perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENERAPAN MODEL PEMBEL
METODE
AKUNTANSI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENERAPAN MODEL PEMBEL
METODE JIGSAW UNTUK MENIN
AKUNTANSI
SMK KRISTEN 1 S
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
PENERAPAN MODEL PEMBEL
JIGSAW UNTUK MENIN
AKUNTANSI PADA SISWA
SMK KRISTEN 1 S
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
(Penelitian Tindakan Kelas
SKRIPSI
ERLIN AMALIA RIANDAN
K 7407074
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
��
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN
JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWA KELAS XI KEUANGAN
SMK KRISTEN 1 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Penelitian Tindakan Kelas
SKRIPSI
Oleh :
ERLIN AMALIA RIANDAN
K 7407074
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
AJARAN KOOPERATIF DENGAN
GKATKAN HASIL BELAJAR
KELAS XI KEUANGAN
URAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Penelitian Tindakan Kelas)
ERLIN AMALIA RIANDANI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
AJARAN KOOPERATIF DENGAN
GKATKAN HASIL BELAJAR
KELAS XI KEUANGAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
AJARAN KOOPERATIF DENGAN
GKATKAN HASIL BELAJAR
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENERAPAN MODEL PEMBEL
METODE
AKUNTANSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan
gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENERAPAN MODEL PEMBEL
METODE JIGSAW UNTUK MENIN
AKUNTANSI
SMK KRISTEN 1 S
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan
gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
PENERAPAN MODEL PEMBEL
JIGSAW UNTUK MENIN
AKUNTANSI PADA SISWA
SMK KRISTEN 1 S
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
(Penelitian Tindakan Kelas)
ERLIN AMALIA RIANDAN
K 7407074
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan
gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
���
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN
JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWA KELAS XI KEUANGAN
SMK KRISTEN 1 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
(Penelitian Tindakan Kelas)
Oleh :
ERLIN AMALIA RIANDAN
K 7407074
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan
gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
AJARAN KOOPERATIF DENGAN
GKATKAN HASIL BELAJAR
KELAS XI KEUANGAN
URAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
(Penelitian Tindakan Kelas)
ERLIN AMALIA RIANDANI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan
gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
AJARAN KOOPERATIF DENGAN
GKATKAN HASIL BELAJAR
KELAS XI KEUANGAN
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan
gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
AJARAN KOOPERATIF DENGAN
GKATKAN HASIL BELAJAR
mendapatkan
gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
����
�
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Persetujuan Pembimbing,
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Siswandari, M. Stats Dra. Sri Witurachmi, M. M
NIP. 19590201 198503 2 002 NIP. 19540614 198103 2 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
���
�
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari :
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi:
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Wahyu Adi, M. Pd .......................
Sekretaris : Drs. Sukirman, M. M .......................
Anggota I : Prof. Dr. Siswandari, M. Stats .......................
Anggota II : Dra. Sri Witurachmi, M. M .......................
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.
NIP. 19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
��
�
HALAMAN REVISI
Skripsi ini telah direvisi sesuai dengan arahan dari Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta,
disetujui dan diterima untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan.
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Wahyu Adi, M. Pd .........................
Sekretaris :Drs. Sukirman, M. M .........................
Anggota I : Prof. Dr. Siswandari, M. Stats .........................
Anggota II : Dra. Sri Witurachmi, M. M .........................
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
���
�
ABSTRAK
Erlin Amalia Riandani. K 7407074. PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN METODE JIGSAW UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA
KELAS XI KEUANGAN SMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN
PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas). Skripsi. Surakarta.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta,
April 2011.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan model
pembelajaran kooperatif dengan metode jigsaw dalam meningkatkan hasil belajar
akuntansi pada siswa kelas XI Keuangan SMK Kristen Surakarta tahun pelajaran
2010/2011.
Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan
Kelas (Classroom Action Research). Penelitian ini dilakukan dengan kolaborasi
antara peneliti, guru kelas dan melibatkan partisipasi siswa. Obyek penelitian ini
adalah siswa kelas XI Keuangan SMK Kristen 1 Surakarta tahun pelajaran
2010/2011, yang berjumlah 44 siswa. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
observasi, dokumentasi, wawancara dan tes. Prosedur penelitian meliputi tahap:
(1) pengenalan masalah, (2) persiapan tindakan, (3) penyusunan rencana tindakan,
(4) implementasi tindakan, (5) pengamatan dan (6) penyusunan laporan. Proses
penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari
empat tahap, yakni: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3)
observasi dan interprestasi, dan (4) analisis dan refleksi. Setiap siklus
dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan, siklus pertama selama 6 x 45 menit dan
siklus kedua 6 x 45 menit.
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa
terdapat peningkatan hasil belajar akuntansi pada materi mutasi dana kas kecil
melalui penerapan model pembelajaran kooperatif dengan metode jigsaw. Hal
tersebut terefleksi dari beberapa indikator sebagai berikut: (1) keaktifan siswa
dalam diskusi kelas menunjukkan peningkatan 13,64 %, dari 30 siswa (68,18 %)
pada siklus I menjadi 36 siswa (81,82 %) pada siklus II, (2) keaktifan siswa
dalam diskusi kelompok menunjukkan peningkatan 11,37 %, dari 34 siswa (77,27
%) pada siklus I, menjadi 39 siswa (88,64 %) pada siklus II, (3) ketelitian dan
ketepatan menyelesaikan soal menunjukkan peningkatan 11,36 %, pada siklus I
terdapat 32 siswa (72,73 %) dan pada siklus II terdapat 37 siswa (84,09 %), dan
(4) adanya peningkatan pencapaian hasil belajar siswa 13,64 %, dari 34 siswa
(77,27 %) pada siklus I meningkat menjadi 40 siswa (90,91 %) pada siklus II.
Peningkatan tersebut terjadi setelah guru melakukan beberapa upaya, antara lain:
(1) penerapan model pembelajaran kooperatif dengan metode jigsaw, (2) guru
sudah dapat meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap materi yang
diajarkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar
melalui metode jigsaw, (3) guru melakukan evaluasi setelah pelaksanaan
pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar berikutnya. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif dengan
metode jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi.
�
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
����
�
MOTTO
“Karena Tuhanlah yang memberikan hikmat, dari mulut-Nya datang pengetahuan
dan kepandaian.”
(Amsal 2:6)
“Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang.”
(Amsal 23:18)
“Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada
Tuhan”
(Yeremia 17:7)
“Berharap berarti melihat bahwa apa yang kita inginkan mungkin terjadi dan
kemudian berusaha mengejarnya karena di mana ada kehidupan, di situ ada
pengharapan.”
(NN)
“Apapun yang bisa kamu lakukan, atau kamu bayangkan kamu bisa, lakukanlah.
Di dalam keberanian terdapat kejeniusan, kekuatan dan keajaiban.”
(Goethe)
“Kupandang dengan tawa riang dan aku berjalan penuh kepastian, kan ku masuki,
ingin ku tapaki indah masa depan yang luas membentang”
(One Way)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
�����
�
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan sebagai wujud rasa sayang,
cinta kasih penulis dan terima kasih penulis kepada :
� Bapak, Ibu dan Adik tercinta atas perjuangan dan
doanya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi ini dengan lancar.
� Ibu Siswandari dan Ibu Sri Witurachmi atas
kesabarannya dalam membimbing penulis.
� Ibu Dwi Ruswantini serta keluarga besar SMK Kristen
1 yang telah membantu pelaksanaan penelitian ini.
� Dian, Dyah, Anjani, Dessy, Wanda, Sapto, Puput, Sindi
atas semangat, kesabaranmu dan persahabatan kita
selama ini.
� Teman-temanku PAK 2007.
� Teman-temanku di PMK FKIP.
� Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya
skripsi ini.
� Almamater UNS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
���
�
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
kasih karunia, berkat dan hikmat dari-Nya, skripsi ini dapat diselesaikan dengan
baik oleh penulis untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan.
Hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi dalam menyelesaikan
penulisan skripsi ini dapat diatasi berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu,
atas segala bentuk bantuannya penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial yang telah memberikan ijin penulisan skripsi ini.
3. Drs. Wahyu Adi, M.Pd., selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan
Akuntansi yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dengan bijaksana.
4. Prof. Dr. Siswandari, M. Stats., selaku pembimbing I yang telah memberikan
banyak sekali motivasi, ilmu dan arahan dengan penuh kesabaran.
5. Dra. Sri Witurachmi, M. M., selaku pembimbing II yang telah memberikan
dorongan, semangat dan bimbingan dengan baik.
6. Prof. Dr. Sigit Santosa, M. Pd, selaku pembimbing akademis penulis yang
telah memberikan semangat untuk menyusun skripsi.
7. Drs. Siwi Widi Asmoro., selaku Kepala SMK Kristen 1 Surakarta, serta guru,
karyawan dan siswa-siswi kelas XI Keuangan yang telah banyak memberikan
bantuan bagi penulis dalam penyusunan skripsi ini.
8. Bapak, Ibu dan Adik tercinta, yang selalu memberikan dorongan baik moril
maupun spiritual, kasih sayang serta doa yang tak henti-hentinya mengiringi
penulis hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
9. Dian, Dyah, Anjani, Dessy, Wanda, Sapto, Puput, Sindi dan sahabat-
sahabatku akuntansi ’07 atas keceriaan dan semangat kalian.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
��
�
Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari
Tuhan Yang Maha Esa. Amin.
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan,
namun penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya.
Surakarta, April 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
���
�
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGAJUAN ii
HALAMAN PERSETUJUAN iii
HALAMAN PENGESAHAN iv
HALAMAN REVISI v
HALAMAN ABSTRAK vi
HALAMAN MOTTO viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ix
KATA PENGANTAR x
DAFTAR ISI xii
DAFTAR GAMBAR xv
DAFTAR TABEL xvi
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Identifikasi Masalah 4
C. Pembatasan Masalah 4
D. Perumusan Masalah 5
E. Tujuan Penelitian 5
F. Manfaat Penelitian 5
BAB II LANDASAN TEORI 7
A. Tinjauan Pustaka 7
1. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif 7
a. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif 7
b. Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif 8
2. Metode Pembelajaran Jigsaw 9
a. Hakikat Metode Jigsaw 9
b. Langkah-langkah Metode Jigsaw 11
3. Hakikat Belajar 12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
����
�
a. Pengertian Belajar 12
b. Prinsip Belajar 13
4. Hasil Belajar 13
a. Hakikat Hasil Belajar 13
b. Aspek-aspek dalam Hasil Belajar 15
c. Penilaian Hasil Belajar 16
5. Hakikat Akuntansi 18
B. Kerangka Berpikir 19
C. Hasil Penelitian Yang Relevan 21
D. Hipotesis Tindakan 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 23
A. Tempat, Subyek dan Waktu Penelitian 23
1. Tempat dan Subyek Penelitian 23
2. Waktu Penelitian 23
B. Metode Penelitian 24
C. Teknik Pengumpulan Data 27
D. Prosedur Penelitian 28
E. Proses Penelitian 29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 33
A. Deskripsi Lokasi Penelitian 33
1. Sejarah Singkat SMK Kristen 1 Surakarta 33
2. Keadaan Lingkungan Belajar 35
3. Visi dan Misi 36
B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Akuntansi Kelas XI Keuangan
SMK Kristen 1 Surakarta 37
C. Deskripsi Hasil Penelitian 39
1. Siklus I 39
a. Perencanaan Tindakan 39
b. Pelaksanaan Tindakan 42
c. Observasi dan Interpretasi 46
d. Analisis dan Refleksi 47
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
�����
�
2. Siklus II 49
a. Perencanaan Tindakan 49
b. Pelaksanaan Tindakan 52
c. Observasi dan Interpretasi 56
d. Analisis dan Refleksi 57
D. Pembahasan 59
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 64
A. Simpulan 64
B. Implikasi 65
C. Saran 66
DAFTAR PUSTAKA 68
LAMPIRAN 70
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
����
�
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Ilustrasi Kelompok Jigsaw 12
Gambar 2. Hubungan Tujuan Instruksional, Pengalaman Belajar
dan Hasil Belajar 14
Gambar 3. Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas 20
Gambar 4. Siklus Penelitian Tindakan Kelas 26
Gambar 5. Grafik Hasil Penelitian Siklus I 59
Gambar 6. Grafik Hasil Penelitian Siklus II 60
Gambar 7. Grafik Perbandingan Siklus I dan Siklus II 60
Gambar 8. Guru sedang mempresentasikan materi yang akan dipelajari
Gambar 9. Siswa melakukan diskusi pada kelompok ahli
Gambar 10. Siswa melakukan diskusi pada kelompok asal
Gambar 11. Presentasi kelompok
Gambar 12. Siswa melakukan kegiatan diskusi kelas
Gambar 13. Suasana kelas pada saat siswa mengerjakan soal kuis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
���
�
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian 24
Tabel 2. Indikator Ketercapaian Hasil Belajar Siswa 31
Tabel 3. Profil Hasil Penelitian 59
�
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1��
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan faktor penting dalam memajukan bangsa dan
negara. Negara yang bidang pendidikannya maju akan mempercepat
perkembangan dan kemajuan bangsa dan negara tersebut. Umar Tirtarahardja
(2005: 33-36) mengemukakan beberapa fungsi pendidikan, yakni sebagai berikut:
1. Sebagai Proses Transformasi Budaya. Pendidikan diartikan sebagai kegiatan
pewarisan budaya dari satu generasi ke generasi yang lain.
2. Sebagai Proses Pembentukan Pribadi. Pendidikan sebagai suatu kegiatan yang
sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik.
3. Sebagai Proses Penyiapan Warga Negara. Pendidikan merupakan kegiatan
yang terencana untuk membekali peserta didik agar menjadi warga negara
yang baik.
4. Sebagai Penyiapan Tenaga Kerja. Pendidikan diartikan sebagai kegiatan
membimbing peserta didik sehingga memiliki bekal dasar untuk bekerja.
Mengingat begitu pentingnya pendidikan, maka dewasa ini banyak pihak
yang menaruh perhatiannya pada dunia pendidikan. Masalah pokok yang dihadapi
dunia pendidikan di Indonesia adalah masalah yang behubungan dengan mutu
atau kualitas pendidikan yang masih rendah. Mutu pendidikan tersebut
selanjutnya akan mempengaruhi kualitas siswa yang dihasilkannya. Indikator
tinggi rendahnya mutu pendidikan yang ada dapat dilihat dari pemahaman siswa
terhadap materi pelajaran yang kemudian akan berpengaruh pada hasil belajar
siswa tersebut.
SMK Kristen 1 Surakarta merupakan salah satu sekolah swasta yang
memiliki siswa yang bervariasi, baik dalam penguasaan materi maupun daya
serap masing-masing siswa berbeda. Salah satu jurusan yang terdapat di sekolah
ini adalah Keuangan yang tentunya sebagian besar mata pelajaran yang diajarkan
dan harus dikuasai oleh siswa adalah mata pelajaran Akuntansi. Akuntansi
berkaitan erat dengan kemampuan berpikir dan penalaran seseorang. Berdasarkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2��
hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran Akuntansi di kelas, terdapat berbagai
permasalahan yang terjadi, seperti: siswa kurang aktif di kelas, hal ini dapat
dilihat dari siswa jarang mengajukan pertanyaan di kelas serta jarang pula
mengemukakan pendapat di dalam kegiatan pembelajaran, ada pula siswa yang
kurang fokus pada saat guru menyampaikan materi pelajaran dan lebih banyak
melakukan aktivitas lain di luar aspek pembelajaran, seperti berbicara dengan
teman sebangku, berdandan maupun bercanda. Guru sering memberi kesempatan
kepada siswa untuk bertanya tetapi hampir tidak ada siswa yang bertanya
walaupun siswa tersebut belum memahami materi yang disampaikan guru di
depan kelas sehingga membuat siswa hanya menyontek pekerjaan teman saat
diberi tugas mengerjakan soal Akuntansi. Kurang adanya variasi pembelajaran
Akuntansi dari guru juga menjadi kendala dalam menjadikan siswa mampu
memahami pelajaran Akuntansi, karena dengan cukup banyaknya jam pada mata
pelajaran ini, siswa menjadi bosan dan malas untuk mengikuti pelajaran
Akuntansi.
Di sekolah ini, selama proses pembelajaran Akuntansi masih
menggunakan metode ceramah sehingga minat siswa untuk belajar Akuntansi
masih kurang, akibatnya penguasaan materi pelajaran Akuntansi oleh siswa masih
rendah pula. Kadang ketika guru memberikan tugas kelompok, sebagian siswa
hanya bergantung pada siswa yang dirasanya lebih pandai dan rajin, sehingga
sebagian siswa tersebut sebenarnya tidak memahami materi maupun keterampilan
dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan dalam tugas kelompok tersebut.
Penguasaan materi yang masih rendah akan berpengaruh pada pencapaian hasil
belajar yang belum maksimal. Dari hasil ulangan terakhir, persentase siswa yang
lulus KKM sebesar 68,18% (30 siswa) dan 31,82% (14 siswa) tidak lulus KKM,
sedangkan nilai rata-rata kelas 70,70 (masih di bawah KKM). Variasi belajar
untuk mengatasi kesulitan belajar Akuntansi pada siswa sangat diperlukan untuk
mengatasi permasalahan ini, salah satunya dengan menggunakan metode
pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning).
Menurut Isjoni (2010: 11-12), Cooperative Learning atau pembelajaran
kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3��
konstruktivis. Cooperative Learning merupakan strategi belajar dengan sejumlah
siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda.
Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus
saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran.
Dalam cooperative learning, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman
dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.
Pembelajaran kooperatif mempunyai beberapa tipe pendekatan, salah satu
di antaranya adalah Jigsaw. Alasan pemilihan metode ini adalah untuk membantu
memecahkan permasalahan yang telah diutarakan sebelumnya, yakni siswa tidak
hanya memerlukan variasi belajar yang dapat membantunya untuk mengatasi
kesulitan belajar di kelas, tetapi perlu suatu metode yang dapat menanamkan
tanggung jawab pada masing-masing siswa untuk saling membantu dalam
penguasaan materi maupun keterampilan dalam mengerjakan soal-soal. Isjoni
(2010: 54) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif jigsaw merupakan
salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling
membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang
maksimal. Menurut Slavin (2005: 237) menyatakan bahwa kunci metode jigsaw
ini adalah interdependensi: tiap siswa bergantung kepada teman satu timnya untuk
dapat memberikan informasi yang diperlukan supaya dapat berkinerja baik pada
saat penilaian. Sehingga para siswa termotivasi untuk mempelajari materi dengan
baik dan untuk bekerja keras dalam kelompok ahli mereka supaya mereka dapat
membantu timnya melakukan tugas dengan baik. Dengan demikian, pengalaman
belajar siswa akan bertambah sehingga mengoptimalkan potensi yang dimiliki
siswa yang berdampak pada peningkatan hasil pembelajaran akuntansi.
Dari uraian di atas, penulis bermaksud untuk mengadakan penelitian
dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode
Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Akuntansi Pada Siswa Kelas XI
Keuangan SMK Kristen 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4��
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, dapat
diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :
1. Apakah model pembelajaran yang diterapkan dalam pembelajaran Akuntansi
selama ini telah mampu meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI Keuangan
di SMK Kristen 1 Surakarta?
�� Mengapa siswa kelas XI Keuangan kurang antusias terhadap mata pelajaran
Akuntansi?�
�� Apakah penyebab siswa kurang berminat memperhatikan pelajaran di kelas?�
4. Mengapa hasil belajar siswa kelas XI Keuangan untuk mata pelajaran
Akuntansi belum maksimal? Belum memenuhi standar nilai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran Akuntansi yaitu 72?
5. Apakah penerapan metode jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar Akuntansi
siswa kelas XI Keuangan?
C. Pembatasan Masalah
Agar suatu masalah dapat dikaji secara mendalam, maka perlu pembatasan
masalah. Hal ini penting agar masalah yang dikaji menjadi jelas dan mengarahkan
perhatian dengan tepat, karena apabila suatu masalah terlalu luas maka masalah
tersebut harus dibatasi dahulu sehingga dalam pemecahannya dapat dilakukan
secara jelas dan tepat.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan diteliti
dibatasi pada :
1. Subjek penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI Keuangan SMK Kristen 1
Surakarta semester gasal tahun pelajaran 2010/2011.
2. Objek penelitian
Objek penelitian meliputi :
a. Penelitian ini hanya dilaksanakan untuk materi pembelajaran akuntansi
dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan metode jigsaw
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5��
yang terangkum dalam sebuah penelitian tindakan kelas (Classroom
Action Research).
b. Pencapaian hasil belajar yang diukur meliputi beberapa indikator, yaitu:
(1) Keaktifan siswa dalam diskusi kelas, (2) Keaktifan siswa dalam diskusi
kelompok, (3) Ketelitian dan ketepatan siswa dalam menyelesaikan soal,
(4) Ketuntasan hasil belajar (standar nilai KKM 72).
c. Mata pelajaran Akuntansi yang dijadikan sebagai objek penelitian
dikhususkan pada pokok bahasan “Mutasi Dana Kas Kecil”
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan
masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut:
“Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif dengan metode jigsaw
dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi pada siswa kelas XI Keuangan SMK
Kristen 1 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011?”
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
apakah ada peningkatan hasil belajar akuntansi pada siswa kelas XI Keuangan
SMK Kristen 1 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011 melalui model pembelajaran
kooperatif dengan metode jigsaw.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi dunia
pendidikan yang dapat ditinjau dari dua segi, yaitu:
1. Manfaat Teoretis
a. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi keilmuan
yang bermanfaat mengenai penerapan metode jigsaw terhadap
peningkatan hasil belajar siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6��
b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pembanding, pertimbangan
dan pengembangan bagi penelitian di masa yang akan datang di bidang
dan permasalahan sejenis atau bersangkutan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Memotivasi siswa belajar akuntansi dengan cara yang menyenangkan dan
bervariasi serta bisa memperoleh pengalaman belajar.
b. Bagi Guru
Sebagai masukan bagi guru di dalam menentukan model mengajar yang
tepat sesuai dengan kemampuan tiap kelas, dalam rangka peningkatan
hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran akuntansi.
c. Bagi Peneliti
Untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang telah peneliti terima di bangku
kuliah khususnya yang berkaitan dengan akuntansi, serta untuk membekali
peneliti sebagai calon guru untuk menentukan model mengajar dan media
pembelajaran yang tepat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Model Pembelajaran Kooperatif
a. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah
siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda.
Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok
harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi
pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai
jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.
Menurut Slavin (2008: 8) “Pembelajaran kooperatif adalah suatu model
pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok
kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok
heterogen.” Sedangkan menurut Sunal dan Hans (2000) yang dikutip dari
Isjoni (2009: 15) mengemukakan “Pembelajaran kooperatif merupakan suatu
cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk
memberi dorongan kepada peserta didik agar bekerja sama selama proses
pembelajaran”. Selanjutnya Stahl (1994) yang dikutip dari Isjoni (2009: 15)
menyatakan “Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan belajar siswa lebih
baik dan meningkatkan sikap tolong-menolong dalam perilaku sosial.”
Falsafah yang mendasari model pembelajaran gotong royong dalam
pendidikan adalah falsafah homo homini socius. Falsafah ini menekankan
bahwa manusia adalah makhluk sosial. Menurut Anita Lie (2008: 24)
menyatakan bahwa “Kerja sama merupakan kebutuhan yang sangat penting
bagi kelangsungan hidup.”
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas belajar dengan model
kooperatif dapat diterapkan untuk memotivasi siswa berani mengungkapkan
pendapatnya, menghargai pendapat teman, dan saling memberikan pendapat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Selain itu dalam belajar biasanya siswa dapat bekerja sama dan saling tolong
menolong menguasai tugas yang dihadapinya.
b. Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif memiliki karakteristik umum yang
dapat menguatkan pembelajarannya. Isjoni (2010: 41-48) mengemukakan
beberapa karakteristik umum yang tampak membentuk pembelajaran
kooperatif sebagai berikut:
Ada lima unsur dasar yang dapat membedakan cooperative learning
dengan kerja kelompok, yaitu:
1) Possitive Interdependence, yaitu hubungan timbal balik yang didasari
adanya kepentingan yang sama atau perasaan diantara anggota
kelompok dimana keberhasilan seseorang merupakan keberhasilan
yang lain pula atau sebaliknya.
2) Interaction Face to Face, yaitu interaksi yang langsung terjadi antar
siswa tanpa adannya perantara.
3) Adanya tanggung jawab pribadi mengenai materi pelajaran dalam
anggota kelompok sehingga siswa termotivasi untuk membantu
temannya, karena tujuan dalam pembelajaran kooperatif adalah
menjadikan setiap anggota kelompoknya menjadi lebih kuat
pribadinya.
4) Membutuhkan keluwesan, yaitu menciptakan hubungan antar pribadi,
mengembangkan kemampuan kelompok, dan memelihara hubungan
kera yang efektif.
5) Meningkatkan keterampilan bekerja sama dalam memecahkan masalah
(proses kelompok), yaitu tujuan terpenting yang diharapkan dapat
dicapai dalam cooperative learning adalah siswa balajar keterampilan
bekerjasama dan berhubungan ini adalah keterampilan yang penting
dan sangat diperlukan di masyarakat.
Dalam cooperative learning tidak hanya mempelajari materi saja,
tetapi siswa atau peserta didik juga harus mempelajari keterampilan-
keterampilan khusus yang disebut keterampilan kooperatif. Keterampilan
kooperatif ini berfungsi untuk melancarkan hubungan kerja dan tugas. Peranan
hubungan kerja dapat dibangun dengan membangun tugas anggota kelompok
selama kegiatan.
Menurut Lungdren (1994) dalam Isjoni (2010: 46-48) mengemukakan
keterampilan-keterampilan selama kooperatif , antara lain sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1) Keterampilan Kooperatif Tingkat Awal
a) Menggunakan kesepakatan, adalah menyamakan pendapat yang
berguna untuk meningkatkan hubungan kerja dalam kelompok.
b) Menghargai kontribusi, berarti memperhatikan atau mengenal apa
yang dapat dikatakan atau dikerjakan anggota lain.
c) Mengambil giliran dan berbagi tugas, setiap anggota kelompok
bersedia menggantikan dan bersedia mengemban tugas/tanggung
awab tertentu dalam kelompok.
d) Berada dalam kelompok, maksudnya setiap anggota tetap dalam
kelompok kerja selama kegiatan berlangsung.
e) Berada dalam tugas, adalah meneruskan tugas yang menjadi
tanggung jawabnya, agar kegiatan dapat diselesaikan sesuai waktu
yang dibutuhkan.
f) Mendorong partisipasi, berarti mendorong semua anggota
kelompok untuk memberikan kontribusi terhadap tugas kelompok.
g) Mengundang orang lain, maksudnya adalah meminta orang lain
untuk berbicara dan berpartisipasi terhadap tugas.
h) Menyelesaikan tugas dalam waktunya.
i) Menghormati perbedaan individu, berarti bersikap menghormati
terhadap budaya, suku, ras atau pengalaman dari semua siswa.
2) Keterampilan Kooperatif Tingkat Menengah
Keterampilan tingkat menengah meliputi menunjukkan
penghargaan dan simpati, mengungkapkan ketidaksetujuan dengan
cara dapat diterima, mendengarkan dengan arif, bertanya, membuat
ringkasan, menafsirkan, mengorganisir dan mengurangi ketegangan.
3) Keterampilan Kooperatif Tingkat Akhir
Keterampilan tingkat akhir meliputi mengelaborasi, memeriksa
dengan cermat, menanyakan kebenaran, menetapkan tujuan, dan
berkompromi.
2. Metode Pembelajaran Jigsaw
a. Hakikat Metode Jigsaw
Pembelajaran kooperatif dengan metode jigsaw pertama kali
dikembangkan oleh Elliot Arronson di Universitas Texas dan merupakan salah
satu metode pembelajaran yang berhasil dikembangkan oleh Robert E. Slavin.
Menurut Arends seperti yang dikutip oleh Indah Kusharyati (2009)
mengungkapkan bahwa “Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah suatu tipe
pembelajaran yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang
bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu
mengajarkan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain”. Jigsaw
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
adalah suatu teknik pembelajaran kooperatif dimana siswa, bukan guru, yang
memiliki tanggung jawab lebih besar dalam melaksanakan pembelajaran.
Metode ini serupa dengan STAD, dalam pelaksanaannya jigsaw juga
dituntut pembagian siswa ke dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang
secara heterogen. Dengan heterogen tersebut diharapkan masing-masing siswa
dapat saling melengkapi. Maksudnya, tidak bisa dipastikan siswa tertentu bisa
menguasai dengan benar materi yang menjadi tanggung jawab siswa tersebut,
harus dipastikan dalam setiap kelompok diwakili setidaknya satu siswa yang
masuk kategori siswa berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah.
Menurut Ibrahim, dkk (2008:18) seperti yang dikutip dalam Ragam
Penelitian Tindakan Kelas (http://dedenbinlaode.blogspot.com/2010/11/29)
mengemukakan bahwa sebagai salah satu model pembelajaran, metode
kooperatif tipe jigsaw ini mempunyai kelebihan dan kelemahan dalam
penerapannya di dalam kelas, sebagai berikut:
1) Kelebihan
a) Dapat mengembangkan hubungan antara pribadi positif di antara
siswa yang memiliki kemampuan belajar yang berbeda.
b) Menerangkan bimbingan sesama teman.
c) Rasa harga diri siswa lebih tinggi.
d) Memperbaiki kehadiran.
e) Penerimaan terhadap perbedaan individu lebih besar.
f) Sikap apatis berkurang.
g) Pemahaman materi lebih mendalam.
h) Meningkatkan motivasi belajar.
2) Kelemahan
Walau jigsaw merupakan salah satu tipe model pembelajaran
kooperatif yang fleksibel, namun kelemahan metode ini adalah:
a) Jika guru tidak mengingatkan agar siswa selalu menggunakan
keterampilan-keterampilan kooperatif dalam kelompok masing-
masing maka dikhawatirkan kelompok akan macet.
b) Jika jumlah anggota kurang akan menimbulkan masalah, misal jika
ada anggota yang hanya membonceng dalam menyelesaikan tugas-
tugas yang pasif dalam diskusi.
c) Membutuhkan waktu yang lebih lama apalagi bila penataan ruang
belum terkondisi dengan baik.
Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa
terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap
memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya
yang lain. Dengan demikian siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan
harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang
ditugaskan (Lie, 2002).
b. Langkah-langkah Metode Jigsaw
Prosedur metode pembelajaran jigsaw meliputi langkah-langkah
sebagai berikut :
1) Pemilihan materi yang dapat dibagi menjadi beberapa segmen / bagian.
2) Guru membagi siswa menjadi beberapa beberapa kelompok-kelompok
kecil sesuai dengan segmen / bagian materi.
3) Dalam metode jigsaw ini terdapat kelompok asal dan kelompok ahli.
Kelompok asal adalah kelompok awal siswa terdiri dari beberapa
anggota kelompok ahli yang dibentuk dengan memperhatikan
keragaman dan latar belakang. Sedangkan kelompok ahli, yaitu
kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok lain (kelompok
asal) yang ditugaskan untuk mendalami sub topik tertentu untuk
kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal.
4) Setiap kelompok mendapat tugas membaca dan memahami materi atau
sub topik yang berbeda-beda.
5) Setiap kelompok asal mengirimkan anggotanya ke kelompok lain atau
kelompok ahli. Di dalam kelompok ahli, siswa mendiskusikan bagian
materi pembelajaran yang sama.
6) Kemudian setiap anggota merencanakan bagaimana mengajarkan sub
topik yang menjadi bagian anggota kelompoknya semula (kelompok
asal).
7) Setelah pembahasan selesai para anggota kelompok kemudian kembali
pada kelompok asal dan mengajarkan pada teman sekelompoknya
pengetahuan apa yang telah mereka dapatkan saat pertemuan di
kelompok ahli.
8) Selanjutnya dilakukan presentasi masing-masing kelompok atau
dilakukan pengundian salah satu untuk menyajikan hasil diskusi
kelompok yang telah dilakukan agar guru dapat menyamakan persepsi
pada materi pembelajaran yang telah didiskusikan.
9) Guru memberikan kuis untuk siswa secara individual.
10) Guru memberikan penghargaan pada kelompok melalui skor
penghargaan berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar
individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Ilustrasi pembelajaran kelompok dalam metode jigsaw dapat diilustrasikan
dalam gambar berikut:
Gambar 1. Ilustrasi Kelompok Jigsaw
�
3. Hakikat Belajar
a. Pengertian Belajar
Sasaran pendidikan adalah manusia. Pendidikan bermaksud membantu
peserta didik untuk menumbuhkembangkan potensi-potensi kemanusiaannya
(Umar Tirtarahardja, 2005: 1). Belajar merupakan hal yang sangat penting
dalam mencapai tujuan pendidikan karena pendidikan erat kaitannya dengan
proses belajar seseorang di dalam hidupnya sebab setiap orang menjadi
dewasa karena belajar dan pengalaman hidupnya. Oemar Hamalik (2003: 154)
mengemukakan bahwa “Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif
mantap berkat latihan dan pengalaman”. Menurut Gino dkk (2000: 6)
menyatakan bahwa:
Belajar adalah suatu kegiatan yang dapat menghasilkan perubahan
tingkah laku, baik potensial maupun akrual. Perubahan-perubahan itu,
berbentuk kemampuan-kemampuan baru yang dimiliki dalam waktu
yang relatif lama (konstan). Serta perubahan-perubahan tersebut terjadi
karena usaha sadar yang dilakukan oleh individu yang sedang belajar.
Sedangkan Winkel dalam bukunya Psikologi Pengajaran menyatakan
bahwa: “Belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam
interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan
dalam pengetahuan-pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap. Perubahan itu
bersifat secara relatif konstan dan berbekas” (Winkel 2005: 59). Sejalan
dengan kedua pendapat ini, Sulistyorini (2009: 6) mengemukakan bahwa
“Belajar adalah sebagai proses untuk merubah diri seseorang (siswa) agar
�������� �������� �������� ��������
�������� ����������� ����������� ��������
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
memiliki pengetahuan, sikap dan tingkah laku melalui latihan, baik latihan
yang penuh dengan tantangan atau melalui pelbagai pengalaman yang telah
terjadi”. Jadi berdasarkan pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai akibat dari
latihan dan pengalaman baru dalam interaksi dengan lingkungannya untuk
waktu yang relatif lama.
b. Prinsip Belajar
Menurut Agus Suprijono (2009: 4) “Prinsip-prinsip belajar meliputi 3
hal yaitu pertama, prinsip belajar adalah perubahan perilaku”. Perubahan
perilaku sebagai hasil belajar memiliki ciri-ciri:
1) Sebagai hasil tindakan rasional instrumental yaitu perubahan yang
disadari.
2) Kontinu atau berkesinambungan dengan perilaku lainnya.
3) Fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup.
4) Positif dan berakumulasi.
5) Aktif atau sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan.
6) Bertujuan terarah.
7) Mencangkup keseluruhan potensi kemanusiaan.
Kedua, belajar merupakan proses. Belajar terjadi karena didorong
kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Belajar adalah proses sistemik yang
dinamis, konstruktif, dan organik. Belajar merupakan kesatuan fungsional dari
berbagai komponen belajar.
Ketiga, belajar merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada
dasarnya adalah hasil dari interaksi antara siswa dengan lingkungannya.
William Burton dalam Agus Suprijono (2009: 5) mengemukakan bahwa “ A
good learning situation consist of a rich and varied series of learning
experiences unified around a vigorous purpose and carried on in interaction
with a rich varied and propocative envirotment”.
� �
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4. Hasil Belajar
a. Hakikat Hasil Belajar
Belajar dan mengajar sebagai suatu proses mengandung 3 unsur yang
saling berkaitan, yaitu tujuan pengajaran (instruksional), pengalaman (proses)
belajar mengajar dan hasil belajar. Menurut Nana Sudjana (2008: 2) hubungan
ketiga unsur tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Tujuan instruksional
(a) (c)
(b)
Pengalaman belajar Hasil belajar
(proses belajar mengajar)
Gambar 2. Hubungan Tujuan Instruksional, Pengalaman Belajar dan Hasil
Belajar
Keterangan:
(a) Menunjukkan hubungan antara tujuan instruksional dengan pengalaman
belajar.
(b) Menunjukkan hubungan antara pengalaman belajar dengan hasil belajar.
(c) Menunjukkan hubungan tujuan instruksional dengan hasil belajar.
Dari diagram di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa kegiatan
penilaian dinyatakan dalam garis (c) yaitu suatu tindakan untuk melihat sejauh
mana tujuan-tujuan instruksional dapat dicapai atau dikuasai siswa dalam
bentuk hasil belajar yang akan diperlihatkan oleh siswa setelah menempuh
pengalaman belajarnya. Tujuan instruksional pada hakikatnya adalah
perubahan tingkah laku yang diinginkan pada diri siswa. Oleh sebab itu dalam
penilaian hendaknya diperiksa sejauh mana perubahan tingkah laku siswa
telah terjadi melalui proses belajarnya. Dengan mengetahui tercapai tidaknya
tujuan-tujuan instruksional, dapat diambil tindakan perbaikan pengajaran dan
perbaikan siswa yang bersangkutan. Hasil penilaian tidak hanya bermanfaat
untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan instruksional, dalam hal ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perubahan tingkah laku siswa, tetapi juga sebagai umpan balik bagi upaya
memperbaiki proses belajar mengajar.
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak didik setelah
melalui kegiatan belajar. Hasil belajar adalah sesuatu yang menjadi milik
siswa sebagai akibat dari kegiatan belajar yang dilakukannya. Menurut
Humalik (1999) dalam Asep Jihad (2009: 15) “Hasil belajar adalah pola-pola
perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap serta apersepsi dan
abilitas.”
Untuk dapat melakukan evaluasi hasil belajar maka diadakan
pengukuran terhadap hasil belajar. Pengukuran adalah membandingkan
sesuatu dengan alat ukurnya. Menurut Purwanto (2009: 2) yang dikutip dari
Kerlinger (1996: 687) “Pengukuran adalah membandingkan sesuatu yang
diukur dengan alat ukurnya dan kemudian menerangkan angka menurut sistem
aturan tertentu.” Dalam pendidikan, pengukuran hasil belajar dilakukan
dengan mengadakan tesing untuk membandingkan kemampuan siswa yang
diukur dengan tes sebagai alat ukurnya.
b. Aspek-aspek dalam Hasil Belajar
Menurut Agus Suprijono (2009: 5) “Hasil belajar merupakan pola-pola
perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan
keterampilan.” Menurut pemikiran Gagne, hasil belajar berupa:
1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam
bentuk bahasa, baik lisan maupun tulisan.
2) Kemampuan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep
dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan
mengategorisasi, kemampuan analitis-sintesis fakta-konsep dan
mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan.
3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan
aktivitas kognitif sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep
dan kaidah dalam memecahkan masalah.
4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak
jasmani dalam urusan dan koordinasi sehingga terwujud otomatisme
gerak jasmani.
5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak obyek berdasarkan
penilaian terhadap objek tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Sedangkan menurut Bloom pada Agus Suprijono (2009: 6) “Hasil
belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik.” Domain
kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehensive
(pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan),
analysis (menguraikan, penentuan hubungan), synthesis (mengorganisasikan,
merencanakan, membentuk bangunan baru), evaluation (menilai). Domain
afektif adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan respon),
valuing (nilai), organization (organisasi), characterization (karakterisasi).
Domain psikomotor meliputi initiatory, pre-routing, dan rountinized.
Psikomotor juga meliputi keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial,
manajerial, dan intelektual.
Sejalan dengan pendapat Benjamin S. Bloom, Usman (2001) dalam
Asep Jihad (2009: 16) menyatakan bahwa “Hasil belajar yang dicapai oleh
siswa sangat erat kaitannya dengan rumusan tujuan instruksional yang
direncanakan guru sebelumnya dikelompokkan dalam tiga kategori yaitu
domain kognitif, afektif dan psikomotorik.”
Perubahan salah satu atau ketiga domain yang disebabkan oleh proses
belajar dinamakan hasil belajar. Hasil belajar dapat dilihat dari ada tidaknya
perubahan ketiga domain tersebut yang dialami siswa setelah menjalani proses
belajar.
Berdasarkan pendapat dari para pakar pendidikan diatas dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku siswa
akibat belajar. Perubahan itu diupayakan dalam proses belajar mengajar untuk
mencapai tujuan pendidikan. Perubahan perilaku individu akibat proses
belajar tidaklah tunggal. Setiap proses belajar mempengaruhi perubahan
perilaku domain tertentu pada diri siswa, tergantung perubahan yang
diinginkan terjadi sesuai dengna tujuan pendidikan. Hasil perubahan tingkah
laku tersebut meliputi 3 aspek yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c. Penilaian Hasil Belajar
Dalam penilaian hasil belajar siswa, dapat dibagi menjadi 2 macam,
yaitu penilaian tes dan penilaian non tes.
1) Tes
Tes hasil belajar menurut Purwanto (2009: 66) merupakan “Tes
penguasaan, karena tes ini mengukur penguasaan siswa terhadap materi
yang diajarkan oleh guru atau dipelajari oleh siswa.” Tes diujikan setelah
siswa memperoleh sejumlah materi sebelumnya dan pengujian dilakukan
untuk mengetahui penguasaan siswa atas materi tersebut. Macam-macam
tes menurut Purwanto (2009: 67) yang dikutip dari Gronlund dan Linn
(1990: 12-13) yaitu:
a) Tes formatif
Tes formatif dimaksudkan sebagai tes yang digunakan untuk
mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti
proses belajar-mengajar. Setiap pokok bahasan membentuk perilaku
tertentu sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pembelajarannya.
b) Tes sumatif
Tes sumatif dimaksudkan sebagai tes yang digunakan untuk
mengetahui penguasaan siswa atas semua jumlah materi yang
disampaikan dalam satuan waktu tertentu seperti semester.
c) Tes diagnostik
Tes diagnostik digunakan untuk mengidentifikasi siswa-siswa yang
mengalami masalah dan menelusuri jenis masalah yang dihadapi.
d) Tes penempatan
Tes penempatan adalah pengumpulan data tes hasil belajar yang
diperlukan untuk menempatkan siswa dalam kelompok siswa sesuai
dengan minat dan bakatnya.
2) Non Tes
Penilaian non tes merupakan prosedur yang dilalui untuk memperoleh
gambaran mengenai karakteristik minat, sifat, dan kepribadian melalui:
a) Pengamatan, yakni alat penilaian yang pengisiannya dilakukan oleh
guru atas dasar pengamatan terhadap perilaku siswa, baik perorangan,
maupun kelompok, di kelas maupun di luar kelas.
b) Skala sikap, yaitu penilaian yang diguanakan untuk mengungkapkan
sikap siswa melalui pengerjaan tugas tertulis dengan soal-soal yang
lebih mengukur daya nalar atau pendapat siswa.
c) Angket, yaitu alat penilaian yang menyajikan tugas-tugas atau
mengerjakan dengan cara tertulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
d) Catatan harian, yaitu catatan mengenai perilaku siswa yang dipandang
mempunyai kaitan dengan perkembangan pribadinya.
e) Daftar cek, yaitu suatu daftar yang dipergunakan untuk mengecek
terhadap perilaku siswa telah sesuai dengan yang diharapkan atau
belum (Purwanto, 2009: 69)
Dalam penelitian ini, untuk menilai hasil belajar siswa, peneliti
melakukan penilaian tes dan non tes. Untuk pengukuran ranah kognitifnya
peneliti melakukan tes tertulis kepada siswa dengan diberi evaluasi diakhir
siklus. Untuk menilai ranah afektifnya dilakukan dengan pengamatan terhadap
aspek responding (memberikan respon), yakni diamati dari keaktifan siswa
dalam melakukan diskusi kelas dan diskusi kelompok. Sedangkan untuk
penilaian ranah psikomotorik, peneliti menilai ketelitian dan ketepatan siswa
dalam mengerjakan soal.
5. Hakikat Akuntansi
Pada dasarnya akuntansi berkembang dari tata buku berpasangan (double
entry system) yang pertama kalinya diperkenalkan di Italia pada tahun 1494 oleh
Luca Paciolo dalam bukunya yang berjudul Summa de Arithmatica, Geometrica,
Proportion et Scriptorio pada bagian bab yang berjudul Tractatus de Computis et
Scripturio. Bukunya inilah yang menjadi titik tolak perkembangan akuntansi
sebagai suatu ilmu.
“American Institute of Certified Public Accountants (AICPA),
mendefinisikan akuntansi adalah seni pencatatan, pengelompokan, dan
peringkasan yang tepat dan dinyatakan dalam satuan mata uang, transaksi-
transaksi, dan kejadian-kejadian yang setidak-tidaknya bersifat finansial dan
penafsiran hasil-hasilnya.” Hal tersebut mengandung arti bahwa akuntansi
merupakan suatu mata pelajaran yang mengkaji tentang pelaporan keuangan
perusahaan berdasarkan sumber-sumber transaksi yang ada. Akuntansi adalah
sebuah proses, yang pencatatannya dilakukan secara bertahap dan diperlukan
ketelitian dalam menganalisis sumber transaksi untuk kemudian diolah ke dalam
elemen-elemen akuntansi yang diperlukan sebelum menghasilkan laporan
keuangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Salah satu jurusan yang ada di SMK Kristen 1 Surakarta adalah Keuangan
dimana sebagian besar materi yang dipelajari adalah akuntansi. Pada mata
pelajaran akuntansi semester gasal, terdapat standar kompetensi yang harus
dicapai oleh siswa, yaitu:
a. Memproses dokumen dana kas kecil.
b. Memproses dokumen dana kas di bank.
c. Mengelola kartu aktiva tetap.
d. Mengelola kartu persediaan.
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil standar kompetensi memproses
dokumen dana kas kecil dengan materi mutasi dana kas kecil dengan
menggunakan sistem dana tetap (imprest) untuk siklus I dan sistem dana tidak
tetap (fluktuasi) untuk siklus II.
�
B. Kerangka Berpikir
Keberhasilan siswa dalam memahami dan menguasai suatu mata pelajaran
dipengaruhi oleh berbagai faktor. Diantaranya oleh metode mengajar yang
digunakan guru dalam mengajar. Untuk mengajarkan pokok bahasan tertentu
diperlukan metode mengajar tetentu pula. Hal ini disebabkan metode yang
dianggap baik untuk suatu materi pelajaran belum tentu cocok untuk mengajarkan
materi pelajaran yang lain.
Dalam proses belajar mengajar, guru sering menggunakan metode
ceramah, demonstrasi dan metode konvensional lainnya yang tidak sesuai dengan
materi yang diajarkan sehingga menyebabkan proses belajar mengajar menjadi
monoton dan tidak efektif. Suasana kelas yang monoton dan tidak efektif itulah
yang memicu kondisi emosional siswa menjadi tidak stabil. Dengan emosi yang
tidak stabil, menyebabkan siswa menjadi tidak bergairah dalam belajar, dan
prestasi atau hasil belajar menjadi tidak maksimal.
Seorang pengajar dalam mengajarkan materi pelajaran haruslah mampu
menerapkan model pembelajaran yang tepat karena penggunaan model
pembelajaran yang tepat diharapkan dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.
Oleh karena itu guru harus cermat dalam memilih metode pembelajaran tetapi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
juga harus disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan, tujuan
pembelajarannya, waktu yang tersedia, serta situasi dan kondisi yang
memudahkan siswa dalam menerima materi pelajaran yang disampaikan oleh
guru. Misalnya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan
metode jigsaw merupakan salah satu metode yang dikembangkan agar dapat
membangun kelas dalam komunitas belajar yang menghargai semua kemampuan
siswa. Dalam jigsaw, siswa akan lebih mudah menyelesaikan kesulitan yang
dialami melalui diskusi dengan teman sekelompoknya. Hal tersebut dikarenakan
metode jigsaw ini menekankan pada penguasaan materi meskipun sering
melibatkan ketrampilan belajar interpersonal. Dalam pembelajaran jigsaw ini,
dituntut adanya kerjasama tiap anggota kelompok. Setiap anggota kelompok
mempunyai tugas yang berbeda-beda kemudian mereka akan berdiskusi dalam
kelompok. Dari kelompok ahli kemudian mereka kembali ke kelompok asal untuk
mengajarkan hasil diskusi dari yang dia peroleh di kelompok ahli tentang materi
yang menjadi bagiannya pada anggota yang lain di kelompok asalnya. Dari
penggunaan metode ini diharapkan dihasilkan keluaran (output) siswa yang
memiliki hasil belajar yang lebih maksimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dari pemikiran di atas, dapat digambarkan kerangka pemikiran sebagai
berikut :
�
� �
�
�
� �
�
� �
�
�
Gambar 3. Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas
C. Hasil Penelitian yang Relevan
Indah Kusharyati (2009) dalam skripsinya yang berjudul ”Penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif dengan Metode Jigsaw untuk Meningkatkan
Penguasaan Konsep dalam Pembelajaran Akuntansi Siswa Kelas XI IS 5 SMA
Negeri 8 Surakarta Tahun Ajaran 2008/2009” menyimpulkan bahwa terdapat
peningkatan penguasaan konsep dalam pembelajaran akuntansi baik proses
maupun hasil melalui penerapan model pembelajaran kooperatif metode jigsaw.
Hal tersebut terefleksi dari beberapa indikator sebagai berikut: (1) Siswa dapat
menyebutkan nama contoh buku besar (2) Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri buku
besar, (3) Siswa dapat memilih dan membedakan contoh dari yang bukan contoh
buku besar, (4) Adanya peningkatan pencapaian hasil belajar siswa dari 33,3%
sebanyak 12 siswa pada siklus pertama meningkat menjadi 33 siswa sebesar
91,7% pada siklus kedua. Peningkatan tersebut terjadi setelah guru melakukan
beberapa upaya, antara lain: (1) Guru sudah mengelola kelas dengan baik, (2)
Guru melakukan pendekatan kepada siswa dan lebih banyak memberikan
Proses Kegiatan Mengajar Guru
masih menggunakan metode
konvensional
Kondisi
awal
Siswa cepat bosan,
kurang aktif dalam
pembelajaran dan hasil
belajar kurang maksimal
Guru menerapkan model
pembelajaran kooperatif
dengan metode jigsaw
Suasana kelas menjadi
lebih hidup karena siswa
menjadi lebih aktif
Tindakan
n
Kondisi
akhir
Guru melakukan refleksi pada
siklus I kemudian melanjutkan
perbaikan pada siklus II
Siswa lebih aktif dan
hasil belajar meningkat
dibanding pada siklus I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
motivasi kepada siswa, (3) Guru menyadari perlunya melakukan suatu evaluasi
terhadap proses pembelajaran, agar segala kelemahan yang ada dapat teratasi
dengan baik, dan tidak terulang dalam proses pembelajaran berikutnya.
Zainal Abidin (2010) dalam skripsinya yang berjudul ”Penggunaan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Keaktivan dan
Prestasi Belajar Siswa pada Kompetensi Dasar Hidrosfer Kelas X SMA Negeri 1
Ngemplak Boyolali Tahun Ajaran 2009/2010” menyimpulkan bahwa penggunaan
metode kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan keaktivan dan prestasi belajar
siswa kelas X SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali tahun pelajaran 2009/2010,
khususnya pada materi yang berbentuk naratif tertulis seperti materi Hidrosfer.
Hal ini terlihat dari meningkatnya keaktivan siswa secara fisik maupun mental
dan prestasi belajar. Persentase rata-rata keaktivan fisik siswa yang berupa
kehadiran selama siklus I dan siklus II hasilnya tetap 100%. Persentase rata-rata
keaktivan mental siswa meningkat dari 14,81% pada siklus I menjadi 22,68%
pada siklus II. Ketuntasan belajar siklus I sebesar 70% meningkat 13% setelah
perbaikan tindakan pada siklus II menjadi 83%. Pada tes hasil belajar, ketuntasan
belajar siswa mencapai 94%. Nilai rata-rata kelas pada siklus I sebesar 69,
meningkat menjadi 76 pada siklus II. Setelah tes hasil belajar akhir kedua siklus
nilai rata-rata kelas menjadi 72.
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap permasalahan
penelitian, yang masih harus diuji kebenarannya sampai terbukti melalui data
yang terkumpul. Berdasarkan kajian teori, kerangka berpikir dari penelitian
tindakan kelas, serta hasil penelitian yang relevan seperti yang telah diuraikan di
atas maka dapat dirumuskan hipotesis bahwa ”Penerapan model pembelajaran
kooperatif dengan metode Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi
pada siswa kelas XI Keuangan SMK Kristen 1 Surakarta tahun pelajaran
2010/2011”.
�
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat, Subyek dan Waktu Penelitian
1. Tempat dan Subyek Penelitian
Tempat penelitian ini adalah di SMK Kristen 1 Surakarta yang beralamat
di Jalan A. Yani No. 2 Tegalharjo, Jebres, Surakarta, dengan subyek penelitian
adalah siswa kelas XI Keuangan semester 1 tahun pelajaran 2010/2011 dengan
jumlah 44 siswa.
Alasan pemilihan sekolah ini sebagai tempat penelitian adalah:
a. Menurut pendapat beberapa siswa (khususnya kelas XI Keuangan) bahwa
dalam pembelajaran akuntansi yang dilakukan saat ini kurang menarik dan
menyenangkan sehingga banyak siswa kurang memahami materi dan hasil
yang diperoleh menjadi kurang maksimal;
b. Sekolah tersebut belum pernah dipergunakan sebagai objek penelitian sejenis,
sehingga terhindar dari kemungkinan penelitian ulang;
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara kolaborasi dengan guru mata
pelajaran akuntansi yaitu Dra. Dwi Ruswantini yang membantu dalam
pelaksanaan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi selama penelitian
berlangsung, sehingga secara tidak langsung kegiatan penelitian bisa terkontrol
sekaligus menjaga kevalidan hasil penelitian.
2. Waktu Penelitian
Waktu yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah dari proses
persiapan sampai dengan penyusunan laporan penelitian. Untuk lebih jelasnya,
dapat dipaparkan jadwal penelitian dalam tabel sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
No.
Jenis Kegiatan
Tahun 2010
Tahun 2011
Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr
1 Pengajuan judul dan mini proposal
2 Penyusunan proposal
3 Ijin penelitian
4 Perencanaan Tindakan
5 Implementansi Tindakan
Siklus I dan Siklus II
6 Penyusunan laporan penelitian
B. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dalam istilah
asing disebut Classroom Action Research (CAR) yaitu sebuah kegiatan penelitian
yang dilakukan di kelas. Zainal Aqib (2006: 13) mengungkapkan bahwa PTK
merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan
terjadi dalam sebuah kelas.
Suharsimi Arikunto (2009: 2-3) menyatakan bahwa di dalam penelitian
tindakan kelas memiliki tiga pengertian yaitu :
a. Penelitian —menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek
dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk
memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan
mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
b. Tindakan —menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja
dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk
rangkaian siklus kegiatan siswa.
c. Kelas —dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi
dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal
dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah
kelas adalah sekelompok siswa dalam waktu yang sama, menerima
pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.
Menurut Hopkins dalam Zainal Aqib (2009: 17), Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) memiliki 6 prinsip yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1. Pekerjaan utama guru adalah mengajar dan apa pun metode PTK yang
diterapkannya seyogyanya tidak mengganggu komitmennya sebagai
pengajar.
2. Metode Pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang
berlebihan dari guru sehingga berpeluang mengganggu proses
pembelajaran.
3. Metode yang digunakan harus reliabel, sehingga memungkinkan guru
mengidentifikasi serta merumuskan hipotesis secara meyakinkan,
mengembangkan strategi yang dapat diterapkan pada situasi kelasnya,
serta memperoleh data yang dapat digunakan untuk menjawab hipotesis
yang dikemukakannya.
4. Masalah program yang diusahakan oleh guru seharusnya merupakan
masalah yang cukup merisaukan dan bertolak dari tanggung jawab
proesionalnya.
5. Dalam menyelenggarakan PTK, guru harus selalu bersikap konsisten
menaruh kepedulian tinggi terhadap proses dan prosedur yang berkaitan
dengan pekerjaannya.
6. Dalam penyelenggaraan PTK sejauh mungkin harus digunakan class
room excerding perspective, dalam arti permasalahan tidak dilihat
terbatas dalam konteks kelas dan atau mata pelajaran tertentu,
melainkan persepektif misi sekolah secara keseluruhan.
Karakteristik yang unik dalam PTK adalah adanya tindakan nyata (aksi
atau action) yang dilakukan oleh guru (bersama pihak lain) untuk memperbaiki
praktik dan proses pembelajaran. PTK selalu berangkat dari kesadaran kritis guru
terhadap persoalan yang terjadi ketika praktik dan proses pembelajaran
berlangsung. Tindakan itu harus direncanakan dengan baik dan dapat diukur
tingkat keberhasilannya.
Pada umumnya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memiliki empat tahapan
yang lazim digunakan yaitu:
1. Perencanaan (planning)
Pada tahap awal ini yang dilakukan adalah mengidentiikasi masalah dan
penerapan alternatif pemecahan masalah. Secara lebih spesifik adalah
merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam PBM, menentukan
pokok bahasan, mengembangkan skenario, menyiapkan sumber belajar,
mengembang format evaluasi, mengembangkan format observasi lapangan.
2. Pelaksanaan (acting)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tahap ke-2 dari PTK adalah pelaksanaan tindakan yang merupakan
implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan
dikelas sesuai dengan skenario yang telah dibuat atau rencana yang telah
dibuat.
3. Pengamatan (observating)
Tahap ke-3 dari PTK adalah kegiatan pengamatan atau observasi dengan
menggunakan format observasi dan menilai hasil tindakan yang telah
dilaksanakan.
4. Refleksi (reflecting)
Pada tahap terakhir ini, dilakukan evaluasi tindakan yang telah dilaksanakan
antara lain tentang perubahan yang terjadi pada siswa dan guru.
Untuk mempermudah siklus yang dimaksud dalam penelitian ini, akan
digambarkan siklus PTK (Suharsimi Arikunto, 2009: 16)
Gambar 4. Siklus Penelitian tindakan Kelas
Perencanaan
���������
Pengamatan
Perencanaan
���������
Pengamatan
Pelaksanaan
Perlaksanaan
Refleksi
Refleksi
?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
C. Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, maka
teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain:
1. Observasi
Anas Sudijono (2008: 76) menyatakan bahwa observasi adalah cara
menghimpun bahan-bahan keterangan (=data) yang dilakukan dengan
mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-
fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan. Dalam hal ini peneliti
mengamati secara langsung proses pembelajaran di kelas saat guru tengah
memberikan materi pelajaran. Observasi dilakukan dengan cara mengamati,
mengidentifikasi, dan mencatat apa kekurangan dan kelebihan dalam proses
pembelajaran. Data yang dihasilkan dari kegiatan observasi berupa catatan
lapangan yang mendeskripsikan proses pembelajaran saat observasi awal,
siklus I dan siklus II dilakukan. Catatan lapangan ini juga memuat refleksi
yang dilakukan peneliti terhadap pembelajaran.
2. Dokumentasi
Teknik ini digunakan untuk mengdokumentasikan pelaksaan penelitian,
yang berupa gambar-gambar atau foto, field note, silabus dan jenis
dokumentasi lainnya untuk mendukung terpenuhinya sumber data.
3. Wawancara
Wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang
dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan
muka, dan dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan (Sudijono, 2008: 82).
Wawancara ini dilakukan oleh peneliti kepada guru mata pelajaran akuntansi
dan siswa terhadap kegiatan belajar mengajar yang dimaksudkan untuk
mengungkap permasalahan yang dihadapi dan untuk memperoleh informasi
tentang berbagai hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran
akuntansi. Wawancara dilaksanakan setelah kegiatan pembelajaran selesai dan
atas dasar pengamatan dari setiap siklus yang ada kepada para siswa untuk
mengetahui respon yang muncul terhadap pelaksanaan tindakan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dilakukan dalam penelitian ini. Jenis wawancara yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah wawancara bebas terpimpin dimana pewawancara hanya
membuat pokok-pokok masalah yang akan diteliti, selanjutnya dalam proses
wawancara berlangsung mengikuti situasi jangan sampai proses wawancara
kehilangan arah.
4. Test
Test adalah alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka
pengukuran dan penilaian (Sudijono, 2008: 66). Tes merupakan pengumpulan
data yang dilakukan pada setiap akhir penyajian bahan ajar atau akhir siklus.
Pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh hasil belajar yang
diperoleh siswa setelah kegiatan pemberian tindakan apakah sudah memenuhi
target yang sudah ditentukan atau belum. Tes yang diadakan dalam penelitian
ini berupa tes tertulis.
D. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian adalah tahapan-tahapan yang ditempuh dalam
penelitian dari awal hingga akhir. Adapun prosedur penelitian ini terdiri dari
beberapa tahapan kegiatan, yaitu:
1. Tahap pengenalan masalah
Kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap ini antara lain:
a. Mengidentifikasi permasalahan yang ada selama proses pembelajaran
b. Menganalisis permasalahan yang timbul dengan mengacu pada teori
yang relevan
c. Menyusun bentuk tindakan yang sesuai dengan siklus pertama
d. Menyusun alat evaluasi dan lembar pengamatan
2. Tahap persiapan tindakan
Pada tahap ini peneliti melakukan persiapan yang meliputi:
a. Penyusunan jadwal penelitian tindakan kelas
b. Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
3. Tahap penyusunan rencana tindakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tindakan disusun dalam 2 siklus, di mana masing-masing siklus terdiri dari 4
tahap yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan/
observasi tindakan dan refleksi terhadap tindakan.
4. Tahap implementasi tindakan
Dalam tahap ini peneliti melakukan hipotesis tindakan, yaitu untuk
meningkatkan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran akuntansi dengan
penerapan metode jigsaw. Tahap ini dilakukan untuk menguji kebenaran
melalui tindakan yang telah direncanakan.
5. Tahap pengamatan
Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran
yang sedang berlangsung, khususnya aktivitas belajar siswa yang sedang
melakukan KBM di bawah bimbingan guru.
6. Tahap penyusunan laporan
Pada tahap ini peneliti menyusun laporan dari semua kegiatan yang telah
dilakukan selama penelitian berlangsung.
E. Proses Penelitian
Indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah peningkatan hasil
belajar siswa terhadap mata pelajaran akuntansi kelas XI Keuangan SMK Kristen
1 Surakarta dengan penerapan metode jigsaw. Setiap tindakan upaya peningkatan
hasil belajar dirancang ke dalam satu siklus yang terdiri dari empat tahap, yaitu:
(1) Perencanaan tindakan; (2) Pelaksanaan tindakan; (3) Observasi tindakan; dan
(4) Refleksi tindakan untuk perencanaan siklus berikutnya. Dalam penelitian ini,
direncanakan akan dilaksanakan dalam dua siklus.
1. Rancangan Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan meliputi:
1) Menyusun Skenario pembelajaran sebagai berikut :
a) Guru menciptakan suasana yang kondusif kemudian memberikan
pengetahuan awal kepada siswa mengenai materi mutasi dana kas
kecil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b) Guru membagi materi mutasi dana kas kecil ke dalam beberapa
bagian materi. Kemudian guru membagi siswa dalam kelompok-
kelompok asal dan meminta ketua dari kelompok asal membagi
materi yang menjadi tanggung jawab setiap anggotanya.
Untuk siklus I bagian materi itu yaitu: (1) pengertian dan alasan
pemilihan pencatatan dana kas kecil metode dana tetap, (2) ciri-ciri
pengelolaan dana kas kecil metode dana tetap, (3) pencatatan dana
kas kecil metode dana tetap (pembentukan dana KK, pengeluaran
KK, pengisian kembali dana KK), (4) pencatatan dana kas kecil
metode dana tetap (penyetoran kembali/penambahan dana KK ke
kas karena dianggap terlalu besar/kecil, jurnal penyesuaian, jurnal
pembalik). Sedangkan pada siklus I bagian latihan soal terdiri dari:
(1) jurnal pengeluaran kas, (2) jurnal umum, (3) buku harian kas
kecil (jurnal kas kecil), (4) posting akun kas kecil.
c) Guru memberitahukan bahwa masing-masing kelompok asal akan
mengirimkan anggota kelompoknya ke kelompok ahli untuk
mendiskusikan mengenai materi mutasi dana kas kecil sesuai
tanggung jawab masing-masing.
d) Setelah menyelesaikan diskusi di kelompok ahli, siswa diminta
kembali ke kelompok asalnya masing-masing untuk memberikan
laporan atau informasi dari hasil diskusi yang diperoleh dalam
kelompok ahlinya kepada anggota kelompok asal yang lain, dalam
hal ini setiap anggota diminta untuk mengajarkan materi yang
menjadi tanggung jawabnya. Setiap kelompok diberi kesempatan
untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka.
2) Menyusun instrumen untuk evaluasi yang berupa soal tes tertulis.
3) Menetapkan indikator ketercapaian yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 2. Indikator Ketercapaian Hasil Belajar Siswa
Aspek yang diukur Persentase
Target Capaian Cara mengukur
Keaktifan siswa dalam
diskusi kelas
80% Diamati saat pembelajaran dengan
menggunakan lembar observasi dan
dihitung dari jumlah siswa yang
mengajukan pertanyaan / menjawab
pertanyaan dalam diskusi kelas
Keaktifan siswa dalam
diskusi kelompok
80% Diamati saat pembelajaran dengan
menggunakan lembar observasi dan
dihitung dari jumlah siswa yang
mengajukan pertanyaan / menjawab
pertanyaan dalam diskusi kelompok
Ketelitian dan
ketepatan siswa dalam
menyelesaikan soal
80% Diamati saat pembelajaran dihitung
dari jumlah siswa yang diteliti dan
benar (tepat) dalam menyelesaikan
soal
Ketuntasan hasil
belajar (standar nilai
KKM 72).
80% Dihitung dari jumlah siswa yang
mendapatkan nilai 72 ke atas, untuk
siswa yang mendapat nilai 72
dianggap telah mencapai ketuntasan
belajar.
b. Tahap Pelaksanaan
Dilakukan dengan melaksanakan skenario pembelajaran yang telah
direncanakan yang dilakukan bersamaan dengan observasi terhadap
dampak tindakan.
c. Tahap Observasi
Tahap ini dilakukan dengan mengamati pelaksanaan proses belajar
mengajar terutama dalam pembelajaran dengan menggunakan model
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pembelajaran kooperatif dengan metode jigsaw dan peran siswa dalam
proses belajar mengajar yang langsung diamati oleh peneliti dengan
bantuan guru mitra.
d. Tahap Refleksi
Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap pelaksanaan kegiatan
pembelajaran dan hasil penguasaan materi (nilai tes) terhadap proses
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Data yang diperoleh selanjutnya
menjadi bahan refleksi bagi peneliti untuk memperbaiki proses
pembelajaran berikutnya dalam siklus II.
2. Rancangan Siklus II
Berbagai tahap dan kegiatan pada siklus kedua pada dasarnya sama
dengan siklus pertama, hanya saja tindakan yang dilakukan berbeda. Tindakan
pada siklus kedua ini ditentukan berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan siklus
pertama. Di samping itu pelaksanaan siklus kedua ini juga dilaksanakan
selama tiga kali pertemuan. Pada siklus kedua ini materi yang akan dipelajari
adalah mengenai mutasi dana kas kecil dengan metode fluktuasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Sejarah Singkat SMK Kristen 1 Surakarta
Berdirinya SMK Kristen 1 Surakarta bermula dari inisiatif beberapa orang
Kristen di Surakarta, untuk mendirikan sekolah lanjutan atas dan kejuruan. Dalam
musyawarah telah diputuskan memilih sekolah lanjutan atas ekonomi. Mengingat
jika pertimbangan keadaan perekonomian masyarakat perlu ada peningkatan,
maka beberapa orang Kristen tersebut dan masyarakat Surakarta pada umumnya
merasa wajib membantu pemerintah dalam meningkatkan perekonomian. Oleh
karena itu, perlu mendidik siswa yang berminat untuk dipersiapkan menjadi ahli
ekonomi. Disamping itu yang paling penting untuk mendirikan sekolah adalah
persetujuan pengurus Perhimpunan Pendidikan Kristen Surakarta (PPKS) dan dari
Kepala Inspeksi Daerah Pendidikan Ekonomi Jawa Tengah, yang ada di
Semarang. Akhirnya pada tanggal 1 Agustus 1958, berdiri Sekolah Menengah
Ekonomi Atas (SMEA) Kristen Surakarta yang bercorak Kristen.
Pengelolaan SMEA Kristen Surakarta, di bawah bimbingan Panitia yang
diketuai oleh Bp. O. Rekso Darmojo dan staf, sedangkan jalannya pelajaran
diserahkan kepada Bp. Hartoyo, selaku Kepala Sekolah yang dibantu oleh Bp.
Sucipto, B.A, untuk mencari tenaga pengajar sekolah yang beralamat di Jalan Bali
No 142 Solo atau di SD Kristen Patihan. Tahun 1961 Drs. Hartoyo selaku Kepala
Sekolah mendapat tugas yang baru yaitu menjadi dosen UNDIP Semarang.
Jabatan Kepala Sekolah selanjutnya diserahkan kepada Bp. Sucipto, B.A yang
waktu itu menjabat di SMEA Negeri 1 Surakarta.
Pada tahun 1964 karena adanya peraturan bahwa Kepala Sekolah Negeri
tidak diperkenankan merangkap jabatan Kepala Sekolah yang lain, maka jabatan
Kepala Sekolah diserahkan kepada Bp. Subarjo, B.A. Pada tahun 1965
berdasarkan SK P dan K tertanggal 11 Februari 1965 No. 1757/BS/RI SMEA
Kristen Surakarta mendapat bantuan pemerintah terhitung 1 Agustus 1984. Pada
tahun 1968, diadakan pembaharuan permohonan bantuan. Melalui Surat
�
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Keputusan Menteri P dan K Republik Indonesia tanggal 30 Agustus 1969 No
7160/Baum/Keu/OTSAB/1969; maka bantuan pemerintah kepada SMEA Kristen
Surakarta diperbaharui. Mulai tahun 1968, tanggungjawab panitia diserahkan
sepenuhnya kepada pengurus PPKS dalam menangani kelangsungan hidup SMEA
Kristen Surakarta. Pengurus mengangkat seorang guru tetap dan 2 orang pegawai
Tata Usaha yang digaji langsung oleh PPKS, selain itu pengurus juga diberi
subsidi sebagai honorarium guru tidak tetap dan kelebihan jam mengajar.
Pergantian Kepala Sekolah kembali berlangsung pada tahun 1970 karena
Bp. Suparjo, B.A diangkat menjadi Kepala Sekolah SMEA Negeri Kebumen.
Selanjutnya jabatan Kepala Sekolah diganti oleh Drs. Santosa Adikusuma. Sejak
tahun 1970, SMEA Kristen Surakarta telah memiliki gedung sendiri di Jalan
Monginsidi No 2 Surakarta, satu halaman dengan SMP Kristen Surakarta. Pada
tahun 1975 jabatan Kepala Sekolah diganti oleh Drs. Bob Hardianto. Pergantian
jabatan tersebut dikarenakan Drs. Santosa Adi Kusuma mendapat tugas baru
sebagai dosen di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
Nama SMEA Kristen Surakarta berubah menjadi SMK Kristen Surakarta
berdasar Surat Kepeutusn Depatermen Pendidikan dan Kebudayaan No
41007/AA/07/1997 tanggal 3 April 1997 dengan 3 jurusan yaitu Akuntansi,
Sekretaris dan Penjualan. Pada tanggal tersebut juga mendatangkan perubahan
nomor status. Nama SMEA Kristen Surakarta berubah menjadi SMK Kristen 1
Surakarta dan sebagai catatan pada tanggal 10 Mei 1996 PPKS telah mengangkat
Bp. Kledi Sunyoto, S.Pd menajdi pelaksana harian kepala SMK Kristen 1
Surakarta, selama Ibu Dra. Kuminah selaku Kepala Sekolah SMK Kristen 1
Surakarta berhalangan hadir.
Sampai saat ini yaitu pada tahun pelajaran 2010/2011 SMK Kristen
Surakarta telah memiliki 4 jurusan yaitu Keuangan, Administrasi Perkantoran,
Penjualan dan Multimedia sebagai program/jurusan baru di SMK Kristen 1
Surakarta di bawah pimpinan/ Kepala Sekolah Bapak Drs. Siwi Widi Asmoro.
Demikianlah uraian singkat tentang sejarah berdirinya SMK Kristen 1
Surakarta sampai dengan perkembangan yaitu perubahan status menjadi SMK
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Kristen 1 Surakarta. Sampai dengan tahun ini, SMK Kristen 1 Surakarta telah
mengalami masa pergantian kepala sekolah sebanyak 7 kali yaitu dari:
1. Tahun 1958 sampai dengan tahun 1964, Bapak S. Sucipto, BA.
2. Tahun 1965 sampai dengan tahun 1969, Bapak Suparjo, BA.
3. Tahun 1970 sampai dengan 1974 Bapak Drs. Santosa Adi Kusumo.
4. Tahun 1975 sampai dengan tahun 1978 Bapak Bob Hadianto.
5. Tahun 1979 selama kira-kira dua puluh tahun dipegang oleh Dra.
Kusminah.
6. Tahun 1999 sampai tahun 2010 oleh Ibu Dra. Sri Haryanti, M.M.
7. Tahun 2011 dipegang oleh Drs. Siwi Widi Asmoro.
2. Keadaan Lingkungan Belajar
SMK Kristen 1 Surakarta yang berlokasi di Jalan A. Yani No. 2
Tegalharjo, Jebres, Surakarta ini mempunyai beberapa faktor yang mempengaruhi
proses pembelajaran siswa. Faktor-faktor tersebut antara lain:
a. Faktor Internal
Keadaan lingkungan belajar siswa SMK Kristen 1 Surakarta pada
umumnya cukup baik. Hal ini terlihat dari beberapa hal, antara lain:
1) Kebersihan
Kebersihan lingkungan sekolah di SMK Kristen 1 Surakarta sudah baik.
Hal ini dapat dilihat dari kondisi kelas, halaman sekolah, ruang guru,
kantin, dan tempat parkir. Siswa bertanggung jawab pada kebersihan
kelasnya masing-masing dengan adanya regu piket untuk tiap kelasnya.
Sedangkan penjaga sekolah bertanggung jawab pada kebersihan tempat-
tempat umum, misalnya: kamar mandi, halaman sekolah, ruang guru,
lapangan olahraga dan lain-lain.
2) Kerapian
Kerapian di SMK Kristen 1 Surakarta dapat dilihat dari tempat parkir yang
tertata rapi. Tempat parkir antara guru dan siswa terpisah. Kerapian di
SMK juga dapat dilihat dari seragam yang dikenakan oleh siswa dan guru.
3) Keamanan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Kondisi keamanan di SMK Kristen 1 Surakarta cukup baik karena adanya
penjagaan yang lebih baik oleh penjaga sekolah dan penjaga parkir.
4) Ketertiban
Ketertiban di SMK Kristen 1 Surakarta perlu ditingkatkan karena sebagian
siswa belum mematuhi peraturan tata tertib yang ada. Misalnya ada
beberapa siswa yang memakai sepatu tidak sesuai dengan yang ditentukan
yaitu sepatu hitam dan ada beberapa siswa yang terlambat datang ke
sekolah.
b. Faktor Eksternal
Beberapa faktor eksternal yang mendukung untuk terciptanya suasana
belajar yang nyaman antara lain: lokasi sekolah yang strategis yakni terletak di
tepi jalan raya sehingga mudah dijangkau kendaraan umum. Selain itu,
fasilitas dan kontruksi gedung yang memiliki sirkulasi udara dan penerangan
yang cukup, sarana dan prasrana yang memadai. Formasi gedung SMK
Kristen 1 Surakarta berbentuk “U” sehingga tengahnya dapat dipakai sebagai
tempat upacara, olahraga, bermain siswa. Di sisi lain, SMK Kristen 1
Surakarta juga mengalami sedikit hambatan. Hambatan itu yaitu, suara bising
kendaraan karena letak SMK Kristen yang berada di samping jalan besar.
3. Visi dan Misi
a. Visi Sekolah
Visi SMK Kristen 1 Surakarta adalah ”Mewujudkan Lembaga pendidikan dan
pelatihan berstandar Nasional yang menghasilkan tenaga kerja yang
kompeten, mandiri serta memiliki iman, pengharapan dan kasih”.
b. Misi Sekolah
Misi SMK Kristen 1 Surakarta adalah:
1) Melaksanakan pendidikan dan pelatihan yang berstandar dan berorientasi
pada mutu.
2) Melaksanakan kegiatan yang berorientasi pada pusat produksi dan
pemasaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3) Menghasilkan Sumber Daya Manusia yang kompeten, mandiri dan
beriman.
B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Akuntansi pada Kelas XI Keuangan
SMK Kristen 1 Surakarta
Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti
melakukan kegiatan identifikasi masalah (observasi awal) dengan tujuan untuk
mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan. Observasi awal dilakukan pada
tanggal 1 Oktober 2010 di SMK Kristen 1 Surakarta. Hasil dari identifikasi
masalah tersebut adalah sebagai berikut :
1. Ditinjau dari Segi Siswa
a. Kurangnya respon siswa terhadap pelajaran akuntansi
Mata pelajaran akuntansi di SMK Kristen 1 Surakarta lebih sering
berlangsung setelah jam istirahat. Di kelas XI Keuangan, jam akuntansi
berlangsung setelah istirahat ke-2. Penempatan jadwal akuntansi setelah
jam istirahat ke-2 itu menyebabkan siswa malas mengikuti KBM. Hal itu
dapat dilihat saat bel masuk telah berbunyi, masih banyak siswa yang
masih berada di luar kelas bahkan ada siswa yang sengaja duduk-duduk di
kantin sekolah. Akibatnya, guru akuntansi harus memaksa para siswa yang
masih berada di luar kelas untuk masuk kelas dan mengikuti pelajaran
akuntansi. Di dalam mengikuti pelajaran, masih banyak siswa yang tidak
konsentrasi. Mereka asyik ngobrol dengan teman sebangku mereka,
bahkan ada yang asyik berdandan maupun bercanda.
b. Siswa kurang aktif dalam proses belajar mengajar
Di dalam aktivitas belajar mengajar, siswa XI Keuangan SMK
Kristen 1 Surakarta cenderung kurang aktif, hal ini dapat dilihat dari siswa
jarang mengajukan pertanyaan di kelas serta jarang pula mengemukakan
pendapat di dalam kegiatan pembelajaran. Guru sering memberi
kesempatan kepada siswa untuk bertanya tetapi hampir tidak ada siswa
yang bertanya walaupun siswa tersebut belum memahami materi yang
disampaikan guru di depan kelas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c. Rendahnya pencapaian hasil belajar siswa
Hasil belajar siswa kelas XI Keuangan SMK Kristen 1 Surakarta
masih sangat rendah. Hal ini dapat dilihat dari masih banyaknya siswa
yang belum memenuhi KKM baik melalui tugas-tugas ataupun ulangan
harian yang diberikan oleh guru.
d. Siswa merasa bosan dengan metode yang diterapkan guru
Hasil wawancara dari beberapa siswa kelas XI Keuangan SMK
Kristen 1 Surakarta menyatakan bahwa mereka merasa bosan dengan
metode yang diterapkan guru dalam pembelajaran. Guru hanya monoton
menerapkan metode ceramah dan driil. Menurut mereka proses
pembelajaran terasa monoton dan kurang menyenangkan, akibatnya
mereka menjadi mengantuk dan kurang bergairah untuk mengikuti proses
pembelajaran. Siswa menginginkan situasi kelas yang berbeda yang
mampu menggairahkan mereka untuk kembali belajar dan berprestasi.
2. Ditinjau dari segi guru
a. Metode yang diterapkan guru masih konvensional
Ceramah dan driil merupakan metode yang sering diterapkan oleh
guru untuk mengajar akuntansi. Dengan metode ceramah tersebut, lambat
laun membuat siswa menjadi bosan dan tidak nyaman, sehingga siswa
tidak mengerti apa yang dijelaskan oleh guru. Saat guru memberikan PR,
masih banyak siswa yang mengerjakan di sekolah dan mengandalkan
teman-teman mereka untuk menyontek.
b. Tidak adanya reward yang diberikan guru kepada siswa
Dalam proses belajar mengajar, guru jarang sekali memberikan
penghargaan kepada siswa. Baik siswa yang mendapatkan nilai rendah,
sedang maupun tinggi mendapatkan perlakuan yang sama kecuali dalam
hal bimbingan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
C. Deskripsi Hasil Penelitian
Proses penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing
siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu : (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan
tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi tindakan.
1. Siklus I
Penerapan pembelajaran akuntansi pada siklus pertama melalui
pembelajaran kooperatif dengan metode jigsaw adalah :
a. Perencanaan Tindakan
Kegiatan perencanaan tindakan pertama dilaksanakan pada hari
Jumat, 1 Oktober 2010. Guru bersama peneliti mendiskusikan rancangan
tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Kemudian disepakati
bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus pertama akan dilaksanakan
selama 3 kali pertemuan, yakni pada hari Senin 4 Oktober, Selasa 5
Oktober, dan Kamis 7 Oktober.
Tahap perencanaan tindakan pada siklus pertama meliputi kegiatan
sebagai berikut:
1) Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran akuntansi
pada kompetensi dasar pencatatan mutasi dana kas kecil menggunakan
metode jigsaw, dengan skenario pembelajaran sebagai berikut:
a) Pertemuan pertama
(1). Guru mengucapkan salam pembuka kemudian mengecek
kehadiran siswa.
(2). Guru menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif
untuk membangkitkan minat siswa dengan mengecek
kondisi baik siswa maupun kelas.
(3). Guru terlebih dahulu melakukan apersepsi tentang materi
kas kecil.
(4). Guru memberi penjelasan mengenai metode pembelajaran
yang akan digunakan untuk pertemuan saat itu disertai
dengan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(5). Setelah guru selesai memberi pengarahan dan penjelasan
kemudian dilanjutkan dengan mengkondisikan siswa ke
dalam kelompok-kelompok asal sesuai dengan daftar
kelompok yang telah dibuat.
(6). Guru membagi materi pencatatan mutasi dana kas kecil
untuk siklus I ke dalam empat bagian yaitu: (a) Pengertian
dan alasan pemilihan pencatatan dana kas kecil metode dana
tetap, (b) Ciri-ciri pengelolaan dana kas kecil metode dana
tetap, (c) Pencatatan dana kas kecil metode dana tetap
(Pembentukan dana KK, Pengeluaran KK, Pengisian
kembali dana KK), (d) Pencatatan dana kas kecil metode
dana tetap (Penyetoran kembali dana KK ke kas karena
dianggap terlalu besar/kecil, Jurnal penyesuaian, Jurnal
pembalik). Guru menetapkan posisi untuk kelompok ahli
sesuai dengan jumlah materi yang telah dibagi sebelumnya.
Dalam hal ini berarti ada empat kelompok ahli.
(7). Guru meminta anggota kelompok asal untuk memilih satu
bagian materi yang akan dibahas di kelompok ahli. Guru
menyediakan waktu untuk diskusi selama 20 menit.
(8). Setelah selesai diskusi di kelompok ahli, guru meminta
siswa untuk kembali ke posisi kelompok asalnya dan
menjelaskan kepada anggota kelompok tentang materi yang
mereka kuasai.
(9). Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi.
(10). Guru membahas hasil presentasi dari tiap-tiap kelompok
serta memberikan penguatan materi.
b) Pertemuan Kedua
(1). Guru mengucapkan salam pembuka dan dilanjutkan dengan
presensi siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(2). Guru melakukan kilas balik penjelasan mengenai materi
sebelumnya dan mengulangi penjelasan kembali mengenai
metode pembelajaran jigsaw.
(3). Guru menyampaikan rencana kegiatan untuk pembelajaran
pada pertemuan itu, dan meminta siswa untuk duduk di
kelompok asal masing-masing.
(4). Guru membagi materi pencatatan mutasi dana kas kecil
untuk siklus I bagian soal latihan ke dalam empat bagian
yaitu: (a) Jurnal pengeluaran kas, (b) Jurnal Umum, (c) Buku
harian kas kecil (jurnal kas kecil), (d) Posting akun kas kecil.
Guru menetapkan posisi untuk kelompok ahli sesuai dengan
jumlah materi yang telah dibagi sebelumnya. Dalam hal ini
berarti ada empat kelompok ahli.
(5). Guru meminta anggota kelompok asal untuk memilih satu
bagian materi yang akan dibahas di kelompok ahli. Guru
menyediakan waktu untuk diskusi selama 20 menit.
(6). Setelah selesai diskusi di kelompok ahli, guru meminta
siswa untuk kembali ke posisi kelompok asalnya dan
menjelaskan kepada anggota kelompok tentang materi yang
mereka kuasai.
(7). Memberi kesempatan untuk presentasi di depan kelas
(dilaksanakan secara acak) untuk mengetahui keaktifan para
siswa. Dalam kegiatan presentasi itu juga diadakan tanya
jawab.
(8). Memberi penghargaan pada kelompok yang aktif, baik
dalam kegiatan presentasi maupun kerja sama di dalam
kelompok.
(9). Guru membuat kesimpulan mengenai pembelajaran saat itu.
c) Pertemuan Ketiga
(1). Salam pembuka dilanjutkan presensi siswa.
(2). Menciptakan suasana yang kondusif di dalam kelas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(3). Meminta siswa duduk pada posisi yang benar dan tertib
untuk mempersiapkan diri dalam mengerjakan tes evaluasi.
(4). Guru membagikan soal tes evaluasi kepada para siswa dan
meminta siswa untuk mengerjakan secara tertib dan jujur
tidak saling bekerja sama.
(5). Guru mengawasi saat proses pengerjaan tes supaya hasil
pekerjaan siswa merupakan hasil kemampuannya sendiri.
Setelah selesai jawaban dikumpulkan oleh guru.
(6). Guru membahas soal-soal tes sehingga para siswa
mengetahui letak kesalahannya.
2) Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk
materi akuntansi kompetensi dasar pencatatan mutasi dana kas kecil
dengan metode jigsaw.
3) Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian, yang berupa tes.
Instrumen tes ini dilihat dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir
siklus I).
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pertama dilaksanakan selama 3 kali
pertemuan, seperti yang telah direncanakan, yaitu hari Senin 4 Oktober,
Selasa 5 Oktober, dan Kamis 7 Oktober di ruang kelas XI Keuangan.
Pertemuan dilaksanakan selama 6 x 45 menit sesuai dengan skenario
pembelajaran dan RPP.
Materi pada pelaksanaan tindakan pertama ini adalah pencatatan
mutasi dana kas kecil dengan metode dana tetap. Pada pertemuan pertama,
guru terlebih dahulu mengadakan apersepsi kemudian membagi siswa
menjadi kelompok-kelompok asal, selanjutnya siswa diminta untuk belajar
secara jigsaw dimana setiap anggota kelompok asal akan dikirim ke
kelompok ahli sesuai dengan materi yang menjadi tanggung jawabnya. Di
dalam kelompok ahli itu terjadi pembahasan dan diskusi seputar bagian
materi yang ditetapkan. Pada pertemuan kedua kegiatan pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
sama seperti pada pertemuan yang pertama, namun siswa berdiskusi
mengenai latihan soal yang diberikan oleh guru. Pertemuan yang ketiga
diisi dengan evaluasi belajar siswa dari siklus pertama.
Urutan pelaksanaan tindakan siklus pertama tersebut adalah
sebagai berikut :
1) Pertemuan Pertama (Senin 4 Oktober 2010)
Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam
pembuka, kemudian dilanjutkan dengan mengecek kehadiran/presensi
siswa. Pada pertemuan itu siswa yang tidak hadir tanpa keterangan
yaitu Iga Mawarni dan Puiyati, sedangkan Bhia Christy tidak hadir
dikarenakan sakit.
Guru terlebih dahulu melakukan apersepsi, setelah itu guru
melanjutkan dengan menjelaskan metode pembelajaran Jigsaw yang
akan digunakan pada pertemuan itu dan bagaimana langkah–langkah
pelaksanaannya serta tujuan dari pembelajaran dengan metode
tersebut. Guru juga menyampaikan indikator-indikator apa saja yang
akan dinilai dalam pembelajaran itu.
Pada pertemuan ini guru memulai metode pembelajaran jigsaw
dengan terlebih dahulu membagi jumlah siswa ke dalam kelompok-
kelompok kecil, kelompok ini nantinya akan disebut sebagai
kelompok asal. Setiap kelompok asal terdiri dari 4 siswa yang
heterogen baik dari latar belakang prestasi akademis maupun jenis
kelamin. Kemudian guru menentukan pembagian materi menjadi
empat bagian yaitu: (a) Pengertian dan alasan pemilihan pencatatan
dana kas kecil metode dana tetap, (b) Ciri-ciri pengelolaan dana kas
kecil metode dana tetap, (c) Pencatatan dana kas kecil metode dana
tetap (Pembentukan dana KK, Pengeluaran KK, Pengisian kembali
dana KK), (d) Pencatatan dana kas kecil metode dana tetap
(Penyetoran kembali dana KK ke kas karena dianggap terlalu
besar/kecil, Jurnal penyesuaian, Jurnal pembalik). Guru menentukan
posisi kelompok ahli dan meminta anggota kelompok asal berkumpul
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dalam kelompok ahli sesuai dengan materi yang menjadi tanggung
jawabnya, sehingga dengan kata lain kelompok ahli ini berfungsi
sebagai kelompok yang khusus untuk membahas satu bagian materi
sampai setiap kelompok ahli menguasai bagian materinya. Setelah
waktu diskusi selama 20 menit selesai, siswa dari kelompok ahli
diminta kembali ke kelompok asalnya masing-masing untuk
menjelaskan kepada anggota kelompok asal tentang materi yang
menjadi tanggung jawabnya. Tiap-tiap kelompok mempresentasikan
hasil diskusi mereka di depan kelas. Guru membahas hasil presentasi
serta mengadakan diskusi kelas. Guru kemudian menutup pertemuan
tersebut dengan terlebih dahulu menyimpulkan hasil selama
pembelajaran hari itu dan memberi kesempatan bertanya kepada para
siswa yang belum jelas. Ternyata ada beberapa siswa yang berani
mengungkapkan pendapatnya di dalam kelas. Guru kemudian
mengingatkan para siswa untuk mempelajari kembali materi yang
menjadi tanggung jawabnya di rumah dan juga berlatih mengajar.
Kemudian guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.
2) Pertemuan Kedua (Selasa, 5 Oktober 2010)
Guru mengawali pertemuan kedua dengan mengucapkan salam
pembuka dan dilanjutkan dengan memeriksa presensi siswa. Siswa
yan tidak masuk tanpa keterangan hari ini adalah Natalia Dewi.
Guru berusaha menciptakan situasi kelas yang kondusif dan
setelah kelas tenang, guru melanjutkan dengan mengkilas balik materi
yang telah dibahas pada pertemuan sebelumnya. Guru juga berusaha
menguji capaian pemahaman siswa dengan memberi pertanyaan-
pertanyaan lesan. Setelah selesai menguji capaian konsep awal siswa
tersebut, guru minta siswa untuk duduk pada posisi kelompok asalnya
masing-masing.
Seperti pada pertemuan sebelumnya, guru menentukan
pembagian materi menjadi empat bagian yaitu: (a) Jurnal pengeluaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kas, (b) Jurnal umum, (c) Buku harian kas kecil (jurnal kas kecil), (d)
Posting akun kas kecil. Guru menentukan posisi kelompok ahli dan
meminta anggota kelompok asal berkumpul dalam kelompok ahli
sesuai dengan materi yang menjadi tanggung jawabnya. Setelah waktu
diskusi selama 20 menit selesai, siswa dari kelompok ahli diminta
kembali ke kelompok asalnya masing-masing untuk menjelaskan
kepada anggota kelompok asal tentang materi yang menjadi tanggung
jawabnya. Tiap-tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka
di depan kelas. Guru membahas hasil presentasi serta mengadakan
diskusi kelas. Memberi penghargaan pada kelompok yang aktif, baik
dalam kegiatan presentasi maupun kerja sama di dalam kelompok.
Guru kemudian menutup pertemuan tersebut dengan terlebih dahulu
menyimpulkan hasil selama pembelajaran hari itu dan memberi
kesempatan bertanya kepada para siswa yang belum jelas. Guru
kembali mengingatkan para siswa untuk mempelajari kembali materi
di rumah karena pada pertemuan berikutnya akan diadakan kuis untuk
siklus 1. Kemudian guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan
salam.
3) Pertemuan Ketiga (Kamis, 7 Oktober 2010)
Guru membuka pertemuan ketiga didahului dengan salam
pembuka dan mengecek kehadiran siswa, ternyata pada hari terebut
semua siswa hadir.
Guru meminta siswa untuk mempersiapkan diri mengerjakan
tes evaluasi. Siswa diminta duduk pada tempatnya masing-masing
dengan rapi dan tertib. Guru dibantu oleh peneliti membagikan soal
tes. Guru dan peneliti bersama-sama mengawasi jalannya tes dan
meminta siswa untuk tidak saling bekerja sama dengan teman yang
lain. Waktu yang ditentukan untuk mengerjakan tes tersebut selama 90
menit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Setelah waktu tes dinyatakan telah habis, guru dibantu peneliti
mengumpulkan lembar jawaban saat itu juga. Kemudian guru
membahas soal tes supaya diketahui letak permasalahan-permasalahan
yang dialami siswa sehingga dapat diperbaiki pada pertemuan atau
siklus selanjutnya. Guru menutup pembelajaran saat itu dengan salam
penutup.
c. Observasi dan Interpretasi
Peneliti mengamati proses pembelajaran akuntansi dengan
menggunakan metode jigsaw di kelas XI Keuangan. Peneliti mengambil
posisi di dalam kelas, sebab guru kelas menginginkan agar peneliti dapat
secara jelas melihat (mengamati) proses belajar mengajar akuntansi pada
hari itu. Pada pertemuan pertama yaitu hari Senin 4 Oktober 2010, guru
menyampaikan apersepsi dan penjelasan metode jigsaw serta
mempraktekkan metode jigsaw bagian materi. Sedangkan pada pertemuan
kedua, Selasa 5 Oktober, siswa diminta untuk mempraktekkan
pembelajaran metode jigsaw bagian soal latihan seperti yang telah
dijelaskan guru sebelumnya. Pertemuan yang ketiga Kamis 7 Oktober
2010 digunakan guru dan peneliti untuk melakukan evaluasi akhir dari
siklus I agar hasil belajar dari siklus I dapat segera diketahui. Dari
kegiatan tersebut, deskripsi tentang jalannya proses pembelajaran
akuntansi materi mutasi dana kas kecil metode dana tetap dengan
menggunakan metode jigsaw sudah dijelaskan secara rinci dalam
pelaksanaan tindakan I.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan proses belajar
mengajar akuntansi materi mutasi dana kas kecil dengan metode dana
tetap, diperoleh gambaran tentang pencapaian hasil belajar selama
kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu sebagai berikut:
1) Siswa yang aktif dalam diskusi kelas sebesar 68,18%, sedangkan
31,82% lainnya masih belum dapat aktif di dalam diskusi kelas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2) Siswa yang aktif dalam diskusi kelompok selama kegiatan kerja
kelompok berlangsung sebesar 77,27%, sedangkan 22,73% lainnya
kurang kompak dan tidak saling membantu dalam kelompok. Hal ini
disebabkan karena siswa yang merasa tidak bisa mengerjakan tidak
mau ikut berdiskusi karena kurangnya motivasi dalam diri mereka.
3) Siswa yang dapat mengerjakan tugas dari guru dengan tepat dan teliti
sebesar 72,73%, sedangkan yang lainnya masih ada yang tidak lengkap
dan belum bisa mengerjakan soal dengan sempurna.
4) Berdasarkan hasil evaluasi tes akhir siklus I dapat diidentifikasi bahwa
siswa yang sudah mampu mengerjakan soal mutasi dana kas kecil
dengan metode dana tetap dan mendapatkan nilai 72 ke atas sebesar
77,27%, sedangkan 22,73% siswa lainnya belum sempurna dalam
menyelesaikan soal yang diberikan. Hal ini disebabkan mereka masih
kesulitan dalam memahami materi dan kurang teliti dalam pengerjaan
soal.
d. Analisis dan Refleksi
Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus I,
peneliti melakukan analisis sebagai berikut:
1) Beberapa kelemahan guru dalam siklus I ini adalah:
a) Guru kurang jelas dalam menyampaikan penjelasan tentang
metode jigsaw sehingga para siswa masih banyak yang mengalami
kebingungan untuk menerapkannya.
b) Banyak keluhan dari siswa bahwa suara guru kurang keras
sehingga siswa yang duduk di belakang tidak dapat mendengar
penjelasan guru secara jelas.
c) Kurangnya motivasi dari guru dalam memulai pembelajaran dan
nada suara guru juga kurang antusias selama pelaksanaan
pembelajaran.
2) Sedangkan dari segi siswa ditemukan beberapa kekurangan, yaitu
sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
a) Masih ada siswa yang mengeluh masalah pembagian kelompok
b) Siswa yang tidak memperhatikan cenderung malah mengganggu
teman-temannya.
c) Masih ada siswa yang acuh terhadap pelajaran dan metode baru
yang diterapkan oleh guru.
d) Sulitnya berinteraksi antara anggota kelompok karena perbedaan
dalam kemampuan akademisnya.
e) Kurangnya rasa tanggung jawab anggota kelompok terhadap
bagian materinya masing-masing, sehingga ada siswa yang tidak
mau mengajar teman-temannya dalam satu kelompok.
f) Siswa masih belum berani untuk mengungkapkan pendapatnya di
depan guru. Siswa masih cenderung berani jika berhadapan dengan
teman sebayanya.
g) Dari segi nilai yang diperoleh siswa, nilai tertinggi adalah 100 nilai
terendah adalah 58 dan nilai rata-rata kelas yaitu 80,89. Siswa yang
sudah mencapai standar nilai 72 ke atas sebanyak 34 siswa dari 44
siswa, jumlah tersebut sudah dapat menunjukkan peningkatan bila
dibandingkan sebelumnya, dengan ketuntasan hasil belajar siswa
sebesar 77,27%. Hasil tersebut belum dapat mencapai target yang
ditetapkan yaitu 80% sehingga diperlukan perbaikan pada siklus
berikutnya.
Berdasarkan observasi dan analisis diatas, maka tindakan refleksi
yang dapat dilakukan adalah :
1) Volume suara guru lebih dikeraskan dan lebih antusias dalam
menerangkan materi sehingga siswa dapat mendengar dengan jelas dan
juga tertarik untuk mengikuti pembelajaran.
2) Guru lebih banyak melakukan pendekatan, selain sebagai pengawasan,
juga untuk memotivasi siswa dalam pembelajaran agar dapat bekerja
sama dengan anggota kelompok yang lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3) Guru menambah waktu untuk tanya jawab, sehingga kesempatan untuk
mengungkapkan pertanyaan mengenai materi saat presentasi lebih
luas.
2. Siklus II
Penerapan pembelajaran akuntansi pada siklus kedua melalui
pembelajaran kooperatif dengan metode jigsaw adalah :
a. Perencanaan Tindakan
Kegiatan perencanaan tindakan kedua dilaksanakan pada hari
Jumat, 8 Oktober 2010. Guru bersama peneliti mendiskusikan rancangan
tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Kemudian disepakati
bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus pertama akan dilaksanakan
selama 3 kali pertemuan, yakni pada hari Senin 11 Oktober, Selasa 12
Oktober, dan Kamis 14 Oktober.
Tahap perencanaan tindakan pada siklus pertama meliputi kegiatan
sebagai berikut:
1) Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran akuntansi
pada kompetensi dasar pencatatan mutasi dana kas kecil metode
fluktuasi menggunakan metode jigsaw, dengan skenario pembelajaran
sebagai berikut:
a) Pertemuan pertama
(1). Guru mengucapkan salam pembuka kemudian mengecek
kehadiran siswa.
(2). Guru menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk
membangkitkan minat siswa dengan mengecek kondisi baik
siswa maupun kelas.
(3). Guru terlebih dahulu melakukan apersepsi tentang materi
kas kecil metode fluktuasi serta memberikan motivasi agar
siswa bersemangat dan bersungguh-sungguh dalam
mengikuti pelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(4). Guru memberi penjelasan mengenai metode pembelajaran
yang akan digunakan untuk pertemuan saat itu disertai
dengan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran.
(5). Setelah selesai memberi pengarahan dan penjelasan
kemudian dilanjutkan dengan mengkondisikan siswa ke
dalam kelompok-kelompok asal sesuai dengan daftar
kelompok yang telah dibuat.
(6). Guru membagi materi pencatatan mutasi dana kas kecil
untuk siklus 2 ke dalam empat bagian yaitu: (a) Pengertian
dan alasan pemilihan pencatatan dana kas kecil metode
fluktuasi, (b) Ciri-ciri pengelolaan dana kas kecil metode
fluktuasi, (c) Perbedaan antara pengelolaan dana kas kecil
metode dana tetap dengan metode fluktuasi, (d) Perbedaan
pencatatan antara dana kas kecil metode dana tetap dengan
metode fluktuasi. Guru menetapkan posisi untuk kelompok
ahli sesuai dengan jumlah materi yang telah dibagi
sebelumnya. Dalam hal ini berarti ada empat kelompok ahli.
(7). Guru meminta anggota kelompok asal untuk memilih satu
bagian materi yang akan dibahas di kelompok ahli. Guru
menyediakan waktu untuk diskusi selama 20 menit.
(8). Setelah selesai diskusi di kelompok ahli, guru meminta
siswa untuk kembali ke posisi kelompok asalnya untuk
berdiskusi kembali mengenai materi-materi yang telah
didiskusikan pada kelompok ahli.
(9). Guru memberi kesempatan kepada masing-masing
kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya di
depan kelas.
(10). Guru membahas hasil presentasi dari tiap-tiap kelompok
serta memberikan penguatan materi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b) Pertemuan Kedua
(1). Guru mengucapkan salam pembuka dan dilanjutkan dengan
presensi siswa.
(2). Guru melakukan kilas balik penjelasan mengenai materi
sebelumnya dan mengulangi penjelasan kembali mengenai
metode pembelajaran jigsaw.
(3). Guru menyampaikan rencana kegiatan untuk pembelajaran
pada pertemuan itu, dan meminta siswa untuk duduk di
kelompok asal masing-masing.
(4). Guru membagi materi pencatatan mutasi dana kas kecil
untuk siklus 2 bagian soal latihan ke dalam empat bagian
yaitu: (a) Jurnal pengeluaran kas, (b) Jurnal Umum, (c) Buku
harian kas kecil (jurnal kas kecil), (d) Posting akun kas kecil.
Guru menetapkan posisi untuk kelompok ahli sesuai dengan
jumlah materi yang telah dibagi sebelumnya. Dalam hal ini
berarti ada empat kelompok ahli.
(5). Guru meminta anggota kelompok asal untuk memilih satu
bagian materi yang akan dibahas di kelompok ahli. Guru
menyediakan waktu untuk diskusi selama 20 menit.
(6). Setelah selesai diskusi di kelompok ahli, guru meminta
siswa untuk kembali ke posisi kelompok asalnya dan
menjelaskan kepada anggota kelompok tentang materi yang
mereka kuasai.
(7). Memberi kesempatan untuk presentasi di depan kelas
(dilaksanakan secara acak) untuk mengetahui keaktifan para
siswa. Dalam kegiatan presentasi itu juga diadakan tanya
jawab.
(8). Memberi penghargaan pada kelompok yang aktif, baik
dalam kegiatan presentasi maupun kerja sama di dalam
kelompok.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(9). Guru membuat kesimpulan mengenai pembelajaran saat itu.
Memberi penghargaan pada kelompok yang aktif, baik
dalam kegiatan presentasi maupun kerja sama di dalam
kelompok.
(10). Guru membuat kesimpulan mengenai pembelajaran saat itu
serta mengingatkan siswa untuk mempelajari materi yang
telah dipelajari bersama karena pada pertemuan berikutnya
akan diadakan kuis untuk siklus 2.
c) Pertemuan Ketiga
(1). Salam pembuka dilanjutkan presensi siswa.
(2). Menciptakan suasana yang kondusif di dalam kelas. Serta
memberikan sedikit motivasi dan pengarahan agar teliti
dalam mengerjakan soal serta tidak bekerjasama dengan
temannya.
(3). Meminta siswa duduk pada posisi yang benar dan tertib
untuk mempersiapkan diri dalam mengerjakan tes evaluasi.
(4). Guru membagikan soal tes evaluasi kepada para siswa dan
meminta siswa untuk mengerjakan secara tertib dan jujur
tidak saling bekerja sama.
(5). Guru mengawasi saat proses pengerjaan tes supaya hasil
pekerjaan siswa merupakan hasil kemampuannya sendiri.
Setelah selesai jawaban dikumpulkan oleh guru.
(6). Guru membahas soal-soal tes sehingga para siswa
mengetahui letak kesalahannya.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan kedua dilaksanakan selama 3 kali pertemuan,
seperti yang telah direncanakan, yaitu hari Senin 11 Oktober, Selasa 12
Oktober, dan Kamis 14 Oktober di ruang kelas XI Keuangan. Pertemuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dilaksanakan selama 6 x 45 menit sesuai dengan skenario pembelajaran
dan RPP.
Materi pada pelaksanaan tindakan pertama ini adalah pencatatan
mutasi dana kas kecil dengan metode fluktuasi. Pada pertemuan pertama,
guru terlebih dahulu mengadakan apersepsi dan memberikan motivasi
belajar kepada siswa kemudian membagi siswa menjadi kelompok-
kelompok asal, selanjutnya siswa diminta untuk belajar secara jigsaw
dimana setiap anggota kelompok asal akan dikirim ke kelompok ahli
sesuai dengan materi yang menjadi tanggung jawabnya. Di dalam
kelompok ahli itu terjadi pembahasan dan diskusi seputar bagian materi
yang ditetapkan. Pada pertemuan kedua, kegiatan pembelajaran sama
seperti pada pertemuan yang pertama, namun siswa berdiskusi mengenai
latihan soal yang diberikan oleh guru. Pertemuan yang ketiga diisi dengan
evaluasi belajar siswa dari siklus pertama.
Urutan pelaksanaan tindakan siklus pertama tersebut adalah
sebagai berikut :
1) Pertemuan Pertama (Senin 11 Oktober 2010)
Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam
pembuka, kemudian dilanjutkan dengan mengecek kehadiran/presensi
siswa. Pada pertemuan itu siswa yang tidak hadir tanpa keterangan
yaitu Febe Yuniarti, sedangkan Dian Santosa tidak hadir dikarenakan
sakit.
Guru terlebih dahulu melakukan apersepsi serta motivasi agar
siswa bersemangat dan bersungguh-sungguh dalam belajar, setelah itu
guru melanjutkan dengan menjelaskan kembali metode pembelajaran
Jigsaw yang akan digunakan pada pertemuan itu dan bagaimana
langkah–langkah pelaksanaannya serta tujuan dari pembelajaran
dengan metode tersebut. Guru juga menyampaikan indikator-indikator
apa saja yang akan dinilai dalam pembelajaran itu.
Pada pertemuan ini guru memulai metode pembelajaran jigsaw
dengan terlebih dahulu membagi jumlah siswa ke dalam kelompok-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kelmpok kecil, kelompok ini nantinya akan disebut sebagai kelompok
asal. Setiap kelompok asal terdiri dari 4 siswa yang heterogen baik
dari latar belakang prestasi akademis maupun jenis kelamin.
Kemudian guru menentukan pembagian materi menjadi empat bagian
yaitu: (a) Pengertian dan alasan pemilihan pencatatan dana kas kecil
metode fluktuasi, (b) Ciri-ciri pengelolaan dana kas kecil metode
fluktuasi, (c) Perbedaan antara pengelolaan dana kas kecil metode
dana tetap dengan metode fluktuasi, (d) Perbedaan pencatatan antara
dana kas kecil metode dana tetap dengan metode fluktuasi. Guru
menentukan posisi kelompok ahli dan meminta anggota kelompok
asal berkumpul dalam kelompok ahli sesuai dengan materi yang
menjadi tanggung jawabnya, sehingga dengan kata lain kelompok ahli
ini berfungsi sebagai kelompok yang khusus untuk membahas satu
bagian materi sampai setiap kelompok ahli menguasai bagian
materinya. Setelah waktu diskusi selama 20 menit selesai, siswa dari
kelompok ahli diminta kembali ke kelompok asalnya masing-masing
untuk menjelaskan kepada anggota kelompok asal tentang materi yang
menjadi tanggung jawabnya. Tiap-tiap kelompok mempresentasikan
hasil diskusi mereka di depan kelas. Guru membahas hasil presentasi
serta mengadakan diskusi kelas. Guru kemudian menutup pertemuan
tersebut dengan terlebih dahulu menyimpulkan hasil selama
pembelajaran hari itu dan memberi kesempatan bertanya kepada para
siswa yang belum jelas. Pada pertemuan ini siswa yang berani
mengungkapkan pendapatnya lebih banyak daripada siklus pertama.
Guru kemudian mengingatkan para siswa untuk mempelajari kembali
materi yang menjadi tanggung jawabnya di rumah dan juga berlatih
mengajar. Kemudian guru menutup pembelajaran dengan
mengucapkan salam.
2) Pertemuan Kedua (Selasa, 12 Oktober 2010)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Guru mengawali pertemuan kedua dengan mengucapkan salam
pembuka dan dilanjutkan dengan memeriksa presensi siswa. Ternyata
pada hari ini semua siswa hadir mengikuti pelajaran.
Guru berusaha menciptakan situasi kelas yang kondusif dan
setelah kelas tenang, guru melanjutkan dengan mengkilas balik materi
yang telah dibahas pada pertemuan sebelumnya. Guru juga berusaha
menguji capaian pemahaman siswa dengan memberi pertanyaan-
pertanyaan lesan, tak lupa guru juga memberikan semangat dan
motivasi kepada siswa. Setelah selesai menguji capaian konsep awal
siswa tersebut, guru minta siswa untuk duduk pada posisi kelompok
asalnya masing-masing.
Seperti pada pertemuan sebelumnya, guru menentukan
pembagian materi menjadi empat bagian yaitu: (a) Jurnal pengeluaran
kas, (b) Jurnal umum, (c) Buku harian kas kecil (jurnal kas kecil), (d)
Posting akun kas kecil. Guru menentukan posisi kelompok ahli dan
meminta anggota kelompok asal berkumpul dalam kelompok ahli
sesuai dengan materi yang menjadi tanggung jawabnya. Setelah waktu
diskusi selama 20 menit selesai, siswa dari kelompok ahli diminta
kembali ke kelompok asalnya masing-masing untuk menjelaskan
kepada anggota kelompok asal tentang materi yang menjadi tanggung
jawabnya. Tiap-tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka
di depan kelas. Guru membahas hasil presentasi serta mengadakan
diskusi kelas. Guru memberikan reward kepada kelompok dan siswa
yang aktif selama pembelajaran di kelas. Guru kemudian menutup
pertemuan tersebut dengan terlebih dahulu menyimpulkan hasil
selama pembelajaran hari itu dan memberi kesempatan bertanya
kepada para siswa yang belum jelas. Guru kembali mengingatkan para
siswa untuk mempelajari kembali materi di rumah karena pada
pertemuan berikutnya akan diadakan kuis untuk siklus 2. Kemudian
guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3) Pertemuan Ketiga (Kamis, 14 Oktober 2010)
Guru membuka pertemuan ketiga didahului dengan salam
pembuka dan mengecek kehadiran siswa, ternyata pada hari terebut
semua siswa hadir.
Guru meminta siswa untuk mempersiapkan diri mengerjakan
tes evaluasi. Siswa diminta duduk pada tempatnya masing-masing
dengan rapi dan tertib. Guru dibantu oleh peneliti membagikan soal
tes. Guru dan peneliti bersama-sama mengawasi jalannya tes dan
meminta siswa untuk tidak saling bekerja sama dengan teman yang
lain. Waktu yang ditentukan untuk mengerjakan tes tersebut selama 90
menit.
Setelah waktu tes dinyatakan telah habis, guru dibantu peneliti
mengumpulkan lembar jawaban saat itu juga. Kemudian guru
membahas soal tes supaya diketahui letak permasalahan-permasalahan
yang dialami siswa sehingga dapat diperbaiki pada pertemuan atau
siklus selanjutnya. Guru menutup pembelajaran saat itu dengan salam
penutup.
c. Observasi dan Interpretasi
Peneliti mengamati proses pembelajaran akuntansi dengan
menggunakan metode jigsaw di kelas XI Keuangan. Peneliti mengambil
posisi di dalam kelas yaitu dibangku bagian belakang, sebab guru kelas
menginginkan agar peneliti dapat mengamati langsung proses belajar
mengajar akuntansi pada hari itu. Pada pertemuan pertama yaitu hari
Senin 11 Oktober 2010, guru menyampaikan apersepsi dan penjelasan
metode jigsaw serta mempraktekkan metode jigsaw bagian materi.
Sedangkan pada pertemuan kedua Selasa 12 Oktober, siswa diminta untuk
mempraktekkan pembelajaran metode jigsaw bagian soal latihan seperti
yang telah dijelaskan guru sebelumnya. Pertemuan yang ketiga Kamis 14
Oktober 2010 digunakan guru dan peneliti untuk melakukan evaluasi
akhir dari siklus 2 agar hasil belajar dari siklus 2 dapat segera diketahui.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dari kegiatan tersebut, deskripsi tentang jalannya proses pembelajaran
akuntansi materi mutasi dana kas kecil metode dana tetap dengan
menggunakan metode jigsaw sudah dijelaskan secara rinci dalam
pelaksanaan tindakan siklus 2.
Berdasarkan hasil observasi terhadap pelaksanaan proses belajar
mengajar akuntansi, diperoleh informasi tentang prestasi dan aktivitas
siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu sebagai
berikut:
1) Siswa yang aktif dalam diskusi kelas sebesar 81,82% sedangkan
18,18/% lainnya masih belum dapat aktif di dalam diskusi kelas.
2) Siswa yang aktif dalam diskusi kelompok selama kegiatan kerja
kelompok berlangsung sebesar 88,64%, sedangkan 11,36% lainnya
masih belum bisa berkonsentrasi dan bekerjasama dengan anggota
kelompok yang lain.
3) Siswa yang dapat mengerjakan tugas dari guru dengan tepat dan teliti
sebesar 84,09%, sedangkan yang lainnya belum secara tepat dan teliti
mengerjakan latihan soal yang diberikan, hal ini dikarenakan siswa
tersebut belum paham dan tidak mau bertanya pada saat diberi
kesempatan untuk bertanya.
4) Berdasarkan hasil evaluasi tes akhir siklus I dapat diidentifikasi bahwa
siswa yang sudah mampu mengerjakan soal mutasi dana kas kecil
dengan metode dana tetap dan mendapatkan nilai 72 ke atas sebesar
90,91%, sedangkan 9,09% siswa lainnya belum sempurna dalam
menyelesaikan soal yang diberikan. Hal ini disebabkan mereka kurang
teliti dalam memahami soal yang diberikan.
d. Analisis dan Refleksi
Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus
kedua, peneliti melakukan analisis sebagai berikut:
1) Beberapa kelemahan guru dalam siklus kedua ini adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
a) Guru kurang tegas untuk menegur siswa yang mengganggu
pembelajaran di kelompoknya.
b) Guru ketika menyimpulkan materi pembelajaran pada pertemuan I
terlalu cepat sehingga siswa kurang jelas dan meminta peneliti
mengulangi penjelasan kembali ketika sedang mengawasi kegiatan
diskusi di kelompok ahli.
2) Sedangkan dari segi siswa ditemukan beberapa kekurangan, yaitu
sebagai berikut :
a) Masih ada siswa yang acuh terhadap kegiatan diskusi di
kelompoknya.
b) Dari segi nilai yang diperoleh siswa, nilai tertinggi adalah 100,
nilai terendah adalah 66 dan nilai rata-rata kelas yaitu 86,32.
Siswa yang sudah mencapai standar nilai 72 ke atas sebanyak 40
siswa (84,09% dari 44 siswa) dan siswa tersebut dapat dinyatakan
sudah mencapai ketuntasan hasil belajar. Jumlah tersebut sudah
dapat menunjukkan peningkatan bila dibandingkan sebelumnya,
dengan nilai rata-rata kelas yaitu 84,59 dan hanya dicapai 34 siswa
(90,91% dari 44 siswa). Nilai ini tersebut sudah diatas nilai
standar KKM. Sehingga dianggap pembelajaran sudah mencapai
titik ketuntasan dan terbukti bahwa penerapan metode jigsaw
dapat meningkatkan hasil belajar siswa, meskipun belum 100%
siswa dinyatakan tuntas belajar.
Tindakan refleksi yang dapat diambil berdasarkan pengamatan dan
analisis yang telah dilakukan adalah :
1) Guru masih harus meluangkan waktu untuk melakukan pendekatan
terhadap anak, sehingga setiap anak mengalami kesulitan akan mudah
teratasi.
2) Guru lebih kreatif dalam menciptakan suasana pembelajaran yang
kondusif sehingga siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi.
3) Guru harus lebih kreatif dalam mengorganisasi aktifitas pembelajaran
agar pembelajaran berjalan dengan lancar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dapat dinyatakan bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar akuntansi
menggunakan metode tutor sebaya dari sikl
tersebut dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel
Keaktifan siswa dalam
diskusi kelas
Keaktifan
diskusi kelompok
Ketelitian dan ketepatan dalam
menyelesaikan soal
Ketuntasan hasil belajar (standar
nilai KKM 72)
Peningkatan
ini
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus pertama dan kedua
dapat dinyatakan bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar akuntansi
menggunakan metode tutor sebaya dari sikl
tersebut dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel 3. Profil hasil penelitian
Aspek yang dinilai
Keaktifan siswa dalam
diskusi kelas
Keaktifan siswa dalam
diskusi kelompok
Ketelitian dan ketepatan dalam
menyelesaikan soal
Ketuntasan hasil belajar (standar
nilai KKM 72)
Peningkatan
ini :
��
��
��
��
��
�u
mla
h S
isw
a
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus pertama dan kedua
dapat dinyatakan bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar akuntansi
menggunakan metode tutor sebaya dari sikl
tersebut dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Profil hasil penelitian
Aspek yang dinilai
Keaktifan siswa dalam
diskusi kelas
siswa dalam
diskusi kelompok
Ketelitian dan ketepatan dalam
menyelesaikan soal
Ketuntasan hasil belajar (standar
nilai KKM 72)
Peningkatan hasil belajar akuntansi tersebut juga dapat dilihat pada grafik berikut
Gambar
��
D.
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus pertama dan kedua
dapat dinyatakan bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar akuntansi
menggunakan metode tutor sebaya dari sikl
tersebut dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Profil hasil penelitian
Aspek yang dinilai
Siklus
Siklus
Siklus
Siklus
Ketelitian dan ketepatan dalam Siklus
Siklus
Ketuntasan hasil belajar (standar Siklus
Siklus
belajar akuntansi tersebut juga dapat dilihat pada grafik berikut
Gambar 5. Grafik Hasil Pen
����
Siklus I
Grafik Hasil Penelitian Siklus I
Pembahasan
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus pertama dan kedua
dapat dinyatakan bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar akuntansi
menggunakan metode tutor sebaya dari siklus satu ke siklus berikutnya. Hal
tersebut dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Siklus
Siklus I
Siklus II
Siklus I
Siklus II
Siklus I
Siklus II
Siklus I
Siklus II
belajar akuntansi tersebut juga dapat dilihat pada grafik berikut
Grafik Hasil Pen
��
Grafik Hasil Penelitian Siklus I
embahasan
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus pertama dan kedua
dapat dinyatakan bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar akuntansi
us satu ke siklus berikutnya. Hal
Jumlah
30 siswa
36 siswa
34 siswa
39 siswa
32 siswa
37 siswa
34 siswa
40 siswa
belajar akuntansi tersebut juga dapat dilihat pada grafik berikut
Grafik Hasil Penelitian Siklus I
Grafik Hasil Penelitian Siklus I
���� ������������������
���
���� ������������������
������
��������������������
������������������
��������������������
�������������������
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus pertama dan kedua
dapat dinyatakan bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar akuntansi
us satu ke siklus berikutnya. Hal
Jumlah
30 siswa !"#!�$
36 siswa !#"!��$
34 siswa ��"���$
39 siswa !!" ��$
32 siswa ��"���$
37 siswa !�"�%�$
34 siswa ��"���$
40 siswa %�"%#�$
belajar akuntansi tersebut juga dapat dilihat pada grafik berikut
elitian Siklus I
���� ������������������
���
���� ������������������
������
��������������������
������������������
��������������������
�������������������
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus pertama dan kedua
dapat dinyatakan bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar akuntansi
us satu ke siklus berikutnya. Hal
(%)
!"#!�$
!#"!��$
��"���$
!!" ��$
��"���$
!�"�%�$
��"���$
%�"%#�$
belajar akuntansi tersebut juga dapat dilihat pada grafik berikut
���� ������������������
���� ������������������
��������������������
������������������
��������������������
�������������������
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pembelajaran kooperatif dengan metode jigsaw membawa dampak yang positif
selama pembelajaran akuntansi. Dampak positif tersebut antara lain (1) sis
menjadi lebih antusias dan berminat dalam mengikuti pembelajaran akuntansi, (2)
siswa belajar untuk bertanggung jawab terhadap tugas yang diserahkan kepada
dirinya, (3) siswa lebih aktif untuk berpendapat di dalam kelas, serta (4) adanya
peningkatan has
dalam dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan dalam empat tahap, yaitu : (1)
Grafik tersebut menunjukan bahwa setelah adanya penerapan model
pembelajaran kooperatif dengan metode jigsaw membawa dampak yang positif
selama pembelajaran akuntansi. Dampak positif tersebut antara lain (1) sis
menjadi lebih antusias dan berminat dalam mengikuti pembelajaran akuntansi, (2)
siswa belajar untuk bertanggung jawab terhadap tugas yang diserahkan kepada
dirinya, (3) siswa lebih aktif untuk berpendapat di dalam kelas, serta (4) adanya
peningkatan has
Penelitian Tindakan Kelas (
dalam dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan dalam empat tahap, yaitu : (1)
��
��
��
��
��J
um
lah
Sis
wa
��
��
��
��
��
Ju
mla
h S
isw
a
Gambar
Gambar 7.
Grafik tersebut menunjukan bahwa setelah adanya penerapan model
pembelajaran kooperatif dengan metode jigsaw membawa dampak yang positif
selama pembelajaran akuntansi. Dampak positif tersebut antara lain (1) sis
menjadi lebih antusias dan berminat dalam mengikuti pembelajaran akuntansi, (2)
siswa belajar untuk bertanggung jawab terhadap tugas yang diserahkan kepada
dirinya, (3) siswa lebih aktif untuk berpendapat di dalam kelas, serta (4) adanya
peningkatan hasil belajar akuntansi siswa.
Penelitian Tindakan Kelas (
dalam dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan dalam empat tahap, yaitu : (1)
�
��
�
��
Grafik Perbandingan Hasil Penelitian Siklus I dan Siklus II
Gambar 6. Grafik Hasil Penelitian Siklus II
7. Grafik Perbandingan Siklus I dan Siklus II
Grafik tersebut menunjukan bahwa setelah adanya penerapan model
pembelajaran kooperatif dengan metode jigsaw membawa dampak yang positif
selama pembelajaran akuntansi. Dampak positif tersebut antara lain (1) sis
menjadi lebih antusias dan berminat dalam mengikuti pembelajaran akuntansi, (2)
siswa belajar untuk bertanggung jawab terhadap tugas yang diserahkan kepada
dirinya, (3) siswa lebih aktif untuk berpendapat di dalam kelas, serta (4) adanya
il belajar akuntansi siswa.
Penelitian Tindakan Kelas (
dalam dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan dalam empat tahap, yaitu : (1)
�%��
Siklus II
Grafik Hasil Penelitian Siklus II
Siklus
��
�%
��
��
Grafik Perbandingan Hasil Penelitian Siklus I dan Siklus II
Grafik Hasil Penelitian Siklus II
Grafik Perbandingan Siklus I dan Siklus II
Grafik tersebut menunjukan bahwa setelah adanya penerapan model
pembelajaran kooperatif dengan metode jigsaw membawa dampak yang positif
selama pembelajaran akuntansi. Dampak positif tersebut antara lain (1) sis
menjadi lebih antusias dan berminat dalam mengikuti pembelajaran akuntansi, (2)
siswa belajar untuk bertanggung jawab terhadap tugas yang diserahkan kepada
dirinya, (3) siswa lebih aktif untuk berpendapat di dalam kelas, serta (4) adanya
il belajar akuntansi siswa.
Penelitian Tindakan Kelas (Clasroom Action Research
dalam dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan dalam empat tahap, yaitu : (1)
��
Grafik Hasil Penelitian Siklus II
��
��
��
Grafik Perbandingan Hasil Penelitian Siklus I dan Siklus II
Grafik Hasil Penelitian Siklus II
Grafik Perbandingan Siklus I dan Siklus II
Grafik tersebut menunjukan bahwa setelah adanya penerapan model
pembelajaran kooperatif dengan metode jigsaw membawa dampak yang positif
selama pembelajaran akuntansi. Dampak positif tersebut antara lain (1) sis
menjadi lebih antusias dan berminat dalam mengikuti pembelajaran akuntansi, (2)
siswa belajar untuk bertanggung jawab terhadap tugas yang diserahkan kepada
dirinya, (3) siswa lebih aktif untuk berpendapat di dalam kelas, serta (4) adanya
Clasroom Action Research
dalam dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan dalam empat tahap, yaitu : (1)
Grafik Hasil Penelitian Siklus II
���� ������������������
���
���� ������������������
������
��������������������
������������������
��������������������
�������������������
Grafik Perbandingan Hasil Penelitian Siklus I dan Siklus II
���� ������������������
����������&���� ������������������
����������&&���� ������������������
�������������&���� ������������������
�������������&&������������������������
���������������������&������������������������
���������������������&&��������������������������&
��������������������������&&
Grafik Hasil Penelitian Siklus II
Grafik Perbandingan Siklus I dan Siklus II
Grafik tersebut menunjukan bahwa setelah adanya penerapan model
pembelajaran kooperatif dengan metode jigsaw membawa dampak yang positif
selama pembelajaran akuntansi. Dampak positif tersebut antara lain (1) sis
menjadi lebih antusias dan berminat dalam mengikuti pembelajaran akuntansi, (2)
siswa belajar untuk bertanggung jawab terhadap tugas yang diserahkan kepada
dirinya, (3) siswa lebih aktif untuk berpendapat di dalam kelas, serta (4) adanya
Clasroom Action Research) ini dilaksanakan
dalam dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan dalam empat tahap, yaitu : (1)
���� ������������������
���
���� ������������������
������
��������������������
������������������
��������������������
�������������������
Grafik Perbandingan Hasil Penelitian Siklus I dan Siklus II
���� ������������������
����������&���� ������������������
����������&&���� ������������������
�������������&���� ������������������
�������������&&������������������������
���������������������&������������������������
���������������������&&��������������������������&
��������������������������&&
Grafik tersebut menunjukan bahwa setelah adanya penerapan model
pembelajaran kooperatif dengan metode jigsaw membawa dampak yang positif
selama pembelajaran akuntansi. Dampak positif tersebut antara lain (1) siswa
menjadi lebih antusias dan berminat dalam mengikuti pembelajaran akuntansi, (2)
siswa belajar untuk bertanggung jawab terhadap tugas yang diserahkan kepada
dirinya, (3) siswa lebih aktif untuk berpendapat di dalam kelas, serta (4) adanya
) ini dilaksanakan
dalam dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan dalam empat tahap, yaitu : (1)
���� ������������������
���� ������������������
��������������������
������������������
��������������������
�������������������
���� ������������������
���� ������������������
���� ������������������
���� ������������������
������������������������
���������������������&������������������������
���������������������&&��������������������������&
��������������������������&&
dalam dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan dalam empat tahap, yaitu : (1)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi,
dan (4) analisis dan refleksi tindakan.
Deskripsi hasil penelitian dari siklus I sampai siklus II dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Sebelum melaksanakan siklus pertama, peneliti melakukan survei awal
untuk mengetahui kondisi yang ada di SMK Kristen 1 Surakarta. Dari hasil survei
ini, peneliti menemukan bahwa hasil belajar akuntansi pada siswa kelas XI
Keuangan SMK Kristen 1 Surakarta masih belum maksimal. Oleh karena itu,
peneliti mengadakan diskusi dengan guru kelas dan mencari solusi untuk
mengatasi masalah tersebut, yaitu dengan menerapkan pembelajaran kooperatif
metode jigsaw.
Guru kelas dibantu peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) guna melaksanakan kegiatan siklus pertama. Materi pada pelaksanaan
tindakan siklus I ini adalah mutasi dana kas kecil dengan metode dana tetap.
Setelah menerima apersepsi dari guru, siswa diminta untuk mempelajari materi ini
dengan metode jigsaw. Siswa diminta untuk membentuk kelompok-kelompok
kecil dan disebut kelompok asal. Setelah itu, guru membagi materi mutasi dana
kas kecil dengan metode dana tetap ke dalam empat bagian yaitu: (a) Pengertian
dan alasan pemilihan pencatatan dana kas kecil metode dana tetap, (b) Ciri-ciri
pengelolaan dana kas kecil metode dana tetap, (c) Pencatatan dana kas kecil
metode dana tetap (Pembentukan dana KK, Pengeluaran KK, Pengisian kembali
dana KK), (d) Pencatatan dana kas kecil metode dana tetap (Penyetoran kembali
dana KK ke kas karena dianggap terlalu besar/kecil, Jurnal penyesuaian, Jurnal
pembalik). Guru kemudian memerintahkan masing-masing anggota kelompok
asal untuk membahas setiap bagian materi ke kelompok ahli. Di kelompok ahli
diadakan pembahasan dan pendalaman materi sesuai bagian materinya, setelah itu
anggota kembali kekelompok asalnya masing-masing untuk mengajarkan pada
anggota kelompok asalnya yang lain informasi yang diperoleh dari kelompok ahli.
Dan yang terakhir diadakan tes evaluasi untuk mengukur capaian konsep siswa
pada siklus I. Namun, dari hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar
akuntansi pada siklus pertama masih terdapat kekurangan dan kelemahan, yaitu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
siswa kurang aktif dan ada yang belum berperan dalam kelompoknya dalam
mengikuti pembelajaran akuntansi sehingga ada yang belum jelas mengenai
materi yang disampaikan temannya, serta kurangnya rasa tanggung jawab anggota
kelompok terhadap bagian materinya masing-masing, sehingga ada siswa yang
tidak mau mengajar teman-temannya dalam satu kelompok. Karena itu, peneliti
mencari solusi dan menyusun rencana pembelajaran siklus kedua untuk mengatasi
kekurangan dan kelemahan dalam pembelajaran akuntansi pada siklus I.
Materi pembelajaran pada siklus II adalah mutasi dana kas kecil dengan
metode fluktuasi. Pada saat peneliti melakukan wawancara dengan siswa, siswa
merasa cukup tertarik dengan pembelajaran menggunakan metode jigsaw, siswa
menjadi aktif, siswa menjadi lebih termotivasi dalam belajar, siswa juga merasa
tidak segan bertanya dengan teman ataupun guru, dan temanya juga tidak segan
mengajari teman sekelompoknya yang belum paham.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar akuntansi
pada siklus II, keaktifan dan hasil belajar siswa menunjukkan peningkatan. Siswa
yang sebelumnya kurang aktif saat pembelajaran, sekarang menjadi lebih antusias
dan lebih merespon apersepsi guru. Meskipun begitu, masih diperlukan juga
motivasi dari guru dan pendekatan dari guru untuk mendukung berhasilnya proses
belajar mengajar akuntansi. Namun, kekurangan tersebut dirasa dapat dilakukan
guru. Oleh sebab itu masalah yang dihadapi pada pembelajaran akuntansi
kompetensi dasar mutasi dana kas kecil sudah dapat teratasi dengan penerapan
metode jigsaw yang secara langsung mengaktifkan siswa dalam proses
pembelajaran.
Berdasarkan tindakan tersebut, guru berhasil melaksanakan pembelajaran
akuntansi yang dapat menarik perhatian siswa, sehingga berakibat pada
meningkatnya keaktifan dan hasil pembelajaran akuntansi. Selain itu, peneliti juga
dapat meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran yang efektif
dan menarik. Keberhasilan pembelajaran akuntansi dengan menggunakan metode
jigsaw ini dapat dilihat dari indikator-indikator sebagai berikut:
1) Siswa terlihat antusias pada saat awal akan mengikuti kegiatan belajar
mengajar dan selama mengikuti kegiatan belajar mengajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2) Siswa terlihat bersemangat dalam berperan mengajar teman sekelompoknya.
3) Siswa merasa mendapatkan tanggung jawab, karena dituntut untuk dapat
membuat teman di dalam kelompoknya paham dengan materi mutasi dana kas
kecil.
4) Siswa sudah mampu menguasai konsep materi akuntansi dengan kompetensi
dasar mutasi dana kas kecil.
5) Nilai tes yang telah diberikan guru menunjukkan peningkatan dari siklus I
sampai siklus II yang mana itu menunjukkan adanya usaha siswa berusaha
lebih baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan di kelas XI Keuangan SMK
Kristen 1 Surakarta ini dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus meliputi empat
tahap, yaitu : (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi
dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi tindakan.
Simpulan hasil penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut, terdapat
peningkatan hasil belajar akuntansi dengan penerapan model pembelajaran
kooperatif dengan metode jigsaw pada siswa kelas XI Keuangan SMK Kristen 1
Surakarta. Hal tersebut terefleksi dari beberapa indikator berikut ini:
1. Siswa mampu memahami materi yang diberikan oleh guru. Hal ini bisa dilihat
dari hasil evaluasi yang menunjukkan peningkatan pencapaian hasil belajar
siswa dari 77,27 % (pada siklus I) menjadi 90,91 % (pada siklus II),
sedangkan aspek dalam ketelitian dan ketepatan menyelesaikan soal pada
siklus pertama terdapat 32 siswa (72,73 %), pada siklus kedua terdapat 37
siswa (84,09 %).
2. Siswa menjadi lebih menyadari pentingnya kerjasama dalam kelompok untuk
menyelesaikan suatu tugas bersama. Selama proses pembelajaran berlangsung
siswa yang menunjukkan keaktifan mereka dalam diskusi kelompok sebanyak
34 siswa (77,27 %) pada siklus pertama sedangkan pada siklus kedua
sebanyak 39 siswa (88,64 %).
3. Siswa makin antusias dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran
akuntansi, keaktifan siswa dalam diskusi kelas menunjukkan peningkatan dari
68,18 % (pada siklus pertama) menjadi 81,82 % (pada siklus kedua).
Kondisi-kondisi tersebut di atas, disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
1. Guru sudah berusaha untuk mengelola kelas dengan baik. Hal tersebut
terefleksi dari (a) kemampuan guru dalam memotivasi siswa untuk ikut aktif
terlibat dalam proses pembelajaran yang berlangsung, (b) posisi guru yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
tidak hanya terpaku di kelas bagian depan tetapi sudah mampu berotasi
sehingga dapat memantau siswa yang berada di bagian belakang, (c) guru
sudah dapat meningkatkan minat dan semangat siswa untuk aktif dalam
kegiatan belajar mengajar maupun pada saat kegiatan kerja kelompok, (d)
guru sudah dapat meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap materi
yang diajarkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam kegiatan belajar
mengajar melalui metode jigsaw.
2. Guru menyadari pentingnya melakukan suatu evaluasi terhadap proses
pembelajaran, agar segala kelemahan yang ada dapat teratasi dengan baik, dan
tidak terulang dalam proses pembelajaran berikutnya.
B. Implikasi
Berdasarkan pada kesimpulan penelitian di atas, maka implikasi dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Implikasi Teoretis
Secara teoretis hasil penelitian ini terbukti secara empirik, kegiatan
pembelajaran akuntansi pada materi akuntansi mutasi dana kas kecil dengan
menggunakan metode jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa dilihat dari
segi keaktifan siswa melalui aktivitas positif dalam proses belajar mengajar dan
menghasilkan hasil belajar yang lebih baik. Hal ini disebabkan model kooperatif
dengan metode jigsaw menekankan pada keaktifan siswa secara penuh, baik fisik
maupun mental sehingga mendorong untuk selalu aktif dalam belajar melalui
proses kerja sama dan tanggung jawab dalam kerja kelompok.
2. Implikasi Praktis
Penelitian ini memberikan gambaran secara jelas bahwa melalui penerapan
model pembelajaran kooperatif dengan metode jigsaw dapat meningkatkan hasil
belajar akuntansi siswa pada kompetensi dasar mutasi dana kas kecil. Siswa
terlihat lebih antusias dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Siswa juga
terlihat lebih aktif dalam kegiatan diskusi. Disamping itu siswa juga merasa
senang dengan adanya diskusi saat pembelajaran sehingga tidak mudah bosan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dalam mengikuti pembelajaran akuntansi. Hasil belajar siswa yang tercermin dari
hasil evaluasi juga mengalami peningkatan.
Dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa secara optimal dalam
pembelajaran akuntansi, seorang guru harus mampu memilih metode
pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kondisi siswa, minat, dan kondisi
lingkungan yang ada. Penilaian juga harus dilakukan secara berkala dan
berkesinambungan, melalui hasil belajar siswa, keaktifan dan partisipasi siswa
selama proses belajar mengajar berlangsung. Model pembelajaran kooperatif
dengan metode jigsaw dapat menjadi salah satu pertimbangan bagi guru dalam
meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa.
C. Saran
Berkaitan dengan simpulan di atas, maka peneliti dapat mengajukan saran-
saran sebagai berikut :
1. Bagi Guru
a. Melihat keberhasilan penelitian tindakan kelas ini, disarankan kepada guru
akuntansi dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan
metode jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa
b. Diharapkan guru untuk terus mengembangkan minat serta semangat siswa
selama proses pembelajaran kooperatif dengan metode jigsaw berlangsung
agar siswa dapat menemukan dan mengembangkan sendiri konsep dari
materi yang akan dipelajari serta siswa ditekankan untuk bertanggung
jawab terhadap materinya.
c. Agar pembelajaran kooperatif dengan metode jigsaw dapat berjalan
dengan baik, sebaiknya guru meningkatkan kemampuan dalam mengelola
kelas sehingga dapat tercipta situasi kondusif yang mendukung proses
pembelajaran.
d. Dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan metode jigsaw,
guru hendaknya membagi kelompok asal secara heterogen berdasarkan
tingkat kemampuan/intelegensi siswa agar diskusi dapat berjalan secara
optimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
e. Pada penerapan model pembelajaran kooperatif dengan metode jigsaw,
guru hendaknya mengoptimalkan kegiatan belajar siswa saat berdiskusi di
kelompok asal dan kelompok ahli maupun saat presentasi dengan
memberikan pengarahan dan melakukan pengawasan terhadap siswa.
f. Guru hendaknya selalu mengadakan refleksi terhadap proses pembelajaran
kooperatif dengan metode jigsaw yang telah berlangsung dalam upaya
memperbaiki kualitas pembelajaran.
2. Bagi Siswa
a. Dengan adanya penerapan model pembelajaran kooperatif metode jigsaw,
sebaiknya dimanfaatkan dengan baik oleh para siswa untuk bekerja sama
dalam satu kelompok untuk memecahkan masalah dan saling mengajari
satu sama lain.
b. Siswa harus lebih meningkatkan kedisiplinan dalam mengerjakan tugas
yang diberikan oleh guru.
c. Siswa hendaknya memperhatikan dan tidak gaduh saat guru menerangkan.
3. Bagi Peneliti
a. Peneliti dapat menerapkan penelitian yang sejenis dengan penyempurnaan
dalam berbagai hal untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan optimal.
b. Peneliti sebagai calon guru harus dapat menerapkan metode pembelajaran
yang tepat untuk menyampaikan bahan ajar sesuai dengan kondisi yang
diinginkan siswa dalam proses pembelajaran yang akan dilakukan.
4. Bagi Sekolah
a. Perlu adanya bimbingan dan binaan kepada guru agar keberhasilan dalam
proses pembelajaran di kelas tercapai.
b. Sekolah perlu membuka diri dengan lembaga pendidikan maupun instansi
lain untuk lebih meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.
c. Lebih mengusahakan fasilitas yang dapat mendukung kelancaran kegiatan
belajar mengajar.
Top Related