TAFSIR SURAT AL-HAJJ AYAT 27-29 DAN AL-BAQARAH 158 DAN 196-197
BAB I
PENDAHULUAN
Haji merupakan rukun Islam kelima yang diwajibkan atas setiap muslim yang merdeka,
baligh ,dan mempunyai kemampuan, dalam seumur hidup sekali1 . namun dari kalangan umum atau
masyarakat banyak mulai dari golongan petani , pedanganng , pengawai dan lain sebagainya masih
banyak yang masih belum mengerti tentang apa yang harus saya lakukan dalam melakukan umrah
atau haji , sehingga dengan demikian maka dengan semestinya bila kita menjelaskan dengan sedikit
pendapat yang di ambil dari beberapa pendapatnya para imam- imam madhab yang telah menjadi
suri tauladan dan pengangan untuk di jadikan rujukan bagi kita kalangan awam , sehingga kita
dalam melaksanakan ibadah haji tidak haya sekedar pergi begitu saja ketanah Mekkah dengan
menelan biaya jutaan rupiah atau hanya sekedar nikmatnya mengendarai pesawat terbang atau jalan
jalan di tanah suci Mekkah - Madinah .
1 Syaih al- Allamah Muhammad Bin Abdurrahman ad damasqy , Fiqih empat madhab , ( Bandung Hasimi pres, ), h, 168
BAB II
PEMBAHASAN
A. Surat Al-Hajj ayat 27-29
�ذن اس في و�أ �أتوك� بالح�ج الن ي اال �((أتين� ض�امر كل و�ع�ل�ى رج� ((ل من ي ه�دوا ف�ج ك �ش(( ((ق. لي �((افع� ع�مي �هم م�ن ل
�ذكروا في الله اسم� و�ي ام �ي ق�هم م�ا ع�ل�ى م�علوم�ات أ ز� �هيم�ة من ر� ب �نع�ام �طعم((وا منه�ا ف�كلوا األ �((ائس� و�أ الب
. ثم �قضوا الف�قير� �هم لي �ف�ث هم و�ليوفوا ت �طوفوا نذور� �يت و�لي الع�تيق بالب
Artinya :
“Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang
kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap
penjuru yang jauh. Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya
mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rizki yang Allah telah
berikan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan
(sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara lagi fakir. Kemudian
hendaklah mereka menghilangkan kotoran yang ada pada badan mereka dan hendaklah mereka
menyempurnakan nadzar-nadzar mereka dan hendaklah mereka melakukan thawaf sekeliling
rumah yang tua itu (Baitullah).” (Al-Hajj: 27-29)
Penjelasan Mufradat Ayat
�ذن Berasal و�أ dari kata Al-Adzan yang berarti mengumumkan. Maknanya adalah:
Umumkan dan sampaikanlah kepada manusia bahwa: “Hendaklah kalian menunaikan ibadah
haji ke Baitullah Al-Haram, wahai sekalian manusia.” Al-Hasan bin Abil Hasan dan Ibnu
Muhaishin membacanya dengan lafadz و�آذن (wa aadzin).2
اال Merupakan bentuk jamak dari raajil رج� اجل yang berarti orang-orang yang berjalan ,ر�
dan bukan jamak dari rajul جل .(seorang laki-laki) ر� Ibnu Abi Ishaq membacanya: rujaalan
اال . رج�ال�ى dengan men-dhammah-kan huruf ra’. Sedangkan Mujahid membacanya: rujaalaa رج�
Didahulukannya penyebutan orang berjalan daripada orang yang berkendaraan disebabkan rasa
2 Fathul Qadir karya Al-Imam Asy-Syaukani dan Tafsir Al-Qurthubi dalam penjelasan ayat ini.
letih yang dirasakan orang yang berjalan lebih besar dibanding yang berkendaraan. Demikian
yang disebutkan oleh Al-Imam Al-Qurthubi rahimahullah dan Al-Imam Asy-Syaukani
rahimahullah. Maknanya ض�امر unta kurus yang letih disebabkan safar. ع�ميق Al-Faj ف�ج
bermakna jalan yang luas, jamaknya fijaaj. ‘Amiq bermakna jauh. �هم ل �افع� Manfaat bagi“ م�ن
mereka.” Ada yang mengatakan bahwa manfaat di sini mencakup manfaat dunia dan akhirat.
Ada pula yang mengatakan maknanya adalah manasik. Ada yang mengatakan bahwa maknanya
adalah ampunan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan ada pula yang mengatakan bahwa
maknanya perdagangan. �نع�ام األ �هيم�ة ,Yang dimaksud adalah hewan ternak berupa unta, sapi ب
dan kambing. الف�قير� �ائس� Yang sangat miskin. Disebutkan kata “faqir” setelahnya dengan الب
tujuan memperjelas.هم� �ف�ث .Asal makna tafats adalah setiap kotoran yang menyertai manusia ت
Maknanya adalah hendaklah mereka menghilangkan kotoran berupa panjangnya rambut dan
kuku.هم ,Yakni نذور� mereka menunaikan nadzar mereka yang tidak mengandung unsur
kemaksiatan. Ada pula yang mengatakan bahwa yang dimaksud nudzur dalam ayat ini adalah
amalan-amalan haji.طوفوا� Hendaklah“ و�لي mereka thawaf.” Yang dimaksud thawaf di sini
adalah Thawaf Ifadhah. Sebab thawaf dalam amalan haji ada tiga macam: Thawaf Qudum,
Thawaf Ifadhah, dan Thawaf Wada’.الع�تيق ‘Atiq artinya tua, dikuatkan dengan firman Allah
Subhanahu wa Ta’ala: �يت ب �ول� أ Sesungguhnya“ … إن rumah yang pertama…” (Ali ‘Imran:
96). Adapula yang mengatakan ‘atiq artinya yang dibebaskan, sebab Allah Subhanahu wa
Ta’ala membebaskan rumah ini dari kekuasaan orang-orang yang sombong. Adapula yang
mengatakan karena Allah Subhanahu wa Ta’ala membebaskan orang-orang yang berdosa dari
siksaan. Adapula yang mengatakan ‘atiq, artinya yang mulia.
Penjelasan Ayat
Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah menjelaskan:
“Sampaikan kepada manusia untuk mengerjakan ibadah haji. Umumkanlah, ajaklah manusia
kepadanya. Sampaikan kepada yang jauh dan yang dekat tentang kewajiban dan keutamaannya.
Sebab jika engkau mengajak mereka, maka mereka mendatangimu dalam keadaan menunaikan
haji dan umrah, dengan berjalan di atas kaki mereka karena perasaan rindu, dan di atas unta
yang melintasi padang pasir dan sahara serta meneruskan perjalanan hingga menuju tempat
yang paling mulia, dari setiap tempat yang jauh.
Hal ini telah dilakukan oleh Al-Khalil (Nabi Ibrahim) ‘alaihissalam, kemudian oleh anak
keturunannya yaitu Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Keduanya mengajak manusia
untuk menunaikan haji di rumah ini. Keduanya menampakkan dan mengulanginya. Dan telah
tercapai apa yang Allah Subhanahu wa Ta’ala janjikan kepadanya. Manusia mendatanginya
dengan berjalan kaki dan berkendaraan dari belahan timur dan barat bumi. Allah Subhanahu wa
Ta’ala lalu menyebutkan beberapa faedah menziarahi Baitullah Al-Haram, dalam rangka
mendorong pengamalannya. Yaitu agar mereka menyaksikan berbagai manfaat untuk mereka,
dengan mendapatkan berbagai manfaat dari sisi agama di Baitullah berupa ibadah yang mulia.
Ibadah yang tidak didapatkan kecuali di tempat tersebut. Demikian pula berbagai manfaat
duniawi berupa mencari penghasilan dan didapatnya berbagai keuntungan duniawi. Ini semua
merupakan perkara yang dapat disaksikan. Semua mengetahui hal ini.
Dan agar mereka menyebut nama Allah Subhanahu wa Ta’ala pada hari-hari yang
tertentu atas apa yang (Allah Subhanahu wa Ta’ala) telah rizkikan kepada mereka berupa
hewan ternak. Ini merupakan manfaat agama dan duniawi. Maknanya, agar mereka menyebut
nama Allah Subhanahu wa Ta’ala ketika menyembelih sembelihan kurban sebagai tanda
syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala atas rizki yang Dia limpahkan dan mudahkan untuk
mereka.
Jika kalian telah menyembelihnya, maka makanlah darinya dan berilah makan kepada
orang yang sangat miskin. Kemudian hendaknya mereka menyelesaikan manasik haji dan
menghilangkan kotoran serta gangguan yang melekat pada diri mereka selama ihram.
Hendaklah mereka juga menunaikan nadzar yang mereka wajibkan atas diri mereka berupa
haji, umrah, dan sembelihan.
Hendaklah mereka thawaf di rumah tua (Ka’bah), masjid yang paling mulia secara
mutlak, yang diselamatkan dari kekuasaan orang-orang yang angkuh. Ini adalah perintah untuk
thawaf secara khusus setelah disebutkan perintah untuk bermanasik haji secara umum, karena
keutamaan (thawaf) tersebut, kemuliaannya, dan karena thawaf adalah tujuan. Sedangkan yang
sebelumnya adalah sarana menuju (thawaf) tersebut. Mungkin juga –wallahu a’lam– karena
faedah lain, yaitu bahwa thawaf disyariatkan pada setiap waktu, baik mengikuti amalan haji
ataupun dilakukan secara tersendiri.”3
B. Surat Al Baqarah 158
ف�ا إن ع�ائر من و�الم�((رو�ة� الص(( ه ش((� �يت� ح�ج ف�م�ن الل �و الب �م�((ر� أ �((اح� ف�ال اعت ((ه جن �ي �ن ع�ل �طوف� أ و�م�ن بهم�ا ي
�ط�وع� يرا ت ه� ف�إن خ� اكر الل )١٥٨) ع�ليم ش�
Artinya :
Sesungguhnya Safa dan Marwah adalah sebahagian dari syi`ar Allah. Maka barang siapa yang
beribadah haji ke Baitullah atau ber-`umrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa’i
antara keduanya. Dan barang siapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati,
maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui.
Tafsir ayat Al-Baqarah 158
Mengenai asbabun-nuzul ayat ini terdapat beberapa versi riwayat-riwayat dekat yang
dapat diterima adalah yang berkaitan dengan keadaan orang-orang islam yang merasa takut
berdosa kalau melakukan sa’i antara safa dan marwa,hal tersebut disebabkan perbuatan ini
pernah mereka kerjakan pada masa jahiliyah, dikarenakan rasa dosa ini menunjukan bahwa
islam sudah sangat meresap kedalam jiwa dan persaan mereka, sehingga memunculkan suatu
perubahan kompherensif dalam jiwa dan perasaan mereka yang mereka yang akhirnya
menimbulkan sikap khawatir berdosa terhadap apa yang mereka lakukan pada masa jahiliyah
Kemudian turunlah hadis: “Muhammad bin yusuf berkata, telah diceritakan kepada kami
oleh suftan, dari ashim bin sulaiman, ia berkata.”saya melihat aktivitas berlari antara safa dan
marwa termasuk aktifitas orang-orang jahiliyah. Maka ketika islam datang kami tinggalkan
3 Taisir Al-Karim Ar-Rahman, hal. 537
aktifitas itu, kemudian allah menurunkan ayat ,”sesungguhnya safa dan marwa termasuk bagian
dari syiar agama allah”(HR.Imam bukhari)
ع�ائر من و�الم�رو�ة� الصف�ا إن »¨ ه ش� الل
Tidak terdapat sejarah yang membatasi turunnya ayat ini ,yang dikatakan lebih kuat
adalah ayat ini turun lebih akhir dari ayat yang khusus dan berkaitan dengan pemindahan
kiblat. Ketika itu banyak kaum muslim yang ingin melaksanakan haji dan umroh secara
individu sekaligus mereka keluar atau tidak melakukan thawaf antara safa dan marwa,hal ini
dilakukan karena suldah membekasnya pengajaran yang diberikan kepada mereka dan jelasnya
gambaran keimanan yang menancap pada jiwa mereka, kejelasan nabi ini tertancap pada hati
mereka sampai pada akarnya sehingga dalam beraktivitas mereka terjerumus dalam
kejahiliyaan.
Dakwah yang diberikan nabi ini terasa benar dalam diri mereka, seolah-olah nabi
muhammad telah menggoncang setiap jiwa mereka hingga tecabutlah akar-akr kejahiliyaan dan
muncul dalam diri mereka kejelasa islam, maka ketika telah sempurna ajaran ini dalam diri
kaum muslimin, islam melanggerkan syiar terdahulu (shafa dan marwa).
�يت� ح�ج ف�م�ن � �و الب �م�ر� أ �اح� ف�ال اعت �يه جن �ن ع�ل �طوف� أ بهم�ا ي
Dan sesungguhnya islam telah menetapkan keagungan manasik haji ini sebagai mana
pernah dilakukan oleh orang arab, islam juga menghilangkan segala unsur yang bisa membawa
kepada penyembahan berhala atau unsur kejahiliyaan yang lain, dan islam mengkaitkan syiar
ini dengan suatu kaitan yang islami, yaitu syiar ini dengan suatu kaitan yang islami, yaitu syiar
nabi Ibrahim yang memang diajarkan allah, adapun umroh sama dengan ibadah haji dalam hal
adanya ibadah dari shafa dan marwa.
�ط�وع� و�م�ن يرا ت ه� ف�إن خ� اكر الل ع�ليم ش�
Ayat diatas memberi bukti bahwa ibadah thawaf (sa’i) adalah ibadah baik sehingga tidak
ada lagi kesulitan dan ganjalan dalam hati kaum muslim untuk thawaf atau sa’i ini,dan akan
tentramlah hati mereka karena allah menegaskan bahwa ibadah thawaf atau sa’i adalah termasuk
kebaikan dan akan dibalas dengan kebaikan.
C. Al-Baqarah 196-197
�تموا ة� الح�ج و�أ ر� ف�م�ا أحصرتم ف�إن لله و�العمر� �يس� � اله�دي من� است �حلقوا و�ال كم ت �بلغ� ح�تى رءوس� اله�((دي ي
ه �ان� ف�م�ن م�حل �و مريضا منكم ك �ذى به أ أسه من أ �ة ر من ف�فدي �ام �و صي �و ص�د�ق�ة أ �آ نسك أ �منتم ف�إذ ف�م�ن أ
ع� �م�ت ة ت ((العمر� ر� ف�م�ا الح�ج إل�ى ب �يس((� م ف�م�ن اله�((دي من� است �ج((د ل �ام ي ي �((ة ف�ص(( �ث �ال ث ام �ي بع�ة الح�ج في أ و�س((�
ج�عتم �ار� ة تلك� إذ ر� �ة ع�ش� �امل م لم�ن ذ�لك� ك �كن ل �هله ي الم�سجد ح�اضري أ �م قوا الح�را �م((وا الله� و�ات �ن و�اعل أ
ديد الله� ) 196 (العق�اب ش�
Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umroh karena alloh , jika kamu terkepung ( terhalang
oleh musuh atau karena sakit ), maka sembelilah korban4. Yang mudah di dapat dan jangan
kamu mencukur kepalamu5 sebelum korban sampai ketempat penyembelihannya . jika ada
diantara kamu yang sakit atau ada gangguan di kepalanya ( lalu ia bercukur ), maka wajiblah
atasnya berfid-yah , yaitu berpuasa atau bersedekah atau berkorban . Apabila kaumu telah
merasa aman , maka bagi siapa yang ingin mengerjakan ‘ Umrah sebelum haji ( di dalam bulan
haji ) ( wajiblah ia menyembelih ) korban yang mudah di dapat. Tetapi jika ia tidak
menemukan ( binatang korban atau tidak mampu ), maka wajib berpuasa tiga hari dalam masa
haji dan tujuh hari ( lagi ) apabila kamu telah pulang kembali . itulah sepuluh hari yang
sempurna . Dermikian itu ( kewajiban membayar fid-yah ) bagi orang orang yang keluarganya
tidak berada ( di sekitar ) masjidil haram ( orang – orang yang bukan penduduk kota mekkah)
dan bertaqwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksaanNya.6 ( Q. S.
Albaqorah 196 ) .
تفعلوا وما الحج في ل جدا ال و ق فسو وال رفث فال الحج فيهن ض فر فمن ت ما معلو شهر ا الحج
( 197)ب البا اولي يا واالتقون التقوا زاد خير فان تزودوا و الله يعلمه خير من
4 Yang di maksud dengan di sini ialah menyembelih binatang korban sebagai pengganti pekerjaaan wajib haji yang ditinggalkan : atau sebagai denda karena melklanggar hal – hal yang terlarang mengerjakannya di dalam ibadah haji.
5 Mencukur kepala adalah merupakan salah satu pekerjaan wajib dalam haji , sebagai tanda selesai ihram.6 Al- Qur’an Terjemahannya, (Kerajaan Saudi Arabiyah , Mujamma’ Al- Malik Fahd li Tiba’at Al Mush- haf Asyarif Medinah
Munawwaraoh P. O. BOX 6262 ) h. 48
(musim) haji adalah beberapa bulan yang di maklumi7 barang sipa yang menetapkan niatnya
pada bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh8 berbuat fasik dan berbantah –bantahan
di dalam masa mengerjakan haji . Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan , niscaya
Allah akan mengetahuinya . Berbekkalllah , dan sesungguhnya sebaik – baik bekal adalah
taqwa9 ) dan bertaqwalah kepadaku hai orang – orang yang berakal.10
Asbababun Nuzul Surat Al- Baqarah Ayat 196- 197
Mengenai turunnya Q.S. Al- Baqarah ayat 196 ini terdapat bebrapa peristiwa diantaranya
adalah yang diriwayatkan oleh ibnu abi hatim yang bersumber dari Shafwan bin umaiyah,
yaitu: ada seorang laki- laki berjubah yang semerbak dengan wangi- wangian za’faran
menghadap kepada nabi Muhammad SAW. Dan berkata ,Ya rasulullah, apayang harus saya
lakukan dalam menunaikan umrah ? “ maka turun lah “ Wa atimmul hajja wal umrata lillah “.
Lalu rasul bertanya mana orang yang bertanya tentang umrah itu ?”lalu orang itu menjawab :
“saya ya rasulullah”. Selanjudnya rasul bersabda :” Tanggalkan bajumu ,dan bersihkan hidung
dan mandilah dengan sempurna, kemudian kerjakan apa yang biasa kamu kerjakan pada waktu
Haji “.11
Dalm riwayat lain yang yang diriwayatkan oleh Bukhari danbersumber dari Ka’ib bin
Ujrah. Dia ditannya tentang tentang tentang firman allah “Fafidyatun min shiyamin aw
shadaqatin aw nusuk “ia bercerita sebagai berikut: ketika sedang melakukan umrah , saya
merasa kepayahan ,karena dirambut dan muka saya bertebaran kutu .ketika itu Rasulullah
SAW. Melihat saya kepayahan Karena penyakit pada rambutku itu maka turunlah ayat
ini ,khusus tentang saya dan berlaku untuk semua . kemudian Rasul betanya ,apakah kamu biri-
bira untuk Fidyah ? saya menjawab tidak , kemudian dia bersabda :” bershaumlah kamu tiga
hari ,atau beri makanlah enam orang miskin , tiap ornga setengah sok (1 ½ liter) makanan dan
7 Ialah bulan syawal ,zulqaidah , dan zulhijjah8 Rafast artinya mengeluarkan perkataan yang menimbulkan birahi yang tidak senonoh atau bersetubuh.9 Maksud bekal taqwa disini adalah bekal yang cukup agar dapat memelihara diri dari perbuatan hina atau minta – minta selama
dalam perjalanan haji . 10 Ibid . Al qur’a, … h 4811 KH. Nurholis MA.,Asbabun nuzul sejarah turunnya ayat-ayat al-qur’an ,( pustaka anda cet. I . Surabaya 1997.) hal.58
bercukurlah kamu “.12 Tentang hal ini diriwayatkan juga oleh ahmad yang bersumberdari ka’b,
dan juga diriwayatkan oleh alwahidi dari atha’ yangbersumber dari ibnuabbas dalam redaksi
yang berbeda tapi dengan maksud yang sama,
Adapun asbabun nuzul dari QS.ALBaqrah ayat 197, menurut suatu riwayat orang-orang
yaman apabila pergi Haji tidak membawa bekal apa-apa, dengan alasan tawakkal kepada allah .
maka turunlah “Watazawwadu faina khaira zadit Taqwa” yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari
yang bersumber dari ibnu abbas.13
MAKNA AYAT SECARA GELOBAL
Allah telah memerintahkan kaum muslimin agar menyempurnakan Haji dan um’rah serta
menjalankan ibadah secara sempurna semata – mata karena Allah swt. Apabila orang muknim
yang lagi ihram terhalang untuk menyempurnakan ibadah yang di sebabkan oleh musuh atau
sakit atau memang dia ingin bertahallul ( melepaskan ihramnya , maka wajib bagi dia untuk
menyembelih binatang yang sekiranya ringan baginya berupa unta , sapi, atau kambing. Allah
swt melarang mencukur dan tahallul sebelum hadiah sampai pada tempat di mana halal
menyembelihnya. . Adapun bagi orang yang sakit atau ada penyakit di kepalanya , maka dia di
perbolehkan bercukur dan wajib bagi dia untuk membayar fidyah ( denda ) . Adakalanya puasa
tiga hari , atau menyembelih kambing , atau pula bersedekah kepada enem orang miskin . Tiap-
tiap orang miskin satu fidyah atau satu Sha’ berupa makanan.14
Tafsir Mufradat ( Kata- Kata Kunci )
kata alhajju yang juga lazim disebut juga dengan alhijju (Qs. Al-imran :97), seca الحج
harfiyah berarti sengaja (alqasdu )atau niyat Al-Raghib AL-AShfihani dalam mu’jam mufradat
ayat alquran ,mengemukakan bahwa asal ma’na haji adalh sengaja berziyarah. Adapun
yangdimaksud hHaji menurut terminology para ahli syari’at ,sepertiyang dikemukakan
Mahmud syalthut iyalah :berkunjung atau berziyarah ketempat-tempat tertentu (dikota makkah
12 opcit , KH.Nurkhalis. Hal. 5813 Ibid .KHNurkholis .Hal. 60
14 H. Moh Zuhri dan M Qodirun ,Rawai’ulbayan Tafsir ayat ayat hukum Jilid I ( Semarang , CV Andi Gravika ) h. 374
al-mukarramah ) dalam rangka mendekatkan dira pada allah . dapat juga dikatalkan bahwa haji
adalah sengaja bberkunjung ketempat- tempat tertentu dimakkah al-mukarramh guna
melakukan ibadah –ibadah tertentu dan menurut tutunan syari’at .
terambil dari kata al-I’timar yang secara etimologi berarti ziyarah . demikian kata العمرة
zaid sabiq .adapun yang dimaksud dengan umrah disni iyalah mengunjungi ka’bah untuk
melakukan tawaf disekelilingnya ,sa’I diantara safa dan marwah dan kemudian mencukur
rambut .
. artinya tertahan ,kesulitan atau kesempitan .demikian kata almaraghi الحصر
ي lafal alhadyu biasanya digunakan pada kata tunggal atau jama’ , alhadyu adalh الهد
sesuatu yang dihadiahkan oleh orang yang berhaji (pelaku haji ) atau pelaku umrah di abiitil
haram (mekkah ) berupa hewan ternak untuk kemudian disembelih dan (dagingnya) dibagi-
bagikan pada orang fakir .
الحرام المسجد ضر adalh penduduk mekkah dan sekitarnya hingga dibeberpapa حا
daerah yang dijadikan miqat (tempat star niat Haji atau umrah ).
فث secara harfiyah kata rafast berarti ungkapan yang keji .adapun yang dimaksut الر
rafast dalam ayat inin terdapat beberapa perbedaan dikalangan mufassirin .ada yang
mengartikannya dengan bersetubuh (al-jima’) seperti pendapat ibn’abbas, ibn’ jabir Al-sudi,
qatadah, iqrimah, dan beberapa sahabat lainnya .tetapi adapula yang menafsirkannya dengan
perkataan myang kotor, kecji dan cabul ,seperti pendirian ibn’ umar thawus, dan atha’.
Sementara abu ubaidah dan lain-lain yang sependapat denganya menafsirkan kata rafast dengan
perkataan yang tidak berguna atau tidak bernilai .dari penafsiran myang ada ,dapatlah
disimpulkan bahwa yang dimaksut rafast adalah setiap ucapan, sikap dan perbuatan yang
menjurus kearah seksual yang berpuncak pada senggama .
ق secara الفسو harfiyah berarti gelar yang buruk .dan ada pula yang menafsirkan
sebelihan yang dipersembahkan kepada berhala , dan adapula yang mengartikan ornag yang
banyak mmencavi . sementara al-syaukaini dan al- maraghi serta beberapa mufassir lain dalam
redaksi yang sama dengan maksut yang berbeda mengartikan fusuk dengan tindakan –tindakan
yang keluar dari batas –batas yang ditentukan syara’.
ل ا artinya berbantah- bantahan dalam kebiasaan umum berlaku , aljidal sering الجد
terjadi antara pihak yang dilayani dengan pihak melayani diperjalanan atau dalam pelaksanaan
(Haji) yang menimbukan ketidak sukaan dalam amsing- masing pihak .
Kandungan Hukum
Menurut Ali As-shabuni ada beberapa asspek hukum syar’i yang terdapat dalam ayat
196-197 surat al baqarah tersebut :
1) Menurut ulama’ Syafi’iyah dan Hanabillah ,umrah itu hukumnya wajib seperti halnya Haji
yang dipeloporo oleh Ali ibn’ umar dan ibn’ Abbas15 alasannya karena perintah
melaksanakan Haji dan umrah secara itmam pada ayat tersebut . Selain ayat tersebut juda
di landasi dengan sejumlah hadis Nabi diantaranya yang menyatakan bahwa memasukkan
umrah ke dalam haji adalah ( kewajiban yang terus berlanjut) hingga hari qiamat, “
sesungguhnya haji dan umrah adalah dua kewajiban yang tidak memudaratkan kamu
dengan lebih mendahulukan yang mana pun untuk melakukannya “, H.R. al- Dar Qutni.16
2) Menurut ulama’ Malikiyah dan Hanafiyah , umrah itu hukumnya sunnah dan ini
diriwayatkan dari Ibnu mas’ud dan Jabir ibn Abdullah17 Dengan alasan karena ayat- ayat
al- Qur’an tidak selamanya menyertakan perintah umrah ketika memerintahkan haji .
alasan lain adalah salah satu hadis yang di riwayatkan oleh Abi saibah “ Haji itu jihad
( perjuangan ) sedangkan umrah ( hayalah ) tathawwu’ ( anjuran ) . Hadis lain yang di
riwayatkan oleh Al- Thurmudi juga memperkuat alasan beliau yaitu “ Ada seseorang
bertaya kepada rosulullah SAW, tentang Umroh apakah ia wajib atau tidak ? “ Rasulullah
menjawab : “Tidak! Tetapi jika kamu ber’umrah , itu lebih baik bagimu. ( HR. al
Thurmudi dari Jabir ibn Abdillah )
15 Dr. H. Muhammad Amin Suma , M.A.,S.H tafsir ahkam I (pt logos wacana ilmu cet I Maret 1997 ) hal. 11916 Ibib , moh Amin , 12017 Syaih Muhammad Ali Ash Shabuni , Rawaa I’ul bayaan Tafsir aayatil ahkaam minal quran , juz I ( Semarang Asy Syifa’ ) h. 384
BAB III
PENUTUP
Ibadah haji yang di wajibkan pada setiap muslim yang memiliki kemampuan atau
kesanggupan melaksanakan perjalannya ke baitullah di mekkah adalah merupakan ibadah yang
sangat berat karena memerlukan biaya yang sangat mahal bagi mereka yang bertempat tinggal jauh
dari mekkah. Menurut Muhammad Abduh ibadah haji merupakan ibadah formal kepada tuhan ,
maka harus di lakukan dengan benar sesuai dengan manasiknya dan di jalankan dengan ihklas
semata – mata karena Allah. Adapun haji menurut dasar hukumnya menurut dari beberapa ulama’
Terdapat perbedaan pendapat dikalangan ahli tafsir ahkam , dalam masalah umrah dan haji .
Menurut ulama – ulama Syafi’iyah dan hanabilah , yang di pelopori ali ibnu umar dan ibn Abbas
hukum umrah adalah wajib dengan alasan , perintah melakukan haji dan umrah secara itmam .
Menurut ulama’ Malikiyah dan Hanafiyah , umrah itu hukumnya sunnah hal ini di perkuat dengan
dasar hadis at thurmudi “Ada seseorang bertaya kepada rosulullah SAW, tentang Umroh apakah ia
wajib atau tidak ? “ Rasulullah menjawab : “ Tidak ! Tetapi jika kamu ber’umrah , itu lebih baik
bagimu. Berdasarkan hadis tersebut sehingga ula’ malikiyah dan hanafiyah mengatakan hukum
umroh adalah sunnah.
DAFTAR PUSTAKA
1) Syaih al- Allamah Muhammad Bin Abdurrahman ad damasqy , Fiqih empat madhab ,
( Bandung Hasimi pres, ),
2) Al- Qur’an Terjemahannya, (Kerajaan Saudi Arabiyah , Mujamma’ Al- Malik Fahd li Tiba’at
Al Mush- haf Asyarif Medinah Munawwaraoh P. O. BOX 6262 )
3) KH. Nurholis MA.,Asbabun nuzul sejarah turunnya ayat-ayat al-qur’an ,( pustaka anda cet. I .
Surabaya 1997.)
4) H. Moh Zuhri dan M Qodirun ,Rawai’ulbayan Tafsir ayat ayat hukum Jilid I ( Semarang , CV
Andi Gravika )
5) Dr. H. Muhammad Amin Suma , M.A.,S.H tafsir ahkam I (pt logos wacana ilmu cet I Maret
1997 )
6) Syaih Muhammad Ali Ash Shabuni , Rawaa I’ul bayaan Tafsir aayatil ahkaam minal quran ,
juz I ( Semarang Asy Syifa’ )
Top Related