Kualitas (Kompetensi) SDM
Pendidikan berbasis kompetensi :
• Kurikulum
• Silabus
• Sistem penilaian
Persaingan pada era global
• Karakteristik siswa
• Karakteristik bidang studi
Pembelajaran Berbasis Kompetensi
SK dan KD
Perkembangan tingkat berpikir siswa
Pengembangan materi ajar
Pengembangan strategi pembelajaran
Pengembangan indikator pencapaian
Pengembangan sistem penilaian
Penilaian Berbasis Kompetensi
Prinsip penilaian
Acuan norma dan kriteria
Karakteristik sistem penilaian
Penyusunan instrumen dan teknik penskoran
Analisis instrumen
Evaluasi penilaian
Laporan penilaian
Pengukuran
Pada pendidikan berbasis kompetensi didasarkan pada klasifikasi observasi
unjuk kerja/kompetensi siswa dengan menggunakan standar tertentu.
Instrumen tes (pertanyaan/pernyataan dengan jawaban benar atau salah)
Instrumen nontes (pertanyaan/pernyataan tanpa jawaban benar atau salah,
berbentuk kuesioner, inventori (seperti angket).
Kuantitatif angka (skala tertentu), huruf
Kualitatif pernyataan (mis. : sangat baik, baik, cukup, kurang, sangat
kurang)
“ Proses penetapan angka terhadap suatu gejala
menurut aturan tertentu”
(Guilford, 1982)
Penilaian (asesmen)
Interpretasi dan deskripsi pencapaian belajar siswa.
Mencakup semua metode yg biasa digunakan untuk menilai unjuk kerja peserta didik atau kelompok.
Mencakup pengumpulan bukti utk menunjukkpencapaian belajar siswa.
Berkaitan dengan setiap bagian dari proses pendidikan : siswa, proses pembelajaran, kurikulum, fasilitas dan administrasi sekolah.
Pengembangan instrumen penilaian mencakup me tode, prosedur formal dan informal utk memperoleh data/informasi.
Instrumen penilaian dapat berupa tes lisan, tes tertulis, lembar pengamatan, angket, pedoman wawancara, tudas rumas dsb.
“Suatu pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk
menjelaskan karakteristik seseorang atau sesuatu.”
(Griffin & Nix, 1991)
PP No. 25 th 2000, bidang pend. Dan kebud., pemerintah memiliki wewenang menetapkan :
1. Standar kompetensi siswa dan warga belajar serta pengaturan kurikulum nasional dan
penilaian hasil belajar secara nasional serta pedoman pelaksanaannya.
2. Standar materi pokok
Evaluasi
Bertujuan utk meningkatkan kinerja individu dan lembaga.
Usaha meningkatkan kinerja didasarkan kepada kondisi yg ada yg
informasinya diperoleh dari kegiatan asesmen.
Tujuan meningkatkan kinerja dapat dicapai bila ada tindak lanjut dari kegiatan
evaluasi.
Evaluasi menghasilkan informasi tingkat pencapaian belajar siswa.
Informasi tingkat pencapaian belajar siswa bila dianalisis lebih rinci dapat
menghasilkan informasi tentang kesulitan belajar siswa, yaitu konsep-konsep
yg belum dikuasai oleh sebagian besar siswa.
Informasi tentang kesulitan belajar siswa dapat digunakan oleh guru untuk
memperbaiki proses pembelajaran yang dilakukannya.
Kesahihan dan keandalan instrumen evaluasi
Bentuk instrumen evaluasi
Acuan norma dan kriteria
Dua acuan yg digunakan untuk menyiapkan tes dan
menafsirkan hasil tes.
Dapat digunakan dalam bidang pendidikan.
Kedua acuan menggunakan asumsi yang berbeda tentang
tentang kemampuan seseorang.
Asusmsi yang berbedaitu menghasilkan informasi yang
berbeda pula.
Pemilihan acuan yg digunakan bergantung kepada
karakteristik bidang studi dan tujuan yg akan dicapai.
Acuan norma
Acuan norma berasumsi bahwa kemampuan tiap orang
berbeda dan dapat digambarkan menurut distribusi normal.
Perbedaan kemampuan tiap orang itu harus ditunjukkan
oleh hasil pengukuran sehingga tergambar jelas posisi
kemampuan orang itu dibandingkan ddalam kelompoknya.
Tes dengan acuan norma dilakukan pada perioda waktu
tertentu dan bahan tesnya dipilih dengan memperhatikan
tingkat kepentingan bahan ajar.
Acuan ini banyak digunakan terutama pada tes seleksi.
Acuan kriteria
Pada acuan kriteria bahan ajar diambil berasal dari kompetensi dasar.
Semua kompetensi dasar ditagih pencapaiannya melalui berbegai bentuk tagihan.
Acuan kriteria berasumsi bahwa hampir semua orang bisa belajar apa saja dengan hasil hasil belajar yang sama tetapi waktu dan kecepatan belajarnya berbeda.
Konsekuensi acauan kriteria dan adalah adanya program remidial dan program pengayaan.
Program remidial bagi siswa yg belum mencapai kriteria atau standar yang ditetapkan.
Program pengayaan bagi siswa yang telah mencapai kriteria atau standar yang ditetapkan.
Hasil tes seseorang dibandingkan dengan kriteria tertentu.
Digunakan pada sistem penilaian hasil kegiatan belajar mengajar di SMP berbasis Kompetensi.
Karakteristik sistem penilaian
Sistem penilaian berkesinambungan.
Jenis tagihan
Bentuk instrumen
Kesahihan dan Kehandalan
Sistem penilaian berkesinambungan
1. Definisi ttg apa yg dipelajari dan apa yg dinilai.
2. Spesifikasi peringkat unjuk kerja.
3. Penekanan pada komparasi antara unjuk kerja siswa dengan standar atau
kriteria yang ditetapkan.
Pengembangan sistem penilaian berbasis kompetensi perlu
memperhatikan :
Pengembangan sistem penilaian berbasis kompetensi
mencakup :1. Standar kompetensi.
2. Kompetensi dasar.
3. Rencana penilaian.
4. Proses penilaian.
5. Proses implementasi.
6. Pencatatan dan pelaporan.
Jenis tagihan
1. Kuis
2. Pertanyaan lisan di kelas (ketika pembelajaran)
3. Ulangan harian
4. Tugas individu
5. Tugas kelompok
6. Ulangan blok
Bentuk instrumen
1. Pertanyaan lisan di kelas
2. Pilihan ganda
3. Uraian objektif
4. Uraian non objektid /uraian bebas
5. Jawaban singkat/isisan singkat
6. Menjodohkan
7. Unjuk kerja
8. Portfolio
Kesahihan dan Kehandalan
Kesahihan dibedakan atas tiga kategori :
Kesahihan isi
Kesahihan konstruk
Kesahihan kriteria
Instrumen yang baik memiliki bukti kesahihan dan
kehandalan, hasilnya dapat dibandingkan, dan ekonomis.
Kehandalan dibedakan atas tiga kategori :
Konsistensi internal
Stabilitas
Antar penilai
Penyusunan instrumen dan teknik
penskoran
Penyusunan instrumen
Penyusunan tes kognitif dan teknik
penskorannya
Penyusunan instrumen afektif dan teknik
penskorannya
Penyusunan tes psikomotor dan teknik
penskorannya
Tujuan penilaian Tingkat kemampuan awal siswa
Hasil belajar siswa
Pencapaian kurikulum
Keberhasilan guru dalam proses pembelajaran
Mendiagnosis kesulitan belajar siswa
Mendorong siswa belajar
Mendorong guru meningkatkan kemampuan mengajarnya
Tes prasyarat (prerekuisit)
Tes penempatan
Tes diagnostik
Tes formatif
Tes sumatif
Memasuki jenjang pendidikan lebih tinggi
Lima macam tes berdasarkan tujuannya :
Langkah pengembangan instrumen
Menyusun spesifikasi instrumen sesuai tujuan
Menulis butir instrumen
Menelaah butir instrumen
Merakit butir-butir instrumen menjadi instrumen
pengukuran
Membakukan instrumen melalui uji coba
Menganalisis instrumen berdasarkan hasil uji coba
Memperbaiki instrumen dengan merevisi atau membuang
butir yang tidak memenuhi syarat
Bentuk tes kognitif
Pertanyaan lisan di kelas
Pilihan ganda
Uraian objektif
Uraian non objektid /uraian bebas
Jawaban singkat/isisan singkat
Menjodohkan
Unjuk kerja / Performan
Portfolio
Teknik penskoran tes kognitif
Perlu ada pedoman penskoran untuk semua bentuk tes
Sangat perlu/harus ada pedoman penskoran untuk bentuk tes urangaian, untuk memperkecil perbedaan skor dari lebih dari satu orang pemeriksa jawaban.
Batasan atau kata-kata kunci untuk melakukan penskoran terhadap jawaban soal bentuk tes uraian.
Kriteria jawaban yang digunakan untuk melakukan penskoran pada jawaban soal bentuk uraian non objektif.
Pembobotan soal
Contoh pedoman penskoran soal uraian onjektif
Langkah Kunci jawaban Skor
1
2
3
4
5
6
7
8
Luas lahan kebun = panjang x lebar
= 160 m x 80 m
= 12.800 m2
Panjang lahan yang ditanami sesuai dengan panjang kebun =160 m – (2x4m) =
152 m
Lebar lahan yang ditanami sesuai dengan lebar kebun =80 m – (2x4m) = 72 m
Jumlah pohon kelapa yg dapat ditanam menurut arah panjang kebun = 152 m/4
m = 38 pohon
Jumlah pohon kelapa yg dapat ditanam menurut arah lebar kebun = 72 m/4 m =
18 pohon
Jumlah seluruh pohon kelapa yg dapat ditanam pada lahan seluas 12.800 m2
= 38 x 18 pohon = 684 pohon
1
1
1
1
1
1
1
1
Skor maksimal 8
Indikator :
Siswa dapat menghitung banyaknya individu penyusun populasi pohon kelapa pada sebuang kebun.
Butir soal :
Sebuah petak kebun berukuran panjang 160 m, lebar 80 m, ditanami pohon kelapa dgn jarak tanam 4 x 4 m.
Penanaman dilakukan mulai batas 4 meter dari tepi lahan. Berapa luas lahan tersebut dan berapa banyaknya
pohon kelapa yang dapat ditanam ?
Penyusunan instrumen afektif dan
teknik penskorannya
1. Langkah penyusunan instrumen afektif
2. Teknik penskoran tes afektif
Langkah penyusunan instrumen
afektif
1. Memilih aspek afektif yang akan dinilai, misalnya sikap dan minat.
2. Memilih indikator dari aspek yang dipilih, misalnya : kehadiran di kelas, banyak bertanya, tepat waktu mengumpulkan tugas, catatan di buku rapih, dsb.
3. Memilih tipen skala yg digunakan, misalnya Likert dengan 5 skala : sangat senang, senang, sama saja, kurang senang, dan tidak senang.
4. Menelaah instrumen oleh sejawat.
5. Memperbaiki instrumen.
6. Menyiapkan inventori laporan diri.
7. Menghitung skor inventori.
8. Menganalisis hasil inventori skala minat dan skala sikap.
Teknik penskoran tes afektif
Seandainya :
Instrumen yang digunakan untuk mengukur minat minat siswa itu terdiri dari 15 butir dan rentangannya adalah 1 sampai 5
Maka :
Skor terendah seorang siswa = 15 x 1 = 15
Skor tertinggi seorang siswa = 15 x 5 = 75
Dengan demikian :
Mediannya adalah (15 +75) / 2 = 45
Jika dibagi menjadi 4 kategori, maka :
Skor 15 - 30 termasuk tidak berminat
Skor 31 - 45 termasuk agak berminat
Skor 46 - 60 termasuk berminat
Skor 61 - 75 termasuk sangat berminat
Penyusunan tes psikomotor dan
teknik penskorannya
1. Penyusunan tes psikomotorik
2. Teknik penskoran tes psikomotorik
Penyusunan tes psikomotorik
Bentuk tes psikomotorik
Tes utk mengukur penampilan atau kinerja (performance), menurut Lunetta dkk. (1981) dapat berupa :
- Tes paper and pencil : mis. desain alat, desain
grafis dsb.
- Tes identifikasi : mis. menemukan bagian alat
yg rusak, dsb.
- Tes simulasi
- Tes samper atau contoh kerja (work sample).
Penyusunan butir soal bentuk daftar cek
Penyusunan butir soal bentuk skala penilaian
Top Related