EVALUASI MANAJEMEN OPERASIONAL RS LAPANGAN
DALAM MENANGGULANGI KORBAN BENCANA
Studi kasus: Manajemen Operasional Klinik di Rumahsakit Lapangan Nur
Hidayah Bantul, Jogjakarta
Ni Luh Putu Eka Putri Andayani, SKM. M.Kes.[1]Dr. Tri Ermin Fadlina, M.Kes.[2][1] Konsultan PMPK FK UGM
[2] Direktur RS Lapangan Nur Hidayah, Bantul
Struktur Presentasi• Pendahuluan• Konsep: Manajemen Disaster & Manajemen
Operasional• Situasi di Kec. Jetis, kab. Bantul, Jogjakarta
– Desain Pelayanan– Mutu Pelayanan– Desain Proses dan Kapasitas– Desain Pekerjaan dan SDM– Manajemen Rantai – Supply– Manajemen Inventory– Penjadwalan– Pemeliharaan
• Kesimpulan dan Saran– Kesimpulan– Saran
Pendahuluan
Gempa bumi menyebabkan kerusakan fasilitasfisik yang cukup parah di Kab. Bantul
Korban meninggal > 4800 jiwa, 18 ribu luka-luka
Gambar Bentuk dasar siklus manajemenbencana
Carter, WN (1991), “Disaster Management; A Disaster Manager’s Handbook”, Asian Developmnet Bank, Manila
Disaster impact
Response
Recovery
Development
Prevention
Mitigation
Preparedness
Gradasi Proporsi Jasa – Barangdalam Proses Produksi
0 25 50 75 100255075100
AutomobileComputerInstalled Carpeting
Fast-food MealRestaurant Meal
Auto RepairHospital Care
Advertising AgencyInvestment Management
Consulting ServiceCounseling
Percent of Product that is a Good Percent of Product that is a Service
Situasi di Kec. Jetis, Bantul
Kecamatan Jetisdan Imogirimerupakan daerahyang cukup parahterkena dampakgempa.
Klinik Nur Hidayah Hari 1 pasca gempa
Peralatan medis/non medis di klinik rusak/berantakan
Desain Pelayanan
Tent for other medical volunteer teams
drug storehous
e
drug storehou
se
Radiology
rest
room
Medical staffs & Paramedics ofRSUDTabanan
TokushukaiTeam
Rest roomStand
by docto
rsward
ward
Volunteer room Volu
nteer
room
ward
Laborato-ry
Post-OP
Post-OP
Operating
RoomPre-OP
Paediatric Clinic
Rest room
MR
Inpatient Observation
Post-OP
TokushukaiTeam
Ambulance
Admission, drug counter
non medical logistic room
Musholla/ praying room
rest room
Common room
Loundry
River
rest room
rest room
pantry
kitchen
Jalan Imogiri Timur
Satu pintu untuk semua aktivitas: pasien masuk, petugas, relawan, logistik
Ruang IGD/triase, observasi rawat inap & perawatanpasien pre-pasca operasi
Operasi orthopedi
Radiologi
Ruang OK Mayor
Ruang periksa dokter spesialis
Field Visit
Mutu Pelayanan
Rapat koordinasi
Singage untuk ketertiban
Kasus
Tenaga relawan kesehatan yg datang bukan hanyamedis dan paramedis, namun juga pengobat
tradisional (sangkal putung, dukun patah tulang). Banyak korban fraktur yang sudah ditangani di
RS/klinik kemudian dibawa ke dukun patah tulang. Oleh sang dukun, gips pasien dibuka untuk kemudian
dilakukan pengobatan tradisional ala dukun patah tulang. Cukup banyak diantara korban yang sudah
melewati proses tersebut ternyata mengalami proses penyambungan tulang yang tidak sempurna akibat
gips yang dibuka sebelum waktunya. Sehingga mereka terpaksa mengalami operasi ulang di RS-RS
di DIY, termasuk di RS Lapangan Nur Hidayah.
Desain proses dankapasitas
Pasien rujukan
Membuka gips untuk mengontrol luka
Radiologi
Botol bekas minuman diisi pasir untukpasien traksi
Perawatan luka: cuci dengan NaCl
Kasus Isi Rekam MedisPasien # 1Nama : AJenis kelamin: PerempuanUmur : 75 tahunAlamat : SindetDiagnosa : Luka robekTindakan : HectObat : amox, prostanac, dexa
Pasien # 2Nama : BJenis kelamin: Laki-lakiUmur : 11 bulanAlamat : BembemDiagnosa : VLTindakan : HectObat : amox, prostanac, dexa
Kasus Isi Rekam MedisPasien # 3Nama : CJenis kelamin: Laki-lakiUmur : 2 tahunAlamat : BlawongDiagnosa : LukaTindakan : -Obat : amox, as mef
Pasien # 3Nama : DJenis kelamin: PerempuanUmur : 17 tahunAlamat : DemiDiagnosa : KemengTindakan : -Obat : Ant
Desain pekerjaandan SDM
Jumlah pasien di KNH
819915918189148Rontgen
171974105518231Laboratorium
225288Operasi
11211Dirujuk
2315194713915314786145135Field Visit
2822102221253936353632917101700Rawat Inap
27319721221516616415618328213512818429124330038075Rawat Jalan
11109876543213130292827
JuniMeiBefore
JenisPelayana
n
KasusPasien yang dirawat di RS Lapangan Nur Hidayah tidak
seluruhnya dirawat inap karena murni ada indikasi medis. Sebagian mereka dirawat karena alasan sosial-
ekonomi: tidak punya rumah atau tempat tinggalnya sangat jauh, sehingga untuk kontrol tiap hari akan kesulitan. Jadi perawatan ini lebih ditekankan pada alasan perawatan yang berkelanjutan (continuity of
care). Namun sekelompok dokter dari Malaysia yang kemudian datang melakukan visite keliling
memerintahkan perawat untuk memulangkan pasien yang dirawat tanpa indikasi medis disertai ancaman
Manajemen Rantai-Supply
Jalur memperoleh BHP medis
• BHP medis yang dibawa oleh Tim medis BRSU Tabanan & Tokushukai;
• Permintaan ke BRSU Tabanan & Tokushukai Hospital;
• Dinkes Bantul, Dinkes Provinsi, RSUP dr. Sardjito, NGO/LSM atau donatur yang potensial.
• Posko-posko kesehatan lain
Masalah:• Jenis bantuan tidak sesuai dengan kebutuhan
karena:– Yang membantu tidak konfirmasi– Stok yang dimiliki oleh penyalur bantuan (dinkes,
pos relawan)• Banyak obat bantuan yang sudah dan hampir
kadaluwarsa
Manajemen inventory
Di labeling setelah hari ke tiga
Logistik medis dilobby dan Front
OfficeBisa diakses siapapun
Penjadwalan
Kembali ke Jabar tgl 2 Mei
Tim dokter Jawa BaratüüKunjungan lapangan
6
Tim dokter anak RSUP dr. Sardjito
üüKlinik Anak 5
SdaTim dokter Kab Pati/Pak Santosa
üüKlinik Umum 4
Kembali ke Pati tgl 3 Mei
Tim dokter Kab Pati/Pak Santosa
üüKunjungan lapangan
3
Kembali ke Jepang tgl 4/5 Mei
Tim Tokhushukai Hospital/dr. Agus Bintang
üüüüBedah orthopedi
2
Kembali ke Bali tgl 2 Mei
Tim RS Tabanan /dr. Agus Bintang
üüüüBedah orthopedi
1
4321313029KeteranganPelaksana/
Penanggung jawab
Tanggal pelaksanaanKegiatan/ ProgramNo
Jadwal operasi
Pemeliharaan
• Insert foto sampah• Insert foto cleaning service
Kesimpulan
• Tidak ada toleransi untuk patient safety• Fasilitas kesehatan yg menjadi tempat
penanganan korban harus koordinasidengan Dinkes dan satkorlak mengenaijenis dan kuantitas bantuan yang dibutuhkan dan yang sudah diperoleh
• Tim luar yang membantu harus bisabekerja secara mandiri
Saran
• Perlu dipikirkan bukan hanya kegiatanmedis tapi juga penunjang medis dan non medis (ketersediaan air bersih dan listrik, sarana komunikasi)
• RS perlu membuat disaster preparedness plan utk skenario sbg penolong dansebagai bagian dari korban bencana
• Plan diikuti dengan latihan atau simulasiagar lebih bermanfaat