Download - Gizi Buruk

Transcript
Page 1: Gizi Buruk

GIZI BURUK

Page 2: Gizi Buruk

Pedoman Pelayanan Gizi di Puskemas

Page 3: Gizi Buruk

Latar Belakang

Masalah gizi pada balita di Indonesia ialah sebesar

19,6% kasus gizi kurang

Gizi buruk : 5,7%

Gizi lebih : 11,9%

Stunting : 37,2%

Berdasarkan Undang-Undang no. 36 tahun 2009,

tujuan perbaikan gizi adalah untuk meningkatkan mutu

gizi perorangan dan masyarakat.

*Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013

Page 4: Gizi Buruk

Pedoman Pelayanan Gizi di Dalam Gedung

1. Pelayanan Gizi Rawat Jalan2. Pelayanan Gizi Rawat Inap

1. Pengkajian Gizi

2. Penentuan

Diagnosis Gizi

3. Intervensi Gizi

4. Monitoring dan

Evaluasi Asuhan

Gizi

Page 5: Gizi Buruk

Pedoman Pelayanan Gizi di Luar Gedung

1. Edukasi GiziUntuk mengubah pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat mengacu pada Pedoman Gizi Seimbang dan sesuai dengan risiko/masalah gizi

2. Konseling ASI Eksklusif dan PMBAMeningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga sehingga bayi baru lahir segera diberi IMD dan meneruskan ASI Eksklusif hingga usia bayi 6 bulan, dilanjutkan MP-ASI yang diteruskan hingga usia 24 bulan.

3. Posbindu PTMMencegah dan mengendalikan faktor risiko PTM berbasis masyarakat

Promot

if

&

Preven

tif

Page 6: Gizi Buruk

Pedoman Pelayanan Gizi di Luar Gedung

4. Pengelolaan Pemantauan Pertumbuhan di Posyandu

Untuk memantau status gizi Balita menggunakan KMS atau buku KIA

5. Pengelolaan Pemberian Kapsul Vitamin AUntuk meningkatkan keberhasilan kegiatan pencegahan kekurangan vitamin A agar dapat berjalan baik.

6. Pengelolaan Pemberian Tablet Tambah Darah untuk Ibu Hamil dan Ibu Nifas

Meningkatkan keberhasilan pemberian TTD untuk kelompok masyarakat yang rawan menderita anemia gizi besi yaitu ibu hamil.

Page 7: Gizi Buruk

Pedoman Pelayanan Gizi di Luar Gedung

7. Edukasi dalam Rangka Pencegahan Anemia pada Remaja Putri dan WUS

Untuk menekan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan janin

8. Pengelolaan Pemberian MP-ASI dan PMT-Pemulihan

Untuk mencegah dan mengobati bayi dengan status gizi buruk

9. Pemulihan Gizi Berbasis MasyarakatUntuk merawat anak gizi buruk dengan

pendekatan rawat inap

Page 8: Gizi Buruk

Pedoman Pelayanan Gizi di Luar Gedung

10. Surveilens Gizikegiatan pengamatan keadaan gizi,

dalam rangka untuk membuat keputusan yang berdampak pada perbaikan gizi

11. Pembinaan Gizi di InstitusiKegiatan promosi kesehatan pada institusi-

institusi di masyarakat

12. Kerjasama Lintas Sektor dan Lintas ProgramKegiatan pelayanan gizi dilaksanakan

dengan kerjasama lintas sektor dan lintas program agar dapat berjalan dengan baik

Page 9: Gizi Buruk

Pedoman Pelayanan Anak Gizi Buruk

Page 10: Gizi Buruk

Latar belakangRISKESDAS 2010 :

• 13 % gizi kurang• 4,9% gizi buruk• 13,3 % anak kurus• 6% dangat kurus

• 17,1% sangat pendek

WHO : > 50% kematian bayi

Tatalaksana gizi buruk sebagai upaya penanganan setiap kasus

2 pendekatan :• Rawat Inap• Rawat jalan

Page 11: Gizi Buruk

SasaranAnak gizi buruk (gibur)Keluarga anak gibur

Prinsip DasarMeningkatkan jangkauan/cakupan pemulihan giziKetepatan waktuPelayanan yang tepatPelayanan yang terintegrasiPenanganan anak gibur dengan peran lintas

sektorPemantauan secara rutin

Page 12: Gizi Buruk

Kriteria Anak Gizi Buruk dan Alur Pemeriksaan

1. Kriteria Anak Gizi Buruk

Gizi buruk tanpa komplikasi

•BB/TB < -3 SD dan atau ;•Terlihat sangat kurus dan atau ;•Adanya edema dan atau ;•LiLA < 11,5 cm untuk anak 6-59 bulan

Gizi Buruk dengan

komplikasi•Tanda Gizi buruk tanpa komplikasi ditambah ≥ 1 gejala :•Anoreksia•Pneumonia berat•Anemia berat•Dehidrasi berat•Demam sangat tinggi•Penurunan kesadaran

Page 13: Gizi Buruk
Page 14: Gizi Buruk

Penanganan Anak Gizi Buruk Rawat Jalan

Page 15: Gizi Buruk

Penyediaan Sarana Pendukung

Sarana Pendukung

Alat antropometriBuku pedoman pelayanan Anak

Gizi BurukFormulir pencatatan dan

pelaporanPMT Pemulihan: makanan lokal,

makanan untuk pemulihan gizi, F-100

Media KIE : poster, leaflet, dsbObat gizi: kapsul Vitamin A,

Tablet tambah darahObat-obatan lain: antibiotik,

obat cacingPeralatan lain: alat masak

Pertemuan Tingkat Desa/Kelurahan

Dihadiri oleh Kepala Desa, tokoh masyarakat, kader, tenaga kesehatan puskesmas

Tujuan:Mensosialisasikan

rencana kegiatanMembahas

permasalahan gizi dan rencana tindak lanjut

Page 16: Gizi Buruk

PelatihanPemantauan pertumbuhan anakPendampinganPeranan kader posyandu dalam penanganan

anak gizi buruk

SasaranTenaga kesehatan

Puskesmas: dokter, ahli gizi, perawat, tenaga promosi kesehatan

Puskesmas pembantu: perawat atau bidanPoskesdes: bidan di desa

Kader Posyandu

Page 17: Gizi Buruk

Pelaksanaan Rawat Jalan di Fasilitas Kesehatan

Tenaga pelaksanaDokterPerawatAhli giziTenaga promosi

kesehatanBidan di desaKaderAnggota PKKPerangkat desa

Waktu dan FrekuensiTarget pelayanan

pemulihan anak gizi burukAnak berstatus gizi

kurang (-2 SD sampai -3 SD)

Frekuensi3 bulan pertama:

pemeriksaan setiap minggu

Bulan 4-6: pemeriksaan setiap 2 minggu

Page 18: Gizi Buruk

Alur Pelayanan Penanganan Anak Rawat Jalan

1. PendaftaranPengisian data di status dan rekam medis

2. Pengukuran antropometriPenimbangan BB setiap mingguPengukuran TB/PB setiap bulanHasil akan dicatat dan di plotting pada grafik

dengan indicator pertumbuhan anakTB/U , BB/U, BB/TB

Page 19: Gizi Buruk

3. Pemeriksaan klinisAnamnesa, Pemeriksaan FisikDiagnosis dan menemukan penyakit penyerta dan

komplikasi

4. Pemberian konselingInformasi hasil penilaian pertumbuhan anak Wawancara ibu sebab kurang giziNasihat sesuai penyebab kurang giziAnjuran pemberian makan, cara menyiapkan formula

sesuai umur dan kondisi anak

5. Pemberian paket obat dan makanan untuk pemulihan gizi

Page 20: Gizi Buruk

Makanan untuk Pemulihan GiziJenis pemberian

Makanan therapeutic atau gizi siap sajiF100 atau makanan lokal dengan densitas

energy yang sama Kalori 200 kkal/kg BB per hari, lemak 30-60%

dari total energi, protein 4-6 g/kg BB per hariPemberian disesuaikan dengan masa

pemulihan1 minggu pertama F100Minggu berikutnya pemberian F100 jumlah dan

frekuensi dikurangi dengan penambahan makanan keluarga

Page 21: Gizi Buruk

6. Kunjungan rumahDilakukan bila:

BB anak samai minggu ketiga tidak naik atau turun dibandingkan BB saat awal (kecuali edema)

Anak tidak datang 2 kali berturut-turut tampa pemberitahuan

Untuk menggali masalah, kepatuhan mengkonsumsi makanan, memberikan nasehat sesuai masalah

7. RujukanAnak dengan komplikasi medis atau penyakit penyertaKunjuangan ketiga BB anak tidka naik (kecuali dengan

edema)Timbul edema baru

Page 22: Gizi Buruk

8. Drop OutAnak pindah alamat dan tidak diketahuiMenolak kelanjutan perawatan

Diberikan motivasi dan apabila masih menolak harus membuat peryataan tertulis penolakan

Meninggal dunia

9. Anak yang telah pulih keadaan gizinyaDipantau di posyandu

Page 23: Gizi Buruk

Jumlah dan Frekuensi Pemberian

1. Anak gizi buruk dengan tanda klinisFase Awal: 150 kkal/kg BB per hari, diberikan 5-7

kali/hari. Diberikan selama 1 minggu dalam bentuk makanan cair

Fase Lanjutan: 200-220kkal/kg BB per hari, diberikan 5-7 kali/hari

2. Anak gizi buruk tanpa tanda klinisFase lanjutan 200-220kkal/kg BB per hari, diberikan 5-7

kali/hari

Fase lanjutan diberikan selama 5 minggu dengan pemberian makaan secara beratahap dengan mengurangi mkanan cair dan menambah makanan padat

Page 24: Gizi Buruk

Cara PemberianDiberikan setelah

pemberian ASI bagi yang masih mendapatkan ASI

Diberikan sebelum mkanan utama atau makanan keluarga

Cara PenyimpananMakanan formula 100

harus segera diberikan dan dihabiskan

Makanan dalam bentuk cair hanya akan bertahan 2 jam di suhu ruangan

Makanan dalam bentuk kering dapat disimpan maksimal 7 hari dan disimpan di tempat yang sejuk, kering, aman dan tertutup

Makanan dalam kemasan harus diperhatikan masa kadaluarsa

Page 25: Gizi Buruk

Penanganan Anak Gizi Buruk Rawat Inap

Page 26: Gizi Buruk

Pusat pemulihan gizi (PPG) atau Therapeutic Feeding Centre (TFC)

Tempat perawatan intensif yang melibatkan keluarga dalam perawatan anak dengan memanfaatkan fasilitas di puskesmas atau rumah sakit.

Global acute malnutrition (GAM) atau prevalensi kurang gizi akut ≥ 15%

GAM/prevalensi gizi kurang akut 10 – 14,9% dengan faktor penyulit (bencana alam)

GAM : Anak dengan BB/PB atau BB/TB < -2SD Jumlah anak yang ada di wilayah kerja

puskesmas

X 100%

Page 27: Gizi Buruk

Tatalaksana Gizi buruk 10 langkah utama

Page 28: Gizi Buruk

Rujukan ke Rumah Sakit

1. Terdapat kegawatan/kesakitan yang tidak dapat diatasi dan memerlukan penanganan oleh spesialis anak.

2. Anak gizi buruk pasca perawatan di PPG untuk pemantauan pertumbuhan dan perkembangan serta penyakit penyerta (TB paru) secara rutin.

Page 29: Gizi Buruk

Pencatatan dan pelaporanSelama perawatan dilakukan pencatatan dan

pelaporan dengan formulir :1. Buku registrasi pasien2. Form status pasien3. Buku catatan penerimaan dan pemakaian bahan

makanan4. Buku inventarisasi peralatan5. Form rujukan6. Form pencatatan dan pemantauan

perkembangan pasien7. Dokumentasi pertumbuhan serta perkembangan

anak sebelum dan sesudah perawatan.

Page 30: Gizi Buruk

Pemantauan Rawat Jalan

Pemantauan dilakukan berdasarkan :1. Status gizi : pengukuran BB tiap minggu,

TB tiap 1 bulan2. Konsumsi makanan : pengisian formulir

catatan harian konsumsi khusus makanan cair oleh kader/keluarga atau saat kunjungan rumah. Formulir dibawa ke puskesmas 1minggu sekali

3. Pemeriksaan klinis : diperiksa oleh dokter puskesmas setiap kali kunjungan.

Page 31: Gizi Buruk

Indikator Indikator yang dipantau berdasarkan :1. Indikator input dilihat dari ketersediaan :

Mineral mixMakanan formulaTenagaAlat antropometriObatMedia konseling

(indikator input dilakukan pada tingkat puskesmas dengan melihat hasil pengisian formulir)

Page 32: Gizi Buruk

2. Indikator proses :Terlaksananya proses skiringKunjungan rumahKelengkapan pencatatan pelaporanTidak terlambat melakukan rujukanSemua anak gizi buruk tidak ada yang Drop Out

(DO)Semua anak rutin hadir pada setiap jadwal

penanganan anak gizi buruk secara rawat jalan

3. Indikator output : Semua anak gizi buruk yang sesuai kriteria

mengikuti rawat jalanPeningkatan status gizi anak yang mengikuti

rawat jalan.

Page 33: Gizi Buruk

Evaluasi Rawat Jalan

Dilakukan selama 6 bulan

Evaluasi program 1 tahun sekali, mencakup :

1. Jumlah anak yang mengikuti program2. Lulus 3. Drop out (DO)4. Meninggal

Page 34: Gizi Buruk

Pemantauan Rawat InapPemantauan pelaksanaan PPG : kegiatan

pengawasan dan penilaian periodik terhadap proses perawatan anak gizi buruk di PPG

Tindak lanjut pemantauan : 1. Umpan balik laporan dan mencari solusi2. Bimbingan teknis

Pasca perawatan : puskesmas pembantu dan posyandu oleh tenaga kesehatan puskesmas atau kader dengan menggunakan KMS.

Page 35: Gizi Buruk

Pemberian Makanan Tambahan (PMT)

Page 36: Gizi Buruk

Prioritas PMT Pemulihan

Balita dalam pemulihan, pasca perawatan gizi buruk

Balita kurus dan berat badan tidak naik 2x berturut-turut menurut KMS (2T)

Balita kurusBalita di bawah garis merah (BGM)

Page 37: Gizi Buruk

Prinsip Dasar

Diberikan dalam bentuk bahan makanan lokal, bukan uang

Bukan sebagai pengganti makanan utamaProgram dilakukan selama 90 hariTujuan :

Memenuhi kebutuhan gizi balita sasaranProses pembelajaran dan komunikasi ibu-

anak

Page 38: Gizi Buruk

Persyaratan Jenis dan Bentuk Makanan

Berbasis bahan makanan lokal ( makanan pabrik jika terpaksa)

Diutamakan :Sumber protein hewani dan nabatiVitaminMineral

Usia (bulan) Bentuk Makanan

0-6 (5 bulan 29 hari) ASI

6-8 ASI + makanan lumat

9-11 ASI + makanan lembik

12-23 ASI + makanan keluarga

24-59 Makanan keluarga

Page 39: Gizi Buruk

Penyelenggaraan PMT Pemulihan

Persiapan Kecamatan / PuskesmasSo

sialisasi ke kader

Rapat koordin

asi Menentukan :-lokasi-jenis PMT

-Alterna

tif pembe

rian-

penanggung jawab

-Pelaks

ana

Konfirma

si status gizi penerim

a makanan

tambahan

Penentuan jumlah dan alokas

i sasaran

Perencanaan menu PMT

pemulihan

Page 40: Gizi Buruk

Desa/Lelurahan/Pustu/PuskesmasReka

p data sasar

an balita

Puskesmas

Pembinaan pelaksanaan PMT• Penyusu

nan menu makanan

Page 41: Gizi Buruk

Dusun/RW/Posyandu

Rekap

data sasaran balit

a

Desa/

Keluraha

n/Pustu/

Puskesmas

Konfirma

si status gizi

Umpan

balik jumla

h sasar

an penerima PMT

Pemulihan dari

Puskesmas

Membuat

kelompo

k ibu

balita

Merencanakan pelaksanaan

Page 42: Gizi Buruk

PelaksanaanJadwal memasak

Setiap hari 2x seminggu 1x seminggu

Makanan yang diberikan

1 porsi makanan tambahan + 1 porsi buah

Bahan makanan kering untuk 2 hari

Bahan makanan kering untuk 6 hari • Selama pemberian makanan, kader melakukan penyuluhan

• Lokasi memasak di tempat kader atau di tempat lain yang disepakati

• Jika ibu tidak hadir, kader mengantarkan makanan ke rumah balita• Bahan makanan kering : abon, telur, peyek, teri kacang, biskuit, susu UHT, buah ( alpukat, pisang, jeruk)Untuk mencegah PMT menjadi pengganti makanan utama,

jadwal pemberian PMT :1. Antara makan pagi dan siang (10.00-11.00)

Atau2. Antara makan siang dan malam (14.00-16.00)

Page 43: Gizi Buruk

Pemantauan dan Bimbingan TeknisPemantauan dilakukan setiap bulanMeliputi :

Pelaksanaan PMT pemulihan stiap bulanPengukuran panjang/tinggi badan pada awal

dan akhir pelaksanaan PMT pemulihanDilakukan oleh kepala puskesmas, Tenaga

Pelaksanaan Gizi (TPG) puskesmas, atau bidan di desa kepada ibu Kader pelaksana PMT Pemulihan

Page 44: Gizi Buruk

Pencatatan dan PelaporanMenu makanan tambahan pemulihan

Dipantau setiap minggu. Daya terima makanan dibahas saat masak bersama

KeuanganPertanggungjawaban dana Bantuan Operasional

Kesehatan (BOK) rincian TPG puskesmas kepala puskesmas Dinkes Kabupaten/Kota

Pengajuan kebutuhan danaHasil kegiatan

Jumlah anak yang menerima PMT PemulihanStatus gizi balita kepala puskesmas Dinkes

Kabupaten/Kota Direktorat Bina Gizi tembusan ke Dinkes Provinsi

Page 45: Gizi Buruk

Strategi Peningkatan Penimbangan Balita di Posyandu

Page 46: Gizi Buruk

Latar BelakangPada bidang perbaikan gizi target kementrian

kesehatan:100% balita gizi buruk dapat perawatanCakupan penimbangan balita di posyandu 85%

Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Provinsi Indonesia, cakupan bayi yang datang dan ditimbang (D/S) tahun 2011 71,4%

Hasil Riskesdas 2010 cakupan D/S 6 bulan penimbangan 1-3x 26,9% penimbangan 4x 49,4%.

Page 47: Gizi Buruk

Latar Belakang

Riskesdas 2010gizi kurang 17,9%gizi buruk 4,9%Kurus 13,3%Gemuk 14,2%Stunting 35,6%

Target pencapaian RPJMN 2010-2014 :Gizi kurang 15%,Stunting 32%

Page 48: Gizi Buruk

Latar Belakang

Upaya menanggulangi gizi kurang balita pemantauan pertumbuhan di posyandu

Cakupan penimbangan indikator cakupan : D/S cakupan penimbangan meningkat, cakupan program lain meningkat

Masalah di posyandu:Dana operasional tak tersediaKurangnya dukungan pemangku kepentinganSarana prasarana belum memadaiPengetahuan dan kemampuan kader atau petugas

rendahPemahaman masyarakat rendah

Page 49: Gizi Buruk

Tujuan Program

Meningkatkan cakupan penimbangan balita di posyandu melalui peningkatan peran aktif tokoh masyarakat, partisipasi masyarakat, kapasitas kader, dan kualitas posyandu

Page 50: Gizi Buruk

Rendahnya cakupan penimbangan balita di Posyandu, karena :

Strategi peningkatan penimbangan balita di Posyandu yang dapat dilakukan:

1. Belum optimalnya dukungan para pemangku kepentingan

2. Rendahnya partisipasi keluarga

3. Rendahnya kapasitas kader

4. Belum optimalnya kualitas pelayanan Posyandu

5. Belum tersedia dana operasional Posyandu

→ Meningkatkan komitmen dan peran aktif para pemangku kepentingan

→ Meningkatkan partisipasi masyarakat

→ Meningkatkan kapasitas kader

→ Meningkatkan kualitas pelayanan Posyandu

→ Meningkatkan kualitas Posyandu

Page 51: Gizi Buruk

Meningkatkan Komitmen dan Peran Aktif Para Pemangku Kepentingan

1. Pertemuan tingkat desa setelah kegiataan Posyandu.

2. Penyelenggaraan lokakarya.3. Meningkatkan peran aktif organisasi

kemasyarakatan, tokoh agama, tokoh masyarakat, LSM, sukarelawan.

4. Meningkatkan kemitraan dengan pelaku usaha dan donatur.

5. Memberikan penghargaan kepada desa dan kelurahan dengan cakupan penimbangan balita tertinggi.

Page 52: Gizi Buruk

Meningkatkan Partisipasi Masyarakat

1. Menciptakan kegiatan inovatif dan kreatif Arisan Posyandu melibatkan keluarga yang memiliki balita. Demo memasak atau demo kecantikan Warung Posyandu (“bazar”). Odong-odong, kuda-kudaan, ayunan. Pertunjukkan boneka Membagikan cindera mata (balon, mainan,dll) setelah balita

ditimbang. Memberi penghargaan/hadiah pada keluarga yang rutin

meninmbang balitanya.2. Menyesuaikan kegiatan Posyandu dengan hari-hari tertentu.3. Memotivasi keluarga melalui kunjungan rumah.

Page 53: Gizi Buruk

Meningkatkan Kapasitas Kader

1. Peningkatan kapasitas / penyegaran kader penambahan kader baru & optimalkan kinerja kader lama.

2. Jambore kader Lomba cerdas-cermat, memberikan penyuluhan, lomba

pidato, lomba keterampilan kader dalam hal menimbang, dll Berbagi pengalaman antar kader Permainan-permainan kelompok sarasehan

3. Pemberian penghargaan kepada kader4. Kunjungan antar Posyandu mengundang kader dari

Posyandu yang cakupan penimbangan balitanya tingi ke Posyandu yang cakupannya rendah atau sebaliknya.

Page 54: Gizi Buruk

Meningkatkan Kualitas Pelayanan Posyandu

1. Mengintegrasikan Posyandu dengan BKB dan PAUD (pendidikan anak usia dini).

2. Kegiatan rutin Posyandu diintegrasikan dengan kegiatan lain (co/ pijat bayi & stimulasi, deteksi, dan intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK)

3. Melakukan bulan penimbangan balita.4. Pemberian makanan tambahan (PMT).

PMT penyuluhan pengetahuan & keterampilan tentang makanan balita yang berkualitas.

PMT pemulihan khusus balita gizi kurang atau gizi buruk.

Page 55: Gizi Buruk

Meningkatkan Kualitas Posyandu

1. Pembinaan teknis penyelenggaraan Posyandu kunjungan ke Posyandu yang cakupannya rendah untuk memberikan bimbingan, masukan, bantuan teknis.

2. Pembinaan Posyandu melalui pemberian penghargaan.

3. Melengkapi sarana dan prasarana di Posyandu. Sarana dan prasarana Sarana tambahan

Alat Permainan Edukatif (APE) Penyediaan media Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE)

Page 56: Gizi Buruk

Indikator Keberhasilan ProsesMeningkatnya komitmen dan peran aktif tokoh masyarakat

Kesepakatan meningkatkan cakupan penimbangan balita di Posyandu

Rencana kerja pelaksanaan peningkatan cakupan penimbangan balita di posyandu

Melibatkan pemangku kepentingan contoh tokoh agama, tokoh masyarakat hadir saat buka posyandu, donatur, dan pihak lainnya

Pendanaan dana PNP dan CSR

Meningkatnya partisipasi masyarakatPenyediaan alat permainan di posyanduKegiatan inovatif seperti arisan posyandu, demo memasak,

dsb.Kegiatan penyampaian informasi tentang hari buka posyandu

melalui rumah ibadah,dll.

Page 57: Gizi Buruk

Meningkatnya kapasitas kaderAdanya orientasi dan penyegaran kader setiap tahunTerselenggaranya jambore kader posyanduPemberian penghargaan kepada kaderKunjungan ke posyandu yang berprestasi

Meningkatnya kualitas pelayanan posyanduTerintegrasinya kegiatan Posyandu, PAUD, dan BKBTerselenggaranya SDIDTK di posyandu, Bulan

Penimbangan, dan PMT Penyuluhan setiap Posyandu

Meningkatnya kualitas posyanduTercukupinya sarana dan prasaran standarTerlaksananya kegiatan pemberian penghargaan

kepada posyandu terbaikMeningkatnya cakupan N/D

Page 58: Gizi Buruk

Pemantauan dan EvaluasiPada akhir program diharapkan keluaran berupa:Adanya rencana kerja bulan mendatang untuk

meningkatkan vakupan penimbangan balita di Osyasndu yang meliputi jadwal, lokasi, petugas, biaya

Adanya kesepakatan antar SKPD dalam meningkatkan cakupan penimbangan balita di Posyandu

Hasil kerjasama dengan pemangku kepentingan dalam bentuk bantuan teknis, pemberian makanan tambahan, bantuan peralatan, pelatihan kader, pencetakan KMS/Buku KIA, dan pembiayaan operasional untuk posyandu

Page 59: Gizi Buruk

Pemantauan dan EvaluasiPosyandu terbaik menerima penghargaanTersedia dan dimanfaatkannya APE dan

media KIE di posyanduSemua balita datang ke Posyandu

mendapatkan PMT penyuluhanSemua balita gizi kurang yang datang ke

Posyandu mendapatkan PMT pemulihanAdanya kegiatan inovatif di posyandu seperti

arisan, demo memasak, dsb.Terlaksanaya kegiatan posyandu pada hari

pasar atau hari ibadah

Page 60: Gizi Buruk