• Tumor ganas derah leher & kepala
• Karsinoma nasofaring tumor ganas yg tumbuh di daerah nasofaring dg predileksi di fosa rossenmuller dan atap nasofaring.
• Etiologi :– masih belum diketahui dengan pasti, tetapi
kemungkinan besar penyebabnya adalah virus Epstein Barr ditambah pengaruh lingkungan dan faktor genetik
Faktor Predisposisi
• Jenis kelamin lebih sering ditemukan pd laki2
• Faktor lingkungan iritasi bhn kimia, asap sejenis kayu ttt.
• Faktor genetik
• Golongan sosial ekonomi rendah ini jg menyangkut keadaan lingkungan & kebiasaan hdp.
Gejala & Tanda
• Terdiri dari 4 gejala & tanda :– 1. Gejala nasofaring
– 2. gejala telinga
– 3. Gejala saraf & mata
– 4. Gejala ato metastasis leher
• Gejala nasofaring :– Epistaksis ringan – Pilek – Sumbatan hidung
• Gejala telinga karna tmpnya dkt tuba eustachius :– Tinitus– Rasa tdk nyaman di telinga sampai nyeri di
telinga (otalgia).
• Gejala saraf & mata :– Penjalaran ke foramen laserum NK III, IV,
VI, & V yg dapat menyebabkan :• Diplopia• Parestesia daerah pipi• Neuralgia trigerminal• Paralisis arkus faring
• Gejala & metastasis leher :– Benjolan di leher
Diagnosis
ANAMNESIS1. Telinga• Oklusi tuba, tuli konduksi• Otitis media serosa s/d perforasi2. Hidung• Epistaksis ringan• Hidung tersumbat• Pilek3. Neurologi• Diplopia, rasa baal di pipi N III,IV,V,VI (Sindroma
petrosfenoid)• N IX,X,XI,XII (Sindroma retroparotidian)4. Pembesaran kelenjar limfe leher• Tampak benjolan pembesaran getah bening leher
Pemeriksaan Fisik
• Inspeksi
• Palpasi
• Pemeriksaan Neurologi
• Diagnosis pasti– Biopsi dari hidung– Biopsi dari mulut– Biopdi eksplorasi
Diagnosa
• Px.Lab darah, fungsi hati n ginjal u/ tahu apa ada metastasis apa tdk.
• Px penunjang– Foto tengkorak anteroposterior, lateral
menunjukan massa jar lunak di daerah nasofaring.
– CT-Scan kepala & leher shg tumor yg t’sembunyi pun tdk sulit di lihat.
– Px serologi IgA anti EA dan IgA anti VCA u/ infeksi virus E-B.
– Biopsi nasofaring dari hidung
dari mulut– Pengerokan dg kuret daerah lateral nasofaring
dlm narkosis.
Histopatologi
• Disetujui o/ WHO ada 3 bentuk karsinoma yaitu :– Karsinoma sel skuamosa (berkeratinisasi)– Karsinoma tdk berkeratinisasi– Karsinoma tdk berdiferensiasi
Klasifikasi
• WHO 1978– 1. Tipe 1 : Karsinoma sel skuamosa dengan
berkeratinisasi– 2. Tipe 2 : Karsinoma sel skuamosa tanpa
keratinisasi– 3. Tipe 3 : Karsinoma tanpa diferensiasi
Stadium
• Dipakai sistem TNM (2002) :
• T : tumor primer– T0 : tidak tampak tumor – T1 : tumor t’batas di nasofaring– T2 : Tumor meluas ke jar lunak
• T2a : perluasan ke orofaring &/ r.hidung tanpa perluasan ke parafaring
• T2b : Disertai perluasan ke parafaring
– T 3 : Tumor m’invasi struktur tulang &/ sinus paranasal
– T4 : Tumor dg perluasan intrakranial &/ t’dpt keterlibatan saraf kranial, fossa infratemporal, hipofaring, orbita, ato ruang mastikator.
• N : Pembesaran KGB regional– NX : Pembesaran KGB tdk dpt dinilai.– N0 : tdk ada pembesaran– N1 : metastasis KGB unilateral, dg ukuran
t’bsr krg ato sama dg 6 cm, di atas fossa supraklavikula.
– N2 : Metastasis KGB bilateral, dg ukuran t’besar < / = 6cm, di atas supraklavikula
– N3 : Metastasis KGB bilateral dg ukuran > 6cm, ato t’letak didlm fossa supraklavikula• N3a : ukuran lbh dari 6 cm• N3b : di dlm fossa supraklavikula
• M : metastasis jauh– Mx : metastasis jauh tdk dapat dinilai– M0 : Tdk ada metastasis jauh– M1 : t’dpt metastasis jauh
Stadium 0 T1s N0 M0
Stadium I T1 N0 M0
StadiumIIA T2a N0 M0
StadiumIIB T1
T2a
T2b
N1
N1
N0,N1
M0
M0
M0
StadiumIII T1
T2a,T2b
T3
T4
N2
N2
N2
N2
M0
M0
M0
M0
Penatalaksanaan
• Radioterapi
• Kemoterapi
• Pembedahan
• Kombinasi dengan radioterapi
- Radioterapi dan Operasi
- Radioterapi dan kemoterapi/sitostatik
Penatalaksanaan
• Stadium I radioterapi
• Stadium II & III kemoradiasi
• Stadium IV dg N<6cm : kemoradiasi
• Stadium IV dgn N > 6cm : kemoterapi dosis penuh dilanjutkan kemoradiasi
Terapi
• Radioterapi msh merupakan p’obatan utama & ditekankan dg p’gunaan megavoltage & p’aturan dg komputer.
• P’obatan diseksi leher radikal dilakukan thd benjolan di leher yg tdk m’hilang pd penyinaran ato timbul kembali setelah penyinaran selesai, ttp dg syarat tumor induknya sdh hilang yg telah d’buktikan dg Px serologi n radiologik serta tdk ada metastasis jauh.
Perawatan Paliatif
• Pd p’obatan radiasi – Mulut rasa kering mkn byk kuah, m’bw
minum, makan yg asam u/m’ransang keluarnya liur.
• Diindikasikan thdp pengurangan rasa nyeri, mengontrol gejala n perpanjangan usia.
Follow Up
• Kekambuhan tersering dari 5 tahun, 5 – 15% kekambuhan seringkali tjd antara 5 – 10 th.
• Sehingga pasien perlu follow up setidknya 10 th setelah terapi.
Prognosa
• Prognosa ditentukan dari Dx dininya
• Stadium I 76,9%
• Stadium II 56%
• Stadium III 38,4%
• Stadium IV 16,4%
Pencegahan
• Vaksinasi pd penduduk yg tinggal di tmp risiko tinggi
• Migrasi dari tmp yg risiko tgg ke tmp lain
• Penerangan akan kebiasaan hidup.