perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DESAIN INTERIOR
CHRISYE MUSIC CENTER
DENGAN PENDEKATAN GENRE POP ROMANTIC
DI JAKARTA
Disusun Untuk Memenuhi Syarat mendapatkan Gelar Sarjana Seni Rupa
Jurusan Desain Interior Fakultas Sastra dan Seni Rupa
Unversitas Sebelas Maret
Surakarta
Disusun oleh :
DEC NYTA W. K
C 0807016
JURUSAN DESAIN INTERIOR
FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
DESAIN INTERIOR
CHRISYE MUSIC CENTER
DENGAN PENDEKATAN GENRE POP ROMANTIC
DI JAKARTA
Disusun Untuk Memenuhi Syarat mendapatkan Gelar Sarjana Seni Rupa
Jurusan Desain Interior Fakultas Sastra dan Seni Rupa
Unversitas Sebelas Maret
Surakarta
Disusun oleh :
DEC NYTA W. K
C 0807016
JURUSAN DESAIN INTERIOR
FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERNYATAAN
Nama : Dec Nyta W. Kumalasary
NIM : C 0807016
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Laporan Tugas Akhir berjudul
“Desain Interior Chrisye Music Center Dengan Pendekatan Genre Pop Romantic
Di Jakarta” adalah benar- benar karya sendiri, bukan plagiat dan dibuatkan orang
lain. Hal- hal yang bukan karya saya, dalam Laporan Tugas Akhir ini diberi tanda
citasi (kutipan) dan ditunjukkan dalam Daftar Pustaka.
Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan Tugas Akrir dan gelar
yang diperoleh.
Surakarta, 30 Januari 2012
Yang membuat pernyataan,
Dec Nyta W. Kumalasary
NIM. C 0807016
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
MOTTO
“Bangsa Indonesia adalah bangsa yang kerja keras, bukan bangsa tempe, bukan
bangsa kuli. Bangsa yang rela menderita demi pembelian cita-cita”
-Presiden Soekarno-
“Bermimpilah dan jalan hidup di mulai...”
-Chrisye-
“Because a place and song can totally bring back a whole lot of memories..”.
-Penulis-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
PERSEMBAHAN
Tugas Akhir ini kupersembahkan kepada :
1. Allah SWT, atas segala rahmat dan
karunia kepada hamba-Nya.
2. Kedua orangtua dan seluruh keluarga
besar yang senantiasa memberikan do’a,
dukungan dan semangat yang tidak
pernah putus kepada penulis.
3. Teman-temanku dan para sahabat yang
selalu mendukung penulis.
4. Dosen pembimbing dan seluruh jajaran
dosen jurusan Desain Interior Fakultas
Sastra dan Seni Rupa UNS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT, yang telah memberikan karunia
dan berkah yang melimpah, sehingga penulis bisa menyelesaikan penyusunan
Tugas Akhir ini.
Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang
dihadapi oleh penulis, akhirnya penulis dapat menyelesaikan dengan baik berkat
bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan yang
baik ini penulis tidak lupa untuk mengucapkan rasa terima kasih kepada :
1. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni
Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Anung B Studyanto, S. Sn, MT, selaku Ketua Jurusan Desain Interior Fakultas
Sastra dan Seni Rupa.
3. Drs. Rahmanu Widayat, M.Sn, selaku Dosen Pembimbing I Mata Kuliah
Tugas Akhir.
4. Iik Endang Siti W, S.Sn, M.Ds, selaku Dosen Pembimbing II Tugas Akhir dan
Koordinator Tugas Akhir.
5. Kedua orangtua dan seluruh keluarga besar penulis atas doa, kasih sayang,
dukungan dan semangat yang tidak pernah putus.
6. Teman-teman seperjuangan tugas akhir, Veronika, Safira, Hamidah, Riris,
Ilhami, Danan, Fahmi, Mas Muhib atas rasa motivasinya. Ristika, Junet dan
Nitha yang banyak membantu dalam proses penyelesaian tugas akhir dan
semangat dari teman-teman Wonder Girls-ku Made, Erna, Fifi dan Hanny.
U’re the best guys..!
Penulis menyadari dalam penulisan dan penyusunan Tugas Akhir ini
masih terdapat kesalahan dan kekeliruan sehingga dengan sangat terbuka penulis
mengharapkan masukan dan kritikan demi kesempurnaannya.
Surakarta, 30 Januari 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
DESAIN INTERIOR
CHRISYE MUSIC CENTER
DENGAN PENDEKATAN GENRE POP ROMANTIC
DI JAKARTA
1 Dec Nyta W. K,
Drs. Rahmanu Widayat., M.Sn2, Iik Endang S. W, SSn,M.Ds
3
ABSTRAK
2012.Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah : (1) Bagaimana
merancang Chrisye Music Center yang sesuai kaidah desain terhadap
pengelompokan organisasi ruang, sirkulasi dan interior sistem yang efisien dan
fungsional?. (2) Bagaimana merancang Chrisye Music Center sebagai bangunan
komersil kompleks yang estetis dan menarik perhatian pengunjung?. (3)
Bagaimana menerapkan konsep pop romantic dalam mewujudkan atmosfer interor
yang sesuai ciri khas dan karakter musik Chrisye?
Tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut : (1) Perancangan Chrisye Music
Center sebagai pusat informasi dan entertainment, sebagai tempat berkumpul
yang teroganisir dan media nostalgia bagi para penggemar musik Chrisye dan
masyarakat luas. (2) Perancangan Chrisye Music Center dapat menghadirkan
atmosfer interior genre pop romantic yang sesuai sesuai ciri khas dan karakter
musik Chrisye. (3) Perancangan Chrisye Music Center sebagai solusi komplek
bisnis komersil baru dibidang industri musik.
Metode yang digunakan dalam pembahasan masalah adalah metode pembahasan
analisa interaktif, dimana ada 3 tahap pokok yang digunakan oleh peneliti, yaitu :
melalui proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, abstraksi data. Kemudian
penyusunan informasi sebelum menyusun sebuah kesimpulan dari penelitian yang
dilakukann dan sejak awal penelitian data penelitian sudah harus memulai
melakukan pencatatan peraturan, pola-pola pertanyaan, arahan sebab-akibat dan
proporsi-proporsi.
Dari analisis ini dapat disimpulkan beberapa hal : (1).Perancangan Interior
Chrisye Music Center sebagai pusat informasi dan hiburan bagi para penggemar
musik Chrisye dibangun dengan estetis tinggi agar banyak menarik pengunjung.
(2) Penggunaan warna dan bentuk yang sesuai dengan tema akan membangun
suasana para pengunjung. (3) Karakter ruang sangat membantu dalam
menciptakan kenyamanan dan keamanan bagi pengunjung.
1 Mahasiswa Jurusan Desain Interior dengan NIM C0807016
2 Dosen Pembimbing 1 3 Dosen Pembimbing 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
INTERIOR DESIGN OF
CHRISYE MUSIC CENTER
WITH ROMANTIC POP GENRE APPROACH
IN JAKARTA
Dee Nyta W.K1
Drs. Rahmani WWIdayat,MSn2
Iik Endang Siti Wahyuningsih, SSn,M.Ds3
ABSTRACT
2012. Formulation of the problem discussed in this research is: (1) How to plan
Chrisye Music Center according to design rules of grouping rooms, circulation,
and system interior efficiently and functionally? (2) How to plan Chrisye Music
Center as an aesthetic and most-visited commercial building? (3) How to apply
romantic pop concept in realizing interior atmosphere which is accordance with
the soul and characteristic of Chrisye music?
The goals of this project are as follows: (1) Planning of Chrisye Music Center as
an information and entertainment center, as an organized gathering place, and as
nostalgic media for Chrisye fans and the community. (2) Planning of Chrisye
Music Center which can deliver interior atmosphere of romantic pop genre in
accordance with distinctive features and character of Chrisye music. (3) Planning
of Chrisye Music Center as solution of new commercial business complex in
music industry.
A method used in discussion of the problem is an interactive analysis method
where there are three main stages used by the researchers: by selecting, focusing,
simplifying, abstracting data. We, then, collect information before inferences.
From the very beginning, we note rules, question patterns, cause-effect guidance,
and proportions.
It can be concluded that: (1) Interior plan of Chrisye Music Center as an
information and entertainment center for Chrisye fans is build with high aesthetic
so that it attracts visitors. (2) Coloring and shaping which is accordance with the
theme would create an atmosphere for the visitors. (3) Room character is very
helpful to build comfort and secure to the visitors.
1Student, Interior Design Program with student number C 0807016
2First Supervisor
3Second Supervisor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iii
PERNYATAAN ...................................................................................... iv
MOTTO................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ............................................................................ vii
ABSTRAKSI........................................................................................... viii
ABSTRACT ............................................................................................ ix
DAFTAR ISI ........................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xvi
DAFTAR BAGAN.................................................................................. xvii
DAFTAR TABEL ................................................................................... xviii
BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang Perancangan ....................................................... 1
B. Batasan Perancangan ................................................................... 3
C. Rumusan Perancangan ................................................................ 4
D. Tujuan Perancangan .................................................................... 4
E. Sasaran Perancangan ................................................................... 5
F. Manfaat Perancangan .................................................................. 5
G. Metode Desain ............................................................................ 6
H. Sistematika Penulisan.................................................................. 11
I. Pola Pikir Perancangan ............................................................... 12
BAB II. KAJIAN TEORI ........................................................................ 13
A. Pengertian Judul .......................................................................... 13
1. Judul ........................................................................................ 13
2. Definisi Judul .......................................................................... 13
B. Tinjauan Tentang Chrisye ........................................................... 17
1. Biografi Chrisye ...................................................................... 17
2. Perjalanan Karir Musik Chrisye .............................................. 18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
C. Tinjauan Tentang Genre Pop Romantic ...................................... 24
1. Definisi Pop Romantic ............................................................ 24
2. Analisa Pop Romantic ............................................................. 24
3. Aplikasi Pop Romantic Pada Desain Interior.......................... 25
D. Tinjauan Music Center ................................................................ 25
1. Music Hall ............................................................................. 25
a. Pengertian .......................................................................... 25
b. Sejarah dan Perkembangannya ......................................... 25
c. Tujuan ................................................................................ 26
d. Kegiatan ............................................................................ 26
2. Music Memorabilia ............................................................... 26
a. Pengertian .......................................................................... 26
b. Tujuan ............................................................................... 27
c. Kegiatan............................................................................. 27
3. Music Club ............................................................................ 27
a. Pengertian .......................................................................... 27
b. Sejarah ............................................................................... 28
c. Klasifikasi .......................................................................... 28
d. Keanggotaan ...................................................................... 29
e. Kegiatan............................................................................. 31
f. Tujuan ................................................................................ 33
E. Tinjauan Kota Jakarta ................................................................. 34
1. Keadaan Geografi ................................................................. 36
2. Iklim ...................................................................................... 36
3. Keadaan Lingkungan ............................................................ 37
4. Pemerintahan ......................................................................... 37
F. Tinjauan Tentang Desain Interior ............................................... 39
1. Organisasi Ruang .................................................................. 39
2. Hubungan Antar Ruang......................................................... 42
3. Pola Sirkulasi ........................................................................ 43
4. Elemen Pembentuk Ruang .................................................... 46
5. Sistem Keamanan .................................................................. 76
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
BAB III. STUDI LAPANGAN .............................................................. 81
A. Studi Sistem Gallery ................................................................... 81
1. Ruang Emas Museum Nasional Indonesia .............................. 81
2. Gallery Nike Ardilla ................................................................ 84
B. Studi Sistem Cafe ........................................................................ 87
1. Solaria Solo Square ................................................................. 87
2. The Rock Cafe, Bar and Club ................................................. 89
3. Hot Rod Resto and Coffee Shop ............................................. 84
BAB IV. DESAIN INTERIOR CHRISYE MUSIC CENTER DI JAKARTA
(DENGAN PENDEKATAN GENRE POP ROMANTIC) ................... 93
A. Analisa Existing .......................................................................... 93
1. Asumsi Lokasi ......................................................................... 93
2. Potensi Lingkungan ................................................................. 94
B. Programming ............................................................................... 95
1. Status Kelembagaan ................................................................ 95
2. Struktur Organisasi.................................................................. 95
3. Sistem Operasional.................................................................. 95
4. Program Kegiatan.................................................................... 96
5. Fasilitas Ruang ........................................................................ 99
6. Sistem Organisasi Ruang ........................................................ 100
7. Sistem Sirkulasi ....................................................................... 102
8. Hubungan Antar Ruang........................................................... 103
9. Zoning dan Grouping .............................................................. 103
C. Konsep......................................................................................... 106
1. Ide Gagasan Perancangan ....................................................... 106
2. Tema Perancangan .................................................................. 106
3. Atmosfer Desain Interior......................................................... 107
4. Pola Penataan Layout .............................................................. 109
5. Desain Pembentuk Ruang ....................................................... 110
6. Desain Interior Sistem ............................................................. 113
7. Desain Furniture ...................................................................... 115
8. Desain Elemen Estetis ............................................................. 116
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
9. Sistem Keamanan .................................................................... 121
BAB V PENUTUP .................................................................................. 123
A. Kesimpulan ....................................................................................... 123
B. Saran ................................................................................................. 124
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 125
LAMPIRAN ............................................................................................ 126
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
halaman
GAMBAR II.1. Perjalanan Hidup Chrisye ........................................ 18
GAMBAR II.2. Discography Karir Musik Chrisye ............................ 23
GAMBAR II.3. Peta Kota Jakarta ...................................................... 35
GAMBAR II.4. Organisasi Ruang Terpusat ....................................... 39
GAMBAR II.5. Organisasi Ruang Linier ........................................... 39
GAMBAR II.6. Organisasi Ruang Radial........................................... 40
GAMBAR II.7. Organisasi Ruang Cluster ......................................... 41
GAMBAR II.8. Organisasi Ruang Grid .............................................. 42
GAMBAR II.9. Pola Sirkulasi Linier ................................................ 44
GAMBAR II.10. Pola Sirkulasi Radial ................................................. 44
GAMBAR II.11. Pola Sirkulasi Spiral .................................................. 45
GAMBAR II.12. Pola Sirkulasi Grid .................................................... 45
GAMBAR II.13. Pola Sirkulasi Network ............................................. 46
GAMBAR II.14. Lampu Sorot Terarah ke Bawah .............................. 65
GAMBAR II.15. Lampu Sorot Dinding Rel ......................................... 66
GAMBAR II.16. Wallwasher Lamp .................................................... 67
GAMBAR II.17. Customize Light ........................................................ 67
GAMBAR II.18. Daerah Frekuensi Indera Manusia ............................ 72
GAMBAR II.19. Reverberation Time dengan Volume Aula ............... 73
GAMBAR II.20. Dinding Berlapis Majemuk ....................................... 76
GAMBAR II.21. Fire Estinguisher dan Hidrant Kebakaran ................. 78
GAMBAR III.1. Tampak Depan Museum Nasional Indonesia ........... 81
GAMBAR III.2. Main Entrace dengan Metal Detector (R. Emas MNI) 82
GAMBAR III.3. Penggunaan Track Lamp (R. Emas MNI) ............ 82
GAMBAR III.4. Sistem Display Koleksi (R. Emas MNI) ................... 83
GAMBAR III.5. Penggunaan Hidden Halogen Lamp(R. Emas MNI) 83
GAMBAR III.6. Sistem Keamanan Pada Ceiling (R. Emas MNI) ...... 83
GAMBAR III.7. Tampak Depan Gallery Nike Ardilla ....................... 84
GAMBAR III.8. Display Memorabilia (Gallery Nike Ardilla) ............ 85
GAMBAR III.9. Display Memorabilia (Gallery Nike Ardilla) ............ 86
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
GAMBAR III.10. Display Dekorasi Kamar (Gallery Nike Ardilla) ...... 86
GAMBAR III.11. Interior Cafe (Gallery Nike Ardilla) ......................... 87
GAMBAR III.12. Wall Teratment (Solaria Solo Square) ...................... 88
GAMBAR III.13. Indirect Lamp Pada Dinding (Solaria Solo Square) . 88
GAMBAR III.14. Ceiling Teratment (Solaria Solo Square) .................. 89
GAMBAR III.15. Interior The Rock Cafe, Bar and Club Bandung ...... 90
GAMBAR III.16. Interior The Rock Cafe, Bar and Club Bandung ...... 90
GAMBAR III.17. Stage The Rock Cafe, Bar and Club Bandung ......... 91
GAMBAR III.18. Bar The Rock Cafe, Bar and Club Bandung ............ 91
GAMBAR III.19. Lounge The Rock Cafe, Bar and Club Bandung ..... 92
GAMBAR IV.1. Site Plan Chrisye Music Center ............................... 94
GAMBAR IV.2. Organisasi Ruang Radial .......................................... 101
GAMBAR IV.3. Hubungan Antar Ruang ............................................ 103
GAMBAR IV.4. Pembagian Area ........................................................ 104
GAMBAR IV.5. Zoning ...................................................................... 105
GAMBAR IV.6. Grouping .................................................................. 105
GAMBAR IV.7. Aplikasi Atmosfer Film Badai Pasti Berlalu ............ 107
GAMBAR IV.8. Aplikasi Atmosfer Film Gita Cinta Dari SMA ......... 108
GAMBAR IV.9. Aplikasi Atmosfer Film Puspa Indah Taman Hati .... 109
GAMBAR IV.10. Warna Dominan Chrisye Music Center .................... 118
GAMBAR IV.11. Garis Dominan Chrisye Music Center ...................... 119
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
BAGAN
halaman
BAGAN I.1. Metode Desain ......................................................... 10
BAGAN I.2. Skema Pola Pikir Perancangan ................................ 12
BAGAN IV.1 Struktur Organisasi .................................................. 95
BAGAN IV.2 Pola Kegiatan Pengelola .......................................... 97
BAGAN IV.3 Pola Kegiatan Pengunjung Alternatif 1 .................... 98
BAGAN IV.4 Pola Kegiatan Pengunjung Alternatif 2 .................... 98
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
TABEL
Halaman
TABEL II.1. Data Iklim Jakarta ..................................................... 36
TABEL II.1. Pembagian Daerah Jakarta ........................................ 38
TABEL IV.1. Sistem Operasional Chrisye Music Center .............. 96
TABEL IV.2. Program Fasilitas ..................................................... 97
TABEL IV.3. Analisa Spesifikasi Lantai......................................... 110
TABEL IV.4. Analisa Spesifikasi Dinding ...................................... 111
TABEL IV.5. Analisa Spesifikasi Ceiling ....................................... 112
TABEL IV.6. Analisa Kriteria Pencahayaan ................................... 113
TABEL IV.7. Analisa Kriteria Penghawaann .................................. 114
TABEL IV.8. Analisa Kriteria Akustik Ruang ................................ 115
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DESAIN INTERIOR
CHRISYE MUSIC CENTER
DENGAN PENDEKATAN GENRE POP ROMANTIC
DI JAKARTA
1 Dec Nyta W. K,
Drs. Rahmanu Widayat., M.Sn2, Iik Endang S. W, SSn,M.Ds
3
ABSTRAK
2012.Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah : (1)
Bagaimana merancang Chrisye Music Center yang sesuai kaidah
desain terhadap pengelompokan organisasi ruang, sirkulasi dan
interior sistem yang efisien dan fungsional?. (2) Bagaimana
merancang Chrisye Music Center sebagai bangunan komersil
kompleks yang estetis dan menarik perhatian pengunjung?. (3)
Bagaimana menerapkan konsep pop romantic dalam mewujudkan
atmosfer interor yang sesuai ciri khas dan karakter musik Chrisye?
Tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut : (1) Perancangan
Chrisye Music Center sebagai pusat informasi dan entertainment,
sebagai tempat berkumpul yang teroganisir dan media nostalgia
bagi para penggemar musik Chrisye dan masyarakat luas. (2)
Perancangan Chrisye Music Center dapat menghadirkan atmosfer
interior genre pop romantic yang sesuai sesuai ciri khas dan
karakter musik Chrisye. (3) Perancangan Chrisye Music Center
sebagai solusi komplek bisnis komersil baru dibidang industri
musik.
Metode yang digunakan dalam pembahasan masalah adalah
metode pembahasan analisa interaktif, dimana ada 3 tahap pokok
yang digunakan oleh peneliti, yaitu : melalui proses seleksi,
pemfokusan, penyederhanaan, abstraksi data. Kemudian
penyusunan informasi sebelum menyusun sebuah kesimpulan dari
1 Mahasiswa Jurusan Desain Interior dengan NIM C0807016 2 Dosen Pembimbing 1 3 Dosen Pembimbing 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
penelitian yang dilakukann dan sejak awal penelitian data
penelitian sudah harus memulai melakukan pencatatan peraturan,
pola-pola pertanyaan, arahan sebab-akibat dan proporsi-proporsi.
Dari analisis ini dapat disimpulkan beberapa hal : (1).Perancangan
Interior Chrisye Music Center sebagai pusat informasi dan hiburan
bagi para penggemar musik Chrisye dibangun dengan estetis tinggi
agar banyak menarik pengunjung. (2) Penggunaan warna dan
bentuk yang sesuai dengan tema akan membangun suasana para
pengunjung. (3) Karakter ruang sangat membantu dalam
menciptakan kenyamanan dan keamanan bagi pengunjung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
INTERIOR DESIGN OF
CHRISYE MUSIC CENTER
WITH ROMANTIC POP GENRE APPROACH
IN JAKARTA
2Dec Nyta W.K,
Drs. Rahmanu Widayat, M.Sn3, Iik Endang S W, S.Sn, M.Ds
4
ABSTRACT
2012. Formulation of the problem discussed in this research is: (1)
How to plan Chrisye Music Center according to design rules of
grouping rooms, circulation, and system interior efficiently and
functionally? (2) How to plan Chrisye Music Center as an aesthetic
and most-visited commercial building? (3) How to apply romantic
pop concept in realizing interior atmosphere which is accordance
with the soul and characteristic of Chrisye music?
The goals of this project are as follows: (1) Planning of Chrisye
Music Center as an information and entertainment center, as an
organized gathering place, and as nostalgic media for Chrisye fans
and the community. (2) Planning of Chrisye Music Center which
can deliver interior atmosphere of romantic pop genre in
accordance with distinctive features and character of Chrisye
music. (3) Planning of Chrisye Music Center as solution of new
commercial business complex in music industry.
A method used in discussion of the problem is an interactive
analysis method where there are three main stages used by the
researchers: by selecting, focusing, simplifying, abstracting data.
We, then, collect information before inferences. From the very
beginning, we note rules, question patterns, cause-effect guidance,
and proportions.
2 Student, Interior Design Program with student number C 0807016 3 First Supervisor 4 Second Supervisor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
It can be concluded that: (1) Interior plan of Chrisye Music Center
as an information and entertainment center for Chrisye fans is build
with high aesthetic so that it attracts visitors. (2) Coloring and
shaping which is accordance with the theme would create an
atmosphere for the visitors. (3) Room character is very helpful to
build comfort and secure to the visitors.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada era 70-an Indonesia mengalami perkembangan musik seiring
munculnya penyanyi-penyanyi pop solo dengan masing-masing ciri khas
suaranya seperti Bob Tutupoli, Broery Pesolima, Dhedy Damhudi,
Harvey Malaihollo, Ebiet G Ade dan Iwan Fals. Dari nama-nama
penyanyi pop solo tersebut muncul nama Christian Rahadi atau
Chrismansyah Rahadi yang akhirnya lebih dikenal oleh penikmat lagu
dan musik dengan nama ‘Chrisye’ yang mengusung genre baru yakni
‘pop kreatif’ yang akhirnya menjadi ‘pop romantic’ dengan lagu-lagu
pop yang ceria namun memiliki lirik romantis.
Chrisye memulai karir sejak tahun 1967, mulanya ia bergabung
dengan Gank Pegangsaan yang dimotori keluarga Nasution. Sempat pula
memetik bass dan merangkap sebagai vokalis di band Sabda Naga yang
diproduseri oleh pengusaha Pontjo Sutowo dan dikontrak untuk bermain
band di New York selama 2 tahun.
Nama Chrisye mulai dikenal ketika ia bergabung dengan Guruh
Soekarno Putra dalam proyek Guruh Gipsy dan diminta Radio Prambors
menyanyikan lagu Lilin Lilin Kecil karya James F Sundah yang
kemudian menjadi hits dalam Lomba Cipta Lagu Remaja 1977.
Kemudian pada tahun 1977 Eros Djarot mengajaknya membuat sountrack
film Badai Pasti Berlalu yang kemudian dianggap sebagai tonggak musik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
pop Indonesia. Sejak saat itu lagu-lagu Chrisye selalu menjadi hits dan ia
dianggap sebagai icon musik pop Indonesia hingga sekarang.
Kemahirannya menguasai dinamisme zaman membuatnya disebut
penyanyi 4 dekade yang hingga akhir hayatnya telah menghasilkan 25 full
album hits dan memiliki pengaruh besar terhadap penerus genre musik
pop di Indonesia.
Dari prestasi tersebut digagaslah sebuah Chrisye Music Center
sebagai pusat rekreasi informasi dan entertainment dengan fasilitas dan
sarana yang kompleks meliputi Gallery, Souvenir Store, Live Music Cafe
dan Karaoke bagi para penikmat musik Chrisye yang dibalut nuansa
interior modern dengan memunculkan atmosfer genre pop romantic yang
diambil dari nuansa cuplikan film dan beberapa video clip Chrisye yang
memoriable sehingga pengunjung dapat bernostalgia pada masa-masa
munculnya musik Chrisye seperti sebuah kutipan Inggris ‘a place and
song can totally bring back a whole lot of memories’, konsep tersebut
dirancang sebagai wujud apresiasi bagi Chrisye selaku Legend musik pop
Indonesia.
Site plan Chrisye Music Center akan diasumsikan di Jakarta
tepatnya di Menara Indosat, Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Lokasi ini berada
di perempatan Jl. K. H. Wahid Hasyim dipilih karena sangat strategis dan
erat sebagai kawasan wisata turis domestik maupun mancanegara karena
berdekatan dengan Bundaran Hotel Indonesia, pusat perbelanjaan Plaza
Indonesia dan Grand Indonesia, simpang Monas dan Museum Nasional
Indonesia. Selain itu ditinjau dari aspek regional, Jakarta Pusat memiliki
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
siklus peluang bisnis yang tinggi, terdapat banyak pelaku industri musik,
artis maupun penyanyi yang memungkinkan akan memanfaatkan Chrisye
Music Center sebagai referensi rekreasi mengenai musik. Selain itu
keluarga dan fans club Chrisye tercatat terbanyak terdapat di Jakarta.
B. BATASAN PERANCANGAN
Sebagai pusat informasi dan entertainment bagi para penggemar
musik Chrisye, perancangan interior Chrisye Music Center yang dibatasi
pada keluasan 1200 m² sampai 1500 m² akan memiliki fasilitas dan
sarana yang kompleks meliputi :
1. Area informatif
Lobby
Gallery (Music Gallery, Library, Movie Theater)
Souvenir Store
2. Area entertaiment
Lobby
Live Music Café
Karaoke
3. Area operasional
Lobby
Office
Control Room
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
C. RUMUSAN PERANCANGAN
Ditinjau dari latar belakang dan batasan perancangan maka desain
interior Chrisye Music Center akan ditekankan pada:
1. Bagaimana merancang Chrisye Music Center yang sesuai kaidah
desain terhadap pengelompokan organisasi ruang, sirkulasi dan interior
sistem yang efisien dan fungsional ?
2. Bagaimana merancang Chrisye Music Center sebagai bangunan
komersil kompleks yang estetis dan menarik perhatian pengunjung?
3. Bagaimana menerapkan konsep pop romantic dalam mewujudkan
atmosfer interor yang sesuai ciri khas dan karakter musik Chrisye?
D. TUJUAN PERANCANGAN
1. Perancangan Chrisye Music Center sebagai pusat informasi dan
entertainment, sebagai tempat berkumpul yang teroganisir dan media
nostalgia bagi para penggemar musik Chrisye dan masyarakat luas.
2. Perancangan Chrisye Music Center dapat menghadirkan atmosfer
interior genre pop romantic yang sesuai sesuai ciri khas dan karakter
musik Chrisye.
3. Perancangan Chrisye Music Center sebagai solusi komplek bisnis
komersil baru dibidang industri musik.
4. Perancangan Chrisye Music Center menjadi sah satu wujud apresiasi
untuk melestarikan musik Indonesia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
E. SASARAN PERANCANGAN
1. Sasaran Pengunjung
a. Kalangan fans dan penggemar musik Chrisye.
b. Pelaku industri musik langsung (pelaku perusahaan rekaman,
produser dll)
c. Pelaku industri musik tidak langsung (composer, penyanyi dll)
d. Seluruh masyarakat umum Indonesia dan dunia.
2. Sasaran Desain
a. Merancang Chrisye Music Center sebagai sebuah bangunan
kompleks dengan organisasi ruang, sirkulasi dan interior system
yang fungsional dan efisien.
b. Merancang Chrisye Music Center sebagai pusat informasi dan
entertainment yang estetis dan menarik perhatian pengunjung .
c. Merancang Chrisye Music Center dengan menciptakan atmosfer
interior genre pop romantic pada aspek suasana, bentuk, warna dan
material yang sesuai ciri khas dan karakter musik Chrisye.
F. MANFAAT PERANCANGAN
1. Bagi Penulis/ Desainer
a. Mengenal dan menambah wawasan mengenai desain interior dan
musik Chrisye.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
b. Mengembangkan daya imajinatif, ide dan gagasan mengenai
system interior yang berkaitan dengan bangunan kompleks
edukatif dan entertainment..
c. Mengembangkan kreatifitas dalam perancangan interior bangunan,
desain furniture, pemanfaatan ruang kosong, dan mengolah
landscape menjadi kesatuan yang estetis dan sesuai fungsinya.
2. Bagi Dunia Akademik
a. Memberikan informasi mengenai pentingnya melestarikan musik
dalam negeri.
b. Memberikan referensi baru dalam rancangan sebuah desain.
3. Bagi Masyarakat
a. Memberikan solusi tempat rekreasi edukatif baru dengan
memunculkan sebuah pusat musik.
b. Sebagai sarana nostalgia dan tempat berkumpul bagi para
penggemar musik Chrisye.
G. METODE DESAIN
Metodologi adalah suatu cara atau jalan untuk memecahkan
masalah yang ada pada masa sekarang dengan cara mengumpulkan,
menyusun, mengklarifikasi serta menginterpretasikan data-data.
Penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang tujuannya adalah
menemukan, mengembangkan atau menguji kebenaran suatu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
pengetahuan yang dilakukan secara metodologis dengan menggunakan
metode-metode yang bersifat ilmiah.
Maka, pengertian metodologi penelitian adalah suatu cara atau
jalan untuk memecahkan suatu masalah yang ada dengan cara
mengumpulkan, menyusun serta menginterpretasikan data guna
menemukan, mengembangkan atau menguji kebenaran suatu
pengetahuan. Metode penelitian sangat menentukan dalam sebuah
penelitian ilmiah karena mutu dan validitas dari hasil penelitian ilmiah
sangat ditentukan oleh pemilihan metode secara tepat. (HB. Sutopo,
2002).
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah :
1. Metode Pengumpulan Data
Data adalah suatu fakta atau keterangan dan obyek yang
diteliti. Data yang diperlukan merupakan data yang relevan dan
menunjang untuk perencanaan dan perancangan Chrisye Music
Center, adapun jenis data yaitu :
a. Data Primer
Sejumlah keterangan yang diperoleh secara langsung
dari lapangan penelitian, melalui pihak-pihak yang terkait
secara langsung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
b. Data Sekunder
Sejumlah data yang secara tidak langsung diperoleh
dari lapangan penelitian, tetapi diperoleh melalui studi
pustaka, majalah, internet.
Adapun metode pengumpulan data antara lain:
1) Observasi
Teknik pengumpulan data dengan turun
langsung ke lapangan. Jenis observasi yang digunakan
adalah observasi berperan aktif, yaitu peneliti tidak
bersikap pasif sebagai pengamat, tetapi memainkan
berbagai peran yang dimungkinkan dalam suatu situasi
yang berkaitan dengan observasinya dengan
mempertimbangkan akses yang bisa diperolehnya dan
bisa dimanfaatkan bagi pengumpulan data. Peneliti
bahkan bisa berperan tidak hanya dalam bentuk
berdialog yang mengarah pada pendalaman dan
kelengkapan datanya, tetapi juga bisa mengarahkan
peristiwa-peristiwa yang sedang dipelajari demi
kemantapan datanya.
2) Studi Literatur
Mencari informasi yang berkaitan dengan
gallery memorabilia, music souvenir store, café dan
karaoke.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
2. Populasi
Teknik cuplikan yang digunakan dalam penelitian ini
bersifat purposive sampling, karena sama sekali tidak membuat
generalisasi hasil. Dalam hal ini, penulis memilih informan
yang dianggap mengetahui masalahnya secara mendalam.
Dalam hal ini penulis dapat mengambil keputusan sendiri saat
memiliki pemikiran tentang apa yang sedang diteliti, dengan
siapa dan kapan melakukan observasi, serta apa yang akan
direview. (HB. Sutopo, 2002).
3. Metode Pembahasan
Metode yang digunakan dalam pembahasan masalah
adalah metode pembahasan analisa interaktif, dimana ada tiga
tahap pokok yang digunakan oleh peneliti, yaitu :
a. Data Reduksi
Proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, abstraksi
data.
b. Data Display
Merupakan suatu penyusunan informasi sebelum
menyusun sebuah kesimpulan dari penelitian yang
dilakukan.
c. Concludeing Drawing
Dari awal penelitian data penelitian sudah harus
memulai melakukan pencatatan peraturan, pola-pola
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
pertanyaan, arahan sebab-akibat dan proporsi-proporsi.
(Sutopo HB, 1988, 23-24)
Bagan 1.1
Rincian Pokok Perancangan
Sumber : Analisa Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
H. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I PENDAHULUAN
Terdiri atas latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan
masalah, tujuan, sasaran perancangan, manfaat, dan metode
desain.
BAB II KAJIAN TEORI
Uraian tentang landasan teori hasil proses pengumpulan data
dan studi literatur yang dijadikan untuk mencapai tujuan
perancangan.
BAB III STUDI LAPANGAN
Merupakan uraian tentang data-data hasil survei lapangan yang
digunakan sebagai acuan atau referensi juga pembanding dalam
proses perancangan nantinya.
BAB IV PEMBAHASAN
Merupakan uraian tentang ide atau gagasan yang akan melatar
belakangi terciptanya karya desain interior.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Meliputi kesimpulan evaluasi konsep perancangan dan
keputusan desain serta saran-saran penulis mengenai
Desain Interior Chrisye Music Center.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
I. SKEMA POLA PIKIR PERANCANGAN
Bagan 1.2
Skema Pola Pikir Perancangan
Sumber : Analisa Data 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
BAB II
KAJIAN TEORI
A. PENGERTIAN JUDUL
1. Judul
“Desain Interior Chrisye Music Center Dengan Pendekatan Genre Pop
Romantic di Jakarta”
2. Definisi Judul
a. Desain
Rancangan, rencana suatu bentuk dan sebaginya.
(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1993 : 138)
Suatu sistem yang berlaku untuk segala macam jenis
perancangan dimanan titik beratnya adalah melihat sesuatu
persoalan tidak secara tepisah atau tersendiri melainkan
sebagi suatu kesatuan dimana satu masalah dengan lainnya
saling kait mengkait.
(Desain Interior, 1999 : 12)
b. Interior
Bagian dalam gedung (ruang, dsb), tatanan perabot (hiasan,
dsb) di ruang dalam gedung.
(Kamus Besar Bahasa Indonesia,1993 : 483).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Ruang dalam suatu bangunan, yang mengungkapkan tata
kehidupan manusia melalui media ruang.
(Ensiklopedi Nasional Indonesia, 1991 : 197)
c. Chrisye
Chrisye lahir di Yogyakarta dengan nama Christian Rahadi pada
16 September 1949 dan meninggal di Jakarta, 30 Maret 2007
pada umur 57 tahun. Ia adalah seorang penyanyi pop legendaris
Indonesia yang memulai karier musiknya sebagai bassist
bersama band Gipsy pada tahun 1967, kemudian ia memulai
solo karir dan namanya dikenal pecinta musik Indonesia lewat
lagu Lilin-lilin Kecil di sekitar tahun 1977 dan mengisi
soundtrack album film nasional Badai Pasti Berlalu, Beberapa
lagunya yang populer adalah Ketika Tangan dan Kaki Berkata,
Aku Cinta Dia, Anak Sekolah, Hip Hip Hura, Nona Lisa, dan
Pergilah Kasih. (www. wikipedia chrisye.com, 27 Oktober 2011)
d. Musik
Musik merupakan satu bentuk kesenian yang dapat
mempengaruhi sisi personal manusia, bersifat universal –
mampu dinikmati beragam kalangan usia, status, latar belakang
budaya, dsb.
(www.wikipedia bahasa Indonesia_musik.com, 27 Oktober
2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
e. Center
Pokok, pangkal, titik tengah
(www.artikata.com/pusat, 27 Oktober 2011)
f. Genre
Genre, istilah serapan untuk ragam yakni pembagian suatu
bentuk seni atau tutur tertentu menurut kriteria yang sesuai
untuk bentuk tersebut. Dalam semua jenis seni, genre adalah
suatu kategorisasi tanpa batas-batas yang jelas.
(www.wikipedia.org/wiki/Genre, 27 Oktober 2011)
g. Pop
Sejenis genre yang sering disebut dengan musik populer,
dinamis dan fleksibel.
(www.wikipedia.org/wiki/Muzik pop, 27 Oktober 2011)
h. Romantic
Musik Romantik dikaitkan dengan Gerakan Romantik pada
sastra, seni, dan filsafat, penuh syair lembut dan cenderung
bermakna cinta.
(www.wikipedia.org/wiki/Musik Romantik, 27 Oktober 2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
i. Jakarta
Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta, Jakarta Raya)
adalah ibu kota negara Indonesia. Jakarta merupakan satu-
satunya kota di Indonesia yang memiliki status setingkat
provinsi. Jakarta terletak di bagian barat laut Pulau Jawa.
Dahulu pernah dikenal dengan nama Sunda Kelapa (sebelum
1527), Jayakarta (1527-1619), Batavia/Batauia, atau Jaccatra
(1619-1942), dan Djakarta (1942-1972).
Jakarta memiliki luas sekitar 661,52 km² (lautan: 6.977,5 km²),
dengan penduduk berjumlah 9.588.198 jiwa (2010). Wilayah
metropolitan Jakarta (Jabotabek) yang berpenduduk sekitar 28
juta jiwa, merupakan metropolitan terbesar di Indonesia atau
urutan keenam dunia
(www.wikipedia.org/wiki/Jakarta, 27 Oktober 2011)
“Desain Interior Chrisye Music Center Dengan Pendekatan
Genre Pop Romantic di Jakarta” adalah perancangan sebuah bangunan
pusat rekreasi informasi dan entertainment dengan fasilitas dan sarana
yang kompleks meliputi Gallery, Souvenir Store, Live Music Cafe dan
Karaoke bagi para penikmat musik Chrisye yang dibalut nuansa
interior modern dengan memunculkan atmosfer genre pop romantic
yang diambil dari nuansa cuplikan film Chrisye yang memoriable
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
sehingga pengunjung dapat bernostalgia pada masa-masa munculnya
musik Chrisye seperti sebuah kutipan Inggris a place and song can
totally bring back a whole lot of memories, konsep tersebut dirancang
sebagai wujud apresiasi bagi Chrisye selaku Legend musik pop
Indonesia.
A. TINJAUAN TENTANG CHRISYE
1. Biografi Chrisye
Chrisye lahir di Yogyakarta dengan nama Christian Rahadi
pada 16 September 1949 dan meninggal di Jakarta, 30 Maret 2007
pada umur 57 tahun. Ia adalah seorang penyanyi pop legendaris
Indonesia yang memulai karier musiknya sebagai bassist bersama
band Gipsy pada tahun 1967, kemudian ia memulai solo karir dan
namanya dikenal pecinta musik Indonesia lewat lagu Lilin-lilin Kecil
di sekitar tahun 1977 dan mengisi soundtrack album film nasional
Badai Pasti Berlalu dan kemudian berhasil mengeluarkan lagu-lagu
hits selama 4 dekade terakhir.
Nama Lengkap : Christian Rahadi
Tempat dan Tanggal Lahir : Yogyakarta, 16 September 1949
Meninggal : Jakarta, 30 Maret 2007
Profesi : Penyanyi
Jenis musik : Pop, Pop Romantic, Pop Progesif
Instrumen : Bass, Gitar, Piano
Perusahaan rekaman : Musica Studios
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Jenjang karir : Tahun 1967 – 2007
Keluarga : Damayanti Noor (istri)
Rizkia Nurannisa (anak pertama)
Risti Nurraisa (anak kedua)
Rainda Prashatya (anak ketiga)
Randa Pramasya (anak keempat)
Gambar 2.1
Perjalanan Hidup Crisye
(www. wikipedia chrisye.com, 27 Oktober 2011)
2. Perjalanan Karir Musik Chrisye
Berangkat dari hobby bermain musik, Chrisye merintis
kariernya di Dunia Musik dengan bergabung dalam Band Sabda Naga
di tahun 1968. Kemudian ia membentuk band baru bersama teman-
teman Pegangsaan dengan nama Gipsy Band..
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Gipsy Band tersebut diperkuat oleh Zulham Nasution, Gauri
Nasution, Kenan Nasution, Onan, Tami dan Chrisye sendiri, mereka
sempat menggelar GIPSY CONCERT di Taman Mini Indonesia Indah
(TMII) Jakarta pada tahun 1970 dengan bintang tamu Almarhum Mus
Mualim. Group Band ini juga dikontrak bermain di Ramayana
Restaurant - New York selama kurang lebih satu tahun ( 1973 - 1974 ).
Ditahun 1974 - 1975, Chrisye yang masih tinggal di New York
bergabung dengan Band THE PRO'S dengan personilnya Almarhum
Broery Marantika, Dimas Wahab, Pomo, Ronnie Makasutji dan Abadi
Soesman. The Pros juga merupakan Home Band pada Ramayana
Restaurant.
Sekembalinya di Indonesia, pada tanggal 16 September 1949
Chrisye bergabung dengan Guruh Soekarno Putra membuat sebuah
album rekaman GURUH GIPSY, dalam album tersebut mereka
memadukan unsur-unsur Gamelan Bali dan Instrument Konvensional.
Ditahun berikutnya, Chrisye memutuskan untuk bersolo karier
dan mulai menelurkan album-album rekaman dengan lagu-lagu
ciptaannya sendiri maupun teman-teman dekatnya. Ditahun 1977 ini
pula Chrisye berhasil membawakan lagu Lilin-Lilin Kecil karya James
F. Sundah dan memenangkan Lomba Karya Cipta Lagu Remaja
Prambors (LCLR), lagu ini sempat kembali populer ketika dibawakan
oleh Chrisye pada tahun 1992 yang lalu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Sejak saat itu Chrisye mulai menjuluki aliran musiknya dengan
nama Pop Romantic yakni memadukan musik pop yang ceria dan up
beat dengan lirik lirik romantis yang mudah diingat dengan begitu
Karier Chrisye sebagai penyanyi semakin berkibar di Blantika Musik
Indonesia. Album Badai Pasti Berlalu, Sabda Alam dan hampir semua
album yang dikeluarkannya digemari dan berhasil dipasaran.
Ketika pada tahun 1986 Chrisye mencoba warna musik yang
agak berbeda untuk album Aku Cinta Dia dan Hip Hip Hura yang
bernada riang, album tersebut tetap laku dan menjadi hits dibanyak
tangga terpopuler di Indonesia, meski Chrisye merasa tidak cocok
untuk membawakan lagu dengan beat cepat, kedua album ini tetap
mendapat respons yang baik dari penggemarnya, dan masing-masing
berhasil memperoleh penghargaan BASF AWARD, GOLDEN
RECORD untuk Album Aku Cinta Dia dan SILVER RECORD untuk
Hip Hip Hura.
Pada album Kisah Cintaku tahun 1988, Chrisye kembali
kewarnanya semula, baik pada album tersebut maupun album
berikutnya, serperti Pergilah Kasih, Cintaku T'lah Berlalu dan Sendiri
Lagi, performance Chrisye tetap Prima dan kembali meraih BASF
AWARD, GOLDEN RECORD serta HDX AWARD.
Disamping keberhasilan dalam karier sebagai penyanyi,
Chrisye pernah mencoba untuk tampil di layar perak, yakni dalam film
Seindah Rembulan bersama Iis Sugianto, serta sebagai bintang tamu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
dalam film Gita Cinta Dari SMA. Walau pernah tampil dilayar perak,
Chrisye mengaku tidak pandai berakting dan bergaya, sehingga tidak
jarang dalam penampilannya di televisi atau panggung, Chrisye pun
tak terlalu banyak bergerak.
Satu catatan lagi dalam perjalanan karier Chrisye, Video
Clipnya album Cinta T'lah Berlalu merupakan Video Clip Indonesia
Pertama yang ditayangkan di MTV, berikutnya Video Clip untuk
album Sendiri Lagi berhasil meraih Juara Pertama pada acara Video
Musik Indonesia periode V yang diselenggarakan oleh TVRI.
Pada awal tahun 1996 Chrisye mengeluarkan Album dengan
nuansa Akustik dengan Tajuk album AKUSTICHRISYE dan pada
awal Desember tahun 1997 ini Chrisye merelease Album KALA
CINTA MENGGODA Ciptaan Guruh Sukarno Putra yang memberi
sejarah baru dalam peta musik Indonesia dengan keberhasilan Video
Clip “Kala Cinta Menggoda” meraih penghargaan di ajang MTV
Video Music Award tahun 1998 yang berlangsung di Los Angeles
sebagai pemenang “MTV Video Music Award Asia Viewer’s Choice
Award”.
Nama Chrisye sempat tercoreng di tahun 2002 Beberapa lagu
yang ia nyanyikan dituding sebagai jiplakan. Seperti Hip Hip Hura
(ciptaan Adjie Sutama) yang mirip Footloose (Kenny Loggins),
Selamat Tinggal Sayang (Dadang S. Manaf) yang menyerupai The
Carpenters, Jumpa Pertama (Andi Mapajalos) dengan Morning Train
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
(Sheena Easton), hingga Kala Cinta Menggoda (Guruh Soekarnoputra)
yang beda-beda tipis dengan Man on Fire (Andy Gibb). Hingga
beberapa rivalnya mengulik-ulik lagu Pelangi dalam album Badai Pasti
Berlalu merupakan duplikasi dari After The Ordeal-nya Genesis. Juga
Khayalku yang beberapa verse-nya dituding dicuplik dari Repent
Walpurgis milik Procol Harum. Namun masalah tersebut tidak
berlangsung lama karena para masyarakat luas sangat menghargai
Chrisye sebagai penyanyi bukan pencipta lagu tersebut.
Setelah kurang lebih 25 tahun malang melintang di dunia
musik, Chrisye yang telah berputra empat ini tetap mempunyai vocal
yang prima dan kehadirannya tetap dinantikan para penggemar
setianya. Tahun 1994 Chrisye menggelar konser "SENDIRI" di JICC -
Surabaya - Solo - Bandung. Dan tahun 2000 di bulan February Konser
"BADAI PASTI BERLALU" Di JICC, kedua rangkaian konser tsb
merupakan konser terbesar di Indonesia. Tahun 2001 sukses
melaksanakan “KONSER TOUR Legendary 2001” pada tanggal 28
April – 22 Mei 2001 yang berlangsung di 14 kota besar Indonesia
disertai dengan peluncuran album 2001 dengan judul yang sama.
Pada 12 Juli 2006, Chrisye membuat sebuah konser besar yang
diberi nama Dekade. Memang sebelum konser Chrisye sudah berjanji
akan memberikan gaya terbaiknya, bahkan belum pernah dia lakukan
selama ia konser. Pada konsernya tersebut, Chrisye banyak
membawakan lagu-lagu hits tahun 1940 seperti Pasar Gambir, Stambul
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Anak Jampang, hingga tembang Lilin-lilin kecil, Semusim, Dara
Manisku dan Anggrek Bulan berduet dengan Sophia Latjuba. Selain
itu, dalam konser Dekade tersebut, Chrisye juga berduet dengan Ari
Lasso yang melantunkan lagu berjudul Kangen.Pada 17 Juli 2006
Chrisye menggelar konser Akbar yang disiarkan di stasiun swasta
Indosiar, dalam konser tersebut Chrisye memadukan lagu-lagunya
dengan kisah memori di masa lalu termasuk menyiarkan cuplikan
film-film yang membesarkan namanya.
Gambar 2.2
Discography Karir Musik Chrisye
www. wikipedia chrisye.com, 27 Oktober 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
B. TINJAUAN TENTANG GENRE POP ROMANTIC
1) Definisi Pop Romantic
Pop
sejenis genre yang sering disebut dengan musik populer,
dinamis dan fleksibel
(www.wikipedia.org/wiki/Muzik pop, 27 Oktober 2011)
Romantic
Musik Romantik dikaitkan dengan Gerakan Romantik pada
sastra, seni, dan filsafat, penuh syair lembut dan cenderung
bermakna cinta.
(www.wikipedia.org/wiki/Musik Romantik, 27 Oktober 2011)
2) Analisa Pop Romantic
Pop Romantic adalah penggabungan antara genre musik pop
yang diusung Chrisye yang dibalut dengan lirik-lirik romantis yang
menimbulkan perasaan nyaman, indah dan penuh cinta. Analisa
tersebut akan digunakan sebagai konsep desain yakni menggabungkan
unsur pop dan unsur romantis sebagai pembentuk aspek suasana.
Dengan mengambil konsep Pop Romantic diharapkan Chrisye Music
Center dapat menciptakan suasana dengan karakter dan ciri khas dari
musik Chrisye.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
3) Aplikasi Pop Romantic pada desain interior
Penggunaan warna-warna pop atau pastel yang ceria, dinamis
namun tetap berdasar pada konsep atmosfer interior per ruang
Aplikasi bentuk-bentuk oval, bundar, melingkar pada dinding,
furniture dan seluruh elemen pembentuk ruang lainnya.
Penggunaan material finishing yang memiliki kesan lembut,
empuk dan hangat untuk menciptakan kesan romantis.
C. TINJAUAN TENTANG MUSIC CENTER
1. Music Hall
a. Pengertian
Music Hall adalah jenis hiburan yang bersifat teaterikal, berasal dari
Inggris, dan popular sekitar tahun 1850 s/d 1960. Music Hall juga
memiliki pengertian sebagai berikut :
Sebuah bentuk hiburan yang isinya beragam, termasuk
perpaduan musik yang popular, komedi dan atraksi khusus
Sebuah teater, atau panggung tempat diselenggarakannya
sebuah pertunjukan
Lokasi dimana biasanya diadakan pertunjukan musik popular
( www.wikipedia.org/wiki/Music_hall, 27 Oktober 2011)
b. Sejarah dan Perkembangannya
Music Hall pertama yang telah diakui adalah The Canterbury,
terletak di 143 Westminster Bridge Road, Lambeth, dibangun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
oleh Charles Morton, yang segera disebut sebagai "the Father of
the Halls". The Canterbury buka pada tanggal 17 Mei 1852,
bentuk ruangannya persis seperti ruang konser pada umumnya,
dan direnovasi pada tahun 1859, dibangun sebagai beragam
theater, dan akhirnya hancur oleh bom pada tahun 1942.
c. Tujuan
Dapat disimpulkan, sebuah Music Hall memiliki tujuan sebagai
tempat pertunjukan beragam bentuk kesenian, yang bertujuan
untuk menghibur penontonnya.
d. Kegiatan
Bentuk kegiatan yang ada didalam sebuah music Hall pada
dasarnya ada 2 macam, yaitu menonton (penonton) dan ditonton
(performer), dan dalam kegiatannya muncul sebuah bentuk
interaksi antara 2 hal tersebut.
2. Music Memorabilia
a. Pengertian
Memorabilia memiliki pengertian dasar sama dengan souvenir,
sebuah benda yang mengandung unsur kenangan, memorabilia
memiliki nilai lebih karena berhubungan dengan sejarah, budaya
maupun hiburan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Benda-benda memorabilia dapat berbentuk apa saja, namun
biasanya berupa poster, foto dan lainnya.
(www.wikipedia.org/wiki/memorabilia, 27 Oktober 2011)
b. Tujuan
Ruangan memorabilia memiliki tujuan untuk menghadirkan
kembali kenangan atau memori mengenai musisi yang memiliki
barang yang dipajang tersebut. Agar penggemarnya atau orang
awampun dapat ikut merasakandan mengenang sosok idola mereka
melalui barang peninggalannya.
c. Kegiatan
Ruangan ini berfungsi sebagai ruang pamer dimana barang-barang
yang dipajang merupakan barang yang sebelumnya merupakan
milik musisi (Koes Plus). Barang-barang tersebut dapat berupa alat
musik, pakaian, aksesoris dan lainnya.
3. Music Club
a. Pengertian Club
Club adalah tempat berkumpul atau terhimpunnya beberapa orang
atau sejumlah orang yang mempunyai maksud dan tujuan yang
sama dan juga kemungkinan suatu hobi atau kesenangan yang sama
pula. (Harnoto Tri Nurhadi, 2004)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
b. Sejarah Perkembangan Club
Dalam perkembangannya, club merupakan kumpulan beberapa
orang yang memiliki tujuan tertentu, yang sama dalam hal
pekerjaan maupun bidang usaha mereka. Namun, makin lama
kumpulan tersebut tidak hanya mewadahi kepentingan-kepentingan
formal saja, tetapi juga mengarah pada kegiatan kemasyarakatan,
kegiatan rutin yang dijalankan sehari-hari.
Menurut sejarahnya (berdasarkan dari buku Encyclopedia
Americana), club sudah ada sejak kebudayaan Yunani, orang-orang
sering mengadakan pertemuan di suatu tempat untuk bertukar
fikiran mengenai filsafat, agama, politik, dan lain-lain. Sementara
itu, orang Romawi mempunyai kebiasaan mandi bersama pijat dan
sambil berbincang mengenai kesusastraan atau hal lain yang disukai
Selain di Yunani dan Romawi, di Inggris sekitar abad 1, didirikan
pertama kali sebuah club yang bernama Elizabethan England,
sebagai titik tolak berkembangnya club-club lain pada abad
selanjutnya. Sejak itu, baik di Inggris dan Amerika, perkumpulan-
perkumpulan dengan kegiatan berbeda, club sosial, club politik,
club catur, penunggang kuda dan lain sebagainya. (Harnoto Tri
Nurhadi, 2004)
c. Klasifikasi Club
Berdasarkan maksud dan tujuannya, klasifikasi club dibedakan
menjadi :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
1. Sosial club, yakni perkumpulan yang bergerak di bidang sosial
dengan tujuan antara lain adalah meningkatkan keadaan sosial
yang ada pada suatu masyarakat tertentu.
2. Profesional club, yakni perkumpulan yang terdiri dari anggota-
anggota dengan latar belakang atau tingkat sosial tertentu dan
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan
profesionalisme sesuai bidangnya.
3. Political club, yakni suatu perkumpulan dengan anggota yang
terdiri dari orang-orang yang tertarik pada masalah
ketatanegaraan.
4. Women’s club, yakni perkumpulan dengan anggota khususnya
wanita yang bertujuan meningkatkan harkat dan martabat kaum
wanita.
d. Keanggotaan
1. Syarat Keanggotaan
Keanggotaan dari club juga bermacam-macam. Mereka yang
menjadi member akan menggunakan fasilitas-fasilitas yang
ada, seperti spa, restaurant, ruang pertemuan, dan lain-lain.
Meskipun demikian ada juga mereka yang memanfaatkan
fasilitas club namun tidak terdaftar sebagai anggota. Untuk
bisa terdaftar sebagai anggota club, maka tiap-tiap personil
harus memenuhi beberapa persyaratan yang ditentukan oleh
pengelola, antara lain :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
a. Mampu membayar pendaftaran untuk menjadi anggota
b. Mampu membayar iuran bulanan
c. Harus mempunyai sponsor yang sudah menjadi anggota
tetap yang akan memberi rekomendasi kepada calon
anggota.
2. Sifat Keanggotaan
Sifat keanggotaan, umumnya dikategorikan menjadi 3 jenis
antara lain :
a. Single, yakni menjadi anggota secara perorangan
b. Family, yakni satu keluarga menjadi anggota
c. Company, yakni perusahaan atau bentuk usaha lain
membiayai beberapa karyawan untuk menjadi anggota
3. Hak Anggota
Adapun hak-hak yang didapat oleh anggota, yaitu :
a. Menggunakan fasilitas yang ada dan pembayaran
diperhitungkan setiap bulan
b. Mengundang atau mengajak teman, yang bukan anggota
untuk bersama-sama memakai fasilitas yang ada.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
e. Kegiatan
1. Pengunjung
Bagi pengunjung, kegiatan mereka adalah dibagi menjadi 2,
yaitu komunikasi dan lobbying. Komunikasi di sini
merupakan interaksi antar pengguna sedangkan lobbying
merupakan suatu kegiatan di luar kegiatan resmi. Bentuk
komunikasi sendiri dapat dibedakan menjadi 2 macam, yakni
komunikasi menurut hubungan dan komunikasi menurut sifat.
a. Komunikasi menurut hubungan
Komunikasi ini dibedakan atas hubungan vertikal dan
horizontal. Menurut hubungan vertikal, diberikan oleh
pimpinan kepada para anggota organisasi maupun
sebaliknya Dan menurut hubungan horizontal, dilakukan
antar para pejabat organisasi yang memiliki kedudukan
kurang lebih sederajat.
(Soehardiman Joewono, 1972, hal. 25).
b. Komunikasi Menurut Sifat
Ada 2 strategi yang ditempuh oleh para pengguna dalam
mencapai tujuannya, yaitu melalui forum formal maupun
informal. Forum formal adalah komunikasi yang terjadi
di antara para anggota organisasi yang secara tegas telah
ditentukan dalam struktur organisasi.
(Soehardiman Joewono, 1972, hal. 15).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Bentuk komunikasi dapat berupa symposium, seminar,
ceramah, lokakarya, dan lain-lain. Sedangkan, forum
informal adalah segenap kegiatan pemindahan informasi
dalam suatu organisasi yang tidak direncanakan atau
ditentukan sebelumnya dalam struktur atau peraturan-
peraturan yang formal. Termasuk dalam pengertian ini
adalah komunikasi yang dilakukan para anggota
organisasi atas dasar kehendak atau hasrat pribadi
maupun komunikasi yang dilakukan pejabat dengan
menyimpang struktur organisasi yang formal
(Soehardiman Joewono, 1972, hal. 15).
Kemudian bentuk lobbying, seperti telah disebutkan
bahwa lobbying adalah suatu pertemuan di luar kegiatan
resmi, lepas dari kegiatan organisasi/ perusahaan/ instansi
untuk menuju penyegaran fisik dan mental dari kesibukan
sehari-hari sehingga dapat mempertinggi daya kreasi
manusia, serta untuk mencapai keseimbangan antara
bekerja dengan istirahat. Bentuk lobbying yang dilakukan
para pengguna lebih bersifat rekreasi.
Ada 2 jenis kegiatan yang dimaksud, yaitu :
Rekreasi aktif
Meliputi kegiatan bermain dan berolahraga (bilyard,
bridge, renang, golf, dan lain-lain).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Rekreasi pasif
Meliputi kegiatan bersuka (nonton, membaca,
mendengarkan musik, berdansa, dan lain-lain) dan
kegiatan bersantai (duduk-duduk, makan, minum, dan
lain-lain).
2. Pengelola
Pengelola mempunyai kegiatan yaitu mengurus jalannya club
yang meliputi kegiatan management dan service. Sifat
kegiatan di sini bisa dalam suasana tenang, formal, santai,
bisa pula gaduh, sesuai dengan macam kegiatannya.
Sedangkan pelaksanaan kegiatan adalah pada jam-jam kantor
atau jam biasa. Untuk kegiatan service bisa sampai malam
hari.
f. Tujuan Umum
Sebagai wadah perkumpulan, tentunya ada tujuan-tujuan yang
menjadi suatu landasan pemikiran dibentuknya sebuah club ini
sehingga benar-benar bermanfaat bagi para anggotanya. Beberapa
tujuan di antaranya menyediakan suatu tempat representative
dalam rangka melakukan suatu komunikasi formal yang bersifat
bisnis maupun rekreasi.
1) Sebagai tempat memperluas wawasan usahanya
2) Sebagai tempat melakukan promosi bidang usahanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
3) Sebagai tempat berkomunikasi dengan pihak
berkepentingan
4) Sebagai tempat mengadakan kerja sama timbal balik
dengan pihak lain
5) Sebagai tempat mencari informasi serta berkegiatan sosial
D. TINJAUAN TENTANG KOTA JAKARTA
Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta, Jakarta Raya)
adalah ibu kota negara Indonesia. Jakarta merupakan satu-satunya kota di
Indonesia yang memiliki status setingkat provinsi. Jakarta terletak di
bagian barat laut Pulau Jawa. Dahulu pernah dikenal dengan nama Sunda
Kelapa(sebelum1527), Jayakarta (1527sd1619), Batavia/Batauia,atau Jacc
atra (1619-1942), dan Djakarta (1942-1972).
Jakarta memiliki luas sekitar 661,52 km² (lautan: 6.977,5 km²),
dengan penduduk berjumlah 9.588.198 jiwa (2010). Wilayah
metropolitan Jakarta (Jabotabek) yang berpenduduk sekitar 28 juta
jiwa, merupakan metropolitan terbesar di Indonesia atau urutan keenam
dunia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Gambar 2.3
Peta Kota Jakarta
www. wikipedia.org/wiki/Daerah_Khusus_Ibukota_Jakarta, 27 Oktober 2011
a. Keadaan Geografi
Jakarta berlokasi di sebelah utara Pulau Jawa, di
muara Ciliwung, Teluk Jakarta. Jakarta terletak di dataran rendah
pada ketinggian rata-rata 8 meter dpl. Hal ini mengakibatkan Jakarta
sering dilanda banjir. Sebelah selatan Jakarta merupakan daerah
pegunungan dengan curah hujan tinggi. Jakarta dilewati oleh 13
sungai yang semuanya bermuara ke Teluk Jakarta. Sungai yang
terpenting ialah Ciliwung, yang membelah kota menjadi dua. Sebelah
timur dan selatan Jakarta berbatasan dengan provinsi Jawa Barat dan
di sebelah barat berbatasan dengan provinsi Banten.
Kepulauan Seribu merupakan kabupaten administratif yang
terletak di Teluk Jakarta. Sekitar 105 pulau terletak sejauh 45 km (28
mil) sebelah utara kota.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
b. Iklim
Jakarta memiliki suhu udara yang panas dan kering atau
beriklim tropis. Terletak di bagian barat Indonesia, Jakarta
mengalami puncak musim penghujan pada bulan Januari dan
Februari dengan rata-rata curah hujan 350 milimeter dengan suhu
rata-rata 27 °C. Curah hujan antara bulan Januari dan awal Februari
sangat tinggi, pada saat itulah Jakarta dilanda banjir setiap tahunnya,
dan puncak musim kemarau pada bulan Agustus dengan rata-rata
curah hujan 60 milimeter . Bulan September dan awal oktober adalah
hari-hari yang sangat panas di Jakata, suhu udara dapat mencapai
40 °C. Suhu rata-rata tahunan berkisar antara 25°-38 °C (77°-100 °F).
Tabel 2.1
Data Iklim Jakarta
www. wikipedia.org/wiki/Daerah_Khusus_Ibukota_Jakarta, 27 Oktober 2011
Data iklim untuk Jakarta
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Tahun
Rata-rata
tertinggi °C
(°F)
29.9
(85.8)
30.3
(86.5)
31.5
(88.7)
32.5
(90.5)
32.5
(90.5)
31.4
(88.5)
32.3
(90.1)
32.0
(89.6)
33.0
(91.4)
32.7
(90.9)
31.3
(88.3)
32.0
(89.6)
31,8
(89,2)
Rata-rata
terendah °C
(°F)
24.2
(75.6)
24.3
(75.7)
25.2
(77.4)
25.1
(77.2)
25.4
(77.7)
24.8
(76.6)
25.1
(77.2)
24.9
(76.8) 25.5
(77.9)
25.5
(77.9)
24.9
(76.8)
24.9
(76.8)
25,0
(77)
Presipitasi mm
(inches)
384.7
(15.146)
309.8
(12.197)
100.3
(3.949)
257.8
(10.15)
133.4
(5.252)
83.1
(3.272)
30.8
(1.213)
34.2
(1.346)
29.0
(1.142)
33.1
(1.303)
175.0
(6.89)
84.0
(3.307)
1.655,2
(65,165)
Rata-rata hari
berhujan
26 20 15 18 13 17 5 24 6 9 22 12 187
Sumber: World Meteorological Organisation
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
c. Keadaan Lingkungan
Jakarta merupakan salah satu kota terbersih di Indonesia.
Pada tahun 2010, lima wilayah kota di Jakarta meraih penghargaan
Bangun Praja kategori "Kota Terbersih dan Terindah di Indonesia"
(dulu disebut "Adipura"). Salah satu faktor penentu keberhasilan
tersebut adalah keberadaan kawasan Menteng dan Kebayoran
Baru yang asri dan bersih.
Selain Menteng dan Kebayoran Baru, banyak wilayah lain di
Jakarta yang sudah bersih dan teratur. Pemukiman ini biasanya
dikembangkan oleh pengembang swasta, dan menjadi tempat tinggal
masyarakat kelas menengah. Pondok Indah, Kelapa Gading, Pulo
Mas, dan Cempaka Putih, adalah beberapa wilayah pemukiman yang
bersih dan teratur. Namun di beberapa wilayah lain Jakarta, masih
nampak pemukiman kumuh yang belum teratur. Pemukiman kumuh
ini berupa perkampungan dengan tingkat kepadatan penduduk cukup
tinggi, serta banyaknya rumah yang dibangun secara berhimpitan di
dalam gang-gang sempit. Beberapa wilayah di Jakarta yang memiliki
kepadatan penduduk cukup tinggi antara lain, Tanjung Priok, Johar
Baru, Pademangan, Sawah Besar, dan Tambora.
d. Pemerintahan
Dasar hukum bagi DKI Jakarta adalah Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2007, tentang Pemerintahan
Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai ibu kota Negara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Kesatuan Republik Indonesia. UU ini menggantikan UU Nomor 34
Tahun 1999 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibu kota
Negara Republik Indonesia Jakarta serta UU Nomor 11 Tahun 1990
tentang Susunan Pemerintahan Daerah Khusus Ibu kota Negara
Republik Indonesia Jakarta yang keduanya tidak berlaku lagi.
Jakarta berstatus setingkat provinsi dan dipimpin oleh
seorang gubernur. Berbeda dengan provinsi lainnya, Jakarta hanya
memiliki pembagian di bawahnya berupa kota administratif dan
kabupaten administratif, yang berarti tidak memiliki perwakilan
rakyat tersendiri.
DKI Jakarta memiliki status khusus sebagai Daerah Khusus
Ibukota. DKI Jakarta ini dibagi kepada lima kota dan satu kabupaten,
yaitu:
Tabel 2.2 - Pemmbagian Daerah Jakarta
www. wikipedia.org/wiki/Daerah_Khusus_Ibukota_Jakarta, 27 Oktober 2011
No. Kabupaten/Kota Ibu kota
1 Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu Pulau Pramuka
2 Kota Administrasi Jakarta Barat -
3 Kota Administrasi Jakarta Pusat Menteng
4 Kota Administrasi Jakarta Selatan -
5 Kota Administrasi Jakarta Timur Jatinegara
6 Kota Administrasi Jakarta Utara Koja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
E. TINJAUAN TENTANG DESAIN INTERIOR
1. Organisasi ruang
Berbagai macam pengorganisasian ruang menurut Francis.D.K.
Ching antara lain sebagai berikut :
a. Terpusat
Gambar 2.4
Organisasi ruang terpusat
Sumber : Ching, 2000, hal 190
suatu ruang dominant, dimana pengelompokan sejumlah
ruang sekunder dihadapkan. Organisasi terpusat merupakan
komposisi terpusat dan stabil yang terdiri dari sejumlah ruang
sekunder, dikelompokkan mengelilingi sebuah ruang pusat yang
luas dan dominan.
b. Linier
Gambar 2.5 - Organisasi ruang Linier
Sumber : Ching, 2000, hal 189
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Organisasi linier pada dasarnya terdiri dari sederetan
ruang. Ruang-ruang ini dapat berhubungan secara langsung satu
dengan yang lain atau dihubungkan melalui ruang linier yang
berbeda dan terpisah. Organisasi linier biasanya terdiri dari ruang-
ruang yang berulang serupa dalam hal ukuran, bentuk dan fungsi.
Organisasi ini juga dapat terdiri dari ruang linier tunggal yang
menurut panjangnya mengorganisir sederetan ruang-ruang
sepanjang bentangnya yang berbeda ukuran, bentuk atau fungsi.
Dalam kedua kasus di atas, tiap-tiap ruang di sepanjang rangkaian
tersebut memiliki hubungan dengan ruang luar.
c. Radial
Gambar 2.6
Organisasi ruang Radial
Sumber : Ching, 2000, hal 190
Sebuah ruang pusat yang menjadi acuan organisai ruang
yang linier berkembang menurut bentuk jari-jari.
Organisasi ruang radial memadukan unsur-unsur baik
organisasi terpusat maupun linier. Organisasi ini terdiri dari ruang
pusat yang dominan di mana sejumlah organisasi linier
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
berkembang menurut arah jari-jarinya. Apabila suatu organisasi
terpusat adalah sebuah bentuk yang introvert yang memusatkan
pandangannya ke dalam ruang pusatnya, maka sebuah organisasi
radial adalah sebuah bentuk yang ekstrovert yang mengembang
keluar lingkupya. Dengan lengan-lengan liniernya, bentuk ini dapat
meluas dam menggabungkan dirinya pads unsur-unsur atau benda-
benda tertentu pada tapaknya.
d. Cluster
Gambar 2.7
Organisasi ruang Cluster
Sumber : Ching, 2000, hal 190
Ruang-ruang dikelompokan berdasarkan adanya hubungan
atau bersama-sama memanfaatkan ciri atau hubungan visual.
Untuk memperkuat dan menyatukan bagian-bagian
Organisaai dalam bentuk kelompok atau cluster
mempertimbangkan pendekatan fisik untuk menghubungkan suatu
ruang terhadap ruang lainnya. sering kali organisasi ini terdiri dari
ruang-ruang selular yang berulang yang memiliki fungsi-fungsi
sejenis dan memiliki sifat visual yang umum seperti wujud dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
orientasi. sebuah organisasi kelompok juga dapat menerima di
dalam komposisinya, ruang-ruang yang berlainan ukuran, bentuk
dan fungsinya, tetapi berhubungan satu dengan yang lain
berdasarkan penempatan atau alat penata visual seperti
kesimetrisan atau sebuah sumbu.
e. Grid
Gambar 2.8
Organisasi ruang Grid
Sumber : Ching, 2000, hal 190
Ruang-ruang diorganisir dalam kawasan grid struktural atau
grid tiga dimensi lain.
Organisasi grid terdiri dari bentuk-bentuk dan ruang-ruang
dimana posisinya dalam ruangan dan hubungan antar ruang diatur oleh
pola atau bidang grid tiga dimensi
2. Hubungan antar ruang
a. Ruang di dalam ruang
Sebuah bangunan yang luas dapat
melingkupi dan memuat sebuah ruangan lain
yang lebih kecil di dalamnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
b. Ruang-ruang yang saling berkaitan
Suatu hubungan ruang yang saling
berkaitan terdiri dari 2 buah ruang yang
kawasannya membentuk volume berkaitan.
c. Ruang-ruang yang bersebelahan
Bersebelahan adalah jenis hubungan
ruang yang paling umum. Hal tersebut
memungkinkan definisi dan respon masing-
masing ruang menjadi jelas terhadap fungsi dan
persyaratan simbolis menurut cara masing-
masing simbolisnya.
d. Ruang-ruang yang dihubungkan oleh ruang bersama
2 buah ruang yang terbagi oleh jarak
dapat dihubungkan atau dikaitkan satu sama lain
oleh ruang ketiga yaitu ruang pertama.
Hubungan akan kedua ruang tersebut
menempati satu ruang bersama-sama.
3. Pola sirkulasi
Sirkulasi menurut Francis.D.K. Ching dalam bukunya “Bentuk
Ruang dan Susunannya”, adalah :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
a. Linear
Gambar 2.9
Sirkulasi Linier
Sumber : Ching, 2000, hal 221
semua jalan adalah linier, jalan-jalan yang lurus dapat
menjadi unsur pengorganisir yang utama untuk satu deretan
ruang. Sebagai tambahan, jalan dapat melengkung atau terdiri
atas segmen-segmen, memotong jalan lain, bercabang-cabang,
membentuk kisaran.
b. Radial
Gambar 2.10
Sirkulasi Radial
Sumber : Ching, 2000, hal 221
Bentuk Radial memiliki jalan yang berkembang dari atau
berhenti sebuah pusat, titik bersama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
c. Spiral
Gambar 2.11
Sirkulasi Spiral
Sumber : Ching, 2000, hal 221
Sebuah bentuk Spiral adalah sesuatu jalan yang menerus
yang berasal dari titik pusat, berputar mengelilinginya dengan
jarak yang berubah.
d. Grid
Gambar 2.12
Sirkulasi Linier
Sumber : Ching, 2000, hal 221
Bentuk Grid terdiri dari dua set jalan-jalan sejajar yang
saling berpotongan pada jarak yang sama dan menciptakan
bujur sangkar atau kawasan-kawasan ruang segi empat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
e. Network
Gambar 2.13
Sirkulasi Network
Sumber : Ching, 2000, hal 221
Satu bentuk jaringan terdiri dari beberapa jalan yang
menggabungkan titik-titik tertentu didalam ruang.
f. Komposit
Untuk menghindarkan orientasi yang membingungkan,
suatu susunan herarkis diantara jalur-jalur jalan bisa dicapai
dengan membedakan skala, bentuk dan panjangnya.
4. Elemen pembentuk ruang
a. Lantai
Lantai merupakan bagian bangunan yang berhubungan
langsung dengan beban, baik beban mati, bergerak dan gesek.
Karakter lantai harus mempunyai daya tahan yang kuat dalam
mendukung beban-beban yang datang dari segala perabotan,
aktivitas manusia dalam ruang dan lain-lain. Selain itu, lantai harus
bersifat kaku dan tidak bergetar (Djoko Panuwun, 1994, hal.6).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Lantai mempunyai tugas untuk mendukung beban yang
datang dari benda-benda, seperti perabot rumah tangga, manusia
dengan segala aktivitasnya dan kerangka itu harus mampu dan kuat
memikul beban mati atau hidup, lalu lintas manusia dan lain-lain
yang menumpangi (Y.B. Mangun Wijaya, 1988, hal.329).
Persyaratan lantai:
1) Lantai harus kuat dan dapat menahan beban diatasnya.
2) Mudah dibersihkan
3) Kedap suara
4) Tahan terhadap kelembaban
5) Memberikan rasa hangat pada kaki dan sebagainya
Berdasarkan karakteristiknya lantai terbagi menjadi empat,
yaitu :
1) Lantai lunak, terdiri dari semua tipe permadani dan karpet.
Pemberian karpet pada lantai dapat menunjang penyerapan
bunyi, sbb:
Jenis serat, praktis tidak mempunyai pengaruh pada
penyerapan bunyi.
Pada kondisi yang sama tumpukan potongan (cut piles)
memberikan penyerapan yang lebih banyak di bandingkan
dengan tumpukan lembaran (loop piles).
Dengan bertambahnya berat dan tinggi tumpukan, dalam
tumpukan potongan kain, penyerapan bunyi akan
bertambah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Makin kedap lapisan penunjang (backing), makin tinggi
penyerapan bunyi.
Lantai Semi Keras, terdiri dari pelapisan lantai seperti
vinyl, aspal dan cor.
Lantai Keras, terdiri dari semua jenis batuan dan logam
yang dipakai sebagai bahan lantai.
Lantai Kayu (parquet), terdiri dari berbagai jenis dan motif
bahan lantai yang terbuat dari kayu.
Dalam pameran lantai berperan untuk memberi petunjuk
arus lalu lintas agar pengunjung tidak bingung dan dapat melihat
seluruh stand partision ataupun barang-barang yang sedang
dipamerkan. Pada ruang-ruang tertentu seperti dapur, pantry,
kamar mandi, WC, dipilih jenis lantai yang kedap air serta warna
pola yang serasi dengan fungsi dan perrawatannya. Pada dareah
pertokoan lanati dipasang pada jalur lintas orang berjalan (hall)
dengan motif yang berbeda-beda agar member kesan adanya
perbedaan antar ruang-ruang yang ada di dalam kompleks tersebut.
Pada ruang-ruang rapat yang memerlukan konsentrasi hendaknya
jangan digunakan lantai yang terlalu banyak motif dan warna
karena dapat mengganggu. ( Pamudji Suptandar, 1999 )
b. Dinding
Dinding merupakan bidang nyata yang membatasi suatu
ruang atau pembatas kegiatan yang mempunyai jenis berbeda.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Dinding adalah penahan beban yang menyangga lantai dan atap,
sehingga struktur kekuatan dinding sebagai penahan beban harus
diperhatikan (John F. Pile, 1995, hal.222).
Dinding merupakan unsur penting dalam pembentukan
ruang, baik sebagai unsur penyekat/ pembagi ruang maupun
sebagai unsur dekoratif. Dalam proses perancangan suatu ”ruang
dalam” dinding mempunyai peranan yang cukup dominan dan
memerlukan perhatian khusus, di samping unsur-unsur lain seperti
tata letak, desain furniture serta peralatan-peralatan lain yang akan
disusun bersama dalam suatu kesatuan dengan dinding.
Setelah fungsi dinding tercapai dan untuk menambah
keindahan ruang, dinding dipergunakan sebagai ”point of interest”
dari ruang dinding samping memberi atau menambah keindahan
ruang. Dinding juga dapat merusak suasana ruang, yaitu apabila
dalam perencanaannya sangat dipaksakan, terutama dikarenakan
bahwa dinding tersebut telah ada sebelumnya. Ini terjadi pada
renovasi rumah-rumah kuno, dimana dinding berfungsi struktural
( Pamudji Suptandar, 1999 : 147 )
Dinding pada suatu wadah kegiatan dapat sebagai struktur
atau hanya sebagai pembatas ruang saja, tergantung dari sistem
struktur yang dipakai dalam perencanaannya
(Djoko Panuwun, 1995 : 56).
Fungsi dan bentuk dinding terbagi menjadi 2 bagian :
1) Struktur, misalnya :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Bearing wall
dinding yang dibangun untuk menahan tepi dari
tumpukan/ urugan tanah.
Load bearing wals
dinding untuk menyokong/ menopang balok, lantai, atap
dan sebagainya.
Foundation wall
dinding yang dipakai di bawah lantai, tingkat dan untuk
menopang balok-balok lantai pertama.
2) Non struktural, misalnya :
Party wall
dinding pemisah antara dua bangunan yang bersandar
pada masing-masing bangunan.
Fire wall
dinding yang digunakan sebagai pelindung dari pancaran
kobaran api.
Certain or Panels wall
dinding yang digunakan sebagai pengisi pada suatu
konstruksi rangka baja atau beton.
Partition walL
dinding yang digunakan sebagai pemisah dan pembentuk
ruang yang lebih kecil didalam ruang yang besar.
( Pamudji Suptandar, 1999 : 145 )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
c. Langit-langit (ceiling)
Pengertian istilah ceiling/langit-langit/plafond, berasal dari
kata ”ceiling”, yang berarti melindungi dengan suatu bidang
penyekat sehingga terbentuk suatu ruang. Secara umum dapat
dikatakan : ceiling adalah sebuah bidang (permukaan) yang
terletak di atas garis pandangan normal manusia, berfungsi sebagai
pelindung (penutup) lantai atau atap dan sekaligus sebagai
pembentuk ruang dengan bidang yang ada di bawahnya. Dengan
jarak ketinggian tertentu dalam bangunan, ceiling sebagai elemen
penutup utama pada bidang atas sebagai pembentuk atap
bangunan. (Pamudji Suptandar, 1999 : 161)
Ceiling adalah pembentuk ruang yang merupakan penutup
bagian atas. Kesan pertama adalah adanya tinggi rendah ruang,
berfungsi sebagai bidang penempatan lampu, penempatan AC,
sprinkler head, audio loudspeaker dan sebagai peredam suara atau
akustik (John F. Pile, 1995, hal. 250).
Dasar pertimbangan dalam perencanaan langit-langit
adalah:
1) Fungsi langit-langit
Fungsi dari langit-langit selain sebagai penutup ruang juga
sebagai pengatur udara dan ventilasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
2) Penentuan ketinggian
Penentuan ketinggian didasari oleh pertimbangan fungsi,
proporsi ruang, kegiatan ruang, konstruksi dan permainan
ceiling.
3) Bentuk penyelesaian
Bentuk dan penyelesaian dapat dilakukan berdasarkan
fungsinya seperti melengkung, berpola, polos, memperlihatkan
struktur, dan sebagainya. (Djoko Panuwun, 1999 : 72)
Pada ruang rapat di mana diharapkan tercapainya suatu
pendapat yang membutuhkan konsentrasi, diusahakan agar
ceilingnya berbentuk sederhana, tidak menyolok karena akan
mengganggu konsentrasi. Pada ruang pamer, agar menarik
pengunjung, dibuat ceiling yang kontras, saling bersaing untuk
dapat menonjolkan diri dan kesan yang mewah. Dengan melajunya
kemajuan teknologi, dan penemuan-penemuan baru di bidang
industri bahan bangunan tercipta berbagai material ceiling yang
memungkinkan untuk memenuhi segala macam jenis fungsi ruang
antara lain :
1) Untuk mencapai kesan alamiah, kayu, anyaman bambu, rotan,
dan lain-lain.
2) Untuk gaya klasikal, plat-plat gibs bermotif
3) Untuk mencapai kesan glamour, kaca (antique glass ceiling),
kain beludru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
4) Pada rumah-rumah sederhana, eternit polos (bermotif), tripleks
(multipleks), dan berbagai jenis softboard/akustik tile.
5) Pada bangunan-bangunan utilitas, beton exposed
6) Pada bangunan-bangunan umum, alumunium, fiber glass
sebagai skylight, kaca timah pada gereja-gereja.
(Pamudji Suptandar, 1999 : 166)
5. Furniture
Penyusunan furniture harus disesuaikan dengan kebutuhan
guna kenyamanan pemakai. Fungsi furniture tidak dapat dipisahkan
dengan faktor estetika. Dalam perencanaan kita harus mengetahui
terlebih dahulu jenis aktivitas, sehingga kita tahu bentuk furniture yang
akan dibuat terhadap luasan ruang, system pencahayaan, pemilihan
warna serta kondisi-kondisi lainnya.
Penyusunan furniture akan menimbulkan berbagai aspek yang
berhubungan dengan jenis aktivitas, fungsi, maupun segi-segi visual.
Semua ini memiliki kaitan antara aspek yang satu dengan aspek yang
lain. Setelah semua factor tersebut terperhatikan kemudian meningkat
pada tahap berikutnya yaitu bagaimana menerjemahkannya dalam
desain.
Desain furniture dibagi atas dua kategori :
1) Furniture yang berbentuk case (kotak) termasuk chest, meja tulis,
lemari buku dan kursi yang tidak mempunyai pelapis, tipe
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
furniture semacam ini di Indonesia masih dibuat dari kayu
walaupun bahan-bahan lain bertambah populer.
2) Furniture yang dilapisi, misalnya sofa, kursi-kursi yang
seluruhnya atau sebagian diberi pelapis termasuk perlengkapan-
perlengkapan tidur.
(Desain Interior, 1999 : 172)
6. Warna
Warna suatu unsur penting yang telah memberikan perannya
dalam kehidupan ini. Menurut Helen Graham (seorang dosen psikologi
di Keele University) dalam bukunya “Penyembuhan dengan Warna”,
warna adalah kebutuhan kita yang mendasar. Nenek moyang kita
menyadari hal ini, dan banyak tradisi penyembuhan kuno dari berbagai
kebudayaan mencerminkan adanya kesadaran ini. Penggunaan warna
dalam penyembuhan bukanlah hal yang baru. Sekarang bidang ini
disebut terapi warna, yang merupakan penemuan kembali dari
beberapa prinsip dan praktek yang sudah diketahui sejak zaman dahulu
kala. (Helen Graham, Penyembuhan Dengan Warna, 1998, hal 4).
Berikut ini beberapa efek psikologis yang dapat ditimbulkan
oleh warna yang dikemukakan oleh Helen Graham, Yaitu:
a. Merah
Memberi energi pada kaki, tungkai, pinggul, sendi pinggul,
dasar tulang punggung, prostate, testes, saluran kemih dan
kelamin.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Warna ini merangsang aktivitas fisik dan vitalitas,
perasaan-perasaan aman, stabil, percaya diri, dan
kehangatan.
Warna ini dapat digunakan pada benda-benda atau hal-hal
didalam ruang atau gedung dimana dibutuhkan aktivitas
fisik yang tinggi dan diruang bermain anak-anak.
Warna ini sebaiknya tidak digunakan pada anak-anak, dan
orang dewasa yang hiperaktif, yang menggunakan
kekerasan dan agresif, atau pada situasi kerja yang
menggunakan mesin-mesin yang bisa berbahaya dan
membutuhkan konsentrasi, ruang untuk membaca, atau
kamar tidur.
b. Oranye
Warna ini memberi energi pada hati, limpa, pancreas,
ginjal, dan kandung kemih. Warna ini merangsang
metabolisme, pencernaan, penghilangan racun, daya tahan
terhadp penyakit, energi-energi fisik dan emosi, seksualitas,
penampilan atlet dan selera fisik, mengatur keseimbangan
gula dan cairan didalam tubuh.
Warna ini dapat digunakan pada ruang bermain, ruang
latihan, sanggar tari, dan ruang olah raga, atau tempat
terjadi perkumpulan social.
Jangan menggunakan warna ini pada ruang-ruang istirahat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
b. Kuning
kuning memberi energi pada kelenjar adrenalin, system
saraf simpatik sehingga memberikan energi pada otot,
denyut jantung, pencernaan, dan peredaran darah.
Warna ini merangsang saluran pencernaan, aktivitas
mental, kejelasan mental, alasan lisan, dan kekuatan
kemauan.
Gunakan warna kuninga di ruang baca dan belajar, ruang
pertemuan social dan tempat dimana diperlukan
pembicaraan yang hidup, dan untuk dekorasiruang atau
gedung yang digunakan ole hank-anak yang mengalami
kesulitan belajar.
Jangan gunakan warna ini pada ank dan orang dewasa yang
hiperaktif, agresif, atau memiliki kelainan perilaku, dan
ruang istirahat.
c. Hijau
Memberi energi pada kelenjar timus, warna ini merangsang
jantung, paru-paru, bronchus, lengan, tangan, kulit,
peredaran darah sirkuler, dan system daya tahan tubuh.
Hijau menunjukkan perasaan yang positif, kasih saying,
dan kepekaan.
Gunakan warna ini pada setiap ruangan, bangunan, ruang
kerja, atau sanggar dimana dibutuhkan ketenangandan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
kedamaian, diperlukan kepekaan atau aktivitasnya
melibatkan sentuhan fisik, serta ruang-ruang istirahat.
Jangan digunakan pada ruang laboratorium atua ruang
dimana diperlukan pemikiran yang analistis, atau bagi
penderita penyakit auto-imunitas.
d. Biru langit
Memberi energi pada kelenjar tiroid sehingga memberi
energi pada metabolisme, pengendalian suhu tubuh. Warna
ini merangsang suara, ungkapan diri, komunikasi, tanggung
jawab pribadi, dan pendengaran.
Gunakan warna ini untuk kamar tidur, ruang istirahat,
klinik, setiap ruangan atau bangunan yang digunakanuntuk
prosedur klinik, penyimpan produk susu, penyimpanan
dingin, dan bagi mereka yang sedang menderita gangguan
insomnia dan mengalami syok.
Jangan gunakan warna ini pada anak atau orang dewasa
yang mengalami kedinginan atau menggigil, dan bagi
penderita kekurangan fungsi tiroid atau metabolisme yang
lambat.
e. Biru gelap atau indigo
Memberi energi pada kelenjar pineal. Warna ini
merangsang otak bagian bawah, system saraf pusat dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
system endokrin terutama hormone serotonin dan
melatonin, Karena itu biru gelap merangsang aktivitas
hormonal diseluruh tubuh, proses-proses yang tidak
disadari, imajinasi, pemahaman, naluri dan kemampuan
psikis atau paranormal.
Gunakan warna ini untuk ruang-ruang kontemplasi
(renungan) dan meditasi.
Jangan gunakan warna ini untuk ruang bermain atau pusat-
pusat aktivitas fisik.
f. Ungu atau violet
Memberikan energi pada kelenjar pituitary. Warna ini
merangsang otak bagian atas dan system saraf, kreativitas,
ilham, estetika (keindahan), kemampuan artistic, dan cita-
cita luhur.
Gunakan warna ini pada orang-orang yang ingin
mengilhami aktivitas artistic, estetik, imajinatif, dan
spiritualitas, memfasilitasi pemusatan perhatian yang jelas,
kesadaran dan meditasi, ruang-ruang teater, ruang kelas
anak-anak.
Jangan gunakan warna ini diruangan yang digunakan untuk
hiburan atau dimana kita menginginkan adanya
percakapan, atau diruangan dan bangunan yang ditinggali
oleh orang yang memiliki gangguan mental, terutama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
mereka yang menderita delusi (pikiran atau pandangan
yang tidak berdasar atau tidak rasional) atau
depersonalisasi (kehilangan rasa memiliki identitas pribadi)
atau kecenderungan untuk mengundurkan diri.
7. Interior Sistem
a. Pencahayaan
Ada 2 jenis pencahayaan, yaitu :
1) Pencahayaan alami
Pencahayaan alami adalah pencahayaan yang berasal
dari sinar matahari, sinar bulan, sinar api dan sumber-sumber
lain dari alam (fosfor). Sumber pencahayaan alami yang kita
gunakan dalam perancangan ruang dalam pada umumnya
dipakai pencahayaan sinar matahari.
Pencahayaan alami dapat dibedakan dalam dua
macam:
Pencahayaan langsung
berasal dari matahari/ secara langsung melalui atap/ vide,
jendela, gebting kaca dan lain-lain.
Pencahayaan tidak langsung
berasal dari sinar matahari secara tidak langsung. Sistem
pencahayaan tersebut banyak kita temui penggunaannya
dalam perancangan ruang dalam melalui skylight,
permainan bidang kaca dan lain-lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
2) Pencahayaan buatan
Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang berasal
dari cahaya buatan manusia. Misalnya cahaya lilin, sinar
lampu dan lain-lain.
Jenis-jenis pencahayaan dapat dibedakan menjadi lima
macam, yaitu :
Pencahayaan langsung
Adalah semua sinar yang langsung memancar dari
pusatnya ke arah objek yang disinari. Sistem tersebut
banyak menggunakan lampu-lampu sorot untuk
menyinari unsur-unsur dekorasi dalam ruang, dapur dan
toko-toko (etalase-etalase toko) dan juga lampu-lampu
meja/ lantai.
Pencahayaan tidak langsung
Adalah jika sumber pencahayaan disembunyikan dari
pendangan mata kita sehingga cahaya yang kita rasakan
adalah hasil pantulannya.
Pencahayaan setempat
Adalah pencahayaan yang diarahkan untuk menerangi ke
suatu tempat atau obyek.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Pencahayaan yang membias (diffused)
Adalah jika sinar yang memancar langsung dari
sumbernya terlebih dahulu melalui suatu bahan atau
material yang akan menyebarkan sinar tersebut dalam
area lebih besar dari sumbernya sendiri.
Pencahayaan khusus
Sistem pencahayaan khusus dibutuhkan untuk jenis
pekerjaan-pekerjaan tertentu. Misalnya pencahayaan di
ruang operasi, lampu sorot di ruang pameran, dan
sebagainya. (Pamudji Suptandar, 1999 )
Contoh sumber cahaya, antara lain adalah :
Lampu Pijar (Incandescent)
Lampu pijar terdiri dari 3 pokok, yaitu basis, filamen
(benang pijar) dan bola lampu. Besarnya aliran cahaya
yang dihasilkan oleh lampu pijar yang sedang menyala
tergantung pada suhu filamennya. Dengan memperbesar
input tenaga, suhu filamen meningkat, radiasi bergeser
ke arah gelombang cahaya lebih pendek dan lebih
banyak cahaya tampak lebih putih. Pengendalian lampu
pijar sebagai sumber cahaya umumnya dengan melapisi
bola lampu dengan maksud mendifusikan cahaya dan
diperoleh cahaya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Lampu halogen
Pada prinsipnya lampu halogen termasuk ke dalam
lampu pijar karena prinsip kerjanya mirip dengan lampu
pijar. Dengan daya yang sama dengan lampu pijar,
cahaya yang dihasilkan lampu halogen lebih terang dan
lebih putih dibandingkan dengan lampu pijar. Oleh
karena itu cahaya lampu halogen dapat memunculkan
warna asli dari objek yang dikenai cahaya.
Lampu Fluorecent
Bentuk lampu ini dapat berupa tabung maupun bola.
Lampu jenis ini merupakan salah satu pelepas listrik
yang berisi gas air raksa bertekanan rendah. Lampu
fluoresent generasi terbaru penggunaan listriknya
semakin efisien (mencapai 80 lumen per watt) dan
distribusi speltralnya (pancaran panjang gelombang
cahaya) mendekati grafik kepekaan mata, sehingga tidak
terjadi penyimpangan warna.
Lampu HID (Hide Intensity Discharge )
Cahaya dihasilkan oleh lecutan listrik melalui uap zat
logam. Lampu mercury menghasilkan cahaya dari
lecutan listrik dalam tabung kaca atau kuarsa berisi uap
merkuri bertekanan tinggi. Efikasinya antara 40-60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
lm/watt. Dibutuhkan waktu antara 3-8 menit untuk
menguapkan merkuri sebelum menghasilkan cahaya
maksimal. Karena hal itulah, disebut lampu metal halid
Lampu metal halide
Lampu metal halide menghasilkan cahaya putih dengan
kualitas warna yang baik dan terseedia dalam berbagai
ukuran. Lampu metal halide standar cenderung memiliki
temperatur warna dari 3700 hingga 4100K dan tampak
terlihat dingin dan sedikit kehijauan. Indeks penampilan
warnanya adalah 65 hingga 70. Lampu metal halide
standar khususnya digunakan dimana warna bukanlah
hal yang penting, seperti arena olahraga, tempat parkir,
pencahayaan taman, dan lampu sorot.
Lampu sodium
Dua jenis lampu sodium yaitu lampu sodium bertekanan
tinggi/ high-pressure sodium (HPS) dan lampu sodium
bertekanan rendah/ low-pressure sodium (LPS). Warna
cahaya lampu sodium cenderung kekuningan. Lampu
HPS menampilkan warna cahaya merah jambu keemasan
yang cenderung menciptakan ruang dengan warna yang
sangat coklat atau warna berkualitas rendah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Lampu uap merkuri
Lampu uap merkuri adalah jenis lampu yang lebih lama
dari jenis lampu lainnya yang tetap digunakan sebagai
lampu jalan dan lampu keamanan. Akan tetapi,
dibandingkan dengan lampu HID lainnya, lampu uap
merkuri relatif kurang dalam segi warna cahaya dan
efisiensi energi yang rendah. Lampu ini hampir tidak
pernah digunakan dalam konstruksi bangunan baru.
( Mark Karlen & James Benya, 2006 : 10)
Atribut yang paling penting dari pencahayaan pada
sebuah restoran/ cafe adalah kemampuan untuk menciptakan
karakter atau suasana. Tujuan ini biasanya berjalan
bersamaan dengan desain interior restoran/cafe, yang
seringkali cenderung mengekspresikan tema atau suasana
khusus. Pada restoran/ cafe bertema, kecenderungannya
adalah menggunakan banyak pencahayaan dekorasi bertema
seperti lentera, lampu gantung dan chandelier. Gaya masa
kini pada desain restoran/ cafe menggunakan chandelier
tradisional atau teknik pencahayaan eksotik lainnya dalam
desain yang disukai banyak orang.
( Mark Karlen & James Benya, 2006 : 106)
Pencahayaan di dalam merchandise shop merupakan
prioritas utama, karena merupakan salah satu unsur yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
dapat memberikan kesan menarik pada obyek yang
dipamerkan. Unsur pencahayaan pada display biasanya
menggunakan teknik pancahayaan yang dibuat-buat dan
memberikan efek yang dapat menambah suatu obyek yang
dipamerkan menjadi lebih indah. Untuk memberikan efek
yang menarik, maka pencahayaan buatan baik secara
langsung maupun tidak langsung di dalam ruang
menggunakan berbagai macam jenis lampu khusus.
Pemilihan lampu yang digunakan untuk pencahayaan
buatan di dalam merchandise shop sangat efektif, namun tidak
lepas dari standar penerangan yaitu cara penyinaran.
Macammacam cara pemasangan lampu sebagai berikut :
1) Pemakaian cahaya dengan lampu sorot terarah yang
mengarah ke bawah.
Gambar 2.14
Lampu Sorot Terarah Kebawah
Susunan lampu di atas digambarkan sebagai susunan
lampu yang teratur di langit-langit yang akan memberikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
kesan berbeda-beda sesuai dengan ruangan yang diberi
penerangan.
2) Pemakaian cahaya dengan lampu sorot dinding rel aliran
Gambar 2.15
Lampu Sorot Dinding Rel
Lampu di atas, dipasang terutama pada bagian ruang
pameran dan galeri. Penerangannya dibuat secara vertikal
sebesar 50 lux dan 300 lux yang harus dicapai sebagai
spesifikasi khusus di daerah pameran. Untuk pemilihan
lampunya, digunakan lampu pijar dan lampu bahan
bercahaya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
3) Pemasangan cahaya dengan lampu sorot rel aliran
Gambar 2.16
Wallwasher Lamp
Pada lampu sorot di atas, dipasang dengan sudut
penyinaran yang lebih disukai yaitu 10o, 30
o, 90
o (lampu
sorot) yang dilindungi IR dan UV serta memiliki filter
warna.
4) Pemasangan cahaya dengan memasukkan cahaya sesuai
dengan keinginan terhadap objek dan zona dinding, yaitu
dengan sudut 30o (optimum) dan 40
o. Pemasangan lampu
tersebut dapat dilihat gambar di (Ernst Neufert, 1996 : 131)
bawah ini, antara lain sebagai berikut :
Gambar 2.17
Customize Light
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
b. Penghawaan
Penghawaan merupakan faktor terpenting dalam proses
pergantian udara. Udara kotor dapat diganti dengan udara bersih
melalui pintu dan jendela. Tingkat kepuasan penghawaan dapat
dicapai dari proses mendinginkan udara mencapai temperatur dan
kelembaban distribusi udara dalam ruang dapat diperhatikan pada
tingkat keadaan yang diinginkan (John F. Pile, 1995, hal.414)
Jenis penghawaan berdasarkan sumbernya ada 2 macam,
yaitu :
1) Penghawaan Alami
Yaitu penghawaan yang bersumber dari alam (natural).
Penghawaan alami di dalam suatu ruangan maka harus
diperhatikan ventilasi silang, yang merupakan ventilasi
horizontal yang terbuka dari 2 arah yang berhadapan. Untuk itu
perlu direncanakan secara cermat dan baik agar penghawaan
alami yang dipergunakan ini sesuai dengan kebutuhan.
2) Penghawaan Buatan
Yaitu penghawaan yang dibuat dengan campur tangan
manusia. Penghawaan buatan diperlukan pada ruang serba guna
karena tidak memungkinkan perlubangan-perlubangan yang
dapat mengakibatkan kebocoran suara sehingga tercipta kondisi
akustik yang tidak baik. Penghawaan buatan dalam hal ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
adalah penghawaan Air Conditioner (AC) yang macamnya
terdiri dari :
Window Unit
yaitu AC yang digunakan pada ruang-ruang kecil dimana
sistem mekanisnya terdapat dalam suatu unit kompak
Split Unit
yaitu AC yang digunakan untuk 1 atau beberapa ruang.
Sedangkan kelengkapan untuk evaporator terpisah pada
tiap ruang
Central AC
yaitu AC yang digunakan untuk ruang luas dan
perlengkapan keseluruhannya terletak di luar ruangan,
kemudian didistribusikan ke ruang-ruang melalui ducting
dan berakhir dengan aliran diffuser
(Pamuji Suptandar, 1982, hal.85)
Penggunaan AC bertujuan menjaga temperatur,
kelembababn dan distribusi udara dalam ruangan dapat
dipertahankan pada tingkat keadaan yang diinginkan.
(John F. Pile, 1980, hal.414)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
c. Sistem Akustika
Akustika adalah cabang dari ilmu fisika yang menyelidiki
dan mempelajari penghasilan, pengendalian, penyampaian,
penerimaan, dan pengaruh bunyi. Sedang bunyi adalah gelombang
getaran-gataran mekanis dalam udara atau benda padat yang masih
bisa ditangkap oleh telinga manusia yang memiliki frekwensi antara
16-20.000 Hz.
Ruang yang baik adalah ruang yang sesuai menjawab
kebutuhannya dari salah satu faktornya adalah mengenai gangguan
seperti bsising, gema, gaung dan sebagainya. Penanganan gangguan
yang terjadi dalam ruang menjadikan menjadikan perlunya kualitas
akustik yang sebaik-baiknya. Akustik dapat mengatasi maslah
teknis yang berhubungan langsung dengan suatu desain interior,
antara lain tingkat bunyi yang berlebihan, perlindungan privasi
ruang, tingkat kejelasan pencakupan dengan latar belakang suara
dan pengadaan suara latar yang sesuai dengan situasi tertentu
(John F. Pile, 1980, hal. 421).
Tujuan dari akustik adalah meniadakan dan mengurangi
bunyi yang sifatnya mengganggu, kemudian mengatur sistem bunyi
tata suara agar bunyi yang dikehendaki terdengar jelas tanpa
gangguan, serta menjaga kontinuitas bunyi dan perambatannya
dalam ruang-ruang khusus yang menghendaki sistem akustik
spesifik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Dalam pengaturan penyebaran bunyi di dalam suatu ruang
terdapat 3 faktor yang harus diperhatikan yaitu :
1) Bunyi Langsung, yaitu bunyi yang berasal dari sumber suara
yang berjalan langsung mencapai pendengaran
2) Bunyi Pantul, yaitu bunyi yang berasal dari sumber suara yang
dalam pencapaian sebelum ke pendengaran, lebih dahulu
mengenai bidang pantul
3) Bunyi Serap, yaitu bunyi yang mengalami penyerapan karena
material absorbsi
(Prasasto Satwiko, 2004, hal.129)
Kualitas dan kuantitas suara dapat dipengaruhi oleh beberapa hal,
yaitu:
1) Permukaan pantul. Baik permukaan lantai, dinding, plafon, dan
benda-benda dalam ruang.
2) Konstruksi dan bahan bangunan.
3) Luas dan fungsi ruang.
4) Pengaruh lingkungan.
Untuk mengatasi suara yang tidak kita inginkan dapat
mengunakan peredam suara yaitu dengan cara menggunakan
perangkat alat untuk mengurangi arau menghambat getaran suara.
Saat ini cara yang paling efektif atau umum untuk meredam
kebisingan adalah dengan mencegat atau memutus perambatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
bunyi. Meskipun demikian baru-baru ini telah diketemukan
teknologi baru yang meredam bunyi justru dengan menimbulkan
bunyi lain.
Akustik Studio
Akustik studio membutuhkan perhatian khusus karena
sangat berpengaruh pada pembentukan ruang sehingga dapat
menghasilkan studio yang baik dalam bentuk layout, volume
ruang, maupun dalam penentuan material akustik yang dapat
menyesuaikan diri dengan peralatan dan persyaratan akustik
yang dituntut oleh masing-masing jenis kegiatan.
a. Batas-batas dan Persyaratan Kenikmatan Audio
Gambar 2.18
Daerah frekuensi yang dapat ditangkap indera dengar manusia.
Sumber : Fisika Bangunan I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Hubungan empiris antara volume ruang auditorium
, jumlah penyerapan oleh material bangunan dan kuantitas
waktu reverberant bunyi, yaitu :
RT = k (V/Sa)
Gambar 2.19
Gb. Reverberation time dengan volume aula
Sumber : Fisika Bangunan I
Dalam penanganan desain akustik dalam ruangan
ada beberapa faktor yang seharusnya diperhatikan untuk
mendapatkan kenyamanan akustik, diantaranya adalah :
1) Bentuk bidang pembatas ruang yaitu dinding, lantai
ataupun langit-langitnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
2) Bahan bidang pembatas ruang, terutama untuk
mengenal karakter bahan yang kita akan pergunakan
dalam ruang tersebut perlu untuk dimengerti. Secara
umum dibedakan :
Penyerapan nada-nada tinggi
Yaitu Bahan-bahan yang mengandung
banyak hawa udara atau berpori-pori- lembut.
Misalnya serabut gelas, serabut kayu, serabut
kelapa, bahan sintesisi berbentuk busa dan
sebagainya. Semakin berpori semakin ringanlah
bahan dan semakin bagus sebagai penyerap nada-
nada tinggi.
Penyerapan nada-nada menengah dan rendah
Penyerap nada-nada menengah dan rendah
(gelombang panjang) bekerja pada prinsip
pengubahan energi bunyi ke energi mekanis, yaitu
gerak getaran suatu selaput, membran atau pelat
yang relatif tipis tetapi padat dan karenanya bisa
bergetar secepat mungkin, sehingga banyak energi
bunyi diubah menjadi getaran selaput/resonator.
3) Memperhatikan metode konstruktif pemasangan bahan,
yaitu pemasangan pelat-pelat akustik yang tepat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
4) Isolasi dinding
a) Dinding berlapis tunggal
Dapat direncanakan dengan tergantung pada 3
faktor
Volume dinding dan beratnya
Jumlah pori-pori di dalamnya (kepadatan)
Kekakuan lentur
b) Dinding berlapis majemuk
Lazimnya terdiri dari 2 lapisan perantara di
tengahnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan
isolasi :
Kepadatan dan berat bahan setiap lapisan
Derajat kekakuan bahan dalam hubungan
dengan kemampuan resonansinya.
Jarak antara kedua lapisan
Lapisan udara diantaranya atau sifat kekauan
bahan lapisan tengah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Gambar 2.20
Dinding berlapis majemuk
Sumber : Yulvan, 2004
5) Perletakan Program Ruang
Pembagian zone bising dan tenang dalam
konsep perencanaan dan perancanagan arsitektur perlu
untuk menentukan perletakan program ruang ditinjau
dari tuntutan kegiatan yang diwadahi oleh ruang
tersebut.
d. Sistem Keamanan
Sistem pengamanan terhadap kegiatan yang berlangsung
menggunakan sistem sekuriti, CCTV ( Closed Circuit Television )
dan Heavy duty door contact (sensor yang dipasang pada pintu).
CCTV (Closed Circuit Television) adalah suatu alat yang berfungsi
untuk memonitor suatu ruang melalui layar televisi/monitor, yang
menampilkan gambar dari rekaman kamera yang dipasang pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
setiap sudut ruangan (biasanya tersembunyi) yang diinginkan oleh
bagian keamanan. Semua kegiatan dapat dimonitor di ruang khusus.
Pada sistem pengamanan terhadap fisik bangunan berupa
pengamanan terhadap bahaya kebakaran.
1) Sistem pengamanan terhadap bahaya kebakaran adalah :
a) Sistem pendeteksi awal
Smoke detektor. Alat ini bekerja bila suhu mencapai
700C.
Fire alarm sistem. Alarm yang otomatis akan berbunyi
jika ada api atau panas pada suhu 1350C - 160
0C
b) Fire estinguisher
c) Sprinkler
Penempatan titik – titik sprinkler harus disesuaikan dengan
standar yang berlaku dalam kebakaran ringan. Setiap
sprinkler dapat melayani luas area 10-20 m dengan
ketinggian ruang 3 m. Ada beberapa cara pemasangan
sprinkler seperti dipasang di bawah plafon atau di pasang
pada dinding. Kepala sprinkler yang dipasang dekat
dinding, harus mempunyai jarak tidak boleh lebih dari
2,25m dari dinding.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
d) Hidrant Kebakaran
Hidrant kebakaran adalah suatu alat untuk memadamkan
kebakaran yang sudah terjadi dengan menggunakan alat
baku air.
Gambar 2.21
Fire estinguisher dan Hidrant kebakaran
Sumber : www.webdesign.com
Dalam usaha memadamkan kebakaran selain api faktor
utama yang harus diperhatikan adalah asap. Untuk mancegah
mengalirnya asap kemana-mana diperlukan alat-alat seperti :
a) Fire damper
Alat untuk menutup pipa ducting yang mengalirkan udara
supaya asap dan api tidak menjalar kemana-mana. Alat ini
bekerja secara otomatis, kalau terjadi kebakaran akan segera
menutup pipa-pipa tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
b) Smoke & heat ventilating
Alat ini dipasang pada daerah-daerah yang menghubungkan
udara luar. Kalau terjadi kebakaran, asap yang timbul segera
dapat mengalir keluar, sehingga para petugas pemadam
kebakaran akan terhindar dari asap-asap tersebut.
c) Vent & exhaust
Dipasang di depan tangga kebakaran yang akan berfungsi
menghisap asap yang akan masuk pada tangga yang akan
dibuka pintunya. Dapat pula dipasang di dalam tangga, secara
otomatis berfungsi memasukkan udara untuk memberikan
tekanan pada udara di dalam ruang tangga.
Macam-macam system pemadaman yaitu sebagai berikut:
a) Penguraian, yaitu memisahkan atau menjauhkan benda-benda
yang dapat terbakar.
b) Pendinginan, yaitu penyemprotan air pada benda-benda yang
terbakar.
c) Isolasi atau lokalisasi, yaitu dengan cara menyemprotkan bahan
kimia CO2.
Blasting affect system, yaitu dengan cara memberikan tekanan
yang tinggi, misalnya dengan jalan meledakkan bahan peledak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
2) Sistem keamanan dari ancaman kejahatan manusia
Sistem keamanan dari ancaman kejahatan manusia (pencurian)
diterapkan dengan :
Sistem sekuriti
CCTV (Close Circuit Television) dan CCTV putar
Heavy duty door contact (sensor yang dipasang pada
pintu).
Signal sensor
Infrared camera
Metal detector, dll
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
BAB III
STUDI LAPANGAN
1. STUDI SISTEM GALLERY
a. Ruang Emas Museum Nasional Indonesia
Lokasi
Museum Nasional Indonesia. Jl. Merdeka Barat No 12, Jakarta
Pusat.
Gambar 3.1
Gambar Foto Museum Nasional Indonesia
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2011
Deskripsi
Studi lapangan Ruang Emas Museum Nasional Indonesia dilakukan
untuk mengamati system display koleksi, system pencahayaan
terhadap koleksi dan system keamanan koleksi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
Gambar 3.2
Main Entrace yang dilenkapi dengan metal detector
Sumber : R. Emas Arkeologi, Dokumentasi Pribadi, 2011
Gambar 3.3
Penggunaan track lamp untuk backdrop
Sumber : R. Emas Arkeologi, Dokumentasi Pribadi, 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Gambar 3.4
Sistem display koleksi memanfaatkan tempered glass 10mm
Sumber : R. Emas Arkeologi, Dokumentasi Pribadi, 2011
Gambar 3.5
Penggunaan hidden halogen lamp pada vitrin
Sumber : R. Emas Arkeologi, Dokumentasi Pribadi, 2011
Gambar 3.6
Sistem keamanan dan pencahayaan pada ceiling
Sumber : R. Emas Arkeologi, Dokumentasi Pribadi, 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
b. Gallery Nike Ardilla - Bandung
Lokasi
Gallery Museum Nike Ardilla beralamatkan di komplek
Aria Graha, Jl Aria Utama No.5 (Samping LOTTE mart/MAKRO)
Soekarno Hatta Bandung 40292. No tlp 0227531454/ 02269542000.
Gambar 3.7
Fasade Gallery – Museum Nike Ardilla Bandung
(www.museum_nike_ardilla_blogspot.co.id, 27 Oktober 2011)
Deskripsi
Gallery – Museum Nike Ardilla berdiri atas prakarsa Fan's
Nike Ardilla yang tergabung dalam NAFC ( Nike Ardilla Fan's
Club ) mengajukan permohonan kepada Keluarga Nike Ardilla
untuk dibuatkan sebuah Ruangan yang menampilkan Barang barang
milik Alm Nike Ardilla yang akhirnya diresmikan pada 27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
Desember 1996 bersamaan dengan peluncuran buku Biografi Nike
Ardilla.
Fasilitas
Gallery Nike Ardilla memiliki beberapa fasilitas menarik
yakni museum yang menyimpan semua barang milik Nike Ardilla,
kumpulan kaset dan album, foto perjalanan hidup Nike Ardilla
hingga dekorasi interior kamar Nike Ardilla. Selain museum,
Gallery ini juga menyediakan souvenir shop yang menjual segala
pernak-pernik yang berhubungan dengan Nike ardilla, terdapat juga
saung milik keluarga dengan tema kembali ke alam.
Gambar 3.8
Display memorabilia – Museum Nike Ardilla Bandung
(www.museum_nike_ardilla_blogspot.co.id, 27 Oktober 2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
Gambar 3.9
Display memorabilia – Museum Nike Ardilla Bandung
(www.museum_nike_ardilla_blogspot.co.id, 27 Oktober 2011)
Gambar 3.10
Display Dekorasi Kamar Nike – Museum Nike Ardilla Bandung
(www.museum_nike_ardilla_blogspot.co.id, 27 Oktober 2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
Gambar 3.11
Interior Cafe – Museum Nike Ardilla Bandung
(www.museum_nike_ardilla_blogspot.co.id, 27 Oktober 2011)
2. STUDI SISTEM CAFE
a. Solaria, Solo Square
Lokasi
Solaria beralamatkan di Blok Lantai II, Solo Square Mall,
Solo.
Deskripsi
Solaria merupakan sebuah cozy cafe dengan menu oriental
– indonesia yang mulai berkembang dan memiliki banyak cabang
yang tersebar di beberapa mall besar di Indonesia. beralamatkan di
olaria memiliki keunikan karena memiliki ciri khas interior warna
ungu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
Gambar 3.12
Wall Treatment pada dinding dining area
Sumber : Solaria, Dokumentasi Pribadi, 2011
Gambar 3.13
Pemanfaatan indirect lamp pada wall treatment
Sumber : Solaria, Dokumentasi Pribadi, 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
Gambar 3.14
Ceiling treatment
Sumber : Solaria, Dokumentasi Pribadi, 2011
b. The Rock Café, Bar and Club Bandung
Lokasi
The Rock Café di Hotel Topaz Bandung, Jalan Dr
Djundjunan, Bandung, Jawa Barat. Email :
Deskripsi
The Rock Cafe adalah sebuah cafe milik musisi yang
terkenal genius dalam bermusik yakni Ahmad Dhani, sebagai
tempat berkumpul para fans Republik Cinta Management. Cafe
yang kental dengan nuansa hitam dan merah ini memiliki
berbagai fasilitas hiburan yang bagus untuk sharing musik,
terutama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
musik rock. Sesuai namanya, The Rock Cafe, Bar and Club ini
sangat mengesankan tema "ROCK". Dengan aksen warna hitam
dan merah (sama dengan warna andalan
DEWA) cafe ini terbalut soundproof yang canggih.
Fasilitas
Cafe dengan perpaduan warna hitam dan merah yang
bertemakan musik Rock Modern ini memiliki fasilitas yang
kompleks sebagai tempat hiburan yakni live stage perform,
lounge, bar dan memorabilia corner yang mengisahkan
perjalanan karir musik Ahmad Dhani dan Republik Cinta
Management.
Gambar 3.15
Interior The Rock Café, Bar and Club Bandung
(www.therockcafe.co.id, 27 Oktober 2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
Gambar 3.16
Interior Live Stage The Rock Café, Bar and Club Bandung
(www.therockcafe.co.id, 27 Oktober 2011)
Gambar 3.17
Interior Bar The Rock Café, Bar and Club Bandung
(www.therockcafe.co.id, 27 Oktober 2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
Gambar 3.18
Interior Lounge The Rock Café, Bar and Club Bandung
(www.therockcafe.co.id, 27 Oktober 2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
123
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Chrisye Music Center adalah pusat rekreasi informasi dan
entertainment dengan fasilitas dan sarana yang kompleks meliputi
Gallery, Souvenir Store, Live Music Cafe dan Karaoke bagi para
penikmat musik Chrisye yang dibalut nuansa interior modern dengan
memunculkan atmosfer genre pop romantic yang diambil dari nuansa
cuplikan film Chrisye yang memoriable sehingga pengunjung dapat
bernostalgia pada masa-masa munculnya musik Chrisye seperti sebuah
kutipan Inggris ‘a place and song can totally bring back a whole lot of
memories’.
Film yang dipilih adalah “Badai Pastai Berlalu”, diaplikasikan
sebagai ide gagasan pencipta atmosfer interior Lobby dan Souvenir
Store. Film “Gita Cinta Dari SMA” diaplikasikan sebagai ide gagasan
pencipta atmosfer interior Gallery ( Music Gallery, Library dan Movie
Theater). Film “Puspa Indah Taman Hati” diaplikasikan sebagai ide
gagasan pencipta atmosfer interior Live Music Cafe dan Karaoke.
Konsep tersebut dirancang sebagai wujud apresiasi bagi Chrisye
selaku Legend musik pop Indonesia.
Site plan Chrisye Music Center akan diasumsikan di Jakarta
tepatnya di Menara Indosat, Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Lokasi ini
berada di perempatan Jl. K. H. Wahid Hasyim dipilih karena sangat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
124
strategis dan erat sebagai kawasan wisata turis domestik maupun
mancanegara karena berdekatan dengan Bundaran Hotel Indonesia,
pusat perbelanjaan Plaza Indonesia dan Grand Indonesia, simpang
Monas dan Museum Nasional Indonesia. Selain itu ditinjau dari aspek
regional, Jakarta Pusat memiliki siklus peluang bisnis yang tinggi,
terdapat banyak pelaku industri musik, artis maupun penyanyi yang
memungkinkan akan memanfaatkan Chrisye Music Center sebagai
referensi rekreasi mengenai musik. Selain itu keluarga dan fans club
Chrisye tercatat terbanyak terdapat di Jakarta.
B. SARAN
Desain Interior Chrisye Music Center ini diharapkan mampu
memberikan manfaat bagi para pembaca pada umumnya serta dapat
dijadikan sebagai tolak ukur ataupun pertimbagan-pertimbangan dalam
meningkatkan perkembangan apresiasi desain interior.
Top Related