Download - BHS INDONESIA.doc

Transcript
  • 8/18/2019 BHS INDONESIA.doc

    1/73

    1

    PEMBAHASAN

    RAGAM BAHASA INDONESIA TULIS ILMIAH

    A. Ragam Bahasa Ilmiah

    Dalam kehidupan sosial dan sehari-hari masyarakat Indonesia, baik 

    secara lisan maupun tulisan, digunakan bebagai bahasa daerah termasuk 

    diaelknya bahasa Indonesia dan/atau bahasa asing. Bahkan, dalam situasi

    tertentu, seperti dalam keluarga perkawinan campuran digunakan pula

     bahasa yang bersiat campuran, yaitu campuran antara bahasa Indonesia

    dan salah satu atau kedua bahasa ibu pasangan perkaina campuran itu

    (Lumintang, 1!"#$%&. Dalam situasi kebahasaan seperti itu, timbul

     berbagai ragam atau 'ariasi bahasa sesuai dengan keperluannya, baik 

    secara lisan maupun tulisan. imbulnya ragam bahasa tersebut disebabkan

    oleh latar belakang sosial, budaya, pendidikan, dan bahasa para

     pemakainya itu.

    )ang dimaksud ragam atau 'ariasi bahasa adalah bentuk atau

    wu*ud bahasa yang ditandai oleh ciri-ciri linguistik tertentu, seperti

    +onologi, mor+ologi, dan sintaksis. Di samping ditandai oleh ciri-ciri

    linguistik, timbulnya ragam bahasa *uga ditandai oleh ciri-ciri

    nonlinguistik, misalnya, lokasi atau tempat penggunaannya, lingkungan

    sosial pemakaiannya, dan lingkungan kepro+esian pemakai bahasa yang

     bersangkutan.

    1. engartian agam Bahasa ulis

    agam bahasa tulis adalah 'ariasi bahasa yang digunakan melalui

    media tulisan, yang tidak terikat oleh ruang dan waktu, sehingga

    diperlukan perlengkapan struktur sampai pada sasaran secara 'isual

    (BBI, 1!#$1&. Dengan demikian, bahasatulis tidak lebih dari pada

     bentuk sekunder atau representasi gra+is bahasa (Langacker, 1$%# 0

    inkins, 12#2"&.

    Bahasa tulis tidak identik pada keseluhannya dengan bahasa lisan

    teruma pada empat aspek bunyi. Bahasa lisan sangat kompleks, yang tidak 

    mungkin terlambangkan sepenuhnya secara akurat. Beberapa ahli bahasa

    1

  • 8/18/2019 BHS INDONESIA.doc

    2/73

    2

    menyebut hal ini sebagai sisi lemah bahasa ragam tulisan. Di sisi lain,

     bahasa ragam tulis memiliki kelebihan. Bahasa tulis relati+ lebih cermat,

    tata bahasanya lebih terkontrol (3a+iah, 1!1# 4& daripada bahasa lisan.

    emudahan pengontrolan itu karena dalam proses ekspresi dan

     prroduksinya bahasa tulis mengalami penyuntingan dan tidak digunakan

    secara spontan. 5leh karena itu, bahasa tulis relati+ lebih stabil dan dapat

    menggambarkan kemampuan optimal pemakain bahasa seseorang.

    ". 6enis agam Bahasa

    Dittmar (1$!& dan  Halim (1$& mengemukakan empat buah

    ragam bahasa yang menyangkut ragam tulisan dan lisan. 7alah satu di

    antara keempat ragam bahasa itu adalah ragam +ungsional. )ang dimaksud

    dengan ragam +ungsional atau ragam pro+esional adalah ragam bahasa

    yang dihubungkan dengan tingkat pro+esi, lembaga, lingkungan ker*a, atau

    kegiatan tertentu lainnya. Dalam penggunaanya, bahasa ragam +ungsional

    dihubungkan dengan tingkat kersmian, sehungga dalam kenyataannya

    antara lain men*elma sebagai bahasa teknis kepro+esian, seperti bahasa

    yang digunakan dalam bidang keilmuan (ilmu sosial, ilmu alam, ilmu

     pendidikan, ilmu budaya, ilmu ekonomi, ilmu mana*emen, ilmu hukum,

    ilmu olahraga, ilmu teknik, dan lain-lain&.

    7eperti halnya ragam-ragam bahasa yang lain, ragam bahasa

    +ungsional dapat dikelompokkan men*adi ragam bahasa lisan dan ragam

     bahasa tulisan. ada dasarnya kedua ragam itu terdiri atas ragam baku dan

    ragam tidak baku. agam baku menurut  Halim  (1!1# 4& adalah ragam

    yang dilembagakan dan diakui oleh sebagian besar masyarakat

     pemakainya sebagai bahasa resmi dan sebagai kerangka ru*ukan norma

     bahasa dan penggunaannya.

    8enurut Badadu (1"# 4"&, bahasa ragam baku atau standar ialah

    salah satu di antara beberapa dialek suatu bahasa yang dipilih dan

    ditetapkan sebagai bahasa resmi yang digunakan dalam semua keperluan

    resmi. 7ehubungan dengan penggunaan bahasa Indonesia, ragam baku

    meupakan hasil pembakuan resmi yang norma dan kaidahnya dinyatakan

    2

  • 8/18/2019 BHS INDONESIA.doc

    3/73

    3

    secara tertulis dalam bentuk pedoman, misalnya# (1& edoman

    embentukan Istilah, ("& edoman 9mum :*aan Bahasa Indonesia yang

    Disempurnakan, (%& amu Besar Bahasa Indonesia, (4& ata Bahasa Baku

    Bahasa Indonesia, dan (& ;losarium (8atematika,

  • 8/18/2019 BHS INDONESIA.doc

    4/73

    4

     bahasanya tetap diperhatikan, (& kemuba?iran dihindari, dan (2& isinya

    lengkap, bayan, ringkas, meyakinkan, dan tepat.

    Ato Mo!lioo (1%# %& berpandangan bahwa ciri-ciri bahasa

    keilmuan yang menn*ol adala kecendekiannya. encendekiaan bahasa itu

    dapat diartikan sebagai proses penyesuaiannya men*adi bahasa yang

    mampu membuat pernyataan yang tepat, seksama, dan abstrak. Bentuk 

    kalimat mencerminkan ketelitian penalaran yang ob*ekti+. @da hubungan

    logis antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain. Aubungan antar 

    kalimat yang logis meliputi relasi sebab dan akibat, lantaran dan tu*uan,

    hubungan kese*a*aran, kemungkinann, kementakan (probabilitas&, dan

    darurat (necessity& yang dieksplisitkan lewat bangun kalimat yang khusus.

    Ahmad Slam!t Har"asu"aa (1%# %& berpendapat, penggunaan

     bahasa dalam ilmu pengetahuan itu khas dan khusus. =iri dan

    karakteristinya yang utama adalah lugas, lurus, monosemantik,, dan a*eg.

    Bahasa ilmu pengetahuan itu *uga harus hemat dan cermat karena

    menghendaki respons yang pasti dari pembacanya. aidah-kaidah

    sintaksis dipahami. ehematan penggunaan kata, kecermatan dan

    ke*elasan sintaksis yang berpadu dengan penghapusan unsur-unsur yang

     bersi+at pribadi dapat mengahsilkan ragam bahasa ilmu pengetahuan yang

    umum. elugasan keob*ekti+an, dan kea*egan bahasa ilmu pengetahuan

    itulah yang membedakannya dengan bahasa sastra yang sub*ekti+, halus,

    dan lentur, sehingga interpretasi pembaca yang satu kerap kali sangat

     berbeda dengan interpretasi dan apresiasi pembaca lainnya.

    4. enggunaan agam Bahasa Ilmiah

    enggunaan bahasa dalam bidang ilmu pengetahuan mempunyai

    si+at pemakaian yang kahs, yang spesi+ik, sehingga dapat dikatakan

     bahwa bahasa dalam bidang ilmu pengetahuan mempunyai ragam bahasa

    tersendiri yang berbeda dengan ragam-ragam bahasa yang lain. 7i+at-si+at

    tersebut ada yang umum sebagai bahasa ilmiah, da nada yang khusus

     berhubungan dengan pemakaian kosakata, istilah, konsep keilmuan, serta

     bentuk-bentuk gramatika.

    4

  • 8/18/2019 BHS INDONESIA.doc

    5/73

    5

    7i+at bahasa ragam ilmiah yang bersi+at umum berhubungan

    dengan +ungsi bahasa sebagai alat untuk menyamapaikan in+ormasi ilmiah

     pada peristiwa komunikasi yang ter*adi antara penulis dan pembaca.

    In+ormasi yang disampaikan tentu dengan bahasa yang *elas, benar,

    e++ekti+, sesuai,bebas dari si+at samar-samar, dan tidak bersi+at taksa

    (ambigu&. Aal ini penting sekali diperhatikan oleh penulis agar in+ormasi

    ilmiah yang disampaikan dapat dipahami secara *elas, ob*ekti+, dan logis,

    sehingga daapt tercapai kesamaan pemahaman, persepsi, dan pandangan

    terhadap konsep-konsep keilmuan yang dimaksud oleh penulis dan

     pembaca.

    In+ormasi dan konsep-konsep ilmiah yang disampaikan dalam

     bentuk karya tulis ilmiah, misalnya, usulan penelitian, laporan penelitian

    (studi&, makalah, skripsi, tesis, dan disertai bersi+at +ormal. 5leh karena

    itu, ragam bahasa yang digunakan dalam karya tulis ilmiah adalah ragam

     bahasa baku (standar&.

    Bahasa dalam percakapan sehari-hari (collouial& serta

     percakaapan lisan tidak tepat apabila digunakan untuk menyampaikan

    inormasidan konsep-knsep yang berkadar ilmiah. Demikian pula bahasa

    ragam sastra (puisi, prosa, dan drama& disusun sedemikian ruap, sehingga

    dapat menimbulkan berbagai e+ek emosional, ima*inati+, estetik, dan

    artistic, yang dapat membangkitkan rasa haru, baik bagi penulis maupun

     pembaca. Bahasa yang bersiat ilmiah tidak mempertimbangkan e+ek-e+ek 

     perasaan yang timbul, seperti yang dipertimbangkan dalam bahasa ragam

    sastran(5ka, 1$1# 14&.

    7i+at ragam bahasa ilmiah yang khusu/spesi+ik tampak pada

     pemilihan dan pemakaian kata serta bentuk-bentuk gramatika terutama

    dalam tataran sintaksis. ata-kata yang digunakan dalam bahasa ilmiah

     bersi+atdenotati+. @rtinya, setiap kata hanya mempunyai satu makna yang

     paling sesuai dengan konsep keilmuan tersebut atau +akta yang

    disampaikan. Demikian pula kalimat-kalimat yang digunakan dalam

     bahasa ragam ilmiah bersi+at logis. Aubungan antara bagian-bagian

    5

  • 8/18/2019 BHS INDONESIA.doc

    6/73

    6

    kalimat dalam kalimat tunggal atau hubungan antara klausa-klausa dalam

    kalimat ma*emuk (kompleks& mengikuti pola-pola bentuk hubungan logis.

    B. Bahasa Ido!sia dalam #omui$asi Ilmiah

    ara ilmuan, khususnya yang berasosiasi dengan lingkungan

    kampus (perguruan tinggi& atau pusat-pusat studi dan penelitian

    merupakan masyarakat wacana ilmiah. 7alah satu yang membedakan

    meraka dari masyarakat yang lain ialah penguasaan bahasa ragam ilmiah.

    Dapat dinyatakan bahwa bahasa komunikasi ilmiah adalah dialek sosial

    mereka. anpa penguasaan bahasa komunikasi ilmiah, sang ilmuan tampak 

     *inak dan kurang 'ocal (@lwasilah, 1%# 41&.

    Aakikat bahasa komunikasi ilmiah sekurang-kurangnya didukung

    oleh tiga 'ariabel# (1& kemampuan ber+ikir kritis (critical thinking&, ("&

     penguasaan bahasa, dan (%& pengetahuan yang luas. enguasaan

     pengetahuan umum tampaknya lebih mudah dike*ar. inggal ia membaca

     buku, *urnal ma*alah, surat kabar, dan akses melalui internet.

    Bahasa Indonesia, sebagai bidang ilmu yang dia*arkan se*ak 

     pendidikan dasar sampai perguruan tinggi, ber+ungsi sebagai sarana

    kmunikasi ilmiah, sarana penalaran, dan berpikir kritis para peserta didik.

    5leh karena itu, dalam pertumbuhan dan perkembangannya, bahasa

    Indonesia saling bersinergi dengan perkembangan budaya, ilmu

     pengetahuan, teknologi, dan seni, yang secara otomatis akan memperoleh

    dampak pertumbuhan dan perkembangan pengetahuan dan teknologi

    in+ormasi ma*u.

    Di samping ber+ungsi sebagai alat komunikasi ilmiah, bahasa

    Indonesia *uga bersiat terbuka (transparan&. @danya si+at keterbukaan

     bahasa Indonesia memungkinkan dirinya men*adi bahsa yang modern,

     bhasa yang +leksibel, sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan

     *umlah kosakata, istilah, dan konsep-konsep keilmuan baru dalam

    khasanah bahasa Indonesia.

    1. onsep, istilah, dan kosakata

    6

  • 8/18/2019 BHS INDONESIA.doc

    7/73

    7

    onsep-konsep, istilah, dan kosakata bahasa Indonesia tampak dalam

     berbagai bidang ilmu sebagai berikut#

    (1& eknologi komunikasi

    komputer 

    media massa elektronik 

    media massa cetak 

     *aringan computer 

    internet

    antena parabola

    sistem *aringan

    L@3 (local arena network&

    ("& edokteran/kesehatan

    9ltrasonogra+i (usg&rawat inap (opname&

     psikiater 

     psikolog

    aborsi

    tumor 

    kanker 

    anemia

    (%& 8atematika/statistiak 

    Cariabel peubah

    trapesium

     bilangan gan*il

    kelipatan tiga

    desimal

    tabel

    standar de'iasi

    kuadrat

    sigma

    sampel

     populasihipotesis

    simpangan baku

     perkalian

    (4& :konomi dan keuanagan

    @kuntansi

     bursa e+ek 

    upah minimum

    moneter 

    ekonomi mikro

    konglomerat

    (& endidikan dan pembela*aran

    7

  • 8/18/2019 BHS INDONESIA.doc

    8/73

    8

    e*ar (kelompok bela*ar&

    metodik 

    caturwulansemester 

    model pembela*aran

    sekolah unggul

    kuliah

    77 (satuan kredit siswa&

    dosen

    guru

    ekstrakulikuler 

    (2& olitik 

    Aubungan bilateral

    demokrasiotoriter 

    myorits tunggal

     pemilihan umum

    kampanye

    islam politik 

     *argon politik 

     politik dagang sapi

    komisi pemilihan umum

    negara kesatuan

    absolut

    negara +ederal

     pengawas pemilihan umum

     persuasi+ 

    re+erendum

    kapitalis

    kudeta

    diktator 

    ". arameter kemampuan berkomunikasi

    Sa%igo  dalam bukunya =ommunicati'e =ompetence# heory

    and =lassroom ractice (1!%& menyebutkan lima parameter kemampuan berkomunikasi sebagai berikut# (1& dinamis dan interpersonal, ("& ada pada

    setip sistem simbol, (%& kontekstual, (4& kemampuan dasar dan meni+estasi

    lahiriah, dan (& relati'e.

    Dengan parameter dinamis dan interpersonal dimaksudkan bahwa

    komunikasi itu tidak statis dan mesti melibatkan pihak lain atau mitra

    8

  • 8/18/2019 BHS INDONESIA.doc

    9/73

    9

    komunikasi (pembaca&. emampuan berkomunikasi seseorang tampak 

    dalam berbagai simbol, misalnya# u*aran, tulisan, isyarat, dan lain-lain.

    &. Bahasa Ido!sia s!'agai 'ahasa ilmu

    Bahasa Indonesia sebagai bahsa ilmu dapat dinyatakan sebagai

    ragam bahasa yang dibentuk oleh para ilmuwan sacara disenga*a dan

    diniati. erbentuknya bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu bukan hanya

    tanggung *awab para ahli bahasa melainkan semua ilmuwan sebagai

    anggota komunitas (masyarakat& wacana (discourse community&. 7emakin

    tinggi kekerapan penelitian, penulisan dan publikasi ilmiah, semakin

     beragam bidang keilmuan yang ditulis dan dipublikasiakan, dan semakin

    gencar serta menasional dan mengglobal penyebaran dan

     pemasyarakatannya, maka semakinmantap dan kokohlah ragam bahasa

    ilmu itu. 8akin *elas wu*ud ragam bahasa ilmiah dengan karakteristik#

     *elas, deskripti+, bernalar, dapat dikontrol, sederhana, dank e arah bahasa

    yang abstrak (usyana, 1!&.

      8enurut para bahasawan kelompok praha (dalam Da'is,

    1$%#""!&, ciri utama ragam bahasa ilmiah adalah kecermatan serta

    intelektualisasi. =iri lain yang ditekankan oleh L!(s)h*  (1$"& adalah

    kelengkapannya sebagai sarana komunikasi, yakni tanpa perlu dibantu leh

    unsur-unsur nnlinguistik yang melingkupi proses komunikasi. Dengan kata

    lain, ragam bahasa ilmiah dicirikan oleh pilihan kata dan penataan kalimat

    yang serba tepat, lugas ob*ekti+, dan eksplisit namun padat.

    =iri penting lain ragam bahasa ilmiah adalah perangkaian kalimat

    men*adi wacana, baik wacana kecil maupun wacana besar. Bro+ dan

    ,ul! (1!2& mengungkapkan bahwa hubungan kohesi+ di antara berbagai

    wacana perlu diupayakan dengan menggunakan unsur-unsur penanda

    kohesi tersebut memungkinkan tersa*ikannya alur pikiran secara

    sistematik, runtut, logis, dan utuh. oherensi wacana semacam itu sangat

    memerlukan dukungan unsur-unsur penanda kohesi yang tepat dan

    eksplisit karena wacana ilmiah hamper selalu berupa atau didasarkan atas

    wacana tertulis. acana tertulis hanya dapat dipahami dengan sepenuhnya

    9

  • 8/18/2019 BHS INDONESIA.doc

    10/73

    10

    mengandalkan unsur-unsur linguistic tanpa bantuan unsur-unsur 

     paralinguistic atau unsur-unsur konteks situasi komunikasi.

    7ebagai ragam bahasa yang cenderung digunakan dengan media

    tertulis, ragam bahasa ilmiah memiliki ciri-ciri yang la?im terdapat pada

     bahasa tulis. 8enurut Brown dan )ule (1!2&, ciri-ciri tersebut adalah

    sebagai berikut# (1& kalimat-kalimatnya cenderung berupa kalimat

    lengkap, ("& cenderung berbentuk kalimat ma*emuk dengan satu atau lebih

    anak kalimat, (%& sering kali berbentuk kalimat pasi+, dan (4& banyak 

    menggunakan klausa yang diawali dengan kata yangE sebagai sarana

     pem+okusan sub*ek kalimat.

    7elain itu, kaitan antarkalimat diungkapkan secara eksplisit dengan

    menggunakan unsur-unsur penghubung yang rele'an, +rasa-+rasa nominal

    cenderung kompleks dan padat, kata-katanya cenderung mempunyai acuan

    yang kompleks dan *elas, perulangan unsur-unsur sintaktik yang sama

    cenderung dihindari, dan penggunaan unsur-unsur personal seperti nahE,

    EwahE, yahE, saya kiraE, tentunyaE, dan se*enisnya *uga cenderung

    dihindari.

    DA-TAR PUSTA#A

    urniawan, haerudin. ("F1"&.  Bahasa Indonesia keilmuan untuk perguruan

    tinggi. Bandung# e'ika @ditama.

    10

  • 8/18/2019 BHS INDONESIA.doc

    11/73

    11

    Ba' III

    P!ulisa Bahasa Ido!sia Ilmiah

    A. #ar*a Tulis Ilmiah

    7ecara umum, suatu karya tulis ilmiah dapat diartikan sebagai suatu hasil

    karya yang dipandang memiliki kadar ilmiah tertentu serta dapat dipertanggung

     *awabkan kebenarannya secara ilmiah. arangan atau tulisan ilmiah adalah semua

     bentuk karangan yang memiliki kadar ilmiah tertentu sesuai dengan bidang

    keilmuannya (sains, teknologi, ekonomi, pendidikan, bahasa dan sastra,

    kesehatan, dan lain-lain&.

    Berbeda dengan karya sastra atau seni, karya ilmiah mempunyai bentuk serta

    si+at yang +ormal karena isinya harus mengikuti persyaratan-persyaratan tertentu

    sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah. u*uan penulisan karya ilmiah adalah

    menyampaikan seperangkat keterangan, in+ormasi dan pikiran secara tegas,

    ringkas dan *elas.

    arya tulis ilmiah dikemukakan berdasarkan pemikiran, kesimpulan serta

     pendapat/pendirian penulis yang di rumuskan setelah mengumpulkan dan

    mengolah berbagai in+ormasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber, baik 

    teoretik maupun empiric.

    arya ilmiah tertulis (karangan ilmiah& dapat berbentuk artikel almiah popular 

    (esei, opini&, usulan penelitian, dan laporan penelitian. Dalam bentuk khusus yang

     bersi+at akademik, karangan ilmiah dapat berupa makalah , skripsi, tesis, dan

    disertai ,-yang masing-masing digunakan sebagai salah satu persyaratan untuk 

    mencapai gelar sar*ana (7-1&, magister (7"&, doctor (7%&.

    Isi suatu karya ilmiah dapat berupa keterangan atau in+ormasi yang bersi+at

    +actual (mengemukakan +akta&, hipotesis ( dugaan-dugaan&, konklusi+ 

    (mengemukakan kesimpulan&, dan implementati+ (mengemukakan rekomendsi

    atau saran-saran serta solusi& .

     7uatu karya ilmiah pada hakikatnya merupakan hasil proses berpikir ilmiah.

    @dapun pola berpikir yang digunakan dalam menghasilkan suatu karya ilmiah

    adalah pola berpikir re+lekti+, yaitu suatu proses berpikir yang dilakukan dengan

    mengadakan re+leksi secara logis dan sistematis di antara kebenaran ilmiah dan

    11

  • 8/18/2019 BHS INDONESIA.doc

    12/73

    12

    kenyataan empiric dalam mencari *awaban terhadap suatu masalah. =ara berpikir 

    indukti+ dan dedukti+ secara bersama-sama mendasari proses berpikir re+lekti+.

    8enurut 6ohn Dewey, ada lima langkah dalam proses berpikir re+lekti+, yaitu#

    (1& merasakan adanya suatu kesulitan, yakni ter*adinya suatu hambatan dalam

     pengamatan, ("& enempatan masalah atau kesulitan itu pada proporsi yang

    sebenarnya dan mengadakan perumusan kesulitan tersebut, (%& imbulnya saran-

    saran berupa kemungkinan pemecahan masalah atau kesulitan dalam bentuk 

    rumusan hipotesis atau dugaan-dugaan sementara, (4& 8engadakan persiapan-

     persiapan mental terhadap masalah dalam bentuk pengumpulan dan pengolahan

    in+ormasi empiric, dan (& 8engadakan opser+asi atau penelaahan lebih

    lan*utuntuk menetapkan apakah hipotesis dapat diterima atau ditolak berdasarkan

    in+ormasi yang di peroleh.

    Dalam berbagai kegiatan ilmiah, pola berpikir re+lekti+ sangat di perlukan

    untuk mencapai hasil yang dapat di*amin kebenarannya secara ilmiah.  Pertama,

     perlu pen*elasan ilmiah dalam menghasilkan karya ilmiah untuk men*elaskan

     pikiran sedemikan rupa, sehingga dapat dipahami secara ob*ekti+.

     Kedua, pengertian atau de+inisi operasional dalam kegiatan ilmiah, pengertian

    yang terkandung didalamnya hendaknya bersi+at operasional agar dapat ter*adi

    kesamaan persepsi. 9ntuk itu, perlu dibuat rumusan yang *elas dan ob*ekti+.

     Ketiga. Berpikir kuatitati+ untuk lebih men*amin ob*ekti+itas penyampaian

     pikiran atau keterangan. Aal ini berarti perlunya data kuantitati+ sebagai

     pendukung (argument& terhadap segala pikiran, pendapat, gagasan, pernyatan dan

    ungkapan yang akan dikemukakan.

    B. J!is #ar*a Tulis Ilmiah

    Berdasarkan tingkat akademiknya, karangan ilmiah dapat dibedakan atas# (1&

    laporan, ("& makalah, (%& usulan penelitian, (4& skripsi, (& tesis, dan (2& disertasi.

    12

  • 8/18/2019 BHS INDONESIA.doc

    13/73

    13

    1. Laporan

    Laporan adalah karangan yang dibuat setelah seseorang melakukan

    eksperimen, penin*auan atau sur'ey, obser'asi, pembacaan dan penelaahan buku,

     penelitian, dan lain-lain.

    Laporan penelitian adalah karangan yang dibuat setelah seseorang atau

    sekelompok orang melakukan penelitian. enelitian yang di lakukan tersebut

    antara lain# penelitian sur'ey, penelitian expost facto, penelitian eksperimen,

     penelitian kualitati+, penelitian kuantitati+, penelitian analisis makna (content 

    analsis&, penelitian tindakan (action research&, penelitian historis, penelitian

    kebi*akan, dan penelitian analisis data sekunder.

    7ecara kon'ensional, laporan penelitian disusun dengan mengikuti pla

    atau sistematika sebagai berikut# pendahuluan, ka*ian pustaka, metode penelitian,

    hasil penelitian dan pembahasan, dan kesimpulan serta saran atau rekomendasi.

    2. Makalah

    8akalah sering *uga disebut paper (ker*a kertas&, ialah *enis karya tulis

    yang memerlukan studi, baik secara langsung, misalnya obser'asi lapangan

    maupun secara tidak langsung (studi kepustakaan& (arera,1!"#"&.

    8akalah biasanya disusun dengan sistematika sebagai berikut#

    •  Judul  # semacam tanda pengenal karangan dansekaligus *uga kunci utama

    untuk mengetahui isi karangan.

    •  Abstrak  # abstrak biasanya berisi intisari keseluruhan tulisan, ditulis secara

    narati+, dan diketik satu spasi serta paling banyak tiga paragraph atau

    sekitar 1F-"FF kata.

    •  Pendahuluan # makalah berisi latar belakang masalah yang disusun dalam

    alur pikir yang logis, yang menun*ukan kesen*angan antara situasi yang

    ada dengan situasi yang diharapkan.

    •  Isi dan Pembahasan # dalam pembahasan makalah, hendaknya

    dikemukakan deskripsi tentang sub*ek studi, analisis permasalahan, dan

    solusi pemecahannya.

    •  Kesimpulan

    13

  • 8/18/2019 BHS INDONESIA.doc

    14/73

    14

    •  Daftar pustaka # da+tar pustaka hanya memuat pustaka atau ru*ukan yang

    diacu dalam penulisan dan disusun ke bawahmenurut ab*ad nama akhir  penulis pertama.

    3. Usulan Penelitian Proposal!

    ata proposal dalam  Kamus Besar Bahasa Indonesia  diartikan sebagai

    rencana yang dituangkan dalam bentuk rancangan ker*a, misalnya proposal

     proyek itu belum dapat disetu*ui oleh pemimpin proyek. 7ebagai suatu proses,

     penelitian memerlukan tahapan-tahapan tertentu yang disebut sebagai suatu

    siklus#

    (1& emilihan masalah dan pernyataan hipotesisnya (*ika ada&,

    ("& embuatan desain penelitian,

    (%& engumpulan data,

    (4& embuatan kode dan analisi data, dan

    (& Interpretasi hasilnya (8aria 7.. 7oemard*ono, 1$# 1-"&.

    Berikut ini dicontohkan kerangka usulan penelitian yang dapat di*adikan

    sebagai pedoman oleh calon peneliti

    #!rag$a Usula P!!litia

    1. 6udul

    ". Latar Belakang, berisi #

    erumusan masalah/permasalahan

    easlian/orinalitas penelitian

    8an+aat penelitian

    %. u*uan penelitian

    4. in*auan pustaka

    . Landasan teori

    2. Aipotesis (*ika ada&

    $. 8etode/cara penelitian, yang berisi # Bahan/materi penelitian

    @lat/instrument pengumpulan data

    6alannya penelitian

    Cariabel dan data yang dikumpulkan

    @nalisis hasil

    !. 6adwal penelitian, yang berisi #

    ahap-tahap penelitian

    14

  • 8/18/2019 BHS INDONESIA.doc

    15/73

    15

    incian kegiatan pada setiap tahap

    6angka waktu yang diperlukan untuk melaksanakan setiap kegiatan

    . Da+tar pustaka

    ". #kripsi 

    7kripsi adalah *enis karya ilmiah yang terkenal di kalangan perguruan

    tinggi sebagai bagian dari persyaratan akademik, yang harus ditempuh oleh

    seorang mahasiswa tingkat sar*ana (7-1& yang akan menempuh u*ian atau tugas

    akhir *en*ang pendidikan.

    Biasanya skripsi harus dipertahankan oleh penyusunnya dalam suatu

    siding u*ian. Isi skripsi biasanya berupa hasil penelitian, baik penelitian

    laboratorium, penelitian di lapangan, maupun penelitian keputakaan (ka*ian

     pustaka&.

    $. %esis

    esis adalah *enis karya ilmiah yang di tulis oleh mahasiswa untuk 

    memperoleh gelar magister atau strada dua (7-"&. esis sebagai karya ilmiah harus

    diteliti dan pembahasannya lebih mendalam daripada skripsi. 5leh karena itu,

    tesis harus ditulis dengan lebih teliti, lebih cermat, dan lebih mendalam daripda

    skripsi. ernyataan atau teori yang di kemukakan dalam suatu tesis harus

    didukung oleh argument-argumen yang kuat, rasional, dan ob*ekti+.

    &. Disertasi

    Disertasi adalah *enis karya ilmiah yang ditulis untuk mencapai gelar 

    doctor atau strata tiga (7-%&, yaitu gelar akademik tertinggi yang dapat diberikan

    oleh suatu perguruan tinggi.

    7ebagai karya ilmiah, bagian-bagian skripsi, tesis, dan disertasi pada

     prinsipnya hamper sama, yaitu disusun dengan urutan (sistematika& sebagai

     berikut #

    a. Bagian awal berisi

    1& Aalaman sampul luar 

    "& Aalaman *udul

    %& Aalaman pengesahan

    4& ata pengantar 

    & @bstrak 

    2& Da+tar isi

    15

  • 8/18/2019 BHS INDONESIA.doc

    16/73

    16

    $& Da+tar tabel

    !& Da+tar gambar 

    & Da+tar lampiran b. Bagian utama berisi

    1& endahuluan

    "& enyusunan kerangka teoretik dan penga*uan hipotesis

    %& 8etode penelitian

    4& Aasil penelitian dan pengu*ian hipotesis

    & esimpulan, diskusi, implikasi, dan saran/rekomendasi

    c. Bagian akhir berisi

    1& Da+tar pustaka

    "& Lampiran-lampiran

    B. M!ulis Ilmiah  A'ademi' (ritin) /

    8enulis adalah kegiatan menyusun serta merangkaikan kalimat

    sedemikian rupa agar pesan, in+ormasi, serta maksud yang terkandung dalam

     pikiran, gagasan, dan pendapat penulis dapat disampaikan dengan baik.

    @da tiga tahap proses menulis sebagaimana ditawarkan oleh Da%id

    Nua, yaitu# (1& tahap prapenulisan, ("& tahap penulisan, (%& tahap re'isi atau

     penyempurnaan. 9ntuk menerapkan ketiga tahap tersebut, dalam pendidikan

     bahasa, khususnya keterampilan menulis diperlukan keterpaduan antara proses

    dan produk menulis di dalam kelas.

    Bahasa tulis tidak dapat mewu*udkan seluruh aspek bahasa lisan secara

    sempurna. Di samping kekurangannya, bahasa tulis *uga mempunyai kelebihan-

    kelebihan.  Pertama, lksterlihat sebagai suatu yang tetap dan stabil.  Kedua,

     pemakaian bentuk-bentuk bahasa pada tingkat mor+ologi, sintaksis, serta semantic

    dalam bahasa tulis dapat lebih cermat dikontrol oleh penulis, sehingga pemakaian

     bentuk-bentuk bahasa tersebut sesuai dengan kaidah-kaidah gramatika.

    &. M!ulis S!'agai Pros!s #r!ati0 

    8enulis merupakan suatu proses kreati+ yang banyak melibatkan cara

     berpikir di!ergen (menyebar& daripada kon!ergen (memusat&.

    7ebagai proses kreati+ yang berlangsung secara kogniti+, penulisan karya

    ilmiah dan penyusunan laporan tulisan ilmiah sekurang-kurangnya memuat empat

    tahap, yaitu#

    16

  • 8/18/2019 BHS INDONESIA.doc

    17/73

    17

    ahap pertama dalam proses kreati+ adalah persiapan atau prapenulisan,

    adalah ketika seseorang merencanakan, menyiapkan diri, mengumpulkan dan

    mencari in+ormasi, merumuskan masalah, menentukan arah dan +ocus tulisan,

    mengolah in+ormasi, menarik ta+siran dan in+erensi terhadap realitas yang akan

    dihadapinya, berdiskusi, membaca, mengamati, melakukan sur'ey, dan lain-lain

    yang akan memperkaya masukan kogniti+nya untuk diproses pada tahap

    selan*utnya.

    ahap kedua, inkubasi G ketika seseorang memproses in+ormasi yang telah

    dimilikinya sedemikian rupa, sehingga mengantarnya pada ditemukannya

     pemecahan masalah, *alan keluar/solusi yang dicarinya.

    ahap ketiga, iluminasi adalah ketika datangnya inspirasi, yaitu gagasan

    datang seakan-akan tiba-tiba dan berloncatan dari pikiran kita. ada saat ini, apa

    yang telah lama kita pikirkan menemukan pemecahan atau *alan keluarnya.

    ahap keempat, 'eri+ikasi/e'aluasi, yaitu apa yang dituliskan sebagai hasil

    dari tahap iluminasi itu diperiksa kembali, diseleksi, dan disusun sesuai dengan

    +ocus laporan/tulisan yang diinginkan.

    D. Lag$ah1Lag$ah M!ulis Ilmiah

    1. Meren'anakan

    a. 8engumpulkan Bahan

    Aampir semua penulis mengumpulkan segala sesuatu yang mereka perlukan

     berupa data, in+ormasi, bacaan sebelum memulai menulis.

     b. 8enentukanu*uan dan Bentuk 

    Dalam penulisan ilmiah, tu*uan dan bentuk yang dipilih sering ditentukan oleh

    situasi. 8isalnya, dalam membuat laporan penelitian, +ormat dan tu*uan

    laporan mungkin sudah ditentukan oleh sponsor atau pemberi dana penelitian.

    c. 8enentukan embaca

    embaca yang berbeda akan memerlukan bacaan yang berbeda pula. 5leh

    karena itu, penulis perlu mengetahui keadaan pembaca sebaik-baiknya.

    17

  • 8/18/2019 BHS INDONESIA.doc

    18/73

    18

    2. Menulis

    Dalam penulisan ilmiah, karena kompleksnya isi dan adanya batas waktu

    yang sudah pasti, lebi baik menulis seawall mungkin, lebih-lebih penulis sudah

    mempersiapkan bahan sebagai bahan dasar penulisan, dan paling akhir sedikit

    menyusun dra+ untuk mencapai hasil akhir.

    3. Merefleksikan

    eknik yang sering digunakan oleh penulis karangan ilmiah, sebelum

    merangkum karangannya, mereka mere+leksikan apa yang sudah mereka tulis.

    esempatan ini memungkinkan penulis memperoleh perspekti+ yang segar 

    tentang kata-kata yang pada mulanya tampak sangat betul, tetapi kemudian terasa

    salah.

    ". Mere*isi

    e'isi, perbaikan, dan penyempurnaan tulisan dilaksanakan secara berhati-

    hati dan seksama dapat menhasilkan tulisan yang *elas, terarah, ter+okus, dan

    sesuai dengan keinginan penulis dan pembaca.

    18

  • 8/18/2019 BHS INDONESIA.doc

    19/73

    19

    D@

  • 8/18/2019 BHS INDONESIA.doc

    20/73

    20

    ETI#A PENULISAN DAN PENGUTIPAN

    A. Eti$a P!ulisa

    Dalam menyiapkan tulisan untuk dipublikasikan, penulis

    terkungkung oleh seperangkat norma/etika yang dapat dikatakan hampir 

     berlaku secara uni'ersal. :tika yang berlaku dalam penulisan ilmiah

    adalah sebagai berikut# (1& penulis dilarang mengakui tulisan ahli atau

    orang lain sebagai tulisan sendiri (plagiarisme), ("& penulis dilarang

    menukangiE (memanipulasi& data, (%& penulis dilarang menutupi

    kebenaran dengan senga*a, namun tidak berarti boleh menuliskan nama

    sebenarnya in+ormasi tanpa kesepakatan, dan (4& penulis dilarang

    menyulitkan pembaca.

    Disamping itu, peran serta setiap orang yang terlibat dalam

     penelitian, penulisan, dan publikasi ilmiah harus diberi kredit

    (perhargaan&. 6ika penelitian, penulisan, atau publikasi ilmiah dilakukan

     berdua, siapa yang lebih banyak sumbangannya dialah penulis utama,

    sedangkan yang menyumbang lebih sedikit adalah kopenulis. Berilah *uga

     penghargaan kepada para in+orman, narasumber, orang/ ahli atau lembaga

    yang ber*asa dalam penelitian, penulisan, atau publikasi ilmiah.

    )ang terakhir, mintalah pendapat, pandangan seorang penyuting

    agar laporan penelitian, penulisan, atau publikasi ilmiah layak baca. Ingat,

    tu*uan utama penelitian, penulisan, atau publikasi ilmiah adalah

    men*elaskan temuan kepada publik (pembaca&. @rtinya, seorang peneliti, penulis atau publikasi men*elaskan sesuatu yang belum diketahui oleh

    orang lain. 5leh karena itu, penya*ian tulisan ilmiah dan bahasa yang

    digunakan harus memungkinkan pembaca memahami maksud

     penulis/peneliti.

    B. #od! Eti$ P!ulis

    Ri0ai  (1$#-$& mengemukakan empat belas etika yang dapat dilakukan

    oleh setiap penulis karya ilmiah. eempat belas etika tersebut adalah

    sebagai berikut.

    20

  • 8/18/2019 BHS INDONESIA.doc

    21/73

    21

    1. enulis dituntut untuk men*un*ung tinggi posisi terhormatnya

    sebagai orang terpela*ar, dengan *alan men*aga kebenaran hakiki,

    man+aat dan makna in+ormasi yang akan disebarluaskannya

    sehingga tidak menyesatkan orang lain.

    ". enulis dengan penuh kesungguhan mengupayakan tulisan yang

    disa*ikannya tidak merupakan bahan yang menyusahkan untuk 

    dibaca karena telah ditulisnya secara tepat, singkat dan *elas.

    %. enulis harus memerhatikan kepentingan penerbit yang mendanai

     penerbitan, sehingga keringkasan dan kepadatan tulisan mendasari

     penyiapan naskah, sebab hal itu berarti penekanan terhadap biaya percetakan.

    4. enulis berkepentingan bahwa naskah yang dipersiapkannya

    diterbitkan dan disebarluaskan, dan untuk itu menyadari

    sepenuhnya keperluan adanya bantuan penyunting sebagai

     *embatan penghubung dengan pembacanya.

    . enulis hanya akan menga*ukan naskah yang dipersiapkan seteliti-

    telitinya sesuai dengan +ormat yang dibakukan, dan dengan cermat

    akan mengikuti petun*uk kepada pengarang yang digariskan

     penyunting yang men*aga ketaatasasan penampilan media

    komunikasi yang diasuhnya.

    2. enulis berkewa*iban tanggap terhadap usul dan saran penyunting

    sehingga segera mengembalikan naskah yang harus diperbaiki dan

    dire'isinya agar tu*uan mema*ukan ilmu dan teknologi dapat

    tercapai secepatnya.

    $. enulisan mutlak selalu bersikap *u*ur kepada dirinya dan *u*ur 

    kepada umum sehingga ia tidak akan menutupi kelemahan atau

    memperbesar kelebihan hasil yang dicapainya.

    !. enulis berkewa*iban men*un*ung tinggi hak, pendapat, atau

    temuan orang lain sehingga selalu men*auhi perbuatan tercela

    seperti mengambil ide dan gagasan orang lain yang belum

    diumumkan serta diaku sebagi gagasannya sendiri.

    . 7ehubungan dengan adanya hak cipta kepengarangan dan hak 

    kepemilikan intelektual, penulis senantiasa bertekat tidak akan

    21

  • 8/18/2019 BHS INDONESIA.doc

    22/73

    22

    melakukan plagiat, baik plagiat atas tulisannya sendiri maupun

     plagiat berdasarkan tulisan orang lain.

    1F. enulis mengetahui sepenuhnya bahwa mengutip pernyataan atau

     pendapat orang lain dengan secara *elas menyebutkan sumbernya

    tidaklah merupakan perbuatan yang tercela.

    11. enulis menyadari bahwa dengan mengirimkan naskah untuk 

    diterbitkan, ia memberikan kepada penerbit hak tunggal untuk 

    menerbitkan, menyebarluaskan dan memperdagangkan hasilnya,

    sehingga ia tidak akan mengirimkan naskah serupa kepada penerbit

    lain untuk maksud yang sama.1". enulis bertanggung *awab terhadap terhadap semua kesalahan isi

    terbitan dan menanggung segala bentuk hukuman *ika secara

    hukum terbukti bahwa isi terbitan melanggar peraturan perundang-

    undangan yang berlaku.

    1%. 9ntuk kepentingan umum, penulis berkewa*iban mere'isi atau

    mempersiapkan edisi baru karyanya *ika diminta oleh penerbit.

    14. enulis mempunyai tugas mulia untuk membantu penerbit mencari

     penyandang dana tambahan, dan menggalakkan promosi terbitan

    hasil karya.

    &. Eti$a P!ga)ua da P!guti(a Lagsug

    7eorang penulis adakalanya merasa perlu mengutip langsung

     pernyataan pengarang atau ahli lain yang dipandang re'elan dengan yang

    diacu. Dengan demikian, pengutipan dapat dianggap sebagai bentuk lain

     pengacuan yang dilakukan untuk menun*ang argumen dengan langsung

    menya*ikan bukti hakiki dan empirik yang dinyatakan orang lain itu.

    enulisan bagian yang di kutip, pemakaian huru+ kapital, dan

     peman+aatan tanda-tanda baca serta upaya tipogra+i lain yang dipakai

    dalam pengutipan disesuaikan dengan kalimat pembawa kutipan.

    anpaknya tidak perlu ditekankan keharusan ketepatan mengutip secara

    absolut karena pengutipan dilakukan dengan menempatkan bagian diantara

    tanda petik. endatipun demikian, kepada penulis diberikan keleluasaan

    untuk mengubah, mengurangi, dan melakukan interpolasi, asalkan

    semuanya dilakukan dengan penun*ukan sumber acuan yang *elas.

    22

  • 8/18/2019 BHS INDONESIA.doc

    23/73

    23

    enyebutan pada sumber yang dikutip dilakukan dengan lebih

    cermat dibandingkan dengan pengacuan. 9ntuk kata-kata mutiara atau

    sa*ak, pencantuman nama pengarang dan *udul karyanya langsung

    dituliskan di bagian bawah blok kutipan. Aal ini merupan pola yang sudah

    dibakukan. Dalam tulisan yang tidak mencantumkan bibliogra+i,

     pengutipan umumnya disertai in+ormasi lengkap sumber tu*ukan yang

    langsung ditulis sebagai bagian kalimat pembawa.

    Berikut ini dikemukakan maksud dan tu*uan pengacuan dan

     pengutipan langsung sebagaimana dinyatakan Mi! A.Ri0ai (1$#4!-

    40Booth, et.al,1&. edelapan etika tersebut di*elaskan sebagai berikut#1. 9ntuk men*elaskan landasan berpikir, penulis dapat

    mengacu (mengutip secara tidak langsung& pada gagasan

    ahli lain asalkan disebutkan dengan *elas sumbernya.

    ". 9ntuk pembuktian argumennya, penulis boleh mengutip

    langsung kata-kata ahli lain yang dimuat di dalam karya

    tulisnya asalkan disebutkan dengan *elas sumbernya.

    %. enulis harus menandai dengan *elas apabila ia mengutip

    lebih dari empat kata dari karya pengarang yang diacu.4. enulis harus mengutip secara tepat penggal yang

    diperlukannya. engubahan e*aan masih diperbolehkan *ika

    hal itu dimaksudkan untuk mempermudah pembaca (kasus

    tek kuno, naskah&. esalah dan ke*anggalan yang dibiarkan

    sebagaimana adanya ditandai dengan  sic (yang berarti

    demikian adanyaE& di dalam tanda kurung.

    . enulis harus menyebutkan sumber yang dikutip dengan

    lebih cermat daripada ketika ia mengacu (kutipan tidak 

    langsung&. =aranya adalah dengan menuliskan nomor 

    halaman setelah angka tahun karya yang diacu. 9ntuk kata

    mutiara, sa*ak, penulis menerakan nama pengarang dan

     *udul karyanya langsung di bagian bawah kanan blok 

    kutipan.

    2. 6ikakutipan tidak lebih dari tiga baris, penulis

    menyisipkannya di dalam paragra+ dan mengapit blok 

    23

  • 8/18/2019 BHS INDONESIA.doc

    24/73

    24

    kutipan dengan tanda kutip, untuk membedakannya dari

    kalimatnya sendiri. 6ika kutipan lebih dari tiga baris,

     penulis wa*ib menuliskannya sebagai blok tersendiri yang

     biasanya ditakikkan dan dicetak dengan huru+ lebih kecil,

    spasi tunggal.

    $. Dalam hal pengutipan hasil wawancara dengan narasumber,

     penulis harus mengutip kata-kata naraumber sebagaimana

    adanya meskipun ia menggunakan ragam percakapan akrab

    sekalipun atau ia menggunakan inter*eksi yang khas bahasa

    lisan (ehm, eh, lho, ... dan sebagainya&.!. enulis tetap wa*ib menyebutkan sumber kutipan hasil

    wawancara. 6ika narasumber tidak bersedia disebutkan

    namanya kasus penelitian yang bertopik sangat peka

     penulis wa*ib menyamarkannya. ese*atian sumber tetap

    akan terlihat dari tanggal wawancara.

     

    24

  • 8/18/2019 BHS INDONESIA.doc

    25/73

    25

    BAB 2

    PEMANTAPAN BE#AL PENULISAN ILMIAH

    A.P!ulisa #alimat E0!$ti0 

    alimat e+ekti+ adalah kalimat yang mengungkapkan gagasan

     penulisannya sedemikian rupa, sehingga pembaca memahami gagasan yang sama.

    @da dua syarat penulisan kalimat e+ekti+ yaitu# (1&.adanya kesatuan gagasan dan

    ("&.perpaduan unsur-unsur pembentukannya. esatuan gagasan diungkapkan oleh

    sub*ek (pokok kalimat& dan predikat sebagai inti kalimat.

    @pabila sebuah kalimat terdiri atas sebuah kontruksi 7/ yang disebut klausa,

    maka kalimat tersebut tergolong kalimat tunggal. =ontoh# asukan

  • 8/18/2019 BHS INDONESIA.doc

    26/73

    26

    disempurnakan, semua huru+/tulisan dalam ab*ad Latin secara resmi sudah

    men*adi huru+ bahasa Indonesia. Dewasa ini, semua huru+ Latin dapat diterima

    sebagai huru+ Indonesia. 5leh karena itu, kebanyakan penulisan kata sarapan dari

     bahasa asing sudah dapat dilakukan dengan bentuk aslinya. 9ntuk itu, perlu

    dilakukan penyesuaian seperti diatur dalam buku edoman 9mum :*aan Bahasa

    Indonesia yang Disempurnakan dan edoman 9mum embentukan Istilah yang

    dikeluarkan oleh usat Bahasa, Departemen endidikan 3asional. Beberapa

    masalah yang sering muncul dan ditemukan dalam kasus penge*aan dan

     pengimbuhan serta penulisan istilah serapan dari bahasa asing adalah sebagai

     berikut#

    a. =ermatilah dalam memakai huru+ f dan !, sebab sering ditemukan

     penulisan yang keliru dan salah, atau sering dipertukarkan dengan

    huru+  p, misalnya#

     3egati'e - bukan negatip atau negati'e

    @kti+ - bukan aktip atau akti'

    ikir - bukan +ikir  

     b. Dalam bahasa Indonesia tidak dikenal adanya konsonan rangkap,

    misalnya#:+ekti+ - bukan e++ekti+  

    :+isien - bukan e++esien

    erorisme - bukan terrorisme

    c. Auru+  sekarang adalah pengganti huru+ j dulu, *adi tidak dapat

    dipakai sebagai huru+ I lagi, misalnya#

    7ub*ek - bukan subyek  

    ragedy - bukan tragedy

    royek - bukan pro*ek  

    d. Auru+ x biasanya dipakai di awal kata, di tempatlain diganti

    dengan ks, misalnya#aHi - taksi

    ylem - bukan silem

    :Hstra - ekstra

    e. Auru+ h pada gugus gh, rh, th dihilangkan sedangkan huru+ ph 

    men*adi f  dan ch men*adi k , misalnya#

    7orgum - bukan sorghum

    romatogra+i - bukan khromatographi

    atologi - bukan pathologi

    5. P!ulisa #ata D!(a Pro(osisi/

    26

  • 8/18/2019 BHS INDONESIA.doc

    27/73

    27

    roposisi atau kata depan adalah kata tugas yang ber+ungsi sebagai unsur

     pembentuk +rasa preposisional. roposisi terletak di bagian awal +rasa dan unsur

    yang mengikutinya dapat berupa nomina, ad*ekti'a, atau 'erba. Ditin*au dari segi

     bentuknya, preposisi dapat berupa monomor+emis atau polimor+emis. preposisi

    monomor+emis adalah preposisi yang terdiri atas satu mor+em, karena itu tidak

    dapat diperkecil lagi bentuknya. Berikut ini adalah preposisi dalam bahasa

    Indonesia beserta +ungsinya.

    a& Bagi

    9ntuk 

    Buat;una menandai hubungan peruntukan, misalnya#

    Buku baru itu untuk adik kelasmu

     b& Dari menandai hubungan asal, arah dari suatu tempat, atau milik 

    Dengan menandai hubungan kesertaan atau cara

    Di menandai hubungan tempat berada

    c& arena/sebab menandai hubungan sebab

    e menandai hubungan arah menu*u suatu tempat

    5leh menandai hubungan pelaku atau yang di anggap pelaku

    ada menandai hubungan tempat dan waktu

    entang menandai hubungan ihwal peristiwa

    7e*ak menandai hubungan waktu dari saat yang satu ke saat yang

    lain

    reposisi polimor+emis terdiri atas dua macam# (1&. )ang dibentuk dengan

    memakai a+iks (imbuhan&dan ("&. )ang dibentuk dengan menggabungkan dua kata

    atau lebih. reposisi polimor+emis yang bera+iks dibentuk dengan menempelkan

    a+iks pada dasar. Dasar itu dapat berupa mor+en bebas (sama, serta&, atau mor+en

    terikat (*elang, kitar&.

    =ontoh#Bersama menandai hubungan kesertaan

    8enurut menandai hubungan sumber  

    7elama menandai hubungan kurun waktu

    olimor+emis yang terdiri atas mor+en bebas berupa# (1& gabungan

     preposisi dan preposisi atau ("& gabungan preposisi dan yang bukan preposisi.

    ;abungan preposisi dan preposisi dapat menghasilkan preposisi gabungan.

    Berikut ini merupakan contoh preposisi gabungan beserta +ungsinya.

    27

  • 8/18/2019 BHS INDONESIA.doc

    28/73

    28

    Daripada menandai hubungan perbandingan

    epada menandai hubungan arah ke suatu tempat

    7elain dari menandai hubungan perkecualian

    7elain preposisi gabungan, ada pula preposisi dan yang bukan preposisi

    yang dapat digabung, sehingga merupakan preposisi gabungan.

    =ontoh#

    Di atas, ke dekat, dari balik 

    Di bawah, ke depan, dari samping

    Di muka, ke dalam

    6. #ata Sam'ug #o"ugsi/

    on*ungsi atau kata sambung adalah kata tugas tang menghubungkan dua klausa

    ataulebih. ata seperti dan, kalau dan atau adalah kata sambung. erhatikan

    contoh kalimat berikut.

    i+i sedang membaca dan adiknya sedang menggambar 

    Dari contoh di atas tampak bahwa yang dihubungkan oleh kon*ungsi

    adalah klausa. endatipun demikian kita ketahui pula bahwa ada kon*ungsi yang

    dapat menghubungkan dua kata atau +rasa. 6ika kita kembali kebentuk preposisi,

    maka akan kita dapati bahwa sebagian dari preposisi ada pula yang dapat

     bertindak sebagai kon*ungsi. ada contoh berikut kita temukan preposisi yang

    dapat pula bertindak sebagai kon*ungsi.

    - Dia tidak berangkat kuliah karena kematian ibunya.

    - Dia tidak berangkat kuliah karena ibunya meninggal.

    Dari uraian serta contoh di atas *elaslah bahwa ada kata yang mempunyai

    keanggotaan ganda, yakni ber+ungsi sebagai proposisi ataupun ber+ungsi sebagaikon*ungsi. Denan kata lain, dapat disimpulkan ciri-ciri kata yang ber+ungsi

    sebagai preposisi apabila dalam statusnya dia ber+ungsi sebagai +rasa, sedangkan

    kata yang ber+ungsi sebagai kon*ungsi apabila kedudukan kata itu ber+ungsi

    sebagai klausa.

    7. Hu'uga Logis Itra$alimat

    28

  • 8/18/2019 BHS INDONESIA.doc

    29/73

    29

    Di dalam tulisan, hubungan logis harus diungkapkan secara eksplisit agar

     pembaca mudah memahami maksud penulis. Bahasa Indonesia ilmiah mengenal

    tiga macam hubungan logis#

    (1& hubungan kordinati+ (setara& diantara bagian-bagian kalimat (preposisi&,

    misalnya# perpustakaan itu kecil, tetapi memiliki koleksi ang sangat #erharga

    #agi masarakat.

    ("& hubungan korelati+ G hubungan saling mengait diantara bagian-bagian kalimat,

    misalnya# Bangunan tua itu tidak hana menarik, tetapi juga mengandung nilai

     sejarah ang amat tinggi.

    (%& hubungan subordinati+ G hubungan kebergantungan di antara induk kalimat

    dan anak kalimat, misalnya# $cara pem#ukaan harus tetap dimulai walaupun

     para pengunjung #aru sedikit ang hadir.

    8. Hu'uga Logis Atar #alimat

    Aubungan logis antar kalimat pada dasarnya sama dengan hubungan logis antar

    klausa walaupun ada hubungan logis tertentu yang hanya terungkap dalam

    kalimat, sementara hubungan logis yang lain hanya terungkap diantara dua

    kalimat. Di dalam satu kalimat, kata sambung menun*ukkan hubungan logis di

    antara bagian-bagian kalimat (preposisi&, sedangkan dalam hubungan antar

    kalimat, kata sambung yang digunakan harus menun*ukkan pengacuan ke kalimat

    terdahulu. Di dalam penulisannya, kata sambung antar kalimat harus disertai tanda

    koma.

    =ontoh#

    %aa kecewa ketika masuk kelas. 7ebabnya, para mahasiswa #elum hadir.

    9. #!s!"a"ara Satua dalam #alimat

    yang dimaksud dengan satuanE di sini adalah satuan bahasa. 9nsur pembentuk

    kalimat seperti sub*ek, predikat, ob*ek, keterangan, dan sebagainya dapat disebut

    satuan. 6ika kita berbicara tentang kese*a*aran satuan dalam kalimat, yang dibahas

    ialah keadaan se*a*ar atau tidaknya satuan-satuan yang membentuk kalimat, baik

    dari segi bentuk maupun dari segi makna. entu sa*a pengertian kese*a*aran

    mengandaikan bahwa unsur pembentuk kalimat itu lebih dari satu. 7esungguhnya

    29

  • 8/18/2019 BHS INDONESIA.doc

    30/73

    30

    kaitan bentuk dan makna sangat erat dan tidak terpisahkan, tetapi demi

    kemudahan pembicaraan tulisan ini akan dibagi menurut aspek yang menon*ol.

    a. ese*a*aran bentuk 

    imbuhan yang digunakan untuk membentuk kata berperan dalam

    menentukan kese*a*aran, berikut ini adalah contoh ketidakse*a*aran bentuk.

    egiatannya meliputi pembelian buku, membuat katalog, dan mengatur

     pemin*aman buku.

    etidak se*a*aran itu ada pada  pem#elian (#uku) yang dise*a*arkan dengan kata 

    mem#uat (katalog) dan mengatur peminjaman (#uku). @gar se*a*ar, ketiga satuan

    itu dapat di*adikan nomina semua, ubahnya seperti pada kalimat#

    - egiatannya meliputi pembelian buku, pembuatan katalog, dan

     pengaturan pemin*aman buku.

    6ika di*adikan 'erba semua, ubahnya seperti kalimat#

    - egiatannya ialah membeli buku, membuat katalog, dan mengatur

     pemin*aman buku.

     b. ese*a*aran 8akna

    7eperti telah diuraikan di atas, bentuk dan makna berkaitan erat. Dapat

    diumpamakan keduanya merupakan isi mata uang yang sama. Berikut ini

    diuraikan makna yang terkandung dalam satuan +ungsional. 7atuan +ungsional

    adalah unsur kalimat yang berkendudukan sebagai sub*ek, predikat, ob*ek,

    keterangan, dan sebagainya. 7tatus +ungsi itu ditentukan oleh relasi makna antar

    satuan.

    Berikut ini contoh kaliamat yang lebih kompleks #

    • 7elain pela*ar 78@, panitia *uga memberikan kesempatan

    kepada para mahasiswa.

    6ika kalimat itu diuraikan, akan diperoleh kalimat seperti pada #

    • 7elain pela*ar 78@ memberikan kesempatan kepada para

    mahasiswa, panitia *uga memberikan kesempatan kepada para

    mahasiswa.

      =ontoh berikut memperlihatkan kaitan erat antara bentuk dan makna yang

    terwu*udkan dalam penentuan +ungsi.

    30

  • 8/18/2019 BHS INDONESIA.doc

    31/73

    31

    • 7etelah menyiapkan semuanya, acara sederhana itu pun segera

    dimulai.

    c. ese*a*an dalam rincian pilihan

    7oal u*ian kadang-kadang dibuat dalam bentuk pilihan ganda. 7oal yang baik

    harus memuat rincian pilihan yang se*a*aran sehingga memberi peluang yang

    sama untuk dipilih. Berikut ini contoh rincian pilihan yang tidak se*a*ar.

    emasangan telepon akan menyebabkan

    • 8elancarkan tugas

    ada contoh diatas, pemasangan telepon akan mene#a#kan melancarkan tugas  bukanlah kalimat yang baik. 7oal itu dapat diubah sebagai berikut.

    • elancaran tugas

    =ontoh berikut ini memperlihatkan perincian yang baik dan se*a*ar walaupun

    tidak se*enis

    • Dengan telepon

    erincian itu dikatakan se*a*ar karena masing-masing*awaban merupakan

    keterangan, tetapi tidak se*enis karena dari segi makna, isi keterangan itu memang berbeda-beda. 8asalah kalimat yang bernalar akan dibahas pada edisi yang lain.

    :. Stru$tur #alimat *ag Tida$ B!ralar

    5rang sering menggangap bahwa kalimat yang strukturnya lengkap sudah

    merupakan kalimat yang benar. @nggapan itu memang ada benarnya sebab salah

    satu syarat kalimat yang benar memang strukturnya harus lengkap, misalnya, ada

    sub*ek dan predikat (7 & atau sub*ek, predikat, dan ob*ek (7 5&. 9nsur penting

    yang sering kurang diperhatikan adalah penalaran. @kibatnya, sering ditentukan

    kalimat sebagai berikut.

    1& &aporan ini terutama ditujukan untuk melengkapi kekurangan pada

     semester ang lalu. 'leh karena itu, laporan ini hana #erisi teknis pelaksanaan

    kegiatan.

    ada kalimat di atas terdapat keselahan penalaran. erhatikan makna bagian

    kalimat melengkapi kekurangan laporan semester yang lalu. adahal, yang

    dimaksudkan oleh penulis laporan itu adalah bahwa laporan itu untuk melengkapi

    31

  • 8/18/2019 BHS INDONESIA.doc

    32/73

    32

    laporan semester yang lalu sehingga kekurangan pada laporan itu dapat teratasi

    atau kekurangan pada laporan itu akan men*adi tinggal sedikit. 5leh arena itu,

    kalimat (1& dapat diperbaiki sebagai berikut.

      1a& Laporan ini terutama dimaksudkan untuk melengkapi materi laporan

     pada semester yang lalu. 5leh karena itu, laporan ini hanya berisi teknis

     pelaksanaan kegiatan.

      B. P!ulisa #ata da Istilah

    osakata atau 'okabuler, yang disebut *uga perbendaharaan kata adalah

    kata/kata-kata yang terdapat dalam suatu bahasa. adang-kadang kosakata

    diartikan sebagai kata yang disusun secara al+abetis yang disebut glosarium.

    9ntuk mengekspresikan gagasan, pikiran, dan pandangan dalam bentuk

     bahasa, orang perlu menguasai se*umlah kata, lalu menyusunnya men*adi satuan-

    satuan yang disebut kalimat.

    7e*ak era pembangunan nasional yang dimulai pada awal tahun 1$F-an,

    kosakata bahasa Indonesia berkembang dengan amat pesat. Banyak kata baru

    yang muncul, dan se*umlah istilah telah dibabukan. @gar kita tidak merasa asing

    dengan kata-kata baru, dan dengan tepat menggunakan istilah yang sudah

    dibabukan, dalam tulisan ini akan disa*ikan se*umlah kata dan istilah-istilah baru

    serta sedikit tentang konsep dasar pembentukan istilah menurut Pedoman mum

     Pem#entukan Istilah.

    Istilah ialah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan

    konsep, proses, keadaan, atau si+at yang khas dalam bidang tertentu. Istilah

    khusus ialah istilah yang pemakaian dan/atau maknanya terbatas pada suatu

     bidang tertentu0 sedangkan istilah umum ialah istilah yang men*adi unsur bahasa

    yang digunakan secara umum. 8isalnya, diagnosis adalah istilah khusus di bidang

    kedokteran dan pidana adalah istilah khusus di bidang hukum. arena istilah itu

    menggunakan kata atau gabungan kata, istilah itu sebenarnya merupakan sebagian

    dari kosakata yang terdapat dalam suatu bahasa.

    Istilah dapat bersumber pada kosakata bahasa Indonesia, seperti tunak  

    (stead), telus (percolate). ata-kata ini mengungkapkan dengan tepat konsep,

     proses, keadaan, atau si+at yang dimaksud.

    32

  • 8/18/2019 BHS INDONESIA.doc

    33/73

    33

    6ika dalam bahasa Indonesia tidak ditemukan istilah yang tepat, maka

    istilah dapat dicari dari sumber bahasa serumpun, misalnya, gam#ut  (Ban*ar,

    untuk peat , Inggris&, neri (7unda, untuk pain, Inggris&.

    8ungkin dalam bahasa Indonesia atau dalam bahasa serumpun tidak

    ditemukan istilah yang tepat. 6ika demikian, bahasa asing dapat di*adikan sumber

     peristilahan dengan cara mener*emahkan istilah asing.

    roses peristilahan asing melalui penyerapan dapat dipertimbangkan *ika

    salah satu syarat atau lebih berikut ini dipenuhi# (1& istilah serapan yang dipilih

    lebih cocok karena konotasinya, ("& istilah serapan yang dipilih lebih singkat dari

     pada istilah ter*emahan Indonesiannya, dan (%& istilah serapan yang dipilih dapat

    mempermudah tercapainya kesepakatan *ika istilah Indonesianya terlalu banyak

    sinonimnya.

    Istilah asing yang sudah diserap dan sudah la?im digunakan sebagai istilah

    Indonesia masih dapat dipakai sungguhpun bertentangan dengan salah satu syarat

     pembentukan istilah.

    1. Pemakaian Kosakata dan Istilah dalam Kalimat 

    upaya mencari dan memperkaya padanan kata Indonesia untuk istilah asing

    merupakan pengayaan istilah Indonesia.

    2. Pembentukan Kata dan Istilah den)an Unsur %erikat+ pra,-pramu,- dan

     pas'a,

    a. Kata ang di#entuk dengan pra

    (1& 7etiap malam CI menya*ikan acara prakiraan cuaca 

    (Inggris, weather forecast).

    ata prakiraan Jperhitungan sebelumnyaJ, yang dibentuk dari

    kata dasar prakira * an, dan prakira dibentukdari kata dasar

    kira yang didahului unsur pra yang bermakna JsebelumJ.

    ("& 7esuai dengan asas praduga tak #ersalah, seorang terdakwa

    korupsi belum dapat dinyatakan salah sebelum pengadilan

    memutuskan bersalah.

    (%& Di 7angiran dapat ditemukan peninggalan benda-benda

     prasejarah yang berupa arte+ak dan +osil-+osil manusia purba.

     Prasejarah Jse*arah sebelum ada peninggalan (bukti tertulis&J.

    33

  • 8/18/2019 BHS INDONESIA.doc

    34/73

    34

    ata-kata lain yang dibentuk dengan pra antara lain# prakata

    (Inggris, foreword) Jpen*elasan sebelum uraian pokok pada bab-

     bab dalam bukuJ, prasekolah Jpendidikan sebelum sekolah

    dasarJ, prasangka Jdugaan sebelum peristiwa atau perbuatan

    ter*adiJ. Bentuk pra dapat bermakna J(di& mukaJ, Jsebelum atau

    mendahulukanJ, JpersiapanJ, Jter*adi atau dilakukan sebelum

     peristiwa atau perbuatan ter*adiJ.

    #. Kata ang di#entuk dengan pramu

    (4& 7ekarang Kakaria telah beker*a sebagai pramugara udara di

     perusahaan penerbangan Indonesia @irways (Inggris, steward &. Pramugara Jkaryawan perusahaan pengangkutan melayani para

     penumpangJ, kalau wanita, disebut pramugari.

    (& Pramugari ;aruda bersikap ramah-tamah ketika melayani

     *amaah ha*i Indonesia.

    c. Kata ang di#entuk dengan pasca

    Bentuk pasca- bermakna JsesudahJ dan merupakan lawan kata pra-

    JsebelumJ. Berikut ini contoh pemakaian kata yang dibentuk dengan

     pasca-

    (2& ada PascaPerang +unia II  @merika 7erikat dan 9ni 7o'yet

    tampil sebagai 3egara adikuasa di dunia. PascaPerang +unia

     II  Jsesudah erang Dunia IIJ.

    ($& Ibu :uis )uliawati sedang mengikuti program pendidikan

     pascasarjana di 9ni'ersutas endidikan Indonesia.

    @3D@@3 I7IL@A )@3; :@

    Asig Ido!sia

    =heck in lapor masuk   lapor berangkat

    check out lapor keluar 

    dri'e-in kendara masuk 

    dri'e- through kendara lewat

    dry cleaning cuci kimia

    garment pakaian *adi

    kitchen set peranggu dapur 

    34

  • 8/18/2019 BHS INDONESIA.doc

    35/73

    35

    restroom ruang rehat, toilet

    so+t drink minuman ringan

    so+t lens lensa lunak

    35

  • 8/18/2019 BHS INDONESIA.doc

    36/73

    36

    B. P!ulisa #ata da Istilah

    osakata atau 'okabuler, yang disebut *uga perbendaharaan kata adalah

    kata/kata-kata yang terdapat dalam suatu bahasa. adang-kadang kosakata

    diartikan sebagai kata yang disusun secara al+abetis yang disebut glosarium.

    9ntuk mengekspresikan gagasan, pikiran, dan pandangan dalam bentuk

     bahasa, orang perlu menguasai se*umlah kata, lalu menyusunnya men*adi satuan-

    satuan yang disebut kalimat.

    7e*ak era pembangunan nasional yang dimulai pada awal tahun 1$F-an,

    kosakata bahasa Indonesia berkembang dengan amat pesat. Banyak kata baru

    yang muncul, dan se*umlah istilah telah dibabukan. @gar kita tidak merasa asing

    dengan kata-kata baru, dan dengan tepat menggunakan istilah yang sudah

    dibabukan, dalam tulisan ini akan disa*ikan se*umlah kata dan istilah-istilah baru

    serta sedikit tentang konsep dasar pembentukan istilah menurut Pedoman mum

     Pem#entukan Istilah.

    Istilah ialah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan

    konsep, proses, keadaan, atau si+at yang khas dalam bidang tertentu. Istilah

    khusus ialah istilah yang pemakaian dan/atau maknanya terbatas pada suatu

     bidang tertentu0 sedangkan istilah umum ialah istilah yang men*adi unsur bahasa

    yang digunakan secara umum. 8isalnya, diagnosis adalah istilah khusus di bidang

    kedokteran dan pidana adalah istilah khusus di bidang hukum. arena istilah itu

    menggunakan kata atau gabungan kata, istilah itu sebenarnya merupakan sebagian

    dari kosakata yang terdapat dalam suatu bahasa.

    Istilah dapat bersumber pada kosakata bahasa Indonesia, seperti tunak  

    (stead), telus (percolate). ata-kata ini mengungkapkan dengan tepat konsep,

     proses, keadaan, atau si+at yang dimaksud.

    6ika dalam bahasa Indonesia tidak ditemukan istilah yang tepat, maka

    istilah dapat dicari dari sumber bahasa serumpun, misalnya, gam#ut  (Ban*ar,

    untuk peat , Inggris&, neri (7unda, untuk pain, Inggris&.

    8ungkin dalam bahasa Indonesia atau dalam bahasa serumpun tidak

    ditemukan istilah yang tepat. 6ika demikian, bahasa asing dapat di*adikan sumber

     peristilahan dengan cara mener*emahkan istilah asing.

    36

  • 8/18/2019 BHS INDONESIA.doc

    37/73

    37

    roses peristilahan asing melalui penyerapan dapat dipertimbangkan *ika

    salah satu syarat atau lebih berikut ini dipenuhi# (1& istilah serapan yang dipilih

    lebih cocok karena konotasinya, ("& istilah serapan yang dipilih lebih singkat dari

     pada istilah ter*emahan Indonesiannya, dan (%& istilah serapan yang dipilih dapat

    mempermudah tercapainya kesepakatan *ika istilah Indonesianya terlalu banyak

    sinonimnya.

    Istilah asing yang sudah diserap dan sudah la?im digunakan sebagai istilah

    Indonesia masih dapat dipakai sungguhpun bertentangan dengan salah satu syarat

     pembentukan istilah.

    3. Pemakaian Kosakata dan Istilah dalam Kalimat 

    upaya mencari dan memperkaya padanan kata Indonesia untuk istilah asing

    merupakan pengayaan istilah Indonesia.

    ". Pembentukan Kata dan Istilah den)an Unsur %erikat+ pra,-pramu,- dan

     pas'a,

    d. Kata ang di#entuk dengan pra

    (!& 7etiap malam CI menya*ikan acara prakiraan cuaca 

    (Inggris, weather forecast).

    ata prakiraan Jperhitungan sebelumnyaJ, yang dibentuk dari

    kata dasar prakira * an, dan prakira dibentukdari kata dasar

    kira yang didahului unsur pra yang bermakna JsebelumJ.

    (& 7esuai dengan asas praduga tak #ersalah, seorang terdakwa

    korupsi belum dapat dinyatakan salah sebelum pengadilan

    memutuskan bersalah.

    (1F& Di 7angiran dapat ditemukan peninggalan benda-benda

     prasejarah yang berupa arte+ak dan +osil-+osil manusia purba.

     Prasejarah Jse*arah sebelum ada peninggalan (bukti tertulis&J.

    ata-kata lain yang dibentuk dengan pra antara lain# prakata

    (Inggris, foreword) Jpen*elasan sebelum uraian pokok pada bab-

     bab dalam bukuJ, prasekolah Jpendidikan sebelum sekolah

    dasarJ, prasangka Jdugaan sebelum peristiwa atau perbuatan

    ter*adiJ. Bentuk pra dapat bermakna J(di& mukaJ, Jsebelum atau

    37

  • 8/18/2019 BHS INDONESIA.doc

    38/73

    38

    mendahulukanJ, JpersiapanJ, Jter*adi atau dilakukan sebelum

     peristiwa atau perbuatan ter*adiJ.

    e. Kata ang di#entuk dengan pramu

    (11& 7ekarang Kakaria telah beker*a sebagai pramugara udara di

     perusahaan penerbangan Indonesia @irways (Inggris, steward &.

     Pramugara Jkaryawan perusahaan pengangkutan melayani para

     penumpangJ, kalau wanita, disebut pramugari.

    (1"&  Pramugari ;aruda bersikap ramah-tamah ketika melayani

     *amaah ha*i Indonesia.

     f. Kata ang di#entuk dengan pasca

    Bentuk pasca- bermakna JsesudahJ dan merupakan lawan kata pra-JsebelumJ. Berikut ini contoh pemakaian kata yang dibentuk dengan

     pasca-

    (1%& ada PascaPerang +unia II  @merika 7erikat dan 9ni

    7o'yet tampil sebagai 3egara adikuasa di dunia. PascaPerang 

     +unia II  Jsesudah erang Dunia IIJ.

    (14& Ibu :uis )uliawati sedang mengikuti program pendidikan

     pascasarjana di 9ni'ersutas endidikan Indonesia.

    @3D@@3 I7IL@A )@3; :@

    Asig Ido!sia

    =heck in lapor masuk 

      lapor berangkat

    check out lapor keluar 

    dri'e-in kendara masuk 

    dri'e- through kendara lewatdry cleaning cuci kimia

    garment pakaian *adi

    kitchen set peranggu dapur 

    restroom ruang rehat, toilet

    so+t drink minuman ringan

    so+t lens lensa lunak

    38

  • 8/18/2019 BHS INDONESIA.doc

    39/73

    39

    ASPE# ME#ANI# 

    Dalam amus Besar Indonesia, e*aan diartikan sebagai kaidah-kaidah cara

    menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dsb& dalam bentuk tulisan (huru+-

    huru+& serta penggunaan tanda baca. 8enurut ID@L@7@3@ (1$%# 4F&,

    yang dimaksud dengan e*aan adalah sistem atau aturan perlambangan bunyi

     bahasa dengan huru+ (c. Auru+ latin&, aturan menuliskan kata-kata dan cara-cara

    mempergunakan tanda baca.

    Dari uraian di atas tampak adanya tiga cakupan dalam e*aan, yaitu# ( 1& @turan

     perlambangan bunyi bahasa dengan huru+, ("& @turan menuliskan kata-kata, dan

    (%& =ara-cara mempergunakan tanda baca. =akupan ketiga aspek tersebut

    digambarakan dalam pedoman :*aan Bahasa Indonesia yaitu#

    1. emakaian huru+ G yang termasuk didalamnya pemenggalan kata, meliputi#

      a.huru+ ab*ad

      b.huru+ 'okal

      c. huru+ konsonan

      d. gabungan huru+ konsonan

      e. pemenggalan kata

    ". emakaian huru+ , meliputi#

      a. huru+ besar (huru+ kapital&

      b. huru+ miring

    %. enulisan kata, meliputi#

      a. kata dasar 

      b. kata *adian atau kata turunan

      c. bentuk ulang

      d. gabungan kata

      e. kata ganti Gku, kau-, -mu, dan Gnya

      +. kata depan di, ke, dan dari

      g. kata si dan sang

      h. singkatan dan akronim

      i. angka dan lambang bilangan

    4. enulisan unsur serapan

    39

  • 8/18/2019 BHS INDONESIA.doc

    40/73

    40

    . enulisan tanda baca, meliputi#

      a. tanda titik (.&

      b. tanda koma (,&

      c. tada titik koma (0&

      d. tanda tirik dua (#&

      e. tanda hubung (-&

      +. tanda pisah (&

      g. tanda elipsis (...&

      h. tanda tanya (M&

      i. tanda seru (N&

      *. tanda kurung ((...&&

      k. tanda kurung siku (O...P&

      l. tanda petik (QR...RR&

      m. tanda petik tunggal (Q...R&

      n. tanda miring (/&

      o. tanda penyingkat/apostro+ (Q&

    @. :8:3;;@L@3 @@

    emenggalan kata menurut pedoman :)D, perlu memerhatikan suku kata. Dalam

     pemenggaln kata berdasarkan suku kata perlu diperhatikan apakah kata yang

    dipenggal itu merupakan kata dasar, kata berimbuhan (kata turunan&, ataukah kata

    itu terdiri atas dua unsur atau lebih, yang salah satu unsurnya dapat bergabung

    dengan kata lain. @turan pemenggalan kata secara lebih rinci dapat digambarkan

    sbb#

    1. *ika di tengah kata ada 'okal yang berurutan, pemenggalan dilakukan di antara

    kedua huru+ 'okal itu, misalnya#

    ain > ka-in

    Buah > bu-ah

    Auru+ di+tong ai, au, dan oi tidak pernah diceraikan, sehingga pemenggaln kata

    tidak dilakukan di antara kedua huru+ itu, misalnya#

    @ula > au-la, bukan a-u-la

    40

  • 8/18/2019 BHS INDONESIA.doc

    41/73

    41

    7audara > sau-dara, bukan sa-u-da-ra

    ". 6ika di tengah kata ada huru+ konsonan, termasuk gabungan huru+ konsonan di

    antara dua buah huru+ 'okal, pemenggalan dilakukan sebelum huru+ konsonan,

    misalnya#

    Lapar > la-par  

    adi > pa-di

    %. 6ika di tengah kata ada huru+ konsonan yang berurutan, pemenggalan dilakukan

    di antara kedua huru+ konsonan itu. ;abungan huruh konsonan itu tidak pernah

    diceraikan, misalnya#

    7ombong > som-bong

    =aplok > cap-lok  

    4. 6ika di tengah huru+ konsonan atau lebih, pemenggalan dilakukan di antara

    huru+ konsonan pertama dan huru+ konsonan kedua, misalnya#

    Instrumen > in-stru-men

    9ltra > ul-tra

    . Imbuhan akhiran dan imbuhan awalan, termasuk awalan, termasuk awalan yang

    mengalami perubahan bentuk serta partikel yang biasanya ditulis serangakai

    dengan kata dasarnya, dapat dipenggal pada pergantian baris, misalnya0

    @n, me-ra-sa-kan, me-nuruni - imbuhan i tidak dipisahkan sendiri.

    2. 6ika suatu kata terdiri atas lebih dari satu unsur dan salah satu unsur itu dapat

     bergabung dengan unsur lain, pemenggalan dapat dilakukan dengan cara (1& di

    antara unsur-unsur itu atau ("& pada unsur gabungan itunsesuai dengan kaidah (1&,

    ("&, (%& dan (4& di atas, misalnya#

    Biogra+i > bio-gra+i ataub bi-o-gra-+i

    +oto-gra+i atau +o-to-gra-+i

    Berikut ini disa*ikan cara pemenggalan kata serapan yang perlu diperhatikan

     berdasarkan amus Besar Bahasa Indonesia, terutama yang diperkirakan ada

    unsur lepas G dari akar kata G di dalam kosakata serapan itu.

    :ks-plo-ra-si ek-strak-si

    :ks-ploi-ta-si ek-strem

    :k-so-tis eks-pres

    41

  • 8/18/2019 BHS INDONESIA.doc

    42/73

    42

    :k-so-gen eks-po-nen

    B. :8@@I3 A99< @I@L D@3 A99< 8II3;

    1. emakain Auru+ apital

    emakain huru+ kapital dan huru+ miring tampaknya sering bermasalah ketika

     penulis merasakan dan mempunyai kesukaan pilihan tanda baca yang lain.

    8isalnya, huru+ miring yang harus dituliskan dalam penulisan *udul buku, *urnal,

    ma*alah, dan lain-lain. Di ganti dengan huru+ tebal atau dengan tanda baca yang

    lain karena dipandang lebih nyeniE, E lebih indahE, lebih tampakE, dan

    sebagainya.

    1. huru+ kapital dipakai sebagai huru+ pertama pada awal kalimat, misalnya#

    Aipotesis dirumuskan berdasarkan landasan teori (*ika ada&, atau berdasarkan

    tin*auan pustaka.

    ". Auru+ kapital dipakai sebagai huru+ pertama petikan langsung, misalnya#

    @yah bertanya, amu sudah salatME

    %. Auru+ kapital dipakai sebagai huru+ pertama dalam ungakapan yang

     berhubungan dengan nama tuhan, termasuk kata gantinya, dan kitab suci,

    misalnya#

    @llah Islam )ang 8aha uasa

    4. Auru+ kapital dipakai sebagai huru+ pertama nama gelar kehormatan, keturunan,

    dan keagamaan yang diikuti nama orang, misalnya#

    Imam 3awawi

    Aa*i @gus 7alim

    Auru+ kapital tidak dipakai sebagai huru+ pertama nama gelar kehormatan,

    keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang, misalnya#

    Dia memang bercita-cita men*adi imam.

    . Auru+ kapital dipakai sebagai huru+ pertama unsur nama *abatan dan pangakat

    yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu,

    nama instansi, atau nama tempat, misalnya# residen 8egawati 7oekrnoputri

    Auru+ kapital tidak dipakai sebagai huru+ pertama nama *abatan dan pangkat yang

    tidak diikuti nama orang, atau nama tempat, misalnya# Dia gagl men*adi gubernur 

    42

  • 8/18/2019 BHS INDONESIA.doc

    43/73

    43

    2. Auru+ kapital dipakai sebagai huru+ pertama unsur-unsur nama orang, misalnya#

    homas i*anarto

    $. Auru+ kapital dipakai sebagai huru+ pertama nama bangsa, suku bangsa, dan

     bahasa, misalnya#suku sunda

    Auru+ kapital dipakai tidak dipakai sebagai huru+ pertama nama bangsa, suku, dan

     bahasa yang dipakai sebagai kata berimbuhan misalnya# keinggris-inggrisan

    !. Auru+ kapital dipakai sebagai huru+ pertama nama tahun, bulan, hai, hari raya

    dan peristiwa berse*arah, misalnya# bulan agustus tahun hi*riah

    Aari sabtu perang candu

    . Auru+ kapital dipakai sebagai huru+ pertama nama geogra+i, misalnya#sungai

    cikupundung teluk *akarta

    Auru+ kapital tidak dipakai sebagai huru+ pertama istilah geogra+i yang tidak

    men*adi unsur nama diri, misalnya# berenang kesungai

    Auru+ kapital tidak dipakai sebagai sebagai huru+ pertama nama geogra+i yang

    dipergunakan sebagai nama *enis, misalnya# gula *awa

    1F. Auru+ kapital dipakai sebagai huru+ pertama semua unsur nama negara,

    lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, dan nama dokumen resmi kecuali kata

    sambung seperti dan, misalnya# negara kesatuan republik indonesia

    Auru+ kapital tidak dipakai sebagai huru+ pertama kata yang bukan nama resmi

    negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan, serta nama dokumen

    resmi, misalnya#

    Berdasarkan peraturan pemerintah

    11. Auru+ kapital dipakai sebagai huru+ pertama setiap unsur bentuk ulang

    sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan

    ketatanegaraan serta dokumen resmi, misalnya#perserikan bangsa-bangsa

    1". Auru+ kapital dipakai sebagai huru+ pertama semua kata (termasuk semua

    unsur kata ulang sempurna&dalam penyebutan nama buku, ma*alah, *urnal, surat

    kabar dan *udul karangan, kecuali seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk yang

    tidak terletak pada posisi awalS misalnya#setiap penulis penulis artikel harus

     berlangganan 6urnal 8ana*emen Indonesia

    43

  • 8/18/2019 BHS INDONESIA.doc

    44/73

    44

    1%. huru+ kapital dipakai sebagai huru+ pertama unsur singkatan nama gelar,

     pangkat dan sapan, misalnya# Dr. Doktor 

    14. Aurug+ kapital dipakai sebagai huru+ pertama kata penun*uk hubungan

    kekerabatan seperti bapak , ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai

    dalam sapaan dan pengacuan, misalnya#Ekapan @yah datangME tanya

  • 8/18/2019 BHS INDONESIA.doc

    45/73

    45

    "& Auru+ miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huru+

     bagian kata, atau kelompok kata, misalnya#buku ini tidakmembicarakan

    masalah hak asasi manusia

    Buatlah kalimat e+ekti+ dengan mana*emen telekomunikasi

    ata kunci indeks pembangunan manusia adalah pendidikan dan

    kesehatan

    %& Auru+ miring dipakai untuk kata nama ilmiah atau ungkapan asing kecuali

    yang telah disesuaikan dibawah seseorang rimus Inter ares untuk

    merumuskan kehendaknya, misalnya# olitik Di'ide 5+ Impera pernah

    mera*alela dinegara kita

    eltarischa'ing antara lain diter*emahkan men*adi pandangan

    dunia

    @pakah tidak sebaiknya kita menggunakan kata pelatihan

    untuk kata trainingM

      Buah mangga nama ilmiahnya adalah garcinia mangostana

    7ebagai catatan dan tulisan tangan atau ketikan, huru+ miring atau kata

    yang akan ditulis miring diberi satu garis dibawahnya.

    &. P!ulisa #ata

    enulisan kata dalam penulisan ilmiah adalah sebagai berikut #

    3. P!ulisa #ata Ulag

    ata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung (-&.

    Berikut ini disa*ikan beberapa contoh cara menulis kata ulang #

    a. engulangan kata dasar

    9ni'ersitas-uni'ersitas

    antor-kantor intar-pintar 

    Dalam penulisan karya ilmiah, pengulangan kata dasar tidak perlu selalu

    dilakukan untuk menyatakan *umlah. 6umlah *amak dapat dinyatakan

    dengan numeralia pokok tertentu, misalnya, beberapa, banyak, berbagai.

     b. engulangan kata berimbuhan

    7elambat-lambatnya

    erlahan-lahan

    c. engulangan gabungan kata

    45

  • 8/18/2019 BHS INDONESIA.doc

    46/73

    46

    Ba*u-ba*u bekas

    Buku-buku bacaan

    d. engulangan kata yang berubah bunyi

    amah-tamah

    eka-teki

    8ondar-mandir 

    e. engulangan sebagian dengan pelemahan bunyi

    epohonan

    Bebatuan

    5. P!ulisa Ga'uga #ata

    aturan penulisan kata adalah sebagai berikut #a. Bagian-bagian gabungan kata yang la?im disebut kata ma*emuk 

    dituliskan terpisah, misalnya #

    6asa marga

    Limbah industri

    7impan pin*am

     b. @da gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata unsur-

    unsurnya membentuk makna yang menyatu, seehingga makna tersebut

    tidak dapat dikembalikan pada makna unsur-unsur gabungan kata

    tersebut, misalnya #

    @pabila

    Barangkali

    Daripada

    Bilamana

    c. @da gabungan kata yang salah satu unsurnya tidak dapat berdiri sendiri

    sebagai satu kata yang mengandung arti penuh. 8isalnya #

    8ultimedia

    =aturwulan8ancanegara

    d. 6ika gabungan kata yang hanya mendapat awalan atau hanya mendapat

    akhiran, maka dituliskan serangkai dengan kata yang paling dekat

    dengannya, sedangkan kata lainnya yang merupakan unsur gabungan

    tetap dituliskan terpisah dan *uga tidak diberi tanda hubung, misalnya #

    Bertanggung*awab

    Berterima kasih

    Bertanda tangan

    46

  • 8/18/2019 BHS INDONESIA.doc

    47/73

    47

    e. 6ika gabungan kata mendapat awalan sekaligus akhiran, maka

     penulisannya harus dirangkai, dan tidak diberi tanda hubung, misalnya#

    ertanggung*awaban

    8elatarbelakangi

    6. P!ulisa Parti$!l

    artikel  pun  yang ditempatkan setelah kata benda, kata ker*a, kata

    si+at, dan kata bilangan harus dituliskan terpisah karena mempunyai

    makna yang penuh, misalnya # @pa  pun  yang telah dilakukan ansus

    7ukhoigate harus dihargai

    artikel per  yang berarti mulai,demi, dan tiap dituliskan terpisah dari

     bagian kalimat yang mendampinginya, misalnya # satu per satu tersangka

     pengeboman hotel marriot dipanggil polisi 8etro 6aya.

    artikel per yang ditulis serangkai merupakan imbuhan dari memper,

    memper-i, dan memper-kan atau sebagai bilangan pecahan, misalnya #

     perbaiki kembali tugas yang @nda telah serahkan itu.

    7. P!ulisa #ata Gati

    kata ganti yang dipendekkan, seperti ku, kau, mu, nya dituliskan serangkai

    dengan kata yang mendahului atau mengikutinya, misalnya # apakah tugas

    makalahmu sudah selesai M

    8. P!ulisa B!tu$ Sig$at; Sig$ata; da A$roim

    a. Bentuk singkat adalah bentuk pendek yang diambil atau dipotong dari

     bentuk lengkapnya dan penulisannya menggunakan huru+ kecil semua,

    misalnya #

    erpus ( bentuk singkat dari perpustakaan &

    '. 7ingkatan adalah bentuk pendek yang diambil dari huru+-huru+ 

     pertama suatu kata atau +rasa. 7ingkatan die*a huru+ demi huru+,

    47

  • 8/18/2019 BHS INDONESIA.doc

    48/73

    48

     penulisannya menggunakan huru+ kapital semua dan tidak diberi tanda

    titik. 8isalnya #

    ( singkatan dari erseroan erbatas &

    ). @kronim adalah bentuk pendek yang biasanya diambil dari sebuah

    +rasa. @kronim dapat dila+alkan men*adi kata. enulisannya

    menggunakan huru+ kecil, kecuali *ika akronim itu merupakan nama

    diri atau diikuti oleh nama sehingga men*adi satu-kesatuan nama,

    misalnya#

    uskesmas ( bentuk pendek dari pusat kesehatan masyarakat &

    )ang perlu diperhatikan dalam penulisan bentuk pendek, singkatan,

    dan akronim adalah hendaknya pada penulisan pertama dituliskan

    secara utuh ( lengkap & dari yang dipendekkan/disingkat itu, yang

    dapat dituliskan dalam tanda kurung, kendatipun bentuk pendek itu

    sudah dikenal luas oleh pemakai bahasa.

    9. P!ulisa Ag$a da Lam'ag Bilaga

    a. Lambang bilangan dituliskan dengan angka *ika berhubungan dengan

    ukuran ( pan*ang, luas, isi, berrat & satuan waktu, nilai uang, nomor 

     *alan, rumah, kamar pada alamat, misalny#

    F cm

    6alan 7arimanis IC 3omor 44

    Aotel 8arriott, amar 1%

    '. Lambang bilangan tingkat dapat dituliskan dengan cara sebangai

     berikut.

    7ri 7ultan Aamengku Buwana atau 7ri 7ultan Aamengku Buwana

    ke-1F

    ). Bilangan dalam perincian *ugak dituliskan dengan angka, misalnya#

    8enurut laporan polisi, *umlah korban *iwa dalam tragedy 8arriott

    kemarin ada "F orang, 11 orang tewas, orang luka bakar, dan 4 orang

    luka ringan.

    d. Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata

    dituliskan dengan huru+, sedangkan yang dinyatakan lebbih dari dua

    kata dituliskan dengan angka, misalnya#

    48

  • 8/18/2019 BHS INDONESIA.doc

    49/73

    49

    6umlah mahasiswa baru yang sudah menda+tar ke 78B sebanyak 

    seratus 7embilan orang .

    Bulan berputar sekali pada porosnya memerlukan waktu "$,"% hari.

    !. @ngka tidak dapat dituliskan pada aewal kalimat. 6aka dituliskan pada

    awal kalimat, penulisan lambing bilangan digantia dengan huru+ atau

    diubah sedemi kian rupa sehingga penulisan angkapada awal kalimat

    dapat dihindari, misalnya #

    7ebanyak 1F orang ditahan dalam peristiwa tawuran itu.

    :nam dosen teladan mendapat penghargaan dari rector.

    0. enulisan kata bilangan yang mendapat akhiran Gan adalah sebagai

     berikut #

    ahun 2F-an atau tahun enam puluhan

    D. P!ulisa Usur S!ra(a

    9nsur serapan atau pin*aman itu dapat dikelompokkan ke dalam dua golongan

     besar # (1& unsure serapan yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa

    Indonesia ("& unsur pin*aman/serapan yang pengucapan dan penulisannya

    disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. ;olongan kedua inilah yang

    disebut unsur serapan. Berikut ini disa*ikan cara penulisannya yang benar.

    @kti'itas ( bukan akti+itas &

    @kuntansi ( bukan akutansi &

    @potek ( bukan apotik &

    uantitas ( bukan kwantitas &

    E. (!ulisa Tada Ba)a

    • anda titik (.&

    enggunaan tanda titik yang benar adalah sebagai berikut #

    @li @kbar, 7.:.

    dkk.

    tsb.

    • anda koma (,&

    @turan penulisan tanda koma adalah sebagai berikut #

    49

  • 8/18/2019 BHS INDONESIA.doc

    50/73

    50

    a. anda koma digunakan diantara unsur-unsur dalam suatu perincian,

    misalnya #

    erpustakaan keluarga kami terdiri atas ma*alah, *urnal, surat kabar,

    dan anggota.

     b. anda koma digunakan pada kalimat ma*emuk setara perlawanan

    mendahului kata penghubung perlawanan tetapi, namun, melainkan,

    dan sedangkan, misalnya #

    7aya bukan beker*a sebagai dokter, melainkan sebagai mana*er.

    c. anda koma digunakan di depan kata yang mengantarkan penegasan

    atau perincian, seperti misalnya, seperti, contohnya, terutama, yaitu,

    yakni, tepatnya, misalnya #

    ampaknya, pemeriksaan serius mulai diarahkan kepada kondisi

    kampus, terutama mutu dan sikap akademik para si'itasnya.

    d. anda koma digunakan untuk memisahkan anak kalimat yang

    mendahului induknya. Biasanya anak kalimat di dahului oleh kata

     penghubung ( oleh & karena, *ika, meskipun, apabila, supaya, agar,

    selain, disamping, misalnya #

    @kibatnya, lulusan perguruan tinggi tidak mudah mendapatkan

     peker*aan.

    e. anda koma harus dipergunakan di belakang kata penghubung yang

    menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lain, misalnya #

    @kan tetapi

    @khirnya

    Dengan demikian

    +. anda koma dipergunakan untuk mengapit keterangan tambahan dan

    keterangan aposisiTketerangan yang si+atnya saling menggantikan,

    misalnya #

    aling tidak, kehadiran para pengusaha bias membuka wawasan baru

     bagi kedua pihak, baik dari perguruan tinggi sendiri maupun dari

    kalangan dunia usaha.

    • anda titik koma (0&

    50

  • 8/18/2019 BHS INDONESIA.doc

    51/73

    51

    anda titik koma dapat dipergunakan untuk memisahkan kalimat yang

    setara dalam suatu kalimat ma*emuk sebagai pengganti kata penghubung,

    misalnya #

    egunaan kelapa banyak sekali, yaitu daging buah kelapa dapat dibuat

    minyak goreng0 sabut kelapa dibuat tali, sikat, keset, pemadani kasar0

    tempurung kelapa dapat di*adikan kayu bakar dan menyetrika atau gayung.

    • anda titik dua (#&

    a. anda titik dua dapat dipakai sebagai ganti kata aitu atau akni  pada

    akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti pemerian berupa +rasa atau

    kalimat tidak lengkap, misalnya #

     mahasiswa yang bela*ar di 78B sebagian besar berasal dari pulau

    6awa# Banten, DI 6akarta, 6awa Barat, 6awa engah dan 6awa imur.

    • anda hubung (-&

    a. anda hubung boleh dipakai untuk memper*elas hubungan bagian-

     bagian kata atau ungkapan, misalnya #

    Ber-e'olusi

     b. anda hubung dipakai untuk merangkaikan a+iks dengan katasebagaimana berikut #

    7e-6awa Barat

    di-9- kan

    • anda pisah ( --- &

    anda pisah dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti

    sampai denganE atau di antara dua nama kota yang berarti keE atau

    sampaiE misalnya #

    6akarta-Bandung

    • anda ellipsis (U&

    anda ellipsis digunakan untuk menun*ukkan bahwa dalam suatu teks ada

     bagian yang di hilangkan, misalnya, apabila, penulis mengutip bagian-

     bagian tertentu dari teks orang lain.

    51

  • 8/18/2019 BHS INDONESIA.doc

    52/73

    52

    52

  • 8/18/2019 BHS INDONESIA.doc

    53/73

    53

    A(li$asi Bahasa Ido!sia #!ilmua

    A. La(ora (!!litia 

    A'stra$ 

    Aasil penelitian yang bias diakses dan dibaca oleh seluruh

    masyarakat pembaca pada era global seperti saat ini mengundang para

     penulis untuk menya*ikan artikelnya pada berbagi *urnal ilmiah.

    =ontohnya artikel berkadar ilmiah yang dipublikasikan adalah *urnal

     im#ar Pendidikan ni!ersitas  pendidikan Indonesia edisi tahun "FF-

    "FF2. Dari penelotian ini menun*ukkan bahwa secara garis besar kadar 

    keilmiahan artikel pada *urnal 8imbar endidikan 9I memiliki kadar 

    keilmiahan yang tinggi dilihant dari isi artukel, organisasi, kosakata dan

    istilah, pengembangan bahasa dan penggunaan aspek mekaniknya.

    • Latar '!la$ag

    Laporan ma*alah @siaweek, edisi %F 6uni "FFF kembali memuat

    $$ peringkat uni'ersitas terbaik dikaswan @sia (@siaRs Best

    9ni'ersity&. Berdasarkan data statistik, publikasi ilmiah kita di tingkat

    internasional, hanya menyumbang sebanyak F,F1"V dari total

     publikasi ilmiah dari seluruh dunia. ampaknya suasan akademis di

     perguruan tinggi di Indonesia hingga saat ini masih kurang kondusi+.

    7alah satu +actor yang memprengaruhi kodisi tersebut berasal dari

    lingkungan ker*a peneliti, misalnya, terbatasnya sumber daya dan

    sarana penelitian, keterbatasan in+ormasi, situasi institusi yang tidak 

    stabil, kekurangan tenaga pendukung, dan lain-lain. 8elihat kondisi

    seperti itu, perguruan tinggi kita dalam memasuki millennium ketiga

    ini mengalami berbagai tantangan. 7e*ak tahun "FF%, kita harus sudah

    mulai berkompetisi dengan 3egara-negara di kawasan @7:@3

    (@

  • 8/18/2019 BHS INDONESIA.doc

    54/73

    54

    diletakkan pada pembangunan ekonomi +an 7D8 seiring dengan

     pembangunan ekonomi itu, pembangunan 7D8 inialah yang terkait

    langsung dengan misi dan tanggung *awab uni'ersitas.

    enyataan menun*ukkan bahwa pada tahap ini kemampuan

    uni'ersitas di Indonesia termasuk di dalamnya memproduksi dan

    mempublikasikan karya-karya ilmiah yang berkualitas belum

    menun*ukkan kemampuan seperti yabg diharapkan. Daya serap ini

    sesungguhnya merupakan +actor utama dari berbagai kesulitan

    ketenagaan dewasa ini, dan bukannya masalah tidak siap pakai atau