SITUS MEGALITIKUM GUNUNG PADANG
Disusun Untuk memenuhi Tugas
Mata Kuliah Wawasan Budaya Nusantara
Dosen Pengampu
Ranang Agung S., S.Pd., M.Sn.
Angga Setyo Apriyono NIM. 14148139
Ogy Prabu Santosa NIM. 14148156
FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN
INSTITUT SENI INDONESIA
SURAKARTA
2015
1. Situs Gunung Padang
Situs Gunung Padang merupakan situs pra sejarah peninggalan zaman
megalitikkum di jawa barat. Tepatnya di desa karyamukti, kecamatan cempaka,
kabupaten cianjur. Luas kompleks utama situ ini sekitar 900 meter persegi, pada
ketinggian 885 m dpl dan areal situs ini sekitar 3 hektar menjadikan gunung ini
sebagai kompleks punden berundak terbesar di dunia. Lokasi situs berbukit-bukit
curam dan sulit dijangkau seta di kelilingi oleh lembah-lembah yang sangat dalam.
Kompleksnya memanjang, sehingga menutupi permukaan sebuah bukit yang di batasi
oleh jejeran batu andesit besar berbentuk persegi.
Sebenarnya laporan pertama kali mengenai situs gunung padang sudah dimuat
pada laporan Rapporten van de Oudheidkundige Sienst (ROD, “buletin dinas
kepurbakalaan”) pada tahun 1914. Sejarawan belanda juga menyinggungnyapada
tahun 1949. Namun situs ini sempat terlupakan selama bertahun-tahun sebelum pada
tahun 1979 penduduk setempat ada yang melaporkan mengenai keberadaan tumpukan
batu-batu persegi besar dengan berbagai ukuran yang tersusun pada suatu tempat
berundak mengarah ke gunung gede pada penilik kebudayaan setempat.
Gambar 1. Situs Gunung Padang
(Sumber : Wikipedia / Situs Gunung Padang)
Fungsi situs Gunung Padang di perkirakan sebai tempat pemujaan bagi
masyarakat yang bermukim disana pada sekitar 2000 tahun sebelum masehi. Hasil
penelitian Rolan Mauludy dab Hokky Situngkir menunjukkan kemungkinan adanya
perlibatan musik dari beberapa batu megalit yang ada. Sejak tahun 2011, tim peneliti
katastrofi purba yang di bentuk oleh staf khusus presiden bidang sosial dan bencana,
dalam survei untuk melihat aktifitas sesar aktif Cimandiri yang melintasi gunung
padang. Hasil survei di ketahui bahwa di bawah permukaan Gunung Padang tidak ada
intruksi magma. Setelah di teliti lebih jauh hasilnya semakin meyakinkan bahwa
gunung padang, sebuah bukit yang dibuat atau di bentuk oleh manusia.
Gambar 2. Situs Gunung Padang
(Sumber : Wikipedia / Situs Gunung Padang)
Situs gunung padang dari atas terlihat sangat mirip dengan piramida yang ada
di mesir. Penelitian terus dilakukan dan di perluas wilayahnya, setelah dilakukan uji
radiometrik karbon (carbo dating, C14) di laboratorium Beta miami di florida
Amerika serikat menunjukkan dari kedalaman 5 meter sampai 12 meter kedalam
berusia 14.500-25000 tahun atau secara ilmiah lebih tua dari pada Piramida Giza.
Pembukaan semak-semak di sisi tenggara ke arah bawah menemukan 20 tingkat
terasiring punden berundak.
Pembukaan semak dan hasil pemindaian bumi dengan georadar dari sisi timur
teras 2 ke arah bawah menemukan bentuk struktur pintu gerbang. Hasil pengambilan
sempel dengan bor coring 1, memastikan struktur buatan manusia sampai dengan
kedalaman -27m dari teras 3. Hasil pengambilan sampel dengan bor coring 2,
menemukan struktur rongga2 besar buatan manusia yang berisi pasir dengan butiran
yang sangat seragam. Sedangkan, hasil pengukuran dengan geomagnetik menemukan
anomali medan magnetik yang besar pada teras 2. Adanya tanda-tanda berbentuk
gambar atau cekungan buatan manusia pada setiap batu yang berada di teras 1 s.d. 5.
Penelitian mengenai makna bentuk gambar dan aksara yang terbentuk pada batu
breksi andesit merupakan hal terbaru.
Selain riset dan survei, kajian pustaka terus dilakukan. Naskah Bujangga
Manik dari abad ke-16 menyebutkan suatu tempat "kabuyutan" (tempat leluhur yang
dihormati oleh orang Sunda) di hulu Ci Sokan, sungai yang diketahui berhulu di
sekitar tempat situs ini. Menurut legenda, Situs Gunung Padang merupakan tempat
pertemuan berkala (kemungkinan tahunan) semua ketua adat dari masyarakat Sunda
Kuna. Saat ini situs ini juga masih dipakai oleh kelompok penganut agama asli Sunda
untuk melakukan pemujaan.
2. Artefak-Artefak yang di temukan
Beberapa artefak-artefak telah di temukan di gunung padang. Beberapa ada yang
sudah berteknologi tinggi dan ada juga yang masih sangat kuno.
2.1 Metal Kuno atau Logam Purba Mirip Pisau
Artefak yang mirip sebuah alat dari bahan logam ini berbentuk seperti
pisau. Jika dilihat secara seksama benda ini seperti ada pegangannya, dengan
bentuk tajaman berukuran kecil. Logam ini berukuran panjang 10 cm yang
telah berkarat ini di lereng timur dengan kedalaman 1 meter.
Gambar 3. Pisau Purba Gunung Padang
(Sumber : IndoCropCireles.Wordpress.com)
Dilihat dari komposisinya, yang dominan adalah “Fe” (Ferrum/Besi)
dan “O” (Oksigen), dan juga masih ada Silika dan Alumunium plus Karbon
dengan bentuk seperti ada rongga-rongga kecil di sekujur materialnya, maka
kemungkinan besar itu adalah slug atau logam. Berdasarkan hipotesis, besar
kemungkinan sudah ada proses pembakaran hancuran batu dengan temperatur
tinggi, proses pemurnian pembuatan logam pada waktu yang terkait dengan
lapisan pembawa artefak tersebut.
Tim masih harus menunggu hasil pemeriksaan laboratorium untuk
memastikan dugaan kuat bahwa leluhur kita sudah mengenal teknologi
metalurgi sebelum 11.500 tahun yang lalu. Selain itu, artefak tersebut
membuktikan bahwa masyarakat yang tinggal di kawasan itu bukanlah
masyarakat yang berburu dan peramu makanan. Namun Tim arkeolog belum
memasukannya ke dalam laboratorium karena benda ini terlihat rapuh sekali,
sedangkan di laboratorium, benda ini akan diperlakuan cukup banyak untuk
penelitian, jadi artefak ini masih disimpan tim arkeolog. Kajian lebih lanjut
atas temuan menarik artefak dari logam ini belum dirilis.
2.2 Semen Purba
Semen Purba adalah material pengisi diantara batu-batu kolom purba, yang
punya kadar besi tinggi. Semen Purba yang ditemukan di situs Gunung Padang
mampu mengikat batu-batu purba. Bahkan diantaranya ada batu kolom yang
sudah pecah berkeping-keping, namun ditata dan disatukan lagi oleh material
pengisi atau disebut sebagai Semen Purba.
Gambar 4. Semen dan batu purba
(Sumber : IndoCropCireles.Wordpress.com)
Selain di kotak gali, semen purba ini juga sudah ditemukan pada tebing undak
antara Teras-1 dan Teras-2, dan juga pada sampel inti bor dari kedalaman 1
sampai 15 meter dari pemboran yang dilakukan di atas situs gunung padang.
Temuan semen purba juga ditemukan saat tim geologi melakukan pengeboran
di Teras-2 dan Teras-5, Semen Purba ini di perkirakan berusia 11500 tahun.
2.3 Artefak Mirip Kujang
Artefak mirip Kujang yang terbuat dari batu ditemukan dibagian
selatan Teras-5 dan tertimbun cukup dalam. Artefak mirip senjata khas Jawa
Barat ini kemudian dinamai “Kujang Gunung Padang”. Benda diperkirakan
asli buatan manusia zaman dulu, di mana batunya dipangkas dan dibentuk
pada semua permukaan lalu digerinding atau digosok. Benda ini merupakan
satu-satunya benda dengan bentuk seperti kujang yang di temukan di dunia.
Gambar 5. Artefak mirip kujang
(Sumber : IndoCropCireles.Wordpress.com)
Bagian yang meruncing punya panjang 22 cm dan lebar 7 cm. Kujang Gunung
Padang juga punya anomali magnetik. Kujang itu memiliki tiga sisi, namun
ketiga sisi itu hanya bisa merespon kutub magnet yang sama. Sebab anomali
magnetik itu belum diketahui. Pada perbesaran 32 kali, struktur permukaannya
kujang ada kandungan metal dan tampak ada struktur garis seperti kawat.
Untuk sementara kujang ini diduga berasal dari masa 500 – 5.200 tahun yang
lalu berdasarkan hasil penanggalan karbon pada lapisan tanah tempat
penemuannya.
2.4 Pecahan Tembikar atau Gerabah
Temuan beberapa pecahan tembikar atau gerabah yang terbuat dari tanah dan
hampir semuanya ditemukan di Teras-2. Artefak itu adalah jenis artefak
pertama yang ditemukan dan terbuat dari tanah liat. Beberapa tembikar atau
gerabah ini menunjukan manusia sudah memiliki kemampuan untuk membuat
wadah. Selain itu temuan kendi cukup banyak dalam kondisi pecah-pecah.
Benda tersebut diperiksa oleh ahli tembikar atau gerabah dan ternyata
pembuatannya kala itu menggunakan teknik yang ditekan, bukan
menggunakan roda putar.
Gambar 6. Menteri Pendidikan & Kebudayaan artefak tembikar / gerabah hasil
temuan situs Gunung Padang
(sumber : IndoCropCircles.wordpress.com)
Pembuatan tembikar atau gerabah Gunung Padang dengan teknik ditekan
awalnya, membuktikan masa periodenya yang memang cukup tua. Dari
berbagai bentuknya tim arkeolog sudah mempelajari, dan tembikar-tembikar
itu ada yang seperti kendi dan piring. Gerabah tersebut telah diidentifikasi
bentuknya yakni mangkuk, tempayan, dan kendi. Gerabah-gerabah tersebut
kemungkinan besar dibawa oleh peziarah yang ingin melakukan ritual di
Gunung Padang.
2.5 Koin Amulet Gunung Padang
Tim peneliti situs megalitikum Gunung Padang juga telah menemukan koin
dengan ukiran saat melakukan pengeboran sedalam 11 meter di Teras-5 situs
tersebut. Sepertinya terdapat ukiran berwujud manusia pada logam itu. Bentuk
koin ini ditemukan saat pengeboran mencapai 11 meter. Ketika arkeolog
menemukan koin yang diperkirakan terbuat dari perunggu itu, tim riset kaget
dengan adanya mirip wajah orang dalam koin yang ditemukan itu. Namun
belum bisa dipastikan siapa wajah orang dalam koin tersebut. Diperkirakan ia
adalah pemimpin pada masa itu.
Gambar 7. Koin Amulet Gunung Padang
(sumber : IndoCropCircles.wordpress.com)
Koin itu berhiaskan ukiran pada sisi luar koin, dengan motif yang disebut
sebagai gawangan, yaitu motif kotak yang saling terpaut dan mengelilingi
koin. Selain itu, ada pula ukiran berupa lingkaran-lingkaran kecil dengan
diameter 0,11 millimeter yang berjumlah 84 buah. Diperkirakan koin ini
berusia 10 ribu tahin sebelum masehi. Namun hal itu masih perlu banyak
bukti. Bisa jadi koin itu berasal dari zaman sesudahnya yang melakukan ritual
atau berziarah, karena tim baru punya data bor dan artefak ini saja.
Dari komposisi dan Hasil lab sementara disimpulkan koin ini bukanlah
berfungsi sebagai alat tukar, melainkan semacam Amulet. Amulet adalah
bagian dari kebudayaan yang belum diungkap oleh ilmu pengetahuan dan
sering dikategorikan mistik, Amulet di Indonesia memiliki akar budaya yang
sudah sangat tua, turun-temurun masih ditemukan hingga kini. bentuknya
bukan hanya logam tapi bisa berbentuk lain.
2.6 “The Rolling Stone” Gunung Padang
“The Rolling Stone” sebuah batu dengan bentuk yang unik di lorong yang ada
di kedalaman 12 meter. Materi batu itu berbeda dari materi batu yang ada di
sekitarnya. Ini membuktikan lorong tersebut dibangun oleh manusia. Sehingga
Para peneliti sepakat untuk sementara menamakan batu itu batu yang berputar
atau rolling stone.
Gambar 8. “The Rolling Stone” Gunung Padang
(sumber : IndoCropCircles.wordpress.com)
3. Mitos-Mitos Yang Menyertai Situs Gunung Padang
Gunung padang tidak hanya sekedar situs megalitikum. Ada mitos-mitos serta
legenda yang menyertai situs ini. Mitos-mitos serta legenda itu menyebar dan menjadi
bahan pergunjingan masyarakat.
3.1 Gunung Padang “Gunung Cahaya”
Salah satu mitos yang menyertai situs gunung padang sering di kaitkan dengan
jabal nur atau gunung sinar yang ada di mekkah. Gunung Padang mempunyai
pengertian berbentuk gung atau bukit serta padang yang dalam bahas sunda
bermakna siang, terang atau cahaya. Mitos yang beredar orang-orang akan
memperoleh pencerahan atau sinar yang akan menerangin kehidupan nyata
serta dunia gaib.
3.2 Eyang Prajasakti atau Eyang Prabuka
Ada 5 teras di situs Gunung padang, dimana dipercaya dipuncak Gunung
Padang merupakan tempat untuk bersemedi. Teras tingkat lima ini kemudian
dinamai oleh orang-orang Eyang Prajasakti atau Eyang Prabuka. Memang
tidak sedikit orang yang datang ke tempat ini untuk bersemedi. Konon katanya
yang ingin jadi Dokter, dukun beranak, atau suster yang bersemedi di tempat
ini akan terkabul keinginannya.
3.3 Singgasana atau Istana Prabu Siliwangi
Prabu Siliwangi merupakan tokoh yang melegenda di jawa barat. Dia adalah
seorang penguasa di jaman kerajaan yang di kenal arif dan bijak sana. Banyak
orang yang mengaitkan Situs Sunung Padang dengan tokoh legenda tersebut.
Di teras ke 5 yang luas ada pula tempat yang di anggap sebagai singgasana
Prabu Siliwangi. Konon tempat tersebut di masanya sering digunakan Prabu
Siliwangi untuk berdoa. Ada pula yang mengatakan bahwa batu-batu berundak
yang ada di situs Gunung Padang merupakan istana yang akan di buat Prabu
Siliwangi namun gagal sehingga batu-batuannya tersebar berantakan.
3.4 Batu-batuan Yang berbunyi
Batu-batuan yang ada di gunung padang ada yang bisa mengeluarkan bunyi
bunyian. Para peneliti memperkirakan batu-batuan tersebut merupakan alat
musik yang di gunakan untuk ritual pemujaan. Tak jarang batu-batuan ini
menari perhatian kelompok sinden, dalang atau seniman sering datang
bersemedi di batu-batu itu. Tak jelas apa yang mereka cari, mungkin karena
mereka percaya dengan kemampuan Gunung Padang.
3.5 Mata Air dan Batu Gendong
Di teras satu serta dua mengandung mitos-mitos tersendiri juga mata air di
bawah gunung padang. Banyak diantara beberapa pengunjung yang berbersih
diri di mata air itu saat sebelum naik ke Gunung Padang. Ada juga masalah
batu gendong, batu harimau serta batu kujang juga ada di Gunung Padang.
Serupa dengan cerita di tempat lain, umpamanya apabila dapat mengangkat
batu gendong tersebut, hasrat keinginannya akan terkabul.
3.6 Atlantis dan Harta Karun Emas
Banyak mitos yang ada di Gunung Padang. Yang paling menghebohkan
adalah mungkin saja Gunung Padang berkaitan dengan Atlantis dan Harat
Karun Emas yang ada di dalamnya. Ada kelompok yang yakin bahwa gunung
padang adalah bekas peradaban atlantis. Hal ini berkenaan dengan keyakinan
bahwa atlantis ada di indonesia. Namun semua itu hanya merupakan cerita
dari mulut ke mulut. Begitu juga dengan harta karun emas yang sampai
sekarang selama penelitian belum di temukan tanda-tanda ada harta karun
emas.
Dafta Pustaka
https://www. IndoCropCircles.wordpress.com
https://rajawow.com/2014/12/mistei-dan-mitos-gunung-padang-cianjur
Top Related