Materi-materi Ujian Nasional
Tahun 2009/2010
FRASA
BIDAL/
PERIBAHASA
MAJAS
EXIT
Berdasarkan isinya, peribahasa mencakup
BIDAL
Peribahasa ialah bahasa berkias berupa kalmat atau kelompok
kata yang tetap susunannya.
MAIN
MENU
Pepatah
Ungkapan
Perumpamaan Pameo
Tamsil
� Ialah kiasan yang dinyatakan dengan
kalimat. Yang dikiaskan ialah sesuatu
tentang keadaan atau kelakuan
seseorang.
PepatahMAIN
MENU
�Cotoh:
� Rajin pangkal pandai
� Hemat pangkal kaya
KEMBALI
�Tamsil/ibarat ialah perumpamaan juga.
Namun diiringi dengan bagian-bagian
kalimat yang menjelaskan.
�Contoh:
TamsilMAIN
MENU
Contoh:
� Bagai kerakap di atas batu, hidup segan mati
tak hendak
� Bagai burung dalam sangkar, mata terlepas
badan terkurung
KEMBALI
� Ialah kiasan tentang keadaan atau
kelakuan seseorang dinyatakan dengan
sepatah kata yang merupakan bagian
kalimat.
UngkapanMAIN
MENU
�Contoh:
� Anak itu panjang tangan (suka mencuri)
� Orang itu bertangan besi (kejam)
KEMBALI
� Ialah kalimat yang mengungkapkan
keadaan atau kelakuan seseorang dengan
mengambil perbandingan dari alam
sekitarnya.
Perumpamaan MAIN
MENU
�Contoh:
� Seperti air di atas daunt alas
� Bagai pungguk merindukan bulan
KEMBALI
� Ialah kata-kata atau slogan yang menjadi
populer karena sering diucapkan kembali,
yang sifatnya mengandung dorongan
semangat atau ejekan.
Contoh:
Pameo MAIN
MENU
� Contoh:
� Memasyarakatkan olahraga dan
mengolahragakan masyarakat
� Merdeka atau mati
� Sekali merdeka tetap merdeka
KEMBALI
Majas di Bedakan Menjadi
MAJAS
Majas adalah bahasa yang mengandung makna kias yang dapat
menghidupkan dan membangkitkan daya tarik
MAIN
MENU
Perbandingan Pertentangan
Penegasan Sindiran
Perbandingan
Tropen
MetonimiaTotem Pro Parte
Pras Pro Toto
Alegori
Litotes
MAIN
MENU
Alusio
Simbolik
Antonomasia
HiperbolaMetafora
Personifikasi
Perifrasis
Eufimisme
AsosiasiKEMBALI
Pertentangan
Kontradiksi Intermisis
ParadoksAnakhronisme
MAIN
MENU
Antitesis
KEMBALI
Penegasan
Pleonasme
Repetisi Koreksio
Paralelisme Interupsi
KEMBALI MAIN
MENU
Inversi
Klimaks Preiterito
Antiklimaks
Retorik
Enumerasio
Ekslamasio
Asindenton
PolisindentonElipsi
Sindiran
Ironi
MAIN
MENU
Sinisme Sarkasme
KEMBALI
YA TIDAK
FRASA
Frasa adalah satuan konstruksi yang terdiri dari dua kata atau
lebih yang membentuk satu kesatuan (Keraf, 1984:138).
frasa adalah satuan gramatik yang terdiri atas satu kata atau lebih
dan tidak melampaui batas fungsi atau jabatan (Ramlan,
2001:139)
MAIN
MENU
CONTOH FRASA
2001:139)
Artinya sebanyak apapun kata tersebut asal tidak
melebihi jabatannya sebagai Subjek, predikat, objek,
pelengkap, atau pun keterangan, maka masih bisa
disebut frasa.
JENIS FRASA
CONTOH FRASA
1. gedung sekolah itu
2. yang akan pergi
3. sedang membaca
4. sakitnya bukan main
Jika contoh itu ditaruh dalam kalimat, kedudukannya tetap
pada satu jabatan saja.
1. Gedung sekolah itu(S) luas(P).
KEMBALIMAIN
MENU
1. Gedung sekolah itu(S) luas(P).
2. Dia(S) yang akan pergi(P) besok(Ket).
3. Bapak(S) sedang membaca(P) koran sore(O).
4. Pukulan Budi(S) sakitnya bukan main(P).
Jadi, walau terdiri dari dua kata atau lebih tetap tidak
melebihi batas fungsi. Pendapat lain mengatakan bahwa
frasa adalah satuan sintaksis terkecil yang merupakan
pemadu kalimat.Contoh:
1. Mereka(S) sering terlambat(P).
2. Mereka(S) terlambat(P).
JENIS FRASA
Jenis frasa dibagi menjadi dua, yaitu berdasarkan persamaan
distribusi dengan unsurnya (pemadunya) dan berdasarkan
kategori kata yang menjadi unsur pusatnya.
KEMBALIMAIN
MENU
Berdasarkan Persamaan Distribusi dengan
Unsurnya (Pemadunya).
1. Frasa Endosentris, kedudukan frasa ini dalam fungsi
tertentu, dpat digantikan oleh unsurnya. Unsur frasa yang dapat
menggantikan frasa itu dalam fungsi tertentu yang disebut unsur
pusat (UP). Dengan kata lain, frasa endosentris adalah frasa yang
memiliki unsur pusat.
Berdasarkan persamaan distribusi dengan unsurnya (pemadunya, frasa
dibagi menjadi dua, yaitu Frasa Endosentris dan Frasa Eksosentris.
KEMBALIMAIN
MENU
Contoh:
Sejumlah mahasiswa(S) diteras(P).
Frasa endosentris sendiri masih dibagi menjadi tiga.
Frasa Endosentris
Koordinatif
Frasa Endosentris
Apositif
Frasa Endosentris
Atributif
Frasa Endosentris
Koordinatif
1. Frasa Endosentris Koordinatif, yaitu frasa endosentris yang
semua unsurnya adalah unsur pusat dan mengacu pada hal yang
berbeda diantara unsurnya terdapat (dapat diberi) dan atau atau.
Contoh:
1. rumah pekarangan
2. suami istri dua tiga (hari)
3. ayah ibu
KEMBALIMAIN
MENU
3. ayah ibu
4. pembinaan dan pembangunan
5. pembangunan dan pembaharuan
6. belajar atau bekerja.
Frasa Endosentris
Atributif
2. Frasa Endosentris Atributif, yaitu frasa endosentris yang
disamping mempunyai unsur pusat juga mempunyai unsur yang
termasuk atribut. Atribut adalah bagian frasa yang bukan unsur pusat,
tapi menerangkan unsur pusat untuk membentuk frasa yang
bersangkutan.Contoh:
1. pembangunan lima tahun
2. sekolah Inpres
3. buku baru
KEMBALIMAIN
MENU
3. buku baru
4. orang itu
5. malam ini
7. sedang belajar
8. sangat bahagia.
Kata-kata yang dicetak miring dalam frasa-frasa di atasseperti
adalah unsur pusat, sedangkan kata-kata yang tidak dicetak
miring adalah atributnya.
Frasa Endosentris
Apositif
3. Frasa Endosentris Apositif, yaitu frasa endosentris yang semua
unsurnya adalah unsur pusat dan mengacu pada hal yang sama. Unsur
pusat yang satu sebagai aposisi bagi unsur pusat yang lain.
Contoh:
Ahmad, anak Pak Sastro, sedang belajar.
Unsur Ahmad merupakan unsur pusat,
KEMBALIMAIN
MENU
Unsur Ahmad merupakan unsur pusat,
sedangkan unsur anak Pak Sastro
merupakan aposisi.
Berdasarkan Kategori Kata yang Menjadi Unsur
Pusatnya.
Berdasarkan kategori kata yang menjadi unsur
pusatnya, frasa dibagi menjadi enam
Frasa nomina Frasa Numeralia
KEMBALIMAIN
MENU
Frasa Konjungsi
Frasa Preposisi
Frasa Ajektifa
Frasa Verba
Frasa nomina
1.nomina sebenarnya
contoh:
pasir ini digunakan utnuk mengaspal jalan
2. pronomina
contoh:
1. Frasa nomina, frasa yang UP-nya berupa kata yang
termasuk kategori nomina. UP frasa nomina itu berupa:
KEMBALIMAIN
MENU
contoh:
dia itu musuh saya
3. nama
contoh:
Dian itu manis
4. kata-kata selain nomina, tetapi
strukturnya berubah menjadi nomina
contoh:
dia rajin rajin itu menguntungkan
kata rajin awalnya adalah frasa ajektiva
Frasa Verba
2. Frasa Verba, frasa yang UP-nya berupa kata yang termasuk
kategori verba. Secara morfologis, UP frasa verba biasanya ditandai
adanya afiks verba. Secara sintaktis, frasa verba terdapat (dapat diberi)
kata sedang untuk verba aktif, dan kata sudah untuk verba keadaan. Frasa
verba tidak dapat diberi kata sangat,dan biasanya menduduki fungsi
predikat.
Contoh:
KEMBALIMAIN
MENU
Contoh:
Dia berlari.
Secara morfologis, kata berlari terdapat afiks ber-, dan secara
sintaktis dapat diberi kata sedang yang menunjukkan verba
aktif.
Frasa Ajektifa
3. Frasa Ajektifa, frasa yang UP-nya berupa kata yang
termasuk kategori ajektifa. UP-nya dapat diberi afiks ter- (paling),
sangat, paling agak, alangkah-nya, se-nya. Frasa ajektiva biasanya
menduduki fungsi predikat.
Contoh:
Rumahnya besar.
Ada pertindian kelas antara verba dan ajektifa untuk
KEMBALIMAIN
MENU
Ada pertindian kelas antara verba dan ajektifa untuk
beberapa kata tertentu yang mempunyai ciri verba
sekaligus memiliki ciri ajektifa. Jika hal ini yang
terjadi, maka yang digunakan sebagai dasar
pengelolaan adalah ciri dominan.
Contoh:
menakutkan (memiliki afiks verba, tidak
bisa diberi kata sedang atau sudah. Tetapi
bisa diberi kata sangat).
Frasa Numeralia
4.Frasa Numeralia, frasa yang UP-nya berupa kata yang termasuk
kategori numeralia. Yaitu kata-kata yang secara semantis mengatakan
bilangan atau jumlah tertentu. Dalam frasa numeralia terdapat
(dapat diberi) kata bantu bilangan: ekor, buah, dan lain-lain
Contoh:
dua buah
tiga ekor
KEMBALIMAIN
MENU
tiga ekor
lima biji
Dua puluh lima orang.
Frasa Preposisi
5. Frasa Preposisi, frasa yang ditandai adanya preposisi atau
kata depan sebagai penanda dan diikuti kata atau kelompok kata
(bukan klausa) sebagai petanda.
Contoh:
Penanda (preposisi) + Petanda (kata atau kelompok kata) di teras
ke rumah teman
dari sekolah
KEMBALIMAIN
MENU
ke rumah teman
dari sekolah
untuk saya
Frasa Konjungsi
6. Frasa Konjungsi, frasa yang ditandai adanya konjungsi atau
kata sambung sebagai penanda dan diikuti klausa sebagai petanda.
Karena penanda klausa adalah predikat, maka petanda dalam frasa
konjungsi selalu mempunyai predikat.
Contoh:
Penanda (konjungsi) + Petanda (klausa,
mempunyai P)
Sejak kemarin dia terus diam(P) di situ.
KEMBALIMAIN
MENU
Sejak kemarin dia terus diam(P) di situ.
Dalam buku Ilmu Bahasa Insonesia, Sintaksis, ramlan menyebut frasa
tersebut sebagai frasa keterangan, karena keterangan menggunakan
kata yang termasuk dalam kategori konjungsi.
Top Related