1
EXECUTIVE SUMMARY
(A) Peningkatan Pelayanan Angkutan Sungai Danau Dan
Penyeberangan Dalam Mendukung Pariwisata.
(B) 281 Halaman, 61 Gambar, 54 Tabel, 5 Diagram.
(C) Kata Kunci: Pelayanan, ASDP, DPN, KPPN, KSPN.
(D) Daftar Acuan: 47 (1972-2002).
(E) Penelitian tentang Peningkatan Pelayanan Angkutan Sungai
Danau Dan Penyeberangan Dalam Mendukung Pariwisata adalah
penelitian yang dikonstruksikan oleh Badan Penelitian dan
Pengembangan Kementerian Perhubungan dengan Pihak Ketiga
dalam hal ini PT. Indo Desain Nusantara, tahun 2013.
PERMASALAHAN.
Peningkatan pelayanan ASDP dalam menunjang Sektor Pariwisata ini
tidak hanya dilakukan dengan peningkatkan sarana dan prasarana
saja, tetapi harus diimbangi dengan peningkatan kualitas Sumber
Daya Manusianya. Oleh karena itu perlu adanya standar pelayanan
yang jelas mengenai Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan
sehingga pelayanan dapat memenuhi kebutuhan para wisatawan. Secara
rinci rumusan masalah di atas dapat dijabarkan sebagai berikut : (1)
Bagaimana gambaran mengenai pelayanan Angkutan Sungai Danau
dan Penyeberangan sebagai unit kerja pemerintah dalam menunjang
penyelenggaraan pariwisata nasional dewasa ini ? Bagaimana rumusan
pelayanan Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan sebagai unit
kerja pemerintah dalam menunjang penyelenggaraan pariwisata
nasional ?
MAKSUD DAN TUJUAN STUDI.
Maksud Studi ini adalah melakukan analisis dan evaluasi
pelayanan angkutan sungai danau penyeberangan dalam
mendukung pariwisata, serta merumuskan langkah-langkah apa saja
yang perlu dilakukan pemerintah dalam hal ini adalah Departemen
Perhubungan untuk meningkatkan peran dan fungsi ASDP terhadap
suksesnya sektor pariwisata sehingga peran dan fungsi tersebut dapat
lebih efektif dan efesien. Sedangkan Tujuan Studi ini adalah
terselenggaranya pelayanan angkutan sungai, danau dan
penyeberangan dalam mendukung pariwisata yang lebih efektif
dan efisien.
2
KEGUNAAN STUDI.
Melalui studi ini, diharapkan peran dan fungsi ASDP terhadap
suksesnya sektor pariwisata lebih terbuka dan dimanfaatkan
sepenuhnya untuk peningkatan pelaksanaan pembangunan di sektor
pariwisata.
RUANG LINGKUP PENELITIAN.
Uraian kegiatan / ruang lingkup dari studi ini sebagai berikut:
1. Inventarisasi Peraturan Perundang-undangan tentang sarana
dan prasarana angkutan sungai, danau dan penyeberangan;
2. Inventarisasi Kebijakan tentang pelayanan dan pengembangan
sarana dan prasarana angkutan sungai, danau dan
penyeberangan dalam mendukung pariwisata di Indonesia;
3. Inventarisasi sarana dan prasarana angkutan sungai, danau
dan penyeberangan dalam mendukung pariwisata di Indonesia;
4. Inventarisasi pelayanan angkutan sungai, danau dan
penyeberangan dalam mendukung pariwisata di Indonesia;
5. Mengidentifikasi obyek-obyek pariwisata di Indonesia yang
perlu didukung transportasi SDP;
6. Melakukan analisis dan evaluasi pengembangan sarana dan
prasarana angkutan sungai, danau dan penyeberangan dalam
mendukung pariwitasa di masa mendatang (tahun 2030).
7. Menyusun konsep pengembangan pelayanan angkutan sungai,
danau dan penyeberangan dalam mendukung pariwisata di
Indonesia;
8. Lokasi studi adalah obyek wisata yang dilayani Transportasi SDP,
di: Medan, Denpasar, Kendari, Sorong, dan Kupang.
PROSES PEMAHAMAN DALAM PENYELESAIAN STUDI.
Pelayanan ASDP dalam menunjang sektor pariwisata merupakan
komponen yang penting dalam mendukung kegiatan pelayanan jasa
transportasi disektor pariwisata. Dalam rangka pemberian pelayanan
yang demikian terhadap sektor pariwisata, pemerintah perlu
menyusun konsep pelayanan ASDP untuk menangani bidang
pariwisata. Pelayanan ASDP bidang pariwisata yang disusun
hakikatnya akan mewujudkan pelayanan prima kepada masyarakat
wisata yang merupakan perwujudan kewajiban aparatur pemerintah
sebagai abdi masyarakat. Hal yang lebih penting lagi melalui
pelayanan ASDP bidang pariwisata ini, akan menjadikan pemerintah
mempunyai kemampuan melakukan pengaturan, pengendalian, acuan
pengawasan dan pedoman dalam mengukur efektivitas dan efisiensi
dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya di bidang ASDP. Pada
akhirnya pemerintah dapat mengevaluasi atas kemampuan, keahlian,
keterampilan, perilaku dan tanggung jawab ASDP dibidang
3
pariwisata. Beberapa dimensi pokok yang bisa dijadikan tolok ukur
yang dapat dipakai untuk menguji tentang pelayanan dalam bidang
pariwisata, yaitu :
1. Bukti langsung (Tangibles), yaitu pelayanan yang diukur dengan
melalui fasilitas fisik, sarana prasarana, perlengkapan, pegawai,
dan sarana komunikasi dalam memberikan pelayanan pariwisata.
2. Keandalan (Reliability), yaitu pelayanan yang diukur melalui
kemampuan pegawai dalam memberikan pelayanan yang
dijanjikan dengan segera dan memuaskan dalam menunjang
sektor pariwisata.
3. Daya tanggap (Responsiveness), yaitu pelayanan yang diukur
melalui kesediaan para staf untuk membantu para pelanggan
wisata dalam memberikan pelayanan dengan tanggap terhadap
kebutuhan wisatawan.
4. Jaminan (Assurance), yaitu pelayanan yang diukur melalui
kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki
para staf ASDP, serta jaminan bebas dari bahaya, resiko atau
keragu-raguan selama dalam pelayaran.
5. Empati, yaitu pelayanan yang dapat diukur melalui kemudahan
dalam melakukan hubungan komunikasi dan pemahaman akan
kebutuhan para pelanggan di sektor pariwisata.
Pola pikir dari penelitian dengan judul “Studi Peningkatan Pelayanan
Angkutan Sungai Danau Dan Penyeberangan Dalam Mendukung
Pariwisata”, dapat digambarkan dengan penjabaran sebagai berikut :
4
POLA PIKIR
PROSES
1. Metode Penelitian 2. Analisis Dan
Pembahasan
INPUT
Kondisi Eksisting
Pelayanan ASDP dalam
mendukung Pariwisata
OUTPUT Tersusunnya Konsep
Layanan ASDP Dalam
Mendukung Pariwisata
OUTCOME
Peningkatan Jumlah
Wisatawan di Indonesia
GAMBAR 1 : Pola Pikir Kajian Peningkatan Dan Pemanfaatan Angkutan Sungai,
Danau Dan Penyeberangan Dalam Mendukung Pariwisata
DASAR HUKUM:
UU No. 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran;
UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah;
Undang-undang No.10 tahun 2009 Tentang Pariwisata
PP No. 61 Tahun 2009, Tentang Kepelabuhan;
PP No. 5 Tahun 2010, Kenavigasian;
PP No. 21 Tahun 2010 Tentang Perlindungan Lingkungan Maritim;
PP No. 22 Tahun 2011, Tentang Perubahan atas PP No. 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan.
KM No PM 3/ L / PHB-77 tanggal 18 Mei 1977 Tentang Perambuan Lalu Lintas Perairan Pedalaman di
Indonesia;
Permenhub No. 26 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Angkutan Penyeberangan
ENVIRONMENTAL INPUT
Sarana, Prasarana, Infrastruktur, SDM, Teknologi
5
Alur Pikir Penyelesaian Masalah Studi Peningkatan Pelayanan
Angkutan Sungai, Danau Dan Penyeberangan Dalam Mendukung
Pariwisata, dapat dilihat pada gambar 2.
Gambar 2 Alur Pikir Penyelesaian Masalah
BAGAIMANA
GAMBARAN
KUALITAS DAN
PELAYANAN SAAT
INI?
KONDISI EKSISTING ASDP
DALAM UPAYA
MENINGKATKAN SEKTOR
PARIWISATA
ANALISIS DAN
PEMBAHASAN
STUDI PENINGKATAN PELAYANAN ANGKUTAN SUNGAI, DANAU DAN
PENYEBERANGAN DALAM MENDUKUNG PARIWISATA
LOKASI PENELITIAN 5 DAERAH DENGAN RESPONDEN:
PEJABAT PEMERINTAH DAERAH (BAPPEDA), PARA PELAKU WISATA (AGEN
PERJALANAN/ BIRO/ PERORANGAN DAN ASDP
REKOMENDASI : TERSUSUNNYA KONSEP
PENINGKATAN DAN PEMANFAATAN
ANGKUTAN SUNGAI, DANAU DAN
PENYEBERANGAN DALAM MENDUKUNG
PARIWISATA
6
METODOLOGI PENELITIAN.
Rancangan (design) riset studi ini dilakukan dengan melalui beberapa
tahapan pelaksanaan, sebagaimana tertuang pada tabel 1 dan menjawab
rancangan design research maka disusun perumusan masalah,
pengumpulan data, analisis dan evaluasi dalam studi ini melalui
pendekatan studi deskriptif kualitatif yang dimulai dari:
1. Inventarisasi kebijakan transportasi ASDP sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
2. Inventarisasi sarana dan prasarana ASDP.
3. Inventarisasi kebijakan kepariwisataan pemda setempat
4. Penyusunan konsep persiapan pelaksanaan rencana kerja studi
(tujuan untuk pemantapan metodologi penelitian).
5. Survei data sekunder meliputi tugas pokok dan fungsi ASDP,
mekanisme kerja dan fasilitas peralatan pendukung, kebijakan
kepariwisataan pemda setempat, dan inventarisasi kondisi
kepariwisataan setempat.
6. Pengumpulan data primer dari lapangan
7. Kompilasi data primer
8. Evaluasi data primer
Tabel 1
Design Penelitian
Inventarisasi Kebijakan
Penyusunan konsep
persiapan pelaksanaan
pemantapan metodologi penelitian
Penyusunan rencana
kerja
Survey data sekunder
Kondisi eksisting
Laporan pendahuluan
Survey data lapangan
Kompilasi data lapangan
Evaluasi permasalahan
Penyusunan draft
laporan akhir
Draft laporan akhir
Draft laporan akhir
Evaluasi
Penyusunan Laporan
Final
Laporan Final
7
TAHAPAN STUDI.
Gambaran Tahapan Studi, dapat dilihat pada Gambar 3 (Tahapan Studi)
PERSIAPAN
PENYUSUNAN LAPORAN
PENDAHULUAN
Koordinasi dan kesepakatan tim
Penetapan Metodologi Laporan
pendahuluan
Masukan dari Tim Pengarah dan
Pendamping
INVENTARISASI DATA
INVENTARISASI PERMASALAHAN
SURVEY LAPANGAN
LAPORAN ANTARA
ANALISIS DAN EVALUASI
PENYIAPAN KONSEP LAPORAN AKHIR
PRESENTASI KONSEP LAPORAN AKHIR
PENYEMPURNAAN DAN FINALISASI
FINAL REPORT
Pengumpulan informasi (Studi
literatur, studi yang sudah ada,
dan Survey lapangan
Mengkaji Potensi ASDP dan
Kepariwisataan setempat
Menyusun Rancangan
Rekomendasi upaya
peningkatan pelayanan ASDP
dalam mendukung pariwisata
nasional
8
HASIL PENELITIAN.
Kondisi Jaringan Pelayanan Angkutan Sungai Danau dan
Penyeberangan (ASDP) Di Kawasan Pengembangan Pariwisata
Nasional (KPPN).
Jaringan pelayanan ASDP yang ada dan yang direncanakan (Master
Plan 2010 – 2030) dihadapkan dengan 12 Destinasi Pariwisata Nasional
(RIPPARNAS 2010 – 2025), akan menggambarkan seberapa jauh
potensi ASDP dapat melayani kawasan pariwisata tersebut. Dari potensi
jaringan ASDP tersebut, langkah-langkah strategis dapat disusun
bersama-sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
dalam suatu sinergi yang optimal.
Berikut akan diperlihatkan kondisi jaringan pelayanan ASDP (Sarana
dan Prasarana) dikawasan 49 KPPN:
1. DPN Nias – Simeulue terdapat 3 KPPN yaitu :
a. KPPN Simeulue dengan sarana dan prasarana ASDP sebagai
berikut :
1.) Pelabuhan Penyeberangan : Sinabang
2.) Lintas Penyeberangan : - Sinabang – Labuhan Haji
- Sinabang – Singkil
- Sinabang – Pulau Banyak
- Sinabang – Meulaboh.
3.) Kapal : - KMP Tanjung Burang.
- KMP Belanak.
- KMP Teluk Sinabang.
- KMP Teluk Singkil.
b. KPPN Nias Barat dengan sarana dan prasarana ASDP sebagai
berikut :
1.) Pelabuhan Penyeberangan : Gunung Sitoli
2.) Lintas Penyeberangan : - Sibolga – G. Sitoli
- G. Sitoli – Singkil
3.) Kapal : - KMP Teluk Singkil
- KMP Belanak.
c. KPPN Teluk Dalam dengan sarana dan prasarana ASDP sebagai
berikut :
1.) Pelabuhan Penyeberangan : Rencana dalam Master Plan
2010 - 2030
2.) Lintas Penyeberangan : Sibolga – Teluk Dalam
3.) Kapal : KMP Raja Enggano.
2. DPN Medan – Toba terdapat 5 KPPN sebagai berikut :
a. KPPN Medan – Kota.
Lintas penyeberangan Belawan- Penang berpotensi dihidupkan
lagi.
b. KPPN Tangkahan – Leuser
9
Belum diperlukan Jaringan ASDP, namun pelabuhan Tapak
Tuan dapat dijadikan akses masuk dari pantai Barat Sumatera.
c. KPPN Bukit Lawang
Belum diperlukan Jaringan ASDP.
d. KPPN Toba dengan sarana dan prasarana ASDP sebagai berikut:
1) Pelabuhan penyeberangan : - Ajibata
- Tomok
- Nainggolan
- Muara
2) Lintas Penyeberangan : - Ajibata – Tomok
- Nainggolan – Muara
3) Kapal : - KMP Tao Toba I dan II
- KMP Sumut I dan II
e. KPPN Sibolga dengan sarana dan prasarana ASDP sebagai
berikut:
1) Pelabuhan Penyeberangan : Sibolga (belum beroperasi)
2) Lintas Penyeberangan : - Sibolga – G. Sitoli
- Teluk Dalam – Sibolga
3). Kapal : - KMP Belanak
- KMP Tanjung Buram
- KMP Raja Enggano
- KPM Tello
3. DPN Bali – Nusa Lembongan terdapat 11 KPPN sebagai
berikut:
a. KPPN Bali Utara
Belum ada fasilitas ASDP, tetapi sudah ada rencana lintas
penyeberangan Singaraja-Kangean.
b. KPPN Menjangan- Pemuteran
Belum ada fasilitas ASDP, ada potensi untuk menghubungkan
dengan Pulau Menjangan dan Pelabuhan Gilimanuk.
c. KPPN Taman Nasional Bali Barat
Belum ada fasilitas ASDP, namun ada potensi berupa akses dari
pelabuhan penyeberangan Gilimanuk atau Pelabuhan
Penyeberangan Ketapang.
d. KPPN Bedugul.
Belum ada fasilitas ASDP, namun ada potensi angkutan perairan
daratan.
e. KPPN Kuta- Sanur- Nusa Dua.
Belum ada fasilitas ASDP, namun ada potensi berupa akses ke
pulau Nusa Penida.
f. KPPN Nusa Penida dengan sarana dan prasarana ASDP sebagai
berikut:
1) Pelabuhan Penyeberangan : Nusa Penida
2) Lintas Penyeberangan : Gunaksa – Nusa Panida
3) Kapal : - KMP Inerie
- KMP Nusa Jaya Abadi
10
g. KPPN Ubud.
Tidak diperlukan fasilitas ASDP
h. KPPN Kintamani – Danau Batur
Belum ada fasilitas ASDP, ada potensi Angkutan Perairan
Daratan.
i. KPPN Besakih – Gunung Agung
Tidak diperlukan fasilitas ASDP.
j. KPPN Tulamben – Amed
Belum ada fasilitas ASDP, ada potensi ASDP.
k. KPPN Karang Asem- Amuk
Pelabuhan penyeberangan Padangbai ada dikawasan ini yang
menyeberangkan 23 KMP setiap hari.
4. DPN Lombok – Gili Tramena terdapat 6 KPPN sebagai berikut :
a. KPPN Rinjani
Belum ada fasilitas ASDP, ada potensi ASDP di danau Segara
Anakan.
b. KPPN Gili Tramena
Belum ada fasilitas ASDP, baru ada rencana pelabuhan
penyeberangan di Bangsal.
c. KPPN Mataram Kota dengan sarana dan prasarana ASDP
sebagai berikut:
1) Pelabuhan Penyeberangan : Lembar
2) Lintas Penyeberangan : Lembar – Padangbai
3) Kapal : 23 buah KMP
d. KPPN Pantai Selatan Lombok
Belum ada fasilitas ASDP, ada potensi ASDP ke pelabuhan
penyeberangan Sekotong dan lintas penyeberangan ke Sumbawa
Barat.
e. KPPN Praya – Sade
Belum ada fasilitas ASDP
f. KPPN Sumbawa Barat
Belum ada fasilitas, ada potensi ASDP
5. DPN Komodo – Ruteng terdapat 3 KPPN sebagai berikut :
a. KPPN Labuhan Bajo dengan sarana dan prasarana ASDP
sebagai berikut:
1) Pelabuhan Penyeberangan : Labuhan Bajo
2) Litas Penyeberangan : - Labuhan Bajo – Sape
- Jampea – Labuhan Bajo
3) Kapal : - KMP Cengkih Apo
- KMP Dewana Dharma
- KMP Mandala Nusantara
- KMP Cakalang
- KMP Sangka Pelangga
11
b. KPPN Komodo dengan sarana dan prasarana ASDP sebagai
berikut:
1) Pelabuhan penyeberangan belum ada, namun bisa anker
dilaut.
2) Lintas penyeberangan: - Komodo-Labuan Bajo.
- Sape-Komodo
3) Kapal : - KMP Cengkeh Apo
- KMP Dewana Dharma
- KMP Mandala Nusantara
- KMP Cakalang
c. KPPN Ruteng Tidak diperlukan fasilitas ASDP.
6. DPN Kelimutu- Meumere terdapat 3 KPPN sebagai berikut :
a. KPPN Bajawa
Tidak diperlukan fasilitas ASDP.
b. KPPN Ende – Kalimutu dengan sarana dan prasarana ASDP
sebagai berikut:
1) Pelabuhan Penyeberangan : Nangakeo (Ende)
2) Lintas Penyeberangan : - Kupang – Ende
- Ende - Waingapu
3) Kapal : KMP Ile Ape
c. KPPN Meumere – Sikka
Belum ada fasilitas ASDP, ada potensi ASDP
7. DPN Sumba- Waikabubak terdapat 2 KPPN sebagai berikut :
a. KPPN Waingapu-Laiwangi Wanggameti dengan sarana dan
prasarana ASDP sebagai berikut :
1) Pelabuhan Penyeberangan : Waingapu
2) Lintas Penyeberangan : - Waingapu – Sabu
- Waingapu – Aimere
- Waingapu – Ende
- Waingapu – Sape
3) Kapal : - KMP Rokatenda
- KMP Ile Ape
b. KPPN Waikabubak – Manupeh Tanah Daru dengan sarana dan
prasarana ASDP sebagai berikut :
1) Pelabuhan Penyeberangan : Waikelo
2) Lintas Penyeberangan : - Waikelo – Sape
- Waikelo – Aimere
3) Kapal : - KMP Cakalang.
8. DPN Alor- Lembata terdapat 3 KPPN sebagai berikut :
a. KPPN Larantuka dengan sarana dan prasarana ASDP sebagai
berikut:
1) Pelabuhan Penyeberangan : Larantuka
12
2) Lintas Penyeberangan : - Larantuka – Kupang
- Larantuka – Wewerang
3) Kapal : - KMP Uma Kalada
- KMP Namparnos
b. KPPN Lamalera – Lembata dengan sarana dan prasarana ASDP
sebagai berikut :
1) Pelabuhan Penyeberangan : Lewoleba
2) Lintas Penyeberangan : - Lewoleba – Waiwerang
- Lewoleba – Baranusa
3) Kapal : KMP Namparnos.
c. KPPN Alor- Kalabahi dengan sarana dan prasarana ASDP sebagai
berikut :
1) Lintas Penyeberangan : - Kalabahi – Baranusa
- Kalabahi – Teluk Gurita
2) Pelabuhan Penyeberangan : Kalabahi
3) Kapal : KMP Namparnos
9. DPN Kupang – Rotendao terdapat 2 KPPN sebagai berikut :
a. KPPN Nemberala – Rotendao dengan sarana dan prasarana ASDP
sebagai berikut :
1) Pelabuhan Penyeberangan : Rote
2) Lintas Penyeberangan : Kupang – Rote
3) Kapal : KMP Ile Mandiri
b. KPPN Kupang – Soe dengan sarana dan prasarana ASDP sebagai
berikut :
1) Pelabuhan Penyeberangan : - Balok
- Hansisi
2) Lintas Penyeberangan : - Kupang – Rote
- Kupang – Seba
- Kupang – Larantuka
- Kupang – Kalabahi
- Kupang – Aimere
- Kupang – Ende
- Kupang – Hansisi
3) Kapal : - KMP ILE Mandiri
- KMP Cucut
- KMP Ile Ape.
10. DPN Kendari- Wakatobi terdapat 4 KPPN sebagai berikut :
a. KPPN Baubau dengan sarana dan prasarana ASDP sebagai berikut :
1) Pelabuhan Penyeberangan : - Baubau
- Kamaru
- Labuan (sedang dibangun)
2) Lintas Penyeberangan : - Baubau - Dongkala
- Kamaru - Wanci
3) Kapal : - KMP Madidihang
13
- KMP Bahtera Mas
b. KPPN Kendari dengan sarana dan prasarana ASDP sebagai berikut :
1) Pelabuhan Penyeberangan : Kendari
2) Lintas Penyeberangan : Kendari- Lenggara
3) Kapal : KMP Ariwangan
c. KPPN Rawa Aopa Watumohai
Belum ada fasilitas ASDP
d. KPPN Wakatobi dengan sarana dan prasarana ASDP sebagai berikut
:
1) Pelabuhan Penyeberangan : Wanci
2) Lintas Penyeberangan : Wanci – Kawaru
3) Kapal : KMP Bahtera Mas
11. DPN Sorong- Raja Ampat terdapat 3 KKPN sebagai berikut :
a. KPPN Raja Ampat dengan sarana dan prasarana ASDP sebagai
berikut :
1) Pelabuhan Penyeberangan : Waigama (sedang dibangun)
2) LintasPenyeberangan : - Waigama – Limalas
- Folley – Harapan Jaya
- Sorong – Folley
- Sorong – Limalas
- Sorong – Weejin
- Weejin – Kofiau
3) Kapal : - KMP Komodo
- KMP Kurisi
b. KPPN Sorong dengan sarana dan prasarana ASDP sebagai berikut :
1) Pelabuhan Penyeberangan : - Sorong
- Arar
2) Lintas Penyeberangan : - Sorong – Waisai
- Waisai - Sorong
3) Kapal : - KMP Arar
- KMP Komodo
- KMP Kurisi
c. KPPN Waigeo dengan sarana dan prasarana ASDP sebagai berikut :
1) Pelabuhan Penyeberangan : Waisai
2) Lintas Penyeberangan : - Kabare – Sorong
- Waisai – Sorong
3) Kapal : - KMP Kurisi
- KMP Arar
-
12. DPN Manokwari- Fakfak terdapat 4 KPPN sebagai berikut :
a. KPPN Teluk Bintuni dengan sarana dan prasarana ASDP sebagai
berikut :
1) Pelabuhan Penyeberangan : Arranday ( Rencana )
2) Lintas Penyeberangan : Arranday – Fakfak
3) Kapal : Rencana
14
b. KPPN Manokwari dengan sarana dan prasarana ASDP sebagai
berikut :
1) Pelabuhan Penyeberangan : Manokwari
2) Lintas Penyeberangan : - Manokwari – Biak
- Manokwari – Numfor
- Manokwari – Wasior
- Wasior - Nabire
3) Kapal : - KMP Kasuari Pasifik IV.
c. KPPN Fakfak – Kumafa dengan sarana dan prasarana ASDP sebagai
berikut :
1) Pelabuhan Penyeberangan : Fakfak (sedang dibangun)
2) Lintas Penyeberangan : - Fakfak – Arranday
- Fakfak – Wahai
3) Kapal : Direncanakan
d. KPPN Teluk Cendrawasih dengan sarana dan prasarana ASDP
sebagai berikut :
1) Pelabuhan Penyeberangan : Wasior
2) Lintas Penyeberangan : - Wasior – Manokwari
- Wasior – Nabire
3) Kapal : KMP Napan Wainami
Mempelajari kemampuan pelayanan jaringan ASDP tersebut diatas dan
posisi jaringan ASDP di 12 DPN (Tabel 5.3), jaringan pelayanan ASDP
yang ada secara prinsip sudah dapat melayani kawasan pariwisata dengan
melakukan koordinasi diantara para pelaksana dilapangan sebanyak 29
KPPN (Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional) atau 59%.
Siapakah yang akan memulai pendekatan tersebut ? Karena Kementerian
Perhubungan yang pertama kali menyadarinya melalui suatu penelitian,
maka seyogyanya Kementerian Perhubungan lah yang mengambil inisiatif
mengambil pendekatan. Peningkatan jaringan pelayanan ASDP dilakukan
bersama-sama antara pihak sektor pariwisata dan sektor perhubungan,
karena akan menyangkut aspek-aspek perencanaan, penganggaran,
pengawasan serta teknis perkapalan dan teknis pariwisata.
Berikut ini evaluasi terhadap 49 KPPN (Kawasan Pengembangan
Pariwisata Nasional) :
1. Simeulue dan sekitarnya.
Pulau Simeulue sebagai kawasan pengembang pariwisata nasional
belum tergarap dengan baik. Banyak potensi pariwisata belum
terangkat, yang sudah siap di jual adalah wisata bahari dan wisata
pantai, salah satunya yang unik adalah pantai dengan pasir warna
merah yang tidak ditemukan di tempat lain. Terumbu karang dan aneka
jenis ikan juga ditawarkan dari daerah ini. Promosi wisata yang belum
terlihat digarap sebagaimana mestinya, sehingga potensi belum terlihat
dengan baik. Namun akses menuju pulau Simeulue cukup baik,
15
terutama moda ASDP, telah ada jaringan tetap kapal ASDP menuju
pulau Simeulue yaitu :
a. Labuhan Haji – Sinabang dengan kapal KMP Teluk Sinabang.
b. Singkal – Sinabang dengan KMP Teluk Singkil.
Jaringan pelayanan ASDP siap mendukung akses ke pulau Simeulue,
Labuhan Haji, dan Singkel dari Gunung Sitoli dan Sibolga,
berpotensial untuk dibuka, faktor koordinasi perlu ditingkatkan.
2. Nias Barat dan sekitarnya.
Promosi pariwisata dari Nias Barat kurang memadai, sedangkan akses
jaringan pelayanan ASDP sudah bagus. Telah dibangun pelabuhan
penyeberangan di Gunung Sitoli yang melayani KMP Belanak dan
KMP Tanjung Burang menuju Sibolga dan KMP Singkel ke Pulau
Banyak. Peningkatan tentu perlu dilakukan, namun koordinasi lembaga
terkait tidak bisa di tawar lagi.
3. Teluk Dalam dan sekitarnya.
Teluk Dalam adalah bagian timur pulau Nias, merupakan kawasan
strategis pariwisata nasional, memiliki obyek wisata :
a. Ombak bergulung untuk surfing
b. Tradisi lompat batu yang unik
c. Wisata pantai dan bahari
d. Waterfall dan lain – lain.
Promosi Teluk Dalam sudah lebih baik dan jaringan ASDP juga sudah
baik. Lintas Penyeberangan Teluk Dalam - Sibolga dilayani oleh KMP
Raja Enggano dan KMP Pulau Telo. Pelabuhan Penyeberangan Teluk
Dalam sedang dibangun dan banyak lintas penyeberangan ke pulau-
pulau kecil yang potensial dibagian timur seperti :
a. Pulau Telo
b. Pulau Pini
c. Pulau Sigata
d. Pulau Tanah Masa
e. Pulau Tanah Bela.
Peningkatan pelayanan ASDP melalui koordinasi dan komunikasi aktif
Sektor Pariwisata dan Sektor Transportasi.
4. Medan - Kota dan sekitarnya.
Kota Medan adalah pintu masuk utama ke Provinsi Sumatera Utara
dan bahkan juga untuk Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Pernah
ada lintas Penyeberangan Belawan - Penang, tapi tidak berkembang,
namun ada potensi untuk di kembangkan kembali.
5. Tangkahan-Leuser dan sekitarnya.
Ekowisata Tangkahan berdekatan dengan taman nasional Leuser
memiliki fauna dan flora yang unik sangat digemari oleh wisatawan.
Akses langsung pelayaran jaringan ASDP tidak di perlukan, kecuali
akses melalui Tapak Tuan dibuka.
16
6. Bukit Lawang dan sekitarnya.
Bukit Lawang juga merupakan ekowisata potensial sesudah
Tangkahan, namun tidak memerlukan prioritas jaringan ASDP.
7. Toba dan sekitarnya.
Danau Toba adalah jualan wisata andalan dan telah didukung oleh
angkutan danau ASDP telah menyediakan pula 2 lintas penyeberangan
danau:
a) Lintas Ajibata-Tomok dengan KMP Teo Toba I dan II
b) Lintas Nainggolan- Muara dengan KMP Sumut I dan II
Peningkatan yang diperlukan sektor pariwisata, cukup dengan
meningkatkan koordinasi dan komunikasi dengan sektor
perkembangan.
8. Sibolga dan sekitarnya
Kota Sibolga adalah pintu keluar menuju ke gugusan pulau-pulau
indah eksotis Nias, melalui lintas Sibolga-Gunung Sitoli dan Sibolga-
Teluk Dalam dengan kapal – kapal : KMP Belanak, KMP Tanjung
Burang, KMP Raja Enggano dan KMP Telo.
9. Taman Nasional Bali Barat
Taman Nasional Bali Barat merupakan kawasan strategis pariwisata
berdekatan dengan pelabuhan Gilimanuk yang sudah berkembang
pesat menghubungkan pulau Jawa dan Pulau Bali. Lintas
Penyeberangan yang beroperasi 24 jam dan dilayani oleh 37 kapal
penyeberangan. Namun, apabila perlu fasilitas khusus untuk
pariwisata, dapat di koordinasikan dengan sektor perhubungan.
10. Menjangan- Pemuteran dan sekitarnya.
Kawasan strategis pulau Menjangan dan kawasan wisata alam
Pemuteran, merupakan wisata pantai dan bahari yang mungkin dapat
memanfaatkan akses pelabuhan penyebarangan Gilimanuk. Untuk
kelancaran arus wisatawan ke pulau Menjangan, dapat dibangun lintas
penyeberangan, walaupun tidak besar akan tetapi cukup fungsional.
Komunikasi dan koordinasi kedua sektor diperlukan untuk menjalin
sinergi selanjutnya.
11. Bedugul dan sekitarnya.
Bedugul adalah kawasan strategis Taman Tirta Danau Bedugul dan
Danau Buyan. Di kedua danau ini dapat dikembangkan angkutan
danau maupun lintas penyeberangan danau. Koordinasi dan
komunikasi antara kedua sektor perlu ditingkatkan.
12. Kintamani – Danau Batur dan sekitarnya.
Kawasan strategis Kintamani yang dibelakangnya ada Pura Batur,
Gunung Batur dan Danau Batur terdapat juga wisata budaya, air panas,
taman air dan desa wisata yang sudah banyak di kunjungi wisatawan
dan sudah berkembang. Disekeliling Danau Batur sudah ada jalan raya,
17
namun ada potensi untuk mengembangkan angkutan danau untuk
memperpendek jarak (Short cut).
13. Besakih – Gunung Agung dan sekitarnya
Kawasan Besakih dan Gungun Agung tidak membutuhkan fasilitas
ASDP.
14. Tulamben - Amed dan sekitarnya
Kawasan strategis pantai Tulambun dan Pantai Amed adalah wisata
pantai dan bahari, namun fasilitas ASDP tidak diperlukan.
15. Karang Asem – Amuk dan sekitarnya
Kawasan strategis Karang Asem dan Amuk memiliki pelabuhan
Padang Bai yang menyeberangkan 23 buah kapal motor
Penyeberangan menuju pelabuhan Lembar (Lombok). Peningkatan
pelayanan ASDP tentunya diupayakan setelah ada komunikasi dan
koordinasi.
16. Nusa Penida dan sekitarnya
Pulau Nusa Penida yang banyak obyek wisata budaya alam dan taman
laut sedang berkembang pesat telah memiliki pelabuhan
penyeberangan Nusa Pemida sebagai tunjulan pelabuhan Gunaksa
yang sedang dibangun dan di layani KMP INERIE dan KMP Nusa
Jaya Abadi.
17. Kuta –Sanur – Nusa Dua dan sekitarnya.
Kawasan strategis Kuta, Sanur dan Nusa Dua adalah kawasan elit yang
dapat di akses melalui Bandara Ngurah Rai dan Pelabuhan Genoa.
18. UBUD dan sekitarnya.
Kawasan strategis ubud tidak membutuhkan fasilitas ASDP.
19. Bali Utara/Singaraja dan sekitarnya
Kawasan strategis Singaraja sudah ada rencana jaringan lintas
penyeberangan Singaraja – Kangean. Namun animo lintas
penyeberangan ini belum memperlihatkan dorongan untuk percepatan
pembangunannya.
20. Gili Tramena.
Taman Gili Tramena yang di dampingi oleh Gili Meno, Gili Air dan
Gili Trawangan merupakan obkek wisata bahari yang menakjubkan.
Gugusan kepulauan ini akan mendapat akses dari pelabuhan
Penyeberangan Bangsal. Peningkatan fasilitas sarana dan prasarana
ASDP di kawasan ini akan sejalan dengan rencana pembangunan
kawasan strategis Gili Tramena. Termasuk hubungan dengan
pelabuhan Penyeberangan Padang Bai.
18
21. Rinjani dan sekitarnya.
Kawasan Gunung Rinjani dan Danau Segara Anakan tidak
memerlukan fasilitas ASDP, kecuali pengembangan angkutan danau di
Danau Segara Anakan.
22. Pantai Selatan Lombok dan sekitarnya.
Kawasan strategis Pantai Lombok Selatan adalah duplikai kawasan
Pantai Bali dan memiliki potensi hubungan dengan Sumbawa Barat
melalui lintas Penyeberangan. Namun di sebelah barat tidak ada akses
ke Sekotong, yang telah memiliki rencana lintas penyeberangan ke
pulau Nusa Pemida.
23. Mataram Kota dan sekitarnya.
Kota Mataram adalah pintu masuk utama ke pulau Lombok melalui
moda angkutan udara dan pelabuhan penyeberangan Lembar. Kawasan
Mataram memiliki kawasan wisata budaya seperti Cakra Negara dan
taman Suranade. Pelabuhan Penyeberangan Lembar adalah timpalan
pelabuhan penyeberangan Padang Bai yang mengoperasikan 23 buah
kapal motor penyeberangan. Peningkatan pelayanan dilakukan sesuai
dengan permintaan sektor pariwisata.
24. Praya - Sade
Kawasan Praya - Sade tidak membutuhkan fasilitas ASDP.
25. Sumbawa Barat dan sekitarnya.
Kawasan Sumbawa Barat merupakan wilayah baru untuk menampung
ekspansi pariwisata dari pulau Lombok. Kawasan Sumbawa Barat
memiliki pertambangan yang dikelola oleh New Mont. Akses lintasan
Sumbawa Barat ke pantai Tenggara pulau Lombok potensial untuk
dikembangkan oleh ASDP.
26. Komodo dan sekitarnya.
Binatang Komodo sangat sensitif terhadap lingkungannya, terutama
kebisingan, oleh karena itu kapal tidak bisa mendekati pantai dan
buang jangkar di tengah laut dan mendaratkan wisatawan dengan
sekoci. Namun lintasan penyeberangan dari Sape dan dari Labuan Bajo
sudah sejak lama beroperasi. Bahkan dibangun kapal motor
penyeberangan dengan nama KMP Komodo. Peningakatan pelayanan
ASDP membutuhkan koordinasi dengan Sektor Pariwisata dan Sektor
Kehutanan.
27. Labuhan Bajo dan sekitarnya.
Labuhan Bajo adalah pelabuhan penyeberangan yang merupakan pintu
masuk utama ke pulau Flores dari arah barat. Pelabuhan
penyeberangan ini melanyani KMP Cengkih Apo, KMP Duwana
Dharma, KMP Mandala Nusantara, dan KMP Cakalang.
19
28. Ruteng dan sekitarnya
Kawasan Ruteng tidak membutuhkan fasilitas ASDP.
29. Bajawa dan sekitarnya
Kawasan Bajawa tidak memerlukan fasilitas ASDP.
30. Ende Kelimutu dan sekitarnya.
Ende adalah pintu masuk pulau Flores bagian selatan, akses utama
menuju Danau Kalimutu yang unik memiliki tiga warna. Ende
memiliki pelabuhan laut dan pelabuhan Penyeberangan dengan
mengoperasikan KMP Ile Ape ke Kupang dan Waingapu.
Peningakatan pelayanan ASDP membutuhkan koordinasi dengan
Sektor Pariwisata.
31. Maumere – Sikka dan sekitarnya
Kawasan ini belum memanfaatkan fasilitas ASDP namun apabila
diperlukan dapat perpanjangan trayek dari Larantuka.
32. Larantuka dan sekitarnya.
Kawasan Larantuka dilayani oleh lintas ASDP Kupang – Larantuka
dengan KMP Uma Kalada dan Larantuka –Waeiwerang dengan KMP
Namparnos. Peningakatan pelayanan ASDP membutuhkan koordinasi
dengan Sektor Pariwisata
33. Lamarela – Lembata dan sekitarnya.
Kawasan ini dilayani oleh lintas Weiwerang – Lewoleba – Baranusa -
Kalabahi. Dengan KMP Namparnos dan Kupang – Lawoleba dengan
KMP Ile Boleng. Peningakatan pelayanan ASDP membutuhkan
koordinasi dengan Sektor Pariwisata
34. Alor – Kalabahi dan sekitarnya.
Kawasan pulau Alor dilayani melalui lintas Penyeberangan Baranusa –
Kalabahi dan Teluk Gurita- Kalabahi dengan KMP Namparnos dan
Kupang- Kalabahi dengan KMP Cucut. Peningakatan pelayanan ASDP
membutuhkan koordinasi dengan Sektor Pariwisata.
35. Numberala – Rotendao dan sekitarnya.
Kawasan pulau Rotendao dengan pelabuhan Rote dilayani oleh KMP
Ile Mandiri dari Kupang. Peningakatan pelayanan ASDP
membutuhkan koordinasi dengan Sektor Pariwisata.
36. Kupang – Soe dan sekitarnya.
Pelabuhan Penyeberangan Balok melayani lintas Penyeberangan :
37. Kupang - Luwokba dengan KMP Ile Boleng
38. Kupang - Rote dengan KMP Ile Mandiri
39. Kupang – Ende dengan KMP Ile APE
40. Kupang - Sabu dengan KMP Uma Kalada
20
41. Kupang – Larontuka dengan KMP Uma Kalada
42. Kupang – Kalabaki dengan KMP Cucut
43. Kupang – Aimere dengan KMP Cucut.
Sedang kawasan Soe dilayani melalui pelabuhan Penyeberangan
Bolok.
37. Waikabubak – Manupeh Tanah Daru dan sekitarnya.
Waikabubak dan taman nasional Manupeh Tanah Daru di akses
melalui pelabuhan Penyeberangan Waikelo. Peningakatan pelayanan
ASDP membutuhkan koordinasi dengan Sektor Pariwisata
38. Waingapu – Lawangi Wanggameti dan sekitarnya.
Kawasan ini diakses melalui pelabuhan Waingapu yang melayani
trayek dari :
Sabu dengan KMP Rokatenda
Aimere dengan KMP Rokatenda.
Peningakatan pelayanan ASDP membutuhkan koordinasi dengan
Sektor Pariwisata
39. Rawa Aopa Watumohai dan sekitarnya
Rawa Aopa Watumohai adalah kawasan lindung berada di sebelah
barat daya Kendari, yang kaya dengan Flora dan Fauna serta deposit
batu kapur dan batu alam. Akses ke kawasan ini melalui pantai
memungkinkan adanya akses ASDP.
40. Kendari dan sekitarnya.
Kendari adalah pintu utama memasuki wilayah Sulawesi Tenggara,
yang memiliki Pelabuhan Laut, Bandar Udara dan Pelabuhan
Penyeberangan lintas Penyeberangan Kendari - Lenggara (Pulau
Wowoni) dilayani oleh KMP Ariwangan. Peningakatan pelayanan
ASDP membutuhkan koordinasi dengan Sektor Pariwisata
41. Bau – Bau dan sekitarnya.
Kawasan Bau – Bau di pulau Buton memiliki pelabuhan laut
disamping pelabuhan penyeberangan kepulauan Muna (pelabuhan
penyeberangan Dongkala) dengan KMP Madidikang.Sedangkan
lintasan Kamaru – Wanci (pulau Wangi – Wangi) dilayani oleh KMP
Bahtera Mas. Peningakatan pelayanan ASDP membutuhkan koordinasi
dengan Sektor Pariwisata.
42. Wakatobi dan sekitarnya.
Taman Nasional Wakatobi berada di gugusan kepulaun Tukang Besi,
yang terdiri dari Pulau Wangiwangi, Pulau Lengkesi, Pulau Kaledupa,
Pulau Tongea, dan Pulau Binangko. Taman Bahari yang kaya dengan
aneka binatang laut dan trumbu karang serta medan ikan paus dan ikan
pari. Lintas Penyeberangan utama ke kawasan Wakatobi adalah
21
kawasan Wanci dengan KMP Bahtera Mas untuk mendukung akses
menuju Wakatobi, telah dibangun banyak pelabuhan Penyeberangan
diantaranya :
a. Pulau Buton : - Bau Bau
- Kamaru
- Labauan
b. Pulau Muna : - Mawasangka
- Tolandona
- Wara
- Tampo
- Tondasi
Peningakatan pelayanan ASDP membutuhkan koordinasi dengan
Sektor Pariwisata.
43. Raja Ampat dan sekitarnya.
Raja Ampat adalah kabupaten Kepulauan Raja Ampat, yang sering
juga disebut kawasan Raja Ampat. Hampir seluruh pulau di kepulauan
Raja Ampat disebut sebagai kawasan wisata Raja Ampat, sedangkan
kawasan strategis pariwisata nasional Raja Ampat adalah Taman laut
kepulauan Raja Ampat, Pulau Kofiao dan Kepulauan Raja Ampat.
Jaringan pelayanan kapal motor penyeberangan menjangkau hampir
semua kawasan wisata di kabupaten Raja Ampat. Ada 3 Kapal Motor
Penyeberangan yaitu KMP Arar, KMP Kurisi dan KMP Komodo
melayani 14 trayek dengan hanya 2 pelabuhan penyeberangan, yaitu
Sorong dan Waisai di pulau Waigeo. Peningakatan pelayanan ASDP
membutuhkan koordinasi dengan Sektor Pariwisata.
44. Sorong dan sekitarnya.
Sorong adalah pintu masuk utama ke wilayah Papua Barat sebelah
barat, memiliki bandar udara, pelabuhan laut dan pelabuhan
penyebarangan. KMP Aras, KMP Komodo dan KMP Kurisi melayani
penyeberangan di wilayah Papua Barat yang berangkat dari Sorong
menuju ke kawasan strategis pariwisata nasional Raja Ampat, kawasan
Pulau Waigeo dan kawasan pulau Gam sampai pelabuhan
Penyeberangan Petani dan Weda di pulau Halmahera. Peningakatan
pelayanan ASDP membutuhkan koordinasi dengan Sektor Pariwisata.
45. Waigeo dan sekitarnya
Kawasan pulau Waigeo memiliki wisata bahari yang tidak kalah dari
taman laut Raja Ampat. Kawasan ini relatif lebih gampang dijangkau
oleh turis lokal maupun mancanegara dengan menggunakan kapal
cepat, sedangkan kawasan strategis Raja Ampat jaraknya lebih jauh.
Waisai adalah pelabuhan penyeberangan yang baru selesai dan sudah
dioperasikan. Peningakatan pelayanan ASDP membutuhkan koordinasi
dengan Sektor Pariwisata.
22
46. Manokwari dan sekitarnya
Kota Manokwari adalah ibukota Provinsi Papua Barat, merupakan
pintu masuk utama provinsi Papua Barat bagian Timur, Manokwari
memiliki bandar udara, pelabuhan laut dan pelabuhan Penyeberangan,
ASDP Manokwari di kelola oleh cabang ASDP Biak. Kantong wisata
Teluk Bintuni, Teluk Cendrawasih, pegunungan Fakfak dan Kumafa
dikendalikan dari Manokwari, pada hal Teluk Bintuni, pegunungan
Fakfak dan pegunungan Kumafa juga dapat diakses dari sebelah barat
melalui kota Sorong. Peningakatan pelayanan ASDP membutuhkan
koordinasi dengan Sektor Pariwisata.
47. Teluk Cendrawasih dan sekitarnya
Teluk Cendrawasih yang dijadikan sebagai kawasan strategis
pariwisata nasional, memiliki : cagar alam pulau Rumberpon, cagar
alam pulau Moiswaar, cagar alam laut teluk Cendrawasih dan pulau
Room. Jaringan pelayanan ASDP sedang dibangun, sedangkan
kapasitas yang ada baru menjangkau pulau Nunfor dan Biak.
Peningakatan pelayanan ASDP membutuhkan koordinasi dengan
Sektor Pariwisata.
48. Teluk Bintuni dan sekitarnya.
Kawasan wisata bahari ini belum terjangkau jaringan pelayanan ASDP,
namun pembangunan pelabuhan Penyeberangan telah dilaksanakan.
49. Fakfak – Kumafa dan sekitarnya.
Wisata pegunungan ini akan mendapat akses melalui pelabuhan
Penyeberangan yang dibangun di Fakfak.
Berdasarkan evaluasi tersebut diatas, posisi jaringan pelayanan
Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan di 12 DPN yang disigi
seperti tercantum pada table 5.3 dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a. Pada 25 KPPN, pelaksana lapangan Angkutan Sungai Danau dan
Penyeberangan sudah dapat melakukan koordinasi lansung dengan
pelaksana lapangan Sektor Pariwisata.
b. Pada 4 KPPN dapat diusulkan percepatan pembangunan fasilitas
Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan.
c. Pada 13 KPPN dapat diadakan studi untuk memperoleh kepastian
atas potensi pelayanan yang ada.
d. Sedangkan 7 KPPN tidak punya potensi untuk dikembangkan
jaringan Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan.
Berdasarkan evaluasi tersebut diatas, posisi jaringan pelayanan
Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan di 12 DPN yang disigi
seperti tercantum pada table 5.3 dapat dikelompokkan sebagai berikut :
23
a. Pada 25 KPPN, pelaksana lapangan Angkutan Sungai Danau dan
Penyeberangan sudah dapat melakukan koordinasi lansung dengan
pelaksana lapangan Sektor Pariwisata.
b. Pada 4 KPPN dapat diusulkan percepatan pembangunan fasilitas
Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan.
c. Pada 13 KPPN dapat diadakan studi untuk memperoleh kepastian
atas potensi pelayanan yang ada.
d. Sedangkan 7 KPPN tidak punya potensi untuk dikembangkan
jaringan Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan.
Tabel 2
Matrik Posisi Jaringan ASDP di 12 DPN
No. KPPN Peningkatan
ASDP
Ada Rencana
di
Masterplan
Ada Potensi
Jaringan
ASDP
ASDP Tidak
Diperlukan
1. Simeulue V
2. Nias Barat V
3. Teluk Dalam V
4. Medan Kota V
5. Tangkahan-Leuser V
6. Bakit Lawang V
7. Toba V
8. Sibolga V
9. Bali Utara/
Singaraja V
10. Menjangan-
Pemuteran V
11. Taman Nasional
Bali Barat V
12. Bedugul V
13. Kuta-Sanus-Nusa
Dua V
14. Nusa Penida V
15. Ubud V
16. Kintamani-Danau
Batur V
17. Besakih-Gunung
Agung V
18. Tulamben-Amed V
19. Karang Asem-
Amuk V
20. Rinjani V
21. Gili Tramena V
22. Mataram Kota V
23. Pantai Selatan
Lombok V
24. Praya-Sade V
25. Sumbawa Barat V
26. Komodo V
27. Labuan Bajo V
28. Ruteng V
29. Bajawa V
30. Ende-Kelimutu V
31. Meumere-Sikka V
32. Waingapu-
Laiwangi
Wanggameti
V
24
33. Waikabubak-
Manupeh Tanah
Daru
V
34. Larantuka V
35. Lamalera-Lembata V
36. Alor-Kalabahi V
37. Nemberala-
Rotendao V
38. Kupang-Soe V
39. Bau bau V
40. Kendari V
41. Rawa Aopa-
Watumohai V
42. Wakatobi V
43. Sorong V
44. Raja Ampat V
45. Waigeo V
46. Teluk Bintuni V
47. Manokwari V
48. Pegunungan Fak
fak- Pegunungan
Kumafa
V
49. Teluk Cendrawasih V
Total 25 4 13 7
Sumber : Data diolah.
Berdasarkan evaluasi atas 49 KPPN, diperoleh gambaran sebagai berikut :
1. Non-Technical Transportation Isolated.
KSPN Komodo dan KSPN Gili Tramena diisolasi oleh regulasi karena
habitat Komodo dan bio data laut Gili Tramena sensitive terhadap polusi
yang ditimbulkan alat transportasi.
2. Kawasan yang dilayani ASDP.
KPPN yang mendapat layanan ASDP sebanyak 26 kawasan, yang
menjadi objek peningkatan untuk mendukung pariwisata terhadap 26
KPPN yang dilayani ASDP perlu ditingkatkan pelayanan, agar dukungan
terhadap pariwisata optimal
3. Kawasan yang tidak dilayani ASDP.
Terdapat 21 KPPN yang memiliki Akses moda udara, laut dan atau jalan
raya.
Peningkatan pelayanan ASDP dapat dilakukan melalui hal-hal sebagai
berikut (Table 4) :
1. Peningkatan kapasitas (42.3%).
Lintas Komersial ASDP, ditingkatkan kapasitas melalui :
a. Penambahan frekuensi sampai batas maksimum.
b. Apabila kapasitas dermaga masih menampung, kapasitas
ditingkatkan melalui penambahan armada.
c. Apabila okupansi armada sudah penuh, maka penambahan kapasitas
dilakukan melalui penambahan dermaga. Apabila ruang untuk
membangun dermaga tidak ada lagi, berarti saaatnya membangun
pelabuhan baru.
25
2. Obtimalisasi dan Pembangunan (57,7%)
Lintas perintis ASDP memiliki Load Factor yang tidak mampu untuk
Cost Recovery dan Profit, sehinggaperbedaan tersebut ditanggung oleh
Pemerintah melalui program subsidi.
Apabila obtimalisasi operasional telah dilakukan, maka program
perluasan wilayah menentukan Pembangunan sarana dan prasarana yang
tertunda atau percepatan waktu pembangunan.
3. Penetapan Standar Pelayanan Pariwisata (100%)
Normal pengoperasian sarana dan prasarana ASDP adalah untuk
pembangunan ekonomi dibawah standar pelayanan minimal angkutan
penyeberangan. Dengan adanya nuansa peningkatan pelayanan untuk
ranah pariwisata, maka sepantasnya standar pelayanan pariwisata
dijadikan acuan. Mengingat disiplin pariwisata tidak mungkin diadopsi
ASDP seluruhnya, maka perlu ada pengaplikasian yang tidak menganggu
teknis perkapalan dan kelayakan serta keselamatan pelayaran. Hal-hal
lain yang dapat disinergikanpun dapat disepakati dan disusun program
pelaksanaan bersama Sektor Pariwisata dan Sektor Transportasi.
Pengaplikasian tersebut diakomodasikan menjadi STANDAR
PELAYANAN MINIMAL ASDP WISATA yaitu berisikan hal-hal yang
diinginkan oleh Sektor Pariwisata yang dapat dilakukan ASDP (Sektor
Transportasi).
Tabel 3
Program Dukungan ASDP untuk Pariwisata
No KPPN
Peningkatan
Kapasistas Obtimalisasi
dan
Pembangunan
Standar
Pelayanan
ASDP
Pariwisata
ASDP/
BUMN/
SWASTA
1 Simeulue - √ √
ASDP
Singkil
2 Nias Barat √ - √
ASDP
Sibolga
3 Teluk Dalam √ - √
ASDP
Sibolga
4 Toba √ - √ BUMD
5 Sibolga √ - √
ASDP
Sibolga
6
Bali
Utara/Singaraja - √ √ -
7 Nusa Penida - √ √
ASDP
Padang Bay
8 Karang Asem √ - √
ASDP
Padang Bay
9 Mataram √ - √
ASDP
Padang Bay
10 Labuan Bajo - √ √
ASDP
Kupang
26
11
Ende -
Kalimutu - √ √
ASDP
Kupang
12
Waingapu -
Faiwangi -
Wangganeli - √ √
ASDP
Waingapu
13
Waikakubak -
Manupeh
Tanah Daru - √ √
ASDP
Waingapu
14 Larantuka √ - √
ASDP
Kupang
15
Lamalera -
Lembata - √ √
ASDP
Kupang
16 Alor - Kalabahi √ - √
ASDP
Kupang
17
Numberala -
Rotendao √ - √
ASDP
Kupang
18 Kupang - Soe √ - √
ASDP
Kupang
19 Bau- Bau √ - √
ASDP Bau-
Bau
20 Kendari - √ √
ASDP Bau-
Bau
21 Wakatobi - √ √
ASDP Bau-
Bau
22 Sorong - √ √
ASDP
Sorong
23 Raja Ampat - √ √
ASDP
Sorong
24 Waigeo - √ √
ASDP
Sorong
25 Manokwari - √ √ ASDP Biak
26
Teluk
Cendrawasih - √ √ ASDP Biak
Jumlah
11/26 x
100%=42.3%
15/26 x 100%
= 57.7% 100%
GAMBARAN KINERJA MANAJEMEN ASDP.
Kinerja pada dasarnya merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
yang dicapai seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai tanggung
jawab yang diberikan kepadanya. Dalam hal ini, pegawai bisa belajar
seberapa besar kinerja mereka melalui sarana informasi seperti komentar baik
dari mitra kerja maupun pelanggan. Namun demikian penilaian kinerja yang
mengacu kepada suatu sistem formal dan terstruktur yang mengukur, menilai
dan mempengaruhi sifat-sifat yang berkaitan dengan pekerjaan perilaku dan
hasil termasuk tingkat pelayanan yang diberikan kepada pengguna jasa
layanan. Fokus penilaian kinerja adalah untuk mengetahui seberapa produktif
seorang pegawai dan apakah ia bisa berkinerja sama atau lebih efektif di masa
yang akan datang. Begitu pentingnya masalah kinerja pegawai ini, sehingga
tidak salah bila inti pengelolaan sumber daya manusia adalah bagaimana
mengelola kinerja SDM. Mengelola manusia dalam konteks organisasi berarti
mengelola manusia agar dapat menghasilkan kinerja yang optimal bagi
organisasi. Oleh karenanya kinerja pegawai ini perlu dikelola secara baik
untuk mencapai tujuan organisasi, sehingga menjadi suatu konsep manajemen
kinerja (performance management). Menurut definisinya, manajemen kinerja
27
adalah suatu proses strategis dan terpadu yang menunjang keberhasilan
organisasi melalui pengembangan performansi SDM. Dalam manajemen
kinerja kemampuan SDM sebagai kontributor individu dan bagian dari
kelompok dikembangkan melalui proses bersama antara pimpinan dan
individu yang lebih berdasarkan kesepakatan dari pada instruksi. Kesepakatan
ini meliputi tujuan (objectives), persyaratan pengetahuan, keterampilan dan
kemampuan, serta pengembangan kinerja dan perencanaan pengembangan
pribadi. Manajemen kinerja bertujuan untuk dapat memperkuat budaya yang
berorientasi pada kinerja melalui pengembangan keterampilan, kemampuan
dan potensi-potensi yang dimiliki oleh SDM. Sifatnya yang interaktif ini akan
meningkatkan motivasi dan memberdayakan SDM dan membentuk suatu
kerangka kerja dalam pengembangan kinerja. Manajemen kinerja juga dapat
menggalang partisipasi aktif setiap anggota organisasi untuk mencapai
sasaran organisasi melalui penjabaran sasaran individu maupun kelompok
sekaligus mengembangkan protensinya agar dapat mencapai sasarannya itu.
Berdasarkan hal tersebut diatas , konsultan akan memberikan gambaran
kinerja ASDP (sesuai wilayah survey) yang dapat dijadikan sebagai landasan
dalam peningkatan pelayanan ASDP terhadap pariwisata nasional serta
rekomendasi yang dapat disarankan. Gambaran kinerja manajemen ASDP
dapat digambarkan melalui tabel yang menggambarkan opini responden
terhadap layanan ASDP berdasarkan wilayah survey yang dikunjungi.
Responden terdiri dari Dinas Perhubungan Propinsi, Dinas Pariwisata
Propinsi, dan Biro Jasa Wisata per propinsi, serta opini konsultan terhadap
layanan ASDP dalam meningkatkan pariwisata nasional.
Dari hasil kuisoner pada tabel 4.31, dimana responden yang terdiri dari; Dinas
Perhubungan Propinsi, maka dapat simpulkan dan terdapat beberapa hal
penting yang perlu mendapatkan perhatian. Hal-hal tersebut antara lain
adalah sebagai berikut :
a. Propinsi Nusa Tenggara Timur
1) Kapasitas kapal dengan jumlah penumpang kadang-kadang kurang
2) seimbang, dan jadual yang selalu kurang tepat.
3) Kurangya luas area terminal, dan peneragan yang kurang memadai
4) dimalam hari.
5) Dermaga yang kurang memadai panjangnya, kurangnya pagar
pengaman, agak becek kalau hujan/ licin, dan gangway kekapal yang
kurang nyaman dan aman.
b. b. Propinsi Papua Barat
1) Kurangnya kebersihan, alat keselamatan, kapasitas kapal dengan
jumlah penumpang kadang-kadang kurang seimbang, dan jadual yang
selalu kurang tepat.
2) Kurang rapinya awak kapal dalam penampilan.
3) Kurangnya kenyamanan, kurangnya penerangan, dan kurangnya terjaga
keamanan dipelabuhan.
4) Dermaga yang kurang memadai panjangnya, kurangnya pagar
28
pengaman, agak becek kalau hujan/ licin, dan gangway kekapal yang
kurang nyaman dan aman.
c. c. Propinsi Sumatera Utara
1) Kurangnya kebersihan pelabuhan, alat keamanan, kapasitas kapal
dengan jumlah penumpang kadang-kadang kurang seimbang, dan
jadual yang selalu kurang tepat.
2) Kurang rapinya awak kapal dalam penampilan.
3) Kurangnya kenyamanan, kurangnya penerangan, dan kurangnya
terjaga keamanan dipelabuhan.
4) Dermaga yang kurang memadai panjangnya, kurangnya pagar
pengaman, agak becek kalau hujan/ licin, dan gangway kekapal yang
kurang nyaman dan aman.
d. d. Propinsi Sulawesi Tenggara
1) Kurangnya kebersihan pelabuhan, alat keamanan, kapasitas kapal
dengan jumlah penumpang kadang-kadang kurang seimbang, dan
jadual yang selalu kurang tepat.
2) Kurang rapinya awak kapal dalam penampilan.
3) Kurangya luas area terminal, dan penerangan yang kurang memadai
dimalam hari, dan kurangnya terjaga keamanan.
4) Dermaga yang kurang memadai panjangnya, kurangnya pagar
pengaman, agak becek kalau hujan/ licin, dan gangway kekapal yang
kurang nyaman dan aman.
e. e. Propinsi Bali
1) Kurangnya luas area ruang tunggu di terminal.
2) Kurangnya pagar pengaman.
3) Agak becek kalau hujan/ licin.
Dari hasil kuisoner, dimana responden yang terdiri dari; Dinas Pariwisata
Propinsi, maka dapat simpulkan dan terdapat beberapa hal penting yang perlu
mendapatkan perhatian. Hal-hal tersebut antara lain adalah sebagai berikut :
a. Propinsi Nusa Tenggara Timur
1) Kapasitas kapal dengan jumlah penumpang kadang-kadang kurang
2) seimbang, alat keselamatan yang kurang dan jadual yang selalu kurang
tepat.
3) Kurangya tanggapan terhadap kebutuhan penumpang.
4) Dermaga yang kurang memadai panjangnya, kurangnya penerangan
dimalam hari.
5) Dermaga yang kurang memadai panjangnya, kurangnya pagar
pengaman, agak becek kalau hujan/ licin, dan gangway kekapal yang
kurang nyaman dan aman.
b. Propinsi Papua Barat
1) Kurangnya kebersihan, alat keselamatan, kapasitas kapal dengan
jumlah penumpang kadang-kadang kurang seimbang, dan jadual yang
29
selalu kurang tepat.
2) Kurang rapinya awak kapal dalam penampilan.
3) Kurangnya kenyamanan, kurangnya penerangan, dan kurangnya
terjaga keamanan dipelabuhan.
4) Dermaga yang kurang memadai panjangnya, kurangnya pagar
pengaman, agak becek kalau hujan/ licin, dan gangway kekapal yang
kurang nyaman dan aman.
c. Propinsi Sumatera Utara
1) Kurangnya kebersihan pelabuhan, alat keamanan, kapasitas kapal
dengan jumlah penumpang kadang-kadang kurang seimbang, dan
jadual yang selalu kurang tepat.
2) Kurang rapinya awak kapal dalam penampilan.
3) Kurangnya kenyamanan, kurangnya penerangan, dan kurangnya
terjaga keamanan dipelabuhan.
4) Dermaga yang kurang memadai panjangnya, kurangnya pagar
pengaman, agak becek kalau hujan/ licin, dan gangway kekapal yang
kurang nyaman dan aman.
d. Propinsi Sulawesi Tenggara
1) Kurangnya kebersihan pelabuhan, alat keamanan, kapasitas kapal
dengan jumlah penumpang kadang-kadang kurang seimbang, dan
jadual yang selalu kurang tepat.
2) Kurang rapinya awak kapal dalam penampilan.
3) Kurangya luas area terminal, dan penerangan yang kurang memadai
dimalam hari, dan kurangnya terjaga keamanan.
4) Dermaga yang kurang memadai panjangnya, kurangnya pagar
pengaman, agak becek kalau hujan/ licin, dan gangway kekapal yang
kurang nyaman
dan aman.
e. Propinsi Bali
1) Kurangnya luas area ruang tunggu di terminal.
2) Kurangnya pagar pengaman.
Dari hasil kuisoner, dimana responden yang terdiri dari; dan Biro Jasa Wisata
Propinsi, maka dapat simpulkan dan terdapat beberapa hal penting yang perlu
mendapatkan perhatian. Hal-hal tersebut antara lain adalah sebagai berikut :
a. Propinsi Nusa Tenggara Timur
1) Kapasitas kapal dengan jumlah penumpang kadang-kadang kurang
seimbang, dan jadual yang selalu kurang tepat.
2) Kurangya luas area terminal, dan peneragan yang kurang memadai
dimalam hari.
3) Dermaga yang kurang memadai panjangnya, kurangnya pagar
pengaman, agak becek kalau hujan/ licin, dan gangway kekapal yang
kurang nyaman dan aman.
30
b. Propinsi Papua Barat
1) Kurangnya kebersihan, alat keselamatan, kapasitas kapal dengan
jumlah penumpang kadang-kadang kurang seimbang, dan jadual yang
selalu kurang tepat.
2) Kurang rapinya awak kapal dalam penampilan.
3) Kurangnya kenyamanan, kurangnya penerangan, dan kurangnya
terjaga keamanan dipelabuhan.
4) Dermaga yang kurang memadai panjangnya, kurangnya pagar
pengaman, agak becek kalau hujan/ licin, dan gangway kekapal yang
kurang nyaman dan aman.
c. Propinsi Sumatera Utara
a. Kurangnya kebersihan pelabuhan, alat keamanan, kapasitas kapal
dengan jumlah penumpang kadang-kadang kurang seimbang, dan
jadual yang selalu kurang tepat.
b. Kurang rapinya awak kapal dalam penampilan.
c. 3) Kurangnya kenyamanan, kurangnya penerangan, dan kurangnya
d. terjaga keamanan dipelabuhan.
4) Dermaga yang kurang memadai panjangnya, kurangnya pagar
pengaman, agak becek kalau hujan/licin, dan gangway kekapal yang
kurang nyaman dan aman.
d. Propinsi Sulawesi Tenggara.
1) Kurangnya kebersihan pelabuhan, alat keamanan, kapasitas kapal
dengan jumlah penumpang kadang-kadang kurang seimbang,
dan jadual yang selalu kurang tepat.
2) Kurang rapinya awak kapal dalam penampilan.
3) Kurangya luas area terminal, dan penerangan yang kurang memadai
dimalam hari, dan kurangnya terjaga keamanan.
4) Dermaga yang kurang memadai panjangnya, kurangnya pagar
pengaman, agak becek kalau hujan/ licin, dan gangway kekapal yang
kurang nyaman dan aman.
e. Propinsi Bali
1) Kurangnya luas area ruang tunggu di terminal.
2) Kurangnya pagar pengaman.
3) Agak becek kalau hujan/ licin.
Hasil pengolahan data dan hasil pendapat responden yang terdiri dari para
penumpang yaitu penumpang wisata berdasarkan wilayah survey, dilakukan
perhitungan Customer Satisfaction Index (CSI ) untuk menentukan tingkat
kepuasan penumpang secara keseluruhan dengan pendekatan
mempertimbangkan tingkat harapan dari faktor yang diukur. Adapun tahapan
untuk mengukur Customer Satisfaction Index (CSI ) adalah dengan cara
menghitung Weighting Factors, dengan cara membagi nilai rata-rata
importance score yang diperoleh tiap-tiap faktor dengan total importance
score secara keseluruhan. Hal ini untuk mengubah nilai kepentingan
31
(importance score) menjadi angka persentase, sehingga didapatkan Weighting
Factors 100%. Setelah itu, nilai Weighting Factors dikalikan dengan nilai
kepuasan (satisfaction score) sehingga diperoleh Weighted Score. Kemudian
Weighted Score dari setiap faktor dijumlahkan, hasilnya disebut Weighted
Average. Selanjutnya, Weighted Average dibagi dengan nilai skala maksimum
yang digunakan dalam penelitian kemudian dikalikan dengan 100%, hasilnya
adalah Satisfaction Index.
Perhitungan Customer Satisfaction Index (CSI ) untuk masing-masing daerah
survery adalah sebagai berikut :
a. Pelayanan Pelabuhan Penyeberangan Kupang.
Dari hasil pengumpulan dan pengolahan data, didapat respon responden
untuk pelayanan pelabuhan penyeberangan terhadap penumpang pada
umumnya adalah kurang baik dengan jumlah rata-rata penilaian
responden adalah 3,632.
Dari pengolahan data terdapat beberapa variabel-variabel pelayanan yang
berada diatas nilai rata-rata. Variabel-variabel penilaian tersebut antara
lain adalah sebagai berikut :
1) Keamanan dipelabuhan
2) Kenyamanan dipelabuhan
3) Kebersihan dipelabuhan
4) Kewajaran biaya untuk masuk pelabuhan
Variabel-variabel pelayanan yang berada dibawah nilai rata-rata. adalah
sebagai berikut :
1) Ketersediaan jumlah kapal penyeberangan
2) Ketersediaan kapasitas dermaga
3) Keberadaan para calo dipelabuhan
4) Lama antrian masuk pelabuhan
5) Lama antrian masuk kekapal
6) Ketertiban dipelabuhan.
Dari hasil analisis pengolahan data untuk aspek penerimaan pelayanan
dari pelabuhan Kupang terhadap penumpang, didapat nilai Customer
Satisfaction Index (CSI) sebesar 72.48% (cause for concern ). Hal ini
berarti kualitas pelayanan pelabuhan yang dirasakan penumpang secara
umum adalah cukup baik.
b. Analisis Pelayanan Pelabuhan Penyeberangan Sorong.
Dari hasil pengumpulan dan pengolahan data, didapat opini responden
yang berasal dari penumpang untuk pelayanan pelabuhan penyeberangan
Sorong pada umumnya adalah kurang baik, yaitu dengan jumlah rata-rata
penilaian responden adalah 3.629.
32
Dari pengolahan data terdapat beberapa variabel-variabel pelayanan yang
berada diatas nilai rata-rata. Variabel-variabel penilaian tersebut antara lain
adalah sebagai berikut :
1) Ketersediaan kapasitas dermaga
2) Keberadaan para calo dipelabuhan.
3) Kenyamanan dipelabuhan.
4) Kebersihan diatas kapal
5) Kewajaran biaya untuk masuk kekapal
6) Lamanya antrian memperoleh tiket untuk masuk kekapal.
Variabel-variabel pelayanan yang berada dibawah nilai rata-rata. adalah
sebagai berikut :
1) Ketersediaan jumlah kapal penyeberangan.
2) Keamanan di pelabuhan.
3) Lama antrian masuk ke pelabuhan dan l ama antrian masuk ke kapal.
Dari hasil analisis pengolahan data untuk aspek pelayanan pelabuhan
penyeberangan Sorong terhadap penumpang, didapat nilai CSI sebesar
72.56% (cause for concern) . Hal ini berarti kualitas pelayanan pelabuhan
penyeberangan Sorong terhadap penumpang secara umum adalah kurang
baik.
c. Analisa Pelayanan Pelabuhan Penyeberangan Toba.
Dari hasil survey yang telah dilakukan, serta dari hasil pengumpulan dan
pengolahan data, didapat opini responden terhadap pelayanan pelabuhan
penyeberangan Toba yang dirasakan pengguna jasa pada umumnya
adalah kurang baik yaitu dengan jumlah rata-rata penilaian responden
adalah 3.2.
Dari pengolahan data terdapat beberapa variabel-variabel pelayanan yang
berada diatas nilai rata-rata. Variabel-variabel penilaian tersebut antara
lain adalah sebagai berikut :
1) Keberadaan para calo dipelabuhan
2) Kenyamanan dipelabuhan
Variabel-variabel pelayanan yang berada pada nilai angka rata-rata adalah
sebagai berikut:
1) Ketersediaan jumlah kapal penyeberangan
2) Ketersediaan kapasitas dermaga
3) Kebersihan dipelabuhan
4) Kewajaran biaya untuk masuk pelabuhan.
33
Variabel-variabel pelayanan yang berada dibawah nilai rata-rata. adalah
sebagai berikut :
1) Lama antrian masuk pelabuhan
2) Kemanan dipelabuhan
3) Lama antrian masuk kekapal
4) Ketertiban dipelabuhan.
Dari hasil analisis pengolahan data untuk aspek pelayanan pelabuhan
penyeberangan Toba terhadap penumpang, didapat nilai CSI sebesar
64.06% (poor). Hal ini berarti kualitas pelayanan untuk aspek pelayanan
pelabuhan penyeberangan Toba yang dirasakan oleh penumpang secara
umum adalah kurang baik.
d. Analisa Pelayanan Pelabuhan Penyeberangan Kendari.
Dari hasil survey yang telah dilakukan, serta dari hasil pengumpulan dan
pengolahan data, didapat opini responden terhadap pelayanan pelabuhan
penyeberangan Kendari yang dirasakan penumpang pada umumnya
adalah kurang baik yaitu dengan jumlah rata-rata penilaian responden
adalah 3.468.
Dari pengolahan data terdapat beberapa variabel-variabel pelayanan yang
berada diatas nilai rata-rata. Variabel-variabel penilaian tersebut antara
lain adalah sebagai berikut :
1) Keamanan dipelabuhan
2) Lama antrian masuk kekapal
3) Kebersihan dipelabuhan
4) Keberadan para calo dipelabuhan
5) Ketertiban dipelabuhan
6) Kenyamanan dipelabuhan dan kewajaran biaya masuk pelabuhan.
Variabel-variabel pelayanan yang berada dibawah nilai rata-rata. adalah
sebagai berikut :
1) Ketersediaan jumlah kapal penyeberangan
2) Ketersediaan kapasitas dermaga
3) Lama antrian masuk pelabuhan.
Dari hasil analisis pengolahan data untuk aspek pelayanan pelabuhan
penyeberangan Kendari terhadap penumpang, didapat nilai CSI sebesar
69.36% (poor). Hal ini berarti kualitas pelayanan pelabuhan
penyeberangan Kendari yang dirasakan oleh penumpang secara umum
yang dirasakan adalah kurang baik.
34
e. Analisis Pelayanan Pelabuhan Penyeberangan Bali .
Dari hasil pengumpulan dan pengolahan data, didapat opini responden
yang berasal dari penumpang untuk pelayanan pelabuhan penyeberangan
Bali pada umumnya adalah kurang baik, yaitu dengan jumlah rata-rata
penilaian responden adalah 3.975.
Dari pengolahan data terdapat beberapa variabel-variabel pelayanan yang
berada diatas nilai rata-rata. Variabel-variabel penilaian tersebut antara
lain adalah sebagai berikut :
1) Ketersediaan jumlah kapal penyeberangan.
2) Ketersediaan kapasitas dermaga
3) amanan dipelabuhan.
4) Kenyamanan dipelabuhan.
5) Lama antrian masuk pelabuhan.
6) Lama antrian masuk kekapal.
7) Kebersihan dipelabuhan.
Variabel-variabel pelayanan yang berada dibawah nilai rata-rata. adalah
sebagai berikut
1) Keberadaan para calo dipelabuhan.
2) Keamanan dipelabuhan.
3) Ketertiban dipelabuhan.
Dari hasil analisis pengolahan data untuk aspek pelayanan pelabuhan
penyeberangan Bali terhadap penumpang, didapat nilai CSI sebesar
79,395% (cause for concern) . Hal ini berarti kualitas pelayanan
pelabuhan penyeberangan terhadap penumpang secara umum adalah
biasa.
Top Related