupa di tahun 2013 dan bagian dari tim riset buku Apresiasi Seni Rupa: Dan Suwaryono di tahun 2015.
Ibrahim SoetomoSeni Murni ‘13 IKJ
Ibrahim SoetomoTurning Water into Wine
Caption Project2013-2015
Kenal Rupa: Melihat Kampus sebagai Kanvas
Seniman
Kenalrupawati terdiri dari Annisa Faraz I., Ailla Kemala D, Marissa M., Ratri Endah K.H, Maryam Helida, Nadyne dan Nafiza Rosa, dari prodi DKV, Mode & Busana, Seni Murni 2014.Suka bikin pernak-pernik nggak penting, foto-foto ootd, suka ngumpul dan pintar berbahasa asing.
KenalrupawatiDKV, Desain Mode Busana,
dan Seni Murni ‘14 IKJ
25
Annisa Faraz I., Ailla Kemala DMarissa M., Ratri Endah K.H.
Maryam Helida, Nadyne &Nafiza RosaSimsalabim
Instalasi interaktif, cetak digital, uang2015
Kenal Rupa: Melihat Kampus sebagai Kanvas
Seniman
Kelahiran 23 November 1995. Nyabun. Nyablon. Nyambi
Atho Faruq FauzanDKV ‘13 IKJ
Atho Faruq FauzanBisik Bisik Swadaya
Instalasi suara dan cetak digital pada papan2015
27
Lahir di Jakarta 06-06-92. Jurusan Seni Murni, angkatan 2011. Senengnya seneng-seneng.
Kusno DrajatSeni Murni ‘11 IKJ
Kusno DrajatVending Machine
Mesin penjual otomatis, karyagrafis murni, uang
2015
Kenal Rupa: Melihat Kampus sebagai Kanvas
Seniman
Lahir di Subang, 11 Februari 1996. Menempuh studi Desain Komunikasi Visual peminatan Ilustrasi 2014. Hobi tidur. Salah satu personel band Marocen. Karya ilustrasinya dikolaborasikan dengan produk Space Banana Tie Dye.
Yudhistira Dwi P.S.Seni Murni ‘14 IKJ
Yudhistira Dwi P.S.PT. SIHDUY MUNCULInstalasi cetak digital dangaris polisi di lapangan
2015
29
TimTiman terdiri dari tiga orang dengan jurusan yang berbeda, yaitu Talitha (Ilustrasi’13), Christio Tanada (Desain Grafis’13), dan Jonathan Fernando (Interior’13) yang menaruh perhatian dan mengangkat pentingnya penampilan sebagai bentuk representasi dari kepribadian masing-masing orang.
TimTimanDKV dan Desain Interior ‘13 IKJ
Talitha, Jonathan F. &Christio Tanada
OOTD (Orang-Orang Tak Dikenal)Instalasi foto, kertas, Post-It, spidol
2015
Kenal Rupa: Melihat Kampus sebagai Kanvas
Terima Kasih
Seluruh Mahasiswa Fakultas Seni Rupa
IKJ
Jajaran Rektorat IKJ
Dekan Fakultas Seni Rupa IKJ
Jajaran Wakil Dekan Fakultas Seni Rupa
IKJ
RTP FSR IKJ
Reza “Asung” Afisina
Koko Rumit
Mas Toge
Tim Instalasi Bebas Gerak
TIMIN SHOP
BEGINS
Marocen
Sisitipsy
Deasterina
31
Bremol
Dinda Larasati
Okie Arfie
FX Harsono
Bagus Purwoadi
SS Music Studio
Fakultas Seni Pertunjukan IKJ
Fakultas Film & Televisi IKJ
Sendal IKJ
Top Related