DAFTAR ISI
Kata Pengantar …………………………………………………………………. i
Lembar Pengesahan ……………………………………………………………. ii
Daftar Isi………………………………………………………………………… iii
Daftar Gambar…………………………………………………………………… iv
Daftar Tabel……………………………………………………………………… v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah …………………………………. 1
1.2 Batasan Masalah ……………………………………………2
1.3 Tujuan Penulisan ………………………………………….. 2
1.4 Metode Penulisan …………………………………………. 3
1.5 Sistematika Penulisan ……………………………………...3
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Teori dasar elektronika …………………………………… 5
2.2 Komponen aktif dan pasif………………………………… 11
2.3 Komponen pasif …………………………………………… 10
2.3.1 Resistor …………………………………………… 10
2.3.2 Kapasitor …………………………………………. 15
2.3.3 Dioda (PN Junction) …………………………… 17
2.3.4 Dioda Pemancar Cahaya (LED) ……………… 18
2.4 IC …………………………………………………………… 18
2.4.1 LM 324…………………………………………….. 20
2.4.2 IC 7490 ………………………………………….... 21
2.4.3 IC 74141 ………………………………………….. 21
2.5 Cara Pemasangan Komponen diPCB …………………… 22
BAB III ANALISA RANGKAIAN
3.1. Analisa Rangkaian Secara Blok Diagram ……………… 24
3.2. Analisa Rangkaian Secara Detail ……………………… 25
BAB IV CARA PENGOPERASIAN ALAT
4.1. Cara Pengoperasian Alat ………………………………….27
BAB VPENUTUP
5.1. Kesimpulan ……………………………………………….. 28
5.2. Saran ………………………………………………………. 29
Daftar Pustaka …….. …………………………………………………………… vi
Lampiran
KATA PENGANTAR
Segala puji serta syukur ke hadirat Allah Yang Maha Esa, kerena atas
rahmat dan hidayah-Nya, kami selaku penulis dapat menyelesaikan makalah ini
sebagaimana mestinya.
Tujuan dari penulisan makalah yang berjudul “ DADU ELEKTRONIK ” ini
adalah untuk melengkapi tugas dari mata kuliah praktikum sistem digital gritnya
adalah berupa proyek pembuatan rangkaian. Berkat adanya dorongan dan
bantuan dari berbagai pihak, akhirnya kami dapat menyelesaikan Laporan ini
tepat pada waktunya.
Dan pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada
:
1. Kakak kepala Koordinator dan Penanggung Jawab Praktikum Sistem Digital,
Laboratorium Elektronika dan Komputer, Jurusan Teknik Komputer, Fakultas
Ilmu Komputer.
2. Kakak - kakak PJ Shift Sistem Digital, Laboratorium Elektronika dan
Komputer, Jurusan Teknik Komputer, Fakultas Ilmu Komputer.
3. Kakak-kakak Asisten sistem digital yang lainnya, yang telah membantu kami
dalam melaksanakan praktikum Sistem Digital.
Kami menyadari sepenuhnnya bahwa makalah ini tidaklah sempurna,
masih banyak kekurangan-nya baik isi maupun sisi materinya. Oleh karena itu
dengan segala kerendahan hati kami mohon maaf, dan dengan segala
kelapangan dada kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruksi
dari segenap pembaca dan tutor yang budiman, sehingga kami dapat membuat
makalah yang lebih baik lagi di waktu selanjutnya
Depok, 31 Maret 2011
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang MakalahDengan berkembangnya ilmu pengetahuan di bidang teknologi, baik
dibidang elektrtonika maupun di bidang lainnya,dengan bermacam-macam
produk dan jasa baru yang mutakhir kita dapat mengenalnya, khususnya di
bidamg Elektronika banyak sekali produk-produk dengan berbagai macam
kecanggihan untuk mempermudah dalam berbagai aktifitas dalam kehidupan
masyarakat luasdengan biaya yang ekonomis dan mudah untuk
mengaplikasikannya dengan petunjuk-petunjuk yang benar.
Dadu elektronik berfungsi untuk menghemat tenaga. maksudnya adalah
misalnya kita ingin bermain dadu biasanya kita mengocok dadu dengan
menggunakan tabung (atau sejenisnya) dengan cara seperti itu kita telah banyak
membuang-buang waktu dan tenaga kita, bahkan bukan hanya itu saja kita juga
bisa kehilangan keberuntungan. maka dengan terobosan baru kami akan
memproduksi suatu alat elektronik untuk mempermudah dalam bermain dadu
yang disebut dengan dadu elektronik. dengan menggunakan alat ini kita akan
menghemat tenaga dan pada permainan tidak perlu lagi kita mengocok dadu
dalam tabung serta mungkin kita lebih beruntung.
1.2 Batasan Masalah
Pembahasan pada makalah ini adalah seputar prinsip kerja rangkaian
DADU ELEKTRONIK sebagai salah satu aplikasi dalam praktikum sistem digital.
Pembahasan akan meliputi analisa rangkaian, baik secara blok diagram
maupun secara lebih spesifik, kemudian akan ditambah dengan pembahasan
seputar pengerjaan alat / proyek elektronika, baik dalam perancangan alat
maupun cara pengoperasian alat.
Makalah akan ditutup dengan kesimpulan mengenai modul aplikasi DADU
ELEKTRONIK serta akan ditutup pula dengan saran dari penyusun kepada pem-
baca dalam pengerjaan proyek DADU ELEKTRONIK.
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, antara lain sebagai berikut :
1. Memberikan pengetahuan tentang aplikasi dari rangkaian rangkaian
dasar sebelumnya yang telah praktikan praktek-kan dalam praktikum
sisitem digital.
2. Memberikan pengetahuan dasar bagi praktikan sebelum melakukan
presentasi proyek yang akan dilaksanakan setelah semua praktikum
sistem digital.
3. Memberikan pengetahuan mengenai pembuatan DADU
ELEKTRONIK, agar bisa menjadi masukan untuk yang lainnya.
1.4 Metode Penulisan
Dalam menyusun makalah ini, kami selesaikan dengan menggunakan be-
berapa metode penulisan, antara lain sebagai berikut :
1. Metode kepustakaan, yaitu melakukan pengumpulan data dengan cara
membaca dari buku-buku referensi dan melakukan pertukaran data
dengan para pelaksana proyek yang sama.
2. Metode analisa, yaitu dengan menganalisa rangkaian penyusun DADU
ELEKTRONIK, sehingga diperoleh gambaran awal dari prinsip kerja
rangkaian DADU ELEKTRONIK, yang bisa kita gunakan sebagai lan-
dasan pemahaman setelah memperoleh teori yang didapatkan dari
metode kepustakaan.
3. Metode observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan langsung
cara kerja dari DADU ELEKTRONIK setelah kita rangkai menjadi alat
peraga.
4. Metode interview / cross check, yaitu dengan mengajukan beberapa
pertanyaan kepada narasumber atau asisten, guna mendapatkan
jawaban yang menjadi kesepakatan atau kesepahaman bersama.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini adalah :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah
mengapa diperlukan pembuatan proyek dan penyusunan makalah
DADU ELEKTRONIK, kemudian diuraikan juga mengenai
pembatasan pembahasan makalah, tujuan penulisan makalah,
metode yang digunakan dalam menyelesaikan proyek pengerjaan
DADU ELEKTRONIK beserta penulisan makalahnya, lalu yang
terakhir yaitu diuraikan tentang sistematika dari penulisan makalah
DADU ELEKTRONIKI itu sendiri.
BAB II LANDASAN TEORI
Menjelaskan teori secara singkat dan jelas mengenai DADU
ELEKTRONIK dan aplikasinya dalam kehidupan sehari – hari.
BAB III ANALISA RANGKAIAN
Bab ini akan berisi tentang analisa menyeluruh dari rangkaian
penyusun DADU ELEKTRONIK, baik secara blok diagram maupun
secara lebih spesifik atau detail..
BAB IV CARA PENGOPERASIAN ALAT
Bab ini akan menguraikan tentang cara pengoperasian DADU
ELEKTRONIK, yang sesuai dengan analisa rangkaian yang telah
dibahas dalam bab sebelumnya agar diperoleh sinkronisasi teori
dan praktek..
BAB V PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran mengenai proyek DADU
ELEKTRONIK yang sedang dibahas.
Daftar Pustaka
Berisikan sumber-sumber yang akan kami ambil dalam menyusun
makalah ini.
BAB IILANDASAN TEORI
2.1 Teori Dasar ElektronikaDalam elektronika, komponen elektronika dibagi menjadi dua bagian
yaitu :
1. Komponen Aktif
2. Komponen Pasif
Komponen aktif adalah komponen elektronika yang dalam pengoprasiannya
membutuhkan sumber tegangan dan sumber arus, misalnya Dioda, Resistor,
Kapasitor, Trafo dan lain-lain. Sedangkan Komponen Pasif adalah komponen
elektronika yang dalam pengoprasiannya tidak memerlukan sumber tegangan
atau sumber arus tersendiri, misalnya Transistor, Tranducer, SCR, Relay,
Integrated Circuit (IC) dan lain-lain. Namun disini kami akan menjelaskan uraian
dari komponen-komponen elektronika yang bersangkutan dengan alat yang kami
buat yaitu “DADU ELEKTRONIK”.
2.1.1 Gerbang Logika Dasar
Pengertian dari gerbang logika itu sendiri adalah suatu piranti dengan
jumlah terminal masukan dan sebuah terminal keluaran yang keadaan
keluarannya tergantung dari sinyal masukan secara keseluruhan.
Gerbang Dasar yang terdiri dari atas :
Gerbang AND
•A
BY
Gambar 2.1
Pada gerbang logika yang ada diatas tersebut akan didapat persamaan
untuk keluarannya adalah Y = A • B dan untuk tabel kebenarannya adalah
sebagai berikut :
A B Y
0 0 0
0 1 0
1 0 0
1 1 1
Tabel 2.1
* Gerbang OR
Dilambangkan dengan gambar sebagai berikut :
Gambar 2.2
Pada gerbang logika OR yang ada diatas maka akan didapat
persamaannya sebagai berikut :
Y = A + B
Dari persamaan yang ada diatas tersebut maka akan didapat tabel
kebenarannya sebagai berikut :
YA
B+
A B Y
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 1
Tabel 2.2
* Gerbang NOT
Dilambangkan dengan gambar sebagai berikut :
Gambar 2.3
Dari gambar yang ada diatas maka akan didapat persamaannya sebagai
berikut :
A = A
Maka dari persamaan yang ada diatas akan didapat pula tabel
kebenarannya sebagai berikut :
A A’
A Y
0 1
1 0
Tabel 2.3
2.1.2 Gerbang Turunan
Gerbang turunan adalah gerbang yang terbentuk dari gerbang dasar,
gerbang turunan ini terdiri atas :
* Gerbang NAND
Gambar 2.4
Dari gerbang logika yang ada diatas maka akan didapat persamaannya
sebagai berikut : Y = A • B
Dari persamaan yang ada diatas akan didapat pula tabel kebenarannya
sebagai berikut :
A B Y
0 0 1
0 1 1
1 0 1
1 1 0
Tabel 2.4
A
BY
* Gerbang NOR
Gambar 2.5
Dari gerbang logika yang ada diatas maka akan didapat persamaannya
sebagai berikut : Y = A + B
Dari persamaan yang ada diatas akan didapat pula tabel kebenarannya
sebagai berikut :
A B Y
0 0 1
0 1 0
1 0 0
1 1 0
Tabel 2.5
* Gerbang EXOR
Gambar 2.6
Dari gerbang logika yang ada diatas maka akan didapat persamaannya
sebagai berikut : Y = A B
B
AY
Y
A
B
+
Dari persamaan yang ada diatas akan didapat pula tabel kebenarannya
sebagai berikut :
A B Y
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 0
Tabel 2.6
* Gerbang EXNOR
Gambar 2.7
Dari gerbang logika yang ada diatas maka akan didapat persamaannya
sebagai berikut :
Y = A B
Dari persamaan yang ada diatas akan didapat pula tabel kebenarannya
sebagai berikut :
Y
A
B
+
A B Y
0 0 1
0 1 0
1 0 0
1 1 1
Tabel 2.7
2.2 Komponen Aktif & PasifKomponen aktif adalah komponen elektronika yang dalam
pengoprasiannya membutuhkan sumber tegangan dan sumber arus, misalnya
Dioda, Resistor, Kapasitor, Trafo dan lain-lain. Sedangkan Komponen Pasif
adalah komponen elektronika yang dalam pengoprasiannya tidak memerlukan
sumber tegangan atau sumber arus tersendiri, misalnya Transistor, Tranducer,
SCR, Relay, Integrated Circuit (IC) dan lain-lain.
2.2.1 ResistorResistor adalah suatu komponen elektronika yang berfungsi untuk
menghambat arus listrik dan juga salah satu komponen yang kami pergunakan
pada pembuatan DADU ELEKTRONIK ini.
Resistor dapat dibagi 2 macam yaitu :
* Resitor Tetap
Resistor tetap adalah yang memiliki nilai hambatan yang tetap.
Dalam DADU ELEKTRONIK ini, resistor yang digunakan memiliki batas
kemampuan daya misalnya 1/4 watt, dan nilai toleransinya sebesar 5%
Artinya resistor hanya dapat dioperasiakan dengan daya maksimal sesuai
dengan kemampuan daya.
Simbol resistor tetap
(a) (b)
Untuk mengetahui nilai hambatannya dapat dilihat atau dibaca dari warna yang
ada di badan resistor itu sendiri atau pada bagian luar badan resistor yang
disebut gelang warna.
Gambar 2.8
Contoh 1 : 4 warna gelang
Dengan catatan contoh 1 gelang 4 warna.
Gelang 3&4 menunjukkan angka
Gelang 2 menunjukkan banyaknya nol
Gelang 1 menunjukkan toleransi
Gambar 2.9
Contoh 2 : 5 warna gelang
Dengan catatan contoh 2 gelang 5 warna
Gelang 3,4&5 menunjukkan angka
Gelang 2 menunjukkan bayaknya nol
Gelang 1 menunjukkan toleransi
Untuk mengetahui berapa nilai warna serta toleransinya lihat tabel 2.1
Warna Gelang Ke
3&4 2 1
Hitam 0 0 1%
Cokelat 1 10 2%
Merah 2 100 2%
Jingga 3 1000
Kuning 4 10.000
Hijau 5 100.000
Biru 6 1.000.000
Ungu 7 10.000.000
Abu-abu 8 100.000.000
Putih 9 1.000.000.000
Emas - 0,1 5%
Perak - 0,01 10%
Tidak Berwarna - 0,001 20%
Tabel 2.8
Tabel diatas hanya khusus digunakan untuk resistor yang mempunyai 4 pita
warna.
Untuk resistor dengan 5 pita warna memiliki tabel sebagai berikut :
Warna Gelang Ke
3,4&5 2 1
Hitam 0 0
Cokelat 1 10 1%
Merah 2 100 0,1%
Jingga 3 1000 0,01%
Kuning 4 10.000 0,001%
Hijau 5 100.000
Biru 6 1.000.000
Ungu 7 10.000.000
Abu-abu 8 100.000.000
Putih 9 1.000.000.000
Emas - 0,1 5%
Perak - 0,01 10%
Tidak Berwarna - 0,001 20%
Tabel 2.9
Tetapi pada proyek yang kami buat dalam hal ini adalah DADU ELEKTRONIK
resistor yang kami gunakan dan memang yang dibutuhkan pada rangkaian
adalah resistor yang menggunakan 4 gelang warna jadi yang akan lebih
diperjelas adalah resistor 4 warna saja dari rangkaian dibutuhkan resistor yang
bernilai 1KiloOhm ysitu dengan cara sebagai berikut.
Bernilai 1 KiloOhm
Berwarna : * Gelang I : Emas
* Gelang II : Jingga
* Gelang III : Hitam
* Gelang IV : Coklat
Resitor 4 warna ini juga berfungsi sebagai penghambat arus listrik sebagaimana
fungsi resistor lainnya.
* Resistor Tidak Tetap (Variabel)
Resistor tidak tetap adalah resistor yang nilai kemampuannya atau
nilai hambatannya atau resistansinya dapat diubah-ubah. Jenisnya
antara lain, hambatan geser trimpot dan potensiometer. Karena pada
rangkaian two wire intercom yang dipergunakan hanya resistor yang
bernilai tetap, jadi kami membahas resistor tidak tetap sebatas yang
besarnya saja.
a. Keostat
Merupakan hambatan geser yang terbuat dari kawat nikelin yang dillilitkan
pada silinder keramik dan terdapat logam yang menempel pada
penghantar dan dapat digeser kedudukannya.
b. Trimpot
Merupakan hambatan yang memiliki nilai hambatanya dapat diubah
sesuai dengan kebutuhan. Dengan cara memutar porosnya dengan
menggunakan obeng.
2.2.2 KapasistorKapasistor adalah suatu komponen elektronika yang dapat menyimpan
dan melepaskan muatan listrik atau energi listrik. Kemampuan untuk menyimpan
muatan listrik pada kapasitor disebut dengan kapasitas atau kapasitansi seperti
halnya hambatan, kapasitor dapat dibagi menjadi :
* Kapasitor tetap
Kapasitor tetap merupakan kapasitor yang mempunyai nilai
kapasitas atau kapasitansi yang tetap.
Simbolnya .
Gambar 2.10
Kapasitor tetap yang digunakan dalam DADU ELEKTRONIK
adalah 1 Mikro farad yang berfungsi sebagai flip-flop. Kapasitor dapat
dibedakan dari bahan yang digunakan sebagai lapisan diantara lempeng-
lempeng logam yang disebut dielektrikum. Dielektrikum tersebut dapat
berupa keramik, mika, mylar, kertas maupun film. Biasanya kapasitor
yang terbuat dari bahan tersebut nilainya kurang dari 1 mikrofarad.
Untuk mengetahui besarnya nilai kapasitas pada kapasitor dapat dibaca
melalui kode angka pada badan kapasitor tersebut yang terdiri dari angka:
Angka pertama (I) dan II menunjukan angka / nilai angka III (ketiga)
menunjukan faktor penggali / banyaknya nol dan satuannya pikofarad (pf).
* Kapasitor Tidak Tetap
Kapasitor tidak tetap adalah kapasitor yang memiliki nilai kapa-
siotansi atau kapasitas yang dapat diubah – ubah. Kapasitor terdiri
dari :
a. Kapasitor Trimer
Kapasitor yang nilai kapasitansinya dapat diubah – ubah dengan
cara memutar porosnya dengan memutar obeng.
Simbol trimmer kapasitor :
Gambar 2.11
b. Variabel Kapasitor (Varco)
Kapasitor yang nilai kapasitansinya dapat diubah - ubah dengan
memutar poros yang tersedia.
Simbol Varco:
Gambar 2.12
Kapasitor mempunyai keistimewaan diantaranya :
- Penghubung , penstransfer , dan melewatkan arus
bolak-balik
- Memblok arus dan tegangan searah
- Menyimpan dan mengeluarkan muatan listrik
- Penala frekuensi pada rangkaian
- Ada beberapa jenis kapasitor yaitu :
- Kapasitor keramik
2.2.3 Dioda
Dioda merupakan suatu semikonduktor yang hanya dapat menghantar
arus listrik dan tegangan listrik pada satu arah saja, yang memiliki bahan pokok
dari Germanium (Ge) dengan tegangan barier sebesar 0,3volt artinya bila
tegangan yang melewatinya kurang dari 0,3 volt maka dioda tidak bekerja dan
Silikon (Si) dengan tegangan barier sebesar 0,7 volt artinya bila tegangan yang
melewatinya kurang dari 0,7 volt maka dioda tidak bekerja.
Struktur dioda tidak lain adalah sambungan semikonduktor P dan N. Satu
sisi adalah semikonduktor dengan tipe P dan satu sisinya yang lain adalah tipe
N. Dengan struktur demikian arus hanya akan dapat mengalir dari sisi P menuju
sisi N.
Gambar 2.9 Simbol dan struktur dioda
Gambar ilustrasi di atas menunjukkan sambungan PN dengan sedikit porsi kecil
yang disebut lapisan deplesi (depletion layer), dimana terdapat keseimbangan
hole dan elektron. Seperti yang sudah diketahui, pada sisi P banyak terbentuk
hole-hole yang siap menerima elektron sedangkan di sisi N banyak terdapat
elektron-elektron yang siap untuk bebas merdeka. Lalu jika diberi bias positif,
dengan arti kata memberi tegangan potensial sisi P lebih besar dari sisi N, maka
elektron dari sisi N dengan serta merta akan tergerak untuk mengisi hole di sisi
P. Tentu kalau elektron mengisi hole disisi P, maka akan terbentuk hole pada sisi
N karena ditinggal elektron. Ini disebut aliran hole dari P menuju N, Kalau men-
gunakan terminologi arus listrik, maka dikatakan terjadi aliran listrik dari sisi P ke
sisi N.
Gambar 2.10 dioda dengan bias maju
Sebalikya apakah yang terjadi jika polaritas tegangan dibalik yaitu dengan mem-
berikan bias negatif (reverse bias). Dalam hal ini, sisi N mendapat polaritas
tegangan lebih besar dari sisi P.
Gambar 2.11 dioda dengan bias negatif
Tentu jawabanya adalah tidak akan terjadi perpindahan elektron atau aliran hole
dari P ke N maupun sebaliknya. Karena baik hole dan elektron masing-masing
tertarik ke arah kutup berlawanan. Bahkan lapisan deplesi (depletion layer) se-
makin besar dan menghalangi terjadinya arus.
Demikianlah sekelumit bagaimana dioda hanya dapat mengalirkan arus satu
arah saja. Dengan tegangan bias maju yang kecil saja dioda sudah menjadi kon-
duktor. Tidak serta merta diatas 0 volt, tetapi memang tegangan beberapa volt
diatas nol baru bisa terjadi konduksi. Ini disebabkan karena adanya dinding de-
plesi (deplesion layer).
Gambar 2.12 grafik arus dioda
Sebaliknya untuk bias negatif dioda tidak dapat mengalirkan arus, namun me-
mang ada batasnya. Sampai beberapa puluh bahkan ratusan volt baru terjadi
breakdown, dimana dioda tidak lagi dapat menahan aliran elektron yang terben-
tuk di lapisan deplesi.
2.3.1 Dioda Kontak titik dan Dioda Hubungan
Dioda kontak titik, yaitu dioda yang dipergunakan untuk mengubah
frekuensi tinggi menjadi frekuensi rendah, misalnya tipe OA 70, OA 90 dan 1N
60.
Dioda Hubungan, yaitu dioda yang dapat menghantarkan arus atau tegan-
gan listrik yang besar hanya satu arah dan digunakan untuk menyearahkan arus
dan tegangan. Dioda ini memiliki tegangan maksimal dan arus maksimal, mis-
alnya tipe 1N4001 ada 2 jenis, yaitu yang berkapasitas 1Ă / 50 volt dan 1Ă / 100
volt.
Gambar 2.13 Simbol Dioda Kontak Titik dan Dioda Hubungan
2.3.2 Dioda Zener
Phenomena tegangan breakdown dioda ini mengilhami pembuatan kom-
ponen elektronika lainnya yang dinamakan zener. Sebenarnya tidak ada perbe-
daan sruktur dasar dari zener, melainkan mirip dengan dioda. Tetapi dengan
memberi jumlah doping yang lebih banyak pada sambungan P dan N, ternyata
tegangan breakdown dioda bisa makin cepat tercapai. Jika pada dioda biasanya
baru terjadi breakdown pada tegangan ratusan volt, pada zener bisa terjadi pada
angka puluhan dan satuan volt.
Gambar 2.14 Simbol Zener
Ini adalah karakteristik zener yang unik. Jika dioda bekerja pada bias maju
maka zener biasanya berguna pada bias negatif (reverse bias). Zener juga
banyak digunakan untuk aplikasi regulator tegangan (voltage regulator) misalnya
tipe 12 volt artinya dioda zener dapat membatasi tegangan yang lebih besar dari
12 volt menjadi 12 volt. Zener yang ada dipasaran tentu saja banyak jenisnya
tergantung dari tegangan breakdwon-nya.
2.2.4 Dioda Pemancar Cahaya (LED)
Merupakan komponen yang dapat mengeluarkan emisi ca-
haya.LED merupakan produk temuan lain setelah dioda. Strukturnya juga sama
dengan dioda, tetapi belakangan ditemukan bahwa elektron yang menerjang
sambungan P-N juga melepaskan energi berupa energi panas dan energi ca-
haya. LED dibuat agar lebih efisien jika mengeluarkan cahaya. Untuk mendap-
atkna emisi cahaya pada semikonduktor, doping yang pakai adalah galium, ar-
senic dan phosporus. Jenis doping yang berbeda menghasilkan warna cahaya
yang berbeda pula.
Gambar 2.15 Simbol LED
Pada saat ini warna-warna cahaya LED yang banyak ada adalah warna
merah, kuning dan hijau.LED berwarna biru sangat langka. Pada dasarnya
semua warna bisa dihasilkan, namun akan menjadi sangat mahal dan tidak
efisien. Dalam memilih LED selain warna, perlu diperhatikan tegangan kerja,
arus maksimum dan disipasi daya-nya. Rumah (chasing) LED dan bentuknya
juga bermacam-macam, ada yang persegi empat, bulat dan lonjong.
Gambar 2.16 LED array
LED sering dipakai sebagai indicator pada peraga atau display yang mas-
ing-masing warna bisa memiliki arti yang berbeda. Menyala, padam dan berkedip
juga bisa berarti lain. LED dalam bentuk susunan (array) bisa menjadi display
yang besar. Dikenal juga LED dalam bentuk 7 segment atau ada juga yang 14
segment. Biasanya digunakan untuk menampilkan angka numerik dan alphabet.
a. IC CMOS 4017
4-bit asynchronous decade counter dengan output decoded penuh, reset
dan clock aktif tinggi dan aktif rendah kedua input CLK di AND kan, sehigga
dapat digunakan sebagai clock dan clock enable. +---+--+---+
Q5 |1 +--+ 16| VCC
Q1 |2 15| RST
Q0 |3 14| CLK1
Q2 |4 13| CKE/CLK2
Q6 |5 4017 12| RCO
Q7 |6 11| Q9
Q3 |7 10| Q4
GND |8 9| Q8
+----------+
IC CMOS 4017
Adapun karakteristik dari IC 4017 ini terdapat 9 kaki yang merupakan
jalan keluar ( output ). Kemudian Vcc terletak pada kaki 16. Clock terdapat pada
kaki 14. Clock enable terdapat pada kaki 13. Carry out terdapat pada kaki 12 dan
kaki 15 adalah sebagai reset.
Pencacah dimulaikan dengan transisi RENDAH ke TINGGI pada jalan
masuk lonceng CLK (clock ) sementara jalan masuk CKE ( clock enable )
sedang RENDAH pada jalan masuk CKE, sementara jalan masuk lonceng CLK
adalah tinggi. Kalau pencacah – pencacah 4017 dikaskadekan, jalan keluar
Carry Out tersebut sedang RENDAH, sementara pencacah berada dalam status
5,6,7,8 dan 9 TINGGI. Pada jalan masuk reset ( RST ) mereset pencacah pada
nol ( Q0 = Carry Out = TINGGI, Q1…Q9 = RENDAH ).
IC CMOS 4017 pada rangkaian ini adalah merupakan penghitung atau
pencacah, yang berfusi sebagai register geser (Shift Register) yang dapat meng-
gerakkan atau menggeser LED yang dapat menyala dari ke kiri ke kanan. Regis-
ter ini adalah yang salah satu sub sistemnya paling berguna dan paling banyak
kemampuannya dalam suatu system digital. Pencacah yang di drive oleh suatu
clock dapat digunakan untuk menggeser banyak daur clock, karena pulsa clock
terjadi pada waktu yang diketahui. Shift register dapat digunakan sebagai suatu
instrumen untuk mengukur waktu (periode dan frekuensi). Shift register tersebut
juga merupakan rangkaian logika penguat sehingga pencacah membutuhkan
karakteristik memori dan pewaktu memegang peranan yang penting. Shift regis-
ter ini digunakan pula untuk membagi frekuensi dan menyimpan data seperti
dalam detak digital, an juga dapat digunakan dalam pengurutan alamat dan
dalam beberapa rangkaian aritmetika.
b. Timer 555
Rangkaian Astable
Sedikit berdeda dengan rangkaian monostable, rangkaian astable dibuat
dengan mengubah susunan resitor dan kapasitor luar pada IC 555 seperti
gambar berikut. Ada dua buah resistor Ra dan Rb serta satu kapasitor eksternal C
yang diperlukan. Prinsipnya rangkaian astable dibuat agar memicu dirinya sendiri
berulang-ulang sehingga rangkaian ini dapat menghasilkan sinyal osilasi pada
keluarannya. Pada saat power supply rangkaian ini di hidupkan, kapasitor C
mulai terisi melalui resistor Ra dan Rb sampai mencapai tegangan 2/3 VCC.
Pada saat tegangan ini tercapai, dapat dimengerti komparator A dari IC 555
mulai bekerja mereset flip-flop dan seterusnya membuat transistor Q1 ON.
Ketika transisor ON, resitor Rb seolah dihubung singkat ke ground sehingga
kapasitor C membuang muatannya (discharging) melalui resistor Rb. Pada saat
ini keluaran pin 3 menjadi 0 (GND). Ketika discharging, tegangan pada pin 2
terus turun sampai mencapai 1/3 VCC. Ketika tegangan ini tercapai, bisa
dipahami giliran komparator B yang bekerja dan kembali memicu transistor Q1
menjadi OFF. Ini menyebabkan keluaran pin 3 kembali menjadi high (VCC).
Demikian seterusnya berulang-ulang sehingga terbentuk sinyal osilasi pada
keluaran pin3.
Terlihat di sini sinyal pemicu (trigger) kedua komparator tersebut bekerja
bergantian pada tegangan antara 1/3 VCC dan 2/3 VCC. Inilah batasan untuk
mengetahui lebar pulsa dan periode osilasi yang dihasilkan. Misal diasumsikan
t1 adalah waktu proses pengisian kapasitor yang di isi melalui resistor Ra dan Rb
dari 1/3 VCC sampai 2/3 VCC. Diasumsikan juga t2 adalah waktu discharging
kapasitor melalui resistor Rb dari tegangan 2/3 VCC menjadi 1/3 VCC. Dengan
perhitungan eksponensial dengan batasan 1/3 VCC dan 2/3 VCC maka dapat
diperoleh :
t1 = ln(2) (Ra+Rb)C = 0.693 (Ra+Rb)C
dan
t2 = ln(2) RbC = 0.693 RbC
Rangkaian osilator astable
Periode osilator adalah dapat diketahui dengan menghitung T = t1 + t2.
Persentasi duty cycle dari sinyal osilasi yang dihasilkan dihitung dari rumus t1/T.
Jadi jika diinginkan duty cycle osilator sebesar (mendekati) 50%, maka dapat
digunakan resistor Ra yang relatif jauh lebih kecil dari resistor Rb. Satu hal yang
menarik dari komponen IC 555, baik timer aplikasi rangkaian monostable
maupun frekuensi osilasi dari rangkaian astable tidak tergantung dari berapa nilai
tegangan kerja VCC yang diberikan. Tegangan kerja IC 555 bisa bervariasi
antara 5 sampai 15 Vdc.
Tingkat keakuratan waktu (timing) yang dihasilkan tergantung dari nilai
dan toleransi dari resistor dan kapasitor eksternal yang digunakan. Untuk
rangkaian yang tergolong time critical, biasanya digunakan kapasitor dan resistor
yang presisi dengan toleransi yang kecil.
Pada banyak nota aplikasi, biasanya juga ditambahkan kapasitor 10 nF
pada pin 5 ke ground untuk menjamin kestabilan tegangan referensi 2/3 VCC.
Banyak aplikasi lain yang bisa dibuat dngan IC 555, salah satu aplikasi yang
populer lainnya adalah rangkaian PWM (Pulse Width Modulation). Rangkaian
PWM mudah direalisasikan dengan sedikit mengubah fungsi dari rangkaian
pewaktu monostable. Yaitu dengan memicu pin trigger (pin 2) secara kontiniu
sesuai dengan perioda clock yang diinginkan, sedangkan lebar pulsa dapat
diatur dengan memberikan tegangan variabel pada pin control voltage (pin5). Di
pasaran banyak juga jumpai dua timer 555 yang dikemas didalam satu IC
misalnya IC LM324 atau MC1456.
2.2.6 SaklarSaklar adalah sebuah alat atau komponen elektronika yang berfungsi
untuk memutus dan menyambung aliran listrik, pada rangkaian saklar berfungsi
sebagai terminal. Pada umumnya saklar memiliki dua kondisi yaitu ON
(menyambung) dan OFF (memutus), apabila saklar dalam kondisi ON maka
kedua kutup saklar dalam kondisi terhubung, sehingga arus listrik dapat mengalir
dari sumber tegangan ke dalam rangkaian, sehingga rangkaian dapat bekerja,
tetapi apabila saklar dalam keadaan OFF maka kedua kutup saklar dalam
kondisi memutus (tidak tersambung), sehingga arus listrik dari sumber tegangan
tidak dapat mengalir ke dalam rangkaian, sehingga rangkaian tidak dapat
bekerja.
2.3 MEMBUAT JALUR DI PCBMetode yang kami lakukan untuk membuat jalur pada PCB yaitu metode
penjiplakan / transfer, metode tersebut menurut kami sangat mudah diterapkan,
membutuhkan waktu yang relatif singkat, dan biaya yang sedikit.
Mula-mula persiapkan dulu alat-alat dan beberapa peralatan selengkap-
lengkapnya, agar dalam pembuatan jalur ini dapat berjalan lancar.
Bahan-bahan yang harus dipersiapkan yaitu:
Gambar 2.27 Saklar On Off
1) Printer
2) Spidol permanen for OHP dengan ujung runcing
3) Papan PCB polos
4) Ferric cloride
5) Setrika Listrik
6) Kertas Ampelas
7) Komputer beserta software PCB (Software DipTrace)
Langkah-langkahnya sebagai berikut:
Pada metode penjiplakan mula-mula jalur di buat sketsanya terlebih dulu
dengan menggunakan software yang anda kenal, kami menggunakan
software dipTrace dalam pembuatan alat kami yang menurut kami mudah
digunakan.
Pada sofware dipTrace mula-mula kita menyiapkan icon-icon yang
melambangkan komponen-komponen yang dibutuhkan untuk kemudian
dituangkan kedalam lembar kerja pada software tersebut.
Ukuran icon-icon komponen tersebut ketika diprint hasilnya akan sesuai
dengan ukuran komponen yang sebenarnya dan tentunya jarak antar kaki
komponen tersebut pun sama.
Susun icon komponen tersebut sesuai yang diinginkan pada lembar
kerja, ada baiknya lebih memperhatikan susunan penyimpanan icon
komponen. Penyusunan komponen yang rapih dan berurut sesuai dengan
jenis nya tentunya membuat tampilan jalur menjadi lebih rapih.
Kemudian mulai dengan membuat jalur pcb caranya yaitu dengan
menghubungkan titik-titik pada setiap komponen yang harus terhubung
sesuai dengan rangkaian yang ingin dibuat.
Dalam menghubungkan titik komponen ke titik komponen lain tempuh
jalur yang lebih dekat dan sebaiknya jaga jarak dengan jalur yang lain.
Sebaiknya jalur dibuat tebal agar proses penyaluran tegangan berjalan
lancar dan ketika proses pelarutan dengan menggunakan ferric clorida
tidak mudah terkikis.
Dalam pembutan jalur terkadang menemukan jalan buntu dimana
disekitarnya terdapat jalur dari titik komponen ke komponen yang lain, dan
jalur yang akan dibuat tersebut tidak boleh terhubung. Ada baiknya
gunakan jamper, namun penggunakan jamper tidak selalu dianjurkan
apabila ada jalan lain yang dapat ditempuh.
Jika jalur keseluruhan rangkaian alat tersebut sudah selesai, simpan dan
lakukan pengkoreksian berulang-ulang. Hal itu diperlukan untuk
menghindari beberapa kesalah, yang nantinya mengharuskan kita
memulainya dari awal lagi.
Setelah yakin jalur yang kita buat tersebut benar, kemudian print. Seperti
yang sudah disebutkan pada point sebelumnya, bahwa ketika diprint icon
komponen tersebut sesuai dengan ukuran komponen aslinya. Jadi kita
tidak usah khwatir.
Hasil printan tadi kemudain bawa ke tempat fotocopy, mintalah fotocopyan
transparan untuk OHP dari hasil printan tadi.
Periksalah hasil fotopyan untuk memastikan hasil fotopyan nya timbul dari
nampak bawah rangkaian anda. Untuk memastikannya yaitu dengan cara
meraba bagian yang kasar. Ada baiknya memilih tempat fotocopyan yang
tintanya bagus, hal tersebut menentukan jelas atau tidaknya hasil jiplakan
nantinya.
Segera setelah difotocopy transparan, langsung lakukan proses
penjiplakan. Tahap ini merupakan tahap setengah jalan untuk
mendapatkan hasilnya.
Siapkan setrika listrik kemudian setting untuk mendapatkan panas yang
hampir penuh. Simpan hasil fotocopyn tadi diatas papan PCB polos
dengan posisi nampak kasar tadi bersentuhan dengan PCB. Kemudian
timpa dengan selembar kertas, jangan terlalu tebal agar penyaluran panas
dari setrika ke papan PCB sesuai yang diinginkan.
Letakan setrika diatas papan PCB yang sudah di timpa dengan hasil
fotopyn transparan dan selembar kertas tadi. Gosok dan sedikit tekankan
ke papan PCB dengan posisi searah.
Kira-kira 10 menit lamanya proses penggosokan, tarik ujung kerta
transparan perlahan-lahan. Pastikan tintanya menempel ke papan PCB
dengan sempurna. Dalam proses ini terkadang tinta tidak tertempel sem-
purna.
Langkah selanjutnya yaitu menebalkan / memperbaiki jalur yg rusak
menggunakan spidol permanen.
Setelah semua sudah selesai dan jalur sudah dianggap benar, maka
proses selanjutya yaitu etching pcb, pertama siapkan wadah lalu isi den-
gan air bersih.
Selanjutnya masukkan bubuk ferrycloride kedalam eadah yang berisi air
bersih dan kemudian aduk hingga rata, kemudian masukkan pcb yg sdah
kita buat jalurnya, kemudian goyangkan wadah hingga tembaga yang
tidak tekena tinta akan habis.
Setelah selesai, kemudian angkat pcb dari wadah lalu cuci dengan air
bersih.
Proses selanjutnya yaitu membersihkan tinta pada pcb, dalam langkah ini
anda bisa menggunakan tinner atau amplas halus, jika menggunakan am-
plas halus, amplas pcb dibawah aliran air pada keran, dengan metode ini
tinta yg ada tidak menempel di pcb.
Setelah itu bersihkan pcb dengan kain, dan selesai.
2.3 Melubangi papan rangkaianLangkah terakhir yang harus dilakukan setelah papan rangkaian
dibersihkan dengan tinner adalah membuat lubang – lubang pada setiap
bantalan titik – titik jalur sebagai tempat memasang kaki – kaki komponen.
Ukuran lubang ini walaupun tidak kritis tetapi cukup penting untuk diperhatikan.
Memaksa memasukan kaki komponen ke dalam lubang yang terlalu kecil dapat
merusak papan maupun komponen itu sendiri. Sebaliknya bila lubangnya terlalu
besar akan menyebabkan kelonggaran sehingga hubungan solderannya bisa
kurang baik.
Daftar berikut kiranya dapat membantu mengatasi masalah tersebut. Dengan table
ini anda dapat memilih besarnya mata bor yang sesuai dengan besar kaki komponen
masing – masing:
N
o
NAMA KOMPONEN NOMOR MATA BOR
1 Resistor 1 / 8 watt 70
2 Resistor 1 / 4 watt 70
3 Resistor 1 / 2 watt 65
4 Resistor 1 watt 55
5 Resistor 2 watt 55
6 Kondensator 65
7 Transistor daya 65
8 Transistor sinyal kecil 70
9 Integrated circuit (IC) 70
Tabel 2
Untuk alat bornya biasa menggunakan alat bor listrik untuk PCB yang
banyak diperjualbelikan di toko – toko elektronika atau dengan membuat sendiri
dengan menggunakan bekas motor tape. Hal ini dapat disesuaikan dengan
keinginan anda.
BAB III
ANALISA RANGKAIAN
3.1 Analisa Rangkaian Secara Blok Diagram
activator
Untuk memudahkan penjelasan, rangkaian ini dibagi mejadi 5 bagian utama,
yaitu rangkaian Activator, Input, Clock, Pencacah, Output. Kelima Block diatas
tentunya memiliki karakteristik dan prinsip kerja . Berikut penjelasannya:
3.1.1 ActivatorActivator pada rangkaian ini berasal dari tegangan yang diberikan pada
rangkaian sebesar 9 volt. input tegangan tersebut dapat mengunakan baterai
ataupun adaptor. Pada rangkaian ini penulis menggunakan baterai 9 volt
sebagai input tegangan.
3.1.2 InputInput pada rangkaian yaitu sebuah switch ( saklar ), yang berfungsi
sebagai input ic pencacah, untuk memulai pencacahan dan merandom nilai dadu
elektronik.
3.1.3 ClockOsilator berfungsi sebagai pembangkit sinyal kotak yang berguna sebagai
penggerak TTL. Terdiri dari sebuah IC 555 dengan menambahkan resistor dan
kondensator sehingga rangkaian IC 555 merupakan rangkaian astable, dimana
outputnya akan menghasilkan tegangan 0 Volt dan 5 Volt secara bergantian
dengan waktu yang diatur oleh resistor dan kondensator.
3.1.4 Pencacah
INPUT CLOCK Pencacah OUTPUT
Pencacah pada rangkaian in menggunakan IC 4017 sebagai shift register,
yang dapat menggeser led dari kiri kekanan maupun sebaliknya. Setelah
pembangkit clock diumpankan ke penghitung / pencacah IC1 ( IC 4017 ),
keluaran – keluaran dari penghitung di reset ke awal mulai, bila Q4 menuju nilai
1, ini menunjukan adanya hubungan pada kaki 15 dan kaki 10 dari IC tersebut.
Lalu keluaran – keluaran pada kaki Q0…Q3 dihubungkan ke rangkaian
monostable multivbrator. Seluruh multivibrator tersebut tersulut olehsisi menuju
negative dari pulsa keluaran – keluaran Q0…Q3.
3.1.5 OutputOutput yang digunakan disini adalah 7 buah led yang disusun sedemikian
rupa sehingga menyerupai angka dadu. Saat saklar di tekan maka tampilan led
akan mencacah berupa angka dadu dari angka 2 sampai 6. Ketika saklar
dilepas, maka led akan berhenti dan menampilkan hasilnya.
3.2 Analisis Rangkaian Secara Detail
Pada saat diberi arus dari sumber tegangan, pada osilator terjadi
pengisian kapasitor dengan arus yang melalui resistor dan potensiometer, IC 555
menghasilkan output 0 Volt. Pada saat tegangan yang melalui kapasitor telah
mencapai 2/3 Vcc, maka flip flop pada IC 555 akan aktif sehingga menghasilkan
output 5 Volt. Pada saat itu pula transistor (yang terhubung ke ground) pada kaki
discharge (kaki 7) akan tersulut dan menyebabkan pengosongan kapasitor
melalui resistor dan discharge sampai tegangan mencapai 1/3 Vcc. Pada saat itu
flip flop akan non aktif atau berguling sehingga IC 555 menghasilkan output 0
Volt, dan hal tersebut menyebabkan transistor pada kaki discharge cutoff,
sehingga terjadi kembali pengisian kapasitor hingga mencapai 2/3 Vcc. Kejadian
ini akan terus berlangsung secara periodik, shingga pada outputnya terjadi
gelombang persegi yang simetris. Periode waktunya dapat diketahui
berdasarkan rumus :
Gelombang persegi yang dihasilkan osilator digunakan flip flop JK untuk bekerja
yang dirangkai secara synchronous, yaitu menyulut clock secara bersama dan
pengeluran output yang bersama pula. Dengan menggunakan bantuan gerbang
logika AND sehingga dapat menghasilkan output yang diinginkan. Output dari
timer ini kemudian diteruskan ke kaki ic 4017 sebagai sumber clock. Kemudian ic
4017 mulai mencacah dari Qo – Q9, dalam rangkaian dadu elektronik output
akan mencacah dari Qo – Q5 karena pada output Q6 (kaki 5) di hubungkan ke
Master Reset (kaki 15) sehingga ic 4017 akan mencacah ulang dari Q0 kembali.
Untuk mode pencacah maka Input clock pada kaki 14 bersifat aktif high (1)
sedangkan clock enable pada kaki 13 bersifat aktif low (0), seperti table dibawah
ini:
Output dadu terdiri dari 7 buah led yang disusun sedemikian rupa
sehingga membentuk seperti angka dadu. Dalam hal ini susunan led dibagi
menjadi 4 bagian yaitu Led A, Led B, Led C, dan Led D. Led B, C, dan D di
hubungkan secara seri seperti gambar dibawah ini:
Sebelum tombol random ditekan maka output pada display dadu akan
menunjukkan angka 2, karena carry out (kaki12) yg terhubung ke Led B dalam
keadaan aktif high selama cacahan dari Qo – Q4, pada saat cacahan Q5 carry
out akan berlogika low. Pada saat tombol random ditekan ic 4017 mulai
mencacah dan menampilkannya pada display dadu yang akan mengasilkan
bilangan 2, 3, 4, 5, 6, 1, dan terus berulang sampai tombol random dilepas yg
akan menampilkan hasil akhirnya. Adapun output yg dihasilkan bias kita lihat
dalm table dibawah ini :
Table Cacahan ic 4017
BAB IVCARA PENGOPERASIAN ALAT
4.1 Cara pengoperasian alatBila rangkaian sudah selesai atau sudah benar pemasangannya baik
komponen ataupun jalur-jalurnya, maka pengujian alat dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
A. Menghubungkan rangkaian dengan tegangan sebesar 9V dengan menggu-
nakan baterai atau adaptor .
B. Menyalakan rangkaian dengan cara merubah posisi toggle switch dari kon-
disi off ke kondisi on.
C. Menekan tombol random yang akan mengacak angka dadu yang dapat dili-
hat pada display dadu.
D. Melepas tombol dadu dan melihat hasil akhir pada display dadu yang akan
menunjukkan jumlah dadu.
4.2 CARA KERJA ALAT
Rangkaian ini memberikan display dari LED yang akan menyala secara
berurutan. Rangkaian ini menggunakan IC 4017 sebagai shift register (register
geser) dan IC 555 sebagai Clock. Kecepatan nyala berurutan pada display dadu
LED ditentukan oleh frekuensi pembangkit clock. Dan pergeseran LED
ditentukan oleh IC 4017. Sehingga keluaran dari IC 4017 menuju ke display
dadu. Sehingga LED tersebut dapat menyala secara berurutan dan dihubungkan
dengan LED-LED lain sehingga dapat dibentuk sesuai keiginan kita.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan Dari apa yang telah kami sajikan dari baik mengenai pengertian, teori,
cara pengoperasian alat, maupun analisa maka sekarang kami akan mengambil
suatu kesimpulan dari apa yang telah kami kerjakan.
Pemasangan kaki-kaki komponen juga harus tepat pada tempatnya.
Untuk masalah ini tidak pada semua komponen namun harus diperhatitan juga,
karena jika salah satu komponen terpasang dengan tidak benar maka jangan
harap anda akan mendapatkan hasil memuaskan. Karena bukan hanya output
yang tidak akan keluar tetapi juga dapat mengakibatkan terjadinya short pada
komponen.
Rangkaian yang bentuknya sangat rumit terkadang membuat kita
kewalahan dalam pemasangan komponen. Untuk mengatasi masalah ini ada
baiknya rangkaian yang rumit tersebut diubah dengan tidak merubah alur yang
telah ditentukan.
5.2 Saran
Dalam pembuatan proyek ini diharapkan ketelitiannya dalam membuat
layoutnya pada project board dan pemilihan komponen apakah masih baik atau
tidak serta tidak lupa kecermatan dalam pemasangannya. Untuk itu kami
memberikan beberapa saran dalam pembuatan proyek ini:
Hendaknya sebelum layout digambar pada PCB, gambarkan ter-
lebih dahulu layout pada kertas dengan teliti dan benar agar tidak terjadi ke-
salahan pada saat pemindahan layout ke PCB. Dan pastikan layout yang
telah dipindahkan ke PCB tergambarkan dengan jelas, juga diharapkan
PCB tidak kotor atau tergores sehingga pada saat pencelupan ke dalam
cairan ferriclorit akan didapatkan gambar yang baik.
Pastikan pada saat pemasangan komponen-komponennya di-
lakukan dengan benar sesuai dengan layout yang telah dibuat, khususnya
kaki-kaki transistor harus dipasang dengan tepat, baik basis, collector dan
emitornya.
Setelah kita memasang komponen pastilah kita menyoldernya, un-
tuk itu kita harus menyoldernya dengan sangat hati-hati, gunakan solder
yang baik dan timah yang baik, sebab banyak komponen-komponen yang
sangat sensitive terhadap panas, penyolderan yang kurang baik akan mem-
buat komponen tersebut rusak.
Apabila rangkaian yang akan kita buat menggunakan IC sebaiknya
kita hati – hati dalam penyolderan dan penggunaanya, untuk mencegah IC
tersebut cepat panas sehingga rusak dan bocor untuk itu penggunaan
socket IC sangatlah diharuskan.
Pastikan kembali rangkaian yang telah dibuat, untuk meyakinkan
apakah rangkaian itu sudah benar.
Yang terpenting dari pembuatan suatu rangkaian elektronika harus benar-
benar diperhatikan ialah kita harus mengerti teori dasar dari setiap komponen
yang akan kita rangkai. oleh karena itu, pahami dahulu rangkaian yang ingin kita
buat.
Daftar Pustaka
Eldas crew 2001 “ MODUL TEORI PRAKTIKUM” Lab Elektonika Dasar
Gunadarma Depok, 2002
Malvino, Prinsip-prinsip Elektronik Edisi Kedua, Erlangga, Jakarta, 1981.
Elektronika Praktis, Bandung, April 1984.
Top Related