Download - gizi buruk

Transcript

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangGizi buruk merupakan masalah yang membutuhkan perhatian khusus terutama di negara-negara berkembang yang merupakan faktor risiko terjadinya kesakitan dan kematian pada ibu hamil dan balita. Menurut data Riskesdas pada tahun 2010, 17.9% masyarakat di Indonesia berstatus penderita gizi buruk. Diagnosis gizi buruk dapat diketahui melalui gejala klinis, antropometri dan pemeriksaan laboratorium. Gejala klinis gizi buruk berbeda-beda tergantung dari derajat dan lamanya kekurangan protein dan energi, umur penderita, modifikasi disebabkan oleh karena adanya kekurangan vitamin dan mineral yang menyertainya. Gejala klinis gizi buruk ringan dan sedang tidak terlalu jelas, yang ditemukan hanya pertumbuhan yang kurang seperti berat badan yang kurang dibandingkan dengan anak yang sehat. Gizi buruk ringan sering ditemukan pada anak-anak dari 9 bulan sampai 2 tahun, akan tetapi dapat dijumpai pula pada anak yang lebih besar. Pertumbuhan yang terganggu dapat dilihat dari pertumbuhan linier mengurang atau terhenti, kenaikan berat badan berkurang, terhenti dan adakalanya beratnya menurun, ukuran lingkar lengan atas menurun, maturasi tulang terlambat, rasio berat terhadap tinggi normal atau menurun, tebal lipat kulit normal atau mengurang, anemia ringan, aktivitas dan perhatian berkurang jika dibandingkan dengan anak sehat, adakalanya dijumpai kelainan kulit dan rambut. Gizi buruk berat memberi gejala yang kadang-kadang berlainan, tergantung dari dietnya, fluktuasi musim, keadaan sanitasi dan kepadatan penduduk.

1.2 Rumusan Masalah 1. Apa pengertian gizi buruk?2. Apa penyebab terjadinya gizi buruk?3. Apa saja klasifikasi gizi buruk?4. Usia berapa yang berisiko tinggi terkena gizi buruk?5. Apa dampak gizi buruk?6. Bagaimana cara pencegahan terjadinya gizi buruk?7. Bagaimana cara mengatasi gizi buruk?1.3 Tujuan1. Mengetahui pengertian gizi buruk2. Mengetahui klasifikasi gizi buruk3. Mengetahui penyebab terjadinya gizi buruk 4. Mengetahui usia yang berisiko tinggi terkena gizi buruk5. Mengetahui dampak gizi buruk6. Mengetahui cara pencegahan terjadinya gizi buruk7. Mengetahui cara mengatasi gizi buruk

BAB IIPEMBAHASAN2.1 Pengertian Gizi BurukGizi buruk adalah kurang gizi tingkat berat yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dari makanan sehari-hari dan terjadi dalam waktu yang cukup lama (sandjaja, 2009). Menurut WHO, gizi buruk adalah salah satu masalah gizi akibat konsumsi makanan yang tidak cukup mengandung energi dan protein serta karena adanya gangguan kesehatan.2.2 Penyebab Gizi BurukPenyebab gizi buruk dapat dilihat dari berbagai jenjang atau tingkatan yaitu penyebab langsung, penyebab tidak langsung dan penyebab mendasar.1. Penyebab langsung merupakan faktor yang langsung berhubungan dengan kejadian gizi yakni konsumsi makanan yang buruk dan adanya penyakit. Bahkan antara asupan gizi dan penyakit / infeksi terjadi interaksi yang saling menguatkan untuk memperburuk keadaan. Interaksi ini dapat berakibat fatal sebagai penyebab kematian dini pada anak-anak. 2. Penyebab tidak langsung merupakan faktor yang mempengaruhi penyebab langsung. Seperti akses mendapatkan makanan yang kurang, perawatan dan pola asuh anak kurang, dan tidak mendukung kesehatan anak-anak. Faktor inilah yang akan mempengaruhi rendah atau buruknya asupan makanan / gizi anak dan terjadinya penyakit / infeksi pada anak-anak.3. Penyebab mendasar terjadinya gizi buruk terdiri dari dua hal, yakni faktor sumber daya potensial dan faktor yang menyangkut sumber daya manusia (tingkat pendidikan, tingkat ekonomi). Pengelolaan sumber daya potensial meliputi pemanfaatan sumber daya alam.. Sedangkan faktor sumber daya berkaitan erat dengan kurangnya pendidikan rakyat. Pemberdayaan rakyat melalui pendidikan sangat penting artinya untuk mengatasi penyebab tidak langsung gizi buruk. (Priharsiwi: 2006)2.3 Klasifikasi Gizi BurukMasalah gizi buruk ini disebabkan oleh kurang energi protein (KEP). KEP dimanifestasikan secara primer adalah akibat dari kurangnya asupan diet yang mengandung energi danprotein secara tidak adekuat, baik karena kurangnya asupan kedua nutrisi ini yang seharusnya digunakan untuk pertumbuhan normal, maupun karena kebutuhan tubuh akan kedua nutrisi tersebut yang meningkat yang tidak sesuai dengan asupan yang tersedia. Klasifikasi KEP dibedakan menjadi 3 yakni:1. Marasmus Marasmus adalah bentuk malnutrisi kalori protein yang terutama akibat kekurangan kalori yang berat dan kronis terutama terjadi selama tahun pertama kehidupan dan mengurusnya lemak bawah kulit dan otot (Dorland, 1998: 649). Cirri-ciri klinisnya yaitu otot lemah, merasa lapar daan cengeng, gagalnya pertumbuhan, tidak ada jaringan lemak bawah kulit, wajah tampaak tua (monkey face), tidak edema, warna rambut tidak berubah, sering terjadi pada bayi