7/22/2019 Buletin Prasasti FSDL
1/28
SASTRA - OPINI - KOLOM - RESENSI
GALERI - MEDIKAL
PERANPONDOK PESANTRENDI ERAGLOBALISASI
PrasastirasastiMerajut Ukhuwah Gapai Prestasi
KIPRAH SANG KIAI
ENTERPRENEUR
AKTUALITA-LINTAS FSDL
RILEKS-KEPONDOKKAN
7/22/2019 Buletin Prasasti FSDL
2/28
Salam Redaksi ....Muhammad Zidni Ilmi
Opini ...........................Mabda Dzikara
Kolom ........................Hanifah Jamil
Resensi ....................
Aditya Andika
Medikal ....................Teresna Muntaha
Biografi ....................KH. Soleh Rosyad S.Ag M.M
1
2
4
6
7
11
Galeri .......................Syaiful Anwar
Aktualita ..................Rahmatullah Ibnu Jalil L.c, Dipl
Lintas FSDL .........Ade Reza Muhammad
Kepondokan ...........Difla Nabila
Sastra .......................Aisyah Ummu Fadhilah
Rida Ammita
Rileks ........................Asep Syaipudin Zakhwan
15
17
20
22
23
26
Daftar isi
Penanggung JawabKetua FSDL
Pimpinan UmumAal Febriansyah
Pimpinan RedaksiMuhammad Zidni Ilmi
Redaktur PelaksanaTeresna MuntahaErlita Dwi ApriliaAisyah Ummu Fadhilah
SekretarisJehan Maya Zayani
BendaharaSyaiful Anwar
EditorRahmatullah Ibnu Jalil, Lc., Dipl.Mabda DzikaraHanifah Jamil
Lay-OuterFebryna Rizka PratiwiAulia KhairunnisaRiedha NurfajriahDifla Nabila
DistributorAhmad NabawiAhmad RamdaniMufakkir Hizbulloh
Redaksional
PRASASTI
Edisi Spesial Lebaran 2013 M / 1434 H
ne
xt
previous
1
Salam Redaksi
Alhamdulillah puji Allah swt. yang telah melimpahkan begitu banyak rahmat-Nya
sehingga dapat terselesaikannya bulen ini. Kami juga ucapkan banyak
terimakasih kepada semua anggota redaksi yang telah bekerja keras dalam
pembuatan bulen dan seluruh pihak yang telah membantu dan mendampingi
kami.
Permohonan maaf kami haturkan kepada semua pihak karena keterlambatan
terbitnya bulen. Itu semua bukan tanpa alasan, tapi keterbatasan waktu yang
kami miliki karena padatnya kegiatan dan keterlambatan beberapa penulis.
Kekurangan dan kesalahan dari penulisan bulen mungkin masih banyak terlihat.
Maka dari itu, krik dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk
membenahi kekurangan dan kesalahan kami agar menjadi lebih baik dan
semakin dekat pada k kesempurnaan.
Dengan terbitnya bulen ini diharapkan bisa menjadi wadah dalam
menumbuhkan semangat baru bagi kawan-kawan FSDL di bidang kepenulisan.
Menulislah, sejarah akan mencatatmu !
Muhammad Zidni Ilmi
7/22/2019 Buletin Prasasti FSDL
3/28
Pesantren; Penjaga Risalah Akhlak* Refleksi Santri Bodoh Melihat Tantangan Arus Modernitas
PRASASTI
Edisi Spesial Lebaran 2013 M / 1434 H
PRASASTI
Edisi Spesial Lebaran 2013 M / 1434 H2
Berbicara tentang perkembangan Islam, saya termasuk yang mempercayai bahwa Islam masukke nusantara pada abad ke-7 Masehi, tak lama setelah Nabi Muhammad Saw hadir membawarisalah tauhid di Jazirah Arab. Penyebaran nilai-nilai Islam di nusantara kala itu hanya terlihatdalam proses perdagangan, pernikahan dan dari mulut ke mulut. Islam belum hadir sebagaisebuah komunitas sosial dan kekuatan politik apapun. Islam hanya menawarkan akhlak;kesantunan, kepedulian dan kejujuran yang termanifestasikan dalam diri para PedagangMuslim yang hadir di bumi nusantara, sehingga alam bawah sadar masyarakat 'ditarik' untukmelihat sebuah etika baru nan anggun yang datang kepada mereka. Dari sinilah kemudian
proses Islamisasi bergerak menemukan arahnya. Saya juga berkeyakinan bahwa para Pedagang Muslim yang hadir dinusantara pada masa itu adalah orang-orang yang pernah bertemu langsung dengan Nabi Muhammad Saw. Hal ini senadadengan apa yang disampaikan oleh Sykeh Yusri al-Hasani, seorang Ulama Hadist Universitas Al-Azhar Kairo yang
berpendapat bahwa Indonesia tidaklah akan menjadi sebuah negara dengan komunitas Muslim terbesar di Dunia kecualitelah 'disiram' dengan cahaya yang bersumber dari madrasah kenabian, yaitu para Sahabat Ra. Terlepas pendapat itu
bersumber dari olah intuisi yang beliau miliki, namun kita sepakat bahwa akhlak adalah intisari ajaran Nabi MuhammadSaw.
Proses Islamisasi di nusantara menemukan bentuk baru setelah kehadiran Walisongo di tanah Jawa sekitar abad 16-17 M.Metode dakwah yang lebih mengedepankan aspek kultural ketimbang struktural ini mampu mendapat tempat di tengahmasyarakat yang hakikatnya masih sangat loyal dengan budaya lama mereka. Pesantren (baca: pengajian) yang dibentukoleh Walisongo menjadi cikal bakal pembentukan karaktek 'masyarakat santri' kala itu.
Menurut catatan sejarah, pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang diwariskan oleh Syeikh Maulana MalikIbrahim, seorang guru Walisongo yang menyebarkan ajaran Islam di tanah Jawa. Sedangkan secara kebahasaan,
pesantren berasal dari kata santri yang dalam satu pendapat berasal dari perkataan "sastri", sebuah kata dari bahasaSanskerta, yang artinya melek huruf, Dengan demikian, istilah pesantren pada mulanya adalah sebuah tempat yang dihunioleh mereka yang minimal mampu membaca sebuah ungkapan yang tersuratkan, walaupun kemudian lebih terkhususkan
bagi mereka yang memiliki pengetahuan tentang agama melalui kitab-kitab bertulisan dan berbahasa Arab. Atau palingtidak seorang santri itu bisa membaca Quran yang dengan sendirinya membawa pada sikap lebih serius dalam memandang
agamanya.Nurkholis Majid (dalam karyanya Bilik-bilik Pesantren: Sebuah Potret Perjalanan, Jakarta:Paramadina, 1997), telahmembagi pesantren -terkait dengan respon pesantren terhadap tantangan dan arus jaman- ke dalam empat jenis. Pesantren
jenis pertama adalah pesantren modern yang penuh ghirah membenahi pesantren dengan sistem yang kompatibel dengansemangat modernitas. Pesantren kedua, pesantren yang melek kemajuan jaman sekaligus tetap mempertahankan nilai-nilaiyang positif dari tradisi. Pesantren ketiga adalah pesantren yang juga memahami aspek positif modernitas namun tetapmemilih menjadi jangkar bagi persemaian semangat tradisionalisme. Sedangkan pesantren jenis keempat adalah pesantrenyang bersikap antagonis terhadap gegap gempita modernisasi. Saya sendiri lahir dari pesantren jenis pertama yang berlatarmodern dengan kalkulasi kurikulum pembelajaran yang lebih mengedepankan semangat modernitas, walaupun padaakhirnya saya tetap mempercayai semangat tradisionalisme yang tertuang dalam kaidah Al-muhafadzotu ala Qodimi al-Solih wa al-Akhdzu bi al-Jadid al- Ashlah, karena suka atau tidak suka semangat inilah yangmenurut saya- menjadikankita lebih bijak menilai modernitas, dengan kata lain kita dituntut untuk tidak membabi-buta menerima atau menolak
mentah-mentah apa yang disebut 'kemajuan'.
Kita sadari, bahwa proses negatif dari modernisasi ialah menguatnya subjektivitas individu atas lingkungan, tradisi, dan
agama. Ia menciptakan egoisme pribadi yang kemudian akan membentuk ego bersama dan perlahan menghilangkan rasa
kepedulian terhadap sekitarnya. Laju modernitas yang seringkali dibawa oleh sikap matrealistik barat- jika tidak
'dijinakkan' akan menumbuhkan sikap apatis terhadap produk dan budaya lokal yang seharusnya menjadi kebanggan.
Semua akan diukur dengan materi dan bukan dengan hati. Alih-alih berpikir untuk mencipta, ia malah membebek dengan
budaya asing yang baru dikenalnya, mungkin biar terlihat lebih 'modern'. Dalam bingkai kebangsaan, modernitas bahkan
bisa menjadi sebuah 'racun' pengikisan terhadap sikap nasionalisme seseorang. Ini terllihat dari gerak perubahan budaya
dan kebiasaan dalam masyarakat khususnya kaum muda dalam berpikir dan bersikap. Efeknya, kita lalu termakan
dengan istilah dan konsep transnasional yang sebenarnya tidak bisa disandingkan dengan kultur dimana kita tinggal.
Di sisi inilah kemudian peran lembaga pendidikan warisan dari perpaduan budaya asli Indonesia dan khazanah
keislaman Islam (baca:pesantren) menjadi sangat penting sebagai benteng moral berbasis agama yang
Ketua DPA FSDL 2013-2014
7/22/2019 Buletin Prasasti FSDL
4/28
Opini
PRASASTI
Edisi Spesial Lebaran 2013 M / 1434 H3
Minimal ada tiga alasan mengapa pesantren mempunyai peran dan kesempatan yang lebih besar dibandingkan
dengan lembaga-lembaga lain. Pertama, pesantren dengan pendidikannya yang memakai sistem asrama, akan
semakin mempermudah dalam menunjang penyemaian ajaran-ajaran Islam, Interaksi antara kiai dengan santri yang
terus berlangsung selama 24 jam serta lingkungan pesantren yang kondusif dapat menjadi benteng dalam menghadapi
sisi buruk dari modernitas untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan pesantren. Kedua, pendidikan pesantren
yang mencoba memberikan keseimbangan antara pemenuhan lahir dan batin, pendidikan agama dan umum,
merupakan usaha yang sangat sesuai dengan kebutuhan pendidikan di era globalisasi yang membutuhkan
keseimbangan antara kualitas SDM dan keluhuran moral. Ketiga, para kiai pesantren yang cendrung tidak
memperdulikan keuntungan ekonomis, menjadikan fondasi pendidikan tidak selalu berorientasi matrealistik. Ribuan
pesantren nusantara telah berjasa membuka akses jutaan anak bangsa paling marjinal, baik secara ekonomi maupun
intelektual, untuk menjalani proses pembelajaran.
Dalam istilah yang paling dilematis, pesantren terkadang dikatakan sebgai 'bengkel moral' yang difungsikan untukmerubah akhlak seseorang secara bim salabim dari bejat menjadi soleh. Walaupun sebutan ini agak kurang relevan,namun pada faktanya memang hanya pendidikan pesantrenlah yang bisa tetap bertahan dengan gempuran-gempuranmodernitas yang cendrung positivistik. Dalam hal ini menurut saya- interpretasi dari 'bengkel moral' adalah sebagaiajang untuk terus membumikan nilai akhlak pada seluruh lapisan masyarakat atau sebagai filter yang selalu bisamenyaring budaya-budaya yang bersumber dari westernisasi, globalisasi dan lain sebagainya yang bisa meruntuhkanakhlak seorang anak.
Pendidikan pesantren mengajarkan santri hidup disiplin dan sederhana. Kegiatan yang padat dan kurikulum pengajaranyang lumayan banyak menjadikan santri harus benar-benar mampu mengatur waktu dengan sebaik-baiknya. Aksesterhadap dunia luar yang memang dibatasi menjadikan para santri tidak banyak terpengaruhi dengan arus negatifmodernisasi, setidaknya selama ia masih dalam lingkungan pesantren. Namun, tetap saja kita tidak bisa menjadikan
pesantren sebagai 'dewa penyelamat' yang mutlak, karena proses penjagaan terhadap moral adalah tugas dan harusmenjadi kesadaran komunal bagi setiap individu.
Dewasa ini pesantren memiliki titik tawar yang kian kuat di tengah masyarakat. Pesantren dengan kiainya memiliki dayakarismatik yang kuat sehingga ucapan, nasehat dan anjuran yang dilontarkannya menjadi sebuah undang-undang yang
tersirat di dalam sebuah komunitas. Kiai telah berperan sebagai pemimpin infrormal yang titahnya bahkan lebih ditaatiketimbang pemimpin formal. Ini berpengaruh pada opini masyarakat terhadap lulusan pesantren yang dianggapkelompok yang lebih memahami nilai-nilai Islam yang sejati-karena telah berguru kepada sang kiai-yang karena itukemudian lebih bisa 'dipercaya' ketimbang lulusan non pesantren. Proses kepercayaan inilah yang seharusnya menjadimodal dasar kaum santri untuk lebih memiliki peran di tengah-tengah masyarakat.
Bersamaan dengan hal itu, pesantren yang pada mulanya merupakan pusat penggemblengan nilai-nilai dan penyiaranagama Islam, dalam perkembangannya semakin memperlebar wilayah garapannya yang tidak melulu mengakselerasikan
penjejelan materi-materi keagamaan, tetapi juga kesadaran sosial. Pesantren kini tidak lagi berkutat pada kurikulum yangberbasis keagamaan dan cenderung melangit, tetapi juga kurikulum yang menyentuh persoalan kekinian masyarakat.Dengan demikian, pesantren tidak bisa lagi didakwa semata-mata sebagai lembaga keagamaan murni, tetapi juga menjadilembaga sosial yang hidup yang terus merespon carut marut persoalan masyarakat di sekitarnya. Ini berarti, seorang santri
bukan hanya dituntut untuk menjadi ustad atau kiai, namun ia harus menjelma menjadi apapun yang mampu memberikanmanfaat untuk sekelilingnya.
Seorang santri memang tidak selalu diarahkan untuk menjadi guru agama, ia bebas mengabdi dengan warna dan caraapapun, tanpa paksaan dari siapapun. Yang menjadikan kaum santri harus berbeda adalah nilai moral. Ia harus menyadari
posisinya sebagai seorang profesional muslim yang telah dibekali pendidikan agama ketika di pesantren, sehingga ia taklupa menyisipkan moral agama dalam setiap langkah yang akan ia ambil. Tak terbilang jumlah santri unggulan cetakan
pesantren yang dipercaya menjadi pemimpin lembaga tinggi negara, terpilih masuk jajaran kabinet, menjadi tokoh kuncipemberdayaan publik, pemimpin puncak simpul masyarakat sipil atau pejuang pendidikan di pedalaman terpencil,bahkan menjadi orang nomor satu di Indonesia.
Sebagai 'penjaga gawang' moralitas bangsa, sudah sepantasnya pesantren terus membenahi diri untuk berhadapan dengantantangan-tantangan yang dihadrikan oleh jaman. Semangat moderatisme dan nasionalisme yang diusung dalam
pendidikan akhlak di pesantren harus lebih dioptimalkan dengan baik. Sehingga apa yang menjadi tujuan bersama dapat
dicapai dengan dengan maksimal. Wallahu A'lam
Oleh : Mabda Dzikara
diharapkan mampu meredam hingar bingar modernisasi-matrealitistik yang sudah mengarah
kepada dekadensi moral bangsa.
7/22/2019 Buletin Prasasti FSDL
5/28
Pendidikan dan kebudayaan adalah ranah
peningkatan sumber daya manusia, terutamad i I n d o n e s i a . D e n g a n p e n d i d i k a n ,
masyarakat dapat bersaing dalam bidang apapun,
baik taraf nasional hingga Internasional. Pendidikan
pun memiliki fungsi pembentukan inte lektual,
pembentukan karakter dan juga ketangkasan diri.
Sedangkan bidik utama kebudayaan adalah bentuk
per i l aku yang d ic ip takan l ingkungan dan
pembentukan karakter suatu komunitas.
Pendidikan yang dijunjung tinggi oleh negeri ini
hanya sebatas isapan jempol belaka. Lihat saja,
k u a l i t a s p e n d i d i k a n I n d o n e s i a s a n g a t
memprihatinkan. Pembuktian ini dibuktikan
dengan data UNDP tahun 2013 tentang peringkat
I n d e k s P e n g e m b a n g a n M a n u s i a ( H u m a n
Develo p m e n t I nd e x ) .
Walau,
d i
d a l a m
laporan Pembangunan Indonesia 2013 adanya
peningkatan, naik dari 0,617 pada 2011 menjadi
0,629 di 2012. Kenaikan tersebut membuat IPMIndonesia naik dari 124 menjadi 121 dari 187
negara. Tetapi pendidikan Indonesia masih dalam
peringka t terendah dian ta ra 5 nega ra ASEAN
lainnya seperti Singapura (ke-18), Brunei (ke-33),
Malaysia (ke-64), Thailand (ke-103) dan Flipina
(ke-114). IPM adalah gabungan statis tik mengenai
ekspektasi kehidupan, pendidikan, pendapatan
masyarakat.
Maju mundurnya salah satu kaum bergantung
sebagian besar kepada pelajaran dan pendidikan
yang berlaku dalam kalangan mereka, Natsir.
Pendidikan Barat yang diberikan semata-mata
hanya untuk mengisi otak. Sementara i tu ,
pendidikan di pondok pesantren dan madrasah
memang bisa menghasilkan orang-orang yang
beriman se rta berakhlak ba ik , tapi sayangnya
mereka buta terhadap perkembangan dunia,
Natsir, Politik Santun di antara Dua Rezim, hal
122.
Pendidikan memang sangat diper lukan tuk
perkembangan masyarakat. Tetapi seperti apakahs t a n d a r p e n d i d i k a n t e r b a i k ? S e d a n g k a n
pendidikan Indonesia saja masih dikatakan
rendah. Haruskah pendidikan mengikuti ala
Bara t? Ataukah mengikut i pendid ikan alapesantren yang kolot?.
Pertanyaan demi pertanyaan pun datang, ada apa
dengan dunia ke-pendidikan Indonesia? Seperti
apakah kurikulum pondok pesantren Indonesia
yang dikatakan kolot? Apakah standar pondok
Pesan t r en dapa t be r sa ing dengan s t anda r
kurikulum pendidikan di luar Pesantren? Dan
juga, adakah peran yang diber ikan Pondok
Pesantren terhadap pendidikan Indonesia?
Asal muasal didirikannya Pondok Pesantren
Pondok Pesantren yang telah lama berdiri di
hampir seluruh nusantara, memiliki potensi yang
b e s a r d a l a m m e n y e l a m a t k a n p e n d i d i k a n
Indones i a . Tetap
i sangat
disayangkan ketika tidak ada bukti otentik tuk
menjelaskan, kapan berdirinya pondok pesantren
sebagai tempat sekaligus asrama bagi para pesertadidik. Walau dapat disinyalir berdirinya pondok
pe s an t r en s eb aga i w a dah Wa l i s ongo t uk
menyebarkan Islam ke seluruh pelosok Indonesia.
Berdirinya Pesantren yang diprakarsai oleh Wali
Songo (baca:Sheikh Maulana Malik Ibrahim)
yang berasal dari Gujarat India. Yang juga diikuti
b e b e r a p a a n g g o t a d a r i Wa l i S o n g o y a n g
m e n g g u n a k a n p e s a n t r e n s e b a g a i t e m p a t
Pendidikan Islam kepada masyarakat Jawa. Sunan
Bonang mendirikan pesantren di Tuban, Sunan
Ampel mendirikan pesantren di Ampel Surabaya
dan Sunan Giri mendirikan pesantren di Sidomukti
yang kemudian tempat ini lebih dikenal dengan
sebutan Giri Kedaton. Para Wali Songo tidak
begi tu kesul itan unt uk men di rika n Pesant ren
karena sudah ada sebelumnya Instius i Pendidikan
Hindu-Budha dengan sistem biara dan asrama
sebagai tempat belajar mengajar ataupun sebagai
tempat tinggal bagi para biksu dan pendeta di
Indonesia. Pada masa perkembangan Is lam,
biara dan asrama tersebut tidak berubah bentuk,
Interpretasi Pendidikan Pondok Pesantren
Kolom
PRASASTI
Edisi Spesial Lebaran 2013 M / 1434 H
PRASASTI
Edisi Spesial Lebaran 2013 M / 1434 H4
7/22/2019 Buletin Prasasti FSDL
6/28
Kolom
akan tetapi isinya berubah dari ajaran Hindu danBudha diganti dengan ajaran Islam, yang kemudiandijadikan dasar peletak berdirinya pesantren. (Diaksesdari laman http://www.infodiknas.com/333-sejarah-berdirinya-pesantren.html).
Peran Pesantren dalam pendidikan
Pesantren sebagai lembaga tertua di Indonesia
merupakan bentuk awal sederhana yang diciptakan tuk
mewadahi pengajaran Islam. Sebagai pencampuran
antara ilmu dan kultur budaya, agar mudah terserap
oleh rakyat (baca:mualaf) . Dan tak jarang
diajarkannya beberapa kesenian dalam mengulas
pelajaran-pelajaran Islam, semisal: kesenian bela diri
dikombinasi dengan pelajaran.
Semakin lama kesini perubahan kurikulum terjadi
begitu drastis. Percontohan pesantren kolot sudah
ber-evolusi menjadi sebuah lembaga pendidikan
modern. Kurikulum yang ditawarkan pun berwarna,
seperti dimasukkannya pelajaran umum, atau
pelajaran ala barat. Walau di sebagian daerah masih
adanya pesantren bersarung sebut saja pesantren
salaf.
Semakin banyaknya pesantren berbasis modern
tetap saja tidak menggurungkan niat bagi mereka yang
mau belajar di pesantren salaf. Mereka yang biasanya
menempuh pesantren salaf karena haus akan ilmu
agama Islam yang murni dan tak mau terikat dengan
waktu. Walau tak jarang peserta didiknya adalah
orang-orang yang cukup berumur.Pesantren modern sudah cukup banyak tersebar di
Indonesia. Peran yang diberikan pun sudah signifikan
dengan sekolah-sekolah umum, bahkan dapat
bersaing. Secara sistem, pondok pesantren tidak kalah
d e n g a n s e k o l a h u m u m b i a s a n y a , k a r e n a
digabunggkannya pelajaran-pelajaran umum dengan
etika, moral dan agama. Sehingga pesantren dapat
mencetak generasi muda yang berakhlak mulia,
dengan dibentengi Islam dan intelektual luas.
Dapat dikatakan, pendidikan yang diberikan di
pondok-pondok pesantren modern sebagai kunci
awal tuk membuka pintu apa yang mereka
(baca:Alumni) inginkan.
Pesantren yang berbasiskan agama tidak kalah
pentingnya dengan sekolah umum, terutama tuk
meningkatkan pendidikan di Indonesia. Karena mau
tidak mau, kebanyakan dari pesantren telah mencetak
banyak alumni dan sebagiannya telah menjabat dalam
beberapa tempat; baik dalam ke-pemerintahan atau di
luar itu. Dan tuk kesempatan lain, alumni pondok
pesantren lebih berkualitas dibandingkan dengan
sekolah umum, dari segi pelajarannya, seni budaya dan
juga akhlak. Mereka (baca:santri) diberikan kebebasan
dalam ber-ekspresi, contohnya saja: adanya Nihai
Show untuk para kelas 6 di pesantren Daar El-Qolam
tuk memberikan penampilan terakhir, dan mereka
pulalah yang mempersiapkan dari panggung, atau isi
acara didalamnya, berupa teater, penampilan music,
shalawat dan lain-lain.
Kemajuan yang diberikan pesantren tuk pendidikan
membuahkan hasil besar kepada Indonesia. Para
alumni-alumni pondok pesantren dapat bersaing
dengan mereka di luar sana. Tetapi tak selamanya apa
yang diniatkan baik dapat menerima kebaikan pula.
Kebaikan tersebut digantikan dengan sebutan teroris
karena katanya pesantren adalah wadah pencetak
kader militan Islam orthodox.
Penghujatan pun terus terjadi terhadap pesantren, tuk
melemahkan citra pendidikan di dalamnya. Akan
tetapi, semakin banyak kecaman semakin besar pula
pembuktian yang akan dibuktikan pesantren terhadapIndonesia dan kemajuan pendidikannya, melalui
alumni-alumni mereka yang handal dalam segala
bidang. Wallahu 'alam bis as-Shawab.
PRASASTI
Edisi Spesial Lebaran 2013 M / 1434 H
Oleh : Hanifah Jamil
5
7/22/2019 Buletin Prasasti FSDL
7/28
Resensi
Judul Buku Asli : QUO VADIS PENDIDIKAN
ISLAM, Pembacaan Realitas Pendidikan Islam,
sosial dan keagamaan
Editor : Dr.H. Mudjia Raharjo, M .Si
Pengantar : Prof. Dr. H. Imam Suprayogo
Tebal buku : 433 Hlm
Resentator : Aditya Andika*
Sejak kedatangannya para pedagang dari jazirah
arab, wilayah nusantara termasuk Indonesia
sudah banyak mengenal Islam, sebab mereka
tidak hanya datang untuk berdagang, akan
tetapi mereka juga berdakwah menyebarkan
agama Islam ke seluruh Indonesia, bahkan
mereka menetap di Indonesia bertahun-tahun,
dan tidak sedikit pula dari mereka yang
menetap untuk selamanya di Indonesia.
Pendidikan di sebagian Indonesia sudah
memiliki pengajaran yang intensif saat itu, Islam
mengajarkan ilmu-ilmu agama yangmengedepankan moralitas sebagai pondasi dari
pendidikan. Seiring zaman berlalu, banyak dari
para daI dari jazirah arab yang mempererat
ukhuwah Islamiyahnya dengan melamar dan
menikahi putri-putri Indonesia sehingga
semakin menyebarnya Islam saat itu,
pendidikan yang diajukan pada saat itu adalah
pesantren, Dengan sang kyai sebagai
panutannya.dan bahasa arab sebagai bahasa
dasarnya untuk memperdalam lagi ilmu-ilmu
agama yang secara real ilmu agama Islamberasal dari arab.
Pada abad ke-16 masehi, para kolonial Eropa
datang ke tanah Nusantara. Pada saat itu,
Belanda datang untuk mengambil rempah-
rempah Indonesia, seiring berjalannya waktu,
tujuan Belanda ternyata tidak hanya menjajahi
rempah-rempah Indonesia, akan tetapi juga
untuk menyebarluaskan agama Kristen di
seluruh bangsa Indonesia, dan dengan kondisi
Indonesia yang masih serba kekurangan dalam
sisi apapun, maka para kolonial Belanda
menyebarkan agama kristennya diukung penuh
secara politik, logistik, maupun finansial,
sehingga tidak sedikit dari masyarakat pribumi
yang terpengaruh. Tujuan missionaris ini
memiliki peran yang sangat berpengaruh hingga
saat ini,tujuan jangka panjang mereka adalah
untuk memutus hubungan antara kaum
Muslimin Indonesia dengan Islam dan Al-
Quran, mereka paham benar selama bahasa
arab masih melekat dalam Muslim Indonesia,
maka selama itu pula mereka akan terus
mengamalkan Keislaman meraka.
Tujuan mereka yang paling penting adalah
supaya tidak terealisasi penyatuan pemikiran di
kalangan kaum muslimin yang menjadi sumber
inspirasi kesatuan umat Islam di seluruh dunia,
dan memperpecah belahkan Islam menjadibeberapa golongan.dan untuk mencapainya
maka mereka memasukan sistem pendidikan
Barat ke Indonesia dan mendikotomi antara
pendidikan agama dan ilmu pengetahuan,
dalam waktu yang sama, mereka juga
mengemukakan citra negatif terhadap nama
baik Islam dan bahasa arab, sehingga tidak
sedikit tantangan para kyai untuk mempertahan
sistem pesantrennya di Indonesia, mereka
Pesantren, Konsep Real Pembentukan Pribadi
*Mahasiswa Tingkat I Fakultas Ushuluddin, Al-Azhar, Kairo.
PRASASTI
Edisi Spesial Lebaran 2013 M / 1434 H
PRASASTI
Edisi Spesial Lebaran 2013 M / 1434 H6
7/22/2019 Buletin Prasasti FSDL
8/28
Bulan ramadhan sudah
datang lagi, betapa bahagianya atmosfir ramadhan
telah bersatu bersama kita semua. Dibulan suci ini,
keenam panca indra yang lebih konsumtif dalam
menerima trliunan impuls kebaikan, membuat hati,
jiwa, dan pikiran semakin lirih terbuai olehnya, matain i ters ipuh bahagia mel ihat orang- orang
berbondong-bondong mengeluarkan sedekahnya
bagi sebagian orang lainnya, telinga pun ikut lirih
mendengar keindahan lantunan ayat-ayat suci
dimana-mana, lidah dan hidung pun malu kepada
muslim lainnya yang dengan sabar menahan semua
kenikmatan kuliner yang sudah dipersiapkan sejak
dini, semuanya berkoordinasi menjadi satu, Itulah
bagaimana keindahan natural dari atmosfir bulan
ramadhan itu sendiri. Kita semua sudah tahu
bagaimana sang ilahi telah mewajibkan berpuasa
dibulan ramadhan, Kewajiban puasa Ramadhan
disebutkan oleh Allah Swt di dalam firman-Nya:
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu
berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang
sebelum kamu agar kamu bertakwa. (QS. Al-Baqarah
[2]: 183)
Satu hal yang perlu dicamkan, hendaknya kita
tidak terjebak pada rutinitas kedatangannya. Kitaharus mulai menghayati apa kira-kira maksud kegiatan
yang kelihatannya sepele seperti tidak makan dan
tidak minum itu, serta bagaimana hubungan puasa
dengan taqwallah. Karena masih ada dari sebagian
muslimin dan muslimat yang kurang menyadari
hakekat puasa itu sendiri, banyak diantara kita semua
yang menjalankan ibadah puasa hanya sebagai ritual
semata, ada yang memang malu kepada yang lain jika
tidak ikut berpuasa, ataupun hanya sekedar
menjalankan kebiasaan budaya didalam lingkungan
daerahnya, bahkan ada yang hanya berpura-purapuasa didepan banyak orang kemudia makan dan
minum diwaktu yang membatalkan puasa secara
sembunyi-sembunyi, puasa hakikatnya bukanlah
sebuah kewajiban yang diperintahkan oleh Allah
kepada Mahkluknya, tetapi lebih pada kebutuhan
manusia. Sama seperti ketika oksigen menjadi
kebutuhan dalam sehari-hari, dan kita akan mati
ketika tidak mengkonsumsinya, begitu jugalah dengan
semua syariat atau aturan yang diwajibkan Allahkepada manusia, karena hal yang
mustahil jika allah hanya menyuruh
makhluknya manusia mengerjakan
ritual-ritual syariah semata, lebih
dari itu semua. Semua ritual-ritual
yang telah digariskan untuk kita
menjalaninya pasti memiliki banyak manfaat bagi kita
semua agar bisa memaksimalkan kekhalifahan kita di
dunia sebagai jembatan menuju kehidupan yang kekal
dan abadi, yaitu kehidupan ukhrowi. Puasa ibarat air,
ketika tidak dimaknai dan dijalankan maka kematianakan terjadi pada manusia yaitu Kematian
Moralitas. Dalam nalar umum kita, puasa adalah
menahan lapar dan haus atau melaksanakan
kewajiban sebagai makhluknya dimuka bumi ini.
Tetapi puasa juga adalah proses bagi manusia untuk
mengenal hakikat dan sifat kemustahilan Tuhan yaitu
Mustahil Tuhan makan dan minum. Artinya manusia
dianjurkan untuk mengimplementasikan sifat-sifatnya
di muka bumi ini. disamping perintah untuk menguji
ketaatan umatnya dalam beribadah, Rasulullah Saw
mengingatkan dalam hadis beliau yang artinya:Berapa banyak orang yang berpuasa tidak
mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali lapar
dan dahaga.
Banyak hikmah yang bisa kita dapatkan ketikamenjalankan puasa di bulan ramadhan, ketika
berpuasa kita dituntut untuk mengurangi dan
meninggalkan hal-hal buruk, kita akan cenderung
berfikir beribu-ribu kali untuk melakukannya, karena
akan mengurangi nilai-nilai dari puasa itu sendiri,
seperti santun ketika berbicara, jujur ketika berkata,
ikhlas ketika memberi, sabar ketika mendapatkan
musibah, rendah hati ketika dicela dan banyak lagi
nilai-nilai kebaikan yang dituntut untuk selalu
ditanamkan dalam diri kita di bulan nan suci ini, bukan
berarti diluar bulan ramadhan kita tidak akan
melakukannya, akan tetapi dibulan ini ada
atmosphere yang sangat berbeda yang kita rasakan,
setidaknya ada 1 bulan dari satu tahun yang bisa kita
jadikan melatih kulaitas diri kita, dan juga mengingat
janji allah yang sangat mengapresiasi kita untuk selalu
meningkatkan kulaitas keimanan kita dibulan
ramdhan ini, dalam hadits yang singkat yang sangat
The Miracle of FastingF o r I n t e l l i g e n c e
PRASASTI
Edisi Spesial Lebaran 2013 M / 1434 H7
7/22/2019 Buletin Prasasti FSDL
9/28
PRASASTI
Edisi Spesial Lebaran 2013 M / 1434 H
PRASASTI
Edisi Spesial Lebaran 2013 M / 1434 H8
Barang siapa berpuasa Ramadhan dengan keimanan dan penuh pengharapan, maka akan diampuni dosa-
dosanya yang telah lalu (HR Bukhori Muslim).
Semua ibadah terpuji yang senatiasa kita latih dalam menanamkan pada setiap jiwa kita ini sangat
bermanfaat bagi perkembangan sel-sel otak, sebagaimana kita ketahui peranan otak sangatlah penting terhadap
tubuh secara keseluruhan, kehidupan individu itu sebenarnya adalah kehidupan otaknya, nama sebuah individu
tidak lain adalah panggilan untuk otaknya, tubuh hanyalah cangkang yang menyangga kehidupan otak, tangan dan
kaki adalah budak yang melayani otak, pancaindra adalah jendela jendela informasi otak terhadap dunia luar,
pencernaan dan jantung adalah dapur yang melayani makanan otak, serta ginjal adalah alat pembersih darah agar
otak tetap nyaman, otak adalah gambar mini dari tubuh, otak adalah tubuh dalam bentuk mini, halus dan komplek,
dia merupakan mini chips dari tubuh yang disimpan rapi pada cangkang yang keras dan kuat agar terlindungi yaitu
tengkorak, pusat pusat kaki, tangan, mata, telinga, pencernaan, dan semuanya terpeta pada lokasi lokasi tertentu di
otak (lobus), dipusat pusat itulah kontrol dilakukan lewat molekul molekul pembawa pesan yang di sebut
Neurotransmitter, bukan aliran listrik seperti perkiraan banyak orang. Seandainya jantung atau paru-paru berhenti
bekerja selama beberapa menit, kita masih bisa bertahan hidup, namun jika otak berhenti bekerja selama satu detik
saja, maka tubuh akan mati. Itulah mengapa otak disebut sebagai organ yang paling penting dari seluruh organ di
tubuh manusia, bahkan Perbedaan kedudukan strata sosial ekonomi masyarakat mencerminkan perbedaan kualitas
otaknya, seperti yang telah difirmankan allah swt..
........ Allah meninggikan orang yang beriman diantara kamu dan orang orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat (Al Mujaadalah : 11).
Otak merupakan ciptaan sang khalik yang sangat menakjubkan, terbentuk dari 100 milyaran sel saraf
(neuron) yang saling berhubungan dan serabut syaraf yang mampu menampung tak terhingga banyaknya variasi
komunikasi, tempat bergantung intelegensia dan kreativitas kita., dengan jumlah networking 1000 Triliunan Synapsis
( Hubungan antara sel-sel saraf ), dengan impuls listrik (electrical synapses) dan kimiawi yang berupa
neurotransmitter sebagai bahan perantaranya . Neurotransmitter berperan dalam pengaturan sistem kerja antar
neuron, sehingga apabila terjadi gangguan pada neurotransmitter, maka neuron-neuron tidak akan bekerja secara
normal. otak adalah organ tubuh yang paling kompleks dan banyak aspek aspek struktur, serta fungsinya yang belum
bisa dipahami sampai sekarang. bagian tertentu otak menegendalikan fungsi tubuh yang berbeda. kedua belahan
otak, otak kecil, serta batang otak mmerupakan 90 persen dari jaringan otak, mengontrol gerak dan pikiran-sadar
serta menerjemahkan rangsangan indera perasa. Otak kecil mengatur aktivitas bawah sadar, misalnya koordinasi
gerakan dengan batang syaraf dan mengandung pusat syaraf yang mengatur fungsi-fungsi otomatis untuk
mempertahankan hidup seperti detak jantung dan pernafasan. Otak dan serabut syaraf merupakan pusat sistem
syaraf, dengan batang syaraf sebagai penghubung antara otak dengan bagian tubuh lainnya jalur motorik membawa
rangsangan dari otak ke organ-organ tubuh melalui batang syaraf, sedangkan jalur sensorik membawa pesan dari
batang syaraf pula, rangkaian syaraf tepi menghubungkan pusat system i ni dengan bagian tubuh lain dan menjaga
kendali otot sadar serta fungsi-fungsi organ tak sadar, otak dan system syaraf menyediakan mekanisme serta
pengendalian atas kegiatan sadar (pikiran dan gerkan) maupun kegiatan tak sadar ( pernapasan, detak jantung atau
pencernaan) syaraf juga mencatat rangsangan seperti temperature dan rasa nyeri, artinya segala aktifitas yang kita
lakukan dikontrol dan dikendaslikan oleh otak. Secara garis besar semua system data berjalan melalui jaringan-
jaringan syaraf yg sangat sensitive, artinya jaringan-jaringan syaraf ini bisa tersambung secara empurna maupun
sebaliknya, bahkan bisa saja terputus, tidak heran jika seseorang berfikir keras untuk mengingat sesuatu yang sudah
dipelajari akan tetapi mengalami kesulitan, itu terjadi karena jaringan-jaringan syaraf tidak terhubunfg secara
sempurna, banyak factor yang bisa mempengaruhi pertumbuhan jaringan-jaringan syaraf tersebut.
Disadari atupun tidak, Allah telah memberikan satu ritual yang sangat menakjubkan, ketika seseorang
menjalankan puasa selama kurang lebih 30 hari, saraf otak mengalami perkembangan yang cukup signifikan, dalam
ilmu saraf dikenal sebagai plastisitas otak atau acuan pada kapasitas dari sistem saraf untuk mengubah struktur dan
(otak) sebagai reaksi terhadap keragaman lingkungan, dapat dijelaskan secara ilmiah (scientific experiment),
berdasarkan penelitian plastisitas dan neurogenesis, yaitu tentang kelenturan dan perkembangan otak. Dijelaskan
bahwa pada dasarnya synapsis (jaringan/keneksi otak) dapat berkembang berdasarkan faktor lingkungan, kejiwaan,
dan makanan yang dikomsumsi oleh seseorang. Bahkan, Dr. Johansen-Berg, et al. (Neuron Journal 2012) mejelaskan
bahwa synapsis diotak dapat mengalami perubahan selama 24 jam yang terekspos oleh pembelajaran dan latihan,
7/22/2019 Buletin Prasasti FSDL
10/28
Jika seorang muslim melakukan puasa diiringi aspek-aspek nilai dari tujuan hakekat puasa itu sendiri maka
secara medis sel-sel didalam otak bisa berkembang bahkan mengalami perubahan struktur atau networking
(synapses) sehingga terbentuklah otak yang baru, dalam penjelasannya ada 3 bentuk utama dari plastisitas jaringan
otak yang dapat dijelaskan sebagai berikut: plastisitas sinaptik, neurogenesis dan fungsional kompensasi.
1). Synaptik plastisitas; ketika otak terlibat dalam pembelajaran dan pengalaman baru, akan terjadi interaksi dan
networking baru pada hubungan sel-sel saraf (synapses) di otak. Secara prinsip, sistem atau sirkuit saraf memilik
banyak rute yang terbentuk antar sel-sel saraf (neuron). Rute ini terbentuk dalam otak melalui pembelajaran danpraktek. Sel-sel saraf (neuron) berkomunikasi satu sama lain pada titik pertemuan yang disebut (synaps). Setiap kali
pengetahuan baru yang diperoleh melalui komunikasi atau transmisi synaptik antara neuron yang terlibat, akan
dibarengi pula interaksineuron dalam berkomunikasi dengan sesama neuron melalui sinyal listrik. Bukti ini, akan
menunjukkan plastisitas sinaptik sistem saraf; yang merupakan pilar menakjubkan akan kelenturan otak.
2). Neurogenesis ; merupakan proses kelahiran dan proliferasi neuron baru di dalam otak. Para ilmuwan dalam
beberapa tahun terakhir telah menemukan, bahwa sel induk yang terletak di dentate gyrus hipokampus dan di
korteks pre-frontal, dapat mengalami proliferasi dan berkembang menjadi sel pyramidal dan sel yang akan
berkembang menjadi sel-sel dewasa yang memiliki akson dan dentrites. Sel-sel saraf yang baru ini akan bermigrasi ke
berbagai daerah di dalam otak dimana mereka dibutuhkan untuk merehabilitasi atau menggantikan sel-sel yang rusak
atau mati.
3). Fungsional kompensasi ; pada saat seseorang mengalami penuaan, maka plastisitas otak akan mengalamipenurunan.
Berdasarkan faktor yang mempengaruhi fungsi otak diatas, muncul pertanyaan, bagaimana kondisi biologis,
psikologis dan fungsional otak pada saat berpuasa?? Berpuasa pada bulan Ramadan bagi kaum Muslimin, secara
hakekat bukan hanya menahan dahaga dan lapar mulai dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari. Tetapi lebih
dari itu adalah suatu latihan psikis, mental dan tentu saja fisik biologi. Secara psikis, orang yang menjalankan puasa
tersebut akan semakin memiliki jiwa dan perilaku sehat, dan tentunya menjauhkan pikiran dan perbuatan dari hal-hal
yang bisa mencederai hakekat berpuasa, sehingga kedepan bisa menjadi manusia yang berakhlak mulia. Secara
biologi, tentunya diharapkan bisa bermanfaat bagi kesehatan. Pelaksanaan puasa dilaksanakan dengan cara
menahan dahaga dan lapar mulai dari subuh hingga terbenamnya mentari di ufuk timur; (dibutuhkkan waktu sekitar
14 jam). Berarti selama melaksanakan puasa tubuh mengalami proses metabolisme atau makanan didaur ulang
dalam sistem pencernaan sekitar 8 jam, dengan perincian 4 jam makanan disiapkan dengan keasaman tertentu
dengan bantuan asam lambung, untuk selanjutnya dikirim ke usus, 4 jam kemudian makanan diubah wujudnya
menjadi sari-sari makanan di usus kecil kemudian diabsorbsi oleh pembuluh darah dan dikirim keseluruh tubuh.
Waktu sisa 6 jam merupakan waktu yang ideal bagi sistem percernaan untuk istirahat, maka pada fase tersebut terjadi
degradasi dari lemak dan glukosa darah.
Plastisitas Otak
Sebelum puasa Setelah puasa
PRASASTI
Edisi Spesial Lebaran 2013 M / 1434 H9
7/22/2019 Buletin Prasasti FSDL
11/28
PRASASTI
Edisi Spesial Lebaran 2013 M / 1434 H
PRASASTI
Edisi Spesial Lebaran 2013 M / 1434 H10
Demikian pula ternyata terjadi peningkatan
lemak baik atau disebut HDL (High Density Lipoprotein)
and apoprotein alfa1, dan penurunan lemak jahat atau
disebut LDL (low Density Lipoprotein), hal ini sangat
bermanfaat bagi kesehatan jantung dan pembuluh darah,
karena HDL berefek baik bagi kardiovaskuler sedangkan
LDL berefek negatif bagi kesehatan pembuluh darah.Kondisi tersebut dapat menjauhkan serangan penyakit
jantung dan pembuluh dara h, karena memang
sesungguhnya bagi penderita kardiovaskuler, tidak ada
penanggulangan yang lebih baik selain mencegahnya. Hal
ini dapat dilakukan dengan memperbaiki gaya hidup
sehat, melaksanakan pola makanan yang sehat
(memperbanyak makan makanan berserat dan bersayur,
serta tidak makan berlebihan makanan yang mengandung
lemak dan kolesterol tinggi), serta dilanjutkan dengan
olah raga atau aktivitas yang teratur. Selama
melaksanakan puasa Ramadan tersebut, menjadi hal yang
penting untuk memahami manfaatnya. Apalagi jika
dilakukan secara ikhlas dan disertai kepercayaan dan
pengetahuan yang memadai tentang manfaat
pelaksanaan puasa bagi kesehatan tubuh, khususnya yang
berhubungan dengan metabolism, sistem endokrim, dan
kesehatan organ yang sangat penting, seperti otak.
Tetapi, sesuatu yang merupakan keanehan,
karena tidak semua orang dewasa yang lebih tua
menunjukkan kinerja yang lebih rendah, bahkan beberapa
orang mengalami pencapaian kinerja yang lebih baik, bila
dibandingkan dengan rekan-rekan mereka yang lebih
muda. Hal ini merupakan keuntungan bagi perkembangan
otak tersebut, yang dalam istilah neurosains, disebut
fungsional kompensasi.
Sehingga pada saat seseorang melaksanakan
puasa Ramadan, selama sebulan penuh (3024 jam).
Dengan berupaya secara maksimal mengatur konsumsi
makanan yang baik serta menjalankan nilai-nilai puasa
seperti senantiasa berpikir positif, berpikir optimis,serta tawadhu dan berbuat secara ikhlas. Maka
berdasarkan plastisitas, neurogenesis, dan fungsional
kompensasi jaringan otak, akan diperbaharui. Sehingga
struktur otak, akan terbentuk networking atau rute
jaringan baru didalam otak, yang tentunya akan
membentuk pribadi dan manusia yang berpikiran
sempurna sesuai anjuran dan latihan Ramadan, yang
telah dijalankan selama sebulan penuh.
Otak merupakan ciptaan sang khalik yang
sangat menakjubkan, terbentuk dari 100 milyaran
sel saraf (neuron) yang saling berhubungan
dan serabut syaraf yang mampu menampung
tak terhingga banyaknya variasi komunikasi
EDICAL
M
*Mahasiswa KedokteranCairo University
7/22/2019 Buletin Prasasti FSDL
12/28
Lilip, begitulah panggilan sayang keluarga terhadap Drs. KH.
Ahmad Rifa'I Arief, PENDIRI Pondok Pesantren Daar El
Qolam Banten Indonesia. Cak Nur (Prof. DR. Nurkholis
Majid) menyebut beliau Kyai Mumtaz sebagai apresiasi atas prestasi
beliau mengembangkan sistem pondok pesantren. Di kalangan
masyarakat Banten dikenal sebagai Kyai Modern atau Kyai
Kontroversial. Karena keberaniannya untuk berbeda dengan guru
dan kyai-nya, KH. Imam Zarkasyi, Pimpinan Pondok Modern Gontor,
dan berbeda dengan para kyai pada umumnya di Banten, terutama
dalam penampilan, model pesantren, disain kurikulum, manajemen
dan gaya berfikir.
Penulis menyebutnya, Kyai Entrepreneur karena beliau
adalah orang yang mandiri dan sangat percaya diridalam melahirkan ide, berbuat dan berkarya. Sejalan dengan falsafa
KH. Hasan Abdullah Sahal, Pimpinan PM Gontor bahwa di atas kyai hanya ada Allah dan di bawah kyai hanya ada Bumi,
maksudnya bekerja secara langsung dengan tanganya sendiri untuk ibadah dengan penuh tanggung jawab kepada Allah
Swt.
Rifa'I, putra sulung dari pasangan Abah Qashad Mansur (alm) dan Ibunda Hindun Mastufah (alm), lahir (1942)dalam suasana negri yang masih terjajah, tentunya berbagai kesulitan hidup dibawah tekanan imprialisme masih terasa
kuat. Seluruh kehidupan sosial, ekonomi, budaya, politik, keamanan dibawah hegemoni kaum Penjajah, bahkan mungkin
saat itu untuk menghirup udara pun masih sangat sulit.
Raga boleh tertahan, lahan boleh terhadang, jasad boleh dikuasai, sandang pangan papan boleh dieksploitasi,
negara boleh dijarah, bangsa boleh dijajah, tapi jiwa tidak, demikian tekad Bangsa Indonesia yang sedang berjuang menuju
KEMERDEKAAN. Jiwa bagaikan samudra yang luas, hanya Zat Yang Maha Tidak Terbatas yang mampu menguasai Jiwa
manusia. Demikianlah prinsip abah Qashad, di tengah segala keterbatasan, Jiwanya tetap hidup menerawang mencari
celah-celah untuk tidak mengalah pada keadaan yang serba salah akibat penjajah.
Pendidikan ananda tercinta untuk menyambung cita-cita mulia terus berjalan dengan segala ketebatasan. Rifa'I
kecil mulali belajar ngaji di rumah, sambil belajar Sekolah Rakyat (SR) di Sumur Bandung Jayanti. Ketika duduk di klas tiga
(1951) SR dipindahkan sang Ayah ke Madrasah Masyarikul Anwar Pondok Pesantren Abuya Asnawi Caringin Labuan.
Tujuannya adalah agar Rifa'I kecil berlatih mandiri dan berwawasan luas ke depan, dan dapat dibina sang paman, KH.
Syakirin menantu Abuya Caringin.
Setelah dianggap dewasa, dan sudah menamatkan MMA Caringin Labuan, melalui berbagai pendapat, diskusi
dan musyawarah, Lilip didaftarkan ke KMI Pondok Modern Daarussalam Gontor, dipandu Ja'far Hadi santri
Gontor, dan melalui tes saringan masuk yang ketat alhamdulillah dapat diterima (1958). Selama nyantri di
Gontor Rifa'I diakui guru dan kawan-kawannya memiliki prestasi baik secara akademik, maupun non akademik seperti seni
orasi dalam berpidato dan berkomunikasi, seni menulis indah kaligrafi sepertikhattdanseni mempimpin organisasi.
Berkat prestasinya Rifa'I dapat kesempatan mengabdi di almamaternya dan KH. Imam Zarkasyi Pemimpin PM
Gontor menjadikannya sebagai sekretaris PM Gontor. Demikianlah proses pematangan jiwa Rifa'I, interaksi guru dan
murid, kyai dan santri setiap hari, setiap waktu bahkan detik, cukup menginspirsi dan mencerahkan. Hal Ini pulalah yang
merupakan salah satu modalnya dalam berkarya di kemudian hari.
KIPRAH KYAI ENTREPRENEUR
Karya besar lahir dari upaya yang besar dan upaya besar lahir dari jiwa besar. Dari mana jiwa besar berasal ?,tentunya dari Zat Yang Maha Besar, Allah Swt. Jiwa besar dapat terbentuk karena totalitas diri dalammemaknai nilai-nilai ketuhanan (tauhid) dalam kehidupan nyata. Tidak ada di balik benda, tidak ada di balikperistiwa, tidak ada di balik usaha, kecuali dia melihat, merasakan dan meyakini qudrah dan irodah Allah Swt. Sehingga
sepak terjangnya all out, totalitas, penuh keyakinan dengan tawakkal kepada-Nya setelah semua potensi dan kekuatan
dikerahkan.
Sekembali dari pengabdianya di KMI Gontor (1967), sambil mengikuti kuliah IAIN Sunan Gunung Djati Cabang
Serang Banten, dalam status belum menikah, beliau bersama ayahanda tercinta dengan, Bismilaahirrahmanirahim,
dengan niat, ibadah kepada Allah Swt., mendirikan Madrasatul Mu'allimin al-Islamiyah (MMI) Pondok Pesantren Daar El-
Qolam, setingkat MTs dan MA, sebagai pengembangan dari Madrasah Ibtidaiyah Masyarikul Anwar (MMA) yang sudah
didirikan sebelumnya.
MMI Daar El-Qolam Gintung, didirikan 27 Ramadhan 1388 H/15 Desember 1968, dipimpin langsung oleh
Kyai Rifa'i, dengan dukungan sepenuhnya dari Abah Qosod Mansur, bunda Hindun Mastufah dan Nyai Pengki, dan
Drs. KH. Ahmad Rifai Arief bersama Istri dan Keenam anaknya
BIOgrafi -
PRASASTI
Edisi Spesial Lebaran 2013 M / 1434 H11
7/22/2019 Buletin Prasasti FSDL
13/28
PRASASTI
Edisi Spesial Lebaran 2013 M / 1434 H
PRASASTI
Edisi Spesial Lebaran 2013 M / 1434 H12
dari kalangan asatidz madrasah ibtidaiyah (MMA), ust. sukarta dan ust. syanwani. Berbagai kesulitan menghadang, jerat
keterbatasan ekonomi amat terasa, masih rendahnya budaya masyarakat sekitar yang sulit menerima pesantren modern,
sentuhan tangan pemerintah masih jauh dari harapan, animo masyarakat masih rendah terhadap pendidikan modern
karena pengaruh kejiwaan masyarakat yang masih merasa dalam suasana penjajahan, membuat perjalanan pesantren
tersendat-sendat, makin terhimpit dan menyesakkan.
Bagaikanmemakan buah si malakama mati segan hidup pun tak mau. Berbagai cobaan dan rintangan, dari santri
misalnya, karena saat itu orang masuk pesantren ibarat speda motor rusak yang mau direparasi ke bengkal. Tantangan dari
masyarakat sekitar, karena mereka belum faham tentang misi dan ajaran apa yang dibawa kyai Rifa'I, aliran apa dan mau
dibawa ke mana masyarakat dan santri. Informasi miring lebih ramai dari pada respon positif, semua cenderung bertanya
dan mempertanyakan, bila perlu menolaknya beramai-ramai. Takdir Allah harus terjadi, sunatullah berjalan, bagaikan air
menglir lambat tapi pasti, maka terjadilah apa yang Allah rencanakan.
Satu dekade perjalanan MMI dengan berbagai upaya dikerahkan dan doa disenandungkan, rintangan dijalani,
dengan tegar dan penuh keyakinan, maka (tahun 1978) mulai tampak pertumbuhan dan perkembangan, kepercayaan
masyarakat tumbuh, para wali santri yang menitipkan pendidikan putra putrinya meningkat, yang mendukung dan
mendoakan bahkan yang memberi bantuan mulai berdatangan. Sekitar tahun 1983 mulai pesat kemajuanya sampai
sekarang, demikian mudah bagi Allah mendatangkan hujan bagi daerah yang gersang sehingga tanah tandus menjadi
subur.Ponpes La Tansa dimulai pendirian dan pembangunannya tahun 1989 dan mengawali tahun ajaran baru tahun
1991/muharram 1404 H dengan basis formal SMP dan SMA. Untuk yang ke sekian kalinya kyai Rifa'I dipertanyakan banyak
orang terutama kalangan ulama. Waktu itu budaya pesantren belum bisa menerima basis formal SMP dan SMA, karena
yang sudah berjalan ala pesantren tradisional, diniyah atau madrasah yang menginduk ke Departemen Agama. Jadi
Pesantren dengan basis formal SMP dan SMA sangat asing dan dianggap aneh karena merupakan masalah baru,
cenderung ditolak karena dianggap komersialisasi dunia pesantren dan banyak ulama sangat kawatir akan menghilangkan
nilai-nilai kepesantren dan misi dakwahnya.
Sang Kyai dengan penjiwaan entrepreneurship yang semakin mengkristal semakin ingin mencoba dan
berekperimen apa gerangan di balik ide cerdasnya itu. Apakah segala akibat buruk yang diasumsikan para ulama akan
terjadi, ataukah keyakinannya yang akan terwujud sebagai upaya menjawab tantangan perkembangan zaman. Hanya
dalam kurun waktu kurang dari sepuluh tahun, model pesantren dengan basis formal SMP dan SMA banyak diadopsi
pesantren karena mampu menjawab sebahagian persoalan umat berkaitan dengan sumber daya insani (human
resources) yang dibutuhkan di berbagai bidang sektor kehidupan.
Kyai Rifa'I ingin santri-santri hasil didikannya di pesantren tidak dilepas begitu saja, masuk dunia lain dan berubah
dari karakter dasarnya. Maka mulai bermimpi bagaimana mendirikan pendidikan yang lebih tinggi setingkat universitas.
Dia berpandangan perlu segera membukan pendidikan yang memiliki visi islamisai ilmu dan kehidupan setingkat
universitas. Maka dibentuklah team penggagas sebanyak 9 orang untuk mengawal berdirinya Pendidikan Tinggi La Tansa
Mashiro. Berkat upaya yang tidak mengenal lelah, dukungan dan doa banyak pihak, pada tahun 1993 pengajuan pendirian
universitas la tansa mashiro, mendapat ijin operasional dari pemerintah untuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi dengan 1
jurusan manajemen, dan Sekolah Tinggi Ilmu Usuluddin dengan 1 jurusan KPI.
Kegiatan akademik sekolah tinggi la tansa mashiro, mulai dibuka di kampus ponpes la tansa pada tahun 1993 di
Kecamatan Cipanas (sekarang Lebakgedong) Lebak Banten. Dan sejumlah problem muncul, dari mulai kesulitan
transportasi karena jauhnya jarak kota rangkas-cipanas, sarana komuniksi karena terletak di daerah terpencil, penerangankarena belum tersentuh program listrik masuk desa, sampai dengan persoalanbudgeting.
Dalam kodisi seperti itu sulit untuk mendapat input mahasiswa secara normal. Maka dilakukanya langkah-
langkah strategis seperti untuk mengawali perkuliahan kyai melakukan mobilisasi santri alumni Daar El-Qolam untuk
mengabdi di la Tansa sekalian dikuliahkan. Dalam perjalannya ternyata tidak efektif, akhirnya kampus dipindahkan ke kota
Rangkasbitung, menempati lokasi (STM) Muhamadiyah.
Pada tahun 1996 memulai membangun kampus sendiri di Jl. Soekarno Hatta, Pasirjati Rangkasbitung Lebak
Banten sampai sekarang. Sepeningal beliau, berkat dukungan berbagai pihak, alhamdulillah sudah dikembangkan dengan
penambahan beberapa program study (jurusan). Dan penulis yang mendapat kepercayaan memimpin perguruan tinggi,
sepeninggal beliau, memiliki target menjadi universitas La Tansa mashiro pada tahun 2015. Kami segenap manajemen
memohon do'a semoga amanat beliau dapat diwujudkan.
Tidak berhenti sampe di situ, selagi masih ada umur gumamnya, kyia Rifa'I terus berkarya. Beliau melihat
sejumlah masalah keumatan, yang dalam pandangannya bersumber antara lain dari pendidikan keluarga yanglemah. Dia ingin segenap kehidupanya bermafaat bagi umat, maka Wisata Sakinah La Lahwa di Kemuning Labuan
Banten, didirikan tahun 1995, program dakwah melalui sektor wisata dengan sasaran pendidikan masyarakat
KIPRAH KIAI ENTERPRENEUR
7/22/2019 Buletin Prasasti FSDL
14/28
dalam rangka membentuk keluarga sakinah, mawadah
wa rahmah untuk memperkuat karakter anak bangsa
secara lahir dan bathin.
Bangsa terdiri dari kumpulan masyarakat yang
luas dan bentuk terkecilnya adalah keluarga, jika inginmembentuk bangsa yang kuat maka harus mulai dari
membentuk keluarga yang kuat dan berkarakter.
Langkah yang sangat strategis dan antisipatif, karena
daerah tanjung lesung dikembangkan sebagai daerah
wisata, maka dampak sosial sangat rawan jika tidak
dibentengi dengan pendidikan karakter melalui dakwah
yang intensif.
Demikianlah perjalan indah, dalam waktu
singkat beliau telah melahirkan empat lembaga
pendidikan kemasyarakatan dan keumatan. Sistem
pondok pesantren ala Gontor yang beliau rekayasa
dengan paradigma baru, model baru, kurikulum baruyang memiliki keunikan tersendiri. Dan keseluruhan
sistemnya berorientasi pada pembentukan Character
building, moral building, intellectual building dalam
upaya pembumian iman dalam kehidupan dan
pemahaman Islam sebagai fitrah secara kaffah. Dan juga
penanaman cinta tanah air, nationaliy building, yang
merupakan wawasan kebangsaan dikembangkan
s e b a g a i s a l a h s a t u n i l a i d a l a m t a t a n a n
kepondokpesantrenan, dan wawasan g lobal ,
internationality building, yang terintegrasi dalam
akumulasi pendidkian santri, sehingga mereka siap
terjun menjadi anggota masyarakat global.
KUNCI KEBERHASILAN
Mengapa karya Kyai Rifai ini perlu diapresiasi ?,
karena secara tangible berangkat dati titik nol. Secara
ekonomi keluarga saat itu, cukup berat untuk dapat
mewujudkan cita-cita besarnya. Dukungan politik belum
kondusif, karena sebagai negara yang baru lepas dari
cengkeraman penjajah, tentu nya masih belum stabil.
Secara sosial budaya, kyai Rifa'i membawa model
pendidikan baru bagi masyarakat sekitar. Sebagai produk
baru, nampak tidak mudah untuk diterima masyarakatsekitar, bahkan sebahagian anggota keluarga banyak
yang menentang karena kawatir hal ini berbau
penjajahan, dan pada akhirnya mereka tidak siap
menerima pembaharuan.
Karena dakwah di tahun (1968) dengan model
pesantren modern yang ditawarkannya kyai Rifa'I, belum
dapat diterima di masyarkat. Bagi beliau saat itu cukup
berat untuk dapat meyakinkan masyarakat.
Berangkat dari tanah wakaf keluarga (Nyai
Pengki) dengan modal dapur tua (tempat masak yang
sudah tidak dipakai), tanpa dukungan sarana dan
prasarana, d i se r t a i be rbag a i k e su l i t an yang
menghadang, terutama kesulitan ekonomi. Faktor sosial
budaya di mana masyarakat sangat trauma dengan kasus
penjajahan yang begitu lama mencengkran ibu pertiwi,
tidak mudah untuk menerima ide dan gagasan baru. Kyia
Rifa'i membawa model pendidikan baru yang tidak
sejalan dengan kultur masyarakat, tampak aneh dan
bersebrangan menjadi kesulitan tersendiri dalamkonteks perjuangan mewujudkan cita-citanya untuk
mendidik masyarakat.
Faktor politik, meskipun RI sudah merdeka pada
17 Agustus 1945 akan tetapi kehidupan sosial, tingkat
pendidikan dan kesehatan masyarakat yang masih
rendah, terutama di daerah belum banyak berubah,
sebagai dampak penjajahan selama ratusan tahun,
trauma masyarakat yang masih mengkristal sehingga
masih kawatir dan bingung mana penjajahan dan mana
pembangunan, dakwah dan pesantren masih
terpinggirkan (marjinal).
Di tengah Sejumlah kesulitan yang ada tapiponpes bisa tumbuh dan berkembang. Mengapa ?,
Terlalu lebar jurang antara cita-cita dengan fakta, terlalu
tinggi visi yang ia tergetkan, terterlalu besar mimpi yang
ia buat, berbagai upaya dilakukannya dengan beribu
cara, namun pondok pesantren tetap jalan di tempat.
Rupanya Allah sedang menguji hamba-Nya, sebarapa
besar keihlasannya. Pendidikan Gontor telah
menanamkan ruh Ihlas dalam dirinya begitu dalam,
pendidikan keluarga dengan segala kesederhanaan telah
mematangkan jiwanya, yang mewarnai seluruh sikap dan
pandangan hidupnya.
Ketika mohon izin dan ridho gurunya untuk
mendirikan pesantren di Banten, Rifai sempat ditanya
sang kyai. Kyai Zarkasyi: Rifai apa tujuanmu mendirikan
peantren ?,. Rifai: tujuan kami untuk dakwah dan ibadah,
kyai!. Subhanallah sang kyai sangat berbahagia dengan
jawaban yang singakat tapi padat, terkandung isi yang
sangat luas. Konsep ibadah akan melahirkan usaha yang
keras (juhd), sepi ing pamrih rame ing gawe, akan berfikir
keras (ijtihad) dan dengan sikap tawakkal akan
melakukan taqarrub kepada Allah (mujahadah). Dia
yakin murid kesayanganya dalam dakwah dan ibadah
melalui pesantren ini akan berjual beli dengan Allahbukan berjual beli dengan manusia.
Sikap baik dan manut Rifai kepada orang tuanya
adalah kunci keberhasilanya. Doa ayah dan air mata
Ibu mengalir mengiringi setiap langkahnhya. Sulit dan
berat bagi Rifai untuk berkata tidak kepada sang
bunda. Seribu kali ia tidak setuju terhadap pendapat
ibunya, ia akan berkata ya bu, kemudian dia
menerjemahkannya dengan bijaksana. Perilaku birrul
walidain, ketaatan pada orang tua, ibu bagaikan al-
quran tua, tidak bisa dibaca tapi tidak boleh
dilangkahi, tidak pernah menentang, selalu yameskipun tidak setuju, indah dan fi losofis,
subhanallah.
BIOgrafi -
PRASASTI
Edisi Spesial Lebaran 2013 M / 1434 H13
7/22/2019 Buletin Prasasti FSDL
15/28
PRASASTI
Edisi Spesial Lebaran 2013 M / 1434 H
PRASASTI
Edisi Spesial Lebaran 2013 M / 1434 H14
Membangun silaturrahmi adalah prinsip dan
kesukaannya. Dia selalu berkata kepada segenap
keluarga bahwa jika kita bersatu maka rintangan yang
berat sekalipun akan dapat dilalui. Tapi jika kita hancur
porak poranda tidak mampu menjaga keutuhan
keluarga, maka tanpa rintangan sekalipun kita tidak
akan bertahan. Betapa hebat yangn beliau lakukan,
selalu menjawab baik dan santun terhadap pendapat,
tuduhan, pertanyaan yang miring, begitu besar jiwanya.
Beliau membangun tali silaturrahmi yang kuat dengan
keluarga dekat, kerabat, tetangga dekat dan bahkan yang
jauh.
Budaya memberi adalah bagian dari konsep
hidup kyai Rifai'I. Memberi itu indah, karena memberi
adalah investasi kebaikan. Dalam manajemen
pesantren kyai Riifa'I menggalakkan budaya
memeberi dan menjadikannya sebagaistrategi untuk membalas pandangan dan
perilaku negatif tehadap pesantren. Misalnya
ketika ada orang yang karena tidak faham
kemudian tidak menyukai bahkan membenci
pesantren sejak awal pendirian pondok
pesantren Daar El-Qolam, beliau selalu
melakukan pendekatan, menjal in
silaturahmi dan berusaha memahami
mereka, mencari tahu apa kebutuhan
meraka, kemudian memberi hadiah kepada meraka
pada waktu-waktu tertentu yang tepat. Dengan tetap
istikomah berfikir positif, husnudzon dan medo'akanmereka agar menerima model dakwah baru yang sedang
diperjuangkaannya.
APRESIASI PARA SAHABAT DAN MASYARAKAT
Karya kyai Rifa'I pada eranya dianggap luar
biasa, terhitung pelopor pendirian pondok modern ala
Gontor di Banten. Di antara pro dan kontra, banyak yang
mengapresiasi dan memujinya. Karnyanya dianggap
besar mengingat sebaran manfaatnya yang melebar dan
meluas. . Menurut DR. KH. Abdullah Syukri Zarkasyi MA.,
keihlasan pak rifai dalam berjuang mewujudkan cita-
citanya dan tekad keras orang tua tuanya (ayah) adalah
kunci keberhasilanya dalam mengambangkan sistem
pondok pesantren.
Kyai Rifa'I orang nya tertib, penampilannya
selalu rapih,public relation cukup baik, mudah diterima
orang karena mudah menerima orang lain, demikian
menurut KH. Hasan Abdullah Sahal. Ini merupakan sifat
pemimpin yang bijaksana yang mempu menempatkan
diri di tengah kemajemukan, yang mempermudah
perjalannya menuju cita-cita mulya.
Gagasan dan pemikiran kyai melampaui usianya
dan bobot visinya melebihi kapasitas fisiknya, demikianmenurut Prof. DR. H.M.A. Tihami, MA. Begitu besar ide
dan gagasan yang beliau ciptakan dan dengan ruhul ihlas
beliau mampu menanggung beban berat itu menjadi
ringan dan mudah. Jiwa kepeloporan kyai Rifa'I patut
ditauladani oleh generasinya, para santri dan
masyarakat, menurut bapak Prof. KH. Wahab Apip, MA.,
agar perkembangan masyarakat yang begitu dinamis
dengan berbagai persolan yang tumbuh dapat dimbangi
dan dicarikan solusinya.
Dan keberanian merintis pondok ala Gontor,
tapi berbeda karena ada putra dan putri pada tempat
yang sama, merupakan suatu ijtihad yang cukup beresiko
tapi cerdas membaca kebutuhan sosial, dimana
masyarakat secara umum belum respon dan percaya
terhadap pesantren yang diprakarsinya, demikian
menurut KH. Mahrus Amin. Kyai Rifa'i seorang motivator
dari sejak santri sampai jadi kyai, dia rival saya
dalam belajar di gontor, demikian dipaparkan
KH. Muhamad Tidjani, MA.Orang yang gigih dalam meraih cita-
cita dan gagasanya jauh ke depan menurut
Prof. Drs. H. Suparman Usman, SH., perlu
mendapat tempat tersendiri dalam hazanah
perjuangan dakwah ala pesantren modern.
Sedemikan tinggi apresiasi dan penghargaan
para santri, alumni, masyarakat dan
berbagai tokoh kepada beliau menjadi
indikator bahwa yang dilakukannya
cukup besar artinya bagi ummat. Sebagai generasi
pengemban estafet perjuangan dakwah Rasulullah Saw.,
kita perlu menjadikan Kyai Rifa'I sebagai salah satumodel untuk dapat menerjemahkan kewajiban dakwah
dengan strategi yang jitu sesuai zaman dimana kita hidup
dan harus berjuang, selamat berjuang !
PENUTUP
Kyai Rifai wafat Ahad, 10 shafar 1418 bertepatan
15 Juni 1997, suatu peritiwa yang sangat mengejutkan
semua pihak, keluarga, para santri, dan masyarakat. Pagi
hari itu beliau masih memberi tausiah bagi para santri
menjelang liburan, kemudian masih menerima tamu,
menerima telephon dan lain-lain seperti biasanya yang
beliau lakukan sehari-hari. Begitu tipis sekulit bawang
perbedaan antara ada dan tiada, antara hidup dan mati,
antara alam nyata dan alam ghaib. Dalam keadaan
sedang mendirikan shalat dhuhur atau sesudahnya,
beliau dipanggil Allah untuk menghadap keharibaan-
Nya. Pada usianya ke 55 tahun, beliau telah
meninggalkan semua karyanya untuk ummat, semoga
menjadi jariah yang mengalir kepadanya, dalam bentuk
ridlo Allah, amin. Begitu indah perjalan hidup yang
singkat tapi penuh dengan makna. wallahu'alam
bishawab.
KIPRAH KIAI ENTERPRENEUR
Oleh: Drs. KH. Soleh Rosyad S.Ag M.MPimpinan Pondok Pesantren Latansa
7/22/2019 Buletin Prasasti FSDL
16/28
Galeri Galeri
PRASASTI
Edisi Spesial Lebaran 2013 M / 1434 H15
7/22/2019 Buletin Prasasti FSDL
17/28
Galeri Galeri
PRASASTI
Edisi Spesial Lebaran 2013 M / 1434 H
PRASASTI
Edisi Spesial Lebaran 2013 M / 1434 H16
7/22/2019 Buletin Prasasti FSDL
18/28
PRASASTI
Edisi Spesial Lebaran 2013 M / 1434 H17
I.Kronologi
erawal dari sebuah keresahan, Kegalauan yang sedikit cetar membahana. Semakin difikir malah semakin
Bresah dan gelisah. Didalam kepala seperti ada gumpalan awan hitam menggulung berisi segudang rasa yangtak mudah ditafsirkan oleh kata-kata. Sebuah Keresahan yang berhubungan dengan realita yang kinimenimpa sebagian besar kaum santri.
Ditengah Era Globalisasi, tantangan kaum santri akan semakin berat. Ibarat mendaki gunung, semakin tinggi
pendakian maka terpaan angin semakin kencang menghempas badan dan menerpa setiap pori-pori serta sendi.
Lelahpun tak jarang menghampiri seolah memaksa langkah tuk berhenti. Hal ini merupakan salah satu konsekuensi
hidup ditengah arus globalisasi yang didalamny terdapat dampak signifikan dari transformasi global yang menyerang
tatanan sosial dan budaya. Arus kemajuan teknologi dan informasi yang berkembang cepat menjadi hal yang tidak
bisa dihindari. Perubahan instant di tengah masyarakat pun semakin tampak didepan mata.
Efek modernisasi ini telah menyulap generasi muda menjadi objek pangsa pasar. Sehingga daya sulap ini mampu
merubah tatanan sosial yang jika tidak mampu dihadapi dengan cerdas dan bijak, akan membawa perubahan-
perubahan menuju dekadensi diberbagai lini. Walau tak bisa dipungkiri bahwa kemajuan teknologi juga memiliki
banyak sisi positif.
Keresahan ini juga tertuju kepada realita yang tengah menggerogoti jiwa-jiwa kaum santri. Kini sebagian besar kaum
santri banyak yang telah berubah dari wajah aslinya. Wajah asli santri dalam gambaran perjalanan sejarah bangsa
Indonesia telah dicatatat sebagai : kaum terpelajar, tangkas, pemberani, dan memiliki jiwa patriotisme yang tinggi.
Seperti contoh dari generasi ke generasi. Di era jauh sebelum kemerdekaan Republik Indonesia, Kaum santri yang
dipimpin oleh wali songo ditanah jawa, mereka berhasil mengislamisasi rakyat jawa dan memerdekakan mereka dari
hegemoni Hindu-Bunda. Selanjutnya di era Perjuangan melawan penjajah belanda, Kaum santri telah berperansebagai bagian terdepan bangsa yang menentang penjajahan, seperti terjadinya perang paderi di sumatera, dan
berbagai peperangan melawan kolonial belanda oleh kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara. Begitupula ketika di era
perebutan kemerdekaan RI, seperti dicontohkan oleh Kiyai Hasyim Asy'ari dalam mengajak santrinya untuk menjaga
harga diri bangsa yang akhrinya menjadi cikal bakal meletusnya gerakanArek-arek Surabaya yang dipimpin oleh Bung
Tomo. Begitupula apa yang dicontohkan oleh seorang kaum santri bernama K.H Ahmad Rifa'I Arif dalam membangun
perkampungan terpencil, menjadi komplek pendidikan yang disegani di provinsi Banten. Hal ini membuktikan bahwa
peran vital kaum santri dalam sejarah bangsa Indonesia, seperti untaian mozaik zamrud yang indah tertata rapih
dalam satu ikatan. Tak terputus dari generasi ke generasi. Fakta sejarah ini membuktikan bahwa karakter kaum santri
Ibarat benteng kuat ummat Islam sekaligus benteng kuat bangsa Indonesia.
Tetapi kini wajah kaum santri sudah banyak berubah. Ketika virus GALAU melanda anak muda bangsa, kaum santri
tidak sedikit yang terkena efek mematikan dari virus ini. Hal ini kenapa penulis bahas, karena ini merupakan potretmenyedihkan yang akan menciptakan kader bangsa yang melankolis, lemah dan menjadi generasi yang kalah.
sekaligus sebuah upaya agar kaum santri kembali kepada wajah aslinya.
Kaum Santri Dilarang
GALAUOleh : Rahmatullah Ibnu Jalil, Lc., Dipl.
Aktualita
7/22/2019 Buletin Prasasti FSDL
19/28
PRASASTI
Edisi Spesial Lebaran 2013 M / 1434 H
PRASASTI
Edisi Spesial Lebaran 2013 M / 1434 H18
II I. Realita yang terjadi di tengah kaum santri saat ini.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata Galau bermakna : pikiran kacau tidak karuan.
Dari makna ini berarti seseorang ketika dalam keadaan galau, berarti ia sedang berada dalam kekacauan pikiran. Dari
pengertian ini mari kita coba bayangkan betapa naifnya ketika dalam realita sehari-hari banyak ditemukan kaum
santri justru sedang sibuk dalam kekacauan pikiran alias Galau. Mereka Sedang bingung apa yang mesti dilakukan,
gundah karena gontai dalam menghadapi permasalahan yang menghadang, merasa kalah oleh keadaan yangmenimpa. Sungguh pemandangan yang sangat sedih untuk disaksikan!!!. Padahal mereka termasuk kaum santri,
pilar penting generasi harapan masa depan agama dan bangsa.
II. Kenapa Kaum santri dilarang galau?
Jawabannya sangatlah mudah. Karena Kaum santri adalah generasi spesial yang lahir dari rahim pesantren.
Bertahun-tahun pondok pesantren mengajarkan santrinya sebuah disiplin kehidupan, pembekalan akhlakul
karimah, ilmu pengetahuan, semangat juang dan mentalitas kemandirian.
Tentu kita juga masih ingat tentang filosofi sakti yang Pondok ajarkan kepada santrinya yang tertuang dalam Motto
Pondok dan Panca Jiwa Pondok sebagai bekal kaum santri dalam meniti kehidupannya. Mari kita sama-sama simak
betapa agungnya nilai filosofi yang pondok ajarkan kepada para santrinya.
Panca jiwa pondok :
1. Keikhlasan.
Ikhlas adalah Jiwa (Ruh) nya amal perbuatan. Ketika seorang ikhlas dalam menjalankan pekerjaannya,
maka rintangan apapun yang dihadapinya akan terasa ringan. Karena dengan keikhlasan, batinnya akan
senantiasa hanya mengharap ridho allah swt. tidak dikotori oleh unsur riya ingin dipuji oleh manusia.
2. Kesederhanaan.
Maksudnya adalah melakukan sesuatu berdasarkan keperluan bukan keinginan. Dengan demikian
kesederhanan adalah sebuah sikap yang tidak diukur oleh kuantitas, besar atau kecil, banyak atau sedikit,
murah atau mahal, tetapi karena ia diperlukan. Kesederhanaan juga berasaskan kepada kemampuan
bukan kemauan.
3. Berdikari.
Sifat ini menunjukan kebebasan seseorang dalam menentukan sikap. Berdikari juga bermakna berusaha
dengan kemampuan dirinya sendiri tanpa menggantungkan diri kepada orang lain. Sifat ini juga sangat
penting untuk melahirkan jiwa-jiwa militan yang siap berjuang dan berbakti kepada masyarakat
4. Ukhuwah..Islamiyah.
Maksud dari prinsip keempat ini adalah menjalin hubungan sesama manusia yang berasaskan kepada
prinsip dari ajaran Islam yang damai dan toleran. Ukhuwah dalam Islam adalah nilai persaudaran dengan
semangat tolong menolong yang tidak melihat batas-batas tertentu, seperti golongan, etnik bahkan
agama atau keyakinan orang lain. Islam menyuruh umatnya untuk menghormati siapapun, bekerjasama
dan bergaul tanpa memandang status sosial bahkan keyakinannya. Hal ini tentunya sangat selaras dengan
ajaran Islam sebagai agama yang menyebarkan kedamaian universal atau rahmatan lil lamn.
5. Kebebasan.
Sikap bebas berarti melepaskan diri dari pengaruh orang lain baik pikiran ataupun tindakan. Kebebasan
bukan dimaksudkan berbuat sesuka hati, tetapi kebebasan dalam menentukan sikap dan pendapat yang
tidak bertentangan dengan nilai-nilai dasar ajaran Islam. Kebebasan juga bersikap moderat tanpa
memihak, yang dibelanya adalah kebenaran sesuai dengan ajaran agama.
Dan apabila Kami rasakan sesuatu rahmat kepada manusia, niscaya mereka gembira dengan rahmat itu.
Dan apabila mereka ditimpa suatu musibah (bahaya) disebabkan kesalahan yang telah dikerjakan olehtangan mereka sendiri, tiba-tiba mereka itu berputus asa.
(Q.S Ar-Rum : 36)
Aktualita
7/22/2019 Buletin Prasasti FSDL
20/28
PRASASTI
Edisi Spesial Lebaran 2013 M / 1434 H19
Berikut ini adalah Motto Pondok:
1. Berbudi luhur.
Ini adalah sifat yang harus ada dalam diri manusia terutama generasi muda. Sifat ini sangat penting dan
haruslah berada pada tingkat pertama sebelum sifat-sifat lain yang akan dimiliki.
2. Berbadan Sehat.
Sebagai calon pemimpin masyarakat, kualitas fisik yang sehat dan kuat juga sangat penting. Akhlak yangmulia, ditambah dengan fisik yang prima akan melahirkan insan tangguh dalam menghadapi setiap
tantangan dan cobaan.
3. Berpengetahuan Luas.
Syarat ini tentunya tidak diragukan lagi. Ia juga syarat utama yang mesti dimiliki oleh calon pemimpin
masa depan. Kesempurnaan seorang pemimpin dapat diketahui melalui budi pekerti, badan yang sehat
serta pengetahuannya yang luas.
4. Berpikir Bebas.
Kepribadian yang dibalut dengan akhlak, fisik yang sehat, ilmu yang luas harus mampu menempatkan
dirinya pada tempat yang bebas, tidak terikat kepada siapapun. Yang dibelanya hanyalah kebenaran untuk
kemaslahatan umat.
Setelah merenungi makna setiap butir dari motto dan panca jiwa pondok, semoga kita tersadarkan baik jiwa dan raga
bahwa kaum santri memang dicetak sebagai benteng pertahanan generasi bangsa yang kuat. Dan memang sudah
menjadi hal yang lumrah bahwa masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim, mereka telah menyerahkan
kepercayaan tinggi kepada Kaum santri sebagai generasi teladan dan panutan.
Contoh kecil, dalam soal problematika moral, kaum Santri telah dijadikan patokan kuat atau rapuhnya moral
masyarakat sekitar. Sehingga jika kaum santri ini lengah dan galau sedikit saja maka ia akan dicap sebagai pihak yang
paling bertanggung jawab atas kemunduran moral masyarakat disekitarnya. Maka tak heran jika gelar dokter hati,
dokter rohani dll, mereka tujukan kepada kaum santri, yang katanya sebagai kaum yang lebih mengerti ilmu agama
dan dipercaya lebih dekat kepada Sang Kuasa. Bertubi pertanyaan seputar agama seperti gelombang besar yang akandihantamkan ke kapal khazanah keilmuan mereka, sewaktu-waktu memburu bahkan seperti tak ada toleransi jika ada
jawaban berbentukapologydari sebuah ketidak tahuan.
Pertanyaan besar yang muncul adalah: Setelah tersadarkan, Apakah kita sebagai kaum santri masih mau tenggelam
dalam kegalauan?
V. Sebuah Harapan
Walau pada dasarnya galau termasuk fitrah manusia. Karena memang justru banyak hikmah-hikmah yang dicapai
sesorang adalah hasil dari perenungan atas kegalauan yang dialaminya. Galau yang dilarang adalah kegalauan yang
menyebabkan keputusasaaan dalam dirinya. Karena rasa putus asa, merupakan hal yang akan membawa manusia
kepada titik stagnan, kemalasan bahkan akan menyebabkan kemunduran.Semoga setelah mengenali jati diri sebagai kaum santri, akan segera timbul reaksi balik untuk segera meninggalkan
kegalauan yang berkepanjangan, sehingga kembali menapaki jalanan terang serta mampu membangkitkan
semangat hidup yang sempat hilang.
Betapapun beratnya beban dan kegalauan yang ditanggung manusia, Allah telah menyiapkan solusi sesuai
kemampuannya La Yukallifullah Nafsan illa Wus'aha. Selagi masih tertanam semangat yang tersirat dalam
pribahasa Man Jadda Wa Jadda, Man sobaro dhofiroserta Man Saaro 'ala Dharbi Wasola. Maka yakinlah
segala kegalauan yang ada dalam benak-benak kaum santri akan segera sirna. Dan berbagai problematika yang
menimpa akan segera menemukan solusinya. Segeralah kita mulai bergerak selangkah demi selangkah
meninggalkan kegalauan menuju asa dan cita-cita yang mulia. Jika mampu berlari untuk mengejar ketertinggalan,
silahkanlah berlari!!!. Dan jika tak mampu berlari, berjalan dengan anggun penuh keyakinan akan lebih baik dari pada
duduk berdiam menunggu keterpurukan.
Seperti pepatah lama mengatakan :
A Journey of a thousand miles must begin with a single step
Aktualita
7/22/2019 Buletin Prasasti FSDL
21/28
PRASASTI
Edisi Spesial Lebaran 2013 M / 1434 H
PRASASTI
Edisi Spesial Lebaran 2013 M / 1434 H20
ebuah keinginan, sebuah cita-cita, sebuah
Sharapan dari seseorang bukanlah sesuatuyang bisa di anggap remeh. Karena darisitulah terbentuknya Negara, terciptanya
pesawat dan lain-lain. Begitu pula FSDL
terbentuk, dari sebuah pemikiran akan
persatuan, dari cita-cita untuk maju bersama,
dengan harapan bisa mengharumkan nama
Almamater tercinta.
Untuk yang ingin kenal, untuk yang baru kenal
dan untuk yang sudah kenal. Kita semua harus
memperdalam pengetahuan kita tentang FSDL,
harus tahu juga apa yang sedang berjalan di
FSDL.
Tanggal 23 November 2002, FSDL didirikan
dengan dasar mempersatukan antara alumni
pondok pesantren DAAR EL QOLAM dan LA
TANSA yang berkiprah di negeri kinanah Mesir.Ikatan ini lah yang membuat FSDL menjadi
sebuah keluarga baru bagi anggotanya, ikatan
untuk mengemban bersama beban susah dan
bahagia selama berada di Mesir.
FSDL berdiri tidak langsung menjadi sebuah organisasi yang berjalan layaknya organisasi pada umumnya,
dikarenakan juga salah satu penyebabnya adalah kekurangang sumber daya manusianya. Lalu sekitar tahun 2004
barulah anggota FSDL banyak beradatangan ke negeri kinanah Mesir ini, dan mulailah perlahan FSDL memperbaiki
kerangka keorganisasisannya.
Sejak didirikannnya FSDL yang hampir menginjak tahun ke 11 nya, telah mengalami beberapa kali sirkulasi pergantian
kepengurusan sebagai estafet roda kepengurusnnya. Dalam kepengurusan organisasi, FSDL menjadi salah satu darisekian banyak wadah latihan keorganisasian sebelum pulang keindonesia, pengkaderan
anggota-anggota yang baru meninjakkan kaki di negeri ini, dengan bimbingan kakak-
kakak yang lebih dahulu datang baik yang menjabat sebagai pengurus juga yang sudah
melewati jabatan kepengurusannya. Semua itu ada dan datang secara alamiah dengan
rasa kepemilikan saling bersaudara dan berkeluarga sesama anggota.
Saat ini FSDL semakin berfikir maju dan memprofesionaisasi diri sebagai organisasi yang
tulen. Juga memberIkan keterbukaan keanggotaan, yang pada dasarnya FSDL hanya
didirikan untuk para alumni pondok pesantren DAAR EL QOLAM dan LA TANSA, kini
merangkul teman-teman yang ingin juga bergabung dalam ikatan persaudaraan forum
keorganisasian ini. Tidak pandang bulu, seperti yang di contohkan pesantren DAAR EL
QOLAM dan LA TANSA BERDIRI SENDIRI DAN UNTUK SEMUA GOLONGAN.
LINTASFSDL
Oleh : Ade Reza Muhammad
Ketua FSDL 2013-2014
7/22/2019 Buletin Prasasti FSDL
22/28
PRASASTI
Edisi Spesial Lebaran 2013 M / 1434 H21
FSDL mulai meresmikan diri di tahun 2011 lalu dalam
ikatan organisasi mahasiswa Indonesia di Mesir PPMI
dan mulai menetapkan sekretariatnya yang
berdomisili di kawasan hail asyir bawabah tiga.
Perlahan FSDL memperbaiki system keorganisasian
yang kurang di dalamnya, merapihkan sekretarianya
agar menjadi lebih sekretariat.
Tahun ini FSDL diisi oleh kepengurusan yang memiliki
sebuah nama PRODUKTIF (professional,edukatif dan
kreatif). Dengan cita-cita agar keorganisasian didalam
FSDL bisa lebih professional dalam menjalankan roda
keorganisasiannya, serta memiliki sisi edukatif yangtidak kalah dari hanya sekedar keorganisasiannya, juga
kreatif dalam setiap program-program yang
dijalankannya. Salah satu program kepengurusan yang
akan menjunjung visi berupa keprofesionalan adalh
dengan mengadakan LDK dengan termasuk di
dalamnya ada pelatihan persidangan dan lain-lain.
Tak juga kalah pentingnya untuk diketahui FSDL
memiliki buletin yang dinamakan PRASASTI, yang
akan selalu hadir membawakan berita-berita segar
sekitar ke FSDL an dan juga masisirserta kepondokan.
P R A S A S T I s e m p a t m e n g a l a m i k e h i l a n g a neksistensinya selama beberapa tahun, namun dengan
semangat kepengurusannya yang baru, dengan jiwa-
jiwa yang segar eksistensinya akan kembali tercium di
sekitar kita.
FSDL memang sudah menerima pengesahan
keberadaannya sebagai penyebar syiar almamater
oleh DAAR EL QOLAM dan LA TANSA di penghujung
tahun 2011. Namun kedekatan hubungan FSDL dan
pondok DAAR EL QOLAM dan LA TANSA belum
terjalin dengan baik. Maka dari itu FSDL mengadakan
sebuah tim yang disebut Tim KARYA, dengan tim ini
FSDL mencoba membuat koneksi terhadap pondok
DAAR EL QOLAM dan LA TANSA. Yang mana akan
dimulai dengan memberikan karya anggota FSDL
berupa buku berisikian lughoh muasyaroh sebagai
colekan kepedulian FSDL terhadap almamaternya.
Dengan ini FSDL menunjukan kemandiriannya sebagai
organisasi, dengan lebih mementingkan kewajiban
dan bukan hak.
Tentunya dengan harapan yang tinggi tim KARYA
untuk tidak hanya berhenti disitu, berharap akan terus
ada keberlanjutan dalam kepengurusan FSDL
seterusnya untuk selalu memberikan yang terbaik
untuk almamaternya. Ini lah salah satu cara FSDLmenunjukan eksistensinya sebagai organisasi yang
mengatas namakan almamater dan ungkapan
terimakasih kepada almamater. Memang tidak
sebanding dengan apa yang sudah di berikan
almamater kepada para santrinya jika itu di anggap
sebagai rasa terimakasih kepada pondok pesantren,
itu memang tidak akan pernah sebanding layaknya
seorang anak yang ingin membalas kasih sayang orang
tuanya.
Segala sesuatu yang ada di dalam FSDL harus
didukung dengan sepenuh hati oleh para anggotanya.Kepengurusan hanyalah sebuah motor yang di
gunakan untuk menggerakan FSDL, tapi bahan
bakarnya adalah dukungan dari seluruh anggotanya.
Tanpa dukungan, motor itu tidak akan bergerak dan
hanya akan menjadi benda mati, diam di tempat.
BersatuKita
Kuat,Bersama
KitaHebat
7/22/2019 Buletin Prasasti FSDL
23/28
PRASASTI
Edisi Spesial Lebaran 2013 M / 1434 H
PRASASTI
Edisi Spesial Lebaran 2013 M / 1434 H22
D a a r e l - Q o l a m merupakan salahsatu pondok modern yang terletak di Pasir
Gintung, kecamatan Jayanti, k a b u p a t e n
Tangerang propinsi Banten Indonesia yang didirikan pada
20 Januari 1968 M/27 Ramadhan 1318 H oleh Drs. KH.
Ahmad Rifa'i Arief.
Bermula dari dapur tua dan 22 murid yang merupakan
sanak saudara dari pendiri pondok tersebut, kini Daar el-
Qolam merintis segalanya. Santrinya yang lebih dari 4000
santri sampai hingga akhirnya berkembang menjadi Daar
el-Qolam 2 dengan program unggulannya dan Daar el-
Qolam 3 dengan program kelas intensifnya. Seiring
ber ja lannya waktu , se ja lan dengan tuntutan
perkembangan teknologi dan informasi dalam era
globalisasi pondok pesantren modern ini mulai merintis
dan mengembangkan fasilitas, kualitas dan kuantitasnya,
hingga pada 20 januari 2008 diresmikanlah Daar el-
Qolam 2 (excellent class program ) oleh Menteri Agama
Maftuh Basyuni yang kini dipimpin oleh Drs.KH.Odhy
Rosihuddin dengan tujuan memberikan kesempatan
khusus bagi santri yang memiliki kemampuan lebih dan
unggul dalam akademis serta memberikan motivasi santri
dalam mengembangkan kemampuannya dalam segi ilmu
pengetahuan dan keterampilan.
Seiring berjalannya waktu semakin bertambahnya alumni
Daar el-Qolam dan Latansa yang melanjutkan studinya di
negara Mesir. Maka dari itu didirikanlah FSDL (Forum
Silaturahmi Daar el-Qolam dan Latansa), sebuah bentuk
organisasi almamater yang bertujuan untuk mempererat
ukhuwah dan menjalin silaturrahmi antar alumni Daar el-
Qolam dan Latansa. Kegiatan yang dilakukan pun
menunjang peningkatan kemampuan, kualitas dan
pengalaman, seperti mengadakan reading camp
(membaca, mempresentasikan dan mengkaji ) kitab-
kitab referensi, mengadakan bimbingan belajar, kajian
independen, yasin dan tahlil bersama, futsal dan volley
bersama, serta pembuatan bulletin dan lainnya.
Tanggapan saya didirikannya FSDL ini baik, bagus. Saya nilai
positif dengan kegiatan-kegiatan yang positif, kalo bisa lebih
di tambah lagi kegiatankegiatan positif lainnya yang juga
bermanfaat untuk org selain FSDL. Saran saya semoga dapat
terus berkiprah dan memajukan generasi yang islami dalam
hal apapun agar tidak kalah saing seiring majunya zaman.
Teruslah menjalin silaturahmi dan kebersamaan, saling
merangkul dan bersikap tenggang rasa sesama anggota
khususnya dan untuk sesama manusia secara umumnya.
Jadikanlah wadah ini tempat untuk mendukung eksistensi
Daar el-Qolam dan Latansa di mata dunia pendidikan danuntuk membantu junior-junior dalam mendapatkan
pelayanan yang adil, dinamis dan memuaskan serta
jadikanlah forum ini sebagai barometer kesuksesan para
alumni Daar el-Qolam dan Latansa agar memotivasi kita
semua disini untuk memberikan yang terbaik bagi Indonesia
umumnya dan terkhusus untuk almamater. Yang paling
terpenting menjadikan forum ini lompatan bagi para alumni
untuk terus maju dengan silaturrahmi yang bermanfaat.
Jadilah orang hebat diantara orang-orang yang hebat.
Tanggapan saya mengenai FSDL ini very good, jadinya
alumni gak ngerasa sendiri. Sarannya tetap berkomunikasi
dengan pihak pondok agar bisa lebih tau perkembangan
para alumni. Harapannya mudah-mudahan bisa terus
lanjut dan makin banyak yang mau ke Mesir. Intinya saya
setuju didirikannya FSDL ini guna menjadi wadah
kreatifitas alumni dan akan banyak ide yang muncul dari
adanya forum ini.
Ust.Aswad Firmansyah (Pembimbing Bahasa/Nahdhotullughoh)
Ust. Abdul Rozak (Bag.pembelajaran kaji kitab )
Apa kata mereka tentang FSDL ?
Semerbak Harum Rumah Kumbangku
KEPONDOKAN
Itu bagus jika melihat kegiatannya. Jgn smp terjebak bhworganisasi semacam itu hanya utk melihat masa lalu,
semacam kumpul2 kangen dll. Potensi alumni harus
diwadahi utk kebaikan di masa yg akan datang bagi individu
alumni, almamater dan umat pd umumnya. Ok good luck,
sy setuju, selamat menjadi produser dan agen kebenaran
dan kebaikan.
Ust. Chamdan Widadi (Dir. Excellent Class )
Oleh : Difla Nabila
7/22/2019 Buletin Prasasti FSDL
24/28
PRASASTI
Edisi Spesial Lebaran 2013 M / 1434 H23
ejak kecil aku memang gampang
Sbosan dan menyukai perubahan.
Bagiku yang masih menginjak usia
7 tahun, aku sudah mengerti bahwa perubahan
adalah nafas hidup. Yang diam memang belum
tentu mati, tetapi mereka yang memilih diam saja,
tidak bergerak, tidak berfikir, maka ia tak lebih
berharga dari pada mayat. Ibuku bilang, kata-kata
yang halus selalu diperlukan untuk berbicara,
tetapi aku kurang bisa bermetafora. Karena
sejatinya begitulah anak kecil, mereka lugu dan
jujur. Tidak usah berpuisi untuk menyatakanmaksud, karena malu menyampaikan kebenaran
adalah perbuatan memalukan itu sendiri.
Oh, tetapi hari ini aku tidak sedang ingin
bercerita tentang jujur atau tidak. Aku sedang
ingin berbicara tentang kecintaanku pada gerak.
Seperti aliran air yang memiliki tujuan pasti, jernih
memercik sambil terus berlalu tanpa lupa
meninggalkan pesona kesejukan. Juga ombak
yang seolah hilang ditelan pantai, tetapi tidak, ia
hanya mundur sebentar untuk kemudian datang
lagi. Aku juga menyukai suara kepakan burung,atau gerakan awan yang gemar berubah bentuk.
Ah, aku mencintai gerak dan aku paling suka
berlari.
Suara hentakan kakiku menginjak tanah,
derakan kerikil, desingan angin di telinga, juga
degupan jantung yang terdengar kuat ketika aku
berhenti. Menakj
Top Related