7/21/2019 Gangguan Pada Sistem Pendengaran Manusia
1/13
1
Gangguan Pada Sistem Pendengaran Manusia
Mariella Valerie Bolang
102013433 / D9
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Terusan Arjuna No.6, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11510
E-mail:[email protected]
Abstrak
Telinga adalah organ reseptor pendengaran dan keseimbangan. Telinga terbagi
menjadi 3 bagian utama, yaitu telinga luar (auris externa), telinga tengah (auris media), dan
telinga dalam (auris interna). Telinga mengubah gelombang bunyi dari luar menjadi potensial
aksi di nervus auditorius. Pemeriksaan pendengaran dapat dilakukan dengan melakukan
pemeriksaan Weber, pemeriksaan Rinne, dan pemeriksaan Schwabach.
Kata kunci: Telinga, telinga luar, telinga tengah, telinga dalam, gelombang bunyi
Abstract
Ear is the organ of hearing and equilibrium receptors. The ear is divided into three
main parts: the outer ear, the middle ear, and the inner ear. Ear transform sound waves from
outside into auditory nerve action potential. Hearing tests can be done by Weber Test, Rinne
Test, and Schwabach Test.
Key words: ear, ou ter ear, middle ear, i nner ear, sound waves
mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected]:[email protected]7/21/2019 Gangguan Pada Sistem Pendengaran Manusia
2/13
2
Pendahuluan
Sistem pendengaran pada manusia berhubungan sangat erat dengan bagian tubuh yang
memiliki fungsi khusus dalam hal mendengar. Bagian tubuh tersebut adalah telinga. Pada
umumnya, manusia dan hewan memiliki sistem pendengaran yang dijalankan oleh masing-
masing telinganya, yaitu telinga bagian kiri dan kanan. Pada manusia, proses mendengar
terjadi ketika ada gelombang bunyi yang ditangkap oleh telinga. Bunyi dari suatu benda
tertentu akan merambat lewat udara, masuk ke dalam telinga dan menggetarkan bagian-
bagian tertentu dalam telinga sehingga manusia bisa mendengar bunyi. Dalam pembahasan
ini akan dijelaskan secara lanjut tentang sistem pendengaran pada manusia dan juga akan
dibahas apa saja bagian-bagian telinga dan fungsinya, bagaimana proses mendengar terjadi,
cara mengetahui adanya gangguan pada telinga, faktor-faktor yang mempengaruhi ketajaman
pendengaran, dan juga jenis-jenis hantaran bunyi dalam mekanisme pendengaran.
7/21/2019 Gangguan Pada Sistem Pendengaran Manusia
3/13
3
Struktur Makroskopik Pendengaran
Telinga organ reseptor pendengaran dan keseimbangan.
Pada daerah telinga dapat dijumpai berbagai saraf sensorik yang merupakan cabang dari N.
X, N. V, N. VII, N. IX, dan cabang dari nervus cervikalis 2 dan cervikalis 3.1
Sistem Pendengaran
Telinga luar (Auris externa)
Telinga luar terdiri dari heliks, antiheliks, meatus akustikus eksterna, lobulus, antitragus, dan
tragus.Heliksatau yang disebut juga sebagai pinnamerupakan suatu lempeng tulang rawan
yang terbungkus kulit. Heliks berfungsi menangkap dan mengumpulkan suara sehingga dapat
diteruskan ke meatus akustikus eksternus. Pada pintu masuk meatus akustikus eksternus
terdapat rambut-rambut halus dan pada kulit yang melapisi metaus akustikus ini terdapat
kelenjar sebasea dan kelenjar seruminosa yang berfungsi menghasilkan serumen yang bersifat
bakterisid. Rambut-rambut halus dan serumen tersebut merupakan protektor telinga dari
serangga-serangga kecil. Panjang meatus akustikus eksternus ini pada manusia umumnya
kira-kira 2,5 cm dan terbagi menjadi 2 bagian, yaitu 10% dari dasar pada bagian luarnya
merupakan tulang rawan elastin, sedangkan 90% dari dasar pada bagian dalamnya merupakan
tulang temporal. Lobulusmerupakan satu-satunya bagian telinga yang tidak bertulang atau
tulang rawan karena terdiri dari jaringan lemak.2,3
7/21/2019 Gangguan Pada Sistem Pendengaran Manusia
4/13
4
Telinga tengah (Auris media)
Gambar 2. Telinga Tengah dan Telinga Dalam
(Sumber:www.google.com)
Pada perbatasan telinga luar dan telinga tengah terdapat membran timpaniyang akan bergetar
ketika ada bunyi yang merambat melalui udara sampai ke meatus akustikus. Membran
timpani berbentuk oval dan semi transparan. Dalam telinga tengah juga terdapat kavum
timpaniyang berisi udara di dalamnya. Terdapat juga ossa auditorius, yaitu malleus, incus,
dan stapes; terdapat otot skelet, m. tensor timpani dan m. stapedius. Selain itu juga terdapat
ruang mastoid dan tuba eustachiiyang berperan menyamakan tekanan udara di telinga tengah
dengan tekanan udara di luar.2,3
Gambar 3. Tulang Pendengaran (Malleus, Incus, Stapes)
(Sumber:www.google.com)
http://www.google.com/http://www.google.com/http://www.google.com/http://www.google.com/http://www.google.com/http://www.google.com/http://www.google.com/http://www.google.com/7/21/2019 Gangguan Pada Sistem Pendengaran Manusia
5/13
5
Telinga Dalam (Auris Interna)
Terdiri dari alat-alat pendengaran dan keseimbangan. Di telinga dalam terdapat koklea dan
organ vestibular. Koklea terdiri dari suatu tabung berbentuk koil yang panjangnya sekitar 3
cm dengan tiga kanal tubular yang berjalan paralel satu sama lain, yaitu skala vestibuli, skala
media, dan skala timpani. Skala vestibuli dan skala timpani berisi cairan perilimfe, sedangkan
skala media berisi cairan endolimfe. Skala vestibuli dan skala timpani akan bergabung pada
ujung koil yang disebut helikotrema. Pada dasar skala vestibuli terdapat tingkap oval dan
pada dasar skala timpani terdapat tingkap bulat yang memisahkan cairan di telinga dalam
dengan udara di telinga tengah. Organ vestibular pada telinga dalam berperan untuk
keseimbangan, refleks postural, dan gerakan mata. Reseptor yang terlibat dalam organ
vestibular adalah sel rambut. Sel rambut ini terdapat di telinga dalam dekat dengan koklea,
dalam dua organ otolit yang disebut utrikulus dan sakulus, dan dalam struktur yang disebut
ampula yang terdapat di tiga kanalis semisirkularis. Organ ototlit terutama berfungsi untuk
deteksi gerakan linear dan posisi kepala statis, sedangkan kanalis semisirkularis berfungsi
untuk deteksi gerakan rotasi kepala.4
Struktur Mikroskopik Pendengaran
Telinga adalah organ sensoris yang sensitif menerima dan mengubah suara menjadi impulssaraf yang diinterpretasi di pusat auditori otak.
Telinga dibagi menjadi tiga bagian:
Telinga luar: helix (daun telinga) dan Meatus akustikus extermus.
Dibatasi oleh suatu membran yang tipis disebut membrana timpani.
Helix / aurikula (daun telinga) terdiri dari tulang rawan elastin yang berkelok-kelok
dilapisi kulit. Disini terdapat kelenjar sebasea dan kelenjar keringat. Pada jaringan
subkutan terdapat otot skelet. Lobulus tulang rawan tidak ada dan terdapat jaringan
lemak.
Meatus akustikus eksternus (liang telinga luar)
Saluran yang terbenang antara artikula sampai ke membrana timpani, panjang kira-
kira 2,5 cm
MAE terbagi dua bagian: - 1/3 luar dasarnya tulang rawan elastin
- 2/3 dalam dasarnya tulang temporal
7/21/2019 Gangguan Pada Sistem Pendengaran Manusia
6/13
6
Pada kulit MAE terdapat rambut halus, kelenjar sebasea, dan kelenjar seruminosa
modifikasi kelenjar keringat menjadi kelenjar apokrin). Kelenjar seruminosa
bercampur kelenjar sebasea menghasilkan serumen yang berguna mencegah serangga
masuk, bersifat bakterisid, dan berwarna kecoklatan.
Telinga tengah: kavum timpani, tuba eusthachii, ruang mastoid
a) Kavum timpani: - berisi udara
- pada tulang yang memisahkan kavum timpani & telinga
dalam terdapat dua celah:
- fenestra ovalis (oval window)
- fenestra rotundum (round window)
Terdapat tulang-tulang pendengaran (osikula auditorius) yaitu Malleus, incus, stapes
(duduk di atas fenestra ovalis dan fenestra rotundum).
Otot-otot skeletm.tensor timpani & m.stapedius serta saraf
b) Tuba eustachii: Epitel selapis gepeng berangsur berubah menjadi epitel selapis
kubis atau epitel selapis silindris + silia dan akan terbuka saat menelan sehingga
tekanan udara telinga tengah seimbang dengan tekanan udara luar. Fungsinya
adalah untuk menyamakan tekanan telinga tengah dengan tekanan udara luar.
Perbedaan tekanan antar telinga tengah dan udara luar dapat mengurangi daya
hantar telinga pada getaran bunyi.
c) Ruang mastoid
Telinga dalam: - Alat pendengaran
- Alat keseimbangan: statis dan dinamis.5
Fungsi Komponen Telinga
Tabel. 1. Fungsi Komponen Utama Telinga
STRUKTUR LETAK FUNGSI
Telinga Luar Mengumpulkan dan memindahkan
gelombang suara ke telinga tengah.
Pinna Lempeng tulang rawan yang
terbungkus kulit dan terlatak di
kedua sisi kepala.
Mengumpulkan gelombang suara dan
menyalurkannya ke telinga tengah;
berperan dalam lokalisasi suara.
Meatus
Akustikus
Eksternus
Saluran dari eksterior melalui
tulang temporalis ke membrana
timpani.
Mengarahkan gelombang suara ke
membran timpani; mengandung
rambut-rambut penyaring danmensekresikan serumen untuk
7/21/2019 Gangguan Pada Sistem Pendengaran Manusia
7/13
7
menangkap partikel asing.
Telinga
Tengah
Memindahkan getaran membran
timpani ke cairan di koklea dalam
prosesnya memperkuat energi
suara.
MembranTimpani
Membran tipis yang memisahkantelinga tengah dan dalam.
Bergetar secara sinkron dengangelombang suara yang mengenainya,
menyebabkan tulang-tulang
pendengaran bergetar.
Maleus, incus,
stapes
Rangkaian tulang yang dapat
bergerak yang berjalan melintasi
rongga telinga tengah; maleus
melekat ke membran timpani dan
stapes melekat ke jendela oval.
Berosilasi secara sinkron dengan
getaran membran timpani serta
menimbulkan gerakan seperti
gelombang di perilimfe koklea
dengan frekuensi yang sama.
STRUKTUR LETAK FUNGSITelinga
Dalam:
Koklea
Tempat sistem sensorik untuk
mendengar.
Jendela Oval Membran tipis di pintu masuk
koklea; memisahkan telinga tengah
dari skala vestibuli.
Bergetar bersama dengan gerakan
stapes yang melekat padanya;
gerakan jendela oval menyebabkan
perilimfe koklea bergerak.
Skala
Vestibuli
Kompartemen atas koklea. Mengandung perilimfe yang dibuat
bergerak oleh jendela oval yang
didorong oleh getaran tulang-tulang
telinga tengah.
Skala Timpani Kompartemen bawah koklea.
Skala Media
(Duktus
Koklearis)
Kompartemen tengah koklea. Mengandung endolimfe; tempat
membrana basilaris.
Membran
Basilaris
Membentuk lantai duktus koklearis. Bergetar bersama dengan gerakan
perilimfe; mengandung organ corti,
organ indera untuk mendengar.
Organ Corti Terletak di bagian atas dan di
sepanjang membrana basilaris.
Mengandung sel rambut, reseptor
untuk suara yang mengeluarkan
potensial reseptor sewaktu tertekuk
akibat gerakan cairan di koklea.
Membran
Tektorial
Membran stasioner yang tergantung
di atas organ corti dan tempat sel-
sel rambut reseptor permukaan
terbenam di dalamnya.
Tempat rambut sel-sel reseptor yang
terbenam di dalamnya menekuk dan
membentuk potensial reseptor ketika
membran basilaris yang bergetar
terhadap membran tektorial yang
sangat stasioner.
Jendela
Bundar
Membran tipis yang memisahkan
skala timpani dari telinga tengah.
Bergetar bersama dengan gerakan
cairan di perilimfe untuk meredam
tekanan di dalam koklea; tidak
berperan dalam penerimaan suara.
TelingaDalam: Organ
Tempat sistem sensorik untukkeseimbangan, dan memberikan
7/21/2019 Gangguan Pada Sistem Pendengaran Manusia
8/13
8
Vestibularis masukan yang penting untuk
mempertahankan postur dan
keseimbangan.
Kanalis
Semisirkularis
Tiga saluran semisirkuler yang
tersusun tiga dimensi dalam
bidang-bidang yang tegak lurussatu sama lain di dekat koklea jauh
di dalam tulang temporalis.
Mendeteksi akselerasi (percepatan)
atau deselerasi (perlambatan)
rotasional atau angular.
Utrikulus Struktur seperti kantung di rongga
bertulang antara koklea dan kanalis
semisirkularis.
Mendeteksi: perubahan posisi kepala
menjauhi sumbu vertikal dan
mengarahkan akselerasi dan
deselerasi linear secara horizontal.
Sakulus Terletak di samping utrikulus. Mendeteksi: perubahan posisi kepala
menjauhi sumbu horizontal,
mengarahkan akselerasi & deselerasi
Mekanisme Sistem Pendengaran
Penyaluran Bunyi
Telinga mengubah gelombang bunyi dari luar menjadi potensial aksi di nervus auditorius.
Gelombang diubah oleh membran timpani dan tulang-tulang pendengaran sehingga dapat
menggerakkan lempeng kaki stapes. Gerakan ini menimbulkan gelombang dalam cairan di
telinga dalam. Gelombang pada organ corti menimbulkan potensial aksi di serat-serat saraf.
2,6
Sebagai respon terhadap perubahan tekanan yang dihasilkan oleh gelombang bunyi di
permukaan luarnya, membran timpani bergerak keluar masuk. Dengan demikian membran
timpani berfungsi sebagai resonator yang mengulang getaran dari sumber bunyi. Membran ini
berhenti bergetar hampir segera setelah gelombang bunyi berhenti; yaitu membran timpani
mengalami peredaman kritis (Criticaly Damped) yang hampir sempurna. Gerakan membran
timpani diteruskan ke manubrium maleus. Maleus bergerak pada sumbu yang melalui batas
antara prosesus panjang dan pendeknya, sedemikian sehingga prosesus pendek meneruskan
gerakan manubrium ke incus. Incus akan bergerak sedemikian rupa sehingga getaran
diteruskan ke bagian kepala stapes. Pergerakan bagian kepala stapes ini menyebabkanlempeng kakinya bergerak maju mundur seperti pintu yang berengsel di tepi posterior
fenestra oval. Gelombang bunyi yang sampai ke membran timpani ini akan diteruskan ke
cairan dalam koklea.2,6
Sewaktu bergerak ke koklea, tinggi gelombang bunyi meningkat mencapai maksimum lalu
turun dengan cepat. Jarak dari stapes ke titik tinggi maksimum ini bervariasi sesuai frekuensi
getaran yang menimbulkan gelombang. Bunyi bernada tinggi menimbulkan gelombang yang
mencapai tinggi maksimum di dekat dasar koklea. Bunyi bernada rendah menghasilkan
gelombang yang puncaknya dekat dengan apeks. Dinding tulang skala vestibuli bersifat kaku,
7/21/2019 Gangguan Pada Sistem Pendengaran Manusia
9/13
9
tetapi membran Reissner lentur. Membran basilaris tidak tegang dan juga mudah terdorong
ke dalam skala timpani oleh puncak-puncak gelombang dalam skala vestibuli. 2,5
Pergerakan cairan dalam skala timpani dibuang kembali ke udara melalui fenestra rotundum.
Dengan demikian bunyi menimbulkan distorsi membran basilaris, dan tempat distorsi ini
mencapai maksimum ditentukan oleh frekuensi gelombang bunyi. Bagian atas sel-sel rambut
dalam organ corti dipegang secara kaku oleh lamina retikularis, dan rambut-rambut pada sel
rambut luar terbenam dalam membran tektorium.2Apabila stapes bergerak, kedua membran
tadi akan bergerak ke arah yang sama tetapi keduanya berengsel pada sumbu yang berbeda,
sehingga terjadi gerakan menggunting yang menekuk rambut.6
Sel-sel rambut tersebut merupakan sel reseptor khusus yang berkomunikasi melalui sinaps
kimiawi dengan ujung-ujung serat saraf aferen yang membentuk saraf auditorius.
Depolarisasi sel-sel rambut (sewaktu membrana basilaris bergeser ke atas) meningkatkan
kecepatan pengeluaran zat perantaranya, yang menaikkan kecepatan potensial aksi di serat-
serat aferen. Sebailknya, kecepatan pembentukan potensial aksi berkurang ketika sel-sel
rambut mengeluarkan sedikit zat perantara karena mengalami hiperpolarisasi (sewaktu
membrana basilaris bergeser ke bawah).2,6
Dengan demikian, telinga mengubah gelombang suara di udara menjadi gerakan-gerakan
berosilasi membrana basilaris yang membengkokkan pergerakan maju mundur rambut-
rambut di sel reseptor. Perubahan bentuk mekanis rambut-rambut tersebut menyebabkan
pembukaan dan penutupan saluran di sel reseptor, yang menimbulkan perubahan potensial
berjenjang di reseptor, sehingga mengakibatkan perubahan kecepatan pembentukan potensial
aksi yang merambat ke otak. Dengan cara ini, gelombang suara diterjemahkan menjadi sinyalsaraf yang dapat dipersepsikan oleh otak sebagai sensasi suara.2
Test Pendengaran
Untuk mengetahui secara pasti apakah seseorang menderita tuli konduksi ataupun tuli
persepsi dapat dilakukan tes pendengaran dengan menggunakan garpu tala.
Gambar. 4. Garpu Tala
(Sumber:www.google.com)
Frekuensi garpu tala yang dipakai C128, C1024, dan C2048. Ada tiga jenis tes pendengaran yang
menggunakan garpu tala, yaitu:2,6
http://www.google.com/http://www.google.com/http://www.google.com/http://www.google.com/7/21/2019 Gangguan Pada Sistem Pendengaran Manusia
10/13
10
Test Weber
Garpu tala C128 digetarkan kemudian diletakkan pada verteks dahi ataupun kepala. Pada
penderita tuli konduktif, gelombang bunyi akan terdengar jelas pada telinga yang bermasalah,
sedangkan pada penderita tuli persepsi getaran garpu tala terdengar jelas di telinga yang
normal.
Gambar 5. Tes Weber
(Sumber:www.google.com)
Test Rinne
Test ini membandingkan antara konduksi melalui tulang dan udara. Garpu tala C128
digetarkan kemudian diletakkan pada prosesus mastoideus. Setelah tidak terdengar getaranlagi, garpu tala dipindahkan ke depan meatus akustikus eksternus dan tanyakan pada
penderita apakan masih mendengar getarannya. Pada orang normal, konduksi melalui udara
biasanya lebih lama sekitar 85 90 detik, sedangkan konduksi melalui tulang biasanya hanya
berkisar 45 detik. Hasil pemeriksaan Rinne positif bila penderita masih mendengar getaran
secara hantaran aerotympanal (hantaran udara). Sedangkan hasil pemeriksaan Rinne negatif
bila penderita sudah tidak lagi mendengar getaran secara hantaran aerotympanal.
Gambar 6. Tes Rinne dan Tes Schwabach
(Sumber:www.google.com)
http://www.google.com/http://www.google.com/http://www.google.com/http://www.google.com/http://www.google.com/http://www.google.com/http://www.google.com/http://www.google.com/7/21/2019 Gangguan Pada Sistem Pendengaran Manusia
11/13
11
Test Schwabach
Test ini membandingkan jangka waktu konduksi tulang melalui verteks atau prosesus
mastoideus penderita dengan konduksi tulang si pemeriksa. Hasil pemeriksaan bisa
didapatkan Schwabach memendek, bila dengungan penala tersebut masih dapat didengar oleh
pemeriksa dan Schwabach memanjang / normal, bila dengungan penala tersebut tidak dapat
di dengar oleh pemeriksa. Pada pemeriksaan ini, telinga pemeriksa dianggap normal.
Pada penderita tuli konduksi, konduksi tulang penderita lebih panjang daripada pemeriksa.
Sedangkan pada penderita tuli persepsi, konduksi tulang penderita sangat pendek.
Tabel. 2. Test Pendengaran
Weber Rinne Schwabach
Metode Pangkal garpu tala yang
bergetar diletakkan di
verteks tengkorak.
Pangkal garpu tala yang
bergetar diletakkan di
prosesus mastoideussampai subyek tidak lagi
mendengarnya, lalu
garpu tala tersebut
diletakkan di depan
meatus akustikus subyek.
Hantaran tulang
penderita dibandingkan
dengan pemeriksa.Pemeriksa dianggap
normal.
Normal Mendengar sama keras
dikedua sisi.
Mendengar getaran di
udara setelah hantaran
tulang selesai.
Tuli
Konduksi
Bunyi lebih jelas di
telinga yang bermasalah.
Getaran di udara tidak
terdengar setelah
hantaran tulang selesai.
Hantaran tulang lebih
baik daripada normal.
Tuli
Persepsi
Bunyi lebih jelas di
telinga yang normal.
Getaran terdengar di
udara setelah hantaran
tulang selesai.
Hantaran tulang lebih
buruk daripada normal.
7/21/2019 Gangguan Pada Sistem Pendengaran Manusia
12/13
12
Kesimpulan
Gangguan pendengaran dapat disebabkan oleh usia yang sudah lanjut. Penurunan fungsi
dari organ tubuh yang terjadi pada proses menua disebut juga proses degeneratif. Jenis
ketulian yang dialami pada kelompok usia lanjut umumnya disebabkan karena adanya
kerusakan pada saraf sehingga disebut juga sebagai tuli saraf.
7/21/2019 Gangguan Pada Sistem Pendengaran Manusia
13/13
13
Daftar Pustaka
Putz. R, Pabst. R. Atlas Anatomi manusia Sobotta. Jilid 2. Jakarta: EGC. 2006.
Sherwood. L. Fisiologi manusia. Edisi 2. Jakarta: EGC. 2002.
Sloane, Ethel. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC. 2004.
Ward. J, Clarke. R, Linden. R. At a Glance Fisiologi. Jakarta: Erlangga Medical Series.
2005.
Herawati S, Rukmini S. Ilmu penyakit hidung telinga tenggorok. Jakarta: EGC. 2007.h.1-
6
Ganong, W. F. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC. 2002.