8/10/2019 Immunologi terhadap infeksi
1/35
Asih Rahayu drh. M.Kes.
Lab Mikrobiologi
FK-UWKS
8/10/2019 Immunologi terhadap infeksi
2/35
Immunologi terhadap Infeksi akteri
Bakteri extraseluler
Bakteri extraseluler dapat hidup &berkembang biak diluar sel host (eg :
sirkulasi, jaringan ikat, rongga jaringan /
lumen TR &GIT) Ada beberapa
bakteri PATOGEN :
8/10/2019 Immunologi terhadap infeksi
3/35
Non Spesifik
Komponen Utama adalah :1. Complement
2. Phagocytosis
3. Respons Inflamasi
8/10/2019 Immunologi terhadap infeksi
4/35
Bakteri yang mengekspresikan mannosadipermukaannyadiikat oleh lectin yang homologdengan C1q
Mengaktifkan C melalui jalur Lectinproduksampingannya dapat mengerahkan dan mengaktifkanleucocyt
Meningkatkan opsonisasi Meningkatkan fagositosis
MAC (Membran Attack Complex) menghancurkandinding sel bakteri
Sel fagosit mengikat bakterimeningkatkan aktivasileucocyt & fagositosis
Aktivasi sel fagositmelepas sitokininduksi infiltrasileucocyt ke tempat infeksi ; induksi panas & induksi
sintesis APP ( Acute Phase Protein)
8/10/2019 Immunologi terhadap infeksi
5/35
spesifik
Humoral :
Komponen utama : Antibodi
Eliminasi mikroba
Netralisasi toxin mikroba Dibantu Th2produksi sitokinmerangsang
respon sel B ; mengaktifkan makrofag dan
inflamasi
8/10/2019 Immunologi terhadap infeksi
6/35
Mekanisme RI spesifik terhadap bakteri ekstraseluler
= antibodi
NETRALISASI
OPSONISASI &
FAGOSITOSIS DGN.
PERANTARAAN FcR
FAGOSITOSIS BAKTERI
YANG DILAPISI C3b
INFLAMASI
LISIS BAKTERI
Keterangan :
= bakteri
=sel B = complement
8/10/2019 Immunologi terhadap infeksi
7/35
Berbagai sitokin
Respons
antibodi
Aktivasi makrofag
Fagositosis &Pemusnahan bak-
teri
IFN-
Inflamasi
bakteri
APCCD4
TNF
8/10/2019 Immunologi terhadap infeksi
8/35
Immunologi terhadap infeksi bakteri
Bakteri intraseluler
Ciri utama bakteri intraseluler adalah
kemampuannya untuk hidup &
berkembang biak di dalam sel fagosit
mendapat tempat tersembunyi sehingga
tidak dapat diketemuka oleh antibodi
dalam sirkulasiperlu mekanisme immunseluler untuk eliminasinya
8/10/2019 Immunologi terhadap infeksi
9/35
Non spesifik
Sel efektor immuitas non spesifik terhadap bakteri
intraseluler adalah sel fagosit & sel NK Sel fagositmencoba untuk menelan & menghancurkan
bakteri intraselulertetapi bakteri intraseluler dapatresisten terhadap efek degradasi sel fagosit
Bakteri intraseluler dapat mengaktifkan sel NK secaralangsung atau melalui aktivasi makrofag
Aktivasi makrofagmemproduksi IL-12 ; sitokinmengaktifkan sel NK
Sel NKmemproduksi IFN-kembali mengaktifkanmakrofag & meningkatkan daya bunuh terhadapbakteri yang dimakan
Sel NK memberikan respons dini & terjadi interaksi antarasel NK dengan makrofag
8/10/2019 Immunologi terhadap infeksi
10/35
spesifik
Proteksi utama respons immun spesifik terhadap bakteri
intraseluler adalah immunitas seluler Immunitas seluler tdd. 2 tipe reaksi : aktivasi makrofag
oleh sel CD4+Th1memproduksi IFN-(DTH)memacu
pembunuhan bakteri intraseluler &lisis sel terinfeksi oleh
CD8+ /CTL
Makrofag yang diaktifkan sebagai respons terhadap
bakteri intraseluler dapat pula membentuk granuloma &
menimbulkan kerusakan jaringan seperti yang terjadipada DTH terhadap protein PPD M.tuberculosis. Sel CD4+
& CD8+bekerjasama dalam pertahanan terhadap bakteri
intraseluler
8/10/2019 Immunologi terhadap infeksi
11/35
Bakteri intraseluler misalnya Listeria moocytogenes
akan dimakan oleh makrofag & dapat hidup di
dalam fagosom & masuk ke dalam sitoplasma
CD4+akan memberi respons terhadap peptida
MHC-II yang berasal dari bakterimemproduksi
IFNmengaktifkan makrofag
menghancurkan bakteri di dalam fagosom. CD8+akan memberika respons terhadap peptida-MHC-
I yang mengikat antigen sitosol & membunuh sel
terinfeksi.
8/10/2019 Immunologi terhadap infeksi
12/35
Bakteri intraseluler yang tahan terhadap
fagositosis (eg : M.tuberculosis; M.leprae)
akan dikucilkan oleh makrofag dengan carapembentukan granulomamelalui bantuan
sel Th1
8/10/2019 Immunologi terhadap infeksi
13/35
Th1 berhubungan dengan Mycobacteriamenghasilkan sitokinmengerahkan &mengaktifkan makrofag membentuk
granuloma yang mengandung Mycobacteria Sel Th1 spesifik akan diaktifkan oleh kompleks
peptida-MHCmelepas sitokin yang bersifatkemotatik untuk berbagai sel eg. Monosit /makrofag
Sitokin Th1 yang lain terutama IFN-akanmengaktifkan makrofag di jaringandalam
bentuk kronik atau hipersensitivitas tipe lambatakan terjadi susunan sel sel terorganisasi yangspesifik dengan sel T di bagian perifer yang akanmengaktifkan makrofag di dalam granulomamenimbulkan kerusakan jaringan
8/10/2019 Immunologi terhadap infeksi
14/35
Immunologi terhadap infeksi virus
NON SPESIFIK Prinsip mekanisme immunitas non spesifik
terhadap virus adalah mencegah infeksi
yang berperan adalah IFN tipe 1 & sel NK Infeksi sel oleh virussekresi IFN tipe1 (&
mencegah replikasi virus di dalam sel
terinfeksi & mencegah infeksi virus ke selsekitarnya (induksi lingkungan non viral)
8/10/2019 Immunologi terhadap infeksi
15/35
antibodi akan menempel ke virusmencegah
virus masuk ke dalam sel & sekaligus merupakan
opsonin untuk fagositosis
Sel NKmembunuh sel terinfeksi virus (
merupakan efektor immunitas non spesifik
penting terhadap infeksi dini oleh virus sebelum
respons immun spesifik berkembang)
Sel NK mengenal sel terinfeksi yang tidak
mengekspresikan MHC-I ( untuk membunuh
virus, sel NK tidak perlu bantuan molekul MHC-I
Sel Tc membunuh virus melalui peptida yang
dipresentasikan oleh sel terinfeksi dengan bantuan
molekul MHC-I
SPESIFIK
8/10/2019 Immunologi terhadap infeksi
16/35
SPESIFIK
HUMORAL
Efektor dalam immunitas spesifik humoral adalah
antibodi Antibodi diproduksi & hanya efektif terhadap virus dalam
fase ekstraseluler
Virus dalam fase ekstraseluler : pada awal infeksi
sebelum masuk ke sel host atau khusus untuk virussitopatik pada saat virus dilepas oleh sel terinfeksi yangdihancurkan
Antibodi dapat menetralisir virus, mencegah virus
menempel pada sel host & mencegah virus masuk kedalam sel host
Antibodi berikatan dengan envelope atau antigen capsiddari virus
8/10/2019 Immunologi terhadap infeksi
17/35
IgA yang disekresikan oleh di mucosaberperan
terhadap virus yang masuk tubuh melalui mucosa
TR &mucosa GIT (eg : immunisasi p.o terhadap
virus polio bekerja untuk menginduksi immunitas
mucosa terhadap infeksi virus polio)
Antibodi juga dapat berperan sebagai opsonin
meningkatkan eliminasi virus oleh sel fagosit
Aktivasi Complementmeningkatkan fagositosis
& menghancurkan virus berenvelope secara
langsung
8/10/2019 Immunologi terhadap infeksi
18/35
SELULER
Eliminasi virus yang menetap di dalam sel
host diperankan oleh sel CD8 + / CTL
Sel CTL akan membunuh sel terinfeksi
Fungsi fisiologis utama CTL adalah
pemantauan terhadap infeksi virus
8/10/2019 Immunologi terhadap infeksi
19/35
Immunitas terhadap infeksi virus
Non spesifik spesifikIFN
Keadaan
antiviral
virus
Sel NK
Sel terinfeksi
Pemusnahan
Sel terinfeksi
Sel B
antibodi
netralisasi
CD8/CTL
Sel terinfeksi
Pemusnahan
Sel terinfeksi
8/10/2019 Immunologi terhadap infeksi
20/35
Mekanisme virus menghindari respons immun
1. Virus mengubah antigen (mutasi). Antigen
yang merupakan sasaran antibodi atau selT berjumlah sangat banyak dan tdd galuryang berbeda genetiknyavariasiantigen tersebut menjadikan virus dapat
menjadi resisten terhadap respons immunyang ditimbulkan oleh infeksi terdahulu (eg: pandemi influenzae). Adanya sejumlahbesar epitop pada virus Rhinomengakibatkan tidak mungkin dilakukanvaksinasi . HIV-I (penyebab AIDS) jugamenunjukkan sejumlah variasi antigen
8/10/2019 Immunologi terhadap infeksi
21/35
2. Beberapa virus dapat menghambat
presentasi antigen protein sitosolik yang
berhubungan dengan MHC-Iselterinfeksi virus tidak dapat dikenali &
dibunuh oleh sel CD8+/CTL. Tetapi sel NK
mungkin masih dapat mengenali &membunuh sel terinfeksi ( karena sel NK
dapat diaktifkan tanpa bantuan molekul
MHC-I)
8/10/2019 Immunologi terhadap infeksi
22/35
3. Beberapa jenis virus memproduksi molekul
protein yang mencegah immunitas non
spesifik & immunitas spesifik. Virus Poxmenyandi molekul potein yang dapat
mengikat beberapa sitokin ( misalnya IFN-
, TNF, IL-1, IL-18 ) & kemokin . Sitokin &
kemokin dilepas oleh sel terinfeksi. Protein
yang mengikat sitokin & kemokin bersifat
antagonis sitokin
8/10/2019 Immunologi terhadap infeksi
23/35
( eg : CMV memproduksi molekul protein
yang homolog dengan protein MHC-I &
dapat berfungsi kompetitif untuk mengikatdan mempresentasikan antigen peptida ;
EBV memproduksi protein yang homolog
dengan sitokin IL-10 (yang bersifat supresifterhadap sel makrofag) sehingga dapat
mencegah fungsi sel makrofag dan CMI
8/10/2019 Immunologi terhadap infeksi
24/35
4. Virus dapat menginfeksi, membunuh atau
mengaktifkan sel immunokompeten
5. HIV dapat tetap hidup dengan caramenginfeksi & mengeliminasi sel T CD4+
yang merupakan sel kunci regulator
respons immun terhadap antigen protein
8/10/2019 Immunologi terhadap infeksi
25/35
Immunologi terhadap infeksi fungi
Fungi adalah organisme eukaryotik & untuk
hidupnya tidak tergantung dari interaksinya
dengan sel host (karena fungi adalah saprofit
di alam bebas)
Sebagian besar fungi adalah non patogenuntuk manusia, tetapi sebagian kecil
patogen & menyebabkan mikosis
Mik i t i tif d i i f k i fi i l
8/10/2019 Immunologi terhadap infeksi
26/35
Mikosis sangat variatif dari infeksi superfisial
hingga infeksi sistemik yang fatal terutama
terhadap host yang immunodefisien.
Variasi mikosis tergantung pada berbagai faktor
eg. capsul fungi yang sulit dicerna (eg.
Cryptococcus neoformans); resistensi terhadap
fagositosis (eg.Histoplasma capsulatum) ; destruksisel PMN (eg.Coccidioides immitis)
Beberapa fungi dapat mengaktifkan complement
melalui jalur alternatif tetapi efek complementterhadap jamur belum diketahui
SEL EFEKTOR PADA INFEKSI FUNGI
8/10/2019 Immunologi terhadap infeksi
27/35
SEL EFEKTOR PADA INFEKSI FUNGI
Resistensi alamiah terhadap sebagian besar fungipatogen tergantung pada sel fagosit. Meskipun
dapat terjadi pembunuhan intraseluler tetapikebanyakan fungi dibunuh secara ekstraseluler(karena ukurannya relatif besar). Eg : netrofilmerupakan sel terefektif terutama terhadapCandida & Aspergillus
Fungi juga dapat merangsang produksi sitokin(eg:IL-I & TNF-) yang dapat meningkatkan
ekspresi molekul adhesi di endothel setempatmeningkatkan infiltrasi netrofil ke tempat infeksinetrofil akan membunuh fungi yang oksigendependent & oksigen independent
M k f l l b b i l d l
8/10/2019 Immunologi terhadap infeksi
28/35
Makrofag alveolar berperan sebagai sel dalam
pertahanan pertama terhadap spora fungi yang
terhirup (p.i). Eg: spra Aspergillusumumnya
mudah dihancurkan oleh makrofag alveolartetapi spora Coccidioidesimmitis & Histoplasma
capsulatum dapat ditemukan pada host normal &
resisten terhadap makrofagmakrofag masihdapat berperan melalui aktivasi sel Th-1 untuk
membentuk granuloma
8/10/2019 Immunologi terhadap infeksi
29/35
Sel NK juga dapat melawan fungi dengan
cara : melalui pelepasan granul yang
mengandung sitolisin atau melaluipembunuhan langsung bila ada ransangan
bahan asal fungi yang memacu makrofag
memproduksi sitokin (eg: TNF &IFN-)
mengaktifkan sel NK
8/10/2019 Immunologi terhadap infeksi
30/35
NON SPESIFIK
Yang berperan adalah Barrier fisik : kulit &
mucosa, faktor kimiawi dalam serum &sekresi kulit
Efektor utama immunitas non spesifikterhadap fungi adalah neutrofil & makrofag
Penderita dengan neutropenia sangat rentanterhadap fungi opportunistik
Netrofil diduga mengeluarkan bahan
bersifat fungisidal (eg : ROI /Reactive OxygenIntermediate ; enzim lisosom) & memakanfungi untuk dibunuh secara intraseluler
SPESIFIK
8/10/2019 Immunologi terhadap infeksi
31/35
SPESIFIK
Immunitas spesifik terhadap fungi kadang kurang
efektiftidak mampu membatasi pertumbuhan
fungi patogen. Belum banyak bukti bahwa
antibodi berperan kontrol infeksi
CMI/ Cellular Mediated Immunity) merupakan
efektor immunitas spesifik utama terhadap infeksi
fungi
Histoplasma capsulatum & parasit fakultatif
intraseluler yang hidup di dalam makrofag dapatdieliminasi oleh sel efektor yang sama seperti pada
infeksi oleh bakteri intraseluler
8/10/2019 Immunologi terhadap infeksi
32/35
RESPONS IMUN TERHADAP
INFEKSI PARASIT
SISTIM IMUN NONSPESIFIK
Berbagai parasit dapat mengaktifkansistim imun non spesifik tetapi dalam
kenyataannya parasit tersebut dapatberadaptasi dan resisten terhadap sisitimimun hostparasit akan tetap hidup danbereproduksi di dalam tubuh host
Respons imun non spesifik terhadapcacing dan protozoa adalah fagositosis
Protozoa : banyak yang resisten terhadap efek
8/10/2019 Immunologi terhadap infeksi
33/35
Protozoa : banyak yang resisten terhadap efek
baktericidal macrophage, ada juga yang dapat
hidup di dalam sel makrofag
Helminth : sel sel fagosit dapat menyerang
cacing dengan cara melepas bahan bahan
mikrobicidal terhadap mikroba yang berukuran
besar karena terlalu besar untuk difagositosisefeknya kurang
Cacing juga dapat mengaktifkan complement
melalui jalur alternatifresisten terhadapmekanisme sitosidal sel netrofil dan makrofag
karena mempunyai lapisan permukaan yang
tebal
8/10/2019 Immunologi terhadap infeksi
34/35
SISTIM IMUN SPESIFIK:
Berbagai Protozoa dan Helminth
mempunyai ukuran, struktur, sifatbiokimiawi, patogenitas dan siklus hidup
yang berbeda bedaRespons imun
spesifik juga berbeda beda
8/10/2019 Immunologi terhadap infeksi
35/35
Infeksi oleh helminth
Cacing umumnya terlalu besar untuk
difagositosis.
Degranulasi sel mast/ basofil yg IgEdependen
menghasilkan histaminspasmus usus
host (habitat cacing)
Eosinofil menempel pada permukaan cacing
melalui IgA/IgGmelepas protein kationik,Major basic protein, dan neurotoxin
Top Related