ETOS KERJA PEDAGANG ETNIS CINA YANG
MENGELOLA TOKO OBAT CINA DI KOTAMADYA
PONTIANAK
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Meraih Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Oleh :
JULIANA HERMANTO
NIM : 019114003
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
ETOS KERJA PEDAGANG ETNIS CINA YANG
MENGELOLA TOKO OBAT CINA DI KOTAMADYA
PONTIANAK
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Meraih Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Oleh :
JULIANA HERMANTO
NIM : 019114003
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
“ Pertama-tama, katakan pada dirimu apa yang akan kau
raih, lalu lakukan apa yang perlu kau lakukan “
( Epictetus )
Kepada ayah-ibuku, yang tak pernah lelah dan berhenti mencintaiku
kepada saudaraku Hengky dan Dekky, yang selalu ada untukku
dan kepada dirimu, yang akan hadir sebagai cinta:
kepersembahkan karyaku
“Terima kasih telah menjadi bagian terindah dalam hidupku”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 22 Oktober 2008
Penulis
Juliana Hermanto
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
ABSTRAK
ETOS KERJA PEDAGANG ETNIS CINA YANG MENGELOLA TOKO OBAT CINA DI KOTAMADYA PONTIANAK
Juliana Hermanto
019114003 Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2008
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan etos kerja pedagang etnis cina yang mengelola toko obat Cina di kotamadya Pontianak. Etos kerja merupakan elemen paling penting dalam komponen sukses yang mampu melatarbelakangi keberhasilan dalam bekerja.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan metode pengumpulan data wawancara dan observasi. Subjek dalam penelitian ini berjumlah tiga orang dengan kriteria etnis Cina yang berprofesi sebagai pedagang obat Cina, berkedudukan sebagai pengelola toko obat dan berdomisili di kotamadya Pontianak.
Hasil penelitian etos kerja pada ketiga subjek ditunjukkan dengan adanya pandangan kerja sebagai kewajiban moral, displin yang tinggi dan kebanggaan akan hasil karya. Hasil penelitian menggambarkan bahwa kerja merupakan kewajiban moral, ketiga subjek memandang kerja merupakan hal yang penting bagi kehidupan, kerja diperuntukkan bagi keluarga dan berguna untuk diri sendiri, mereka juga menganggap kerja sebagai anugerah dari Tuhan. Displin ditunjukkan dengan kesadaran akan peraturan dan rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan. Kebanggaan akan hasil karya mengarah pada perasaan bangga terhadap hasil kerja karena adanya penghargaan dari orang lain, dan keinginan untuk maju serta usaha dalam bekerja maksimal untuk menciptakan kualitas kerja terbaik. Keterkaitan ketiga indikator ini menggambarkan etos kerja pada pedagang etnis Cina yang mengelola toko obat Cina.
Kata kunci: etos kerja, etnis cina, pedagang yang mengelola toko obat Cina
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRACT
WORK ETHOS OF THE CHINES E MERCHANTS WHO RUN CHINESE DRUG STORE IN PONTIANAK
Juliana Hermanto 019114003
Faculty of Psychology Sanata Dharma University
Yogyakarta 2008
The objective of this research is to describe the work ethos of the Chinese merchants who run Chinese drug store in Pontianak. Work ethos is the most essential element in success component providing success in work.
This research is a descriptive qualitative research by using observations and interviews as the data collection method. Subjects in this research are three people with criteria Chinese people running Chinese drug store that located in Pontianak.
The result of the work ethos from these three subjects shown by an opinion that work is moral obligation, a high discipline, and the pride to their works. The results of this research shows that work is moral obligation, for the subjects work is essential thing in life, work is service to their family and useful for themselves, they also consider work as a gift from God. Discipline is shown by the awareness to the rules and responsibilities in work. The pride to their works triggered by others people admiration and a strong will to success in business by creating the best quality in works. The connection of these three indicators shows the work ethos of the Chinese merchant running Chinese drug store.
Key word: work ethos, Chinese ethnic, merchant running Chinese drug store.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan kasih dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini, yaitu :
1. Bapak P. Eddy Suhartanto, S.Psi. M.Si., selaku dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma dan dosen pembimbing yang telah meluangkan
waktu dan membantu hingga terselesaikannya skripsi ini.
2. Bapak Drs. H. Wahyudi, M.Si. dan Bapak YB. Cahya Widiyanto, S.Psi., M.Si.
selaku dosen penguji yang telah banyak memberi masukan kepada penulis.
3. Bapak Siswo Widyatmoko, S.Psi. dan Ibu Sylvia C.M.Y.M., S.Psi, M.Psi.
selaku dosen pembimbing akademik yang telah banyak membantu selama
masa perkuliahan.
4. Seluruh staf dosen Fakultas Psikologi USD yang telah memberikan banyak
ilmunya.
5. Seluruh karyawan Fakultas Psikologi USD: Mas Gandung, Bu Nanik, Pak
Gie, Mas Muji, dan Mas Doni yang telah banyak membantu dan
mempermudah dalam mengurus keperluan perkuliahan.
6. Sa Ie, Tua So, Pa Lun atas kesediaanya membantu penelitian skripsi ini.
7. Winny dan Deasy atas diskusi, dukungan dan bantuannya.
8. Octa dan Sius, atas diskusi dan dukungannya.
9. Vera dan Ita, atas dukungan, persahabatan dan kebersamaannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
10. Pak Priyo, Pak Toni, Bu Tiwi dan Mbak Tia atas bimbingannya selama di
P2TKP. Buat temen-temen di P2TKP, Vinda Eko, Octa, Rani, Cwt., M’Yesi,
Deasy, Kobo, Tyo, Etik, Anita, Lisna, Mas Adi, Desta dan Catrine, atas
kerjasama, suka dan duka selama di P2TKP.
11. Buat temen-temen di kost 99999: Emi, Hani, Deasy, Vinda, Cicil, Lia, Nana,
Octa, Tari, Grace, Maria, Diana, Cuprit, Borah, Iin, Marni dan semua yang
tidak bisa disebutkan satu persatu atas kebersamaan, suka dan duka selama di
kost.
12. Buat temen-temen di kost Delima: Keket, Nia, Putri, mba’ Lusi, Dina, Lintang
(thx printernya) dan semua yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terima
kasih atas dukungan, kebersamaan, suka dan duka selama hampir setahun
kebersamaan di kost.
13. Iis, atas pinjaman printernya.
14. Ibu dan bapak kost di Kost Delima dan 99999 yang sudah memberikan
suasana kekeluargaan.
15. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan ini yang tidak bisa
disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan-kekurangan dalam skripsi
ini, maka segala bentuk saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis
harapkan.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN......................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA............................................................. v
ABSTRAK.......................................................................................................... vi
ABSTRACT....................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR........................................................................................ viii
DAFTAR ISI...................................................................................................... x
DAFTAR TABEL.............................................................................................. xiii
DAFTAR SKEMA............................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... xv
BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................. 1
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 6
C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 8
A. Etos Kerja ............................................................................................. 8
1. Pengertian Etos Kerja................................................................ 8
2. Indikator Etos Kerja.................................................................. 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Etos Kerja........................ 14
B. Pedagang............................................................................................... 16
1. Pengertian Pedagang................................................................. 16
2. Pedagang Obat Cina.................................................................. 17
C. Etnis Cina ............................................................................................. 19
3. Pembagian Etnis Cina............................................................... 19
4. Ajaran-ajaran Yang Mempengaruhi Etnis Cina........................ 21
5. Orientasi Nilai Budaya Etnis Cina............................................ 24
D. Etos Kerja Pedagang Etnis Cina yang Mengelola Toko Obat Cina di
Kotamadya Pontianak.......................................................................... 27
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN.......................................................... 30
A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 30
B. Subjek Penelitian .................................................................................. 30
C. Batasan Istilah....................................................................................... 31
D. Metode Pengambilan Data ................................................................... 32
1. Wawancara................................................................................ 32
2. Observasi................................................................................... 34
E. Analisis Data......................................................................................... 35
F. Pemeriksaan Keabsahan Data .............................................................. 37
1. Kredibilitas................................................................................ 37
2. Dependebility ........................................................................... 38
3. Triangulasi Data........................................................................ 39
BAB IV. PELAKSANAAN, HASIL DAN PEMBAHASAN........................... 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
A. Pelaksanaan Penelitian.......................................................................... 40
B. Hasil Penelitian Subjek 1-Huang.......................................................... 42
C. Hasil Penelitian Subjek 2-Kiang........................................................... 53
D. Hasil Penelitian Subjek 3-Lun.............................................................. 65
E. Ringkasan ............................................................................................. 77
F. Pembahasan .......................................................................................... 79
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN............................................................ 88
A. Kesimpulan .......................................................................................... 88
B. Saran ..................................................................................................... 88
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 91
LAMPIRAN....................................................................................................... 94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL halaman
Tabel 1. Tabel panduan wawancara........................................................ 33
Tabel 2. Tabel Kode analisis hasil wawancara........................................ 36
Tabel 3. Tabel waktu dan tempat pelaksanaan penelitian....................... 41
Tabel 4. Tabel data demografis subjek penelitian................................... 41
Tabel 5. Tabel ringkasan etos kerja pedagang etnis Cina yang mengelola
toko obat Cina di kotamadya Pontianak.................................... 77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR SKEMA
halaman
Skema 1. Skema Kerangka Penelitian Etos Kerja Pedagang Etnis Cina
yang Membuka Toko Obat Cina di Kotamadya
Pontianak................................................................................... 29
Skema 2. Skema Hasil Penelitian Etos Kerja Pedagang Etnis Cina yang
Membuka Toko Obat Cina di Kotamadya
Pontianak................................................................................... 87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR LAMPIRAN
halaman Lampiran 1: Lampiran data subjek 1-Huang................................................... 93
Lampiran 2: Lampiran data subjek 2-Kiang.................................................... 104
Lampiran 3: Lampiran data subjek 3-Lun ..................................................... 121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Max Weber dalam buku karangannya The Protestant Ethic and the Spirit
of Capitalism (1958) pertama kali mempelajari tentang pengaruh etos kerja
terhadap pembangunan masyarakat atau bangsa. Dalam buku itu Weber
menyatakan bahwa ada hubungan antara perkembangan masyarakat dengan sikap
masyarakat itu terhadap makna kerja. Dalam pengamatannya terhadap kaum
Protestan Calvinist terdapat suatu anggapan bahwa kerja keras merupakan
panggilan rohani untuk mencapai kesejahteraan mereka. Akibat dari semangat
kerja keras ini melimpah pula kehidupan ekonomi mereka. Dengan bekerja keras
serta hidup hemat dan sederhana para Calvinist dapat mencapai tingkat kehidupan
yang relatif lebih tinggi dan mampu memfungsikan diri mereka sebagai
wiraswastawan yang tangguh dan tulang punggung dari sistem kapitalis di Eropa.
Para ahli ilmu sosial telah menjadikan penemuan Weber tersebut sebagai
pegangan untuk melihat keberhasilan pembangunan terutama di negara-negara
berkembang. Untuk menilai maju tidaknya usaha pembangunan suatu bangsa bisa
dilihat dari ada tidaknya etos kerja yang memadai yang dimanifestasikan dalam
kerja keras, hidup sederhana dan hemat.
Etos kerja menurut Cherrington (dalam Nugroho, 1998) adalah cara
pandang seseorang terhadap perkerjaan atau dapat diartikan sebagai nilai kerja
yang positif. Bila pandangan dan sikap terhadap kerja tersebut positif, maka etos
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
kerjanya juga akan positif, orang akan bekerja keras dan berusaha mencapai hasil
terbaik dalam pekerjaannya. Etos kerja bisa dilihat melalui tiga indikator
(Cherrington dalam Nugroho, 1998), yaitu kerja sebagai kewajiban moral, disiplin
kerja tinggi, dan kebaggaan akan hasil karya.
Etos kerja juga diyakini menjadi kunci sukses di balik keberhasilan
bangsa-bangsa seperti Jepang dan Jerman dalam membangun kembali negara
mereka. Bangsa Jerman dan Jepang yang pernah hancur total akibat perang dalam
waktu relatif singkat mampu muncul sebagai negara dengan kekuatan ekonomi
luar biasa, karena etos kerja mereka tidak ikut hancur. Demikian halnya dengan
bangsa Korea dengan etos kerja mereka yang mampu menciptakan pertumbuhan
ekonomi dan pembangunan nasional negara mereka dengan mengagumkan serta
mampu bersanding dengan bangsa Jepang sebagai negara yang pembangunannya
melebihi bangsa-bangsa di negara Asia lainnya.
Hal di atas dapat memberikan gambaran tentang peran etos kerja dalam
pembangunan masyarakat dan bangsa. Di Indonesia, ada satu etnis yang
dipandang berhasil mendominasi perekonomian di Indonesia, yaitu etnis Cina. Di
dunia ekonomi dan bisnis, walau jumlah warga etnis Cina hanya 4% (empat
persen) dari jumlah penduduk Indonesia, mereka menguasai 50% (lima puluh
persen) perekonomian Indonesia, dan menguasai 37% (tiga puluh tujuh persen)
perusahaan go public (Nomura Research Institute dalam Sahrah, 2005). Begitu
juga dengan Fujitsu Research di Tokyo yang mengamati daftar perusahaan-
perusahaan di 6 (enam) negara kunci di Asia, menggambarkan betapa perusahaan-
perusahaan tersebut secara mayoritas dikuasai oleh etnis Cina perantauan, salah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
satunya adalah Indonesia sebanyak 73% (Naisbitt, 1995). Berdasarkan data di atas
dapat dilihat bahwa sebagian besar perekonomian di negara Indonesia dikuasai
oleh etnis Cina, maka etos kerja yang ada pada etnis tentu saja akan berpengaruh
terhadap pembangunan ekonomi di Indonesia. Oleh karena itu, etos kerja etnis
Cina yang sukses di dunia bisnis ini merupakan hal yang menarik untuk dibahas.
Adicondro (1978) mengemukakan bahwa orang Cina pintar dalam
berwirausaha. Menurutnya, orang-orang Cina perantauan umumnya mempunyai
etos kerja ulet, tekun, hemat, dan berani berspekulasi dalam wirausaha.
Kewirausahaan mereka ditandai oleh keinginan untuk menginvestasikan sumber
daya dalam usaha jangka panjangnya, guna menghasilkan kesejahteraan materi
dan jaminan bagi keluarga serta keturunan mereka. Naisbitt (1995) menyatakan
bahwa di antara beberapa sifat orang Cina, kerja keras menduduki peringkat
pertama atau faktor utama sedang sifat lain yang tampil cukup menonjol adalah
keinginan untuk belajar, kejujuran, disiplin diri, dan kemandirian.
Hariyono (1993) berpendapat bahwa nilai-nilai budaya yang terdapat
dalam ajaran Konfusianisme merupakan ajaran yang paling banyak berpengaruh
dan mendarah daging dalam kehidupan orang Cina sehari-hari, begitu pula
terhadap etos kerjanya. Etos yang berbasis pada Konfusianisme ini semakin
populer sebagai penjelasan di belakang berkibarnya kesuksesan wirausahawan
Asia, khususnya etnis Cina (Sinamo, 2002). Nilai-nilai Konfusianisme seperti
kewajiban taat kepada orang tua dan tunduk kepada raja, hidup secara terhormat
dalam tatanan yang hierarkis, jujur, menjaga moderasi, dan tahu diri, dapat
menjadi karakter-karakter yang unik dan nilai tambah yang khas bagi orang Cina
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
ketika berimigrasi ke negeri lain dan menghadapi persaingan yang relatif bebas
(Fukuyama dalam Sinamo, 2002).
Persebaran etnis Cina meliputi hampir di seluruh wilayah Indonesia.
Kotamadya Pontianak yang merupakan ibukota Kalimantan Barat adalah daerah
yang banyak memiliki penduduk etnis Cina. Berdasarkan komposisi penduduk
kotamadya Pontianak menurut faktor suku bangsa dan pertumbuhannya pada
tahun 1994, dari berbagai suku bangsa yang ada, etnis Cina merupakan suku
bangsa terbanyak yang bermukim di daerah ini, yaitu berjumlah 123.184 jiwa
(32,150 %), kemudian Melayu 98.526 jiwa (27,715 %), Bugis 49.666 jiwa
(12,963 %) dan lain- lain. (Kanwil Depag 1995 dan Kanwil Depdikbud Kalbar
1991 dalam La Ode, 1997). Jadi tidak mengherankan bila etnis ini mempunyai
aplikasi pengaruh yang terbesar jika dibandingkan dengan etnis lain yang
bermukim di Pontianak. Di kotamadya Pontianak, terlihat nyata bahwa sarana
kehidupan jasmaniah dan material etnis Cina melaju jauh lebih baik dibandingkan
sarana kehidupan jasmaniah etnis lain di Kalimantan Barat (La Ode, 1997).
Etnis Cina di Kalimantan Barat, seperti halnya di daerah lain, memegang
kunci-kunci perekonomian dan perdagangan. Demikian halnya di Pontianak,
kehadiran etnis Cina dengan keahlian berdagang dan jumlah yang dominan
memberi sumbangan dan dampak tersendiri bagi sektor perdagangan di kota ini.
Sebagian besar etnis Cina di Pontianak ternyata berada pada ketiga golongan
perdagangan, yaitu golongan perdagangan kecil, perdagangan menengah dan
perdagangan besar (La Ode, 1997). Sebagai kota perdagangan terbesar di
Kalimantan Barat, perdagangan jelas memberikan kontribusi cukup besar dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
pertumbuhan ekonomi di kota Pontianak. Kontribusi sektor perdagangan
didukung sektor angkutan, jasa, dan keuangan berjumlah sekitar 79,6 persen dari
total kegiatan ekonomi kota (KompasOnline, 2001). Banyaknya kompleks
pertokoan yang dimiliki oleh etnis Cina turut memperkuat kesan bahwa pusat
perdagangan dan ekonomi dipegang oleh golongan ini.
Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan etos kerja etnis Cina di
Kotamadya Pontianak yang diyakini sebagai kunci sukses etnis ini dalam
perekonomian, khususnya dalam bidang perdagangan dikarenakan perdagangan
merupakan mata pencaharian yang paling penting di antara etnis Cina di
Indonesia (Vasanty, 1979). Selain itu, perdagangan memiliki karakteristik khusus
yang membedakannya dengan dunia kerja lain. Menurut Mutis (1995), dunia
perdagangan mempunyai sifat yang keras, kompetitif, penuh tantangan, beresiko
tinggi, dan bersifat spekulatif, sehingga hanya individu-individu dengan
karakteristik tertentu yang berminat untuk terjun menekuninya.
Penelitian ini difokuskan pada etnis Cina yang berprofesi sebagai
pedagang. Pedagang etnis Cina yang dimaksud dikhususkan pada pedagang yang
mengelola toko obat Cina. Profesi ini menarik untuk diteliti karena para pedagang
yang mengelola toko obat Cina ini bisa dipastikan merupakan masyarakat dari
kalangan etnis Cina dan merupakan profesi yang dijalankan turun-temurun. Selain
itu, obat Cina bukanlah merupakan produk asli dari Indonesia dan sebagai
pedagang yang menjual produk asing, keberadaan mereka menjadi keunikan
tersendiri karena mereka menjual produk di negara yang bukan merupakan asal
produk tersebut. Mereka juga bisa dinilai sukses dan merupakan prestasi tersendiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
karena mampu mempertahankan keberadaan obat-obat Cina dari awal
keberadaannya sejak beratus-ratus tahun lalu. Bahkan meskipun merupakan obat
tradisional asing, obat Cina sangat populer di Indonesia dan mampu menandingi
produk tradisional lokal yang ada. Di zaman yang serba modern seperti sekarang
ini, dengan berkembangnya berbagai ilmu dan teknologi pengobatan yang
canggih, dimana pengobatan dengan obat-obat tradisional dianggap tidak ilmiah,
toko-toko obat Cina masih bisa ditemui dan terus berkembang di Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana etos kerja pedagang
etnis Cina yang mengelola toko obat Cina di Kotamadya Pontianak. Etos kerja
adalah komponen sukses yang paling primer (Sinamo, 2002). Etos kerja dilihat
dengan menggunakan tiga indikator, yaitu kerja sebagai kewajiban moral, disiplin
kerja tinggi dan kebanggaan akan hasil karya.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana etos kerja pedagang etnis Cina yang mengelola toko obat Cina
di kotamadya Pontianak?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan deskripsi etos kerja pada
pedagang etnis Cina yang mengelola toko obat Cina di Kotamadya Pontianak
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Sebagai bahan referensi ilmiah perihal kondisi perekonomian dan
dinamika psikologis para pelaku bisnis beretnis Cina khususnya yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
menggeluti bidang obat Cina, terutama di bidang Psikologi Industri, Sosial
dan Sumber Daya Manusia.
2. Manfaat Praktis
a) Bagi etnis Cina yang berprofesi sebagai pedagang, penelitian ini dapat
memberikan gambaran dan meningkatkan pemahaman mengenai etos
kerja pedagang etnis Cina khususnya yang mengelola toko obat Cina.
b) Bagi masyarakat dan pelaku bisnis di kotamadya Pontianak, penelitian
ini dapat memberikan wacana tentang pemahaman dinamika
psikologis dalam pengembangan sumber daya manusia, sehingga dapat
memperluas pengetahuan mengenai peran etos kerja dalam kehidupan
kerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Etos Kerja
1. Pengertian Etos Kerja
Etos kerja menurut Cherrington (dalam Nugroho, 1998) adalah cara
pandang seseorang terhadap perkerjaan atau dapat diartikan sebagai nilai kerja
yang positif. Etos kerja ditunjukkan dalam tingkah laku atau setidaknya sikap
terhadap suatu pekerjaan secara verbal. Sinamo (2002) juga mengungkapkan
bahwa etos kerja adalah nilai-nilai dan doktrin kerja tertentu yang mewujud
nyata pada perilaku kerja yang khas. Menurut Sudarso (1997) etos kerja
menujuk pada perilaku manusia dalam bekerja atau melakukan pekerjaan
dengan menekankan kepada semangat atau pembawaan dalam kerjanya.
Sudarso (1997) mengungkapkan bahwa semangat dan pembawaan dalam
bekerja juga menunjuk pada makna atau nilai kerja bagi pelaku kerja tersebut.
Oleh karena itu etos kerja dapat dikatakan sebagai sikap manusia terhadap
nilai atau makna kerja.
Etos kerja artinya sikap terhadap kerja, pandangan terhadap kerja,
kebiasaan kerja, ciri-ciri atau sifat mengenai cara kerja yang dimiliki oleh
seseorang atau sifat golongan atau suatu bangsa (Manullang, 1997).
Pengertian tersebut senada dengan yang dikemukakan oleh Anoraga (2001)
yang meyatakan etos kerja adalah pandangan dan sikap suatu bangsa atau
suatu umat terhadap kerja. Bila pandangan dan sikap tersebut melihat kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
sebagai sesuatu yang luhur bagi eksistensi manusia, maka etos kerjanya akan
mendalam, orang akan bekerja keras dan berusaha mencapai hasil terbaik.
Begitu pula sebaliknya, apalagi kalau sama sekali tidak ada pandangan dan
sikap terhadap kerja, maka etos kerja itu dengan sendirinya kurang mendalam,
orang tidak akan bersungguh-sungguh dalam bekerja. Hal serupa juga
diungkapkan Rahardjo (1992) bahwa secara sederhana etos kerja dapat
diartikan sebagai suatu pola sikap, yang sudah mendasar, yang sudah
mendarah daging, yang mempengaruhi perilaku secara konsisten, dan terus
menerus. Di dalam situasi pembangunan ekonomi seperti sekarang, maka apa
yang disebut etos kerja mengandung konotasi yang positif, tidak ada yang
negatif.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas mengenai etos kerja, dapat
disimpulkan bahwa etos kerja adalah cara pandang, sikap dan nilai yang
dimiliki seseorang, kelompok atau bangsa terhadap kerja secara positif yang
ditunjukkan dalam bentuk verbal dan perilaku.
2. Indikator Etos Kerja
Cherrington (dalam Nugroho, 1998) menyatakan ada tiga indikator
dalam etos kerja, yaitu :
a. Kerja sebagai kewajiban moral
Konsep kerja sebagai kewajiban moral menurut Cherrington
(dalam Prihananti, 2000) didasarkan pada perasaan bahwa orang itu harus
bekerja dan memberikan layanan kepada masyarakat atau orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Lebih lanjut Anoraga dan Suyati (1995) menjelaskan bahwa bekerja
adalah kewajiban dan dambaan bagi setiap orang untuk memenuhi
kebutuhan hidup dan kehidupan sepanjang masa.
Menurut Anoraga dan Widiyanti (1990) dalam pandangan modern
dalam melihat kerja menyatakan bahwa moral dari pekerjaan dan pegawai
tidak mempunyai kaitan langsung dengan kondisi fisik atau material dari
pekerjaan. Pekerjaan yang betapapun berat, berbahaya, akan dilaksanakan
dengan senang hati oleh satu tim kerja yang memiliki solidaritas kelompok
yang kokoh dan moral tinggi.
Dengan demikian, kerja merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari kehidupan manusia, maka selama manusia hidup ia harus bekerja.
Kerja merupakan bagian paling dasar dari kehidupan manusia yang dapat
memberikan status dari masyarakat, juga mengikat individu lain, sehingga
mampu memberi isi dan makna dari kehidupan manusia yang
bersangkutan.
Kerja sebagai kewajiban moral menurut berbagai agama sesuai
dengan ajaran pada masing-masing agama. Dalam Kristen Protestan
dengan Etika Protestantisme, yang mengajarkan bahwa kekayaan yang
diperoleh usahawan adalah tanda bahwa usaha kerja seseorang berkenaan
di hati Tuhan sehingga kekayaan itu tidak lain ialah bentuk pahala dari
Tuhan (Kartodirdjo, 1994). Menurutnya, di sini terlihat jelas kerja orang
mempunyai nilai moral tinggi. Pada agama Islam, bekerja merupakan
upaya untuk mengaktualisasikan diri sebagai hamba Allah dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
menempatkan diri sebagai bagian dari masyarakat yang terbaik atau dapat
juga dikatakan bahwa hanya dengan bekerja manusia memanusiakan
dirinya (Tasmara, 1994). Dalam tradisi Buddhisme dan Hinduisme, kerja
adalah sebuah panggilan suci, kewajiban suci, tugas sakral untuk
mengerjakan sesuatu atau disebut dengan dharma (Sinamo, 1992).
Berdasarkan uraian-uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kerja
sebagai kewajiban moral adalah menganggap kerja sebagai hal yang
penting dalam kehidupan manusia. Bekerja tidak hanya dimaksudkan
untuk mencari kekayaan ekonomis semata-mata, akan tetapi juga membuat
hidup berguna bagi diri sendiri dan orang lain serta berhubungan dengan
Tuhan. Oleh karena itu, meskipun kekayaan ekonomis dan materi telah
terpenuhi, orang akan tetap bekerja.
b. Disiplin kerja tinggi
Gani seperti dikutip oleh Prihananti (2000) menyatakan etos kerja
sangat erat dengan disiplin kerja bahkan sangat identik. Disiplin yang
tinggi merupakan salah satu hal yang harus dimiliki untuk dapat
memantapkan suatu etos kerja (Manullang, 1997).
Kedisiplinan adalah sikap batin, sebuah kebebasan untuk
melakukan sesuatu yang dinilainya tepat dan benar (Harsanto, 1997).
Ismael (1989) menyatakan bahwa disiplin merupakan ekspresi
kedewasaan, suatu sikap tanggung jawab terhadap tingkah laku sendiri.
Disiplin yang sesuai bagi seorang dewasa berlandaskan pada kesadaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
diri sendiri, dan bukan suatu paksaan dari luar. Setiap bentuk paksaan dari
luar hanya dapat berlangsung untuk sementara waktu saja. Selanjutnya,
untuk dapat berdisiplin diri, seseorang perlu menyediakan diri untuk
bertanggung jawab dalam suatu tugas atau pekerjaan. Dalam kaitannya
dengan pekerjaan, disiplin adalah suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan
yang sesuai dengan peraturan baik yang tertulis atau tidak (Nitisemito,
1982).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa disip lin kerja
merupakan salah satu hal penting dalam etos kerja, yang diwujudkan
dengan sikap dan tingkah laku yang penuh tanggung jawab dalam suatu
tugas dan pekerjaan, atas kesadaran diri sendiri untuk melakukan sesuatu
yang dianggap tepat dan benar sesuai dengan peraturan baik tertulis atau
tidak, sebagai ekspresi dari kedewasaan.
c. Bangga akan hasil karyanya
Indikator ketiga ini terkait dengan perasaan bangga. Perasaan
biasanya didefinisikan sebagai gejala psikis yang bersifat subyektif yang
umumnya berhubungan dengan gejala-gejala mengenal, dan dialami dalam
kualitas senang atau tidak senang dalam berbagai taraf (Suryabrata, 1982).
Perasaan bersifat subyektif, yang artinya banyak dipengaruhi oleh keadaan
diri seseorang, sehingga apa yang dirasakan oleh seseorang belum tentu
sama dengan apa yang dirasakan orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Perasaan bangga terhadap karyanya merupakan perasaan harga
diri yang positif. Digolongkan demikian karena berkaitan dengan hal-hal
positif yang dialami seseorang karena adanya penghargaan dari orang lain.
Di dalam perasaan bangga terkandung keinginan untuk mempertahankan
dan berbuat sebaik-baiknya agar hasil yang dicapai tidak menurunkan
perasaan bangganya.
Kartono (dalam Nugroho, 1998) menyatakan bahwa pekerja yang
mempunyai perasaan bangga atas hasil karyanya lebih bertenaga dan
bergairah dalam bekerja karena rasa bangga atas hasil karyanya yang
berkualitas merupakan sukses bagi dirinya. Ia menganggap orang lain
mengenal dirinya dari keahliannya sehingga seakan-akan produk karyanya
ditafsirkan dari penampilan dirinya, sehingga ia akan terhina bila tidak
menghasilkan karya yang baik.
Perasaan bangga terhadap karya ini mengandung pengertian akan
tanggung jawab individu dan inisiatif individu (Nugroho, 1998). Lebih
lanjut dijelaskan bahwa tanggung jawab individual memberikan
sumbangan terhadap hasil karya, sedangkan inisiatif individu memberikan
sumbangan terhadap cara-cara yang baik untuk bekerja. Cherrington
(dalam Nugroho, 1998) berpendapat bahwa inisiatif individu merupakan
prediktor kuat dari rasa bangga atas hasil karyanya.
Dari pernyataan-pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa
perasaan bangga terhadap hasil karya merupakan harga diri yang positif.
Di dalam perasaan ini terkandung keinginan untuk mempertahankan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
berbuat sebaik-baiknya agar produk keahliannya berkualitas sehingga
tidak menurunkan perasaan bangganya.
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Etos Kerja
Etos kerja seseorang erat kaitannya dengan kepribadian, perilaku, dan
karakternya (Siregar, 2000). Menurutnya, setiap orang memiliki internal being
yang merumuskan siap dirinya dan dibentuk oleh delapan elemen yang saling
terkait satu sama lain, yaitu pola pikir, keyakinan, budaya, kepentingan,
keterlibatan, kinerja, gaya hidup, dan tujuan. Respon dari internal being
terhadap tuntutan external dunia kerja inilah yang kemudian menetapkan etos
kerja seseorang. Etos kerja atau mentalitas dasar seseorang terhadap kerja
tidak bisa terlepas dari nilai-nilai yang dimilikinya (Suwanto dalam Nugroho,
1998). Nilai tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia karena nilai
terbentuk dan dimiliki individu melalui proses yang lama, yaitu sebagai hasil
interaksi individu dengan lingkungannya (Adisubroto, 1993).
Etos kerja dapat dikatakan sebagai suatu nilai kerja. Nilai kerja
dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor
genetik yang meliputi kecenderungan-kecenderungan seseorang yang
berkaitan dengan kerja. Faktor eksternal adalah faktor lingkungan yang
mencakup materi-materi dari luar yang memberi masukan pada dir i seseorang
(Keller, 1992). Pengaruh lingkungan juga disampaikan Siburian (1997) yang
menyatakan bahwa etos kerja tidak dapat berdiri sendiri akan tetapi
dipengaruhi oleh faktor- faktor lain termasuk pengaruh lingkungan sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
pekerjaan yang dilakukan dapat memenuhi target. Lebih lanjut, lingkungan
dan proses yang ada dalam suatu komunitas sangat berpengaruh dalam
menimbulkan etos kerja (www.edents.bravepages.com).
Suryohadiprojo (1988) berpendapat lain, menurutnya motivasi
merupakan faktor penting yang mempengaruhi etos kerja, karena motivasi
bisa menumbuhkan pandangan dan sikap yang menghargai kerja sebagai
sesuatu yang luhur. Selain itu, ia juga mengungkapkan faktor kepeminpinan
sebagai hal yang mampu menumbuhkan etos kerja. Menurutnya,
kepemimpinan yang menunjukkan pandangan dan sikap yang tepat juga akan
diikuti oleh semua pihak yang memandangnya sebagai panutan.
Magnis (1978) memandang perkembangan suatu etos kerja dalam
masyarakat hanya terpenuhi apabila pekerjaan mereka mendapat imbalan yang
wajar, dihargai sebagai kesibukan manusiawi dan membuka kemungkinan
untuk maju.
Di sisi lain, keluarga merupakan faktor penting untuk menumbuhkan
etos kerja, karena proses pembinaan etos kerja dalam menanaman makna kerja
sejak dini terjadi dalam keluarga (Renwarin, 1991). Selain itu, suatu sudut
pandang dalam kebudayaan yang dipengaruhi oleh agama, lembaga- lembaga
sosial, filsafat, pendidikan religius, refleksi teologis, dan kehidupan komoditas
akan mempengaruhi suatu etos kerja (Muzairi, 1994). Serupa dengan pendapat
tersebut, Asya’arie (1994) menyatakan bahwa agama bagi pemeluknya
merupakan sistem nilai yang mendasari etos kerjanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Dari uraian-uraian di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa
faktor- faktor yang mempengaruhi etos kerja dapat dikelompokkan menjadi
dua, yaitu :
• Faktor internal, yang meliputi predisposisi seseorang yang ada dan telah
melekat dalam diri seseorang, seperti : agama, motivasi, nilai-nilai yang
dianut, budaya, pola pikir, kepribadian, dan sebagainya.
• Faktor eksternal, yaitu hal-hal dari luar yang memberi masukan dan
pengaruh pada diri seseorang, seperti : lingkungan, kepemimpinan,
keluarga, keterlibatan, dan sebagainya.
B. Pedagang
1. Pengertian Pedagang
Partono (1979) mendefinisikan pedagang sebagai mereka yang
menjalankan kegiatan dalam usaha memindahkan hal atas barang dari
seseorang untuk orang lain terus menerus sebagai sumber penghidupannya.
Kegiatan utama pedagang bermula dari penerimaan barang dagangan,
penyimpanan, sampai dengan penyerahan barang tersebut kepada orang lain.
Kegiatan pedagang tidak hanya terbatas pada usaha untuk memindahkan hak
atas suatu benda, akan tetapi mereka dapat ikut menaikkan arti dan nilai
barang, dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan.
Kegiatan perdagangan yang terjadi dilakukan di toko, yaitu dengan
menjalankan kegiatan menawarkan barang-barang kepada umum dengan jalan
menyediakan barang tersebut dalam suatu ruangan atau tempat tertentu dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
bersifat menetap. Berdasarkan besar kecilnya usaha, jenis toko ini dapat dibagi
menjadi toko perdagangan kecil, yaitu toko yang menyediakan barang-barang
kebutuhan sehari-hari secara kecil-kecilan dan menjual langsung kepada
konsumen secara eceran. Selain itu, juga ada toko perdagangan besar, yaitu
toko yang menyediakan barang dalam jumlah besar dan menjual langsung
kepada konsumen secara eceran atau kepada pedagang kecil dalam jumlah
agak besar.
2. Pedagang Obat Cina
Pedagang obat Cina umumnya membuka usaha di pusat-pusat
perdagangan di Kotamadya Pontianak. Mereka biasanya memilih rumah-
rumah petak atau yang biasa dikenal rukodang (rumah, toko, gudang) untuk
menjalankan aktivitas perdagangan mereka. Rukodang ini merupakan tempat
usaha dan dapat pula dijadikan tempat tinggal sehari-hari sekaligus
mempunyai fungsi sebagai gudang untuk menyimpan barang-barang usaha
mereka.
Kegiatan perdagangan yang terjadi dilakukan di toko, yaitu
menawarkan barang-barang dengan jalan menyediakan barang dan menunggu
kedatangan calon pembeli. Barang-barang umumnya dijual secara kecil-
kecilan atau eceran dan langsung kepada konsumen, walaupun kadang-kadang
juga melayani penjualan dalam jumlah yang agak besar. Mereka memiliki
peran dalam pengelolaan toko sekaligus terlibat langsung dalam aktivitas
sehari-hari di toko obat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Barang-barang yang disediakan dalam toko obat Cina umumnya
berupa produk-produk kesehatan dan obat-obatan. Walaupun bernama toko
obat Cina, tetapi obat-obatan yang dijual tidak seluruhnya obat-obatan yang
berasal dari Cina. Selain obat-obatan dari Cina, di toko ini juga dijual obat-
obat produk dalam negeri, baik modern maupun tradisional. Obat-obatan Cina
yang dijual di toko ini juga berbagai macam. Ada jenis obat yang merupakan
produk obat Cina yang sudah jadi. Selain itu juga terdapat jenis obat
tradisional Cina yang bahan-bahan obat ini umumnya berupa tumbuhan, yaitu
bagian-bagian tanaman seperti daun, bunga, ranting, kulit batang, kulit akar,
umbi yang diyakini mempunyai khasiat-khasiat penyembuhan. Jenis obat yang
terakhir ini juga yang menjadi ciri khas dari toko obat Cina, yang
membedakannya dengan toko obat lain.
Latar belakang profesi ini umumnya berawal dari usaha keluarga yang
terus diturunkan dan dikembangkan, biasanya kakek atau orang tua mereka
juga membuka toko obat Cina. Profesi sebagai pedagang yang mengelola toko
obat Cina ini merupakan profesi utama, yaitu profesi yang diandalkan sebagai
sumber pendapatan yang paling penting dalam perekonomian keluarga.
Pedagang ini umumnya merupakan kepala keluarga yang menjadi tulang
punggung keluarga untuk mencari nafkah.
Pedagang yang mengelola toko obat Cina memulai aktivitas kerjanya
dari pukul 07-00 hingga 21.00 dengan istirahat sekitar aktivitas setengah hari
dari biasanya pada hari Minggu. Bisa dikatakan, mereka memiliki jam kerja
sekitar 14 jam setiap harinya, sehingga mereka lebih banyak menghabiskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
waktu mereka sehari-hari untuk melakukan aktivitas di toko obat. Relasi sosial
mereka juga lebih banyak terjalin pada saat bekerja, terutama dengan
karyawan, pembeli dan masyarakat di sekitar lingkungan toko obat. Dalam
berkerja, biasanya mereka hanya dilengkapi sarana hiburan seadanya bahkan
kadang tidak ada, ditambah dengan kegiatan yang monoton sehingga
memungkinkan seorang pedagang mengalami kebosanan, sehingga
memerlukan kesabaran terutama jika berhadapan dengan pembeli. Walaupun
demikian, tidak tampak adanya usaha untuk menurunkan jam kerja ataupun
aktivitas, bahkan mereka cenderung sulit meninggalkan rutinitas mereka.
C. Etnis Cina
1. Pembagian Etnis Cina
Etnis Cina merupakan keturunan asing yang secara kuantitatif paling
dominan dibandingkan dengan keturunan asing lain yang ada di Indonesia.
Orang-orang Cina perantauan yang awalnya berimigrasi ke Indonesia terdiri
dari beberapa suku bangsa yang ada di Cina, seperti suku bangsa Khek, Tio
Ciu, Hokkien dan Kanton. Akan tetapi di Indonesia, mereka umumnya lebih
dikenal ke dalam dua golongan, yaitu totok dan peranakan (Vasanty, 1979).
Golongan totok adalah mereka yang berorientasi pada kebudayaan Cina,
mereka masih menghayati nilai-nilai budaya Cina seperti menggunakan
bahasa Cina di rumah dan merayakan tahun baru Imlek. Sedangkan golongan
Cina peranakan adalah mereka yang sudah berorientasi pada kebudayaan
setempat, seperti budaya Jawa, Sunda, Ambon, Menado dan dirumahnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
menggunakan bahasa setempat. Dalam hal ini mereka telah mengalami proses
akulturasi dengan kebudayaan dimana mereka dilahirkan dan dibesarkan.
Seorang peranakan biasanya, tapi tidak selalu, dilahirkan dari perkawinan
campuran dengan orang pribumi (Tan, 1981). Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa pembagian tersebut lebih didasarkan pada derajat
penyesuaian dan akulturasi terhadap kebudayaan Indonesia, dan derajat
akulturasi itu juga tergantung kepada jumlah generasi yang telah menetap.
Lebih lanjut Vasanty (1979) menambahkan bahwa proses akulturasi
sangat kurang di tempat-tempat di Indonesia seperti halnya di Kalimantan
Barat dan Sumatra Timur. Hal ini dipertegas Skinner (1981) yang menyatakan
bahwa sangat sedikit hal yang bisa orang Tionghoa temui pada kebudayaan
penduduk pribumi Kalimantan. Walaupun banyak di antara orang Tionghoa di
Kalimantan Barat dan Sumatra Timur itu mungkin sudah banyak juga yang
lahir di Indonesia, tetapi mereka masih akan disebut orang Tionghoa totok
oleh orang Indonesia (Vasanty, 1979). Untuk di Kalimantan barat, salah satu
yang memperkuat hal tersebut adalah penggunaan bahasa Cina sebagai bahasa
pergaulan bagi masyarakat etnis Cina di daerah tersebut.
Dengan demikian, etnis Cina yang dimaksudkan dalam penelitian ini
adalah etnis Cina yang termasuk dalam golongan Cina totok, karena mereka
masih berorientasi pada kebudayaan Cina dan tidak merupakan hasil
perkawinan campuran dengan orang pribumi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
2. Ajaran-ajaran Yang Mempengaruhi Etnis Cina
Telah disebutkan sebelumnya bahwa segala sepak terjang, perilaku,
sikap dan tindakan manusia berakar pada pengaruh tradisi dan nilai-nilai
budaya yang masih atau pernah mengaturnya. Oleh karena itu, pada bagian ini
akan dibahas bagian dari budaya yang merupakan pedoman bagi seluruh etnis
Cina di Indonesia. Dalam pembahasan tentang budaya Cina ini, tidak akan
dibedakan antara budaya totok atau peranakan, melainkan akan diambil nilai
yang rata-rata dianut dan menjadi pedoman hidupnya. Hal ini dikarenakan
meskipun berbeda, keduanya memiliki akar yang sama dan dibedakan dengan
kultur yang lain.
Hariyono (1993) berpendapat bahwa kebudayaan dan kehidupan suatu
masyarakat banyak dipengaruhi oleh sistem kepercayaannya. Husodo (1985)
berpendapat bahwa ajaran-ajaran yang banyak memberikan pengaruh pada
perkembangan dasar berpikir, pendangan hidup, dan filsafat orang-orang Cina
adalah Budhisme, Taoisme, dan Konfusionisme. Menurut Hariyono (1993),
diantara ketiga kepercayaan tersebut, ajaran Konfusianisme atau yang lebih
dikenal dengan sebutan Kong Hu Cu diyakini paling berpengaruh dan
mendarah daging dalam kehidupan orang Cina sehari-hari. Ajaran ini juga
diduga menyumbangkan kekhasan kultur Cina dan banyak mempengaruhi
pola pikir orang Cina.
a. Tao / Taoisme
Menurut Hidajat (1977), Taoisme merupakan ajaran pertama bagi
orang Cina, yang merupakan suatu spekulasi filsafat. Dalam ajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Taoisme, tempat individu tidak begitu penting jika dibandingkan
kepentingan keluarga, dan keluarga merupakan struktur dasar sosial.
Kewajiban seseorang bukan langsung untuk dirinya sendiri dan bukan
untuk bangsa atau negara, tetapi hanya diperuntukkan bagi keluarga
besarnya. Keluarga merupakan tempat perlindungan dari segala pengaruh
luar dan hubungan kekeluargaan terjalin sangat erat serta dekat,
menyebabkan pengaruh dari luar sulit sekali mempengaruhi tata kehidupan
orang Cina. Oleh karena itu menurut Husodo (1985) bangsa Cina selalu
menjaga kemurnian rasnya dan menutup diri dari pengaruh ras lain. Lebih
lanjut Husodo menjelaskan bahwa rasa kesatuan dalam keluarga ini
merupakan modal utama dalam perjuangan hidup dimana mereka berada.
Menurut Hariyono (1993) ajaran Taoisme banyak mempengaruhi orang
Cina mengenai hidup sederhana, Jalan Tengah (hubungan keseimbangan
yang mengatasi dua dikotomi yang berjauhan) dan penyesuaian diri
dengan lingkungan sehingga manusia dapat hidup di manapun dia berada.
b. Kong Hu Cu / Konfusianisme
Hariyono (1993) mengungkapkan pada dasarnya Konfusius
mengajarkan moralitas yang harus dimiliki oleh setiap manusia. Selain
moralitas individu, moralitas keluarga merupakan ajaran yang cukup
mencolok pada ajaran Konfusianisme. Keluarga memang merupakan
lembaga yang penting dalam pandangan Konfusius, karena keluarga
merupakan satuan dasar masyarakat yang terpenting. Selanjutnya dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
keluarga, penghormatan anak kepada orang tua memegang peranan kunci,
karena itu dikembangkan konsep kesalehan sang anak. Kewajiban para
anak kepada orang tua merupakan sumber seluruh kebajikan.
Perwujudan materi secara real menjadi tuntutan mitos rasa bakti
anak kepada orang tua. Namun, dalam perkembangannya, ungkapan rasa
bakti ini tidak hanya dalam bentuk materi, tetapi dapat berubah pada
segala upaya untuk dapat memperoleh sesuatu yang memiliki nilai tinggi,
seperti dalam bentuk keinginan untuk mencapai sesuatu yang terbaik
mengenai cita-cita, pekerjaan, pemilikan suatu benda, status sosial, dan
sebagainya.
Dengan berjalannya waktu, ajaran-ajaran Konfusius yang
membentuk sifat dan perilaku manusia Cina banyak mendapat bias tanpa
lagi mengetahui makna nilai primernya. Seperti ajaran bakti kepada orang
tua, akan melahirkan manusia Cina yang rajin bekerja, dalam kasus-kasus
tertentu menjadi workaholic atau materialistis, sehingga mereka menjadi
kaya.
c. Budhisme / Budha
Menurut Hariyono (1993), tema pokok ajaran Budha adalah
bagaimana menghindarkan penderitaan umat manusia di dunia. Ajaran
Budha meyakini bahwa roda kehidupan ada di tangan “mara” yang
merupakan akar kejahatan. Untuk itu, manusia harus membebaskan diri
dari kejahatan, yang juga berarti membebaskan diri dari penderitaan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
dengan cara melakukan tindakan yang benar, yaitu mencari pengetahuan,
kehendak yang benar, perkataan yang benar, perilaku yang baik, ucapan
yang benar, pikiran yang benar dan renungan yang benar.
Agama adalah bagian yang tidak terpisahkan dari tradisi budaya
masyarakat Cina. Paham Tao banyak dihubungkan dengan nasib manusia,
yaitu manusia sebagai individu dalam hubungannya dengan alam semesta,
sedangkan paham Budha dikaitkan dengan hubungan manusia sebagai
individu dengan keadaan masa depan, yaitu Nirwana dan alam semesta
(Husodo, 1985). Kong Hu Cu mengajarkan hubungan antar manusia yang
memupuk sikap orang Cina untuk mencintai keluarga dan dunia. Kemudian
ajaran Konghucu bercampur dengan spiritisme tradisional menghasilkan
budaya kekeluargaan yang kuat dimana keluarga menjadi basis pelestarian
tradisi dan budaya. Budhisme yang masuk tidak bertentangan dengan ajaran
Taoisme maupun Konfusionisme sehingga mudah diterima oleh orang Cina
dan mencampuradukkan ketiga ajaran tersebut menjadi satu. Dari latar
belakang tradisi dan agama itu dapat melihat mengapa orang-orang Cina
mewarisi tradisi budaya kekeluargaan yang kuat, disamping sifat-sifat jalan
tengah yang dipraktekkan.
3. Orientasi Nilai Budaya Etnis Cina
Berbicara mengenai nilai berbudaya, akan digunakan kerangka kajian
C. Kluckhon dan F. Kluckhon (dalam Koentjaraningrat, 2000), yang membagi
nilai budaya dalam lima kategori yaitu: hakekat hidup, hakekat kerja,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
hubungan manusia dengan alam, persepsi waktu, hubungan manusia dengan
sesama.
a. Mengenai hakekat hidup
Pada orang Cina, baik melalui pengaruh filsafat Konfusius maupun filsafat
Budha dapat dikatakan bahwa hakekat hidup itu adalah sengsara, dukkha.
Akan tetapi, manusia dapat berikhtiar membebaskan diri dari penderitaan
itu melalui kesempurnaan hubungan sosial.
b. Hakekat kerja
Etos tentang kerja pada orang Cina banyak dipengaruhi oleh ajaran
Konfusius. Dalam Konfusianisme, terdapat ajaran yang disebut
“Hubungan Segi Tiga”, yaitu hubungan antara Konfusianisme, keluarga,
dan kerja. Konfusius menaruh perhatian yang penting pada keluarga,
sehingga etos kerja pun dihubungkan dengan keluarga. Konfusius
memberikan ajaran tentang kerja, seperti ajarannya tentang Jen yang
membuat orang rajin bekerja, dan ajarannya untuk mengejar dan
menyimpan kekayaan, dan sebagainya. Mereka bekerja untuk bakti dan
menjaga nama baik orang tua serta menunjukkan kesetiaannya kepada
keluarga, agar kebahagiaan di akherat dapat tercapai.
c. Hubungan antara manusia dengan alam
Pada orang Cina dikenal kehidupan yang selaras dengan alam semesta,
dan dihubungkannya dengan dunia ide- ide mistis, yang berkaitan dengan
konsep religio-magi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
d. Persepsi mengenai waktu
Pada orang Cina, selain memiliki orientasi waktu masa lalu dan masa kini,
ada kecenderungan memiliki orientasi waktu masa yang akan datang juga.
Sehubungan dengan alam pemikiran fungsional pada kultur Cina, ada
kecenderungan manusia Cina memiliki orientasi pada masa yang akan
datang, namun untuk jangka waktu yang pendek yang bersifat praktis.
Dalam suatu kerja misalnya, manusia Cina lebih berani mengorbankan
atau mengubah sesuatu demi kelangsungan hidup di masa yang akan
datang, meskipun itu tampak suatu “gambling” sekalipun.
e. Hubungan antara manusia dengan sesamanya
Terdapat adanya nilai sosial suka tolong-menolong dan memiliki
solidaritas yang tinggi pada sistem kekerabatan. Hanya saja, pada kultur
Cina, penekanannya kepentingan keluarga lebih utama daripada individu
dan masyarakat.
Adicondro (1978) mengemukakan bahwa orang Cina pintar dalam
berusaha. Adicondro mengatakan bahwa orang-orang Cina perantauan
umumnya mempunyai etos kerja ulet, tekun, hemat, dan berani berspekulasi
dalam wirausaha. Kewirausahaan mereka ditandai oleh keinginan untuk
menginvestasikan sumber daya dalam usaha jangka panjangnya, guna
menghasilkan kesejahteraan materi dan jaminan bagi keluarga serta
meningkatkan martabat sosial dalam garis keturunan mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Naisbitt (1995) menyatakan bahwa diantara beberapa sifat orang Cina,
kerja keras menduduki peringkat pertama atau faktor utama, sedang sifat yang
lain yang tampil cukup menonjol adalah keinginan untuk belajar, kejujuran,
disiplin diri, dan kemandirian.
D. Etos Kerja Pedagang Etnis Cina yang Mengelola Toko Obat Cina di
Kotamadya Pontianak
Etos kerja adalah cara pandang, sikap, dan nilai yang dimiliki
seseorang, kelompok atau bangsa terhadap kerja secara positif yang
ditunjukkan dalam bentuk verbal dan perilaku. Etos kerja merupakan elemen
paling penting dalam komponen sukses yang mampu melatarbelakangi
keberhasilan dalam bekerja.
Etos kerja yang akan dilihat dalam penelitian ini adalah cara pandang,
sikap, dan nilai yang dimiliki pedagang etnis Cina yang mengelola toko obat
Cina terhadap kerja yang ditunjukkan dalam bentuk verbal dan perilaku
mereka. Etos kerja yang akan dilihat merujuk pada tiga indikator etos kerja,
yaitu kerja sebagai kewajiban moral, disiplin kerja yang tinggi, dan rasa
bangga terhadap hasil karyanya. Kerja sebagai kewajiban moral mengenai
bagaimana memandang kerja sebagai sesuatu yang penting bagi kehidupan,
bagaimana bekerja tidak hanya sebatas mencari materi tetapi juga bisa
berguna bagi diri sendiri dan orang lain, dan bagaimana memandang
hubungan kerja dan Tuhan. Selain itu juga adanya disiplin yang tinggi, yaitu
sejauh mana sikap dan tanggung jawab terhadap tugas dan pekerjaan, sejauh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
mana kesadaran diri dalam menaati peraturan. Terakhir, rasa bangga terhadap
hasil karya, yaitu bagaimana perasaan yang dialami karena adanya
penghargaan dari orang lain dan usaha yang dilakukan agar produk keahlian
berkualitas. Ketiga indikator pada etos kerja tersebut akan memberi gambaran
tentang etos kerja pada etnis Cina yang mengelola toko obat Cina di
kotamadya Pontianak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Skema 1. Kerangka Penelitian Etos Kerja Pedagang Etnis Cina yang Mengelola Toko Obat Cina di Kotamadya Pontianak
Pedagang etnis Cina yang mengelola toko obat Cina di kotamadya Pontianak
Kerja sebagai kewajiban
moral
Disiplin kerja tinggi
Kebanggaan akan hasil
karya
Kerja sebagai hal yang penting, kerja tidak hanya mencari materi tetapi berguna untuk diri sendiri dan orang lain, memandang hubungan kerja dengan Tuhan
Sikap dan tanggung jawab terhadap tugas dan pekerjaan, kesadaran diri dalam menaati peraturan
Perasaan yang dialami karena adanya penghargaan, mempertahankan dan berbuat sebaik-baiknya agar produk keahlian berkualitas
Menggambarkan etos kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif merujuk pada segi alamiah yaitu
penelitian yang tidak mengadakan perhitungan. Penelitian ini bertumpu pada
deskripsi permasalahan yang dihadapi dengan cara menggambarkan secara
apa adanya fenomena yang ditemukan pada saat penelitian berlangsung
(Moleong, 2004). Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk membuat
pecandraan (deskriptif) secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-
fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu (Suryabrata, 2002).
Dalam penelitian kualitatif deskriptif peneliti tidak berusaha
memanipulasi setting penelitian, melainkan melakukan studi terhadap suatu
fenomena dalam situasi dimana fenomena tersebut ada (Poerwandari, 1998).
Penelitian ini bermaksud untuk menggambarkan etos kerja pedagang etnis
Cina yang mengelola toko obat Cina di Kotamadya Pontianak secara
komperhensif dan natural.
B. Subjek Penelitian
Penelitian kualitatif tidak menekankan pada upaya generalisasi melalui
perolehan sampel acak melainkan merupakan suatu upaya untuk memahami
sudut pandang dan konteks penelitian secara mendalam (Poerwandari, 1998).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Pemilihan subjek penelitian dalam penelitian kualitatif disesuaikan dengan
kekhususan dan kecocokan konteks pene litian (Poerwandari, 1998). Subjek
penelitian dipilih berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya.
Dalam penelitian ini subjek yang dipilih adalah yang memiliki kriteria sebagai
berikut :
1. Subjek adalah etnis Cina yang berprofesi sebagai pedagang obat Cina,
minimal 1 tahun.
2. Berkedudukan sebagai pengelola toko obat yang berada di posisi atas atau
memiliki kewenangan terhadap kelangsungan toko obat dan mengelola
secara langsung serta secara fisik hadir di toko obat setiap hari. Jadi dalam
posisi tersebut pedagang toko obat yang dimaksud dapat saja pemilik toko
obat tersebut atau orang yang diberi kepercayaan oleh pemilik toko obat
untuk mengelola manajerial toko obat tersebut secara langsung.
3. Subjek berdomisili di Kotamadya Pontianak.
C. Batasan Istilah
Penelitian ini adalah penelitian mengenai etos kerja pedagang etnis
Cina yang mengelola toko obat Cina di Kotamadya Pontianak. Dalam
penelitian ini, variabel yang akan diteliti adalah etos kerja. Indikator- indikator
etos kerja yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut:
1. Kerja sebagai kewajiban moral yaitu cara pandang terhadap kerja sebagai
bagian dari kehidupan, tujuan bekerja dan cara memaknai kerja yang tidak
hanya ditujukan untuk mencari kekayaan ekonomis semata-mata tetapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
juga membuat hidup berguna bagi diri sendiri dan orang lain serta cara
memandang hubungan kerja dengan Tuhan.
2. Disiplin kerja yaitu sikap dan tingkah laku yang penuh tanggung jawab
terhadap suatu tugas dan pekerjaan serta kesadaran diri sendiri untuk
melakukan sesuatu yang dianggap tepat dan benar sesuai dengan peraturan
baik tertulis atau tidak.
3. Perasaan bangga terhadap hasil karya yaitu perasaan harga diri yang
positif yang dirasakan berkaitan dengan hal-hal positif yang dialami
karena adanya penghargaan dari orang lain serta keinginan untuk
mempertahankan dan berbuat sebaik-baiknya agar produk keahliannya
berkualitas.
D. Metode Pengambilan Data
Penelitian ini menggunakan dua metode dalam pengambilan data,
yaitu metode wawancara dan observasi.
1. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dan tanya jawab yang diarahkan
untuk mencapai tujuan tertentu (Poerwandari, 1998). Dalam penelitian ini,
wawancara dilakukan sebagai alat utama pengumpulan data. Teknik
wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dengan
pedoman umum, yaitu pedoman wawancara yang mengharuskan
pewawancara membuat kerangka dan garis besar pokok-pokok yang
ditanyakan dalam proses wawancara (Moleong, 2004). Pedoman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
wawancara digunakan untuk mengingatkan peneliti mengenai aspek-aspek
yang harus dibahas, sekaligus sebagai dasar pengecekan (checklist) apakah
aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas atau ditanyakan. Dengan
pedoman yang ada, peneliti melakukan proses wawancara dan
menyesuaikan dengan konteks aktual saat wawancara berlangsung.
Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk
menggambarkan bagaimana etos kerja pada etnis Cina yang mengelola
toko obat Cina di kotamadya Pontianak. Tema-tema yang diangkat dalam
proses wawancara adalah tema yang berkaitan dengan indikator dalam etos
kerja, yaitu kerja sebagai kewajiban moral, disiplin kerja yang tinggi, dan
kebanggaan akan hasil karya.
Berikut ini adalah guide interview yang memuat tema pertanyaan
yang akan digunakan dalam penelitian :
Tabel 1. Panduan Wawancara
No. Hal yang diungkap Acuan Pertanyaan
1. Kerja sebagai kewajiban
moral
o Pandangan tentang kerja dalam
kehidupan, apakah penting atau
tidak.
o Alasan dan tujuan bekerja
o Perasaan terhadap kerja
o Cara pandang terhadap hubungan
kerja dengan Tuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
2. Disiplin kerja yang tinggi o Pelaksanaan prosedur/peraturan di
toko
o Kesadaran diri dalam menaati
peraturan
o Perasaan terhadap peraturan
o Kegiatan dan tanggung jawab
selama jam kerja
3. Kebanggan akan hasil
karya
o Perasaan terhadap hasil kerja
o Tercapainya tujuan dalam bekerja
o Rencana kedepan terhadap usaha
o Usaha yang dilakukan selama ini
2. Observasi
Metode pendukung lain dalam penelitian ini adalah menggunakan
metode observasi. Observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan
secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan
hubungan-hubungan antar aspek dalam fenomena (Banister dkk, dalam
Poerwandari, 1998). Tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting
yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang
terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian dilihat dari perspektif mereka
yang terlibat dalam kejadian yang diamati itu (Poerwandari, 1998). Hasil
observasi dalam penelitian ini dipakai sebagai alat cross-check terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
hasil wawancara subjek penelitian, juga sebagai data tambahan atas
informasi yang belum diungkap melalui wawancara. Observasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah observasi non partisipan.
.
E. Analisis Data
Menurut Patton (dalam Moleong, 2004) analisis data adalah proses
mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori,
dan satuan uraian dasar. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis
isi (content analysis). Dalam hal ini peneliti tidak memaksakan diri untuk
membatasi penelitian pada upaya-upaya menerima atau menolak dugaan-
dugaan, melainkan mencoba memahami situasi (make sense of situasion),
sesuai dalam bagaimana situasi tersebut menampilkan diri.
Analisis data terhadap data-data wawancara dan observasi yang
diperoleh akan diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Organisasi Data
Organisasi data merupakan langkah awal dalam pengolahan dan analisis
data. Data-data yang diperoleh dari hasil wawancara diorganisasikan,
secara sistematis dan selengkap mungkin. Data-data penting yang
disimpan dan kemudian diorganisasikan adalah data mentah dalam bentuk
catatan lapangan dan hasil rekaman wawancara yang sudah diproses
menghasilkan transkip wawancara, yaitu hasil salinan wawancara dari
dalam pita suara ke dalam ketikan di atas kertas (Moleong, 2004).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
2. Pengkodean (Koding)
Koding merupakan salah satu langkah dalam proses analisis data
yang dimaksudkan untuk mengorganisasikan dan mensistematisasikan
data secara lengkap dan mendetail agar peneliti dapat menemukan makna
dari kata yang dikumpulkannya. Data-data yang diperoleh akan
dimasukkan ke dalam kolom-kolom lebar yang bertuliskan nomor-nomor
yang mewakili variabel-variabel yang telah dicantumkan dalam buku
kode, sehingga data yang diperoleh memunculkan gambaran etos kerja
pedagang etnis Cina yang mengelola toko obat Cina. Langkah- langkah
yang dilakukan meliputi :
a. Menyusun transkipsi verbatim (kata demi kata) atau catatan
lapangannya sedemkian rupa sehingga ada dua kolom kosong yang
cukup besar di sebelah transkip. Hal ini dapat mempermudah
membubuhkan kode-kode atau catatan-catatan tertentu di atas transkip
tersebut.
b. Selanjutnya adalah pemberian koding yaitu memberi kode untuk
masing-masing jawaban yang terkait dengan indikator-indikator etos
kerja. Kode yang dipilih adalah kode yang mudah diingat dan dapat
mewakili masing-masing aspek. Berikut kode-kode yang digunakan:
Tabel 2. Kode Analisis Hasil Wawancara
Indikator Etos Kerja Kode
Kerja sebagai kewajiban moral KM
Disiplin kerja DK
Kebanggaan akan hasil karya KH
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
3. Interpretasi
Interpretasi dilakukan setelah peneliti melakukan koding terhadap hasil
wawancara. Interpretasi dilakukan dalam upaya untuk memahami data
secara lebih ekstensif sekaligus mendalam. Tema-tema yang diperoleh dari
proses koding dikelompokkan berdasarkan penggolongan dari ke tiga
indikator etos kerja.
4. Penarikan Kesimpulan
Tahap akhir yang dilakukan adalah penarikan kesimpulan tentang
etos kerja pedagang etnis Cina yang mengelola toko obat Cina.
F. Pemeriksaan Keabsahan Data
1. Kredibilitas
Kredibilitas dalam penelitian kualitatif digunakan untuk mengganti
konsep validitas. Kredibilitas dimaksudkan untuk merangkum bahasan
menyangkut kualitas penelitian kualitatif. Kredibilitas penelitian kualitatif
terletak pada keberhasilannya mencapai maksud mengeksplorasi masalah
atau mendeskripsikan setting, proses, kelompok sosial atau pola interaksi
yang kompleks. Deskripsi mendalam yang menjelaskan kemajemukan
(kompleksitas) aspek-aspek yang terkait dan interaksi dari berbagai aspek
menjadi salah satu ukuran kredibilitas penelitian kualitatif (Poerwandari,
1998).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Strangle dan Sarantakos (dalam Poerwandari, 1998) menyatakan
bahwa dalam pnenelitian kualitatif, validitas dicoba dicapai tidak melalui
manipulasi variabel, melainkan melalui orientasinya, dan upayanya
mendalami dunia empiris, dengan menggunakan metode yang paling
cocok untuk pengambilan dan analisis data. Konsep yang dipakai adalah
validitas kumulatif, validitas komunikatif, validitas argumentatif, validitas
ekologis.
2. Dependebility
Dependability menggantikan istilah reliabilitas dalam penelitian
kuantitatif. Melalui konstrak dependability peneliti memperhitungkan
perubahan-perubahan yang mungkin terjadi menyangkut fenomena yang
diteliti, juga perubahan dalam desain sebagai hasil dari pemahaman yang
lebih mendalam tentang setting yang diteliti. Peneliti perlu menyadari
kompleksitas konteks yang dihadapinya dengan menggunakan strategi
desain penelitian yang luwes. Oleh karena itu, peneliti perlu
mengkonsentrasikan diri pada pencatatan rinci fenomena yang diteliti,
termasuk interrelasi aspek-aspek yang berkaitan.
Pencatatan yang lengkap dan rinci memungkinkan orang lain untuk
mempelajari dengan seksama prosedur, protokol, dan keputusan yang
diambilnya. Marshall dan Rosman (1995, dalam Poerwandari, 1998)
mengungkapkan bahwa dengan data mentah yang terkumpul lengkap dan
diorganisasikan dengan baik, peneliti memungkinkan pihak lain untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
mempelajari data, mengajukan pertanyaan kritis bila perlu, bahkan
melakukan analisis kembali.
3. Triangulasi Data
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 2004).
Terdapat empat teknik triangulasi yaitu sumber, metode, penyidik, dan
teori (Denzin, 1978; dalam Moleong, 2004).
Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
triangulasi metode dan sumber. Pada triangulsi metode, peneliti
membandingkan antara hasil wawancara dan observasi. Sedangkan pada
triangulasi sumber, peneliti membandingkan hasil wawancara dengan
berbagai perspektif dan pendapat orang lain yang berada di sekitar
informan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN
A. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian
Peneliti melakukan beberapa persiapan sebelum memulai untuk
mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini. Sebelum dapat
menentukan subjek yang akan dimintai bantuannya, maka peneliti mencari
informasi dahulu mengenai calon-calon yang memungkinkan untuk menjadi
subjek penelitian kepada orang-orang yang memiliki informasi yang relevan.
Selanjutnya setelah menentukan subjek penelitian, peneliti berusaha menjalin
kedekatan dengan subjek penelitian atau rapport. Pada proses rapport, peneliti
menemukan bahwa salah satu subjek meskipun berkedudukan sebagai pemilik
toko obat, akan tetapi tidak terlibat dalam pengelolaan toko obat, oleh sebab
itu peneliti tidak mengikutsertakannya dalam proses penelitian dan mencoba
mencari subjek lainnya yang sesuai dengan kriteria seperti yang telah
ditentukan sebelumnya. Rapport yang dilakukan peneliti adalah dengan
berkunjung ke toko subjek selama beberapa kali dan mencoba mendekatkan
diri dengan para subjek sebelum dilaksanakannya penelitian.
Selain melakukan rapport, peneliti juga menyiapkan perlengkapan
wawancara antara lain recorder, alat-alat tulis dan buku catatan untuk
membuat catatan yang dibutuhkan sebagai data pelengkap selama proses
wawancara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Setelah tahap persiapan, peneliti kemudian melakukan proses
penelitian. Selama proses pegambilan data, peneliti sengaja menggunakan
bahasa Tio Ciu dalam proses wawancara maupun ketika berkomunikasi
dengan para subjek penelitian. Hal ini dimaksudkan agar mampu menciptakan
suasana yang familiar bagi subjek sehingga ia merasa nyaman selama
wawancara karena bahasa Tio Ciu merupakan bahasa pergaulan yang dipakai
oleh para subjek penelitian sehari-hari.
Tabel 3. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian
Subjek Tempat Tanggal Waktu
1 Toko obat sekaligus
rumah subjek
17 Juli 2007 18 Juli 2007 18 juli 2007 19 Juli 2007
09.30 – 18.00 12.00 – 14.00 16.30 – 19.00 19.00 – 21.00
2 Toko obat sekaligus
rumah subjek
20 Juli 2007 20 Juli 2007 21 Juli 2007 22 Juli 2007
08.45 – 16.30 19.00 – 21.00 08.30 – 13.00 10.00 – 12.00
3 Toko obat
Rumah subjek
27 Juli 2007 28 Juli 2007 29 juli 2007
09.00 – 21.00 19.00 – 21.00 14.00 – 17.00
Tabel 4. Data Demografis Subjek Penelitian
Keterangan Subjek 1 Subjek 2 Subjek 3
Nama Huang Kiang Lun Usia 29 tahun 45 tahun 52 tahun Agama Kong Hu Cu Kong Hu Cu Kong Hu Cu Pendidikan SMA SD SMA Lama bekerja di toko obat 8 tahun 22 tahun 20 tahun
Posisi di toko obat Pemilik sekaligus pengelola
Pemilik sekaligus pengelola Pengelola
Sumber penghasilan sebagai pedagang obat cina Penghasilan utama Penghasilan utama Penghasilan
utama Status pernikahan Menikah Menikah Menikah
Pekerjaan pasangan Pedagang obat Cina
Pedagang obat Cina
Ibu rumah tangga
Jumlah anak 3 5 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
B. Hasil Penelitian Subjek 1 – Huang
1. Gambaran Umum Subjek 1 – Huang
Subjek adalah pedagang obat Cina yang telah menekuni bisnis obat
Cina kurang lebih selama 8 tahun. Ia pertama kali terjun ke bisnis obat
Cina sejak menikah dengan suaminya. Setelah menikah, ia dan suaminya
diberikan sebuah toko obat Cina oleh mertuanya yang juga berprofesi
sebagai pedagang obat Cina. Bersama dengan suaminya ia diminta untuk
mengurusi toko obat yang merupakan cabang dari toko obat Cina
mertuanya. Mereka diberi wewenang untuk mengelola segala hal yang
berhubungan dengan toko obat tersebut, akan tetapi kepemilikan toko obat
tersebut masih atas nama mertuanya sehingga keuangan toko obat tersebut
masih dipegang oleh mertuanya. Mereka juga harus melaporkan
perkembangan toko obat tersebut kepada mertuanya. Setelah kurang lebih
5 tahun, mertuanya memberikan toko obat Cina yang selama ini mereka
kelola untuk secara penuh menjadi hak milik mereka, mertuanya juga
menarik diri dan tidak lagi terlibat dalam pengelolaan toko obat tersebut.
Usaha toko obat Cina ini sejak awal menikah hingga sekarang
memang menjadi penghasilan utama dalam keluarga subjek. Sebelum
bekerja sebagai pedagang obat Cina, subjek pernah bekerja di apotek
setelah ia lulus SMA dan sebelum menikah. Oleh karena itu, subjek tidak
kesulitan ketika awalnya diminta untuk mengelola toko obat karena ia
sudah terbiasa dengan obat-obatan, terutama obat-obat dari Indonesia, ia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
hanya sedikit bingung dengan obat-obatan Cina yang tidak pernah ia
kenal sebelumnya.
Meskipun menjadi pedagang obat Cina, subjek juga masih terlibat
penuh dalam mengurusi anak-anaknya. Dari pernikahannya dengan
suaminya, subjek dikarunia 3 orang anak. Kedua anak subjek masih duduk
di bangku SD, sedangkan anak bungsunya masih belum bersekolah. Setiap
harinya subjek memulai aktivitasnya dari pagi hari sebagai ibu rumah
tangga yaitu belanja, masak dan mengurusi anak-anaknya sekolah. Setelah
itu sekitar pukul 08.00 ia akan beralih kepada profesinaya sebagai
pedagang yaitu mengurusi bon dan menjaga tokonya hingga tengah hari.
Sekitar pukul 18.00-19.00 ia akan beristirahat sejenak di atas, setelah itu ia
akan kembali memulai aktivitasnya hingga toko obatnya tutup. Setiap hari
minggu, toko obat subjek hanya buka pada pagi hari sampai pukul 12.00,
kemudian buka lagi pada sore hari pukul 18.00 – tutup sekitar pukul 21.00.
Waktu libur beberapa jam selama hari minggu tersebut biasa digunakan
subjek untuk mengajak anak-anaknya berjalan-jalan atau sekedar
mengunjungi orang tua dan keluarganya.
Dalam pengelolaan toko obat, subjek lebih banyak mendominasi
dalam kepemimpinan di toko obat yang dikelola ia dan suaminya. Hal
tersebut juga dikarenakan suaminya juga tidak begitu tertarik untuk
memimpin toko obat tersebut. Wewenang dan tanggung jawab subjek
menyangkut semua hal yang berhubungan dengan aktivitas toko obatnya,
termasuk manajerial dan keuangan toko, yaitu melayani pembeli,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
menangani pembayaran, sampai memesan barang dan menentukan harga
jual. Karena itu subjek memiliki wewenang yang sangat besar di toko obat
yang menjadi milik ia dan suaminya.
2. Analisis Data Subjek 1 – Huang
a. Kerja Sebagai kewajiban Moral
Berdasarkan hasil penelitian, Huang memandang kerja sebagai
sesuatu yang penting, karena itu menurutnya manusia wajib untuk
bekerja. Ia juga beranggapan bahwa orang akan menjadi lebih berguna
bila bekerja, menurutnya kerja berguna untuk diri sendiri dan orang
lain. Ia bekerja mencari uang yang berguna untuk memenuhi
kebutuhan keluarga dan membantu orang tuanya. Hal yang mendorong
Huang untuk bekerja keras adalah keinginan untuk memberikan
kehidupan yang lebih baik kepada keluarga, yaitu orang tua dan adik-
adiknya. Selama ini Huang membantu perekonomian orang tuanya,
seperti membantu membeli rumah dan mobil serta membiayai sekolah
adik-adiknya. Bagi Huang keluarga sangatlah penting, karena itu ia
mengutamakan agar orang tua dan adik-adiknya berkecukupan terlebih
dahulu, setelah itu baru ia memikirkan anak-anaknya. Menurut Huang
anak-anaknya masih kecil karena itu kebutuhan mereka juga masih
belum terlalu banyak. Hal itu terlihat dari ungkapan Huang:
“Ya itulah, pertama tuh aku buat pihak ibuku sana baik dulu, buat sampai perhatikan mereka sampai cukup dulu..” 85) “Eh..iya...seperti sekarang, dulu adikku mau sekolah mau apa, ada lah bantu sedikit-sedikitlah, seperti ibuku beli rumah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
segala ada lah kita bantu, beli mobil segala, soalnya kita cari duit gimana ya bilangnya, kita cari duit kita ada uang, kalau orang tua kita berkesusahan di sana, kita kan gak bisa juga, iya kan.”
Selain itu Huang juga berkeinginan untuk membeli sebuah
rumah sebagai tempat usahanya. Selama ini untuk tempat usahanya
Huang masih harus menyewa, karena itu Huang merasa bahwa ia
masih perlu untuk bekerja keras.
Selain faktor materi dan membantu orang lain, bagi Huang
kerja juga bertujuan untuk dirinya sendiri, kerja merupakan wujud
eksistensi Huang agar ia tidak diremehkan oleh orang lain. Selain itu
juga ada kepuasan pribadi yang Huang dapatkan dari bekerja yaitu
perasaan positif berupa perasaan senang dan bahagia yang ia rasakan
ketika bekerja, yang membuatnya tidak terpaksa dalam bekerja.
10) “Ya pekerjaan ya bisa buat kita senang, tidak terpaksa kerja, lalu tuh bahagia, pokoknya kita senanglah kerjanya.”
Bagi Huang, relasi sosialnya juga terjalin saat bekerja. Ketika
menjaga toko Huang bisa bertemu banyak orang dan berkomunikasi
dengan mereka, hanya sekedar ngobrol dan berkonsultasi mengenai
obat dengan para pelanggan toko ataupun bercanda dengan para
karyawan mampu menciptakan suasana yang nyaman dan santai
sehingga waktu terasa cepat berlalu ketika bekerja. Hal ini membuat
Huang merasa seperti katak dalam tempurung bila tidak bekerja. Hal
itu terlihat dari ungkapan Huang :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
61) ” Kalau buka toko kan bisa ketemu banyak orang, dengar orang cerita ini cerita itu gitu, biasa orang beli barang kan cerita, gosiplah…itu kan buat kita ngerasa baik juga, gimana ya bilangnya, pokoknya kita jualan barang kan kita biasa sama orang ngobrol, ngelakuin ini ngelakuin itu.”
Huang menyukai pekerjaannya sekarang, meskipun suatu saat
dalam segi materi semuanya telah terpenuhi, Huang memilih akan
tetap bekerja, bukan betujuan untuk mengumpulkan materi lagi tetapi
untuk mencapai kepuasaan pribadi. Hal itu terlihat dari ungkapan
Huang :
12) “Ya, kalau kerja yang kusuka, aku pasti kerja terus, mungkin bukan untuk materi lagi lah, tapi untuk kepuasaanlah…”
Huang merasa bahagia dengan pekerjaannya sekarang, menurut
Huang kerja bukanlah beban tetapi juga bersenang-senang. Huang
menikmati kerja yang ia jalani sekarang karena selain bisa
menghasilkan uang, ia juga menyukai suasana kerja yang ada. Baginya
kerja yang dijalaninya sekarang bukanlah rutinitas yang
membosankan, kegiatan sehari-hari selama bekerja dan orang-orang
yang ditemuinya setiap hari membuat suasana kerja terasa
menyenangkan untuknya.
25) “Ya menikmatilah, soalnya bisa dapat uang terus ya orang mandang kita berada juga, trus suasana kerja pun enak gitu, lalu kayak apa karyawan-karyawan apa semua gitu kan santai, gak kayak kayak kerja kantor kan ketat atau gimana, suasana kerja tuh enak, mendukung suasana..”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Huang sudah terbiasa bekerja dan menyukai pekerjaanya, ia
merasa ada yang kurang bila harus meninggalkan rutinitas kerja dalam
waktu lama, sehari saja tidak melakukan aktivitas kerja akan terasa
membosankan untuknya. Bila diberi waktu beberapa hari untuk
berlibur ia mungkin dapat bersantai, tetapi ia akan merasa susah dan
tidak tahan bila harus meninggalkan kerjaan dalam waktu lama.
21) “Kalau cuma satu dua hari sih menikmati juga, santai hehe (sambil tertawa kecil), tapi kalau untuk waku lama satu bulan gitu kayaknya gak tahan, soalnya udah biasa kerja begini kan, jadi pasti ada yang gak cukuplah, maksudnya pasti ada yang kuranglah.”
Huang memandang ada hubungan antara kerja dan Tuhan, ia
merasa kerja adalah takdir yang sudah ditentukan, karena sebelumnya
tidak pernah terpikirkan olehnya untuk menjalani pekerjaannya
sekarang. Baginya kerja adalah anugerah Tuhan karena ia bisa
memperoleh uang sekaligus kebahagiaan dalam kerja. Hal ini
terungkap dari ungkapan Huang :
31) “Ya, iyalah bisa begitu, memberi pekerjaan yang membuat bahagia, trus mendapat duit lagi, wah..benar-benar anugerah.”
b. Disiplin Kerja
Huang menunjukkan sikap yang penuh tanggung jawab
terhadap pekerjaannya. Dalam sehari-hari waktu kerjanya Huang tidak
meninggalkan pekerjaan, ia selalu menyelesaikan pekerjaannya
terlebih dahulu sebelum melakukan aktivitas lain. Huang juga bukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
orang yang suka menunda-nunda pekerjaannya, apalagi bila ia sedang
bersemangat, ia akan terus menuntaskan pekerjaannya. Hal tersebut
menunjukkan Huang tidak pernah melepaskan tugas dan tanggung
jawabnya selama di toko. Huang hanya akan pergi meninggalkan toko
bila ada waktu luang untuk pergi dan semua pekerjaannya telah ia
selesaikan, ia juga tidak pernah seharian penuh lepas tangan dari
tugasnya. Bila ia harus pergi beberapa jam meninggalkan toko, ia akan
menyerahkan tanggung jawab mengurus toko pada suaminya,
dikarenakan ia merasa suaminya mampu menangani semua pekerjaan
ditoko.
54) “Oh nggaklah, biasa tuh kerja udah beres aku baru jalan, ada waktu baru jalan” 55) “Ya selesaikan dululah baru jalanlah. Aku orangnya tuh gak bisa biarkan pekerjaan ditunda-tunda gitu, apalagi kalau pas lagi semangat kerja, hantam terus hahaha.”
Dalam bekerja, semua jalannya roda perekonomian di toko
dipegang oleh Huang, itu menujukkan bahwa Huang memliki
wewenang dan tanggung jawab yang besar di toko. Huang tidak ingin
menyerahkan tanggung jawabnya kepada orang lain, karena itu akan
membuat kacau jalannya perekonomian toko. Huang menginginkan
semua jalannya toko sepengetahuan dirinya, karena toko itu adalah
milik ia dan suaminya. Hal ini menunjukkan bahwa Huang merasa
bertanggung jawab dan perlu mengetahui jalannya toko untuk menjaga
stabilitas toko.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
50) “Nggaklah, kalau misalnya sampe serain ke orang aku kan udah gak lagi kan, udah gak nyambung, aku maunya semuanya tuh aku tau, jadi semua aku tau kan, soalnya toko ini kan memang punyaku dan punya Liang hia lah, tapi semuanya jalannya tuh harus aku tahu biar semuanya nyambung, kalau sampai satu aja kelewat kan bisa kacau.”
Huang juga menunjukkan adanya sikap menerima peraturan
yang berlaku di tokonya, ia melaksanakan rutinitas sehari-harinya
dalam bekerja mengikuti jadwal kerja yang telah disepakati bersama,
yang menunjukkan ia menyadari betul jalannya peraturan mengenai
waktu kerja di tokonya. Huang sendiri terlibat dalam pengaturan
jadwal tersebut, ia tidak keberatan dengan jadwal kerja yang disepakati
dan melaksanakan semua peraturan yang berdasarkan kesadaran
sendiri.
41) “Iya, iya memang sih selain udah diatur, emang jatuhnya emang begitu, waktunya memang banget pasnya haha...” 42) “ya, bukan paksaanlah, emang aku suka gini juga koq”
c. Bangga Akan Hasil Karya
Dalam bekerja, Huang akan merasa bangga dan puas bila hasil
kerjanya diperhatikan orang lain dan merasa sedih bila hasil kerjanya
tidak diperhatikan orang, terutama orang dekat. Baginya sangat
penting bila suaminya tahu bahwa ia bisa berusaha bekerja keras dan
bisa melihat hasil kerja kerasnya dari pagi sampai malam. Hal ini
menunjukkan bahwa dan Huang membutuhkan pengakuan dari orang
lain mengenai hasil kerjanya. Pengakuan tersebut juga memberi
pengaruh untuk memacunya dalam bekerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
17) “Misalnya aku dipandang orang bisa kerja ini kerja itu, ya kita bangga lah kerjanya…” 17) “Tapi kalau misalnya orang dekat kita gak bisa lihat hasil kerja kita kan sedih lah, tapi misalnya orang dekat udah tau kita kerja ini kerja itu begitu berat dari pagi sampai malam, puas lah…”
Usaha Huang dalam mempertahankan perasaan puas dan bangganya
adalah dengan cara meningkatkan kualitas kerja dan meningkatkan
pelayanan. Ia berusaha tetap santai dan tidak menganggap kerja
sebagai beban serta menyediakan diri melayani orang bukan hanya
sekedar mencari uang. Dengan demikian ia berharap usahanya tersebut
dapat menarik pelanggan dan membuat tokonya semakin maju.
26) “Ya, usahanya cuman…santai ajalah, jangan dianggap bebanlah, otomatis kalau kita santai gini kan kerjaan kita melayani..pembeli kan dilayani dengan baik kan otomatis kan kerjaan kita makin baik kan makin gak bosen. Seperti kami melayani gini kan kita kan apa ya..ada orang kadang kan melayani orang kan asal-asalan sekedar cuma dapat duit, kalau kita kan konsultasi, ngobrol gini gitu, ya dari situlah kita buat toko kita makin rame, menarik langganan.
Huang merasa bahwa kualitas seseorang tidak hanya dipandang
dari hasil pencapaiannya tetapi juga cara mencapainya. Menurutnya
orang yang berkualitas adalah orang tidak hanya mencari uang dalam
bekerja, tetapi juga mampu menampilkan kualitas kerja yang baik dan
bisa menikmati pekerjaannya.
38) “Ya..yang bekerja dengan tidak terpaksalah, menikmati kerjaannya, trus benar-benar berusaha supaya kerjaannya bagus tapi tidak terpaksa, ah gini baru kualitas yang bagus, kalau misalnya cuman untuk cari duit aja, berusaha…ampe gak ada napas gimana, itu juga bukan kualitas yang baik, malah ujung-ujungnya kan nabrak sana nabrak sini.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Huang juga memperhatikan kualitas kerjanya, ia berusaha melakukan
yang terbaik dalam kerja. Selama ini, Huang merasa bahwa ia sudah
berusaha agar hasil kerjanya maksimal tapi ia masih belum puas dan
masih memiliki pikiran untuk terus maju, ia berkeinginan untuk
membuat usahanya agar berkembang lebih besar lagi dan tidak
berhenti hanya sampai saat ini.
33) “Maksudnya tuh…maksudnya kalau misalnya aku usaha sih sudah maksimal lah, tapi pikiranku untuk maju lagi sih masih jauh lagi, gak cukup sampai di sinilah.” 35) “Ya udah beri terbaik, tapi untuk supaya lebih…tapi kalau puas sampai disini sih jauhlah, masih banyaklah kepengennya”
Huang menyatakan bahwa ia suka memimpin dan menangani
semua hal terutama yang menjadi milik keluarganya, hal ini juga
disebabkan karena suaminya tidak begitu tertarik untuk memimpin
toko. Huang merasa senang dengan kemampuannya memimpin, karena
apa yang dilakukan Huang dalam menangani suatu toko tidaklah
banyak dilakukan oleh wanita di Pontianak. Hal ini menunjukkan
adanya perasaan bangga pada Huang karena mampu menangani
pekerjaan yang umumnya dilakukan pria.
“Ah…wanita yang suka memimpin kali ya haha (sambil tertawa), pas…dapat suami yang tidak suka begitu, jadi otomatis semua kita yang turun tanganlah. Kalau sekarang misalnya suamiku bisa turun tangan ya tapi aku merasa aku pun gak bisa, aku orangnya tuh kayaknya tuh maunya mempimpin, semuanya aku tuh mau ngurus.”
Huang merasa bangga keahlian yang dimilikinya mendukung
pekerjaan yang dilakukannya saat ini. Huang merasa hasil yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
didapatnya selama ini berkat usaha darinya. Sifat Huang yang suka
memimpin dan pantang menyerah ini menurutnya bagus dalam bidang
usaha, juga memberi andil dalam kemajuan tokonya.
“Iya, butuh sifat ini. Eh, kalau misalnya tidak ada sifat seperti itu mungkin tidak bisa maju.” “Iya, aku orangnya tuh pantang menyerah, seperti sekarang misalnya mau cari barang ini aku gak ada kan, aku harus cari sampai dapat, usahakan untuknya, ya begitulah”
3. Kesimpulan Etos Kerja Subjek Secara Umum
Huang menganggap kerja sebagai hal yang penting dalam
hidupnya, bekerja berguna untuk orang lain dan dirinya sendiri. Tujuan
Huang bekerja yang diperuntukkan untuk orang lain berkaitan dengan
faktor materi yaitu untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan membantu
orang tuanya. Sedangkan bekerja yang berguna untuk dirinya sendiri yaitu
kerja sebagai wujud eksistensi Huang agar tidak diremehkan orang lain
dan membuat Huang merasa bahagia. Selain itu, relasi sosial juga ia
dapatkan dengan bekerja. Huang tetap akan bekerja meskipun kekayaan
materi telah terpenuhi. Dalam kaitannya dengan Tuhan, Huang
memandang kerja sebagai takdir dan anugerah dari Tuhan, karena ia bisa
memperoleh materi dan kebahagiaan secara bersamaan dalam kerja.
Disiplin yang ada pada Huang ditunjukkan dengan menerima
peraturan dan menepati jadwal kerja yang telah disepakati bersama. Huang
juga menunjukkan sikap yang penuh tanggung jawab dengan selalu
berusaha menyelesaikan tugasnya dan tidak pernah meninggalkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
pekerjaan bila tidak diperlukan serta melepaskan tanggung jawabnya
selama di toko.
Huang menunjukkan adanya perasaan bangga terhadap hasil
karyanya. Huang merasa bangga dengan kemampuan memimpinnya dan
sikap pantang menyerahnya ikut yang memberi andil terhadap kemajuan
usahanya. Huang selalu melakukan yang terbaik dan berusaha agar hasil
kerjanya maksimal karena ia berpendapat bahwa orang yang berkualitas
adalah orang yang mampu menampilkan hasil terbaik sekaligus mampu
menikmati pekerjaannya. Dalam bekerja Huang membutuhkan pengakuan
dari orang lain terhadap hasil kerjanya, pengakuan tersebut memacunya
untuk semakin bersemangat dalam bekerja. Huang masih belum merasa
puas dengan hasil yang ia capai sampai saat ini, ia masih menyimpan
keinginan untuk memajukan usahanya. Upaya yang dilakukan Huang
untuk mewujudkan keinginannya tersebut adalah dengan meningkatkan
kualitas kerja dan meningkatkan pelayanan.
C. Hasil Penelitian Subjek 2 – Kiang
1. Gambaran Umum Subjek 2 – Kiang
Subjek adalah pedagang obat Cina yang telah menekuni bisnis obat
Cina kurang lebih selama 22 tahun. Orang tuanya adalah pedagang obat
Cina, akan tetapi ia tidak pernah ikut terlibat dalam mengurusi bisnis
orang tuanya. Bisnis orang tuanya diambil alih dan diurus oleh kakak laki-
lakinya. Ia pertama kali memulai membuka toko obat Cina sejak anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
pertamanya masih berumur 7 tahun. Ia merintis bisnis ini bersama
suaminya yang juga merupakan karyawan toko obat Cina ayahnya,
sehingga suaminya cukup menguasai mengenai obat-obatan Cina.
Bermodal uang secukupnya dan rumah sewaan, ia membuka toko obatnya
secara kecil-kecilan. Dengan berlalunya waktu, toko obatnya semakin
berkembang dan ia mampu membeli sebuah ruko di kawasan strategis di
kota Pontianak sehingga ia tidak perlu menyewa rumah lagi untuk
bisnisnya.
Subjek mengandalkan usaha toko obat Cina ini sebagai
penghasilan utama dan satu-satunya untuk keluarganya. Penghasilan dari
toko obat Cina memang memperbaiki taraf hidup keluarganya. Dari
awalnya yang hanya hidup hanya pas-pasan dan tidak memiliki apa-apa,
kini subjek hidup berkecukupan dan mampu membiayai anak-anaknya.
Bahkan, dari hasil toko obat Cinanya ia berhasil membeli 2 ruko
dikawasan strategis di kota Pontianak, beberapa rumah dan tanah.
Bisnis obat Cina telah menjadi bisnis keluarga subjek. Bermula
dari ayahnya, kini ia juga mewariskan bisnis tersebut kepada anak-
anaknya. Dari perkawinannya, subjek memiliki 5 orang anak. Keempat
anaknya telah menikah dan telah memberinya 4 orang cucu, hanya tinggal
anak bungsunya yang belum menikah dan masih duduk di bangku SMA.
Anak pertamanya juga mengikuti jejaknya membuka toko obat Cina di
kota Pontianak, anak keduanya membuka toko obat Cina di Jakarta, anak
ketiganya masih membantunya di toko obatnya dan dipersiapkan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
membuka toko obat sendiri di kota Pontianak. Anak perempuan
keempatnya dan menantunya juga baru merintis usaha toko obat Cina di
kota Pontianak.
Setiap harinya sebelum membuka toko obatnya, biasanya subjek
berbelanja ke pasar untuk membeli kebutuhan sehari-hari keluarganya.
Setelah itu ia memulai aktivtasnya sebagai pedagang obat Cina, yaitu
mengurus manajerial dan keuangan toko, dari melayani pembeli,
mengecek dan memesan barang hingga pembayaran dan penentuan harga
jual. Subjek memiliki waktu kerja dari pagi sampai malam di toko dan
memiliki waktu istirahat sekitar 2 jam setiap sorenya sekitar pukul 16.00 –
18.00. Pada hari minggu, toko obat subjek memulai aktivitasnya dari
pukul 08.00 – 12.00, kemudian buka kembali dari pukul 18.00 – tutup
toko sekitar pukul 21.00. Waktu libur beberapa jam setiap hari minggu itu
biasa digunakan subjek untuk berjalan-jalan atau mengunjungi keluarga.
Dalam pengelolaan toko obat, subjek lebih banyak mendominasi dalam
kepemimpinan di toko obat. Karena itu tidak mengherankan subjek
memiliki wewenang yang sangat besar dan merupakan pembuat keputusan
di toko obat.
2. Analisis Data Subjek 2 – Kiang
a. Kerja Sebagai kewajiban Moral
Dari hasil penelitian Kiang memandang bahwa kerja
merupakan hal yang penting karenanya sebagai orang hidup manusia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
wajib untuk bekerja. Tujuan Kiang bekerja adalah untuk mencari uang
demi anak-anaknya. Ia berkeinginan memberikan bagian (warisan)
untuk anak-anaknya, bila mereka sudah bekerja dan berkecukupan ia
baru merasa puas. Hal ini menunjukkan bahwa Kiang bekerja demi
orang lain.
4) “Ya untuk anak, cari duit nanti kan untuk anak.” 6)“Kurasa sih tidak ada, asal untuk anak, anak udah bisa kerja cukuplah.” 64)“... lalu sebagian lagi kita kerja kan untuk anak kita, nanti suatu hari anak satu orang dapat satu bagian..”
Akan tetapi menurut Kiang ia bekerja juga tidak hanya demi
uang, karena dengan bekerja akan ada aktivitas otak dan gerak, dengan
demikian bekerja juga berguna bagi otak dan tubuhnya supaya tidak
sakit-sakitan. Selain bekerja bisa berakibat baik untuk otak dan
tubuhnya, dengan adanya kegiatan yang dilakukannya setiap hari, akan
membantunya dalam menghabiskan waktu dan melewati hari. Hal ini
berarti selain untuk orang lain, Kiang bekerja juga untuk dirinya
sendiri. Oleh karena itu Kiang menyatakan meskipun suatu saat ia
telah memiliki banyak uang dan anak-anaknya sudah tidak
membutuhkan bantuannya lagi, ia akan tetap bekerja, hanya saja ia
akan mengurangi beban kerjanya agar tidak perlu bekerja terlalu keras
lagi. Hal ini terlihat dari ungkapan Kiang :
9) “Oh bukan cuma demi uang juga kan, iya...demi kita kalau kita ada kerja kan, otak ada jalan kan gimana pun lebih baik, maksudnya lebih itu kan...daripada setiap hari cuma makan cuma tidur kan, tidak ada pekerjaan apa selalu duduk kan gak lewat waktu, gak bisa lewat waktu.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Menurut Kiang bila ia diberi kesempatan untuk memilih, ia lebih
memilih untuk bekerja daripada tidak bekerja. Menjaga toko terasa
lebih menyenangkan baginya karena ia bisa bertemu dan mengobrol
dengan orang-orang serta melakukan kegiatan dengan pelanggan, hal
tersebut akan membuat waktu terasa cepat berlalu. Hal ini
menunjukkan bahwa Kiang merasa bahwa relasi sosialnya terjalin
ketika ia bekerja.
69) “Oh iyalah, jaga toko lebih enak lah, kan kadang ketemu orang kan ada ngobrol-ngobrol kan bisa lebih cepat lewat hari.” 69)“Kadang kita jual barang kan ada duduk ada ngobrol, ada ngapa-ngapain juga, kita kan cepat lewatin hari, cepat bisa berlalu hari demi hari, kamu lihat lah, sebentar saja udah tengah hari.”
Menurut Kiang ia sudah merasa terbiasa bekerja, ia tidak akan
bisa bila hanya disuruh duduk diam dan tidak bekerja. Bagi Kiang,
suka atau tidak terhadap pekerjaan orang harus tetap bekerja. Bila tidak
bekerja Kiang akan merasa stress dan tidak bisa menghabiskan waktu,
sedangkan bila bekerja akan membuatnya merasa lebih baik, sehingga
bila suatu saat ia tidak bekerja semua akan terasa aneh baginya dan ia
tidak akan tahan. Oleh karena itu, tidak terpikirkan oleh Kiang untuk
tidak bekerja, ia berkeinginan untuk bekerja terus, hanya saja ia tidak
akan bekerja terlalu berat lagi bila sudah tua.
16) “Oh tidak lah! Aku tidak mau ah, aku tetap mau kerja terus, tapi ya kalau udah tua tidak mau kerja terlalu berat, bener tidak? Kamu suruh kita tiap hari gak kerja kan tidak tahan juga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Pekerjaannya mengharuskan Kiang setiap hari berada di toko
obat. Terkadang muncul pikiran waktu begitu panjang dan ia sulit
kemana-mana, tetapi hal tersebut tidak membuatnya merasa menyesal
atau terkekang menjalani pekerjaannya sekarang. Kiang merasa
bahagia dalam bekerja, ia senang karena ada hal yang bisa
dikerjakannya, tetapi kadang-kadang bila terlalu capek bekerja ia juga
merasa kesal dan jenuh. Bila terlalu kesal kadang timbul perasaan tidak
mau bekerja. Meskipun demikian, ia tetap tidak ingin melepaskan
kerjanya, karena ada suatu perasaan berat bila meninggalkan kerja.
Baginya kerja bukanlah paksaan, melainkan keinginan sendiri, jadi
meskipun waktu terasa panjang bagaimanapun ia harus tetap menjalani
semua ini. Hal yang mendorong Kiang untuk terus bekerja karena ia
tidak bisa jika harus berdiam diri tanpa melakukan kegiatan bekerja.
Selain itu, ia merasa ia masih memiliki tanggungan anak-anaknya yang
masih harus ia biayai, sehingga ia tidak mungkin berhenti bekerja
24) “Merasa duh..merasa kerja sampai capek, merasa tidak mau udah tidak mau kerja, tapi tidak mau kerja kita tidak sanggup juga, ah tidak mau kerja sih kita cuma duduk sih tidak bisa lewat waktu...”. 58) “Bukan terpaksalah, memang kita yang mau kerja juga, tapi cuma memang waktu kita begitu panjang, ya mau gak mau lho, ya jalani aja lah. Kita kan gak bisa kalau gak mau kerja juga, gak mau kerja sih masih ada anak, kamu mau bagaimana, benar tidak?”
Kiang memandang ada hubungan antara kerja dan Tuhan.
Menurut Kiang apa yang di dapat dan terjadi pada diri merupakan
pemberian Tuhan. Tuhan yang mengatur semua, bila orang rajin dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
mau berusaha ia akan mendapat anugerah dari Tuhan. Kiang
beranggapan bahwa keberhasilan yang didapatnya merupakan
pemberian Tuhan, juga karena ia rajin dan mau berusaha.
55) “Hubungan, seperti kita jelas-jelas seperti kita kerja ya, jelas-jelas Tuhan yang menguasai semua, kurasa, kita rajin ya Tuhan juga ada bantu kita juga ya, ya Tuhan tidak bantu kita...kita ya gak maju jugalah. 55) “...Kita harus rajin juga lah, harus rajin juga ini tetap Tuhan yang mengatur kita, nasib kita ya Dia yang di atas sudah diatur juga Julie, cuman jadi orang harus berusaha sendiri, harus rajin, kamu tidak rajin ya juga Cuma duduk, ya gak bisa makanlah, harus rajin jugalah kita mau apa, juga karena memang Tuhan ada bantu kita seperti gitu lah.”
b. Disiplin Kerja
Dalam pekerjaannya, Kiang memiliki wewenang yang besar,
tanggung jawabnya menyangkut semua hal yang terjadi di toko. Kiang
tidak merasa tanggung jawabnya yang besar itu terla lu berat untuknya,
ia merasa hal tersebut baik baginya karena ia bisa mengetahui semua
hal yang terjadi di toko. Dalam bekerja, Kiang jarang pergi
meninggalkan toko dalam waktu lama, hal itu hanya dilakukan bila ia
pergi jauh ke luar kota, yaitu ke tempat anak keduanya di Jakarta. Bila
ia harus meninggalkan pekerjaannya dalam waktu lama ia akan selalu
memikirkan pekerjaannya, memikirkan apakah orang-orang di toko
menyelasaikan pekerjaan dengan tuntas, karena kekurangan satu orang
di toko tentu akan berpengaruh terhadap kinerja di toko.
27) “Iya lah...bisa gak betah, bisa kepikiran apa mereka kerjakan sampai beres. Kehilangan orang, kita tiap hari kerja lho Julie, jam delapan jaga sampai nanti malam jam sembilan...”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Bila tidak bepergian jauh, sebagian waktu Kiang ia habiskan
untuk menjaga toko, bisa dikatakan ia yang banyak memegang kendali
di toko, jadi ia merasa tidak bisa meninggalkan pekerjaannnya. Kiang
bukanlah orang yang suka meninggalkan tanggung jawabnya, bila ia
merasa tidak ada cukup waktu untuk menyelesaikan pekerjaannya,
maka tidak akan ia kerjakan. Bila ia sudah memutuskan untuk
melakukan sesuatu maka akan ia kerjakan sampai selesai, ia tidak kan
meninggalkan tugasnya begitu saja. Hal tersebut menunjukkan Kiang
adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pekerjaannya.
30) “Oh tidak pernah lah, tetap ada disini lah, jarang lah, jarang..jarang ninggalin....” 31) “Oh tidak lah...aku orangnya harus dikerjakan sampai beres, aku rasa kalau tidak ada waktu gak bisa kerjakan sampai beres, aku tidak akan kerjakan, kalau sampai aku mau kerjakan aku pasti akan kerjakan sampai itu beres. Kalau sampai aku mau kerjakan aku akan kerjakan sampai itu beres
Menurut Kiang dalam keadaan rajin atau tidak, ia tetap harus
bekerja, semua sudah menjadi pekerjaan tetapnya. Sikap tanggung
jawab Kiang dalam bekerja juga ia tunjukkan dengan tidak memilih-
milih tugasnya, apapun yang bisa ia bantu untuk kerjakan akan ia
kerjakan. Menurutnya ia tidak bisa bermalas-malasan, semua memang
harus dikerjakan karena bila tidak dikerjakan maka pekerjaan tidak
akan selesai. Bila ada yang bantu pekerjaan akan lebih cepat selesai,
akan tetapi bila tidak dibantu mau tidak mau semua tetap harus
dikerjakan sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
43) “Iyalah...kamu tidak mau kerja kan tidak akan selesai-selesai. Kamu liat seperti bikin majun (obat tradisional Cina) aja, semua keluar kalau bukan Sa Ie yang kerja taruh begitu saja sampai malam tuh siapa yang kerjalah, mau tidak mau kan duduk di sana yang sambil kerjalah, kamu tinggalkan kan gak akan beres, mau gak mau ya kerja aja, ada yang bantu ya lebih cepat, gak ada yang bantu ya tetap harus...”
Bagi Kiang setiap harinya ada kesibukan yang dikerjakannya di toko,
Kiang tidak merasa pekerjaannya sekarang berat untuknya, sebisa
mungkin semua yang bisa ia kerjakan pasti akan ia kerjakan, pekerjaan
yang tidak bisa ia kerjakan seperti mengangkat barang berat akan ia
serahkan kepada orang lain.
60) “Kalau terlalu berat tidak bisa kukerjakan aku ya nggak ah, tapi toko obat ini terasa tidak berat juga tuh, paling-paling kerje... 61) “Kalau bisa dikerjakan akan Sa Ie kerjakan, seperti angkat-angkat begini yang tidak bisa Sa Ie kerjakan seperti angkat -angkat kardus begini terlalu berat ya aku gak kerjakanlah, biar mereka yang kerjakan.
Setiap harinya Kiang memliki jadwal tetap dalam bekerja.
Semua waktu kerja di toko telah disusun dengan pasti agar waktu kerja
dapat berjalan teratur bagi setiap orang. Kiang adalah orang yang
sangat menghargai ketepatan waktu. Bila waktunya tiba untuk
membuka toko, maka Kiang akan melaksanakan jadwal buka toko,
tidak terpikirkan olehnya untuk mengundur waktu kerja meskipun
kadang masih belum puas dengan waktu libur. Bagi Kiang ia tidak
merasa tertekan ataupun tidak nyaman dengan jadwal yang telah ada,
asalkan ada waktu istirahat sebentar setiap siang sudah cukup
untuknya. Jadwal dan peraturan yang ada disadari dan dilaksanakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Kiang dengan kerelaan, karena ia merasa aktivitas di toko akan
terganggu bila tidak menepati jadwal dan peraturan yang telah ada.
98) “Oh iyalah..tetap susah lah, kita tetap harus tepat donk. Jam berapa buka ya sampai jam berap tutup kan tetap. Tidak bisa mau sesuka hati kita jam delapan buka jam sembilan buka, tidak bisa donk. Tetap kita jam delapan buka harus tetap kita jam delapan buka donk. Orang yang nanti beli barang kan bisa tahu tetap jam berapa buka jam berapa tutup.”
c. Bangga Akan Hasil Karya
Kiang sangat memperhatikan kualitas kerjanya, ia selalu
berusaha menampilkan hasil kerja terbaik. Untuk bisa menampilkan
yang terbaik Kiang selalu mengerjakan pekerjaan sampai tuntas dan
berusaha dengan sebaik-baiknya agar hasil kerjanya maksimal. Kiang
juga tidak sembarangan dalam bekerja, bila ada pekerjaan yang tidak
benar akan diperbaiki sampai maksimal. Karena itu Kiang menilai
hasil kerjanya selama ini sudah baik.
35) “Oh tetap. Kita kerjakan sesuatu tetap, harus kerjakan sampai selesai, kerjakan sampai sebaik-baiknya. Kita tidak bisa oh tidak ada depan tidak ada akhir, tetap harus kerjakan sampai tuntas.” 105) “Oh..tidak lah, biasa kita kerjakan kan kerja sampai beres gak bisa dibilang kerja sampai gak bagus lah”
Kiang berpendapat orang memandangnya berdasarkan hasil
kerjanya. Menurutnya selama ini orang menilai ia berhasil dalam kerja,
ia hebat mampu bekerja hingga seperti ini. Pendapat orang yang
menilai dirinya berhasil dalam bekerja ini membuatnya lebih
bersemangat dalam bekerja. Kiang juga merasa bahwa keahlian yang
ia miliki mendukung keberhasilan pekerjaannya. Ada kebanggaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
yang Kiang rasakan karena ia mampu melakukan pekerjaannya selama
ini, ia juga merasa diri rajin dan mau berusaha sehingga mendapatkan
hasil seperti sekarang, selain juga karena pemberian Tuhan. Kiang
merasa bangga dengan hasil kerjanya selama ini, mengingat dari
awalnya ia adalah orang yang tidak mempunyai apa-apa hingga
sekarang yang mempunyai uang dan materi yang bisa diberikan kepada
anak-anaknya. Hal tersebut menunjukkan Pendapat orang tentang
kemampuan dan apa yang telah dicapainya membuatnya bangga
117) “Oh tidak juga lah, kalau orang ngomongin kit aya..kamu ngurus toko ini ngurus sampai sekarang anakmu satu orang satu toko, satu orang satu buah, oh kita tentu bangga donk. Kan tetap kita dari..dari yang gak ada apa-apa, sekarang sampai suatu hari anak tiap orang ada satu toko yang diurus kita kan tetap banggalah.”
Kiang merasa sudah berbuat sebaik mungkin dalam bekerja,
tetapi ia mengaku dalam hatinya masih belum merasa puas dengan apa
yang telah ia capai karena masih ada dua anaknya masih bersekolah
dan belum bekerja, ia belum bisa memberikan mereka bagian
(warisan) dan masih belum tahu bagaimana masa depan mereka. Ia
baru merasa tenang bila mereka sudah bekerja dan memiliki masa
depan yang cerah.
83) “Puas...masih belum puas lagi kurasa, masih belum cukup ...” 84) “Iya, cuma anak kita kan ada yang masih bersekolah belum tau kerja apa lagi, kita masih belum tahu, karenanya kita dalam hati kita masih belum benar-benar puas lah.” Kiang mempunyai rencana ke depan terhadap tokonya, ia
berharap bisnisnya semakin ramai. Kiang mengaku senang bila mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
membuat usahanya ramai, hal tersebut memacunya untuk lebih senang
bekerja. Ada kepuasan yang ia rasakan ketika usahanya sudah lancar
dan konsisten.
66) ”Tentu iya lah, kita tentu terus kerja dan usaha semakin ramai, kita kan dikerjakannya juga semakin senang, ada lah...tetap ada kepuasaan juga lah. Sebabnya usaha kita kan udah lancar, setiap hari udah konsisten, bukannya tiap hari jagain gak ada transaksi kita baru ngerasain lemah kan. “
3. Kesimpulan Etos Kerja Subjek Secara Umum
Kiang menganggap kerja sebagai hal yang penting dalam
hidupnya, bekerja berguna untuk orang lain dan dirinya sendiri. Tujuan
Kiang bekerja yang berguna untuk orang lain berkaitan dengan faktor
materi yaitu mencari uang untuk anak-anaknya. Sedangkan bekerja yang
diperuntukkan Kiang untuk dirinya sendiri adalah kerja bermanfaat untuk
otak dan tubuhnya serta membantunya dalam melewati waktu, selain itu
relasi sosialnya juga terjalin ketika ia bekerja. Kiang juga merasa senang
dan bahagia dengan bekerja, dengan bekerja membuatnya merasa lebih
baik, sedangkan bila tidak bekerja ia akan merasa stress. Kiang bertekad
akan terus bekerja meskipun dalam segi materi telah terpenuhi. Dalam
kaitan kerja dengan Tuhan, Kiang meyakini semua yang dimilikinya dan
apa yang didapatnya dari kerja adalah anugerah Tuhan, selain karena ia
rajin dan mau berusaha.
Disiplin yang ada pada Kiang ditunjukkan dengan sikap
penghargaan terhadap waktu yaitu menaati jam kerja dan tidak mengundur
waktu buka toko serta menyadari pentingnya menaati jadwal yang ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
demi kelancaran aktivitas toko. Sikap penuh tanggung jawab Kiang juga
ditunjukkan dengan selalu berusaha menyelesaikan tugasnya sampai tuntas
dan tidak memilih-milih tugas yang akan dikerjakan. Kiang juga selalu
memikirkan pekerjaannya bila ia harus bepergian meninggalkan toko.
Kiang menunjukkan adanya perasaan bangga terhadap hasil
kerjanya, ia bangga karena semula ia adalah orang yang tidak mempunyai
apa-apa hingga bisa berhasil seperti sekarang ini. Kiang merasa bahwa
kemampuannya juga turut memberi andil dalam memajukan usahanya.
Kiang selalu melakukan yang terbaik dan berusaha agar hasil kerjanya
maksimal. Dalam bekerja, pengakuan orang tentang kemampuan Kiang
turut mempengaruhi dalam memacunya bekerja. Kiang masih belum
merasa puas dengan hasil yang ia capai sampai saat ini, ia masih
menyimpan keinginan untuk memajukan usahanya. Upaya yang dilakukan
Kiang untuk mewujudkan keinginannya tersebut adalah dengan tidak
sembarangan dalam bekerja dan selalu menyelesaikan pekerjaannya
sampai tuntas serta berusaha memperbaiki pekerjaannya yang tidak benar
sampai maksimal.
D. Hasil Penelitian Subjek 3 – Lun
1. Gambaran Umum Subjek 3 – Lun
Subjek telah menekuni bidang obat Cina selama 20 tahun. Mertua
subjek adalah pedagang obat Cina, mertuanya memiliki toko obat Cina di
kota Pontianak yang telah lama dikelola oleh anak laki- laki keduanya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
yaitu kakak ipar subjek. Awalnya subjek hanya ikut membantu di toko
obat tersebut, sambil mempelajari tentang pengobatan Cina. Dengan
berlalunya waktu, ternyata subjek memiliki kemampuan dalam bidang
pengobatan Cina, subjek kemudian memperdalam kemampuannya tersebut
dengan menjadi seorang sinshe (tabib Cina) dan telah mendapatkan surat
keputusan sebagai seorang sinshe. Di toko obat tersebut, subjeklah yang
paling memahami tentang obat-obatan Cina, sehingga kemudian subjek
diangkat untuk megurusi bidang yang berkaitan dengan obat-obatan Cina
di toko obat tersebut, sedangkan hal lain di toko obat tersebut dipegang
dan dikelola oleh kakak ipar subjek.
Sejak 7 tahun belakangan ini, kakak ipar subjek menderita sakit
dan tidak lagi mengurusi toko obat. Toko obat ini kemudian berpindah
kepemilikan menjadi milik keponakan subjek, yaitu anak laki- laki dari
kakak ipar subjek. Walaupun menjadi pemilik toko obat tersebut, akan
tetapi karena keponakan subjek tersebut tidak begitu banyak terlibat dalam
pengelolaan toko obat tersebut, ia hanya mengawasi keuangan toko. Bisa
dikatakan bahwa subjek adalah orang yang paling senior di toko obat
tersebut dan yang paling memahami tentang usaha toko obat Cina ini,
sehingga subjek banyak berperan dalam pengelolaan toko obat tersebut.
Karena di toko obat tersebut hanya subjek seorang yang memahami
tentang obat-obatan tradisional Cina, maka untuk bagian ini secara penuh
ditangani oleh subjek, sedangkan untuk bidang obat-obatan yang berasal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
dari Indonesia subjek tidak banyak turun tangan, hanya membantu saja
bila dibutuhkan.
Penghasilan yang didapatkan dari toko obat Cina telah lama
menjadi penghasilan utama bagi keluarga subjek. Kini setelah menjadi
sinshe, subjek juga membuka praktek pengobatan di toko obat, ia juga
menerima pasien yang ingin memeriksakan diri dan melakukan
pengobatan tradisional Cina. Dari penghasilannya selama menekuni bisnis
obat Cina, subjek berhasil menyekolahkan ketiga anaknya hingga
perguruan tinggi. Kedua anak subjek telah berhasil menamatkan
pendidikannya pada tingkat S1, sedangkan anak bungsunya sampai
sekarang masih menempuh pendidikan di jenjang S1. Ketiga anak subjek
semuanya berada di luar kota, anak pertama dan keduanya subjek telah
bekerja setelah lulus kuliah.
Serhari-harinya, subjek memulai aktivitasnya di toko obat sekitar
pukul 09.00 – 10.00, selesai bekerja dan pulang kembali ke rumah setelah
toko tutup, yaitu sekitar pukul 21.00. Setelah pulang dari toko, biasa
subjek masih melakukan beberapa aktivitas kerja, yaitu membuat obat
tradisonal yang terbuat dari ramuan-ramuan Cina di rumah. Setiap hari
minggu, toko obat tersebut hanya beraktvitas setengah hari, yaitu hanya
dari pagi hari dari buka sampai siang hari sekitar pukul 13.00. Waktu libur
selama setengah hari setiap hari minggu tersebut digunakan subjek untuk
beristirahat dan berkumpul bersama istri ataupun melanjutkan membuat
obat-obatan di rumah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
2. Analisis Data Subjek 3 – Lun
a. Kerja Sebagai kewajiban Moral
Dari hasil penelitian Lun memandang kerja sebagai hal yang
yang penting, karena itu menurutnya manusia wajib untuk bekerja.
Tujuan Lun dalam bekerja yang pertama adalah untuk mencari nafkah,
dengan rajin bekerja akan ada pemasukan untuknya setiap hari, karena
itu Lun mengusahakan setiap hari ia harus bekerja. Lun mengakui ia
bekerja mencari uang untuk kepentingan keluarganya. Akan tetapi Lun
juga mengakui bahwa bekerja bukan semata-mata untuk mencari uang
saja. Tujuan kedua Lun adalah dengan bekerja di toko obat ia bisa
menolong orang, ia mengaku puas bila ia bisa menolong orang. Lun
juga meyakini bahwa dengan menolong orang akan ada pahala baik
untuknya, pahala yang ia dapat ini diharapkan dapat berakibat baik
untuk generasi dan keturunanya. Kedua tujuan Lun bekerja tersebut,
yaitu mencari nafkah untuk keluarga dan menolong orang,
menunjukkan bahwa tujuan Lun bekerja berguna untuk orang lain.
6) “Ya kalau bekerja yang pertama memang kita kan memang mau cari uang, yang kedua mungkin kita kalau bisa menolong orang, kita sampai menolong orang kan, kita kan merasa ya puas juga seperti itu, ada suatu itu..suatu pahala kan baik, itu tentu senang donk.
Untuk diri Lun sendiri, bekerja berguna untuk tubuh dan pikirannya.
Dengan bekerja Lun dapat menjaga agar pikirannya tetap jalan dan
tidak stress. Bekerja juga seperti olahraga baginya karena adanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
aktivitas menggerakkan badan sehingga baik untuk tubuhnya. Selain
itu, bekerja juga bisa menambah pengetahuan dan pengalaman.
14) “Iya lah bekerja kita disitu kan seperti ada itu juga pikiran kita kan bisa jalan tidak stress benar tidak, lalu kerja ditoko kan kita kan seperti ada olahraga, ada gerak, seperti kamu selalu duduk di rumah kan tidak ada gerak.” 30)“Dengan bekerja kita kan bisa cari pengalaman, ah..pengalaman kan bisa bisa...kita kan semakin kerja kan pengalaman kan bertambah jadi pengetahuan kita, pengalaman semuanya bertambah”
Lun mengaku senang dengan pekerjaannya sekarang, baginya
bila sudah memutuskan untuk bekerja tentu ia senang dengan
pekerjaannya, bila tidak bagaimana mungkin bisa meneruskan kerja. Ia
juga mengaku merasa bahagia dengan bekerja, sehingga meskipun
suatu saat ia telah memiliki banyak uang dan keluarganya sudah tidak
membutuhkan bantuannya lagi, ia akan tetap bekerja. Menurutnya,
meskipun kaya ia akan terus bekerja selama ia masih sanggup untuk
bekerja, kecuali kondisi tubuhnya sudah tidak memungkin lagi untuk
bekerja baru ia akan berhenti bekerja.
13) “Kalau itu misalnya kalau masih bisa kerja harus tetap kerja, teruskan benar tidak lah, kecuali kita sekarang sudah tidak bisa kerja, sudah tidak memungkinkan, umpama kita tidak sehat kita kan mungkin berhenti bekerja, selagi sehat kan harus kerja.”
Lun memandang ada hubungan antara kerja dan Tuhan.
Baginya kerja seperti ibadah, bila percaya akan mendapat anugerah
dari Tuhan, berupa perlindungan, keseha tan dan sesuatu yang baik.
Menurutnya bila Tuhan tidak memberi kesehatan, maka orang tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
bisa bekerja. Lun beranggapan kemampuan yang ada padanya dan apa
yang mampu ia lakukan merupakan pemberian Tuhan.
16) “Kita kan kerja kan kerja juga Tuhan kan harus itu juga harus ibadah, kepercayaan, seperti halnya kita Tuhan tetap harus juga lah, benar tidak.” 17) “Iyalah kita ada itu kan Tuhan kan akan lindung kita, mungkin kita…apa ya memberi perlindungan kita, kesehatan, memberi mungkin itu sesuatu yang baik, kan tetap harus percaya lah hal seperti ini.”
b. Disiplin Kerja
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa Lun adalah orang
yang bertanggung jawab terhadap pekerjaannya. Lun juga bukan
orang yang suka meninggalkan pekerjaannya, bila ia harus pergi itu
dilakukan untuk sesuatu yang penting dan sebelumnya ia akan
berusaha menyelesaikan pekerjaannya terlebih dahulu. Salah satu
alasan Lun meninggalkan pekerjannya karena kondisi badannya tidak
sehat dan sudah terlalu capek sehingga tidak sanggup lagi melanjutkan
pekerjaannya. Bila hal tersebut terjadi, bila ada waktu untuk bersantai
dan beristirahat, Lun akan memilih meninggalkan pekerjaannya untuk
beristirahat sejenak, setelah itu ia akan melanjutkan pekerjaannya
kembali bila masih ada yang harus diselesaikan.
23) “Meninggalkan pekerjaan sih ada, kalau kita sudah terlalu capek, sudah tidak sanggup ah benar tidak, kondisi badan kita nggak sehat kan mesti istirahat, tinggalkan sebentar kalau bisa begitu kan” 31) “Meninggalkan pekerjaan kita kadang-kadang ah kita ya selesaikan tuntas pekerjaan, kita kalau bisa tinggalkan kita ya tinggalkan, kadang-kadang berhalangan ada yang sesuatu penting ya tinggalkan seperti itu..kita kalau tidak penting sih tinggalkan sih untuk apa wah”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Lun merasa aneh bila harus meninggalkan pekerjaannya, ia
juga akan terus memikirkan pekerjaannya bila ditinggalkan, karena
baginya selama bekerja maka ia masih mempunyai tanggung jawab, ia
merasa apa yang menjadi tanggung jawabnya harus ia penuhi apalagi
di toko tidak ada yang bisa menggantikan dirinya.
28) “Kalau kita lagi kerja kita tinggalkan kan itu tentu kita iya.. itu tentu kepikiran pekerjaan kita, kita kecuali kita berhenti kan..kita sudah tidak bekerja kan tetap tidak tidak kepikiran pekerjaan kita lagi, kita tetap harus cari yang lain donk” 29) “Kalau kita tinggalkan itu tentu iya donk..itu kan kalau kita masih bekerja kan kita masih ada tanggung jawab, harus penuhin tanggung jawab kita”
Lun juga orang yang menghargai peraturan yang berlaku di
tempat kerjanya. Menurut Lun bila waktunya bekerja maka ia harus
bekerja, baginya itu adalah tugas karena itu ia tidak boleh pergi untuk
bersenang-senang. Lun beranggapan bahwa selama bekerja ia harus
menuruti jam kerjanya kecuali ada halangan yang membuatnya tidak
bisa menepati jam kerja tersebut. Lun berusaha menepati jam kerjanya,
peraturan di toko mengharuskan toko buka di pagi hari dan tutup pada
malam hari, bagi Lun hal tersebut berarti ia harus bekerja di toko
sampai jam kerjanya selesai. Hal tersebut menunjukkan Lun memiliki
kesadaran dalam menepati dan mematuhi jam kerjanya.
24) “Bukan lah, kalau waktu jam kerja kita kan tidak tidak bisa pergi senang-senang, kita kerja tetap kerja, tidak bisa pergi bersenang-senang begitu, ini kan tugas kita, kamu tidak boleh pergi bersenang-senang”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
26) “Selama kita masuk kerja kita itu harus taati itu kita..kecuali berhalangan atau bagaimana kita kan kita itu mungkin itulah ada..ada tidak menepati lah, kalau kita kalau tidak ada halangan kan kita kan tetap harus menepati”
Lun mengaku ia tidak tertekan dengan peraturan yang ada di
toko. Menurutnya, dalam bekerja memang harus menaati tata tertib dan
peraturan yang ada karena itu merupakan bagian dari tugas dan
tanggung jawabnya. Tanggung jawab pekerjaan Lun di toko memang
terasa berat karena di sana tidak ada yang bisa mengerjakan bagiannya.
Namun demikian, meskipun tidak ada yang bisa menggantikan Lun
tetap berusaha mengerjakan pekerjaan dengan semampunya, ia
menyadari bila malas dan tidak dikerjakan maka pekerjaanya tidak
akan selesai-selesai. Lun merasa kondisi demikian bukanlah beban
akan tetapi lebih kepada tanggung jawab. Oleh karena itu selama
bekerja ia harus menyelesaikan pekerjaannya, kecuali sakit atau sudah
tidak sanggup lagi maka ia akan membiarkan orang lain mengambil
alih.
36) “Namanya kita bekerja kita tuh harus taati tata tertibnya, jam waktu kerjanya...kita namanya tuh bekerja wah, bekerja sama orang laen wah, kita tetap harus mentati itunya...” 54) “Tidak ada yang bisa menggantikan kita yah kita yah selalu selalu kerjakan begini terus, mau bagaimana bisa bilang malas lah, kita semakin malas kan semakin tidak jalan pekerjaan kita...” 56) “Tanggung jawab ini untuk kita ya..selama kita kerja di sana kita ya selalu selalu harus selesaikan pekerjaan ini begitu, harus selesaikanlah, kecuali..hal ini kita kita sudah tidak sanggup lagi, ada sakit atau apa ah ya..ini ya..ya mereka yang atur sajalah”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
c. Bangga Akan Hasil Karya
Ketika mengerjakan sesuatu yang terlalu berat, tidak semua hal
dapat berjalan mulus, Lun mengakui terkadang hal tersebut
menimbulkan emosi yang membuatnya tertekan. Bila menghadapi
situasi tersebut Lun memilih untuk melupakannya saja dan tidak ingin
terlalu memikirkannya. Lun merasa bahwa orang mempunyai prinsip,
sebagai manusia tidak boleh terlalu ditekan oleh orang lain karena itu
ia tidak mau sampai keterlaluan ditekan orang. Tetapi Lun mengakui
sampai saat ini perasaan tertekan tidak membuatnya merasa ingin
meninggalkan pekerjaannya. Walupun tanggung jawab yang dipikul
Lun berat karena di toko tidak ada yang bisa menggantikan dan
mengerjakan bagiannya, tetapi bagi Lun semua bukanlah beban.
20) “Pekerjaan sih kadang-kadang sih liat situasi, kadang-kadang juga bisa tertekan, kadang-kadang kan....kalau lagi itu pun kalau..”. 20) “...kadang-kadang kan mengerjakan sesuatu yang terlalu berat kan kan tidak tetap selalu mulus kan, kadang-kadang tetap bisa emosi tertekan juga hal seperti ini” 21) “Tertekan ya kita..ya kadang-kadang ya sudah melupakannya saja, jangan terlalu itu jangan dipikir ya sudahlah.”
Menurut Lun selama bekerja orang harus berusaha semaksimal
mungkin. Lun mengaku ada perasaan puas bila sudah bekerja
maksimal dan menciptakan hasil kerja yang baik, sebaliknya ia merasa
tidak puas bila hasil kerjanya tidak bagus. Perasaan puas juga Lun
rasakan ketika ia bisa menolong orang lain. Agar hasil kerjanya
maksimal, Lun selalu memperhatikan kualitas kerjanya, dalam bekerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
ia selalu mengutamakan yang terbaik dan melakukan pekerjaannya
dengan baik. Bila ada yang kurang ia akan berusaha memperbaiki, bila
tidak akan dikerjakan berdasarkan apa yang sudah ada. Lun merasa
semakin bersemangat dan merasa bangga bila ada yang
memandangnya berhasil dalam bekerja dan hasil kerjanya baik. Selama
bekerja Lun menginginkan agar usahanya semakin maju dan tidak
merugi. Untuk itu Lun selalu berusaha sekuat tenaga selama ia masih
sehat dan masih mampu untuk bekerja. Lun juga ia turut andil dalam
kemajuan toko, hal ini mengindikasikan Lun merasa kemampuan yang
dimiliki turut mendukung pekerjaan yang dilakukan saat ini.
40) “Ya...kita bekerja semaksimal tetap kita tetap sampe seperti ini kita tetap tetap ada itu donk tetap puas noh, kalau yang kita kerjakan.. enggak itu..enggak apa ya...kita kerja tidak itu kan kita kan tetap..tidak puas, ah makanya kita kita kita kerja..kerjanya bagus kan ya terasa puas leh, kita kerja sampai tidak bagus tuh mana bisa puas lah, hal seperti ini lah..” 41) “Selama kita bekerja kita tuh tetap harus semaksimal mungkin” 46) “Ya tetap berusaha lah sekuat tenaga semua..itu kalau nggak berusaha sih mane bisa itu..kita kan harus berusaha, tetap mau lah berusaha lah, sekuat tenaga lah, selagi kita kan masih bisa bekerja, bisa sehat kita kan harus berusaha”
Lun beranggapan keberhasilan seseorang dinilai berdasarkan
hasil kerjanya. Menurut Lun segi materi dan kemampuan merupakan
acuan untuk melihat keberhasilan seseorang, disisi lain teman
seangkatan dapat dipakai sebagai pembanding keberhasilan.
Keberhasilan tersebut bisa dilihat setelah seseorang tidak bekerja lagi,
adakah hasil akhir yang ia dapatkan atau tidak. Bila materi dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
kamampuan tidak sebanding dengan yang dimiliki teman seangkatan
bisa dikatakan tidak berhasil. Menurut Lun orang boleh menilai ia
gagal atau berhasil, semua terserah orang yang menilai, yang
terpenting baginya ia sudah menampilkan yang terbaik dan
mengerjakan semua dengan sekuat tenaga serta semaksimal mungkin.
44) “oh..semua, oh seumpama oh ini itu tidak kalah sama orang..kita ya merasa iya gak...tidak begitu kalah sama orang, kita ya merasa kita sudah berhasil...” 45) “Ya materi ya iya juga, kemampuan ya iya, brarti kalau kita segala segala sesuatu kalah dibanding dia kan brarti kita kan...kita belum berhasil lah, kita masih kerja kalah dibanding dia lah”
3. Kesimpulan Etos Kerja Subjek Secara Umum
Lun menganggap kerja sebagai hal yang penting dalam hidupnya,
bekerja berguna untuk orang lain dan dirinya sendiri. Tujuan Lun bekerja
yang berkaitan dengan faktor materi adalah mencari nafkah untuk
keluarganya. Selain itu, dengan bekerja di toko obat Lun bisa menolong
orang lain dan mendapat pahala yang berguna untuk keluarganya. Kedua
tujuan Lun bekerja tersebut berguna untuk orang lain. Sedangkan bekerja
yang diperuntukkan Lun untuk dirinya sendiri adalah kerja bermanfaat
untuk tubuh dan pikirannya, selain itu juga berguna untuk menambah
pengetahuan dan pengalaman. Meskipun suatu saat Lun memiliki banyak
uang dan keluarganya sudah tidak membutuhkan bantuannya, Lun akan
tetap bekerja. Lun berniat untuk terus bekerja selama kondisi tubuhnya
masih memungkinkan dirinya untuk bekerja. Kaitannya dengan Tuhan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Lun memandang kerja seperti ibadah, bila percaya akan mendapat
anugerah dari Tuhan. Ia meyakini apa yang kini ia miliki merupakan
pemberian Tuhan.
Disiplin yang ada pada Lun ditunjukkan dengan sikap penghargaan
terhadap waktu yaitu menaati jam kerja dengan tetap berada di toko
selama jam kerja serta menyadari pentingnya menaati waktu sebagai
bagian dari tugas dan tanggung jawabnya. Sikap penuh tanggung jawab
Lun juga ditunjukkan dengan selalu berusaha menyelesaikan tugasnya dan
tidak meninggalkan pekerjaan untuk alasan yang tidak penting. Lun
merasa aneh bila ia meninggalkan pekerjaannya, karena itu merupakan
bagian dari tanggung jawabnya.
Lun menunjukkan adanya perasaan bangga bila ada yang
memandangnya berhasil dalam kerja dan hasil kerjanya baik. Lun merasa
bahwa kemampuannya juga turut memberi andil dalam memajukan
usahanya. Lun memperhatikan kualitas kerjanya, ia selalu melakukan yang
terbaik dan berusaha agar hasil kerjanya maksimal karena ia merasa orang
menilainya berdasarkan hasil kerjanya. Lun merasakan suatu kepuasaan
bila mampu menolong orang lain dan menciptakan hasil kerja yang baik.
Dalam bekerja, pengakuan orang tentang kemampuan Lun turut
mempengaruhi dalam memacunya bekerja. Lun berkeinginan untuk terus
memajukan usahanya. Upaya yang dilakukan Lun untuk mewujudkan
keinginannya tersebut adalah dengan bekerja sekuat tenaga dan berusaha
semaksimal mungkin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
E. Ringkasan Etos Kerja Pedagang Etnis Cina yang Mengelola Toko Obat
Cina di Kotamadya Pont ianak
Indikator Subjek 1 – Huang Subjek 2 - Kiang Subjek 3 - Lun
Kerja sebagai kewajiban moral
• Memandang kerja penting dan wajib bekerja
• Kerja berguna untuk
orang lain : - Memenuhi
kebutuhan keluarga dan membantu orang tua
- Membeli rumah untuk usaha
• Kerja berguna untuk diri sendiri : - Eksistensi diri agar
tidak diremehkan orang lain
- Ada kepuasan pribadi ketika bekerja (perasaan senang dan bahagia)
- Relasi sosial terjalin ketika bekerja
• Meskipun segi materi terpenuhi akan tetap bekerja
• Senang dan bahagia dengan pekerjaan
• Merasa ada yang kurang bila tidak bekerja dalam waktu lama, sehari saja tidak bekerja terasa membosankan
• Memandang ada hubungan antara kerja dan Tuhan : kerja adalah anugerah (memperoleh uang dan kebahagian sekaligus)
• Memandang kerja penting dan wajib bekerja
• Kerja berguna untuk
orang lain : - Mencari uang untuk
anak-anak
• Kerja berguna untuk diri sendiri : - Berguna untuk untuk
tubuh (ada aktivitas menggerakkan tubuh) dan pikiran (bekerja membuat tidak stress)
- Membantu menghabiskan waktu dan melewati hari
- Relasi sosial terjalin ketika bekerja
• Meskipun segi materi terpenuhi akan tetap bekerja. Berkeinginan terus bekerja
• Senang dan bahagia dengan pekerjaan
• Bila tidak bekerja bisa stress dan tidak bisa menghabiskan waktu
• Memandang ada hubungan antara kerja dan Tuhan : bila rajin dan mau berusaha akan mendapat anugerah Tuhan. Hasil yang didapat selama ini merupakan pemberian Tuhan.
• Memandang kerja penting dan wajib bekerja
• Kerja berguna untuk
orang lain : - Mencari nafkah
untuk keluarga - Menolong orang lain
• Kerja berguna untuk diri sendiri : - Berguna untuk untuk
tubuh (ada aktivitas menggerakkan tubuh) dan pikiran (pikiran jalan dan tidak stress)
- Menambah pengetahuan dan pengalaman
• Meskipun segi materi terpenuhi akan tetap bekerja. Akan terus bekerja selagi mampu
• Senang dan bahagia dengan pekerjaan
• Memandang ada hubungan antara kerja dan Tuhan : kerja seperti ibadah, bila percaya akan mendapat anugerah Tuhan. Hasil yang didapat selama ini merupakan pemberian Tuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Disiplin kerja tinggi
• Bertanggung jawab terhadap pekerjaan - Tidak meninggalkan
pekerjaan, tidak menunda-nunda pekerjaan, selalu berusaha menyelesaikan pekerjaan
- Meninggalkan toko bila ada waktu luang dan selalu pekerjaan telah diselesaikan
- Bekerja sesuai jadwal dan waktu kerja
• Menyadari dan menerima peraturan - Tidak keberatan
dengan jadwal dan yang telah disusun
- Melaksanakan dengan kesadaran
• Bertanggung jawab terhadap pekerjaan - Tidak meninggalkan
pekerjaan, selalu berusaha menyelesaikan pekerjaan sampai tuntas, tidak memilih-milih tugas, mengerjakan semua yang bisa dikerjakan
- Jarang meninggalkan toko, akan memikirkan pekerjaan bila meninggalkan toko dalam waktu lama.
- Menaati jadwal dan waktu kerja
• Menyadari dan menerima peraturan - Tidak tertekan
dengan jadwal yang ada
- Melaksanakan dengan kerelaan karena menyadari bahwa aktivitas akan terganggu bila tidak menepati jadwal
• Bertanggung jawab terhadap pekerjaan - Tidak meninggalkan
pekerjaan, selalu berusaha menyelesaikan pekerjaan, merasa aneh meninggalkan pekerjaan karena merupakan tanggung jawab
- Meninggalkan pekerjaan hanya untuk alasan yang penting
- Menepati waktu kerja
• Menyadari dan menerima peraturan - Tidak tertekan
dengan peraturan
- Melaksanakan peraturan dengan kesadaran
Kebanggaan akan hasil karya
• Bangga mampu melakukan berbagai hal dan melakukan pekerjaan yang umumnya dikerjakan laki-laki
• Memiliki pemikiran maju dan mengembangkan usaha
• Memperhatikan kualitas kerja, berusaha agar hasil kerja maksimal
• Berusaha meningkatkan kualitas kerja dan meningkatkan pelayanan
• Merasa keahlian yang
dimiliki mendukung pekerjaan yang dilakukan saat ini
• Bangga dengan hasil kerjanya selama ini, dari semula yang tidak memiliki apa-apa
• Belum puas dan masih memiliki pemikiran untuk maju, mambuat toko lebih ramai
• Memperhatikan kualitas kerja, berusaha menampilkan hasil kerja terbaik
• Merasa keahlian yang dimiliki mendukung keberhasilan pekerjaannya
• Merasa bangga dan bersemangat bila dipandang berhasil dalam kerja dan hasil kerja baik
• Berkeinginan agar usaha maju dan tidak merugi
• Memperhatikan kualitas kerja, mengutamakan yang terbaik dan melakukan pekerjaan dengan baik, memperbaiki yang salah
• Merasa keahlian yang dimiliki mendukung keberhasilan pekerjaannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
• Kualitas kerja dipandang tidak hanya dari hasil tetapi juga cara mencapainya
• Pandangan orang tentangnya membuatnya semakin bersemangat dalam bekerja
• Membutuhkan pengakuan akan hasil kerja terutama orang dekat
• Berpendapat bahwa orang menilainya berdasarkan hasil kerjanya
• Pandangan orang tentangnya membuatnya semakin bersemangat dalam bekerja
• Keberhasilan dinilai berdasarkan hasil kerja, materi dan kemampuan merupakan acuan keberhasilan, teman seangkatan merupakan pembanding
• Pandangan orang tentangnya membuatnya semakin bersemangat dalam bekerja
• Puas bila bekerja maksimal dan menciptakan hasil kerja yang baik, puas bisa menolong orang lain
F. Pembahasan
1. Kerja Sebagai Kewajiban Moral
Secara umum ketiga subjek memandang bahwa kerja merupakan
suatu kewajiban moral. Hal tersebut ditunjukkan dengan memandang kerja
sebagai bagian yang penting dan wajib dalam hidup mereka. Anoraga &
Suyati (1995) menjelaskan bahwa bekerja adalah kewajiban dan dambaan
bagi setiap orang untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kebutuhan
sepanjang masa. Dalam hal ini, ketiga subjek menunjukkan adanya tujuan
bekerja demi pemenuhan hidup mereka. Ketiga subjek tidak menampik
adanya pencarian materi dalam kerja mereka, pencarian materi tersebut
dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan keluarga dan berbagai
fasilitas yang berhubungan dengan kebutuhan hidup.
Selain itu, ketiga subjek juga menempatkan bahwa tujuan mereka
bekerja adalah untuk keluarga. Menurut Hariyono (1993), keluarga
memang merupakan lembaga yang penting dalam pandangan Konfusius,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
sehingga kerja juga dihubungkan dengan keluarga. Pentingnya keluarga
tersebut terlihat dari ketiga subjek yang bekerja mencari uang yang
diperuntukkan untuk mensejahterahkan keluarga mereka, subjek 1
(Huang) bahkan menyatakan ada beban bila ia melihat keluarganya
berkesusahan, sedangkan subjek 2 (Kiang) merasa tenang bila ia bisa
memberikan bagian masing-masing untuk anak-anaknya. Menurut
Hariyono (1993) perwujudan materi ataupun upaya untuk dapat
memperoleh sesuatu yang memiliki nilai tinggi seperti pencapaian sesuatu
yang terbaik mengenai cita-cita, pekerjaan, pemilikan suatu benda, status
sosial dan sebagainya merupakan perwujudan rasa bakti kepada keluarga.
Pada ketiga subjek, hal ini terlihat dari fokus mereka mencari uang dan
keinginan mereka untuk mensejahterahkan keluarga mereka secara materi
serta pemenuhan kebutuhan yang bersifat materi. Subjek 1 (Huang)
membantu orang tuanya membeli rumah, mobil dan menyekolahkan adik-
adiknya. Subjek 2 (Kiang) ingin memberikan bagian warisan masing-
masing untuk anak-anaknya. Sedangkan subjek 3 (Lun) mencari uang
untuk kepentingan keluarganya.
Bekerja bagi ketiga subjek juga tidak hanya sebatas pencarian
materi dalam pemenuhan kebutuhan hidup, akan tetapi juga didasarkan
pada tujuan lain. Anoraga dan Suyati (1995) menyatakan bahwa kerja
merupakan bagian dasar dari kehidupan manusia yang dapat memberikan
status dari masyarakat, juga mengikat individu lain, sehingga mampu.
memberi isi dan makna dari kehidupan manusia. Ketiga subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
mendapatkan suatu perasaan senang dan bahagia dengan bekerja, bahkan
untuk subjek 1 (Huang) bekerja merupakan wujud eksistensi dirinya agar
tidak diremehkan orang lain. Kedua subjek (Kiang dan Lun) melihat kerja
berguna untuk tubuh agar lebih sehat dan menjaga pikiran supaya tidak
stress. Bekerja juga berguna untuk menjalin suatu relasi sosial bagi kedua
subjek (Kiang dan Huang). Kebahagiaan saat bekerja, kerja sebagai
eksistensi diri, juga berguna bagi tubuh dan pikiran serta sebagai sarana
menjalin relasi menunjukkan bahwa kerja mampu memberi isi dan makna
dari kehidupan ketiga subjek.
Konsep kerja sebagai kewajiban moral menurut Cherrington
(dalam Prihananti, 2000) didasarkan pada perasaan bahwa orang itu harus
bekerja dan memberikan layanan kepada masyarakat atau orang lain.
Dengan bekerja di toko obat, ketiga subjek secara tidak langsung juga
memberikan pelayanan kepada orang lain. Wujud pelayanan itu tergambar
dalam profesi keseharian mereka yang melayani para pembeli yang datang
dan menyediakan diri untuk berkonsultasi dengan orang yang datang
untuk membeli obat. Bentuk pelayanan kepada orang lain ini
tergambarkan jelas pada tujuan subjek ketiga (Lun) yang juga menjadi
sinshe di toko obat yang ingin menolong orang lain sebagai salah satu
tujuannya bekerja di toko obat.
Ketiga subjek berkeinginan untuk terus bekerja meskipun kekayaan
materi telah terpenuhi. Menurut Groenen dan Lanur (1985), bekerja
merupakan kewajiban yang harus ada pada manusia. Kewajiban itu tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
tergantung pada sesuatu yang ada di luar dirinya, sehingga tidak hanya
ditentukan dan diukur oleh kekayaan ekonomis dan kebutuhan jasmani
semata. Meskipun kekayaan dan kemakmuran jasmani sudah terjamin
tanpa harus bekerja lagi, manusia masih tetap harus bekerja, untuk
memperoleh nilai insani lain yang lebih luhur. Dalam hal ini ketiga subjek
memiliki suatu rasa keterikatan pada kerja dan merasa bahagia dengan
bekerja, sehingga mereka merasa ada hal yang kurang bila mereka tidak
bekerja.
Kerja pada ketiga subjek menunjukkan bahwa kerja mereka
memiliki suatu nilai moral. Ketiga subjek menganggap bahwa kerja dan
apa yang didapat dari hasil bekerja merupakan anugerah dari Tuhan.
Dengan demikian, pada ketiga subjek terdapat kesamaan dalam
memandang hubungan kerja dengan Tuhan. Hal ini sejalan dengan suatu
ajaran yaitu Etika Protestantisme yang menjelaskan bahwa kekayaan yang
diperoleh usahawan adalah tanda bahwa usaha kerja seseorang berkenan di
hati tuhan sehingga kekayaan itu tidak lain ialah bentuk pahala dari Tuhan
(Kartodirjo, 1994).
2. Disiplin Kerja
Secara umum, ketiga subjek menunjukkan displin kerja mereka
dilandaskan pada kesadaran diri. Ketiga subjek melaksanakan peraturan
tanpa paksaan dan tidak keberatan ataupun tertekan dengan jadwal
maupun peraturan yang telah dibuat. Subjek 1 (Huang) melaksanakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
peraturan untuk menciptakan keteraturan, subjek 3 (Lun) mematuhi
peraturan sebagai bentuk tugas dan tanggung jawabnya. Bagi subjek 2
(Kiang) menyadari bahwa aktivitas akan terganggu bila tidak menepati
jadwal yang ada. Hal ini menunjukkan subjek menyadari konsekuensi bila
tidak melaksanakan peraturan. Ismael (1989) menyatakan bahwa disiplin
merupakan ekspresi kedewasaan, suatu sikap tanggung jawab terhadap
tingkah laku sendiri. Disiplin yang sesuai bagi orang dewasa berlandaskan
pada kesadaran diri sendiri. Tidak merasa tertekan dengan peraturan dan
menyadari pentingnya melaksanakan peraturan menggambarkan disiplin
yang ada pada ketiga subjek dilandaskan pada kesadaran diri.
Disiplin pada ketiga subjek juga mengarah pada sikap yang
bertanggung jawab terhadap pekerjaan. Dalam bekerja, ketiga subjek
sangat mengharga i ketepatan waktu, mereka selalu berusaha untuk
menuruti jadwal dan menepati waktu kerja mereka. Dalam bekerja ketiga
subjek tidak suka menunda dan meninggalkan pekerjaan, mereka hanya
meninggalkan pekerjaan untuk alasan yang penting. Bila mereka harus
pergi, mereka terlebih dahulu menyelesaikan pekerjaan mereka sebelum
ditinggalkan. Bagi subjek 2 (Kiang), ia akan memikirkan pekerjaan bila
meninggalkan toko dalam waktu lama. Subjek 3 (Lun) merasa aneh bila
meninggalkan pekerjaan karena hal tersebut merupakan tanggung
jawabnya. Ismael (1989) mengungkapkan bahwa untuk berdisiplin diri,
seseorang perlu menyediakan diri untuk bertanggung jawab dalam suatu
tugas atau pekerjaan. Pada ketiga subjek, tanggung jawab itu diwujudkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
dengan selalu menyelesaikan pekerjaan dan tidak meninggalkan pekerjaan
untuk alasan yang tidak penting serta menghargai ketepatan waktu.
3. Kebanggaan Akan Hasil Karya
Pada ketiga subjek menunjukkan adanya rasa bangga terhadap apa
yang mereka hasilkan dari kerja mereka. Perasaan bangga akan hasil karya
digolongkan perasaan harga diri yang positif karena berkaitan dengan hal-
hal positif yang dialami seseorang karena adanya penghargaan dari orang
lain. Subjek 1 (Huang) merasa bangga bila dipandang mampu melakukan
berbagai hal dan mampu melakukan pekerjaan yang umumnya dilakukan
oleh laki- laki. Subjek 2 (Kiang) merasa bangga karena dipandang telah
berhasil dalam kerja, ia mampu meningkatkan taraf hidup dari awalnya
yang merupakan orang tidak mampu. Pada subjek 3 (Lun) rasa bangga ia
rasakan ketika orang memandangnya berhasil dalam kerja dan mampu
menciptakan hasil kerja yang baik. Dalam hal ini ketiga subjek merasa
bangga atas hasil kerja mereka selama ini karena penghargan dari orang
lain.
Di dalam perasaan bangga terkandung keinginan untuk
mempertahankan dan berbuat sebaik-baiknya agar hasil yang dicapai tidak
menurunkan perasaan bangganya. Keinginan tersebut dapat terlihat pada
ketiga subjek, masing-masing mengaku belum puas dan memiliki
keinginan untuk terus memajukan usaha mereka. Ketiga subjek selalu
bekerja maksimal dan berusaha menampilkan hasil kerja mereka yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
terbaik. Kartono (dalam Nugroho, 2000) menyatakan bahwa pekerja yang
mempunyai perasaan bangga atas hasil karyanya lebih bertenaga dan
bergairah dalam bekerja karena rasa bangga atas hasil karyanya yang
berkualitas merupakan sukses bagi dirinya. Ia menganggap orang lain
mengenal dirinya dari keahliannya sehingga seakan-akan produk karyanya
ditafsirkan dari penampilan dirinya, sehingga ia akan terhina bila tidak
menghasilkan karya yang baik. Dalam hal ini, ketiga subjek merasa bahwa
keahlian yang mereka miliki turut memberi andil pada kemajuan usaha
mereka. Ketiga juga subjek mengaku bahwa orang menilai
keberhasilannya berdasarkan hasil kerjanya dan penilaian orang mengena i
hasil kerjanya membuat mereka semakin bersemangat dalam bekerja.
Ditambahkan Subjek 1 (Huang) kesuksesan atau keberhasilan menurut
tidak hanya dilihat dari hasil pencapaian kerja, tetapi juga dari cara
pencapaiannya. Sedangkan untuk subjek 3 (Lun) materi dan kemampuan
merupakan acuan untuk melihat kemampuan seseorang
Perasaan bangga terhadap karya ini mengandung pengertian akan
tanggung jawab individu dan inisiatif individu (Nugroho, 1998). Lebih
lanjut dijelaskan bahwa tanggung jawab individual memberikan
sumbangan terhadap hasil karya, sedangkan inisiatif individu memberikan
sumbangan terhadap cara-cara yang baik untuk bekerja. Cherrington
(dalam Nugroho, 1998) berpendapat bahwa inisiatif individu merupakan
prediktor kuat dari rasa bangga atas hasil karyanya. Cara yang dilakukan
subjek 1 (Huang) adalah dengan meningkatkan kualitas kerja dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
meningkatkan pelayanan. Subjek 2 (Kiang) selalu mengerjakan
pekerjaannya sampai tuntas dan berusaha agar hasil kerjanya maksimal
dengan tidak sembarangan dalam bekerja serta memperbaiki hasil kerjanya
sampai maksimal bila dirasa masih kurang. Sedangkan subjek 3 (Lun)
selalu memperhatikan kualitas kerjanya, ia selalu melakukan yang terbaik
dan melakukan pekerjaannya dengan baik. Usaha-usaha yang dilakukan
ketiga subjek tersebut inisiatif masing-masing subjek untuk menciptakan
cara-cara terbaik dalam bekerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Skema 2. Hasil Penelitian Etos Kerja Pedagang Etnis Cina yang Mengelola Toko Obat Cina di Kotamadya Pontianak
Pedagang etnis Cina yang mengelola toko obat Cina di kotamadya Pontianak
Kerja sebagai kewajiban moral
Disiplin kerja tinggi
Kebanggaan akan hasil karya
• Memandang kerja penting dan wajib untuk bekerja • Kerja berguna untuk orang lain dan diri sendiri : kerja diperuntukkan untuk
mencari nafkah bagi keluarga, menjalin relasi, berguna bagi aktivitas tubuh dan otak, serta wujud eksistensi diri
• Meskipun segi materi terpenuhi akan tetap bekerja • Senang dan bahagia dengan pekerjaan • Memandang ada hubungan antara kerja dan Tuhan, kerja adalah anugerah dari
Tuhan, hasil kerja dan kemampuan yang dimiliki merupakan pemberian Tuhan
• Bertanggung jawab terhadap pekerjaan - Tidak meninggalkan pekerjaan tidak menunda pekerjaan, selalu
menyelesaikan pekerjaan - Menaati jadwal dan waktu kerja
• Menyadari dan menerima peraturan - Tidak tertekan dengan peraturan - Melaksanakan peraturan dengan kesadaran
• Bangga dengan hasil ke rja dan kemampuan yang dimiliki • Memiliki keinginan untuk terus maju dan membangun usaha • Memperhatikan kualitas kerja , berusaha agar hasil kerja maksimal dan
menampilkan hasil kerja terbaik serta meningkatkan kualitas kerja • Merasa keahlian yang dimiliki mendukung keberhasilan pekerjaan • Pandangan orang tentang diri dan hasil kerjanya membuat semakin bersemangat
bekerja
Menunjukkan etos kerja pada pedagang etnis Cina yang mengelola toko obat Cina di Kotamadya Pontianak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa gambaran
pada pedagang etnis Cina yang mengelola toko obat Cina menunjukkan
bahwa kerja merupakan suatu kewajiban moral, ketiga subjek memandang
kerja sebagai sesuatu yang penting bagi kehidupan, kerja diperuntukkan
bagi keluarga dan berguna untuk diri sendiri, mereka juga menganggap
kerja sebagai anugerah dari Tuhan. Disiplin pada pedagang etnis Cina
yang mengelola toko obat Cina ditunjukkan dengan kesadaran akan
peraturan dan rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan. Kebanggaan akan
hasil karya mengarah pada perasaan bangga terhadap hasil kerja karena
adanya penghargaan dari orang lain, dan keinginan untuk maju serta usaha
dalam bekerja maksimal untuk menciptakan kualitas kerja terbaik.
Keterkaitan ketiga indikator ini menggambarkan etos kerja pada pedagang
etnis Cina yang mengelola toko obat Cina.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, disarankan beberapa hal, yaitu :
1. Bagi pedagang obat Cina
Disarankan bagi para pedagang etnis Cina khususnya yang
mengelola toko obat Cina untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
dengan terus memotivasi dan meningkatkan kualitas diri serta
menciptakan suasana kerja yang nyaman sehingga tetap terdorong
untuk bekerja.
Tujuan bekerja yang ditujukan untuk keluarga dan diri sendiri
serta pandangan bahwa kerja sebagai hal yang penting bagi kehidupan
serta mensyukuri anugerah Tuhan dalam kerja dapat menimbulkan
suatu perasaan berharga dan terdorong untuk terus bekerja. Tanggung
jawab terhadap pekerjaan dan kesadaran akan pentingnya peraturan
mampu menimbulkan keteraturan dan perasaan tidak terpaksa dalam
bekerja. Perasaan bangga yang dirasakan dalam bekerja dan keinginan
untuk melakukan hal yang terbaik dapat menyumbangkan cara-cara
terbaik untuk menghasilkan hasil kerja yang maksimal. Keseluruhan
indikator tersebut dapat menunjang terwujudnya etos kerja pada
pedagang etnis Cina yang mengelola toko obat Cina.
2. Bagi masyarakat dan pelaku bisnis di Kotamadya Pontianak
Melihat pentingnya suatu etos kerja terhadap pengembangan
usaha, bagi masyarakat dan para pelaku bisnis agar dapat
mengembangkan pandangan dan sikap mental yang positif terhadap
kerja, disiplin serta rasa bangga terhadap karyanya sehingga akan
terdorong untuk giat bekerja, juga turut serta menanamkan nilai-nilai
yang dapat membentuk sikap mental positif dan menekankan kerja
keras sejak dini agar tercipta etos kerja untuk keberhasilan dalam
bekerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
3. Bagi penelitian selanjutnya
Melihat adanya keterbatasan pada penelitian ini yang hanya
menggunakan subjek yang berprofesi pedagang dan terbatas pada satu
wilayah, diharapkan bagi peneliti yang tertarik untuk membahas
permasalahan yang serupa untuk melihat etos kerja etnis Cina yang
berprofesi di luar pedagang dan yang berada di wilayah berbeda,
mengingat karakteristik subjek yang berbeda antara yang berprofesi
sebagai pedagang dan yang bukan pedagang serta perbedaan
karakteristik setiap wilayah, sehingga dapat diperoleh gambaran yang
lebih jelas mengenai etos kerja pada etnis Cina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Adicondro, G.Y. 1978. Dari Pecinan sampai Nan Yang: Suatu Introduksi tentang
Kewiraswastaan Orang Cina di Indonesia. Prisma Vol. VII/9. PT. Pustaka LP3ES Indonesia.
Adisubroto, D. 1993. Nilai: Sifat dan Fungsinya. Buletin Psikologi No. 2, hlm.
26-33. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Anoraga, P., Drs. 2001. Psikologi Kerja. Jakarta: Rineka Cipta. Anoraga, Pandji and Suyati, Sri. 1995. Psikologi Industri dan Sosial. Jakarta: PT.
Dunia Pustaka Jaya. Anoraga, Pandji and Widiyanti, Nanik. 1990. Psikologi Dalam Perusahaan.
Jakarta: Rineka Cipta. Asya’arie, M. 1994. Agama dan Etos Kerja. Al-Jami’ah No. 57 hlm. 93-99. Hariyono, P., Drs. 1993. Kultur Cina Dan Jawa, Pemahaman Menuju Asimilasi
Kultural. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Harsanto, R., Drs. 1997. Upaya Meningkatkan Etos Kerja Profesi Guru. Media
MNPK No. 7, Thn XII. Jakarta: Majelis Nasional Pendidikan Katolik. Hidajat, Z.M. 1977. Masyarakat dan Kebudayaan Cina di Indonesia. Bandung:
Tarsito. Husodo, Siswono Yudo, 1985. Warga Baru (Kasus Cina di Indonesia). Jakarta:
Lembaga Penerbitan Yayasan Padamu Negeri. Ismael, B. 1989. Hubungan Antara Etos Kerja dengan Hukum dan Disiplin
Nasional di Indonesia. Majalah Ilmiah Universitas Kristen Indonesia Atma Jaya. Thn. II No.1, hlm. 121-139. Jakarta: Universitas katolik Atma Jaya.
Kartodirjo,Sartono, Prof. DR. Pembangunan Bangsa. Yogyakarta: Aditya Media,
1994. Keller, L.M. 1992. Work Values: Genetic and Invironmental Influences. The
Journal of Social Psychology, No. 1, 79–88. Koentjaraningrat. 2000. Pengantar Ilmu Antropologi (Cetakan kedelapan).
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
KompasOnline. 2001. Kota Pontianak. http://www.pu.go.id/ditjen_ruang/interaktif/profil/kotapontianak.htm (diambil tanggal 31 Juli 2006).
La Ode, M.D. 1997. Tiga Muka Etnis Cina-Indonesia : Fenomena Di Kalimantan
Barat (Perspektif Ketahanan Nasional). Yogyakarta: Bigraf Publishing. Magnis, F. 1978. Menuju Etos Pekerjaan yang Bagaimana. Prisma, Desember
hlm. 25. PT. Pustaka LP3ES Indonesia. Manullang, R.A. 1997. Pengaruh Profesionalisme dan Etos Kerja Terhadap Mutu
akademik. Majalah Ilmiah Maranatha Vol. XIII/Th. IV. Bandung: Sekretariat Penerbitan Majalah, LPPM – UKM.
Moleong, L.J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya. Mutis, T. 1995. Kewirausahaan yang Berproses. Jakarta: PT. Grasindo. Muzairi. 1994. Refleksi Teologis Terhadap Etos Kerja. Al-Jami’ah No.57, hlm.
100 -109. Naisbitt, J. 1995. Megatrends Asia: The Eight Asian Megatrends that are
Changing the World. London: Nicholas Brealey Publishing. Nitisemito, Alex S. Drs. 1982. Manajemen Personalia (manajemen Sumber Daya
Manusia). Jakarta: Thalia Indonesia. Nugroho, Triasta Teguh. 1998. Hubungan Antara Persepsi Terhadap Iklim
Organisasi Dengan Etos Kerja Karyawan. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada
Partono. 1978. Pengetahuan Dagang. Bandung: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Poerwandari, Endang Kristi. 1998. Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian
Psikologi. Jakarta: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Prihananti, Yupitasari Fajar. 2000. Hubungan Antara Etos Kerja Dengan Intensi
Berkompetisi Dalam kerja. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Purwanto, L.A. Budaya sebagai Dasar Pengembangan Sumber Daya Manusia.
http://www.edents.bravepages.com/edents%20online%20baru/laput%20lilik.htm (diambil tanggal 7 Desember 2004).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Renwarin, M. 1991. Pembinaan Etos Kerja Perlu Sejak Anak -anak . Mawas Diri Edisi Mei, hlm. 4-8.
Rahardjo, M. D. 1992. Etos Kerja, Teori dan Teologi Islam. Peninjau. Sahrah, A. 1995. Identitas Etnik dan Nilai Kerja Karyawan Tionghoa Asli dan
Tionghoa Peranakan. APIO Siburian, Robert. 1997. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Etos Kerja Pengrajin
Tradisional. Majalah Ilmiah Maranatha Vol. XIII/Th. IV Sinamo, J. H., ETHOS21: Etos Kerja Profesional di Era Digital Global. Jakarta:
Institut Darma Mahardika, 2002. Siregar, Soen. 2000. Konsep Universal Etos Kerja. Majalah Manajemen No. 147,
hlm. 24. Jakarta: PT. Pustaka Bihaman Pressindo. Skinner, J. 1981. Golongan Minoritas Tionghoa. Dalam M.G. Tan (ed.),
Golongan Etnis Tionghoa di Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia. Sudarso, A. 1997. Penanaman Etos Kerja. Media MNPK No. 4-5 Th. XVIII,
September-Oktober, hlm. 4-7. Jakarta: Majelis Nasional Pendidikan Katolik.
Suryabrata, S. 1982. Psikologi Pendidikan. Jakarta: CV. Rajawali. Suryohadiprojo, Sayidiman. 1988. Membangun Etos Kerja. Majalah Manajemen
No. 52, hlm. 42-47. Jakarta: PT. Pustaka Bihaman Pressindo. Tan, M.G. 1981. Golongan Etnis Tionghoa di Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia. Tasmara, Toto. Etos Kerja Pribadi Muslim. Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf,
1994. Vasanty, P. 1979. Kebudayaan Orang Tionghoa Indonesia. Dalam
Koentjaraningrat (ed). Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Jambatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN Observasi
Wawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
A. LAMPIRAN DATA SUBJEK 1-HUANG
1. Observasi Subjek 1-Huang
a. Observasi tanggal 17 Juli 2007, pukul 09.30 – 18.00
Peneliti datang ke toko subjek sekitar pukul 09.30, subjek
tampak sedang melayani beberapa pembeli yang datang ke tokonya.
Subjek mengenakan baju biru dan celana jeans selutut. Dari depan
tampak di sebelah kiri terdapat laci- laci yang menempel di dinding, di
dekatnya terdapat sebuah kotak kaca yang berbentuk huruf L terbalik
dan di dalamnya terdapat beberapa macam obat yang terpajang. Di sisi
kanan terlihat pajangan obata-obat di dalam kaca yang menempel di
dinding, di bawahnya terdapat sebuah kursi panjang dan tidak jauh dari
kursi tersebut terdapat sebuah meja yang berhadapan dengan depan
pintu masuk. Subjek berdiri di kotak kaca, didekat laci uang, subjek
menerima uang pembayaran dari pembeli dan memberikan uang
kembalian, sedangkan dua karyawan subjek juga mondar-mandir
mengambilkan obat yang ingin dibeli. Sesaat kemudian datang seorang
laki- laki menanyakan pada subjek mengenai obat peninggi badan, laki-
laki tersebut berbicara sambil menggerakkan kedua tangannya, tampak
subjek beberapa kali menggeleng.
Suasana toko tampak kembali sepi, tidak ada pembeli yang
datang ke toko. Subjek duduk dan mengeluarkan hpnya, kemudian
menekan tombol-tombol yang ada di hp tersebut. Beberapa saat
kemudian anak perempuan subjek pulang dengan masih menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
seragam olahraganya. Anak perempuannya menghampiri subjek,
tangannya memegang beberapa buku, tampak sebuah buku hijau
bergambar bunga teratai di tengah bertuliskan IPA, buku warna warni
bertuliskan matematika dan sebuah buku bertuliskan bahasa berwarna
biru. Subjek kemudian memperhatikan buku-buku tersebut sambil
bertanya-tanya kepada anaknya, mereka terllibat perbincangan
mengenai buku-buku tersebut. Anak subjek masuk ke dalam, tidak
tampak ada pembeli, subjek mengeluarkan beberapa sampul buku dan
mulai menyampul buku-buku yang tadi diberikan oleh anaknya. Ketika
ada pembeli yang datang, subjek meninggalkan kegiatan
menyampulnya dan melayani pembeli. Beberapa saat setelah sujek
selesai menyampul buku-buku pelajaran anaknya, seorang laki- laki
berbaju jingga datang dengan memegang kertas datang menghampiri
subjek. Subjek menerima kertas tersebut dan mengeluarkan kalkulator,
tampaknya subjek sedang menghitung harga barang, kemudian subjek
dan laki- laki tersebut terlibat dalam pembicaraan yang agak lama.
Seorang pembeli kemudian langsung datang menghampiri subjek,
karyawan-karyawan subjek tampak sibuk dengan tugas mereka
masing-masing, subjek kemudian melayani pembeli tersebut. Dari
berkali-kali transaksi pembelian terlihat bahwa subjek memegang
penuh keuangan, setiap kali pembeli membayar, para karyawan yang
melayani langsung memanggil subjek dan membiarkan subjek
mengurusi transaksi pembelian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Jam di toko menunjukkan pukul 12.00 siang, tidak tampak ada
pembeli yang datang, subjek menyuruh seorang karyawannya untuk
membelikan makan siang untuknya. Sepuluh menit kemudian
karyawannya datang dengan sebuah bungkusan di tangan, subjek
duduk di kursi yang menghadap pintu depan toko dan menikmati
makan siangnya di toko. Setelah makan siang, toko tampak sepi karena
tidak ada pembeli yang datang. Kedua karyawan subjek duduk di kursi
panjang dan saling mengobrol, subjek kemudian duduk disamping
peneliti dan mengobrol dengan peneliti, peneliti banyak bertanya
mengenai awal mula subjek terjun ke bisnis obat Cina ini. Beberapa
saat kemudian, seorang sales datang dan menawarkan produk manisan
pada subjek. Setelah itu, subjek kembali mengobrol dengan peneliti
dan karyawannya. Menjelang pukul 15.00, setelah suami subjek turun
ke toko dari beristirahat siang, subjek segera naik ke atas untuk mandi.
Begitu turun, subjek langsung terlihat sibuk mengurusi nota-notanya
dan telibat pembicaraan dengan suaminya mengenai pembayaran.
Menjelang sore, subjek masuk ke ruangan belakang, di sana
tampak tersusun obat-obt yng tersusun di rak-rak yang menempel di
dinding, di lantai banyak terdapat tumpukan-tumpukan kardus dan
obat-obatan. Subjek duduk dikursi yang menghadap lorong yang
menuju ke depan toko, di depannya terdapat meja yang diatasnya
terdapat tumpukan kertas berwarna-warni yang merupakan bon-bon,
terdapat juga kalkulator. Subjek tampak sibuk menulis dan menekan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
kalkulator di atas meja tersebut. Di belakang subjek terlihat 2 orang
karyawan, karyawan tersebut berbeda dengan kedua karyawan yang
membantunya di toko obat. Kedua karyawannya tersebut sibuk menata
obat dan mengelompokkan obat-obatan tersebut. Obat-obatan tersebut
kemudian di masukkan ke dalam kardus-kardus tertentu disesuaikan
dengan para pemesannya. Subjek duduk sambil memegang nota di
dekat seorang karyawan yang sedang memasukkan obat dan
mencocokkan obat-obatan yang dimasukkan tersebut dengan yang
tertulis di dalam nota. Subjek mengecek, dia menyebutkan jumlah dan
nama obat yang tertulis di nota yang dipegangnya, karyawannya
mengambil yang ia sebutkan sesuai jumlah dan memasukkannya di
kardus, sambil subjek memperhatikan obat-obat tersebut dimasukkan.
Setelah semuanya selesai, subjek naik ke atas untuk beristirahat,
karena ini merupakan jadwalnya untuk beristirahat.
b. Observasi tanggal 18 Juli 2007, pukul 12.00 – 14.00
Siang ini subjek datang ke toko subjek, saat itu subjek sedang
duduk di kursi yang menghadap pintu depan. Saat melihat peneliti
datang, subjek tersenyum dan berbicara sesaat dengan peneliti. Siang
itu tidak tampak ada pembeli yang berada di toko, hanya subjek dan
seorang karyawannya, sedangkan karyawannya yang seorang lagi
sedang pergi membelikan makan siang untuk subjek. Peneliti
berencana mewawancarai subjek setelah makan siang dan subjek telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
menyanggupi. Saat akan melakukan wawancara, seorang sales datang
dan mendekati subjek, subjek dan sales tersebut terlibat pembicaraan
beberapa saat sebelum kembali duduk disamping peneliti. Sesaat
kemudian beberapa sales satu persatu kembali datang menemui subjek,
akhirnya subjek meminta peneliti untuk menunda wawancara karena
subjek merasa peneliti akan terganggu dan kasihan pada peneliti bila
sebentar-bentar harus berhenti mewawancarai subjek, subjek akan
menyediakan waktu untuk diwawancarai oleh peneliti sore itu di waktu
istirahat subjek. Peneliti menyetujui kemudian duduk di antara para
karyawan subjek dan berbicang dengan para karyawannya. Subjek
sendiri terlihat berbicang-bincang dengan tiga sales yang datang
menemuinya sambil sesekali bercanda dan tertawa, karyawannya
sesekali juga ikut menimpali gurauan mereka.
c. Observasi tanggal 18 Juli 2007, pukul 16.30 – 19.00
Subjek tiba di toko subjek sekitar pukul 16.30, subjek sedang
berada di ruangan belakang, duduk di kursi dan di sekelilingnya
tampak penuh dengan kardus dan obat-oabtan. Di ruangan tersebut
juga tampak dua karyawannya yang membantunya memasukkan obat-
oabatan ke dalam kardus. Subjek melakukan aktivitas seperti kemarin,
ia mengecek obat-obat yang akan diantar kepada pemesan besok pagi.
Ia menyebutkan jumlah dan nama obat yang tertera pada bon yang ada
di tangannya, kemudian karyawannya menyusun obat-obat yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
disebut sesuai jumlahnya ke dalam kardus, sambil subjek
memperhatikan obat-obatan tersebut dimasukkan. Setelah selesai,
subjek menyuruh peneliti untuk naik dan menunggu subjek di atas,
kemudian subjek berjalan ke depan dan tampak berbicara dengan
suaminya.
Saat naik ke atas, subjek mempersilahkan peneliti untuk
mewawancarainya di kamarnya. Subjek memilih kamarnya agar ketika
diwawancara subjek dan peneliti tidak akan diganggu oleh anak-anak
subjek yang sedang bermain di depan. Sambil telungkup di tempat
tidurnya, subjek menjawab semua pertanyaan peneliti, sebelumnya
peneliti sudah meminta izin untuk merekam pembicaraan dengan
subjek dan ia tidak keberatan sama sekali. Subjek tampak sangat santai
dalam menjawab pertanyaan peneliti, ia juga terlihat antusias
menanggapi pertanyaan subjek sambil sesekali tersenyum ketika
bercerita. Di saat wawancara tengah berlangsung, sesekali terdengar
ketukan di pintu oleh anak perempuan subjek yang bertanya pada
subjek apakah ia sudah selesai dan apakah peneliti sudah pulang. Hari
itu subjek berjanji menemani anak perempuannya yang sedang sakit
gigi untuk pergi ke dokter gigi. Setelah selesai wawancara, subjek dan
peneliti kembali ke bawah, ke depan toko. Di sana anak perempuan
subjek telah menunggu subjek, sesaat kemudian subjek membawa
mobil dan mengantar anaknya ke dokter gigi, bersamaan dengan itu
peneliti juga mohon pamit dan pulang dari toko obat subjek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
d. Observasi tanggal 19 Juli 2007, pukul 19.00 – 21.00
Malam itu peneliti tiba di toko subjek sekitar pukul 19.00,
subjek tampak mengenakan baju hijau dan celana jeans panjang sedang
berdiri di dekat lorong menuju belakang dengan telepon di tangan dan
terlihat sedang terlibat pembicaraan panjang di telepon. Di luar jalanan
masih tampak basah setelah selesai di guyur hujan, toko juga tampak
sepi tanpa ada pembeli yang datang, hanya tampak subjek dan kedua
karyawannya. Setelah selesai, subjek duduk di kursi dan menghadap
ke televisi. Sesaat kemudian tampak datang seorang pembeli,
karyawan subjek segera melayani, setelah karyawan subjek selesai
mengambilkan obat yang dipesan pembeli, subjek mengambilkan
plastik pembungkus dan menerima uang pembayaran dari pembeli
tersebut, setelah itu subjek kembali duduk dan menonton televisi.
Suasana tampak kembali sepi, kedua karyawan subjek berada di
halaman berbincang dengan pekerja toko lain sambil duduk di atas
motor. Dua orang tampak datang memasuki toko, subjek segera berdiri
dan datang menghampiri, seorang karyawan subjek juga masuk dan
turut menghampiri. Setelah bertanya dan mengambilkan obat pada
pembeli, pembeli tersebut tampak memberikan selembar uang pada
subjek, subjek berjalan menuju laci uang dan memberikan beberapa
lembar uang ribuan kepada pembeli tersebut, setelah itu subjek
kembali duduk menghadap televisi. Sebelum toko tutup malam itu,
suasana memang tampak sepi, hanya tampak beberapa pembeli yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
datang ke toko, kesempatan ini juga digunakan peneliti untuk
berbincang dengan subjek. Setelah jam menunjukkan pukul 21.00,
subjek memutuskan untuk menutup toko dan menyuruh karyawannya
untuk membereskan toko, saat itu peneliti juga berpamitan pada
subjek.
2. Transkip Wawancara Subjek 1-Huang
Data lengkap hasil wawancara dapat anda akses dengan
menghubungi penulis di email [email protected]
No Verbatim Refleksi Koding 1 • Saya tanya kamu So, menurut kamu
kerja itu apa? Sesuatu yang penting ato gak penting? Pentinglah…
Memandang kerja sebagai sesuatu yang penting
KM
2 • Kenapa kamu memandang itu sebagai sesuatu yang penting? Ya kalau kerja itu kan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, jadi kerja tuh kalau misalnya gak suka kerjaan ya..tuh jadi gak penting. Tapi kalau kerjaannya kita suka tetap aja jadi penting, selain bisa buat kebutuhan keluarga kan juga bisa untuk istilahnya kita.
- Kerja penting untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan untuk diri sendiri
- Penting tidaknya kerja juga tergantung suka tidaknya terhadap pekerjaan.
KM
3 • Jadi fokusnya kamu kerja buat diri lu juga? Iya, kalo kerjaannya aku gak suka ya otomatis jadi gak penting juga.
Kerja menjadi tidak penting ketika kerjaan itu tidak disukai
KM
4 • Sebenarnya yang kamu cari dari kerja itu apa? Hm…memenuhi kebutuhanlah, untuk kebutuhan.
Kerja untuk memenuhi kebutuhan
KM
5 • Materi? Ya.
Kerja untuk mencari uang KM
6
• Ada gak selain materi? Selain materi ya…ujung-ujungnya
Kerja selain untuk materi juga untuk membantu orang tua
KM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
juga ya meteri, sebenarnya sih ya kepengen bantu orang tua, ya gak mau diremein orang, tapi ujung-ujungnya larinya ke materi juga.
7 • Ada eh…apa, kepuasaan juga ya? Ya iyalah.
Menganggap kerja memiliki kepuasaan
KM
8 • Saya tanya kamu, dengan kerjamu sekarang le ngerasa puas gak? Puas.
Puas terhadap kerja KM
9 • Le senang dengan apa yang kamu jalani? Senang.
Merasa senang dengan kerja KM
10 • Jadi tadi kamu berbicara tentang kepuasaan pribadi kan, apa yang dimaksud kepuasaan pribadi dalam kerja itu apa sih? Ya pekerjaan ya bisa buat kita senang, tidak terpaksa kerja, lalu tuh bahagia, pokoknya kita senanglah kerjanya.
Kepuasaan pribadi dalam kerja : kerja mampu menimbulkan perasaan positif berupa senang dan bahagia, serta tidak merasa terpaksa dalam bekerja
KM
11 • Kamu ngerasa gak ada pandangan…menurut kamu pribadi sebagai manusia, orang hidup kita wajib gak bekerja? Wajiblah…
Mamandang bahwa manusia wajib bekerja
KM
12 • Trus kalau misalnya dikondisikan…kamu kan bilang sendiri kan maksudnya aku dalam kerja tidak dipungkiri aku cari materilah, kalau misalnya dikondisikan kamu tuh udah punya banyak materilah, kamu udah banyak banget duit, apakah kamu akan tetap bekerja? Ya, kalau kerja yang kusuka, aku pasti kerja terus, mungkin bukan untuk materi lagi lah, tapi untuk kepuasaanlah…
Meskipun materi terpenuhi tetap akan bekerja untuk kepuasan pribadi
KM
13 • Yang kamu bilang kepuasaan pribadi itu? Ya.
14 • Lalu sekarang kamu ngerasa kamu, brarti kamu merasa bahagia gak dengan pekerjaan le sekarang ini? Bahagia.
Merasa bahagia dengan pekerjaan sekarang
KM
15 • Bahagia..trus eh apa apa ya…kamu Membutuhkan pengakuan KH
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
kan tadi ngomong tentang eh aku kerja tuh biar, kerja tuh biar gak diremein orang, menurut kamu pribadi…kamu butuh pengakuan gak sih dari orang gitu lho tentang hasil kerjamu? Sangat butuh lah
orang lain terhadap hasil kerjanya
16 • Apa itu bisa memacu kamu, itu pengaruh gak? Ya pengaruh, sangat pengaruhlah…
Pengakuan orang lain berpengaruh terhadap kerja
KH
17 • Pengaruhnya dalam artian kayak gimana So? Misalnya aku dipandang orang bisa kerja ini kerja itu, ya kita bangga lah kerjanya…ya tapi paling penting tuh orang di dekat kita tau kita bisa kerja beginilah, misalnya suami..dia tahu kita bisa berusaha kerja keras begini. Kalau orang luar kan cuma liat dari luar, dia kan gak tau di dalam siapa yang kerja. Tapi kalau misalnya orang dekat kita gak bisa lihat hasil kerja kita kan sedih lah, tapi misalnya orang dekat udah tau kita kerja ini kerja itu begitu berat dari pagi sampai malam, puas lah…
Merasa bangga serta puas bila hasil kerja diperhatikan orang lain dan merasa sedih bila hasil kerja tidak diperhatikan orang, terutama orang dekat
KH
18 • Kamu ngerasa bahwa dengan bekerja seseorang tuh menjadi lebih berguna ya? Iya.
Merasa orang akan lebih berguna bila bekerja
KM
19 • Kamu kan...brarti kamu kan ngerasa bahagia, kalau pada saat bekerja kamu merasa senang dan bahagia. Kalau misalnya kamu sedang tidak ada pekerjaan, sedang tidak bekerjalah, perasaanmu kayak gimana? Maksudnya tidak bekerja sama sekali tidak bekerja? Atau..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
B. LAMPIRAN DATA SUBJEK 2-KIANG
1. Observasi Subjek 2-Kiang
a. Observasi tanggal 20 Juli 2007, pukul 08.45 – 16.30.
Peneliti tiba jam 8.45. Peneliti menyapa subjek dan disambut
ramah oleh subjek. Subjek tampak rapi dengan kaos biru dan celana
jeansnya. Di toko tampak ada subjek, suami, anak laki- laki dan
perempuan subjek serta karyawannya. Dari depan tampak obat-obatan
terpajang di tiap didinding toko obat, di sebelah kiri terdapat laci- laci
yang menempel pada didinding, sebuah kotak yang terbuat dari kaca
dan berbentuk huruf L terbalik yang dibawahnya beroda tampak
berada di sebelah kiri toko dan di dalamnya tersusun beberapa macam
obat, dari depan juga tampak meja dan kursi yang berhadapan
langsung dengan pintu luar dan sebuah kursi panjang di sebelah kanan
toko. Pada jam 09.25 subjek duduk di depan meja yang menghadap
luar toko, ia mulai menyantap bungkusan yang ada di depannya, saat
itu tampak tak ada pembeli yang datang membeli obat di tokonya.
Lima menit kemudian, tampak seorang laki- laki kurus dengan baju
berkerah dan celana kain panjang berwarna hitam masuk ke toko,
subjek tersenyum dan menyapa pembeli tersebut, sesaat kemudian
mereka terlibat dalam percakapan. Ternyata subjek mengenal pembeli
tersebut, ia adalah seorang Kepala Sekolah di SD yang terletak tidak
jauh dari toko obat subjek, pembeli tersebut juga merupakan teman
dari anak laki- laki subjek. Laki- laki tersebut mencari beberapa macam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
obat untuk persediaan UKS di sekolah yang ia pimpin. Ia meminta
pendapat subjek tentang beberapa macam obat yang mungkin akan
dibutuhkan, subjek kemudian membantu menerangkan beberapa
macam obat yang mungkin diperlukan, sambil mengambilkan barang-
barang tersebut, di antaranya terdapat obat sakit perut, sakit kepala,
kapas dan berbagai kebutuhan kesehatan lain. Mereka kemudian
terlibat percakapan lagi tentang obat-obat yang akan dibeli. “Antangin
ti go?” (Antangin mana?), tanya laki- laki tersebut. Antangin yok pia ko
ho (Antangin yang tablet lebih baik) jawab subjek, dilanjutkan
bertanya “Ang khak yok coi ci?” (Ang khak berapa ci?). Setelah semua
obat-obat yang dibutuhkan terkumpul, laki- laki tersebut meminta
untuk dibuatkan bon. Subjek menjawab ya dan menyuruh anak
perempuannya membuatkan bon.
Setelah selesai makan, subjek berjalan ke belakang. Tampak
seorang pembeli datang ke toko, kemudian datang satu dan disusul
seorang lagi. Pegawai dan suami subjek melayani para pembeli
tersebut, sedangkan anak perempuan subjek tampak menulis bon
pembelian dan mondar mandir mengecek harga. Begitu keluar, subjek
tampak langsung melayani pembeli, ia membantu suaminya
memasukkan obat yang dibeli ke dalam plastik hitam. “Plastik ini
cukup tidak?, mau pake yang seberapa besar?” Tanya subjek ketika
melihat isi plastik sudah memenuhi plastik sambil membongkar isi
plastik yang tadi ia masukkan. “Kurasa yang ini cukup”, jawabnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
kemudian. Subjek dan laki- laki tadi kemudian terlibat pembicaraan
mengenai harga-harga barang yang akan dibeli sambil subjek mondar-
mandir melihat harga barang. Setelah selesai memasukkan obat dan
mengecek harga, subjek mengeluarkan kalkulator dan mulai menekan
tombol kalkulator untuk menghitung jumlah harga obat.
Setelah selesai, subjek berjalan ke depan dan menghampiri
pembeli yang baru datang. “Mau beli apa?” tanyanya ramah pada
pembeli tersebut, mereka kemudian terlibat pembicaraan tentang obat.
Sesaat kemudian, seorang ibu datang menanyakan obat pada subjek,
tampak bahwa subjek menerangkan obat kemudian memberi tahu
tentang harga obat tersebut. Setelah sepakat tentang obat dan jumlah
yang akan dibeli, subjek kemudian membuka salah satu laci dari
deretan laci yang ada di belakangnya, kemudian ia mengambil alat
timbang tradisonal untuk menimbang obat-obatan Cina. Beberapa saat
kemudian datang seorang anak muda yang menanyakan tentang obat
sakit punggung kepada subjek. Sambil terus mengukur obat dengan
alat timbang tradisional, subjek menjawab pertanyaan pembeli muda
tersebut. Di depan subjek tampak sebuah plastik putih dan sebuah
toples berisi bubuk merah dan sebuah toples kaca besar berisi bubuk
coklat. Sambil terus berbicara dengan pembeli, subjek terus
menimbang kemudian memasukkan bubuk coklat ke dalam plastik.
Setelah selesai, subjek memasukkan alat timbangnya kembali ke dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
laci dan meletakkan kembali toples-toples yang ia ambil kembali ke
tempatnya semula.
Satu ibu- ibu datang menanyakan obat, “mau berapa banyak?”
jawab subjek, “ditimbang gak?” lanjut subjek sambil berjalan ke arah
laci dan terus berbicara mengenai penyakit amandel dengan ibu
tersebut. Tiga pembeli, dua bapak-bapak dan satu ibu- ibu menunggu
sambil duduk di kursi panjang. Satu pembeli datang dilayani anaknya,
anaknya tampak bertanya pada subjek tentang suatu jenis obat. Subjek
kemudian langsung menjelaskan pada pembeli tersebut tentang obat
tersebut dan menerangkan bahwa obat tersebut sekarang harganya
telah naik. Satu pembeli menunggu untuk mengambil obatnya yang
sedang diramu, subjek duduk di kursi dan berbincang dengan
pembelinya. Tidak berapa lama, sebuah mobil jeep silver berhenti di
depan toko sambil mengklakson, subjek segera berlari sambil
mengambil kantong plastik hitam yang sebelumnya tergantung di atas
meja kaca, kemudian kembali dengan selembar uang 50 ribuan.
Setelah semua selesai, tidak tampak pembeli yang datang,
subjek kemudian duduk dibalik meja dan berbincang dengan penulis.
Penulis bertanya pada subjek tentang pekerjaan subjek dan berbagai
hal yang berkaitan dengan pengalaman hidup subjek. Beberapa saat
kemudian seorang pria kurus, tinggi dan hitam datang dengan
membawa lembaran kertas di tangannya. “Ada apa?” tanya subjek
sambil menerima lembaran kertas yang disodorkan padanya. Setelah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
memperhatikan kertas tersebut, subjek segera bangkit meninggalkan
kursi dan mengambil kalkulator dan menghitung sambil melihat
angka-angka yang tertera di kertas. Ia kemudian berjalan mendekati
anaknya yang berjalan masuk. Setelah selesai, ia berjalan kembali ke
laci dan menyerahkan uang kepada laki- laki tersebut yang telah berdiri
di depan meja. Pria tersebut adalah sales sebuah produk kesehatan dan
datang untuk memberikan bon tagihan kepada subjek. Kemudian
seorang laki- laki datang, subjek berjalan ke laci dan menyusun
lembaran-lembaran kertas berwarna yang merupakan bon-bon tagihan.
Subjek bertanya mengenai jumlah uang kepada laki- laki tersebut,
kemudian duduk di depan laci dan mengeluarkan sejumlah uang yang
ia serahkan kepada laki- laki tersebut sambil berulang-ulang menyebut
jumlah uang dalam jutaan. Ia kemudian mengeluarkan kalkulator dan
menghitung sambil melihat kertas yang ada di hadapannya. Seorang
tampak memasuki toko, subjek bertanya pada orang tersebut tentang
obat apa yang dicarinya, kemudian melayani orang tersebut sambil
menghitung bon dan merapikan bon-bonnya. Toko tampak ada
pembeli, subjek membiarkan karyawannya melayani dan duduk di
belakang meja sambil memperhatikan lembaran kertas bon berwarna
pink dan kuning. Diambilnya kalkulatornya dan menghitung sejenak,
kemudian mengambil pulpen dan memberi centang pada kertas-kertas
tersebut. Subjek tampak serius memeriksa, kemudian menekan tuts
telepon dan mulai berbincang melalui telp. Ia menyebutkan beberapa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
nama obat, kemudian bertanya pada karyawannya obat-obat yang
hampir habis dan sudah habis, setelah itu terdengar ia memesan obat-
obat yang tadi disebutkan oleh karyawannya dan kembali duduk
setelah menutup telpnya.
Setelah selesai dengan bon-bon tagihannya, subjek berjalan
mendekati 2 kardus yang masing-masing berisikan permen (Nano-
nano dan Hexos), satunya lagi jamua-jamuan dan obat mata. Setelah
itu kembali duduk di meja kemudian membuat tulisan di kertas pink,
kemudian menyuruh anaknya untuk menempeli harga pada obat mata
tersebut sambil membungkuk di kardus dan mengeluarkan isi kardus
untuk ditempeli harga. Subjek kemudian duduk lagi dan bertanya pada
laki- laki yang datang, menyuruh anaknya mengangkat obat tersebut,
tersenyum bertanya apa ada yang dibutuhkan lagi oleh pembeli
tersebut dan terus berbicara seputar obat dengan pembeli. Sesaat
kemudian subjek tampak heran menatap anaknya dan kemudian
terlibat pembicaraan seputar obat. Setelah pembeli laki- laki tersebut
duduk, subjek kembali duduk mengecek bon dan menekan tuts angka
pada kalkulator. Subjek kemudian menyusun obat ke tempat pajangan
obat. Didekatnya karyawannya tampak sedang menggiling obat,
suaminya memasukkan obat-obat yang dijemur untuk digiling.
Kemudian ada seorang orang yang datang, subjek melayani pembeli
tersebut sambil duduk di dekat laci uang. Setelah itu, ia menyusun dan
merapikan uang-uang yang ada di dalam laci.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Menjelang Pukul 13.00, subjek masuk ke dalam dan bersiap-
siap untuk mandi. Setelah selesai mandi dan turun kembali ke toko,
tidak tampak ada pembeli yang datang, subjek duduk di kursi dan
mulai membaca koran. Sesaat kemudian tampak seorang laki- laki yang
datang untuk membeli obat, subjek kemudian berdiri dan
mengambilkan obat yang ingin dibeli, memasukkan obat tersebut ke
dalam plastik dan kemudian kembali duduk dan membaca koran lagi.
Setelah itu bangkit berjalan menuju arah telp dan terlibat pembicaraan
mengenai obat, dari arah pintu tampak datang memasuki toko,
karyawannya kemudian datang menghampiri dan melayani pembeli
tersebut. Kemudian subjek memegang sebuah kertas merah dan
berkata pada karyawannya “Sekarang Juli, ini Juni, kamu salah”. Ia
kemudian duduk dan memegang bon, membolak-balik kertas merah
tersebut dan mengeluarkan pen, kemudian membuat tulisan di kertas-
kertas itu. Tampak seorang anak kecil datang untuk membeli obat,
subjek bertanya pada karyawannya apakah ada obat yang ingin dibeli
anak tersebut dan menyuruhnya untuk mengambilnya, kemudian
menyuruh anak tersebut untuk menunggu. Ada seorang laki- laki
datang, kemudian subjek menanyakan apa yang ingin dibeli sambil
terus menghitung uang di laci, kemudian ia menyebut nama obat
tersebut dan menyuruh pegawainya untuk mengambil obat tersebut
lalu duduk kembali di kursi dan menghitung uang yang ada di
tangannya. Saat pegawainya kembali dengan membawa obat yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
dimaksud, subjek segera memberikannya pada laki- laki tersebut sambil
terus menghitung kemudian menyerahkan uang kembalian yang
ditangannya pada pembeli tersebut. Setelah selesai dengan kertas-
kertas merah tersebut, subjek merobek kertas-kertas tersebut dan
membuangnya ke tong sampah sambil berlalu ke belakang.
Saat subjek berada di belakang, seorang pria berbaju orange
bertuliskan logo Redoxon di sisi kanan atas datang memasuki toko.
Setelah keluar, subjek langsung menghampiri pria tersebut. Pria
tersebut bertanya pada subjek bahwa persediaan Redoxon dan CDR
subjek tinggal sedikit, subjek manjawab iya dan bertanya berapa harga
CDR sekarang. Saat subjek terlibat pembicaraan dengan sales tersebut,
seorang pembeli datang dan subjek segera bertanya apa yang ingin
dibeli oleh orang tersebut, kemudian mulai mengambil toples yang
terletak di rak-rak atas dan mulai menimbang obat-obat yang ada di
dalam toples. Subjek juga mengeluarkan 1 plastik berisi bulatan-
bulatan merah seperti buah dan memasukkan sedikit benda tersebut ke
dalam timbangan. Jam menunjukan sekitar jam 15.30, suami subjek
turun setelah tadi siang naik untuk beristirahat siang. Suaminya
membawa piring berisi makanan dan 4 buah manggis, suaminya duduk
di kursi yang menghadap pintu depan dan meletakkan makanannya di
atas meja yang ada di depannya. Setelah suaminya selesai makan,
subjek naik ke atas untuk mandi dan beristirahat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
b. Observasi tanggal 20 Juli 2007, pukul 19.00 – 21.00
Jam menunjukkan pukul 19.00 saat subjek keluar dari
kamarnya dan mandi. Setelah selesai, ia segera turun turun ke bawah.
Tampak suami subjek, karyawan, anak laki- laki dan menantu subjek
telah berada di toko. Subjek duduk di kursi depan dan menghadap
televisi. Dua orang pembeli datang yang langsung dilayani oleh anak
subjek. Malam itu pembeli berdatangan silih berganti, toko tampak
dipenuhi orang-orang yang ingin membeli obat, beberapa orang duduk
di kursi panjang menunggu obat yang ia pesan diambil, sebagian lagi
menunggu obatnya selesai di ramu. Jam menunjukkan pukul 20.20
ketika suasana mulai tampak sepi, subjek dan karyawannya masuk ke
belakang dan manuju dapur untuk makan. Selesai makan, subjek
segera keluar dan mulai memeriksa bon-bonnya. Ketika tidak tampak
seorang pembeli yang datang dan waktu sudah menunjukkan
mendekati pukul 21.00, subjek memerintahkan untuk menutup toko,
karyawannya segera mengambil sapu dan membersihkan sisa-sisa
sampah dan bungkus obat yang berserakan di lantai. Subjek dan
suaminya mendorong etalase obat yang beroda untuk merapat ke
dinding. Anak subjek tampak sibuk mengangkat kursi-kursi dibantu
oleh karyawannya setelah selesai menyapu. Setelah itu suami subjek
segera menutup pintu besi toko dan bergegas naik ke atas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
c. Observasi tanggal 21 Juli 2007, pukul 08.30 – 13.00
Peneliti datang sekitar pukul 8.30 dan memberi salam pada
subjek, subjek menjawab ya dan tersenyum pada peneliti sambil
melayani pembeli yang ingin membeli obat pagi itu, setelah itu subjek
langsung merapikan uang yang ada di laci. Suami subjek tampak
berjalan keluar dan masuk ke dalam mobil yang terpakir di halaman,
kemudian langsung melaju pergi. Tidak berapa lama, suami subjek
kembali membawa plastik berisi bungkus makanan di tangannya dan
langsung masuk ke dalam. Sesaat kemudian subjek dan suaminya
tampak duduk berdua di depan toko dan menyantap makanan berdua.
Selesai makan, subjek kembali duduk di depan toko dan menunggu
pembeli yang datang, suami subjek kembali menuju ke mobil dan
keluar dari toko, sesaat kemudian anak laki- laki subjek juga tampak
pergi meninggalkan toko dengan motornya. Saat itu hanya tinggal
subjek dan karyawannya yang ada di toko. Beberapa saat kemudian,
beberapa orang mulai berdatangan ke toko untuk membeli obat, subjek
dan karyawannya tidak henti-hentinya melayani pembeli yang datang,
mereka tampak larut dengan kesibukan mereka masing-masing, di
kursi panjang tampak beberapa pembeli duduk menunggu obat
pesanan mereka. Subjek berdiri di belakang meja kaca dan bolak-balik
mengambil obat di laci dan menimbang obat-obat cina tersebut,
disampingnya karyawan subjek juga melakukan hal yang sama sambil
sesekali masuk ke dalam mengambil obat-obat yang dipesan pembeli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
yang baru datang. Subjek berjalan mendekati alat tumbuk obat yang
terbuat dari besi, sambil menumbuk obat ia tampak berbincang
mengenai obat dengan salah satu pembeli yang berdiri di depannya
sambil memperhatikan ia menumbuk. Satu persatu pembeli kemudian
tampak mulai meninggalkan toko, tidak tampak ada pembeli yang
berada di sana. Subjek mulai mengobrol dengan karyawannya, nada
suaranya terdengar sedikit tinggi dan cara bicaranya juga lebih cepat
dari biasanya, Ia mengomel tentang anak laki- lakinya yang keluar
meninggalkan toko di saat suaminya harus pergi sehingga tidak banyak
orang yang menjaga toko dan mereka harus kerepotan menjaga toko
berdua.
Jam menujukkan pukul 10.45 ketika hujan tampak mulai turun
membasahi kota, jalan di depan toko yang tadi ramai kini hanya
tampak dilewati oleh beberapa kendaraan, jalan juga basah diguyur
hujan. Selama hujan, tidak banyak pembeli yang datang membeli obat.
Subjek duduk menulisi bon-bonnya dan mulai menyusun obat. Setelah
itu ia kembali duduk dan menghitung kertas-kertas bon yang ada di
depannya. Subjek kemudian berjalan menuju meja yang menghadap
depan toko dan mengeluarkan alat pencetak harga dari dalam laci meja
tersebut. Diambilnya alat pencetak harga dan mulai menempeli obat-
obat didepannya dengan label harga tersebut dan berjalan untuk
menyusun obat-obat yang selesai diberi label harga. Sesekali datang
pembeli, subjek terus melanjutkan pekerjaannya dan membiarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
karyawannya melayani. Sepanjang pagi menjelang siang itu hujan
tidak berhenti mengguyur kota, selama hujan hanya tampak 2 orang
yang datang membeli obat. Suami subjek kemudian pulang dan
memarkir mobilnya di depan halaman, saat itu sudah siang, subjek
kemudian naik untuk mandi.
d. Observasi tanggal 22 Juli 2007, pukul 10.00 – 12.00
Saat peneliti tiba, subjek sedang duduk dikursi yang
menghadap ke pintu depan dan depannya terdapat sebuah meja, di
samping subjek terdapat sebuah kursi yang di atasnya terdapat sebuah
piringan besar. Di dalam piringan tersebut terdapat gundukan besar
berwarna hitam. Subjek mengambil sedikit demi sedikit gundukan
hitam tersebut dan membuatnya menjadi bulatan panjang dan
memetiknya menjadi bulatan-bulatan kecil. Tidak jauh dari tempat
duduk subjek, suami subjek juga melakukan hal yang sama dengan
yang dilakukan subjek. Di kursi panjang duduk berhadapan anak laki-
laki dan karyawan subjek. Di antara mereka terdapat piringan besar
yang berisi gundukan hitam yang sama seperti yang ada pada piringan
subjek. Anak laki- laki dan karyawan subjek juga mengambil sedikit
demi sedikit gundukan hitam tersebut menjadi bulatan panjang.
Setelah selesai, mereka menyerahkan pada subjek dan suaminya untuk
dipetik menjadi bulatan-bulatan kecil. Di samping anak laki- laki
subjek, terlihat menantu dan anak perempuan subjek, mereka sedang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
membulatkan hasil petikan subjek dan suami subjek yang tidak
beraturan menjadi bulatan-bulatan yang rapi. Tidak berapa lama,
tampak pekerja rumah tangga subjek yang biasa membantu subjek di
dapur keluar dan membantu anak dan menantu subjek untuk
membulatkan. Setelah semua menjadi petikan-petikan kecil, subjek,
suami, anak dan karyawan subjek juga bergabung dengan anak
perempuan, menantu dan pekerja rumah tangga subjek untuk
membulatkan petika-petikan hitam yang tidak beraturan tersebut.
Bulatan-bulatan itu kemudian dimasukkan ke dalam sebuah piringan
hita besar dan setelah isinya cukup banyak di bawa keluar untuk di
jemur. Menurut keterangan, bulatan-bulatan tersebut adalah yok ie atau
yang biasa disebut majun, obat tersebut merupakan pesanan pelanggan
yang akan diambil beberapa hari lagi. Di hari minggu seperti ini,
tenaga yang membantu untuk membuat majun tersebut memang lebih
bannyak dan terasa ringan karena pada hari minggu ini kantor dan
sekolah libur, sehingga menantu dan anak subjek yang bekerja dan
bersekolah bisa ikut membantu.
Setelah selesai, subjek mempersilahkan peneliti untuk
mewawancarainya. Subjek telah meminta izin untuk merekam
pembicaraan dengan subjek dan subjek tidak keberatan. Subjek
melakukan wawancara dengan subjek di toko obat, tidak jauh dari
tempat duduk subjek dan peneliti, anak dan karyawan subjek juga
sedang berbincang-bincang. Selama proses wawancara subjek terlihat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
santai dan sangat bekerja sama dalam menjawab pertanyaan peneliti.
Setelah selesai, peneliti berpamitan pulang pada subjek karena sebentar
lagi subjek juga akan menutup tokonya untuk beristirahat siang.
2. Transkip Wawancara Subjek 2-Kiang
Data lengkap hasil wawancara dapat anda akses dengan
menghubungi penulis di email [email protected]
No Verbatim Refleksi Koding 1 • Sa ie menurut kamu seperti kita
orang hidup, seperti kita manusia, wajib bekerja tidak? Oh..haruslah
Merasa sebagai manusia wajib untuk bekerja
KM
2 • Eh…jadi menurutmu seperti kita kerja begitu, bekerja begitu penting tidak? Penting donk
Memandang bekerja penting
KM
3 • Kenapa kamu memandang itu penting? Hah? Iya lah…nanti tidak bekerja nanti sakit gimana? Setiap hari cuma makan tidur saja.
Memandang kerja penting agar tidak sakit karena setiap hari hanya makan dan tidur
KM
4 • Lalu memangnya kamu bekerja itu untuk apa? Kerja tuh untuk apa? Ya untuk anak, cari duit nanti kan untuk anak
Bekerja mencari uang untuk anak
KM
5 • Cari uang saja ya? Iya, cari uang untuk anak kita lah
Mencari uang untu anak KM
6 • Lalu ada apa lagi tidak selain uang? Kurasa sih tidak ada, asal untuk anak, anak udah bisa kerja cukuplah
Bekerja untuk anak KM
7 • Ya kalau sekarang misallah, anakmu kan sekarang sudah besar, ya dikatakan udah tidak butuh asuhanmu pun tidak apa-apa, kamu masih tetap mau bekerja? Mau donk
Akan tetap bekerja meskipun anaknya sudah tidak membutuhkan pembiayaan darinya
KM
8 • Kanapa lah? Ya kenapa, nanti tidak bekerja kan,
Bekerja membantunya
KM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
tidak gerak kan kita nanti kalau sakit-sakit? Ah kamu sehari-hari kerja, makan tidur kan gawar. Kita ada kerja otak kan jalan, jangan kerja terlalu beratlah kalau anak nanti udah ada itu sih jangan kerja terlalu berat lagi lah.
untuk tetap sehat karena adanya aktivitas otak Merasa tidak perlu bekerja terlalu berat lagi bila anak sudah tidak membutuhkan bantuannya
9 • Lalu...maksudnya selain uang berarti kamu bekerja kan, eh kamu kerja kan bukan untuk uang aja ya? Oh bukan cuma demi uang juga kan, iya...demi kita kalau kita ada kerja kan, otak ada jalan kan gimana pun lebih baik, maksudnya lebih itu kan...daripada setiap hari cuma makan cuma tidur kan, tidak ada pekerjaan apa selalu duduk kan gak lewat waktu, gak bisa lewat waktu.
Bekerja tidak hanya untuk uang, tetapi juga berguna untuk melatih aktivitas otak dan menghabiskan waktu
KM
10 • Ini kamu...kalau misalnya suatu hari kamu berpenghasilan suatu hari udah punya begitu banyak uang, kamu tetap bekerja tidak? Oh..tetap mau lah, kalau udah tua ya kelak ya kerja lebih yang lebih ringan aja. Jangan terlalu berat, gak kerja mana, benar tidak, seperti ibumu kamu lihat ajalah, setiap hari sibuk ampe malam hehe..orang yang tidak bisa duduk, gimana lagi.
Akan tetap bekerja meskipun suatu hari sudah tua dan memiliki banyak uang, hanya saja beban kerja dikurangi agar tidak bekerja terlalu berat lagi. Merasa sudah terbiasa bekerja, tidak akan bisa bila berhenti bekerja
KM
11 • Kamu suka dengan pekerjaanmu sekarang tidak? Suka gak suka kan harus kerja, kamu mau kerja apa lagi lah.
Suka atu tidak harus tetap bekerja
KM
12 • Lalu e..apa, merasa ingin misalnya kamu sekarang kamu tidak sedang bekerja akan merasa gimana gak? Oh...gak bekerja stresslah, gak lewat harilah.
Merasa stress dan tidak bisa menghabiskan waktu bila tidak bekerja
KM
13 • Gak lewat hari... Mana bisa lewat hari, tiap hari selalu nunggu
14 • Kamu akan ngerasa maksudnya kamu sedang bekerja sih kamu akan ngerasa akan ngerasa gimana gak? Ada merasa lebih baiklah
Merasa lebih baik bila bekerja
KM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
15 • Jadi kalau misalnya suatu hari kamu gak kerja apa-apa kamu akan ngerasa gak aneh gimana gak? Terasa aneh lah, tetaplah
Akan terasa aneh bila suatu saat tidak bekerja
KM
16 • Kalau misalnya ada kepikiran gak Sa Ie, kamu suatu hari kamu punya suatu kesempatan untuk tidak perlu bekerja begitu, kamu pernah kepikiran seperti itu tidak? Oh tidak lah! Aku tidak mau ah, aku tetap mau kerja terus, tapi ya kalau udah tua tidak mau kerja terlalu berat, bener tidak? Kamu suruh kita tiap hari gak kerja kan tidak tahan juga, cuma kerja-kerja ya istirahat sebentarlah, tidur-tiduran sebentarlah, ah lalu kerja lagi.
Tidak pernah terpikirkan untuk tidak bekerja. Ingin terus bekerja, hanya saja bila sudah tua tidak akan bekerja terlalu berat
KM
17 • Kalau misalnya pekerjaan ini, kamu di toko ini wewenangmu itu apa saja? Wewenangmu apa saja? Wewenangku ya? Wewenangku tuh besar tuh Julie.
18 • Apa saja? Hah? Wewenangku ya apa aja ya dikerjainlah, asal yang bisa dikerjakan...Sa ie ya kerjalah
Tanggung jawab di toko : merangkap semua hal KM
19 • Jadi tuh disini tuh semua, di toko ini ya semua di toko ini harus kamu tahu ya? Tetap tahulah, eh..tetap tahu
20 • Kamu merasa, orang bilang wewenangmu, kamu merasa terlalu berat tidak Sa Ie? Tidak juga tuh, tidak tuh, malah lebih baik lah, semua kita tahu kan lebih baik.
Tidak merasa tanggung jawabnya terlalu berat
DK
21 • Seperti kamu kerja begini kamu ada merasa bahagia gimana gak Sa Ie? Bahagia ya iyalah, Kadang ada ya.. bahagia ya iya, kesal juga iya juga.
Merasa bahagia dengan kerjanya, tetapi terkadang juga merasa kesal
DK
22 • Gimana maksudnya? Kerja sampai terlalu banyak kadang-kadang terlalu capek sih ngerasa iya jugalah kesal, jangan kerja terlalu
Kadang merasa kesal bila terlalu capek dalam bekerja
DK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
banyaklah. 23 • Kamu merasa kamu mungkin
bahagia, kesal, kamu merasa ada perasaan tidak mau bekerja atau apa? Ada juga lah
• Ada... Hehe (tertawa)
• Tapi kamu..biasa... Tapi tidak ingin lepas hehehe (masih tetap tertawa)
Meski kesal dan ada perasaan tidak ingin bekerja akan tetapi tetap tidak ingin melepaskan kerja
DK
24 • Tidak ingin lepas? Ngerasa kenapalah? Merasa aduh..merasa kerja sampai capek, merasa tidak mau udah tidak mau kerja, tapi tidak mau kerja kita tidak sanggup juga, ah tidak mau kerja sih kita cuma duduk sih tidak bisa lewat waktu, ada kadang kerja terlalu capek, terlalu banyak kerjaan bisa juga, kerja sampai jenuh sehari.
Ketika capek bekerja ada perasaan sudah tidak mau bekerja, akan tetapi ada suatu keberatan bila harus meninggalkan kerja karena tidak bisa hanya duduk diam dan tidak akan bisa menghabiskan waktu
DK
25 • Kamu..seperti kamu, kamu merasa seperti kamu bilang wewenangmu sangat besar, kalau tidak ada kamu tokomu bakal tidak bisa jalan? Kalau tidak ada aku sih tidaklah, paling-paling mereka lebih repotlah, jalan sih tetap jalanlah, cuma lebih repotlah. Kurang satu orang tetap iyalah benar gak, karena kita tiap hari di sini berapa jam, ya...seperti kita tidak ada kan tetap mereka lebih sibuk, lebih repotlah.
Tanpa dirinya toko akan tetap berjalan, hanya akan lebih repot
26 • Seperti kamu berapa jam di sini, hampir tiap hari di toko ini, kalau misalnya kamu tinggalkan pekerjaanmu misalnya seperti kamu pegi kemana, kamu akan memikirkan pekerjaamnu gak? Oh..iyalah
Akan memikirkan pekerjaan bila meninggalkan kerja
DK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
C. LAMPIRAN DATA SUBJEK 3-LUN
1. Observasi Subjek 3-Lun
a. Observasi tanggal 27 Juli 2007, pukul 09.00 – 21.00
Subjek datang ke toko obat sekitar jam 09.00, di sana tampak
keponakan dan dua karyawan toko obat tersebut. Dari depan tampak di
sebelah kanan terdapat laci- laci yang menempel di dinding, di
dekatnya terdapat sebuah kotak kaca yang berbentuk huruf L dan di
dalamnya terdapat beberapa macam obat yang terpajang. Di sisi kiri
terlihat pajangan obat-obat di dalam kaca yang menempel di dinding,
di bawahnya terdapat sebuah kursi panjang. Beberapa saat kemudian
tampak subjek datang dan memarkir motornya di halaman depan.
Subjek tampak mengenakan maju kemeja bercorak merah yang
ditutupi jaket berwarna coklat dan celana jeans panjang. Begitu masuk
peneliti menyapa subjek dan ia pun tersenyum pada peneliti. Subjek
masuk ke ruangan tengah di samping lorong yang menuju ke dapur
dan menaruh helm serta jaketnya di ruangan tersebut. Dalam ruangan
tersebut tampak 2 buah meja, sebuah meja yang bersejajaran dengan
pintu yang diatasnya terdapat telp, alat fax, tape dan beberapa kotak
kecil dan benda-benda. Disudut ruangan yang satu lagi, disamping
lemari dan berseberangan dengan meja tersebut terdapat sebuah meja
yang berlapiskan kaca. Di bawah lapisan kaca tersebut terselip
beberapa kartu nama dan foto-foto anak kecil. Di atas dinding tersebut
terpajang beberapa foto subjek dalam rombongan dengan balutan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
pakaian resmi, juga terdapat sertifikat-sertifikat atas nama subjek.
Menurut keterangan, ruangan tersebut merupakan ruangan yang biasa
digunakan subjek dalam menjalankan praktek sinsehenya dan meja
berlapis kaca tersebut merupakan meja untuk praktek subjek, di sana
tersimpan barang-barang dan beberapa alat subjek serta obat-obat
ramuan subjek. Setelah menaruh barang-barangnya, subjek berjalan ke
depan toko, di sana karyawannya mengatakan sesuatu padanya sambil
menunjukkan sebuah kertas di atas meja kaca yang diselipkan di
bawah sebuah kayu. Subjek mengambil kertas putih yang didalamnya
bertuliskan tulisan-tulisan Cina kemudian mengambil alat timbangan
obat Cina dan mulai membuka laci- laci dibelakangnya kemudian
mengambil satu persatu obat-obat yang berada di laci tersebut. Subjek
mulai menimbang obat-obat tersebut kemudian ditaruh di atas kertas
putih berukuran kotak yang sebelumnya sudah dipersiapkan subjek di
atas kaca tersebut. Setelah terkumpul beberapa jenis obat di atas kertas
tersebut, subjek mulai melipat tiap sisi kertas tersebut kedalam dan
membuat bentuk kubus sehingga isi kertas tersebut semuanya
terbungkus. Subjek kemudian memasukkan bungkusan tersebut ke
dalam kantong plastik hitam dan menggantungnya di sebuah kayu
panjang yang tergantung di atas meja kaca tersebut.
Setelah itu subjek berjalan ke arah lorong, di sana ia
menurunkan dan mengambil beberapa kaleng-kaleng berukuran cukup
besar yang tersusun serta membuka isinya kemudian berjalan kembali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
ke arah depan dan membuka laci- laci yang menempel di dinding
tersebut. Di dalam laci- laci tersebut terdapat 6 kotak persegi panjang
aluminium yang masing-masing berisikan obat-obat yang berbeda dan
masing-masing laci juga berisikan jenis obat-obatan yang berbeda.
Subjek kemudian mengambil isi dari kaleng tersebut dan memasukkan
isi kaleng yang sebagian besar berisikan semacam daun-daun dan
batang-batang tumbuhan tersebut ke dalam masing-masing kotak.
Subjek juga memeriksa laci- laci yang lain dan melakukan hal yang
sama ke dalam laci- laci tersebut.
Tampak tak ada pembeli yang datang, subjek mendekati
peneliti dan bertanya apakah peneliti sudah makan, kemudian berdua
dengan peneliti subjek berjalan ke depan menuju penjual nasi yang
terletak bersebelahan beberapa rumah dari toko obat dan memesan dua
piring nasi ayam. Setelah itu subjek kembali ke toko dan menuju ke
runag kerja sinshenya dan tampak memeriksa laci- laci di meja
kerjanya. Ketika seorang pelayan datang membawa 2 piring nasi,
subjek kembali ke belakang dan menikamati makan pagi tersebut
bersama peneliti. Setelah selesai, subjek mengambil sebuah besi ceper
yang berbentuk seperti piring dalam ukuran besar dan berjalan menuju
ke depan toko kemudian mengambi kertas dan beberapa jenis ramuan
obat. Subjek kemudian menaruh beberapa jenis obat-obat itu ke dalam
piring besi tersebut dan dilapisi kertas kemudian berjalan ke depan dan
menjemur piring tersebut di bawah sinar matahari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Beberapa saat kemudian seorang laki- laki datang dan
berbincang dengan subjek, subjek kemudian berjalan menuju laci- laci
obat, mengambil timbangan dan kertas putih dan mulai mengambil
sedikit demi sedikit obat di laci dan menaruhnya di atas kertas putih,
sambil membungkus kertas putih tersebut subjek memberitahu cara
membuat dan meminum obat tersebut, kemudian mengambil spidol
hitam dan menuliskan sesuatu di atas bungkusan tersebut sebelum
memasukkannya ke dalam plastik hitam dan menyerahkannya pada ibu
tersebut, kemudian ia menerima lembaran uang dari ibu tersebut dan
memasukkannya ke dalam laci uang kemudian berjalan masuk ke
belakang. Setelah keluar, ia duduk di kursi di pojok ruangan dan
menghadap ke depan, tampak seorang pembeli masuk dan bertanya
pada subjek, subjek kemudian berdiri dan mengambil sebuah obat
yang terpajang di balik kaca yang menempel pada dinding, kemudian
menerima uang dari pembeli tersebut dan berjalan ke laci uang
kemudian memberikan uang kembalian kepada pembeli tersebut.
Subjek duduk kembali di bangku, datang seorang ibu
menghampiri subjek, setelah berbicang sesaat subjek mempersilahkan
ibu tersebut untuk masuk ke ruangan praktek sinshenya, ibu tersebut
duduk menghadap subjek di depan meja kerjanya dan menceritakan
keluhan sakitnya, subjek kemudian menyuruh ibu tersebut untuk
mengulurkan tangannya, subjek kemudian menekan pergelangan
tangan ibu tersebut dengan jarinya dan memeriksa nadinya, sambil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
terdiam raut wajah subjek tampak serius dan tenang, sesaat kemudian
ia bercerita kepada ibu tersebut tentang denyut nadi ibu tersebut yang
baru diperiksanya dan berbincang sedikit mengenai keluhan penyakit
ibu tersebut. Setelah itu subjek keluar ke arah toko diikuti ibu tersebut
kemudian ia mengambil kertas dan mulai mengambil obat-obatan di
dalam laci- laci diperhatikan ibu tersebut sambil memberitahu
bagaimana cara merebus obat tersebut.
Setelah selesai, subjek berjalan ke depan dan membolak-balik
obat-obatan yang tadi dijemur kemudian berjalan masuk lagi dan
menghampiri peneliti. Di saat berbincang dengan peneliti, tampak di
depan toko seorang laki- laki berpakaian rapi dan dua orang wanita
masuk. Laki- laki langsung menyapa subjek dan subjek tersenyum dan
segera menghampiri laki- laki tersebut. Laki- laki berbicara sambil
menunjuk seorang wanita yang datang bersamanya. Subjek segera
menyuruh laki- laki dan kedua wanita tersebut untuk masuk ke dalam
ruangan prakteknya, kemudian menyuruh wanita yang ditunjuk laki-
laki tersebut untuk duduk di kursi yang berhadapan dengannya. Subjek
kemudian bertanya keluhan dan apa yang dirasakan wanita tersebut,
setelah itu ia memeriksa nadi wanita tersebut dan kemudian berbincang
sesaat dengan mereka bertiga, setelah itu ia mengeluarkan sebuah
bungkusan plastik yang di dalamnya terdapat butiran-butiran berwarna
hitam, ia kemudian menjelaskan kepada pasiennya mengenai butiran-
butiran tersebut yang merupakan obat yang terbuat dari ramuan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
ramuan obat Cina. Setelah itu mereka berjalan keluar, subjek kembali
terlibat pembicaraan dengan laki- laki tersebut sambil sesekali
tersenyum dan tertawa. Sebelum berpamitan laki- laki dan kedua
perempuan tersebut berjabat tangan dengan subjek, subjek tersenyum
dan menepuk bahu laki- laki tersebut.
Di luar tampak seorang sales yang datang dan memberikan bon
yang sedang diperhatikan oleh karyawan subjek, subjek sempat
berbincang sebentar dengan sales tersebut sebelum masuk ke dalam
ruangan dan menelepon untuk memesan beberapa macam jenis obat-
obatan Cina. Subjek kembali keluar ke toko dan melihat tidak ada
pembeli yang datang, subjek naik ke atas untuk mandi. Setelah turun,
subjek berbincang dengan seorang pembeli dan langsung menuju laci-
laci obat dan membuatkan pesanan pembeli tersebut. Setelah selesai,
subjek duduk di kursi dan berbincang dengan peneliti. Dari depan
tampak seorang wanita muda memasuki toko, ia menyapa subjek
kemudian berjalan masuk ke dalam ruangan, setelah itu keponakan
laki- laki subjek pergi meninggalkan toko dengan motornya. Ternyata
wanita tersebut adalah keponakan subjek yang datang ke toko untuk
menggantikan kakak laki- lakinya yang baru saja meninggalkan toko
Siang itu suasana toko tidak seramai pada pagi harinya, siang
itu hanya beberapa pembeli yang datang ke toko, subjek juga tidak
banyak membuatkan pesanan obat-obatan Cina. Menjelang sore,
subjek berjalan ke depan dan membawa masuk piringan besi besar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
yang dari tadi pagi ia jemur, kemudian membungkus satu persatu obat-
obat tersebut dan memasukkannya kedalam sebuah toples plastik besar
yang terletak di lorong tengah. Setelah itu ia kembali ke toko dan
melayani pembeli-pembeli yang datang.
Jam menunjukkan pukul saat 18.30 subjek masuk ke dapur
untuk makan. Setelah selesai, ia kembali ke depan dan langsung
mengambil timbangan dan menyiapkan dua kertas putih di atas meja
kaca kemudian membuka laci- laci dan mengambil isinya dan
menaruhnya di atas kertas putih setelah selesai di timbang. Ada 2
orang ibu- ibu dan seorang laki- laki yang bertanya pada subjek, sambil
menimbang subjek melayani pertanyaan pembeli tersebut sambil
sekali-kali tersenyum dan kadang-kadang menghentikan kegiatannya
menimbang obat. Karyawan yang lain melayani pembeli-pembeli yang
berdatangan, sambil mondar-mandir mengambil obat yang ingin di
beli. Suasana toko saat itu dipenuhi oleh banyak pembeli yang datang
silih berganti ke toko, di antaranya ada yang berdiri berhadapn di meja
kaca, sebagian lagi duduk di kursi panjang dan menunggu obat
pesanannya.
Suasana toko tampak tak ada pembeli, seorang karyawan toko
berada di depan toko dan berbincang dengan tukang parkir sambil
duduk di atas motor, seorang karyawan lagi berada di belakang dan
keponakan perempuan subjek sedang berada di kamar praktek dan
memainkan laptopnya. Subjek berdiri di meja kaca, di depannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
terdapat dua buah kertas putih yang telah berisi bahan-bahan obat
Cina, di tangan subjek memegang alat timbangan obat Cina, subjek
tampak bolak-balik membuka laci dan mengambil isi di dalamnya
untuk dimasukkan ke dalam timbangan. Sesaat kemudian seorang laki-
laki berkemeja biru memasuki toko dan menghampiri subjek, ia
membawa sebuah kertas putih yang ia tunjukkan kepada subjek.
Subjek menghentikan kegiatannya dan memperhatikan kertas tersebut,
kemudian mereka terlibat pembicaraan, kemudian tampak subjek
melayani pembicaraan dengan laki- laki tersebut seputar obat-obatan
sambil melanjutkan kembali pekerjaan yang tadi tertunda dan mulai
melipat kertas-kertas tersebut menjadi bungkusan. Terdengar subjek
menyuruh laki- laki tersebut untuk duduk, kemudian ia mengambil
kertas putih yang baru dari bawah meja dan memperhatikan kertas
yang tadi diberikan laki- laki tersebut kemudian ia mulai berjalan dan
membuka laci- laci obat yang ada di belakangnya, kemudian
mengambil isi di dalamnnya dan mulai menimbang serta menatuh
isinya ke atas kertas putih seperti yang ia lakukan tadi. Di depan
tampak datang seorang pembeli lagi yang langsung dilayani oleh
karyawan yang lain. Setelah selesai mengerjakan pesanan laki- laki
tersebut, subjek berjalan ke belakang dan setelah kembali ia duduk
menatap ke luar toko.
Beberapa saat, datang seorang laki- laki berperawakan agak
tinggi besar menghampiri subjek, saat itu jam menunjukkan sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
pukul 20.10, kemudian mereka terlibat pembicaraan beberapa lama
sebelum memasuki ruangan praktek sinshe subjek. Di dalam ruangan
tampak laki- laki tersebut melepaskan baju kaosnya dan duduk di kursi.
Subjek kemudian mendekati laci di meja kerjanya dan mengambil
semacam obat, ia kemudian berdiri disamping laki- laki tersebut dan
mulai mengurut bahu dan tangan kiri laki- laki tersebut. Selagi di urut
laki- laki tersebut bercerita tentang sakit pada bahu dan tangan kirinya
tersebut.
Setelah selesai, di toko tampak tak ada pembeli yang datang,
subjek duduk di bangku depan kemudian berbincang dengan peneliti,
dengan sesekali beranjak berdiri dan melayani pembeli yang datang ke
toko. Setelah jam menunjukan pukul 21.00 dan tak tampak pembeli
yang datang, subjek dan karyawan kemudian bersiap-siap untuk
menutup toko, peneliti kemudian berpamitan pada subjek dan
karyawan toko obat.
b. Observasi tanggal 28 Juli 2007, pukul 19.00 – 21.00
Saat peneliti tiba di toko obat, tampak keponakan subjek dan 2
karyawannya sedang melayani para pembeli yang datang. Seorang
karyawan berdiri di dekat pintu depan dan sedang berbicara dengan
seorang pembeli sambil tangannya memegang sebuah produk.
Karyawan yang satu lagi berdiri di belakang meja kaca sambil
berbicara dengan 2 orang pembeli, di atas meja tampak 3 tumpukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
bahan-bahan obat-obat Cina yang sama di atas 3 buah kertas putih.
Sedangkan keponakan subjek berdiri di pojok ruangan sedang
mengambil obat yang terpajang di balik kaca dan memberikannya
kepada seorang laki- laki yang berdiri dihadapannya. Peneliti tidak
melihat subjek di ruangan itu, kemudian peneliti berjalan ke arah
dapur, bau obat tercium ketika peneliti berjalan mendekati dapur. Di
sana peneliti melihat subjek sedang menggoreng sesuatu di atas wajan,
peneliti menyapa subjek yang kemudian di balas subjek dengan
senyuman dan menyuruh agar peneliti ke depan saja karena di dapur
bau obat yang dipanaskannya sangat menyengat. Peneliti kemudian
berjalan ke depan dan duduk di kursi panjang di samping beberapa
pembeli yang sedang menunggu. Tidak berapa lama tampak subjek
keluar dengan sebuah kertas putih di tangan yang di atasnya terdapat
semacam kulit tumbuhan yang berwarna coklat kehitaman. Subjek
kemudian menuang isi kertas tersebut ke atas 3 kertas putih di atas
meja kaca yang sebelumnya telah berisi obat-obatan Cina. Setelah
selesai membungkus ketiga kertas tersebut, subjek kemudian
menyerahkan ketiga bungkusan tersebut pada seorang pembeli yang
segera berdiri dan menerima plastik bungkusan dari subjek. Setelah
itu, subjek kembali mengambil 4 kertas putih yang serupa dan mulai
bolak-balik membuka laci obat dan mengambil isi di dalamnya dan
menaruhnya ke dalam timbangan kemudian menuangnya ke atas kertas
yang telah disediakannya. Di kertasnya terdapat obat-obat berwarna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
putih, coklat dan lain- lain. Subjek kemudian berjalan ke arah alat
penumbuk obat dan menuang isi timbangannya ke dalamnya dan mulai
menumbuk, kemudian berjalan kembali ke tempatnya semula dan
menuang isi alat tumbuknya ke atas kertas. Di depannya berdiri 2 laki-
laki yang masing-masing berbaju hitam dan putih. Laki- laki berbaju
hitam tersebut berbicara dengan subjek seputar keluhan sakitnya,
kemudian subjek menjelaskan tentang penyakit tersebut dan
mengatakan padanya akan membuatkan ramuan untuknya. Setelah
selesai dengan ke empat bungkusan yang tadi dibuatnya, subjek
kembali membuatkan ramuan untuk laki- laki yang tadi berbincang
dengannya. Setelah selesai, tampak 2 orang laki- laki yang kemudian
menghampiri subjek, setelah berbincang sebentar, subjek kembali
membuatkan ramuan untuk mereka, di samping kedua laki- laki
tersebut berdiri seorang wanita yang masih mengenakan helmnya dan
langsung dilayani oleh salah satu karyawan.
Jam menunjukkan pukul 20.05 ketika subjek selesai meramu
pesanan para pembeli, ia kemudian masuk ke dapur dan mengambil
beberapa macam obat kemudian berjalan kembali keluar dan membuat
beberapa bungkus lagi ramuan. Seorang karyawan tampak sedang
melayani pembeli, seorang karyawan lagi tampak duduk di pojok.
Setelah selesai dari tugasnya membuat ramuan Cina, subjek kemudian
duduk di kursi yang berada di suduk kiri ruangan dan mengahadap
pintu depan. Tidak tampak pembeli yang datang, subjek kemudian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
mengangkat telepon genggamnya dan mulai berbicara. Dari arah pintu
depan tampak seorang laki- laki masuk dan menyapa para karyawan
toko, ia duduk di kursi panjang dan kemudian berbincang dengan para
karyawan tersebut. Setelah subjek selesai menelpon, laki- laki tersebut
kemudian berbincang dengan subjek. Hingga waktunya toko tutup,
hanya tampak 2 pembeli yang datang setelah itu peneliti berpamitan
kepada subjek dan karyawan yang lain.
c. Observasi tanggal 29 Juli 2007, pukul 14.00 – 17.00
Subjek tiba di rumah peneliti sekitar pukul 14.00, dari luar
pagar subjek bisa melihat 3 buah piringan besi berukuran besar sedang
dijemur di halaman. Satu piringan tampak berisi butiran-butiran
sebesar biji kacang berwarna coklat. Dua piringan yang lebih besar
berisi bulatan-bulatan hitam yang ukurannnya lebih besar dari piringan
sebelumnya. Dari balik pintu subjek muncul dan tersenyum pada
peneliti, ia kemudian mempersilahkan peneliti masuk dan menjelaskan
bahwa piringan-piringan tersebut adalah yok ie atau biasa disebut
majun. Obat-obat tersebut dibuat oleh subjek dan terbuat dari ramuan-
ramuan Cina, isi masing-masing bahan yok ie tersebut berbeda
tergantung penyakit yang ingin diobati. Ketika masuk terlihat bahwa
subjek dan istrinya baru saja selesai makan siang. Peneliti menyapa
istri subjek dan disambut ramah oleh istri subjek, ia kemudian bertanya
apakah peneliti sudah makan dan menawarkan makan pada peneliti,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
peneliti kemudian menjawab bahwa peneliti baru saja makan dan
mengucapkan terima kasih atas tawaran istri subjek tersebut. Istri
subjek menjelaskan bahwa di rumah hanya ada ia dan suaminya,
sedangkan anak-anaknya semua berada di luar kota. Subjek kemudian
mengajak peneliti ke dapur dan menunjukkan pada peneliti alat-alat
yang biasa dia gunakan untuk membuat yok ie. Ia juga menjelaskan
bahwa ia biasa membuatnya pada malam hari sesudah pulang dari toko
obat atau pada siang hari di hari minggu seperti ini. Biasanya setelah
selesai dibuat, istri subjeklah yang membantunya untuk membulatkan
dan menjemurnya bila subjek berada di toko obat. Proses pengeringan
yok ie sangat tergantung pada sinar matahari dan di musim hujan
seperti ini biasa memakan waktu berhari-hari sampai benar-benar
kering. Sambil subjek menjelaskan, tampak istri subjek sedang
mengeluarkan cucian dari mesin cuci. Subjek kemudian
mempersilahkan peneliti untuk duduk di sofa di ruang tamu yang di
depannya terdapat sebuah televisi berukuran 20 inch. Setelah itu
subjek duduk di samping peneliti dan mempersilahkan peneliti untuk
mewawancarainya. Sebelumnya subjek menjelaskan bahwa
pembicaraan dengan subjek akan direkam dan subjek tidak keberatan
sama sekali. Saat proses wawancara istri subjek tampak berada di luar
dan sedang menjemur pakaian-pakaian yang tadi dikeluarkannya dari
mesin cuci. Selama proses wawancara subjek tampak tenang sambil
terkadang berhenti sesaat untuk berpikir menjawab pertanyaan peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Setelah selesai mewancarai subjek, peneliti berbincang dengan subjek
dan istrinya sebelumnya akhirnya berpamitan untuk pulang.
2. Transkip Wawancara Subjek 3-Lun
Semua data lengkap hasil wawancara dapat anda akses dengan
menghubungi penulis di email [email protected]
No Verbatim Refleksi Koding 1 • Menurut Anda sebagai orang hidup
kan, sebagai manusia menurut Anda, kita..kita harus tidak, wajib bekerja tidak? Haruslah
Sebagai manusia wajib untuk bekerja
KM
2 • Kenapa…eh jadi menurut Anda kerja tuh penting atau tidak? Penting..tetap pentinglah tak kan ada kerja yang tidak penting, kalau gak kerja itu mau bagaimana cari nafkah dan lainnya, betul tidak, tetap penting pekerjaan ginilah lah
Bekerja penting untuk mencari nafkah dan lainnya
KM
3 • Jadi tujuan Anda bekerja itu untuk apa? Tujuan bekerja itu apa menurut Anda? Tujuan bekerja tuh untuk itu mencari nafkah yang pertama, yang kedua kita bekerja seperti kita di toko obat kan kita kan bisa ada pahala juga, kita menolong orang kan ada pahala, nanti generasi kita, keturunan kita kan mungkin bisa lebih baik juga kalau kalau kita punya pahala itu sih, seperti itu
Tujuan bekerja : mencari nafkah, Menolong orang lain dan mandapat pahala yang bisa berguna untuk keturunannya
KM
4 • Trus eh Anda itu Anda sekarang senang tidak dengan pekerjaan Anda sekarang? Ya tetap..sampai kita sudah turun bekerja ya tetap senang lah, mana ada bilang yang tidak senang lah, itu tetap senang lah, tidak senang sih bagaimana bisa teruskan lah, itu tetap senanglah
Senang dengan pekerjaannya. Bila sudah bekerja tentu saja sudah senang dengan kerja
KM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
5 • Trus kalau misalnya..jadi sebenarnya Anda bekerja sih bukan cuma cari uang kan? Eh..
Bekerja bukan hanya untuk mencari uang
KM
6 • Anda ada merasakan ada suatu kepuasan tertentu tidak dengan bekerja? Ya kalau bekerja yang pertama memang kita kan memang mau cari uang, yang kedua mungkin kita kalau bisa menolong orang, kita sampai menolong orang kan, kita kan merasa ya puas juga seperti itu, ada suatu itu..suatu pahala kan baik, itu tentu senang donk.
Bekerja untuk mencari uang dan menolong orang lain Merasakan kepuasaan dan senang bisa menolong orang lain
KM
KH
7 • Kalau bekerja tuh sebenarnya Anda untuk siapa? Bekerja kita kan…cari uang kan untuk keluarga kita sebagainya lah, memangnya untuk kepentingan diri sendiri kan gak mungkin
Bekerja mencari uang untuk keluarga
KM
8 • Trus ada merasakan bosan tidak dengan pekerjaan begitu? Mana kerja bisa bosan lah
• Kenapa..bagaimana tidak bosan? Tetap donk, kamu kalau tidak mau makan ya bisa bosan, kalau masih mau makan kamu tidak akan bosanlah
Bekerja tidak membosankan
KM
9 • Trus apa ya, eh kalau Anda sekarang bahagia tidak dengan ini mu, kerja Anda sekarang, kerjaanmu begitu? Merasa bahagia gak? Dengan bekerja apakah Anda merasa bahagia? Bahagia, tentunya bahagialah, tak mungkin tidak bahagia gitulah
Merasa bahagia dengan bekerja
KM
10 • Trus kalau misalnya Anda sekarang tidak sedang bekerja ya, ada terasa perasaan gimana tidak? kalau misalnya tidak sedang melakukan pekerjaan, sedang tidak bekerja, Anda merasa ada perasaan gimana tidak, merasakan apa tidak? Maksudnya ngangur atau bagaimana?
11 • Bisa nganggur, pokoknya sedang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
tidak bekerjalah, sedang tidak ada kerjaan lah Istri : Sedang libur atau gimana kurasa, atau tidak ada kegiatan atau gimana, misalkan toko kita tutup atau gimana, ada keperluan sehari dua hari begitu, atau selanjutnya
12 • Ah seperti itu.. Kita tidak bekerja biasanya kan kita tidak ada pemasukan, itu tentu saja harus bekerjalah, kita setiap hari tuh kalau usahakan kita kalau bisa setiap hari tuh harus kerja, benar tidak, tidak kan tidak ada pemasukan.
Bila tidak bekerja tidak ada pemasukan
KM
13 • Trus kalau misalnya sekarang Anda memiliki banyak uang ya, Anda tetap mau bekerja tidak? Kalau Anda sekarang dibilang sudah memiliki banyak uang, Anda kan bilang Anda mencari nafkah untuk keluarga Anda, kalau sekarang misalnya keluarga Anda semuan sudah mampu, maksudnya sudah tidak butuh bantuan Anda … Kalau itu misalnya kalau masih bisa kerja harus tetap kerja, teruskan benar tidak lah, kecuali kita sekarang sudah tidak bisa kerja, sudah tidak memungkinkan, umpama kita tidak sehat kita kan mungkin berhenti bekerja, selagi sehat kan harus kerja
Meskipun kaya tetap harus bekerja selama masih sehat, kecuali sakit atau sudah tidak memungkinkan lagi
KM
14 • Kenapa Anda merasa kalau maksudnya..kenapa menurut Anda selama kita mampu kenapa kita harus bekerja? Harus bekerja? Iya lah bekerja kita disitu kan seperti ada itu juga pikiran kita kan bisa jalan tidak stress benar tidak, lalu kerja ditoko kan kita kan seperti ada olahraga, ada gerak, seperti kamu selalu duduk di rumah kan tidak ada gerak.
Bekerja berguna untuk aktivitas otak (pikiran jalan, tidak stress) dan tubuh (seperti olahraga karena ada kegiatan menggerakkan badan)
KM
15 • Menurut Anda ada hubungan gak antara kerja dan Tuhan? Kerja sama Tuhan ya ada hubunganlah.
Ada hubungan antara kerja dan Tuhan
KM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
16 • Hubungan seperti apa? Kita kan kerja kan kerja juga Tuhan kan harus itu juga harus ibadah, kepercayaan, seperti halnya kita Tuhan tetap harus juga lah, benar tidak
Kerja seperti ibadah, harus dijaga
KM
17 • Pengaruhnya seperti apa? Kenapa kita harus ibadah? Iyalah kita ada itu kan Tuhan kan akan lindung kita, mungkin kita…apa ya memberi perlindungan kita, kesehatan, memberi mungkin itu sesuatu yang baik, kan tetap harus percaya lah hal seperti ini
Percaya akan mendapat anugerah dari Tuhan (perlindungan, kesehatan, sesuatu yang baik)
KM
18 • Sangkutannya dengan pekerjaan? Iya kalau Dia gak beri kesehatan kita kan kalau sakit kan tidak bisa pergi bekerja
Sangkutan Tuhan dan pekerjaan : Kesehatan adalah pemberian Tuhan, bila sakit tidak bisa bekerja
KM
19 • Jadi menurut Anda apa yang Anda sekarang bisa lakukan sekarang karena Tuhan, Tuhan yang memberi Anda juga? Iya
Merasa apa yang ada padanya adalah pemberian Tuhan
KM
20 • Anda..eh Anda pernah seperti itu juga tidak, pernah merasa tertekan dengan pekerjaan Anda begitu? Pekerjaan sih kadang-kadang sih liat situasi, kadang-kadang juga bisa tertekan, kadang-kadang kan..kalau lagi itu pun kalau..kadang-kadang kita kan sama orang lain kan kadang-kadang bisa itu, ada tetap bisa tertekan atau bagaimana, kadang-kadang kan mengerjakan sesuatu yang terlalu berat kan kan tidak tetap selalu mulus kan, kadang-kadang tetap bisa emosi tertekan juga hal seperti ini
Kadang-kadang merasa tertekan dengan pekerjaan (bila mengerjakan sesuatu yang terlalu berat)
DK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Top Related