Download - BIMBINGAN KONSELING

Transcript
  • DYAH WIDODO

  • Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, atau orang dewasa; agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku (Prayitno dan Erman Amti, 2004: 99)

  • Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan hidupnya, agar individu dapat mencapai kesejahteraan dalam kehidupannya (Bimo Walgito, 2004: 4-5).

  • Bimbingan diadakan dalam rangka membantu setiap individu untuk lebih mengenali berbagai informasi tentang dirinya sendiri (Chiskolm, 1959; dalam McDaniel, dalam Prayitno dan Erman Amti (1994: 94).

    Bimbingan merupakan kegiatan yang bertujuan meningkatkan realisasi pribadi setiap individu (Bernard &Fullmer ,1969).

  • Bimbingan adalah proses pemberian bantuan (process of helping) kepada individu agar mampu memahami dan menerima diri dan lingkungannya, mengarahkan diri, dan menyesuaikan diri secara positif dan konstruktif terhadap tuntutan norma kehidupan (agama dan budaya) sehingga mencapai kehidupan yang bermakna (berbahagia, baik secara personal maupun sosial)

  • Konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka antara dua orang dalam mana konselor melalui hubungan itu dengan kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi belajar. Dalam hal ini konseli dibantu untuk memahami diri sendiri, keadaannya sekarang, dan kemungkinan keadaannya masa depan yang dapat ia ciptakan dengan menggunakan potensi yang dimilikinya, demi untuk kesejahteraan pribadi maupun masyarakat. Lebih lanjut konseli dapat belajar bagaimana memecahkan masalah-masalah dan menemukan kebutuhan-kebutuhan yang akan datang (Tolbert, dalam Prayitno 2004 : 101).

  • Jones (Insano, 2004 : 11) menyebutkan bahwa konseling merupakan suatu hubungan profesional antara seorang konselor yang terlatih dengan klien. Hubungan ini biasanya bersifat individual atau seorang-seorang, meskipun kadang-kadang melibatkan lebih dari dua orang dan dirancang untuk membantu klien memahami dan memperjelas pandangan terhadap ruang lingkup hidupnya, sehingga dapat membuat pilihan yang bermakna bagi dirinya.

  • Bimbingan Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling (face to face) oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut konseli) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi konseli serta dapat memanfaatkan berbagai potensi yang dimiliki dan sarana yang ada, sehingga individu atau kelompok individu itu dapat memahami dirinya sendiri untuk mencapai perkembangan yang optimal, mandiri serta dapat merencanakan masa depan yang lebih baik untuk mencapai kesejahteraan hidup.

  • Proses interaksi antara konselor dengan klien/konselee baik secara langsung (tatap muka) atau tidak langsung (melalui media : internet, atau telepon) dalam rangka membantu klien agar dapat mengembangkan potensi dirinya atau memecahkan masalah yang dialaminya

  • Fungsi PemahamanMemahami Karakteristik/Potensi/Tugas-tugas perkembangan Peserta didik dan membantu mereka untuk memahaminya secara objektif/realistikFungsi PreventifMemberikan Layanan orientasi dan informasi mengenai berbagai aspek kehidupan yg patut dipahami peserta didik agar mereka tercegah dari masalahFungsi PengembanganMemberikan layanan bimbingan untuk membantu peserta didik mampu mengembangkan potensi dirinya/tugas-tugas perkembangannyaFungsi KuratifMembantu para Peserta didik agar mereka dapat memecahkan masalah yang dihadapinya (pribadi,sosial, belajar,atau karir)

  • Menghayati nilai-nilai agama sebagai pedoman dalam berperilakuBerperilaku atas dasar keputusan yang mempertimbangkan aspek-aspek nilai dan berani menghadapi resiko.Memiliki kemampuan mengendalikan diri (self-control) dalam mengekspresikan emosi atau dalam memenuhi kebutuhan diri.Mampu memecahkan masalah secara wajar dan objektif.Memelihara nilai-nilai persahabatan dan keharmonisan dalamberinteraksi dengan orang lain.

  • Menjunjung tinggi nilai-nilai kodrati laki-laki atau perempuan sebagai dasar dalam kehidupan sosialMengembangkan potensi diri melalui berbagai aktivitas yang positifMemperkaya strategi dan mencari peluang dalam berbagai tantangan kehidupan yang semakin kompetitif.Mengembangkan dan memelihara penguasaan perilaku, nilai, dan kompetensi yang mendukung pilihan karir.Meyakini nilai-nilai yg terkandung dalam pernikahan dan berkeluarga sebagai upaya untuk menciptakan masyarakat yg bermartabat

  • Bimbingan akademikBimbingan pribadi/sosialBimbingan karierBimbingan keluarga

  • Bertujuan:Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif.Memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar sepanjang hayatMemiliki keterampilan belajar yang efektif.Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan belajar/pendidikan.Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.Memiliki ketrampilan membaca buku.

  • Bertujuan:Mengamalkan nilai-nilai keimanan & ketaqwaan pada Tuhan YME.Memiliki pemahaman ttg irama kehidupan yg bersifat fluktuatif (antara anugerah & musibah) dan mampu meresponnya dg positif.Memiliki pemahaman & penerimaan diri scr objektif & konstruktif; serta sikap respek terhadap diri sendiriDapat mengelola stressMampu mengendalikan diri dari perbuatan yg diharamkan agamaMemahami perasaan diri & mampu mengekspresikannya scr wajarMemiliki kemampuan memecahkan masalahMemiliki rasa percaya diri dan mental yang sehat

  • Bertujuan:Memiliki pemahaman tentang sekolah-sekolah lanjutan.Memiliki pemahaman bahwa studi merupakan investasi untuk meraih masa depan.Memiliki pemahaman tentang kaitan belajar dengan bekerja.Memiliki pemahaman tentang minat dan kemampuan diri yang terkait dengan pekerjaan.Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir.Memiliki sikap positif terhadap pekerjaan.Memiliki sikap optimis dalam menghadapi masa depan.Memiliki kemauan untuk meningkatkan kemampuan yang terkait dg pekerjaan.

  • Bertujuan:Memiliki sikap pemimpin dalam keluargaMampu memberdayakan diri secara produktifMampu menyesuaikan diri dengan norma yang ada dalam keluargaMampu berpartisipasi aktif dalam mencapai kehidupan keluarga yang bahagia.

  • Lima langkah/tahapan dalam konseling (YPKP, Depkes RI & IBI, 2006):

    Membina hubungan melalui membangun rapport-tahap awal.Identifikasi masalah.Penyelesaian masalah.Pengambilan keputusan.Menutup/menunda konseling

  • Membina hubungan yang ramah, dapat dipercaya, dan menjamin kerahasiaan.Mengucapkan salam.Mempersilakan klien duduk.Menciptakan situasi yang membuat klien merasa nyaman.

  • Menanyakan maksud dan tujuan klien mendatangi konselor. Konselor harus menggunakan keterampilannya untuk mampu menangkap permasalahan yang dihadapi dari cerita/penjelasan klien. Selama identifikasi masalah konselor harus menjadi pendengar yang baik dan mengamati tanda tanda nonverbal.

  • Berikan informasi setepat dan sejelas mungkin sesuai dengan persoalan yang diajukan, termasuk berbagai alternatif jalan keluar. Hindari memberikan informasi yang tidak dibutuhkan klien.

  • Mendorong dan membantu klien untuk menentukan jalan keluar atas persoalan yang dihadapinya.

  • Bila klien terlihat puas, ucapkan salam penutup. Bila diskusi dengan klien belum selesai dan klien belum mampu mengambil keputusan, tawarkan klien untuk mengatur pertemuan selanjutnya.

  • Keterampilan observasiKeterampilan mendengarKeterampilan bertanya

  • Hal penting yang perlu diperhatikan :Pengamatan obyektif terhadap berbagai tingkah laku yang kita lihatInterpretasi/penafsiran adalah kesan yang kita berikan terhadap apa yang kita lihat (amati) dan kita dengar.

  • Terdapat empat bentuk mendengarkan yang bisa digunakan sesuai dengan situasi yang dihadapi yaitu : Mendengar pasif (diam), dilakukan bila klien dan keluarga sedang menceritakan masalahnya.Memberi tanda perhatian verbal dan non verbal, seperti: hmm, yaa, oh begitu, lalu, terus, atau sesekali mengangguk.Mengajukan pertanyaan untuk mendalami dan klarifikasi.Mendengar aktif, yaitu dengan memberikan umpan balik/merefleksikan isi ucapan dan perasaan klien dan keluarga.

  • Semua jenis pertanyaan dapat dikelompokkan menjadi :Pertanyaan tertutup, pertanyaan yang menghasilkan jawaban ya atau tidak.Pertanyaan terbuka, pertanyaan biasanya memakai kata tanya bagaimana atau apa, mengapa.

  • Menurut Luddin (2010):Usia klienJenis kelaminTingkat pendidikan.IntelegensiStatus sosial ekonomi.Sosial budaya (termasuk pandangan keagamaan dan kelompok etnis).

  • Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang

    mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan

    masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam

    dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga

    mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan

    lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

    2. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh

    peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh

    alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung

    meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah

    longsor.

    3. Bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh

    peristiwa atau rangkaian peristiwa nonalam yang antara

    lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan

    wabah penyakit.

    4. Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh

    peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh

    manusia yang meliputi konflik sosial antarkelompok atau

    antarkomunitas masyarakat, dan teror.

    5. Penyelenggaraan

    penanBencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang

    mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan

    masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam

    dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga

    mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan

    lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

    2. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh

    peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh

    alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung

    meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah

    longsor.

    3. Bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh

    peristiwa atau rangkaian peristiwa nonalam yang antara

    lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan

    wabah penyakit.

    4. Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh

    peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh

    manusia yang meliputi konflik sosial antarkelompok atau

    antarkomunitas masyarakat, dan teror.

    5. Penyelenggaraan

    penanBENCANA ADALAH PERISTIWA ATAU RANGKAIAN PERISTIWA YANG MENGANCAM DAN MENGGANGGU KEHIDUPAN DAN PENGHIDUPAN MASYARAKAT YANG DISEBABKAN, BAIK OLEH FAKTOR ALAM DAN/ATAU FAKTOR NON-ALAM SEHINGGA MENGAKIBATKAN TIMBULNYA KORBAN JIWA MANUSIA, KERUSAKAN LINGKUNGAN, KERUGIAN HARTA BENDA DAN DAMPAK PSIKOLOGISBencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh

    peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh

    alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung

    meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah

    longsor.

    3. Bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkaBencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh

    peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh

    alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung

    meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah

    longsor.

    3. Bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkaBENCANA ALAM ADALAH BENCANA YANG DIAKIBATKAN OLEH PERISTIWA ATAU SERANGKAIAN PERISTIWA YANG DISEBABKAN OLEH ALAM ANTARA LAIN BERUPA ; GEMPA BUMI, TSUNAMI, GUNUNG MELETUS, BANJIR, KEKERINGAN, ANGIN TOPAN DAN TANAH LONGSORBENCANA NON-ALAM ADALAH BENCANA YANG DIAKIBATKAN OLEH PERISTIWA ATAU SERANGKAIAN PERIS-TIWA YANG ANTARA LAIN BERUPA ; GAGAL TEKNOLOGI, GAGAL MODER-NISASI, EPIDEMI DAN WABAH PENYAKITBENCANA SOSIAL ADALAH BEN-CANA YANG DIAKIBATKAN OLEH PERIS-TIWA ATAU SERANGKAIAN PERISTIWA YANG DIAKIBATKAN OLEH MANUSIA YANG MELIPUTI KONFLIK SOSIAL ANTAR KELOMPOK ATAU ANTARKOMUNITAS MASYARAKAT DAN TERORDEFINISI BENCANA(U.U. NO. 24/2007)

  • Gambar 3. Kawasan Wisata Kaliadem setelah erupsi Gunung Merapi 2006

  • BBC PhotoKECELAKAAN INDUSTRI

  • *KECELAKAAN TRANSPORTASI

  • *

  • *

  • Berbagai bentuk keluhan psikologis & gangguan psikiatrikyang berhubungan dengan pengalaman trauma: stres pasca trauma, depresi, ansietas dan berbagai gejala psikosomatik.Kekerasan domestik yang dilaporkan sebagai perilaku agresif dalam kehidupan keluarga: perlakuan kasar dan pemukulan istri oleh suami atau anak oleh orangtuanyaPerlakuan salah terhadap anak (child abuse): penyanderaan anak, perlakuan kasar, anak terlibat sebagai buruh kasar atau anak jalanan

  • Penyalahgunaan alkoholPerilaku agresif, perkelahian antar sesama pengungsi atau pengungsi dengan pendudukMasalah psikososial lain: problem belajar, kenakalan anak dan remaja, problem ekonomi, sikap pesimis dan kecenderungan ketergantungan terhadap bantuan.

  • Tergantung dari fase kedaruratannya:

    Fase kedaruratan akutFase konsolidasi

  • Merupakan periode dimana kurang tertanganinya penanganan kegawatdaruratan medik dan kurangnya akses terhadap pelayanan kesehatan dasarSelama fase ini dianjurkan untuk memberikan intervensi sosial, misalnya: penyebar luasan informasi, membantu mencari jejak keluarga yang terpisah, mendorong terbentuknya kembali budaya yang normal, dst

  • Mengadakan hubungan dengan Puskesmas/RSU/RSJ atau pelayanan darurat di daerah lokasiMenangani keluhan psikiatrik yang mendesak (misal: yang membayakan diri sendiri/orang lain, gangguan psikotik, depresi berat, maniakal, epilepsi) di Puskesmas/RSU/RSJMenjamin tersedianya obat psikotropik esensial di tingkat Puskesmas/RSU/RSJ

  • Memberikan peneguhan yang mengikuti prinsip pertolongan psikologis (misal: mendengarkan, empati, menilai kebutuhan, menjamin tersedianya kebutuhan fisik yang mendasar, tidak memaksa bicara atau memindahkan keluarga/orang yang bermakna, melindungi dari bahaya)

  • Periode darurat akut diikuti oleh fase konsolidasi dimana kebutuhan dasar sudah kembali pada tingkatan sebelum darurat atau pada kasus pengungsian

  • Tetap meneruskan intervensi sosial yang dibutuhkan Menyusun psikoedukasi dan rencana selanjutnya. Dimulai setelah minggu keempat dari fase akut: perbedaan distres dan psikopatologi, hindari saran yang rumit serta olok-olok dan bahasa yang menimbulkan stigmaDorong penerapan cara pertahanan diri yang positif yang sudah mereka miliki, misal pengembangan ekonomi dengan memberikan kredit investasi kecil, kegiatan yang menambah penghasilan

  • Dilaksanakan sesuai tahap-tahap bimbingan dan konselingPrinsip:EmpatiMembantu proses penerimaan pada kenyataan yang terjadiDisesuaikan dengan situasi dan kondisi yang adaUpayakan pemulihan kondisi kesehatan mental seperti sebelum bencana

  • ******