i
KATA PENGANTAR
Puji syukur marilah kita panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat-Nya lah kami dapat menyelesaikan penyusunan kumpulan
makalah Komunikasi Publik Hasil Riset Perubahan Iklim “Riset Menjawab Tantangan Perubahan Iklim : Implementasi REDD+ di
Indonesia”. Kumpulan makalah ini merupakan kompilasi dari makalah-makalah yang disajikan para pembicara dalam kegiatan
Komunikasi Publik yang bertema “Riset Menjawab Tantangan Perubahan Iklim : Implementasi REDD+ di Indonesia” yang kami
selenggarakan di Jakarta pada tanggal 1 Februari 2011.
Riset perubahan iklim bersama kajian-kajian sosial ekonomi dan kebijakan kehutanan yang menjadi Tupoksi Puspijak menempati
posisi yang semakin penting mengingat dalam konteks perubahan iklim, sumbangsih sektor kehutanan dalam penurunan emisi GRK
nasional dirasakan semakin penting dan strategis. Puspijak dituntut untuk mampu menyebarluaskan hasil risetnya kepada khalayak
luas sekaligus untuk mendapatkan masukan atau umpan balik agar hasil riset yang dihasilkan disempurnakan dan di sisi lain dapat
menjawab kebutuhan pembangunan kehutanan yang semakin dinamis dan penuh tantangan.
Akhirul kalam, kami juga menyampaikan permohonan maaf bila masih terdapat kekurangan dalam penyusunan kumpulan makalah ini
dan semoga kumpulan makalah yang sekarang sedang anda baca ini bermanfaat bagi kita semua.
Bogor, 2011
Kepala Pusat Penelitian dan
Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan
Ttd
Dr. Kirsfianti L. Ginoga, Msc.
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................................................................................... i
Daftar Isi .................................................................................................................................................................................... ii
Sambutan Kepala Badan Litbang Kehutanan............................................................................................................................. iii
Laporan Penyelenggara ............................................................................................................................................................ v
Sambutan Menteri Kehutanan ................................................................................................................................................... vii
Komunikasi Publik ..................................................................................................................................................................... xi
Rumusan Workshop Pendanaan dan Mekanisme Distribusi Intensif REDD+ ............................................................................. xvii
Tata Pemerintahan Kehutanan dalam Implementasi REDD ...................................................................................................... 1
Pedoman Perhitungan Cadangan Karbon dan Emisi serta Informasi Cadangan Karbon Hutan.................................................. 11
Melihat DemontrationActivity di Taman Nasional Meru Betiri ITTO PD 519/08 REV.1 (F) ............................................................ 20
Potensi dan Kontribusi Pohon di Perkotaan dalam Menyerap Gas Rumah Kaca ........................................................................ 33
Comprehensive MRV System for REDD+ .................................................................................................................................. 47
Daftar Hadir ............................................................................................................................................................................... 59
iii
SAMBUTAN KEPALA BADAN LITBANG KEHUTANAN
KOMUNIKASI PUBLIK HASIL RISET PERUBAHAN IKLIM“RISET MENJAWAB TANTANGAN PERUBAHAN IKLIM: IMPLEMENTASI REDD+ DI INDONESIA”
PADA
.
Yang saya hormati Bapak Menteri Kehutanan
Yang saya hormati Para Pejabat Eselon I, lingkup Kementerian Kehutanan
Yang saya hormati Para Pejabat Eselon I dari instansi terkait
Yang saya hormat hadirin peserta komunikasi publik yang berbahagia,
Puji syukur ke hadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Penyayang, bahwa kita masih diberi kesempatan dan kesehatan untukhadir pada acara Komunikasi Publik Hasil Riset Perubahan Iklim di Kementrian Kehutanan hari ini.
Bapak Menteri Kehutanan yang Kami Hormati,
Banyaknya informasi berkenaan dengan perubahan iklim semakin menyadarkan kita akan dampak terhadap kehidupan manusia yangakan terjadi sebagai akibat adanya pemanasan global. Dampak tersebut sudah mulai terasa di berbagai belahan dunia dan kehutananmempunyai peran yang sangat penting untuk mengatasi dan mengurangi dampak perubahan iklim. Sebagaimana adanya komitmenPemerintah Indonesia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK), dimana 50 persennya diharapkan dari peranan kehutanan.Dalam konteks ini riset yang dilakukan oleh badan litbang kehutanan mencoba menjawab beberapa tantangan teknik operasionaluntuk implementasi skema REDD+ di lapangan.
Bapak Menteri dan saudara-saudara sekalian yang berbahagia,
Sebagaimana diketahui Badan Litbang dengan berbagai mitra sudah sejak lama melaksanakan berbagai studi untuk meningkatkankesiapan dan membangun kapasitas untuk implementasi REDD+. Dan fórum seperti ini sudah sejak lama dilakukan untukmengkomunikasikan hasil riset kepada pengguna.
JAKARTA, 1 FEBRUARI 2011
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh,Salam sejahtera bagi kita sekalian
iv
KEPALA BADANLITBANG KEHUTANAN
DR TACHRIR FATHONI
Saudara-Saudara Sekalian yang saya hormati,
Beberapa pertanyaan riset yang ingin dijawab dimulai dari bagaimana kesiapan implementasi REDD+ sudah berjalan, berapa besarpotensi suplai karbón, skema-skema apa saja yang tersedia dalam pendanaan dan perdagangan karbon, bagimana pendistribusiantanggung jawab dan manfaat untuk para pihak yang terlibat, dan bagaimana kesiapan tantangan forest governance disikapi dapatdisimak dalam buku REDD+ dan Forest Governance, karena faktor kepercayaan dan keterandalan (kredibilitas) adalah modal utama.Berkaitan dengan itu, buku penyiapan perangkat metodologi pengukuran karbon, dan informasi besar cadangan karbon, diharapkandapat memudahkan Perhitungan Pengukuran, Pelaporan dan Verifikasi (MRV) karbon di lapangan. Selain itu pembelajaranbagaimana tantangan implementasi REDD+ berdasarkan pembelajaran di lapangan melalui kegiatan demontration activity pada lahanmineral di Meru Betiri dan pada lahan Gambut di Kalimantan diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan peningkatan kapasitaskita semua.
Saudara-Saudara Sekalian yang Berbahagia,
Dengan pemahaman seperti itu, maka komunikasi publik ini sebagai modal awal kita untuk berdagang jasa penyimpanan karbon.Karena program riset, dan peningkatan kapasitas merupakan salah satu upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat, sehinggamengurangi tekanan terhadap hutan alam sebagai salah satu sarana menuju sustainabel forest management (SFM).Dengan semua yang saya sampaikan diatas, marilah komunikasi publik ini kita jadikan arena diskusi dan konsultasi, sehingga dapatmengakomodasi keinginan para pemangku kepentingan, dan bermanfaat bagi Indonesia tercinta ini.Dalam kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas jerih-payahnya, sehingga dapat menyelenggara-kan komunikasi publik. Tidak lupa kepada pihak-pihak UNREDD sebagai penyandang dana yang telah memberikan dukunganfinansial sehingga terlaksana riset ini, kami perlu menyampaikan terimakasih yang tinggi.
.Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
LAPORAN PENYELENGGARAAN
KOMUNIKASI PUBLIK HASIL RISET PERUBAHAN IKLIM“RISET MENJAWAB TANTANGAN PERUBAHAN IKLIM: IMPLEMENTASI REDD+ DI INDONESIA”
PADA
JAKARTA, 1 FEBRUARI 2011
Yang saya hormati Bapak Menteri Kehutanan
Yang saya hormati Para Pejabat Eselon I, lingkup Kementrian Kehutanan
Yang saya hormati Para Pejabat Eselon I dari instansi terkait
Yang saya hormat hadirin peserta komunikasi publik yang berbahagia,
Puji syukur ke hadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Penyayang, bahwa kita masih diberi kesempatan dan kesehatan untukhadir pada acara Komunikasi Publik Hasil Riset Perubahan Iklim di Kementrian Kehutanan hari ini
Bapak dan Ibu yang Kami Hormati,
Dampak perubahan iklim akibat pemanasan global sudah mulai terasa dan kehutanan mempunyai peran yang sangat penting untukmengatasi dan mengurangi dampak perubahan iklim, sebagaimana komitmen pemerintah Indonesia yang dijabarkan dalam StrategiNasional REDD+. Dalam konteks ini riset yang dilakukan oleh badan litbang kehutanan mencoba menjawab beberapa pertanyaanbagaimana meningkatkan kesiapan implementasi REDD+. Untuk itu penyiapan perangkat metodologi dipandang sangat krusial, dantelah dilakukan riset untuk memudahkan Perhitungan Pengukuran, Pelaporan dan Verifikasi (MRV) karbon. Serta cara untukmengatasi tantangan implementasi REDD+ berdasarkan pembelajaran di lapangan melalui kegiatan demontration activity di lahanmineral dan gambut.
Bapak/Ibu yang Kami Hormati,
Dalam kesempatan ini, komunikasi publik ini dimaksudkan sebagai sarana untuk mengkomunikasikan hasil riset yang dituangkan1. Buku REDD+ dan Forest Governance2. Buku Cara Perhitungan Karbon,3. Buku Informasi Cadangan Karbon pada Berbagai Tipe dan Vegetasi Hutan, dan4. Pembelajaran dari DemonstrationActivity di lahan mineral dan gambut5. MRV pada Lahan Gambut
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh,Salam sejahtera bagi kita sekalian.
v
Dalam kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas jerih-payahnya, sehingga dapat menyelenggarakankomunikasi publik. Tidak lupa kepada pihak-pihak sponsor UNREDD yang telah memberikan dukungan finansial sehingga terlaksanariset ini, kami perlu menyampaikan terimakasih.
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
KEPALA PUSAT PERUBAHAN IKLIM DAN KEBIJAKAN KEHUTANANLITBANG KEHUTANAN
Kirsfianti L. Ginoga
vi
SAMBUTANMENTERI KEHUTANAN
KOMUNIKASI PUBLIK HASIL RISET PERUBAHAN IKLIM“RISET MENJAWAB TANTANGAN PERUBAHAN IKLIM: IMPLEMENTASI REDD+ DI INDONESIA”
PADA
JAKARTA, 1 FEBRUARI 2011
Yth. Pejabat Eselon I lingkup Kementerian Kehutanan
Yth. Para Pejabat Kementrian Terkait
Yth. Kepala Dinas Kehutanan Propinsi
Yth Teman-teman LSM, dan para undangan yang berbahagia
,.
Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih Penyayang, karena atas ijin dan karunia-Nya kita dapat berkumpul bersama di tempat ini untuk mengikuti KOMUNIKASI PUBLIK HASIL RISET PERUBAHAN IKLIM, BadanLitbang Kehutanan, semoga saudara sekalian dalam keadaan sehat walafiat.
Saudara-Saudara yang Berbahagia,
Kita semua tahu betapa pentingnya peran hutan dalam pengurangan emisi. Hutan dapat berfungsi sebagai penyerap dan penyimpancarbon, sebaliknya dapat sebagai sumber emisi apabila terjadi deforestasi dan degradasi. Disinilah tantangan yang kita hadapi.Ditingkat nasional, hutan kita memegang peran penting tidak saja sebagai salah satu penggerak roda pembangunan ekonominasional, tetapi juga merupakan sumberdaya dimana jutaan masyarakat bergantung sebagai sumber penghidupannya.
Disamping itu, hutan kita juga merupakan gudang plasma nutfah, sumber bahan-bahan genetik untuk budidaya flora dan fauna,sehingga memberikan manfaat yang sangat besar. Fungsi lain yang tidak kalah pentingnya adalah sebagai pengatur tata air danperlindungan DaerahAliran Sungai (DAS).
Di tingkat global, hutan kita memegang peranan penting dalam konteks stabilitasi iklim dan konservasi keanekaragaman hayati, olehkarena itu, tidak mengherankan apabila apapun yang kita lakukan terhadap sumberdaya hutan selalu menjadi sorotan masyarakatinternasional.
Assalamu'alaikum Warahmatullahi WabarakaatuhSalam sejahtera bagi kita sekalian
vii
Saya semakin yakin bahwa sebenarnya apa yang telah kita kerjakan dalam melaksanakan program prioritas pembangunankehutanan langsung maupun tidak langsung mengarah kepada upaya mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim. Mulai dariupaya melakukan penanaman dan rehabilitasi lahan, memelihara hutan yang ada, dan melestarikan industri kehutanan, apabila dapatkita laksanakan dengan benar, semuanya berdampak positif terhadap upaya-upaya stabilitasi iklim dunia.
Hampir semua aturan kebijakan di bidang kehutanan mulai dari UU 41/99, Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menhut mempunyai“spirit” yang sama, menuju pengelolaan hutan lestari (SFM) yang berdampak ganda, yaitu pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK)dan meningkatkan kapasitas hutan dalam penyerapan dan penyimpanan GRK.
Sebagai upaya memenuhi komitmen Pemerintah untuk mengurangi emisi GRK dari sektor kehutanan, pada level teknis operasionalmasih terdapat pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab melalui berbagai kegiatan riset, maupun melalui pembelajaran di lapangandengan membangun demonstration activity (DA). Selain itu, pada level implementasi masíh terdapat hal-hal yang menjadi tantanganpelaksanaan program sebagaimana telah dikupas dalam buku REDD+ dan Forest Governance, yang secara bertahap dan serempakharus terus diperbaiki.
Saudara-Saudara Sekalian Yang Saya Hormati,
Untuk dapat mengembangkan pasar karbon dengan harga yang optimal, maka seperti halnya komoditi lain, kita perlu mengetahui :berapa besar potensi karbon yang kita miliki, berapa kemampuan suplai dan permintaan pasar, skema-skema apa saja yang tersediadalam pendanaan dan perdagangan karbon, dan bagaimana mekanisme distribusi benefit kepada parapihak yang terlibat dalamperdagangan karbon ini.
Dalam bisnis komoditi yang “intangible” seperti halnya “karbón”, maka saya menganggap kajian atau riset yang dilakukan oleh BadanLitbang Kehutanan dengan penyiapan perangkat metodologi perhitungan karbon dan informasi besarnya cadangan carbon diberbagai tipe hutan dan vegetasi adalah sangat krusial.
Saudara-Saudara Sekalian yang Berbahagia,
Dengan pemahaman seperti itu, maka keberhasilan pelaksanaan program prioritas Kementrian Kehutanan adalah sebagai modalawal kita untuk melangkah menuju pasar jasa penyimpanan karbon. Saya yakin bahwa bila kita dapat melaksanakan danmengimplementasikan hal ini, akan menjadi ibadah yang pahalanya terus mengalir walaupun kita telah tiada.Dengan keyakinan tersebut, serta untuk menarik manfaat program REDD+ secara optimal bagi Indonesia, maka diperlukan adanyarisetsecara berkelanjutan sebagai pijakan kebijakan sektor kehutanan dan kebijakan nasional dalam upaya memperbaiki pengelolaansumber daya hutan Indonesia.
Dengan semua yang saya sampaikan di atas, marilah forum komunikasi publik ini kita jadikan arena diskusi dan konsultasi, sehinggahasil riset yang dilakukan oleh Badan Litbang Kehutanan, Kementrian Kehutanan dapat lebih dipahami, serta dapat mengakomodasikeinginan para pemangku kepentingan, serta semoga bermanfaat bagi Indonesia tercinta ini.
Dalam kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah membantu terlaksananya komunikasi publikdan Badan Litbang, sehingga dapat mengkomunikasikan hasil-hasil riset tersebut.
viii
Saudara-saudara Sekalian,
Demikian beberapa hal yang saya sampaikan pada kesempatan ini. Akhirnya dengan mengucap Bismillaahirrahmanirrahiim, sayabuka secara resmi KOMUNIKASI PUBLIK “RISET MENJAWAB TANTANGAN PERUBAHAN IKLIM: IMPLEMENTASI REDD+ DIINDONESIA”. SemogaAllah SWT senantiasa memberikan bimbingan dan lindungan kepada kita semua.
.Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
MENTERI KEHUTANAN,
ZULKIFLI HASAN
ix
Komunikasi PublikRiset Menjawab Tantangan Perubahan Iklim :
Implementasi REDD+ di IndonesiaJakarta, 1 Februari 2011
SAMBUTAN
Zulkifli Hasan, Menteri Kehutanan
Tachrir Fathoni, Kepala Badan Litbang Kehutanan
Soal PI banyak di daerah-daerah yang belum memahami termasuk level bupati. Pada saat presiden berbicara tentang PI di BangkaBelitung, banyak yang belum mengerti. Pemahaman masyarakat terbatas, seperti petani hanya mengetahui tentang Soal PI banyak didaerah-daerah yang belum memahami termasuk level bupati. Pada saat presiden berbicara tentang PI di Bangka Belitung, banyakyang belum mengerti. Pemahaman masyarakat terbatas, seperti petani hanya mengetahui tentang naiknya harga kopi, sawit, damar.Mereka tidak mengetahui kaitan naiknya harga dengan PI. Di merangin kawasan hutan dibakar, bukannya illegal logging, ternyataketika ditanya kebanyakan yang membakar hutan berasal dari Pagar Alam Lampung. Mereka membuka lahan di merangin karenasudah tidak ada lahan yang bisa ditanami di Lampung. Jika seminar tentang REDD+ hanya di hotel-hotel kapan sampai ke kampong-kampungnya. Litbang bagus mengadakan acara seperti ini dengan mengajak mitra-mitra seperti LSM dan eselon-eselon 1 lainnya.Kementerian kehutanan yang kelihatannya berbeda dengan NGO, sebenarnya tidak ada perbedaan hanya berbeda cara memandang.Antara Satgas dan Kemenhut juga sebenarnya tidak ada perbedaan.
REDD+ sebisa mungkin melibatkan masyarakat di sekitar hutan. Indonesia sebagai pemilik hutan tropis terbesar di dunia harusmensukseskan REDD+. Kemenhut sedang menyiapkan sesuatu yang sangat fundamental, bagaimana untuk 10 tahun, 20 tahun dan25 tahun yang akan datang.
Selama ini Kemenhut mempunyai 50 Taman Nasional, tapi banyak TN yang antara ada dan tiada. Siak mendapatkan bantuan dariPBB sebagai cagar biosfir tetapi malah dibakar untuk ditanami sawit. Tentang kerjasama pemerintah Indonesia dengan Norwey untukmembenahi kawasan hutan, Kemenhut membenahi kawasan tidak hanya karena ada kerjasama LoI. Pilot Project REDD+ di Kaltengtetapi pengukuran pengurangan emisi pada tingkat nasional, jadi sebenarnya pilot projectnya Indonesia.
Banyak informasi yang telah berkembang tentang Perubahan Iklim (PI), menyadarkan kita bahwa damapak PI akhir-akhir ini mulaiterasa, sebagai contoh perubahan cuaca yang berbeda di berbagai belahan bumi, sepanjang tahun ini hujan terus, tetapi dibelahan lainpanas terik, eropa dan USA badai dingin, di tempat lain kekeringan. Perubahan cuaca yang cenderung ekstrim yang berdampak padaketersediaan makanan. Dalam hal ini Badan Litbang memiliki peran untuk mengurangi dampak PI. Tercermin dari target penurunanemisi GRK 26 %, Kehutanan diharapkan berkontribusi sebesar 50 %. Research berusaha menjawab tantangan-tantangan operasionaldalam PI. Badan Litbang telah bekerja sama baik dengan mitra luar negeri, LSM dan PT dsb untuk melakukan research tentang PI.Forum seperti ini perlu untuk mengkomunikasikan hasil-hasil penelitian tentang PI.
xi
Beberapa research question yang harus dijawab adalah :1. Bagaimana kesiapan implementasi REDD+?2. Berapa stok karbon?3. Bagaimana skema pendanaan REDD+?4. Bagaimana distribusi manfaat dan tanggung jawab?5. Tantangan ?
Bantuan dan kerjasama berbagai pihak telah mengembangkan Demonstration Activity di tanah mineral Meru Betiri dan KalimantanTengah. Untuk meningkatkan pemahaman dan kapasitas dalam PI, maka komunikasi public merupakan modal awal untuk sharinginformasi dalam rangka menghadapi tantangan dalam era globalisasi dan global warming. Metodologi penelitian perlu untukdikembangkan berdasarkan kaudah-kaidah ilmiah. Program PI selain untuk meningkatkan kapasitas juga untuk menemukan ilmu-ilmubaru untuk mensejahterakan masyarakat melalui SFM. Dengan forum ini merupakan sarana untuk saling tukar pikiran, diskusi, sharinginformasi dan tak lupa terimakasih kepada UNREDD.
Salah satu DAyang dikelola badan litbang bekerjasama dengan TN Meru Betiri dan Latin. Kegiatan berlangsung dari 2011 sd 2013.Tujuan memberikan kontribusi untuk REDD+ melalui partisipasi masyarakat dalam konservasi. Hal penting yang berhubungandengan penurunan emisi dalah MRV. Arahan presiden MRV sesuai standar internasional dan dengan biaya yang efektif. Tahapankegiatan system MRV (VCS) adalah 1. Membangun permanen sample plot untuk menhitung di 5 carbon pool. 2. Analisisperubahan tutupan hutan, yang menunjukkan sedikit mengalami deforestasi. 3. Menghitung baseline. Tantangan yang dihadapi :(1) Mekanisme REDD+ masih dalam tahap perkembangan; (2) belum terbentuk system MRV di tingkat nasional sebagai acuan; (3)peluang untuk mengacu kepada VCS; (4) tantangan dalam upaya peningklatan partisipasi masyarakat. Kegiatan pada tahun 1sehingga masih perlu masukan untuk perbaikan.
Masalah ini sudah banyak dikaji dan sudah tidak asing. Dalam buku ini kami menyitir dari berbagai sumber. Tiga pilar dalamgovernance : pemerintah, dunia usaha dan masyarakat yang memiliki peran masing-masing. GG merupakan paradigma barudalam administrasi public, dimana secara politik akseptabel, secara hukum dan secara administrasi efisien.
Target penurunan emisi 26% menyebabkan perlunya penurunan emisi yang bisa diukur, dilaporkan dan diverifikasi (MRV).
Dalam penurunan emisi hutan kota diharapkan dapat diperhitungkan dalam target penurunan emisi.
forest govermenance
PRESENTASI HASIL PENELITIAN
1. Melihat DemonstrationActivities REDD+ di TN Meru Betiri (Ir.Ari Wibowo, MSc, Peneliti Puspijak)
2. REDD+ dan Forest Governance - Tata Kepemerintahan Kehutanan dalam Implementasi REDD
3. Pedoman Perhitungan dan Informasi Cadangan Karbon Hutan
4. Peran Hutan Kota dalam Penurunan Emisi GRK
xii
5. Comprehensive MRV System for REDD+ (Prof. Hirose, Universitas Hokaido Jepang)
DISKUSI
Comprehensive MRV system penting mengingat terdapatnya ketidakpastian atau tepatnya perbedaan perkiraan emisi yangdisebabkan oleh perbedaan pendekatan, asumsi, metodologi dan model.
1. Yoyok (Wetland International)a. Untuk Pak Ari, TN berhasil mereduksi tekanan dari masyarakat, di sisi lain ini menjadi kebangkitan TN, tetapi dari sisi REDD
deforestasi kurang yang terlihat dari pengurangan tutupan hutan yang semakin sedikit. Apakah ini menarik untuk kegiatanREDD, karena semakin sedikit deforestasi maka pendapatan yang kita peroleh semakin sedikit?
b. Untuk pak wayan, (1) stok karbon di hutan tanaman 700, apakah angka tersebut C karbon atau biomasa; (2) Untukmenggunakan pers alometrik kita terbatas pada diameter, seperti Katering apakah litbang bisa membentuk pers alometri yangtidak dibatasi pada diameter?
2. Dody Sukadry (DNPI)a. Obsesi saya adalah litbang bisa menjadi leading agency dalam penelitian PI di Indonesia seperti IPCC nya Indonesia. Bicara
REDD, maka kita bicara hitung-hitungan : additionality, leakage dan berapa yang disimpen, diserap dan dilepas. Makasebaiknya kita harus lebih concern pada pembangunan data base.
b. Untuk pak Ari, Meru Betiri adalah Taman Nasioanal yang memiliki social and biodiversity effect yang dapat dihitung. MRVselama ini masih terbatas di luar environmental integrity (EI). Padahal environmental integrity perlu dihitung dalam konteksREDD. Bagaimana melaporkan EI dalam hal PI, bagaimana dalam konteks karbon dan EI?
c. Saya tertarik pada penelitian pak Ismayadi, jika penelitian pak Is dihubungkan dengan penelitian pak Hirosi ada hubungannya.Di Jepang ada JVER, bagaimana kalau di Indonesia dibangun VER?
3. Kuswanto (LP3S)a. Untuk pakAri, bagaimana kegiatan konkrit di lapangan mengenai REDD+, terutama kegiatan teknis MRV/RELnya?b. Untuk pak Hariyatno, apakah sudah mempertimbangkan mekanisme PES yang tidak dalam konteks REDD tapi jasa air.
Mekanisme PES ini sudah menyalurkan manfaat dari hulu ke hilir, dimana petani yang mengkonservasi lahanya mendapatkanreward dari pengguna jasa lingkungannya?
4. Abdullah Syam (Badan Litbang Kehutanan)a. Bagaimana kaitannya MRV dan REDD+, bagaiman TN Meru Betiri bisa dijadikan plot, dalam faktanya 50 TN belum mewakili
cuplikan ekosistem. Sebagi misal di TNMB memperlihatkan ekosistem pantai dan lahan kering dimana lahan kering lebihmendominasi?bagaimana mengambil sample-sample dalam kaitan REDD+
b. Untuk pak Hariyatno, ada 3 pilar dalan GG, yaitu pemilik modal, masyarakat dan dunia usaha. Pada faktanya pemilik modal bisamendrive 2 pilar lainnya. Bagaimana mensinergikan ketiga pilar tersebut agar sejajar?
c. Untuk pak Ismayadi, ada perkembangan bahwa lingkungan buatan mulai diperhitungkan, apakah sudah dipertimbangkandalam penelitiannya?
d. Untuk pak Hirosi, is it possible to implement your methodology in your peatland plot to other peatland area?
xiii
Jawaban pemakalah
Hariyatno Dwi Prabowo :
I Wayan Susie D :
Ismayadi Syamsudin :
Ari Wibowo :
:
1. Untuk pak Kuswanto, mengenai PES, kajian tersebut sudah dilakukan di Puspijak, tetapi belum di cover dalam buku ini. Nanti akansaya sampaikan ke peneliti terkait untuk dielaborasikan.
2. Untuk Pak Abdulah Syam, untuk membangun Good Governance harus setara dan seimbang. Ke tiga pilar tersebut dapat bekerjasecara sinergis harus memiliki sifat akuntabilitas, transparansi dan partisipasi. Dan penelitian seperti ini dah dilakukan di PusPIJAktapi belum tercover di buku ini.
1. Untuk pak Yoyok terimakasih atas masukan dan koreksiannya. Nilai 723,26 C/ha akan di cek dalam publikasinya, karena nilai inidiambil dari disertasi S3.
2. Untuk usulan range diameter dalam model alometri saya sangat setuju, semakin panjang range diameter yang digunakan dalammodel alometri maka semakin bagus model tersebut.
3. Saya juga setuju database yang diperlukan. Pengalaman dari data kehutanan kita yang diintegrasikan dengan spreadsheet IPCCsangat tidak nyambung, setting data statistic kita belum sampai kesana.
4. Untuk pak abdulah buku ini memang ditujukan untuk menjadi buku pegangan yang simple.
1. Untuk pak dody saran diterima, segera bertemu pak Hirosi untuk ditindak lanjuti2. Untuk PakAbdullah, tahun ini Puspijak mengkaji P 63 dimana yang dimaksud hutan kota adalah seluas 2500 m dengan strata yang
sama dengan hutan. Pak Iman dari BUK menyarankan agar Litbang merevisi PP 63.
1. Untuk pak Yoyok, hasil analisis RS perubahan tutupan hutan awal tidak banyak berubah, ini merupakan hasil dari data landsat.Akan dilakukan perhitungan di lapangan sehingga degradasinya juga bisa dihitung.
2. Untuk Pak Dodi, sebenarnya pekerjaan untuk IPCC di Indonesia sudah dilakukan di Litbang. Beberapa penelitian juga sudahmenyediakan tingkat emisi acuan dan emission factor untuk local. Di TNMB sangat memperhatian biodiversity dan lingkungan,selain menghitung karbon juga dilakukan analisis vegetasi. Full report untuk kegiatan DAdi TNMB adalah (1) penghitungan karbon;(2) partisipasi masyarakat.
3. Untuk Pak Abdullah syam dari 50 TN, TN Meru betiri mewakili salah satu TN di Indonesia, yang merupakan kawasan konservasidan tipe penutupan hutannya.
2
xiv
ArifAliadi (LATIN)
Hirose
Kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat, untuk tahun 1 ini adalah diskusi, masyarakat termotivasi karena mereka mendapatakses ke lahan rehabilitasi. Manfaat langsung TN oleh masyarakat adalah penggunaan areal rehabilitasi untuk menanam palawija.Kendala yang dihadapi adalah belum adanya landasan hukum yang jelas, jika tidak ada kejelasan dikhawatirkan masyarakat akanragu-ragu. Kegiatan lain yang difasilitasi oleh Latin yaitu how to make a plan, karena masih ada areal ± 1000 yang belum dirahabilitasi.Perlu adanya pembagian peran antara dishut dan dinas kesehatan. Sudah dilakukan kerjasama dengan Unibraw bagaimana caramenghitung karbon.
Our activity in peatland. Most biggest emission factor is from peatland. Therefore peatland management is important. Peat MRV iscomplicated. We are developing monitoring system in Japan. Currently Hi Fi sensor is very important, It can extract a small change.Korea is the most active in using Hi Fi sensor. Based on experience, 0.5 carbon loss from water.
xv
xvii
RUMUSAN WORKSHOP PENDANAANDAN MEKANISME DISTRIBUSI INSENTIF REDD+
Jakarta, 28 April 2011
Workshop Pendanaan dan Mekansme Distribusi Insentif REDD+ dilaksanakan pada tanggal 28 April 2011 di Ruang SonokelingManggala Wanabakti, Jakarta. Workshop diikuti oleh 140 peserta yang berasal dari wakil Kementerian Kehutanan, KementerianKeuangan, Bappenas, Dinas Kehutanan Propinsi Papua dan Riau, Pemerintah Propinsi Sumatera Selatan, Perhutani, DNPI, SatgasREDD+, UN-REDD, CIFOR, WWF Indonesia, WALHI, World Bank , ForClime, JICA, ACIAR, Sinar Mas Forestry, ADB, TNC, KOICA,ZSL,AUSAID, CI, ICRAF, TNC, Burung Indonesia, KPWN, LSMAMAN, IPB dan instansi terkait lainnya.
Dengan mempertimbangkan sambutan Kepala Badan Litbang Kehutanan, presentasi dari 5 (lima) nara sumber, hasil diskusi yangberkembang, forum group discussion maka dihasilkan rumusan workshop sebagai berikut:
1. REDD+ sebagai salah satu bentuk aksi mitigasi perubahan iklim oleh negara berkembang sesuai Bali Action Plan perlu di dukungdengan financing, capacity building dan pengembangan/transfer teknologi. Keberhasilan REDD+ akan sangat dipengaruhi olehketepatan dalam menentukan besaran insentif REDD+ dan distribusinya kepada pihak-pihak terkait.
2. Prasarat yang perlu dipenuhi dalam distribusi insentif REDD+ adalah berkeadilan, transparan, akuntable dan sederhana.Sedangkan insentif yang didistribusikan kepada para pihak secara proporsional harus disesuaikan dengan besarnya peran dantanggung jawab para pihak.
3. Sebelum penyiapan distribusi manfaat REDD+ maka perlu diidentifikasi stakeholder yang berhak menerima manfaat REDD+ sertaperannya masing-masing dalam penurunan emisi dari deforestasi dan degradasi. Dengan demikian semua pihak yang terlibatdan bertanggung jawab dalam pelaksanaan REDD+ berhak mendapatkan bagian dari Insentif REDD+ tersebut.
4. Pada saat ini pasar karbon untuk REDD+ belum terbentuk, sehingga distribusi insentif REDD+ kepada stakeholder belum dapatdilaksanakan. Namun demikian beberapa model pendekatan distribusi insentif REDD+ sedang dikembangkan oleh Bdan LitbangKehutanan, World Bank, EcoPerspective (Australia), Kementerian Keuangan, ITTO dan ACIAR. Model pendekatan dimaksudantara lain pendekatan langsung kepada penghasil jasa REDD+, pendekatan melalui pemerintah pusat yang terdiri dari
dan .
5. Atas dasar model-model yang dikembangkan oleh beberapa institusi di atas maka akan dilakukan kajian bersama antaraKementerian Keuangan dan Kementerian Kehutanan untuk merumuskan proporsi insentif untuk masing-masing stakeholder.Selain itu perlu dilakukan konsultasi publik dengan stakeholder sebelum dituangkan menjadi regulasi.
6. Dalam mendistribusikan manfaat REDD+ perlu mempertimbangkan kewenangan dan tanggung jawab pemerintah pusat dandaerah; kelayakan administrasi dan politis terkait dengan rancangan distribusi pembayaran REDD melalui system transfer fiscalantara pemerintah pusat-daerah dan interaksi dengan stakeholder.
7. Belajar dari pengalaman dengan A/R CDM, untuk mengukur pangsa pasar REDD+ dan distribusi manfaatnya, di samping melihatpotensi dari sisi kemampuan hutan yang dimiliki Indonesia dalam hal menyerap atau menyimpan karbon dan mengurangi emisijuga sangat penting untuk melihat factor-faktor lain baik internal maupun eksternal yang akan memperngaruhi seberapa jauhpotensi tersebut dapat direalisasikan dengan baik.
compliance market, voluntary market trust fund
xviii
Tim Perumus:
1. SulistyoA. Siran, M.Agr (Ketua)
2. Fitri Nurfatriani, S.Hut, M.Si (Anggota)
3. Enik Eko Wati, S.Si, ME, MSE
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
DAFTAR HADIR
Komunikasi Publik Hasil Riset Perubahan Iklim
“Riset Menjawab Tantangan Perubahan Iklim: Implementasi REDD+ di Indonesia”
Jakarta, 1 Februari 2011
No. Nama Instansi
1. Budi Doelrachman Balitbang PU
2. Sylvia BPPU Kemlu
3. Bramantya Widodo BPPU Kemlu
4. Nataliana Biro keuangan
5. Prabianto MW. Pusdal III
6. Dede Rohadi Forda/ Cifor
7. Oktaria Prastia KLH
8. Albert hasundungan Telapak
9. Wilista Dani IAFCP
10. Mohammad Saleh Kehati
11. Ade Soekadis TNC
12. Tono Djogo USAID
13. Rahajeng Pratiwi IFC
14. Gatot moeyanto GIZ
15. Utami H. TI Indonesia
16. Meilay P. DKN
17. Khoirul Anam KPA
18. Imam LT. IKPP
19. Mita KOICA
20. Nur Semedi Puskonser
21. Sulistya Ekawati Puspijak
22. Arlan Ditjen Planologi
23. Setyadi Humas
24. C Nugroho SP. Balitbang
25. Adi Susmianto Puskonser
26. Avi Wulandari Forclaime
27. Ernawati Planologi
28. Saipul Rahman Ditplan
29. Sulistyo AS Puspijak
60. Rahmasari Rocan
61. Ratna Widyaningsih Puspijak
62. Eko Susanto Forclime
63. Pratikna Forclime-FC
64. Eman Pusdal IV
No. Nama Instansi
30. Masyhud Pushumas
31. A.Ng. Gintings MKTI
32. Listya BUKPHH
33. Nurva Balitbang
34. Endah nurhidayati Set Litbang
35. Suhartono Ditrenhut
36. Farid M. KLH
37. Imsak Sukmawati Set BP2SDMK
38. Rulita Kahutindo
39. Tini gumartini World bank
40. Teguh Sutiono TI
41. Ahmad Fauzi Kemenhut
42. Murtado PKA
43. Bambang S. FIP
44. Ariyanto KOICA
45. Sri Laksmi Pusdal II
46. Yumi Pusbangluh
47. Luciana Kassubag Adm Kepegawaian
48. Dedi Sofyan Forda
49. Pita Maharani Staff Kepegawaian
50. Agus Wahyudin SMF
51. Nurlela Balitbang
52. Lusi Ardiputri Ditjen BPTH
53. Tigor B. Balitbang
54. Hendra A. PKA
55. Susilo S. FAO
56. Mulyadin Puspijak
57. Elvida YS Puspijak
58. Aneka PS. Puspijak
59. Ismatul hakim Puspijak
60
No. Nama Instansi
65. Enik Eko Wati Puspijak
66. Handoyo Puspijak
67. I. Bangsawan Puspijak
68. Mega Lugina Puspijak
69. Niken S. Puspijak
70. Kuncoro Ariawan Puspijak
71. Donny Wicaksono Puspijak
72. Indartik Puspijak
73. Elvida Puspijak
74. Aneka PS Puspijak
75. RM. Mulyadin Puspijak
76. Ismatul Hakim Puspijak
77. Dr. Ir. Najib Asmani Pemprov Sumsel
78. Sulistya Ekawati Puspijak
79. Indarwati Puspijak
80. Karyono Puspijak
81. M. Jafar Abdullah Puspijak
82. Uus Danu K. Sekbadan litbang
83. Sukandar Puspijak
84. Yani ITZ
85. Frederik Suli Dishut Prov. Riau
86. Roy Rahendra UKP4-REDD+ TF
87. Novia Widyaningtyas Pustanling
88. Endah Suwarni Perhutani
89. Meidawati Roku
90. Yeri Setjen Biro Keuangan
91. Triyana PHKA
92. Nur Hygiawati Rahayu Bappenas
93. Rufiie B2PD
94. Nurhayati IPSDH
95. Marthen Vaydi Kalteng
96. Ismayadi Syamsoedin Puspijak
97. Fauzi Masoed Puslitkonser
98. Hari Kusuwondho Biro Perencanaan-Forclain FG
61
No. Nama Instansi
99. Yusuf Cahyadi REKI
100. Fitra harto UN-REDD
101. Machfud UN-REDD
102. Mirah Nuryati ACIAR
103. Farah TNC
104. Sugeng Raharjo FFI-IP
105. M. Steinzmann MRPP
106. Dr. Sean Folen CKA-Forclime
107. Rektarini Ditjen BPS
108. Intan Ritonga TNC
109. Hermawan UN-REDD
110. Syukur U. UN-REDD
111. Eri Irawan World Bank
62
Top Related