GIZI BURUK
Pedoman Pelayanan Gizi di Puskemas
Latar Belakang
Masalah gizi pada balita di Indonesia ialah sebesar
19,6% kasus gizi kurang
Gizi buruk : 5,7%
Gizi lebih : 11,9%
Stunting : 37,2%
Berdasarkan Undang-Undang no. 36 tahun 2009,
tujuan perbaikan gizi adalah untuk meningkatkan mutu
gizi perorangan dan masyarakat.
*Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013
Pedoman Pelayanan Gizi di Dalam Gedung
1. Pelayanan Gizi Rawat Jalan2. Pelayanan Gizi Rawat Inap
1. Pengkajian Gizi
2. Penentuan
Diagnosis Gizi
3. Intervensi Gizi
4. Monitoring dan
Evaluasi Asuhan
Gizi
Pedoman Pelayanan Gizi di Luar Gedung
1. Edukasi GiziUntuk mengubah pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat mengacu pada Pedoman Gizi Seimbang dan sesuai dengan risiko/masalah gizi
2. Konseling ASI Eksklusif dan PMBAMeningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga sehingga bayi baru lahir segera diberi IMD dan meneruskan ASI Eksklusif hingga usia bayi 6 bulan, dilanjutkan MP-ASI yang diteruskan hingga usia 24 bulan.
3. Posbindu PTMMencegah dan mengendalikan faktor risiko PTM berbasis masyarakat
Promot
if
&
Preven
tif
Pedoman Pelayanan Gizi di Luar Gedung
4. Pengelolaan Pemantauan Pertumbuhan di Posyandu
Untuk memantau status gizi Balita menggunakan KMS atau buku KIA
5. Pengelolaan Pemberian Kapsul Vitamin AUntuk meningkatkan keberhasilan kegiatan pencegahan kekurangan vitamin A agar dapat berjalan baik.
6. Pengelolaan Pemberian Tablet Tambah Darah untuk Ibu Hamil dan Ibu Nifas
Meningkatkan keberhasilan pemberian TTD untuk kelompok masyarakat yang rawan menderita anemia gizi besi yaitu ibu hamil.
Pedoman Pelayanan Gizi di Luar Gedung
7. Edukasi dalam Rangka Pencegahan Anemia pada Remaja Putri dan WUS
Untuk menekan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan janin
8. Pengelolaan Pemberian MP-ASI dan PMT-Pemulihan
Untuk mencegah dan mengobati bayi dengan status gizi buruk
9. Pemulihan Gizi Berbasis MasyarakatUntuk merawat anak gizi buruk dengan
pendekatan rawat inap
Pedoman Pelayanan Gizi di Luar Gedung
10. Surveilens Gizikegiatan pengamatan keadaan gizi,
dalam rangka untuk membuat keputusan yang berdampak pada perbaikan gizi
11. Pembinaan Gizi di InstitusiKegiatan promosi kesehatan pada institusi-
institusi di masyarakat
12. Kerjasama Lintas Sektor dan Lintas ProgramKegiatan pelayanan gizi dilaksanakan
dengan kerjasama lintas sektor dan lintas program agar dapat berjalan dengan baik
Pedoman Pelayanan Anak Gizi Buruk
Latar belakangRISKESDAS 2010 :
• 13 % gizi kurang• 4,9% gizi buruk• 13,3 % anak kurus• 6% dangat kurus
• 17,1% sangat pendek
WHO : > 50% kematian bayi
Tatalaksana gizi buruk sebagai upaya penanganan setiap kasus
2 pendekatan :• Rawat Inap• Rawat jalan
SasaranAnak gizi buruk (gibur)Keluarga anak gibur
Prinsip DasarMeningkatkan jangkauan/cakupan pemulihan giziKetepatan waktuPelayanan yang tepatPelayanan yang terintegrasiPenanganan anak gibur dengan peran lintas
sektorPemantauan secara rutin
Kriteria Anak Gizi Buruk dan Alur Pemeriksaan
1. Kriteria Anak Gizi Buruk
Gizi buruk tanpa komplikasi
•BB/TB < -3 SD dan atau ;•Terlihat sangat kurus dan atau ;•Adanya edema dan atau ;•LiLA < 11,5 cm untuk anak 6-59 bulan
Gizi Buruk dengan
komplikasi•Tanda Gizi buruk tanpa komplikasi ditambah ≥ 1 gejala :•Anoreksia•Pneumonia berat•Anemia berat•Dehidrasi berat•Demam sangat tinggi•Penurunan kesadaran
Penanganan Anak Gizi Buruk Rawat Jalan
Penyediaan Sarana Pendukung
Sarana Pendukung
Alat antropometriBuku pedoman pelayanan Anak
Gizi BurukFormulir pencatatan dan
pelaporanPMT Pemulihan: makanan lokal,
makanan untuk pemulihan gizi, F-100
Media KIE : poster, leaflet, dsbObat gizi: kapsul Vitamin A,
Tablet tambah darahObat-obatan lain: antibiotik,
obat cacingPeralatan lain: alat masak
Pertemuan Tingkat Desa/Kelurahan
Dihadiri oleh Kepala Desa, tokoh masyarakat, kader, tenaga kesehatan puskesmas
Tujuan:Mensosialisasikan
rencana kegiatanMembahas
permasalahan gizi dan rencana tindak lanjut
PelatihanPemantauan pertumbuhan anakPendampinganPeranan kader posyandu dalam penanganan
anak gizi buruk
SasaranTenaga kesehatan
Puskesmas: dokter, ahli gizi, perawat, tenaga promosi kesehatan
Puskesmas pembantu: perawat atau bidanPoskesdes: bidan di desa
Kader Posyandu
Pelaksanaan Rawat Jalan di Fasilitas Kesehatan
Tenaga pelaksanaDokterPerawatAhli giziTenaga promosi
kesehatanBidan di desaKaderAnggota PKKPerangkat desa
Waktu dan FrekuensiTarget pelayanan
pemulihan anak gizi burukAnak berstatus gizi
kurang (-2 SD sampai -3 SD)
Frekuensi3 bulan pertama:
pemeriksaan setiap minggu
Bulan 4-6: pemeriksaan setiap 2 minggu
Alur Pelayanan Penanganan Anak Rawat Jalan
1. PendaftaranPengisian data di status dan rekam medis
2. Pengukuran antropometriPenimbangan BB setiap mingguPengukuran TB/PB setiap bulanHasil akan dicatat dan di plotting pada grafik
dengan indicator pertumbuhan anakTB/U , BB/U, BB/TB
3. Pemeriksaan klinisAnamnesa, Pemeriksaan FisikDiagnosis dan menemukan penyakit penyerta dan
komplikasi
4. Pemberian konselingInformasi hasil penilaian pertumbuhan anak Wawancara ibu sebab kurang giziNasihat sesuai penyebab kurang giziAnjuran pemberian makan, cara menyiapkan formula
sesuai umur dan kondisi anak
5. Pemberian paket obat dan makanan untuk pemulihan gizi
Makanan untuk Pemulihan GiziJenis pemberian
Makanan therapeutic atau gizi siap sajiF100 atau makanan lokal dengan densitas
energy yang sama Kalori 200 kkal/kg BB per hari, lemak 30-60%
dari total energi, protein 4-6 g/kg BB per hariPemberian disesuaikan dengan masa
pemulihan1 minggu pertama F100Minggu berikutnya pemberian F100 jumlah dan
frekuensi dikurangi dengan penambahan makanan keluarga
6. Kunjungan rumahDilakukan bila:
BB anak samai minggu ketiga tidak naik atau turun dibandingkan BB saat awal (kecuali edema)
Anak tidak datang 2 kali berturut-turut tampa pemberitahuan
Untuk menggali masalah, kepatuhan mengkonsumsi makanan, memberikan nasehat sesuai masalah
7. RujukanAnak dengan komplikasi medis atau penyakit penyertaKunjuangan ketiga BB anak tidka naik (kecuali dengan
edema)Timbul edema baru
8. Drop OutAnak pindah alamat dan tidak diketahuiMenolak kelanjutan perawatan
Diberikan motivasi dan apabila masih menolak harus membuat peryataan tertulis penolakan
Meninggal dunia
9. Anak yang telah pulih keadaan gizinyaDipantau di posyandu
Jumlah dan Frekuensi Pemberian
1. Anak gizi buruk dengan tanda klinisFase Awal: 150 kkal/kg BB per hari, diberikan 5-7
kali/hari. Diberikan selama 1 minggu dalam bentuk makanan cair
Fase Lanjutan: 200-220kkal/kg BB per hari, diberikan 5-7 kali/hari
2. Anak gizi buruk tanpa tanda klinisFase lanjutan 200-220kkal/kg BB per hari, diberikan 5-7
kali/hari
Fase lanjutan diberikan selama 5 minggu dengan pemberian makaan secara beratahap dengan mengurangi mkanan cair dan menambah makanan padat
Cara PemberianDiberikan setelah
pemberian ASI bagi yang masih mendapatkan ASI
Diberikan sebelum mkanan utama atau makanan keluarga
Cara PenyimpananMakanan formula 100
harus segera diberikan dan dihabiskan
Makanan dalam bentuk cair hanya akan bertahan 2 jam di suhu ruangan
Makanan dalam bentuk kering dapat disimpan maksimal 7 hari dan disimpan di tempat yang sejuk, kering, aman dan tertutup
Makanan dalam kemasan harus diperhatikan masa kadaluarsa
Penanganan Anak Gizi Buruk Rawat Inap
Pusat pemulihan gizi (PPG) atau Therapeutic Feeding Centre (TFC)
Tempat perawatan intensif yang melibatkan keluarga dalam perawatan anak dengan memanfaatkan fasilitas di puskesmas atau rumah sakit.
Global acute malnutrition (GAM) atau prevalensi kurang gizi akut ≥ 15%
GAM/prevalensi gizi kurang akut 10 – 14,9% dengan faktor penyulit (bencana alam)
GAM : Anak dengan BB/PB atau BB/TB < -2SD Jumlah anak yang ada di wilayah kerja
puskesmas
X 100%
Tatalaksana Gizi buruk 10 langkah utama
Rujukan ke Rumah Sakit
1. Terdapat kegawatan/kesakitan yang tidak dapat diatasi dan memerlukan penanganan oleh spesialis anak.
2. Anak gizi buruk pasca perawatan di PPG untuk pemantauan pertumbuhan dan perkembangan serta penyakit penyerta (TB paru) secara rutin.
Pencatatan dan pelaporanSelama perawatan dilakukan pencatatan dan
pelaporan dengan formulir :1. Buku registrasi pasien2. Form status pasien3. Buku catatan penerimaan dan pemakaian bahan
makanan4. Buku inventarisasi peralatan5. Form rujukan6. Form pencatatan dan pemantauan
perkembangan pasien7. Dokumentasi pertumbuhan serta perkembangan
anak sebelum dan sesudah perawatan.
Pemantauan Rawat Jalan
Pemantauan dilakukan berdasarkan :1. Status gizi : pengukuran BB tiap minggu,
TB tiap 1 bulan2. Konsumsi makanan : pengisian formulir
catatan harian konsumsi khusus makanan cair oleh kader/keluarga atau saat kunjungan rumah. Formulir dibawa ke puskesmas 1minggu sekali
3. Pemeriksaan klinis : diperiksa oleh dokter puskesmas setiap kali kunjungan.
Indikator Indikator yang dipantau berdasarkan :1. Indikator input dilihat dari ketersediaan :
Mineral mixMakanan formulaTenagaAlat antropometriObatMedia konseling
(indikator input dilakukan pada tingkat puskesmas dengan melihat hasil pengisian formulir)
2. Indikator proses :Terlaksananya proses skiringKunjungan rumahKelengkapan pencatatan pelaporanTidak terlambat melakukan rujukanSemua anak gizi buruk tidak ada yang Drop Out
(DO)Semua anak rutin hadir pada setiap jadwal
penanganan anak gizi buruk secara rawat jalan
3. Indikator output : Semua anak gizi buruk yang sesuai kriteria
mengikuti rawat jalanPeningkatan status gizi anak yang mengikuti
rawat jalan.
Evaluasi Rawat Jalan
Dilakukan selama 6 bulan
Evaluasi program 1 tahun sekali, mencakup :
1. Jumlah anak yang mengikuti program2. Lulus 3. Drop out (DO)4. Meninggal
Pemantauan Rawat InapPemantauan pelaksanaan PPG : kegiatan
pengawasan dan penilaian periodik terhadap proses perawatan anak gizi buruk di PPG
Tindak lanjut pemantauan : 1. Umpan balik laporan dan mencari solusi2. Bimbingan teknis
Pasca perawatan : puskesmas pembantu dan posyandu oleh tenaga kesehatan puskesmas atau kader dengan menggunakan KMS.
Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
Prioritas PMT Pemulihan
Balita dalam pemulihan, pasca perawatan gizi buruk
Balita kurus dan berat badan tidak naik 2x berturut-turut menurut KMS (2T)
Balita kurusBalita di bawah garis merah (BGM)
Prinsip Dasar
Diberikan dalam bentuk bahan makanan lokal, bukan uang
Bukan sebagai pengganti makanan utamaProgram dilakukan selama 90 hariTujuan :
Memenuhi kebutuhan gizi balita sasaranProses pembelajaran dan komunikasi ibu-
anak
Persyaratan Jenis dan Bentuk Makanan
Berbasis bahan makanan lokal ( makanan pabrik jika terpaksa)
Diutamakan :Sumber protein hewani dan nabatiVitaminMineral
Usia (bulan) Bentuk Makanan
0-6 (5 bulan 29 hari) ASI
6-8 ASI + makanan lumat
9-11 ASI + makanan lembik
12-23 ASI + makanan keluarga
24-59 Makanan keluarga
Penyelenggaraan PMT Pemulihan
Persiapan Kecamatan / PuskesmasSo
sialisasi ke kader
Rapat koordin
asi Menentukan :-lokasi-jenis PMT
-Alterna
tif pembe
rian-
penanggung jawab
-Pelaks
ana
Konfirma
si status gizi penerim
a makanan
tambahan
Penentuan jumlah dan alokas
i sasaran
Perencanaan menu PMT
pemulihan
Desa/Lelurahan/Pustu/PuskesmasReka
p data sasar
an balita
Puskesmas
Pembinaan pelaksanaan PMT• Penyusu
nan menu makanan
Dusun/RW/Posyandu
Rekap
data sasaran balit
a
Desa/
Keluraha
n/Pustu/
Puskesmas
Konfirma
si status gizi
Umpan
balik jumla
h sasar
an penerima PMT
Pemulihan dari
Puskesmas
Membuat
kelompo
k ibu
balita
Merencanakan pelaksanaan
PelaksanaanJadwal memasak
Setiap hari 2x seminggu 1x seminggu
Makanan yang diberikan
1 porsi makanan tambahan + 1 porsi buah
Bahan makanan kering untuk 2 hari
Bahan makanan kering untuk 6 hari • Selama pemberian makanan, kader melakukan penyuluhan
• Lokasi memasak di tempat kader atau di tempat lain yang disepakati
• Jika ibu tidak hadir, kader mengantarkan makanan ke rumah balita• Bahan makanan kering : abon, telur, peyek, teri kacang, biskuit, susu UHT, buah ( alpukat, pisang, jeruk)Untuk mencegah PMT menjadi pengganti makanan utama,
jadwal pemberian PMT :1. Antara makan pagi dan siang (10.00-11.00)
Atau2. Antara makan siang dan malam (14.00-16.00)
Pemantauan dan Bimbingan TeknisPemantauan dilakukan setiap bulanMeliputi :
Pelaksanaan PMT pemulihan stiap bulanPengukuran panjang/tinggi badan pada awal
dan akhir pelaksanaan PMT pemulihanDilakukan oleh kepala puskesmas, Tenaga
Pelaksanaan Gizi (TPG) puskesmas, atau bidan di desa kepada ibu Kader pelaksana PMT Pemulihan
Pencatatan dan PelaporanMenu makanan tambahan pemulihan
Dipantau setiap minggu. Daya terima makanan dibahas saat masak bersama
KeuanganPertanggungjawaban dana Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK) rincian TPG puskesmas kepala puskesmas Dinkes Kabupaten/Kota
Pengajuan kebutuhan danaHasil kegiatan
Jumlah anak yang menerima PMT PemulihanStatus gizi balita kepala puskesmas Dinkes
Kabupaten/Kota Direktorat Bina Gizi tembusan ke Dinkes Provinsi
Strategi Peningkatan Penimbangan Balita di Posyandu
Latar BelakangPada bidang perbaikan gizi target kementrian
kesehatan:100% balita gizi buruk dapat perawatanCakupan penimbangan balita di posyandu 85%
Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Provinsi Indonesia, cakupan bayi yang datang dan ditimbang (D/S) tahun 2011 71,4%
Hasil Riskesdas 2010 cakupan D/S 6 bulan penimbangan 1-3x 26,9% penimbangan 4x 49,4%.
Latar Belakang
Riskesdas 2010gizi kurang 17,9%gizi buruk 4,9%Kurus 13,3%Gemuk 14,2%Stunting 35,6%
Target pencapaian RPJMN 2010-2014 :Gizi kurang 15%,Stunting 32%
Latar Belakang
Upaya menanggulangi gizi kurang balita pemantauan pertumbuhan di posyandu
Cakupan penimbangan indikator cakupan : D/S cakupan penimbangan meningkat, cakupan program lain meningkat
Masalah di posyandu:Dana operasional tak tersediaKurangnya dukungan pemangku kepentinganSarana prasarana belum memadaiPengetahuan dan kemampuan kader atau petugas
rendahPemahaman masyarakat rendah
Tujuan Program
Meningkatkan cakupan penimbangan balita di posyandu melalui peningkatan peran aktif tokoh masyarakat, partisipasi masyarakat, kapasitas kader, dan kualitas posyandu
Rendahnya cakupan penimbangan balita di Posyandu, karena :
Strategi peningkatan penimbangan balita di Posyandu yang dapat dilakukan:
1. Belum optimalnya dukungan para pemangku kepentingan
2. Rendahnya partisipasi keluarga
3. Rendahnya kapasitas kader
4. Belum optimalnya kualitas pelayanan Posyandu
5. Belum tersedia dana operasional Posyandu
→ Meningkatkan komitmen dan peran aktif para pemangku kepentingan
→ Meningkatkan partisipasi masyarakat
→ Meningkatkan kapasitas kader
→ Meningkatkan kualitas pelayanan Posyandu
→ Meningkatkan kualitas Posyandu
Meningkatkan Komitmen dan Peran Aktif Para Pemangku Kepentingan
1. Pertemuan tingkat desa setelah kegiataan Posyandu.
2. Penyelenggaraan lokakarya.3. Meningkatkan peran aktif organisasi
kemasyarakatan, tokoh agama, tokoh masyarakat, LSM, sukarelawan.
4. Meningkatkan kemitraan dengan pelaku usaha dan donatur.
5. Memberikan penghargaan kepada desa dan kelurahan dengan cakupan penimbangan balita tertinggi.
Meningkatkan Partisipasi Masyarakat
1. Menciptakan kegiatan inovatif dan kreatif Arisan Posyandu melibatkan keluarga yang memiliki balita. Demo memasak atau demo kecantikan Warung Posyandu (“bazar”). Odong-odong, kuda-kudaan, ayunan. Pertunjukkan boneka Membagikan cindera mata (balon, mainan,dll) setelah balita
ditimbang. Memberi penghargaan/hadiah pada keluarga yang rutin
meninmbang balitanya.2. Menyesuaikan kegiatan Posyandu dengan hari-hari tertentu.3. Memotivasi keluarga melalui kunjungan rumah.
Meningkatkan Kapasitas Kader
1. Peningkatan kapasitas / penyegaran kader penambahan kader baru & optimalkan kinerja kader lama.
2. Jambore kader Lomba cerdas-cermat, memberikan penyuluhan, lomba
pidato, lomba keterampilan kader dalam hal menimbang, dll Berbagi pengalaman antar kader Permainan-permainan kelompok sarasehan
3. Pemberian penghargaan kepada kader4. Kunjungan antar Posyandu mengundang kader dari
Posyandu yang cakupan penimbangan balitanya tingi ke Posyandu yang cakupannya rendah atau sebaliknya.
Meningkatkan Kualitas Pelayanan Posyandu
1. Mengintegrasikan Posyandu dengan BKB dan PAUD (pendidikan anak usia dini).
2. Kegiatan rutin Posyandu diintegrasikan dengan kegiatan lain (co/ pijat bayi & stimulasi, deteksi, dan intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK)
3. Melakukan bulan penimbangan balita.4. Pemberian makanan tambahan (PMT).
PMT penyuluhan pengetahuan & keterampilan tentang makanan balita yang berkualitas.
PMT pemulihan khusus balita gizi kurang atau gizi buruk.
Meningkatkan Kualitas Posyandu
1. Pembinaan teknis penyelenggaraan Posyandu kunjungan ke Posyandu yang cakupannya rendah untuk memberikan bimbingan, masukan, bantuan teknis.
2. Pembinaan Posyandu melalui pemberian penghargaan.
3. Melengkapi sarana dan prasarana di Posyandu. Sarana dan prasarana Sarana tambahan
Alat Permainan Edukatif (APE) Penyediaan media Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE)
Indikator Keberhasilan ProsesMeningkatnya komitmen dan peran aktif tokoh masyarakat
Kesepakatan meningkatkan cakupan penimbangan balita di Posyandu
Rencana kerja pelaksanaan peningkatan cakupan penimbangan balita di posyandu
Melibatkan pemangku kepentingan contoh tokoh agama, tokoh masyarakat hadir saat buka posyandu, donatur, dan pihak lainnya
Pendanaan dana PNP dan CSR
Meningkatnya partisipasi masyarakatPenyediaan alat permainan di posyanduKegiatan inovatif seperti arisan posyandu, demo memasak,
dsb.Kegiatan penyampaian informasi tentang hari buka posyandu
melalui rumah ibadah,dll.
Meningkatnya kapasitas kaderAdanya orientasi dan penyegaran kader setiap tahunTerselenggaranya jambore kader posyanduPemberian penghargaan kepada kaderKunjungan ke posyandu yang berprestasi
Meningkatnya kualitas pelayanan posyanduTerintegrasinya kegiatan Posyandu, PAUD, dan BKBTerselenggaranya SDIDTK di posyandu, Bulan
Penimbangan, dan PMT Penyuluhan setiap Posyandu
Meningkatnya kualitas posyanduTercukupinya sarana dan prasaran standarTerlaksananya kegiatan pemberian penghargaan
kepada posyandu terbaikMeningkatnya cakupan N/D
Pemantauan dan EvaluasiPada akhir program diharapkan keluaran berupa:Adanya rencana kerja bulan mendatang untuk
meningkatkan vakupan penimbangan balita di Osyasndu yang meliputi jadwal, lokasi, petugas, biaya
Adanya kesepakatan antar SKPD dalam meningkatkan cakupan penimbangan balita di Posyandu
Hasil kerjasama dengan pemangku kepentingan dalam bentuk bantuan teknis, pemberian makanan tambahan, bantuan peralatan, pelatihan kader, pencetakan KMS/Buku KIA, dan pembiayaan operasional untuk posyandu
Pemantauan dan EvaluasiPosyandu terbaik menerima penghargaanTersedia dan dimanfaatkannya APE dan
media KIE di posyanduSemua balita datang ke Posyandu
mendapatkan PMT penyuluhanSemua balita gizi kurang yang datang ke
Posyandu mendapatkan PMT pemulihanAdanya kegiatan inovatif di posyandu seperti
arisan, demo memasak, dsb.Terlaksanaya kegiatan posyandu pada hari
pasar atau hari ibadah
Top Related