Download - Glaukoma Sudut Terbuka ODS Dengan Katarak Imatur ODS

Transcript

Glaukoma Sudut Terbuka ODS dengan Katarak Imatur ODS

Eirene Megahwati Paembonan

102012082

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No. 6 Kebun Jeruk, Jakarta Barat

Email: [email protected] 72 tahun, diantar ke poliklinik dengan keluhan kedua mata pandangan kabur kanan lebih buruk. Keluhan sudah bertahu-tahun dan makin memburuk. Pasien menderita DM dan hipertensi. Pada pemerikasaan didapatkan tekanan darah 150/90 dan visus OD 20/200 dan OS 20/80.

Pada skenario tersebut diduga pasien ini mengalami glaukoma sudut terbuka ODS dengan katarak imatur ODS, hal ini ditandai dengan adanya pandangan kabur dan hasil pemeriksaan lain. Dari tinjauan kasus ini, akan dibahas mengenai penyakit-penyakit yang diduga dialami oleh pasien yaitu katarak senil dengan 4 stadiumnya, retinopati DM, retinopati hipertensi, glaukoma sudut terbuka dan glaukoma sudut tertutup.

Berdasarkan etiologi, glaukoma dibagi menjadi 4 bagian yaitu glaukoma primer (tanpa disertai penyakit mata lain), glaukoma kongenital, glaukoma sekunder (disertai dengan penyakit mata lain) dan glaukoma absolut sedangkan berdasarkan mekanisme peningkatan tekanan intraokular glaukoma dibagi menjadi dua, yaitu glaukoma sudut terbuka dan glaukoma sudut tertutup. Salah satu penyebab glaukoma sekunder adalah katarak. Suatu bentuk glaukoma sudut terbuka sekunder yang berkaitan dengan katarak imatur dimana keadaan lensa mencembung akan dapat menimbulkan hambatan pupil.Katarak umumnya merupakan penyakit pada usia lanjut, akan tetapi dapat juga akibat kelainan kongenital, atau penyulit penyakit mata lokal menahun. Hal ini dapat ditandai dengan adanya lensa mata yang normalnya jernih dan bening menjadi keruh sehingga saat sedang melihat seperti berkabut. Katarak dapat berhubungan proses penyakit intraokular lainnya. Katarak dapat ditemukan dalam keadaan tanpa adanya kelainan mata atau sistemik (katarak senil, juvenil, herediter) atau kelainan kongenital mata. Katarak disebabkan oleh berbagai faktor seperti fisik, kimia, penyakit predisposisi, genetik dan gangguan perkembangan, infeksi virus dimasa pertumbuhan janin, dan usia.Anamnesis1Pada anamnesis, ketelitian dalam mencari riwayat penyakit sangatlah penting untuk mengetahui progresifitas dan kerusakan fungsi penglihatan yang disebabkan karena penyakit mata tersebut dan dalam mengidentifikasi penyebab lain yang mungkin menyebabkan kelainan tersebut. Anamnesis yang baik terdiri dari: Identitas (meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan, pekerjaan, suku bangsa dan agama pasien).

Keluhan utama (keluhan yang dirasakan pasien yang membawa pasien pergi ke dokter). Pasien datang dengan keluhan kedua mata pandangan kabur kanan lebih parah, sudah diraasakan bertahun-tahun dan semakin memburuk. Sejak kapan?

Yang terkena mata kanan atau mata kiri atau keduanya?

Apakah matanya merah ?

Apakah ada rasa gatal di mata? Bila iya, tanyakan, keluar sekret tidak? Warna? Jumlahnya banyak atau sedikit? Cair atau kental?

Apakah matanya berair?

Apakah ada rasa perih di mata?

Riwayat penyakit sekarang (kronologis keadaan kesehatan pasien sejak sebelum keluhan utama sampai pasien datang berobat).

Glaukoma:- Sudah berapa lama sakitnya?

Apakah nyeri pada bola mata?

Apakah ada kotoran pada mata?

Gejala-gejala apakah yang terasa juga (gejala penyerta)?

Apakah pernah menderita penyakit sistemik seperti Diabetes Mellitus, Hipertensi, atau yang lainnya?

Katarak: - Sejak kapan dirasakan terjadi penurunan penglihatan?

Apakah penglihatan seperti berkabut? Apakah pernah mengalami trauma? Apakah pernah melakukan operasi mata sebelumnya? Riwayat penyakit dahulu (bertujuan untuk mengetahui kemungkinan adanya hubungan antara penyakit yang pernah diderita dengan penyakitnya sekarang).

Apakah pernah menderita keluhan yang sama sebelumnya?

Apakah mempunyai penyakit DM dan hipertensi? Riwayat penyakit dalam keluarga (bertujuan untuk mencari kemungkinan penyakit herediter, familial atau penyakit infeksi).

Apakah didalam keluarga ada yang menderita keluhan atau penyakit yang sama?

Apakah didalam keluarga ada yang menderita penyakit mata?

Riwayat pribadi (meliputi keadaan sosial ekonomi, kebiasaan, obat-obatan, dan lingkungan).

Apakah yang dilakukan untuk meringankan rasa sakit hebat? Makan obat-obatan ataukah hanya beristirahat?

Apakah sudah memakai obat tetes mata?

Pemeriksaan Fisik2Glaukoma:

Status GeneralisasiPada status generalisasi ini dapat kita ketahui data-data pasien tersebut yang dapat meliputi sebagai berikut. Tanda-tanda vital

Tekanan Darah, RR, Nadi, Suhu: Kepala

:

Inspeksi untuk mengetahui adanya inflamasi mata, sklera kemerahan, kornea keruh, dilatasi pupil sedang yang gagal bereaksi terhadap cahaya. Tekanan intraokular meningkat. Pemeriksaan dengan slit lamp (lampu cerah) biomikroskopi, baik yang menggunakan lensa kontak maupun yang tidak dapat mendokumentasikan adanya penipisan dari tebal lapisan serat saraf retina. Gonioscopi statis dan dinamis digunakan untuk mengevaluasi dan mendokumentasikan penyebab dari penutupan sudut. Funduskopi, pada glaucoma pada umumnya, terjadi kerusakan saraf optic yang berupa atrofi papil saraf optic, disebabkan karena berkurangnya serabut saraf optic yang menyusun optic rim sehingga optic rim mengecil. Selain itu didapatkan pula CD ratio 0,6 (normalnya 0,2-0,5). Kerusakan saraf optic ini menyebabkan gangguan lapang pandang dan berjalan secara perlahan sampai akhirnya terjadi kebutaan total. Perimetri, berguna untuk mengukur lapang pandang pasien, dan bersama dengan penampilan dari optic disc merupakan metode utama guna mengetahui kerusakan nervus optikus akibat glaucoma guna untuk tujuan diagnosis maupun untuk follow-up.Katarak:

Pertama, pemeriksaan rutin yang dilakukan pada penderita katarak adalah seperti dengan pemeriksaan visus dengan Snellen Chart atau chart projector dengan koreksi terbaik serta menggunakan pinhole.

Gambar Slit lamp

Gambar Snellen Chart Penglihatan menurun tergantung pada derajat katarak. Katarak imatur dari sekitar 6/9-1/60; pada katarak matur hanya 1/300-1/~.Kedua, dilakukan pemeriksaan dengan slit lamp untuk melihat segmen anterior.Ketiga, Tekanan intraokular (TIO) diukur dengan tonometer non contact, aplanasi atau Schiotz. Jika TIO dalam dalam batas normal (kurang dari 21 mmHg) dilakukan dilatasi pupil dengan tetes mata Tropicanamide 0.5%. Setelah pupil cukup lebar dilakukan pemeriksaan dengan slit lamp untuk melihat derajat kekeruhan lensa apakah sesuai dengan visus pasien.Keempat, pemeriksaan pupil dengan menggunakan senter, pupil disinar dari depan kemudian diperhatikan warna pupil. Pupil berwarna hitam jika lensa jernih atau bisa didapat pada afakia. Pupil kelihatan putih atau abu-abu akibat kekeruhan atau katarak. Arah sinar diubah menjadi 45% dari samping kemudian diperhatikan perubahan kekeruhan lensa. Jika terlihat seluruh lensa tetap putih, maka katarak matur dengan Tes Shadow negatif. Jika sebagian lensa terlihat hitam, maka katarak imatur dengan hasil Tes Shadow positif.Kelima, dilakukan pemeriksaan funduskopi jika masih memungkinkan. Syarat-syarat untuk melakukan pemeriksaan ini adalah dengan menggunakan alat oftalmoskop, sebaiknya dilakukan di ruang yang relatif gelap, bila mata kanan pasien yang ingin diperiksa, pemeriksa harus duduk di sebelah kanan, memegang oftalmoskop dengan tangan kanan dan memeriksa dengan mata kanan dan sebaliknya. Diperhatikan fundus okuli. Normalnya bila media refraksi jernih, refleks fundus berwarna merah kekuningan di seluruh lingkaran pupil. Bila keruh, kelihatan bercak hitam didepan latar belakang merah kekuningan. Ini perlu dibedakan karena katarak matur sering dengan hasil refleks fundus negatif.Pemeriksaan Penunjang2Glaukoma:

Pemeriksaan histologis: diagnostik parasentesis menunjukkan adanya makrofag yang bengkak dengan materi lensa di dalamnya.

Gambar Pemeriksaan histologisKatarak:

Antara pemeriksaan penunjang yang bisa dilakukan adalah biometri untuk mengukur power Intraocular lens (IOL) jika pasien akan dioperasi katarak dan retinometri untuk mengetahui prognosis tajam penglihatan setelah operasi.Anatomi

Diagnosis Banding3Katarak Senil Stadium Insipen

Pada stadium ini akan terlihat hal-hal seperti anterior dan posterior (katarak kotikal). Vakuol mulai terlihat di dalam korteks. Katarak subkapsular posterior, kekeruhan mulai terlihat anterior subkapsular posterior, celah terbentuk antara serat lensa dan korteks berisi jaringan degeneratif (benda morgagni) pada katarak insipien. Kekeruhan ini dapat menimbulkan poliopia oleh karena indeks refaksi yang tidak sama pada semua bagian lensa. Bentuk ini kadang-kadang menetap untuk waktu yang lama. Pada katarak senil stadium insipien ini kekeruhannya ringan, cairan lensa, iris, bilik mata depan, sudut bilik mata didapatkan hasilnya normal, sedangkan untuk shadow test negatif dan tidak didapatkan penyulit.Katarak Senil Stadium Matur

Pada katarak matur kekeruhan telah mengenai seluruh masa lensa. Kekeruhan ini bisa terjadi akibat deposisi ion Ca yang menyeluruh. Bila katarak imatur atau intumesen tidak dikeluarkan maka cairan lensa akan keluar, sehingga lensa kembali pada ukuran yang normal. Akan terjadi kekeruhan seluruh lensa yang bila lama akan mengakibatkan kelsifikasi lensa. Bilik mata depan akan berukuran kedalaman normal kembali, tidak terdapat banyangan iris pada lensa yang keruh, sehingga uji bayangan iris negatif (shadow test ()).Katarak Senil Stadium Hipermatur

Katarak hipermatur, katarak yang memgalamiproses degenerasi lanjut, dapat menjadi keras atau lembek dan mencair. Masa lensa yang berdegenerasi keluar dari kapsul sehingga lensa menjadi mengecil, berwarna kuning dan kering. Pada pemeriksaan terlihat bilik mata dalam dan lipatan kapsul lensa. Kadang-kadang pengkerutan berjalan terus sehingga hubungan dengan zonula Zinn menjadi kendor. Bila proses katarak berjalan lanjut disertai dengan kapsul yang tebal maka korteks yang berdegenerasi dan cair tidak dapat keluar, maka korteks akan memperlihatkan bentuk sebagai sekantong susu disertai dengan nukleus yang terbenam di dalam korteks lensa karena lebih berat. Keadaan ini disebut sebagai katarak Morgagni. Tidak diketahui kenapa katarak senil pada orang tertentu berbentuk korteks anterior dengan celah air, nukleus, dan korteks supkapsular posterior. Mungkin terdapat faktor penentu lainnya. Retinopati Diabetes Mellitus

Retinopati diabetes adalah kelainan retina (retinopati) yang ditemukan pada penderita diabetes mellitus. Retinopati akibat diabetes mellitus lama berupa aneurismata, melebarnya vena, perdarahan dan eksudat lemak. Retinopati diabetes merupakan penyulit penyakit diabetes yang paling penting. Hal ini disebabkan karena insidennya yang cukup tinggi yaitu mencapai 40-50% penderita diabetes dan prognosisnya yang kurang baik terutama bagi penglihatan. Retinopati merupakan gejala diabetes mellitus utama pada mata. Retinopati diabetes biasanya ditemukan bilateral, simetris dan progresif, dengan 3 bentuk yaitu back ground, makulopati, dan proliferasi. Klasifikasi retinopati diabetes derajat I terdapat mikroaneurisma dengan atau tanpa eksudat lemak pada fundus okuli. Derajat II terdapat mikroaneurisma, perdarahan bintik dan bercak dengan atau tanpa eksudat lemak pada fundus okuli. Derajat III terdapat mikroaneurisma, perdarahan bintik dan bercak terdapat neovakularisasi dan proliferasi pada fundus okuli. Jika gambaran fundus mata kiri tidak sama beratnya dengan mata kanan maka digolongkan pada derajat yang lebih berat.Retinopati Hipertensi

Retinopati hipertensi adalah kelainan-kalainan retina dan pembuluh darah retina akibat tekanan darah tinggi. Hipertensi memberikan kelainan pada retina berupa retinopati hipertensi, dengan arteri yang besarnya tidak teratur, eksudat pada retina, edema retina dan perdarahan retina. Kelainan pembuluh darah bisa berupa penyempitan umum atau setempat. Retinopati hipertensi dapat berupa perdarahan atau eksudat retina yang pada daerah makula dapat memberikan gambaran seperti bintang (star figure). Eksudat retina dapat berbentuk cotton wool patches yang merupakan edema serat saraf retina akibat mikroinfark sesudah penyumbatan artriole, eksudat pungtata yang tersebar, eksudat putih pada daerah yang tak tertentu dan luas. Perdarahan retina dapat terjadi primer akibat oklusi arteri atau sekunder akibat arterioklerose yang mengakibatkan oklusi vena. Pada hipertensi yang berat dapat terlihat perdarahan retina pada lapisan dekat papil dan sejajar dengan permukaan retina. Glaukoma Sudut Tertutup

Fakomorpik glaukoma ialah istilah yang digunakan untuk glaukoma sekunder sudut tertutup yang diakibatkan oleh katarak intumesens. Peningkatan dari ketebalan lensa akibat katarak lanjut, lensa intumesens yang cepat, atau katarak traumatik dapat berujung pada blokade pupil dan penutupan sudut. Pada mata dengan katarak yang lanjut, maka lensa akan membengkak dan intumesens, kemudian sudut iridokornea akan berkurang secara progresif. Glaukoma akibat blokade pupil dapat terjadi karena perubahan dari ukuran lensa dan posisi dari permukaan lensa anterior. Penutupan sudut terjadi secara sekunder dikarenakan mekanisme blokade pupil, atau dapat pula karena salah posisi dari diafragma lensa-iris. Gejala yang terjadi sama dengan gejala glaukoma akut kongestif, dengan perbedaan terdapatnya bilik mata yang dangkal pada kedua mata sedang pada katarak intumesen kelainan sudut hanya pada satu mata. Pada pasien katarak intumesen, sumbu anteroposterior lensa makin panjang sehingga mengakibatkan adanya resistensi pupil pada aliran cairan mata ke depan yang disebut blokade pupil.

Pasien dengan fakomorpik glaukoma dapat mengeluhkan nyeri akut, penglihatan yang kabur, halo berwarna pelangi sekitar cahaya, mual dan muntah. Pasien sudah mengalami penurunan penglihatan sebelum episode akut glaukomanya. Pada pemeriksaan fisik, didapatkan tekanan intraouler yang bisa lebih dari 35 mmHg, pupil ireguler dan berdilatasi, kornea edema, injeksi konjungtiva, bilik mata anterior yang dangkal, dan pembesaran lensa. Faktor yang menjadi predisposisi glaukoma jenis ini ialah katarak intumesen, katarak traumatik, dan katarak senile yang berkembang cepat. Serangan akut biasa dipresipitasi oleh karena dilatasi pupil. Dilatasi kemudian akan membuat iris relaksasi untuk kemudian menekuk ke depan dan berkontak langsung dengan trabecular meshwork, dan berkembang menjadi blokade pupil. Penutupan sudut juga disebabkan karena tekanan dari belakang lensa dan dari pembesaran lensa itu sendiri.Diagnosis Kerja3,4Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dan dengan menyingkirkan diagnosis banding dari skenario didapatkan hasil bahwa pasien pada skenario menderita Glaukoma sudut terbuka ODS dengan Katarak Senil Imatur ODS. Fakolitik glaukoma ialah glaukoma sekunder sudut terbuka dengan tanda-tanda dan gejala klinik glaukoma akut, sudut bilik mata terbuka lebar dan lensa dengan katarak imatur. Gejala meniru gejala yang ditimbulkan oleh glaukoma akut sudut tertutup. Riwayat kehilangan penglihatan yang lambat sebelum onset akut gejala menjadi pembeda penyakit ini dengan glaukoma akut sudut tertutup. Tekanan intraokuler dapat meningkat hebat pada kasus fakolitik glaukoma yang berat.

Katarak Imatur, sebagian lensa keruh atau katarak. Katarak yang belum mengenai seluruh lapis lensa. Pada katarak imatur akan dapat bertambah volume lensa akibat meningkatnya tekanan osmotik bahan lensa degeneratif. Pada keadaan lensa mencembung akan dapat menimbulkan hambatan pupil, sehingga terjadi glaukoma sekunder.Etiologi3,5Faktor resiko glaucoma fakolitik adalah riwayat menderita katarak senilis (terutama hipermatur, tapi dapat juga matur, Morgagnian, dan yang sangat jarang adalah imatur yang mengalami likuefaksi). Namun selain itu dapat pula disebabkan karena dislokasi lensa ke vitreus.Penyebab sebenarnya katarak hingga kini belum diketahui pasti. Namun diperkirakan adanya hubungan dengan konsep penuaan. Antaranya adalah teori putaran biologik, teori mutasi spontan, teori a free radical dan teori a cross-link.Teori putaran biologi. Jaringan embrio manusia dapat membelah diri 50 kali sebelum jaringan mati. Sistem imunologis pula akan bertambah cacat dengan bertambahnya usia. Akibatnya, sel akan mengalami kerusakan.

Teori a free radical. Radikal bebas terbentuk bila terjadi reaksi intermediate reaktif kuat. Reaksi antara radikal bebas dengan molekul normal akan mengakibatkan degenerasi. Namun, radikal bebas dapat dinetralisasi oleh antioksidan dan vitamin E.

Teori a cross-link. Ahli biokimia mengatakan terjadi pengikatan bersilang asam nukleat dan molekul protein sehingga mengganggu fungsi normal sel.Epidemiologi5Glaukoma:

Glaukoma fakolitik adalah jarang di negara maju, seperti Amerika Serikat, karena akses yang lebih besar untuk perawatan kesehatan dan sebelumnya operasi katarak. Glaukoma fakolitik lebih sering terjadi di negara-negara terbelakang. Kebanyakan kasus katarak setelah ekstrasi menunjukkan peningkatan yang sangat baik dalam visus. Glaukoma fakolitik biasanya terjadi pada orang dewasa yang lebih tua. Pasien termuda yang dilaporkan adalah usia 35 tahun.Katarak:

Katarak senilis merupakan bentuk katarak yang paling sering ditemukan. 90% dari seluruh kasus katarak adalah katarak senilis. Sekitar 5 % dari golongan usia 70 tahun dan 10% dari golongan usia 80 tahun harus menjalani operasi katarak.Patofisiologi6Patofisiologi katarak senilis sangat kompleks dan belum sepenuhnya diketahui. Diduga adanya interaksi antara berbagai proses fisiologis berperan dalam terjadinya katarak senilis dan belum sepenuhnya diketahui.

Komponen terbanyak dalam lensa adalah air dan protein. Dengan menjadi tuanya seseorang maka lensa mata akan kekurangan air dan menjadi lebih padat. Lensa akan menjadi padat di bagian tengahnya, sehingga kemampuan fokus untuk melihat benda dekat berkurang. Pada usia tua akan terjadi pembentukan lapisan kortikal yang baru pada lensa yang mengakibatkan nukleus lensa terdesak dan mengeras (sklerosis nuklear). Pada saat ini terjadi perubahan protein lensa yaitu terbentukanya protein dengan berat molekul yang tinggi dan mengakibatkan perubahan indeks refraksi lensa sehingga memantulkan sinar masuk dan mengurangi transparansi lensa. Perubahan kimia ini juga diikut dengan pembentukan pigmen pada nuklear lensa.

Pada keadaan normal lensa mata bersifat bening. Seiring dengan pertambahan usia lensa mata dapat mengalami perubahan warna menjadi kuning keruh atau coklat keruh. Proses ini dapat menyebabkan gangguan penglihatan (pandangan kabur/buram) pada seseorang. Miopia tinggi, merokok, konsumsi alkohol dan paparan sinar UV yang tinggi menjadi faktor risiko perembangan katarak sinilis.Glaucoma fakolitik terjadi pada lensa katarak dengan kapsul lensa utuh. Terjadi obstruksi jalan keluar oleh protein lensa yang dibebaskan dari efek mikroskopis dalam kapsul lensa. Protein berat molekul tinggi yang ditemukan lensa katarak menghasilkan obstruksi aliran keluar perfusi yang serupa dengan yang ditemukan di glaucoma. Fakolitik makrofag dipercaya menjadi respons alami terhaap protein lensa di dalam ruang anterior daripada penyebab obstruksi aliran keluar.Glaukoma fakolitik terjadi oleh karena pada lensa dewasa komposisi protein akan berubah dimana konsentrasi molekul protein lensa akan meningkat. Peningkatan TIO pada glaucoma menyebabkan tekanan tinggi diteruskan ke segala arah dengan besar tekanan yang sama termasuk ke belakang saraf optic yang merupakan struktur yang paling lemah yang akan terdesak dan lambat laun akan mengalami atrofi.Gejala Klinis5,6 Gambaran klinis biasanya ditemukan pada penderita katarak yang terlambat ditangani, dimana sebelumnya terdapat keluhan tajam penglihatan yang memburuk perlahan. Pasien biasa datang berobat dengan keluhan nyeri dan mata merah sebagai keluhan utama. Pada pemeriksaan terdapat peningkatan tekanan intra okular (30 50 mmHg atau lebih), sudut bilik mata yang dalam, dan tidak terdapat keratic precipitates (KPs). Tidak adanya KPs merupakan tanda yang membedakan antara glaukoma fakolitik dan reaksi fakoanafilaktik. Pada gonioskopi menunjukan suatu sudut terbuka.

Katarak berkembang secara perlahan dan tidak menimbulkan nyeri disertai gangguan penglihatan yang muncul secara bertahap.

Penglihatan kabur dan berkabut Fotofobia Penglihatan ganda Kesulitan melihat di waktu malam Sering berganti kacamata Perlu penerangan lebih terang untuk membaca Seperti ada titik gelap didepan mataPenatalaksanaan5,6Medika Mentosa

Glaukoma:

Acetazolamide langsmig 500 mg (2 tablet), kemudian 250 mg tiap 6 jam. AntiglaukomaBeta bloker, berfungsi untuk mengurangi produksi aqueus humor.Timolol maleat atau hemihydrates (Timoptic XE, Timoptic, Betimol)

Dapat mengurangi TIO yang tinggi dan normal, dengan atau tanpa glaukoma, dengan cara menghambat aliran. Dosis 1 tetes sebesar 0,25% atau 0,5 tiap 12 jam pada mata yang terkena. Agen hiperosmotikMembuat gradien osmotik antara cairan mata dan plasma.Tidak untuk penggunaan jangka panjang. Tekanan osmose plasma meningkat sehingga menarik cairan dari dalam mata.

Gliserin I - 1.5 ml/kgBB dalam bentuk 50% larutan (dicampur cairan sari buah dsb dengan jumlah yang sama) diminum sekaligus. Bila cairan gliserin sukar diminum karena sangat mual/muntah, dapat diberi Mannitol 1 2 gram/kgBB 20% daiam infus dengan kecepatan 60 tetes/menit.

Steroid topikal

Mengurangi mata nyeri dan peradangan intraokuler.

Prednisolone oftalmik (Pred forte).Mengobati peradangan mata akut setelah operasi. Mengurangi peradangan dan neovaskularisasi kornea.Menekan migrasi leukosit polymorphonuclear dan membalikkan peningkatan permeabilitas kapiler.Dalam kasus infeksi bakteri, harus digunakan secara bersamaan dengan agen anti-infeksi, jika tanda-tanda dan gejala tidak membaik setelah 2 hari, pasien dievaluasi kembali.Dosis dapat dikurangi, tetapi sarankan pasien untuk tidak menghentikan terapi sebelum waktunya.Katarak:

Sampai saat ini belum ada obat yang definitive dapat digunakan untuk menghambat, mencegah, maupun mengobati katarak. Penelitian menunjukkan hasil yang cukup menjanjikan pada penggunaan penghambat aldose reduktase guna mencegah katarak gula pada hewan. Pengobatan antikatarak lain yang masih dalam penelitian adalah agen penurun sorbitol, aspirin, agen peningkat glutation, dan antioksidan vitamin C dan E.Obat yang mungkin digunakan pada katarak adalah midriatikum (guna melebarkan pupil pra pembedahan), kortikosteroid (guna mengendalikan inflamasi pasca pembedahan), antimikroba topical spectrum luas (guna profilaksis periode sesaat pasca operasi).Non Medika Mentosa

Glaukoma fakolitik

Terapi definitifnya adalah dengan mengekstraksi kataraknya, biasanya dengan metode intrakapsular namun ada juga yang menggunakan metode ekstrakapsular. Jika glaucoma fakolitik disebabkan oleh dislokasi lensa, lensa harus diangkat dengan instrument vitrektomi, dapat juga diapungkan dengan cairan irigasi ke COA untuk kemudian diambil melalui insisi limbus. Pada kasus yang jarang misalnya yang disebabkan oleh katarak imatur dan visus masih bagus, usaha yang perlu dilakukan adalah mengendalikan TIO dan inflamasi secara farmakologis, dan jika gagal maka lensa harus diangkat.Secara gizi, instruksikan pasien untuk tidak makan dan minum jika sedang dalam pertimbangan untuk diadakan ekstraksi katarak darurat.Katarak

Sebelum pembedahan dilakukan anestesi diperlukan sebagai pelancar prosedur. Tindakan operasi melibatkan pengangkatan lensa dan mengganti dengan lensa buatan. Ada dua jenis pembedahan yang bisa digunakan untuk mengangkat lensa yaitu ECCE dan ICCE.

Teknik-teknik pembedahan katarak:

Operasi katarak intrakapsular/ Ekstraksi katarak intrakapsular (ICCE)

Metode yang mengangkat seluruh lensa bersama kapsulnya melalui insisi limbus superior 140-160 derajat. Metode ini sekarang sudah jarang digunakan. Masih dapat dilakukan pada zonula Zinn yang telah rapuh atau berdegenerasi atau mudah putus. Keuntungannya adalah tidak akan terjadi katarak sekunder. Meskipun demikian, terdapat beberapa kerugian dan komplikasi post operasi yang mengancam dengan teknik ICCE. Insisi limbus superior yang lebih besar 160-180 dihubungkan dengan penyembuhan yang lebih lambat, rehabilitasi tajam penglihatan yang lebih lambat, angka kejadian astigmatisma yang lebih tinggi, inkarserata iris, dan lepasnya luka operasi. Edema kornea juga dapat terjadi sebagai komplikasi intraoperatif dan komplikasi dini. Operasi katarak ekstrakapsular (ECCE)

Metode ini mengangkat isi lensa dengan memecah atau merobek kapsul lensa anterior, sehingga masa lensa dan korteks lensa dapat keluar melalui robekan tersebut. Pembedahan ini dilakukan pada pasien katarak muda, pasien dengan kelainan endotel, bersama-sama keratoplasti, implantasi lensa okuler posterior. Keuntungan dari metode ini adalah karena kapsul posterior untuh maka dapat dimasukan lensa intraokuler ke dalam kamera posterior serta insiden komplikasi paska operasi (ablasi retina dan edema makula sistoid) lebih kecil jika dibandingkan metode intrakapsular. Penyulit yang dapat terjadi yaitu dapat timbul katarak sekunder.

Gambar ECCE: FakoemulsifikasiMerupakan modifikasi dari metode ekstrakapsular karena sama-sama menyisakan kapsul bagian posterior. Insisi yang diperlukan sangat kecil yaitu 5 mm yang berguna untuk mempercepat kesembuhan paska operasi. Kemudian kapsul anterior lensa dibuka. Dari lubang insisi yang kecil tersebut dimasukan alat yang mampu mengeluarkan getaran ultrasonik yang mampu memecah lensa menjadi kepingan-kepingan kecil, kemudian dilakukan aspirasi. Teknik ini bermanfaat pada katarak kongenital, traumatik dan kebanyakan katarak senilis. Namun kurang efektif untuk katarak senilis yang padat.Gambar Fakoemulsifikasi:

Setelah pembedahan, pasien akan mengalami hipermetropi karena kehilangan kemampuan akomodasi. Maka dari itu dilakukan penggantian dengan lensa buatan (berupa lensa yang ditanam dalam mata, lensa kontak maupun kacamata). IOL dapat terbuat dari bahan plastik, silikon maupun akrilik. Untuk metode fakoemulsifikasi digunakan bahan yang elastis sehingga dapat dilipat ketika akan dimasukan melalui lubang insisi yang kecil.

Komplikasi3,6GlaukomaKebutaan dapat terjadi pada semua jenis glaukoma. Agen topikal yang digunakan untuk mengobati glaukoma dapat memiliki efek sistemik yang merugikan, terutama pada lansia. Efek ini dapat berupa perburukan kondisi jantung, pernapasan atau neurologis.Kehilangan penglihatan akibat glaukoma yang tidak terkontrol dan atau edema kornea yang persisten.Komplikasi operasi, seperti perdarahan suprakoroidal, ruptur kapsul, trauma kornea, prolaps vitreus.KatarakKomplikasi katarak yang tersering adalah glaukoma yang dapat terjadi karena proses fakolitik, fakotopik, fakotoksik. Fakolitik Pada lensa yang keruh terdapat kerusakan maka substansi lensa akan keluar yang akan menumpuk di sudut kamera okuli anterior terutama bagian kapsul lensa. Dengan keluarnya substansi lensa maka pada kamera okuli anterior akan bertumpuk pula serbukan fagosit atau makrofag yang berfungsi merabsorbsi substansi lensa tersebut. Tumpukan akan menutup sudut kamera okuli anterior sehingga timbul glaukoma.

Fakotopik

Berdasarkan posisi lensa. Oleh karena proses intumesensi, iris, terdorong ke depan sudut kamera okuli anterior menjadi sempit sehingga aliran humor aqueaous tidak lancar sedangkan produksi berjalan terus, akibatnya tekanan intraokuler akan meningkat dan timbul glaucoma.

Fakotoksik

Substansi lensa di kamera okuli anterior merupakan zat toksik bagi mata sendiri (auto toksik) Terjadi reaksi antigen-antibodi sehingga timbul uveitis, yang kemudian akan menjadi glaukoma.Pencegahan6Katarak

Katarak senilis berhubungan dengan degenerasi akibat usia sehingga hampir tidak mungkin dihindari. Tidak ada studi yang sudah menentukan dengan jelas apakah dengan menghindari faktor resiko katarak senilis (misalnya paparan UV, hiperkolesterolemia, DM) dapat mengurangi kemungkinan menderita katarak senilis.

Glaukoma fakolitik

Pencegahannya adalah dengan mengangkat katarak pada mata.

Prognosis6Katarak

Jika tidak ada penyakit mata lain yang mempengaruhi penglihatan sebelum operasi (misalnya degenerasi macula atau atrofi nervus optikus), metode ekstrakapsular standar tanpa komplikasi memberikan prognosis yang baik, mungkin dapat membaik 2 baris pada Snellen. Faktor mayor yang mempengaruhi prognosis visual adalah adanya DM dan retinopati diabetic.Glaukoma fakolitik

Metode apapun yang digunakan, kebanyakan pasien memiliki visus yang baik pasca operasi dan terjadi remisi total dari glaukomanya.8 Penanganan yang terlambat mungkin memiliki prognosis yang buruk. Selain itu, penderita glaucoma fakolitik mungkin memiliki prognosis yang lebih buruk daripada pasien dengan glaucoma fakomorfik.Kesimpulan

Glaukoma fakolitik merupakan glaukoma sekunder sudut terbuka dengan tanda-tanda dan gejala klinik glaukoma akut, sudut bilik mata terbuka lebar dan lensa dengan katarak imatur. Katarak senilis adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu usia di atas 50 tahun. Penyebabnya sampai sekarang tidak diketahui secara pasti.

DAFTAR PUSTAKA1. Santoso M. Pemeriksaan Fisik Diagnosis. Anamnesis, Pemeriksaan Organ Sistem. Jakarta: Bidang Penerbitan Yayasan Diabetes Indonesia; 2004.h.76-78.

2. James B, Chew C, Bron A. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik. Lecture Notes: Oftalmologi. Edisi 9. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2005.h.30-40.3. Ilyas S, Yulianti S. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ke-IV. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2013.h. 169-72, 209-11, 222-6.

4. Vaughan DG, Eva RP, Asbury T. Oftalmologi Umum. Edisi 14. Widya Medika. Jakarta. 2006. hal : 220-38.

5. Stamper RL, Lieberman MF, Drake MV. Becker-Shaffers diagnosis and therapy of the glaucomas. 7th ed. China: Elsevier Mosby; 2009.P.272-3.6. Eva PR, Whitcher JP. Vaughan dan Asbury Oftalmologi Umum. Glaukoma. Edisi 17. Jakarta: EGC, 2009; 169-70, 212-28, 226-7.

4