IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN AKUNTANSI KOMPETENSI DASAR MENYUSUN NERACA LAJUR KELAS XI IPS 2
SMA NEGERI 22 SURABAYA
Dian Septi Widiana
Fakultas Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ekonomi-Akuntansi,Universitas Negeri Surabaya, Pembimbing Drs. Joni Susilowibowo, M.Pd
ABSTRACT
One of the alternative model effective study, efficient for senior high school and can be applied to submit accountancy subject specially at elementary interest compile service firm work sheet is direct instruction. Direct instruction represent study model which is centre on learn and more is majoring of effective study strategy utilize to extend information about teaching items. Target of in this research that is (1) to know activity of teacher and student activity in implementation direct instruction, (2) to know the improvement of result learn student in implementation direct instruction, and (3) to know student response about implementation direct instruction at elementary interest compile work sheet. This Research type is Classroom Action Research (CAR). Its Subjek Research is class student of XI IPS 2 amounting to 36 student, and its research object is applying of direct instructions. Its Research device consist of four phase that is planning, execution, observation, and reflection. Technique data collecting use observation, tes, enquette, and documentation. The used Technique of data analyse is quantitative descriptive analysis. Result of analysis to activity teacher in course of learning to teach by using direct instruction during two natural cycle is improvement of equal to 10,6% that is at cycle of I 76,1% with good classification and at cycle of II 86,7% with classification very good. Natural Student activity is improvement of during two cycle equal to 13,4% that is at cycle of I 80,1% with good classification and at cycle of II 93,5% with classification very good. From result learn student individually during two natural cycle is improvement of equal to 9,47 that is at cycle of I 77,20 and at cycle of II 86,67 while result learn student by klasikal also experience of the improvement of during two cycle equal to 16,65% that is at cycle of I 80,57% and at cycle of II 97,22%. Student Respon to process learn to teach by using direct instructions most student answer to agree (S), that is with mean of is percentage of equal to 58,34%, so that can be concluded that student respon do well by process learn to teach by using direct instructions. Pursuant to result of this research, direct instructions can be used as by alternative model study because can improve result learn student at elementary interest compile service firm work sheet. Shall direct instruction can be applied at other subject which require knowledge of declaratif and prosedural in forwarding of its items.
Keyword: Direct Instructions ( MPL), Activity Teacher, Activity Student, Result of Learning Student
1
ABSTRAK
Salah satu alternatif model pembelajaran yang efektif, efisien untuk SMA dan dapat diterapkan untuk menyampaikan mata pelajaran akuntansi khususnya pada kompetensi dasar menyusun neraca lajur perusahaan jasa adalah model pembelajaran langsung. Model pembelajaran langsung merupakan model pembelajaran yang berpusat pada guru dan lebih mengutamakan strategi pembelajaran yang efektif guna memperluas informasi tentang materi ajar. Tujuan dalam penelitian ini yaitu (1) untuk mengetahui aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam implementasi model pembelajaran langsung, (2) untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam implementasi model pembelajaran langsung, dan (3) untuk mengetahui respon siswa tentang implementasi model pembelajaran langsung pada kompetensi dasar menyusun neraca lajur. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitiannya adalah siswa kelas XI IPS 2 yang berjumlah 36 siswa, dan objek penelitiannya adalah penerapan model pembelajaran langsung. Rancangan penelitiannya terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, tes, angket, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Hasil analisis terhadap aktivitas guru dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran langsung selama dua siklus mengalami peningkatan sebesar 10,6% yaitu pada siklus I 76,1% dengan klasifikasi baik dan pada siklus II 86,7% dengan klasifikasi sangat baik. Aktivitas siswa mengalami peningkatan selama dua siklus sebesar 13,4% yaitu pada siklus I 80,1% dengan klasifikasi baik dan pada siklus II 93,5% dengan klasifikasi sangat baik. Dari hasil belajar siswa secara individual selama dua siklus mengalami peningkatan sebesar 9,47 yaitu pada siklus I 77,20 dan pada siklus II 86,67 sedangkan hasil belajar siswa secara klasikal juga mengalami peningkatan selama dua siklus sebesar 16,65% yaitu pada siklus I 80,57% dan pada siklus II 97,22%. Respon siswa terhadap proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran langsung sebagian besar siswa menjawab setuju (S), yaitu dengan rata-rata prosentase sebesar 58,34%, sehingga dapat disimpulakan bahwa respon siswa baik terhadap proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran langsung. Berdasarkan hasil penelitian ini, model pembelajaran langsung dapat digunakan sebagai alternatif model pembelajaran karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada kompetensi dasar menyusun neraca lajur perusahaan jasa. Hendaknya model pembelajaran langsung dapat diterapkan pada mata pelajaran lain yang membutuhkan pengetahuan deklaratif dan prosedural dalam penyampaian materinya.
Kata kunci: Model pembelajaran Langsung (MPL), Aktivitas Guru, Aktivitas Siswa, Hasil Belajar Siswa
Pendidikan merupakan suatu upaya
dalam mempersiapkan sumber daya
manusia yang memiliki keahlian dan
keterampilan sesuai tuntutan pembangunan
bangsa, dimana kualitas suatu bangsa
sangat dipengaruhi oleh faktor pendidikan.
Pendidikan tidak hanya menyangkut
masalah individu, tetapi juga masalah
masyarakat, bangsa dan negara, untuk itu
pendidikan harus selalu ditingkatkan.
Upaya peningkatan pendidikan dapat
tercapai secara optimal, apabila dilakukan
pengembangan dan perbaikan terhadap
komponen pendidikan untuk menjadi lebih
berkualitas. Dalam hal ini kualitas
pembelajaran dan karakter peserta didik
yang meliputi bakat, minat dan kemampuan
merupakan faktor yang menentukan
2
kualitas pendidikan. Kualitas pembelajaran
dilihat dengan adanya interaksi peserta
didik dengan sumber belajar, termasuk
pendidik.
Guru sebagai seorang pendidik, harus
mengetahui bahwa peran guru yang utama
bukanlah pada kemampuannya
mengembangkan ilmu pengetahuan, tetapi
lebih pada kemampuan untuk
melaksanakan pembelajaran yang menarik
dan bermakna bagi siswanya. Daya tarik
pada suatu pelajaran ditentukan oleh dua
hal, pertama oleh mata pelajaran itu sendiri
dan kedua oleh cara mengajar seorang guru.
Oleh karena itu tugas utama seorang guru
adalah menjadikan pelajaran yang
sebelumnya tidak menarik menjadi lebih
menarik, yang dirasa sulit menjadi lebih
mudah, dan yang tidak berarti menjadi
berarti bagi peserta didik.
Proses belajar mengajar pada
dasarnya merupakan interaksi atau
hubungan timbal balik antara guru dan
siswa, dengan siswa sebagai subyek pokok
dalam kegiatan belajar. Dalam kegiatan
belajar dituntut adanya motivasi dan
semangat dalam diri siswa yang nantinya
sebagai penggerak di dalam diri siswa
untuk belajar. Untuk itu diperlukan suatu
proses pembelajaran yang baik agar
hasilnya sesuai dengan harapan. Proses
pembelajaran merupakan sebuah sistem,
dimana komponen tersebut saling
berinteraksi. Komponen- komponen
pembelajaran tersebut yaitu: tujuan, materi
pelajaran, metode atau strategi
pembelajaran, serta media yang digunakan.
Mata pelajaran akuntansi adalah
salah satu pelajaran dengan pengetahuan
prosedural. “Akuntansi adalah pencatatan,
penggolongan, peringkasan, pelaporan dan
penganalisaan data keuangan dari suatu
organisasi” (Yusuf,2001:5). Jadi akuntansi
merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang
mempelajari siklus atau proses kegiatan
dari seluruh transaksi keuangan. Pelajaran
ini sangat perlu diberikan supaya siswa
dapat membangun perspektif pemahaman
dan keterampilan akuntansi. Dimana
keterampilan ini sangat dibutuhkan dalam
kehidupan sehari- hari, serta dalam
melaksanakan tugas di dunia kerja. Apabila
siswa tidak memahami langkah-langkah
dasarnya maka seorang siswa akan
kesulitan untuk memahami langkah
selanjutnya yang lebih kompleks.
Maka dari itu tujuan pembelajaran
akuntansi harus mampu dicapai oleh siswa,
namun pada kenyataannya berdasarkan
pengamatan ketika dilaksanakannya
Program Pengalaman Lapangan (PPL) II
yang dilaksanakan pada bulan Juli sampai
dengan bulan September 2011 di SMA
Negeri 22 Surabaya. Berdasarkan hasil
pengamatan dan wawancara di kelas XI IPS
2, peneliti menemukan permasalahan
bahwa selama mengajar menggunakan
metode pembelajaran konvensional yaitu
ceramah dan pemberian tugas, hasil belajar
siswa kurang baik. Siswa kurang terlibat
3
secara aktif ketika proses pembelajaran
berlangsung. siswa cenderung takut untuk
bertanya dan menjawab pertanyaan
sehingga aktifitas dan kualitas interaksi di
dalam kelas masih kurang optimal. Maka
dari itu peneliti melakukan pengamatan
lanjutan setelah PPL secara khusus pada
bulan Desember 2011 bahwa untuk kelas
XI IPS 2 pada mata pelajaran akuntansi
kurang begitu diminati karena dianggap
sulit dan membosankan. Guru masih
menggunakan metode pembelajaran
konvensional yaitu metode ceramah.
Kelemahan dari metode ceramah dalam
proses pembelajaran antara lain siswa
kurang aktif, kurang adanya interaksi, dan
siswa kurang berpartisipasi untuk bertanya,
menyampaikan ide, gagasan ataupun
usulan. Kalaupun ada gagasan ataupun
usulan mengenai materi pelajaran jarang
sekali digunakan sebagai respon. Metode
ceramah merupakan salah satu penyebab
siswa kurang dapat meningkatkan
keterampilan dalam mengaplikasikan mata
pelajaran akuntansi. Hal ini dapat diketahui
dari hasil ulangan akhir semester dari 36
siswa ada 12 siswa yang tidak mencapai
nilai ketuntansan ≥ 75 yaitu sebesar 33%
siswa tidak tuntas dan 67% siswa tuntas,
data ini diperoleh dari nilai hasil belajar
siswa semester 1. Maka dari itu dalam
menyampaikan mata pelajaran akuntansi
diperlukan suatu model pembelajaran yang
efektif dan efisien untuk dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
Penerapan model pembelajaran yang
dapat memacu semangat dan tanggung
jawab siswa adalah bentuk usaha yang
dilakukan untuk mengimbangi
perkembangan kurikulum saat ini yang
menuntut siswa agar mampu berfikir kritis,
aktif, dan inovatif. Ada beberapa model
pembelajaran yang dapat diterapkan untuk
membantu siswa dalam belajar, yaitu model
pembelajaran langsung, model
pembelajaran kooperatif, dan model
pembelajaran berdasarkan masalah. Salah
satu alternatif model pembelajaran yang
efektif, efisien dan dapat diterapkan untuk
menyampaikan mata pelajaran akuntansi
khususnya pada kompetensi dasar
menyusun neraca lajur adalah dengan
model pembelajaran langsung. “Model
pembelajaran langsung adalah pendekatan
mengajar yang dirancang khusus untuk
menunjang proses belajar siswa yang
terstruktur dengan baik dan dapat diajarkan
dengan pola kegiatan yang bertahap,
selangkah demi selangkah” (Arends dalam
Trianto, 2010: 41). Dalam model
pembelajaran langsung, guru harus lebih
aktif, kreatif dan inovatif dalam
menerangkan materi pelajaran secara jelas
agar siswa dapat memahami dengan baik.
Karena model pembelajaran ini bertujuan
untuk meningkatkan penguasaan
pengetahuan secara deklaratif (memahami
konsep-konsep dasar akuntansi) dan
meningkatkan pengetahuan secara
prosedural (memiliki kemampuan dalam
4
penyusunan tahap-tahap siklus akuntansi).
Menurut pendapat tersebut diatas model
pembelajaran langsung lebih berhasil dan
memperoleh tingkat keterlibatan yang
tinggi daripada yang menggunakan metode-
metode informal dan berpusat pada siswa.
Dengan menerapkan model pembelajaran
langsung dalam proses belajar mengajar
siswa akan memperoleh pengetahuan, sikap
dan keterampilan dengan lebih baik.
Berdasarkan uraian latar belakang
tersebut diatas, maka penulis mengadakan
penelitian tentang proses belajar mengajar
dengan judul “Implementasi Model
Pembelajaran Langsung Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada
Mata Pelajaran Akuntansi Kompetensi
Dasar Menyusun Neraca Lajur Kelas XI
IPS 2 SMA Negeri 22 Surabaya”.
Rumusan masalah yang dapat
diambil yaitu, bagaimana aktivitas guru dan
aktivitas siswa dalam implementasi model
pembelajaran langsung pada kompetensi
dasar menyusun neraca lajur, bagaimana
peningkatan hasil belajar siswa dalam
implementasi model pembelajaran langsung
pada kompetensi dasar menyusun neraca
lajur, bagaimana respon siswa tentang
implementasi model pembelajaran langsung
pada kompetensi dasar menyusun neraca
lajur.
Tujuan dalam penelitian ini yaitu,
untuk mengetahui aktivitas guru dan
aktivitas siswa dalam implementasi model
pembelajaran langsung, untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar siswa dalam
implementasi model pembelajaran
langsung, dan untuk mengetahui respon
siswa tentang implementasi model
pembelajaran langsung pada kompetensi
dasar menyusun neraca lajur.
Menurut Trianto, (2010: 16) “Belajar
adalah perubahan pada individu yang
terjadi melalui pengalaman, dan bukan
karena pertumbuhan atau perkembangan
tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak
lahir”. Belajar disini diartikan sebagai
proses perubahan perilaku tetap dari belum
tahu menjadi tahu, dari tidak paham
menjadi paham, dari kurang terampil
menjadi terampil, dan dari kebiasaan lama
menjadi kebiasaan baru, serta bermanfaat
bagi lingkungan maupun individu itu
sendiri.
Menurut Hamalik, (2010: 58)
“mengajar adalah aktivitas mengorganisasi
atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya
sehingga menciptakan kesempatan bagi
anak untuk melakukan proses belajar secara
efektif”. Jadi mengajar merupakan suatu
usaha yang dilakukan oleh guru dalam
mempersiapkan lingkungan pembelajaran
yang meliputi lingkungan alam dan
lingkungan sosial untuk mendukung
terjadinya proses belajar mengajar dengan
adanya interaksi siswa dan lingkungannya.
Proses belajar mengajar mempunyai
tujuan, yaitu untuk membentuk siswa dalam
suatu perkembangan tertentu, terarah, dan
terencana dengan baik. Adanya aktivitas
5
siswa merupakan syarat mutlak bagi
berlangsungnya kegiatan belajar mengajar
dengan baik. Aturan harus ditaati oleh guru
dan siswa dalam proporsinya masing-
masing yaitu untuk mencapai tujuan
pembelajaran, evaluasi proses, dan evaluasi
hasil.
Model Pembelajaran Langsung
Model pembelajaran langsung atau
direct instruction (DI) merupakan model
pembelajaran yang berpusat pada guru dan
lebih mengutamakan strategi pembelajaran
yang efektif guna memperluas informasi
tentang materi ajar. Model pembelajaran
langsung dirancang untuk pendekatan
mengajar yang dapat membantu siswa
mempelajari keterampilan dasar dan
memperoleh pengetahuan langkah demi
langkah sehingga dapat menciptakan
lingkungan belajar yang tersruktur dan
berorientasi pada pencapaian akademik
secara optimal.
Menurut Arends (dalam Trianto,
2010: 41) Model Pembelajaran Langsung
adalah salah satu pendekatan mengajar
yang dirancang khusus untuk menunjang
proses belajar siswa yang berkaitan dengan
pengetahuan deklaratif dan pengetahuan
prosedural yang terstruktur dengan baik
yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan
yang bertahap, selangkah demi selangkah.
Sintaks Model Pembelajaran Langsung
Tabel 1
Sintaks Model Pembelajaran Langsung
Fase Perilaku Guru
Fase 1
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa.
Guru menjelaskan topik, informasi latar belakang pelajaran, pentingnya pelajaran,mempersiapkan siswa untuk belajar.
Fase 2
Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan.
Guru mendemonstrasikan keterampilan dengan benar, atau menyajikan informasi tahap demi tahap.
Fase 3
Membimbing pelatihan.
Guru merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan awal.
Fase 4
Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik.
Guru mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik, dan memberikan umpan balik.
Fase 5
Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan.
Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan kepada situasi yang lebih kompleks dan pada kehidupan sehari- hari.
6
Sumber : Kardi dan Nur (2000 :8) dalam
Trianto (2010: 43)
Materi Pembelajaran
Neraca lajur atau kertas kerja
adalah neraca yang terdiri dari lajur- lajur
atau kolom-kolom yang terdiri dari
beberapa bagian yaitu neraca saldo, jurnal
penyesuaian, laporan laba/ rugi, dan neraca.
Dengan disusunnya neraca lajur
penyusunan neraca dan laporan laba/ rugi
bisa lebih cepat karena tinggal
memindahkan angka- angka dan akun yang
ada di neraca lajur. Neraca lajur ada
beberapa bentuk yaitu, neraca lajur 6
kolom, neraca lajur 8 kolom, neraca lajur
10 kolom, neraca lajur 12 kolom.
Aktivitas Guru dan Aktivitas Siswa
Aktivitas guru merupakan kegiatan
yang dilakukan oleh guru selama proses
belajar mengajar berlangsung. Menurut
Sudjana (2008: 60) aktivitas guru dalam
proses belajar mengajar yaitu,
Mengkondisikan kegiatan belajar siswa,
menyiapkan alat, sumber, dan perlengkapan
belajar, mempersipakan waktu untuk
kegiatan belajar mengajar, Memberikan
bantuan dan bimbingan belajar kepada
siswa, melaksanakan penilaian proses dan
hasil belajar siswa, menggeneralisasikan
hasil belajar mengajar sekarang dan
melaksanakan tindak lanjut untuk kegiatan
belajar mengajar selanjutnya.
Sedangkan aktivitas siswa merupakan
kegiatan yang dilakukan siswa selama
proses belajar mengajar berlangsung.
Menurut Sudjana (2008: 61) aktivitas yang
dilakukan siswa dalam proses belajar
mengajar yaitu, melaksanakan tugas
belajarnya dengan baik, terlibat dalam
pemecahan soal-soal yang telah diberikan
oleh guru, bertanya kepada siswa lain atau
guru apabila ada yang tidak dipahami,
mencari berbagai informasi yang
diperlukan dalam belajar, melaksanakan
diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk
yang diberikan guru, melatih diri dalam
mengerjakan soal- soal lanjutan,
menerapkan apa yang telah diperoleh dalam
proses belajar mengajar dalam kehidupan
sehari- hari.
Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang
diperoleh individu setelah proses belajar
mengajar berlangsung, yang dapat
memberikan perubahan tingkah laku baik
pengetahuan, pemahaman, sikap, dan
keterampilan sehingga menjadi lebih baik
dari sebelumnya. Menurut Hamalik (2006:
30) “Hasil belajar adalah bila seseorang
telah belajar akan terjadi perubahan tingkah
laku, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu,
dari tidak mengerti menjadi mengerti”.
Benyamin Bloom (dalam Sudjana,
2008: 22-23) mengklasifikasikan hasil
belajar menjadi tiga ranah yaitu, (1) Ranah
kognitif adalah ranah yang berkaitan
7
dengan hasil belajar intelektual yang bisa
diukur dengan pikiran atau nalar. (2) Ranah
afektif adalah ranah yang berkaitan dengan
emosional. (3) Ranah psikomotorik adalah
ranah yang berkaitan dengan keterampilan
yang melibatkan fungsi sistem syaraf dan
otot dan fungsi psikis.
Penelitian Yang Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh I
Wayan Distrik (pada Jurnal Volume 6
Nomor 1, maret 2008) dengan judul
Model Pembelajaran Langsung
Dengan Pendekatan Kontekstual
Untuk Meningkatkan Aktivitas
Konsepsi Dan Hasil Belajar Fisika
Siswa SMA Negeri 13 Bandar
Lampung. Hasil penelitian yang
diperoleh adalah penerapan Model
Pembelajaran Langsung dapat
dinyatakan baik untuk digunakan
dalam proses belajar mengajar fisika.
Hal ini menunjukkan bahwa Model
Pembelajaran Langsung sangat efektif
digunakan untuk memperbaiki kualitas
proses belajar mengajar.
2. Penelitian yang dilakukan oleh I Gusti
Lanang Agung Parwata (pada Jurnal
Volume 2 Nomor 1, April 2008)
dengan judul Penerapan Model
Pembelajaran Langsung Berbantuan
Media VCD Untuk Meningkatkan
Aktivitas Dan Hasil Belajar
Mahasiswa Pada Perkuliahan Atletik I.
Hasil penelitian yang diperoleh adalah
penerapan Model Pembelajaran
Langsung berbantuan VCD dapat
meningkatkan aktivitas belajar dalam
pembelajaran atletik I pada mahasiswa
semester I kelas C Jurusan
Penjaskesrek tahun akademik
2006/2007.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah
Penelitian Tindakan Kelas (Classroom
Action Research). Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) adalah penelitian yang
dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri
melalui refleksi diri dengan tujuan untuk
memperbaiki kinerjanya sehingga hasil
belajar siswa meningkat. (Aqib dkk, 2008:
3).
Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat dilaksankannya penelitian
ini adalah di SMA Negeri 22 Surabaya
yang terletak di Jalan Balas Klumprik
Wiyung Surabaya. Waktu pelaksanaan
penelitian adalah pada bulan Maret sampai
April 2012.
Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini siswa
kelas XI IPS 2 yang berjumlah 36 siswa.
Objek dalam penelitian ini adalah
penerapan model pembelajaran langsung
8
pada kompetensi dasar menyusun neraca
lajur.
Rancangan Penelitian
Penelitian ini dirancang sesuai
dengan rancangan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) dengan menggunakan teknik
siklus atau putaran.Yang terlibat dalam
penelitian ini yaitu, guru dan siswa. Peneliti
juga berperan sebagai pengajar di kelas
yang akan meneliti dalam pembelajaran
akuntansi.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri
dari empat yaitu,
1. Perencanaan
Tahap ini peneliti menjelaskan tentang
apa, mengapa, kapan, dimana, oleh
siapa, dan bagaimana tindakan tersebut
dilakukan.
2. Pelaksanaan
Tahap ini adalah implementasi atau
penerapan isi rancangan sebagai upaya
perbaikan dalam tindakan kelas.
3. Pengamatan
Tahap ini peneliti melakukan
pengamatan yang terjadi selama
pelaksanaan tindakan berlangsung.
4. Refleksi
Tahap ini untuk mengkaji secara
keseluruhan tindakan yang telah
dilakukan, kemudian dilakukan
evaluasi untuk menyempurnakan
tindakan selanjutnya.
Instrumen Pembelajaran
Instrumen pembelajaran yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu,
silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP), buku siswa, lembar kerja siswa
(LKS).
Silabus adalah rencana
pembelajaran pada suatu kelompok mata
pelajaran dengan tema tertentu yang
mencakup Standar Kompetensi (SK),
Kompetensi Dasar (KD), materi pokok/
pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
indikator pencapaian kompetensi untuk
penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber belajar.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) adalah panduan langkah- langkah
yang akan dilakukan oleh guru dalam
kegiatan pembelajaran yang disusun dalam
skenario kegiatan.
Buku siswa merupakan buku yang
digunakan oleh siswa sebagai pedoman/
panduan dalam kegiatan belajar mengajar.
Buku yang digunakan adalah buku
Ekonomi untuk kelas XI IPS, pengarang
Khoirul anwar, penerbit Yrama Widya.
9
Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah
panduan siswa yang digunakan untuk
melakukan kegiatan penyelidikan atau
pemecahan masalah. Lembar Kerja Siswa
(LKS) dapat berupa panduan untuk latihan
pengembangan aspek kognitif maupun
panduan untuk pengembangan semua aspek
pembelajaran dalam bentuk panduan
eksperimen atau demonstrasi.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang
digunakan yaitu, observasi, tes, angket, dan
dokumentasi.
Observasi digunakan untuk
memperoleh data/ informasi yang berkaitan
dengan pelaksanaan proses belajar
mengajar dengan menggunakan model
pembelajaran langsung yang dilakukan oleh
peneliti.
Tes digunakan untuk memperoleh
informasi tentang hasil belajar siswa setelah
proses belajar mengajar berlangsung
sehingga diketahui hasil belajar siswa.
Angket digunakan untuk memperoleh
informasi yang berkaitan dengan pendapat/
respon siswa terhadap penerapan model
pembelajaran langsung yang telah
dilakukan oleh peneliti.
Dokumentasi digunakan untuk
mendapatkan data berupa gambaran umum
sekolah, silabus, daftar nama siswa kelas XI
IPS 2.
Teknik Analasis Data
Analisis terhadap aktivitas guru dan
aktivitas siswa dalam proses belajar
mengajar dengan menggunakan model
pembelajaran langsung digunakan untuk
menjawab rumusan masalah yang pertama
dengan menggunakan Rating Scale. Untuk
menganalisis hasil penilaian yang diberikan
oleh pengamat terhadap aktivitas guru
dalam proses belajar mengajar dengan
menggunakan model pembelajaran
langsung dan aktivitas siswa selama proses
belajar mengajar berlangsung menggunakan
kriteria sebagai berikut: (Sugiyono, 2008:
98)
Skor 1 = tidak baik
Skor 2 = kurang baik
Skor 3 = cukup baik
Skor 4 = Baik
Skor 5 = sangat baik
Analisis terhadap hasil belajar siswa
dalam proses belajar mengajar dengan
menggunakan model pembelajaran
langsung dilakukan untuk menjawab
rumusan masalah yang kedua. Data yang
diperoleh dalam penilaian ini adalah data
siswa yang diperoleh siswa. Siswa
dikatakan berhasil apabila mendapatkan
skor 75% atau mendapat nilai ketuntansan
minimal ≥75. Nilai ini telah ditetapkan
dalam kurikulum Sekolah Menengah Atas.
10
Analisis respon siswa dilakukan untuk
menjawab rumusan masalah yang ketiga
dan digunakan untuk mengetahui seberapa
besar respon siswa terhadap proses belajar
mengajar dengan menggunakan model
pembelajaran langsung. Respon siswa
didapatkan dari angket yang telah diisi oleh
siswa. Penskoran penilaian dibuat dalam
bentuk skala Likert yaitu skala yang
digunakan untuk menilai sikap atau tingkah
laku seseorang, dengan kriteria sebagai
berikut : (Sukardi, 2008: 146)
Skor 1 = Sangat Tidak Setuju (STS)
Skor 2 = Tidak Setuju (TS)
Skor 3 = Setuju (S)
Skor 4 = Sangat Setuju (SS)
Analisis Butir Soal
Tujuan analisis data soal yaitu
untuk mendapatkan informasi tentang
tingkat kesulitan soal, daya pembeda soal,
validitas dan reliabilitas suatu tes.
Tingkat kesulitan soal dipandang
dari kesanggupan atau kemampuan siswa
dalam menjawab, bukan dilihat dari sudut
pandang guru sebagai pembuat soal.
Daya pembeda soal digunakan
untuk mengkaji butir- butir soal dengan
tujuan untuk mengetahui kesanggupan soal
dalam membedakan siswa yang tergolong
mampu (tinggi prestasinya) dengan siswa
yang tergolong kurang (lemah prestasinya).
Validitas adalah ukuran yang
digunakan untuk menunjukkan tingkat
kevalidan instrumen. Validitas
mengkorelasikan skor masing-masing soal
dengan skor totalnya.
Reliabilitas menunjuk pada
instrumen yang cukup dapat dipercaya
untuk digunakan sebagai alat pengumpul
data karena instrumen tersebut sudah baik.
Instrumen yang dapat dipercaya, yang
reliabel akan menghasilkan data yang dapat
dipercaya juga.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebelum digunakan penelitian butir
soal post test diujikan terlebih dahulu
kepada siswa kelas XII IPS 1 SMA Negeri
22 Surabaya. Soal yang diujikan sebanyak
40 soal. Selanjutnya soal tes dianalisis
dengan menggunakan analisis tingkat
kesulitan, daya beda, validitas, dan
realiabilitas.
Uji analisis tingkat kesulitan soal dari
40 soal diklasifikasikan 7 soal sedang dan
33 soal mudah.
Uji daya beda dari 40 soal
diklasifikasikan 19 soal cukup dan 21 soal
baik.
Uji validitas dari 40 soal
diklasifikasikan 5 soal tidak valid dan 35
soal valid.
Uji reliabilitas dari perhitungannya
didapatkan r hitung 0,920 ≥ r productmoment (0,312) 11
hal ini menunjukkan bahwa soal tersebut
reliable dan signifikan.
Proses Belajar Mengajar Dengan
Menggunakan Model Pembelajaran
Langsung
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Maret 2012 di kelas XI IPS 2 dengan
menggunakan model pembelajaran
langsung pada materi menyusun neraca
lajur perusahaan jasa. Tahapan dalam
pelaksanaan model pembelajaran langsung
yaitu:
Siklus I
Proses pembelajaran pada siklus I
membahas tentang pengertian neraca lajur,
fungsi neraca lajur, bentuk-bentuk neraca
lajur yang sudah sesuai dengan silabus dan
RPP. Alokasi waktu yang digunakan 2x45
menit.awal proses pembelajaran guru
mengucapkan salam, mengkondisikan
siswa untuk siap menerima pembelajaran,
kemudian guru menyampaikan tujuan
pembelajaran kepada siswa.
Guru memberikan penjelasan kepada
siswa tentang materi pelajaran tersebut.
Setelah menjelaskan guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
Selanjutnya guru memberikan contoh soal
kepada siswa lalu membimbing siswa untuk
mengerjakan soal tersebut. Kemudian guru
memberikan lagi soal kepada siswa untuk
dikerjakan sendiri kemudian
mempresentasikan jawabannya di depan
kelas.
Siswa diberikan waktu untuk
mempelajari kembali materi yang telah
diajarkan untuk persiapan pis tes I. Lalu
guru memberikan soal yang dikerjakan
sendiri oleh siswa, setelah selesai jawaban
dikumpulkan dan guru menutup pelajaran
dengan mengucapkan salam.
Siklus II
Proses pembelajaran pada siklus II
membahas tentang tata cara menyusun
neraca lajur yang sudah sesuai dengan
silabus dan RPP. Alokasi waktu yang
digunakan 2x45 menit. Awal proses
pembelajaran guru mengucapkan salam,
mengkondisikan siswa untuk siap
menerima pembelajaran, kemudian guru
menyampaikan tujuan pembelajaran kepada
siswa.
Guru memberikan penjelasan kepada
siswa tentang materi pelajaran tersebut.
Setelah menjelaskan guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
Selanjutnya guru memberikan contoh soal
kepada siswa lalu membimbing siswa untuk
mengerjakan soal tersebut. Kemudian guru
memberikan lagi soal kepada siswa untuk
dikerjakan sendiri kemudian
mempresentasikan jawabannya di depan
kelas.
12
Siswa diberikan waktu untuk
mempelajari kembali materi yang telah
diajarkan untuk persiapan pis tes I. Lalu
guru memberikan soal yang dikerjakan
sendiri oleh siswa, setelah selesai jawaban
dikumpulkan dan guru menutup pelajaran
dengan mengucapkan salam. Pada siklus II
ini siswa sudah mencapai ketuntasan yaitu
≥ 75 sehingga pembelajaran hanya sampai
di siklus II.
Analisis Data
Aktivitas Guru
Tabel 2
Rekapitulasi Aktivitas Guru Dalam Proses Belajar Mengajar Menggunakan
Model Pembelajaran Langsung
Keterangan Siklus I
Siklus II
Frekuensi tinggi 101 115
Frekuensi rendah 62 88
Prosentase aktivitas guru
76,1% 86,7%
Aktivitas guru dalam proses belajar
mengajar dengan menggunakan model
pembelajaran langsung pada siklus I,
aktivitas guru secara keseluruhan
mendapatkan prosentase sebesar 76,1%
dengan klasifikasi baik. Hal ini
menunjukkan bahwa aktivitas guru dalam
proses belajar mengajar dengan
menggunakan model pembelajaran
langsung tergolong baik.
Aktivitas guru dalam proses belajar
mengajar dengan menggunakan model
pembelajaran langsung pada siklus II,
aktivitas guru secara keseluruhan
mendapatkan prosentase sebesar 86,7%
dengan klasifikasi sangat baik. Hal ini
menunjukkan bahwa aktivitas guru dalam
proses belajar mengajar dengan
menggunakan model pembelajaran
langsung tergolong sangat baik.
Aktivitas Siswa
Tabel 3
Rekapitulasi Aktivitas Siswa Dalam Proses Belajar Mengajar Menggunakan
Model Pembelajaran Langsung
Keterangan Siklus I
Siklus II
Frekuensi tinggi 440 515
Frekuensi rendah 294 452
Prosentase aktivitas guru
80,1% 93,5%
Aktivitas siswa dalam proses
belajar mengajar dengan menggunakan
model pembelajaran langsung pada siklus I,
aktivitas siswa secara keseluruhan
mendapatkan prosentase sebesar 80,1%
dengan klasifikasi baik. Hal ini
menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam
proses belajar mengajar dengan
13
menggunakan model pembelajaran
langsung tergolong baik.
Aktivitas siswa dalam proses
belajar mengajar dengan menggunakan
model pembelajaran langsung pada siklus
II, aktivitas siswa secara keseluruhan
mendapatkan prosentase sebesar 93,5%
dengan klasifikasi sangat baik. Hal ini
menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam
proses belajar mengajar dengan
menggunakan model pembelajaran
langsung tergolong sangat baik.
Hasil Belajar Siswa
Tabel 4
Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa (Nilai Post Tes) Dalam Proses Belajar
Mengajar Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Langsung
Keterangan Siklus I Siklus II
Jumlah siswa seluruhnya
36 36
Jumlah siswa yang tuntas
29 35
Jumlah siswa yang tidak tuntas
7 1
Ketuntasan belajar individual
77,20% 86,67%
Ketuntasan belajar klasikal
80,57% 97,22%
Ketuntasan belajar individual siswa
kelas XI IPS 2 SMA Negeri 22 Surabaya
pada siklus I ini yaitu 77,20%. Sedangkan
ketuntasan belajar klasikalnya yaitu 80,57%
sehingga dapat dikatakan bahwa proses
belajar mengajar dengan meggunakan
model pembelajaran langsung dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dari nilai
yang ditetapkan sekolah yaitu 75% menjadi
80,57%. Sehingga dapat dikatakan
prosentase kenaikan hasil belajar siswa
secara klasikal yang dicapai dari nilai yang
ditetapkan oleh sekolah yaitu 5,57%.
Ketuntasan belajar individual siswa
kelas XI IPS 2 SMA Negeri 22 Surabaya
pada siklus II ini yaitu 86,67%. Sedangkan
ketuntasan belajar klasikalnya yaitu 97,22%
sehingga dapat dikatakan bahwa proses
belajar mengajar dengan meggunakan
model pembelajaran langsung dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dari nilai
yang ditetapkan sekolah yaitu 75% menjadi
97,22%. Sehingga dapat dikatakan
prosentase kenaikan hasil belajar siswa
secara klasikal yang dicapai dari nilai yang
ditetapkan oleh sekolah yaitu 22,22%.
Respon Siswa
Tabel 5
Rekapitulasi Angket Respon Siswa
No Penilaian
STS TS S SS
1. - 1 siswa
2,8 %
23 siswa
63,9 %
12 siswa
33,3%
2. - - 24 siswa
66,7%
12 siswa
33,3%
14
3. - 2 siswa
5,6%
20 siswa
55,6%
14 siswa
38,8%
4. - 2 siswa
5,6 %
23 siswa
63,9%
11 siswa
30,5%
5. - 3 siswa
8,4%
22 siswa
61,1%
11 siswa
30,5%
6. - - 17 siswa
47,2%
19 siswa
52,8%
7. - 1 siswa
2,8%
18 siswa
50%
17 siswa
47,2%
8. - 1 siswa
2,8%
23 siswa
63,9%
12 siswa
33,3%
9. - 2 siswa
5,6%
18 siswa
50%
16 siswa
44,4%
10. - - 16 siswa
44,4%
20 siswa
55,6%
11. - - 27 siswa
75%
9 siswa
25%
Respon siswa dalam proses belajar
mengajar dengan menggunakan model
pembelajaran langsung sebagian besar
siswa menjawab setuju (S). Sehingga dapat
dikatakan respon siswa baik terhadap
implementasi model pembelajaran
langsung.
Pembahasan
Aktivitas Guru
Aktivitas guru pada siklus I
mendapatkan prosentase 76,1% dengan
klasifikasi baik, dan pada siklus II
mendapatkan prosentase 86,7% dengan
klasifikasi sangat baik. Maka dapat
dikatakan bahwa aktivitas guru dalam
proses belajar mengajar dengan
menggunakan model pembelajaran
langsung dari siklus I ke siklus II
mengalami peningkatan sebesar 10,6%.
Aspek yang mengalami peningkatan yaitu,
(1) menyusun instrumen pembelajaran, (2)
menyusun soal-soal latihan dan soal pos tes,
(3) pada fase I menyampaikan tujuan dan
memberi motivasi kepada siswa, (4) pada
fase II mendemonstrasikan pengetahuan
dan keterampilan, (5) pada fase III
membimbing pelatihan, (6) pada fase IV
mengecek pemahaman dan memberikan
umpan balik, (7) pada fase V memberikan
kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan
penerapan, (8) menguasai suasana kelas,
dan (9) alokasi waktu sesuai dengan
rencana.
Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa pada siklus I
mendapatkan prosentase 80,1% dengan
klasifikasi baik, dan pada siklus II
mendapatkan prosentase 93,5% dengan
klasifikasi sangat baik. Maka dapat
dikatakan bahwa aktivitas siswa dalam
proses belajar mengajar dengan
menggunakan model pembelajaran
langsung dari siklus I ke siklus II
mengalami peningkatan sebesar 13,4%.
Aspek yang mengalami peningkatan yaitu,
(1) mendengarkan dan memperhatikan
penjelasan guru, (2) membaca buku siswa
dan menulis yang benar, (3)
15
mendemonstrasikan keterampilan, (4)
mengerjakan latihan terbimbing, (5)
bertanya dan menjawab pertanyaan, dan (6)
merangkum pelajaran setelah proses belajar
mengajar berlangsung.
Hasil Belajar Siswa
Ketuntasan belajar individual
dalam proses belajar mengajar dengan
menggunakan model pembelajaran
langsung mengalami peningkatan dari
siklus I ke siklus II sebesar 9,47%.
Ketuntasan belajar individual siswa pada
siklus I mendapatkan nilai 77,20%, dan
pada siklus II mendapatkan nilai 86,67%.
Maka dapat dikatakan bahwa proses belajar
mengajar dengan menggunakan model
pembelajaran langsung sangat efektif untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.
prosentase ketuntasan belajar klasikal
dalam proses belajar mengajar dengan
menggunakan model pembelajaran
langsung mengalami peningkatan dari
siklus I ke siklus II sebesar 16,65%.
Ketuntasan belajar klasikal pada siklus I
mendapatkan prosentase 80,57%, dan pada
siklus II mendapatkan prosentase 97,22%.
Maka dapat dikatakan bahwa proses belajar
mengajar dengan menggunakan model
pembelajaran langsung sangat efektif untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.
Respon Siswa
Respon siswa dalam proses belajar
mengajar dengan menggunakan model
pembelajaran langsung pada kompetensi
dasar menyusun neraca lajur rata-rata
prosentase siswa menjawab tidak setuju
3,05%, rata-rata prosentase siswa
menjawab setuju 58,34%, dan rata-rata
siswa menjawab sangat setuju 38,61%.
Sehingga respon siswa dalam proses belajar
mengajar dengan menggunakan model
pembelajaran langsung sebagian besar
siswa menjawab setuju (S). Maka dapat
disimpulkan bahwa respon siswa baik
terhadap proses belajar mengajar dengan
menggunakan model pembelajaran
langsung.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian
dengan menggunakan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) selama dua siklus dalam
proses belajar mengajar dengan
menggunakan model pembelajaran
langsung pada mata pelajaran akuntansi
kompetensi dasar menyusun neraca lajur di
kelas XI IPS 2 SMA Negeri 22 Surabaya,
maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Aktivitas guru dalam proses belajar
mengajar dengan menggunakan model
pembelajaran langsung pada siklus I
mendapatkan prosentase sebesar
76,1% dengan klasifikasi baik dan
pada siklus II mendapatkan prosentase
sebesar 86,7% dengan klasifikasi
sangat baik. Hal ini menunjukkan
16
bahwa aktivitas guru dalam proses
belajar mengajar dengan menggunakan
model pembelajaran langsung
mengalami peningkatan dari siklus I ke
siklus II sebesar 10,6%. Aspek yang
mengalami peningkatan yaitu, (1)
menyusun instrumen pembelajaran, (2)
menyusun soal-soal latihan dan soal
pos tes, (3) pada fase I menyampaikan
tujuan dan memberi motivasi kepada
siswa, (4) pada fase II
mendemonstrasikan pengetahuan dan
keterampilan, (5) pada fase III
membimbing pelatihan, (6) pada fase
IV mengecek pemahaman dan
memberikan umpan balik, (7) pada
fase V memberikan kesempatan untuk
pelatihan lanjutan dan penerapan, (8)
menguasai suasana kelas, dan (9)
alokasi waktu sesuai dengan rencana.
Aktivitas siswa dalam proses belajar
mengajar dengan menggunakan model
pembelajaran langsung pada siklus I
mendapatkan prosentase sebesar
80,1% dengan klasifikasi baik dan
pada siklus II mendapatkan prosentase
sebesar 93,5% dengan klasifikasi
sangat baik. Hal ini menunjukkan
bahwa aktivitas siswa dalam proses
belajar mengajar dengan menggunakan
model pembelajaran langsung
mengalami peningkatan dari siklus I ke
siklus II sebesar 13,4%. Aspek yang
mengalami peningkatan yaitu (1)
mendengarkan dan memperhatikan
penjelasan guru, (2) membaca buku
siswa dan menulis yang benar, (3)
mendemonstrasikan keterampilan, (4)
mengerjakan latihan terbimbing, (5)
bertanya dan menjawab pertanyaan,
dan (6) merangkum pelajaran setelah
proses belajar mengajar berlangsung.
2. Hasil belajar siswa secara individual
pada proses belajar mengajar dengan
menggunakan model pembelajaran
langsung pada siklus I sebesar 77,20
dan pada siklus II sebesar 86,67. Hasil
belajar siswa secara klasikal pada
siklus I mendapatkan prosentase
sebesar 80,57% mengalami
peningkatan dari nilai yang ditetapkan
oleh sekolah yaitu 75% sehingga hasil
belajar siswa secara klasikal
mengalami peningkatan dari nilai yang
ditetapkan sekolah sebesar 5,57%.
Hasil belajar siswa secara klasikal
pada siklus II mendapatkan prosentase
sebesar 97,22% mengalami
peningkatan dari nilai yang ditetapkan
oleh sekolah yaitu 75% sehingga hasil
belajar siswa secara klasikal
mengalami peningkatan dari nilai yang
ditetapkan sekolah sebesar 22,22%.
Hal ini menunjukkan bahwa hasil
belajar siswa secara individual dalam
proses belajar mengajar dengan
menggunakan model pembelajaran
langsung mengalami peningkatan dari
siklus I ke siklus II sebesar 9,47%.
Sedangkan hasil belajar siswa secara
17
klasikal dalam proses belajar mengajar
dengan menggunakan model
pembelajaran langsung mengalami
peningkatan dari siklus I ke siklus II
sebesar 16,65%.
3. Implementasi model pembelajaran
langsung pada mata pelajaran
akuntansi kompetensi dasar menyusun
neraca lajur mendapatkan respon yang
baik dari siswa. Hal ini ditunjukkan
dari hasil angket respon siswa yang
rata-rata prosentase terbesar yaitu
58,34% menyatakan setuju (S) dalam
proses belajar mengajar dengan
menggunakan model pembelajaran
langsung.
Saran
Berdasarkan simpulan diatas, peneliti
memberikan beberapa saran sebagai
berikut:
Implementasi model pembelajaran langsung
membutuhkan kreativitas guru dalam
melaksanakan proses belajar mengajar yaitu
dengan memberikan motivasi dan semangat
kepada siswa untuk belajar serta
membutuhkan ketelitian dalam melihat
pemahaman siswa akan materi yang telah
disampaikan, Implementasi model
pembelajaran langsung memfokuskan pada
penyampaian materi secara terstruktur
sehingga dapat digunakan untuk proses
belajar mengajar yang baik kepada siswa
karena terbukti dapat meningkatkan
aktivitas siswa selama mengikuti proses
belajar mengajar, Implementasi model
pembelajaran langsung harus disesuaikan
dengan materi yang akan disampaikan
karena tidak semua materi dapat
disampaikan dengan model pembelajaran
langsung.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Khoirul. 2009. Ekonomi Bilingual untuk SMA/ MA Kelas XI. Bandung: Yrama Widya.
Aqib, Zainal. dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar- dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Distrik, I Wayan. 2008. Model Pembelajaran Langsung Dengan Pendekatan Kontekstual untuk Meningkatkan Aktivitas Konsepsi dan Hasil Belajar Fisika Siswa SMAN 13 Bandar Lampung. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan, (Online), Vol. 6, No. 1, (http://isjd-pdii-lipi.go.id, diakses 4 Januari 2012).
Hamalik, Oemar. 2010. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Hartojo dan Wikono. 2004. Akuntansi Perusahaan Jasa. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
Http://paadesanjaya-blogspot.com, diakses 24 Desember 2011.
Http://www.118.98.216.59.co.id, diakses 25 Desember 2011.
18
Parwata, I.G.L.A. 2008. Penerapan Model Pembelajaran langsung Berbantuan Media VCD Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Mahasiswa pada Perkuliahan Atletik I. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan, (Online), Vol. 2, No. 1, (http://www.freewebs-comsantyasaLemlit, diakses 20 Desember 2011).
Riduwan. 2010. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: Alfa Beta.
Sudjana, Nana. 2008. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sudrajat, Akhmad. 2011. Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction), (Online), (http://akhmadsudrajat.wordpress.com, diakses 20 Desember 2011).
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Tim Penyusun.2006. Panduan Penulisan dan Penilaian Skripsi. Surabaya: UNESA.
Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
19
Top Related