LAKIN BPTP Sulawesi Utara 2018 1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)
Sulawesi Utara adalah salah satu unit pelaksana teknis di
bidang penelitian dan pengkajian serta pengembangan
teknologi pertanian, berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian yang dalam tugas sehari-hari dikoordinasikan
oleh Kepala Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan
Teknologi Pertanian.
Sulawesi Utara merupakan salah satu daerah yang
mempunyai potensi untuk pengembangan pertanian,
adalah perkebunan, hortikultura, peternakan, tanaman
pangan dan palawija sebagai sumber ketahanan pangan.
Permasalahan utama dalam pelaksanaan pembangunan
pertanian di Sulawesi Utara adalah masih rendahnya
tingkat produktivitas, dan kurang berfungsinya
kelembagaan sistem dan usaha agribisnis sehingga
bermuara pada rendahnya tingkat pendapatan petani.
1.2. Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)
merupakan lembaga vertikal teknis Eselon III yang
LAKIN BPTP Sulawesi Utara 2018 2
berada dibawah Kementerian Pertanian (Kementan)
Republik Indonesia. Secara struktural, BPTP Sulawesi
Utara bersama 31 BPTP dan Satker Sulawesi Barat,
berada di bawah Balai Besar Pengkajian dan
Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP) yang
berkedudukan di Bogor. BBP2TP mengkoordinasikan
kegiatan pengkajian dan pengembangan teknologi
pertanian yang bersifat spesifik lokasi di 31 BPTP provinsi
dan Satker Sulawesi Barat.Sedangkan BB2TP merupakan
bagian dari Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian (Balitbangtan), Kementan RI.
Pada awal April 1985 masih berupa Proyek Informasi
Pertanian (PIP) pada Kantor Wilayah Departemen
Pertanian Provinsi Sulawesi Utara yang dititipkan oleh
Badan Pendidikan, Pelatihan dan Penyuluhan Proyek
Informasi Pertanian (DIKLATLUH) Departemen Pertanian.
Tahun berikutnya April 1986 menjadi Bagian Proyek
Informasi Pertanian (Bag Pro PIP). Dengan
berkembangnya kelembagaan dari Badan DIKLATLUH,
maka pada tanggal 13 Januari 1988 Bagian Proyek ini
diresmikan menjadi Balai Informasi Pertanian. Dengan
keluarnya Surat Keputusan Menteri Pertanian No.
798/KPTS/OT.210/12/1994, maka Balai Informasi Pertanian
LAKIN BPTP Sulawesi Utara 2018 3
bergabung dalam lingkup Badan LITBANGTAN Departemen
Pertanian dan berubah nama menjadi Instalasi Penelitian
Pengkajian Teknologi Pertanian (IPPTP) Kalasey. Lembaga
ini berada dibawah koordinasi Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian (BPTP) Biro Provinsi Sulawesi Utara. Tahun 2001
berdasarkan SK Menteri Pertanian NO.
350/KPTS/OT.210/6/2001 maka IPPPTP Kalasey berubah
nama menjadi BPTP Sulawesi Utara.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)
Sulawesi Utara adalah Unit Pelaksana Teknis Badan
Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Pertanian,
berada didaerah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Badan Litbang Pertanian dan dalam
pelaksanaan tugas sehari-hari dikoordinasikan oleh
Kepala Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan
Teknologi Pertanian. BPTP mempunyai tugas
melaksanakan pengkajian, perakitan, dan
pengembangan teknologi perakitan tepat guna spesifik
lokasi.
Tujuan dari Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian (BPTP) Sulawesi Utara adalah :
LAKIN BPTP Sulawesi Utara 2018 4
a. Meningkatkan kualitas pengelolaan sumber daya
lahan pertanian penataan pola tanam dan
kesesuaian tanam;
b. Meningkatkan ketersediaan teknologi yang
diperlukan petani melalui berbagai kegiatan
demplot dilahan petani;
c. Meningkatkan kemampuan petani mengakses dan
menerapkan teknologi maju melalui pembimbingan
kelompok tani terutama dalam hal penyediaan
benih yang berkualitas dan penyediaan alsintan
yang diperlukan;
d. Meningkatkan produksi tanaman dan ternak
melalui peningkatan produktivitas lahan dan
tenaga kerja;
e. Meningkatkan kemampuan petani menerapkan
teknologi pengolahan hasil
f. Meningkatkan kemampuan petani mengakses
pasar melalui pelatihan
g. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan
petani
Fungsi dari Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian (BPTP) Sulawesi Utara, yaitu :
LAKIN BPTP Sulawesi Utara 2018 5
a. Pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi
kebutuhan teknologi pertanian tepat gua spesifik
lokasi;
b. Pelaksanaan penelitian pengkajian dan perakitan
teknologi pertanian tepat guna spesifikasi lokasi;
c. Pelaksanaan pengembangan teknologi dan
diseminasi hasil pengkajian serta perakitan materi
penyuluhan;
d. Penyiapan kerjasama, informasi, dokumentasi serta
menyebarluaskan dan pendayagunaan hasil
pengkajian, perakitan dan pengembangan
teknologi pertanian tepat guna spesifik lokal;
e. Pemberian pelayanan teknik kegiatan pengkajian
penelitian dan perakitan teknologi pertanian tepat
guna spesifik lokasi;
f. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga;
Wilayah kerja BPTP Sulawesi Utara mencakup
11 (sebelas) Kabupaten dan 4 (empat) Kota, yaitu :
Kabupaten Bolaang Mongondow, Kabupaten Bolaang
Mongondow Utara, Kabupaten Bolaang Mongondow
Selatan, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur,
Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa Selatan,
Kabupaten Minahasa Utara, Kabupaten Minahasa
LAKIN BPTP Sulawesi Utara 2018 6
Tenggara, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Kabupaten
Kepulauan Talaud, Kabupaten Sitaro, Kota Manado,
Kota Bitung, Kota Tomohon, dan Kota Kotamobagu.
1.3. Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Susunan organisasi dan tata kerja BPTP diatur
dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor
16/Permentan/OT.140/3/2006 sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Pértanian Nomor
48/Permentan/OT.140/6/2007, dan diubah lagi dengan
Peraturan Menteri Pertanian Nomor:
20/Permentan/OT.140/3/2013.
Menurut Permentan Nomor 20 Tahun 2013
bahwa Balai Pengkajian Teknologi Pertanian adalah
unit pelaksana teknis di bidang pengkajian pertanian
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian,
dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari
dikoordinasikan oleh Kepala Balai Besar Pengkajian dan
Pengembangan Teknologi Pertanian Kementerian
Pertanian, dengan susunan organisasi terdiri dari :
(1) Kepala Balai; yang mempunyai tugas mempunyai
tugas melaksanakan pengkajian, perakitan dan
LAKIN BPTP Sulawesi Utara 2018 7
pengembangan teknologi pertanian tepat guna
spesifik lokasi. Dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud dalam Kepala BPTP
menyelenggarakan fungsi:
a. Pelaksanaan penyusunan program, rencana
kerja, anggaran, evaluasi, dan laporan
pengkajian, perakitan dan pengembangan
teknologi pertanian tepat guna spesifik
lokasi;
b. Pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi
kebutuhan teknologi pertanian tepat guna
spesifik lokasi;
c. Pelaksanaan penelitian, pengkajian dan
perakitan teknologi pertanian tepat guna
spesifik lokasi;
d. Pelaksanaan pengembangan teknologi dan
diseminasi hasil pengkajian serta perakitan
materi penyuluhan;
e. Penyiapan kerja sama, informasi,
dokumentasi, serta penyebarluasan dan
pendayagunaan hasil pengkajian, perakitan,
dan pengembangan teknologi pertanian
tepat guna spesifik lokasi; pemberian
LAKIN BPTP Sulawesi Utara 2018 8
pelayanan teknik pengkajian, perakitan dan
pengembangan teknologi tepat guna spesifik
lokasi; pelaksanaan urusan kepegawaian,
keuangan, rumah tangga dan perlengkapan
BPTP.
(2) Subbagian Tata Usaha; mempunyai tugas
melakukan urusan kepegawaian keuangan,
perlengkapan, surat menyurat, dan rumah
tangga.
(3) Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Pengkajian
mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
penyusunan program, rencana kerja, anggaran,
pemantauan, evaluasi, dan laporan serta
penyebarluasan dan pendayagunaan hasil, serta
pelayanan sarana teknis pengkajian, perakitan
dan pengembangan teknologi pertanian tepat
guna spesifik lokasi
(4) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas :
a. Kelompok Jabatan Fungsional Peneliti;
mempunyai tugas:
- melakukan inventarisasi dan identifikasi
kebutuhan teknologi pertanian tepat
guna spesifik lokasi;
LAKIN BPTP Sulawesi Utara 2018 9
- melakukan penelitian, pengkajian dan
perakitan teknologi pertanian tepat guna
spesifik lokasi;
- melakukan kegiatan fungsional lainnya
sesuai dengan peraturan Perundang-
undangan yang berlaku.
b. Kelompok Jabatan Fungsional Penyuluh;
mempunyai tugas:
- Melakukan pengembangan teknologi dan
diseminasi hasil pengkajian serta
perakitan materi penyuluhan;
- Melakukan kegiatan fungsional lainnya
sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Tata kerja BPTP Sulawesi Utara diatur sebagai berikut :
(1) Dalam rnelaksanakan tugas, Kepala Balai, Kepala
Subbagian TU, Kepala Seksi, dan Koordinator
Kelompok Jabatan Fungsional wajib menerapkan
prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi di
lingkungan satuan organisasi pada BPTP, dan
dengan instansi lain sesuai dengan tugas
masing-masing.
LAKIN BPTP Sulawesi Utara 2018 10
(2) Setiap kepala satuan organisasi di lingkungan BPTP
wajib mengawasi pelaksanaan tugas bawahan
masing-masing dan apabila terjadi
penyimpangan agar mengambil langkah-langkah
yang di
(3) perlukan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Setiap kepala satuan organisasi di lingkungan BPTP
bertanggung jawab memimpin,
mengkoordinasikan bawahan masing—masing
dan memberikan bimbingan, serta petunjuk
pelaksanaan tugas bawahan.
(5) Setiap kepala satuan organisasi di lingkungan BPTP
Wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk, dan
bertanggung jawab kepada atasan masing-
masing.
(6) Kepala Subbagian, Kepala Seksi dan Koordinator
Kelompok Jabatan Fungsional Wajib
menyampaikan laporan pelaksanaan tugasnya
kepada Kepala secara berkala dan / atau
sewaktu-waktu.
(7) Setiap laporan yang diterima oleh kepala satuan
organisasi dari bawahan wajib diolah dan
LAKIN BPTP Sulawesi Utara 2018 11
dipergunakan sebagai bahan penyusunan
laporan lebih lanjut dan untuk memberikan
petunjuk kepada bawahan.
(8) Dalam menyampaikan laporan kepada atasan,
tembusan wajib disampaikan kepada satuan
organisasi lain yang secara fungsional
mempunyai hubungan kerja.
(9) Kepala wajib menyampaikan laporan pelaksanaan
tugasnya kepada Kepala Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian melalui Kepala Balai
Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi
Pertanian, secara berkala dan/atau sewaktu-
waktu.
(10) Dalam melaksanakan tugas, setiap kepala satuan
organisasi dibantu oleh kepala satuan organisasi
di bawahnya dan dalam rangka pemberian
bimbingan kepada bawahan, wajib mengadakan
rapat berkala.
Susunan organisasi Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian (PBPT) Sulawesi Utara dapat dilihat pada
Bagan Organisasi berikut ini.
LAKIN BPTP Sulawesi Utara 2018 12
Struktur Organisasi BPTP Sulawesi Utara (Tahun 2018)
Gambar 1. Struktur Organisasi BPTP Sulawesi Utara
1.4. Sumberdaya Manusia
Berdasarkan data tahun 2018 BPTP Sulawesi
Utara mempunyai jumlah pegawai/PNS sebanyak 91
orang yang sebagian terbesar pegawai tersebut adalah
merupakan pegawai jabatan fungsional yaitu jabatan
fungsional peneliti, jabatan fungsional penyuluh, dan
jabatan fungsional lainnya.
Tingkat pendidikan formal pegawai BPTP
Sulawesi Utara bervariasi mulai dari yang
LAKIN BPTP Sulawesi Utara 2018 13
berpendidikan S-3, S-2, S-1, SM, Diploma, SLTA, STPT,
sampai SD. Data pegawai BPTP Sulawesi Utara
menurut tingkat pendidikan formal dapat dilihat pada
Tabel berikut.
Tabe 1.Jumlah Pegawai BPTP Sulawesi Utara menurut Tingkat Pendidikan
Berdasarkan tabel 1 tentang tingkat pendidikan
pegawai di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Sulawesi Utara (BPTP) Sulawesi Utara sebanyak 3
orang atau 3,26 % berpendidikan S3, sebanyak 19
oorang (20,66%) berpendidikan S2, sebanyak 26 orang
(28,26%) yang berpendidikan S1, SM, 1 orang
(1,09%), D4 sebanyak 2 orang (2,17%), D3 sebanyak
3 orang (4,35%), D1 sebanyak 2 orang (2.17%), SMA
LAKIN BPTP Sulawesi Utara 2018 14
sederajat sebanyak 25 orang (27,17%), SMP sebanyak
2 orang (2,17%) dan SD sebanyak 7 orang (8.70%).
Dilihat dari aspek Golongan Kepangkatan maka
pegawai BPTP Sulawesi Utara lebih banyak adalah
Golongan III, dan lainnya ada yang Golongan IV,
Golongan II, dan ada juga Golongan I, seperti dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2. Jumlah Pegawai BPTP Sulawesi Utara menurut Golongan Pangkat
0
20
40
60
80
100
120
Gol.IV Gol.III Gol. II Gol. I
1 2 3 4 Jumlah
Jumlah Pegawai BPTP Sulawesi Utara menurut Golongan Pangkat
Jumlah %
Berdasarkan tabel 2 tentang kepangkatan pegawai
BPTP Sulawesi Utara. Sebanyak 21 orang atau (21,74%)
pegawai berpangkat golongan IV, sebanyak 44 orang
(50,00%) pegawai berpangkat golongan III, sebanyak 20
LAKIN BPTP Sulawesi Utara 2018 15
orang (21,74%) yang berpangkat golongan II, dan
sebanyak 6 orang (6,52%) yang berpangkat golongan I.
1.5. Dukungan Anggaran
Pagu awal Balai Pengkajian Teknologi pertanian
Tahun Anggaran 2018 adalah senilai Rp. 15.890.177.000
Dalam perjalanan Tahun 2018 terjadi pengurangan
anggaran, penambahan, dan sudah revisi ke 4 senilai Rp.
14.589.372.000.
II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
2.1 Renstra BPTP Sulawesi Utara
BPTP Sulawesi Utara sebagai bagian dari Balai
Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian
yang merupakan salah satu unit pelaksana teknis Eseon 2
Badan Litbang Pertanian, yang secara hirarkis merupakan
Bussines Unit Balitbangtan. Berdasarkan hierachical
strattegic plan, maka BBP2TP menyusun Rencana Aksi dari
Visi, Misi, Kebijakan, dan Program Badan Litbang
Pertanian, yang selanjutnya pada tataran rencana strategis
BPTP/UPT (functional unit) dituangkan menjadi Rencana
Operasional. Oleh karena itu, visi, misi, kebijakan, stretegi,
dan program Badan Litbang Misi Balitbangtan 2015-2019
LAKIN BPTP Sulawesi Utara 2018 16
mengacu pada Visi dan Misi Kementerian Pertanian, yang
selanjutnya akan menjadi visi, misi, kebijakan, strategi, dan
program seluruh satuan kerja Badan Litbang Pertanian,
termasuk BBP2TP. Memperhatikan hierarchical strategic
plan, maka visi dan misi BB Pengkajian dan Pengembangan
Teknologi Pertanian adalah:
Visi
Menjadi lembaga penelitian dan pengembangan pertanian
terkemuka di dunia dalam mewujudkan sistem pertanian
bio-industri tropika berkelanjutan.
Misi
1. Merakit, menguji dan mengembangkan inovasi
pertanian tropika unggul berdaya saing mendukung
pertanian bio-industri.
2. Mendiseminasikan inovasi pertanian tropika unggul
dalam rangka peningkatan scientific recognition dan
impact recognition.
Tujuan dan Sasaran
Tujuan :
1. Menghasilkan dan mengembangkan inovasi pertanian
tropika unggul berdaya saing mendukung pertanian
bio-industri berbasis advanced technology dan
bioscience, aplikasi IT, adaptif terhadap dinamika iklim.
LAKIN BPTP Sulawesi Utara 2018 17
2. Mengoptimalkan pemanfaatan inovasi pertanian tropika
unggul untuk mendukung pengembangan iptek dan
pembangunan pertanian nasional.
Sasaran :
Sasaran strategis BPTP Sulawesi Utara adalah:
1. Tersedianya teknologi dan inovasi budidaya, pasca
panen, dan prototipe alsintan berbasis bioscience
danbioenjinering dengan memanfaatkanadvanced
techonology, seperti teknologi nano, bioteknologi,
iradiasi, bioinformatika dan bioprosesing yang adaptif.
2. Tersedianya model pengembangan inovasi pertanian,
kelembagaan, dan rekomendasi kebijakan
pembangunan pertanian.
3. Tersedia dan terdistribusinya produk inovasi pertanian
(benih/bibit sumber, prototipe, data, dan informasi)
dan materi transfer teknologi.
4. Penguatan dan perluasan jejaring kerja mendukung
terwujudnya lembaga litbang pertanian yang handal
dan terkemuka serta meningkatkan HKI.
Dinamika Lingkungan Strategis dalam Pencapaian
Tujuan dan Sasaran
Dalam mencapai tujuan dan sasaran kegiatan
strategis BPTP Sulawesi Utara, sangat dipengaruhi oleh
LAKIN BPTP Sulawesi Utara 2018 18
perubahan lingkungan strategis yang terkait dengan
kebijakan di bidang pertanian baik global maupun domestik
secara langsung maupun tidak langsung.
Perubahan lingkungan strategis global dan
domestik pada sektor pertanian secara langsung maupun
tidak langsung telah dan akan berpengaruh terhadap
pembangunan pertanian nasional maupun pertanian
wilayah spesifik lokasi. Mencermati dinamika perubahan
lingkungan strategis dimaksud, program dan kegiatan
pengkajian dan pengembangan teknologi spesifik lokasi
diarahkan pada perakitan inovasi pertanian spesifik
agroekosistem yang menghasilkan komoditas berdaya
saing tinggi baik di pasar domestik maupun pasar
internasional dalam rangka mengakselerasi pembangunan
pertanian wilayah, dengan mengembangkan sistem
pertanian bioindustri berkalnjutan berbasis sumberdaya
lokal.
Perubahan tujuan dan sasaran BPTP Sulawesi
Utara berkaitan dengan adanya Rencana Strategis yang
baru pada tahun 2015-2019, yang mengacu pada Renstra
Badan Litbang Pertanian. Perumusan visi dan misi BPTP
Sulawesi Utara yang tertuang dalam Rencana Strategis
lima tahun ke depan mengacu pada Renstra Badan Litbang
LAKIN BPTP Sulawesi Utara 2018 19
Pertanian yang juga mendukung Renstra Kementerian
Pertanian. BB Pengkajian juga berkomitmen untuk
melakukan kontrol kualitas secara intensif pada setiap level
manajemen yang mencakup perencanaan, pelaksanaan
penelitian dan pelaporan. Isu sentral yang berkaitan
dengan peran BPTP Sulawesi Utara mendukung program
pembangunan pertanian dan program Badan Litbang
Pertanian adalah lambannya diseminasi inovasi pertanian
dan belum intensifnya pemanfaatan inovasi yang dihasilkan
oleh Balai Penelitian Nasional. Untuk mempercepat proses
diseminasi, maka kinerja BPTP Sulawesi Utara yang
diharapkan antara lain:
1. Melakukan pengkajian dan pengembangan inovasi
yang mudah dilihat oleh petani dan masyarakat luas,
termasuk pemerintah daerah; mendukung penyediaan
teknologi dan inovasi mendukung pengembangan
sistem pertanian bioindustri berkelanjutan berbasis
sumberdaya lokal.
2. Melakukan eksplorasi, revitalisasi, dan pemanfaatan
teknologi indigenous untuk meningkatkan daya saing
sektor pertanian daerah. Sebagai lembaga pelayanan
daerah, BPTP diharapkan mampu mewarnai kebijakan
pembangunan pertanian daerah. Oleh karena itu,
LAKIN BPTP Sulawesi Utara 2018 20
kegiatan analisis dan kebijakan pembangunan daerah
juga merupakan salah satu agenda kegiatan di BPTP.
3. Mengingat ketahanan dan kemandirian pangan dan
kemiskinan serta marjinalisasi petani dan pertanian
merupakan masalah mendasar yang dihadapi sektor
pertanian ke depan dan menjadi perhatian utama
masyarakat internasional, maka rekayasa inovasi
pertanian spesifik lokasi diarahkan untuk meningkatkan
kapasitas produksi pangan nasional dan meningkatkan
nilai tambah dan dapat dinikmati penduduk pedesaan.
Oleh karena itu, maka rekayasa inovasi pertanian
spesifik lokasi dikonsentrasikan pada rekayasa inovasi
teknologi di bidang peningkatan produksi pangan dan
inovasi kelembagaan sistem dan usaha agribisnis untuk
peningkatan pendapatan masyarakat miskin dan buruh
tani. Disamping fungsi scientific recognition berupa
penciptaan teknologi spesifik lokasi, kegiatan yang
berbasis impact recognitionmesti menjadi fokus utama
BBP2TP beserta seluruh BPTP/LPTP, yang sangat
terkait dengan diseminasi teknologi dan inovasi
pertaanian spesifik lokasi. Kinerja pengkajian dan
diseminasi teknologi spesifik lokasi yang diharapkan
2015-2019 tidak terlepas dari substansi program
LAKIN BPTP Sulawesi Utara 2018 21
Rencana Strategis Badan Litbang Pertanian 2015-2019,
yakni penciptaan teknologi dan inovasi pertanian
bioindustri berkelanjutan.
LAKIN BPTP Sulawesi Utara 2018 22
Tabel 3 Sasaran, Sub Kegiatan, Indikator Kinerja dan Target Pencapaiannya 2015 – 2019 Berdasarkan Renstra BPTP Sulut 2015-2019 No Sasaran Strategis Indikator
Outcome/ Indikator Kegiatan
Target
2015 2016 2017 2018 2019
01 Tersedianya inovasi pertanian unggul spesifik lokasi
Jumlah teknologi spesifik lokasi
4 4 4 4 4
002
Terdisiminasinya inovasi pertanian spesifik lokasi yang unggul serta terhimpunnya umpan balik dari implementasi program dan inovasi pertanian unggul spesifik lokasi
Jumlah teknologi yang didiseminasikan ke pengguna
5 5 5 5 5
003
Adanya sinergi operasional serta terciptanya manajemen pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian unggul spesifik lokasi
Jumlah model-model pengembangan inovasi pertanian bioindustri spesifik lokasi
2 2 2 2 2
004
Dihasilkannya rumusan rekomendasi kebijakan mendukung percepatan pembangunan pertanian wilayah berbasis inovasi pertanian spesifik lokasi
Jumlah rekomendasi kebijakan mendukung empat sukses Kementerian Pertanian.
1 1 1 1 4
005
Terjalinnya kerjasama nasional dan internasional di bidang pengkajian, diseminasi, dan pendayagunaan inovasi pertanian
Jumlah sinergi operasional pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian unggul spesifik lokasi
1 1 1 1 1
LAKIN BPTP Sulawesi Utara 2018 23
Tabel 4. Rencana Kinerja Tahunan 2018
No Sasaran Strategis Indikator Outcome/
Indikator Kegiatan
Target
1 Tersedianya inovasi pertanian
unggul spesifik lokasi
Jumlah teknologi spesifik
lokasi
4 teknologi
2. Terdisiminasinya inovasi pertanian
spesifik lokasi yang unggul serta
terhimpunnya umpan balik dari
implementasi program dan inovasi
pertanian unggul spesifik lokasi
Jumlah teknologi yang
didiseminasikan ke
pengguna
5 teknologi
3. Adanya sinergi operasional serta
terciptanya manajemen pengkajian
dan pengembangan inovasi
pertanian unggul spesifik lokasi
Jumlah model-model
pengembangan inovasi
pertanian bioindustri
spesifik lokasi
2 model
4. Dihasilkannya rumusan
rekomendasi kebijakan
mendukung percepatan
pembangunan pertanian wilayah
berbasis inovasi pertanian spesifik
lokasi
Jumlah rekomendasi
kebijakan mendukung
empat sukses Kementerian
Pertanian.
1
rekomendasi
5. Terjalinnya kerjasama nasional dan internasional di bidang pengkajian, diseminasi, dan pendayagunaan inovasi pertanian
Jumlah laporan kegiatan pendampingan model diseminasi SDMC dan program strategis Jumlah sinergi operasional pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian unggul spesifik lokasi
5 laporan
Jumlah dokumen perencanaan dan evaluasi kegiatan serta administrasi keuangan kepegawaian, sarana prasarana
7 laporan
Jumlah pegawai yang meningkat kompetensinya
2 orang
Jumlah kebun percobaan yang difungsikan
1 unit
LAKIN BPTP Sulawesi Utara 2018 24
2.2. Perjanjian Kinerja
Untuk tahun 2018, telah ditetapkan kinerja BPTP Sulut
seperti diuraikan pada Tabel 5
Tabel 5 Penetapan Kinerja BPTP Sulut tahun 2018
No
Sasaran Indikator Kinerja Target
1
Dimanfaatkannya hasil kajian dan pengembangan teknologi pertanian spesifik lokasi
1. Jumlah paket teknologi spesifik lokasi yang dimanfaatkan (akumulasi 5 tahun terakhir)
13 Paket
teknologi
2. Rasio paket teknologi spesifik lokasi yang dihasilkan terhadap jumlah pengkajian teknologi spesifik lokasi yang dilakukan pada tahun berjalan
100 %
3. Jumlah rekomendasi kebijakan yang dihasilkan
1 Rekomendasi kebijakan
2
Meningkatnya kualitas layanan publik di BPTP Sulawesi Utara
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan publik Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Utara
3 Nilai IKM
LAKIN BPTP Sulawesi Utara 2018 25
BAB. III. AKUNTABILITAS KINERJA
3.1. Pengukuran Capaian Kinerja
Kriteria yang digunakan dalam mengukur
keberhasilan capaian kinerja kegiatan yang dilakukan BPTP
Sulut adalah masukan, keluaran, hasil, manfaat dan
dampak.
1. Masukan merupakan segala sesuatu yang dibutuhkan
agar pelaksanaan kegiatan dan program dapat berjalan
atau dalam rangka menghasilkan output. Masukan
yang digunakan dalam kegiatan BPTP adalah dana dan
sumber daya manusia (SDM) atau peneliti/penyuluh
yang melaksanakan kegiatan serta inovasi teknologi
yang digunakan dalam pelaksanaan pengkajian dan
diseminasi teknologi pertanian.
2. Keluaran adalah produk yang merupakan hasil
langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan atau
program. Keluaran yang dihasilkan oleh BPTP Sulut
umumnya berupa program/rencana, informasi/bahan
diseminasi, database, rumusan, paket teknologi
maupun rekomendasi kebijakan yang akan
disampaikan ke stakeholder (penyuluh, petani dan
pengguna lainnya).
LAKIN BPTP Sulawesi Utara 2018 26
3. Hasil merupakan segala sesuatu yang mencerminkan
berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka
menengah. Setiap kegiatan yang akan dilakukan jika
diharapkan menghasilkan sesuatu yang dapat
memenuhi kebutuhan penggunanya. Hasil yang
diharapkan dari masing-masing kegiatan BPTP Sulut
bergantung dari tujuan yang ingin dicapai oleh masing-
masing kegiatan tersebut. Hasil kegiatan dan
pengkajian BPTP Sulut sangat dirasakan langsung oleh
pengambil kebijakan, penyuluh dan petani di Sulawesi
Utara.
4. Manfaat merupakan kegunaan suatu keluaran yang
dirasakan langsung oleh masyarakat.
5. Dampak merupakan ukuran tingkat pengaruh sosial,
ekonomi, lingkungan atau kepentingan umum lainnya
yang dimulai oleh capaian kinerja setiap indikator
dalam suatu kegiatan.
Untuk tahun 2018, BPTP Sulawesi Utara telah
menetapkan Sasaran strategis kegiatan yaitu tersedianya
teknologi pertanian spesifik lokasi, terdiseminasikannya
inovasi teknologi pertanian spesifik lokasi ke pengguna,
tersedianya model pengembangan inovasi teknologi
pertanian bioindustri berkelanjutan spesifik lokasi,
LAKIN BPTP Sulawesi Utara 2018 27
terlaksananya kegiatan pendampingan inovasi pertanian
dan program strategis nasional, dihasilkannya rumusan
rekomendasi kebijakan, tersedianya benih sumber
mendukung sistem perbenihan, dihasilkannya sinergi
operasional serta terciptanya manajemen pengkajian dan
pengembangan inovasi pertanian unggul spesifik lokasi.
Keempat sasaran tersebut di ukur dengan 7 indikator
kinerja utama .
3.2. Analisis Capaian Kinerja Tahun 2018
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Utara telah
menetapkan standar kinerja yang dituangkan dalam
Perjanjian Kinerja (PK) Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian yang telah ditandatangani pada bulan Januari
2018. Rincian tingkat capaian kinerja masing-masing
indikator sasaran tersebut dapat dilihat dalam tabel
berikut:
LAKIN BPTP Sulawesi Utara 2018 28
Tabel 6. Pengukuran capaian kinerja Tahun 2018
No Sasaran Indikator Kinerja Target Capaian
1
Dimanfaatkannya hasil kajian dan pengembangan teknologi pertanian spesifik lokasi Meningkatnya kualitas layanan publik di BPTP Sulut
Jumlah paket teknologi spesifik lokasi yang dimanfaatkan (akumulasi 5 tahun terakhir)
13 Paket
teknologi
13 Paket
teknologi
Rasio paket teknologi spesifik lokasi yang dihasilkan terhadap jumlah pengkajian teknologi spesifik lokasi yang dilakukan pada tahun berjalan
100 % 100 %
Jumlah rekomendasi kebijakan yang dihasilkan
1 Rekom kebijakan
1 Rekom kebijakan
2
Meningkatnya kualitas layanan publik di BPTP Sulut
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan publik Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulut
3 Nilai IKM
3,502 Nilai IKM
Capaian kinerja tahun 2018 Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian dapat dijelaskan sebagai berikut :
LAKIN BPTP Sulawesi Utara 2018 29
Sasaran 1 Dimanfaatkannya hasil kajian dan pengembangan teknologi pertanian spesifik lokasi
Untuk mencapai sasaran tersebut diukur dengan indikator
kinerja. Adapun pencapaian target indikator kinerja dapat
digambarkan sebagai berikut :
Indikator Kinerja
Target
Capaian
Jumlah paket teknologi
spesifik lokasi yang
dimanfaatkan (akumulasi 5 tahun terakhir)
13 Paket
Teknologi
13 Paket
Teknologi
Tabel 7. Teknologi spesifik lokasi yang dimanfaatkan (diakumulasikan 5 tahun terakhir)
Tahun Target Capaian Judul Kegiatan
2014 4 4 Pemanfaatan Limbah Cair Ternak Sapi (Urine sapi) Sebagai Pupuk dan Pestisida
Respon Pertumbuhan dan Produksi Jagung terhadap Kompos Hasil Dekomposer M-Dec
Kajian Pemanfaatan Umbi Lokal
spesifik Lokasi untuk meningkatkan ketahanan pangan di Sulawesi Utara
Kajian Pupuk Organik dari Urine sapi dan Pestisida Nabati
LAKIN BPTP Sulawesi Utara 2018 30
2015 2 2 Kajian Pengembangan Pangan Lokal di Daerah Perbatasan dan Pulau Pulau kecil Terluar Di Sulut
Kajian Formulasi Pakan (Imbangan Energi Dan Protein) Serta Kepadatan Kandang Terhadap Performance Ayam Pedaging
2016 3 3 Kajian teknologi peternakan ramah lingkungan spesifik lokasi di Sulut
Kajian Inovasi Penanganan Pasca Panen Padi Spesifik Lokasi Di Sulawesi Utara Dalam Mendukung Swasembada Pangan Berkelanjutan
Pemanfaatan bahan organik berbasis sumber daya lokal sebagai pupuk dan pestisida untuk meningkatkan produksi tanaman pangan dan
hortikultura.
2017 2 2 Kajian Pengembangan Pangan Lokal di Daerah Perbatasan Sulawesi Utara
Kajian Inovasi Penanganan Pasca Panen Jagung Untuk Meningkatkan Mutu dan Daya Simpan Komoditas Jagung
2018 2 2 Kajian Sistem Usahatani Berbasis Kakao Klon Unggul Dengan Ternak Kambing Melalui Pemberdayaan Kelompok Tani Di Sulawesi Utara
Pengkajian paket teknologi spesifik lokasi peningkatan produktivitas bawang merah
LAKIN BPTP Sulawesi Utara 2018 31
22 paket teknologi spesifik lokasi yang dimanfaatkan
(akumulasi 5 tahun terakhir) adalah sebagai berikut :
1. Kajian Produksi dan Aplikasi Pestisida Nabati
Agar dapat digunakan sebagai bahan pestisida
nabati, bahan aktif dari tanaman tersebut harus
diekstrak terlebih dahulu. Untuk mengekstrak bahan
aktif dari tanaman yang berpotensi sebagai pestisida
nabati terdapat beberapa metode, yaitu metode
ekstraksi dan melalui penyulingan. Ekstraksi dapat
dilakukan secara basah dan ekstraksi dingin
(maserasi). Persiapan dilakukan dengan melakukan
pengumpulan bahan tanaman yang berasal dari
dalam dan sekitar kebun percobaan kecuali jahe yang
dibeli dan dilakukan secara bertahap sesuai
kebutuhan pengkajian.
LAKIN BPTP Sulawesi Utara 2018 32
Gambar 1 Penyulingan bahan dengan alat tipe Balitro
bahwa produktivitas hasil bawang merah
paling besar pada perlakuan aplikasi jahe 1% dan
cengkeh 1%. Hasil ini menunjukkan bahwa dengan
aplikasi pestisida nabati produktivitas hasil tidak
berbeda bahkan rata – rata hasilnya lebih tinggi
dibanding dengan aplikasi pestisida anorganik.
Aplikasi pestisida nabati terutama Lantana camara
dan daun cengkeh serta jahe pada bawang merah
memberikan pengaruh yaitu dapat mengurangi
serangan hama berupa ulat penggerek umbi yang
menyebabkan umbi menjadi busuk. Dengan
demikian ketiga jenis pestisida nabati ini dapat
direkomendasi untuk mencegah hama pada bawang
merah.
LAKIN BPTP Sulawesi Utara 2018 33
Gambar 2 Pengambilan data panen bawang merah
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa
produktivitas kentang tertinggi ada pada perlakuan
Lantana 50, 100 dan 300. Hal ini terlihat dari tingkat
serangan pada perlakuan ini pada umumnya rendah.
Hal ini berarti pestisida nabati jenis ini dapat
menghambat pertumbuhan dari hama penggerek
umbi. Hama yang menyerang tanaman kentang
adalah hama penggerek umbi yang ditandai oleh
adanya lubang pada umbi. Hasil pengamatan
menunjukkan bahwa jumlah serangan tertinggi pada
kentang yang diberi aplikasi jahe, dan terendah pada
Lantana dan cengkeh. Hal ini menunjukkan bahwa
kedua jenis pestisida ini lebih efektifi dibanding
dengan jahe. Jumlah serangan yang diberi aplikasi
pestisida anorganik sama dengan beberapa jenis
LAKIN BPTP Sulawesi Utara 2018 34
pestisida nabati seperti cengkeh dengan konsentrasi
200 dan Lantana 100. Hasil kajian (Gambar 30)
menunjukkan bahwa jumlah anakan sereh wangi
yang diperoleh tertinggi pada perlakuan pupuk
kandang sapi. Semakin banyak anakan maka akan
semakin banyak produksi serai wangi yang akan
diperoleh.
Gambar 3 Pertanaman sereh wangi
LAKIN BPTP Sulawesi Utara 2018 35
2. Kegiatan Pemanfaatan Limbah Cair Ternak Sapi (Urine sapi) Sebagai Pupuk dan Pestisida
Limbah cair ternak sapi yang selama ini dianggap
limbah yang sangat mengganggu keadaan lingkungan
karena aromanya yang menyengat dengan bau yang
tak sedap ternyata menyimpan banyak manfaat atau
sangat potensial digunakan sebagai penyubur
tanaman dan pestisida organik yang aman terhadap
lingkungan dan menghasilkan produk yang aman
dikonsumsi. Bahan tersebut banyak tersedia, cara
memperolehnya sangat mudah dan aplikasinya juga
mudah dan sangat murah. Penggunaan urine sapi
sebagai pupuk dan pestisida dapat menurunkan biaya
sarana produksi (pupuk dan insektisida) 50-60%.
Urin sapi sebagai pupuk, dalam aplikasi sebaiknya
dicampur dengan iar dengan perbandingan 1 : 1.
Sebagai pestisida organik pada tanaman bawang
merah dan tanaman kentang, dalam aplikasi
sebaiknya dicampur dengan pestisida nabati jahe,
LAKIN BPTP Sulawesi Utara 2018 36
atau kunyit atau lengkuas atau kombinasi ketiganya,
yang merupakan sarana pertanian yang aman bagi
konsumen, murah dan ramah lingkungan.
Gambar 2 : Pupuk Organik dari Urine sapi dan Pestisida Nabati
3. Respon Pertumbuhan dan Produksi Jagung terhadap Kompos Hasil Dekomposer M-Dec (Tahun 2014)
Dari hasil kajian dapat disimpulkan pengaruh
perlakuan bahan organic M-deck tidak
beperngaruh nyata terhadap parameter
perlakuan. Adanya kecendrungan perlakuan
dengan bahan organik serasa jagung lebih baik
dari pada perlakuan lain. Bahan organic M-deck
dapat langsung diterapkan oleh petani dilapangan
karena secara perlahan-lahan dapat memperbaiki
sifat fisik dan biologi tanah.Karena hasil
menunjukkan belum adannya perbedaan yang
nyata maka semua bahan organic yang digunakan
LAKIN BPTP Sulawesi Utara 2018 37
bisa digunakan dan dimanfaatkan untuk
menambah bahan organic dalam tanah.
Gambar 3 : Respon Jagung terhadap Kompos Hasil Dekomposer M-Dec
4. Kajian pemanfaatan umbi lokal spesifik lokasi Sulawesi Utara (Tahun 2014)
Kajian pemanfaatan umbi lokal spesifik lokasi
Sulawesi Utara diperoleh 2 jenis ubi yang berpotensi
untuk diolah menjadi tepung yaitu talas Mitra dan umbi
daluga dengan produksi ubi 10-20 t/ha. Rendemen
tepung yang dihasilkan 29,52% - 30,86%. Tepung
yang dihasilkan dapat diolah menjadi berbagai produk
antara lain mie, breakfast meal (flak),aneka kue kering
maupun kue basah. Nilai tambah yang diperoleh jika
diolah menjadi produk lainnya 2 – 10 kali lipat dari
harga bahan bakunya. Hasil kajian diperoleh 3 paket
rekomendasi yaitu pengolahan tepung umbi daluga,
pengolahan mie dan pengolahan brekfast mial/flake, 4
LAKIN BPTP Sulawesi Utara 2018 38
poster. 4 siaran radio, 4 liflet dan 3 makalah ilmiah
yang akan dipublikasikan Produk yang dihasilkan sudah
didesiminasikan di 3 tempat yaitu di Minahasa
Tenggara , Kepulauan Sangihe dan Kabupaten
Minahasa pada waktu hari pangan sedunia. Jumlah
peserta yang mengikuti acara adalah 100 – 300 orang
termasuk watu hari pangan sedunia di Tondano. Jika
teknologi yang direkomendasikan ini dilaksanakan oleh
kelompok usaha olahan dengan dukungan dari
pemerintah setempat, dapat menambah pendapatan
petani karena keuntungan yang diperoleh
meningkatkan 2-10 kali lipat dan pangan lokal dalam
hal ini ubi talas dan daluga yang selama ini sudah
mulai ditiggalkan dan langkah, akan mulai dilirik lagi
dan dibudidayakan. Dengan dibudidayakannya
kembali pangan lokal tersebut, masyarakat setempat
mudah untuk mendapatkan pangan lokal, yang dapat
dijadikan bahan makanan pokok kembali, tidak hanya
mengkonsumsi beras saja tetapi mulai kembali ke
makanan lokal yang tersedia. Selain itu pangan lokal
yang spesifik akan lestari karena mulai diusahakan lagi
baik dari segi budidaya maupun untuk bahan olahan.
LAKIN BPTP Sulawesi Utara 2018 39
UMBI DALUGA(KEPULAUAN SANGIHE)
Mudah dibudidayakan dan biaya produksi rendah
Umbi lokal kaya gizi, kandungan karbohidrat kompleks,
protein, zat besi, serat tinggi, kalsium, vitamin dan kaya
antioksidan
Berpotensi sebagai sumber gizi keluarga non beras dan
pengganti terigu
Dapat diolah menjadi berbagai produk: mie, aneka kue kering
dan kue basah, pangan subtitusi, tepung serta produk
olahannya (biskuit dan aneka snack)
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) SULAWESI UTARA
UMBI DALUGA YANG DIKUPAS SANGIHE
UMBI DALUGA UKURAN BESAR
UKURAN UMBI DALUGA MULAI DAI 2 –20 KG, BENTUK HALTER. WARNA KULIT
UMBI COKLAT KEHITAMAN, WARNA DAGING UMBI PUTUKURAN UMBI
DALUGA MULAI DAI 2 – 20 KG, BENTUK HALTER.
IH KEKUNINGAN (KREM)
•Ukuran umbi daluga mulai dai 2 – 20 kg, bentuk halter.
KOMPOSISI UBI SEGAR : RENDEMEN TEPUNG 29,52%, KADAR AIR 62,02%,
LEMAK 0,23%, PROTEIN 1,15%, KADAR ABU 1,32%, SERAT KASAR 2,75% DAN
PATI 30,16%
KOMPOSISI TEPUNG UMBI DALUGA : KADAR AIR 8,15%, LEMAK 0,48%, PROTEIN 2,36%, ABU 2,83%,
SERAT KASAR 5,16%, KARBOHIDRAT 88,66%, PATI 88,66% , AMILOSA 17,21, KALORI 349 kkal, DAN
GULA REDUKSI 75,09
SIFAT FISIK TEPUNG DALUGA : DERAJAT PUTIH (L), 75,09, SUHU
GELATINISASI 70-730c, DAYA SERAP AIR 147,5%, BENTUK DAN UKURAN
GRANULA BULAT DAN POLIGONAL 5-15 MIKRON
Gambar 4 : Umbi lokal spesifik lokasi Sulawesi Utara
5. Kajian Pupuk Organik dari Urine sapi dan Pestisida Nabati (tahun 2014)
Penggunaan pestisida nabati dapat menekan
serangan hama dan penyakit pada bawang merah
dan kentang sehingga mengurangi pemakaian
pestisida anorganik dan menghasilkan komoditi
LAKIN BPTP Sulawesi Utara 2018 40
pangan yang ramah lingkungan. Paket teknologi
penggunaan pestisida nabati dari daun cengkeh,
tembelekan (Lantana camara) dan jahe dalam
mengendalikan hama pada tanaman kentang dan
bawang merah dapat menjadi paket rekomendasi
dalam usaha tani ramah lingkungan. Limbah cair
ternak sapi yang selama ini dianggap limbah yang
sangat mengganggu keadaan lingkungan karena
aromanya yang menyengat dengan bau yang tak
sedap ternyata menyimpan banyak manfaat atau
sangat potensial digunakan sebagai penyubur
tanaman dan pestisida organik yang aman
terhadap lingkungan dan menghasilkan produk
yang aman dikonsumsi. Bahan tersebut banyak
tersedia, cara memperolehnya sangat mudah dan
aplikasinya juga mudah dan sangat murah. Paket
teknologi penggunaan urine sapi sebagai pupuk
dan pestisida dapat menurunkan biaya sarana
produksi (pupuk dan insektisida) 50-60%. Urin
sapi sebagai pupuk, dalam aplikasi sebaiknya
dicampur dengan iar dengan perbandingan 1 : 1.
LAKIN BPTP Sulawesi Utara 2018 41
Sebagai pestisida organik pada tanaman bawang
merah dan tanaman kentang, dalam aplikasi
sebaiknya dicampur dengan pestisida nabati jahe,
atau kunyit atau lengkuas atau kombinasi
ketiganya, yang merupakan sarana pertanian
yang aman bagi konsumen, murah dan ramah
lingkungan.
Gambar 5 : Pupuk Organik dari Urine sapi dan Pestisida Nabati
6. Kajian Pengembangan Pangan Lokal di Daerah Perbatasan dan Pulau Pulau kecil Terluar Di Sulawesi Utara (Tahun 2015)
Informasi potensi sumber daya alam, potensi
hasil dan hasil nilai gizi dari pangan lokal di
kepulauan Miangas dapat mendorong
masyarakat untuk tetap membudidayakannya dan
memanfaatkannya sebagai sumber pangan
alternatif selain beras. Teknologi pengolahan umbi
LAKIN BPTP Sulawesi Utara 2018 42
lokal dan pisang menjadi tepung dan pati
merupakan upaya untuk meningkatkan daya
simpan dan nilai tambah komoditi lokal.
Diseminasi hasil melalui demplot budidaya dan
pelatihan pengolahan hasil di Pulau Miangas
membuka wawasan petani tentang usaha
peningkatan produksi dan penganekaragaman
produk
Gambar 6. Visualisasi pengolahan pati sagu tanah dan Minyak Kelapa
LAKIN BPTP Sulawesi Utara 2018 43
7. Kajian Formulasi Pakan (Imbangan Energi Dan Protein) Serta Kepadatan Kandang Terhadap Performance Ayam Pedaging (Tahun 2015)
Kegiatan pengkajian formulasi pakan dan
kepadatan ternak dapat menghasilkan informasi
dan wawasan baru mengenai penyusunan ransum
ayam pedaging yang bertujuan dapat mudah
diadopsi oleh peternak di pedesaan khususnya
kelompok wanita tani yang bisa saja menjadi
penghasilan tambahan bagi keluarga. Tanpa kalah
saing akan mutu pakan dengan yang sudah jadi,
kajian ini memberikan harapan keberhasilan bagi
usaha peternakan ayam ras pedaging dengan
berat 1.5 kg selama 5-6 minggu pemeliharaan.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa perlakuan
A1B1 : 4 ekor/m2- 2900 kkal/kg (EM):22 %(PK)
memberikan pengaruh nyata lebih baik terhadap
Konsumsi ransum harian, Pertambahan bobot
harian, Konversi ransum, dan persentase karkas.
LAKIN BPTP Sulawesi Utara 2018 44
Gambar 7 : Visualisasi Formulasi Pakan Imbangan Energi/Protein
8. Kajian teknologi peternakan ramah lingkungan spesifik lokasi di Sulut (Tahun 2016)
Formula pakan komplit sapi potensil rendah
emisi metan dari bahan – bahan sumber energy
dedak padi dan jagung serta umber protein kasar
dan mineral dapat meningkatkan produksi ternak.
Formula pakan rendah emisi ini mampu
meningkatkan bobot badan harian sapi antara
500-sekitar 800 g untuk sapi pembesaran jenis
peranakan Ongol. Pemanfaatan jerami padi
amoniasi sebagai pakan basal yang diberi
suplementasi konsentrat dan leguminosa potensil
menekan emisi enteric gas metan dan
memberikan peningkatan bobot badan yang sama
antara penggunaaan konsentrat dan daun
LAKIN BPTP Sulawesi Utara 2018 45
leguminosa. Pengolahan limbah dengan metode
tumpukan dan pembalikan menekan emisi GRK
karena hampir seluruh kotoran padat diolah.
Empat jenis leguminosa pohon yang potensil
rendah emisi GRK yaitu Leucaena sp, Calliandra
sp. Gliricidia sp, dan Indigifera dapat beradaptasi
dengan lingkungan di Minahasa selatan dilihat
dari pertumbuhan awaknya. Akan tetapi
Humideicola sp tidak dapat yumbuh pada
bencana banjir beberapa hari.
Albisia glirisidia Leucaena indigofera
Gambar 8 : Visualisasi teknologi peternakan ramah lingkungan
LAKIN BPTP Sulawesi Utara 2018 46
9. Kajian Inovasi Penanganan Pasca Panen Padi Spesifik Lokasi Di Sulawesi Utara (Tahun 2016)
Tujuan Kajian ini untuk mengetahui
masalah kehilangan hasil di tingkat petani,
dimana dengan menggunakan alat combine
harvester dapat menekan kehilangan hasil panen
dan perontokan dan yang menekan biaya
produksi karena dapat menghemat tenaga kerja.
Dengan melihat perbandingan alat yang ada
dengan luas tanam dan produksi gabah maka
sebagian alat yang ada bekerja di bawah
kapasitas yang ada. Penggunaan alat combine
harvester kecil, sedang dan besar dapat
menghemat tenaga kerja sebesar 20-40%,
menekan kehilangan hasil panen dan perontokan
karean tercecer sebesar 1-2% serta biaya
produksi atau sekitar Rp 200.000-
4000.000/hektar. Biaya penggunaan alat untuk
tiap daerah berbeda-beda. Kabupaten Bolaang
Mongondow dan Kota Kotamubagu
pembayarannya dengan gabah dan beras (gabah
LAKIN BPTP Sulawesi Utara 2018 47
6:1 dan beras 10 : 1), namun untuk kabupaten
Minahasa dan Minahasa Selatan biaya panen pan
perontokan di borongkan dengan biaya sebesar
Rp. 3.600.000- 3.900.000/hektar.
Hasil Uji teknis alat combine Harvester dilakukan
pada empat lokasi disesuaikan dengan
ketersedian alat yang ada bahwa penggunaan alat
combine harvester kecil, sedang dan besar dapat
menghemat tenaga kerja sebesar 20-40%,
menekan kehilangan hasil panen dan perontokan
karean tercecer sebesar 1-2% serta biaya
produksi atau sekitar Rp 200.000-
4000.000/hektar. Biaya penggunaan alat untuk
tiap daerah berbeda-beda. Kabupaten Bolaang
Mongondow dan Kota Kotamubagu
pembayarannya dengan gabah dan beras (gabah
6:1 dan beras 10 : 1), namun untuk kabupaten
Minahasa dan Minahasa Selatan biaya panen pan
perontokan di borongkan dengan biaya sebesar
Rp. 3.600.000- 3.900.000/hektar.
LAKIN BPTP Sulawesi Utara 2018 48
Gambar 9 : Visualisasi Penanganan Pasca Panen Padi
10. Kajian Penyimpanan Beras Dan Gabah Spesifik Lokasi
Tujuan Kajian ini untuk mengetahui masalah
penyimpanan gabah dan beras spesifik lokasi
di Sulawesi Utara. Kebutuhan beras untuk
empat kabupaten kota sudah dapat
terpenuhi, namun kebutuhan beras per kapita
per tahun di atas rata-rata nasional yaitu
103,4-107,4 kg. Sedangkan rata-rata nasional
sekitar 102,8 kg/tahun. Target nasional yang
sesuai dengan angka harapan sebesar 95,7
kg/kapita/tahun. Harga beras di tingkat
gilingan dan pasar berbeda. Pada umumnya di
LAKIN BPTP Sulawesi Utara 2018 49
tingkat gilingan lebih murah di banding di
pasar disebabkan biaya transpor
diperhitungkan. Namun jika dilihat dari tahun
2014, 2015 dan 2016 terjadi peningkatan
harga sebesa 5-7%. Namun harga ini
bervariasi tergantung musim panen padi.
Varietas padi yang digunakan dalam
penyimpanan beras adalah adalah Ciherang
dengan perlakuan silo, plastik 0,08 mm dan
box plastik, dan penyimpanan gabah varietas
Serayu perlakuan penyimpanan dengan
jerigen, penyimpanan dengan karung,
penyimpanan dengan Plastik dan enyimpanan
dengan Ember. Untuk Penyimpanan dedak
dengan perlakuan menggunakan zeolit dan
tepung bawang putih. Penyimpanan dengan
menggunakan karung, plastik dan silo dapat
mengurangi tingkat kerusakan yang
disebabkan oleh hama dan lingkungan (Kadar
air). Penyimpanan sampai 3 bulan belum
LAKIN BPTP Sulawesi Utara 2018 50
memperlihatkan adanya kerusakan gabah,
dedak maupun beras.
11. Pemanfaatan bahan organik berbasis sumber daya lokal sebagai pupuk dan pestisida untuk meningkatkan produksi tanaman pangan dan hortikultura (Tahun 2016)
Urin sapi sebagai sumberdaya lokal
sebagai pupuk dan pestisida organik dapat
meningkatkan hasil tanaman padi pada
konsentrasi urin 50% memberikan hasil padi
tertinggi. Urin sapi dan pestisida nabati
meningkatkan perkembangan peredator sehingga
populasi hama terkendali. Isolasi epifit dari
tanaman cabe sehat ditemukan jamur
Trichoderma Sp yang dapat mengendalikan jamur
LAKIN BPTP Sulawesi Utara 2018 51
pathogen. Aplikasi urin sapi dan pestida nabati
pada tanaman padi tidak membunuh predator
sehinggga predator seperti laba-laba meningkat,
sehingga populasi hama tidak berkembang. Urin
sapi lebih berperan ZPT (zat perangsang tumbuh)
sehingga tinggi tanaman padi lebih tinggi
dibandingkan dengan perlakuan lain. Hasil padi
tertinggi pada perlakuan urin sapi 50%
Daun Mimba, Mindi, Sirsak, dan buah mengkudu
Gambar 10 : Visualisasi bahan organik lokal sebagai pupuk
12. Kajian Inovasi Penanganan Pasca Panen Jagung Untuk Meningkatkan Mutu dan Daya Simpan Komoditas Jagung (Tahun 2017)
Kajian Inovasi Penanganan Pasca Panen
Jagung Untuk Meningkatkan Mutu Dan Daya Simpan
Komoditas Jagung dapat memberikan informasi
kepada pengambil keputusan maupun stakeholder
LAKIN BPTP Sulawesi Utara 2018 52
tahapan Penanganan Pascapanen jagung di tingkat
petani/existing dan inovasi teknologi yang dapat
diterapkan di tingkat petani, dan dampak kehilangan
kehilangan hasil dari setiap tahapan penangana hasil
yang selama ini tidak disadari oleh pelaku usahatani
jagung. Dari hasil penelitian diperoleh kehilangan
hasil cara konvensional sekitar 5% dan penerapan
inovasi teknologi (teknologi introduksi) sekitar
1,92%, berarti ada selisih 3%. Jika 1 Ha
menghasilkan 5 ton jagung pipilan kering dengan
kadar air 15% . Maka kehilangan hasil yang dapat
diselamatkan sebanyak 300 kg. dan jika harga Rp
2500/kg, maka biaya yang dapat diselamatkan
sebanyak Rp 750.000,/ha. Manfaat dan dampak lain
dari kajian ini adalah dapat memberikan informasi
kepada pengambil kebijakan tentang bantuan dan
alokasi alat pascapanen jagung yang diedarkan di
gapoktan maupun kelompok tani bahwa untuk Alokasi
bantuan alat pascapanen jagung di 3 kabupaten kota
lokasi pengkajian yaitu Minahasa, Minahasa Selatan
dan Minahasa Utara untuk corn Shiller (alat
LAKIN BPTP Sulawesi Utara 2018 53
perontok/pemipil) sudah cukup bahkan melewati
kebutuhan jika dilihat dari produksi dan luas lahan
jagung. Namun untuk alat pengering (Flat Bed Dryer/
Vertical Dryer) baru sekitar 14% yang terpenuhi
sehingga perlu perhatian pemerintah maupun
pengambil keputusan. Penggunaan alat mekanisasi
pertanian dalam hal ini pemipil dan pengering dapat
menghemat tenaga kerja sekitar 50-60%. Sehingga
disarankan untuk daerah Sulawesi Utara dengan
melihat kelangkahan tenaga kerja dan upah yang
cukup tinggi maka, penggunaan alat mekanisasi
harus segera direkomendasikan karena jika tidak
maka petani tidak akan mendapatkan keuntungan
disebabkan biaya produksi terlalu tinggi sehingga
petani tidak mendapatkan keuntungan walaupun
produksi cukup tinggi.
Gambar 11 : Visualisasi Penanganan Pasca Panen Jagung Untuk
LAKIN BPTP Sulawesi Utara 2018 54
13. Kajian Pengembangan Pangan Lokal di Daerah Perbatasan Sulawesi Utara (Tahun 2017)
Pulau perbatasan kecamatan Marore
khususnya desa Kawio di kabupaten Sangihe
memiliki potensi pangan lokal seperti pisang, ubi
kayu, umbi lokal, sagu, dan jeruk yang
mengandung kandungan gizi yang tinggi dan
potensi hasil yang cukup tinggi bila optimal
pengembangannya. Sumber pangan lokal di desa
Kawio masih diusahakan secara tradisional dan
belum dilakukan diversifikasi yang dapat
meningkatkan nilai tambah. Pola konsumsi
masyarakat desa Kawio dan Marore umumnya
adalah beras dan umbi lokal. Diversifikasi pangan
lokal dari umbi daluga dan pisang menjadi tepung
dan aneka pangan lokal dapat meningkatkan
ketahanan pangan keluarga. Kegiatan kajian
menghasilkan 2 paket teknologi pengolahan
daluga dan pisang menjadi tepung dan paket
teknologi pengolahan tepung daluga menjadi mie
LAKIN BPTP Sulawesi Utara 2018 55
dan kue kering. Paket teknologi ini dapat
meningkatkan nilai tambah umbi daluga.
Gambar 12. Visualisasi Produk olahan tepung daluga
Indikator Kinerja Target Capaian
Rasio paket teknologi spesifik
lokasi yang dihasilkan terhadap jumlah pengkajian teknologi
spesifik lokasi yang dilakukan pada tahun berjalan
100 % 100%
No. Kegiatan Target Capaian
Kajian Sistem Usahatani Berbasis Kakao Klon Unggul Dengan Ternak Kambing Melalui Pemberdayaan Kelompok Tani Di
Sulawesi Utara
100 % 100 %
Pengkajian paket teknologi spesifik lokasi peningkatan produktivitas bawang merah
100 % 100 %
LAKIN BPTP Sulawesi Utara 2018 56
Indikator Kinerja Target Capaian
Jumlah rekomendasi kebijakan yang
dihasilkan
1 rekomendasi
1 rekomendasi
Kinerja Hasil Kegiatan :
Workshop Koordinasi “Sinergi Sistem Penelitian dan Inovasi
Pertanian Mendukung Koordinasi “Sinergi Sistem Penelitian
dan Inovasi Pertanian Mendukung Penguatan Kemampuan
Pertanian Rakyat menuju Kesejahteraan Petani”di Bogor
pada 22 Februari 2018 dengan Rumusan antara lain:
- Sinergi dibangun dalam kerangka :
a) Penguatan Litbang yang terintegrasi dan
konvergen dengan pembangunan pangan dan
pertanian nasional.
b) Perlu bangun terciptanya inovasi dan teknologi
pertanian (agriculture innovation system)
c) Perlu mendorong kemampuan inovasi dan
teknologi hasil Balitbangtan dan pemanfaatannya
searah dengan pembangunan pangan dan
pertanian berkelanjutan.
LAKIN BPTP Sulawesi Utara 2018 57
- Kegiatan Sinergi sebagai strategi/upaya dalam
perspektif :
a) Memperkuat peran dan posisi Balitbangtan
sebagai leader penelitian pangan dan pertanian
nasional.
b) Keterpaduan dan networking penelitian :
“bonding” secara internal Balitbangtan,
“bridging” mendukung program Dtijen
Teknis/Es. Kementan dan “linking programme”
dengan Lembaga Riset Lainnya.
Dalam Substansi Penulisan Buku 2018 :
a) Menggali berbagai ide dan gagasan terkait
permasalahan dan isu aktual dalam kerangka tema
yang diangkat dengan output akhir publikasi buku
berjudul : “sinergi Sistem Penelitian dan Inovasi
Pertanian Mnedukung Kemampuan Pertanian Rakyat
Menuju Kesejahteraan Petani”
b) Untuk mewujudkan sistem pangan dan pertanian
yang berkelanjutan dalam tantangan global saat ini,
beberapa aspek yang penting untuk dibahas :
pertanian rakyat harus dibangkitkan agar menjadi
‘driver’ pembangunan pertanian (mencerminkan
pelaku utama pembangunan pertanian dan
LAKIN BPTP Sulawesi Utara 2018 58
melibatkan banyak masyarakat serta upaya
meningkatkan kesejahteraan petani.
Gambar 15 : Visualisasi kegiatan Analisis Kebijakan
LAKIN BPTP Sulawesi Utara 2018 59
Sasaran 2 Meningkatnya kualitas layanan
publik di BPTP Sulawesi Utara
Untuk mencapai sasaran tersebut diukur dengan indikator
kinerja. Adapun pencapaian target indikator kinerja dapat
digambarkan sebagai berikut :
Indikator Kinerja Target
Capaian
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan publik Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Utara
3 IKM 3,502 IKM
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan publik
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi
Utara melalui :
1. Layanan informasi publik melalui media on line eksternal
2. Layanan informasi publik melalui media Website internal
3. Layanan informasi publik melalui media penyuluhan
yaitu dengan pengisian kuesioner IKM yang disebarkan.
Dari hasil tabulasi kuesioner IKM diperoleh nilai
persepsi rata –rata, selanjutnya nilai persepsi rata –rata
LAKIN BPTP Sulawesi Utara 2018 60
dikalikan dengan nilai terimbang (0,11) untuk masing –
masing pertanyaan sehingga didapatkan nilai Interval
dengan nilai 3,502 (masuk kategori baik). Untuk nilai
IKM adalah total nilai Interval dikalikan dengan 25
didapatkan nilai 87,55 (masuk kategori baik/sesuai)
yang artinya pelayanan yang diberikan BPTP Sulut secara
umum sudah baik, sesuai dengan yang diharapkan
masyarakat.
LAKIN BPTP Sulawesi Utara 2018 61
3.3. Akuntabilitas Keuangan
Tabel 8. Realisasi anggaran tahun 2018
Output Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) %
Laporan Perkantoran 8.311.343.000 8.068.968.712 97,08
Teknologi Spesifik Lokasi Komoditas Strategis
360.010.000 358.909.661 99,69
Rekomendasi Kebijakan Pembangunan Pertanian Komoditas Strategis
35.000.000 34.994.000 99,98
Teknologi yang terdiseminasi
1.564.925.000 1.554.787.262 99,35
Benih Sumber Padi, Jagung dan Kedelai
267.100.000 266.793.000 99,89
Model Pengembangan Inovasi Pertanian Bioindustri Spesifik Lokasi
166.840.000 164.718.000 98,73
Dukungan Manejemen Pengkajian dan Percepatan Diseminasi Inovasi
5.951.125.000 5.787.730.004 97,25
Peralatan dan Fasilitas Perkantoran
226.000.000 200.634.800 97.02
Renovvasi Gedung dan Bangunan
4.816.000.000 4.693.628.066 97,47
Produksi Benih Cengkeh dan Pala
630.000.000 607.202.550
Total realisasi 17.335.143.000 16.892.813.808 97,45
LAKIN BPTP Sulawesi Utara 2018 62
IV. PENUTUP
Evaluasi yang dilaksanakan terhadap program pada
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi
Utara tahun 2018 menggambarkan pencapaian yang baik
dengan realisasi anggaran sebesar 97,45% dan realisasi
output dari tiap sasaran pada umumnya tercapai.
Kendala dan hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan
kegiatan di tahun 2018 lebih disebabkan oleh faktor iklim
yang menyebabkan target produksi yang diharapkan tidak
tercapai 100%.
LAKIN BPTP Sulawesi Utara 2018 63
KATA PENGANTAR
Tahun 2018 Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Sulawesi Utara
telah menetatpkan 2 sasaran strategis
pembangunan pertanian yaitu : (1)
Dimanfaatkannya hasil kajian dan
pengembangan teknologi pertanian
spesifik lokasi, (2) Meningkatnya
kualitas layanan publik di BPTP Sulut. Laporan Kinerja
(LAKIN) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi
Utara Tahun 2018 merupakan wujud pertanggungjawaban
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian atas pencapaian
sasaran strategis sampai pada bulan Desember 2018
sebagaimana yang telah dituangkan dalam Perjanjian
Kinerja juga merupakan suatu bentuk transparansi dan
akuntabilitas Balai Pengkajian Teknologi Pertanian kepada
masyarakat dalam penggunaan anggaran APBN Tahun
Anggaran 2018.
Kalasey, Januari 2019
Dr. Ir. Yusuf, M.P.
NIP.196412311991031015
LAKIN BPTP Sulawesi Utara 2018 64
LAKIN BPTP Sulawesi Utara 2018 65
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI UTARA
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2019
Top Related