1
SAINAL EDI KAMAL, S.Si., M.Kes., Apt.
PENDAHULUAN
A. DEFENISIFarmakologi : Pharmacon (Obat) & Logos (Ilmu
Pengetahuan)
Ilmu yang mempelajari obat dan cara kerjanya pada
sistem biologi.
Obat : bahan atau sediaan yang digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi
atau kondisi patologi dalam rangka penetapan
diagnosi, pencegahan, penyembuhan, pemulihan
dari sakit, gejala sakit atau penyakit untuk
meningkatkan kesehatan dan kontrasepsi.
B. PERKEMBANGAN OBATPenggunaan Obat :
Coba – coba
Turun – temurun Efek tidak seragam
Empiris
Distandarisasi dan diekstraksi :
Efedrin dari tanaman Efendra vulgaris
Vinblastin dari tanaman Vinca rosea
Digoksin dari tanaman Digitalis lanata
C. PENGGOLONGAN OBAT1. Berdasarkan Keamanan (Permenkes No.
949/Menkes/Per/VI/2000.
a. Obat Bebas : parasetamol, vitamin C, asetosal, antasida daftar
obat esensial (DOEN), obat batuk hitam.
b. Obat Bebas Terbatas (Waarschuwing) artinya peringatan :
klortrimaleas, mebendazol, obat flu kombinasi tablet.
c. Obat Keras (Gevaarlijk) artinya berbahaya : amoksisilin, asam
mefenamat, semua obat injeksi dan semua obat baru.
d. Psikotropika (obat keras tertentu)
Golongan I : hanya untuk penelitian; metilen dioksi
metamfetamin, lisergid acid diathylamine (LSD) dan
metamfetamin.
Golongan II, III dan IV : dapat digunakan untuk pengobatan
asalkan sudah didaftarkan; diazepam, fenobarbital, lorasepam,
dan klordiazepoksid.
e. Narkotika : dapat menimbulkan addiksi (ketergantungan)
Golongan I : hanya untuk penelitian, dilarang produksi; heroin
dan kokain
Golongan II dan III : dapat digunakan untuk pengobatan
asalkan sudah memiliki ijin edar; morfin, petidin, kodein,
doveri dan kodipron.
2. Berdasarkan Cara atau Jalur Pemakaian
a. Obat luar : salep, injeksi, lotion, tetes hidung, tetes telinga,
suppositotia dan krim. Menggunakan etiket biru.
b. Obat dalam : tablet, kapsul, sirup menggunakan etiket putih.
3. Berdasarkan Sumber atau Asalnya
a. Tanaman : alkaloid, glikosida, resin, karbohidrat, protein
b. Hewan : hormon atau enzim, misalnya insulin
c. Mineral : aluminium hidroksida, magnesium trisilat
4. Berdasarkan Bentuk sediaan
a. Padat : ekstrak, serbuk, pil, tablet, suppositoria.
b. Cair : sirup, larutan, suspensi, linimen, lotion
c. Semi Padat : salep, krim, gel dan pasta
d. Gas : aerosol, oksigen dan inhaler
5. Berdasarkan Keamanan Selama Kehamilam
a. Kategori A : obat yang tidak menimbulkan pengaruh buruk
pada janin; parasetamol, penisilin, eritromisin, digoksin,
isoniazid dan asam folat
b. Kategori B : obat yang dibatasi penggunaannnya pada wanita
hamil.
B1 : dari penelitian tidak terbukti menimbulkan kerusakan
pada janin; simetidin
B2 : data dari penelitian hewan tidak memadai; amfoterisin,
dopamin
B3 : pada hewan terjadi kerusakan janin tetapi belum tentu
bermakna pada manusia; griseofulvin, mebendazol
c. Kategori C : obat memberikan pengaruh buruk pada janin
tanpa disertai malformasi anatomi jadi semata-mata efek
farmakologi; narkotika, aspirin, diuretik
d. Kategori D : obat terbukti meningkatkan malformasi pada janin
manusia; androgen, fenitoin, fenobarbital, kinin
e. Kategori X : obat yang mempunyai resiko tinggi memberikan
pengaruh buruk pada janin yang menetap (irreversibel) jika
diminum pada masa kehamilan; dietilstilbestrol.
D. OBAT GENERIK1. Obat generik, menggunakan nama sesuai zat kimia yang
dikandungnya berdasarkan the international nonpropietary
names list for pharmaceutical preparation (INN); parasetamol,
amoksilin, asam mefenamat
2. Obat Generik dengan nama dagang (branded generic
medicines) yaitu diedarkan dengan nama dagang; amoksan,
panadol, ponstan
3. Obat Generik Berlogo : obat generik yang diproduksi oleh
industri farmasi yang bersertifikat CPOB
POSOLOGI
Bentuk Sediaan Obat
Cara Pemberian Obat
Perhitungan Dosis Obat
Frekuensi Pemberian Obat
Bentuk Sediaan Obat
1. Sediaan Padat
a. Serbuk Pulvis : Campuran kering bahan obat atau zat kimia
yang dihaluskan ditujukan untuk obat dalam atau obatluar.
Pulveres : Serbuk yang dibagi-bagi dalam bobot yangdiperkirakan sama, dibungkus dengan pengemas yangcocok untuk sekali minum.
b. Tablet : Sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi.
Berat : 50 mg – 2 g
c. Kapsul : Sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut gelatin, pati
d. Suppositoria : Sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk rektal, vagina, urethal
e. Kaplet : Tablet berbentuk kapsul yang pembuatannya melalui kempa cetak
f. Lozenges : Sediaan tablet manis dan baunya enak, penggunaannya dihisap dalam mulut
2. Sediaan Setengah Padat
a. Salep : Sediaan setengah padat diloles,obat luar
b. Krim : Sediaan setengah padat emulsiair ≥ 60%, pemakaian luar
c. Pasta : Sediaan massa lembek, pemakaianluar (terbuat dari serbuk & ≥ 50% vaselin atauparaffin, gliserol
3. Sediaan Cair
a. Larutan : Sediaan cair yang mengandungbahan kimia terlarut kecuali dinyatakanlain, pelarutnya air suling
b. Sirup : Larutan yang mengandung gulasukrosa, kadar gula tidak kurang dari 64% atautdk lebih dari 66%.
d. Eliksir : Larutan rasa, bau sedap, selain obat mengandung zat pemanis, zat pewarna, pewangi, pengawet. Pelarut etanol.
e. Guttae : Larutan, emulsi atau suspensi obat luar & obat dalam.
f. Injeksi : Sediaan steril, bebas pirogen
Larutan, emulsi, suspensi, serbuk yang dilarutkan.
4. Sediaan Gas
a. Aerosol : Sediaan mengandung 1 atau lebih zatberkhasiat dalam wadah yang diberi tekanan
b. Gas : berupa oksigen, obat anestesi atau zatyang digunakan untuk sterilisasi.
Rasionalisasi Pemberian Obat1. Tepat Pasien
2. Tepat Obat
3. Tepat Waktu
4. Tepat Dosis
5. Tepat Rute
6. Tepat Dokumentasi
Rute Pemberian Obat
Enteral oral, sublingual, bukal
Parenteral topikal, injeksi, endotrakea, inhalasi
PERHITUNGAN DOSIS
1. Berdasarkan LPT
KO : LPT anak
1,73 M : LPT dewasa
Wagner : LP : 0,09 x W0,73
W = BB dalam Kg
Da = Dd KO
1,73 M2
2. Berdasarkan BB
Clark :
W = BB (Kg)
Da = W... Dd
70
3. Berdasarkan Usia
Frekuensi Pemberian Obat
Pemberian obat dapat :
Tiap 5 menit
Sekali sehari tujuan, kinetika obat, t½,
Beberapa kali sehari onset dan durasi obat
Setiap bulan
Interval Pemakaian Obat
Kebiasaan :
3 x sehari pagi, siang dan sore
Optimal :
3 x sehari tiap 6 atau 8 jam
interval : 24 jam - (6 - 8 jam)
3
ARTI % DALAM OBAT
• % berat / berat = gram/gram % misal : Boorzalf 10% =tiap 100 g zalf mengandung 10 g acidum boricum
• % berat / volume = gram / ml % misal : 1% morphine HCl= 1 g morphine HCl dlm 100 ml larutan / injeksi
• % vol. / vol = ml / ml % misal : alkohol 70% = tiap 100 mlcampuran mengandung 70 ml ethylalkohol murni
• % vol / berat = ml / gram % misal : kadar minyak 10%dlm suatu simplisia berarti tdp 10 ml minyak dlm 100 gsimplisia
Mekanisme Kerja Obat
Efek obat terjadi karna interaksi fisiko-
kimiawi antara obat atau metabolit aktif
dengan reseptor atau bagian tertentu dari
tubuh.
Untuk mencapai tempat kerjanya maka obat
harus melalui 3 proses :
1. Fase Farmasetik
2. Fase Farmakokinetik
3. Fase Farmakodinamik
Fase Farmasetika
Fase yang dipengaruhi antara lain oleh cara
pembuatan obat, bentuk sediaan obat dan
zat tambahan yang digunakan.
Tablet terdegradasi granul
Partikel kecil pelepasan zat aktif
Zat aktif terdisolusi absorpsi
Larutan ˃ suspensi ˃ serbuk ˃ kapsul ˃
tablet ˃ tablet salut
. .. ....... . .. ..
.....
. .. .......
. .. ....... . .. ..
.....
. .. ........ .. ....... . .. ..
.....
. .. .......
. .. ....... . .. ..
.....
. .. ........ .. ....... . .. ..
.....
. .. .......
. .. ....... . .. ..
.....
. .. ........ .. ....... .. . ..
.....
. .. .......
. .. ....... . .. ..
.....
. .. ..
.
.
.
.
.
TABLETDISINTEGRASI DISOLUSI
Fase Farmakokinetik
Mempelajari absorpsi, distribusi,
metabolisme dan ekskresi obat dari dalam
tubuh atau mempelajari pengaruh tubuh
terhadap obat
1. Absorpsi
Adalah proses masuknya obat ke dalam
sirkulasi sistemik.
a. Kelarutan
Kecepatan melarut dari suatu obat akan
menentukan kecepatan absorpsi obat
Lipid bilayer
b. pH : derajat keasaman atau kebasahan
Obat yang bersifat asam lemah akan mudah
menembus membran sel pada suasana
asam atau obat relatif tidak terionisasi.
Aspirin mudah menembus membran
lambung dari pada membran usus
Obat yang bersifat basa lemah akan mudah
diabsorpsi di usus halus
c. Tempat Absorpsi
Obat dapat diabsorpsi pada kulit, membran
mukosa, lambung dan usus halus.
Absorpsi obat menembus lapisan sel tunggal
seperti pada ephitelium intestinal akan
lebih cepat dibandingkan membran kulit
yang berlapis-lapis
d. Sirkulasi Darah
Obat baiknya diberikan pada daerah yang
kaya akan sirkulasi darah.
Pemberian melalui sublingual lebih cepat
diabsorpsi dari sub kutan (sirkulasi darah
kurang)
MEMBRAN
Pasif
Aktif
Pinositosis
Usus Sel
2. Distribusi
Penyebaran obat dari pembuluh darah ke
jaringan atau tempat kerja.
Kecepatan distribusi dipengaruhi oleh
permeabilitas membran kapiler terhadap
molekul obat.
Faktor lain yang mempengaruhi distribusi
obat adalah fungsi kardiovaskuler, ikatan
obat dgn protein plasma
Organ (jantung, ginjal, hati) yang mendapat
suplai darah lebih banyak atau cepat akan
menerima obat lebih banyak dan cepat
dari organ lain (tulang, abses).
Pada saat obat masuk ke sirkulasi sistemik ,
sebagian besar akan terikat oleh protein
plasma (albumin), ikatan ini membentuk
molekul besar sehingga tdk dapat
menembus membran.
Hanya obat bebas yg mencapai sasaran dan
mengalami metabolisme sehingga mudah
diekskresikan.
Berkurangnya obat bebas (tidak terikat)
akan menyebabkan pelepasan obat yang
terikat oleh protein, jadi terjadi
keseimbangan yg dinamis.
Perbandingan obat bebas dan obat terikat
menentukan durasi obat
Obat lipofil mempunyai afinitas yang tinggi
terhadap jaringan, sehingga cenderung
terakumulasi, apabila aliran darah sedikit
di jaringan, maka distribusi obat
terhambat. Pemberian obat yang terlalu
cepat berpotensi menimbulkan toksik.
3. Metabolisme
Merupakan reaksi perubahan zat kimia
dalam jaringan biologis yang dikalisis oleh
enzim menjadi metabolitnya.
Hati merupakan organ utama tempat
metabolisme obat.
Kebanyakan metabolisme menggunakan
enzim sitokrom P450 (hepar dan GI)
4. Ekskresi
Ginjal adalah organ utama dalam ekskresi
obat atau metabolitnya.
Organ lain tempat ekskresi adalah
instestinal (feses), paru-paru, kulit,
keringat, air liur dan air susu.
Kecepatan ekskresi dilihat dari nilai t½, obat
yg panjang t½nya maka frekuensinya
pemakaiannya relatif panjang.
Proses ekskresi obat dalam ginjal meliputi :
a. Filtrasi glomelurus
Obat bebas akan mengalami filtrasi
glomelurus masuk ke tubulus.
Kelarutan dan pH tidak berpengaruh
Dipengaruhi oleh ukuran partikel
b. Reabsorpsi tubulus
Di tubulus kebanyakan obat mengalami
reabsorpsi ke sirkulasi sistemik kembali,
terutama zat non polar atau bentuk non
ion.
c. Sekresi tubulus
Obat yang tdk mengalami FG dapat masuk
ke tubulus melalui sekresi di tubulus
proksimal.
Fase Farmakodinamik
Mempelajari efek obat dalam tubuh atau
jaringan hidup atau mempelajari pengaruh
obat terhadap fisiologi tubuh.
a. Berinteraksi dengan reseptor
Reseptor dapat berupa protein, asam
nukleat, enzim, karbohidrat atau lemak.
Semakin banyak reseptor yg diduduki maka
intensitas efek semakin meningkat
b. Berinteraksi dgn enzim
Obat dapat menimbulkan efek karna
mengikat enzim yg dikeluarkan oleh tubuh.
Obat DM : memperbanyak insulin
c. Kerja non spesifik
Obat yang bekerja tanpa mengikat reseptor.
Misalnya alkohol mendenaturasi protein,
norit mengikat racun atau bakteri
Conc
WaktuTo T1
T2 T3
MEC
To - T1 = Mula
To – T2 = Puncak, T1 – T3 = Lama Kerja Obat
Obat Otonom
Susunan sistem saraf manusia tersusun dari
sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.
Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan
sumsum tulang belakang.
Sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf
somatis dan sistem saraf otonom.
Sistem saraf otonom terdiri atas sistem saraf
simpatis dan sistem saraf parasimpatis.
Obat perangsang simpatik adalah adrenergik,simpatomimetik atau agonis adrenergik
Obat penghambat simpatik adalah simpatolitik atauantiadrenergik
Obat perangsang parasimpatik adalah kolinergik,parasimpatomimetik atau agonis kolinergik
Obat penghambat parasimpatik adalahparasimpatolitik atau antikolinergik
Sistem Saraf SimpatisFungsi dari sistem saraf simpatik adalah
sebagai berikut.
• Mempercepat denyut jantung
• Memperlebar pembuluh darah
• Relaksasi bronkus
• Mempertinggi tekanan darah
• Memperlambat gerak peristaltis
• Memperlebar pupil
• Menurunkan sekresi ludah
Sistem Saraf Parasimpatis
Sistem saraf parasimpatik memiliki
fungsi yang berkebalikan dengan fungsi
sistem saraf simpatik. Misalnya pada
sistem saraf simpatik berfungsi
mempercepat denyut jantung, sedangkan
pada sistem saraf parasimpatik akan
memperlambat denyut jantung
Sel Saraf (Neuron) dan Impuls
Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang
disebut neuron. Neuron bergabung
membentuk suatu jaringan untuk
mengantarkan impuls (rangsangan).
Satu sel saraf tersusun dari badan sel,
dendrit, dan akson.
1. Badan sel
Badan sel saraf merupakan bagian yang
paling besar dari sel saraf Badan sel
berfungsi untuk menerima rangsangan dari
dendrit dan meneruskannya ke akson. Pada
badan sel saraf terdapat inti sel, sitoplasma,
mitokondria, sentrosom, badan golgi,
lisosom, dan badan nisel. Badan sel
merupakan kumpulan retikulum endoplasma
tempat transportasi sintesis protein.
2. Dendrit
Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan
bercabang-cabang. Dendrit merupakan
perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi
untuk menerima dan menghantarkan
rangsangan ke badan sel.
3. Akson
Akson disebut neurit. Neurit adalah serabut
sel saraf panjang yang merupakan perjuluran
sitoplasma badan sel. Di dalam neurit
terdapat benang-benang halus yang disebut
neurofibril. Neurofibril dibungkus oleh
beberapa lapis selaput mielin yang banyak
mengandung zat lemak dan berfungsi untuk
mempercepat jalannya rangsangan
Impuls adalah rangsangan atau pesan yang
diterima oleh reseptor dari lingkungan luar,
kemudian dibawa oleh neuron. Impuls dapat
juga dikatakan sebagai serangkaian pulsa
elektrik yang menjalari serabut saraf.
Contoh rangsangan adalah sebagai berikut.
a. Perubahan dari dingin menjadi panas.
b. Perubahan dari tidak ada tekanan pada
kulit menjadi ada tekanan.
c. Berbagai macam aroma yang tercium oleh
hidung.
Neurotransmitter ada dua macam :
1. NT untuk saraf simpatik adalah norepinefrin (NE)
2. NT untuk saraf parasimpatik adalah asetilkholin(Ach)
1. Adrenergik
a. Bekerja Langsung
Obat Khasiat
Fenileprin Dekongestan
Klonidin Penurun Tekanan Darah
Dobutamin Meningkatkan Kerja Jantung
Isoproterenol Meningkatkan Kerja Jantung & Bronkodilator
Albuterenol Bronkodilator
Terbutelin Bronkodilator
Metoproteronol Bronkodilator
b. Bekerja tidak Langsung
Mendorong pengeluaran NE dari tempatpenyimpanannya seperti amfetamin danmetilphenidat (keduanya sebagai antidefresan)
2. Obat Antiadrenergik
Berkerja melalui penghambatan terhadap reseptoradrenergik.
a. α 1 bloker : terapi hipertensi (vasodilatasi pembuluhdarah) ; prazosin, terazosin dan doxazosin
b. ß bloker untuk terapi hipertensi (mengurangifrekuensi dan kekuatan denyut jantung) ; atenolol,metoprolol, propanolol, nadolol dan pindolol
3. Kolinergik
a. Bekerja Langsung
Langsung berinteraksi dgn reseptor muskarinik untukmenghasilkan efek kolinergik.
Contohnya : bethanekol (terapi retensi urin akibattindakan pembedahan atau gangguan neurogenikkandung kemih)
b. Bekerja tidak Langsung
Tidak menduduki reseptor tetapi mengikatAsetilkolinesterase sehingga Ach meningkat.
Contoh : neostigmin (miastenia gravis)
4. Antikolinergik
Menghambat reseptor muskarinik sehingga efeknyaberlawanan dgn obat kolinergik.
Contoh : atropin (mengurangi sekresi sal. Pernapasanpd tindakan operasi), scopolamin (mabukperjalanan), ipatropium (asma)
Obat sal. pernapasan
Sistem pernapasan terdiri dari :
1. Trakea
2. Bronkus
3. Bronkiolus
4. Alveolus
5. Paru-Paru
Fungsi sistem pernapasan :
1. Menyediakan oksigen untuk sel tubuh
2. Membuang karbon dioksida dari sel tubuh
3. Pertahanan tubuh melawan senyawa asing
4. Menghasilkan suara untuk bicara
rhinitis
Merupakan radang membran mukosa hidung
(bersin, gatal, hidung berlendir dan kongesti)
Penyebab :
a. Menghirup elergen (debu, bulu binatang,
serbuk sari, asap rokok, polutan)
b. Zat berinteraksi dgn sel mast melepaskan
histamin, leukotrin
Terapi :
a. Antihistamin (CTM, difenhidramin)
b. Dekongestan (fenileprin,
pseudoefedrin)
Side Effect :
a. Sedasi
b. Insomnia
c. Aritmia
bronkodilator
Obat ini digunakan pd penderita asma.
Penyebab bronkokontriksi :
a. Perangsangan parasimpatis
b. Penghambatan simpatis
Asma biasa terjadi karna bronkus terlalu sensitif
terhadap rangsangan
Pengobatan asma :
1. Agonis ß2 (salbutamol, terbutalin,fenoterol)
2. Metil Xantin (teofilin) cAMP, LD50/ED50
sempit
3. Antikolinergik (ipatropium bromid)
4. Kortikosteroid (prednison, deksametason,
triamsinolon) antiinflamasi di sal.
pernapasan
mukolitik
Asma, bronkitis produksi mukus (glikoprotein
polisakarida, eksudat infeksi)
Sekret yg banyak sukar bernapas sehingga
diperlukan pemberian mukolitik
Pengobatan :
1. Bromheksin (memutuskan ikatan
mukopolisakarida)
2. Asetilsistein (memecah glikoprotein)
antitusif
Atau batuk kering tenggorokan gatal, suara
serat atau hilang.
Penyebab :
a. Inhalasi partikel makanan
b. Bahan iritan
c. Asap rokok
d. Perubahan suhu
Pengobatan :
1. Kodein
2. Dekstrometorfan (L-isomer opioid)
3. Uap Mentol ( sensitifitas faring dan laring)
Obat Saluran Pencernaan
Obat yang bekerja mulai dari mulut sampaikolon, misalnya :
1. Obat untuk terapi Ulcer
2. Antidiare
3. Pencahar atau Laksantif
4. Antispasmodik
5. Dsb
Obat Ulcer
Penyebab :
1. Infeksi Helicobacter pylori2. Peningkatan sekresi asam lambung
3. Kerentanan mukosa sal. Pencernaanterhadap HCl dan gastrin
4. Side effect obat AINS
1. Penghambat sekresi asam
Sekresi asam lambung berlangsung di selparietal yg dikontrol oleh Ach, histamin,prostaglandin dan gastrin.
Ach, histamin dan gastrin bila berikatan dgnreseptor akan mengaktifkan pompa proton(H+) yg akan meningkatkan sekresi HCl,sedangkan prostaglandin malahmengurangi HCl lambung.
Obat penghambat sekresi asam lambung :
a. H2-antagonis (antihistamin)
Yaitu simetidin, ranitidin, famotidin dannizatidin.
Jika asam lambung disebabkan oleh histamindan gastrin maka sekresi HCl akandihambat secara lengkap tapi parsial bilapenyebabnya oleh Ach.
Efek samping :
a. Diare
b. Sakit kepala
c. Kelelahan
d. Mialgia
e. Konstipasi
b. Penghambat Pompa Proton
Absorpsi obat ini sangat dipengaruhi olehadanya makanan dan bioavailabilitasnyadapat berkurang sampai 50%. Sebaiknyadiminum sebelum makan atau 1 jam setelahmakan.
Obat : omeprazol, landsoprazol
Obat ini diberikan sebagai sediaan kapsulenterik dan akan terurai menjadi bentuk yglebih aktif (pro drug) .
Obat akan dikonversi menjadi senyawasulfonamid yg akan berikatan dgn enzimH+/K+-ATPase yg akan menginaktifasi enzim.
Efek samping : diare, sakit kepala, nyeriabdomen
2. Antasida
Untuk mengurangi nyeri dan rasa terbakar diulu hati karna hiperasiditas dan gastritis.
Berasal dari basa lemah, jika masuk lambungakan bereaksi dgn asam membentuk air dangaram. pH lambung akan naik (4-5) aktifitaspepsin terhambat dan akan mengurangiiritasi mukosa.
Konstipasi merupakan efek samping antasidayg mengandung Al dan Ca karna dapatmenghambat absorpsi air dan fosfat.Sedangkan diare merupakan efek sampingMg.
Untuk menangani masalah ini makakebanyakan antasida ditambahkan Al danMg untuk saling menetralisasi.
3. Pelindung Mukosa
Sukralfat merupakan senyawa kompleks ygakan berikatan dgn protein, membentukkompleks dgn mukus (gel) yg akan melapisimukosa shg terhindar dari kerusakan olehgastrin.
Antidiare
1. Diare spesifik
Memerlukan antimikroba
2. Diare non spesifik
Diare terjadi karna meningkatnya peristaltikatau motilitas GI.
a. Penghambat motilitas
Bekerja menghambat Ach (antikolinergik) ygakan mengurangi motilitas GI.
Contoh obatnya : loperamid HCl dandefenoksilat. Obat ini tdk boleh diberikanpada diare akut pd anak-anak karna dapatterjadi paralisis.
Efek samping : kram GI.
b. Absorpben
Cara kerja : mengabsorpsi toksin,mikroorganisme atau melindungi mukosadari rangsangan zat yg dapat meningkatkanperistaltik GI.
Contoh : kaolin, pektin, metil selulosa,atalpulgit, arang aktif dan norit (semuamerupakan obat keras).
Pencahar atau Laksantif
Obat yg digunakan untuk memudahkanpengeluaran tinja dari kolon dan rektum.
Selain itu digunakan pula untuk :
a. Kombinasi dgn obat cacing
b. Pengosongan sal. Pencernaan (pembedahanatau rontegen)
c. Konstipasi
a. Pencahar pembentuk massa
Membentuk massa gel di usus besar ygmenyebabkan retensi air. Massa besar danencer di usus besar akan merangsangpeningkatan peristaltik dan memacu BABkeluar.
Obat ini khusus konstipasi dgn tinja sedikit dankeras.
Jenis pencahar : agar, metilselulosa, psilium
b. Pencahar stimulan
Menyebabkan iritasi yg memacu peningkatanperistaltik, peristaltik relatif kuat shg dapatmenimbulkan kram abdomen.
Obat : bisakodil, natrium dokusat, dioktilsulfosuksinat dan gliserol.
c. Pelunak tinja
Membentuk emulsi dgn tinja shg tinja menjadilebih lunak.
Obat : Na-dokusat, minyak mineral dan gliserin
d. Pencahar osmotik
Membentuk massa dgn menarik air dalam usussehingga tinja menjadi lebih encer.
Contoh : garam enggris, laktulosa.
Obat ini bekerja sangat cepat dan kuat(MgSO4) shg umumnya digunakan untukpengosogan perut dan untuk terapikonstipasi.
Antispasmodik
Untuk merelaksasi otot polos GI. Obat golonganini digunakan pula pada nyeri GI karnakontraksi yg berlebihan.
Contoh : ekstrak belladon, atropin sulfat,propantalin, propantalin bromida dan hiosinbutil bromida.
Top Related