IMPLEMENTASI ISO 9001:2015 DALAM
PROGRAM DEPOK PEDULI DI BAZNAS
KOTA DEPOK
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar
Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh
Ika Nufika Rahmah
NIM. 11160530000084
KONSENTRASI MANAJEMEN ZISWAF
PRODI MANAJEMEN DAKWAH
IKA NUFIKA RAHMAH
NIM : 11160530000084
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN
ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
2020 M/1441 H
i
ii
iii
ABSTRAK
Ika Nufika Rahmah 11160530000084, Implementasi ISO
9001:2015 Dalam Program Depok Peduli Di BAZNAS
Kota Depok dibawah bimbingan Bapak Muhamad Zen,
S.Ag., M.A.
Penelitian ini untuk mengetahui implementasi sistem
manajmen mutu ISO 9001: 2015 di BAZNAS Kota Depok,
yang bertujuan untuk melihat bagaimana konsep BAZNAS
Depok dalam menerapakan ISO 9001: 2015 terutama pada
program “Depok Peduli” yang mana program Depok Peduli
merupakan program kemanusiaan yanga ada di BAZNAS
Kota Depok.
Selain itu tidak bisa dipungkiri dalam meraih sistem
manajemen mutu ISO 9001:2015, BAZNAS Kota Depok
banyak mengalami perbaikan-perbaikan sistem manajemen,
dalam proses-proses kegiatan di Program Depok. Penelitian
ini menggunakan pendekatan kualitatif yang pengumpulan
datanya melalui cara wawancara, informasi melalui
web/buku, juga melalui dokumentasi
Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa BAZNAS Kota Depok
pada program Depok Peduli menerapkan sistem manajemen
mutu ISO dengan baik dengan adanya LAB di program
Depok Peduli, sehingga BAZNAS Depok lebih cepat tanggap
terhadap mustahik.
Kata Kunci: Sistem manajemen mutu, ISO, BAZNAS Kota
Depok, Depok Peduli
iv
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuuh
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji hanya
untuk-Mu Maha Kuasa Pemilik alam semesta Maha
Berkehendak atas segala kehidupan di muka bumi ini.
Shalawat dan salam semoga selalu Allah curahkan kepada
junjunganku pembawa berkah rahmatan lil ‘alamin Nabi besar
Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya.
Dalam penyusunan skripsi, penulis menyadari
sepenuhnya bahwa masih terdapat banyak kekurangan dan
keterbatasan ilmu pengetahuan. Namun berkat adanya
masukan, bimbingan, arahan, bantuan dan motivasi dari
berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat diselesakan guna
mendapatkan gelar Strata Satu (S1) dan mendapat gelar
Sarjana Sosial (S.Sos) pada jurusan Manajemen Dakwah,
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas
Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Proses penyusunan skripsi ini juga tidak terlepas dari
doa, bimbingan, bantuan, dukungan serta motivasi dari orang-
orang terbaik yang ada di sekitaran penulis. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada kedua orang tua yakni, Bapak H. Hamzah dan
Almh. Ibu Hj Sumaryati yang senantiasa memberikan
pengaruh dalam mendidik, mendo‟akan dan memberikan
v
motivasi kepada penulis. Penulis juga turut mengucapkan
syukur dan terimakasih kepada:
1. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanudin Lubis M.A Rektor
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Suparto M.Ed, Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr. Siti Nafsiah, S.Ag,
BSW. MSW Wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr.
Sihabudin Noor, M.Ag, Wakil Dekan II Bidang
Administrasi Umum, dan Drs. Cecep Castrawijaya, M.A
Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan.
3. Bapak Drs. Sugiharto, M.A Ketua Program Studi
Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Amirudin, M.Si Sekretaris Program Studi
Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Muhamad Zen, S.Ag., M.Si. Dosen Pembimbing
Skripsi yang telah memberi arahan serta masukan yang
membangun kepada penulis dalam menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
6. Bapak Ahmad Rojalih Jawab, Lc., MS., LLM., Ph.D.
Dosen Pembimbing Akademik yang sudah memberikan
masukan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
7. BAZNAS Depok yang telah berkenan kepada penulis
untuk melakukan penelitian di lembaga tersebut, yang
vi
membuat penulis dapat menambah wawasan tentang
zakat.
8. Mba Ai Nur Ilmi, Mba Nisa dan Mba Tri yang selalu
membimbing penulis, dan rela meluangkan waktunya
kepada penulis untuk memberikan masukan dalam
penyelesaian penulisan skripsi ini.
9. Kakak-kakak penulis, Nugraha, Fikry, Kamal,
Shofa,Sinta,dan Leni yang selalu memberi masukan dan
dukungan, serta keponakan-keponakan cantik penulis,
Rifa dan Yasmin.
10. Keluarga Besar Manajemen Dakwah 2016, selaku
kerabat penulis yang senantiasa memberi motivasi
dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.
11. Jackson Five yang berisikan Shobah, Jihan, Sisy dan
Aida sebagai sahabat, kerabat, keluarga kesekian
penulis yang telah menemani kehidupan perkuliahan
penulis, hingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi ini.
12. Grup Umat Nabi, teman-teman pengisi luang penulis
Arkan, Shandy, Rif’at, Nisa, Irsyad, Abay, aden,
Adimas, Cahyadi, hingga menemani penulis sampai saat
ini.
13. Keluarga Besar IKADA UIN Jakarta, selaku wadah
berorganisasi penulis sewaktu kuliah yang membuat
penulis bisa sampai pada fase ini, dan adik-adik IKADA
vii
UIN Jakarta yakni Ai Mursiyadah, Mayang, Azizah,
Silvy menjadi rumah kedua penulis di ciputat.
14. Seluruh teman-teman prodi ZISWAF yang melalui suka
dan duka bersama-sama sehingga penulis bisa sampai
tahap ini, dan teman konsultasi selama menulis skripsi
Khilyatus Shobah dan Azzadhien Akbar.
15. Sahabat penulis Jana Ria dan kakak penulis ka Ayu
Kurniasih, tempat berbagi cerita.
16. Keluarga Besar PMII Komfakda, wadah penulis yang
senantiasa memberikan kesempatan penulis untuk
mengerti akan pentingnya berproses sewaktu kuliah.
17. PMII Komfakda 2016, M. Naufal, Fadli Dzhil Ikram,
Nurmaliah, Nabila, Riza, Aji Nurhidayat, Hilman
Zakarya, Larasati, Ziman Khan, Ali Akbar, Aslakhul
Fatkhi, Zain Al-Ma’arif, dkk. Selaku sahabat penulis
yang selalu memberikan motivasi serta masukan kepada
penulis hingga sampai saat ini..
18. Dan seluruh orang yang penulis kenal serta tidak dapat
disebutkan satu persatu, yang selalu mensupport penulis
hingga sampai pada fase ini, terimakasih.
Semoga atas segala doa, dukungan, bantuan serta
bimbingan yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan
balasan kebaikan yang berlimpah dari Allah SWT. Aamiin
Yaa Rabbal ‘Aalamiin. Walaupun demikian, penulis
menyadari bahwa hasil penelitian ini masih memiliki banyak
kekurangan sehubungan dengan keterbatasan pengetahuan
viii
maupun pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh sebab itu,
penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan dari
berbagai pihak. Terima Kasih
Wallahul Muwwafiq Ilaa Aqwamith Tharieq
Wassalamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuuh
Jakarta, 29 Juni 2020
Ika Nufika Rahmah
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN .................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING……… ............…..ii
ABSTRAK ........................................................................................... iii
KATA PENGANTAR .......................................................................... iv
DAFTAR ISI ........................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Pembatasan Masalah Dan Perumusan Masalah ........................ 8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................. 9
D. Metodologi Penelitian .............................................................. 10
E. Tinjauan Pustaka ....................................................................... 13
F. Sistematika Penulisan ............................................................... 15
BAB II LANDASAN TEORI .............................................................. 18
A. Landasan Teori ......................................................................... 18
B. Konsep Program ....................................................................... 37
C. Kerangka Berpikir .................................................................... 41
BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA ..................................... 43
x
A. Sejarah Singkat Badan Amil Zakat Nasional
(BAZNAS) Kota Depok ................................................................. 43
B. Visi dan Misi Badan Amil Zakat Nasional
(BAZNAS) Kota Depok ................................................................. 47
C. Struktur Kepengurusan BAZNAS Kota Depok ...................... 48
BAB IV DATA TEMUAN .................................................................. 51
A. Data ............................................................................................ 51
B. Temuan Penelitian .................................................................... 54
BAB V ANALISIS DATA ................................................................... 68
A. Analisis Implementasi ISO 9001:2015 Pada
Program Depok Peduli.................................................................... 68
B. Hasil Implementasi ISO 9001:2015 Pada
Program Depok Peduli.................................................................... 76
BAB VI PENUTUP ............................................................................. 81
A. Kesimpulan ............................................................................... 81
B. Saran .......................................................................................... 83
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 84
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 : Struktur Kepengurusan
Tabel 4.1 :Persentase Prioritas Pendistribusian &
Pendayagunaan ZIS Kota Depok
Tabel 4.2 : Jumlah penerima manfaat Depok Peduli tiap
tahunnya
Tabel 5.1 : Pendayagunaan dan Pendistribusian Dana ZIS
Tabel 5.2 : Pendistribusian Depok Peduli
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Kerangka Berpikir
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan salah satu negara yang
memiliki penduduk beragama muslim terbesar di dunia.
Hal ini pun dimanfaatkan pemerintah untuk
mengentaskan kemiskinan dan kesenjangan sosial di
Indonesia, salah satu instrumennya melalaui zakat,
infaq, dan shadaqah, serta dapat ditambahkan wakaf dan
dana investasi kebajikan.
Dalam Al-Qur’an di Surah At-Taubah ayat 103
yang berbunyi :
لهم من خذ و ر صدقة أم يهم هم تطه وصل بها وتزك
تك إن علي هم ل هم سكن صلو عليم سميع وٱلل
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka,
dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan
mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya
doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka.
Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Pada ayat diatas dapat dijelaskan bahwa
wajibnya seorang untuk berzakat agar membersihkan
harta dan hatinya, karna di dalam harta kita terdapat hak
orang lain di dalamnya. Inilah salah satu cara agar
membantu sesama muslim.
2
Kemudian kerja keras pemerintah bersama
stakeholders menjadi kunci atas tren penurunan
kemiskinan dan kesenjangan di Indonesia. Meskipun
angka kemiskinan dan kesenjangan di Indonesia
berkurang dari tahun ke tahun, persoalan tersebut masih
tetap ada dan menjadi pekerjaan bersama untuk
diselesaikan.
Terlebih lagi kemiskinan dan kesenjangan
ekonomi merupakan masalah multidimensi yang tidak
dapat diselesaikan oleh satu pihak saja. Koordinasi dan
kerjasama yang kuat dari berbagai pihak dipandang
perlu untuk menyelesaikan permasalahan ini.1
Faktor lain yang mempengaruhi kemiskinan
adalah mental masyarakat yang cenderung malas untuk
bekerja. Keadaan tersebut ditopang oleh sifat
materialistis dengan gaya hidup hedonism yang saat ini
sudah menjamur di kalangan masyarakat.2 Menilik
penting dan urgennya lembaga zakat dalam penataan
sektor kehidupan ekonomi suatu masyarakat, maka tidak
heran, apabila lahir lembaga-lembaga yang bergerak
dalam pengelolaannya.3 Hingga hari ini ada beberapa
1Pusat Kajian Stategis, Outlook Zakat Indonesia 2020 (Jakarta:
Badan Amil Zakat Nasional, 2020) hal.5 2 Nurul Bariyah, Oneng, Total Quality Management Zakat
(Jakarta: Wahana Kardofa, 2012) hal.8 3Cholidi, Zainuddin dan Zuraidah, Pola Dan Teknis
Pendistribusian Zakat Menurut Al-Qur’an Dan Hadits (Palembang:Rafah
Press, 2018) hal.5
3
lembaga yang bergerak dan mengkhususkan diri dalam
pengelolaan zakat.
Di Indonesia, pengelolaan lembaga amil
zakat diatur dalam Undang-Undang (UU) RI Nomor
23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat yang
menggantikan Undang-Undang Nomor 38 Tahun
1999. Dalam UU RI Nomor 23 Tahun 2011 tentang
Pengelolaan Zakat pasal 15 ayat (1) dinyatakan
bahwa “ Dalam rangka pelaksanaan pengelolaan
zakat pada tingkat provinsi dan kabupaten/kota
dibentuk BAZNAS provinsi dan BAZNAS
Kabupaten/kota”.4
BAZNAS menjadi pengelola zakat atau badan
amil zakat yang mendapatkan tugas untuk mengambil,
memungut, dan menerima zakat dari para muzakki,
memelihara dan menjaganya untuk kemudian dan
tersebut dapat disalurkan kepada para mustahik yang
berhak menerimanya. BAZNAS sebagai kordinator
lembaga zakat di Indonesia dalam melakukan
harmonisasi data zakat secara nasional agar pengelolaan
zakat kedepannya menjadi lebih baik.5
Harus selalu diingat bahwa dalam kenyatannya
masing-masing mustahik zakat tidak sama ragam dan
4Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
Zakat No.23 tahun 2011, diakses pada tanggal 19 Februari 2020 pukul
14:39 WIB. 5Pusat Kajian Strategi, Outlook Zakat Indonesia 2020, hal.5
4
tingkat kebutuhannya. Kebutuhan masing-masing
mereka tentunya harus sesuai dengan tingkat
kemampuan ekonomi mereka sendiri-sendiri. Untuk
memudahkan penyesuain antara kebutuhan dan benda
zakat yang akan didistribusikan perlu dirumuskan dan di
susun terlebih dahulum, macam, ragam dan tingkatan
kebutuhan mustahik.6 Sehingga efektif terhadap
pemberdayaan masyarakat dalam mengefektifkan
pendistribusian zakat.
Pemerintah Kota Depok membentuk Lembaga
Amil Zakat (LAZ) untuk mengelola zakat di jajaran
pemerintahan. Pada saat yang sama, LAZ berbasis
ormas maupun institusi keagamaan telah mendapat
kepercayaan masyarakat. Perkembangan selanjutnya
pada bulan April tahun 2001 LAZ Kota Depok
dikukuhkan menjadi BAZ Kota Depok dengan masa
bakti kepengurusan selama 3 tahun untuk satu periode.
Kelembagaan BAZ Kota Depok mengalami dinamika
dan bertahan hingga pada penghujung periode
kepengurusan tahun 2010 -2013. Di tengah periode ini
diberlakukan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2011
tentang Pengelolaan Zakat yang mengharuskan BAZ
Kota Depok melakukan sejumlah penyesuaian,
6Cholidi, Zainuddin dan Zuraidah, Pola Dan Teknis
Pendistribusian Zakat Menurut Al-Qur’an Dan Hadits (Palembang:Rafah
Press, 2018) hal. 88
5
diantaranya nama lembaga menjadi BAZNAS Kota
Depok.7
Munculnya era globalisasi, dengan
perkembangan yang pesat di berbagai segi kehidupan
banyak hal yang harus menyesuaikan diri termasuk
kehidupan keagamaan. Zakat yang merupakan untuk
pembersih harta juga mengalami pergeseran konsepsi.8
Untuk menjadi badan pengelola zakat yang dapat
dipercaya masyarakat, keadaan ini akan memaksa
BAZNAS Kota Depok untuk mempunyai manajemen
yang baik. Untuk itu diperlukan pengetahuan yang
memadai tentang terlaksanaya fungsi-fungsi
manajemen. Oleh karena itu agar tergeraknya fungsi-
fungsi manajemen adanya sebuah manajemen yang baik
lalu muncul berbagai jenis pola manajemen baru sebagai
inovasi dan solusi bagi permasalahan yang ada.
Lembaga zakat harus memenuhi standar mutu
agar mendapat kepercayaan besar dari publik. Standar
mutu merupakan sesuatu yang penting bagi sebuah
organisasi termasuk lembaga pengelola zakat walaupun
pada mulanya istilah mutu digunakan oleh perusahaan
sebagai upaya meningkatkan kualitas produk agar
memberikan kepuasaan bagi konsumen.9 Salah satu
7 https://baznasdepok.id, diakses tanggal 25 November 2019. 8Sudirman, Zakat Dalam Pusaran Arus Modernitas,
(Malang:UIN Malang Press, 2007) hal. 57 9 Nurul Bariyah, Oneng, Total Quality Management Zakat, hal.14
6
bentuk peningkatan kualitas mutu manajemen yakni
penerapan International Organization for
Standardization (ISO). BAZNAS Depok Menjadi
semakin meningkatkan tata kelola zakat, infaq,
shodaqoh (ZIS) dan dana sosial keagaaman lainnya
(DSKL) dengan manajamen modern berstandar
manajemen mutu ISO 9001-2015. BAZNAS Kota
Depok menjadi salah satu BAZNAS Kota yang sudah
mendapatkan sertifikasi ISO 9001-2105, BAZNAS
Depok tidak hanya memberdayakan elemen
pengambilan dana zakat tetapi juga fokus meningkatkan
peran seluruh elemen di BAZNAS, mulai dari
pengelolaan, penyaluran serta pendistribusian dana
zakat.
ISO merupakan organisasi internasional
khusus dalam standarisasi. Sampai tahun 1996, ISO
telah memiliki anggota yang terdiri dari organisasi-
organisasi standarisasi nasional yang berasal dari sekitar
seratus negara. Seri ISO 9000 yang tergolong ke dalam
standar-standar sistem manajemen kualitas salah satunya
adalah ISO 9001 yang merupakan sistem manajemen
kualitas, yang menspesifikasikan persyaratan-
persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan penilaian
dari suatu sistem manajemen mutu dengan tujuan untuk
menjamin bahwa perusahaan akan memberikan jasa
kepada customer yang telah memenuhi persyaratan yang
7
telah ditetapkan.10 ISO 9001 memberikan kepercayaan
pada produk dan layanan yang diberikan suatu
organisasi dan dengan demikian meningkatkan
kepuasaan pelanggan.
Cara utama perusahaan jasa untuk dapat
membedakan dirinya sendiri adalah dengan secara
konsisten menyampaikan mutu lebih tinggi ketimbang
para pesaingnya. Banyak perusahaan menyadari bahwa
mutu pelayanan yang luar biasa dapat memberikan
keunggulan bersaing yang kuat kepada mereka yang
menghasilkan penjualan dan laba tinggi. Beberapa
perusaahaan nyaris menjadi legenda karena pelayanan
bermutu tinggi.11
Dalam pelaksanaan ISO ini tentu saja tidak
mudah, karena tidak hanya satu komponen yang
melakukan akan tetapi semua komponen yang berada di
lingkungan BAZNAS Depok. BAZNAS Depok harus
berkomitmen terhadap pengembangan yang terus-
menerus dan seluruh layanan memerlukan prosedur
yang terdokumentasikan secara sistemastis. Salah satu
program BAZNAS Depok yakni Depok Peduli yang
mengkonsentrasikan program kemanusiaan seperti
perbaikan rumah singgah dan bedah rumah. Sejak
10M.N Nasution, Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality
Management), (Bogor : Ghalia Indonesia, 2005), cet 2, hal.83 11M.N Nasution, Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality
Management), cet 2, hal.83
8
didirikannya program Depok peduli sudah 7.250 jiwa
warga Depok yang merasakan manfaat ini, yang
menarik dari program ini ialah, diantara program-
program lain di BAZNAS Depok, hanya program ini
yang tidak bersifat pemberdayaan melainkan
kemanusiaan,yang mana dana yang diberikan tidak
dapat digunakan untuk kegiatan produktif lainnya atau
habis saat itu juga.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik
untuk mengkaji jauh bagaimana upaya BAZNAS Kota
Depok dalam menerapkan pelayanan sesuai dengan
standar mutu manajemen di program Depok Peduli .
Sehubungan dengan beberapa hal diatas, maka penulis
akan meniliti serta menganalisa tentang penerapan ISO
di BAZNAS Depok , berdasarkan latar belakang
tersebut, penulis bermaksud melakukan penelitian
berjudul “IMPLEMENTASIISO9001:2015DALAM
PROGRAM DEPOK PEDULI DI BAZNAS KOTA
DEPOK”
B. Pembatasan Masalah Dan Perumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Agar pembahasan tidak tidak terlalu luas maka
penulis membatasi masalah penelitian hanya pada
menyangkut standar manajemen dalam pelayanan
program “Depok Peduli” di BAZNAS Kota Depok,
9
serta proses implementasi ISO 9001:2015 dalam
program ‘Depok Peduli”, karna program Depok
Peduli, program bantuan atas dasar kemanusiaan
bukan pemberdayaan, yang mana sudah mempunyai
tim LAB (Layanan Aktif BAZNAS) sendiri, didalam
program Depok Peduli.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembahasan masalah diatas. Adapun
pokok-pokok perumusan masalahnya adalah:
a. Bagaimana konsep ISO 9001:2015 BAZNAS
Depok di program “Depok Peduli” ?
b. Bagaimana proses implementasi ISO 9001:2015
dalam meningakatkan pelayanan dan
kepercayaan di program “Depok Peduli” ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan diatas, maka ada
beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh penulis,
antara lain:
a. Untuk mengetahui dan menganalisa konsep ISO
9001-2015 dalam program “Depok Peduli”.
b. Untuk mengetahui proses implementasi
BAZNAS Depok dalam melayani mustahik.
2. Manfaat Penelitian
10
a. Manfaat bagi akademis, penelitian tentang
Implementasi ISO 9001-2015 di BAZNAS
Depok adalah untuk memperkaya dan
menambah wawasan dalam menganalisa sistem
manajemen modern, serta pembanding antara
teori terkait dengan praktek yang di dapat di
lembaga yang bersangkutan. Diharapkan
penelitian ini bisa menjadi referensi pembuatan
makalah, karya tulis, bahkan dasar penelitian
selanjutnya.
b. Manfaat praktisi,penelitian ini diharapakan
penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dan masukan dalam hal
meningkatkan standar mutu layanan pada
program “Depok Peduli” di BAZNAS Depok.
c. Manfaat untuk orang lain, Penulis berharap dapat
menjadi bahan rujukan untuk orang lain dalam
memperluas wawasan sehingga ilmu yang
diperoleh dapat diteapkan serta dapat
meningkatkan mutu pelayanan yang baik.
D. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian
bersifat deskriptif analisis yakni menggambarkan
data-data yang dianalisis untuk mengambil
kesimpulan yang lebih lanjut. Adapun jenis
11
penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data
ini adalah jenis penelitian kualitatif yang
menghasilkan data deskriptif tertulis dengan
informasi dari orang yang terlibat dalam objek.12
Spesifikasi penelitian yang digunakan studi
kasus yang merupakan penyidikan mendalam
(indepth study) mengenai suatu unit sosial
sedemikan rupa sehingga menghasilkan gambaran
yang terorganisasikan dengan baik dan lengkap
mengenai unit sosial tersebut.13
2. Waktu dan Lokasi Penelitian
Waktu penelitian dimulai sejak tanggal 01
November 2019 sampai dengan Juni 2020. Lokasi
penelitian yang dilakukan penulis berada di kantor
Baznas Kota Depok, Jl Perumahan Depok Mulya 1
Blk I No 12 Rt 04/15, Beji, Kecamatan Beji Kota
Depok.
3. Subyek dan Objek Penelitian
Adapun yang menjadi subjek penelitian ini
adalah BAZNAS Depok sebagai lembaga amil
zakat, dalam hal ini penulis mengambil tiga orang
pengurus dari BAZNAS Depok yang dapat
memberikan informasi. Sedangkan, yang menjadi
12Maleong, Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 1998) ke-2, hal.3 13 Azwar, Saifuddin, Metodologi Penelitian (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar Offset, 2011), hal.8
12
objek adalah bagaimana penerapan sistem
manajemen mutu dengan ISO 9001:2015.
4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam melaksanakan penelitian ini penulis
melakukan penelitian secara langsung ke lapangan
atau survey sedangkan data yang digunakan sebagai
berikut:
a. Observasi
Poerwandari (1998) berpendapat bahwa
observasi merupakan metode yang paling dasar
dan paling tua, karena dengan cara-cara
tertentu kita selalu terlibat dalam proses
megamati.14 Istilah observasi diarahkan pada
kegiatan memerhatikan secara akurat, mencatat
fenomena yang muncul, dan
mempertimbangkan hubungan antaraspek
dalam fenomena tersebut.
b. Wawancara (interview)
Wawancara atau komunikasi secara
langsung antara dua orang atau lebih. Teknik
wawancara yang digunakan oleh penulis
adalah campuran dari wawancara terstruktur
dan tidak terstruktur dengan narasumber yaitu
pihak BAZNAS dan pihak mustahiq.
14 Gunawan, Imam, Metodologi Penelitian Kualitatif Teori
dan Praktek, (Jakarta:Bumi Aksara, 2013) hal. 143
13
c. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa
yang sudah berlalu yang berbentuk tulisan,
gambar, atau karya monumental dari seseorang
(Sugiyono,2007: 82). Dokumentasi dalam
pengambilan data, peneliti mengumpulkan,
memabaca dan mempelajari berbagai bentuk
data tertulis, gambar atau karya monumental
yang berkaitan dengan BAZNAS DEPOK.
E. Tinjauan Pustaka
Penelitian dan penulisan skripsi adalah karya
ilmiah yang disusun dalam rangka menyelesaikan
Studi Sarjana 1 (S1), karena itu tidak menutup
kemungkinan adanya kemiripan dalam penulisannya
baik dengan buku maupun skripsi-skripsi yang
terdahulu. Berikut judul-judul skripsi yang dijadikan
tinjauan pustaka :
1. Judul Skripsi “Implementasi Total Quality
Management (TQM) Melalui Kualitas Pelayanan
Pada PT Tur Silaturahmi Nabi Jakarta” Penulis
Hilmiyatul Mardiyyah, Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi, Jurusan Manajemen Dakwah,
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016. Berisi
tentang bagaimana penerapan total quality
management sehingga berpengaruh terhadap
14
peningkatan jumlah jama’ah. Persamaan skripsi
dengan penelitian ialah sama-sama membahas
tentang implementasi sebuah manajemen mutu,
kemudian perbedaanya ialah jika skripsi ini
membahas tentang Total Quality Management
sedangkan penelitian ini membahas ISO
9001:2015.
2. Judul Skripsi “Implementasi ISO 9001:2008 pada
Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji & Umroh
Republik Indonesia (AMPHURI)” Penulis Nurul
Fathia, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Jurusan Manajemen Dakwah, UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016. Berisi tentang
bagaimana peran ISO dalam meningkatkan
manajemen mutu. Persamaan skripsi ini dengan
penelitian penulis yakni membahas ISO standar
mutu sebuah perusahaan atau lembaga, namun
perbedaannya ialah skripsi ini membahas ISO
9001:2018 pada kegiatan Haji & Umroh
sedangkan penelitian ini membahas ISO
9001:2015 pada lembaga zakat.
3. Judul Skripsi “Pengaruh Penerapan ISO 9001:2015
Terhadap Mutu Pelayanan Jamaah Umrah Pada PT
Ahsanta Tours & Travel Pamulang Kota
Tangerang Selatan” Penulis Asyifa Darti , Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan
15
Manajemen Dakwah, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Persamaan skripsi ini dengan penelitian ini
ialah membahas penerapan ISO 9001:2015,
kemudian perbedaannya yakni skripsi ini
membahas pada mutu pelayanan jama;ah umroh
sedangkan penelitian ini membahas pada program
di BAZNAS Depok.
Melihat hasil tinjauan pustaka diatas, penulis
belum menemukan adanya judul maupun tema yang
serupa dengan yang akan penulis teliti. Oleh karena
hal itu, maka peneliti tertarik untuk membahas dan
melakukan penelitian untuk diajukan sebagai proposal
skripsi dengan judul “IMPLEMENTASI ISO 9001-2015
DALAM PROGRAM DEPOK PEDULI DI BAZNAS KOTA
DEPOK”.
F. Sistematika Penulisan
Dalam rangka pembuatan karya ilmiah penulis
akan menguraikan secara terperinci masalah demi
masalah yang pembahasannya terbagi menjadi lima
bab selanjutnya terbagi menjadi beberapa sub bab
sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan
Menerangkan latar belakang masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan
dan manfaat penelitian, metodologi
16
penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika
penulisan.
Bab II : Landasan Teoritis
Dalam bab ini mengemukakan tentang
pengertian implementasi, pengertian ISO,
prinsip ISO 9001;2015 serta pengertian
program.
Bab III : Gambaran Umum BAZNAS Depok
Dalam bab ini penulis akan membahas
tentang sejarah dan perkembangan BAZNAS
Kota Depok, visi misi dan tujuan BAZNAS
kota Depok, struktur organinasi BAZNAS
kota Depok dan program Depok Peduli yang
dimiliki BAZNAS kota Depok.
Bab IV : Temuan Dan Data
Dalam bab ini akan menguraikan temuan
penelitian dari implementasi ISO dalam
program Depok Peduli di BAZNAS Kota
Depok.
Bab V : Pembahasan
Dalam bab ini berisi pembahasan dari latar
belakang, implementasi ISO dengan hasil
temuan yang didapatkan peneliti.
Bab VI : Kesimpulan
Bab ini mencakup kesimpulan teoritis
penulis dari keseluruahn pembahasan pada
17
bab-bab sebelumnya serta saran mengenai
program Depok Peduli BAZNAS kota
Depok.
18
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Implementasi
a. Pengertian Implementasi
Definisi implementasi menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia adalah pelaksanaan;
penerapan.1 Menurut Rimaru, implementasi
merupakan suatu proses mendapatkan suatu
hasil yang sesuai dengan tujuan atau sarana
kebijakan itu sendiri, dimana pelaksanaan
kebijakan melakukan suatu aktivitas atau
kegiatan.2 Sedangkan menurut Nurdin usman,
implementasi adalah bermuara pada aktivitas,
aksi, tindakan, atau adanya mekanisme suatu
sistem.
Implementasi bukan sekedar aktivitas,
tetapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk
mencapai tujuan kegiatan. Pengertian
implementasi dapat dikatakan bahwa
implementasi adalah bukan sekedar aktivitas,
tetapi suatu kegiatan yang terencana dan
1 https://kbbi.web.id/implementasi, diakses pada tanggal 23
Februari 2020 pukul 17.10 WIB. 2 Dedi Irawan, Muhammad, “Implementasi E-Arsip Pada
Program Teknik Informatika” Jurnal Teknologi Informasi Vol.2
No.1, Juni 2018, hal.67
19
dilakukan secara sungguh-sungguh
berdasarkan acuan norma tertentu untuk
mencapai tujuan kegiatan. Oleh karena itu
implementasi tidak berdiri sendiri tetapi
dipengaruhi oleh objek berikutnya.3
Dari beberapa pengertian implementasi
di atas, penulis menyimpulkan bahwa
implementasi merupakan suatu penerapan atau
pelaksanaan untuk mendapatkan hasil agar
tercapainya tujuan kegiatan.
2. ISO 9001:2015
ISO (International Organization for
Standardization) merupakan organisasi yang
mengembangkan standar organisasi terbesar di
dunia. Dari tahun 1947 – hingga sekarang.4
ISO juga didefiniskan oleh beberapa ahli,
menurut Joseph M.Juran, ISO adalah mutu yang
harus disesuaikan dengan penggunaan dan
merupakan pemenuh harapan pelanggan. Menurut
K. Ishikawa, ISO adalah ketentuan yang berporos
pada kepuasan pelanggan internal yang nantinya
3 Usman, Nurdin, Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum,
(Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2002), hal.70 4 Rahman, Abdul dan Rahayu, Sri, SNI ISO 9001:2008 di
Perpustakaan, (Jakarta: CV Sagung Seto, 2015), hal.53
20
bias menimbulkan kepuasan pelanggan
organisasi.5
Sedangkan menurut Djatmiko dan Junaedi
ISO adalah suatu pedoman dan persyaratan yang
digunakan suatu organisasi untuk menghasilkan
produk yang bermutu dan sesuai dengan keinginan
pelanggan.6 Dari beberapa pendapat menurut para
ahli, penulis menyimpulkan ISO adalah mutu yang
harus disesuaikan dengan pengguna sehingga
mendapatkan kepuasan pengguna dan terpenuhi
harapan pelanggan.
Tujuan ISO adalah mengembangkan dan
mempromosikan standar-standar untuk umum
yang berlaku secara internasional. ISO bekerja
melalui ratusan komite dan ribuan subkomite.
Salah satu standar internasional yang sangat
terkenal adalah ISO 9000 yang merupakan hasil
kerja dari komite teknik 176 (Technical Committee
176-TC 176).7
5 Bae, Fandi, Pengertian ISO menurut para Ahli,
http://dilihatya.com, diakses pada tanggal 23 Februari 2020 pukul
22:25 WIB. 6 Handayani, Denny, “Evaluasi Penerapan ISO 9001;2015
Pada PT Pulau Sambu Grup (PSG) Riau”, Jurnal Manajemen Bisnis,
Volume 08 No.2, Oktober 2018, hal.97 7 M.N Nasution, Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality
Management), cet 2, hal. 300
21
3. Sejarah Perkembangan ISO 9001:2015
ISO secara resmi mulai beroperasi pada 23
Februari 1947.8 ISO 9000 merupakan suatu seri
standar-standar internasional untuk system
manajemen kualitas, yang menspesifikasikan
persyaratan-persyaratan dan rekomendasi untuk
desain dan penilaian dari suatu system manajemen
mutu dengan menjamin bahwa organisasi atau
perusahaan akan memberikan jasa/ barang sesuai
dengan persyaratan yang ditetapkan.
Salah satu standar yang paling popular
adalah ISO 9001. ISO 9001 merupakan yang berisi
persyaratan untuk sistem manajemen mutu yang
membantu perusahaan atau organisasi agar lebih
efisien dan kepuasan konsumen meningkat.
Perusahaan harus memahami persyaratan yang
terdapat dalam ISO 9001 dan mengetahui cara
menerapkannya, serta mampu bertahan pada
sistem yang telah diterapkan agar persyaratan
tersebut dapat terus menerus terpenuhi. Standar ini
digunakan untuk memastikan bahwa perusahaan
telah melakukan pengawasan dan penjaminan pada
8 Rahman, Abdul dan Rahayu, Sri, Penerapan Sistem
Manajemen Mutu SNI ISO 9001:2008 di Perpustakaan, (Jakarta: CV
Sagung Seto, 2015), hal. 46
22
semua kegiatan operasinya yang akan
mempengaruhi kualitas prosuk yang diberikan.9
Sejak pertama kali diterbitkan pada tahun
1987, ISO 9001 telah mengalami revisi tiga kali,
yaitu di tahun 1994, 2000, dan 2008. Lalu ada
pertengahan tahun 2013 dibawah komite teknis
ISO, ISO/TC 176 untuk Manajemen Mutu dan
Jaminan Mutu, telah menerbitkan draft revisi
standar manajemen mutu untuk versi 2015.10
ISO 9001 : 2015 telah mulai dipublikasikan
pada pertengahan tahun 2015. ISO 9001:2015 ini
memuat beberapa hal utama seperti
“Kepemimpinan”, dimana nantinya peran
Pemimpin perusahaan diharapkan menjadi lebih
aktif dalam mengambil tanggungjawab
pelaksanaan sistem manajemen tersebut. Juga
penerapan Manajemen Risiko dalam setiap lini
usaha memungkin perusahaan untuk selalu
mempertimbangkan risiko yang akan dihadapi dari
setiap tindakan ataupun keputusan yang
diambilnya. Penerapan High Level Structure
memudahkan dalam pembauran antara satu sistem
9 Fajrin, Fitriana, “Analisis Penerapan Sistem Manajemen
Mutu ISO 9001:2015 Dalam Menunjang Pemasaran” Jurnal
Administrasi Bisnis, Vol.53 No.1, Desember 2017, hal.32 10 Roslinormansyah, Perkembangan ISO 9001 Hingga sampai
versi 9001:2015, https://dinamikaconsulting.com/tag/dinamika/,
diakses pada tanggal 23 januari pukul 14:46 WIB.
23
manajemen dengan sistem manajemen lainnya.
Diharapkan ISO 9001:2015 ini dapat mendorong
penerapan sistem manajemen lainnya ke dalam
perusahaan tersebut.
4. Prinsip ISO 9001: 2015
ISO 9001: 2015 menetapkan 7 (tujuh)
prinsip dalam menjalankan sistem manajemen
mutu, antara lain :11
a. Fokus Pelanggan ( Customer Focus )
Prinsip pertama dari manajemen mutu
adalah fokus pada pelanggan. Prinsip fokus
pelanggan merupakan salah satu prinsip yang
tidak berubah dari pinsip-prinsip manajemen
mutu pada ISO 9001: 2008. Prinsip ini
merupakan fokus utama dari manajemen mutu,
dimana setiap organisasi harus dapat
memenuhi persyaratan pelanggan. Bahkan,
sebaiknya organisasi dapat memberikan
produk atau jasa yang melebihi harapan
mereka. Hal ini dikarenakan setiap organisasi
pasti tergantung pada para pelanggannya,
sehingga organisasi harus memahami
kebutuhan pelanggan saat ini . Selain itu,
11 Yuda Bakti, I Gede Mahatma, 7 Prinsip Sistem Manajemen
Mutu ISO 9001:2015, http://smtp.lipi.go.id/ , diakses pada tanggal 23
januari pukul 15:12 WIB.
24
pentingnya fokus pada pelanggan juga
dikarenakan kesuksesan organisasi tidak akan
bisa dicapai tanpa adanya usaha untuk menarik
dan mempertahakan para pelanggan dan pihak-
pihak lain yang berkepentingan.
b. Kepemimpinan (Leadership)
Salah satu terbesar keberhasilan suatu
organisasi dalam memperbaiki dan
mengembangkan sistem adalah kesuksesan
pemimpinannya yang mampu menerjemahkan
dan mensosialisasikan visinya keselutuh
bagian organisasi.12
Pentingnya setiap pemimpin
menciptakan kesatuan tujuan, arah dan
keterlibatan pegawai adalah untuk
menyelaraskan strategi, kebijakan, proses, dan
sumber daya dengan tujuan organisasi. Menilik
lebih detail, beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam mengimplementasikan
manajemen mutu yang berkaitan dengan
prinsip kepemimpinan, diantaranya:
a) kepemimpinan harus mempertimbangkan
kebutuhan semua pihak yang
berkepentingan, seperti pelanggan, pemilik
12 Umam, Khairul, 7 Prinsip Manajemen Mutu ISO
9001:2015, https://konsultaniso.web.id/, di akses pada tanggal
25 Januari, pukul 20:53 WIB.
25
modal, pegawai, pemasok, pemodal,
masyarakat, dll.
b) Kepemimpinan harus membangun visi,
misi, tujuan dan target yang jelas untuk
perusahaan atau lembaga kedepannya.
c) Kepemimpinan harus menciptakan dan
mempertahankan nilai-nilai bersama,
objektif dan model peran yang etis pada
semua tingkat organisasi
d) Kepemimpinan harus memberikan
kesempatan setiap pegawai untuk
melakukan pelatihan sumber daya yang
diperlukan, dan mereka bebas untuk
bertindak dengan tanggung jawab dan
penggerak sebuah perusahaan.
e) Kepemimpinan harus dapat menginspirasi,
mendorong dan mengakui kontribusi setiap
pegawainya.
c. Keterlibatan Semua Pihak ( Engagment and
Competence of People)
Prinsip ketiga ini menjelaskan bahwa
dalam suatu organisasi setiap pegawai
merupakan pegawai kompeten, dapat
diberdayakan, dan dapat dilibatkan dalam
menjalankan proses bisnisnya. Prinsip
keterlibatan orang menekankan pada
26
pentingnya aspek kompetensi, pemberdayaan
dan keterlibatan seluruh pegawai, karena
keseluruhan aspek tersebut dapat
meningkatkan kemampuan organisasi untuk
menciptakan nilai agar dapat mengelola
organisasi secara efektif dan efisien. Penting
untuk melibatkan semua orang disemua
tingkatan dan menghormati mereka sebagai
individu. Pengkuan, pemberdayaan, dan
peningkatan kemampuan memfasilitasi
keterlibatan orang-orang dalam mencapai
tujuan mutu organisasi.13 Lebih lanjut, dengan
menerapkan prinsip keterlibatan pegawai,
maka setiap pegawai akan memiliki persepsi
yang lebih baik dengan perkerjaannya, mereka
akan lebih memikirkan tindakan perbaikan
terhadap pekerjaannya. Akan terjadi umpan-
balik yang positif antara semua pihak yang
terlibat.
d. Pendekatan Proses ( Process Approach )
Setiap organisasi harus menyadari
bahwa mereka adalah satu kesatuan poses yang
saling terhubung sehingga setiap bagian harus
memahami semua tugas bagian yang berkaitan
13 Noor, Rosihan, 7 Prinsip Sistem Manajemen Mutu
ISO 9001:2015, https://sertifikat-iso.com/, diakses pada
tanggal 24 Februari 2020 pukul 17:11 WIB.
27
dengan tugasnya agar dapat bersinergi
bersama-sama. Lebih lanjut, prinsip
pendekatan proses menjelaskan bahwa proses-
proses dalam sebuah organisasi harus
terstruktur dan mengarah pada tujuan tertentu
dengan cara yang paling efisien dan efektif.
Beberapa manfaat dengan memperhatikan
prinsip ini, antara lain:14
a) Menunjang organisasi dalam menentukan
berbagai kegiatan yang diperlukan untuk
mencapai/ mendapatkan hasil yang
diinginkan secara sistematis.
b) Membantu organisasi dalam membangun
tanggung jawab yang jelas dan bergerak
bersama dalam dalam pengelolaan.
c) Dapat membantu organisasi dalam
mengevaluasi risiko, konsekuensi dan
dampak dari kegiatan-kegiatan yang terkait
dengan para pelanggan, pemasok dan pihak
lain yang berkepentingan.
d) Membangun organisasi dalam penataan
sistem dan tanggung jawab untuk mencapai
tujuan organisasi dengan cara yang paling
14 Yuda Bakti, I Gede Matma, 7 Prinsip Sistem
Manajemen Mutu ISO 9001:2015, diakses pada tanggal 23
Januari 2020 pukul 15:12 WIB.
28
efektif dan efisien dan memahami saling
ketergantungan antara proses dari sistem.
e) Membantu organisasi dalam memberikan
pemahaman yang lebih baik tentang peran
dan tanggung jawab untuk mencapai tujuan
bersama.
e. Perbaikan (Improvement)
Prinsip perbaikan menjelaskan bahwa
untuk mencapai kesuksesan, organisasi harus
memiliki fokus perbaikan yang berkelanjutan.
Hal ini dikarenakan tindakan perbaikan dapat
mempertahankan tingkat kinerja organisasi
sehingga dapat memenuhi kepuasan pelanggan
dan dapat bereaksi terhadap perubahan yang
terjadi baik dalam kondisi dari dalam maupun
luar organisasi, serta dapat menciptakan
peluang baru.
Dalam manajemen mutu, tindakan
perbaikan dapat dilakukan dengan peningkatan
efisiensi dan efektifitas organisasi. Prinsip
perbaikan dalam manajemen mutu
menekankan pentingnya organisasi untuk
memberikan pelatihan kepada pegawainya
terkait dengan metode dan alat perbaikan
dalam organisasi; dan membuat peningkatan
29
produk, proses, dan sistem yang objektif untuk
setiap individu dalam organisasi.
f. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Bukti
(Evidence-Based Decision Making)
Prinsip ini menjelaskan bahwa setiap
organisasi dalam mengambil keputusan harus
berdasarkan hasil dari analisis dan evaluasi
data dan informasi.15 Hal ini dikarenakan
kadangkala organisasi sering menghadapi
situasi yang kompleks dalam pengambilan
keputusan, dan sering menghadapi beberapa
ketidakpastian. Oleh karena itu, setiap
organisasi perlu memahami hubungan sebab
dan akibat, serta mempelajari potensi
konsekuensi yang tidak diinginkan. Lebih
lanjut, pengambilan keputusan berdasarkan
fakta, bukti dan analisis data diakui memiliki
dampak terhadap objektivitas dan keyakinan
yang lebih besar.
Dalam manajemen mutu, bukti
diartikan sebagai informasi yang menunjukkan
atau membuktikan bahwa sesuatu memang ada
atau sesuatu adalah benar. Bukti dapat
dikumpulkan dengan melakukan observasi,
15 Listyo, Sugeng, Implementasi System Manajemen
Mutu ISO 9001:2018 di PT (Malang: UIN Malang Press, 2009)
hal.57
30
pengukuran, tes, atau dengan menggunakan
metode lain yang sesuai dan organisasi harus
memastikan bahwa data/informasi yang
diperoleh adalah cukup akurat dan dapat
diandalkan.
g. Manajemen Hubungan ( Relationship
Management )
Prinsip manajemen relasi menjelaskan
bahwa untuk mencapai kesuksesan, organisasi
dan pemasoknya saling bergantung sehingga
akan menciptakan nilai.16 Dengan kata lain,
organisasi harus mengelola hubungan yang
baik dengan berbagai pihak baik dalam
maupun luar organisasi dikarenakan pihak
tersebut dapat mempengaruhi kinerja
organisasi.
5. Klausul Sistem Manajemen Mutu ISO
9001:2015
ISO 9001:2015 tidak terlalu fokus
terhadap persyaratan dan form, melainkan ia fokus
pada performa perusahaan. Kemudian dari 7
prinsip sistem manajemen mutu ISO 9001:2015
membentuk standar berupa klausul-klausul sistem
16 Listyo, Sugeng, Implementasi System Manajemen Mutu ISO
9001:2018 di PT, hal.57
31
manajemen mutu ISO 9001:2015. Berikut adalah
penjelasan dari masing-masing 10 klausul
9001:2015, antara lain :17
a. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Sertifikasi harus tertulis
jelas apa jenis usaha , Produk atau jasanya
termasuk juga dimana saja ISO 9001:2015 ini
akan di terapkan, Statement dari ruang lingkup
ini dapat dimasukan dalam Manual Mutu ISO
9001:2015.
b. Acuan Normative
Acuan Normative adalah dokumen
yang dijadikan acuan dalam menerapkan
standar mutu manajemen ISO 9001:2015.
c. Istilah dan Definisi
Istilah dan definisi sesuai dengan
bidang usaha manufaktur atau jasa.
d. Konteks Organisasi
Klausul konteks organisasi ialah
organisasi harus menentukan isu-isu eksternal
dan internal yang relevan dengan tujuan dan
arah strategis serta mampu mempengaruhi
17 Konsultan ISO, 10 Perubahan Utama Sistmen Manajemen
Mutu ISO 9001:2015, https://sertifikat-iso.com/klausul-iso-90012015,
di akses pada tanggal 25 Januari, pukul 20:53 WIB.
32
kemampuannya untuk mencapai hasil yang
diinginkan dari sistem manjemen mutunya.18
e. Kepemimpinan
Top Manjemen harus memberikan
bukti kepemimpinan dan komitmen untuk
pengembangan dan pelaksanaan Sistem
Manajemen Mutu dan terus-menerus
meningkatkan efektivitas dengan cara:
a) Mengambil tanggung jawab terhadap
sistem manajemen.
b) Memastikan kebijakan mutu dapat
dipahami dan diterapkan dalam organisasi.
c) Memastikan integrasi persyaratan sistem
manajemen di dalam proses bisnis
organisasinya yang dianggap sesuai.
d) Mempromosikan kesadaran pendekatan
proses.
e) Memastikan bahwa sumber daya yang
dibutuhkan untuk sistem manajemen
tersedia.
f) Mengkomunikasikan pentingnya
manajemen mutu yang efektif dan sesuai
dengan persyaratan Sistem Manajemen
Mutu.
18 Standar Internasional ISO 9001:2015 Sistem
Manajemen Mutu-Persyaratan, diakses tanggal 25 Februari
2020 pukul 14:50 WIB.
33
g) Memastikan bahwa Sistem Manajemen
Mutu mencapai hasil sesuai target.
h) Ikut Terlibat mengarahkan dan mendukung
semua orang untuk berkontribusi terhadap
pengembangan sistem manajemen.
i) Mempromosikan perbaikan berkelanjutan.
j) Mendukung peran manajemen yang
relevan lainnya untuk menunjukkan
kepemimpinan mereka yang berlaku untuk
area yang menjadi tanggung jawabnya.
f. Perencanaan
a) Tindakan untuk mengatasi risiko dan
peluang, organisasi harus mengambil
Peluang yang ada serta mengatasi apa
dampak yang akan terjadi dalam
mengambil peluang tersebut.
b) Sasaran mutu dan perencanaan untuk
mencapainya,organisasi harus menetapkan
sasaran mutu pada tingkat dan fungsi yang
sesuai dengan target yang telah disepakati.
c) Perubahan perencanaan ketika organisasi
menentukan kebutuhan perubahan sistem
manajemen atau proses, perubahan ini
direncanakan, dilaksanakan, dan kemudian
diverifikasi untuk efektivitas perubahan
34
akan membahas pada Rapat Tinjauan
Manajemen.19
g. Dukungan
Organisasi harus menyediakan sumber
daya yang dibutuhkan, infrastruktur yang
memadai serta orang-oarang yang
berkompeten dalam bidangnya untuk
peningkatan dari sistem manajemen mutu.
h. Operasi
Klausal ini membahas mengenai
operational dimulai dari perencanaan realisasi
produk sampai dengan delivery dan bahkan
after sales.Tambahan juga di klausul ini adalah
mengenai External Provided atau penyedia
eksternal termasuk di dalamnya supplier,
identifikasi dan mampu telusur, Customer
Property, Design dan Pengembangan juga
masuk ke dalam klausul operasional ini.20
i. Evaluasi Kinerja
a) Kepuasan Pelanggan sebagai salah satu
pengukuran kinerja sistem manajemen,
Organisasi meninjau informasi yang
19Umam, Khairul, 10 Perubahan Utama Sistem
Manajemen Mutu ISO 9001;2015, diakses pada tanggal 25
Januari 21:30. 20Noor, Rosihan, 7 Prinsip Sistem Manajemen Mutu
ISO 9001:2015, diakses pada tanggal 24 Februari 2020 pukul
17:11 WIB.
35
berkaitan dengan persepsi pelanggan
apakah organisasi telah memenuhi
persyaratan pelanggan. Metode untuk ini
adalah Prosedur survey kepuasan
pelanggan.
b) Audit internal, organisasi harus melakukan
audit internal pada selang waktu terencana
untuk menentukan apakah sistem
manajemen sesuai dengan persyaratan
kontrak dan peraturan, dengan persyaratan
ISO 9001, dan persyaratan sistem
manajemen. Audit juga berusaha untuk
memastikan bahwa sistem manajemen
telah diterapkan secara efektif dan
dipelihara.21
c) Tinjauan Manajemen dilaksanakan, pada
selang waktu terencana, untuk memastikan
kesesuaian, kecukupan dan efektivitas.
Tinjauan mencakup penilaian peluang
perbaikan, dan kebutuhan untuk perubahan
pada sistem manajemen.
21 Roslinormansyah, “Perkembangan ISO 9001 Hingga
Sampai Versi 9001:2015”, diakses pada tanggal 25 Februari pukul
14;13 WIB.
36
j. Peningkatan
Organisasi harus menentukan dan dapat
memilih peluang kesempatan untuk
peningkatan sehingga kepuasan pelanggan
dapat terpenuhi, lebih lanjut organisasi mampu
mencegah dan memperbaiki tindakan yang
tidak diinginkan serta meningkatkan kinerja
sistem manajemen mutu.
6. Manfaat Implementasi Sistem Manajemen
Mutu
Manfaat potensial suatu organisasi yang
mengimplementasikan sistem manajemen kualitas
berdasarkan standar internasional adalah:
a. Kemampuan untuk menyediakan produk dan
jasa secara konsistensi yang memenuhi
kebutuhan pelanggan dan persyaratan hukum
serta peraturan yang berlaku.22
b. Memfasilitasi peluang yang ada serta
meningkatkan produktivotas organisasi
sehingga terjadinya kepuasan pelanggan.
c. Mampu mengikuti kesesuain terhadap sistem
manajemen mutu yang telah diatur.
22Widson, Willian, “Model Penerapan Sistem Manajemen
Mutu Berbasis ISO 9001:2015 Pada Kontraktor di provinsi Papua
Barat” Jurnal Sipil Statik, Vol.6 No.8, Agustus 2018, hal.581
37
B. Konsep Program
1. Pengertian Program
Program merupakan pernyataan yang berisi
kesimpulan dari beberapa harapan atau tujuan
yang saling bergantung dan saling terkait, untuk
mencapai suatu sasaran yang sama. Biasanya suatu
program mencakup seluruh kegiatan yang berada
di bawah unit administrasi yang sama, atau
sasaran-sasaran yang saling bergantung dan saling
melengkapi, yang semuanya harus dilaksanakan
secara bersamaan atau berurutan.23
Menurut Suharsimi Arikunto
mengemukakan program adalah suatu yang
rencana yang pada dasarnya telah menggambarkan
rencana secara konkret.24 Menurut Widyoko
“program diartikan sebagai serangkaian kegiatan
yang direncanakan sengan seksama dan dalam
pelaksanannya berlangsung dalam proses yang
berkesinambungan, dan terjadi dalam suatu
organisasi yang melibatkan banyak orang”.25
Dari beberapa pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa program adalah serangkaian
23Muhaimin, Suti’ah dan Listyo, Sugeng, Manajemen
Pendidikan, (Jakarta:Kencana,2009), hal.349 24 Arikunto, Suharsimi, Penilaian Program Pendidikan,
(Yogyakarta: Bima Aksara, 1998) hal.1 25 Munthe, Ashiong, “Pentingnya Evaluasi Program Di
Institusi Pendidikan”, Scholaria, Vol.5 No.2, Mei 2015, hal 5
38
kegiatan sistematis yang sudah direncanakan, serta
adanya sasaran tujuan dan pelaksanaan prosesnya
saling berkaitan.
Menurut Arikunto, bahwa ada tiga
pengertian penting dan perlu ditekankan dalam
menentukan program, yaitu (1) realisasi atau
implementasi suatu kebijakan, (2) terjadi dalam
waktu relative lama bukan kegiatan tunggal tetapi
jamak berkesinambungan, dan (3) terjadi dalam
organisasi yang melibatkan sekelompok orang.26
Program dapat diartikan sebagai suatu kesatuan
kegiatan dapat disebut sebagai teknik prosedur
yang didalamnya terdapat rangkaian kegiatan yang
dilakukan terus-menerus.
Tujuan Program merupakan sesuatu yang
pokok dan harus dijadikan pusat perhatian
evaluator. Jika suatu program tidak mempunyai
tujuan yang tidak bermanfaat, maka program
tersebut tidak perlu dilaksanakan, tujuan
menentukan apa yang akan diraihnya.27
2. Aspek- Aspek Program
Dalam melaksanakan program kegiatan
haruslah mengetahui dan memahami macam-
26 Munthe, Ashiong, Pentingnya Evaluasi Program Di Institusi
Pendidikan, Scholaria, hal 5. 27 Arikunto, Suharsimi, Penilaian Program Pendidikan, Hal.2-3.
39
macam program yang ditinjau dari berbagai aspek,
ada beberapa yang harus diketahui:
1) Tujuan
Tujuan dari program berbeda, ada
yang mencari keuntungan ataupun
bertujuan sukarela. Jika tujuan program
tersebut sukarela maka ukurannya seberapa
banyak program tersebut dapat bermanfaat
untuk orang banyak.
2) Jenis
Ada program Pendidikan, program
koperasi, program kemasyarakatam,
program kemanusiaan, dan sebagainya.
3) Jangka Waktu
Dalam program ada jangka watu
Panjang, jangka waktu pendek, dan jangka
waktu menengah.
4) Keluasannya
Ditinjau dari keluasan program, ada
program sempit dan program luas, program
sempit hanya terbatas menyangkut
variabel, sedangkan program luas
menyangkut banyak variabel.28
5) Pelaksanannya
28 Arikunto, Suharsimi, Penilaian Program Pendidikan,
Hal.2-3.
40
Di dalam pelaksanaan program
terbagi dua, program kecil dan besar,
program kecil dilaksanakan beberapa orang
sedangkan program besar dilaksanakan
oelh banyak orang.
6) Sifatnya
Ada program penting dan kurang
penting, program penting yang berdampak
pada orang banyak dan hal-hal penting
sedangkan program kurang penting
sebaliknya.29
29 Arikunto, Suharsimi, Penilaian Program Pendidikan,
Hal.2-3.
41
C. Kerangka Berpikir
Penerapan manajemen mutu ISO 9001:2015
menjadi dampak yang cukup signifikan oleh lembaga
atau perusahaan, berusaha menjadi lebih baik lagi dan
mengembangkan kemampuannya. Kerangka berpikir
BAZNAS Depok dalam penerapan ISO 9001:2015 di
program Depok peduli. Pelaksanaan ISO 9001:2015
kemudian penerapan ISO 9001:2015, dalam ISO
9001:2015 terdapat 7 prinsip yang harus di terapkan
yakni : fokus pelanggan, kepemimpinan, keterlibatan
semua pihak, pendekatan proses, perbaikan,
pengambilan keputusan dan manajemen hubungan ,
setelah menerapkan prinsip-prinsip ISO 9001:2015
terciptalah peningkatan kualitas sistem manajemen.
42
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
Pelaksanaan ISO
9001 : 2015
Prinsip ISO 9001 :
2015
• Fokus Pelanggan
• Kepemimpinan
• Keterlibatan semua pihak
• Pendekatan Proses
• Perbaikan
• Pengambilan keputusan
• Manajemen Hubungan
Peningkatan Kualitas
Sistem
43
BAB III
GAMBARAN UMUM LEMBAGA BAZNAS
KOTA DEPOK
A. Sejarah Singkat Badan Amil Zakat Nasional
(BAZNAS) Kota Depok
BAZNAS Kota Depok adalah lembaga
pemerintahan nonstruktural yang dibentuk
berdasarkan keputusan Dirjen BIMAS Islam Nomor
DJ>II/658 Tahun 2014 Tentang Pembentukan Badan
Amil Zakat Nasional Kabupaten/Kota Se-Indonesia.1
Namun, sebelumnya sudah hadir praktek-praktek
pengelolaan zakat yang melembaga di tengah
masyarakat Kota Depok. Praktek tersebut dilakukan
menjelang 1 Syawal dalam pengumpulan dan
penyaluran zakat fitrah oleh “amil” yang dibentuk oleh
masyarakat atas dasar kewajiban sebagai seorang
muslim untuk berzakat.
Perkembangan kelembagaan zakat berkembang
pesat atas inisiatif ormas islam maupun masyarakat,
kepercayaan masyarakat (muzaki) diberikan kepada
lembaga yang dipercaya dan mampu menyalurkan hak
mustahik secara tepat.
1BAZNAS Kota Depok, Menuju Kebangkitan Zakat di Kota
Depok, http://baznasdepok.id/, diakses pada tanggal 20 Mei 2020, pukul
12:56 WIB.
44
Organisasi pengelola zakat baik yang berbasis
Ormas Islam, maupun institusi keagamaan yang
berkembang di masyarakat semakin marak sekitar
tahun 90-an. Perkembangan selanjutnya dalam tataran
kebijakan nasional terbitlah Undang-undang Nomor
38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat. Pemerintah
Kota Depok membentuk Lembaga Amil Zakat (LAZ)
untuk mengelola zakat di jajaran pemerintahan. Pada
saat yang sama, LAZ berbasis ormas maupun institusi
keagamaan telah mendapat kepercayaan masyarakat.
Perkembangan selanjutnya pada bulan April
tahun 2001 LAZ Kota Depok dikukuhkan menjadi
BAZ Kota Depok dengan masa bakti kepengurusan
selama 3 tahun untuk satu periode. Kelembagaan BAZ
Kota Depok mengalami dinamika dan bertahan hingga
pada penghujung periode kepengurusan tahun 2010 -
2013. Di tengah periode ini diberlakukan Undang-
undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan
Zakat yang mengharuskan BAZ Kota Depok
melakukan sejumlah penyesuaian, di antaranya nama
lembaga menjadi BAZNAS Kota Depok.
Namun adaptasi BAZ Kota Depok terhadap
pemberlakuan Undang-undang tersebut belum
sempurna sehingga pengelolaan zakat belum
sepenuhnya mencapai hasil yang optimal, sekalipun
sudah beralih nama menjadi BAZNAS Kota Depok.
45
Optimalisasi capaian BAZNAS sesungguhnya
merupakan tujuan dari Undang-undang Nomor 23
Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat. Hal ini
ditunjukkan dengan klausul tujuan dalam undang-
undang tersebut yakni:
1. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan
dalam pengelolaan zakat, dan
2. Meningkatkan manfaat zakat untuk mewujudkan
kesejahteraan masyarakat dan penanggulangan
kemiskinan.
Untuk mencapai tujuan dimaksud, UU
mengatur bahwa kelembagaan pengelola zakat harus
terintegrasi dengan BAZNAS sebagai koordinator
seluruh pengelola zakat, baik BAZNAS Provinsi,
BAZNAS Kabupaten/Kota maupun LAZ.
Perkembangan LAZ berbasis ormas maupun institusi
keagamaan di Kota Depok semakin menguat, pada
saat BAZNAS.
Kota Depok periode 2013-2016 mengalami
kelemahan fungsi operasional maupun koordinasi.
Kepemimpinan BAZNAS Kota Depok periode ini
tidak dirasakan oleh LAZ maupun Pemerintah Kota
Depok. Hal ini terjadi karena berbagai faktor yang
cukup rumit meliputi baik internal maupun eksternal
BAZNAS Kota Depok periode ini, di antaranya adalah
aspek legalitas, operasional dan manajerial.
46
Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan
Masyarakat Islam Nomor DJ.II/568 Tahun 2014
tentang Pembentukan Badan Amil Zakat Nasional
Kabupaten/Kota se Indonesia tertanggal 5 Juni 2014
menandai lahirnya BAZNAS Kota Depok sesuai
amanat Undang-undang Nomor 23 Tahun 2011
tentang Pengelolaan Zakat.
Peraturan BAZNAS Nomor 03 Tahun 2014
Tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Amil Zakat
Nasional Provinsi dan Badan Amil Zakat Nasional
Kabupaten/Kota tertanggal 13 Oktober 2014
mendorong Pemerintah Kota Depok
menyelenggarakan tahapan-tahapan pembentukan
organisasi BAZNAS Kota Depok sesuai peraturan
tersebut. Di akhir tahun 2016, tepatnya Bulan Oktober
2016 Pemerintah Kota Depok menerbitkan Surat
Keputusan tentang Pimpinan BAZNAS Kota Depok
periode 2016-2021. BAZNAS Kota Depok sebagai
lembaga yang dibentuk dan disahkan oleh Pemerintah
Kota Depok memiliki tugas pokok mengumpulkan,
mengelola, menyalurkan, dan memberdayakan dana
zakat, infak, shadaqah, dari seluruh umat Islam di
Kota Depok.2
2 BAZNAS Kota Depok, Pengelolaan Zakat di Kota Depok,
diakses pada tanggal 25 Januari 2020, pukul 23:00 WIB.
47
B. Visi dan Misi Badan Amil Zakat Nasional
(BAZNAS) Kota Depok
1. Visi
“Menjadi Lembaga Pemberdaya Umat yang
Unggul dan Terpercaya di Indonesia Tahun 2021”
2. Misi
Adapun beberapa misi BAZNAS Kota Depok,
diantaranya:3
a) Mengoptimalkan secara terukur pengumpulan
zakat, infak dan sedekah (ZIS).
b) Mengoptimalkan pendistribusian dan
pendayagunaan zakat, infak dan sekedah untuk
pengentasan kemiskinan, peningkatan
kesejahteraan masyarakat, dan pemoderasian
kesenjangan sosial.
c) Menerapkan sistem manajemen sumberdaya
yang handal keuangan yang transparan dan
akuntabel berbasis teknologi informasi dan
komunikasi terkini.
d) Menerapkan sistem pelayanan prima kepada
seluruh pemangku kepentingan zakat di Kota
Depok.
3 BAZNAS Kota Depok, Pengelolaan Zakat di Kota Depok,
diakses pada tanggal 25 Januari 2020, pukul 23:02 WIB.
48
e) Menggerakkan dakwah Islam untuk
kebangkitan zakat di kota Depok melalui
sinergi umat.
f) Terlibat aktif dan memimpin gerakan zakat dan
pengentasan kemiskinan umat di Kota Depok.
C. Struktur Kepengurusan BAZNAS Kota Depok
Tabel 3.1 : Struktur Kepengurusan
No Jabatan Nama
Pimpinan
1 Ketua KH. Encep MA
2 Wakil Ketua Abdul Ghofar, S.E.I
3 Wakil Ketua Setiawan Eko Nugroho, S.T,
M.S.i
4 Wakil Ketua Dr. Rida Hesti Ratnasari,
M.S.i
Amil Pelaksana
5 Staff Bidang Pengumpulan Khamsiar S.Sos.I
Husnul Fikri S.Si
6 Staff Bidang Pendayagunaan
dan Pendistribusian
Gunung Aji Massaid, S.Kpm
Khoerun Nisa, S.H
7 Surveyor M. Khoiruman
8 Staff Bidang Perencanaan
dan Pelaporan
Ai Nur Ilmi, S.E.Sy.
Novi Setyawatie, S.E
9 Staff Bidang Administrasi
dan Umum
Tri haryanti, S.E
Septi Wulandari, S.E
49
D. Program Kerja Badan Amil Zakat Nasional
(BAZNAS) Kota Depok
Secara umum program kerja BAZNAS Kota
Depok terbagi menjadi 5 program:
a) Program Depok Cerdas
Adalah program kerja yang fokus untuk
melayani dan membantu masyarakat dhuafa yang
berkaitan dengan masalah pendidikan dan
peningkatan kapasitas masyarakat seperti :
Bantuan Pendidikan Tahun Ajaran Baru, Beasiswa
Dhuafa, Bimbel Gratis.
b) Program Depok Peduli
Adalah program kerja yang fokus untuk
melayani dan membantu masyarakat dhuafa yang
berkaitan dengan program kemanusiaan dan
peduli lingkungan. Program ini program yang
bersifat kemanusiaan yang mana bantuan yang
diberikan tidak bisa digunakan untuk kegiatan
produktif lainnya, dan program ini hanya dapat
diberikan ketika semua kebutuhan dasar tidak bisa
dipenuhi (fakir)
c) Program Depok Sehat
Adalah program kerja yang fokus untuk
melayani dan membantu masyarakat dhuafa yang
berkaitan dengan masalah kesehatan.
d) Program Depok Sejahtera
50
Adalah program kerja yang fokus untuk
melayani dan membantu masyarakat dhuafa yang
berkaitan dengan kesejahteraan warga depok
dengan bantuan modal usaha, sarana usaha serta
pembinaan dan pendampingan usaha.
e) Program Depok Taqwa
Adalah program kerja yang fokus dalam
kegiatan-kegiatan dakwah untuk meningkatkan
kapasitas keimanan umat.
Demikian ke-5 program tersebut untuk
masyrakat Depok yang masih berjalan di BAZNAS
Kota Depok.
Namun penulis akan lebih memfokuskan
pembahasan mengenai program Depok Peduli yang
dilakukan oleh BAZNAS Kota Depok. Program
tersebut merupakan kegiataan kemanusiaan yang
dikhusukan untuk peduli terhadap kaum dhufa seperti
rumah singgah, korban bencana alam.
51
BAB IV
DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Data
Pada bab ini peneliti menjabarkan beberapa
data dan hasil temuan terkait program Depok Peduli
yang dijalankan oleh BAZNAS Kota Depok, data dan
hasil temuan tersebut di dapat dari observasi dan
wawancara yang peneliti lakukan, wawancara
berlangsung secara online dan datang langsung ke
BAZNAS Kota Depok. Pertama wawancara dilakukan
secara online dengan narasumber Ibu Tri Haryanti,
staff bidang admnistrasi dan umum, kemudian
wawancara selanjutnya dengan narasumber Ibu Ai Nur
Ilmi, staff bidang perencanaan dan pelaporan, dan
terakhir dengan Ibu Nisa, staff bidang pendistribusian
dan pendayagunaan.
Selain dengan wawancara, peneliti juga
melakukan observasi dan mencari informasi dengan
melihat situs website, dan brosur BAZNAS Depok,
peneliti pun pernah mengikuti praktek kerja
dilapangan selama 30 hari kerja di BAZNAS Depok,
dengan kesempatan ini peneliti pun mendapatkan
banyak pengetahuan dan pembelajaran mengenai pola
alur kegiatan program BAZNAS Depok.
Program Depok peduli ada sejak tahun 2017,
sejak penyusunan RKAT (Rapat Kerja Akhir Tahun)
52
ditahun 2017, sebenarnya kita agak keterlambatan
namun masih terealisasikan, seharusnya rencana kerja
ada sebelum masuk tahunnya, namun karena ini awal
tahun 2017 kita kekejar, dan dari awal sudah di peta-
petakan, sejak awal 2017 di BAZNAS Depok sudah
ada depok peduli.1
Depok peduli adalah bantuan yang bersifat
kemanusiaan, sosial, program Depok peduli
bantuannya bersifat habis saat itu juga, jika seseorang
dikasih modal bisa continue, orang dikasih pendidikan
beasiswa bisa bekerja harapannya begitu, tapi ketika
memberi bantuan di Depok peduli saat itu juga habis,
misalnya kita punya program “fakir” bulanan, kenapa
kita bantu tiap bulan karna ketika mustahiq fakir ia tak
punya pekerjaan tak punya penghasilan, dan tak bisa
memenuhi kebutuhan sehari-harinya.2
Dalam prioritas pendistribusian dan
pendayagunaan ZIS tahun 2018 sampai dengan
sekarang, program Depok peduli ( Program Sosial,
Kemanusiaan, LH) hanya mendapatkan 10%, program
Depok peduli mendapatkan persentase paling sedikit
dikarenakan BAZNAS Depok itu sendiri lebih
mengutamkan pemberdayaan masyarakat Depok.
1 Wawancara pribadi dengan Staf Bidang Perencanaan dan
Pelaporan, Ibu Ai Nur Ilmy pada tanggal 14 Mei 2020 2 Wawancara pribadi dengan Staf Bidang Perencanaan dan
Pelaporan, Ibu Ai Nur Ilmy pada tanggal 14 Mei 2020.
53
Sehingga berkurangnya warga miskin di depok
dengan mengembangkan potensi-potensi warga Depok
melalui pemberdayaan, sedangkan program Depok
Peduli bukanlah termasuk dari pemberdayaan
melainkan kemanusiaan. Biasanya warga Depok yang
menerima bantuan Depok Peduli ini warga Depok
yang berkategori fakir ataupun sedang mengalami
musibah bencana alam, seperti banjir, gempa, dll.
TABEL 4.1 : Persentase Prioritas Pendistribusian
& Pendayagunaan ZIS Kota Depok
No Program Persentase
1 Depok Sejahtera ( Program
Ekonomi)
45%
2 Depok Cerdas (Program
Pendidikan)
20%
3 Depok Sehat ( Program
Kesehatan)
15%
4 Depok Peduli ( Program Sosial) 10%
5 Depok Taqwa ( Program
Dakwah)
10%
TOTAL 100%
Sumber : Brosur BAZNAS Kota Depok
Adapun jumlah warga Depok yang sudah merasakan
program tersebut.
54
Tabel 4.2 : Jumlah penerima manfaat Depok Peduli
tiap tahunnya3
No Tahun Jumlah
1 2017 3928 Jiwa
2 2018 1599 Jiwa
3 2019 1723 Jiwa
B. Temuan Penelitian
1. Konsep ISO 9001:2015 di Program Depok
Peduli
BAZNAS Depok sudah menerapkan
sistem manajemen mutu ISO (International
Standar Organization) pada akhir tahun 2019,
BAZNAS Depok meraih ISO 9001:2015 oleh
perusahaan WQA (Worldwide Quality Assurance).
BAZNAS Depok menerapkan sistem manajemen
mutu ISO 9001:2015 dalam rangka peningkatan
efisiensi pada level operasional, serta
meningkatkan kepercayaan muzaki dan terjaga
dengan baik.4
Sistem manajemen mutu ISO pada
BAZNAS Depok memiliki peran mengatur
jalannya manjemen agar lebih baik dan terarah,
3 Wawancara pribadi dengan Staf Bidang Perencanaan dan
Pelaporan, Ibu Ai Nur Ilmy pada tanggal 14 Mei 2020. 4 Wawancara pribadi dengan Staf Bidang Administrasi dan
Umum, Ibu Tri Haryanti pada tanggal 11 Mei 2020
55
dengan adanya manajemen mutu ISO 9001:2015
di program Depok peduli dapat menentukan
rencana atau tujuan organisasi. Sistem manajemen
mutu ISO 9001:2015 memiliki peran untuk tindak
lanjut perbaikan, setelah menganalisa dan
mengukur kinerja maka dilakukanlah perbaikan
berkesinambungan agar tidak terjadi kesalahan
terulang.
Konsep ISO 9001: 2015 pada program
Depok peduli sama seperti program-program lain
yang terdapat di BAZNAS Depok, menggunakan
prinisip pendistribusian dan pendayagunaan ZIS
yakni:5
a) Zakat wajib didistribusikan kepada mustahik
sesuai dengan syariat Islam.
b) Pendistribusian zakat dilakukan berdasarkan
skala prioritas dengan memperhatikan prinsip
pemerataan, keadilan dan kewilayahan.
c) Zakat dapat didayagunakan untuk usaha
produkif dalam rangka penanganan fakir
miskin dan peningkatan kualitas umat.
d) Pendayagunaan zakat untuk usaha produktif
dilakukan apabila kebutuhan dasar mustahik
telah terpenuhi.
5 Wawancara pribadi dengan Staf Bidang Administrasi dan
Umum, Ibu Tri Haryanti pada tanggal 11 Mei 2020.
56
e) Pendistribusian dan pendayagunaan infak,
sedekah dan dana social keagamaan lainnya
dilakukan sesuai dengan syariat islam dan
dilakukan sesuai dengan peruntukan yang
diikrarkan oleh pemberi.
Dalam perencanaan sistem manajemen
mutu mencakup kebijakan dan penetapan tujuan
mutu dalam mengimplementasikan sistem
manajemen mutu sesuai dengan ISO 9001:2015.
Kebijakan mutu program Depok peduli sama
halnya dengan program-program BAZNAS Depok
:6
a) Peningkatan layanan prima berkesinambungan
guna meningkatkan potensi penghimpunan
Zakat, Infaq, Sedekah (ZIS) BAZNAS Kota
Depok.
b) Menciptakan dan melaksanakan program-
program pemberdayaan unggulan untuk
membantu pemerintah Kota Depok
mengurangi dan mengentaskan kemiskinan.
c) Mengelola dana Zakat, Infaq dan Sedekah
(ZIS) secara amanah dengan tata Kelola yang
baik.
6 Wawancara pribadi dengan Staf Bidang Perencanaan dan
Pelaporan, Ibu Ai Nur Ilmy pada tanggal 29 Juni 2020.
57
d) Pembinaan, pengembangan, dan penyadaran
kewajiban berzakat demi meningkatkan
kesejahteraan serta kualitas kehiudpan
masyarakat Depok.
e) Menyajikan data penerimaan, pendistribusian
dan pendayagunaan Zakat, Infaq dan Sedekah
(ZIS) yang akurat dengan didukung oeleh
sistem teknologi informasi.
f) Menerapkan dan memperoleh sertifikasi sistem
manajemen mutu ISO 9001:2015.
g) Menjadi Center of Excellence organisasi sosial
dan perzakatan di Kota Depok khususnya, di
Provinsi Jawa Barat umumnya melalui
implementasi budaya Lembaga, peningkatan
kompetensi SDM, pemanfaatan teknologi,
digital, inovasi layanan dan operasional, serta
penerapan sistem pengelolaan kinerja unggul.
h) Menjadi Role Model BAZNAS
Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat.
Setiap lembaga atau perusahaan
mempunyai tujuan maupun target tersendiri, agar
terlaksananya sistem manajemen mutu ISO
9001:2015 di BAZNAS Depok, Adapun Tujuan
Mutu Indikator Kinerja Kunci (IKK) BAZNAS
Kota Depok Tahun 2020.
58
a) Penghimpunan Zakat, Infaq, Sedekah (ZIS)
dan Dana Sosial Keagamaan Lainnya (DSKL)
sebesar Rp.18.540.025.000,-.
b) Jumlah Muzaki Individu 9.374 orang.
c) Menyalurkan Dana Zakat, Infaq, Sedekah dan
Dana Sosial Keagamaan Lainnya (DSKL)
minimal 99,4% dari total pengumpulan
ditambah saldo awal tahun 2020.
d) Menanggulangi angka kemiskinan sebanyak
500 orang dengan standar kemiskinan versi
Badan Pusat Statistik (BPS).
e) Meningkatkan pelayanan kepada muzaki dan
mustahik melalui Teknologi Digital dan
aplikasi Mobile System lainnya dengan hasil
Customer Satisfication Index (CSI) ≥ 80%.
f) Terselenggaranya sosialisasi dan edukasi di
Kota Depok minimal 4 kali dalam satu tahun.
g) Laporan Keuangan 2020 diaudit oleh Kantor
Akuntan Publik (KAP).
h) Penyajian data penerimaan dan pendistribusian
ZIS (laporan bulanan) setaiap tanggal 10 bulan
berikutnya.
i) Menyajikan laporan pengelolaan dana zakat
daerah tahun 2020.
59
j) Peningkatan sumber daya manusia melalui
pelatihan atau Sharing Knowledge
Management 6 (enam) kali.
k) Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran
Tahunan (RKAT) 2020.
l) Audit Surveillance ISO 9001:2015 dari Badan
Sertifikasi Dunia.
m) Menjadi Role Model BAZNAS
Kota/Kabupaten dalam aspek manajemen
mutu.
2. Proses Implementasi ISO 9001:2015 Pada
Program Depok Peduli
Sebagai badan organisasi pengelola zakat
BAZNAS Depok harus menetapkan,
mendokumentasikan, melaksanakan dan
memelihara sebuah sistem manajemen mutu dan
secara berkelanjutan meningkatkan efektivitasnya
sesuai dengan persyaratan International Standar
Organization:
Langkah-langkah BAZNAS Depok :7
a) Mengidentifikasi proses-proses yang
diperlukan oleh sistem manajemen mutu dan
penerapannya di seluruh organisasi.
7 Wawancara pribadi dengan Staf Bidang Perencanaan dan
Pelaporan, Ibu Ai Nur Ilmy pada tanggal 29 Juni 2020.
60
b) Menentukan urutan dan interaksi dari proses-
proses tersebut.
c) Menentukan kriteria dan metode-metode yang
diperlukan untuk menjamin bahwa operasi dan
pengendalian dari proses-proses tersebut
efektif.
d) Menjamin ketersediaan sumber daya dan
informasi yang diperlukan untuk mendukung
operasi dan pemantuan dari proses-proses
tersebut.
e) Memantau, mengukur, dan menganalisis
proses-proses tersebut.
f) Melakukan Tindakan yang diperlukan untuk
mencapai hasil-hasil yang direncanakan dan
peningkatan dari proses tersebut.
Sistem manajemen ISO 9001:2015
menetapkan 7 (tujuh) prinsip dalam menjalankan
sistem manajemen mutu, oleh karena itu BAZNAS
Depok menerapkan prinsip-prinsip manajemen
mutu ISO 9001:2015 pada program Depok peduli,
yakni :8
a) Fokus Pelanggan
Prinisp fokus pelanggan yang
diutamakan penerimaan bantuan Depok peduli
8 Wawancara pribadi dengan Staff Bidang Pendistribusian
Dan Pendayagunaan, Ibu Nisa pada tanggal 22 Juni 2020.
61
mustahik yang bersifat urgensi, seperti korban
bencana alam, banjir, atau kebakaran,
kemudian BAZNAS melibatkan dua, tim LAB
(Layanan Aktif Bantuan) dan BTB (BAZNAS
Tanggap Bencana) , bisa juga kebutuhan
hidup, orang yang punya tunggakan kontrakan,
kelaparan sudah lansia dan tidak mampu
membiayai hidup, maka kami turunkan tim
kami LAB dan BTB.
b) Kepemimpinan
Terkait kepimpinan berarti kebijkan
pimpinan dalam keputusan terkait program
depok peduli, pimpinan biasanya sudah ada
verifikasi dari staff , kemudian mengadakan
rapat komite yang bersifat urgensi, dan ketika
mustahik membutuhkan dana yang cukup
banyak, bisa diputuskan di rapat komite
tersebut. Pimpinan melahirkan kebijakan,
kemudian staff melaksanakan kebijakan yang
sudah diputuskan.
c) Keterlibatan Semua Pihak
Prinsip ini pada jalannya program itu
staff pelaksana program sebagai pembuat
program yang sifatnya situasional yang di
lapangan atau yang sesuai RKT (Rapat Kerja
Tahunan). Administrasi program yang
62
membuat administrasi tiap berjalannya
program, yang ketiga LAB dan BTB sebagai
tim pelaksana program yang ada dilapangan.
Wakil ketua II sebagai mengambil kebijakan
dalam setiap program, dan juga seperti
pimpinan BAZNAS mempunyai kebijakan,
adanya rapat komite, rapat komite terdiri dari
pimpinan BAZNAS, wakil ketua dua yang
membawahi bidang-bidang, dan yang ketiga
salah satu wakil ketua, rapat komite akan
terlaksana jika terdapat tiga pimpinan.
Selanjutnya keterlibatan semua pihak eksternal
kami itu stakehoders, ada muzaki,
pemerintahan kota, BAZNAS Pusat, BAZNAS
Jabar dan mitra penyalur.
d) Pendekatan Proses
Pendekatan proses pada program
Depok Peduli ada yang langsung terjun ke
lapangan seperti tim LAB dan BTB, dan
layanan langsung dikantor untuk melayani
mustahik maupun muzaki yang datang . Jika
pendekatan lapangan biasanya yang bersifat
urgensi yang bertemu langsung antara
BAZNAS Depok kepada mustahik program
Depok peduli.
63
e) Perbaikan
Terbentuknya tim LAB terbentuk
karena kita melakukan perbaikan sehingga
Program Depok Peduli mempunya tim yang
langsung terjun ke lapangan yang bersifat
urgensi.
f) Pengambilan Keputusan
Keputusan diambil berdasarkan laporan
yang berada dilapangan, tim LAB dan tim
verifikasi, staff program dan terkahir melalui
keputusan rapat komite.
g) Manajemen Hubungan
Relasi antara BAZNAS dengan mitra
kami, yaitu mitra penyalur. Dalam program
Depok peduli kami meminta bantuan kepada
mitra penyalur untuk memberikan bantuan
kepada warga depok yang membutuhkan.
3. Program Depok Peduli
Dalam program Depok Peduli terbagi lima
kegiatan yang termasuk dalam program tersebut,
yakni :9
a) Perbaikan Rumah Dhuafa
9 BAZNAS Kota Depok, Menuju Kebangkitan Zakat di Kota
Depok, diakses pada tanggal 20 Mei 2020, pukul 12:56 WIB.
64
Perbaikan rumah warga-warga depok
yang tidak mampu untuk memperbaiki
rumahnya sehingga tempat tinggalnya tidak
layak untuk dihuni, penyebabnya bisa
dikarenakan bencana alam, kebakaran, dll.
b) Perbaikan Rumah Sanitasi Sehat
Memperbaiki rumah-rumah dan
lingkungannya yang tidak memenuhi
persyaratan kesehatan seperti tidak memiliki
jendela,ventilasi dikarenakan tidak mampunya
warga tersebut.
c) Pelatihan Tanggap Bencana
Melatih untuk sigap terhadap bencana-
bencana yang kemungkinan terjadi di
Indonesia seperti, kebakaran, banjir, gempa dll.
d) Bantuan Kemanusiaan dan Bencana
Menyalurkan bantuan kepada
masyarakat yang terkena bencana, maupuan
masyarakat Depok dalam kategori “fakir” yang
tidak mampu mencukupi kebutuhan dirinya
sendiri, oleh karena itu BAZNAS Depok
melakukan bantuan bulanan untuk masayarakat
fakir Kota Depok.
e) Penguatan Bank Sampah
Penguatan Bank Sampah adalah salah
satu bukti bahwa BAZNAS Depok peduli
65
dengan lingkungan, BAZNAS akan memberi
pelatihan untuk dapat mengelola dan memilah
jenis sampah yang menumpuk sehingga
mampu menjadi lingkungan yang bersih dan
sehat.
4. Manfaat Implementasi ISO 9001:2015 Pada
Program Depok Peduli
BAZNAS Depok selalu berusaha menjadi
Role Model BAZNAS Kota/Kabupaten di Jawa
Barat, perbaikan yang terus-menerus, hingga
meraih ISO 9001:2015 oleh WQA (Worldwide
Quality Assurance). Dengan adanya penerapan
sistem manajemen mutu ISO, perubahan terhadap
kinerja BAZNAS Depok pada program Depok
Peduli, yakni :10
a) Peningkatan Efisiensi Pada Level Operasional.
Setiap bagian dalam BAZNAS,
terutama dalam program Depok Peduli semua
kegiatan dari permohonan bantuan, persetujuan
bantuan, penyerahan bantuan hingga pelaporan
bantuan menjadi lebih efisien dan tepat waktu.
10 Wawancara pribadi dengan Staf Bidang Administrasi dan
Umum, Ibu Tri Haryanti pada tanggal 11 Mei 2020.
66
b) Proses Serta Dokumentasi Yang Ditetapkan
Secara Efektif Menyebabkan Pekerjaan Dapat
Dilakukan Secara Konsisten.
Semenjak menerapkan sistem
manajemen mutu ISO 9001:2015 pelaporan
setiap bagian menjadi teratur dan terjadwal,
pada tanggal 10 bulan berikutnya setiap bagian
wajib melaporkan tugasnya.
c) Variasi Yang Tidak Memenuhi Standar Mutu
Dapat Diminimalkan. Dan Tingkat Kesalahan
Dapat Dihindarkan.
Proses-proses kegiatan yang tidak
memenuhi standar sistem manajemen mutu
ISO 9001:2015 akan terus diperbaiki.
BAZNAS Depok akan membagikan kuisoner
untuk muzaki dan mustahik untuk mengetahui
performa yang harus ditingkatkan.
d) Peningkatan Efisiensi Tingkat Organisasi.
Sistem manajemen mutu ISO
9001:2015 mendorong BAZNAS Depok
menjadi BAZNAS Kota yang unggul dan
terpercaya, dengan melakukan pelatihan untuk
para amil, mengenalkan BAZNAS Depok
kepada masyarakat Kota Depok, dan
mempunyai target yang harus dicapai.
67
e) Kepercayaan Muzaki Meningkat Dan Terjaga
Dengan Baik.
Memberikan pelayanan yang terbaik
bagi muzaki sehingga menjadi BAZNAS yang
amanah dan unggul
f) Prosedur Terdokumentasi Dengan Baik Dan
Alur Kerjanya Jelas.
Setiap bagian sudah harus menerapkan
SOP (Standar Operating Procedur) sehingga
meminimalisir terjadinya kesalahan.
68
BAB V
ANALISIS DATA TEMUAN
A. Analisis Implementasi ISO 9001:2015 Pada Program
Depok Peduli
Berdasarkan hasil temuan terkait implementasi
ISO 9001:2015 pada program Depok Peduli terdapat
beberapa varibel yang sesuai dengan teori implementasi
(pada bab II hal 16) yang dikemukakan oleh Rimaru
bahwa, implementasi merupakan suatu proses
mendapatkan suatu hasil yang sesuai dengan tujuan atau
sarana kebijakan itu sendiri.
Hal itu bisa dilihat dari kebijakan dan sasaran
mutu BAZNAS Depok dalam mengimplementasikan
ISO 9001:2015 pada program Depok Peduli, dalam
kebijakan mutu BAZNAS Depok salah satunya menjadi
Role Model BAZNAS Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa
Barat dan Indonesia, ini salah satu bukti BAZNAS
Depok pada program Depok Peduli bahwa untuk
mendapatkan hasil maka diperlukan proses dengan
mengimplementasikan ISO 9001:2015 agar sesuai
dengan tujuan BAZNAS Depok pada Program Depok
Peduli.
Pada Program Depok Peduli memiliki SOP
(Standar Operational Prosedur) yang sama dengan
program-program yang lain, konsep yang digunakan pun
69
45%
20%
15%
10%
10%Depok Sejahtera
Depok Cerdas
Depok Sehat
Depok Peduli
Depok Taqwa
sama tidak ada yang berbeda dari program lain, namun
pada program Depok Peduli bersifat kemanusiaan
sedangkan pada program lain bersifat pendayagunaan
dan pemberdayaan sehingga pada persentase prioritas
pendistribusian dan pendayagunaan ZIS hanya 10%.
Tabel 5.1
Pendayagunaan dan Pendistribusian Dana ZIS
Dalam wawancara terkait persentase prioritas
pendistribusian dan pendayagunaan ZIS, program
Depok Peduli hanya mendapatkan 10% dari prioritas
pendistribusian dan pendayagunaan ZIS, dikarenakan
sesuai dengan Visi BAZNAS Depok “Menjadi Lembaga
Pemberdaya Umat yang Unggul dan Terpercaya di
Indonesia Tahun 2021” oleh karena itu BAZNAS
Depok ingin masyarakat Depok berdaya dan unggul
hingga mampu mengentaskan kemiskinan, sedangkan
70
Program Depok Peduli yang bersifat kemanusiaan dan
habis saat itu juga, walaupun begitu ketika ada hal yang
urgensi di dalam Program Depok Peduli kita akan
mengutamakan hal tersebut, seperti saat pandemi Covid-
19 sekarang ini.1
Konsep ISO 9001:2015 menggunakan prinsip
pendayagunaan dan pendistribusian, pertama zakat harus
diberikan sesuai dengan syariat islam yakni :
a) Fakir
b) Miskin
c) Amil
d) Mu’allaf
e) Riqab gharim
f) Fi sabilillah
g) Ibnu sabil
Kedua pembagian zakat harus seimbang, tidak
boleh berat sebelah, dan mementingkan skala prioritas di
tiap kecamatan dikota depok, daerah mana saja yang
lebih diprioritaskan dalam pembagian zakat sesuai
dengan survei para amilin. Ketiga, zakat yang diberikan
oleh BAZNAS mampu meningkatkan produktivitas
warga Kota Depok sehingga berkurangnya warga miskin
di Depok. Keempat Pendayagunaan zakat untuk usaha
produktif dilakukan apabila kebutuhan dasar mustahik
1 Wawancara pribadi dengan Staf Bidang Perencanaan dan
Pelaporan, Ibu Ai Nur Ilmy pada tanggal 14 Mei 2020.
71
telah terpenuhi, contohnya seorang mustahik tidak ada
keluarganya yang putus sekolah, tidak mampu
membayar rumah sakit maupun tidak bisa memenuhi
sehari-harinya (fakir). Dan prinsip terakhir semua dana
infak maupun sedekah harus sesuai dengan syariat
islam.
Proses penyaluran bantuan program Depok
Peduli, seluruh pengajuan dari mustahik akan diberikan
oleh staff administrasi dan berikan tanda bukti terima,
kemudian setelah berkas itu didata, tim adminstrasi akan
memberikan oleh tim survey oleh surveyor BAZNAS
Depok, untuk dicek sesuai dengan pengajuan dari
mustahik. Kemudian setelah mustahik di survey maka
diakanlah rapat komite, yang mana surveyor
memberikan penjelasan keadaan ekonomi mustahik, dan
di rapat komite, diputuskanlah apa mustahik layak
dibantu, dan termasuk dari “syarat orang yang harus
diberikan zakat”, setelah itu jika memang mustahik
layak diberikan bantuan maka tim pendistrubsian
mengajukan dana kepada keuangan agar di cairkan
kepada mustahik tersebut. Dan tim penyaluran akan
memberikan bantuan kepada mustahik.
Menjadi Role Model BAZNAS
Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat, merupakan
salah satu kebijakan mutu dan tujuan BAZNAS Depok,
berbagai perbaikan terus dilakukan dengan menelaah
72
0
1000
2000
3000
4000
5000
2017 2018 2019
Pendistribusian Depok Peduli
Pendistribusian Depok Peduli
proses-proses yang telah dilakukan BAZNAS apa sudah
sesuai dengan prinsip manajemen mutu, menentukan
pola kerja dari sistem manajmen mutu sehingga bisa
diterapkan dalam kegiatan BAZNAS Depok. Serta
mencari metode-metode yang tepat agar pelaksanaan
program Depok Peduli berjalan sesuai dengan
manajemen mutu sehingga berjalan efektif, ketersediaan
sumber daya manusia yang cekatan juga berpengaruh
dalam pelaksanaan program Depok Peduli dan mitra-
mitra lainnya, namun tidak lupa untuk mengawasi
apakah proses tersebut berjalan lancar. Sehingga kita
bisa menelaah, memantau segala proses dalam
pelaksaan program.
Tabel 5.2
Pendistribusian Depok Peduli
73
Pada tahun 2017 saat dibentuk program
Depok Peduli, pendistribusian ditahun itu paling tinggi
diantara tahun-tahun sesudahnya, dikarenakan belum
adanya penetapan pembagian zakat untuk tiap-tiap
program. Kemudian pada tahun 2018, pendistribusian
dana untuk Depok Peduli paling sedikit, ditahun itu
sudah ditetapkannya pembagian untuk program-
program di BAZNAS Depok.
Dan pada tahun 2019 BAZNAS Depok sudah
memulai melakukan pembenahan sistem-sistem untuk
semua kegiatan BAZNAS Depok agar mendapatkan
ISO 9001:2015, dengan menerapkan pola-pola baru
yang efektif dan berdampak juga pada kegiatan
program Depok Peduli. Di tahun 2019 pendistribusian
sudah cukup stabil dan sesuai dengan ketetapan
pembagian presentase prioritas pendistribusian dan
pendayagunaan, perbaikan terus menerus dilakukan,
dan mencoba metode- metode yang baru, dengan
mengimplementasikan sistem manajemen mutu ISO
9001:2015.
Terdapat 7 (tujuh) prinsip ISO yakni,
a. Fokus Pelanggan
b. Kepemimpinan
c. Keterlibatan Semua Pihak
d. Pendekatan Proses
e. Improvement
74
f. Pengambilan Keputusan
g. Manajemen Hubungan
Dalam ketujuh prinsip ISO 9001:2015 sudah
diterapkan oleh BAZNAS Depok pada Program
Depok Peduli. Dari segi fokus pelanggan Program
Depok Peduli mempunyai kelebihan dari program lain,
yakni mempunyai tim LAB (Layanan Aktif BAZNAS)
tim khusus untuk turun langsung ke lapangan untuk
menangani keadaan yang darurat.2
Terkait prinsip kepemimpinan, pimpinan yang
mengambil kebijakan keputusan, seperti hasil data
temuan, namun prinsip ini berkaitan juga dengan
prinsip keterlibatan semua pihak, yang mana bukan
hanya pimpinan yang mengambil keputusan, pada
program Depok Peduli, para staff BAZNAS pun ikut
bertanggung jawab terhadap pendapat mereka
kemudian pimpinan yang mengelurkan keputusan.
Prinsip pendekatan proses, maksud dari prinsip
ini terkait dari hasil temuan yang terbagi dua,
pendekatan proses yang terjun langsung ke lapangan,
melayani langsung dari BAZNAS kepada mustahik,
sedangkan pendekatan proses kedua ketika mustahik
datang ke kantor BAZNAS Depok mengajukan
permohonan dana, sehingga dana tersebut tidak dapat
2 Wawancara pribadi dengan Staf Bidang Perencanaan dan
Pelaporan, Ibu Ai Nur Ilmy pada tanggal 14 Mei 2020.
75
diberikan langsung tetapi mengikuti prosedur yang
ada.
Prinsip perbaikan terus dilakukan, seperti
pengertian sistem manajemen mutu ISO (pada bab II
hal 17) menurut Joseph M.Juran, ISO adalah mutu
yang harus disesuaikan dengan penggunaan dan
merupakan pemenuh harapan pelanggan. Oleh karena
itu untuk memuaskan pelanggan (mustahik) dalam
program Depok Peduli, dibentuklah LAB (Layanan
Aktif BAZNAS). Prinsip pengambilan keputusan
berkesinambungan dengan prinsip keterlibatan semua
pihak, yang mana semua tingkatan BAZNAS Depok
turut andil dalam memutuskan kebijakan.
Dan yang terakahir prinisip manajemen
hubungan internal dan eksternal hasil dan temuan
manajemen hubungan internal antara sesama staff
BAZNAS sedangkan manajemen hubungan eksternal
antara BAZNAS dengan muzaki, mustahik dan
stakeholders BAZNAS Depok.
Setiap organisasi mempunyai kendala dalam
mengimplementasikan sistem manajemen mutu ISO,
BAZNAS Depok pada program Depok Peduli sendiri
mengalami kesulitan, yakni kesulitan dalam
beradaptasi dengan Standar Opersional Prosedur
(SOP) lembaga dan kelengkapan dokumen yang harus
terpenuhi, namun itu tidak menjadi hambatan bagi
76
BAZNAS Depok sendiri untuk berusaha menjadi Role
Model BAZNAS Kota/Kabupaten.3
Moto yang selalu digaungkan oleh BAZNAS
Depok “Bergerak Bersama, Zakat anda dapat
meningkatkan manfaat untuk mewujudkan
kesejahteraan masyarakat dan penanggulan
kemiskinan di Kota Depok”.4
Untuk pelaksanaan bantuan terhadap kegiatan -
kegiatan pada program Depok Peduli, untuk saat ini
lebih memfokuskan kepada kegiatan bantuan
kemanusiaan dan bencana, ini sesuai dengan prinsip
pendistribusian dan pendayagunaan ZIS yang mana
“pendistribusian zakat dilakukan berdasarkan skala
prioritas dengan memerhatikan prinsip pemerataan”
yang mana disaat ini banyak warga Depok yang
terkena imbas dari pandemi COVID-19. Pelaksanaan
kegiaatan ini pun harus tetap mengikuti sistem
manjemen mutu yang sudah diterapkan di BAZNAS
Depok.
B. Hasil Implementasi ISO 9001:2015 Pada Program
Depok Peduli
3 Wawancara pribadi dengan Staf Bidang Administrasi dan
Umum, Ibu Tri Haryanti pada tanggal 11 Mei 2020. 4 BAZNAS Kota Depok, Menuju Kebangkitan Zakat di Kota
Depok, diakses pada tanggal 20 Mei 2020, pukul 12:56 WIB
77
Keberhasilan BAZNAS Depok dalam meraih
ISO 9001: 2015 tidak terlepas dari sistem manajemen
mutu yang diterapkan oleh badan ini, dari segi kinerja
serta di dukung perubahan sistem yang mampu
meningkatkan kinerja para amil zakat.
Sesuai dengan pendapat Arikunto (pada bab II
hal 32) bahwa ada tiga pengertian penting dan perlu
ditekankan dalam menentukan program, yaitu (1)
realisasi atau implementasi suatu kebijakan, (2) terjadi
dalam waktu relative lama bukan kegiatan tunggal
tetapi jamak berkesinambungan, dan (3) terjadi dalam
organisasi yang melibatkan sekelompok orang. Pada
jalannya program Depok Peduli terdapat kebijakan-
kebijakan mulai dari permohonan dana hingga
pelaporan dana, program Depok Peduli adalah
program tetap BAZNAS Depok dan melibatkan semua
pihak mulai dari internal organisasi dan stakeholders
BAZNAS Depok.
Program Depok Peduli dari tahun 2017-
sekarang banyak perubahan yang terjadi pada program
Depok Peduli, setelah menerapkan sistem manjemen
mutu ISO 9001:2015 perbaikan terus dilakukan agar
tercapainya visi, misi BAZNAS Depok.
Walaupun dalam menjalankan program ,
konsep yang digunakan program Depok Peduli sama
hal nya dengan program-program lain yang terdapat di
78
BAZNAS, namun dalam menanggapi dan
memperbaiki setiap program berbeda-beda.
Pada Program Depok Peduli, dengan adanya
LAB (Layanan Aktif BAZNAS) BAZNAS Depok
lebih cepat tanggap terhadap mustahik, berdasarkan
skala prioritas memperhatikan prinsip pemerataan,
keadilan, dan kewilayahan.
Keberhasilan BAZNAS Depok meraih serifikat
manajemen mutu ini membuktikan bahwa pengelolaan
dana ZIS yang dilakukan BAZNAS Depok telah
sesuai dengan sistem manajemen mutu berstandar
Internasional.
Badan Amil Zakat Nasional Kota Depok telah
menyajikan segala ketentuan tentang kebijakan mutu
yang berstandar Internasional yang dinyatakan pada
tujuan-tujuan jangka panjang dari BAZNAS Depok
tentang mutu sebagai landasan untuk meningkatkan
kualitas sistem, sehingga memberikan pelayanan yang
lebih baik.
Namun penerapan ISO tidak serta merta
berjalan mulus, beradaptasi dengan sistem-sistem yang
lebih efektif menjadi tantangan tersendiri untuk
BAZNAS Depok hingga saat ini, terus
mempertahankan kinerja dari setiap bagian, evaluasi,
pembaharuan sistem, sehingga mampu menjadi Role
Model untuk BAZNAS Kota.
79
Hasil pengimplementasian sistem manajemen
mutu ISO 9001: 2015, membuat sistem manajemen
dalam pelaksanaan program Depok Peduli menjadi
rapih, sehingga pelayanan kepada mustahik dan
muzaki terlaksana dengan baik, seperti permohonan
bantuan, yang sebelumnya mustahik harus datang ke
kantor BAZNAS, namun sekarang kita sudah ada
layanan aktif BAZNAS, kemudian muzaki sudah bisa
mengetahui kegiatan-kegiatan aktif BAZSNAS Depok
melalui sosial media.
Setelah menerapkan sistem manajamen mutu,
dahulu hanya ada bagaian surveyor satu orang untuk
mensurvey rumah-rumah yang perlu mendapatkan
bantuan, sekarang BAZNAS Depok sudah melibatkan
mitra organisasi masyarakat untuk pelaksanaan
kegiatan-kegiatan di program Depok Peduli, sehingga
tidak terlambatnya bantuan tersebut.
Selain itu BAZNAS Depok sudah
mendapatkan sertifikat standar audit keuangan
sehingga untuk kerapihan keuangan su
dah sangat rapih, bagian administrasi sudah
tertata rapih mulai dari surat keluar maupun surat yang
masuk. Dan setiap bagian mempunyai dokumen-
dokumen tiap bulannya yang disusun rapih disetiap
ruangan, sehingga untuk dokumen berkas tidak
bercecer ataupun hilang.
80
Kemudian bagian umum mengecek semua alat-
alat kebutuhan seminggu sekali, apa yang dibutuhkan
dari setiap bagian, dan mengecek kebersihan setiap
tempat agar mustahik maupun muzaki merasa nyaman.
Ini merupakan salah satu acuan bagaimana sistem
manajemen mutu di BAZNAS Depok.
81
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah didapat
dengan wawancara, observasi yang dilakukan peneliti
mengenai Implementasi ISO 9001:2015 Dalam
Program Depok Peduli Di BAZNAS Depok dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Berbagai Upaya dilakukan BAZNAS Depok dalam
menerapkan ISO 9001:2015 pada program Depok
Peduli dengan meningkatkan kinerja , serta sistem
manajemen yang lebih terarah. Terus melakukan
perbaikan sistem manajemen dalam hal
pendistribusian dan pengelolaan zakat, penguatan
kelembagaan sesuai dengan visi misinya.
Melakukan pelayanan yang terbaik terhadap
mustahik dan menjaga kepercayaan muzaki.
Program Depok Peduli itu adalah program sosial
kemanusiaan, yang mana bukan program
pemberdayaan, pemberdayaan menjadi prioritas
utama di BAZNAS Depok dikarenakan visi
BAZNAS Depok “Menjadi Lembaga Pemberdaya
Umat yang Unggul dan Terpercaya di Indonesia
Tahun 2021” sehingga BAZNAS Depok ingin
masyarakat depok berdaya dan dapat
82
menaggulangi kemiskinan, yang sebelumnya
menjadi mustahik setelah diberdayakan oleh
BAZNAS Depok mereka mampu menjadi muzaki
dikemudian hari.
2. Sebelum menerapkan Proses tujuh prinsip sistem
manajemen mutu ISO 9001:2015 pada program
Depok Peduli di BAZNAS Depok, dibuatlah
sasaran mutu, kebijakan mutu dan langkah-
langkah dalam menerapkan sistem manajemen
mutu,diantaranya mengidentifikasi proses-proses
tersebut menentukan kriteria dan metode-metode
yang diperlukan untuk menjamin bahwa operasi
dan pengendalian dari proses-proses tersbut
dengan memantau, mengukur dan menganalisa
proses-proses tersebut dan melakukan Tindakan
yang diperlukan untuk mencapai hasil-hasil yang
direncanakan dan peningkatan berkelanjutan dari
proses tersebut. kemudian menerapkan tujuh
prinip sistem manajemen mutu ISO 9001:2015
mulai dari fokus pelanggan, kepemimpinan,
keterlibatan semua pihak, pendekatan proses,
perbaikan, pengambilan keputusan, dan
manajemen hubungan. Sehingga terlaksanalah ISO
9001:2015 dalam program Depok Peduli.
83
B. Saran
1. Kerja sama antara BAZNAS dan stakeholders
lainnya perlu ditingkatkan, BAZNAS perlu
menggandeng Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM), salah satu langkah baik untuk
meningkatkan kinerja program Depok Peduli
dalam program kemanusiaan. Dengan begitu
program Depok Peduli terasa ada di BAZNAS
Depok.
2. Memperkenalkan kepada masyarakat umum tugas
serta fungsi BAZNAS Depok sehingga mampu
meningkatkan muzaki. Serta melengkapi profil
BAZNAS Depok di website maupun media sosial.
Dan masyarakat Depok mampu merasakan
program Depok Peduli, walaupun pendistribusian
hanya 10% tetapi dengan ini, masyarakat Depok
benar-benar merasakan manfaatnya.
84
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1998. Penilaian Program Pendidikan.
Yogyakarta: Bima Aksara.
Cholidi, Zainuddin dan Zuraidah. 2018. Pola Dan Teknis
Pendistribusian Zakat Menurut Al-Qur’an Dan
Hadits. Palembang:Rafah Press.
Dedi Irawan, Muhammad. 2018. Implementasi E-Arsip Pada
Program Teknik Informatika. Jurnal Teknologi
Informasi. Vol.2 No.1.
Fajrin, Fitriana. 2017. Analisis Penerapan Sistem Manajemen
Mutu ISO 9001:2015 Dalam Menunjang Pemasaran.
Jurnal Administrasi Bisnis. Vol.53 No.1.
Gunawan, Imam. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif
Teori dan Praktek. Jakarta: Bumi Aksara.
Handayani, Denny. 2018. Evaluasi Penerapan ISO 9001;2015
Pada PT Pulau Sambu Grup (PSG) Riau. Jurnal
Manajemen Bisnis. Volume 08 No.2.
Listyo, Sugeng. 2009. Implementasi System Manajemen Mutu
ISO 9001:2018 di PT. Malang: UIN Malang Press.
M.N Nasution. 2005. Manajemen Mutu Terpadu (Total
Quality Management). Bogor : Ghalia Indonesia.
Maleong, Lexy. 1998. Metodologi Penelitian Kualitatif.
Bandung : Remaja Rosdakarya
Muhaimin, Suti’ah dan Listyo, Sugeng. 2009. Manajemen
Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Munthe, Ashiong. 2015. Pentingnya Evaluasi Program Di
Institusi Pendidikan. Scholaria, Vol.5 No.2.
85
Nurul Bariyah, Oneng. 2012. Total Quality Management
Zakat. Jakarta: Wahana Kardofa.
Pusat Kajian Stategis. 2020. Outlook Zakat Indonesia 2020.
Jakarta: Badan Amil Zakat Nasional.
Rahman, Abdul dan Rahayu, Sri. 2015. SNI ISO 9001:2008 di
Perpustakaan. Jakarta: CV Sagung Seto.
Saifuddin Azwar. 2011. Metodologi Penelitian. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar Offset.
Standar Internasional ISO 9001:2015. Sistem Manajemen
Mutu-Persyaratan. [Diakses tanggal 25 Februari 2020
pukul 14:50 WIB]
Sudirman. 2007. Zakat Dalam Pusaran Arus Modernitas.
Malang:UIN Malang Press.
Usman, Nurdin. 2002. Konteks Implementasi Berbasis
Kurikulum. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Widson, Willian. 2018. Model Penerapan Sistem Manajemen
Mutu Berbasis ISO 9001:2015 Pada Kontraktor di
provinsi Papua Barat. Jurnal Sipil Statik. Vol.6 No.8.
86
INTERNET
Bae, Fandi. Pengertian ISO menurut para Ahli, tersedia pada:
http://dilihatya.com [Diakses pada tanggal 23 Februari
2020]
BAZNAS Kota Depok. Menuju Kebangkitan Zakat di Kota
Depok. Tersedia pada: http://baznasdepok.id/,
[Diakses pada tanggal 20 Mei 2020 pukul 12:56 WIB]
BAZNAS Kota Depok. Pengelolaan Zakat di Kota Depok.
[Diakses pada tanggal 25 Januari 2020 pukul 23:00
WIB]
https://baznasdepok.id, diakses tanggal 25 November 2019
https://kbbi.web.id/implementasi, diakses pada tanggal 23
Februari 2020
Konsultan ISO, 10 Perubahan Utama Sistmen Manajemen
Mutu ISO 9001:2015. Tersedia pada : https://sertifikat-
iso.com/klausul-iso-90012015, [Di akses pada tanggal
25 Januari, pukul 20:53 WIB]
Noor, Rosihan. 7 Prinsip Sistem Manajemen Mutu ISO
9001:2015. Tersedia pada : https://sertifikat-iso.com/
[Diakses pada tanggal 24 Februari 2020 pukul 17:11
WIB]
Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Zakat No.23 tahun 2011.
Roslinormansyah. Perkembangan ISO 9001 Hingga sampai
versi 9001:2015. Tersedia pada :
https://dinamikaconsulting.com/tag/dinamika/
[Diakses pada tanggal 23 januari pukul 14:46 WIB]
87
Umam, Khairul. 7 Prinsip Manajemen Mutu ISO 9001:2015.
Tersedia pada : https://konsultaniso.web.id/ [Di akses
pada tanggal 25 Januari, pukul 20:53 WIB]
Yuda Bakti, I Gede Mahatma. 7 Prinsip Sistem Manajemen
Mutu ISO 9001:2015. Tersedia pada :
http://smtp.lipi.go.id/ [Diakses pada tanggal 23 januari
pukul 15:12
WAWANCARA
Wawancara pribadi dengan Staf Bidang Administrasi dan
Umum, Ibu Tri Haryanti pada tanggal 11 Mei 2020
Wawancara pribadi dengan Staf Bidang Pendistribusian Dan
Pendayagunaan, Ibu Nisa pada tanggal 22 Juni 2020.
Wawancara pribadi dengan Staf Bidang Perencanaan dan
Pelaporan, Ibu Ai Nur Ilmy pada tanggal 14 Mei 2020
67
LAMPIRAN
68
69
70
Lampiran : Transkip Wawancara
TRANSKIP WAWANCARA I
Informasi : Staff Bidang Perencanaan dan Pelaporan
A. Tempat dan Waktu Wawancara
1. Tempat Wawancara : Kantor BAZNAS Kota
Depok
2. Hari/ Tanggal Wawancara : Kamis, 14 Mei 2020
3. Waktu Wawancara : 13.30 WIB
B. Identitas Informasi
1. Nama : Ai Nur Ilmi
2. Usia : -
3. Jenjang Pendidikan : S1 Ekonomi Syariah
No Pertanyaan Jawaban
1 Warga Depok yang telah
merasakan program
Depok Peduli dari awal
berdiri
2017 : 3.928 jiwa
2018 : 1.599 jiwa
2019 : 1.723 jiwa
2 Bagaimana Proses
Implementasi ISO
9001:2015 di program
Depok Peduli
a) Mengidentifikasi
proses-proses yang
diperlukan oleh sistem
manajemen mutu dan
penerapannya di
seluruh organisasi.
71
b) Menentukan urutan
dan interaksi dari
proses-proses tersebut.
c) Menentukan kriteria
dan metode-metode
yang diperlukan untuk
menjamin bahwa
operasi dan
pengendalian dari
proses-proses tersebut
efektif.
d) Menjamin
ketersediaan sumber
daya dan informasi
yang diperlukan untuk
mendukung operasi
dan pemantuan dari
proses-proses tersebut.
e) Memantau, mengukur,
dan menganalisis
proses-proses tersebut.
f) Melakukan Tindakan
yang diperlukan untuk
mencapai hasil-hasil
yang direncanakan
72
dan peningkatan dari
proses tersebut.
3 Kapan didirikan Depok
Peduli
Program Depok peduli
ada sejak tahun 2017,
sejak penyusunan RKAT
(Rapat Kerja Akhir
Tahun) ditahun 2017,
sebenarnya kita agak
keterlambatan namun
masih terealisasikan,
seharusnya rencana kerja
ada sebelum masuk
tahunnya, namun karena
ini awal tahun 2017 kita
kekejar, dan dari awal
sudah di peta-petakan,
sejak awal 2017 di
BAZNAS Depok sudah
ada depok peduli
3 Apa tujuan dibentuknya
program Depok Peduli
Depok peduli adalah
bantuan yang bersifat
kemanusiaan, sosial,
program Depok peduli
bantuannya bersifat
73
habis saat itu juga, jika
seseorang dikasih modal
bisa continue, orang
dikasih pendidikan
beasiswa bisa bekerja
harapannya begitu, tapi
ketika memberi bantuan
di Depok peduli saat itu
juga habis, misalnya kita
punya program “fakir”
bulanan, kenapa kita
bantu tiap bulan karna
ketika mustahiq fakir ia
tak punya pekerjaan tak
punya penghasilan, dan
tak bisa memenuhi
kebutuhan sehari-harinya
5 Kepanjangan RKT Rencana Kerja Tahunan
Depok, 14 Mei 2020
Peneliti
Ika Nufika Rahmah
Staff Perencanaan dan Pelaporan
Ibu Ai Nur Ilmi
74
TRANSKIP WAWANCARA II
Informasi : Staff Bidang Administrasi dan Umum
A. Tempat dan Waktu Wawancara
1. Tempat Wawancara : Online (Via
WhatsApp)
2. Hari/ Tanggal Wawancara : Senin, 11 Mei 2020
3. Waktu Wawancara : 10.00 WIB
B. Identitas Informasi
1. Nama : Tri Haryanti
2. Usia : -
3. Jenjang Pendidikan : S1
No Pertanyaan Jawaban
1 Apa perbedaan
BAZNAS Depok
sebelum ISO dan
sesudah ISO dalam 7
prinsip tersebut ?
Perbedaan setelah
menerapkan 7 Prinsip
dalam ISO 9001 : 2015
a. Peningkatan efisiensi
pada level operasional
b. Proses serta
dokumentasi yang
ditetapkan secara efektif
menyebabkan pekerjaan
dapat dilakukan secara
konsisten
75
c. Variasi yang tidak
memenuhi standar mutu
dapat diminimalkan dan
tingkat kesalahan dapat
dihindarkan
d. Peningkatan efisiensi
tingkat organisasi
e. Kepercayaan Muzaki
meningkat dan terjaga
dengan baik
f. Prosedur terdokumentasi
dengan baik dan alur
kerjanya jelas
2 Bagaimana Konsep
BAZNAS Depok
menerapkan ISO 9001:
2015 di Program Depk
Peduli?
Konsep ISO 9001: 2015
pada program Depok
peduli sama seperti
program-program lain
yang terdapat di BAZNAS
Depok, menggunakan
prinisip pendistribusian
dan pendayagunaan ZIS
yakni:
a) Zakat wajib
didistribusikan
76
kepada mustahik
sesuai dengan syariat
Islam.
b) Pendistribusian zakat
dilakukan
berdasarkan skala
prioritas dengan
memperhatikan
prinsip pemerataan,
keadilan dan
kewilayahan.
c) Zakat dapat
didayagunakan untuk
usaha produkif dalam
rangka penanganan
fakir miskin dan
peningkatan kualitas
umat
d) Pendayagunaan zakat
untuk usaha produktif
dilakukan apabila
kebutuhan dasar
mustahik telah
terpenuhi
e) Pendistribusian dan
77
pendayagunaan infak,
sedekah dan dana
social keagamaan
lainnya dilakukan
sesuai dengan syariat
islam dan dilakukan
sesuai dengan
peruntukan yang
diikrarkan oleh
pemberi.
3 Apa kesulitan dalam
menerapkan ISO 9001:
2015 tersebut
Kesulitan dalam
beradaptasi dengan Standar
Opersional Prosedur (SOP)
lembaga dan kelengkapan
dokumen yang harus
terpenuhi oleh masing –
masing bidang/bagian
4 Nama
lembaga/perusahaan
yang meng-ISO kan
BAZNAS Depok
WQA atau Worldwide
Quality Assurance
78
Depok, 11 Mei 2020
Peneliti
Ika Nufika Rahmah
Staff Administrasi dan Umum
Tri Haryanti
79
TRANSKIP WAWANCARA III
Informasi : Staff Staff Bidang Pendistribusian Dan
Pendayagunaan,
A. Tempat dan Waktu Wawancara
1. Tempat Wawancara : Online (Via
WhatsApp)
2. Hari/Tanggal Wawancara : Senin, 22 Juni 2020
3. Waktu Wawancara : 13.30 WIB
B. Identitas Informasi
1. Nama : Khoerunisa
2. Usia : -
3. Pendidikan : S1 Hukum
No Pertanyaan Jawaban
1 Tujuh Prinsip dalam ISO
9001: 2015 di terapkan di
BAZNAS
a) Fokus Pelanggan,
Prinisp fokus
pelanggan yang
diutamakan penerimaan
bantuan Depok peduli
mustahik yang bersifat
urgensi, seperti korban
bencana alam, banjir,
atau kebakaran,
kemudian BAZNAS
80
melibatkan dua, tim
LAB (Layanan Aktif
Bantuan) dan BTB
(BAZNAS Tanggap
Bencana) , bisa juga
kebutuhan hidup, orang
yang punya tunggakan
kontrakan, kelaparan
sudah lansia dan tidak
mampu membiayai
hidup, maka kami
turunkan tim kami
LAB dan BTB.
b) Kepemimpinan
Terkait kepimpinan
berarti kebijkan
pimpinan dalam
keputusan terkait
program depok peduli,
pimpinan biasanya
sudah ada verifikasi
dari staff , kemudian
mengadakan rapat
komite yang bersifat
urgensi, dan ketika
81
mustahik
membutuhkan dana
yang cukup banyak,
bisa diputuskan di rapat
komite tersebut.
Pimpinan melahirkan
kebijakan, kemudian
staff melaksanakan
kebijakan yang sudah
diputuskan.
c) Keterlibatan Semua
Pihak,
Prinsip ini pada
jalannya program itu
staff pelaksana
program sebagai
pembuat program yang
sifatnya situasional
yang di lapangan atau
yang sesuai RKT
(Rapat Kerja Tahunan).
Administrasi program
yang membuat
administrasi tiap
berjalannya program,
82
yang ketiga LAB dan
BTB sebagai tim
pelaksana program
yang ada dilapangan.
Wakil ketua II sebagai
mengambil kebijakan
dalam setiap program,
dan juga seperti
pimpinan BAZNAS
mempunyai kebijakan,
adanya rapat komite,
rapat komite terdiri dari
pimpinan BAZNAS,
wakil ketua dua yaitu
yang membawahi
bidang-bidang, dan
yang ketiga salah satu
wakil ketua, rapat
komite akan terlaksana
jika terdapat tiga
pimpinan. Selanjutnya
keterlibatan semua
pihak eksternal kami
itu stakehoders, ada
muzaki, pemerintahan
83
kota, BAZNAS Pusat,
BAZNAS Jabar dan
mitra penyalur,
d) Pendekatan Proses
Pendekatan proses pada
program Depok Peduli
ada yang langsung
terjun ke lapangan
seperti tim LAB dan
BTB, dan layanan
langsung dikantor
untuk melayani
mustahik maupun
muzaki yang datang .
Jika pendekatan
lapangan biasanya yang
bersifat urgensi yang
bertemu langsung
antara BAZNAS
Depok kepada
mustahik program
Depok peduli.
e) Perbaikan
Terbentuknya tim LAB
terbentuk karena kita
84
melakukan perbaikan
sehingga Program
Depok Peduli
mempunya tim yang
langsung terjun ke
lapangan yang bersifat
urgensi.
f) Pengambilan
Keputusan
Keputusan diambil
berdasarkan laporan
yang berada
dilapangan, tim LAB
dan tim verifikasi, staff
program dan terkahir
melalui keputusan rapat
komite.
g) Manajemen
Hubungan
Relasi antara BAZNAS
dengan mitra kami,
yaitu mitra penyalur.
Dalam program Depok
peduli kami meminta
bantuan kepada mitra
85
penyalur untuk
memberikan bantuan
kepada warga depok
yang membutuhkan.
2 Hambatan eksternal
dalam
mengimplementasikan
ISO
Selama ini tidak ada
karena semua sesuai
dengan prosedur yang
ada
Senin, 22 Juni 2020
Peneliti
Ika Nufika Rahmah
Staff Pendayagunaan dan
Pendistribusian
Ibu Khoerunnisa
86
TRANSKIP WAWANCARA IV
Informasi : Staff Bidang Perencanaan dan Pelaporan
A. Tempat dan Waktu Wawancara
1. Tempat Wawancara : Online (Via
WhatsApp)
2. Hari/ Tanggal Wawancara : Senin, 29 Juni 2020
3. Waktu Wawancara : 13.30 WIB
B. Identitas Informasi
1. Nama : Ai Nur Ilmi
2. Usia : -
3. Jenjang Pendidikan : S1 Ekonomi Syariah
No Pertanyaan Jawaban
1 Kebijakan Mutu
BAZNAS
a) Peningkatan layanan
prima
berkesinambungan
guna meningkatkan
potensi
penghimpunan
Zakat, Infaq,
Sedekah (ZIS)
BAZNAS Kota
Depok.
b) Menciptakan dan
melaksanakan
87
program-program
pemberdayaan
unggulan untuk
membantu
pemerintah Kota
Depok mengurangi
dan mengentaskan
kemiskinan
c) Mengelola dana
Zakat, Infaq dan
Sedekah(ZIS) secara
amanah dengan tata
Kelola yang baik.
d) Pembinaan,
pengembangan, dan
penyadaran
kewajiban berzakat
demi meningkatkan
kesejahteraan serta
kualitas kehiudpan
masyarakat Depok.
e) Menyajikan data
penerimaan,
pendistribusian dan
pendayagunaan
88
Zakat, Infaq dan
Sedekah (ZIS) yang
akurat dengan
didukung oeleh
sistem teknologi
informasi.
f) Menerapkan dan
memperoleh
sertifikasi sistem
manajemen mutu
ISO 9001:2015
g) Menjadi Center of
Excellence organisasi
sosial dan perzakatan
di Kota Depok
khususnya, di
Provinsi Jawa Barat
umumnya melalui
implementasi budaya
Lembaga,
peningkatan
kompetensi SDM,
pemanfaatan
teknologi, digital,
inovasi layanan dan
89
operasional, serta
penerapan sistem
pengelolaan kinerja
unggul.
h) Menjadi Role Model
BAZNAS
Kabupaten/Kota di
Provinsi Jawa Barat.
2 Sasaran Mutu
BAZNAS
a) Penghimpunan
Zakat, Infaq,
Sedekah (ZIS) dan
Dana Sosial
Keagamaan Lainnya
(DSKL) sebesar
Rp.18.540.025.000,-
b) Jumlah Muzaki
Individu 9.374
orang.
c) Menyalurkan Dana
Zakat, Infaq,
Sedekah dan Dana
Sosial Keagamaan
Lainnya (DSKL)
minimal 99,4% dari
90
total pengumpulan
ditambah saldo awal
tahun 2020.
d) Menanggulangi
angka kemiskinan
sebanyak 500 orang
dengan standar
kemiskinan versi
Badan Pusat
Statistik (BPS).
e) Meningkatkan
pelayanan kepada
muzaki dan
mustahik melalui
Teknologi Digital
dan aplikasi Mobile
System lainnya
dengan hasil
Customer
Satisfication Index
(CSI) ≥ 80%.
f) Terselenggaranya
sosialisasi dan
edukasi di Kota
Depok minimal 4
91
kali dalam satu
tahun.
g) Laporan Keuangan
2020 diaudit oleh
Kantor Akuntan
Publik (KAP)
h) Penyajian data
penerimaan dan
pendistribusian ZIS
(laporan bulanan)
setaiap tanggal 10
bulan berikutnya.
i) Menyajikan laporan
pengelolaan dana
zakat daerah tahun
2020
j) Peningkatan sumber
daya manusia
melalui pelatihan
atau Sharing
Knowledge
Management 6
(enam) kali.
k) Menyusun Rencana
Kerja dan Anggaran
92
Tahunan (RKAT)
2020.
l) Audit Surveillance
ISO 9001:2015 dari
Badan Sertifikasi
Dunia.
m) Menjadi Role Model
BAZNAS
Kota/Kabupaten
dalam aspek
manajemen mutu.
Depok, 29 Juni 2020
Peneliti
Ika Nufika Rahmah
Staff Perencanaan dan Pelaporan
Ibu Ai Nur Ilmi
93
94
Kantor BAZNAS Depok yang berada dikawasan
Perumahan Depok mulya I No 12 RT 04/05 Beji Kota
Depok. Foto ini diambil dari luar kantor pada tanggal 14
Mei 2020.
Pada tanggal 14 Mei 2020, di kantor BAZNAS Kota Depok,
peneliti berfoto serta wawancara dengan Ibu Ai Nur Ilmi
selaku staff bidang perencanaan dan pelaporan.
95
96
Top Related