NN
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang
Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat.
Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan semesta
alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta
hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan Buku ini dengan judul
”POLA-POLA HUKUM MENDEL”.
Meskipun penulis berharap isi dari buku modul ini
bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun
selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun
agar buku ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata penulis berharap agar buku modul ini
bermanfaat bagi semua pembaca.
Tangerang, November 2014
Pola-Pola Hukum Mendel 1
NN
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................
.......1
Daftar Isi................................................................................
.......2
Peta Konsep................................................................................
.......3
Pola-Pola Hereditas..........................................................................4
Istilah Genetika..........................................................................5
Pewarisan Sifat Menurut Mendel................................................8
Hukum Mendel I...........................................................9
Hukum Mendel II........................................................................14
Penyimpangan Semu Hukum Mendel..............................................17
Pola-Pola Hukum Mendel 2
NN
Tautan................................................................................
..................28
Pindah Silang................................................................................
.....30
Soal-Soal Latihan........................................................................32
Teka-Teki Silang........................................................................37
Daftar Pustaka................................................................................
.....38
PETA KONSEP
Pola-Pola Hukum Mendel 3
NN
PERTANYAAN :
Pola-Pola Hukum Mendel 4
NN
Bagaimana caranya sifat orang tua bisa
diturunkan ? apakah seluruh sifat orang tua
diturunkan ke anaknya?
POLA – POLA HEREDITAS
Pada semua organisme yang berkembang biak
secara seksual, sifat – sifat induk diwariskan kepada
keturunannya melalui sel gamet.
W.S Sutton (1902 ) seorang ahli genetika Amerika,
memberikan pemikiran tentang pola – pola
penurunan sifat sebagai berikut :
1. Jumlah kromosom sel sperma dan ovum
adalah setengah dari jumlah kromosom sel
tubuh
2. Organisme baru hasil fertilisasi ovum oleh
sperma mengandung dua perangkat
kromosom ( diploid : 2n ) pada setiap sel.
3. Dalam pembelahan meiosis kedua perangkat
kromosom memisah secara bebas.
4. Setelah melalui proses mitosis dan meiosis,
bentuk dan identitas setiap kromosom adalah
tetap.
Pola-Pola Hukum Mendel 5
NN
PEWARISAN SIFAT
Genetika adalah ilmu yang mempelajari
segala sesuatu yang berhubungan dengan
pemindahan informasi dari satu sel ke sel lain dan
pewarisan sifat (hereditas ) dari induk ke
keturunannya.
ISTILAH GENETIKA
a. Parental; Parental disingkat P, berarti induk
atau orang tua, atau tetua
b. Filial; Filial adalah keturunan ( generasi ) yang
diperoleh sebagai hasl dari perkawinan Parental,
keturunan pertama Disingkat F1 Keturunan kedua
disingkat F2 Dst.
c. Dominan; Dominan adalah sifat yang muncul
pada keturunan, yang artinya dalam suatu
perkawinan sifat ini dapat mengalahkan sifat
pasangannya, gen dominan adalah gen yang
dapat mengalahkan atau menutupi gen lain yang
merupakan pasangan alelnya.
Pola-Pola Hukum Mendel 6
NN
d. Resesif; Resesif adalah sifat yang tidak muncul
pada keturunannya, yang artinya dalam suatu
perkawinan sifat ini dapat dikalahkan ( ditutupi )
oleh sifat pasangannya. Gen resesif adalah gen
yang dikalahkan atau ditutupi oleh gen lain yang
merupakan pasangan alelnya.
e. Genotipe; Genotipe adalah susunan genetik
suatu sifat yang dikandung suatu individu yang
menyebabkan munculnya sifat – sifat pada fenotip
contoh : T adalah gen untuk tinggi, sedangkan t
adalah gen untuk pendek; tinggi dominan terhadap
pendek
maka : TT atau Tt adalah genotip dengan fenotipe
tinggi; tt adalah genotipe dengan fenotipe pendek
f. Fenotipe; Fenotipe adalah sifat lahiriah yang
merupakan bentuk luar yang dapat dilihat atau
diamati. Fenotipe merupakan interaksi antara
genotipe dan lingkungan, maka dapat dituliskan : F
= G + L F= fenotipe, G= Genotipe L=
Lingkungan
g. Alel; Alel adalah anggota pasangan gen yang
mempunyai sifat alternatif sesamanya. Gen – gen
Pola-Pola Hukum Mendel 7
NN
tersebut terletak pada lokus yang bersesuaian dari
suatu kromosom yang homolog. Contoh untuk
pasangan gen Bb, B adalah alel dari b, dan b adalah
alel dari B.
h. Homozigot; Homozigot adalah pasangan alel
dengan gen yang sama, keduanya gen dominan
atau resesif. Contoh :(Homozigot dominan :
BB,AA,TT,MM) (Homozigot resesif : bb, aa, tt.mm)
i. Heterozigot; Heterozigot adalah pasangan alel
dengan gen yang tidak sama, yang satu gen
dominan dan yang lain gen resesif. Contoh : Bb, Aa,
Tt, Mm
j. Pembastaran; Pembastaran adalah perkawinan
antara dua individu yang mempunyai sifat beda
Hibrida adalah keturunan hasil penyerbukan
silang dengan sifat – sifat yang berbeda
Monohibrida : hibrida yang memiliki satu
sifat beda
Dihibrida : hibrida yang memiliki dua
sifat beda
Pola-Pola Hukum Mendel 8
NN
Trihibrida : hibrida yang memiliki tiga
sifat beda
Polihibrida : Hibrida yang memiliki
banyak sifat beda
PEWARISAN SIFAT MENURUT MENDEL
Pola-Pola Hukum Mendel 9
NN
regor Johan Mendel (1822 – 1884 )
disebut juga bapak genetika. Karena
melalui percobaannya beliau dapat
meletakkan dasar – dasar ilmu genetika. Dalam
percobaannya mendel menggunakan tanaman
kacang kapri atau ercis ( Pisum Sativum ).
Alasannya, tanaman kacang kapri memiliki siklus
hidup yang tidak lama, mudah disilangkan, memiliki
bunga sempurna serta tidak memiliki tujuh sifat
yang mencolok. Dengan penelitian menggunakan
tanaman kapri tersebut akhirnya mendel dapat
menemukan hukum – hukum genetika yang dikenal
dengan Hukum Mendel I dan Hukum Mendel II
G
Pola-Pola Hukum Mendel 10
NN
HUKUM MENDEL I
‘’Ketika berlangsung pembentukan gamet
pada individu, akan terjadi pemisahan alel
secara bebas’’
Oleh karena itu setiap gamet mengandung salah
satu alel yang dikandung oleh induknya. Hukum
mendel I disebut juga segregasi bebas, dapat
dijumpai pada persilangan monohibrid
a. ) Persilangan Monohibrid
Mendel menyilangkan dua individu kacang kapri
yang memiliki satu sifat beda ( monohibrid) yaitu
antara kapri berbatang tinggi dengan berbatang
rendah, sifat tinggi dominan terhadap sifat rendah.
Pola-Pola Hukum Mendel 11
NN
Pola-Pola Hukum Mendel 12
NN
Backcross dan testcross
Backcross adalah menyilangkan atau
mengawinkan individu hasil hibrida ( F1 ) dengan
salah satu induknya. Tujuannya untuk mengetahui
genotipe induknya ( parental )
Contoh : sifat tinggi batang pada kacang kapri
Pola-Pola Hukum Mendel 13
NN
TESTCROSS adalah menyilangkan individu F1
dengan salah satu induknya yang homozigot
resesif, tujuannya untuk mengetahui apakah
individu F1 itu homozigot ( galur murni ) atau
heterozigot .
Pola-Pola Hukum Mendel 14
NN
INTERMEDIAT adalah semidominan atau
kodominan adalah penyilangan dengan satu sifat
beda, namun sifat dominan tidak mampu menutupi
sifat resesif sehingga muncul sifat di antara
keduanya.
Keterangan : Warna merah muda disebabkan oleh
sifat M yang tidak dominan terhadap m, ataupun
Pola-Pola Hukum Mendel 15
NN
sifat m yang tidak resesif terhadap M, sifat
demikian disebut intermediat.
HUKUM MENDEL II
“Pada saat pembentukan gamet, gen – gen
sealel akan mengelompok secara bebas”
Hukum mendel II disebut juga hukum asortasi
atau pengelompokan gen secara bebas. Hukum
mendel II dapat dibuktikan dengan persilangan
dihibrid atau lebih.
Mendel melakukan percobaan penyilangan pada
kacang kapri dengan dua sifat beda, yaitu warna
dan bentuk biji.
B : Bulat, dominan terhadap keriput
b : Keriput
K : Kuning, dominan terhadap hijau
k : Hijau
Pola-Pola Hukum Mendel 16
NN
Komposisi Gen
P : BBKK >< bbkk
( bulat kuning ) ( keriput hijau )
Gamet : BK ; bk
F1 : BbKk ( Bulat kuning )
Gamet : BK,Bk, bK, bk
F2 : BbKk >< BbKk
Gamet–gamet dari BbKk (BK,Bk,bK,bk) dapat
berpasangan secara bebas (hukum mendel II)
sehingga F2 dapat dianalisis dengan sistem papan
catur ( Punnet Square ) seperti berikut :
Gamet BK Bk Bk Bk
BK BBKK 1 BBKk 2 BbKK 3 BbKk 4
Pola-Pola Hukum Mendel 17
NN
Bk BBKk 5 BBkk 6 BbKk 7 Bbkk 8
bK BbKK 9 BbKk 10 bbKK 11 bbKk 12
Bk BbKk 13 Bbkk 14 bbKk 15 bbkk16
Maka kemungkinan kombinasi genotipe dan
fenotipe pada F2 adalah :
Nomor kotak Genotipe Fenotipe
1 BBKK Bulat kuning
2, 5 BBKk Bulat kuning
3, 9 BbKK Bulat kuning
4, 7, 10, 13 BbKk Bulat kuning
6 BBkk Bulat hijau
8, 14 Bbkk Bulat hijau
11 bbKK Keriput kuning
12, 15 bbKk Keriput kuning
16 Bbkk Keriput hijau
Rasio fenotipe F2 = bulat kuning : bulat hijau :
keriput kuning : keriput hijau
9 : 3 : 3 : 1
Pola-Pola Hukum Mendel 18
NN
Macam gamet, jumlah gamet, dan jumlah macam
fenotip
Jumla
h sifat
beda
Maca
m
gamet
pada
F1
Jumlah macam ga pada F2 Macam
fenotip
pada
F2
Perbandinga
n fenotipe
pada F2seluruhn
yahomozigot
Heterozig
ot
1 21 = 2 31= 3 21 = 2 3 – 2 = 1 21 = 2 3 : 1
2 22 = 4 32= 9 22 = 4 9 – 4 = 5 22 = 4 9:3:3:1
3 23= 8 33= 27 23 = 8 27 – 8 =
19
23 = 8 27 : 9 : 9:
9 : 3 : 3 : 3 :
1
N 2n 3n 2n 3n – 2n 2n
Pola-Pola Hukum Mendel 19
NN
PENYIMPANGAN SEMU HUKUM MENDEL
Kebanyakan sifat yang diturunkan dari induk
(orang tua) kepada keturunannya (anak) tidak
dapat dianalisis dengan cara Mendel yang
sederhana. Misalnya persilangan monohybrid yang
menghasilkan perbandingan fenotip 1 : 2 : 1 dan
persilangan dihibrid yang menghasilkan
perbandingan 12 : 3 : 1, 9 : 7, atau 15 : 1.
Penyimpangan ini terjadi karena interaksi antar alel
dan genetic.
Penyimpangan karena interaksi alel:
1. Dominasi tidak sempurna (incomplete
dominance) : alel dominan tidak dapat
Pola-Pola Hukum Mendel 20
NN
menutupi alel resesif sepenuhnya. Akibatnya
individu heterozigot bersifat setengah
dominan dan setengah resesif. Contoh :
tanaman bunga Snapdragon.
Hasilnya berupa perbandingan 1 : 2 : 1
2. Kodominan : dua alel suatu gen yang
menghasilkan produk berbeda dengan alel
yang satu tidak dipengaruhi oleh alel yang
lain. Contoh : Sapi Shorthorn, dan pada Anjing
Husky: BB (bermata biru) x bb (mata coklat), BB x
bb akan menghasilkan Bb (bermata biru dan
coklat).
Pola-Pola Hukum Mendel 21
NN
Hasilnya berupa perbandingan 1 : 2 : 1
3. Alel ganda : adanya tiga atau lebih alel dari
suatu gen yang terjadi sebagai akibat dari
mutasi. Contoh : warna rambut kelinci.
Pertambahan jumlah anggota alel ganda
menyebabkan bertambahnya kemunkinan
genotip bagi masing-masing fenotip
(polimorfisme)
Pola-Pola Hukum Mendel 22
NN
4. Alel letal : alel yang dapat menyebabkan
kematian bagi individu yang memilikinya
pada saat masih menjadi embrio awal atau
beberapa saat setelah kelahiran.
Pola-Pola Hukum Mendel 23
NN
a. Alel letal resesif : alel yang dalam keadaan
homozigot resesif dapar menyebabkan
kematian. Contoh : albino ( 1 dari 4 keturunan
akan mati)
Pola-Pola Hukum Mendel 24
NN
b. Alel letal dominan : alel yag dalam keadaan
homozigot dominan dapat menyebabkan kematian.
Contoh : ayam jambul (1 dari 4 keturunan akan
mati).
Selain interaksi antar alel, terdapat juga
interaksi genetic yaitu adalah suatu keadaan
dimana dua atau lebih gen mengekspresikan
protein enzim yang mengkatalis langkah-langkah
dalam suatu jalur yang sama.
Interaksi genetic ini menyebabkan :
1. Atavisme : munculnya suatu sifat baru
karena adanya interaksi dari beberapa gen.
contoh : jengger ayam (persilangan antara
Pola-Pola Hukum Mendel 25
NN
rose dan pea menghasilkan walnut 100%, lalu
disilangkan lagi sesama walnut)
Perbandingan hasilnya adalah 9 : 3 : 3 : 1
(walnut : rose : pea : single) muncul sebuah sifat
baru
2. Polimeri : bentuk interaksi gen yang
kumulatif atau salin menambah sebagai
akibat dari interaksi dua gen atau lebih, atau
bisa disebut sebagai gen ganda. Contoh :
percobaan H. Nillson-Ehle pada biji gandum
(persilangan antara gandum berbiji merah
gelap dengan putih menghasilkan merah
sedang 100%, lalu disilangkan lagi sesama
merah sedang)
Pola-Pola Hukum Mendel 26
NN
Perbandingan hasilnya 15 : 1 (merah : putih)
3. Kriptomeri : sifat gen dominan yang
tersembunyi jika gen tersebut berdiri sendiri,
namun setelah berinteraksi dengan gen
dominan lainnya akan muncul sifat yang
tersembunyi itu. Contoh : bunga Linaria
maroccana (persilangan anatar bunga merah
dan putih yang menghasilkan keturunan ungu
100%, kemudia disilangkan sesama ungu)
Pola-Pola Hukum Mendel 27
NN
Perbandingan hasilnya adalah 9 : 3 : 4 (ungu :
merah : putih)
4. Epistasis dan Hipostasis : gen yang
menutupi dan yang ditutupi.
a. Epistasis dominan : gen dengan alel dominan
yang menutupi kerja gen lain. Contoh : labu
putih disilangkan dengan labu hijau akan
menghasilkan labu putih 100%, bila disilangkan
lagi maka akan menghasilkan keturunan dengan
perbandingan 12 : 3 : 1 (putih : kuning : hijau)
Pola-Pola Hukum Mendel 28
NN
b. Epistasis resesif : gen dengan alel homozigot
resesif yang mempengaruhi gen lain. Contoh :
warna rambut tikus hitam dengan tikus putih
akan menghasilkan tikus abu-abu agouti, bila
disilangkan lagi akan menghasilkan
perbandingan 9 : 3 : 4 (abu-abu : hitam : putih)
Pola-Pola Hukum Mendel 29
NN
c. Epistasis dominan rangkap : peristiwa dua gen
dominan atau lebih yang bekerja untuk
munculnya satu fenotip tunggal. Contoh :
persilangan biji segitiga dengan biji membulat
menghasilkan 100% biji segitiga yang bila
disilangkan lagi akan menghasilkan
perbandingan 15 : 1 antara segitiga dan
membulat
Pola-Pola Hukum Mendel 30
NN
d. Komplementer / epistasis resesif rangkap :
interkasi beberapa gen yang slaing melengkapi.
Contoh : bunga Lathyrus odoratus. (perbadingan
akhirnya 9 : 7 (ungu : putih)
Pola-Pola Hukum Mendel 31
NN
TAUTAN DAN PINDAH SILANG
Selain karena adanya interaksi genetic dan alel,
penyimpangan dalam hukum mendel juga bisa
berasal dari adanya tautan dan pindah silang. Hal
ini menyebabkan terjadinya rekombinasi di antara
gen-gen pada sepasang kromosom.
TAUTAN
1. Tautan autosomal : gen-gen yang terletak pada
kromosom yang sama tidak dapat bersegregasi
secara bebas dan cenderung diturunkan bersama.
Penelitian ini dilakukan oleh Thomas Hunt Morgan
dengan menggunakan lalat buah yang dikembang
biakkan dan akhirnya menemukan satu variasi baru
berupa lalat bermata putih yang Ia sebut sebagai
lalat mutan, karena berasal dari alel tipe normal
yang mengalami perubahan atau mutasi.
2. Tautan kelamin : percobaan pertama Morgan
dilanjutkan dengan mengawinkan lalat buah
bermata putih jantan dengan lalat buah betina
bermata merah. Hasilnya seperti persilangan pada
umumnya yaitu 3 : 1, hanya saja perbedaan yang
Pola-Pola Hukum Mendel 32
NN
muncul adalah keturunan bermata putih hanya ada
paa jantan, dan ternyata warna mata pada lalat
adalah berdasarkan jenis kelaminnya. Sehingga
diambil kesimpulan bahwa gen yang membawa
mata putih hanya terdapat pada kromosom X. gen
tertaut kelamin adalah gen yang terletak pada
kromosom kelamin dan sifat yang ditimbulkan gen
pada kromosom ini diturunkan bersama dengan
jenis kelamin. Gen tertaut ini terbagi 2 menjadi
sempurna yang terletak dibagian homolog dan tidak
sempurna di bagian yang tidak sempurna.
a. Gen tertaut kromosom X : gen yang terdapat
pada kromosom X, ini disebut gen tertaut kelamin
yang tidak sempurna.
b. Gen tertaut kromosom Y : gen yang tertaut
kelamin sempurna.
Gen-gen yang mengalami tautan pada satu
kromosom tidak selalu bersama-sama pada saat
pembentukan gamet melalui pembelahan meiosis,
gen ini dapat mengalami pindah silang. Pindah
silang adalah peristiwa pertukaran gen-gen suatu
kromatid dengn gen-gen kkromatid homolognya,
yang diikuti oleh patah dan melekatnya kromatid
sewaktu profase dalam pembelahan meiosis.
Pola-Pola Hukum Mendel 33
NN
PINDAH SILANG
• proses pertukaran Gen antara kromatid-
kromatid yang bukan pasangannya pada sepasang
kromosom homolog.
• Tempat persilangan dua kromatid yang
membentuk titik temu disebut chiasma
Pola-Pola Hukum Mendel 34
NN
• Proses terjadi ketika reproduksi sel secara
miosis pada profase I , tepatnya pada fase diploten
• Ahli yang mengembangkan oleh : Morgan
• Ia menerapkan pada pada tanaman ercis bunga
ungu pollen lonjong (PPLL) yang serbuk sari bunga
itu disilangkan dengan bunga merah pollen bulat
(ppll)
• Hasilnya ternyata pada F1 adalah bunga ungu
pollen lonjong (PpLl) Namun ketika antara F 1 itu
disilangkan terjadi hal aneh Hasil temuan pada F2
ternyata dihasilkan rasio fenotif tidak sesuai dengan
hukum mendell; Ungu lonjong : Ungu Bulat : merah
lonjong : merah bulat
Hasil Pindah silang akan terbentuk
• Kombinasi Parental (KP)
• Kombinasi Rekombinan (RK)
• Gen yang berpautan tidak selamanya terpaut
• Pindah silang menyebabkan pergantian alel
diantara kromosom homolog, menghasilkan
kombinasi yang tidak ditemukan pada induknya.
Pindah silang meningkatkan keaneka ragaman
hayati genetik selain yang dihasilkan oleh
pengelompokkan gen secara bebas.
Pola-Pola Hukum Mendel 35
NN
Soal-Soal Latihan
Essay
1. Pada persilangan kacang ercis, disilangkan kacang ercis berbiji bulat kuning disilangkan dengan kacang ercis berbiji keriput hijau. Apabila bulat kuning merupakan warna dominan terhadap warna lainnya dan keturunan pada F1 disilangkan anatar sesamanya maka : a. Bagaimanakah perbandingan fenotip pada F2 ?b. Berapakah kemungkinan prosentase dihasilkan anakan bulat kuning pada F2 ?
2. Tanaman berbunga merah besar yang dikendalikan gen ”MB” disilangkan dengan tanaman berbunga putih kecil yang
Pola-Pola Hukum Mendel 36
NN
dikendalikan gen ”mb” menghasilkan keturunan pertama (F-1) tanaman dengan genotip ”MmBb”. Kemudian tanaman F-1 dengan genotip ” MmBb” tersebut dikawinkan sesamanya dan menghasilkan keturunan kedua (F-2) berjumlah 800 tanaman. .
a. Bila peristiwanya dominan penuh, fenotip apa saja yang muncul pada keturunan kedua (F-2)? Berapa jumlah masing-masing fenotip tersebut?b. Bila peristiwanya semi dominan, fenotip apa saja yang muncul pada keturunan kedua (F-2)? Berapa jumlah masing-masing fenotip tersebut?
3. Buatlah diagram perkawinan monohibrid antara 2 tetua homozigot dominan dan homozigot resesif hingga sampai keturunan kedua! Berilah keterangan genotip dan fenotipnya! (sifat dan simbol boleh ditentukan sendiri)
Pilihan Ganda
1. Disilangkan ayam berpial walnut (PPRr) dengan ayam berpial
grigi (ppRr). Kemungkinan keturunan yang memiliki fenotif
sama dengan induk adalah…
a.25%
b.37,5%
c.50%
d.75%
e. 100 %
2. Disilangkan gandum hitam (HhKk) dengan gandum kuning
Pola-Pola Hukum Mendel 37
NN
(hhKk). Berapa kemungkinan dihasilkan gandum berfenotif
putih?
a.0%
b.12,5%
c.37,5%
d.25%
e. 50 %
3. Gen letal adalah yang dalam keadaan homozigot
menyebabkan kematian. Pernyataan yang tepat berhubungan
dengan gen letal dominan…
a.Terpaut padakromosom kelamin
b.Menyebabkan kematian postnatal
c.Hanya diperoleh dari ayahnya
d.Genotipe geterozigot berfenotip cacat
e. Genotipe homozigot berfenotip normal
4. Pindah silang yang terjadi antar kromatid dari kromosom
homolognya sering terjadi saat…
a. Profase
b. Metafase
c. Anafase
d. Telofase
e. Interfase
Pola-Pola Hukum Mendel 38
NN
5. Jika ayam walnut ( RrPp) disilangkan dengan ayam
walnut ( RrPP) bertelur 12 butir maka akan dihasilkan
ayam Berjambul Pea/biji sebanyak ?
a. 2 ekor
b. 3 ekor
c. 4 ekor
d. 6 ekor
e. 8 ekor
6. Mendel menyilangkan tanaman berbunga merah batang
tinggi dan putih rendah hasil keturunannya dihasilkan
keturunan F1 merah muda dengan batang sedang
(intermedier), jika antar keturunan F1 itu di disilangkan
maka untuk menghasilkan turunan merah muda batang
sedang sebanyak .....
a. 0 %
b. 25 %
c. 50 %
d. 75 %
e. 100 %
7. Gandum kulit hitam ( HhKk) disilangkan dengan gandum
kuning (hhKk). Bila dihasilkan 800 biji gandum, maka
yang berwarna putih berjumlah ...
a. 100
Pola-Pola Hukum Mendel 39
NN
b. 200
c. 400
d. 500
e. 600
8. Dari individu dengan genotif PpQqRRtt
Dapat menghasilkan macam gamet …
a. 1
b. 2
c. 4
d. 8
e. 16
9. Tanaman bunga merah (Aabb) disilangkan dengan bunga
putih (aaBb) menurunkan keturunan sebanyak 128
tanaman.
Berapa ratio dari keturunan itu yang berbunga ungu :
putih ?
a. 1 : 1
b. 1 : 2
c. 2 : 1
d. 2 : 3
e. 3 : 2
Pola-Pola Hukum Mendel 40
NN
10. Diketahui faktor-faktor penentu sifat warna pada tikus. Tikus
Abu abu Epistasis terhadap tikus hitam .Apabila tikus abu-abu
heterozigot disilangkan dengan sesamanya,
maka perbandingan tikus Hitam : Tikus Abu-abu : Tikus albino
pada keturunannya adalah .....
a. 9 : 4 : 3
b. 3 : 12 : 1
c. 9 : 5 : 2
d. 9 : 3 : 4
e. 12 : 3 : 1
TEKA-TEKI SILANG
Pola-Pola Hukum Mendel 41
NN
Across
2. sifat yang muncul pada keturunan, yang artinya dalam suatu perkawinan sifat ini dapat mengalahkan sifat pasangannya
5. sifat yang tidak muncul pada keturunannya, yang artinya dalam suatu perkawinan sifat ini dapat dikalahkan ( ditutupi ) oleh sifat pasangannya
7. induk atau orang tua9. sifat yang dapat diamati10. yang memiliki dua sifat beda
Down
1. nama ilmiah kacang kapri atau ercis3. alel yang dapat menyebabkan kematian bagi individu yang memilikinya4. gen yang ditutupi6. Cabang biologi yang mempelajari pewarisan sifat dari induk kepada
keturunannya8. gen yang menutupi
DAFTAR PUSTAKA
Pola-Pola Hukum Mendel 42
NN
Suryo, Ir. Genetika Untuk Strata I. Yogyakarta : UGM Press.
2012.
Artikel Pdf :
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Paramita
%20Cahyaningrum%20Kuswandi,%20M.Sc/2.%20Genetika
%20Mendel.pdf
youtube : http://www.youtube.com/watch?v=hUTeOD7qliw
JURNAL : http://eprints.uny.ac.id/10250/1/Jurnalnew.pdf
Pola-Pola Hukum Mendel 43
Top Related