JARINGAN TRANSPORTASI JALAN REL
Angkutan jalan rel merupakan salah satu moda angkutan darat yang cukup efesien, karena kapasitas angkut (per kereta) yang cukup besar dan pergerakannya yang tidak terganggu oleh arus lalu-lintas kendaraan di jalan raya
Ada dua tipe dasar angkutan jalan rel, yaitu:
Sistem angkutan jalan rel perkotaan dan
Sistem angkutan jalan rel antar kota.
TIPE PELAYANAN ANGKUTAN JALAN REL
Pelayanan angkutan jalan rel ini diberikan kepada angkutan orang dan angkutan barang.
Jalan rel ini dapat dibagi menjadi jalan umum dan jalan khusus
Yang dimaksud dengan jalan rel pribadi adalah jalan rel yang digunakan dan dipunyai oleh badan tertentu seperti pabrik gula, pertambangan dan jalan rel ini khusus melayani keperluan angkutan di pabrik gula atau dipertambangan itu sendiri. Sedang jalan rel umum adalah jalan rel yang digunakan kereta untuk umum.
Tipe stasiun kereta
Stasiun kereta secara umum berfungsi untuk memberikan pelayanan dan pertukaran gerbong
Stasiun kereta merupakan tempat bagi penumpang atau barang untuk bertukar kereta atau moda.
JARINGAN JALAN REL
Jaringan jalan rel juga terdiri atas link (ruas) dan node atau simpul
Bila jaringan jalan rel merupakan jaringan rel dalam kota, maka stasiun dilambangkan sebagai node dalam jaringan tersebut sedang ruas melambangkan jaringan jalan relnya
STANDAR JALAN REL
KELAS JALAN REL
Dalam perencanaan jaringan jalan rel, penentuan klasifikasi jalan rel sangat perlu diketahui karena berhubungan juga dengan komponen-komponennya seperti balas, bantalan dan penambat rel serta berhubungan dengan besar beban gandar, kecepatan maksimum dan daya angkut lintas
Kelas I Daya Angkut (ton/tahun) > 20 x 10^6
Kelas II, Daya angkut (ton/tahun)= 10. 10^6 – 20 . 10^6
Kelas III, Daya angkut (ton/tahun)= 5 . 10^6 – 10. 10^6
Kelas IV, Daya angkut (ton/tahun)= 2,5 . 10^6 – 5 . 10^6
Kelas V, Daya angkut (ton/tahun) < 2,5 . 10^6
Ruang Bebas dan Ruang Bangun pada Jalan Rel
Ruang bebas adalah: ruang di atas sepur yang senantiasa harus bebas dari segala rintangan dan benda penghalang
Ruang bebas ini disediakan untuk lalu-lintas rangkaian kereta api/ lokomotif dan gerbong.
Ruang bangun adalah ruang di sisi sepur yang senantiasa harus bebas dari segala bangunan tetap seperti tiang semboyan, tiang listrik dan pagar
Batas ruang bangun diukur dari sumbu sepur pada tinggi 1 meter sampai 3,55 meter
Jarak ruang bangun tersebut ditetapkan sebagai berikut:
Pada lintas bebas:2,35 meter sampai 2,53 meter di kiri-kanan sumbu sepur.
Pada emplasemen :1,95 meter sampai 2,35 meter di kiri-kanan sumbu sepur.
Pada jembatan:2,15 meter di kiri-kanan sumbu sepur
Penampang Melintang Jalan Rel
Penampang melintang jalan rel adalah potongan pada jalan rel dengan arah tegak lurus sumbu jalan rel, dimana terlihat pembagian dan ukuran-ukuran jalan rel dalam arah melintang
JARINGAN TRANSPORTASI UDARA
• TRANSPORTASI UDARA UMUMNYA DIBAGI DALAM TIGA GOLONGAN:
a. ANGKUTAN UDARA
b. PENERBANGAN UMUM
c. PENERBANGAN MILITER
• PENGGOLONGAN LAIN ADALAH: PENERBANGAN SWASTA, MILITER DAN UMUM
• PENERBANGAN SWASTA DAN UMUM SELAIN PENERBANGAN TERJADWAL OLEH PERUSAHAAN (AIRLINES) JUGA MELIPUTI PENERBANGAN PRIBADI OLEH INDUSTRI SWASTA DAN KOMERSIAL UNTUK PENGIRIMAN BARANG ATAUPUN ALAT-ALAT PRODUKSI
• PENERBANGAN UMUM JUGA TERMASUK PENERBANGAN NON TRANSPORT SEPERTI KEPERLUAN INSPEKSI PERTAMBANGAN, PENELITIAN DAN PEMADAM KEBAKARAN
POLA JARINGAN LALU-LINTAS UDARA
JARINGAN TRANSPORTASI UDARA ADALAH KUMPULAN RUTE-RUTE PENERBANGAN UMUM YANG MERANGKUM BEBERAPA RUTE PELAYANAN PENERBANGAN (BERJADWAL TETAP)
DIKENAL TIGA POLA JARINGAN TRANSPORTASI UDARA:
Pola grid (kisi-kisi), yaitu pola jaringan yang berbentuk seperti sarang laba-laba, yang mana dalam suatu wilayah (zona) terjadi interlink antara pusat
zona dengan subzona, dan antara subzona dengan zona atau subzona lainnya.
Pola Hub and Spoke, yaitu pola jaringan yang berbentuk seperti cakar ayam, yaitu dalam suatu zona terjadi interlink antara pusat zona dengan sub-subzona yang menjadi wilayah pelayanan.
Pola line, yaitu pola jaringan yang terjadi interlink dari suatu pusat ke zona yang lain (subzona) yang relatif menjauhinya.
Pola Hub and Spoke
Pola Grid Pola Line
MEMILIH POLA JARINGAN TRANSPORTASI UDARA, PERLU DIPERTIMBANGKAN TIGA ASPEK:
a. ASPEK GEOGRAFIS WILAYAH YANG DILAYANI
b. ASPEK PEMBANGUNAN NASIONAL DAN DAERAH
c. ASPEK KEADAAN JARINGAN TRANSPORTASI UDARA YANG TELAH ADA SAAT INI
• PADA JARINGAN TRANSPORTASI UDARA, NODE (SIMPUL) BIASA MELAMBANGKAN SUATU KOTA DI MANA BANDAR UDARA
TERSEBUT BERADA
• LINK ATAU RUAS MELAMBANGKAN RUTE-RUTE PENERBANGAN ANTAR KOTA ATAU ANTAR BANDAR UDARA
• JARINGAN LALU-LINTAS UDARA DAPAT BERUPA:
a. JARINGAN LALU-LINTAS DALAM NEGERI MELIPUTI RUTE-RUTE PENERBANGAN DOMESTIK
b. JARINGAN LALU-LINTAS PENERBANGAN INTERNASIONAL MELIPUTI RUTE-RUTE PENERBANGAN ANTAR NEGARA
TIPE BANDAR UDARA
Berdasarkan karakteristik
fisiknya
Berdasarkan pengelolaan dan penggunaannya
Berdasarkan aktivitas rutinnya
Berdasarkan tipe perjalanan yang
dilayani
• SEAPLANE BASES
• STOL PORTS (TAKE OFF/LANDING YANG PENDEK)
• BANDARA KONVENSIONAL
• HELIPORT
• BANDAR UDARA UMUM, DIKELOLA OLEH PEMERINTAH UNTUK PENGGUNAAN SECARA UMUM MAUPUN MILITER
• BANDAR UDARA SWASTA/PRIBADI, DIGUNAKAN UNTUK KEPENTINGAN PRIBADI/PERUSAHAAN SWASTATERTENTU
• MENURUT JENIS PESAWAT TERBANG YANG BEROPERASI (ENPLANEMENTS)
• MENURUT KARAKTERISTIK OPERASINYA (OPERATION)
• BANDAR UDARA INTERNASIONAL
• BANDAR UDARA DOMESTIC
• BANDAR UDARA GABUNGAN (DOMESTIC DAN INTERNASIONAL)
Berdasarkan fasilitas yang tersedia, Bandar udara dapat digolongkan menurut jumlah runway, alat navigasi yang tersedia, kapasitas hangar dan lain
sebagainya.
Di Indonesia klasifikasi Bandar udara sesuai Keputusan Menteri Perhubungan No. 36 Tahun 1993 didasarkan pada beberapa criteria berikut:
Komponen jasa angkutan udara Komponen pelayanan keselamatan dan keamanan penerbangan. Komponen daya tampung Bandar udara (landasan pacu dan
tempat parkir pesawat). Komponen fasilitas keselamatan penerbangan (fasilitas
elektronika dan listrik yang menunjang operasi fasilitas
keselamatan penerbangan). Komponen status dan fungsi Bandar udara dalam konteks
keterkaitannya dengan lingkungan sekitarnya.
JARINGAN TRANSPORTASI ANGKUTAN LAUT
TRANSPORTASI AIR/LAUT TERMASUK BENTUK TRANSPORTASI YANG TERTUA DI DUNIA, BAIK YANG JALURNYA DI SUNGAI, LAUT MAUPUN DI JALUR BUATAN
REPRESENTASE JARINGAN TRANSPORTASI AIR/LAUT TERDIRI ATAS LINK (RUAS) DAN NODE (SIMPUL)
RUAS MELAMBANGKAN SUATU RUTE/TRAYEK PELAYARAN, NODE MERUPAKAN PELABUHAN DI MANA PELAYARAN DIMULAI DAN KEMANA PELAYARAN AKAN DITUJU ATAU SEBALIKNYA
Kegiatan lalu-lintas angkutan laut nasional, dikenal adanya beberapa unsur pelayaran sebagai suatu subsistem pelayaran, yaitu:
Pelayaran Nusantara
Pelayaran Lokal
Pelayaran Rakyat
Pelayaran Perintis
Pelayaran Khusus
Pelayaran Samudra
KLASIFIKASI PELABUHAN
Klasifikasi Pelabuhan
Menurut Teknis
Klasifikasi Pelabuhan Menurut Fungsi Operasionalnya
Klasifikasi Pelabuhan Menurut Geografisnya
Pelabuhan alam (Natural harbour)
Pelabuhan buatan (Artificial harbour)
Pelabuhan Semi Alam (Seminatural harbour)
• Pelabuhan niaga• Pelabuhan Industri• Pelabuhan Ikan• Pelabuhan Militer• Pelabuhan Parawisata• Pelabuhan Tenker• Pelabuhan Minyak• Pelabuhan Karantina• pelabuhan Ferry• Pelabuhan Berlindung• Pelabuhan Paket/Kiriman
Pelabuhan pantai (Coastal
harbour), Pelabuhan muara
sungai (Estuary harbour),
Pelabuhan sungai/pedalaman
(River harbour), Pelabuhan danau
(Lake harbour/ Lagoon harbour),
Pelabuhan terusan (Canal
harbour), Pelabuhan luar
Klasifikasi Pelabuhan Menurut Pungutan Jasa
Pelabuhan yang diusahakan Pelabuhan yang tidak diusahakan Pelabuhan Otonom Pelabuhan bebas
Klasifikasi Pelabuhan Menurut Hiararchy of Functionally
Gateway ports (Gw) Collectors ports (Cp) ILS (Interisland Liner Service) ports Feeder ports (Fp)
Pelabuhan merupakan simpul (node) sistem perangkutan laut dengan darat. Karena sifatnya sebagai tempat peralihan moda transportasi, maka pelabuhan harus disambung dengan sistem perangkutan darat dan dilengkapi dengan berbagai macam kemudahan, seperti jasa terminal dan jasa kepelabuhanan lainnya
Gw
CpCp
ILSILS ILS ILS
FpFp Fp Fp Fp Fp
Klasifikasi Pelabuhan Berdasarkan Fungsi Hirarkinya
Top Related