Green Theory
dalam Hubungan Internasional
Definisi
Green Theory adalah sub-bidang dari teori-teori Hubungan Internasional yang membahas kerjasama lingkungan hidup secara lintas batas negara.
Eckersley, Robyn (2010) ‘Green Theory’ in International Relations Theories: Discipline and Diversity.
Latar BelakangMayoritas literatur di Hubungan Internasional mendekati masalah-masalah lingkungan dari perspektif liberal institutionalis yang lebih fokus ke rezim lingkungan internasional. Ada hubungan antara Globalisasi dan Lingkungan yang menjadi salah satu kekuatan pendorong bagi kelahiran teori hijau. Ada gerakan lingkungan, muncul partai-partai hijau.Namun, belum ada satu teori terpadu.
Green TheoryMuncul dalam ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaanPara cendekiawan Green Theory berpacu dengan: – Semakin meningkatnya saling-ketergantungan antara
perekonomian global dan ekologi global– Munculnya masalah-masalah khas ekologi global
misalnya:• Perobahan iklim• Menipisnya lapisan ozon• Erosi keberagaman hayati
Budaya natural yang terancam
Upa
cara
men
anam
poh
on d
i Ken
ya
Gelombang Pertama1960-an Mengkritik ‘efek-sampingan’ dari pertumbuhan cepat ekonomi
1970-an Munculnya debat ‘terbatasnya pertumbuhan’
1980-an Munculnya partai-partai hijau
1990-an Menantang liberalisme dan sosialisme
• Mempertanyakan ‘human chauvinism’ - ide bahwa manusia adalah satu-satunya mahluk yang memiliki kelayakan moral
• Merangkul filosofi baru ‘ecocentric’ - berusaha menghargai semua bentuk kehidupan demi mereka sendiri dan bukan sekadar demi nilai instrumental mereka bagi manusia
Gelombang KeduaLebih transnasional dan makin kosmopolitanMenghasilkan konseptualisasi global baru:
Menyoroti paradoks ‘sustainable development’
Perlindungan lingkungan melalui pertumbuhan (walau lebih efisien secara lingkungan)
Pembangkitan lebih banyak masalah lingkungan keseluruhan (walau dalam laju lebih lambat)
Debat tentang hubungan antara pembangunan kapitalis dan perlindungan lingkungan hidup:
- Environmental justice- Environmental activism
- Environmental rights- Green states
- Environmental citizenship- Environmental democracy
Green IR theory• Berusaha mempromosikan keadilan lingkungan global
• Mengartikulasikan kepentingan pihak-pihak pinggiran di HI
• Berusaha melampaui framework negara-sentris dalam HI
• Sub-divisi:
- Mengurangi risiko-risiko ekologis di level luas
- Mencegah tindakan tidak fair terhadap pihak ketiga yang tidak bersalah
IPE: Analisis alternatif masalah ekologi global dari regime theory
Normatif: Mengartikulasikan norma-norma baru keadilan lingkungan dan demokrasi hijau di semua level pemerintahan
Green IPE
Bidang ini mempelajari dampak IPE (ekonomi politik internasional), dan telah diterima secara luas sebagai area dalam teori HI. Kelompok paling menonjol adalah ecofeminists yang bertemu sebulan sekali untuk cenderung menggelar demo keras.
NormatifSalah satu aspek Green IR theory adalah penteorian normatif, misalnya bioregionalism.Bioregionalism adalah sistem politik, kultural, dan ekologis berdasarkan area yang didefinisikan alami yang disebut bioregion. Bioregion ini berdasarkan fitur fisik dan lingkungan, serta fenomena kultural, dengan penekanan pada populasi, pengetahuan dan solusi lokal.Bisa melampaui batas-batas negara.
Security Studies
Lebih terarah ke keamanan ekologisMenelurkan antara lain konsep environmental security yang melibatkan pengamanan terhadap ancaman lingkungan.Millennium Project memberi tiga sub-elemen:
- mencegah atau memperbaiki kerusakan militer terhadap lingkungan
- mencegah atau merespon konflik yang disebabkan lingkungan- melindungi lingkungan karena nilai moralnya.
Menantang pendekatan rasionalis
Bentuk Power Politics berubah, tapi sifat hubungan negara-negara tetap sama.Great Powers (Romawi, Napoleon, Imperium British, AS/US pasca1945).Middle Powers: GP menghargai sumber-sumbernya, posisi strategisnya dan nilai tambah militernya. (MP Regional: Prancis, Indonesia). Small Powers: tidak mempengaruhi BoP (Belanda), adalah yang paling tidak aman.
JEAN-JACQUES ROUSSEAU"God makes all things good; man meddles with them and they become evil."(Émile, Dutton, NY,1966, pg. 5.)
MAHATMA GANDHI
• Satyagraha – mass civil disobedience
• Ahimsa – non-kekerasan• Gerakan Non-kooperatif
Green PoliticsAdalah ideologi politik bertujuan membentuk masyarakat ekologis yang berakar pada environmentalisme, liberalisme sosial, dan demokrasi grassroot. Semula hanya di lingkungan akademik di Eropa, lalu menyebar menjadi gerakan politik di seluruh dunia.Pada 1970, di Tasmania muncul Partai Hijau yang mendapat kursi parlemen Australia, lalu Partai Hijau berkembang di Eropa pada 1970-an, dan ke berbagai penjuru dunia.
Continental GreensMember Parties
Member Countries
Federation of Green Parties of Africa
15 15
Federation of Green Parties of Americas
11 11
Asia-Pacific Green Network
14 14
European Green Party 35 31
Landasan Gerakan
Suatu Partai Hijau formalnya dirancang atas prinsip-prinsip Green Politics– Memberdayakan manusia– Sangat aktif di level lokal
– grassroots democracy– Prioritasnya di etika, nilai-nilai
kemanusiaan, alam– Koordinasi intens dengan
partai-partai hijau lain di semua level
Goals
Health of…...............
»People»Societies»Ecosystems
Empat Pilar
ekologiKeadilan sosialDemokrasi grassrootsnon-kekerasan
Derek Wall, tokoh terkemuka dari Inggris, menggariskan empat pilar yang
mendefinisikan Green Politics
10 Nilai
DesentralisasiEkonomi berbasis-komunitasNilai-nilai Post-patriarchalMenghargai keberagamanTanggungjawab globalFokus masa depan
Pada 1984, Green Committees of Correspondence di Amerika Serikat mengembangkan 4 Pilar menjadi Ten Key Values. Selain keempat pilar, ada tambahan yakni;
6 Prinsip
Ecological wisdomSocial justiceParticipatory democracyNonviolenceSustainabilityRespect for diversity
Pada 2001, Global Greens menggelar pertemuan gerakan Hijau internasional. Mereka menghasilkan The Global Greens Charter yang mengidentifikasi enam prinsip panduan:
Konklusi- Teori-teori Hijau memperkenalkan wacana baru lebih hijau pada Hubungan Internasional
* environmental justice* sustainable development* Environmental rights* ecological security, dll
- Menata ulang peran negara, aktor-aktor ekonomi, dan warga- Memberi pendalaman analitis dan normatif
baru pada perobahan lingkungan global- Memunculkan aksi nyata dalam bentuk
partai dan gerakan
Gracias
Top Related