Chapter 4
Conclusion and Recommendation
This chapter is about the summary of the activities during the internship, and
some recommendations that are relevant to the results and experiences form the
internship.
Conclusion
The writer’s main activity during the internship was making media promotions,
booklets and leaflets in English. In making the first media promotion, booklets, the
writer did some steps; translating introduction part, taking photographs of animals,
facilities, kiosks and Taman Gesang, making template of the booklet, making
descriptive texts about animals, and designing the booklet. During translating activity,
the writer met some difficult words or sentences to translate especially on the opening
speech of introduction part. However, the writer could translate those difficult sentences
by looking for the meaning in online dictionary, looking for some references in the
Internet, and asking to the internship supervisor. The second media that the writer made
was leaflet. There was only one step needed to make the leaflet namely translating the
leaflet from Indonesian into English. The writer decided to use the leaflet’s design in
Indonesian which has been made by the Marketing Division of Taman Satwa Taru
Jurug because to make the time more efficient. Another reason is because the writer
focused on designing the booklets which needed extra time and had many steps to do.
Overall, the internship activities that the writer did was succesful enough even
though there were some obstacles during the process of the internship activities. The
level of relevancy between the courses that the writer got in the class with the skills that
the writer need for doing the internship activities is high because mostly the internship
activities that the writer did used English skills especially writing and translation skills.
Recommendation
There are some recommendations from the writer among others are;
1. Perusahaan Daerah Taman Satwa Taru Jurug Surakarta needs to fix the wi-fi
connection because some activities that the writer did needed an Internet
connection to look for articles in the Internet.
2. English Diploma Program needs to give some information about the
institutions that can be appropriate places to do an internship relating to
English skills. Therefore, the students of English Diploma Program can
contact those institution directly and soon can conduct an internship.
3. Before conducting an internship, English Diploma Students should enhance
their English skills, especially writing skill because the writer found that most
of English Diploma Students having problems in grammar.
References
Articles / Files;
(N.A).2015.Struktur Organisasi dan Tata Kerja 2015
(N.A).2015.Struktur Organisasi
(N.A).2016.Sejarah Taman Satwa Taru Jurug Surakarta
Appendices
1. Materials for Booklets
a. Introduction / Pendahluan
Taman Satwa Taru Jurug adalah salah satu tujuan wisata di Kota Solo
untuk wisatawan lokal dan luar negeri dan kebun binatang ini adalah satu-
satunya kebun binatang edukasi bagi warga Kota Solo dan kota disekitarnya.
Anak-anak dapat melakukan aktivitas yang menarik seperti; mempelajari tentang
berbagai macam satwa dan bersatu dengan alam sehingga mereka memiliki
mood yang baik untuk belajar. Ketika Anda mengunjungi Taman Satwa Taru
Jurug, Anda dapat menikmati alam dengan berbagai macam wahana. Terdapat
beberapa wahana di Taman Satwa Taru Jurug seperti; flying fox, bersepeda
keliling kebun binatang,outbond, onta tunggang, gajah tunggang, memberi
makan hewan, dan lain-lain.
Taman Satwa Taru Jurug tidak hanya menarik untuk anak-anak tetapi
juga untuk orang dewasa terutama turis luar negeri. Para pengunjung dapat
menikmati suasana sekitar, mengetahui satwa-satwa dari seluruh penjuru
Indonesia, menjelajahi Taman Gesang & Petilasan Labuh, Sungai Bengawan
Solo, mendapatkan souvenir eksklusif dari solo dan cinderamata dari Taman
Satwa Taru Jurug yang tersedia di setiap toko souvenir di sekitar kebun
binatang.
b. Greeting / Kata Sambutan
Salam lestari,
Selamat datang di Taman Satwa Taru Jurug.
Taman Satwa Taru Jurug Surakarta adalah sebuah taman seluas 13,9 hektar dan
rumah bagi 270 satwa atau lebih yang diselimuti oleh lebih dari 5.000 tanaman
yang membuat lingkungan terasa nyaman dan segar.
Taman Satwa Taru Jurug Surakarta dibangun pada 1976 dan telah mengalami
fase yang menggugah empati dari artistik Taman Satwa Taru Jurug. Kebun
binatang in sangat eksploratif sebagai Konservasi, Pendidikan, dan Rekreasi.
Dalam perjalanan ini, Perusahaan Daerah Taman Satwa Taru Jurug Surakarta
dengan tujuan meraih tujuan pengelolaan, yang berarti membangun kembali dan
mengembangkan Taman Satwa Taru Jurug.
Area Taman Satwa Taru Jurug Surakarta akan menjadi taman rekreasi dan ruang
terbuka hijau yang mendukung fungsinya sebagai tempat perlindungan dan
konservasi tumbuhan, tempat perlindungan hewan, mendukung pendidikan dan
tempat rekreasi yang menghibur dengan kualitas tinggi dan layanan pariwisata
yang menarik.
c. Short Profile of Taman Satwa Taru Jurug Surakarta / Profil Taman Satwa Taru
Jurug Surakarta
Taman Satwa Taru Jurug Surakarta (TSTJ) merupakan salah satu taman
rekreasi yang berada di Kota Surakarta, yang terletak dilereng pegunungan
Lawu dan pegunungan Merapi dengan ketinggian sekitar 92 m di atas
permukaan air laut. Dengan luas sekitar 44 Km², Kota Surakarta terletak
11045'15"-11045'35" Bujur Timur dan 70'36"-70'56" Lintang selatan dan
didirikan tahun 1975 yang dikelola oleh PT. Bengawan Permai.
Kebun Binatang Sriwedari yang lebih dikenal dengan sebutan “Kebun
Rojo“; didirikan Sri Susuhunan Paku Buwono X pada tanggal 20 Dal 1381 atau
tanggal 17 Juli 1901 dan merupakan Kebun Binatang tertua, Pada tahun 1983
dipindahkan ke Taman Satwa Taru Jurug Surakarta (TSTJ) dan dikelola oleh PT
Bengawan Permai. Perusahaan tersebut telah mengelola Taman Jurug selama
beberapa tahun, tetapi kemudian perusahaan tersebut bangkrut pada 1986 dan
kemudian taman tersebut diserah terimakan kepada Pemerintah Kota Surakarta.
Kemudian, Pemerintah Kota Surakarta meminta Dinas Pariwisata untuk
mengelola Taman Jurug dan taman tersebut dilegalkan perijinannya pada 1986.
Dinas Pariwisata memutuskan untuk membentuk “Yayasan Bina Satwa Taru
Jurug” yang diganti namanya menjadi Taman Satwa Taru Jurug setelah
beberapa periode. TSTJ telah mengalami banyak perpindahan pengelolaan
hingga akhirnya secara resmi dikelola oleh Pemerintah Kota Surakarta dan
namanya berubah menjadi Perusahaan Daerah Taman Satwa Taru Jurug
Surakarta pada 2011 hingga sekarang. Lokasi terbaru dari Taman Satwa Taru
Jurug Surakarta adalah di Jalan Ir. Sutami 109 Surakarta dan memiliki luas
sekitar 44 kilometer persegi.
d. Vision and Mission of Perusahaan Daerah Taman Satwa Taru Jurug Surakarta
/ Visi dan Misi PD. TSTJ Surakarta
Visi :
Terwujudnya Taman Wisata Berbasis Konservasi, Pendidikan, Budaya, dan
Rekreasi yang Mempunyai Kemanfaatan, Daya Tarik, dan Nilai Ekonomis
Tinggi.
Misi :
1. Menyediakan Taman Wisata Berbasis Konservasi Flora, Fauna, dan
Lingkungan Hidup;
2. MenyediakanTempat Rekreasi Edukatif (Education Entertainment), Jasa-Jasa
Hiburan dan Kepariwisataan;
3. Mengembangkan Aspek Sosial dan Budaya;
4. Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang Berkualitas yang Ditopang oleh
Penerapan Tata Kelola Konservasi dan Tata Kelola Perusahaan yang Baik
5. Mengembangkan Kerjasama dan Kemitraan dalam Pengembangan UsahaWisata;
6. Mengembangkan Pemasaran yang efektif.
e. Animals Description / Deskripsi Satwa
1. Burung Kakaktua Jambul Kuning – Database of Taman Satwa Taru Jurug
Burung Kakaktua ini terancam karena orang-orang banyak memburunya dan
menjualnya karena keindahannya. Burung ini memiliki jambul yang
berwarna kuning di kepalanya. Burung ini memakan biji-bijian, buah-buahan
dan serangga. Habitat dari Burung Kakaktua Jambul Kuning ada di Sulawesi
dan Nusa Tenggara.
2. Burung Kakaktua Seram – Database of Taman Satwa Taru Jurug
Burung Kakaktua ini memiliki ciri-ciri seperti memiliki ukuran tubuh yang
lebih besar dari burung kakaktua lainnya dan memiliki jambul merah di
kepalanya dengan bulu hitam di seluruh tubuhnya. Mereka memakan biji-
bijian, buah-buahan dan serangga. Habitat Burung Kakaktua Seram berada
di Irian Jaya dan Australia Utara.
3. Elang Brontok – Database of Taman Satwa Taru Jurug Surakarta
Elang Brontok memiliki ciri-ciri seperti bulu yang berwarna cokelat dengan
garis horisontal berwana hitam di sayap dan ekor yang terlihat jelas ketika
dia terbang. Terdapat bintik-bintik di lehernya dan bulu berwarna cokelat di
dada dan perutnya. Elang Brontok muda memiliki bulu yang berwarna pucat.
4. Baboon – Database of Taman Satwa Taru Jurug
Baboon adalah hewan yang berukuran sedang hingga besar yang termasuk
dalam Monyet Tua di Dunia yang habitatnya dapat ditemukan di seluruh
penjuru Afrika dan sebagian di daerah Arab. Hewan yang berbuluabu-abu ini
adalah pemakan tumbuhan atau herbivora. Terdapat satu ekor Baboon di
Jurug.
5. Monyet Ekor Panjang – Database of Taman Satwa Taru Jurug Surakarta
Monyet Ekor Panjang adalah hewan primata. Warna bulu dari monyet ekor
panjang ini cenderung abu-abu kecokelatan dan cokelat kemerahan.
Wajahnya berwarna abu-abu kecokelatan dengan ditumbuhi kumis. Matanya
melihat ke depan seperti penglihatan pada teropong. Hidungnya datar dan
lubang hidungnya sempit yang saling berdekatan. Terdapat 7 ekor monyet
ekor panjang di Jurug.
6. Wau-wau – Database of Taman Satwa Taru Jurug Surakarta
Hewan primata endemik Jawa ini adalah spesies yang hampir terancam
punah karena keberadaan mereka yang selalu menjadi hewan buruan,
diperjual belikan dan dijadikan hewan peliharaan. Tubuh wau-wau ditutupi
oleh bulu yang berwarna abu-abu dan warna hitam di wajahnya. Hewan ini
adalah hewan yang sangat aktif yang sangat suka berayun-ayun. Terdapat 4
wau-wau di Jurug.
7. Gibbon – Database of Taman Satwa Taru Jurug Surakarta
Gibbon adalah seekor primata. Hampir seluruh tubuhnya ditumbuhi oleh
bulu. Bulunya berwarna hitam dan terdiri dari bulu-bulu yang panjang.
Wajahnya menyerupai hewan primata lainnya, tetapi dapat dibedakan
dengan kantong tenggorokan yang besar dan berwarna abu-abu atau merah
jambu. Kantong tenggorokan ini digunakan untuk berkomunikasi dengan
para Gibbon lainnya. Suara yang dihasilkan dapat menyerupai suara ledakan
yang keras atau gonggongan, dan akan digunakan untuk melindungi
teritorinya / daerah kekuasaannya. Terdapat 3 ekor Gibbon di Jurug.
8. Banteng – www.gembiralokazoo.com
Banteng terlihat seperti sapi. Banteng betina memiiki memiliki bulu dan
kulit yang berwarna cokelat kemerahan. Banteng jantan memiliki bulu dan
kulit berwarna hitam. Banteng jantan memiiki tnduk yang menghadap keatas
atau menhadap ke depan, sedangkan hampir semua banteng betina memiliki
tanduk yang menghadap ke belakang. Banteng adalah herbivora. Hewan ini
dapat ditemukan di Pulau Jawa.
9. Kuda – www.gembiralokazoo.com
Kuda adalah hewan besar berkaki empat yang biasa dikendarai oleh manusia
atau digunakan untuk membawa barang-barang atau digunakan untuk
menarik gerobak. Terdapat 5 ekor kuda di Jurug dan salah satu dari mereka
adalah kuda mini. Kuda mini memiliki tubuh yang pendek, gemuk, berasal
dari keturunan yang cerdas dengan bulu yang tebal seperti mantel.
10. Rusa Tutul – Database of Taman Satwa Taru Jurug
Rusa ini memiliki ciri-ciri seperti ekor yang pendek dan bulu pendek
berwarna cokelat kemerahan yang tipis dengan bintik-bintik putih di
tubuhnya. Rusa jantan memiliki tanduk yang digunakan untuk menunjukkan
kekuatan dan dominasinya. Rusa tutul adalah herbivora yang memakan
rumput dan sayuran. Rusa tutul dapat ditemukan di berbagai negara seperti;
India, Bangladesh, Nepal dan Srilanka.
11. Gajah – Database of Taman Satwa Taru Jurug
Hewan mamalia besar berwarna abu-abu yang memiliki belalai yang
digunakan untuk mengambil benda ini adalah seekor herbivora. Gajah
adalah mamalia hidup terbesar di dunia. Jurug memiliki 2 jenis gajah; Gajah
Afrika dan Gajah Asia. Baik gajah Afrika jantan dan betina memiliki gading.
Mereka menggunakan gadingnya untuk menggali dan menemukan makanan.
Di Jurug terdapat seekor gajah yang menjadi perhatian pengunjung yang
bernama Manohara.
12. Angsa – Database of Taman Satwa Taru Jurug Surakarta
Angsa adalah hewan yang berukuran sedang hingga besar yang dapat
ditemukan di Eropa, Asia dan Amerika Utara. Terdapat 29 spesies angsa
yang diketahui di seluruh dunia. Burung pemangsa segala ini biasanya
memakan serangga, ikan kecil dan plankton di air.
13. Onta - Database of Taman Satwa Taru Jurug
Onta adalah sejenis hewan gurun pasir yang memiliki tubuh yang besar dan
kuat. Hewan ini dapat ditemukan di dataran kering dan gurun pasir di Asia
dan Africa Utara. Onta adalah hewan herbivora dan dapat melakukan
perjalanan yang jauh tanpa makan dan minum sama sekali di tengah gurun
pasir yang panas. Terdapat 5 ekor onta di Jurug.
14. Harimau – Database of Taman Satwa Taru Jurug
Harimau adalah seekor karnivora yang memiliki bulu bermotif garis-garis
berwarna oranye dan hitam. Harimau hidup di Asia, subspesies yang lebih
besar terdapat di bagian utara dan subspesies yang lebih kecil terdapat di
bagian selatan, salah satunya hidup di Indonesia.
15. Orangutan – Database of Taman Satwa Taru Jurug
Primata pemakan tumbuhan ini adalah primata yang istimewa karena
memiliki DNA yang 90% mirip dengan manusia. Orangutan menghabiskan
sebagian besar waktunya di atas pohon. Sayangnya, binatang ini terancam
punah karena mereka kehilangan habitat dan para pemburu masih
membunuh, memelihara dan menjual orangutan ke luar negeri.
f. Taman Gesang’s Short Description / Deskripsi Pendek Taman Gesang
Taman ini dibuat untuk didedikasikan kepada Gesang, legenda penyanyi
keroncong dari Solo. Disana terdapat beberapa bangunan seperti; panggung
mini, podium dan kamar kecil. Disana juga terdapat patung Gesang. Taman ini
dibangun pada 1993 oleh Perkumpulan Penggemar Gesang dari Jepang.
2.
Top Related