Download - Gizi Buruk Anak

Transcript
  • 7/29/2019 Gizi Buruk Anak

    1/57

    Bagian Ilmu Kesehatan Anak TUTORIAL KLINIK

    Fakultas Kedokteran

    Universitas Mulawarman

    GIZI BURUK TIPE MARASMUS PADA ANAK

    DENGAN HIDROSEFALUS + SOL + ULKUS

    DEKUBITUS + KERATOMALASIA

    oleh:

    Ery Irawan (0708015017)

    Listyono Wahid R. (0808015009)

    Pembimbing:

    dr. William S. Tjeng, Sp.A.

    Dibawakan Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik

    Pada Bagian Ilmu Kesehatan Anak

    Fakultas Kedokteran

    Universitas Mulawarman

    2013

  • 7/29/2019 Gizi Buruk Anak

    2/57

    2

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Malnutrisi atau penyakit kurang energi protein (KEP) juga merupakan

    salah satu masalah kesehatan utama Indonesia dan melatarbelakangi lebih dari

    50% kematian balita. Prevalensi yang tinggi terdapat pada balita, karena pada saat

    itu gizi atau makanan tersebut disediakan untuk pertumbuhan dan perkembangan

    serta energi yang lebih aktif pada anak tersebut. Pada penyakit KEP ditemukan

    berbagai macam keadaan patologis disebabkan oleh kekurangan energi maupun

    protein dalam proporsi yang bermacam-macam akibat kekurangan tersebut timbul

    keadaan KEP pada derajat yang ringan sampai berat 2,5.

    Pada keadaan yang berat secara klinis terdapat 3 tipe: Kwashiorkor,

    Marasmus, Marasmus Kwashiorkor. Pada semua tipe tersebut terdapat gangguan

    pertumbuhan, disamping gejala-gejala klinis maupun biokimiawi yang khas bagi

    tipe penyakitnya 2,5.

    Marasmus merupakan salah satu bentuk gizi buruk atau kekurangan kalori

    protein yang terutama akibat kekurangan kalori yang berat dan kronis.

    Penyebabnya multifaktorial antara lain masukan makanan yang kurang, faktor

    penyakit dan faktor lingkungan serta ketidaktahuan untuk memilih makanan yang

    bergizi dan keadaan ekonomi yang tidak menguntungkan 2,5.

    Diagnosis marasmus ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan pengukuran

    antopometri, untuk menentukan penyebab perlu anamnesis makanan dan penyakit

    lain. Pencegahan terhadap marasmus ditujukan kepada penyebab dan memerlukan

    pelayanan kesehatan dan penyuluhan yang baik. Pengobatan marasmus ialah

    pemberian diet tinggi kalori dan tinggi protein dan penatalaksanaan di rumah sakityang dibagi atas: tahap stabilisasi, tahap transisi dan rehabilitasi 2,5,7

  • 7/29/2019 Gizi Buruk Anak

    3/57

    3

    BAB II

    DATA PASIEN

    2.1IdentitasIdentitas Pasien

    Nama : An. ST

    Umur : 20 bulan

    Jenis kelamin : Laki-Laki

    Anak ke : 7 dari 7 beraudara (6 saudara tiri)

    Alamat : Teluk Dalam RT.05 Desa Bangun Rejo

    MRS tanggal 22 Februari 2013

    Identitas Orang Tua

    Nama Ayah : Tn.AP (Almarhum)

    Umur : 41 tahun

    Alamat : Teluk Dalam RT.05 Desa Bangun Rejo

    Pekerjaan : Swasta

    Pendidikan Terakhir : SMA

    Ayah perkawinan ke : IV

    Riwayat kesehatan ayah : -

    Nama Ibu : Ny. A

    Umur : 40 tahun

    Alamat : Teluk Dalam RT.05 Desa Bangun Rejo

    Pekerjaan : IRTPendidikan Terakhir : SD

    Ibu perkawinan ke : II

    Riwayat kesehatan Ibu : Sehat

  • 7/29/2019 Gizi Buruk Anak

    4/57

    4

    2.2AnamnesaAnamnesa dilakukan pada tanggal 4 Maret 2013 pukul 13.00 WITA, di

    Bangsal Melati Ruang Hematologi RSUD AW. Sjahranie Samarinda.

    Alloanamnesa oleh Ibu kandung pasien.

    Keluhan Utama

    Tidak mau makan minum

    Riwayat Penyakit Sekarang

    Anak mulai sulit untuk makan dan minum sejak 6 minggu sebelum MRS.

    Menurut ibu, anak mulai seperti ini saat mendapat ramuan tradisional yang

    rasanya pahit untuk menyembuhkan keluhan kepala yang terus membesar. Anak

    hanya makan dan minum susu sedikit saja sehingga berat badan terus menurun

    secara drastis. Keluhan ini disertai dengan keluhan pembesaran kepala sejak 3

    bulan sebelum MRS. Anak tidak ada mengeluhkan panas, batuk lama, mual,

    muntah, serta keluhan sakit menelan. Saat MRS anak tidak BAB selama 1 minggu

    dan BAK berwarna kuning agak pekat dengan frekuensi yang jarang, tidak lancar.

    Anak mulai mengalami penurunan kesadaran bersamaan dengan keluhan

    kepala yang membesar, hingga saat MRS anak hanya terbaring di tempat tidur.

    Selain penurunan kesadaran anak juga mengalami gangguan penglihatan yang

    semakin memburuk.

    Riwayat Penyakit Dahulu

    Pada saat anak berumur 15 bulan Oktober 2012, anak pernah dirawat di

    bangsal Angsoka dengan keluhan muntah disertai kejang dan penurunankesadaran dengan diagnosa awal Suspek Ensefalitis dengan berat awal sekitar 9

    kg. Setelah dirawat sekitar 1 minggu, dilakukan pemeriksaan penunjangHead CT-

    scan dan anak didiagnosa akhir oleh dr.Sp.BS dengan SOL (Space-Occupying

    Lesion) dengan rencana tindakan pembedahan elektif eksisi SOL. Dengan alasan

    yang tidak jelas, Ayah pasien menolak tindakan pembedahan dan memulangkan

    anak (pulang paksa). Selama jeda waktu umur 19 bulan ini hingga umur 20 bulan

  • 7/29/2019 Gizi Buruk Anak

    5/57

    5

    anak tidak mendapatkan terapi medis apapun,tetapi pengobatan tradisional dengan

    keluhan tambahan kepala yang semakin membesar, penurunan kesadaran dan

    gangguan penglihatan serta asupan makanan dan minum yang sangat kurang.

    Bulan Desember 2012, pasien sempat terkena campak dan berobat ke

    puskesmas. Pasien kontak dengan penderita campak di sekitar rumahnya

    (tetangga).

    Riwayat Penyakit Keluarga

    - Tidak ada keluarga dengan keluhan yang serupaPertumbuhan dan Perkembangan Anak

    - Berat badan lahir : 3000 gram- Panjang badan lahir : 47 cm- Tersenyum : 3 bulan- Miring : 3 bulan- Tengkurap : 4 bulan- Duduk : 7 bulan- Gigi keluar : Ibu lupa- Merangkak : 6 bulan- Berdiri : 1 tahun- Berjalan : 1 tahun- Berbicara dua suku kata : 7 bulan

    Riwayat Makan Minum anak :

    - ASI : 0 bulan- Dihentikan : 15 bulan- Susu sapi/buatan : susu sapi formula- Buah : 6 bulan- Bubur susu : 3 bulan , 3 x 1 mangkok (100 cc)- Tim saring : 9 bulan, 3 x 1 mangkok (150 cc)

  • 7/29/2019 Gizi Buruk Anak

    6/57

    6

    - Makanan padat dan lauknya : 1 tahun, 3 x 1 piring kecil (lauk,ikan/ayam, sayur) ikut menu orang tua

    - Saat sakit (Desember 2012) :o Makanan padat dan lauknya maksimal 3x2 sendok makano Minum (susu atau the manis), dituang saat makan dengan sendok

    tiap makan, sekitar 5 sendok, tumpah.

    Riwayat Kehamilan

    - Pemeliharaan Prenatal :- Periksa di : di bidan praktek swasta- Penyakit kehamilan : muntah pada awal kehamilan- Obat-obatan yang sering diminum : tablet penambah darah dan obat maag

    (nama lupa)

    Riwayat Kelahiran :

    - Lahir di : Klinik bidan- Di tolong oleh : Bidan- Berapa bulan dalam kandungan : 9 bulan- Jenis partus : spontan per vaginam

    Riwayat Postnatal :

    - Pemeliharaan postnatal : rutin- Periksa di : Puskesmas dan bidan

    Jadwal Imunisasi

    ImunisasiUsia saat imunisasi

    I II III IV Booster I Booster II

    BCG 1 bulan //////////// //////////// //////////// //////////// ////////////

    Polio 1 bulan 2 bulan 3 bulan 4 bulan - -

    Campak 9 bulan //////////// //////////// //////////// //////////// ////////////

  • 7/29/2019 Gizi Buruk Anak

    7/57

    7

    DPT 2 bulan 3 bulan 4 bulan //////////// - -

    Hepatitis B 0 bulan 2 bulan 3 bulan 4 bulan - -

    2.3Pemeriksaan FisikDilakukan pada tanggal 4 Maret 2013 pukul 13.00 WITA

    Keadaan Umum : Tampak sakit sedang

    Kesadaran : E2V2M3

    Tanda Vital :

    - Nadi : 105 x/menit- RR : 40 x/menit- Suhu (axila) : 36,8o CAntropometri :

    - Berat Badan : 6,5 kg- Panjang Badan : 70 cm- Lingkar Kepala : 48,5 cm- Lingkar Lengan Atas : 7 cm- BMI : 13.3 kg/m2 (berat badan kurang)- Status Gizi : Gizi Buruk

    Z-score (lampiran)

    BB/TB : < -3SD BB/U : < -3SD TB/U : < -3SD

    BMI/U : < -3 SD LK/U : - 2 SD sampai + 2 SD

    Kepala/leher

    Rambut : Warna merah kecoklatan, tipis, seperti rambut jagung mudah

    dicabut (-)

  • 7/29/2019 Gizi Buruk Anak

    8/57

    8

    Mata : Konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-), mata cowong (-/-) ,

    kornea tampak suram (+/+), pada occuli dextra tampak menonjol

    dimana kornea lunak, occuli sinistra tampak ulcus kurang dari

    1/3

    Telinga : sekret (-), darah (-)

    Hidung : Sekret hidung (+), pernafasan cuping hidung (-)

    Mulut : Mukosa bibir normal, sianosis (-), lidah bersih, faring hiperemis

    (sde), pembesaran tonsil (sde)

    Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-)

    Terdapat ulkus dekubitus regio os occipital dengan ukuran diameter 2,5 cm

    (tampak os.occipital) dan 1 cm.

    Thorax

    Paru Inspeksi : bentuk dada normal, tampak simetris, costa

    terlihat jelas, retraksi (-)

    Palpasi : pergerakan simetris

    Perkusi : Sonor

    Auskultasi : Vesikuler, rhonki (-/-), wheezing (-/-)

    Jantung Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat

    Palpasi : Ictus cordis teraba

    Perkusi : batas jantung kiri = ICS V MCL Sinistra

    batas jantung kanan = ICS IV PSL Dextra

    Auskultasi : S1 S2 tunggal, regular, murmur (-), gallop (-)

    AbdomenInspeksi : Flat

    Palpasi : Soefl, nyeri tekan (-), organomegali (-), turgor kulit (sde)

    Perkusi : Timpani

    Auskultasi : Bising usus (+) kesan normal

  • 7/29/2019 Gizi Buruk Anak

    9/57

    9

    Ekstremitas

    Akral hangat, pucat (-/-), edema (-), dekortikasi (+),tidak ada pembengkakan

    sendi atau tulang, Baggy Pant (+).

    Status Neurologis

    Kesadaran : E2V2M3

    Tanda meningeal : Kaku kuduk (-), Kernig (sde), Brudzinski I

    (-) , brudzinski II (sde)

    Refleks Fisiologis : Reflex biceps (sde), triceps (sde)

    Refleks patella (sde), achiles (sde)

    Refleks patologis : Babinsky (-/-), Chaddock (+/+), Openheim

    (+/+), Tromer(-), Hoffman (-)

    Saraf Kranium :

    N. olfaktorius : sulit dievaluasi N. Optikus : sulit dievaluasi N. Okulomotorius, Troklearis, dan abdusen

    : refleks cahaya sulit dievaluasi, pergerakan

    bola mata (+)

    N. Trigeminus : sulit dievaluasi N. Facialis : sulit dievaluasi N. Akustikus : sulit dievaluasi N. Glosofaringeus : sulit dievaluasi N. Vagus : sulit dievaluasi N. Aksesorius : sulit dievaluasi N. Hipoglosus : sulit dievaluasi

  • 7/29/2019 Gizi Buruk Anak

    10/57

    10

    2.4Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan laboratorium:

    Radiologi

    Interpretasi:

    Thorax Rontgen : Kesan normal

    Head CT-scan : Hidrocephalus + SOL

    22/2-2013 28/2-2013 1/3-2013WBC : 12.000

    HCT : 40,7 %

    HGB : 12,0 g/dl

    PLT : 432.000

    GDS : 142 mg/dl

    Natrium : 168 mmol/L

    Kalium : 5,2 mmol/L

    Chlorida : 129 mmol/L

    BT 3

    CT 8

    WBC : 7.440

    HCT : 21,5 %

    HGB : 7,7 g/dl

    PLT : 324.000

    LED : 50 mm/jam

    Tgl. 23/2-2013SGOT : 61

    SGPT : 20

    Protein total: 6,1

    Albumin: 3,0

    Glonulin: 3,1

    Ureum : 125

    Creatinin : 0,5

    WBC : 6.900

    HCT : 29,6 %

    HGB : 9,7 g/dl

    PLT : 243.000

    Evaluasi Darah Tepi

    Eritroit : Normokrom

    Anisoditosis

    Leukosit : normal

    Trombosir: cukup

    Kes. Anemia Sedang

    Normokrom Asisoditosis

  • 7/29/2019 Gizi Buruk Anak

    11/57

    11

    2.5Lembar Follow UpTanggal S O A P

    23/2/2013Sabtu

    H I

    Demam (+),

    mencret (-)

    Lapor

    anaknya;

    Dehidrasi (+)

    Mata cekung(+)

    T: 36,7

    Nadi: -

    RR: -

    Thoraks:

    I: Retraksi -/-

    (supraclavikula &

    subcostal)Pa: Gerak dada

    simetris

    A: Whezing -/-

    P: Sonor

    BB: 4,8 Kg

    Marasmus +

    Hidrosefalus

    - Cek lab DL, KDL

    - F 75 12 x 50 cc

    - IVFD Kaen 2B

    59 tpm

    - Inj. Cefotaxim 3 x 200

    mg IV

    - Pasang NGT- Konul mata dan BS

    Advice dr.jaga:

    Guyur RL 50 cc dalam 1

    jamPasang DCObs. Urine output

    25/2/2013Senin

    H III

    Belum BAB 1

    minggu

    T: 36,9

    Nadi:122x/menit

    RR:45x/menit

    Turgor agak

    lambat

    UT 450 cc / 8 jam

    BB: 6,8 Kg

    Gizi buruk tipe

    marasmus +

    Hidrosefalus

    - Microlax supp (1x)

    - F 75 12 x 50 cc

    - IVFD Kaen 2B

    59 tpm

    - Inj. Cefotaxim 3 x 200

    mg IV

    26/2/2013

    Selasa

    H IV

    Demam (-)

    Diare (-)

    -

    Gizi buruk tipe

    marasmus +

    Hidrosefalus

    - F 75 F 100 12 x 50

    cc

    - IVFD Kaen 2B

    59 tpm

    - Inj. Cefotaxim 3 x 200

    mg IV

    27/2/2013

    Rabu

    H V

    Demam (-)

    Diare (+)

    Muntah (+) 1

    kali

    T: 37, 5

    Nadi:112x/menit

    RR:37 x/menit

    UT 350 cc / 9 jam

    BB: 6,1 Kg

    Gizi buruk tipe

    marasmus +

    Hidrosefalus

    - F 100 12 x 50 cc

    - IVFD Kaen 2B

    59 tpm

    - Inj. Cefotaxim 3 x 200

    mg IV

    28/2/2013

    Kamis

    H VI

    Demam (+)

    Diare (-) padat

    Muntah (-)

    T: 37,3

    Nadi:112x/menit

    RR:37 x/menit

    UT 350 cc / 8 jam

    BB: 6,2 Kg

    Gizi buruk tipe

    marasmus +

    Hidrosefalus

    - F 100 12 x 50 cc

    - IVFD Kaen 2B

    59 tpm

    - Inj. Cefotaxim 3 x 200

    mg IV-Diare di perhatikan takut

    DSS

  • 7/29/2019 Gizi Buruk Anak

    12/57

    12

    1/3/2013

    Jumat

    H VII

    Demam (-)

    Diare (-)Muntah (-)

    T: 37,7

    Nadi:112x/menitRR:37 x/menit

    UT 600 cc / 8 jam

    BB: 6,5 Kg

    Gizi buruk tipe

    marasmus +Hidrosefalus +

    ulkus dekubitus

    - F 100 12 x 50 cc

    - IVFD Kaen 2B59 tpm

    - Inj. Cefotaxim 3 x 200

    mg IV

    2/3/2013

    Sabtu

    H VIII

    Demam (-)

    Diare (-)Muntah (-)

    T: 37,6

    Nadi:110x/menitRR:37 x/menit

    UT 600 cc / 8 jam

    BB: 6,5 Kg

    Gizi buruk tipe

    marasmus +Hidrosefalus +

    ulkus dekubitus

    - F100 F135 12 x 75

    cc- IVFD Kaen 2B

    59 tpm

    - Inj. Cefotaxim 3 x 200

    mg IV

    4/3/2013

    Senin

    H X

    Demam (-)

    Diare (-)

    Muntah (-)

    T: 36,8

    Nadi:105x/menit

    RR:40 x/menit

    UT 600 cc / 8 jam

    BB: 6,5 Kg

    Gizi buruk tipe

    marasmus +

    Hidrosefalus +

    ulkus dekubitus

    -F135 12 x 75 cc

    - IVFD Kaen 2B

    59 tpm

    - Inj. Cefotaxim 3 x 200mg IV

    - konsul tatalaksana

    ulkus dekubitus

    5/3/2013

    Selasa

    H XI

    Demam (-)

    Diare (-)

    Muntah (-)

    : 36,8

    Nadi:105x/menit

    RR:40 x/menit

    UT 600 cc / 8 jam

    BB: 6,8 Kg

    Gizi buruk tipe

    marasmus +

    Hidrosefalus +

    ulkus dekubitus

    -F135 12 x 90 cc

    - IVFD Kaen 2B

    59 tpm

    - Inj. Cefotaxim 3 x 200

    mg IV

    6/3/2013

    Rabu

    H XII

    Demam (-)

    Diare (-)

    Muntah (+)

    1x

    : 36,8

    Nadi:105x/menit

    RR:40 x/menit

    UT 600 cc / 8 jam

    BB: 6,9 Kg

    Gizi buruk tipe

    marasmus +

    Hidrosefalus +

    ulkus dekubitus

    -F135 12 x 75 cc

    - IVFD Kaen 2B

    59 tpm

    - Inj. Cefotaxim 3 x 200

    mg IV

    7/3/2013

    Kamis

    H XIII

    Demam (-)

    Diare (-)

    Muntah (-)

    : 36,8

    Nadi:105x/menit

    RR:40 x/menit

    UT 600 cc / 8 jam

    BB: 7,1 Kg

    Gizi buruk tipe

    marasmus +

    Hidrosefalus +

    ulkus dekubitus

    -F135 12 x 75 cc

    - IVFD Kaen 2B

    59 tpm

    - Inj. Cefotaxim 3 x 200

    mg IV

    8/3/2013

    Jumat

    H XIV

    Demam (-)

    Diare (-)

    Muntah (-)

    : 36,8

    Nadi:105x/menit

    RR:40 x/menit

    UT 600 cc / 8 jam

    BB: 7,1 Kg

    Gizi buruk tipe

    marasmus +

    Hidrosefalus +

    ulkus dekubitus

    -F135 12 x 75 cc

    - IVFD Kaen 2B

    59 tpm

    - Inj. Cefotaxim

    Cotrimoksazol syr3xcth I

    9/3/2013

    Sabtu

    H XV

    Demam (-)

    Diare (10),

    BAB 10x, cair

    3x

    : 36,8

    Nadi:105x/menit

    RR:40 x/menit

    UT 600 cc / 8 jam

    Gizi buruk tipe

    marasmus +

    Hidrosefalus +

    ulkus dekubitus

    - jika BB sudah 7,3 kg

    (gizi kurang), konsul

    bedah saraf untuk

    tatalaksana selanjutnya

  • 7/29/2019 Gizi Buruk Anak

    13/57

    13

    Muntah (-)

    BB: 7,1 Kg

    -F135 12 x 75 cc

    - IVFD Kaen 2B

    59 tpm- Inj. Cefotaxim 3 x 200

    mg IV

    2.6Diagnosis KerjaDiagnosis Kerja : Hidrosefalus

    Diagnosis Komplikasi : -

    Diagnosis Lain : SOL, Marasmus, Keratomalasia, Ulkus dekubitus

    2.7PenatalaksanaanF 135 12 x 90 cc

    Trafusi PRC jika HB < 8

    Microlax supp jika kontipasi

    IVFD Kaen 2B 59 tpm ped

    Inj. Cefotaxim 3c 200 mg IV

    Cotrimoksazol syr 3x cth I

    Paracetamol 3 x cth prn demam

    Pasang NGT, DC.

    Terapi dr.Sp.M :

    Oculent A gel 3 x I ODS Bersihkan mata dengan Ringer laktat 3 kali sehari, lalu oleskan salep

    dan mata dtutup dengan hipafix.

    Terapi dr.Sp.BS :

    Perbaikan keadaan umum

    Pro vp-shunt dan eksisi tumor bila keadaan umum baik Untuk Ulkus dekubitus: ganti verband tiap hari, rawat tertutup dengan

    pemberian Gentamycin salf (untuk mata), miring kanan-kiri, balon air

    di leher agar ulkus tidak tertekan saat tidur terlentang.

    2.8 Prognosis

    Dubia ad malam

  • 7/29/2019 Gizi Buruk Anak

    14/57

    14

    BAB III

    TINJAUAN PUSTAKA

    MARASMUS

    1. DefinisiMarasmus merupakan salah satu bentuk gizi buruk atau kekurangan kalori

    protein yang terutama akibat kekurangan kalori yang berat dan kronis yang sering

    ditemui pada balita 2,5,6.

    2. EtiologiMarasmus disebabkan oleh karena asupan makanan yang kurang terutama

    pemasukan kalori, atau protein atau keduanya yang tidak mencukupi akibat

    kekurangan dalam susunan makanan, dan kebiasaan makan makanan yang tidak

    tepat 3,5.

    Marasmus dapat terjadi pada semua umur, akan tetapi sering dijumpai pada

    bayi yang tidak mendapat cukup ASI dan tidak diberi makanan penggantinya atau

    sering diserang diare. Marasmus dapat terjadi akibat berbagai penyakit seperti

    infeksi, kelainan bawaan saluran pencernaan (misalnya penyakit Hirschprung,

    deformitas palatum, palatoschizis, micrognathia, stenosis pilorus, hiatus hernia,

    hidrosefalus, cystic fibrosis pankreas), kelainan jantung bawaan, prematuritas,

    malabsorpsi, gangguan metabolik (misalnya renal asidosis, idiopathic

    hypercalcemia, galactosemia, intoleransi laktosa), penyakit ginjal menahun dan

    gangguan saraf pusat 3,5.

    Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya marasmus 5:

    Faktor diet.Menurut konsep klasik, diet kurang energi walaupun zat-zat gizi esensialnyaseimbang akan menyebabkan anak menjadi penderita marasmus.

    Peranan faktor sosial.Pantangan untuk menggunakan bahan makanan tertentu yang sudah turun-

    temurun dapat mempengaruhi terjadinya penyakit KEP.

    Peranan kepadatan penduduk.

  • 7/29/2019 Gizi Buruk Anak

    15/57

    15

    Mc Laren (1982) memperkirakan bahwa marasmus terdapat dalam jumlah

    yang banyak akibat suatu daerah terlalu padat penduduknya dengan higiene

    yang buruk.

    Faktor infeksi.Terdapat interaksi sinergistis antara infeksi dan malnutrisi. Infeksi berat dapat

    memperjelek keadaan gizi melalui gangguan masukan dan meningginya

    kehilangan zat-zat gizi esensial tubuh. Infeksi yang berat dan lama

    menyebabkan marasmus, terutama infeksi enteral misalnya infantil

    gastroenteritis, bronkhopneumonia, pielonephritis dan sifilis kongenital.

    Faktorkemiskinan.Dengan penghasilan yang rendah, ketidakmampuan membeli bahan makanan

    ditambah timbulnya banyak penyakit infeksi karena kepadatan tempat tinggal

    dapat mempercepat timbulnya KEP.

    3. PatofisiologiPada keadaan marasmus terjadi pertumbuhan yang kurang atau terhenti

    disertai atrofi otot dan menghilangnya lemak di bawah kulit. Pada mulanya

    kelainan demikian merupakan proses fisiologis. Untuk kelangsungan hidup

    jaringan diperlukan sejumlah energi yang dalam keadaan normal dapat dipenuhi

    dari makanan yang diberikan. Kebutuhan ini tidak terpenuhi pada intake yang

    kurang, karena itu untuk pemenuhannya digunakan cadangan protein sebagai

    sumber energi. Karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh jaringan tubuh

    sebagai bahan bakar, sayangnya kemampuan tubuh untuk menyimpan karbohidrat

    sangat sedikit, sehingga setelah 25 jam sudah dapat terjadi kekurangan. Akibatnya

    katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam dengan menghasilkan asam

    amino yang segera diubah jadi karbohidrat di hepar dan di ginjal

    5,6

    .Penghancuran jaringan pada defisiensi kalori tidak saja membantu memenuhi

    energi tetapi juga memungkinkan sintesis glukosa dan metabolit esensial lainnya

    seperti berbagai asam amino. Karena itu pada marasmus kadang-kadang masih

    ditemukan kadar asam amino yang normal, sehingga hati masih dapat membentuk

    albumin 5,6.

  • 7/29/2019 Gizi Buruk Anak

    16/57

    16

    4. Gejala Klinis 3,5,6,7 Pertumbuhan berkurang atau terhenti. Pada mulanya, ada kegagalan

    menaikkan berat badan sampai berakibat kurus.

    Mula-mula bayi mungkin cengeng dan rewel, walaupuntelah mendapat minum atau disusui, sering bangun pada

    waktu malam, kemudian menjadi lesu, dan nafsu makan

    hilang.

    Keadaan yang terlihat mencolok adalah hilangnya lemaksubkutan, terutama pada wajah, akibatnya ialah wajah si

    anak lonjong, berkeriput dan tampak lebih tua (old man

    face).

    Vena superficialis tampak lebih jelas, ubun-ubun besar cekung, tulang pipidan dagu kelihatan menonjol, mata tampak besar dan dalam.

    Otot-otot lemah dan atropi, bersamaan dengan hilangnya lemak subkutanmaka anggota gerak terlihat seperti kulit dengan tulang, dan kulit kehilangan

    turgornya sehingga menjadi kerut dan longgar atau keriput.

    Tulang rusuk tampak lebih jelas. Dinding abdomen dapat kembung/membuncit, cekung atau datar, dengan

    gambaran usus yang jelas.

    Diare atau konstipasi. Kadang-kadang tampak rambut yang kering, tipis, dan mudah rontok. Baggy pant5. Diagnosis

    Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis serta pengukuran

    antropometri. Anak didiagnosis marasmus apabila

    3,7

    : BB/TB < -3 SD atau

  • 7/29/2019 Gizi Buruk Anak

    17/57

    17

    Penilaian awal anak gizi buruk

    Pada setiap anak gizi buruk lakukan anamnesis dan pemeriksaan fisis. Anamnesis

    terdiri dari anamnesis awal dan anamnesis lanjutan 7.

    Anamnesis awal (untuk kedaruratan):

    Kejadian mata cekung yang baru saja muncul Lama dan frekuensi diare dan muntah serta tampilan dari bahan muntah dan

    diare (encer/darah/lendir)

    Kapan terakhir berkemih Sejak kapan tangan dan kaki teraba dingin.

    Bila didapatkan hal tersebut di atas, sangat mungkin anak mengalami

    dehidrasi dan/atau syok, serta harus diatasi segera.

    Anamnesis lanjutan (untuk mencari penyebab dan rencana tatalaksana

    selanjutnya, dilakukan setelah kedaruratan ditangani):

    Diet (pola makan)/kebiasaan makan sebelum sakit Riwayat pemberian ASI Asupan makanan dan minuman yang dikonsumsi beberapa hari terakhir Hilangnya nafsu makan Kontak dengan pasien campak atau tuberkulosis paru Pernah sakit campak dalam 3 bulan terakhir Batuk kronik Kejadian dan penyebab kematian saudara kandung Berat badan lahir Riwayat tumbuh kembang: duduk, berdiri, bicara dan lain-lain

    Riwayat imunisasi Apakah ditimbang setiap bulan Lingkungan keluarga (untuk memahami latar belakang sosial anak) Diketahui atau tersangka infeksi HIVPemeriksaan fisik

    Apakah anak tampak sangat kurus, adakah edema pada kedua punggung kaki.Tentukan status gizi dengan menggunakan BB/TB-PB

  • 7/29/2019 Gizi Buruk Anak

    18/57

    18

    Tanda dehidrasi: tampak haus, mata cekung, turgor buruk (hati-hatimenentukan status dehidrasi pada gizi buruk).

    Adakah tanda syok (tangan dingin, capillary refill time yang lambat, nadilemah dan cepat), kesadaran menurun.

    Demam (suhu aksilar 37.5 C) atau hipotermi (suhu aksilar < 35.5 C). Frekuensi dan tipe pernapasan: pneumonia atau gagal jantung Sangat pucat Pembesaran hati dan ikterus Adakah perut kembung, bising usus melemah/meninggi, tanda asites, atau

    adanya suara seperti pukulan pada permukaan air (abdominal splash)

    6. Pencegahan Pemberian air susu ibu (ASI) sampai umur 2 tahun merupakan sumber energi

    yang paling baik untuk bayi.

    Ditambah dengan pemberian makanan tambahan yang bergizi mulai umur 6bulan keatas.

    Pencegahan penyakit infeksi, dengan meningkatkan kebersihan lingkungandan kebersihan perorangan.

    Pemberian imunisasi. Mengikuti program keluarga berencana untuk mencegah kehamilan terlalu

    kerap.

    Penyuluhan/pendidikan gizi tentang pemberian makanan yang adekuatmerupakan usaha pencegahan jangka panjang.

    Pemantauan (surveillance) yang teratur pada anak balita di daerah yangendemis kurang gizi, dengan cara penimbangan berat badan tiap bulan.

    7. PenatalaksanaanPenanganan umum meliputi 10 langkah dan terbagi dalam 3 fase yaitu: fase

    stabilisasi fase transisi, dan fase rehabilitasi 2,7.

  • 7/29/2019 Gizi Buruk Anak

    19/57

    19

    Hipoglikemia

    Semua anak dengan gizi buruk berisiko hipoglikemia (kadar gula darah < 3

    mmol/L atau < 54 mg/dl) sehingga setiap anak gizi buruk harus diberi makan atau

    larutan glukosa/gula pasir 10% segera setelah masuk rumah sakit. Pemberian

    makan yang sering sangat penting dilakukan pada anak gizi buruk.

    Jika fasilitas setempat tidak memungkinkan untuk memeriksa kadar gula darah,

    maka semua anak gizi buruk harus dianggap menderita hipoglikemia dan segeraditangani sesuai panduan.

    Tatalaksana

    Segera beri F-75 pertama atau modifikasinya bila penyediaannyamemungkinkan.

    Bila F-75 pertama tidak dapat disediakan dengan cepat, berikan 50 ml larutanglukosa atau gula 10% (1 sendok teh munjung gula dalam 50 ml air) secara

    oral atau melalui NGT.

    Lanjutkan pemberian F-75 setiap 23 jam, siang dan malam selama minimaldua hari.

    Bila masih mendapat ASI teruskan pemberian ASI di luar jadwal pemberianF-75.

  • 7/29/2019 Gizi Buruk Anak

    20/57

    20

    Jika anak tidak sadar (letargis), berikan larutan glukosa 10% secara intravena(bolus) sebanyak 5 ml/kg BB, atau larutan glukosa/larutan gula pasir 50 ml

    dengan NGT.

    Beri antibiotik.Pemantauan

    Jika kadar gula darah awal rendah, ulangi pengukuran kadar gula darah setelah 30

    menit.

    Jika kadar gula darah di bawah 3 mmol/L (< 54 mg/dl), ulangi pemberianlarutan glukosa atau gula 10%.

    Jika suhu rektal < 35.5 C atau bila kesadaran memburuk, mungkinhipoglikemia disebabkan oleh hipotermia, ulangi pengukuran kadar gula darah

    dan tangani sesuai keadaan (hipotermia dan hipoglikemia).

    Pencegahan

    Beri makanan awal (F-75) setiap 2 jam, mulai sesegera mungkin atau jika perlu,

    lakukan rehidrasi lebih dulu. Pemberian makan harus teratur setiap 2-3 jam siang

    malam.

    Hipotermia (suhu aksilar < 35,50

    C)

    Tatalaksana

    Segera beri makan F-75 (jika perlu, lakukan rehidrasi lebih dulu). Pastikan bahwa anak berpakaian (termasuk kepalanya). Tutup dengan selimut

    hangat dan letakkan pemanas (tidak mengarah langsung kepada anak) atau

    lampu di dekatnya, atau letakkan anak langsung pada dada atau perut ibunya

    (dari kulit ke kulit: metode kanguru). Bila menggunakan lampu listrik,

    letakkan lampu pijar 40 W dengan jarak 50 cm dari tubuh anak.

    Beri antibiotik sesuai pedoman.

    Pemantauan

    Ukur suhu aksilar anak setiap 2 jam sampai suhu meningkat menjadi 36.5 Catau lebih. Jika digunakan pemanas, ukur suhu tiap setengah jam.

    Hentikan pemanasan bila suhu mencapai 36.5 C Pastikan bahwa anak selalu tertutup pakaian atau selimut, terutama pada

    malam hari

  • 7/29/2019 Gizi Buruk Anak

    21/57

    21

    Periksa kadar gula darah bila ditemukan hipotermiaPencegahan

    Letakkan tempat tidur di area yang hangat, di bagian bangsal yang bebas angindan pastikan anak selalu tertutup pakaian/selimut

    Ganti pakaian dan seprai yang basah, jaga agar anak dan tempat tidur tetapkering

    Hindarkan anak dari suasana dingin (misalnya: sewaktu dan setelah mandi,atau selama pemeriksaan medis)

    Biarkan anak tidur dengan dipeluk orang tuanya agar tetap hangat, terutama dimalam hari

    Beri makan F-75 atau modifikasinya setiap 2 jam, mulai sesegera mungkin,sepanjang hari, siang dan malam.

    Jangan menghangati anak dengan air panas dalam botol

    Dehidrasi

    Cenderung terjadi diagnosis berlebihan dari dehidrasi dan estimasi yang

    berlebihan mengenai derajat keparahannya pada anak dengan gizi buruk. Hal ini

    disebabkan oleh sulitnya menentukan status dehidrasi secara tepat pada anak

    dengan gizi buruk, hanya dengan menggunakan gejala klinis saja. Anak gizi buruk

    dengan diare cair, bila gejala dehidrasi tidak jelas, anggap dehidrasi ringan. Tanda

    klinis yang sering dijumpai pada anak penderita KEP berat/Gizi buruk dengan

    dehidrasi adalah :

    Ada riwayat diare sebelumnya Anak sangat kehausan

    Mata cekung Nadi lemah Tangan dan kaki teraba dingin Anak tidak buang air kecil dalam waktu cukup lama.

    Tatalaksana

    Jangan gunakan infus untuk rehidrasi, kecuali pada kasus dehidrasi beratdengan syok.

  • 7/29/2019 Gizi Buruk Anak

    22/57

    22

    BeriReSoMal, secara oral atau melalui NGT, lakukan lebih lambat dibandingjika melakukan rehidrasi pada anak dengan gizi baik.

    - beri 5 ml/kgBB setiap 30 menit untuk 2 jam pertama- setelah 2 jam, berikan ReSoMal 510 ml/kgBB/jam berselang-seling

    dengan F-75 dengan jumlah yang sama, setiap jam selama 10 jam.

    Jumlah yang pasti tergantung seberapa banyak anak mau, volume tinja

    yang keluar dan apakah anak muntah.

    Selanjutnya berikan F-75 secara teratur setiap 2 jam Jika masih diare, beri ReSoMal setiap kali diare. Untuk usia < 1 th: 50-100 ml

    setiap buang air besar, usia 1 th: 100-200 ml setiap buang air besar.

    *ReSoMal mengandung 37.5 mmol Na, 40 mmol K, dan 3 mmol Mg per liter.

    Pemantauan

    Pantau kemajuan proses rehidrasi dan perbaikan keadaan klinis setiap setengah

    jam selama 2 jam pertama, kemudian tiap jam sampai 10 jam berikutnya.

    Waspada terhadap gejala kelebihan cairan, yang sangat berbahaya dan bisa

    mengakibatkan gagal jantung dan kematian.

    Periksalah:

    frekuensi napas

    frekuensi nadi

    frekuensi miksi dan jumlah produksi urin

    frekuensi buang air besar dan muntah

    Selama proses rehidrasi, frekuensi napas dan nadi akan berkurang dan mulai ada

    diuresis. Kembalinya air mata, mulut basah; cekung mata dan fontanel berkurang

    serta turgor kulit membaik merupakan tanda membaiknya hidrasi, tetapi anak gizi

    buruk seringkali tidak memperlihatkan tanda tersebut walaupun rehidrasi penuhtelah terjadi, sehingga sangat penting untuk memantau berat badan.

    Jika ditemukan tanda kelebihan cairan (frekuensi napas meningkat 5x/menit dan

    frekuensi nadi 15x/menit), hentikan pemberian cairan/ReSoMal segera dan

    lakukan penilaian ulang setelah 1 jam.

  • 7/29/2019 Gizi Buruk Anak

    23/57

    23

    Pencegahan

    Cara mencegah dehidrasi akibat diare yang berkelanjutan sama dengan padaanak dengan gizi baik, kecuali penggunaan cairan ReSoMal sebagai pengganti

    larutan oralit standar.

    Jika anak masih mendapat ASI, lanjutkan pemberian ASI Pemberian F-75 sesegera mungkin Beri ReSoMal sebanyak 50-100 ml setiap buang air besar cair.

    Gangguan keseimbangan elektrolit

    Semua anak dengan gizi buruk mengalami defisiensi kalium dan magnesium yang

    mungkin membutuhkan waktu 2 minggu atau lebih untuk memperbaikinya.

    Tatalaksana

    Untuk mengatasi gangguan elektrolit diberikan Kalium dan Magnesium, yangsudah terkandung di dalam larutanMineral-Mix yang ditambahkan kedalam F-

    75, F-100 atau ReSoMal

    Gunakan larutan ReSoMal untuk rehidrasi

    Infeksi

    Pada gizi buruk, gejala infeksi yang biasa ditemukan seperti demam, seringkali

    tidak ada, padahal infeksi ganda merupakan hal yang sering terjadi. Oleh karena

    itu, anggaplah semua anak dengan gizi buruk mengalami infeksi saat mereka

    datang ke rumah sakit dan segera tangani dengan antibiotik. Hipoglikemia dan

    hipotermia merupakan tanda infeksi berat.

    Tatalaksana

    Berikan pada semua anak dengan gizi buruk:

    Antibiotik spektrum luas Vaksin campak jika anak berumur 6 bulan dan belum pernah

    mendapatkannya, atau jika anak berumur > 9 bulan dan sudah pernah diberi

    vaksin sebelum berumur 9 bulan. Tunda imunisasi jika anak syok.

  • 7/29/2019 Gizi Buruk Anak

    24/57

    24

    Pilihan antibiotik spektrum luas

    Jika tidak ada komplikasi atau tidak ada infeksi nyata, beri Kotrimoksazol peroral (25 mg SMZ + 5 mg TMP/kgBB setiap 12 jam selama 5 hari.

    Jika ada komplikasi (hipoglikemia, hipotermia, atau anak terlihat letargis atautampak sakit berat), atau jelas ada infeksi, beri:

    - Ampisilin (50 mg/kgBB IM/IV setiap 6 jam selama 2 hari), dilanjutkandengan Amoksisilin oral (15 mg/kgBB setiap 8 jam selama 5 hari) ATAU,

    jika tidak tersedia amoksisilin, beri Ampisilin per oral (50 mg/kgBB setiap

    6 jam selama 5 hari) sehingga total selama 7 hari, DITAMBAH:

    - Gentamisin (7.5 mg/kgBB/hari IM/IV) setiap hari selama 7 hari.Catatan: Jika anak anuria/oliguria, tunda pemberian gentamisin dosis ke-

    2 sampai ada diuresis untuk mencegah efek samping/toksik gentamisin

    Jika anak tidak membaik dalam waktu 48 jam, tambahkan Kloramfenikol (25mg/kgBB IM/IV setiap 8 jam) selama 5 hari.

    Jika diduga meningitis, lakukan pungsi lumbal untuk memastikan dan obati

    dengan Kloramfenikol (25 mg/kg setiap 6 jam) selama 10 hari.

    Jika ditemukan infeksi spesifik lainnya (seperti pneumonia, tuberkulosis, malaria,

    disentri, infeksi kulit atau jaringan lunak), beri antibiotik yang sesuai.

    UMUR

    ATAU

    BERAT BADAN

    KOTRIMOKSASOL

    (Trimetoprim + Sulfametoksazol)

    Beri 2 kali sehari selama 5 hariAMOKSISILIN

    Beri 3 kalisehari untuk

    5 hari

    Tablet dewasa

    80 mg trimetoprim + 400 mg

    sulfametok

    sazol

    Tablet Anak

    20 mg trimetoprim + 100 mg

    sulfametok

    sazol

    Sirup/5ml

    40 mg trimetoprim + 200 mg

    sulfametok

    sazol

    Sirup

    125 mgper 5 ml

    2 sampai 4 bulan(4 - < 6 kg) 1 2,5 ml 2,5 ml

    4 sampai 12 bulan

    (6 - < 10 Kg) 2 5 ml 5 ml

    12 bln s/d 5 thn(10 - < 19 Kg) 1 3 7,5 ml 10 ml

  • 7/29/2019 Gizi Buruk Anak

    25/57

    25

    Beri obat antimalaria bila pada apusan darah tepi ditemukan parasit malaria.

    Walaupun tuberkulosis merupakan penyakit yang umum terdapat, obat anti

    tuberkulosis hanya diberikan bila anak terbukti atau sangat diduga menderita

    tuberkulosis.

    Pengobatan terhadap parasit cacing

    Jika terdapat bukti adanya infestasi cacing, beri mebendazol (100 mg/kgBB)

    selama 3 hari atau albendazol (20 mg/kgBB dosis tunggal). Beri mebendazol

    setelah 7 hari perawatan, walaupun belum terbukti adanya infestasi cacing.

    Pemantauan

    Jika terdapat anoreksia setelah pemberian antibiotik di atas, lanjutkan pengobatan

    sampai seluruhnya 10 hari penuh. Jika nafsu makan belum membaik, lakukan

    penilaian ulang menyeluruh pada anak.

    Defisiensi zat gizi mikro

    Semua anak gizi buruk mengalami defisiensi vitamin dan mineral. Meskipun

    sering ditemukan anemia, jangan beri zat besi pada fase awal, tetapi tunggu

    sampai anak mempunyai nafsu makan yang baik dan mulai bertambah berat

    badannya (biasanya pada minggu kedua, mulai fase rehabilitasi), karena zat besi

    dapat memperparah infeksi.

    Tatalaksana

    Berikan setiap hari paling sedikit dalam 2 minggu:

    Multivitamin Asam folat (5 mg pada hari 1, dan selanjutnya 1 mg/hari)

    Seng (2 mg Zn elemental/kgBB/hari) Tembaga (0.3 mg Cu/kgBB/hari) Ferosulfat 3 mg/kgBB/hari setelah berat badan naik (mulai fase rehabilitasi) Vitamin A: diberikan secara oral pada hari ke 1

  • 7/29/2019 Gizi Buruk Anak

    26/57

    26

    Jika ada gejala defisiensi vitamin A, atau pernah sakit campak dalam 3 bulan

    terakhir, beri vitamin A dengan dosis sesuai umur pada hari ke 1, 2, dan 15.

    UMUR

    DAN

    BERAT BADAN

    TABLET BESI/FOLAT

    Sulfas ferosus 200 mg + 0,25mg Asam Folat

    Berikan 3 kali sehari

    SIRUP BESI

    Sulfas ferosus 150 ml Berikan 3 kali sehari

    6 sampai 12 bulan

    (7 - < 10 Kg)

    tablet 2,5 ml (1/2 sendok teh)

    12 bulan sampai 5 tahun tablet 5 ml (1 sendok teh)

    Bila anak diduga menderita kecacingan berikan Pirantel Pamoat dengan dosistunggal sebagai berikut :

    Vitamin A oral berikan 1 kali dengan dosis

    Pemberian makanan awal

    Pada fase awal, pemberian makan (formula) harus diberikan secara hati-hati sebab

    keadaan fisiologis anak masih rapuh.

    UMUR ATAU BERAT BADAN PIRANTEL PAMOAT (125mg/tablet)

    (DOSIS TUNGGAL)

    4 bulan sampai 9 bulan (6-

  • 7/29/2019 Gizi Buruk Anak

    27/57

    27

    Tatalaksana

    Sifat utama yang menonjol dari pemberian makan awal adalah:

    Makanan dalam jumlah sedikit tetapi sering dan rendah osmolaritas maupun

    rendah laktosa

    Berikan secara oral atau melalui NGT, hindari penggunaan parenteral

    Energi: 100 kkal/kgBB/hari

    Protein: 1-1.5 g/kgBB/hari

    Cairan: 130 ml/kgBB/hari (bila ada edema berat beri 100 ml/kgBB/hari)

    Jika anak masih mendapat ASI, lanjutkan, tetapi pastikan bahwa jumlah F-75

    yang ditentukan harus dipenuhi.

    Pemberian makan sepanjang malam hari sangat penting agar anak tidak terlalu

    lama tanpa pemberian makan (puasa dapat meningkatkan risiko kematian).

    Apabila pemberian makanan per oral pada fase awal tidak mencapai kebutuhan

    minimal (80 kkal/kgBB/hari), berikan sisanya melalui NGT. Janganmelebihi 100

    kkal/kgBB/hari pada fase awal ini.

    Pada cuaca yang sangat panas dan anak berkeringat banyak maka anak perlu

    mendapat ekstra air/cairan.

    Pemantauan

    Pantau dan catat setiap hari:

    Jumlah makanan yang diberikan dan dihabiskan

    Muntah Frekuensi defekasi dan konsistensi feses

    Berat badan.

    Tumbuh kejar

    Tanda yang menunjukkan bahwa anak telah mencapai fase ini adalah:

    Kembalinya nafsu makan

  • 7/29/2019 Gizi Buruk Anak

    28/57

    28

    Edema minimal atau hilang.

    Tatalaksana

    Lakukan transisi secara bertahap dari formula awal (F-75) ke formula tumbuh-kejar (F-100) (fase transisi):

    Ganti F 75 dengan F 100. Beri F-100 sejumlah yang sama dengan F-75 selama2 hari berturutan.

    Selanjutnya naikkan jumlah F-100 sebanyak 10 ml setiap kali pemberiansampai anak tidak mampu menghabiskan atau tersisa sedikit. Biasanya hal ini

    terjadi ketika pemberian formula mencapai 200 ml/kgBB/hari.

    Dapat pula digunakan bubur atau makanan pendamping ASI yangdimodifikasi sehingga kandungan energi dan proteinnya sebanding dengan F-

    100.

    Setelah transisi bertahap, beri anak:

    pemberian makan yang sering dengan jumlah tidak terbatas (sesuaikemampuan anak).

    energi: 150-220 kkal/kgBB/hari. protein: 4-6 g/kgBB/hari.

    Bila anak masih mendapat ASI, lanjutkan pemberian ASI tetapi pastikan anak

    sudah mendapat F-100 sesuai kebutuhan karena ASI tidak mengandung cukup

    energi untuk menunjang tumbuh-kejar. Makanan-terapeutik-siap-saji (ready to use

    therapeutic food= RUTF) yang mengandung energi sebanyak 500 kkal/sachet 92

    g dapat digunakan pada fase rehabilitasi.

  • 7/29/2019 Gizi Buruk Anak

    29/57

    29

    Pemantauan

    Hindari terjadinya gagal jantung. Amati gejala dini gagal jantung (nadi cepat

    dan napas cepat).Jika nadi maupun frekuensi napas meningkat (pernapasan naik

    5x/menit dan nadi naik 25x/menit), dan kenaikan ini menetap selama 2 kali

    pemeriksaan dengan jarak 4 jam berturut-turut, maka hal ini merupakan tanda

    bahaya (cari penyebabnya).

    Lakukan segera:

    kurangi volume makanan menjadi 100 ml/kgBB/hari selama 24 jam

    kemudian, tingkatkan perlahan-lahan sebagai berikut:

    - 115 ml/kgBB/hari selama 24 jam berikutnya- 130 ml/kgBB/hari selama 48 jam berikutnya- selanjutnya, tingkatkan setiap kali makan dengan 10 ml sebagaimana

    dijelaskan sebelumnya.

    - atasi penyebab.

    Penilaian kemajuan

    Kemajuan terapi dinilai dari kecepatan kenaikan berat badan setelah tahap transisi

    dan mendapat F-100: Timbang dan catat berat badan setiap pagi sebelum diberi makan. Hitung dan catat kenaikan berat badan setiap 3 hari dalam gram/kgBB/hari; Jika kenaikan berat badan:

    - kurang (< 5 g/kgBB/hari), anak membutuhkan penilaian ulang lengkap.- sedang (5-10 g/kgBB/hari), periksa apakah target asupan terpenuhi, atau

    mungkin ada infeksi yang tidak terdeteksi.

  • 7/29/2019 Gizi Buruk Anak

    30/57

    30

    - baik (> 10 g/kgBB/hari).

    Stimulasi sensorik dan dukungan emosional

    Pada KEP berat/gizi buruk terjadi keterlambatan perkembangan mental dan

    perilaku, karenanya berikan :

    - Kasih sayang- Ciptakan lingkungan yang menyenangkan- Lakukan terapi bermain terstruktur selama 1530 menit/hari- Rencanakan aktifitas fisik segera setelah sembuh- Tingkatkan keterlibatan ibu (memberi makan, memandikan, bermain dsb)

    8. PrognosisMalnutrisi yang hebat mempunyai angka kematian yang tinggi, kematian

    sering disebabkan oleh karena infeksi; sering tidak dapat dibedakan antara

    kematian karena infeksi atau karena malnutrisi sendiri.

    Prognosis tergantung dari stadium saat pengobatan mulai dilaksanakan. Dalam

    beberapa hal walaupun kelihatannya pengobatan adekuat, bila penyakitnya

    progesif kematian tidak dapat dihindari, mungkin disebabkan perubahan yang

    irreversibel dari set-sel tubuh akibat under nutrition.

    Gangguan Pertumbuhan Dan Perkembangan Pada Anak

    1. Pengertian Pertumbuhan dan PerkembanganAnak memiliki suatu ciri yang khas yaitu selalu tumbuh dan berkembang

    sejak konsepsi sampai berakhirnya masa remaja. Hal ini yang membedakan anakdengan dewasa. Anak bukan dewasa kecil. Anak menunjukkan ciri-ciri

    pertumbuhan dan perkembangan yang sesuai dengan usianya.

    Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan

    interselular, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau

    keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat.

  • 7/29/2019 Gizi Buruk Anak

    31/57

    31

    Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih

    kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta

    sosialisasi dan kemandirian.

    Pertumbuhan terjadi secara simultan dengan perkembangan. Berbeda dengan

    pertumbuhan, perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf

    pusat dengan organ yang dipengaruhinya, misalnya perkembangan sistem

    neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi dan sosialisasi. Kesemua fungsi

    tersebut berperan penting dalam kehidupan manusia yang utuh.

    2. Ciri-ciri dan Prinsip-prinsip Tumbuh Kembang Anak.Proses tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling

    berkaitan. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut:

    Perkembangan menimbulkan perubahan.Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap pertumbuhan

    disertai dengan perubahan fungsi. Misalnya perkembangan intelegensia pada

    seorang anak akan menyertai pertumbuhan otak dan serabut saraf.

    Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembanganselanjutnya.

    Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia

    melewati tahapan sebelumnya. Sebagai contoh, seorang anak tidak akan bisa

    berjalan sebelum ia bisa berdiri. Seorang anak tidak akan bisa berdiri jika

    pertumbuhan kaki dan bagian tubuh lain yang terkait dengan fungsi berdiri

    anak terhambat. Karena itu perkembangan awal ini merupakan masa kritis

    karena akan menentukan perkembangan selanjutnya.

    Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda.Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan yang

    berbeda-beda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi

    organ dan perkembangan pada masing-masing anak.

    Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan.Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun demikian,

    terjadi peningkatan mental, memori, daya nalar, asosiasi dan lain-lain. Anak

  • 7/29/2019 Gizi Buruk Anak

    32/57

    32

    sehat, bertambah umur, bertambah berat dan tinggi badannya serta bertambah

    kepandaiannya.

    Perkembangan mempunyai pola yang tetap.Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang tetap,

    yaitu:

    a. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju ke

    arah kaudal/anggota tubuh (pola sefalokaudal).

    b. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak kasar) lalu

    berkembang ke bagian distal seperti jari-jari yang mempunyai kemampuan

    gerak halus (pola proksimodistal).

    Perkembangan memiliki tahap yang berurutan.Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan.

    Tahap-tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik, misalnya anak terlebih dahulu

    mampu membuat lingkaran sebelum mampu membuat gambar kotak, anak

    mampu berdiri sebelum berjalan dan sebagainya.

    Proses tumbuh kembang anak juga mempunyai prinsip-prinsip yang saling

    berkaitan. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:

    Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar.Kematangan merupakan proses intrinsik yang terjadi dengan sendirinya,

    sesuai dengan potensi yang ada pada individu. Belajar merupakan

    perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha. Melalui belajar, anak

    memperoleh kemampuan menggunakan sumber yang diwariskan dan potensi

    yang dimiliki anak.

    Pola perkembangan dapat diramalkan.Terdapat persamaan pola perkembangan bagi semua anak. Dengan demikian

    perkembangan seorang anak dapat diramalkan. Perkembangan berlangsung

    dari tahapan umum ke tahapan spesifik, dan terjadi berkesinambungan.

    3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Tumbuh Kembang Anak.Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan normal

    yang merupakan hasil interaksi banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan

    dan perkembangan anak. Adapun faktor-faktor tersebut antara lain:

  • 7/29/2019 Gizi Buruk Anak

    33/57

    33

    Faktor dalam (internal) yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak. Ras/etnik atau bangsa. Anak yang dilahirkan dari ras/bangsa Amerika,

    maka ia tidak memiliki faktor herediter ras/bangsa Indonesia atau

    sebaliknya.

    Keluarga. Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh tinggi,pendek, gemuk atau kurus.

    Umur. Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal,tahun pertama kehidupan dan masa remaja.

    Jenis kelamin. Fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang lebihcepat daripada laki-laki. Tetapi setelah melewati masa pubertas,

    pertumbuhan anak laki-laki akan lebih cepat.

    Genetik. Genetik (heredokonstitusional) adalah bawaan anak yaitu potensianak yang akan menjadi ciri khasnya. Ada beberapa kelainan genetik yang

    berpengaruh pada tumbuh kembang anak seperti kerdil.

    Kelainan kromosom. Kelainan kromosom umumnya disertai dengankegagalan pertumbuhan seperti pada sindroma Downs dan sindroma

    Turners.

    Faktor luar (eksternal). Faktor Prenatal

    Gizi. Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan akanmempengaruhi pertumbuhan janin.

    Mekanis. Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainankongenital seperti club foot.

    Toksin/zat kimia. Beberapa obat-obatan seperti Aminopterin,Thalidomid dapat menyebabkan kelainan kongenital seperti

    palatoskisis.

    Endokrin. Diabetes melitus dapat menyebabkan makrosomia,kardiomegali, hiperplasia adrenal.

    Radiasi. Paparan radium dan sinar Rontgen dapat mengakibatkankelainan pada janin seperti mikrosefali, spina bifida, retardasi mental

  • 7/29/2019 Gizi Buruk Anak

    34/57

    34

    dan deformitas anggota gerak, kelainan kongential mata, kelainan

    jantung.

    Infeksi. Infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH(Toksoplasma, Rubella, Sitomegalo virus, Herpes simpleks) dapat

    menyebabkan kelainan pada janin: katarak, bisu tuli, mikrosefali,

    retardasi mental dan kelainan jantung kongenital.

    Kelainan imunologi. Eritobaltosis fetalis timbul atas dasar perbedaangolongan darah antara janin dan ibu sehingga ibu membentuk antibodi

    terhadap sel darah merah janin, kemudian melalui plasenta masuk

    dalam peredaran darah janin dan akan menyebabkan hemolisis yang

    selanjutnya mengakibatkan hiperbilirubinemia dan Kern icterus yang

    akan menyebabkan kerusakan jaringan otak.

    Anoksia embrio. Anoksia embrio yang disebabkan oleh gangguanfungsi plasenta menyebabkan pertumbuhan terganggu.

    Psikologi ibu. Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuansalah/kekerasan mental pada ibu hamil dan lain-lain.

    Faktor Persalinan. Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala,asfiksia dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak.

    Faktor Pascasalin Gizi. Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang

    adekuat.

    Penyakit kronis/ kelainan kongenital. Tuberkulosis, anemia, kelainanjantung bawaan mengakibatkan retardasi pertumbuhan jasmani.

    Lingkungan fisis dan kimia. Lingkungan sering disebut melieu adalahtempat anak tersebut hidup yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhandasar anak (provider). Sanitasi lingkungan yang kurang baik,

    kurangnya sinar matahari, paparan sinar radioaktif, zat kimia tertentu

    (Pb, Mercuri, rokok, dll) mempunyai dampak yang negatif terhadap

    pertumbuhan anak.

    Psikologis. Hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang anakyang tidak dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang selalu

  • 7/29/2019 Gizi Buruk Anak

    35/57

    35

    merasa tertekan, akan mengalami hambatan di dalam pertumbuhan dan

    perkembangannya.

    Endokrin. Gangguan hormon, misalnya pada penyakit hipotiroid akanmenyebabkan anak mengalami hambatan pertumbuhan.

    Sosio-ekonomi. Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekuranganmakanan, kesehatan lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan, akan

    menghambat pertumbuhan anak.

    Lingkungan pengasuhan. Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu-anak sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak.

    Stimulasi. Perkembangan memerlukan rangsangan/stimulasikhususnya dalam keluarga, misalnya penyediaan alat mainan,

    sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain terhadap

    kegiatan anak.

    Obat-obatan. Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambatpertumbuhan, demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang

    terhadap susunan saraf yang menyebabkan terhambatnya produksi

    hormon pertumbuhan.

    4. Aspek-aspek Perkembangan yang Dipantau. Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan

    kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan

    otot-otot besar seperti duduk, berdiri, dan sebagainya.

    Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengankemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian

    tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukankoordinasi yang cermat seperti mengamati sesuatu, menjimpit, menulis,

    dan sebagainya.

    Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan dengankemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, berbicara,

    berkomunikasi, mengikuti perintah dan sebagainya.

  • 7/29/2019 Gizi Buruk Anak

    36/57

    36

    Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengankemampuan mandiri anak (makan sendiri, membereskan mainan selesai

    bermain), berpisah dengan ibu/pengasuh anak, bersosialisasi dan

    berinteraksi dengan lingkungannya, dan sebagainya.

    5. Periode Tumbuh Kembang Anak.Tumbuh-Kembang anak berlangsung secara teratur, saling berkaitan dan

    berkesinambungan yang dimulai sejak konsepsi sampai dewasa.Tumbuh kembang

    anak terbagi dalam beberapa periode. Berdasarkan beberapa kepustakaan, maka

    periode tumbuh kembang anak adalah sebagai berikut:

    - Masa prenatal atau masa intra uterin (masa janin dalam kandungan).Masa ini dibagi menjadi 3 periode, yaitu :

    Masa zigot/mudigah, sejak saat konsepsi sampai umur kehamilan 2minggu.

    Masa embrio, sejak umur kehamilan 2 minggu sampai 8/12 minggu.Ovum yang telah dibuahi dengan cepat akan menjadi suatu organisme,

    terjadi diferensiasi yang berlangsung dengan cepat, terbentuk sistem organ

    dalam tubuh.

    Masa janin/fetus, sejak umur kehamilan 9/12 minggu sampai akhirkehamilan. Masa ini terdiri dari 2 periode yaitu:

    o Masa fetus dini yaitu sejak umur kehamilan 9 minggu sampaitrimester ke-2 kehidupan intra uterin. Pada masa ini terjadi percepatan

    pertumbuhan, pembentukan jasad manusia sempurna. Alat tubuh telah

    terbentuk serta mulai berfungsi.

    oMasa fetus lanjut yaitu trimester akhir kehamilan. Pada masa ini

    pertumbuhan berlangsung pesat disertai perkembangan fungsi-fungsi.

    Terjadi transfer Imunoglobin G (Ig G) dari darah ibu melalui plasenta.

    Akumulasi aasam lemak esensial seri Omega 3 (Docosa Hexanic Acid)

    dan Omega 6 (Arachidonic Acid) pada otak dan retina.

    Periode yang paling penting dalam masa prenatal adalah trimester pertama

    kehamilan. Pada periode ini pertumbuhan otak janin sangat peka terhadap

  • 7/29/2019 Gizi Buruk Anak

    37/57

    37

    pengaruh lingkungan janin. Gizi kurang pada ibu hamil, infeksi, merokok dan

    asap rokok, minuman beralkohol, obat-obat, bahan-bahan toksik, pola asuh,

    depresi berat, faktor psikologis seperti kekerasan terhadap ibu hamil, dapat

    menimbulkan pengaruh buruk bagi pertumbuhan janin dan kehamilan. Pada

    setiap ibu hamil, dianjurkan untuk selalu memperhatikan gerakan janin setelah

    kehamilan 5 bulan.

    Agar janin dalam kandungan tumbuh dan berkembang menjadi anak sehat,

    maka selama masa intra uterin, seorang ibu diharapkan:

    Menjaga kesehatannya dengan baik. Selalu berada dalam lingkungan yang menyenangkan. Mendapat nutrisi yang sehat untuk janin yang dikandungnya. Memeriksa kesehatannya secara teratur ke sarana kesehatan. Memberi stimulasi dini terhadap janin. Tidak mengalami kekurangan kasih sayang dari suami dan keluarganya. Menghindari stres baik fisik maupun psikis. Tidak bekerja berat yang dapat membahayakan kondisi kehamilannya.

    - Masa bayi (infancy) umur 0 sampai 11 bulan.Masa ini dibagi menjadi 2 periode, yaitu :

    Masa neonatal, umur 0 sampai 28 hari. Pada masa ini terjadi adaptasiterhadap lingkungan dan terjadi perubahan sirkulasi darah, serta mulainya

    berfungsi organ-organ. Masa neonatal dibagi menjadi 2 periode:

    Masa neonatal dini, umur 0 - 7 hari.

    Masa neonatal lanjut, umur 8 - 28 hari.

    Hal yang paling penting agar bayi lahir tumbuh dan berkembang menjadianak sehat adalah:

    Bayi lahir ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih, di sarana

    kesehatan yang memadai.

    Untuk mengantisipasi risiko buruk pada bayi saat dilahirkan, jangan

    terlambat pergi ke sarana kesehatan bila dirasakan sudah saatnya untuk

    melahirkan.

  • 7/29/2019 Gizi Buruk Anak

    38/57

    38

    Saat melahirkan sebaiknya didampingi oleh keluarga yang dapat

    menenangkan perasaan ibu.

    Sambutlah kelahiran anak dengan perasaan penuh suka cita dan penuh

    rasa syukur. Lingkungan yang seperti ini sangat membantu jiwa ibu dan

    bayi yang dilahirkannya.

    Berikan ASI sesegera mungkin. Perhatikan refleks menghisap

    diperhatikan oleh karena berhubungan dengan masalah pemberian ASI.

    Masa post (pasca) neonatal, umur 29 hari sampai 11 bulan. Pada masa initerjadi pertumbuhan yang pesat dan proses pematangan berlangsung secara

    terus menerus terutama meningkatnya fungsi sistem saraf. Seorang bayi

    sangat bergantung pada orang tua dan keluarga sebagai unit pertama yang

    dikenalnya. Beruntunglah bayi yang mempunyai orang tua yang hidup

    rukun, bahagia dan memberikan yang terbaik untuk anak.

    Pada masa ini, kebutuhan akan pemeliharaan kesehatan bayi, mendapat

    ASI eksklusif selama 6 bulan penuh, diperkenalkan kepada makanan

    pendamping ASI sesuai umurnya, diberikan imunisasi sesuai jadwal,

    mendapat pola asuh yang sesuai.

    Masa bayi adalah masa dimana kontak erat antara ibu dan anak terjalin,sehingga dalam masa ini, pengaruh ibu dalam mendidik anak sangat besar.

    - Masa anak dibawah lima tahun (anak balita, umur 12-59 bulan).Pada masa ini, kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan terdapat kemajuan

    dalam perkembangan motorik (gerak kasar dan gerak halus) serta fungsi

    ekskresi.

    Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah pada masa balita.

    Pertumbuhan dasar yang berlangsung pada masa balita akan mempengaruhidan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Setelah lahir terutama pada

    3 tahun pertama kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak

    masih berlangsung; dan terjadi pertumbuhan serabut serabut syaraf dan

    cabang-cabangnya, sehingga terbentuk jaringan syaraf dan otak yang

    kompleks. Jumlah dan pengaturan hubungan-hubungan antar sel syaraf ini

    akan sangat mempengaruhi segala kinerja otak, mulai dari kemampuan belajar

  • 7/29/2019 Gizi Buruk Anak

    39/57

    39

    berjalan, mengenal huruf, hingga bersosialisasi. Pada masa balita,

    perkembangan kemampuan bicara dan bahasa, kreativitas, kesadaran sosial,

    emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan

    perkembangan berikutnya.

    Perkembangan moral serta dasar-dasar kepribadian anak juga dibentuk pada

    masa ini, sehingga setiap kelainan/penyimpangan sekecil apapun apabila

    tidak dideteksi apalagi tidak ditangani dengan baik, akan mengurangi kualitas

    sumber daya manusia dikemudian hari.

    - Masa anak prasekolah (anak umur 60-72 bulan).Pada masa ini, pertumbuhan berlangsung dengan stabil. Terjadi perkembangan

    dengan aktivitas jasmani yang bertambah dan meningkatnya ketrampilan dan

    proses berfikir. Memasuki masa prasekolah, anak mulai menunjukkan

    keinginannya, seiring dengan pertumbuhan dan perkembangannya.

    Pada masa ini, selain lingkungan di dalam rumah maka lingkungan di luar

    rumah mulai diperkenalkan. Anak mulai senang bermain di luar rumah. Anak

    mulai berteman, bahkan banyak keluarga yang menghabiskan sebagian besar

    waktu anak bermain di luar rumah dengan cara membawa anak ke taman-

    taman bermain, taman-taman kota, atau ke tempat-tempat yang menyediakan

    fasilitas permainan untuk anak. Sepatutnya lingkungan-lingkungan tersebut

    menciptakan suasana bermain yang bersahabat untuk anak (child friendly

    environment). Semakin banyak taman kota atau taman bermain dibangun

    untuk anak, semakin baik untuk menunjang kebutuhan anak.

    Pada masa ini anak dipersiapkan untuk sekolah, untuk itu panca indra dan

    sistim reseptor penerima rangsangan serta proses memori harus sudah siap

    sehingga anak mampu belajar dengan baik. Perlu diperhatikan bahwa prosesbelajar pada masa ini adalah dengan cara bermain.

    Orang tua dan keluarga diharapkan dapat memantau pertumbuhan dan

    perkembangan anaknya, agar dapat dilakukan intervensi dini bila anak

    mengalami kelainan atau gangguan.

  • 7/29/2019 Gizi Buruk Anak

    40/57

    40

    6. Tahapan Perkembangan Anak Menurut UmurUmur 0-3 bulan

    o Mengangkat kepala setinggi 45 .

    o Menggerakkan kepala dari kiri/kanan ke tengah.

    o Melihat dan menatap wajah anda.

    o Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh.

    o Suka tertawa keras.

    o Bereaksi terkejut terhadap suara keras.

    o Membalas tersenyum ketika diajak bicara/tersenyum.

    o Mengenal ibu dengan penglihatan, penciuman, pendengaran, kontak

    Umur 3-6 bulan

    o Berbalik dari telungkup ke telentang.

    o Mengangkat kepala setinggi 90o.

    o Mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil.

    o Menggenggam pensil.

    o Meraih benda yang ada dalam jangkauannya.

    o Memegang tangannya sendiri.

    o Berusaha memperluas pandangan.

    o Mengarahkan matanya pada benda-benda kecil.

    o Mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau memekik.

    o Tersenyum ketika melihat mainan/gambar yang menarik saat bermain sendiri.

    Umur 6-9 bulan

    o Duduk (sikap tripoidsendiri).

    o Belajar berdiri, kedua kakinya menyangga sebagian berat badan.

    o Merangkak meraih mainan atau mendekati seseorang.o Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya.

    o Memungut 2 benda, masing-masing tangan pegang 1 benda pada saat yang bersamaan.

    o Memungut benda sebesar kacang dengan cara meraup.

    o Bersuara tanpa arti, mamama, bababa, dadada, tatatata.

    o Mencari mainan/benda yang dijatuhkan.

    o Bermain tepuk tangan/ciluk ba.

  • 7/29/2019 Gizi Buruk Anak

    41/57

    41

    o Bergembira dengan melempar benda.

    o Makan kue sendiri.

    Umur 9-12 bulan

    o Mengangkat badannya ke posisi berdiri.

    o Belajar berdiri selama 30 detik atau berpegangan di kursi.

    o Dapat berjalan dengan dituntun.

    o Mengulurkan lengan/badan untuk meraih mainan yang diinginkan.

    o Mengenggam erat pensil.

    o Memasukkan benda ke mulut.

    o Mengulang menirukan bunyi yang didengar.

    o Menyebut 2-3 suku kata yang sama tanpa arti.

    o Mengeksplorasi sekitar, ingin tahu, ingin menyentuh apa saja.

    o Bereaksi terhadap suara yang perlahan atau bisikan.

    o Senang diajak bermain CILUK BA

    o Mengenal anggota keluarga, takut pada orang yang belum dikenal.

    Umur 12-18 bulan

    o Berdiri sendiri tanpa berpegangan.

    o Membungkuk memungut mainan kemudian berdiri kembali.

    o Berjalan mundur 5 langkah.

    o Memanggil ayah dengan kata papa, memanggil ibu dengan kata mama.

    o Menumpuk 2 kubus.

    o Memasukkan kubus di kotak.

    o Menunjuk apa yang diinginkan tanpa menangis/merengek, anak bisa mengeluarkan suara yan

    o Memperlihatkan rasa cemburu / bersaing.

    Umur 18-24 bulano Berdiri sendiri tanpa berpegangan 30 detik.

    o Berjalan tanpa terhuyung-huyung.

    o Bertepuk tangan, melambai-lambai.

    o Menumpuk 4 buah kubus.

    o Memungut benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk.

    o Menggelindingkan bola kearah sasaran.

  • 7/29/2019 Gizi Buruk Anak

    42/57

    42

    o Menyebut 36 kata yang mempunyai arti.

    o Membantu/menirukan pekerjaan rumah tangga.

    o Memegang cangkir sendiri, belajar makan - minum sendiri.

    Umur 24-36 bulan

    o Jalan naik tangga sendiri.

    o Dapat bermain dan menendang bola kecil.

    o Mencoret-coret pensil pada kertas.

    o Bicara dengan baik, menggunakan 2 kata.

    o Dapat menunjuk 1 atau lebih bagian tubuhnya ketika diminta.

    o Melihat gambar dan dapat menyebut dengan benar nama 2 benda atau lebih.

    o Membantu memungut mainannya sendiri atau membantu mengangkat piring jika diminta.

    o Makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah.

    o Melepas pakaiannya sendiri.

    Umur 36-48 bulan

    o Berdiri 1 kaki 2 detik

    o Melompat kedua kaki diangkat

    o Mengayuh sepeda roda tiga.

    o Menggambar garis lurus

    o Menumpuk 8 buah kubus.

    o Mengenal 2-4 warna.

    o Menyebut nama, umur, tempat.

    o Mengerti arti kata di atas, di bawah, di depan.

    o Mendengarkan cerita.

    o Mencuci dan mengeringkan tangan sendiri

    o Bermain bersama teman, mengikuti aturan permainano Mengenakan sepatu sendiri.

    o Mengenakan celana panjang, kemeja, baju

    Umur 48-60 bulan

    o Berdiri 1 kaki 6 detik.

    o Melompat-lompat 1 kaki.

    o Menari.

  • 7/29/2019 Gizi Buruk Anak

    43/57

    43

    o Menggambar tanda silang.

    o Menggambar lingkaran.

    o Menggambar orang dengan 3 bagian tubuh.

    o Mengancing baju atau pakaian boneka.

    o Menyebut nama lengkap tanpa dibantu

    o Senang menyebut kata-kata baru.

    o Senang bertanya tentang sesuatu

    o Menjawab pertanyaan dengan kata-kata yang benar.

    o Bicaranya mudah dimengerti

    o Bisa membandingkan/membedakan sesuatu dari ukuran dan bentuknya

    o Menyebut angka, menghitung jari

    o Menyebut nama-nama hari

    o Berpakaian sendiri tanpa dibantu.

    o Menggosok gigi tanpa dibantu.

    o Bereaksi tenang dan tidak rewel ketika ditinggal ibu.

    Umur 60-72 bulan

    o Berjalan lurus.

    o Berdiri dengan 1 kaki selama 11 detik.

    o Menggambar dengan 6 bagian, menggambar orang lengkap

    o Menangkap bola kecil dengan kedua tangan

    o Menggambar segi empat.

    o Mengerti arti lawan kata

    o Mengerti pembicaraan yang menggunakan 7 kata atau lebih

    o Menjawab pertanyaan tentang benda terbuat dari apa dan kegunaannya.

    o Mengenal angka, bisa menghitung angka 5 -10o Mengenal warna-warni

    o Mengungkapkan simpati

    o Mengikuti aturan permainan

    o Berpakaian sendiri tanpa dibantu

  • 7/29/2019 Gizi Buruk Anak

    44/57

    44

    7. Skrining Perkembangan AnakDeteksi perkembangan anak untuk tes psikomotorik dengan menggunakan

    Denver Developmental Screening test II (DDST II), yaitu salah satu tes metode

    skrening yang sering digunakan untuk menilai perkembangan anak mulai usia 1

    bulan sampai 6 tahun. Perkembangan yang dinilai meliputi perkembangan

    personal sosial, motorik halus, motorik kasar, dan bahasa pada anak. DDST II

    merupakan salah satu tes psikomotorik yang sering digunakan di klinik atau

    rumah sakit bagi tumbuh kembang anak.

    Denver II adalah revisi utama dari standardisasi ulang dari Denver Development

    Screening Test (DDST) dan Revisied Denver Developmental Screening Test

    (DDST-R). Adalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan

    perkembangan anak. Tes ini bukan tes diagnostik atau tes IQ. Waktu yang

    dibutuhkan 15-20 menit.

    a. Aspek Perkembangan yang dinilaiTerdiri dari 125 tugas perkembangan.Tugas yang diperiksa setiap kali skrining

    hanya berkisar 25-30 tugas. Ada 4 sektor perkembangan yang dinilai:

    - Personal Social(perilaku sosial)Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan

    berinteraksi dengan lingkungannya.

    - Fine Motor Adaptive (gerakan motorik halus)Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu,

    melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan

    dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.

    - Language (bahasa)Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintahdan berbicara spontan

    - Gross motor(gerakan motorik kasar)Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.

    b. Alat yang digunakanAlat peraga: benang wol merah, kismis/ manik-manik, Peralatan makan,

    peralatan gosok gigi, kartu/ permainan ular tangga, pakaian, buku gambar/

  • 7/29/2019 Gizi Buruk Anak

    45/57

    45

    kertas, pensil, kubus warna merah-kuning-hijau-biru, kertas warna (tergantung

    usia kronologis anak saat diperiksa).

    Lembar formulir DDST II

    Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes

    dan cara penilaiannya.

    c. Prosedur DST terdiri dari 2 tahap, yaitu:

    1) Tahap pertama: secara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia:

    3-6 bulan. 9-12 bulan, 3-24 bulan, 3 tahun, 4 tahun, 5 tahun

    2) Tahap kedua: dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan

    perkembangan pada tahap pertama. Kemudian dilanjutkan dengan evaluasi

    diagnostik yang lengkap.

    d. Penilaian

    Jika Lulus (Passed = P), gagal (Fail = F), ataukah anak tidak mendapat

    kesempatan melakukan tugas (No Opportunity = NO).

    CARA PEMERIKSAAN DDST II

    Tetapkan umur kronologis anak, tanyakan tanggal lahir anak yang akan diperiksa.

    Gunakan patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12 bulan untuk satu tahun.

    Jika dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan ke bawah, jika sama

    dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan ke atas.

    Tarik garis berdasarkan umur kronologis yang memotong garis horisontal tugas

    perkembangan pada formulir DDST.

    Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P dan berapa yang F.

    Berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasikan dalam: Normal, Abnormal,Meragukan dan tidak dapat dites.

    1) Abnormal

    a) Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih

    b) Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan Plus 1

    sektor atau lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tersebut

    tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia .

  • 7/29/2019 Gizi Buruk Anak

    46/57

    46

    2) Meragukan

    a) Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih

    b) Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada sektor

    yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis

    vertikal usia.

    3) Tidak dapat dites

    Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau

    meragukan.

    4) Normal

    Semua yang tidak tercantum dalam kriteria di atas.

    Pada anak-anak yang lahir prematur, usia disesuaikan hanya sampai anak usia 2

    tahun.

    Interpretasi dari nilai Denver II

    Advanced : Melewati pokok secara lengkap ke kanan dari garis usia kronologis

    (dilewati pada kurang dari 25% anak pada usia lebih besar dari anak tersebut)

    OK : Melewati, gagal, atau menolak pokok yang dipotong berdasarkan garis usia

    antara persentil ke-25 dan ke-75

    Caution : Gagal atau menolak pokok yang dipotong berdasarkan garis usia

    kronologis di atas atau diantara persentil ke-75 dan ke-90

    Delay : Gagal pada suatu pokok secara menyeluruh ke arah kiri garis usia

    kronologis; penolakan ke kiri garis usia juga dapat dianggap sebagai kelambatan,

    karena alasan untuk menolak mungkin adalah ketidakmampuan untuk melakukan

    tugas tertentu

    Interpretasi tesNormal : Tidak ada kelambatan dan maksimum dari satu kewaspadaan

    Suspect : Satu atau lebih kelambatan dan/ atau dua atau lebih banyak

    kewaspadaan

    Untestable : Penolakan pada satu atau lebih pokok dengan lengkap ke kiri garis

    usia atau pada lebih dari satu pokok titik potong berdasarkan garis usia pada area

    75% sampai 90%

  • 7/29/2019 Gizi Buruk Anak

    47/57

    47

    Rekomendasi untuk rujukan tes Suspect dan Untestable: Skrining ulang pada 1

    sampai 2 minggu untuk mengesampingkan faktor temporer.

    8. Beberapa Gangguan Tumbuh-Kembang Yang Sering Ditemukan.1. Gangguan bicara dan bahasa.Kemampuan berbahasa merupakan indikator

    seluruh perkembangan anak. Karena kemampuan berbahasa sensitif

    terhadap keterlambatan atau kerusakan pada sistem lainnya, sebab

    melibatkan kemampuan kognitif, motor, psikologis, emosi dan lingkungan

  • 7/29/2019 Gizi Buruk Anak

    48/57

    48

    sekitar anak. Kurangnya stimulasi akan dapat menyebabkan gangguan

    bicara dan berbahasa bahkan gangguan ini dapat menetap.

    2. Cerebral palsy. Merupakan suatu kelainan gerakan dan postur tubuh yangtidak progresif, yang disebabkan oleh karena suatu kerusakan/gangguan

    pada sel-sel motorik pada susunan saraf pusat yang sedang tumbuh/belum

    selesai pertumbuhannya.

    3. Sindrom Down. Anak dengan Sindrom Down adalah individu yang dapatdikenal dari fenotipnya dan mempunyai kecerdasan yang terbatas, yang

    terjadi akibat adanya jumlah kromosom 21 yang berlebih.

    Perkembangannya lebih lambat dari anak yang normal. Beberapa faktor

    seperti kelainan jantung kongenital, hipotonia yang berat, masalah biologis

    atau lingkungan lainnya dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan

    motorik dan keterampilan untuk menolong diri sendiri.

    4. Perawakan Pendek. Short stature merupakan suatu terminologi mengenaitinggi badan yang berada di bawah persentil 3 atau -2 SD pada kurva

    pertumbuhan yang berlaku pada populasi tersebut. Penyebabnya dapat

    karena varisasi normal, gangguan gizi, kelainan kromosom, penyakit

    sistemik atau karena kelainan endokrin.

    5. Gangguan Autisme. Merupakan gangguan perkembangan pervasif padaanak yang gejalanya muncul sebelum anak berumur 3 tahun. Pervasif

    berarti meliputi seluruh aspek perkembangan sehingga gangguan tersebut

    sangat luas dan berat, yang mempengaruhi anak secara mendalam.

    Gangguan perkembangan yang ditemukan pada autisme mencakup bidang

    interaksi sosial, komunikasi dan perilaku.

    6.

    Retardasi Mental. Merupakan suatu kondisi yang ditandai olehintelegensia yang rendah (IQ < 70) yang menyebabkan ketidakmampuan

    individu untuk belajar dan beradaptasi terhadap tuntutan masyarakat atas

    kemampuan yang dianggap normal.

    7. Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)Merupakan gangguan dimana anak mengalami kesulitan untuk

    memusatkan perhatian yang seringkali disertai dengan hiperaktivitas.

  • 7/29/2019 Gizi Buruk Anak

    49/57

    49

    BAB III

    PEMBAHASAN

    4.1 Anamnesis

    Fakta Teori

    Pasien makan nasi dan laukpauk dan sayur sangat kurang.

    Pada pasien tidak didapatkankeluhan mual, muntah, ataupun

    diare yang lama.

    Pada pasien ada SOL danhidrosephalus

    Masukan makanan yang kurang, sepertijenis makanan dan jumlah makanan yang

    dimakan.

    Biasanya berhubungan dengan adanyagangguan penerimaan makanan,

    pencernaan makanan, ataupun penyerapan

    makanan seperti anoreksia, muntah atau

    diare yang lama.

    Ada tidaknya penyakit penyerta yangmungkin diderita sebelumnya.

    4.2 Pemeriksaan Fisik

    Fakta Teori

    Status gizi : gizi buruk

    Tampak old man face, kulit tampak

    kering dan keriput, rambut hitam

    tipis, tulang rusuk gambang

    (tampak lebih jelas), abdomen

    cekung,tangan dan kaki terlihat

    seperti kulit dengan tulang,

    terdapat baggy pant.

    Gejala marasmus :

    hilangnya lemak subkutan old manface

    Vena superficialis tampak lebih jelas,ubun-ubun besar cekung, tulang pipi dan

    dagu kelihatan menonjol, mata tampak

    besar dan dalam.

    Otot-otot lemah dan atropi, bersamaandengan hilangnya lemak subkutan maka

    anggota gerak terlihat seperti kulit

    dengan tulang, dan kulit kehilangan

    turgornya sehingga menjadi kerut dan

  • 7/29/2019 Gizi Buruk Anak

    50/57

    50

    longgar atau keriput.

    Tulang rusuk tampak lebih jelas. Dinding abdomen dapat

    kembung/membuncit, cekung atau datar,

    dengan gambaran usus yang jelas.

    Diare atau konstipasi Kadang-kadang tampak rambut yang

    kering,tipis, mudah rontok

    Baggy pant4.3 Diagnosis

    Fakta Teori

    Diagnosis marasmus :

    BB/TB < -3 SD atau

  • 7/29/2019 Gizi Buruk Anak

    51/57

    51

    4.4 Pemeriksaan penunjang

    Fakta Teori

    Darah Lengkap

    Fungsi hepar

    Radiologi

    Pemeriksaan laboratorium lain dapat

    dilakukan untuk mengetahui penyakit lain

    yang dapat memperparah seperti pada :

    pemeriksaan darah malariapemeriksaan darah lengkappemeriksaan fungsi hatipemeriksaan radiologi untuk mengetahui

    apakah ada pneumonia atau TB

    pemeriksaan tinja untuk mengetahuiapakah ada infeksi cacing serta

    pemeriksaan darah yang diperlukan untukdiagnosa penyakit penyerta.

    4.5 Penatalaksanaan

    Fakta Teori

    10 tatalaksana gizi buruk F 135 12 x 90 cc Trafusi PRC jika HB < 8 Microlax supp jika kontipasi IVFD Kaen 2B 59 tpm ped Inj. Cefotaxim 3c 200 mg IV Cotrimoksazol syr 3x cth I Paracetamol 3 x cth prn

    demam

    Pasang NGT, DC.

    12 x 50 cc F 75 Pada kasus gizi buruk, diberikan

    bertahap mengikuti fase

  • 7/29/2019 Gizi Buruk Anak

    52/57

    52

    stabilisasi, transisi dan

    rehabilitasi, yaitu 80-100

    kalori/kg BB, 150 kalori/ kg BB

    dan 200 kalori/ kg BB.

    Inj cefotaxim 3 x 200 mg

    Kotrimoksazol syr 3x I cth

    Antibiotik spektrum luas

    Jika tidak ada komplikasi atau

    tidak ada infeksi nyata, beri

    Kotrimoksazol per oral (25 mg

    SMZ + 5 mg TMP/kgBB setiap

    12 jam selama 5 hari.

    4.6 Prognosis

    Fakta Teori

    Dubia ad malam Penyakit yang mendasari Gizi Buruk adalah SOL

    dan hidrochephalus yang terlambat di tangani

    (penurunan kesadaran sudah terjadi sangat lama).

    Penyembuhan luka pasca operasi akan lebih lama

    karena adanya Gizi Buruk.

    Adanya penyakit pemberat seperti ulkus

    dekubitus dan keratomalasia

  • 7/29/2019 Gizi Buruk Anak

    53/57

    53

    LAMPIRAN

    - Berat Badan : 6,5 kg- Panjang Badan : 70 cm- Lingkar Kepala : 48,5 cm- Lingkar Lengan Atas : 7 cm- BMI : 13.3 kg/m2 (berat badan kurang)- Status Gizi : Gizi Buruk

    Z-score (lampiran)

    BB/TB : < -3SD

  • 7/29/2019 Gizi Buruk Anak

    54/57

    54

    BB/U : < -3SD

    TB/U : < -3SD

  • 7/29/2019 Gizi Buruk Anak

    55/57

    55

    BMI/U : < -3 SD

    LK/U : - 2 SD sampai + 2 SD

  • 7/29/2019 Gizi Buruk Anak

    56/57

    56

    DAFTAR PUSTAKA

    1. IDAI 2011.Buku ajar nutrisi pediatrik dan penyakit metabolik jilid I. Jakarta2. Nelson, behrman, & kliegman. 2000.Nelson teks book of pediatric. vol. 1. Ed

    15. alih bahasa A Samik Wahab. Jakarta. EGC.

    3. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 1985. Ilmu Kesehatan Anak. JilidI. FKUI. Jakarta.; 360-66.

    4. WHO. 2008. Buku saku pelayanan kesehatan anak di rumah sakit. Jakarta.Depkes RI.

    5. WHO. 2006. Child Growth Standards: Methods and development. Geneva:World Health Organization.

    6. Rusmil, K. 2006. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan IntervensiDini

    7. Tumbuh Kembang Anak Ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. DepartemenKesehatan RI

  • 7/29/2019 Gizi Buruk Anak

    57/57