Entropi Sistem [PRAKTIKUM KIMIA FISIKA]
A. Judul Percobaan : Entropi Sistem
B. Tujuan : Mempelajari perubahan entropi sIstem pada beberapa
reaksi
C. Dasar Teori
Zat wujudnya digolongkan menjadi tiga macam, yaitu padat, cair, dan gas.
Dalam zat padat partikel-partikelnya tersusun secara teratur. Dalam zat cair
partikel-partikel tersusun kurang teratur, dan dalam keadaan gas makin tidak
teratur. Pada reaksi kimia terjadi perubahan susunan partikel dari tidak teratur
menjadi teratur dan sebaliknya. Ukuran ketidakteraturan suatu sistem
dinyatakan dengan entropi dan diberi lambang S.
Entropi dapat didefinisikan sebagai bentuk ketidakteraturan perilaku
partikel dalam sistem terhadap lingkungan. Entropi didasarkan pada perubahan
setiap keadaan yang dialami partikel dari keadaan awal hingga keadaan
akhirnya. Entropi juga merupakan suatu fungsi keadaan dan dilambangkan S,
dan perubahan entropi dilambangkan ∆ S. Entropi juga dapat didefinisikan
sebagai ukuran untuk menyatakan ketidakteraturan sistem.
Entropi adalah sifat termodinamika yang dapat digunakan untuk
menentukan energi yang tersedia untuk pekerjaan yang berguna dalam proses
termodinamika, seperti dalam perangkat konversi energi, listrik, atau mesin.
Perangkat tersebut hanya dapat digerakkan oleh energi konversi, dan memiliki
efisiensi maksimum teoritis ketika mengkonversi energi untuk bekerja. Selama
pekerjaan ini, entropi menumpuk dalam sistem, yang kemudian menghilang
dalam bentuk panas limbah.
Jika entropi sistem meningkat, komponen sistem menjadi semakin tidak
teratur, random dan energi sistem lebih terdistribusi pada range lebih besar
Sdisorder > Sorder. Seperti halnya energi dalam atau entalpi, entropi juga fungsi
keadaan yaitu hanya tergantung pada keadaan awal dan akhir tidak pada
bagaimana proses terjadinya
Ssistem = Sfinal – Sinitial
Jika entropi meningkat maka Ssistem akan positif, sebaliknya jika entropi
turun, maka Ssistem akan negatif
Dalam susunan partikel tiap zat tersebut, zat padat memiliki keteraturan
partikel yang tinggi, kemudian selanjutnya zat cair, dan kemudian gas. Hal ini
1
Entropi Sistem [PRAKTIKUM KIMIA FISIKA]
dikarenakan pada zat padat partikel tersusun rapat dan teratur satu sama lain
karena gaya tarik antar molekulnya sangat besar sehingga partikel tidak dapat
bergerak bebas, zat cair gaya tarik molekulnya lebih kecil dari pada zat padat
sehingga molekul dapat bergerak bebas dan tidak teratur, dan pada gas gaya
tarik antar molekulnya kecil sekali sehingga jarak partikelnya sangat jauh satu
sama lain dan semakin tidak teratur. Ketika di dalam suatu sistem, maka
susunan partikel maka perlu diketahui bagaimana keteraturan sistem tersebut.
Hal ini salah satunya dipengaruhi wujud zat. Beberapa faktor yang
mempengaruhi perubahan entropi suatu sistem, yaitu:
Perubahan Temperatur
Entopi meningkat seiring dengan kenaikan temperature.Kenaikan
temperature tersebut menunjukkan kenaikan energi kinetik rata-rata
partikel.
Keadaan Fisik dan Perubahan Fasa
Bila suatu reaksi kimia terjadi perubahan dari keadaan teratur men-jadi
kurang teratur dikatakan perubahan entropinya (∆S) positif.Namun, bila
pada suatu reaksi kimia terjadi perubahan dari keadaan kurang tera-tur
menjadi teratur dikatakan perubahan entropinya (∆S) negatif.
Pelarutan Solid atau Liquid
Entropi solid atau liquid terlarut biasanya lebih besar dari solut murni,
tetapi jenis solut dan solven dan bagaimana proses pelarutannya
mempengaruhi entropi overall.
Pelarutan Gas
Gas begitu tidak teratur dan akan menjadi lebih teratur saat dilarut-kan
dalam liquid atau solid. Entropi larutan gas dalam liquid atau solid selalu
lebih kecil dibanding gas murni.Saat O2 (S(g) = 205,0J/mol K) di-larutkan
dalam air, entropi turun drastis (S(aq) = 110,9 J/mol K).
Ukuran Atom atau Kompleksitas Molekul
Perbedaan entropi zat dengan fasa sama tergantung pada ukuran atom dan
komplesitas molekul.
1. Entropi dan Hukum Kedua Termodinamika
2
Entropi Sistem [PRAKTIKUM KIMIA FISIKA]
Dalam termodinamika klasik, konsep entropi didefinisikan oleh
hukum kedua termodinamika, yang menyatakan "Sebuah proses alami yang
bermula di dalam satu keadaan kesetimbangan dan berakhir di dalam satu
keadaan kesetimbangan lain akan bergerak di dalam arah yang
menyebabkan entropi dari sistem dan lingkungannya semakin besar". Hal
ini berarti bahwa entropi dari suatu sistem yang terisolasi selalu bertambah
atau tetap konstan. Dengan demikian, entropi juga merupakan ukuran
kecenderungan suatu proses, seperti reaksi kimia.
Ini menunjukkan bahwa energi panas selalu mengalir secara spontan
dari daerah suhu yang lebih tinggi ke daerah suhu yang lebih rendah, dalam
bentuk panas. Proses ini mengurangi keadaan urutan sistem awal, oleh
karena itu entropi adalah sebuah ekspresi dari gangguan atau keacakan.
Entropi termodinamika memiliki dimensi energi dibagi oleh suhu, dan
sebuah unit dari joule per kelvin (J / K).
Hukum kedua termodinamika dalam konsep entropi mengatakan, Jika
entropi diasosiasikan dengan kekacauan maka pernyataan hukum kedua
termodinamika di dalam proses-proses alami cenderung bertambah ekivalen
dengan menyatakan, kekacauan dari sistem dan lingkungan cenderung
semakin besar.
Hukum ini tidak memberikan batasan perubahan entropi sistem atau
lingkungan, tetapi untuk perubahan spontan entropi total sistem dan
lingkungan harus positif
∆ Salamsemesta=∆ S total=∆ Ssistem+∆ S lingkungan>0
Secara matematik, perubahan entropi didefinisikan sebagai :
∆ S=qreversibel/¿T
Namun, pada kenyataannya proses spontan selalu bersifat irreversibel,
dan untuk memperoleh Salam semesta = 0 yang berarti proses tersebut reversibel
sejati adalah tidak bisa tercapai/diperoleh.
Berdasarkan hokum kedua termodinamika tersebut serta hukum
konservasi energi, entropi juga dapat digunakan sebagai kriteria
kespontanan proses. Arah proses pada reaksi dapat diramalkan sebagai
berikut:
3
Entropi Sistem [PRAKTIKUM KIMIA FISIKA]
1. Jika ∆ Ssistem+∆ Slingkungan>0 proses akan berlangsung
2. Jika ∆ Ssistem+∆ 㐴lingkungan<0proses tidak akan berlangsung
3. Jika ∆ Ssistem+∆ Slingku �ᤢ gan=0proses berlangsung setimbang
Penerapan hukum termodinamika pada sistem kimia memungkinkan
ahli kimia meramalkan perilaku reaksi kimia. Saat energi dan entropi
membantu pembentukan molekul hasil, molekul pereaksi akan bertindak
untuk membentuk molekul hasil hingga keseimbangan tercapai antara hasil
reaksi dan pereaksi. Rasio hasil reaksi dengan pereaksi diberi istilah tetapan
keseimbangan, yaitu sebuah fungsi selisih entropi dan energi antara kedua
zat. Walau begitu, termodinamika tidak dapat meramalkan kecepatan
reaksi. Untuk reaksi yang cepat, campuran hasil reaksi dan pereaksi yang
seimbang dapat diperoleh dalam waktu seperseribu detik atau kurang; untuk
reaksi yang lambat, waktunya bisa mencapai ratusan tahun.
2. Hubungan Entropi dan Suhu
Pada mulanya, untuk perubahan entropi dirumuskan sebagai dS = dq /
T. Untuk perubahan yang kecil, maka
dS = dqreversibel/ T diintegralkan .
dS = dqreversibel/ T
∫ d S=∫ d qreversibel
T
∆ S=∫ d qreversibel
T=∫ nCdT
T
Untuk perubahan dari T1 ke T2 :
∆ S=∫T1
T2
nCdTT
=n C p lnT2
T1
∆ S=n Cp lnT2
T1
Dari rumusan ini, maka terlihat ∆ S bergantung pada suhu. C
(kapasitas kalor) bergantung pada proses yang terjadi apakah pada tekanan
4
Entropi Sistem [PRAKTIKUM KIMIA FISIKA]
tetap atau volume tetap. Jika pada tekanan tetap, C yang digunakan adalah
Cp, jika pada volume tetap, C yang digunakan adalah Cv.
3. Perubahan Entropi dan perubahan Entalpi
Jika reaksi kimia berlangsung dalam sistem dengan perubahan entalpi
∆ H , kalor yang memasuki lingkungan pada tekanan tetap adalah q = - ∆ H ,
sehingga perubahan entropi adalah :
∆ S = qreversibel
T
∆ S = −∆ H
T
∆ H = −∆ S x T
Untuk proses eksotermik, ∆ H bernilai negatif karena sistem
melepaskan kalor (T 2>T1 ¿, sehingga ∆ S akan bernilai positif. Sedangkan
untuk proses endotermik, ∆ H bernilai positif karena sistem menyerap
kalor, sehingga ∆ S akan bernilai negatif (T 2<T1 ¿.
4. Reaksi Eksoterm dan Endoterm
Reaksi Eksotermik merupakan reaksi yang melepaskan kalor atau
menghasilkan energi. Entalpi sistem berkurang (hasil reaksi memiliki
entalpi yang lebih rendah dari zat semula).
Reaksi Endotermik adalah reaksi yang menyerap kalor atau
memerlukan energi. Entalpi sistem bertambah (hasil reaksi memiliki entalpi
yang lebih tinggi dari zat semula).
D. Rancangan Percobaan :
1. Alat dan Bahan
Alat
- Tabung reaksi 3 buah
- Termometer 0-100oC 1 buah
- Spatula 1 buah
- Tempat rol film 1 buah
- Gelas ukur 1 buah
5
Entropi Sistem [PRAKTIKUM KIMIA FISIKA]
Bahan
- NaOH padat
- KNO3 padat
- Larutan HCL 0,1 M
- NH4Cl
- Aquades
- Logam Mg
- Ba(OH)2
6
T1
Dimasukkan dalam tab. Reaksi CDiukur dan dicatat suhunya
Ditambah beberapa potong logam Mg, dikocok dan diukur suhunya
5ml HCl 0,1 M5 mL HCl 0,1 M
T2
1 sendok spatula Ba(OH)2 padat
1/2 sendok spatula NH4Cl padat
Dimasukkan dalam kotak plastik (rol film)Diukur suhunya
T1
Ditutup kotak dan dikocokDibuka tutupnya dan dicium baunyaDiukur suhunya
T2
Entropi Sistem [PRAKTIKUM KIMIA FISIKA]
2. Langkah – langkah percobaan
7
4.
1. 2.
3.
10 ml air
Dimasukkan dalam tab. Reaksi A
Diukur dan dicatat suhunya
T1
Ditambah 1/2 sendok spatula NaOH padat, dikocok dan diukur suhunya
T2
10 ml air
10 mL H2O Dimasukkan dalam tab.
Reaksi B Diukur dan dicatat
suhunya
T1
Ditambah 1/2 sendok spatula KNO3 padat, dikocok dan diukur suhunya
T2
10ml air10 mL H2O
Dimasukkan dalam tab. Reaksi ADiukur dan dicatat suhunya
T1
Ditambah 1/2 sendok spatula NaOH padat, dikocok dan diukur suhunya
T2
Entropi Sistem [PRAKTIKUM KIMIA FISIKA]
E. Hasil Pengamatan
No. Prosedur Percobaan Hasil Pengamatan Dugaan/Reaksi Kesimpulan
1.
Tabung reaksi A :
T1 = 31OC
T2 = 33OC
Massa NaOH = 0,163
gram
NaOH berupa
padatan putih
NaOH + H2O :
latutan jernih
NaOH(s) + H2O(l) →
NaOH(aq)
NaOH + aquades terjadi
peningkatan entropi
karena terjadi perubahan
dari padat ke cair
8
Dimasukkan dalam tab. Reaksi BDiukur dan dicatat suhunya
10ml air10 mL H2O
T1
Entropi Sistem [PRAKTIKUM KIMIA FISIKA]
2. Tabung reaksi B
T1 = 31OC
T2 = 32OC
Massa KNO3 = 0,144
gram
KNO3 berupa serbuk
putih
KNO3 + H2O : larutan
jernih
KNO3(s) + H2O(l) →
KNO3(aq)
KNO3 + aquades terjadi
peningkatan entropi
karena terjadi perubahan
dari padat ke cair
9
T2
Ditambah 1/2 sendok spatula KNO3 padat, dikocok dan diukur suhunya
Dimasukkan dalam tab. Reaksi CDiukur dan dicatat suhunya
5ml HCl 0,1 M10 mL H2O
T1
Entropi Sistem [PRAKTIKUM KIMIA FISIKA]
3.Tabung reaksi C
T1 = 31OC
T2 = 32OC
Massa Mg = 0,015
gram
Mg berupa
lempengan logam
berwarna abu-abu
Mg(s) + 2HCl(aq) →
MgCl2(aq) +H2(g)
HCl + logam Mg terjadi
peningkatan entropi
karena terjadi perubahan
dari padat ke cair dan
gas
10
Ditambah beberapa potong logam Mg, dikocok dan diukur suhunya
T2
1 sendok spatula Ba(OH)2 padat
1/2 sendok spatula NH4Cl padat
Dimasukkan dalam kotak plastik (rol film)Diukur suhunya
T1
Ditutup dan dikocokDibuka tutupnya dan dicium baunyaDiukur suhunya
T2
Entropi Sistem [PRAKTIKUM KIMIA FISIKA]
4. Massa Ba(OH)2 padat
= 0,053 gram
Massa NH4Cl padat =
0,024 gram
T1 = 29OC
T2 = 31OC
Bau yang tercium :
bau amoniak (NH3)
Ba(OH)2(s) + 2NH4Cl(l)
→ BaCl2 + 2NH3(g)
Ba(OH)2 padat + NH4Cl
padat terjadi
peningkatan entropi
karena terjadi perubahan
wujud dari padat ke gas
11
Entropi Sistem [PRAKTIKUM KIMIA FISIKA]
F. Analisis dan Pembahasan
Pada tabung reaksi A, 10 mL H2O dimasukkan ke dalam tabung dan diukur suhu
dengan menggunakan termometer, suhu awal (T1) = 31 oC = 304 K . Lalu ditambahkan
setengah sendok spatula padatan NaOH sebanyak 0,163 gram ke dalam tabung reaksi,
dikocok hingga larut lalu diukur suhu dan didapatkan nilai T2 = 33 oC = 306 K. NaOH
berupa padatan berwarna putih, setelah dicampur dengan H2O, padatan NaOH larut dan
menjadi larutan jernih.
Reaksi yang terjadi adalah :
H2O(aq) + NaOH(s) NaOH(aq)
m. air = air x V air
= 1 gram/ml x 10 ml
= 10 gram
Qreaksi = m x c x T
= m.larutan x c air x T
= (m.air + m. NaOH) x c air x (T2 – T1)
= (10 + 0,163) gram x 4,2 J/g.K x (306 – 304)K
= 10,163 gram x 4,2 J/g.K x 2 K
= 85,3692 J
Karena suhu yang terjadi meningkat pada tekanan tetap, maka :
H = - Qreaksi = - 85,3692 J
S = m. larutan x c air x lnT 2T 1
= (m.air + m. NaOH) x c air x lnT 2T 1
= (10 + 0,163) gram x 4,2 J/g.K x ln306 K304 K
12
Entropi Sistem [PRAKTIKUM KIMIA FISIKA]
= 10,163 gram x 4,2 J/g.K x 0,0065
= 0,2774 J/K
Dari hasil perhitungan diatas dapat diketahui bahwa nilai entalpi adalah negatif, itu
berarti bahwa reaksi adalah reaksi eksotermis atau melepaskan energi. Hal ini ditandai pula
dengan terjadinya kenaikan suhu dari 304 K menjadi 306 K. Nilai entropi adalah positif,
itu berarti bahwa ketidakaturan reaksi suatu sistem meningkat. Peningkatan ketidakaturan
juga terlihat secara makroskopis melalui perubahan fasa padat menjadi cair.
Pada tabung reaksi B, 10 mL H2O dimasukkan ke dalam tabung dan diukur suhu
dengan menggunakan termometer, suhu awal (T1) = 31 oC = 304 K . Lalu ditambahkan
setengah sendok spatula padatan KNO3 sebanyak 0,144 gram ke dalam tabung reaksi,
dikocok hingga larut lalu diukur suhu dan didapatkan nilai T2 = 32 oC = 305 K. KNO3
berupa serbuk berwarna putih, setelah dicampur dengan H2O, padatan KNO3 larut dan
menjadi larutan jernih.
Reaksi yang terjadi adalah :
H2O(aq) + KNO3(s) KNO3(aq)
m. air = air x V air
= 1 gram/ml x 10 ml
= 10 gram
Qreaksi = m x c x T
= m.larutan x c air x T
= (m.air + m.KNO3) x c air x (T2 – T1)
= (10 + 0,144) gram x 4,2 J/g.K x (305 – 304)K
= 10,144 gram x 4,2 J/g.K x 1 K
= 42,6048 J
Karena suhu yang terjadi meningkat pada tekanan tetap, maka :
H = - Qreaksi = - 42,6048 J
S = m. larutan x c air x lnT 2T 1
= (m.air + m. KNO3) x c air x lnT 2T 1
= (10 + 0,144) gram x 4,2 J/g.K x ln305 K304 K
13
Entropi Sistem [PRAKTIKUM KIMIA FISIKA]
= 10,144 gram x 4,2 J/g.K x 0,0032
= 0,13633 J/K
Dari hasil perhitungan diatas dapat diketahui bahwa nilai entalpi adalah negatif, itu
berarti bahwa reaksi adalah reaksi eksotermis atau melepaskan energi. Hal ini ditandai pula
dengan terjadinya kenaikan suhu dari 304 K menjadi 305 K. Nilai entropi adalah positif,
itu berarti bahwa ketidakaturan reaksi suatu sistem meningkat. Peningkatan ketidakaturan
juga terlihat secara makroskopis melalui perubahan fasa padat menjadi cair.
Pada tabung reaksi C, 5 mL HCl dimasukkan ke dalam tabung dan diukur suhu
dengan menggunakan termometer, suhu awal (T1) = 31 oC = 304 K . Lalu ditambahkan
logam Mg sebanyak 0,015 gram ke dalam tabung reaksi, dikocok hingga larut lalu diukur
suhu dan didapatkan nilai T2 = 32 oC = 305 K. Mg berupa lempengan logam berwarna abu
abu, setelah dicampur dengan HCl , logam Mg larut dan menjadi larutan MgCl keruh.
Reaksi yang terjadi adalah :
2HCl(aq) + Mg(s) MgCl2(aq) + H2(g)
m. HCl = HCl x V air
= 1,19 gram/ml x 5 ml
= 5,95 gram
Qreaksi = m x c x T
= m.larutan x c air x T
= (m.HCl + m.Mg) x c air x (T2 – T1)
= (5,95 + 0,015) gram x 4,2 J/g.K x (305 – 304)K
= 5,965 gram x 4,2 J/g.K x 1 K
= 25,053 J
Karena suhu yang terjadi meningkat pada tekanan tetap, maka :
H = - Qreaksi = - 25,053 J
S = m. larutan x c air x lnT 2T 1
= (m.HCl + m. Mg) x c air x lnT 2T 1
= (5,95 + 0,015) gram x 4,2 J/g.K x ln305 K304 K
= 5,965 gram x 4,2 J/g.K x 0,0032
= 0,08016 J/K
14
Entropi Sistem [PRAKTIKUM KIMIA FISIKA]
Dari hasil perhitungan diatas dapat diketahui bahwa nilai entalpi adalah negatif, itu
berarti bahwa reaksi adalah reaksi eksotermis atau melepaskan energi. Hal ini ditandai pula
dengan terjadinya kenaikan suhu dari 304 K menjadi 305 K. Nilai entropi adalah positif,
itu berarti bahwa ketidakaturan reaksi suatu sistem meningkat. Peningkatan ketidakaturan
juga terlihat secara makroskopis melalui perubahan dari fasa padat yaitu logam Mg setelah
itu menjadi fase cair yaitu MgCl2 dan terdapat gelembung – gelembung kecil yang
merupakan gas H2.
Pada percobaan keempat, satu sendok spatula Ba(OH)2 padat yang berwarna putih dan
setengah sendok spatula NH4Cl padat yang berwarna putih dimasukkan dalam kotak plastik
rol film dan diukur suhunya dengan menggunakan termometer. Suhu awal (T1) adalah 29 oC
= 302 K. Kemudian dikocok kotak plastik sehingga Ba(OH)2 dan NH4Cl tercampur
sempurna, kemudian diukur suhu dan didapatkan nilai T2 = 31 oC = 304 K. Warna Ba(OH)2
campuran dan NH4Cl adalah putih dan dihasilkan bau yang tidak sedap.
Reaksi yang terjadi adalah:
Ba(OH)2(s) + 2NH4Cl(s) BaCl2(s) + 2NH4OH(g)
Qreaksi = m x c x T
= m.larutan x c air x T
= (m.Ba(OH)2 + m.NH4Cl) x c air x (T2 – T1)
= (0,053 + 0,024) gram x 4,2 J/g.K x (304 – 302)K
= 0,077 gram x 4,2 J/g.K x 2 K
= 0,6468 J
Karena suhu yang terjadi meningkat pada tekanan tetap, maka :
H = - Qreaksi = - 0,6468 J
S = m. larutan x c air x lnT 2T 1
= (m.Ba(OH)2 + m.NH4Cl) x c air x lnT 2T 1
= (0,053 + 0,024) gram x 4,2 J/g.K x ln304 K302 K
= 0,077 gram x 4,2 J/g.K x 0,0066
= 0,002134 J/K
Dari hasil perhitungan diatas dapat diketahui bahwa nilai entalpi adalah negatif, itu
berarti bahwa reaksi adalah reaksi eksotermis atau melepaskan energi. Hal ini ditandai pula
15
Entropi Sistem [PRAKTIKUM KIMIA FISIKA]
dengan terjadinya kenaikan suhu dari 302 K menjadi 304 K. Nilai entropi adalah positif,
itu berarti bahwa ketidakaturan reaksi suatu sistem meningkat. Peningkatan ketidakaturan
juga terlihat secara makroskopis melalui perubahan dari fasa padat ke fasa gas.
G. Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :
NaOH + aquades terjadi peningkatan entropi karena terjadi perubahan dari padat
ke cair
KNO3 + aquades terjadi peningkatan entropi karena terjadi perubahan dari padat
ke cair
HCl + logam Mg terjadi peningkatan entropi karena terjadi perubahan dari padat
ke cair dan gas
Ba(OH)2 padat + NH4Cl padat terjadi peningkatan entropi karena terjadi
perubahan wujud dari padat ke gas
H. Jawaban Pertanyaan
1. Berdasarkan data percobaan, tentukan perubahan entropi secara kualitatif maupun
kuantitatif
Jawab :
2. Deskripsikan hasil analisis saudara !
Jawab :
I. Daftar Pustaka
Anonim. 2011. Entropy. http://en.wikipedia.org/wiki/entropy (diakses pada 1 November
2013 pukul 14.50 WIB)
Anonim. 2011. Entropi dan Hukum Kedua Termodinamika.
http://datachem.blogspot.com/2011/04/entropi-dan-hukum-kedua-
termodinamika.html ( diakses pada 1 November 2013 pkl 11.00 WIB)
Anonim. 2010. Ksp pada Larutan. http://www.chemtopics.com/unit10/ksp.pdf (diakses
pada 1 November 2013 pukul 02.30 WIB)
Atkins, P.W. 1994. Kimia Fisika. Jilid I. Terjemahan oleh : Irma I. Kartohadiprodjo.
Jakarta : Erlangga.
16
Entropi Sistem [PRAKTIKUM KIMIA FISIKA]
Chemistry. 2009: Termodinamika. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-
anorganik-universitas/reaksi anorganik/termodinamika/, (diakses pada 1
November 2013 pukul 19.31 WIB)
Forum Fakta Ilmiah. 2010: Entropi dan Hukum Kedua Termodinamika,
http://www.faktailmiah.com/2010/07/21/entropi-dan-hukum-kedua-
termodinamika.html, (diakses pada 1 November 2013 pukul 19.45 WIB)
Keenan, et-al. 1991. Ilmu Kimia untuk Universitas. Alih Bahasa A.H. Pudjaatmaka.
Jakarta : Erlangga
Rohman, Ijang dan Sri Mulyani. 2004. Kimia Fisika I. Bandung: Universitas Pendidikan
Indonesia press
Rudy, 2009: Entropi, http://fisikarudy.com/2009/04/26/entropi/, (diakses pada 1
November 2013 pukul 18.20 WIB)
Tjahjani, Siti.dkk. 2013. Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika II. Surabaya :
Laboratorium Kimia Fisika UNESA
Wikipedia. 2008: Termodinamika, http://id.wikipedia.org/wiki/Termodinamika, (diakses
pada 1 November 2013pukul 19.35 WIB)
17
Entropi Sistem [PRAKTIKUM KIMIA FISIKA]
LAMPIRAN
Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3 Gambar 4
Gambar 5 Gambar 6 Gambar 7
Gambar 8 Gambar 9 Gambar 10 Gambar 11
Keterangan gambar :
Gambar 1 : Gambar ketika ½ sendok spatula KNO3 padat ditimbang
Gambar 2 : Gambar ketika potongan kecil Mg ditimbang
Gambar 3 : Gambar ketika Ba(OH)2 dan NH4Cl ditimbang
Gambar 4 : Gambar ketika ½ sendok spatula NaOH padat ditimbang
18
Entropi Sistem [PRAKTIKUM KIMIA FISIKA]
Gambar 5 : Gambar setelah tabung A diisi 10 ml H2O + NaOH padat ; setelah tabung B
diisi 10 ml H2O + KNO3 padat ; setelah tabung C diisi 5 ml HCl + potongan
kecil Mg
Gambar 6 : Gambar warna larutan ketika potongan kecil Mg dimasukkan dalam 5 ml HCl
dan dikocok beberapa menit hingga larut semua
Gambar 7 : Gambar cara melakukan pengukuran suhu(T1 / T2) pada masing-masing tabung
reaksi
Gambar 8 : Mengukur suhu (T1) pada percobaan 4
Gambar 9 : Ditutup lalu dikocok
Gambar 10 : Dibuka tutupnya dan dicium baunya dari campuran ½ sendok spatula Ba(OH)2
padat + ½ sendok spatula NH4Cl padat
Gambar 11 : Mengukur suhu (T2) pada percobaan 4
19