DINAS PERINDUSTRIAN DAN
PROVINSI KALIMANTAN BARAT
“Membangun Harapan Kalimantan Barat menjadiDaerah Industri Maju dan Perdagangan yang Tangguh
MEMORI JABATAN KEPALA DINAS
(13 J
Drs. Dody Surya Wardaya, MM
DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
PROVINSI KALIMANTAN BARAT
2010
Membangun Harapan Kalimantan Barat menjadiDaerah Industri Maju dan Perdagangan yang Tangguh
MEMORI JABATAN KEPALA DINAS
13 Januari 2009 – 30 September 2010)
Oleh :
Drs. Dody Surya Wardaya, MM
PERDAGANGAN
PROVINSI KALIMANTAN BARAT
Membangun Harapan Kalimantan Barat menjadiDaerah Industri Maju dan Perdagangan yang Tangguh”
i
KATA SAMBUTAN
Alhamdulillah, puji syukur saya haturkan kepada Alloh SWT berkat
terselesaikannya Buku Memori Jabatan ini.
Merupakan sebuah kehormatan sekaligus amanat yang sangat berat,
dipercayakan untuk memimpin Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Prov. Kalimantan Barat selama periode 2009 - 2010. Dinas yang sangat
strategis bagi perekonomian Kalimantan Barat karena kinerjanya
berhubungan langsung terhadap kemakmuran dan kesejahteraan
masyarakat.
Buku Memori Ini merupakan rekaman berbagai peristiwa dan kejadian
yang melibatkan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan
Barat selama masa kepemimpinan saya. Buku ini merupakan salah satu
bentuk laporan pertanggungjawaban saya, khususnya kepada pihak-pihak
yang berkepentingan dan secara umum kepada masyarakat Kalimantan
Barat.
Tentunya, selama kurun waktu tersebut masih banyak kegiatan-kegiatan
sektor industri dan perdagangan yang belum dapat tertangani dengan
semestinya, masih banyak kekurangan, serta belum dapat memuaskan
semua pihak. Sehingga ke depannya, saya sangat berharap Kinerja Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan Barat bagi kemakmuran
masyarakat Kalimantan Barat dapat lebih ditingkatkan.
Akhir kata, saya ucapkan Selamat Bekerja bagi Kepala Dinas Perindustrian
dan Perdagangan Prov. Kalimantan Barat yang baru saja dilantik beserta
segenap staf, semoga apa yang kita cita-citakan bersama “ Terwujudnya
Industri yang maju dan Perdagangan yang tangguh guna mendukung
Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Barat “ akan menjadi kenyataan.
Pontianak, September 2010
Drs. Dody Surya Wardaya, MM
……. intinya adalah bagaimana Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Prov. Kalimantan Barat ke depannya dapat
mengembangkan Industri Agro dan Manufaktur di
Kalimantan Barat melalui akselerasi pertumbuhan Kawasan
Industri serta pengembangan klaster industri pengolahan
berbasis sumber daya lokal, ditunjang penguatan dan
pemberdayaan IKM yang didukung dengan sistem logistik
daerah yang kuat dan terintegrasi dengan sistem logistik Nasional
dan Global dengan tetap fokus pada Keamanan dan
Perlindungan konsumen dalam negeri untuk menjadi daerah
dengan produk-produk yang mampu berdaya saing di
tingkat lokal, nasional, regional, maupun di tingkat global……
13 januari 2009 – 30 september 2010
ii
RINGKASAN EKSEKUTIF
UMUM
1. Buku Memori Jabatan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov.
Kalimantan Barat periode 2009 -2010 merupakan salah satu wujud
pertanggungjawaban kepada para pemangku kepentingan yang telah
memberikan kepercayaannya. Buku ini menguraikan peranan, tupoksi, visi,
misi, rencana strategis, kelembagaan, capaian, evaluasi, kendala Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan Barat selama kurun waktu
2009 – 2010.
2. Bersama buku ini, disertakan pula harapan-harapan di masa depan bagi sektor
industri dan perdagangan Kalimantan Barat, serta harapan bagi para aparatur
yang berjuang di dalamnya. Rekaman perjalanan selama satu tahun sembilan
bulan ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi Kepala Dinas selanjutnya
dalam memulai pengabdiannya untuk mengemban amanat yang sama.
PERANAN INDAG BAGI PEREKONOMIAN
KALIMANTAN BARAT
3. Sektor industri dan perdagangan memiliki peranan yang sangat penting dalam
menggerakan roda perekonomian di Kalimantan Barat. dalam beberapa tahun
terakhir, kedua sektor tersebut masuk dalam tiga besar penyumbang PDRB
Kalimantan Barat. Namun demikian khusus untuk sektor industri, dalam satu
dasawarsa terakhir, peranannya mengalami penurunan yang cukup signifikan.
Sedangkan jika melihat perkembangan produksi komoditi-komoditi primer
terutama dari sektor perkebunan dan pertambangan yang saat ini cenderung
naik, dapat dipastikan bahwa Kalimantan Barat banyak kehilangan potensi nilai
tambah.
4. Sementara itu sektor perdagangan menunjukkan geliat yang positif dan
peranannya makin meningkat. Walaupun perdagangan luar negeri Kalimantan
Barat masih didominasi produk-produk hulu dan masih sangat tergantung pada
negara tujuan ekspor tradisional seperti US, China, Korea, Jepang dan
Singapura.
5. Beberapa isu strategis yang muncul antara lain Peraturan Presiden (PERPRES)
Nomor 28 tahun 2008 Tentang Kebijakan Industri Nasional, OVOP, PP
Nomor 24 Tahun 2009 Teentang Kawasan Industri, Alsintan Center, Industri
Kreatif, Kompetensi Inti, pengembangan industri berbasis SDA, Klaster
Keramik, Sistem Logistik Nasional dan Daerah, Perdagangan Lintas Batas,
iii
revitalisasi pasar, AC-FTA, Sosek Malindo, BPSK, Perlindungan Konsumen
dsb.
TUPOKSI, VISI MISI, SERTA RENCANA STRATEGIS
6. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Barat melaksanakan
tugas pokok dan fungsinya dengan didasari Peraturan Gubernur Nomor 49
Tahun 2008 Tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Perindustrian
dan Perdagangan Prov. Kalimantan Barat. Di dalamnya dijabarkan mengenai
tugas dan fungsi, struktur organisasi, serta tanggung jawab masing-masing unit
kerja yang ada di dalamnya.
7. Visi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan Barat
“terwujudnya industri yang maju dan perdagangan yang tangguh guna
mendukung pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat” merupakan cita-cita
segenap aparatur Dinas, yang diimplementasikan ke dalam tiga misi. Secara
singkat misi-misi tersebut adalah menumbuhk kembangkan sektor industri,
mengembangkan perdagangan dalam dan luar negeri, serta meningkatkan
profesionalisme aparatur. Rencana strategis Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Prov. Kalimantan Barat memuat tujuan, sasaran, serta program
dan kegiatan yang menjadi kerangka kerja.
KELEMBAGAAN
8. Organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan Barat
berdasarkan Pergub Nomor 49 tahun 2008, dipimpin oleh satu orang Kepala
Dinas, satu orang Sekretaris, serta empat Kepala Bidang, selain itu terdapat
empat UPT yang masing-masing dikepalai oleh satu orang Kepala Unit setingkat
Kepala Bidang. Selain itu terdapat satuan-satuan kerja yang menangani
kegiatan-kegiatan yang didanai oleh APBN/dekonsentrasi. Personil secara
keseluruhan berjumlah 179 orang dengan komposisi berdasarkan tingkat
pendidikan adalah 60 % berpendidikan SMA ke bawah dan sekitar 40 %
berpendidikan S1 ke atas. Dari segi sarana fisik, saat ini Dinas kekurangan
Ruang kerja. Gedung kantor yang dulu digunakan untuk aparatur Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan Barat kini digunakan untuk
SKPD lain. Kendaraan Roda Empat sangat terbatas dan umumnya sudah
dalam keadaan tua. Perlengkapan kantor sudah cukup memadai ditambah
dengan adanya fasilitas koneksi internet. Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Prov. Kalimantan Barat telah memilik website dengan alamat
www.disperindag.kalbarprov.go.id.
9. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan Barat mendapat dana
Kegiatan setiap tahunnya dari Dana APBD Pemda Kalimantan Barat dan Dana
iv
APBN (dekonsentrasi) Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian
Perindustrian dan Kementerian Perdagangan. Secara garis besar, progam-
program kegiatan tersebut antara lain ; Program Pengembangan Industri Agro
dan Hasil Hutan (IKAHH), Program Pengembangan Industri Logam, Mesin,
Elektronika dan Aneka (ILMEA). Program Pengembangan Industri Kecil
Menengah (IKM), program Peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri,
Program perlindungan konsumen, program pengembangan pasar lelang daerah,
program peningkatan kerja sama internasional, program pengembangan dan
peningkatan ekspor, serta program peningkatan daya saing produk unggulan
ekspor. Disamping itu terdapat program-program kegiatan yang berhubungan
dengan kinerja seperti program pelayanan kemetrologian, peningkatan kualitas
pelayanan publik, peningkatan sarana-prasarana, pengembangan sistem
pelaporan, Peningkatan pengelolaan aset daerah, pengembangan perencanaan
indag, pelayanan administrasi kantor.
PENCAPAIAN SASARAN
10.Selama kurun waktu 2009-2010 laju rerata pertumbuhan sektor industri
Kalimantan Barat berkisar 1 – 2 % per tahun. Di Bidang Industri Manufaktur,
saat ini terdapat Industri Galangan Kapal dengan nama PT Steadfast Marine
yang berlokasi di Pontianak. Negara pembeli produk-produknya antara lain
Belanda dan Singapura. Kalimantan Barat juga telah menjadi pusat
percontohan pengembangan alat mesin dan pertanian (ALSINTAN) dengan
program ALSINTAN CENTER. Beberapa Komoditi Unggulan Kalimantan
Barat telah disetujui oleh Pemerintah Pusat Melalui Perpres Nomor 28 Tahun
2008 Tentang Kebijakan Industri Nasional untuk dikembangkan dalam jangka
menengah 2010-2014, yaitu Industri Berbasis Karet dan Kelapa sawit.
11.Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan Barat berupaya
menginisiasi terbentuknya klaster industri hilir dan industri penunjang karet,
mengingat besarnya potensi karet Kalimantan Barat. Roadmap Pengembangan
Industri Unggulan Karet Kalimantan Barat telah diserahkan secara langsung
oleh Sekretaris Daerah Prov. Kalimantan Barat kepada Staf Ahli Menteri
Perindustrian Bidang Investasi pada acara Rapat Kerja Teknis Industri dan
Perdagangan 2010. Sedangkan untuk pengembangan industri berbasis sawit,
saat ini sudah sampai pada penyamaan persepsi dan mobilisasi stakeholder
untuk mencapai sebuah komitmen mengenai pentingnya penumbuhan industri
hilir berbasis sawit di Kalimantan Barat.
12.Saat ini sedang difasilitasi rencana pembangunan kawasan industri di
Kalimantan Barat, yaitu Kawasan Industri Semparuk, Kawasan Industri
Mandor, Kawasan Industri Sungai Ringin, dan Kawasan Industri Tayan. Tidak
ketinggalan, diselenggarakan juga sosialisasi Kawasan Industri bekerja sama
dengan Kementerian Perindustrian Republik Indonesia.
v
13.Dalam rangka pengembangan ILMEA dan IKM Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Provinsi Kalimantan Barat memberikan dukungan penuh
terhadap Pengembangan Alsintan Center (TOT dan Workshop) sebagai salah
satu Pilot Project Nasional dalam pengembangan Alsintan di luar Pulau Jawa.
Di tahun 2009, Kalimantan Barat menempatkan satu IKM nya yang bergerak di
bidang tenun mendapatkan penghargaan UPAKARTI yang diserahkan
langsung oleh Presiden Republik Indonesia. Dukungan pengembanan OVOP
serta pelatihan CEFE rutin dilakukan untuk pengembangan IKM Kalimantan
Barat. Selain itu pameran-pameran untuk memfasilitasi IKM dalam rangka
promosi produk menjadi sebuah agenda wajib.
14.Laju inflasi selama periode 2009 – 2010 berkisar antara 4,08 – 5 %. Dalam
rangka pengembangan perdagangan Kalimantan Barat, Dinas Perindustrian dan
Perdagangan setiap tahun mengadakan Pasar Lelang Forward komoditi agro.
Sosialisasi Resi Gudang diberikan kepada masyarakat, pelaku usaha serta
aparatur itu sendiri. Selain itu untuk memperluas pasar, Dinas membangun
Griya Kerajinan di Pulau Bali, yang merupakan daerah tujuan wisata
internasional.
15.Untuk mengatasi lonjakan harga pada saat menjelang Hari Besar Keagamaan
secara rutin diselenggaraan pasar murah. Dinas juga memfasilitasi
pembangunan pasar-pasar tradisional dan pasar perbatasan di kabupaten / kota.
Tercatat di tahun 2009 terdapat 6 kabupaten/kota yang mendapatkan dana
DAK Kementerian Perdagangan dan pada tahun 2010 menjadi tujuh
kabupaten/kota.
16.Dalam kaitannya dengan perlindungan konsumen, Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Prov. Kalimantan Barat rutin melakukan pengawasan peredaran
minuman beralkohol, pengawasan barang beredar, pengawasan BDKT,
peneraan dll.
17.Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan Barat gencar
melakukan promosi produk-produk dalam negeri serta mengkampanyekan
gerakan Aku Cinta Indonesia.
18.Dalam kaitannya dengan perjanjian kerja sama internasional, Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan Barat setiap tahun andil
dalam pertemuan Sosek Malindo tingkat provinsi. Dalam Pertemuan tersebut,
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan Barat berperan
sebagai ketua Tim Teknis Ekonomi Prov. Kalimantan Barat.
19.Dinas Perindustrian dan Perdagangan ikut akti dalam mempromosikan produk
atau komoditi Kalimantan Barat ke Mancanegara melalui even-even pameran,
diantaranya Event China Asean Expo VI di Nanning China, Sanghai Expo,
Pameran Festival Indonesia di Melbourne Australia, La Beaute Internastional
di Kuching Sarawak.
vi
20.Dalam mendukung kinerja ekspor Kalimantan Barat, Dinas rutin mengadakan
sosialisasi, pelatihan, bimbingan teknis terkait ekspor-impor, pengolahan
komoditi ekspor, mutu, serta standardisasi Dinas juga concern terhadap
masalah perdagangan lintas Batas, dengan rutin memberikan penyuluhan-
penyuluah didaerah-daerah perbatasan. Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Prov. Kalimantan Barat berperan aktif dalam Forum Kinerja Ekspor
Kalimantan Barat.
21.Selama kurun waktu tersebut, Aset Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov.
Kalimantan Barat mengalami penambahan, antara lain satu buah kendaraan
dinas untuk operasioanl Kepala Dinas serta tiga buah kendaraan bermotor
roda dua. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan Barat
seharusnya sudah membangun gedung tambahan pada tahun ini, namun
terkendala oleh kasus hukum yang melibatkan salah seorang anggota Panitia
Pengadaaan, sehingga proses pembangunan belum dapat dilanjutkan.
22.Dalam rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat, laboratorium-
laboratorium di lingkungan Dinas selalu dipelihara akreditasinya. Pelatihan-
pelatihan teknis bagi petugas laboratorium selalu diadakan secara rutin.
23.Dinamika komposisi kepegawaian mewarnai Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Prov. Kalimantan Barat selama kurun waktu 2009 – 2010.
Tercatat lebih kurang 10 orang pegawai telah memasuki masa pensiun
sedangkan pegawai baru tercatat berjumlah 12 orang. Dalam meningkatkan
kapasitas SDM, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan Barat
telah mengirimkan dua orang pegawainya mengikuti kursus pengawasan
peneraan di Pusdiklat Kemetrologian Kementerian Perdagangan untuk menjadi
petugas pengawas barang dan jasa yang bersertifikat. Dinas juga memfasilitasi
tiga orang pegawai yang mengikuti beasiswa program master (S2). Dua orang
melanjutkan sekolah di pulau Jawa dan satu orang di luar negeri yaitu di Inggris.
KENDALA DAN PERMASALAHAN
24.Kendala yang dihadapi Kalimantan Barat dalam pengembangan industri yaitu
keterbatasan akan sumber energi (listrik), keterbatasan infrastruktur penunjang,
belum tumbuh dan berkembangnya kawasan industri, belum adanya insentif
(regulasi dan infrastruktur), serta masih kurangnya litbang terapan.
25.Di sektor perdagangan, Kalimantan Barat masih terkendala dengan belum
adanya Sistem Logistik Daerah. Ekspor Kalimantan Barat masih didominasi
oleh produk-produk hulu terutama karet dan kayu. Perdagangan Lintas Batas
masih banyak menyisakan masalah, terutama masalah penyelundupan. Daya
saing produk yang rendah serta ekonomi biaya tinggi turut mempengaruhi
kinerja perdagangan. Pengawasan beredar dan perlindungan konsumen masih
terkendala oleh persoalan klasik, kurangnya tenaga atau SDM.
vii
HARAPAN MASA DEPAN
26.Harapan ke depan bahwa Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov.
Kalimantan Barat dapat berperan lebih aktif untuk mendorong penumbuhan
kawasan industri di Kabupaten/kota, mendorong pengembangan industri
unggulan Kalimantan Barat, pengembangan industri hilir berbasis CPO,
mendorong pengembangan industri pendukung sektor pertanian melalui
program Alsintan center, serta mendorong pengembangan industri kreatif.
27.Sementara untuk sektor perdagangan diharapkan dapat meningkatkan produk
ekspor, diversifikasi produk ekspor, serta diversifikasi pasar ekspor.
Mendorong pengembangan perdagangan lintas batas, mendorong terbentuknya
sistem logistik daerah, serta mendorong terbentuknya lembaga penyelesaian
sengketa konsumen dan Unit Kemetrologian di kabupaten / kota.
28.Aparatur Dinas Perindustrian dan perdagangan Prov. Kalimantan Barat
diharapkan terus meningkatkan kompetensinya di tengah-tengah era globalisasi
dan modernisasi.
viii
DAFTAR ISIKATA SAMBUTAN………………………………………………………………………………… iRINGKASAN EKSEKUTIF……………………………………………………………………… iiDAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………. viiiDAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………………………….. ixBAB. 1 PENDAHULUAN……………………………………………………………………… 1
1.1 LATAR BELAKANG…………………………………………………………….. 21.2 TUJUAN……………………………………………………………………………….. 31.3 SISTEMATIKA PENULISAN……………………………………………….. 3
BAB. 2 PERANAN SEKTOR INDUSTRI DAN PERDAGANGANBAGI PEREKONOMIAN KALIMANTAN BARAT……………………. 52.1 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH…………………………… 62.2 DINAMIKA PERTUMBUHAN SEKTOR INDUSTRI
DAN PERDAGANGAN………………………………………………………… 72.3 ISU-ISU STRATEGIS……………………………………………………………. 8
BAB. 3 TUPOKSI, VISI DAN MISI, SERTA RENCANA STRATEGIS…… 133.1 TUGAS POKOK DAN FUNGSI……………………………………………. 143.2 VISI DAN MISI…………………………………………………………………….. 153.3 RENCANA STRATEGIS……………………………………………………….. 16
BAB. 4 KELEMBAGAAN……………………………………………………………………….. 204.1 ORGANISASI……………………………………………………………………….. 214.2 KONDISI PERSONIL…………………………………………………………… 224.3 SARANA DAN PRASARANA……………………………………………….. 234.4 ANGGARAN………………………………………………………………………… 244.5 KEGIATAN………………………………………………………………………….. 25
BAB. 5 PENCAPAIAN SASARAN………………………………………………………….. 265.1 SEKTOR INDUSTRI…………………………………………………………….. 275.2 SEKTOR PERDAGANGAN………………………………………………….. 355.3 MANAJEMEN KANTOR………………………………………………………. 49
BAB. 6 KENDALA DAN PERMASALAHAN………………………………………….. 536.1 INDUSTRI…………………………………………………………………………….. 546.2 PERDAGANGAN………………………………………………………………….. 56
BAB. 7 HARAPAN MASA DEPAN…………………………………………………………. 607.1 INDUSTRI……………………………………………………………………………. 617.2 PERDAGANGAN………………………………………………………………….. 647.3 PROFESIONALISME APARATUR……………………………………….. 667.4 PENUTUP…………………………………………………………………………….. 67
LAMPIRAN……………………………………………………………………………………………… 68
ix
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN I ANGGARAN TAHUN 2009…………………………………………….. 68
LAMPIRAN II ANGGARAN TAHUN 2010……………………………………………. 69
LAMPIRAN III TABEL PENCAPAIAN SASARAN TA. 2009…………………… 70
LAMPIRAN IV REALISASI BELANJA TRIWULAN III TA 2010……………. 72
LAMPIRAN V DAFTAR ASET……………………………………………………………….. 73
2PENDAHULUANBAB I
1.1 LATAR BELAKANG
rs. Dody Surya Wardaya, MM menjabat sebagai Kepala Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan Barat
berdasarkan Keputusan Gubernur Kalimantan Barat Nomor
821.22/03/BKD-B Tanggal 13 Januari 2009 Tentang Pemberhentian dan
Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dari dan dalam Jabatan Struktural
Eselon II di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat. Selama
Masa Bakti 2009 – 2010, Dinas
Perindustrian dan Perdagangan telah
melaksanakan berbagai kegiatan, baik
kegiatan desentralisasi maupun kegiatan
dekonsentrasi, sesuai dengan tugas pokok
dan fungsinya yang tercantum dalam
Peraturan Gubernur Kalimantan Barat
Nomor 49 Tahun 2008 Tentang Tugas
pokok, fungsi, dan tata kerja Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Provinsi
Kalimantan Barat.
Selama masa itu pula, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov.
Kalimantan Barat telah menghasilkan berbagai capaian dan prestasi, serta
menghadapi berbagai tantangan dan kendala dalam pelaksanaan tugas
pembangunan serta pembinaan terhadap aparatur.
Untuk memberikan gambaran secara menyeluruh mengenai berbagai
kegiatan dan pelaksanaan kegiatan yang ditempuh selama masa bakti
2009 – 2010, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan
Barat perlu menyusun suatu naskah memori masa jabatan Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan Barat yang memuat
D
Pada saat dilantik menjadi Kepala DinasPerindustrian dan Perdagangan Prov. Kalbarpada tahun 2009 di Balai Petitih KantorGubernur Kalimantan Barat
3PENDAHULUANBAB I
capaian, prestasi, tantangan, dan kendala dalam pelaksanaan tugas pokok
dan fungsi dan dalam pembangunan kapasitas kelembagaan untuk menjadi
sebuah organisasi yang moderen dan akuntabel sesuai dengan cita-cita
reformasi birokrasi Republik Indonesia.
1.2 TUJUAN
Selain sebagai bentuk pertanggungjawaban Kepala Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Prov. Kalimantan Barat masa bakti 2009 – 2010 kepada para
pemangku kepentingan yang telah memberikan mandat dan kepercayaan,
Buku Memori Masa Jabatan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov.
Kalimantan Barat diharapkan
dapat menjadi masukkan bagi
Kepala Dinas selanjutnya
dalam melakukan tugasnya.
Dengan demikian diharapkan
terjadi kesinambungan
kebijakan dan berbagai
kegiatan yang telah berjalan
dengan baik.
1.3 SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika Buku Memori ini adalah sebagai berikut :
BAB 1. PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan latar belakang, maksud dan tujuan, serta sistematika
penulisan Buku Memori.
Drs. Dody Surya Wardaya, MM
Ka. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan Barat
2009 - 2010
4PENDAHULUANBAB I
BAB 2. PERANAN SEKTOR PERINDUSTRIAN DAN
PERDAGANGAN BAGI PEREKONOMIAN KALIMANTAN
BARAT
Bab ini menjelaskan gambaran kondisi perekonomian Kalimantan Barat
terutama sektor industri dan perdagangan, serta peranan Dinas
Perindustrian dan Perdagangan di dalamnya.
BAB 3. TUPOKSI, VISI DAN MISI, SERTA RENCANA STRATEGIS
Bab ini menjelaskan secara ringkas tugas pokok dan fungsi, visi dan misi,
serta rencana strategis Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov.
Kalimantan Barat.
BAB 4. KELEMBAGAAN
Bab ini menjelaskan kondisi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov.
Kalimantan Barat saat ini, meliputi kondisi personil, sarana dan prasarana,
anggaran, serta kegiatan yang dilaksanakan.
BAB 5. PENCAPAIAN SASARAN
Bab ini menjelaskan capaian sasaran dan kegiatan pembangunan bidang
industri dan perdagangan
BAB 6. KENDALA DAN PERMASALAHAN
Bab ini menjelaskan kendala dan permasalahan yang dihadapai Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalbar dalam pelaksanaan tugas
pembangunan
BAB 7. HARAPAN MASA DEPAN
Bab ini berisi harapan Kepala Dinas terhadap upaya melanjutkan visi dan
misi dan peningkatan peran Dinas Perindustrian dan Perdagangan dalam
pembangunan industri dan perdagangan di Kalimantan Barat.
6PERANAN SEKTOR INDUSTRI DAN PERDAGANGANBAB II
2.1 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Sektor industri dan perdagangan memiliki peranan yang sangat penting
dalam menggerakkan roda perekonomian di Kalimantan Barat. Sektor
industri dan perdagangan masuk dalam tiga besar penyumbang PDRB
Kalimantan Barat dalam beberapa tahun terakhir.
Peranan Sektor Industri Pengolahan dan Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran terhadap
Pertumbuhan PDRB Kalbar Tahun 2008 - 2009
Lapangan Usaha
Atas DasarHarga Berlaku(Miliar Rupiah)
Atas Dasar HargaKonstan Tahun 2000
(Miliar rupiah)
LajuPertumbu
han(persen)
2008 2009 2008 2009 2009Industri Pengolahan 8.872,54 9.678,11 4.909,10 4.963,70 1,11Perdagangan, Hotel,dan restoran
11.349,12 12.743,53 6.518,08 6.838,01 4,91
Produk DomestikRegional Bruto (PDB)Kalbar
48.414,40 53.865,79 27.682,85 29.001,844,76
(sumber : BPS Prov. Kalbar tahun 2009)
Tabel di atas menunjukkan pertumbuhan sektor perdagangan, hotel dan
restoran mengalami pertumbuhan sebesar 4, 91 %, sedangkan sektor
industri pengolahan tumbuh sebesar 1,11 %. Struktur perekonomian
Kalimantan Barat pada Tahun 2009 masih didominasi oleh tiga sektor
yaitu sektor Pertanian, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, serta sektor
Industri Pengolahan. Ketiga sektor tersebut kontribusinya dalam PDRB
mencapai 67,48 %.
Struktur PDRB Kalbar menurut Lapangan usaha (persentase),
yang menunjukkan kontribusi tiga sektor utama
NO Lapangan Usaha 2008 2009
1 Industri Pengolahan 18,33 17,972 Pertanian, Peternakan, kehutanan, dan
Perikanan26,51 25,85
3 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 23,44 23,664 Dll.
PDRB Kalbar 100 100
(sumber : BPS Prov. Kalbar tahun 2009)
7PERANAN SEKTOR INDUSTRI DAN PERDAGANGANBAB II
2.2 DINAMIKA PERTUMBUHAN SEKTOR INDUSTRI
DAN PERDAGANGAN
Peranan sektor industri bagi perekonomian Kalimantan Barat cukup besar
jika dilihat dari kontribusinya terhadap nilai PDRB. Namun demikian
dalam satu dasawara terakhir, peranannya mengalami penurunan cukup
signifikan. Kontribusi sektor industri terhadap perekonomian Kalimantan
Barat pada tahun 2000 sebesar 24,15 % persen, namun menurun menjadi
17,97 % pada tahun 2009. Tren menurun itu akan terus terjadi, dan
diperkirakan pada tahun 2013 peranan sektor industri terhadap PDRB
Kalimantan Barat hanya 14 % (Bappeda Prov. Kalbar 2009 % BPS Kalbar,
2010)
Jika melihat perkembangan produksi komoditi-komoditi primer terutama
dari sektor perkebunan dan pertambangan yang saat ini cenderung
meningkat, dapat dipastikan bahwa Kalimantan Barat banyak kehilangan
potensi nilai tambah yang sangat besar.
Penurunan sektor industri terutama disebabkan oleh menurunnya kinerja
industri kayu. Sedangkan perkembangan usaha industri pengolahan
berbasis sumber daya alam lainnya seperti perkebunan dan pertanian
masih sangat lambat. Itupun masih dalam bentuk industri hulu yang
peningkatan nilai tambahnya relatif kecil.
Sektor perdagangan, di sisi lain memberikan peranan yang penting dalam
perekonomian Kalimantan Barat dengan menggeser peranan sektor
industri. Meskipun demikian, perdagangan Kalimantan Barat secara
umum masih dihadapkan berbagai masalah. Perdagangan luar negeri
Kalimantan Barat masih didominasi oleh produk-produk hulu dengan
dominasi beberapa komoditi (karet dan kayu). Total dan nilai volume
ekspor Kalimantan Barat masih sangat fluktuatif dan masih tergantung
pada negara tujuan ekspor tradisional seperti US, China, Korea, Jepang,
dan Singapura.
8PERANAN SEKTOR INDUSTRI DAN PERDAGANGANBAB II
Perdagangan dalam negeri Kalimantan Barat menunjukkan tingkat
efektivitas dan efisiensi distribusi yang masih rendah, ditandai dengan
margin distribusi perdagangan dalam negeri yang sangat berfluktuatif.
Tingkah integrasi antara Pasar, Pengumpul, grosir, dan pengecer masih
lemah. Produk-produk konsumsi yang beredar di Kalimantan Barat
umumnya berasal dari Pulau Jawa bahkan ada yang berasal dari negera
tetangga. Bahan kebutuhan pokok masyarakat yang berasal dari
Kalimantan Barat sendiri yaitu ikan, sebagian daging, unggas, dan telur.
2.3 ISU-ISU STRATEGIS
Berdasarkan poin-poin di atas, terdapat isu-isu strategis sektor industri dan
perdagangan yang menjadi fokus perhatian Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Prov. Kalimantan Barat sepanjang tahun 2009 – 2010.
Isu-isu tersebut berkembang baik dalam skala daerah, nasional, maupun
internasional.
1. Sektor Industri
Tindak lanjut PERPRES No. 28 Tahun 2008 Tentang
Kebijakan Industri Nasional (KIN). Salah satu
pendekatan yang dilakukan untuk mengimplementasikan peraturan
tersebut adalah mekanisme Bottom up ; Pengembangan Industri
Pengolahan Komoditi Unggulan daerah menuju Kompetensi Inti
Industri Daerah.
Dalam Kebijakan tersebut, Karet dan Kelapa Sawit ditetapkan
sebagai Komoditi Unggulan Daerah Kalimantan Barat.
Pengembangan Industri pengolah berbasis kedua komoditi tersebut
menjadi prioritas nasional.
Peta Panduan Pengembangan Industri berbasis karet Kalbar saat ini
telah disusun, dan sedang dalam proses pengkajian Kementerian
Perindustrian RI sebagai tindaklanjut Perpres 28/2008 tentang KIN.
Pengembangan IKM dengan fokus pada Pengembangan kompetensi
inti kabupaten/kota dan Ovov. Saat ini Kabupaten / kota sedang
9PERANAN SEKTOR INDUSTRI DAN PERDAGANGANBAB II
menyusun dan atau memperbaharui peta panduan pengembangan
Kompetensi inti Industri dan OVOP di Kabupaten / kota di Kalbar.
Penumbuhan industri turunan karet, CPO, dan Kelapa terpadu
Penumbuhan dan Pengembangan Kawasan Industri Daerah sebagai
Sarana untuk mengembangkan Industri yang berwawasan
lingkungan serta memberikan kemudahan dan daya tarik investasi
sebagai Tindak lanjut PP No 24 Tahun 2009 Tentang
Kawasan Industri. Sebagian besar menjadi kewenangan daerah
(dahulu menjadi kewenangan Pusat) dalam perijinan dan
pembinaan.
Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor 35
Tahun 2010 Tentang Pedoman teknis Kawasan
Industri.
Pembangunan ALSINTAN (alat dan mesin pertanian) CENTER
Pengembangan Klaster Industri, terutama Klaster Industri
Keramik (yang telah disetujui dan dianggarkan melalui APBD
dan APBN Kementerian Perindustrian sejak tahun 2007), yang
merupakan salah satu dari 6 prioritas pengembangan klaster industri
Nasional.
Pengembangan Industri Kreatif yang berbasis Agro dan TI
(teknologi Informasi). Industri kreatif Indonesia didefinisikan
sebagai Industri yang berasal dari pemanfaatan kreatifitas,
keterampilan, serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan
serta lapangan pekerjaan melalui penciptaan dan pemanfaatan daya
kreasi dan daya cipta individu tersebut. Beberapa tindakan yang
telah dilakukan pemerintah RI untuk mengembangkan industri
kreatif antara lain :
a. Undang-undang No 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian,
yaitu pada Bab VI Pasal 17 yang menyatakan bahwa Desain
produk industri mendapat perlindungan hukum
b. Undang-undang No 31 tahun 2000 tentang Desain Industri
dalam perlindungan Hak atas Kekayaan Intelektual
10PERANAN SEKTOR INDUSTRI DAN PERDAGANGANBAB II
c. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor
20/MPP/Kep/I/2001 tentang Pembentukan Dewan Desain
Nasional/Pusat Desain Nasional (PDN)
d. Pusat Desain Nasional (PDN) sejak tahun 2001 s/d 2006 telah
memilih 532 desain produk terbaik Indonesia
e. Tahun 2006, Departemen Perdagangan RI memprakarsai
peluncuran Program Indonesia design Power yang
beranggotakan Departemen Perdagangan RI, Departemen
Perindustrian RI, Kementerian Koperasi dan UKM, serta
Kamar Dagang Indonesia (KADIN).
f. Tahun 2007, Departemen Perdagangan RI meluncurkan hasil
studi Pemetaan Industri Kreatif Indonesia dan menetapkan
14 subsektor industri kreatif indonesia berdasarkan studi
akademik atas klasifikasi baku Usaha Industri Indonesia
(KBLI) yang diolah dari data Badan Pusat statistik dan
sumber data lainnya (asosiasi, komunitas kreatif, lembaga
pendidikan dan lembaga penelitian).
g. Tahun 2008, Departemen Perdagangan RI meluncurkan dua
buah buku mengenai Pengembangan Ekonomi Kreatif
Indonesia 2025 dan Pengembangan Industri Kreatif
menuju Visi Ekonomi Kreatif Indonesia 2025.
2. Sektor Perdagangan
Penguatan Sistim Logistik Nasional dan Daerah.
Walaupun sampat saat Buku ini disusun, Peraturan
Perundangannya belum selesai dibahas, namun harus segera di atasi
agar Kalimantan Barat tidak tertinggal. Peran sektor Perdagangan
dalam perekonomian nasional yang semakin penting baik secara
kualitas maupun kuantitas. Secara kuantitas dapat terlihat dari PDB
yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Secara kualitas dapat
dari kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk mengedepankan kualitas
jasa perdagangan, seperti; perbaikan pelayanan publik, iklim usaha,
infrastruktur terkait ekpor impor, pembanguan sekaligus
11PERANAN SEKTOR INDUSTRI DAN PERDAGANGANBAB II
revitalisasi dan harmonisasi pasar tradisional-pasar
modern, penyediaan kebutuhan pokok, stabilisasi harga, serta
sinergi pengembangan UKM dan petani di bidang perdagangan.
Penyerapan tenaga kerja di bidang perdagangan secara nasional
maupun di wilayah Kalbar menunjukkan angka yang signifikan.
Peningkatan kinerja ekspor Indonesia yang terkait dengan kinerja
ekspor daerah. Peningkatan diversifikasi produk ekspor dan
diversifikasi pasar tujuan ekspor. Perdagangan Lintas Batas,
Pelaksanaan pembangunan, dan pengembangan National Single
Window (NSW) untuk pelayanan perijinan ekspor-impor.
Kerja sama dan diplomasi perdagangan
Kerja sama Bilateral : Sosek Malindo antara
pemerintah Indonesia dengan Malaysia
Kerja sama regional ; Asean-Mitra dialog Asean yang telah
menjalin kerja sama dalam bentuk Asean-China Free Trade
Area (AC-FTA).
Stabilisasi harga bahan pangan dan kecukupan
pasokan, seperti bahan-bahan sembako dan komoditi penting
lainnya antara lain; Beras, Gula, Minyak goreng, kedelai, dan terigu.
Pengendalian disparitas harga antar daerah yang tinggi
yang hakikatnya dapat mengganggu stabilitas ekonomi nasional.
Konversi minyak tanah ke gas bersubsidi
Peredaran pupuk bersubsidi
Peredaran beras bersubsidi
Perdagangan antar pulau
Pemberdayaan Pasar Tradisional dan UMKM
Perluasan akses pasar produk UMKM dengan
membuka gerai, kios, dan fasilitasi produk UMKM masuk
dalam jalur ritel modern.
Penciptaan jaringan kemitraan UMKM, pembentukan
waralaba lokal
Pengenalan/promosi kuliner tradisional nusantara dan produk
pangan UMKM
12PERANAN SEKTOR INDUSTRI DAN PERDAGANGANBAB II
Bimbingan teknis penerapan ISO, pengemasan
(packaging), dan Branding kepada UMKM
Perlindungan Konsumen dan Pengamanan perdagangan
Perlindungan Produsen domestik
Perlindungan konsumen
Pembentukan Lembaga Perlindungan Konsumen
Swadaya masyarakat (LPKSM)
Pembentukan Badan Penyelesaian Sengketa
Konsumen (BPSK)
Pembentukan Badan perlindungan Konsumen
nasional (BPKN)
Pengawasan barang beredar
Kemetrologian; Peningkatan SDM terkait
pengawasan barang seperti PPBJ (Petugas Pengawas
barang dan Jasa), PPNS-PK (Penyidik Pegawai Negeri
Sipil Perlindungan Konsumen)
Pasar Komoditi terorganisir
Perdagangan berjangka komoditi
Pasar lelang forward (PLF) Provinsi
Sistem resi gudang
Pengembangan Citra indonesia
Program Promosi Ekspor Nasional Pengembangan Ekonomi Kreatif
Gerakan Aku Cinta Indonesia (ACI); Logo “100%
Cinta Indonesia”
14BAB. III TUPOKSI, VISI DAN MISI, SERTA RENCANA STRATEGIS
3.1 TUGAS POKOK DAN FUNGSI
inas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan Barat
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya berdasarkan Peraturan
Gubernur Kalimantan Barat Nomor 49 Tahun 2008 Tentang
Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Provinsi Kalimantan Barat.
Adapun Tugas Pokok Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov.
Kalimantan Barat berdasarkan Peraturan Gubernur tersebut adalah :
1. Dinas Perindustrian dan Perdagangan mempunyai tugas
melaksanakan urusan pemerintah provinsi di bidang perindustrian
dan perdagangan, melaksanakan tugas dekonsentrasi dan tugas
lainnya yang diserahkan oleh Gubernur sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
2. Dinas Perindustrian dan Perdagangan dipimpin oleh seoarang
Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab
kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana yang termaksud pada tugas pokok
di atas, Dinas Perindustrian dan Perdagangan memiliki fungsi :
1. Perumusan kebijakan teknis di Bidang Industri Kimia, agro, dan
hasil hutan; Industri logam, mesin, elektronika, dan aneka;
Perdagangan dalam negeri dan kemetrologian; serta perdagangan
luar negeri;
2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di
bidang Industri Kimia, agro, dan hasil hutan; Industri logam, mesin,
elektronika dan aneka; Perdagangan dalam negeri dan
kemetrologian; serta perdagangan luar negeri sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
D
15BAB. III TUPOKSI, VISI DAN MISI, SERTA RENCANA STRATEGIS
Organisasi Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Prov. Kalimantan Barat pada saat
buku ini disusun sedang dalam pembahasan
dengan Pansus DPRD, mengikuti
perkembangan lingkungan strategis daerah dan
nasional terutama berkaitan dengan
reorganisasi Kementerian perindustrian dan
Kementerian Perdagangan dalam kaitannya
dengan RPJMN 2009 – 2014.
3. Pelaksanaan tugas di bidang industri kimia, agro, dan hasil hutan;
industri logam, mesin, elektronika, dan aneka; perdagangan dalam
negeri dan kemetrologian; serta perdagangan luar negeri sesuai
dengan perundang-undangan yang berlaku;
4. Penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan pelaopran pelaksanaan
tugas di bidang Industri kimia, agro, dan hasil hutan; industri logam,
mesin, elektronika, dan aneka; perdagangan dalam negeri dan
kemetrologian; serta perdagangan luar negeri;
5. Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan tugas dan fungsi di
bidang industri kimia dan hasil hutan; industri logam, mesin,
elektronika, dan aneka; perdagangan dalam negeri dan
kemetrologian; serta perdagangan luar negeri;
6. Pengelolaan administrasi kepegawaian, keuangan dan aset, serta
urusan umum di lingkungan Dinas Perindustrian dan Perdagangan;
7. Pelaksanaan tugas dekonsentrasi, tugas pembantuan dan tugas
lainnya di bidang perindustrian dan perdagangan;
8. Pelaksanaan tugas
dekonsentrasi, tugas
pembantuan dan tugas
lainnya di bidang
perindustrian dan
perdagangan yang diserahkan
oleh Gubernur.
3.2 VISI DAN MISI
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan Barat
mencanangkan sebuah visi yang menjadi cita-cita segenap jajaran aparatur
di dalamnya yaitu :
“ Terwujudnya Industri yang maju dan Perdagangan yang
tangguh guna mendukung Pertumbuhan Ekonomi
Kalimantan Barat “
16BAB. III TUPOKSI, VISI DAN MISI, SERTA RENCANA STRATEGIS
Adapun misi yang diemban dalam pencapaian visi di atas adalah :
1. Menumbuhkembangkan
sektor Industri untuk
dapat memberikan
kontribusi nyata dalam
pembangunan
Perindustrian Kalimantan
Barat
2. Mengembangkan Perdagangan
dalam dan luar negeri sehingga
dapat memberikan kontribusi nyata
dalam pembangunan sektor
Perdagangan Daerah Kalimantan
Barat
3. Meningkatkan
Profesionalisme
aparatur untuk
dapat berperan
nyata (eksis)
dalam
pembangunan
Bidang Industri dan Perdagangan Daerah Kalimantan
Barat serta meningkatkan sarana dan prasarana kerja
17BAB. III TUPOKSI, VISI DAN MISI, SERTA RENCANA STRATEGIS
3.3. RENCANA STRATEGIS
Rencana Strategis Dinas Perindustrian dan Perdagangan tertuang dalam
Dokumen Renstra Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan
Barat periode 2008 – 2013. Rencana strategis tersebut merupakan
serangkaian rencana tindakan dan strategi mendasar yang dibuat secara
bersama-sama antara pimpinan dan seluruh komponen organisasi untuk
diimpelementasikan oleh seluruh jajaran dalam rangka pencapaian visi dan
misi.
Rencana strategis Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan
Barat secara ringkas dapat digambarkan dalam sebuah diagram sebagai
berikut :
MIS
I
1. Menumbuhkembangkan sektor
industri untuk dapat memberikan
kontribusi nyata dalam
pembangunan perindustrian
Kalbar
2. mengembangkan perdagangan
dalam dan luar negeri sehingga
dapat memberikan kontribusi nyata
dalam pembangunan sektor
perdagangan Kalbar
3. meningkatkan profesionalisme
aparatur untuk dapat eksis dalam
pembangunan bidang indag
Kalbar, serta meningkatkan sarana
dan prasarana kerja
TU
JUA
NSA
SAR
AN
Peningkatan pelayanan UPT Dinas
Perindag Prov. Kalbar kepada
masyarakat dan dunia usaha (4)
Peningkatan efisiensi distribusi
perdagangan dalam negeri (2)tumbuh dan berkembangnya
sektor industri Kalbar (1)
4. meningkatkan pelayanan
kepada masyarakat dan dunia
usaha yang prima dan profesional
1.meningkatkan daya saing
Industri Kalbar
2.Meningkatkan kelancaran
distribusi penggunaan produk
dalam negeri, perlindungan
konsumen, pengamanan
perdagangan, dan mengembangkan
perdagangan yang tertib, efisien,
transparan dan berdaya saing
3.Meningkatkan kelancaran
perdagangan luar negeri,
Peningkatan kesejahteraan,
kualitas aparatur dan sarana
prasarana (4)
Pelaksanaan pelayanan
administrasi perkantoran (4)
Tumbuh dan berkembangnya
IKM di Kalbar (1)
Peningkatan perlindungan
konsumen (2)
Peningkatan ekspor daerah, dan
pengendalian impor (3)
Peningkatan pelaporan perencanaan
kerja, koordinasi dan monev (4)
18BAB. III TUPOKSI, VISI DAN MISI, SERTA RENCANA STRATEGIS
Kebijakan Strategis yang menjadi dasar dalam pelaksanaan kegiatan sektor
industri dan perdagangan Kalimantan Barat digolongkan sesuai misi yang
dijalankan yaitu :
misi 1. Menumbuhkembangkan sektor Industri untuk dapat
memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan
Perindustrian Kalimantan Barat
Kebijakan strategis yang ditetapkan :
a. Mendorong penumbuhan dan pengembangan industri dan
perdagangan berbasis kawasan melalui bantuan dan fasilitasi
teknis dan kelembagaan, peralatan, manajerial dan
pemasaran.
b. Mengupayakan penerapan pengembangan industri
berdasarkan pola klaster melalui penyediaan informasi
teknologi, fasilitasi instruktur, fasilitator, narasumber,
peningkatan upaya konsultasi dan advokasi untuk
pengembangan usaha, koordinasi dan sinkronisasi program
dengan instansi terkait di pusat dan daerah.
c. Mendorong dan menumbuhkembangkan IKM melalui
pelatihan kewirausahaan, pelatihan teknis dan manajerial,
serta penyediaan informasi pengolahan komoditi dan pasar
terutama industri pengolahan yang berbahan baku lokal dan
atau sumberdaya kultural/budaya seetempat, serta
penyediaan tempat konsultasi dan teknis.
misi 2. Mengembangkan perdagangan dalam dan luar negeri
sehingga dapat memberikan kontribusi yang nyata dalam
pembangunan sektor perdagangan Kalimantan Barat.
Kebijakan strategis yang ditetapkan adalah :
a. Mengupayakan ketersediaan bahan pokok, barang strategis
dan barang lainnya bagi masyarakat serta peningkatan
pemasaran produk daerah.
19BAB. III TUPOKSI, VISI DAN MISI, SERTA RENCANA STRATEGIS
b. Meningkatkan perlindungan konsumen melalui
pengawasan barang beredar dan operasionalisasi serta
kapasitas kemetrologian
c. Meningkatkan diversifikasi produk dan tujuan ekspor,
kerjasama perdagangan, dan pengendalian impor.
misi 3. Meningkatkan profesionalisme aparatur untuk dapat
berperan nyata (eksis) dalam pembangunan bidang
industri dan perdagangan Kalimantan Barat, serta
meningkatkan sarana dan prasarana kerja
Kebijakan strategis yang ditetapkan adalah :
a. Peningkatan pelayanan dan perbaikan kualitas Sumber
Daya Manusia (SDM) dan Laboratorium
b. Pemberian insentif beban kerja dan kehadiran sesuai
peraturan yang berlaku yang mendorong peningkatan
kinerja
c. Mengupayakan peningkatan sarana dan prasarana secara
bertahap dan peningkatan kualitas SDM melalui
pemerataan Pendidikan dan pelatihan
d. Mengupayakan perencanaan kerja yang transparan dan
pengelolaan keuangan sesuai dengan anggaran yang telah
ditetapkan serta pelaporan secara tepat waktu
e. Penyediaan wadah konsultasi dan koordinasi perencanaan
antara kab/kota dan provinsi serta pemerintah pusat
f. Penyediaan dukungan operasional pelayanan administrasi
perkantoran.
21KELEMBAGAANBAB IV
4.1 ORGANISASI
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan Barat
berdasarkan Peraturan Gubernur Kalimantan Barat Nomor 49 Tahun
2008 Tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Perindustrian
dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Barat, dibantu oleh seorang
Sekretaris dan empat orang Kepala Bidang. Di lingkungan Dinas
Perindustrian dan Perdagangan terdapat tiga Unit Pelayanan Teknis (UPT)
yang masing-masing unit dikepalai oleh seorang Kepala UPT. Kepala
UPT tersebut bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.sekretaris dan para kepala
Bidang dalam sebuah acara.
dari kiri ke kanan :
Dra. Martha Sinyor (Sekretaris)
M. Yusuf, SH. MH (Kabid PDN)
Drs. Burhanudin (Kabid (PLN)
Ir. Yenni Susilawati (Kabid ILMEA)
Ir. Arham A Hamzah, M.Sc (Kabid
IKAHH)
Bidang-Bidang yang terdapat di lingkungan Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Prov. Kalimantan Barat yaitu:
1. Bidang Industri Kimia, Agro, dan Hasil Hutan;
2. Bidang industri Logam, Mesin, Elektronika, dan aneka;
3. Bidang Perdagangan Dalam Negeri dan Kemetrologian
4. Bidang Perdagangan Luar Negeri
Sedangkan Unit Pelayanan teknis yang terdapat di lingkungan Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan Barat yaitu :
1. Unit Pengawasan dan Sertifikasi Mutu Barang (UPSMB)
Pontianak
2. Unit Pelatihan Industri Kecil Menengah (UPIKM) Pontianak
3. Unit Pelayanan Kemetrologian Pontianak
22KELEMBAGAANBAB IV
4. Unit Pelayanan Kemetrologian Singkawang
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan Barat juga
memiliki satuan-satuan kerja yang mengelola kegiatan-kegiatan pemerintah
pusat, dalam hal ini Kementerian Perindustrian dan Kementerian
Perdagangan. Satuan-satuan kerja tersebut diidentifikasi berdasarkan jenis
kegiatan yang dilakukan yaitu:
1. Satuan kerja Pengembangan Industri Kecil dan Menengah (PIKM)
2. Satuan Kerja Penataan Struktur Industri (Industri Keramik)
3. Satuan Kerja Pengembangan Ekspor Daerah
4. Satuan Kerja Pengembangan ekspor daerah (pameran)
5. Satuan Kerja Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri
6. Satuan Kerja Pengembangan Perdagangan dalam
negeri(operasionalisasi Pasar Lelang Daerah)
Selain diperkuat oleh unit-unit kerja yang tersebut di atas, Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan Barat juga ditunjang oleh
peran instansi vertikal Kementerian Perindustrian yang berkedudukan di
Kalimantan Barat. Instansi Vertikal yang dimaksud adalah :
1. Badan Riset dan Standardisasi (Baristand) Indutri dan Perdagangan
Pontianak
2. Sekolah Menengah Teknologi Industri (SMTI) Pontianak
4.2 KONDISI PERSONIL
Untuk menyelenggarakan Tugas Pokok dan Fungsi seperti yang
diamanatkan dalam Peraturan Gubernur Kalimantan Barat No 49 Tahun
2008, serta untuk
menjalankan visi dan
misi, Dinas
Perindustrian dan
Perdagangan Prov.
Kalimatan Barat
didukung oleh
Sumber Daya Aparatur dari berbagai tingkatan dan latar belakang
pendidikan. Personil yang tercatat saat ini berjumlah 179 orang yang
tersebar di Sekretariat, Bidang-bidang dan UPT-UPT.
23KELEMBAGAANBAB IV
Gambaran tingkat pendidikan dan sebaran personil
di lingkungan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalbar Tahun 2010
S2 S1 SARMUD SMA SMP SD
DINAS PERINDAG PROV. KALBAR 8 22 5 56 2 - 93
UPSMB PONTIANAK 2 13 1 14 2 - 32UP KEMETROLOGIAN PONTIANAK 2 6 4 15 1 - 28
UP KEMETROLOGIAN SINGKAWANG - 3 - 5 1 - 9
UPIKM PROV. KALBAR - 5 2 9 1 - 17
TOTAL 12 49 12 99 7 0 179
UNIT KERJATINGKAT PENDIDIKAN
JUMLAH
Berdasarkan tabel di atas dapat di simpulkan bahwa, secara umum kondisi
personil didominasi oleh personil dengan tingkat pedidikan SMA ke
bawah yaitu berjumlah 109 orang atau sekitar 59 % dari seluruh personil.
Sedangkan personil dengan tingkat pendidikan D3 ke atas berjumlah 76
orang atau 41 % dari seluruh personil. Diantara sejumlah personil
tersebut, terdapat personil yang mengemban tugas sebagai pejabat
fungsional, yaitu jabatan Arsiparis, Penera, dan Penguji Mutu Barang.
4.3 SARANA DAN PRASARANA
Secara administrasi, Dinas Perindustrian dan Perdagangan memiliki dua
buah gedung kantor, yaitu gedung yang beralamat di Jl. Sutan Syahrir dan
Gedung yang beralamat di Jl. Sutan Abdurrahman. Namun yang
digunakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan hanya satu gedung
yaitu yang berada di Jl Sutan Syahrir. Sedangkan Gedung yang di Jl. Sutan
Abdurrahman digunakan oleh SKPD lain. Bidang-bidang yang
sebelumnya menempati gedung tersebut ditempatkan menjadi satu di
gedung yang sekarang digunakan
Dinas Perindustrian dan
Perdagangan. Karena kapasitas
gedung tidak memungkinkan, satu
bidang saat ini menempati ruang
pelatihan UPIKM.
Sarana kendaraan operasional
terutama kendaraan roda empat saatGedung di Jl. Sutan Abdurrahman Pontianak yang kini
digunakan oleh SKPD lain.
24KELEMBAGAANBAB IV
ini sangat terbatas, dan
umumnya sudah dalam keadaan tua.
Sedangkan penunjang kerja lainnya
seperti peralatan komputer, peralatan
meubelair, serta perlengkapan kantor
sudah cukup memadai (lampiran).
Fasilitas internet sudah tersedia dan
sangat membantu kelancaran kerja.
4.4. ANGGARAN
Sumber pembiayaan kegiatan Dinas Perindstrian dan Perdagangan Berasal
dari dana APBD Provinsi Kalimantan Barat serta dana Dekonsetrasi
APBN Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan
(lampiran).
4.5 KEGIATAN
Program dan kegiatan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov.
Kalimantan Barat dilakukan dalam upaya untuk mencapai visi dan misi
yang diemban.
Secara garis besar, program dan kegiatan Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Prov. Kalimantan Barat pada Tahun Anggaran 2009 – 2010
dikelompokkan berdasarkan pencapaian misi adalah sebagai berikut :
misi 1. Menumbuhkembangkan sektor Industri untuk dapat
memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan
Perindustrian Kalimantan BaratProgram yang dijalankan adalah :
1. Program Pengembangan Industri Kimia, Agro, dan Hasil Hutan
(dana APBD)
2. Program Pengembangan Industri Logam, Mesin, Elektronika, dan
Aneka (ILMEA) (dana APBD)
3. Program Pengembangan IKM (dana APBD dan APBN)
Gedung Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov.
Kalimantan Barat Jl. Sutan syahrir Pontianak
25KELEMBAGAANBAB IV
4. Program Penataan Struktur Industri(Klaster Keramik) (dana APBN)
misi 2. Mengembangkan perdagangan dalam dan luar negeri
sehingga dapat memberikan kontribusi yang nyata dalam
pembangunan sektor perdagangan Kalimantan Barat.
Program yang dijalankan adalah :
1. Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam negeri (dana
APBD dan dana APBN)
2. Program Perlindungan Konsumen (dana APBD)
3. Program pengembangan Psar Lelang Daerah Kalbar (dana APBN)
4. Program Peningkatan Kerjasama Perdagangan Internasional (dana
APBD)
5. Program peningkatan dan pengembangan ekspor (dana APBD dan
APBN)
6. Program Peningkatan daya saing produk unggulan ekspor (dana
APBD)
misi 3. Meningkatkan profesionalisme aparatur untuk dapat
berperan nyata (eksis) dalam pembangunan bidang
industri dan perdagangan Kalimantan Barat, serta
meningkatkan sarana dan prasarana kerjaProgram yang dijalankan adalah :
1. Peningkatan pelayanan kemetrologian
2. Peningkatan kualitas pelayanan publik
3. Peningkatan sarana dan prasarana
4. Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur
5. Peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan
keuangan
6. Peningkatan pengelolaan aset daerah
7. Peningkatan pengembangan perencanaan indag
8. Pelayanan administrasi kantor
27PENCAPAIAN SASARANBAB V
elama kurun waktu 2009 – 2010 tentunya sudah banyak capaian-
capaian kegiatan yang dihasilkan oleh Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Prov. Kalimantan Barat. Capaian tersebut bukan
hanya dalam skala nasional namun juga dalam skala internasional.
Mengingat perannya yang strategis bagi perekonomian Kalimantan Barat
yang bergerak dinamis, pencapaian tersebut bukanlah akhir dari sebuah
pekerjaan, melainkan awal dari proses pencapaian visi dan misi, dan
kesejahteraan masyarakat Kalimantan Barat yang lebih luas.
5.1 PENCAPAIAN SEKTOR INDUSTRI
Pencapaian sektor industri terkait dengan misi pertama yang diperjuangkan
oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan Barat yaitu
“Menumbuhkembangkan sektor Industri untuk dapat
memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan Perindustrian
Kalimantan Barat”.
Agenda yang ditetapkan dalam mencapai misi di atas yaitu
menumbuhkembangkan sektor industri untuk dapat memberikan
kontribusi nyata dalam pembangunan perindustrian Kalimantan Barat
melalui pemanfaatan sumber daya daerah yang mempunyai daya saing,
peningkatan teknologi, penyebaran informasi, profesionalisme pelaku
usaha, serta menciptakan iklim usaha yang kondusif.
Tujuan strategisnya adalah untuk meningkatkan daya saing industri
Kalimantan Barat dengan dua sasaran strategis yaitu Laju rerata
pertumbuhan ekonomi sektor industri sebesar 1 – 2 % per tahun dan
Tumbuh dan berkembangnya industri kecil dan menengah (IKM).
S
28PENCAPAIAN SASARANBAB V
Hal – hal yang telah dicapai Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov.
Kalimantan Barat Selama kurun waktu 2009 – 2010 dapat dirangkum
sebagai berikut;
Sasaran 1.
Pertumbuhan sektor industri pada PDRB Kalbar 1- 2 %
Strategi utama Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov.
Kalimantan Barat dalam upaya mencapai target pertumbuhan industri
sebesar 1 – 2 % per tahun melalui 4 pendekatan, yaitu :
1. Pengembangan Kompetensi Inti karet melalui pengolahan
penumbuhan IKM compo crepe dan peningkatan mutu Bokar untuk
industri crumb rubber
2. Pengembangan dan Penguatan Klaster industri utama keramik
3. Menumbuhkembangkan Kawasan Industri termasuk dukungan
pengembangan sektor industri pengolahan dan industri pendukung
pertanian di KUAT Kalbar.
Dalam lima tahun terakhir kecuali tahun 2007, pertumbuhan
perekonomian Kalimantan Barat masih dibawah laju pertumbuhan
ekonomi Nasional. Salah satu penyebab lambatnya pertumbuhan
perkenomian Kalbar adalah terjadinya perubahan struktur ekonomi Kalbar
pada lima tahun terakhir di Kalimantan Barat. Peranan sektor industri
pada PDRB Kalbar mengalami penurunan bahkan berada diposisi
ke-tiga setelah sektor perdagangan dan pertanian. Dibandingkan tahun
2009, peranan sektor industri turun 6,18 point dibandingkan tahun 2000
(sebesar 24,15%) menjadi 17,97 %, dibandingkan sektor perdagangan yang
naik 3,89 point dalam waktu yang sama dan sektor pertanian yang
cenderung stabil peranannya yaitu berkisar 26 – 27 %.
Kalimantan Barat saat ini telah mempunyai industri perkapalandengan teknologi yang cukup tinggi, terutama jenis-jenis Kapal untuk
pengerjaan pengeboran minyak yang tidak hanya mampu memenuhi
permintaan pasar dalam negeri, tetapi juga pasar ekspor antara lain
29PENCAPAIAN SASARANBAB V
Belanda dan Singapura (sejak 2005 s/d 2009 telah dihasilkan 15 (lima
belas) Kapal dengan 5 (lima)
diantaranya memenuhi pesanan
Belanda dan Singapura, serta
menyusul 2 (dua) unit sedang dalam
pekerjaan untuk pesanan Negara
Belanda). Dan tampaknya industri
galangan kapal ini ke depannya akan
pesat perkembangannya seiring
dengan kebutuhan angkutan air untuk mendukung pengembangan kebun
kelapa sawit dan distribusi produknya.
Kalimantan Barat juga telah
menjadi salah satu pusat
percontohan
pengembangan alat
mesin dan pertanian
di luar Jawa dengan
program Alsintan Centreantara Kementerian
Perindustrian, Kementerian
Pertanian, IPB Bogor, dan
Pemda Provinsi Kalimantan
Barat. Alsintan centre ini
diharapkan menjadi institusi
pendukung penguatan pengembangan pertanian di Kalimantan Barat.
Beberapa komoditi unggulan Kalimantan Barat telah disetujui
oleh pemerintah melalui Peraturan Presiden nomor 28 tahun 2008 tentang
Kebijakan Industri Nasional bahwa industri pengolahan yang diunggulkan
di provinsi Kalimantan Barat untuk dikembangkan dalam jangka
menengah 2010 – 2014 dan jangka Panjang 2010 – 2020 adalah industri
berbasis Karet dan Kelapa Sawit.
Gubernur Kalimantan Barat Drs. Cornelis, MH saatmenerima cindera mata dari PT Stead Fast MarinePontianak yang bergerak di bidang industri perkapalan
Peralatan mesin pertanian yang berada di Alsintan Center
30PENCAPAIAN SASARANBAB V
Bersama dengan asisten II Setda Prov. Kalbar dan KepalaBiro Hukum Kementerian Perindustrian RI (paling kanan)dalam acara sosialisasi Kawasan Industri
Untuk pengembangan industri di Kawasan Usaha Agribisnis
Terpadu pada tahun 2009 diarahkan pada pengembangan industri
Alsintan IKM di KUAT Kakap, Kompetensi inti karet pengolahan
compo crepe, penumbuhan sentra industri pangan di di KUAT
Singkawang, dan upaya identifikasi dan penghimpunan data pendukung
untuk pendirian alsintan centre di Kuat Kakap atau Kuat Singkawang.
Tahun 2010 akan terus diupayakan pengembangan Kawasan Industri
melalui dukungan operasional Manajer KUAT Singkawang dan kegiatan-
kegiatan lainnya dalam a.l. bantuan peralatan pengolahan, pelatihan dan
bimtek.
Sebagai wujud pengimplementasian
Perpres Nomor 24 Tahun
2009 Tentang Kawasan
Industri serta Peraturan Menteri
Perindustrian Nomor 35 Tentang
Pedoman Teknis Kawasan Industri.
Saat ini sedang difasilitasi rencana
pembangunan kawasan industri di
Kalimantan Barat, yaitu Kawasan
Industri Semparuk (KIS) di Kabupaten Sambas, Kawasan Industri
Tayan di Kabupaten sanggau, Kawasan Industri Sungai Ringin di
Kabupaten sintang, serta Kawasan Industri Mandor di Kabupaten
Landak. namun masih terkendala kesiapan SDM dan infrastruktur daerah,
sehingga perlu perhatian khusus untuk melakukan percepatan Kawasan
Industri karena hingga saat ini Kalimantan Barat belum memiliki.
Program IKAHH
Program Pengembangan Industri Kimia Agro dan Hasil Hutan (IKAHH)
sebagai salah satu upaya untuk mencapai target pertumbuhan sektor
industri 1-2% per tahun pada tahun 2009-2010 meliputi kegiatan dukungan
Klaster Keramik melalui Penetapan Standar 'Grade Bahan Baku
makanan di KUAT Singkawangsatu tujuan wisata Kalbar da
berkembang di kalbar.
Program Pengembangan Kompetensi Inti Karet kalbar
Strategi pengembangan industri Dinas Perind
Provinsi Kalbar ditujukan untuk
pengolahan karet.
daerah serta pengembangan IKM. Pengembangan Industri ini selain
dilakukan untuk pengembangan industri pengolahan daerah yang unik dan
kompetitif, juga dilakukan untuk mengantisipasi gejolak harga karet di
Kalbar yang selalu menjadi masalah bagi petani karet selama ini.
Selanjutnya Dinas Perind
Baratr selama 5 tahun terakhir berupaya menginisiasi terbentuknya
industri hilir dan in
mengingat sangat besarnya potensi
karet. Untuk industri dari karet,
beberapa komoditi potensial
seperti inti karet menjadi fokus
pembinaan di 5 tahun terakhir.
Pada tahun 2008 juga telah dapat
di fasilitasi penyediaan alat proses
pengolahan karet sebanyak 1 unit
di Kabupaten Pontianak sebagai
upaya untuk menguatkan rantai
nilai sekaligus value added di
tingkat petani karet (kelompok
PENCAPAIAN SASARANBAB V
Keramik Kalbar dan Partisipasi pada
pameran & simposium perkeramikan
nasional di Jakarta Tahunsangat berguna untuk ekspansi pasar produk
olahan bahan baku keramik Kalbar. Selain itu
telah dilakukan upaya-upaya
dan pengembangan sentra industri
makanan di KUAT Singkawang mengingat Singkawang sebagai salah
satu tujuan wisata Kalbar dan menjadi salah satu tempat industri makanan
berkembang di kalbar.
Program Pengembangan Kompetensi Inti Karet kalbar
trategi pengembangan industri Dinas Perindustrian dan Perdagang
ditujukan untuk meningkatkan perkembangan industri
sebagai antisipasi turunnya kinerja industri perkayuan
daerah serta pengembangan IKM. Pengembangan Industri ini selain
dilakukan untuk pengembangan industri pengolahan daerah yang unik dan
uga dilakukan untuk mengantisipasi gejolak harga karet di
Kalbar yang selalu menjadi masalah bagi petani karet selama ini.
Selanjutnya Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kal
r selama 5 tahun terakhir berupaya menginisiasi terbentuknya
industri hilir dan industri penunjang karet. Hal ini dilakukan
mengingat sangat besarnya potensi
karet. Untuk industri dari karet,
beberapa komoditi potensial
seperti inti karet menjadi fokus
pembinaan di 5 tahun terakhir.
Pada tahun 2008 juga telah dapat
diaan alat proses
pengolahan karet sebanyak 1 unit
di Kabupaten Pontianak sebagai
upaya untuk menguatkan rantai
nilai sekaligus value added di
tingkat petani karet (kelompok
Sekretaris Daerah Prov. Kalimantan Barat, Drs. H. Syakirmanmenyerahkan Peta Panduan Pengembangan Industri UnggulanProv. Kalbar kepada Staf Ahli Menteri Perindustrian RI Pada saatacara Rakernis Indag 2010 di Pontianak
31PENCAPAIAN SASARAN
Partisipasi pada
pameran & simposium perkeramikan
un 2009 yang
sangat berguna untuk ekspansi pasar produk
olahan bahan baku keramik Kalbar. Selain itu
upaya Penumbuhan
dan pengembangan sentra industri
mengingat Singkawang sebagai salah
n menjadi salah satu tempat industri makanan
Program Pengembangan Kompetensi Inti Karet kalbar
ustrian dan Perdagangan
meningkatkan perkembangan industri
antisipasi turunnya kinerja industri perkayuan
daerah serta pengembangan IKM. Pengembangan Industri ini selain
dilakukan untuk pengembangan industri pengolahan daerah yang unik dan
uga dilakukan untuk mengantisipasi gejolak harga karet di
Kalbar yang selalu menjadi masalah bagi petani karet selama ini.
Provinsi Kalimantan
r selama 5 tahun terakhir berupaya menginisiasi terbentuknya klaster
. Hal ini dilakukan
Sekretaris Daerah Prov. Kalimantan Barat, Drs. H. Syakirmanmenyerahkan Peta Panduan Pengembangan Industri Unggulan
kepada Staf Ahli Menteri Perindustrian RI Pada saatacara Rakernis Indag 2010 di Pontianak
32PENCAPAIAN SASARANBAB V
Alsintan Center yang berlokasi di Kabupaten Kubu Raya
Plt Sekda Prov. Kalimantan Barat Drs. MH Munsin, MHmemperhatikan dengan serius keterangan dari teknisialsintan pada saat acara TOT dan Workshop di AlsintanCenter tahun 2010
tani) pada klaster karet terpadu Kalbar. Pada tahun 2010 direncanakan
Kabupaten Sintang akan mendapatkan bantuan satu Unit Pengolahan karet
dari Kementerian Perindustrian RI.
Pengembangan Industri berbasis Sawit
Pengembangan komoditi sawit sebagai Industri Unggulan Kalimantan
Barat seperti yang diamanatkan dalam Perpres Nomor 28 Tahun 2008
Tentang Kebijakan Industri Nasional sedang digiatkan oleh Dinas
Perindustrian dan Perdagangan. Saat ini kegiatan untuk pengembangan
tersebut telah sampai pada tahap penyamaan persepsi dan mobilisasi
stakeholder, terutama Pemerintah Daerah (Kabupaten/kota, Provinsi, dan
Pusat), pengusaha sawit, lembaga Pendidikan dan Penelitian.
Direncanakan awal bulan Oktober 2010 akan dilakukan inisiasi komitmen
antar daerah untuk mengembangkan Industri Turunan CPO di
Kalimantan Barat. Pengembangan industri turunan sawit diharapkan dapat
mempercepat laju pertumbuhan ekonomi dan daya saing daerah
Kalimantan Barat di tingkat Nasional dan Regional.
Program ILMEA
Sedangkan Program Pengembangan
Industri Logam Mesin elektronika
dan Aneka (ILMEA) pada tahun
2009, dengan kegiatan diutamakan
pada Pemeliharaan jaringan
sistim informasi Indag yang berguna
sebagai wahana informasi dan
promosi industri kalimantan Barat
serta dukungan pengembangan
alsintan center (TOT dan
workshop) sebagai Salah satu pilot
project nasional dalam
pengembangan alsintan di luar pulau
jawa.
33PENCAPAIAN SASARANBAB V
Sasaran 2.
Tumbuh dan berkembangan industri kecil dan menengah
(IKM).
Berdasarkan Sensus Ekonomi 2006, BPS Kalbar, struktur industri Kalbar
berdasarkan skala usaha menunjukan populasi Industri Kalbar
didominasi oleh IKM sebesar 39.740 UU (99,5 %) namun hanya
mempunyai pendapatan Rp. 1,27 trilyun (18,5 %) dari pendapatan seluruh
industri di Kalbar pada tahun 2006) sedangkan industri besar/sedang
dengan populasi 204 unit usaha (0,5%) mempunyai pendapatan sebesar
Rp. 5,59 trilyun (81,5%). Dengan demikian sebenarnya struktur industri
Kalbar masih didominasi peranannya oleh industri sedang/besar terhadap
PDRB Kalbar. Namun peranan IKKR tetap menjadi penting karena
berdasarkan sensus ekonomi 2006 BPS Kalbar tersebut tercatat
menampung 88.660 orang tenaga kerja atau 67 % total tenaga kerja
industri.
Pada akhir tahun 2009 koperasi
“Jasa Menenun Mandiri
Sintang” menerima Penghargaan
Upakarti 2009 untuk jasa
kepeloporan. Lembaga tersebut
mampu membina,
mengembangkan, sekaligus
memasarkan
produk tenun adat tersebut
hingga ke Eropa sehingga
menjadi produk kreatif yang
bernilai tinggi di dunia internasional.
Contoh sukses lainnya industri kecil yang mampu mengolah hasil sumber
daya alam adalah Aneka manisan buah-buahan hutan “Kaisar” Capkala-
Bengkayang (Nominasi Upakarti 2009 kategori IKM Modern) yang
mampu menggunakan buah-buahan hutan yang kurang berharga menjadi
Gubernur Kalimantan Barat, Drs. Cornelis, M.H berpose bersamadengan penerima penghargaan Upakarti usai penyerahanpenghargaan oleh Presiden RI. Susilo Bambang Yudhoyono.padatahun 2009
34PENCAPAIAN SASARANBAB V
Ovop atau One Village One Product pertama kali digulirkan di
Jepang oleh Gubernur Provinsi Oita Mr. Hiramitsu Pada
Tahun 1979. Latar belakang yang mendasari ide tersebut
adalah; Konsentrasi dan kepadatan populasi di perkotaan dan
kesepian populasi dipedesaan, sehingga perdesaan
menghilangkan vitalitasnya dan menurunkan kegiatan
ekonomi; Untuk menghidupkan kembali vitalitas pedesaan,
perlu dibangkitkan kegiatan ekonomi yang sesuai dengan
skala dan ukuran pedesaaan tersebut; Perlu mengurangi rasa
ketergantungan masyarakat desa yang tinggi terhadap
pemerintah daerah dan perlu menciptakan inisiatif dan
semangat revitalisasi dalam masyarakat desa.
Di Indonesia OVOP merupakan salah satu langkah untuk
menuju klasterisasi industri sektor IKM, gerakan tersebut
mulai direalisasikan tahun 2008 oleh Kementerian
Perindustrian RI, bersama instansi terkait lainnya. Prinsip
OVOP yaitu Mengembangkan produk yang diterima global
dengan tetap memberikan nilai keistimewaan pada invensi
nilai tambah lokal dan mendorong menciptakan kemandirian
masyarakat.
produk aneka manisan yang bernilai ekonomis tinggi, bahkan berupaya
melestarikan tanaman penghasil tersebut untuk diambil buahnya.
Di tahun yang sama IKM Mujur Kaliga Pontianak mendapatkan Juara
Pertama Konvensi Gugus Kendali Mutu IKM Tingkat Nasional.Penghargaan tersebut diberikan kepada IKM yang mampu melaksanakan
Sistem Manajemen Mutu, baik terhadap organisasi maupun produk yang
dihasilkan.
Untuk mengembangkan dan memajukan IKM Kalimantan Barat, Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan Barat selama kurun
waktu 2009 – 2010 telah melakukan beberapa kegiatan diantaranya
pengadaan klinik IKM, fasilitasi IKM Kalimantan Barat pada Partisipasi
pameran baik lokal maupun
nasional, dukungan terhadap
Dekranasda Kalimantan Barat,
pengembangan OVOP, program
pelatihan dan bimbingan teknis.
Salah satu kegiatan yang rutin
diselenggarakan setiap tahun adalah
pelatihan untuk penumbuhan
wirausahawan baru yang dikenal
dengan nama Pelatihan CEFE
(Creation Of Enterprises Formation of Enterpreuners)
Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Drs. Christiandy Sanjaya, MMbeserta Ibu, saat meninjau pameran yang digelar di HalamanDinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalbar
Metode pelatihan CEFE (Creation Of Enterprises
Formation of Enterpreuners) disebut juga Competency
based Economies through Formation of Enterprises)
diperkenalkan pertama kali oleh GTZ Jerman, sebuah
lembaga yang concern terhadap pembangunan
masyarakat kecil di negara-negara berkembang.
Metode ini menggarap pengembangan usaha mikro,
kecil, dan menengah, serta mengembangkan usaha yang
telah ada melalui pengembangan enterpreuner yang
sistematis dan melalui suatu metodologi untuk memulai
dan mengoperasikan sebuah usaha. Keistimewaan CEFE
antara lain menghubungkan lembaga keuangan dan
lembaga jasa pendukung, mansyaratkan peserta untuk
membuat rencana bisnis yang aktual, menyampaikan
konsep-konsep enterpreunership perusahaan melalui
percobaan dan latihan pengetahuan kegiatan yang
disajikan dalam konsep kurva emosional. Selain itu
metodologi CEFE menekankan pada pengembangan
kepercayaaan dan kecakapan dari orang-orang “publik”
yaitu membangun kompetensi
35PENCAPAIAN SASARANBAB V
Aktivitas bongkar muat di pelabuhanPontianak
5.2 PENCAPAIAN SEKTOR PERDAGANGAN
Pencapaian di sektor perdagangan terkait dengan misi Dinas Perindustrian
dan Perdagangan Prov. Kalimantan Barat yaitu “Mengembangkan
perdagangan dalam dan luar negeri sehingga dapat memberikan
kontribusi yang nyata dalam pembangunan sektor perdagangan
Kalimantan Barat”.
Dalam melaksanakan misi tersebut telah ditetapkan agenda yang dijalankan
yaitu :
1. Membina perdagangan dalam negeri sehingga dapat memberi
kontribusi nyata dalam pembangunan sektor perdagangan daerah
Kalbar melalui pengembangan pasar yang terintegrasi, penciptaan
iklim usaha yang kompetitif, pengendalian inflasi, perlindungan
konsumen, pengamanan perdagangan dan
mendorong penumbuhan dan
pengembangan sektor produksi
perdagangan dalam negeri guna
pemberdayaan pasar dalam negeri,
penciptaan tertib usaha dan upaya
perlindungan konsumen.
2. Membina perdagangan luar negeri
sehingga dapat memberi kontribusi nyata
dalam pembangunan sektor perdagangan
daerah Kalbar melalui penegmbangan kerjasama sub regional,
Beberapa Kegiatan pameran IKM yang dilaksanakan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan BaratDari kiri ke kanan : Wakil Gubernur Kalimantan Barat sedang membuka Pameran Industri Kreatif Di Halaman Kantor Dinas,Kepala Dinas memberikan sambutan pada Kegiatan Nusantara Expo di Pontianak, Partisipasi Dinas Perindustrian danPerdagangan Dalam Kegiatan SMESCO di Pontianak.
36PENCAPAIAN SASARANBAB V
pengembangan pasar yang terintegrasi, penciptaan iklim usaha yang
kompetitif, mendorong penumbuhan dan pengembangan sektor
produksi perdagangan dalam dan luar negeri guna peningkatan
ekspor, penciptaan tertib usaha dan upaya pengendalian impor.
Hal-hal yang telah dicapai dalam kurun waktu 2009 – 2010 adalah sebagai
berikut :
Sasaran 3
Peningkatan efisiensi distribusi perdagangan dalam negeri
Laju Inflasi inflasi di Kalimantan Barat berada pada kisaran 4,08–5 %
Pelaksanaan pemasaran produk agro melalui pasar lelang (kali) yang
telah dilakukan secara optimal sebanyak 3 kali
Penyedian Griya Kerajinan Di Pulau Bali Untuk memfasilitasi
pemasaran produk IKM Kalimantan Barat, dan sebagai entry point
untuk pasar ekspor
Daerah yang memperoleh Dana DAK Kementerian Perdagangan
untuk pembangunan pasar tradisional sebanyak 7 Kabupaten /
Kota yaitu Kab. Bengkayang, Kab. Landak, Kab. Ketapang, Kab.
Sambas, Kab. Sintang, Kab. Sekadau, Kab. Melawi pada 2010
Upaya-upaya yang dilakukan dalam rangka pengembangan perdagangan
dalam negeri Kalimantan Barat kurun waktu tahun 2009 - 2010 antara
lain:
1. Terwujudnya suatu sistem penyaluran dan pemasaran hasil produksi
dalam negeri yang lebih berdaya guna dan berhasil guna sehingga dapat
menunjang berbagai sektor antara lain : sektor-sektor produksi untuk
ekspor dan memberikan kepastian berusaha serta melindungi
produsen/petani produsen.
2. Terjaminnya pemasaran hasil produksi dalam negeri serta perluasan
pasar dalam negeri dan luar negeri.
37PENCAPAIAN SASARANBAB V
Sejarah pasar lelang komoditi dimulai di sentra-sentra produksikaret Sumatera Utara pada akhir tahun 1980-an. Kegiatantersebut kemudian meluas ke berbagai daerah dan dengankomoditi Yang juga beragam. Disebut Pasar Lelang Forwardkarena penyerahan barang dilakukan pada waktu yangdisepakati di masa datang (forward contract). Kegiatan lelang dimana terjadi transaksi saat itu juga (cash and carry) disebutPasar lelang Spot. Mekanisme pasar lelang forward merupakancara penyimpanan produk pertanian dengan biaya palingrendah karena komoditasnya disimpan di alam di mana diatumbuh, berkembang, dipanen dan kemudian diserahkankepada pembeli. Pelaksanaan Pasar Lelang forward Komoditi diIndonesia di bawah binaan Kementerian Perdagangan RI melaluiBadan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI)
3. Terciptanya tata kerjasama antara tiga pelaku ekonomi terhadap
ekonomi lemah dan koperasi dengan kegairahan berusaha.
4. Meningkatnya pengetahuan perdagangan golongan ekonomi lemah
serta memberikan kesempatan pelayanan konsultasi pihak perdagangan
yang memerlukannya.
5. Terbinanya secara efektif seluruh pengusaha yang bergerak di bidang
perdagangan barang dan jasa, memiliki SIUP sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
6. Upaya – upaya memfasilitasi penyediaan sarana pasar yang
memadai di kabupaten kota melalui dana pemerintah pusat mengingat
keterbatasan anggaran daerah (provinsi dan kabupaten kota)
Untuk ketersediaan barang pokok masyarakat pada tahun 2009 - 2010,
secara umum lancar dan tidak terjadi kelangkaan barang-barang tersebut.
Walaupun demikian pada hari-hari besar keagamaan tetap terjadi fluktuasi
harga sebagai akibat tingginya permintaan barang-barang pokok tertentu
seperti minyak goreng dan mentega, gula dan telur. Namun demikian
dengan bantuan pihak dunia usaha, khususnya untuk gula pasir gejolak
harga tersebut dapat diatasi terutama melalui operasi pasar yan dilakukan
melalui operasi pasar murah di 14 Kabupaten/kota. Terobosan kegiatan
dalam upaya memasarkan produk-produk di Kalbar khususnya produk
agro dilakukan oleh Dinas Perindag Prov. Kalbar melalui kegiatan-kegiatan
sbb:
Perluasan pemasaran produk agro Kalbar melalui operasionalisasi
pasar lelang (Pasar Lelang Forward Komoditi agro )
Kegiatan bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan
petani produsen melalui
pengembangan pasar yang
berkeadilan dan bermartabat,
dengan cara memutus rantai
pemasaran, pembentukan harga
yang wajar, memperluas akses dan informasi pasar, membantu petani
38PENCAPAIAN SASARANBAB V
Resi Gudang (Warehouse Receipt) merupakan salahsatu instrumen penting, efektif dan negoitable (dapatdiperdagangkan) serta swapped (dipertukarkan)dalam sistem pembiayaan suatu negara. Resi Gudangjuga dapat dipergunakan sebagai jaminan (collateral)atau diterima sebagai bukti penyerahan barangdalam rangka pemenuhan kontrak derivatif yangjatuh tempo, sebagaimana yang terjadi dalam suatukontrak berjangka. Dengan demikian Resi Gudangdapat memfasilitasi pemberian kredit bagi duniausaha atau petani dengan agunan inventori ataubarang yang disimpan di gudang. Resi Gudangsebagai alas hak (document of title) atas barang,dapat digunakan sebagai agunan, karena Resi Gudangdijamin dengan komoditas tertentu, yang beradadalam pengawasan pihak ketiga (Pengelola Gudang)yang terakreditasi
merencanakan tingkat dan jenis produksi usaha tani yang lebih pasti, dan
menambah variasi pasar yang dapat diakses petani.
Sosialisasi Pasar Lelang dan Sistem Resi Gudang
Kegiatan ini bertujuan untuk
mensosialisasikan pasar lelang dan
UU Nomor 9 Tentang Resi Gudang
kepada pelaku usaha di Kalimantan
Barat dengan sasarannya yaitu
membudayanya sistem transaksi
model pasar lelang lokal di daerah
Kalimantan Barat, serta diterimanya
konsep Resi Gudang sebagai salah
satu cara memecahkan masalah yang
dihadapi petani.
Griya Kerajinan Kalimantan Barat
Tujuan pengadaan Griya kerajinan yang berlokasi di Pulau Bali adalah
sebagai sarana bagi IKM Kalimantan Barat untuk mempromosikan
produknya. Pulau Bali merupakan salah satu daerah Tujuan Wisata
Dunia yang paling diminati. Ratusan ribu bahkan jutaan Turis
Mancanegara mendatangi Pulau tersebut sepanjang tahun. Griya Kerajinan
Kalimantan Barat selain berfungsi untuk promosi produk IKM, dapat juga
berperan sebagai entry point bagi Dunia Internasional untuk mengenal
lebih jauh daeah Kalimantan Barat. Griya Kerajinan Kalimantan Barat
saat ini berlokasi di Jl. Melati Kuta Bali. Produk kerajinan yang
dipamerkan antara lain, kain tenun, Tikar, Anyaman, Ukiran kayu, Manik-
manik dll.
Ibu Frederika Cornelis, S.Pd ketika meninjau Griya Kerajinan Kalimantan Barat di Bali
39PENCAPAIAN SASARANBAB V
Misi dagang lokal serta Peningkatan Kinerja antar Pulau
Menyadari masih rendahnya konektivitas ekonomi antar pulau di
Indonesia, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono memprioritaskan
peningkatan perdagangan antar pulau untuk lima tahun ke depan. Hal
tersebut dikemukan Presiden saat memberikan sambutan pada Pembukan
National Summit, Oktober 2009 di Jakarta. Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Prov. Kalimantan Barat sebagai instansi yang diserahi
tanggung jawab bidang perdagangan Kalimantan Barat, selama dua tahun
terakhir intensif melakukan kerja sama dengan Pemerintah Daerah yang
ada di luar Pulau Kalimantan.
Tujuannya adalah untuk menjalin
hubungan dagang antara pelaku-
pelaku usaha Kalimantan Barat
dengan Pelaku usaha daerah lainnya,
untuk memperluas pasar domestik
terkait produk-produk Kalimantan
Barat, serta menjalin kerjasama dalam upaya menekan angka disparitas
harga kebutuhan pokok antar daerah. Kerja sama yang telah dilakukan
dalam kurun waktu dua tahun terakhir yaitu dengan daerah Yogyakarta,
Semarang, Makassar, Batam.
Penyelenggaraan pasar murah
Penyelenggaraan Pasar Murah merupakan kegiatan rutin yang
dilaksanakan setiap tahun. Merupakan kegiatan yang dilakukan dalam
menjelang Hari Besar Keagamaan. Tujuan diadakannya kegiatan tersebut
adalah untuk membantu masyarakat guna mendapatkan barang kebutuhan
pokok dengan harga murah, sekaligus untuk mengantisipasi lonjakan
harga. Pada tahun-tahun yang lalu kegiatan ini lebih dikenal dengan istilah
Operasi Pasar. Pada Tahun 2010, Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Prov. Kalimantan Barat menyelenggarakan kegiatan pasar murah di Kota
Pontianak, berkenaan dengan Hari Raya Idul Fitri. Barang-barang yang
dijual berupa kebutuhan pokok berupa Beras, minyak goreng, telur, dll.
40PENCAPAIAN SASARANBAB V
Fasilitasi Pembangunan Pasar tradisional dan perbatasan di
kab/kota
Revitalisasi pasar tradisional saat ini memang sedang digalakkan hal ini
sejalan dengan arah kebijakan pembangunan Perdagangan Dalam Negeri
yaitu Peningkatan Penataan Sistem Distribusi Nasional yang
menjamin kelancaran arus barang dan jasa, kepastian usaha dan daya saing
produk domestik.
Revitalisasi pasar tradisional bertujuan untuk peningkatan jaringan
distribusi guna menunjang pengembangan sistem logistik nasional melalui
kegiatan prioritas Pengembangan Sarana Distribusi Perdagangan dengan
merevitalisasi pasar tradisional baik berupa pembangunan pasar baru
maupun rehabilitasi pasar yang ada dengan prinsip BANA (Bersih
Aman Nyaman dan Tertib).
Pemerintah melalui Dana Alokasi Khusus Kementerian
Perdagangan RI telah merevitalisasi pasar tradisional yang ada di
kabupaten / Kota di Kalimantan Barat. Sementara Dinas Perindustrian
dan Perdagangan Prov. Kalimantan Barat sepanjang tahun 2009-2010
berperan untuk memfasilitasi pemerintah kab/kota serta memonitor
proses kegiatan tersebut.
Dari kiri ke kanan; suasana pasar murah; partisipasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan; Anggota DPRD Komisi Bketika meninjau kegiatan pasar murah
41PENCAPAIAN SASARANBAB V
Adapun bantuan dana yang diperoleh dari pemerintah Pusat yang
digelontorkan kepada kabupaten / kota di Kalimantan Barat sepanjang
tahun 2009 – 2010 yaitu :
Dana Alokasi Khusus (DAK) pada tahun 2009 sebagai berikut :
No Kab/ kota Jumlah anggaran(rupiah)
1 Kabupaten Sekadau 432.000.0002 Kabupaten Kayong Utara 819.000.0003 Kabupaten Kubu Raya 860.000.0004 Kabupaten Sanggau 605.000.0005 Kabupaten Bengkayang 2.000.000.0006 Kota Singkawang 815.000.000
Jumlah Total 5.531.000.000
Dana Stimulus Fiskal Tahun 2009
Kota Pontianak : Rp. 15 milliar
Dana Tugas Pembantuan Tahun 2010 :
No Kab/ kota Jumlah anggaran(rupiah)
1 Kabupaten Sambas 947.400.0002 Kabupaten Ketapang 743.500.0003 Kabupaten Melawi 738.700.0004 Kabupaten Bengkayang 713.700.0005 Kabupaten Landak 669.900.0006 Kabupaten Sekadau 633.700.0007 Kabupaten Sintang 697.200.000
Jumlah Total 5.144.100.000
42PENCAPAIAN SASARANBAB V
Perda Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pengawasan danPengendalian Peredaran minuman beralkohol saat inisudah dicabut. Raperda penganti saat ini sedang dalamtahap pengesahan oleh DPRD Prov. Kalimantan Barat.Raperda tersebut disesuaikan dengan Keppres Nomor 3Tahun 1997 tentang Pengawasan dan PengendalianMinuman Beralkohol. Raperda hanya membahasmasalah pengendalian peredaran dan tidak termasukpengawasannya karena menjadi kewenanganpemerintah Kabupaten / kota. Teknis pengendalian akandiatur lebih lanjut dalam SK Gubernur. Segala hal yangberkaitan dengan kegiatan pengendalian dibebankankepada APBD dan tidak diperkenankan melakukanpungutan kepada dunia usaha atau asosiasi.Pengendalian yang dimaksud adalah untuk minumanGolongan B dengan Kadar Alkohol 5-20 % dan GolonganC dengan kadar Alkohol 20 – 55 %. Sedangkan minumanGolongan A dengan kadar alkohol 1 – 5 % merupakankewenangan Pusat.
Pengawasan Peredaran Minuman Beralkohol
Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Prov. Kalimantan
Barat Melakukan Pengawasan
Peredaran Minuman Beralkohol
berdasarkan Perda Nomor 3 Tahun
2009 Tentang Pengawasan dan
Pengendalian Peredaran Minuman
Beralkohol. Kegiatan ini
berdasarkan pertimbangan yang
terdapat pada Keppres Nomor 3
Tahun 1997 yang menyatakan
bahwa minuman beralkohol dapat menimbulkan kerugian terhadap
kesehatan, ketertiban, serta ketentraman masyarakat sehingga perlu
dilakukan pengawasan dan pengendalian terhadap produksi, peredaran,
dan penjualannya.
Sasaran 4.
Peningkatan Perlindungan Konsumen
Upaya-upaya yang dilakukan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov.
Kalimantan Barat dalam kaitannya dengan perlindungan konsumen
bertujuan untuk :
1. Meningkatkan kesadaran, kemampuan, dan kemandirian konsumen
untuk melindungi diri
2. Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara
menghindarkannya dari ekses negatif pemakaian barang dan / atau
jasa
3. Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih,
menentukan, dan menuntut hak-haknya sebagai konsumen.
4. Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung
unsur kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses
untuk mendapatkan informasi
43PENCAPAIAN SASARANBAB V
5. Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya
perlindungan konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur dan
bertanggung jawab dalam berusaha
6. Meningkatkan kualitas barang dan/atau jasa yang menjamin
kelangsungan usaha produksi dan/atau jasa, kesehatan, kenyamanan,
keamanan, dan keselamatan konsumen.
Pengawasan Barang Beredar
Kegiatan ini dilakukan dalam rangka
memberikan perlindungan terhadap
konsumen. salah satu cara caranya
adalah dengan melakukan pengawasan
terhadap barang-barang yang beredar,
barang-barang dalam keadaan
terbungkus (BDKT), LPG dan
pengawasan terhadap tera/tera ulang,
contoh untuk tera pompa ukur BBM
SPBU.
Lingkup pengawasan meliputi barang
dan/atau jasa yang beredar di pasar,
barang yang dilarang beredar di pasar,
barang yang diatur tata niaganya,
perdagangan barang-barang dalam
pengawasan, serta pola distribusinya.
Untuk tahun 2010 telah dilakukan
kegiatan pengawasan barang beredar di
11 kabupaten/kota dari 14
kabupaten/kota yang ada di
Kalimantan Barat.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan Barat juga
berperan aktif dalam menghadapi isu yang sedang hangat di masyarakat,
terkait banyaknya kasus tabung gas elpiji 3 kg yang meledak ketika
44PENCAPAIAN SASARANBAB V
digunakan. Koordinasi terus dilakukan dengan dengan pihak-pihak terkait
seperti, PT Pertamina, Dinas yang menangani perdagangan di kab/kota,
lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat dll dalam rangka
pengawasan peredaran Tabung elpiji 3 kg beserta aksesoris pendukungnya.
Sosialisasi penggunaan peralatan elpiji ke masayarakat turut pula di
selenggarakan.
Dalam kaitannya dengan Hari Besar keagamaan (Idul Fitri), Dinas
Perindustrian dan Perdagangan telah melakukan kegiatan pengawasan
terhadap pompa ukur BBM di SPBU yang terdapat di Jalur mudik, serta
pengawasan Barang dalam keadaan terbungkus (BDKT) di swalayan-
swalayan di kota Pontianak, Singkawang, dan Pemangkat.
Perlindungan Konsumen
Dalam rangka kegiatan perlindungan
konsumen, Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Prov. Kalimantan Barat telah
melakukan beberapa kegiatan di tahun 2010,
diantaranya pertemuan teknis Kemetrologian
di Batam yang dihadiri oleh seluruh
Pemerintah Provinsi, memfasilitasi
pemerintah kabupaten/kota dalam rangka
pembentukan Badan Penyelesaian Sengketa
Konsumen (BPSK), pembentukan Tim dalam
rangka Tertib Ukur di Pasar Tradisional di
Kota Pontianak.
Kendaraan operasional kemetrologian,
bantuan Kementerian Perdagangan RI
Kegiatan Pengawasan Barang Dalam Keadaan Terbungkus (BDKT)
45PENCAPAIAN SASARANBAB V
Gambar dimunculkan dengan tampilan warna-warni dan huruf INDONESIA yang terpotong-potong.
Makna dari Logo ACI tersebut adalah,
warna-warni mempresentasikan warna dari laut bumi Indonesia yang merupakan negara kepulauan.
Warna-warni juga merefleksikan keragaman kreatifitas bangsa Indonesia. Sementara huruf yang seolah
terpotong menunjukkan bahwa kreatifitas bangsa Indonesia mampu tampil melampaui batas. Hal ini juga
menjadi ekspresi tekad bersama dalam kesadaran kolektif membangun identitas Indonesia sebagai bangsa
yang kreatif.
Logo ACI memiliki dua makna;
Versi Dunia
Logo ACI bermakna “ kami ingin menyatakan pada dunia bahwa setiap karya rupa cipta Indonesia dibuat
dengan seratus persen cinta kami sebagai orang Indonesia , apa yang dibeli, apa yang dikenakan, apa yang
dinikmati apa yang dipajang…..adalah refleksi diri dan rasa menghargai budaya, paham pakem tradisi dan
tentunya bukti cinta tanpa syarat kepada tanah air. “ Semua ‘Jadi’ atas nama cinta Yang abadi”
Versi Lokal
“Ekpresi tekad bersama dan dukungan kepada sesama dalam kesadaran kolektif membangun identitas
Indonesia sebagai bangsa kreatif. Cinta kami seratus persen pada Indonesia hadir absolut tanpa tanda
tanya. Semua tergambar jelas ketika kami memakai, mencecap, menggenggam, mencipta, apalagi yang
harus diragukan, di hati kami hanya ada Indonesia.
Diluncurkan oleh Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono pada hari rabu 22 april 2009 di
Balai Sidang Jakarta bersamaan dengan pelaksanaan Jakarta International Handicraft Fair XI (INACRAFT
2009)
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan Barat terus
menerus melakukan peningkatan pelayanan kemetrologian, dengan
pemeliharaan sistem mutu laboratorium metrologi UPT Kemetrologian
baik yang ada Pontianak maupun Singkawang. Pelatihan-pelatihan teknis
terus dilakukan bagi petugas-petugas tera di lapangan.
Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Prov.
Kalimantan Barat turut
aktif mempromosikan
produk-produk Indonesia dan aktif mengkampanyekan logo “ Aku Cinta
Indonesia”, salah satunya dengan menyematkan pin logo ACI tersebut
dalam pakaian kerja sehari-hari.
46PENCAPAIAN SASARANBAB V
Sasaran 5.
Peningkatan Ekspor daerah serta terkendalinya impor
Hal – hal yang dilaksanakan dan dicapai dalam rangka peningkatan Ekspor
dan Pengemdalian Impor Kalimantan Barat pada kurun waktu 2009 –
2010 antara lain :
Laju Peningkatan nilai ekspor daerah sebesar 7 % per tahun. Neraca
perdagangan yang surplus sebesar 100%. Nilai impor yang menurun 9 %
pada tahun 2009.
Selama kurun waktu tersebut, Dinas
Perindustrian dan Perdagangan ikut
aktif dalam kerjasama luar negeri
dengan Malaysia yang disebut dengan
Sosek Malindo pada tingkatan
provinsi. Kepala Dinas Perindustrian
dan Perdagangan Prov. Kalimantan
Barat berperan sebagai ketua Tim
Teknis Bidang Ekonomi mewakili
Pemerintah Provinsi Kalimantan
Barat. adapun maksud dan tujuan
diselenggarakannya kegiatan tersebut
adalah untuk memantapkan kerja
sama yang saling menguntungkan
antara Pihak Sarawak Malaysia dan
Kalimantan Barat dalam penyelenggaraan pembangunan yang efektif dan
efisien.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan Barat tururt
berpartisipasi aktif dalam pertemuan UE-EAGA Biz-Tech Partnershipyang diselenggarakan di Kota Miri Sarawak Malaysia pada tahun 2009.
Tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk menjalin kerja sama di bidang
ekonomi sehingga dapat memperkecil ketimpangan pembangunan
ekonomi di antara sesama BIMP-EAGA
47PENCAPAIAN SASARANBAB V
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan Barat membentuk
Forum Peningkatan Kinerja Ekspor yang melibatkan lintas sektoral
terkait (interdep), diantaranya Bea-Cuka, BPS, Pelindo, dll. Forum
tersebut mengemban fungsi dan tugas antara lain :
1. Melakukan pemantauan dan evaluasi kinerja ekspor daerah
kalimantan barat
2. Menginventarisasi permasalahan / kendala ekspor untuk dicarikan
solusi pemecahan masalah ekspor secara terkoordinasi
3. Peningkatan dan pengembangan ekspor komoditi potensial di
daerah kalbar
Di lapangan, Dinas Perindustrian
dan Perdagangan Provinsi
Kalimantan Barat aktif
memberikan penyuluhan,
bimbingan teknis bagi dunia usaha
maupun petani yang menggeluti
pengolahan komoditi ekspor,
seperti karet, CPO, tengkawang,
dll. Tujuan kegiatan tersebut
bukan hanya menyoroti masalah pengelolaan produksi, tetapi juga
menyoroti standar mutu komoditi ekspor, sehingga dapat dihindari
kendala ekspor yang terkait mutu komoditi yang berlaku di pasar
internasional.
Dalam rangka Peningkatan kinerja ekspor dan pengendalian impor,
Dinas perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan Barat juga telah
melakukan Kegiatan Klinik Konsultasi Ekspor yang memang diarahkan
untuk menjadi ajang pusat informasi dan konsultasi ekspor-impor bagi
dunia usaha dan masyarakat yang berminat dalam perdagangan luar negeri.
Tidak ketinggalan perdagangan lintas batas tetap dibina agar lebih
banyak mendatangkan efek positif daripada ekses negatif yang saat ini
sering menjadi sorotan (misal illegal trade dalam kasus gula dan bokar)
melalui kegiatan Pembinaan perdagangan lintas batas.
48PENCAPAIAN SASARANBAB V
Kegiatan dalam rangka mempromosikan produk-produk ekspor
Kalimantan Barat dilakukan dengan berbagai upaya antara lain dengan
keikutsetaan pada event-event pameran, baik yang diselenggarakan di
dalam negeri maupun di luar. Pameran yang rutin diikuti di dalam negeri
adalah Pameran pada Festival Jakarta Fair. Sedangkan event pameran
di luar negeri yang diikuti selama kurun waktu 2009 – 2010 yaitu; Pameran
internasioanal LA Beaute Internasional 2009 yang diselenggarakan di
Kuching Sarawak Malaysia, yang diikuti oleh empat negara, Indonesia,
Malaysia, Brunei dan Singapura; Pameran Festival Indonesia yang
diselenggarakan di
Melbourne Australia,
merupakan Ajang promosi
perdagangan pariwisata dan
investasi indonesia yang
terbesar; Keikutsertaan pada
Event China Asean Expo
VI di Nanning Gangxi China
yang diikuti oleh 10 negara
Asean ditambah China.
Pada Event China Asean
Expo tersebut Kalimantan
Barat dipilih untuk mewakili
Tampilan Stand Indonesia,
menjadi ‘city of charm’Indonesia. Maksud city of charm adalah konsep atau tema yang digunakan
untuk stand Indonesia bernuansa Kalimantan Barat dengan menampilkan
Bangunan khas, Budaya (tari dan lagu), produk potensial, serta pariwisata
Kalimantan Barat. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov.
Kalimantan Barat juga turut berperan serta dalam partisipasi Kalimantan
Barat dalam ajang World Sanghai Expo di kota Sanghai China.
49PENCAPAIAN SASARANBAB V
5.3 PENCAPAIAN PENINGKATAN MANAJEMEN
KANTOR
Kegiatan- kegiatan yang dilakukan dalam upaya untuk peningkatan kinerja
manajemen Perkantoran Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov.
Kalimantan Barat, bersumber pada upaya pencapaian misi ke-tiga dari
Rencana strategis Dinas.
Misi ketiga tersebut berbunyi : “Meningkatkan profesionalisme
aparatur untuk dapat berperan nyata (eksis) dalam pembangunan
bidang industri dan perdagangan Kalimantan Barat, serta
meningkatkan sarana dan prasarana kerja”
Beberapa hal yang telah dilakukan selama kurun waktu 2009-2010 antara
lain;
Peningkatan kualitas pelayanan dan peningkatan kualitas SDM
dan Laboratorium.
Di Bidang kemetrologian, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov.
Kalimantan Barat mendapatkan bantuan dua buah kendaraan operasional
kemetrologian. Bantuan tersebut sangat berguna untuk meningkatkan
kinerja kemetrologian dalam pelaksanaannya di lapangan dalam kaitannya
dengan perlindungan konsumen yang notabene adalah masyarakat.
Kegiatan yang selama ini dilakukan di bidang Kemetrologian meliputi
peneraan alat UTTP (alat ukur, takar, timbang, dan perlengkapannya),
sekaligus menumbuhkan kesadaran di masyarakat mengenai pentingnya
peneraan. Selain itu pengawasan terhadap BDKT (barang dalam keadaan
terbungkus) juga selalu ditingkatkan. Kemetrologian terus menerus
melakukan sosialisasi, penyuluhan, serta bimbingan kepada pelaku usaha
serta masyarakat. Dalam menjaga kualitas pelayanannya, laboratorium
metrologi selalu di pelihara akreditasinya. Akreditasi yang dimaksud
adalah akreditasi Penerapan Sistem Manajemen Mutu untuk Laboratorium
Pengujian dan Kalibrasi, ISO 17025. Peningkatan kualitas Petugas Penera
terus dijaga dengan memberikan pelatihan-pelatihan terkait kemetrologian.
50PENCAPAIAN SASARANBAB V
Kerjasama dan koordinasi lintas instansi baik antar pemerintah daerah
maupan Kementerian Perdagangan RI dilakukan secara kontinya.
Kemetrologian Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan
Barat ikut aktif dalam pertemuan teknis kemetrologian, seperti pertemuan
yang dilakukan di Batam pada tahun 2009. Pertemuan teknis
kemetrologian (Pertekmet) merupakan sebuah forum guna menggali
aspirasi dan pertukaran informasi diantara para penyelenggara
kemetrologian dalam merumuskan arah kebijakan teknis di bidang
kemetrologian secara nasional.
Sementara itu, laboratorium pengujian dan Kalibrasi UPSMB juga selalu
menjaga kualitas pelayanannya. Pelatihan-pelatihan teknis bagai para
Analis laboratorium rutin di lakukan baik sifatnya in house training
maupun pelatihan ke Direktorat PPMB Kementerian Perdagangan RI.
Kegiatan untuk menjaga mutu pengujian menjadi sebuah keharusan,
seperti Audit internal, uji banding, revisi berkala terhadap dokumen mutu
laboratorium, survilance untuk menjaga akreditasi laboratorium dalam
penerapan ISO 17025. Pelayanan terhadap dunia usaha menjadi kegiatan
wajib, seperti bimbingan teknis, layanan kalibrasi ke perusahaan-
perusahaan dalam bentuk safari kalibrasi.
KOORDINASI
Rapat kerja teknis setiap tahun diadakan, baik rapat kerja dengan biaya
APBD maupun APBN. Rapat kerja tersebut melibatkan Pemerintah
Pusat, Pemerintah Kabupaten/kota, swasta, masyarakat, pelaku usaha dsb.
Secara umum tujuan kegiatan tersebut adalah untuk konsolidasi,
konsultasi, serta sinergi program antar stake holder terkait. Tercatat
beberapa rapat kerja yang diselenggerakan oleh Dinas Perindustrian dan
perdagangan Prov. Kalimantan Barat antara Lain Rapat Kerja Teknis
Industri dan Perdagangan Kalimantan Barat, Rapat Koordinasi PIKM yang
diselenggarakan di Pontianak, Rapat Koordinasi Perdagangan Kalimantan
Barat juga diselenggarakan di Pontianak. Selain sebagai penyelenggara,
Dinas juga aktif mengikuti rapat kerja yang diselenggarakan oleh
pemerintah pusat, dalam hal ini oleh Kementerian Perindustrian dan
Kementerian Perdagangan. Beberapa diantaranya adalah Rapat Kerja
51PENCAPAIAN SASARANBAB V
Perdagangan Oleh Kementerian Perdagangan RI di Jakarta, Rapat Kerja
Industri Oleh Kementerian Perindustrian RI, Rakornas Pengembangan
IKM melalui Pondok Pesantren Oleh Kementerian Perindustrian di Bukit
Tinggi, Rapat Koordinasi IKM Wilayah Barat oleh Kementerian
Perindustrian di Kota Bandung dll.
SARANA DAN PRASARANA
Selama kurun waktu 2009 -2010, Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Prov. Kalimantan Barat banyak melakukan pembenahan fasilitas kerja.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan kinerja aparatur, dan Instansi
secara keseluruhan. Tercatat dalam kurun waktu tersebut, Dinas
mengadakan Kendaraan Operasional meliputi 3 Unit Kendaraan bermotor
roda dua, serta empat unit kendaraan roda empat yang diperuntukan bagi
para kepala UPT. Selain itu Dinas juga melakukan peremajaan peralatan
perkantoran dengan mengadakan peralatan Komputer disertai alat
pendukungnya serta peralatan meubelair, Perbaikan Ruang Rapat Off-
Room, dan Perbaikan Mushola. Dinas juga membangun Sistem
Informasi Kepegawaian (SIMPEG) serta membangun website untuk
mengekspos secara langsung hal-hal terkait industri dan perdagangan.
Website Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan Barat
dapat diakses melalui internet dengan alamat;
www.disperindag.kalbarprov.go.id. Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Prov. Kalimantan Barat pada tahun 2010 seharusnya sedang /
telah membangun gedung tambahan, namun terkendala adanya persoalan
hukum yang dihadapi salah satu anggota panitia pengadaaan. Proses
pembangunan untuk sementara belum dapat dilanjutkan. Dinas juga telah
mendirikan Klinik Kemasan, Koperasi Pegawai, serta rehabilitasi Kantin
yang menggunakan bahan-bahan sisa, pengaturan area parkir bagi
kendaraan Pegawai maupun tamu.
52PENCAPAIAN SASARANBAB V
APARATUR
Selama kurun waktu 2009 -2010 Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Prov. Kalimantan Barat mengalami
dinamika jumlah aparatur. Tercatat
kurang lebih sepuluh orang pegawai
memasuki masa pensiun. Namun
selama kurun waktu tersebut Dinas
juga mendapatkan tambahan tenaga
baru bejumlah sekitar delapan orang
berpendidikan sarjana (S1).
Diharapkan tenaga baru tersebut dapat
lebih meningkatkan kinerja Dinas.
Peningkatan kapasitas aparatur turut menjadi perhatian, Pelatihan-
pelatihan bagi aparatur terus dilakukan, seperti Pelatihan Kebendaharaan,
Pelatihan Pengurusan Barang, Pelatihan Penyusunan Rencana Program
dan Kegiatan, Pelatihan Penyusunan LAKIP, Pelatihan Pengolahan Data
APBN, serta Pelatihan-pelatihan teknis bagi aparatur di UPT.
Selain itu selama kurun waktu tersebut Dinas mengirimkan dua orang
pegawai untuk pelatihan pengawasan penera selama delapan bulan, untuk
dibina menjadi pengawas penera yang bersertifikat. Dinas juga
mengirimkan tiga orang pegawai untuk mengikuti program beasiswa
pendidikan jenjang master (S2). Dua orang bersekolah di Pulau Jawa,
sedangkan satu orang menimba ilmu di Inggris. Diharapkan sekembalinya
mereka, akan dapat meningkatkan kinerja Dinas.
Pembinaan mental kerohanian rutin
dliaksanakan setiap bulan yang diikuti
oleh seluruh jajaran pegawai Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Prov.
Kalimantan Barat. hal tersebut bertujuan
untuk menambah keimanan serta untuk
mempererat hubungan (Silaturrahim)
antar pegawai antar tingkatan.
Pelepasan dua orang pegawai yang telahmemasuki masa pensiun
Penyampaian materi kerohanian oleh seorangpenceramah pada acara pembinaan mentalkerohanian
54KENDALA DAN PERMASALAHANBAB VI
6.1 INDUSTRI
Walaupun peranan industri sangat strategis bagi Kalimantan Barat, dalam
pengembangannya dihadapkan pada beberapa isu dan permasalahan
utama sehingga sulit untuk tumbuh dan berkembang secara cepat. Bahkan
seperti yang telah diuraikan sebelumnya pada RPJMD Kalbar 2008-2013
diproyeksikan laju pertumbuhan sektor industri rata-rata 1,98 persen per
tahun dan pada tahun 2013 diperkirakan kontribusi sektor industri Kalbar
tinggal sebesar 13,98 persen dari PDRB Kalbar. Untuk itu perlu dilakukan
upaya-upaya terobosan untuk mendongkrak laju pertumbuhan sektor
industri Kalbar terutama yang berkaitan dengan isu dan permasalahan
utama pengembangan sektor strategis ini. Isu dan permasalahn utama
adalah :
1. Keterbatasan Energi termasuk listrik, dimana industri identik dengan
penyediaan energi. Saat ini Kalimantan Barat tidak/belum mempunyai
atau dialokasikan energi murah untuk percepatan pengembangan
aktivitas nekonomi utamanya industri. Demikian pula untuk
penyediaan listrik yang sampai saat ini masih menjadi permasalahan
utama dan menjadi momok bagi investasi di Kalbar. Wacana
pengaliran gas dari natuna ke Kalbar dapat merupakan satu langkah
awal solusi penyediaan energi murah bagi industri di Kalbar. Untuk
kedepannya cetak biru pengembangan industri nasional terutama
pengembangan industri di luar P. Jawa harus disertai cetak biru
penyediaan energy & infrastruktur pendukungnya dan upaya-upaya
pengamanan kebutuhan (industri) dalam negeri.
55KENDALA DAN PERMASALAHANBAB VI
2. Keterbatasan Infrastruktur Penunjang,
seperti halnya listrik & energy
murah, Kalbar dihadapkan
kepada kurang layaknya
penyediaan infrastruktur dasar
pengembangan aktivitas ekonomi
termasuk industri seperti
Pelabuhan, air bersih,
jalan/transportasi. Pelabuhan
Pontianak sudah sulit untuk dikembangkan karena berada di
pusat kota dan melalui alur sungai Kapuas yang relatif dangkal.
3. Belum tumbuh & Berkembangnya Kawasan Industri yang dapat
memacu percepatan pengembangan sektor industri pengolahan di
Kalbar. Sejalan dengan terbitnya PP nomor 24 tahun 2009 tentang
Kawasan Industri, Kalimantan Barat masih jauh tertinggal dalam
penyediaan kawasan tersebut, hal ini terutama karena terhambat dalam
penyediaan infrastruktur, juga diduga karena Kawasan Industri masih
merupakan hal yang baru bagi daerah kalbar. Untuk itu fasilitasi dan
asistensi penumbuhan kawasan industri dari pemerintah akan sangat
membantu percepatan pertumbuhan sektor industri Kalbar.
4. Belum ada insentif (regulasi & Infrastruktur) dari Pemerintah untuk
pengembangan Industri (utamanya industri hilir berbasis Komoditi
Unggulan Kalbar) terutama
komoditi sawit & Karet sesuai
dengan Perpres 28/2008
tentang Kebijakan Industri
Nasional (KIN) dan SK
Gubenur 505/2002 tentang
komoditi unggulan. Sampai
saat ini masih sulit tumbuh
industri berbasis komoditi
unggulan provinsi (karet dan sawit)
selain industri Crumb Rubber dab Industri CPO.
Pelabuhan Dwikora Pontianak
56KENDALA DAN PERMASALAHANBAB VI
5. Masih kurangnya litbang terapan untuk pengembangan komoditi
unggulan/potensial Kalbar. Sebagaimana menjadi dasar pengembangan
daya saing nasional adalah kreatifitas dan inovasi, maka sudah saatnya
pengembangan komoditi
unggulan daerah terutama
yang telah menjadi
komitmen antara pusat
dan daerah dan tertuang
dalam Perpres 28 tahun
2008 tentang KIN harus
didampingi oleh lembaga
litbang yang berkompeten
karena akan sulit bagi
daerah untuk menyediakan
lembaga litbang terkait dalam waktu singkat.
6.2 PERDAGANGAN
Kinerja perdagangan Kalimantan Barat masih dihadapkan pada
sejumlah permasalahah. Baik permasalahan eksternal maupun internal
permasalahan.
Ekspor – Impor
Krisis finansial dunia di tahun 2009 secara tidak langsung ikut
mempengaruhi kinerja ekspor Kalimantan Barat. Tercatat pada tahun
2009 nilai ekspor Kalimantan Barat turun sebesar 42,93 % dari nilai
ekspor tahun sebelumnya. Diperkirakan untuk tahun 2010
perekonomian dunia akan membaik, demikian juga dengan Kalimantan
Barat.
Ekspor Kalimantan Barat masih didominasi oleh produk-produk hulu
terutama karet dan kayu. Nilai ekspor Kalimantan Barat juga sangat
fluktuatif, tergantung pada negara tujuan ekspor tradisional seperti
Amerika Serikat, China, Jepang, Korea, dan Singapura.
Siklus inovasi
57KENDALA DAN PERMASALAHANBAB VI
Kalimantan Barat hingga saat ini masih belum memiliki pelabuhan
ekspor. Beberapa komoditi unggulan Kalimantan Barat, akhirnya
harus ‘transit’ terlebih dahulu ke daerah lain sebelum diekspor ke luar
negeri. Tentunya hal tersebut menimbulkan kerugian yang tidak
sedikit.
Perdagangan Lintas Batas
Letak wilayah Kalimantan Barat yang berbatasan langsung dengan
negara tetangga, selain memberikan keuntungan juga memberikan
dampak negatif yang tidak sedikit. Perdagangan Ilegal Lintas Batas
marak terjadi. Banyaknya pintu-pintu masuk atau pintu keluar yang
ilegal (jalur tikus) menjadi penyebab maraknya aksi penyelundupan.
Peredaran barang-barang produksi negara tetangga yang masuk ke
wilayah Kalimantan Barat tanpa prosedur yang benar, menimbulkan
banyak kekhawatiran, seperti terancamnya produk-produk nasional
serta isu kesehatan.
Daya Saing dan Ekonomi Biaya Tinggi
Indonesia secara umum masih memiliki permasalahan Daya saing dan
Ekonomi Biaya Tinggi. Berbagai survei yang memperesentasikan daya
saing seperti Index Ease of Doing Bussines, Logistic Performance
Index Freedom, dan Global Compettiveness Index, masih
menempatkan Indonesia pada peringkat yang lebih rendah dibanding
negara-negara pesaing utamanya, seperti Singapura, Malaysia, Thailand,
India, dan China dalam ekspor dan investasi.
Daya saing yang rendah disebabkan oleh ekonomi biaya tinggi. Hal
tersebut disebabkan oleh Aspek institusional, aspek infrastruktur, dan
aspek logistik. Pada aspek institusional, Indonesia dihadapkan pada
permasalahan seperti adanya indikasi: korupsi dan penyalahgunaan
wewenang, belum terjaminnya keamanan berusaha (penegakan hukum
belum berjalan baik), dan kurang efektifnya peraturan perundang-
undangan (belum konsisten antara peraturan yang ditetapkan dengan
pelaksanaan di lapangan).
58KENDALA DAN PERMASALAHANBAB VI
Dalam hal infrastruktur, Indonesia tidak terkecuali Kalimantan Barat
dihadapkan pada permasalahan klasik seperti sarana jalan raya, sarana
listrik, dan sarana telekomunikasi yang masih harus banyak dibenahi.
Dalam aspek logistik, masih tingginya biaya logistik merupakan salah
satu faktor utama penyebab ekonomi biaya tinggi. Hal itupun masih
terkait dengan sistem sarana dan prasarana yang tidak kondusif.
Sistem Logistik
Salah satu permasalahan dan tantangan utama terkait dengan
perdagangan dalam negeri adalah kualitas sistem logistik nasional
dan Daerah yang memberikan dampak yang siginifikan pada
terjadinya ekonomi biaya tinggi. Sistem distribusi barang dan belum
optimalnya sistem distribusi komoditas strategis bahan pokok
kebutuhan masyarakat banyak masih belum memadai, ditandai dengan
masih panjangnya rantai distribusi, terjadinya disparitas harga antar
wilayah, dan fluktuasi harga di tingkat konsumen dalam kondisi tertentu
seperti pada saat hari besar keagamaan.
Belum optimalnya sistem distribusi tersebut merupakan dampak dari
jaringan distribusi yang belum tertata baik, belum tersedianya data yang
akurat tentang harga dan permintaan barang di tingkat konsumen,
belum transparannya ketersediaan pasokan di tingkat produsen serta
terbatasnya sarana penyimpanan (pergudangan, silo, pendingin) di
tingkat produksi. Hal tersebut pada satu sisi mengakibatkan pengambil
kebijakan di bidang Perdagangan, Pertanian, dan Industri kesulitan
menyesuaikan kebijakan yang perlu diambil. Sementara di sisi lain,
petani, peternak, dan produsen tidak dapat menyesuaikan tingkat
produksinya sesuai kondisi yang terjadi. Hal ini turut memicu
munculnya masalah lain yaitu belum optimalnya sinergi kebijakan
perdagangan antar pulau untuk mendukung peningkatan transaksi
perdagangan antar pulau dan masih belum optimalnya peran UMKM
dalam perdagangan domestik.
Tidak meratanya sistem distribusi nasional juga disebabkan oleh
aktivitas perdagangan yang masih terkonsentrasi di Pulau Jawa sehingga
59KENDALA DAN PERMASALAHANBAB VI
perlu daya dorong pengembangan perdagangan ke luar Pulau
Jawa. Faktor koordinasi dengan Pemda terutama berkaitan konsep
strategis rantai pasokan dengan negara lain, termasuk lintas batas,
menjadi tantangan utama.
Perlindungan Konsumen
Lingkup kegiatan perlindungan konsumen begitu luas baik skala
nasional maupun skala Kalimantan Barat. Besarnya lingkup kegiatan
perlindungan konsumen terkait dengan jumlah konsumen yang harus
dilindungi dan luasnya jenis kegiatan yang berkaitan dengan
perlindungan konsumen serta banyaknya jenis produk yang harus
diawasi. Hal ini masih menjadi permasalahan serius karena upaya
perlindungan konsumen belum dapat dilakukan secara optimal.
Jumlah konsumen yang harus dilindungi di Kalimantan Barat sebanyak
jumlah penduduk Kalimantan Barat itu sendiri yaitu sekitar 4,5 juta
jiwa. Sementara jenis kegiatan yang berkaitan dengan perlindungan
konsumen meliputi aspek metrologi, pengamanan pasar dalam
negeri, standardisasi, pengawasan barang beredar, pengujian
mutu, sampai kepada penanganan kasus dan pengaduan
konsumen. Semakin terbukanya Indonesia termasuk Kalimantan
Barat di dalamnya terhadap globalisasi mengakibatkan semakin
beragamnya produk yang ditawarkan kepada konsumen, sehingga
pengawasan barangpun semakin kompleks.
Sementara itu SDM bidang perlindungan konsumen seperti Petugas
Pengawas Barang dan Jasa (PPBJ), Penera, Penyidik Pegawai Negeri
Sipil-Perlindungan Konsumen (PPNS-PK) di Kalimantan Barat masih
sangat terbatas. Bahkan bisa dikatakan teramat sangat sedikit jika
dibandingkan dengan permasalahan yang ada. Sementara itu, di sisi
kelembagaan, Kalimantan Barat belum memiliki Badan Penyelesaian
Sengketa Konsumen (BPSK).
61HARAPAN MASA DEPANBAB VII
7.1 INDUSTRI
Impian Kalimantan Barat adalah menjadi Daerah Industri Baru
di luar pulau Jawa Pada tahun 2020 berbasis pada komoditi unggulan,
industri kreatif dan telematika yang semakin berkembang dengan ditunjang
IKM yang tangguh. Untuk mencapai impian tersebut perlu disusun Strategi
pengembangan industri saat ini dan kedepan. Strategi tersebut
berlandaskan pada beberapa skenario terhadap pemecahan masalah utama
di Kalbar terutama insentif pemerintah kepada Pemerintah daerah dan
dunia usaha untuk pengembangan industri di luar Pulau Jawa (dan
Sumatera) dalam penyediaan listrik, energi murah, infrastruktur penunjang,
dukungan litbang, percepatan penumbuhan kawasan industri dan
dukungan dan penguatan basis pasar lokal (nasional) serta ekspansi pasar
luar untuk komoditi-komoditi yang dihasilkan. Untuk itu dalam Jangka 5
(lima) tahun kedepan 2009 – 2014, strategi pengembangan industri daerah
adalah :
Mendorong Penumbuhan Kawasan Industri di Kab/Kota,
dimana pada tahun 2009 dan 2010 merupakan tahun penting untuk
Kabupaten dan Kota serta Provinsi meletakan pondasi percepatan
penumbuhan kawasan industri yang dapat dilakukan sejalan dengan
penyusunan Revisi Rencana Tata Ruang baik di Kabupaten/Kota, Tata
Ruang KAPET Khatulistiwa, Tata Ruang Pontianak Metropolitan Area
yang sedang dilakukan saat ini, dimana dokumen tersebut dapat
menjadi dokumen promosi investasi Kalbar. Pemerintah daerah juga
mendorong beroperasinya kawasan industri yang sudah dirintis
misalnya Kawasan Industri Semparuk (KIS) Sambas, Kawasan Industri
Tayan, Kawasan Industri Sungai Ringin, Kawasan Industri, dan
Kawasan Industri Mandor.
62HARAPAN MASA DEPANBAB VII
Mendorong pengembangan Industri Unggulan Kalbar sesuai
dengan Perpres 28 tahun 2008 tentang KIN yaitu Karet dan Kelapa
Sawit serta Klaster pengolahan bahan baku keramik. Pemerintah
daerah saat ini sedang mendorong berdirinya industri barang jadi karet
dari latek dan pemenuhan utilisasi kapasitas produksi pabrik crumb
rubber yang ada melalui penguatan teknologi di tingkat petani.
Scenario Pengembangan industri kompon karet padat dan cair serta
industri turunannya skala menengah dan kecil terutama untuk pasar
lokal dan regional menjadi salah satu target utama untuk kondisi
keterbatasan infrastruktur dan energi saat ini. Sedangkan untuk
penumbuhan industri turunan CPO sangat diperlukan campur tangan
pemerintah melalui insentif dan disinsentif untuk mendorong
pengembangan industri hilir CPO dalam negeri khsusnya diluar P. Jawa
dan Sumatera mengingat karaketristik pelaku bisnis CPO pada
umumnya (lihat kondisi Komoditi Unggulan sesuai Perpres 28/2008)
Industri Kecil Menengah Compo Crepe CU Bima - Sintang (pengolah karetkualitas jelek petani untuk memenuhi standar ind. Karet lokal dan nasional)
Mendorong pengembangan Industri pendukung sektor
pertanian (dan pertambangan) terutama melalui program
ALSINTAN Centre dan Industri Perkapalan. Alsintan centre
Kalbar telah menjadi salah satu icon pengembangan alat mesin
pertanian di luar Pulau Jawa, dan program ini akan sangat membantu
upaya Kalbar dan nasional dalam pengembangan pertanian menuju
ketahanan pangan dan penumbuhan usaha agribisnis yang berdaya
63HARAPAN MASA DEPANBAB VII
saing. Sedangkan pengembangan industri perkapalan Kalimantan Barat
akan sangat membantu percepatan penumbuhan industri perkapalan
tersebut sebagai salah satu produk ekspor industri Kalbar yang berdaya
saing cukup tinggi dan untuk mendukung pengembangan agribisnis dan
agroindustri kelapa sawit serta bisnis pertambangan daerah (utamanya
industri kapal ponton dan kapal penarik sebagai alat transportasi utama
penyediaan logistic dan pengangkutan hasil).
Mendorong Pengembangan Industri Kreatifyang berbasis Warisan &
Budaya luhur daerah
utamanya industri kerajinan
(misalnya IKM Tenun adat,
anyaman dll) dan IKM
berbasis bahan baku
lokal yg mempunyai
keunggulan komparatif.
(mis. Lidah buaya)
Pemilihan ini didasarkan
pada penggunaan sumber
daya yang tersedia (budaya,
hasil alam, dan ketrampilan) yang dikreasikan dengan landasan
informasi,teknologi &inovasi, kerja keras, keunggulan membangun
network (baik ke belankang rantai supply dan kedepan rantai demand)
dengan tidak putus asa menggunakan infrastruktur yang ada dan selalu
mensubtitusi kelemahan yang ada dengan kekuatan dan peluang yang
tersedia.
Produk Industri Perkapalan PT Steadfast Marine pontianak
64HARAPAN MASA DEPANBAB VII
Mendorong Pengembangan Industri telematika, berlawanan
dengan kondisi keterbatasan infrastruktur dan energi, infrastruktur
telekomunikasi utamanya telepon dan internet oleh pihak swasta
tumbuh sangat pesat dan bersaing. Akibat tersedianya jaringan internet
murah, tumbuh komunitas IT Kalbar yang mampu telah mampu
menghasilkan produk-produk a.l. software, web design, komik/animasi
dll dan komunitas tersebut mampu meningkatkan kompetensinya
secara mandiri, merupakan potensi dalam pengembangan industri di
Kalbar. Pengembangan industri ini dapat dilakukan hampir tidak
terbatas seiring dengan cepatnya perubahan teknologi informasi serta
yang diproduksi adalah ide, kreatifitas dan skill pelaku industri tersebut.
Dimana sumberdaya ide, kreatifitas dan skill adalah tak terbatas pada
manusia.
7.2 PERDAGANGAN
Menyadari masih banyaknya persoalan-persoalan Sektor Perdagangan
khususnya di Kalimantan Barat yang belum terselesaikan dalam waktu
yang sangat singkat (2009 – 2010), harapan-harapan ke depan tentunya
menjadi tugas dan tanggung jawab segenap aparatur Dinas Perindustrian
dan Perdagangan Prov. Kalimantan Barat untuk mewujudkannya.
Beberapa hal yang menjadi harapan dan otomatis menjadi tugas dan
tanggung jawab Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan
Barat dalam memajukan sektor Perdagangan Kalimantan Barat antara lain:
Peningkatan kinerja ekspor agar dapat berperan secara optimal dalam
Perekonomian Kalimantan Barat
Strategi yang perlu dijalankan antar lain :
Meningkatkan Produk ekspor serta diversifikasi produk ekspor
bernilai tambah tinggi, terutama untuk produk-produk yang berbasis
pada sumber daya alam serta memanfaatkan teknologi tingkat
menengah.
Mendorong ekspor produk kreatif dan jasa, terutama yang
dihasilkan oleh Usaha Kecil Menengah (UKM)
65HARAPAN MASA DEPANBAB VII
Mengupayakan diversifikasi pasar ekspor agar tidak bergantung pada
negara tertentu dan mengupayakan melakukan ekspor pada negara
tujuan akhir di mana produk akan dikonsumsi.
Mendorong pemanfaatan berbagai skema preferensi perdagangan
dan kerjasama Perdagangan Internasional (contoh; kerjasama sosek
malindo)
Mendorong pengembangan ekspor wilayah perbatasan yang dapat
dimanfaatkan sebagai pintu gerbang aktivitas ekonomi dan
perdagangan dengan negara tetangga. Meningoptimalkan peran
strategis PLB/PPLB yang ada di wilayah Kalimantan Barat (Aruk,
Jagoibabang, Entikong, Jasa, dan Badau)
Mendorong peningkatan kualitas promosi ekspor, pengembangan
pasar, pengembangan SDM bidang Ekspor, peningkatan
pengawasan dan pengendalian mutu barang, pengembangan
standardisasi bidang perdagangan, peningkatan fasilitasi ekspor dan
impor.
Efisiensi Perdagangan Dalam NegeriStrategi yang perlu dijalankan antara lain :
Meningkatkan integrasi perdagangan antar daerah melalui
pengembangan jaringan distribusi perdagangan, untuk mendorong
kelancaran arus barang sehingga ketersediaan barang dan kestabilan
harga dapat terjaga.
Meningkatkan iklim usaha perdagangan, melalui persaingan usaha
yang sehat dan pengamanan perdagangan, untuk mendorong
pengembanan usaha kecil menengah, peningkatan usaha ritel
tradisional dan modern, termsuk pola kerjasama yang saling
menguntungkan.
Mendorong terciptanya pengelolaan resiko harga, transparansi
harga, pemanfaatan alteranatif pembiayaan dan efisiensi distribusi
melalui peningkatan efektivitas perdagangan berjangka, sisitem resi
gudang, dan pasar lelang forward.
Meningkatkan penggunaan produk dalam negeri dengan
memaksimalkan potensi pasar domestik melalui pemanfaatan daya
kreasi bangsa
Memperkuat kelembagaan perdagangan Kalimantan Barat yang
mendorong terwujudnya persaingan usaha yang sehat, efektivitas
66HARAPAN MASA DEPANBAB VII
perlindungan konsumen serta menciptakan perdagangan berjangka,
sistem resi gudang, dan pasar lelang yang efisien.
Fokus kegiatan yang bisa dilakukan kedepannya untuk menjalankan
strategi di atas antara lain :
Peningkatan kelancaran distribusi bahan pokok
Pengembangan kelembagaan dan pelaku usaha perdagangan
Pemberdayaan dagang kecil dan menengah
Pengembangan ekonomi kreatif
Peningkatan penggunaan produk dalam negeri termasuk kampanye
‘Aku Cinta Indonesia’
Pembinaan dan pengawasan pasar lelang.
Penguatan lembaga perlindungan konsumen daerah
Peningkatan tertib ukur
Peningkatan efektifitas pengawasan barang beredar dan jasa.
7.3 PROFESIONALISME APARATUR
Berbicara mengenai industri dan perdagangan berarti berbicara mengenai
globalisasi serta modernisasi. Isu-isu seputar industri dan perdagangan
yang melanda dunia tentunya juga akan dirasakan sampai ke Kalimantan
Barat. Masalah-masalah yang terjadi di dunia akan dirasakan dampaknya
hingga ke Kalimantan Barat. Demikian halnya dengan kelembagaan.
Konsep pengelolaan kelembagaan, baik pengelolaan laboratorium maupun
pengelolaan kantor administrasi merujuk pada standar dunia.
Laboratorium Metrologi dan Laboratorium UPSMB harus menerapkan
standar internasional dalam pengelolaannya (ISO 17025), agar hasil ujinya
dapat diterima secara internasional. Selama penerapan standar tersebut,
laboratorium mendapatkan proses pengawasan yang kontinyu. Minimal
setahun sekali harus diadakan Audit internal lalu pengawasan yang lebih
tinggi adalah survaillance yang dilakukan oleh Komite Akreditasi Nasional
(KAN) selanjutnya proses reakreditasi (peremajaan akreditasi).
Sistem manajemen perkantoran Dinas Perindustrian dan perdagangan
Prov. Kalimantan Barat memang belum menggunakan standar
internasional. Namun paling tidak Dinas harus mulai menerapkan
67HARAPAN MASA DEPANBAB VII
konsep-konsep manajemen perkantoran modern seperti yang berlaku di
dunia. Oleh Pemerintah Pusat dikenal dengan istilah reformasi
birokrasi.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan Barat, sedikit
demi sedikit harus mulai merubah paradigma mengenai instansi
pemerintah. Instansi pemerintah yang tampak tua di tengah-tengah arus
perubahan global disebabkan antara lain karena gedungnya kusam,
lampunya redup, pegawainya tidak diurus dengan baik, respon terhadap
keluhan lambat, kurang tanggap, banyak melakukan kesalahan, usia
pegawainya rata-rata sudah tua, tingkat turnover –nya rendah, model
pakaian yang ketinggalan jaman, dan yang lebih penting lagi produk dan
jasa yang ditawarkan dari waktu ke waktu tetap sama.
Aparatur Dinas Perindustrian dan Perdagangan dituntut dua hal yaitu ke
luar : harus bisa mengikuti perubahan yang terjadi di dunia, dan ke dalam
(lingkungan kantor), harus bisa menjadi agen perubahan itu sendiri.
Aparatur dituntut untuk terus meningkatkan kapasitasnya,
pengetahuannya, penguasaan terhadap teknologi, serta penguasaan bahasa
internasional. Dengan demikian, akan terus dapat berperan di masa depan
dan bukan malah justru terlindas perubahan jaman.
PENUTUP
Pada akhirnya, ‘muara’ dari semua itu adalah Bagaimana DinasPerindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan Barat kedepannya dapat mengembangkan Industri Agro dan
Manufaktur di Kalimantan Barat melalui akselerasi
pertumbuhan kawasan industri serta pengembangan klasterindustri pengolahan berbasis sumber daya lokal, ditunjang
penguatan dan pemberdayaan IKM yang didukung dengansistem logistik daerah yang kuat dan terintegrasi dengan sistemlogistik Nasional dan Global dengan tetap fokus pada Keamanandan Perlindungan konsumen dalam negeri untuk menjadidaerah dengan produk-produk yang mampu berdaya saing ditingkat lokal, nasional, regional, dan global.
68
Unit APBD APBN
Kelembagaan (Rp. 000) (Rp. 000) (Rp. 000) % (Rp. 000) %
Belanja Tidak Langsung 9,395,497,000 8,635,694,262 91.91%
Belanja Langsung 11,613,262,131 4,053,137,000 10,969,451,341 94.46% 2,981,139,419 73.55%
1 Dinas Perindag Prop. Kalbar 7,711,338,500 7,465,750,016 96.82%
2 Unit Pelatihan Industri Kecil dan 813,801,631 790,133,697 97.09%
3 Unit Pelayanan Kemetrologian 1,130,771,000 1,038,815,438 91.87%
4 Unit Pelayanan Kemetrologian 657,451,000 532,097,943 80.93%
5 Unit Pelayanan Pengawasan 1,299,900,000 1,142,654,247 87.90%
Jumlah 21,008,759,131 4,053,137,000 19,605,145,603 93.32%
Unit Jumlah Realisasi
Kelembagaan (Rp. 000) (Rp. 000)
1 Unit Pelayanan Kemetrologian
Pontianak
199,500,000 344,424,205 172.64% ########
2 Unit Pelayanan Kemetrologian
Singkawang
44,100,000 49,691,100 112.68% ########
3 Unit Pelayanan Pengawasan
Sertifikasi Mutu Barang
522,540,200 73,440,000 14.05% 161.79%
Jumlah 766,140,200 467,555,305 61.03%
SATUAN KERJA Jumlah Realisasi
(Rp. 000) (Rp. 000)
1 Pemberdayaan IKM KALBAR 1,926,137,000 1,270,109,200 65.94%
2 PERDAGANGAN DALAM NEGERI 550,000,000 372,643,719 67.75%
3 PERDAGANGAN LUAR NEGERI 817,000,000 662,415,500 81.08%
4 PASAR LELANG KALBAR 260,000,000 253,150,000 97.37%
5 KLASTER KERAMIK 500,000,000 422,821,000 84.56%JUMLAH 4,053,137,000 2,981,139,419 73.55%
%
%
Disperindag Prov. Kalbar beserta realisasinya
No
Rekapitulasi Anggaran APBN TA. 2009
Disperindag Prov. Kalbar beserta realisasinya
No
Rekapitulasi Anggaran PAD TA. 2009
Rekapitulasi Anggaran APBD dan APBN TA. 2009
Disperindag Prov. Kalbar beserta realisasinya
No Realisasi (APBD) Realisasi (APBN)
69
ANGGARAN BELANJA
DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN TA.2010
No Satuan Kerja Anggaran(dalam Rupiah)
1 Pengembangan IKM 1.275.777.0002 Struktur Industri 500.000.0003 Pengembangan Ekspor 600.000.0004 Promosi Dagang 260.000.0005 Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri 615.187.0006 Pengembangan Pasar Lelang 334.000.000
Jumlah Total 3.584.964.000
No UNIT KERJA ANGGARAN(dalam Rupiah)
1 Sekretariat 2,640,000,0002 Bidang ILMEA 833,460,0003 Bidang PLN 764,784,0004 Bidang PDN 722,500,0005 Bidang IKAHH 691,589,500
Jumlah Total 5.652.233.500
No UNIT ANGGARAN(dalam Rupiah)
1 Metrologi PNK 1,255,739,0002 Metrologi SNK 1,014,072,4003 UP IKM 1,054,655,0004 UPSMB 1,174,300,000
Jumlah Total 4,498,766,400
Dana Dekonsentrasi (APBN)Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalimantan Barat
TA. 2010
Anggaran Belanja Langsung (APBD)
per Bidang dan Sekretariat TA. 2010
Anggaran Belanja Langsung (APBD)
per UPT TA. 2010
70
No. INDIKATOR
RENCANA TINGKAT
PENCAPAIAN
(TARGET)
1 3 4 5 6 7
1 Laju pertumbuhan ekonomisektor industri pada PDRBKalimantan Barat
1.25% 1.11% 88.80%
2 Perolehan penghargaan IKMkalbar di forum nasional daninternasional (prsh)
1 2 200.00%penghargaanUpakarti 2009 danJuara I GKM IKMTk. Nasional
3 Besarnya nilai laju inflasi 4.08% 4.91% 83.10%
Jumlah pelaksanaanpemasaran produk agromelalui pasar lelang (kali)
3 3 100.00%
Jumlah Pasar yang terhubunguntuk pemasaran produk IKMKalbar di Bali
1 th 1th 100.00%
Jumlah daerah yangmemperoleh Dana DAKKementerian Perdaganganuntuk pembangunan pasar
5 7 140.00%
RERATA 105.77%
4 Terlaksananya PengawasanBarang Beredar di Kab/kota
14 14 100.00%
Terlaksananya Pengawasankemetrologian legal diKota/kab
14 14 100.00% Tertuang padaLakip UP Kemetro-logian Pontianakdan Singkawang
Pencapaian target PADKemetrologian
100% 161.79% 161.79% Tertuang padaLakip UP Kemetro-logian Pontianakdan Singkawang
RERATA 120.60%
5 Terpromosikannya ProdukEkspor Kalbar di dalam danLuar negeri 3 kali/tahun, LajuPeningkatan nilai ekspordaerah sebesar 7,55 % pertahun, neraca perdaganganyang surplus
100% 117% 117.33% Tahun 2009 nilai
ekspor Kalbar
tumbuh minus (- 9
%) dibanding 2008
Tercapainya hubungankerjasama regional
1 1 100.00%
Peningkatan Kapasitas danPelayanan unit sertifikasimutu barang daerah danpencapaian target PAD
100% 60% 60.00% Tertuang padaLakip UPSMBPontianak
RERATA 92.44%
6 Indeks kepuasan pegawaiterhadap tingkat kesejahteraanpegawai
100% 71% 71.43%
Indeks kepuasan pegawaiterhadap pelayananketatausahaan
100% 93% 92.86%
RERATA 82.14%
Peningkatan PerlindunganKonsumen dan Pencapaian TargetPendapatan Asli Daerah melalui
Peningkatan Ekspor daerah,terkendalinya impor dan Pencapaiantarget PAD UPSMB Pontianak
Meningkatnya kesejahteraanpegawai yang mendorongpeningkatan kinerja pegawai
2
Tumbuh dan berkembang sektorindustri
Tumbuh dan berkembangan industrikecil dan menengah
Meningkatkan efisiensi dstribusi
PENGUKURAN PENCAPAIAN SASARAN
TAHUN 2009
SASARAN
REALISASI
PROSENTASE
PENCAPAIAN
RENCANA
TINGKAT CAPAIAN
KETURAIAN
No. INDIKATOR
RENCANA TINGKAT
PENCAPAIAN
(TARGET)
1 3 4 5 6 72
SASARAN
REALISASI
PROSENTASE
PENCAPAIAN
RENCANA
TINGKAT CAPAIAN
KETURAIAN
7 Indeks kepuasan pegawaiterhadap pelayananpenerapan disiplin
100% 86% 85.71%
Indeks kepuasan pegawaiterhdap sangsi pelanggarandisiplin pagawai
100% 79% 78.57%
Indeks kepuasaan pegawaiterhadap penghargaan danprestasi kerja
100% 79% 78.57%
tingkat Pemenuhankebutuhan barang dan jasa
100% 71% 71.43%
tingkat Berfungsinya barangdan jasa
100% 71% 71.43%
tingkat Pemenuhankebutuhan sarana dan
100% 64% 64.29%
tingkat Berfungsinya saranadan prasarana
100% 57% 57.14%
RERATA 72.45%
8 tingkat Kesesuaianpelaksanaan tugas pokokinstansi dengan perencanaandan ketentuan
100% 79% 78.57%
tersedianya dokumenperencanaan
6 6 100.00%
RERATA 89.29%
9 Tingkat Kecukupan selamasetahun
100% 80% 80.00%
103.50%
Pelaksanaan pelayanan AdministrasiPerkantoran
RATA-RATA PENCAPAIAN KINERJA
Meningkatkan kualitas aparatur dansarana dan prasarana gunamendukung perindustrian danperdagangan Kalimantan Barat
Meningkatnya perencanaan kerjadan pengelolaan keuangan sesuaidengan peraturan perundangundangan yang didukungPeningkatan koordinasi, monitoringdan evaluasi
Program Jumlah Anggaran keuangan sd
Rp September keuangan Fisik
3,584,964,000 2,338,189,272 65.22%
1 Pemberdayaan IKM KALBAR 1,275,777,000 934,084,000 73.22% 75%
DIPA NO. 0142/019-05.3/XVI/2010
2 Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri 615,187,000 400,623,122 65.12% 65.00%
DIPA NO. 090.02.130042/2010
3 Pengembangan Pasar Lelang daerah 334,000,000 164,350,000 49.21% 50.0%
DIPA NO. 090.07.130042/2010
4 Peningkatan dan pengembangan ekspor 600,000,000 372,720,000 62.12% 65%
DIPA NO. 0195/090-03.3/XVI/2010
5 Peningkatan dan pengembangan ekspor
(promosi dagang)
260,000,000 154,991,900 59.61% 60%
DIPA NO. 0195/090-06.3/XVI/2010
6 Penataan struktur Industri (keramik) 500,000,000 311,420,250 62.28% 65%
DIPA NO. 019.02.130007/2010
5,652,333,500 3,074,954,006 54.40%
I SEKRETARIAT 2,640,000,000 1,124,117,106 43%
1 PROGRAM PELAYANAN ADMINISTRASI
PERKANTORAN
796,256,000 490,251,306 62% 65%
2 PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN
PRASARANA KANTOR
1,044,660,000 141,660,000 14% 15%
3 PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS
SUMBER DAYA APARATUR
128,500,000 83,230,000 65% 65%
4 PROGRAM PENINGKATAN
PENGEMBANGAN SISTEM PELAPORAN
CAPAIAN KINERJA DAN KEUANGAN
126,000,000 94,965,800 75% 75%
5 PROGRAM PENINGKATAN PENGELOLAAN
ASET DAERAH
26,500,000 26,500,000 100% 100%
6 PROGRAM PENINGKATAN
PENGEMBANGAN PERENCANAAN INDAG
368,520,000 287,510,000 78% 80%
7 PROGRAM PENGEMBANGAN INDUSTRI
DAN PERDAGANGAN BERBASIS KAWASAN
DI KALBAR
67,930,000 7,865,566 12% 15%
8 PROGRAM PENGEMBANGAN BERBASIS
KOMPETENSI INTI KARET KALBAR
81,634,000 - 0% 0%
II BIDANG PLN 764,784,000 408,723,400 53% 55%
1 PROGRAM PENINGKATAN KERJASAMA
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
185,000,000 40,787,400 22% 30%
2 PROGRAM PENINGKATAN DAN
PENGEMBANGAN EKSPOR
579,784,000 367,936,000 63% 65%
III BIDANG PDN 722,500,000 535,965,500 74% 75%
1 PROGRAM PENINGKATAN EFISIENSI
PERDAGANGAN DALAM NEGERI
524,450,000 381,820,500 73% 75%
2 PROGRAM PERLINDUNGAN KONSUMEN 198,050,000 154,145,000 78% 80%
IV BIDANG IKAHH 691,589,500 295,657,000 43% 45%
1 PROGRAM PENGEMBANGAN INDUSTRI
KIMIA, AGRO, DAN HASIL HUTAN
691,589,500 295,657,000 43% 45%
V BIDANG ILMEA 833,460,000 710,491,000 85% 85%
1 PROGRAM PENGEMBANGAN INDUSTRI
LOGAM, MESIN, ELEKTRONIKA DAN
ANEKA
602,581,000 590,856,000 98% 98%
2 PROGRAM PENGEMBANGAN INDUSTRI
KECIL MENENGAH
230,879,000 119,635,000 52% 55%
JUMLAH APBN + APBD 9,237,297,500 5,413,143,278 59% 60%
No Persentase Realisasi Keterangan
Rekapitulasi Anggaran APBN dan APBD TA. 2010
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Kalbar
Bulan September/triwulan III
APBN
APBD
KALIMANTAN BARAT
KOSONG
UNIT : DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROV. KALBAR
DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROV. KALBAR Kode Lokasi : 11.26.00.12.01.01
Asal/cara Tahun Ukuran
Kode Merk No. Sertifikat Perolehan Beli/ Barang/ (B,RR,
Barang Type No. Pabrik Barang Perolehan Konstruksi RB ) Jumlah Jumlah Jumlah JumlahNo. Chasis/Mesin (P,S,D) Barang Harga Barang Harga
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 01.01.11.04.01 0001 Tanah utk Bangunan Ktr Pemerintah - HPL No. 65 - APBN 1978 - 1 bid B 1 1,420,000 - - - - 1 1,420,000
2 01.01.11.04.01 0001 Tanah utk Bangunan Ktr Pemerintah - HPL No. 56 - APBN 1982 - 1 bid B 1 5,680,000 - - - - 1 5,680,000
3 01.01.11.04.01 0001 Tanah utk Bangunan Ktr Pemerintah - HPL No. 427 - PEMDA 1987 - 1 bid B 1 19,500,000 1 19,500,000 - - - -
4 01.01.11.04.01 0001 Tanah utk Bangunan Ktr Pemerintah - HPL No. 410 - APBN 1975 - 1 bid B 1 16,000 1 16,000 - - - -
5 01.01.11.04.01 0001 Tanah utk Bangunan Ktr Pemerintah - HPL No. 22 - APBN 1979 - 1 bid B 1 916,752 1 916,752 - - - -
6 01.01.11.04.02 0001 Tanah utk Bangunan Gd. Sekolah - HPL No. 391 - APBN 1986 - 1 bid B 1 109,280 - - - - 1 109,280
7 01.01.11.03.09 0001 Tanah utk Bangunan Gd. Minyak Sr - HPL No. 01 - APBN 1972 - 1 bid B 1 25,000 - - - - 1 25,000
8 01.01.11.04.01 0001 Tanah utk Bangunan Ktr Pemerintah - HPL No. 11 - APBN 1973 - 1 bid B 1 30,000 - - - - 1 30,000
9 01.01.11.01.03 0001 Tanah utk Perumahan - HPL No. 1494 - APBN 1982 - 1 bid B 1 3,814 - - - - 1 3,814
10 01.01.11.01.03 0001 Tanah utk Perumahan - HPL No. 239 - APBN 1961 - 1 bid B 1 1,800,000,000 - - - - 1 1,800,000,000
11 01.01.11.01.03 0001 Tanah utk Perumahan - HPL No. 53 - APBN 1978 - 1 bid B 1 1,566,000 - - - - 1 1,566,000
12 01.01.11.01.03 0001 Tanah utk Perumahan - HPL No. 360 - APBN 1982 - 1 bid B 1 325,000 - - - - 1 325,000
13 01.01.11.01.03 0001 Tanah utk Perumahan - HPL No. 359 - APBN 1982 - 1 bid B 1 666,614 - - - - 1 666,614
14 01.01.11.01.03 0001 Tanah utk Perumahan - HPL No. 369 - APBN 1983 - 1 bid B 1 325,000 - - - - 1 325,000
15 03.11.01.01.01 0001 Gd. Ktr Dinas Prov. KalBar. - HPL No. 65 - APBN 1978 - 1 bid B 1 68,000,000 - - - - 1 68,000,000
16 03.11.01.01.01 0001 Gd. Ktr Dinas Prov. KalBar. - HPL No. 65 - APBN 2008 - 1 bid B 1 408,094,150 - - - - 1 408,094,150
17 03.11.01.01.01 0001 Gd. Ktr Dinas Prov. KalBar. - HPL No. 56 - APBN 1982 - 1 bid B 1 80,342,000 - - - - 1 80,342,000
18 03.11.01.01.01 0001 Gd. Ktr UPT-UKM Ptk - HPL No. 427 - APBN 1987 - 1 bid B 1 1,300,000,000 1 1,300,000,000 - - - -
19 03.11.01.01.01 0001 Gd. Ktr UPT-Metrologi Ptk - HPL No. 410 - APBN 1975 - 1 bid B 1 321,973,000 1 321,973,000 - - - -
20 03.11.01.01.01 0001 Gd. Instalasi UP-Kemetrologian - HPL No. 22 - APBN 1979 - 1 bid B 1 135,755,778 1 135,755,778 - - - -
21 03.11.01.01.01 0001 Gd. Instalasi UP-Kemetrologian - HPL No. 22 - APBN 1979 - 1 bid B 1 135,755,778 1 135,755,778 - - - -
22 03.11.01.01.01 0001 Gd. Sekolah SMTI - HPL No. 391 - APBN 1986 - 1 bid B 1 15,030,000 - - - - 1 15,030,000
23 03.11.01.04.02 0001 Gd. Perbengkelan SMTI - HPL No. 391 - APBN 1986 - 1 bid B 1 3,510,000 - - - - 1 3,510,000
24 03.11.01.04.02 0001 Gd. Laboratorium SMTI - HPL No. 391 - APBN 1986 - 1 bid B 1 2,000,000 - - - - 1 2,000,000
25 03.11.02.03.01 0001 Gd. Perumahan - HPL No. 53 - APBN 1978 - 1 bid RB 1 7,195,000 - - - - 1 7,195,000
26 03.11.02.03.01 0001 Gd. Perumahan - - - APBN 1978 - 1 bid RB 1 3,377,798 - - - - 1 3,377,798
27 03.11.02.03.01 0001 Gd. Perumahan - HPL No. 369 - APBN 1983 - 1 bid B 1 325,000 - - - - 1 325,000
28 03.11.02.03.01 0001 Gd. Perumahan - HPL No. 239 - APBN 1961 - 1 bid B 1 60,000,000 - - - - 1 60,000,000
29 03.11.02.03.01 0001 Gd. Perumahan - HPL No. 1.494 - APBN 1982 - 1 bid B 1 5,533,166 - - - - 1 5,533,166
30 03.11.02.03.01 0001 Gd. Perumahan - HPL No. 359 - APBN 1984 - 1 bid B 1 4,275,000 - - - - 1 4,275,000
31 03.11.02.03.01 0001 Gd. Perumahan - HPL No. 360 - APBN 1982 - 1 bid B 1 2,675,000 - - - - 1 2,675,000
4,384,425,130 1,913,917,308 2,470,507,822
Harga
Satuan
JUMLAHJUMLAH
11
Kondisi
Ket.
Urt
Berkurang Bertambah
Register Nama/Jenis barang
NOMOR SPESIFIKASI BARANG JUMLAH (AWAL)
Barang HargaBahan
MUTASI/PERUBAHAN JUMLAH (AKHIR)
Barang
LAPORAN MUTASI BARANG
PROVINSI :
KAB/KOTA :
SATKER :
Asal/cara Tahun UkuranKode Merk No. Sertifikat Perolehan Beli/ Barang/ (B,RR,
Barang Type No. Pabrik Barang Perolehan Konstruksi RB ) Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
No. Chasis/Mesin (P,S,D) Barang Harga Barang Harga1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12 13 14 15 16 17 18 19 20
32 02.03.01.01.03 0001 Kend. Bermotor Roda Empat Innova 1TR6539119 besi APBD 2008 - 1 unit B 1 199,500,000 - - - - 1 199,500,000
33 02.03.01.01.02 0001 Kend. Bermotor Roda Empat Mitsubishi 4G18-A10228 besi HIBAH 2005 - 1 unit B 1 140,000,000 1 140,000,000 - - - -
34 02.03.01.01.03 0001 Kend. Bermotor Roda Empat Timor 6S-727720 besi PROYEK 1997 - 1 unit B 1 35,000,000 1 35,000,000 - - - -
35 02.03.01.01.03 0001 Kend. Bermotor Roda Empat Kijang 7 K-0019552 besi PROYEK 1996 - 1 unit B 1 30,000,000 1 30,000,000 - - - -
36 02.03.01.01.03 0001 Kend. Bermotor Roda Empat Kijang ST 7 K-0151293 besi PROYEK 1997 - 1 unit B 1 55,000,000 - - - - 1 55,000,000
37 02.03.01.01.03 0001 Kend. Bermotor Roda Empat Kijang Super 5 K-9112472 besi PROYEK 1992 - 1 unit B 1 22,500,000 1 22,500,000 - - - -
38 02.03.01.01.03 0001 Kend. Bermotor Roda Empat Kijang Super SK-9274082 besi PROYEK 1995 - 1 unit B 1 24,200,000 1 24,200,000 - - - -
39 02.03.01.01.03 0001 Kend. Bermotor Roda Empat Kijang - besi - 1996 - 1 unit B 1 30,000,000 - - - - 1 30,000,000
40 02.03.01.01.03 0001 Kend. Bermotor Roda Empat Daihatsu box - besi APBD 2008 - 1 unit B 1 177,200,000 - - - - 1 177,200,000
41 02.03.01.05.01 0001 Kend. Bermotor Roda Dua Supra KEVFE-1191384 besi HIBAH 1998 - 1 unit B 1 6,795,000 1 6,795,000 - - - -
42 02.03.01.05.01 0001 Kend. Bermotor Roda Dua Yamaha RXS 3 HB-1161170 besi PROYEK 1995 - 1 unit B 1 4,800,000 1 4,800,000 - - - -
43 02.03.01.05.01 0001 Kend. Bermotor Roda Dua Yamaha IIR - besi PROYEK 1995 - 1 unit B 1 4,500,000 1 4,500,000 - - - -
44 02.03.01.05.01 0001 Kend. Bermotor Roda Dua Honda Win HAE-2102996 besi PROYEK 1993 - 1 unit B 1 2,038,000 1 2,038,000 - - - -
45 02.03.01.05.01 0001 Kend. Bermotor Roda Dua Y.Yupiter Z 2P2-176279 besi HIBAH 2008 - 1 unit B 1 11,961,300 - - - - 1 11,961,300
46 02.06.02.01.15 0001 Podium kayu - - kayu APBD 1992 - 1 buah RB 1 300,000 - - - - 1 300,000
47 02.06.01.05.40 0001-0003 Kaligrafi ukiran kayu - - kayu APBD 1992 - 1 buah RB 1 150,000 - - - - 1 150,000
48 02.06.01.05.40 0001-0002 Tugu khatulistiwa besar - - kayu APBD 1992 - 1 buah RB 1 120,000 - - - - 1 120,000
49 02.06.01.05.40 0001-0002 Rumah adat dayak - - kayu APBD 1992 - 1 buah RB 1 150,000 - - - - 1 150,000
50 02.06.01.05.40 0001-0002 Perisai - - kayu APBD 1992 - 1 buah RB 1 125,000 - - - - 1 125,000
51 02.06.01.05.40 0001 Mandau - - kayu APBD 1992 - 1 buah RB 1 125,000 - - - - 1 125,000
52 02.06.02.06.28 0001-0003 Lambang Garuda Pancasila - - kayu APBD 1992 - 1 buah RB 1 180,000 - - - - 1 180,000
53 02.06.02.06.29 0001-0006 Gbr. Presiden & Wakil - - kayu&kaca APBD 1992 - 1 buah B 1 180,000 - - - - 1 180,000
54 02.06.01.05.06 0001-0002 Papan Nama Instansi - - kayu APBD 1992 - 1 buah B 1 3,000,000 - - - - 1 3,000,000
55 02.06.02.06.32 0001-0002 Tiang Bendera - - kayu APBD 1992 - 1 buah B 1 600,000 - - - - 1 600,000
56 02.06.04.01.04 0001-0002 Meja Kerja P. Eselon II - - kayu APBD - - 2 buah B 2 134,000 - - - - 2 134,000
57 02.06.04.03.04 0001-0002 Kursi kerja P. Eselon II - - kayu&busa APBD - - 2 buah B 2 700,000 - - - - 2 700,000
58 02.06.04.01.05 0001 Kursi tamu - - kayu APBD - - 2 buah B 2 380,000 - - - - 2 380,000
59 02.06.04.01.05 0001-0005 Meja Kerja P. Eselon III - - kayu APBD - - 6 buah B 6 1,600,000 - - - - 6 1,600,000
60 02.06.04.03.05 0001-0005 Kursi kerja P. Eselon III - - kayu APBD - - 6 buah B 6 2,100,000 - - - - 6 2,100,000
753,338,300 269,833,000 483,505,300
JUMLAH (AKHIR)
Urt Register Nama/Jenis barang Bahan Barang Harga
Berkurang Bertambah
NOMOR SPESIFIKASI BARANG
Satuan
Kondisi JUMLAH (AWAL) MUTASI/PERUBAHAN
Barang Harga
11
JUMLAH JUMLAH
Asal/cara Tahun UkuranKode Merk No. Sertifikat Perolehan Beli/ Barang/ (B,RR,
Barang Type No. Pabrik Barang Perolehan Konstruksi RB ) Jumlah Jumlah Jumlah JumlahNo. Chasis/Mesin (P,S,D) Barang Harga Barang Harga
1 2 3 4 5 6 8 9 10 12 19 20 19 20
61 02.06.04.01.06 0001-0019 Meja kerja P. Eselon IV - - besi & busa APBD - - 26 buah RB 26 3,460,000 - - - - 26 3,460,000
62 02.06.04.03.06 0001-0014 Kursi kerja P. Eselon IV - - besi & busa APBD - - 21 buah RB 21 4,150,000 - - - - 21 4,150,000
63 02.06.04.01.08 0001-0065 Meja kerja Peg.Non Struktural - - besi & busa APBD - - 68 buah RB 68 6,135,000 - - - - 68 6,135,000
64 02.06.02.01.19 0001-0005 Meja Rapat - - besi & busa APBD - - 9 buah RB 9 675,000 - - - - 9 675,000
65 02.06.02.01.10 0001-0015 Meja Rapat - - besi & busa APBD - - 6 buah RB 6 5,500,000 - - - - 6 5,500,000
66 02.06.04.02.04 0001-0002 Meja Rapat P. Eselon II - - besi & busa APBD - - 2 buah RB 2 200,000 - - - - 2 200,000
67 02.06.04.04.04 0001-0004 Kursi Rapat P. Eselon II - - besi & busa APBD - - 4 buah RB 4 300,000 - - - - 4 300,000
68 02.06.04.05.04 0001-0004 Kursi hadap P. Eselon II - - besi & busa APBD - - 4 buah RB 4 400,000 - - - - 4 400,000
69 02.06.04.05.05 0001-0006 Kursi hadap P. Eselon III - - besi & busa APBD - - 6 buah RB 6 380,000 - - - - 6 380,000
70 02.06.04.03.08 0001-0018 Kursi kerja staf - - besi & busa APBD - - 18 buah RB 18 488,000 - - - - 18 488,000
71 02.06.02.01.31 0001-0013 Kursi Kayu jok - - besi & busa APBD - - 11 buah RB 11 390,000 - - - - 11 390,000
72 02.06.02.01.34 0001-0112 Kursi lipat - - besi & busa APBD - - 139 buah RB 139 3,885,000 - - - - 139 3,885,000
73 02.06.02.01.30 0001-0010 Kursi putar - - besi & busa APBD - - 13 buah RB 13 2,650,000 - - - - 13 2,650,000
74 02.06.02.01.28 0001-0005 Kursi tamu (sofa) - - kayu & busa APBD - - 7 set RB 7 9,250,000 - - - - 7 9,250,000
75 02.06.01.04.01 0001-0032 Lemari besi/metal - - Besi APBD - - 41 buah RB 41 8,095,000 - - - - 41 8,095,000
76 02.06.01.04.12 0001-0009 Lemari Kaca - - besi & kaca APBD - - 6 buah RB 6 3,375,000 - - - - 6 3,375,000
77 02.06.01.04.06 0001-0007 Brankas - - Besi APBD - - 1 buah RB 1 9,475,000 - - - - 1 9,475,000
78 02.06.01.04.04 0001-0036 Filling besi/metal - - Besi APBD - - 2 buah RB 2 8,907,000 - - - - 2 8,907,000
79 02.06.01.04.12 0001-0009 Lemari Kayu/kaca - - besi & kaca APBD - - 22 buah RB 22 3,700,000 - - - - 22 3,700,000
80 02.06.02.01.01 0001 Lemari kayu - - kayu APBD - - 7 buah RB 7 2,550,000 - - - - 7 2,550,000
81 02.06.04.02.04 0001 Meja panjang - - kayu APBD - - 6 buah RB 6 825,000 - - - - 6 825,000
82 02.06.00.00.00 0001 Meja Mesin Tik kayu APBD 6 buah RB 6 210,000 - - - - 6 210,000
83 02.06.02.04.06 0001-0015 Kipas angin - - Elektronik APBD - - 2 buah RB 2 3,350,000 - - - - 2 3,350,000
84 02.06.02.04.02 0001-0016 AC Sentral - - Elektronik APBD - - 1 buah RB 1 8,250,000 - - - - 1 8,250,000
85 02.06.02.04.02 0001-0003 AC Split - - Elektronik APBD 2006 - 2 buah RB 2 22,500,000 - - - - 2 22,500,000
86 02.06.02.04.02 0001-0003 AC Exhaust Fan - - Elektronik APBD 2006 - 1 buah RB 1 75,000 - - - - 1 75,000
87 02.06.02.06.50 0001-0001 Tape recorder - - Elektronik APBD 1996 - 2 buah RB 2 2,400,000 - - - - 2 2,400,000
88 02.06.02.06.03 0001-0001 Televisi - - Elektronik APBD 2006 - 2 buah RB 2 1,050,000 - - - - 2 1,050,000
89 02.06.00.00.00 0001 White board kayu APBD 2003 12 buah RB 12 295,000 - - - - 12 295,000
112,920,000 112,920,000
JUMLAH (AKHIR)
KET
Urt Register Nama/Jenis barang Bahan Barang Harga
Berkurang Bertambah
NOMOR SPESIFIKASI BARANG
Satuan
Kondisi JUMLAH (AWAL) MUTASI/PERUBAHAN
Barang Harga
11
JUMLAH JUMLAH
Asal/cara Tahun UkuranKode Merk No. Sertifikat Perolehan Beli/ Barang/ (B,RR,
Barang Type No. Pabrik Barang Perolehan Konstruksi RB ) Jumlah Jumlah Jumlah JumlahNo. Chasis/Mesin (P,S,D) Barang Harga Barang Harga
1 2 3 4 5 6 8 9 10 12 19 20 19 20
90 02.06.02.01.61 0001 Tikar kayu permadani - - kayu APBD 2003 - 1 buah B 1 125,000 - - - - 1 125,000
91 02.06.02.04.03 0001 AC Flor Standing - - Elektronik APBD 2004 - 2 buah B 2 22,000,000 - - - - 2 22,000,000
92 02.06.01.05.40 0001 Siller Injak - - besi APBD 2005 - 4 buah B 4 15,290,000 - - - - 4 15,290,000
93 02.06.02.04.02 0001 AC - - Elektronik APBD 2006 - 2 buah B 2 6,957,500 - - - - 2 6,957,500
94 02.06.01.05.40 0001 Mesin Air - - Elektronik APBD 2003 - 1 buah B 1 325,000 - - - - 1 325,000
95 02.06.02.06.05 0001 Genset - - Elektronik APBD 2003 - 1 buah B 1 27,240,000 - - - - 1 27,240,000
96 02.06.01.04.04 0001 Filling Kabinet - - Elektronik APBD 2003 - 44 buah B 44 9,240,000 - - - - 44 9,240,000
97 02.06.01.01.02 0001 Mesin tik manual - - Elektronik APBD 2003 - 15 buah B 15 6,250,000 - - - - 15 6,250,000
98 02.06.01.01.12 0001 Mesin Fotocopy - - Elektronik APBD 2003 - 1 buah B 1 25,000,000 - - - - 1 25,000,000
99 02.06.01.02.11 0001 Mesin Kalkulator - - Elektronik APBD 2003 - 1 buah B 1 150,000 - - - - 1 150,000
100 02.06.02.03.01 0001 Vacuum Cleaner - - Elektronik APBD 2003 - 1 buah B 1 1,500,000 - - - - 1 1,500,000
101 02.06.00.00.00 0001 Vacuum Friyer - - Elektronik APBD 2005 - 1 buah B 1 43,749,000 - - - - 1 43,749,000
102 02.06.00.00.00 0001 Spinner Dryer - - Elektronik APBD 2005 - 1 buah B 1 6,250,000 - - - - 1 6,250,000
103 02.06.00.00.00 0001 Spinner Dryer - - Elektronik APBN 2005 - 1 buah B 1 9,625,000 - - - - 1 9,625,000
104 02.06.00.00.00 0001 Monitor komputer - - Elektronik APBN - 2 unit B 2 - - - - 2
105 02.06.00.00.00 0001 Printer komputer - - Elektronik APBN - 1 unit B 1 - - - - 1
106 02.06.00.00.00 0001 Keyboard Komputer - - Elektronik APBN - 1 unit B 1 - - - - 1
107 02.06.00.00.00 0001 Meja Komputer - - Elektronik APBN - 1 unit B 1 - - - - 1
108 02.06.00.00.00 0001 Speaker komputer - - Elektronik APBD - 1 unit B 1 - - - - 1
109 02.06.00.00.00 0001 Mouse komputer - - Elektronik APBD - 1 unit B 1 - - - - 1
110 02.06.00.00.00 0001 Monitor - - Elektronik APBD - 1 unit B 1 - - - - 1
111 02.06.00.00.00 0001 Printer komputer - - Elektronik APBD - 1 unit B 1 - - - - 1
112 02.06.00.00.00 0001 Keyboard Komputer - - Elektronik APBD - 1 unit B 1 - - - - 1
113 02.06.00.00.00 0001 Speaker komputer - - Elektronik APBD - 1 unit B 1 - - - - 1
114 02.06.00.00.00 0001 Mouse komputer - - Elektronik APBD - 1 unit B 1 - - - - 1
115 02.06.00.00.00 0001 Meja Komputer - - Elektronik APBD - 1 unit B 1 - - - - 1
116 02.06.00.00.00 0001 Note book (laptop) - - Elektronik APBD 2003 - 4 unit B 4 84,675,000 - - - - 4 84,675,000
117 02.06.00.00.00 0001 UPS baterai - - Elektronik APBD 2003 - 1 unit B 1 3,400,000 - - - - 1 3,400,000
118 02.06.00.00.00 0001 Stabiliser Elektronik APBD 2003 - 1 unit 1 650,000 - - - - 1 650,000
499,106,500 499,106,500
JUMLAH (AKHIR)
KET
Urt Register Nama/Jenis barang Bahan Barang Harga
Berkurang Bertambah
NOMOR SPESIFIKASI BARANG
Satuan
Kondisi JUMLAH MUTASI/PERUBAHAN
Barang Harga
11
2003 172,946,000 172,946,000
2006 63,734,000 63,734,000
JUMLAH JUMLAH
Asal/cara Tahun Ukuran
Kode Merk No. Sertifikat Perolehan Beli/ Barang/ (B,RR,
Barang Type No. Pabrik Barang Perolehan Konstruksi RB ) Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
No. Chasis/Mesin (P,S,D) Barang Harga Barang Harga
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
119 02.06.00.00.00 0001 Modem - - Elektronik APBD 2003 - 1 unit RR 1 5,300,000 - - - - 1 5,300,000
120 02.06.00.00.00 0001 Scanner - - Elektronik APBD 2003 - 1 unit RR 1 1,200,000 - - - - 1 1,200,000
121 02.06.00.00.00 0001 CPU komputer - - Elektronik APBD 2003 - 24 unit RR 24 28,800,000 - - - - 24 28,800,000
122 02.06.00.00.00 0001 CPU komputer - - Elektronik APBD 2004 - 3 unit RR 3 3,296,100 - - - - 3 3,296,100
123 02.06.00.00.00 0001 Printer komputer - - Elektronik APBD 2004 - 1 unit RR 1 700,000 - - - - 1 700,000
124 02.06.00.00.00 0001 Peralatan komputer - - Elektronik APBD 2004 - 1 unit RR 1 500,000 - - - - 1 500,000
125 02.06.00.00.00 0001 Komputer - - Elektronik APBD 2006 - 16 unit RR 16 118,695,000 - - - - 16 118,695,000
126 02.06.00.00.00 0001 Note book (laptop) - - Elektronik APBD 2007 - 1 unit B 1 13,600,000 - - - - 1 13,600,000
127 02.06.00.00.00 0001 Komputer - - Elektronik APBD 2007 - 2 unit B 2 17,700,000 - - - - 2 17,700,000
128 02.06.00.00.00 0001 Komputer - - Elektronik APBD 2007 - 1 unit B 1 8,850,000 - - - - 1 8,850,000
129 02.06.00.00.00 0001 Printer Canon IP 200 - - Elektronik APBD 2007 - 1 unit B 1 1,500,000 - - - - 1 1,500,000
130 02.06.00.00.00 0001 Server & modul - - Elektronik APBD 2007 - 1 unit B 1 23,000,000 - - - - 1 23,000,000
131 02.06.00.00.00 0001 UPS/stabiliser TA.2007 - - Elektronik APBD 2007 - 3 unit B 3 4,635,000 - - - - 3 4,635,000
132 02.06.00.00.00 0001 Cabin Over Head Proyektor - - Elektronik APBD 2003 - 1 unit RB 1 2,500,000 - - - - 1 2,500,000
133 02.06.00.00.00 0001 Proyektor LCD infokus - - Elektronik APBD 2003 - 2 unit RB 2 38,775,000 - - - - 2 38,775,000
134 02.06.00.00.00 0001 Camera digital - - Elektronik APBD 2003 - 1 unit RB 1 10,725,000 - - - - 1 10,725,000
135 02.06.00.00.00 0001 Sound system - - Elektronik APBD 2003 - 1 unit RB 1 500,000 - - - - 1 500,000
136 02.06.00.00.00 0001 Sound system - - Elektronik APBD 2006 - 1 unit B 1 25,084,000 - - - - 1 25,084,000
137 02.06.00.00.00 0001 LCD Proyektor+layar - - Elektronik APBD 2007 - 1 unit B 1 16,356,000 - - - - 1 16,356,000
138 02.06.00.00.00 0001 Layar proyektor - - Elektronik APBD 2007 - 1 unit B 1 1,300,000 - - - - 1 1,300,000
139 02.06.00.00.00 0001 Camera digital - - Elektronik APBD 2008 - 1 unit B 1 5,997,600 - - - - 1 5,997,600
140 02.06.00.00.00 0001 AC - - Elektronik APBD 2007 - 6 unit B 6 48,525,000 - - - - 6 48,525,000
141 02.06.00.00.00 0001 Almari kaca/buffet kaca - - Elektronik APBD 2008 - 3 buah B 3 6,088,500 - - - - 3 6,088,500
142 02.06.00.00.00 0001 Note book (laptop) - - Elektronik APBD 2008 - 1 unit B 1 14,960,000 - - - - 1 14,960,000
143 02.06.00.00.00 0001 Meja & kursi - - besi APBD 2003 - 14 buah RB 14 35,163,000 - - - - 14 35,163,000
144 02.06.00.00.00 0001 Rak besi/metal - - besi APBD 2003 - 1 buah RB 1 175,000 - - - - 1 175,000
145 02.06.00.00.00 0001 Rak kayu - - kayu APBD 2007 - 31 buah RR 31 6,384,999 - - - - 31 6,384,999
146 02.06.00.00.00 0001 Meja kerja 1 biro - - kayu APBD 2007 - 1 buah RR 1 5,490,000 - - - - 1 5,490,000
147 02.06.00.00.00 0001 Meja rapat kayu - - kayu APBD 2007 - 1 buah RR 1 36,000,000 - - - - 1 36,000,000
148 02.06.00.00.00 0001 Kursi rapat rangka besi - - besi & kayu APBD 2007 - 20 buah RR 20 7,290,000 - - - - 20 7,290,000
489,090,199 489,090,199
JUMLAH (AKHIR)
KET
Urt Register Nama/Jenis barang Bahan Barang Harga
Berkurang Bertambah
NOMOR SPESIFIKASI BARANG
Satuan
Kondisi JUMLAH (AWAL) MUTASI/PERUBAHAN
Barang Harga
11
JUMLAH JUMLAH
Asal/cara Tahun Ukuran
Kode Merk No. Sertifikat Perolehan Beli/ Barang/ (B,RR,Barang Type No. Pabrik Barang Perolehan Konstruksi RB ) Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
No. Chasis/Mesin (P,S,D) Barang Harga Barang Harga1 2 3 4 5 6 8 9 10 11 12 19 20 15 16 17 18 19 20
149 02.06.00.00.00 0001 Kursi Sofa jati - - kayu & busa APBD 2007 - 1 set RR 1 2,600,000 - - - - 1 2,600,000
150 02.06.00.00.00 0001 Kursi tunggu rangka besi - - besi& busa APBD 2007 - 4 buah RR 4 9,600,000 - - - - 4 9,600,000
151 02.06.00.00.00 0001 Kursi kerja sandaran tinggi - - busa & besi APBD 2007 - 2 buah B 2 5,048,000 - - - - 2 5,048,000
152 02.06.00.00.00 0001 Meja dan kursi - - kayu & busa APBD 2006 - 37 buah RR 37 72,717,150 - - - - 37 72,717,051
153 02.06.00.00.00 0001 Kursi rapat - - kayu & busa APBD 2008 - 9 buah B 9 11,880,000 - - - - 9 11,880,000
154 02.06.00.00.00 0001 Kursi kerja - - kayu & busa APBD 2008 - 20 buah B 20 35,486,000 - - - - 20 35,486,000
155 02.06.00.00.00 0001 Kursi makan - - kayu & busa APBD 2008 - 120 buah B 120 50,886,000 - - - - 120 50,886,000
156 02.06.00.00.00 0001 Pesawat telepon - - Elektronik APBD 2003 - 9 buah RB 9 1,400,000 - - - - 9 1,400,000
157 02.06.00.00.00 0001 Intermedia telepon - - Elektronik APBD 2003 - 3 buah RB 3 888,000 - - - - 3 888,000
158 02.06.00.00.00 0001 Facsimile - - Elektronik APBD 2003 - 1 buah RB 1 1,700,000 - - - - 1 1,700,000
159 02.06.00.00.00 0001 TOA PA Amplifier - - Elektronik APBD 2003 - 1 buah RB 1 170,000 - - - - 1 170,000
160 02.06.00.00.00 0001 TOA Elektrik - - Elektronik APBD 2003 - 1 buah RB 1 1,500,000 - - - - 1 1,500,000
161 02.06.00.00.00 0001 Microphone stand - - Elektronik APBD 2003 - 1 buah RB 1 150,000 - - - - 1 150,000
162 02.06.00.00.00 0001 Microphone mixer - - Elektronik APBD 2003 - 1 buah RB 1 150,000 - - - - 1 150,000
163 02.06.00.00.00 0001 Microphone/Wireless mic - - Elektronik APBD 2003 - 3 buah RB 3 600,000 - - - - 3 600,000
164 02.06.00.00.00 0001 Wireless meeting amplifier - - Elektronik APBD 2007 - 1 buah B 1 7,990,000 - - - - 1 7,990,000
165 02.06.00.00.00 0001 Alat uji garam - - - APBD 2005 - 1 buah RB 1 5,000,000 - - - - 1 5,000,000
166 02.06.00.00.00 0001 Pemadam kebakaran - - besi APBD 2003 - 3 buah RB 3 1,050,000 - - - - 3 1,050,000
167 02.06.00.00.00 0001 Dispenser - - Elektronik APBD 2003 - 7 buah RB 7 2,100,000 - - - - 7 2,100,000
168 02.06.00.00.00 0001 Mesin Pengolahan Crepe - - - - 2008 - 1 buah B 1 953,371,000 - - - - 1 953,371,000
169 02.06.00.00.00 0001 Mesin Pembuat arang briket - - - - 2008 - 1 buah B 1 195,660,000 - - - - 1 195,660,000
170 02.06.00.00.00 0001 Mesin Pembuat arang briket - - - - 2008 - 1 buah B 1 9,955,000 - - - - 1 9,955,000
171 02.06.00.00.00 0001 Perkakas bengkel - - - - 2008 - 1 buah B 1 41,220,000 - - - - 1 41,220,000
1,411,121,150 1,411,121,051
JUMLAH (AKHIR)
Urt Register Nama/Jenis barang Bahan Barang Harga
Berkurang Bertambah
NOMOR SPESIFIKASI BARANG
Satuan
Kondisi JUMLAH (AWAL) MUTASI/PERUBAHAN
Barang Harga
JUMLAH JUMLAH
Asal/cara Tahun Ukuran
Kode Merk No. Sertifikat Perolehan Beli/ Barang/ (B,RR,
Barang Type No. Pabrik Barang Perolehan Konstruksi RB ) Jumlah Jumlah Jumlah JumlahNo. Chasis/Mesin (P,S,D) Barang Harga Barang Harga
1 2 3 4 5 6 8 9 10 12 19 20 15 16 17 18 19 20
172 02.06.00.00.00 0001 Barang kerajinan lainnya - - - APBD 2009 - 1 paket B - - - - 1 13,200,000 1 13,200,000
173 02.06.00.00.00 0001 Air Conditioner (AC) panasonic/Gree - Elektronik APBD 2009 - 4 unit B - - - - 4 20,000,000 4 20,000,000
174 02.06.00.00.00 0001 Notebook (laptop) Lenovo SL400X - Elektronik APBD 2009 - 2 unit B - - - - 2 34,320,000 2 34,320,000
175 02.06.00.00.00 0001 Komputer/PC LenovoH-210 - Elektronik APBD 2009 - 2 unit B - - - - 2 27,390,000 2 27,390,000
176 02.06.00.00.00 0001 Printer HP 3015 dn - Elektronik APBD 2009 - 1 unit B - - - - 1 13,750,000 1 13,750,000
177 02.06.00.00.00 0001 Kendaraan roda 2 Y.Jupiter Z - mesin APBD 2009 - 3 unit B - - - - 3 45,540,000 3 45,540,000
178 02.06.00.00.00 0001 Sistem Informasi - - - APBD 2009 - 1 paket B - - - - 1 326,800,000 1 326,800,000
179 02.06.00.00.00 0001 Sistem Jaringan Info - - - APBD 2009 - 1 paket B - - - - 1 128,300,000 1 128,300,000
180 02.06.00.00.00 0001 Telepon - - - APBD 2009 - 1 paket B - - - - 1 17,985,000 1 17,985,000
181 02.06.00.00.00 0001 Instalasi Listrik - - - APBD 2009 - 1 paket B - - - - 1 35,242,000 1 35,242,000
182 02.06.00.00.00 0001 Meubelir Apollo/Fantoni - kayu APBD 2009 - 1 paket B - - - - 1 70,900,000 1 70,900,000
183 02.06.00.00.00 0001 Gorden - - - APBD 2009 - 1 paket B - - - - 1 43,585,000 1 43,585,000
184 02.06.00.00.00 0001 LCD Proyektor lengkap sanyo - - APBD 2009 - 1 unit B - - - - 1 33,198,000 1 33,198,000
185 02.06.00.00.00 0001 Konstruksi Perbaikan gedung - - beton APBD 2009 - 1 paket B - - - - 1 242,400,000 1 242,400,000
186 02.06.00.00.00 0001 Camera Digital - - Elektronik APBD 2009 - 1 unit B - - - - 1 4,000,000 4,000,000
1,056,610,000 1,056,610,000
6,522,860,872
JUMLAH (AKHIR)
KET
Urt Register Nama/Jenis barang Bahan Barang Harga
Berkurang Bertambah
NOMOR SPESIFIKASI BARANG
Satuan
Kondisi JUMLAH (AWAL) MUTASI/PERUBAHAN
Barang Harga
11
JUMLAH
JUMLAH TOTAL