PT. MUNASA KREASI NUSANTARAUKL/UPL PENGEMBANGAN KOLONG KERAMIK
BAB ABAB A
PPENDAHULUANENDAHULUAN
A.1. LATAR BELAKANG
Pembangunan Kawasan Kolong Keramik merupakan salah satu upaya
yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Belitung dalam rangka
meningkatkan kawasan wisata alternatif tersebut.
Pada dasarnya selain untuk mewujudkan tujuan seperti diuraikan diatas,
pembangunan Kawasan Kolong Keramik ini dapat memberikan dampak
positif terhadap lingkungan. Namun demikian, munculnya dampak
negatif baik terhadap lingkungan fisik-kimia, lingkungan hayati maupun
sosial ekonomi dan budaya seringkali tidak dapat dihindari. Oleh karena
itu sebagai wujud nyata dalam melaksanakan pembangunan
berwawasan lingkungan, Pemerintah Kabupaten Belitung melalui Dinas
Tata Ruang Permukiman dan Lingkungan Hidup berencana menyusun
Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkungan (UPL). Kegiatan ini juga merupakan perintah dari peraturan
perundangan yakni “Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 86 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Upaya
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan
Hidup”.
A.2. TUJUAN PEMBANGUNAN KAWASAN KOLONG
KERAMIK
a. Meningkatkan kawasan Kolong Keramik dalam rangka peningkatan
kawasan wisata alternatif.
b. Meningkatan pariwisata disekitar Kabupaten Belitung.
A.3. TUJUAN DAN KEGUNAAN UKL DAN UPL
A.3.1. Tujuan Studi UKL dan UPL
1
PT. MUNASA KREASI NUSANTARAUKL/UPL PENGEMBANGAN KOLONG KERAMIK
Pembangunan yang bijaksana harus dilandasi dengan prinsip
pembangunan yang berwawasan lingkungan sebagai suatu landasan
untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan. Oleh karena itu
penyusunan dokumen UKL dan UPL Pembangunan Kawasan Kolong
Keramik ini bertujuan untuk:
1). Mengidentitikasi dampak dari kegiatan terhadap lingkungan hidup
(fisik-kimia biologi, sosial, ekonomi, budaya dan kesehatan
masyarakat) sesuai dengan isu potensial.
2). Mengidentitikasi rona lingkungan hidup terutama yang diprakirakan
akan terkena dampak dari kegiatan sesuai dengan isu potensial.
3). Mengupayakan cara-cara pengelolaan lingkungan hidup yang efektif
untuk meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak
positif yang timbul dari kegiatan proyek (prakonstruksi, konstruksi,
dan operasi).
4). Melakukan cara-cara pemantauan lingkungan hidup untuk
mengetahui sampai sejauh mana efektifitas pengelolaan yang
dilakukan.
5). Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait dalam rangka
pengelolaan dan pemantauan lingkungan.
A.3.2. Kegunaan Studi UKL dan UPL
Kegunaan studi UKL-UPL adalah sebagai berikut:
A. Bagi Pemerintah
1). Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan
rencana kegiatan dilihat dari sudut pandang lingkungan.
2). Bahan masukan bagi perencanaan pembangunan wilayah.
B. Bagi Pemrakarsa
1). Memberikan masukan untuk penyusunan desain rinci teknis dari
rencana kegiatan.
2). Sebagai pedoman teknis bagi pemrakarsa untuk melaksanakan
pengelolaan dan pemantauan lingkungan pada masing-masing
tahapan kegiatan proyek.
2
PT. MUNASA KREASI NUSANTARAUKL/UPL PENGEMBANGAN KOLONG KERAMIK
C. Bagi Masyarakat
1). Memberikan informasi pada masyarakat mengenai kegiatan poyek
sejelas-jelasnya.
2). untuk dapat memanfaatkan dampak positif dan menghindari
dampak negatif yang akan timbul dari kegiatan pada masing-masing
tahapan kegiatan proyek.
A.4. LINGKUP KEGIATAN PENYUSUNAN UKL DAN UPL
Dalam melaksanakan kegiatan penyusunan UKL dan UPL ini, lingkup
kegiatan yang harus dilakukan oleh konsultan adalah:
a. Melakukan survey lapangan.
b. Pengukuran kualitas air dan kualitas udara.
c. Pengumpulan data sekunder yang diperlukan dan relevan dengan
pekerjaan.
d. Koordinasi dengan pihak proyek dan instansi terkait lainnya.
e. Menyusun UKL dan UPL sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.
A.5. PEMRAKARSA/PENANGGUNGJAWAB PEKERJAAN
Pemrakarsa/penanggungjawab pekerjaan penyusunan UKL-UPL
Pembangunan Kawasan Kolong Keramik Kabupaten Belitung adalah
Bagian Lingkungan Hidup, Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Belitung.
A.6. WAKTU PELAKSANAAN
Pekerjaan penyusunan UKL dan UPL Pembangunan Kawasan Kolong
Keramik ini akan diselesaikan dalam waktu 2 (dua) bulan.
3
PT. MUNASA KREASI NUSANTARAUKL/UPL PENGEMBANGAN KOLONG KERAMIK
A.7. PENAWARAN TEKNIS PT. MUNASA KREASI
NUSANTARA
Materi Usulan Teknis Pekerjaan Penyusunan UKL dan UPL Pembangunan
Kawasan Kolong Keramik Kabupaten Belitung yang disusun oleh PT.
Munasa Kreasi Nusantara adalah:
MATERI USULAN TEKNIS
BAB A PENDAHULUAN
BAB B PENGALAMAN PERUSAHAAN
BAB C PEMAHAMAN KAK
BAB D TANGGAPAN TERHADAP KAK
BAB E APRESIASI INOVASI
BAB F PENDEKATAN DAN METODOLOGI
BAB G RENCANA KERJA
BAB H JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
BAB I TENAGA AHLI DAN TANGGUNG JAWABNYA
BAB J JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI
BAB K O RGANISASI PELAKSANA PEKERJAAN
BAB L PELAPORAN
BAB M STAF PENDUKUNG
BAB N FASILITAS PENUNJANG
BAB O PENUTUP
LAMPIRAN
1. Dokumen Pendukung
2. Ijazah dan CV Tenaga Ahli
3. Lain-lain
4
PT. MUNASA KREASI NUSANTARAUKL/UPL PENGEMBANGAN KOLONG KERAMIK
BAB BBAB B
PPENGALAMANENGALAMAN K KERJAERJA P PERUSAHAANERUSAHAAN
PT. MPT. MUNASAUNASA K KREASIREASI N NUSANTARAUSANTARA telah mempunyai beberapa pengalaman,
disamping itu memiliki tenaga ahli yang telah mempunyai pengalaman sejenis yang
dapat menunjang pekerjaan ini. Secara lebih rinci pengalaman perusahaan diuraikan
pada Tabel B.1.
5
PT. MUNASA KREASI NUSANTARAUKL/UPL PENGEMBANGAN KOLONG KERAMIK
BAB CBAB C
PPEMAHAMANEMAHAMAN T TERHADAPERHADAP K KAKAK
C.1. UMUM
Dari Kerangka Acuan Kerja dan rapat-rapat penjelasan pekerjaan
(Aanwizing) yang telah disampaikan oleh pemberi tugas, pada
prinsifnya dapat dipahami secara jelas oleh konsultan.
Dalam penyusunan studi UKL-UPL ini konsultan akan menganalisis
secara lebih detail potensi dan kemungkinan terjadinya dampak
terhadap komponen lingkungan hidup (fisik-kimia, biologi, sosial dan
ekonomi dan kesehatan masyarakat) yang diakibatkan oleh kegiatan
proyek pada setiap tahapannya (pra konstruksi, konstruksi dan operasi).
Dari dampak-dampak yang telah diidentifikasi selanjutnya dirumuskan
upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan dengan tujuan untuk
mengembangkan dampak positif dan meminimalkan dampak negatif.
C.2. STUDI UKL DAN UPL
Sebagaimana diuraikan dalam KAK, ruang lingkup penyusunan UKL-UPL
adalah:
1). Survey Komponen Lingkungan.
2). Pengolahan Data dan Analisis Data.
3). Deskripsi Kegiatan.
4). Perkiraan Dampak.
5). Penyusunan Dokumen UKL-UPL.
6). Presentasi UKL-UPL.
7). Persetujuan UKL-UPL
C.2.1. Survey Komponen Lingkungan Hidup
Konsutan akan melakukan survey di daerah studi untuk mengetahui
kondisi lingkungan awal sebelum dibangunnya Kawasan Kolong Keramik
. Survey dimaksud terutama dilakukan terhadap komponen lingkungan
6
PT. MUNASA KREASI NUSANTARAUKL/UPL PENGEMBANGAN KOLONG KERAMIK
hidup yang diprakirakan terkena dampak kegiatan proyek antara lain;
survey komponen lingkungan fisik-kimia, survey biologi dan survey
sosial.
C.2.2. Pengolahan Dan Analisis Data
Data-data komponen lingkungan yang diperoleh (baik primer maupun
sekunder) kemudian diolah dan selanjutnya dianalisis untuk mengetahui
gambaran umum mengenai rona lingkungan awal.
C.2.3. Deskripsi Kegiatan
Deskripsi kegiatan yang akan diuraikan meliputi:
a. Jenis usaha/kegiatan.
b. Lokasi kegiatan.
c. Hubungan rencana kegiatan dengan kegiatan lain di sekitarnya.
d. Uraian kegiatan (tahap pra konstruksi, tahap konstruksi dan tahap
operasi).
C.2.4. Prakiraan Dampak
Prakiraan dampak dilakukan dengan menginteraksikan rencana
kegiatan dengan komponen lingkungan. Dengan melakukan interaksi
tersebut, selanjutnya dianalisis apakah rencana kegiatan pada setiap
tahapan (pra konstruksi, konstruksi, operasi) berdampak signifikan
terhadap lingkungan hidup atau tidak.
C.2.5. Penyusunan UKL Dan UPL
Penyusunan UKL dan UPL dirumuskan berdasarkan hasil analisis dalam
prakiraan dampak. Kalau hasil analisis menunjukan perubahan
lingkungan yang akan terjadi signifikan maka perlu dilakukan upaya
pengelolaan lingkungan (UKL) dan upaya pemantauan lingkungan (UPL).
Dalam penyusunan UKLdan UPL, hal-hal yang perlu diuraikan secara
lebih detail adalah:
a. Sumber Dampak.
7
PT. MUNASA KREASI NUSANTARAUKL/UPL PENGEMBANGAN KOLONG KERAMIK
b. Jenis Dampak.
c. Indikator Dampak.
d. Pengelolaan yang Dilakukan.
e. Lokasi Pengelolaan.
f. Waktu Pengelolan.
g. Pelaksana dan Pengawas.
C.2.6. Presentasi UKL-UPL
Konsultan akan mempresentasikan UKL-UPL di Lingkungan Intern dan
Ekstern (Instansi terkait) pada waktu yang telah ditentukan.
C.2.7. Persetujuan Dokumen UKL-UPL
Persetujuan Dokumen UKL-UPL dikeluarkan oleh Ketua Komisi AMDAL
Daerah terhadap Dokumen UKL-UPL yang telah dilakukan
perbaikan/penyempurnaan sesuai dengan masukanItanggapan pada
saat presentasi. Konsultan akan memonitor perihal persetujuan
dokumen tersebut.
8
PT. MUNASA KREASI NUSANTARAUKL/UPL PENGEMBANGAN KOLONG KERAMIK
BAB DBAB D
TTANGGAPANANGGAPAN T TERHADAPERHADAP K KAKAK
C.3. TANGGAPAN UMUM
Secara umum, muatan informasi yang terkandung dalam Kerangka
Acuan Kerja (KAK) Penyusunan UKL-UPL Pembangunan Kawasan Kolong
Keramik Kabupaten Belitung telah memuat secara lengkap dan tersusun
urutan informasinya. Susunan Kerangka Acuan Kerja (KAK) tersebut
memuat:
a. Latar Belakang.
b. Tujuan Pembangunan Kawasan Kolong Keramik .
c. Tujuan dan Kegunaan UKL dan UPL.
d. Pemrakarsa/ Penanggungjawab Pekerjaan.
e. Gambaran Umum Kegiatan Pembangunan Kawasan Kolong Keramik .
f. Lingkup Kegiatan Penyusunan UKL dan UPL.
g. Waktu Pelaksanaan.
h. Keperluan Tenaga Ahli .
i. Pelaporan.
j. Biaya Penyusunan UKL dan UPL.
Dari semua informasi di atas, secara umum subtansi yang disampaikan
dalam Kerangka Acuan Kerja dan penjelasan pekerjaan (Aanwizing)
dapat dipahami oleh konsultan. Sehingga tidak ada hal-hal yang
signifikan yang perlu ditanggapi oleh konsultan kecuali masalah waktu
penyelesaian laporan.
9
PT. MUNASA KREASI NUSANTARAUKL/UPL PENGEMBANGAN KOLONG KERAMIK
C.4. WAKTU STUDI
Waktu yang dibutuhkan dalam penyusunan studi UKL-UPL adalah 2
(dua) bulan atau ± 60 (enam puluh) hari kalender terhitung dari
dikeluarkannya SPMK. Waktu untuk penyusunan UKL-UPL tersebut pada
dasarnya secara teknis cukup realistis walaupun tidak bisa dikatakan
longgar. Dengan waktu yang tersedia tersebut, konsultan dapat
melakukan pekerjaan sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan,
asalkan tidak ada hambatan-hambatan non teknis diluar kemampuan
konsultan. Akan tetapi konsultan sangat percaya seandainya semua
pihak yang berkepentingan komit dengan pekerjaan ini, maka waktu
tersebut dapat dimanfaatkan dengan efektif. Sehingga pekerjaan ini
dapat berjalan dengan baik, tercapai tujuan, tepat sasaran dan tepat
waktu.
10
PT. MUNASA KREASI NUSANTARAUKL/UPL PENGEMBANGAN KOLONG KERAMIK
BAB E
APRESIASI INOVASI
C.5. UMUM
UKL-UPL akan efektif dilaksanakan apabila dokumen UKL-UPL disusun
secara operasional. Untuk mebuat dokumen UKL-UPL yang operasional
maka hal yang paling pertama akan dilakukan oleh konsultan adalah
menyusun dekripsi kegiatan secara detail pada setiap tahapannya.
Langkah yang kedua adalah menyusun rona lingkungan awal sesuai
dengan kondisi riil dilapangan. Setelah deskripsi dan rona lingkungan
disajikan dengan baik, maka akan dengan mudah bagi konsultan untuk
memprediksi dampak yang akan terjadi dengan jalan menginteraksikan
kedua komponen tersebut. Langkah terakhir adalah merumuskan Upaya
Pengelolaan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL) berdasarkan
prediksi dampak.
Oleh karena itu, kunci sukses dalam penyusunan UKL-UPL adalah
“merumuskan isu lingkungan (prediksi dampak)”. Isu lingkungan
bisa dirumuskan dengan baik apabila deskripsi kegiatannya jelas dan
rona lingkungan disusun dengan baik.
C.6. IDENTIFIKASI DAMPAK LINGKUNGAN
Meskipun dampak lingkungan akan bisa diprediksi dengan baik apabila
sudah jelas deskripsi kegiatan dan rona lingkungannya, akan tetapi
berdasarkan pengalaman konsultan, dampak-dampak yang diperkirakan
11
PT. MUNASA KREASI NUSANTARAUKL/UPL PENGEMBANGAN KOLONG KERAMIK
akan terjadi pada kegiatan pembangunan Kawasan Kolong Keramik
adalah:
C.6.1. Tahap Pra Konstruksi
1. Timbulnya persepsi masyarakat baik yang positif maupun yang
negatif sebagai akibat dari kegiatan penentuan tapak proyek dan
kegiatan pembebasan lahan.
C.6.2. Tahap Konstruksi
1. Terbukanya kesempatan kerja pada saat kegiatan penerimaan
tenaga kerja konstruksi.
2. Penurunan kualitas udara terutama debu, CO, NOx, SO2, H2S, NH3 dan
peningkatan intensitas kebisingan pada saat kegiatan Mobilisasi
kendaraan pengangkut alat berat dan material.
3. Kemacetan lalu lintas sebagai akibat mobilisasi kendaraan
pengangkut alat berat dan material.
4. Peningkatan air larian sebagai akibat kegiatan pembukaan lahan dan
konstruksi pada saat kegiatan konstruksi.
5. Timbulnya persepsi masyarakat baik yang positif maupun yang
negatif sebagai akibat dari kegiatan penerimaan tenaga kerja,
penurunan kenyamanan, penurunan kualitas udara dan peningkatan
kebisingan.
6. Keselamatan dan kesehatan kerja pekerja pada saat konstruksi.
C.6.3. Tahap Operasional
1. Peningkatan air larian setelah adanya pembangunan Kawasan
Kolong Keramik.
2. Peningkatan volume lalulintas dari dan menuju Kawasan Kolong
Keramik .
12
PT. MUNASA KREASI NUSANTARAUKL/UPL PENGEMBANGAN KOLONG KERAMIK
BAB F
PENDEKATAN & METODOLOGI STUDI
Metodologi studi yang akan digunakan merupakan pendekatan
pelaksanaan kegiatan studi yang komprehensif, tepat dan efisien
dengan cara memanfaatkan seluruh potensi informasi yang ada.
Dengan metode tersebut diharapkan hasil dari studi akan lebih
berimbang, menyeluruh dan bisa mengakomodasi semua kepentingan
terkait, serta pada akhirnya output studi akan lebih sesuai dengan
tujuan dan sasaran yang hendak dicapai.
F.1. PENDEKATAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
Pendekatan lingkungan hidup yang digunakan adalah pendekatan
teknologi, ekonomi dan institusi.
F.1.1. Pendekatan Teknologi
Pendekatan teknologi dilakukan untuk mencari teknologi yang tepat
dalam upaya pengelolaan yang dilakukan yang berpotensi menimbulkan
dampak perubahan kualitas lingkungan antara lain:
13
PT. MUNASA KREASI NUSANTARAUKL/UPL PENGEMBANGAN KOLONG KERAMIK
Dalam rangka meningkatkan dampak positif berupa peningkatan nilai
tambah dari dampak positif yang telah ada, misalnya melalui
peningkatan dan daya guna dari dampak positif tersebut.
Teknologi yang akan dipilih adalah teknologi yang telah dikuasai dan
materialnya tersedia.
Biaya yang dibutuhkan sedapat mungkin bisa terjangkau, serta
menghindari pembiayaan yang berkesinambungan.
F.1.2. Pendekatan Sosial Ekonomi
Pada pendekatan sosial ekonomi ini adalah langkah-langkah yang akan
ditempuh dalam upaya menanggulangi dampak penting melalui
tindakan-tindakan yang berlandaskan pada interaksi sosial, misal:
Melibatkan masyarakat di sekitar rencana kegiatan untuk
berpartisipasi aktif dalam kegiatan pengelolaan lingkungan hidup.
Memprioritaskan penyerapan tenaga kerja setempat sesuai dengan
keahlian dan ketrampilan yang dimiliki.
Menjalin interaksi sosial yang harmonis dengan masyarakat sekitar
guna mencegah timbulnya kecemburuan sosial.
F.1.3. Pendekatan Institusi
Pendekatan institusi merupakan mekanisme kelembagaan yang akan
ditempuh dalam rangka menanggulangi dampak lingkungan hidup,
misal:
Kerjasama dengan instansi-instansi terkait yang berkepentingan
dalam pengelolaan lingkungan.
Pengawasan terhadap hasil untuk kerja pengelolaan lingkungan dari
instansi yang berwenang.
Pelaporan hasil pengelolaan lingkungan secara periodik kepada pihak-
pihak yang berkepentingan.
F.2. PENDEKATAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN
Pemantauan yang dilakukan erat kaitannya dengan upaya pengelolaan
14
PT. MUNASA KREASI NUSANTARAUKL/UPL PENGEMBANGAN KOLONG KERAMIK
lingkungan yang dilakukan, dan pelaksanaan pemantauannya akan
dilakukan dengan mengacu pada peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Pemantauan lingkungan perlu memperhatikan hal-hal berikut
ini: komponen lingkungan yang dipantau, indikator dampak, sumber
dampak, parameter lingkungan yang dipantau, tujuan dilakukannya
pemantauan, metoda pemantauan, lokasi pemantauan, jangka waktu
dan frekuensi pemantauan, serta institusi pemantauan.
F.3. METODOLOGI STUDI
Metodologi Studi UKL-UPL Pembangunan Kawasan Kolong Keramik akan
disusun berdasarkan latar belakang, maksud dan tujuan serta lingkup
pekerjaan yang telah ditetapkan pemberi tugas melalui KAK. Untuk
memudahkan pemahaman metodologi pekerjaan ini, maka konsultan
akan mengambarkannya melalui bagan alir metodologi yang disajikan
dalam Gambar F.1.
F.3.1. Metodologi Pengumpulan dan Analisis Data
Pengumpulan data sekunder dan data primer merupakan 2 (dua)
kegiatan yang akan dilakukan dalam studi ini. Data sekunder diperoleh
dari hasil penelitian yang telah dilakukan maupun dari studi literature
serta dari informasi instansi terkait. Data-data tersebut diharapkan
dapat memberikan gambaran mengenai kondisi lingkungan dalam
lingkup studi, sehingga dapat menunjang proses identifikasi dan
perkiraan dampak yang akan timbul. Sedangkan data primer yang
dikumpulkan meliputi beberapa parameter lingkungan yang diduga
akan terkena dampak kegiatan. Data primer diperoleh dari hasil
pengamatan, pengukuran dan wawancara.
Komponen lingkungan yang diamati meliputi lingkungan fisik-kimia,
komponen lingkungan hayati, komponen sosial-ekonomi budaya dan
komponen kesehatan masyarakat.
1. Komponen Fisik - Kimia
a. Iklim
15
PT. MUNASA KREASI NUSANTARAUKL/UPL PENGEMBANGAN KOLONG KERAMIK
Parameter iklim seperti tipe iklim, suhu, kelembaban udara, curah hujan
serta kecepatan dan arah angin dikumpulkan dari stasiun meteorologi
terdekat atau Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) terdekat.
Sedangkan analisis data dilakukan secara perhitungan matematis
berdasarkan rumus-rumus yang ada dan secara deskriptif.
16
PT. MUNASA KREASI NUSANTARAUKL/UPL PENGEMBANGAN KOLONG KERAMIK
Gambar F.1
Bagan Alir Metodologi Studi
17
PT. MUNASA KREASI NUSANTARAUKL-UPL PEMBANGUNAN KAWASAN KOLONG KERAMIK KABUPATEN BELITUNG
b. Kualitas Udara dan Kebisingan
Kualitas udara ditentukan dengan pengukuran langsung dilapangan
dengan menggunakan alat high volume sampler sedangkan alat yang
akan digunakan untuk pengukuran intensitas kebisingan adalah sound
level meter. Sampel udara diambil dilokasi dengan parameter gas-gas
polutan CO, NOx, SO2, Pb, dan debu. Metoda pengukuran parameter
kualitas udara, debu dan kebisingan dapat dilihat dalam Tabel F.1.
Analisis data dilakuna dengan cara membandingkan hasil pengukuran
lapangan (hasil tes laboratorium) dengan baku mutu lingkungan (BML)
yang telah ditetapkan.
Tabel F.1
Metode Pengukuran Kualitas Udara dan Kebisingan
ParameterMetoda Analisis
Alat Analisis Alat Sampling
1. Kebisingan FrekuensiSound level
meterSLM
2. Sullfur dioksida (SO2) PararosanilinSpectrofotomet
erGas Sampler
3. Oksida Nitrogen (NOx) SaltzmanSpectrofotomet
erGas Sampler
4. Debu GravimetriAnalitical Balance
HVS
5. Karbon monoksida (CO)
NDIRSpectrofotomet
erGas Sampler
6. Timbal (Pb) AASSpectrofotomet
erGas Sampler
7. Hidro Carbon (HC)Flameoionisa
siSpectrofotomet
erGas Sampler
Sumber : KEP-MENKLH No. KEP-02/MENKLH/I/1988
Tabel F.2
Baku Mutu Kualitas Lingkungan Udara
Parameter SatuanBaku Mutu
Lingkungan
1. Kebisingan* dBA 55
2. Sullfur dioksida (SO2) g/m3 900
3. Oksida Nitrogen (NOx) g/m3 365
4. Debu g/m3 230
5. Karbon monoksida
(CO)
g/m3
30.000
6. Timbal (Pb) g/m3 2
18
PT. MUNASA KREASI NUSANTARAUKL-UPL PEMBANGUNAN KAWASAN KOLONG KERAMIK KABUPATEN BELITUNG
7. Hidro Carbon (HC) g/m3 160
Keterangan:Baku Mutu PP No. 41 Tahun 1999* : Baku Mutu lampiran KEP-MENLH No. Kep-48/MENLH/11/1996
c. Hidrologi
Metode pendekatan yang dilakukan dalam studi ini adalah metode
deterministik melalui pengkajian data hasil pengamatan, pengukuran
dari pengambilan sampel langsung di lapangan serta studi literatur dan
hasil penyelidikan sebelumnya.
Komponen lingkungan yang dianalisis yaitu:
Kuantitas air permukaan (sungai)
Kuantitas air sungai meliputi debit sungai (saluran yang ada) dan pola
penggunaan air sungai. Metoda analisis yang digunakan adalah
metoda perhitungan matematis dan metoda deskriptif.
Kuantitas air tanah
Kuantitas air tanah yang dilakukan analisis terutama fluktuasi debit
dan tinggi muka air tanah. Metoda analisis yang digunakan adalah
metoda perhitungan matematis dan metoda deskriptif.
Kualitas air sungai dan air tanah
Analisa terhadap kualitas air permukaan dan air tanah dilakukan
dengan cara membandingkan hasil pengukuran dengan baku mutu
yang telah ditetapkan. Pengambilan dan pengukuran sampel air
sungai dan air sumur terutama dilakukan terhadap parameter-
parameter kunci berikut ini.
Tabel F.3
Parameter Kualitas Air Sungai & Metoda Analisis
No. Parameter Satuan Metoda Analisis
I. FISIKA 1. Suhu oC Thermometer Air Raksa2. TSS mg/L Gravimetri
19
PT. MUNASA KREASI NUSANTARAUKL-UPL PEMBANGUNAN KAWASAN KOLONG KERAMIK KABUPATEN BELITUNG
No. Parameter Satuan Metoda Analisis
3. TDS mg/L Gravimetri4. Kekeruhan Skala NTU Nefelometri
II.KIMIA ANORGANIK
1. pH - Potensiometri2. Timbal Mg/L Spektrofotometri Serapan Atom3. Amonia Mg/L Spektrofotometri4. Sulfida Mg/L Ion Selektif Meter
III. KIMIA ORGANIK 1. BOD Mg/L Titrimetri-Potensiometri2. COD Mg/L Titrimetri-Potensiometri
Sumber: Kumpulan SNI Bidang Pekerjaan Umum mengenai Kualitas Air
Tabel F.4
Parameter Kualitas Air Bersih & Metoda Analisis
NO. PARAMETER SATUAN METODA ANALISIS
I. FISIKA1. Bau -2. Kekeruhan Skala NTU Gravimetri3. Suhu oC Thermometer Air Raksa4. Warna Skala TCU Colorimeter
II. KIMIA
1. Raksa Mg/LSpektrofotometri Serapan
Atom5. Besi Mg/L Spektrofotometri
7. Kadmium Mg/LSpektrofotometri Serapan
Atom8. Kesadahan (CaCO3) Mg/L Spektrofotometri
9. Klorida Mg/LSpektrofotometri Serapan
Atom10. Kromium Valensi 6 Mg/L Spektrofotometri11. Mangan Spektrofotometri13. Nitrat sebagai N Mg/L Spektrofotometri14. Nitrit sebagai N Mg/L Spektrofotometri16. pH - Potensiometri18. Seng Mg/L Spektrofotometri19. Sianida Mg/L Ion Selektif Meter20. Sulfat Mg/L Spektrofotometri22. Tembaga Mg/L Spektrofotometri23. Timbal Mg/L Spektrofotometri24. Zat Organik Mg/L Spektrofotometri
20
PT. MUNASA KREASI NUSANTARAUKL-UPL PEMBANGUNAN KAWASAN KOLONG KERAMIK KABUPATEN BELITUNG
NO. PARAMETER SATUAN METODA ANALISIS
III. MIKROBIOLOGIMPN-Kuman Gol.Koli JPT/100 ml Inkubator
Sumber: - Kumpulan SNI Bidang Pekerjaan Umum mengenai Kualitas Air,- Departemen Pekerjaan Umum- Permenkes RI. No.416/Menkes/Per/IX/1990
2. Komponen Biologi
a. Vegetasi Alam
Pengamatan atas keragaman vegetasi dimaksudkan untuk
mendapatkan informasi pelengkap bagi pengkajian vegetasi dalam
studi ini.
Pengamatan dilakukan secara okuler dan pembahasannya yang
dilakukan secara deskriptif.
Analisis dan interpretasi data dilakukan secara deskriptif. Rekonstruksi
keragaman vegetasi alam di kawasan ini dilaksanakan berdasarkan
informasi yang tersedia di instansi terkait.
b. Vegetasi Budidaya
Pengamatan vegetasi budidaya khususnya berupa tanaman yang
dibudidayakan oleh masyarakat sekitar lokasi rencana kegiatan.
Tanaman budidaya ini meliputi tanaman perkebunan dan tanaman
pertanian.
Pengamatan atas jenis-jenis tanaman budidaya ini akan dilakukan
secara okuler dan sebagian besar datanya dikumpulkan dari data
sekunder (laporan dan statistik).
Hasil analisis data vegetasi budidaya akan dilukiskan dalam bentuk
profil tanaman budidaya dan pola kecenderungan tanaman budidaya.
Metode ini cukup sederhana, namun mampu memberikan informasi
mengenai status dan fungsi dari tanaman budidaya, mencerminkan
kecenderungan dinamika perubahan komunitas tersebut.
3. Komponen Sosial, Ekonomi dan Budaya
Komponen sosial yang ditelaah diantaranya yaitu data kependudukan,
agama serta tingkat pendidikan masyarakat, komponen ekonomi yaitu
tingkat mata pencaharian penduduk sedangkan komponen sosial
budaya meliputi adat istiadat dan persepsi masyarakat. Analisis
21
PT. MUNASA KREASI NUSANTARAUKL-UPL PEMBANGUNAN KAWASAN KOLONG KERAMIK KABUPATEN BELITUNG
terhadap komponen sosial, ekonomi dan budaya dilakukan dengan
mengolah data sekunder yang ada secara kuantitatif dan kualitatif.
4. Komponen Kesehatan Masyarakat
Pada komponen kesehatan masyarakat yang akan ditelaah yaitu
meliputi tingkat kesehatan masyarakat serta sarana dan prasarana
kesehatan yang ada. Pengumpulan data komponen kesehatan
masyarakat diperolah dari data sekunder yang ada di instansi terkait
yaitu di Dinas Kesehatan atau Puskesmas yang ada di wilayah studi.
Sedangkan analisis data dilakukan secara deskriptif analisis.
F.3.2. Metoda Prakiraan Dampak
Dalam meprakirakan dampak kegiatan pembangunan Kantor
Kejaksanaan terhadap lingkungan hidup, metoda yang digunakan
adalah:
1. Metoda Formal
Metoda formal adalah metoda prakiraan dampak dengan memakai
formula matematik, seperti prakiraan debit air larian, perhitungan
kebisingan dll.
2. Metoda Non Formal
Metoda non formal adalah metoda yang digunakan pada parameter-
parameter yang tidak dapat diprakirakan dengan metoda perhitungan.
Parameter-parameter tersebut antara lain permasalahan sosial,
permasalahan kesehatan masyarakat dll. Adapun metoda nonformal
yang akan digunakan adalah metoda analogi, perbandingan baku mutu
lingkungan dan professional judgment.
F.3.3. Metoda Pengelolaan dan Pemantauan
Lingkungan
1. Metoda Pengelolaan Lingkungan
22
PT. MUNASA KREASI NUSANTARAUKL-UPL PEMBANGUNAN KAWASAN KOLONG KERAMIK KABUPATEN BELITUNG
Upaya Pengelolaan Lingkungan akan disusun berdasarkan bentuk narasi
dan matrik dengan menguraikan hal-hal berikut ini :
1. Sumber Dampak.
2. Jenis Dampak.
3. Indikator Dampak.
4. Pengelolaan yang Dilakukan.
5. Lokasi Pengelolaan.
6. Waktu Pengelolan.
7. Pelaksana dan Pengawas.
Tabel F.5
Matrik Ringkasan Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)
Sumber dampak
(1)
Jenis dampak
(2)
Indikator dampak
(3)
Pengelolaan yang
dilakukan(4)
Waktu pengelola
an(5)
Lokasi pengelolaa
n(6)
Pelaksana &
pengawas(7)
1.2.3.
2. Metoda Pemantauan Lingkungan
Sama halnya dengan pengelolaan lingkungan, penyusunan pemantauan
lingkungan juga akan dususun dalam bentuk narasi dan dalam bentuk
matrik dengan menguraikan hal-hal berikut ini :
1. Komponen Lingkungan yang Dipantau.
2. Indikator Dampak.
3. Sumber Dampak.
4. Parameter Lingkungan yang Dipantau.
5. Metoda Pemantauan.
6. Lokasi Pemantauan.
7. Periode Pemantauan.
8. Pelaksana dan pengawas.
Tabel F.6
Matrik Ringkasan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL)
Komponen Indikato Sumbe Parameter Metoda Lokasi Perioda Pelaksana
23
PT. MUNASA KREASI NUSANTARAUKL-UPL PEMBANGUNAN KAWASAN KOLONG KERAMIK KABUPATEN BELITUNG
lingkungan yg dipantau
(i)
r dampak
(ii)
r dampa
k(iii)
lingungan yang
dipantau(iv)
pematauan(v)
pemantauan(vi)
pemantauan
(vii)
& pengawas
(viii)
1.2.3.
BAB G
RENCANA KERJA
Secara garis besar, ada 5 (lima) kegiatan utama yang akan dilakukan
oleh konsultan dalam melaksanakan studi UKL-UPL Pembangunan
Kawasan Kolong Keramik ini yakni:
1. Persiapan.
2. Pengumpulan Data.
3. Pengolahan dan Analisis Data
4. Penyusunan Dokumen UKL-UPL.
5. Pembahasan UKL-UPL.
G.1. PERSIAPAN
Dalam tahap persiapan, kegiatan yang dilakukan adalah; melakukan
konsolidasi dan pengorganisasian tim, pemahaman dan pendalaman
materi pekerjaan, koordinasi dengan pemberi tugas dan instansi-
instansi terkait lainnya dan menyiapkan rencana survey dan
pengukuran lapangan.
G.2. PENGUMPULAN DATA
Pekerjaan pengumpulan data terdiri dari kegiatan pengumpulan data
24
PT. MUNASA KREASI NUSANTARAUKL-UPL PEMBANGUNAN KAWASAN KOLONG KERAMIK KABUPATEN BELITUNG
sekunder dan pengumpulan data primer.
G.2.1. Pengumpulan Data Sekunder
Kegiatan pengumpulan data sekunder dimaksudkan untuk
mendapatkan data-data pendukung yang diperlukan untuk penyusunan
dokumen UKL-UPL. Kegiatan pengumpulan data sekunder terdiri dari:
1. Pengumpulan data deskripsi kegiatan: meliputi data-data yang
berkaitan dengan data-data perencana dan data-data rencana
kegiatan lainnya. Data ini dapat diperoleh dari pemrakarsa kegiatan
pembangunan Kawasan Kolong Keramik .
2. Pengumpulan data komponen lingkungan: meliputi data-data
kondisi fisik wilayah studi, data sosial dan ekonomi, data kesehatan
masyarakat dan lain-lain. Data-data tersebut dapat diperoleh dari
dinas/instansi terkait baik di tingkat desa, tingkat kecamatan
maupun dinas/instansi terkait lainnya di tingkat Kabupaten Belitung.
G.2.2. Pengumpulan Data Primer
Pengumpulan data primer terdiri dari kegiatan-kegiatan:
1. Tinjauan Lapangan: dimaksudkan untuk mengetahui kondisi
lingkungan di wilayah studi secara visual di lapangan dan melihat
lokasi Kawasan Kolong Keramik .
2. Wawancara: kegiatan ini bertujuan untuk menjaring seluas-luasnya
aspirasi masyarakat di wilayah studi yang berkaitan dengan rencana
pembangunan Kawasan Kolong Keramik .
3. Survey dan orientasi lapangan: meliputi orientasi area tapak
proyek dan survey/ orientasi kondisi lingkungan di sekitar area tapak
proyek.
4. Kegiatan Pengukuran Lapangan: meliputi kegiatan pengambilan
sampel air (air sumur dan air sungai) dan pengukuran kualitas udara
dan kebisingan di sekitar tapak proyek.
25
PT. MUNASA KREASI NUSANTARAUKL-UPL PEMBANGUNAN KAWASAN KOLONG KERAMIK KABUPATEN BELITUNG
Pengambilan sampel air; sebanyak 2 (dua) titik terdiri dari 1 (satu)
titik sumur penduduk dan 1 (satu) titik air permukaan/sungai
terdekat. Lokasi pengambilan akan ditentukan kemudian.
Pengukuran kualitas udara dan kebisingan; sebanyak 1 (satu) titik
sampel yang lokasinya akan ditentukan kemudian oleh pemberi
tugas.
5. Kegiatan Laboratorium: merupakan kegiatan analisis
laboratorium yang dilakukan terhadap parameter kualitas air dan
udara yang tidak bisa diukur langsung di lapangan.
G.3. PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
Data-data yang telah terkumpul, baik primer maupun sekunder
kemudian diolah dan selanjutnya dilakukan analisis untuk kemudian
disajikan dalam laporan UKL-UPL.
G.4. PENYUSUNAN DOKUMEN UKL DAN UPL
Dokumen UKL-UPL Pembangunan Kawasan Kolong Keramik akan
disusun dengan sistematika pelaporan sebagai berikut:
1). Pendahuluan.
2). Deskripsi Rencana kegiatan.
3). Uraian Komponen Lingkungan.
4). Prakiraan Dampak Lingkungan.
5). Upaya Pengelolaan Lingkungan.
6). Upaya Pemantauan Lingkungan.
7). Pelaporan UKL dan UPL.
Sistematika diatas, telah sesuai dengan sistematika pada ” Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 86 Tahun 2002 tentang
Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup”.
G.5. PEMBAHASAN UKL DAN UPL
Pembahasan UKL dan UPL akan dilakukan 1 kali yakni pada tahap
laporan Draft UKL-UPL. Pembahasan akan dilakukan didepan komisi
26
PT. MUNASA KREASI NUSANTARAUKL-UPL PEMBANGUNAN KAWASAN KOLONG KERAMIK KABUPATEN BELITUNG
Amdal Daerah Kabupaten Belitung. Pembahasan ini dimaksudkan untuk
menerima koreksian/masukan-masukan dari komisi Amdal. Dengan
adanya koreksian dan masukan, diharapkan dokumen UKL-UPL akan
lebih sempurna lagi.
BAB H
JADWAL RENCANA KERJA
Waktu pelaksanaan dalam UKL-UPL Pembangunan Kawasan Kolong
Keramik Kabupaten Belitung adalah 2 (dua) bulan terhitung sejak
dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK). Oleh karena itu
dalam menyusun jadwal rencana kerja, konsultan berusaha untuk
merencanakannya seefektif dan seefisien mungkin dengan
mempertimbangkan waktu yang tersedia. Jadwal Rencana Kerja UKL-
UPL Pembangunan Kawasan Kolong Keramik Kabupaten Belitung
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel H.1.
Tabel H.1Jadwal Rencana Kerja Studi UKL-UPL Pembangunan Kawasan
Kolong Keramik
27
PT. MUNASA KREASI NUSANTARAUKL-UPL PEMBANGUNAN KAWASAN KOLONG KERAMIK KABUPATEN BELITUNG
BAB I
TENAGA AHLI & TANGGUNGJAWABNYA
A. TENAGA AHLI YANG DIUSULKAN
Berdasrkan Kerangka Acuan Kerja (KAK), dalam UKL-UPL Pembangunan
Kawasan Kolong Keramik Kabupaten Belitung, dibutuhkan tenaga ahli
dengan kualifikasi sebagai berikut :
1. Team Leader: Sarjana Teknik Lingkungan, mempunyai sertifikat
minimal Amdal A, dengan pengalaman minimal 5 (lima) tahun
dalam pekerjaan UKL-UPL atau AMDAL.
28
No Jenis Kegiatan
Bulan
Ke-1
Bulan
Ke-2
1 2 3 4 1 2 3 4
1. Persiapan
2. Pengumpulan data
3. Pengolahan & Analisis data
5. Penyusunan UKL-UPL
6. Presentasi UKL-UPL
7. Perbaikan UKL-UPL
8. Persetujuan UKL-UPL
9. Penyerahan Laporan
a. Laporan Pendahuluan
b. Konsep Laporan Akhir UKL-UPL
c. Laporan Akhir UKL-UPL
PT. MUNASA KREASI NUSANTARAUKL-UPL PEMBANGUNAN KAWASAN KOLONG KERAMIK KABUPATEN BELITUNG
2. Tenaga Ahli Lingkungan: Sarjana Teknik Lingkungan, dengan
pengalaman minimal 4 (empat) tahun dalam pekerjaan UKL-UPL
atau AMDAL.
3. Tenaga Ahli Arsitektur: Sarjana Arsitektur, dengan pengalaman
minimal 4 (empat) tahun dalam pekerjaan UKL-UPL atau AMDAL.
4. Ahli Sosial dan Ekonomi: Sarjana Sosial atau Sarjana Ekonomi,
dengan pengalaman minimal 4 (empat) tahun dalam pekerjaan
UKL-UPL atau AMDAL.
5. Tenaga Ahli Geodesi: Sarjana Teknik Geodesi, dengan pengalaman
minimal 4 (empat) tahun dalam pekerjaan UKL-UPL atau AMDAL.
Berdasarkan kualifikasi yang disyaratkan dalam KAK tersebut maka
tenaga ahli yang akan disusulkan oleh konsultan adalah:
Tabel I.1.Susunan Tim Penyusun UKL-UPL
No
.Nama Pendidikan
Pendidikan
Tambahan
Jabatan
Dalam Tim
1.
Ir. SuhendiSarjana Teknik
Lingkungan
Sertifikat
AMDAL A,B
Ketua
Tim/Ahli
Lingkungan
2.Ir. Lili Mulyatna
Sarjana Teknik
Lingkungan
Tenaga Ahli
Lingkungan3. Sarjana Teknik
Arsitektur
Tenaga Ahli
Arsitektur4. Erif Rahdiansyah,
SSos
Sarjana Sosial &
EkonomiAhli Sosek
5. Ir. Joko
Trimartono
Sarjana Teknik
Geodesi
Tenaga Ahli
Geodesi
B. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB TENAGA AHLI
Tugas dan tanggung jawab tenaga ahli seperti dijelaskan pada Tabel I.2.
Tabel I.2.
Tugas dan Tanggung Jawab Tenaga Ahli
No
.Tenaga Ahli Tugas dan Tanggung Jawab
1. Ketua Tim Mengkoordinasikan seluruh kegiatan dan
29
PT. MUNASA KREASI NUSANTARAUKL-UPL PEMBANGUNAN KAWASAN KOLONG KERAMIK KABUPATEN BELITUNG
mempunyai wewenang penuh untuk mengambil
keputusan dan tindakan yang dianggap perlu
bagi kelancaran pekerjaan.
Sebagai ahli lingkungan menyusun kajian,
analisis, prediksi dampak dan menyusun
rekomendasi UKL-UPL.
Memewakili perusahaan dalam hal melaksanakan
pekerjaan dan bertanggung jawab atas hasil
pekerjaan tim pelaksana yang dikoordinasinya.
2. Tenaga Ahli
Lingkungan
Sebagai ahli lingkungan menyusun kajian,
analisis, prediksi dampak dan menyusun
rekomendasi UKL-UPL.
Memewakili perusahaan dalam hal melaksanakan
pekerjaan dan bertanggung jawab atas hasil
pekerjaan tim pelaksana yang dikoordinasinya.
3. Tenaga Ahli
Arsitektur
Bertanggung jawab dalam melakukan survey,
pengolahan data dan analisis data terkait aspek-
aspek arsitektur budaya setempat.
Membantu Ketua Tim dalam menyusun UKL-UPL
terkait aspek arsitektur budaya setempat.
4. Ahli Sosial
dan ekonomi
Bertanggung jawab dalam melakukan survey,
pengolahan data dan analisis data terkait aspek-
aspek sosial ekonomi dan budaya di wilayah
studi.
Membantu Ketua Tim dalam menyusun UKL-UPL
terkait aspek sosial ekonomi dan budaya.
5. Tenaga Ahli
Geodesi
Bertanggung jawab dalam melakukan survey,
pengolahan data dan analisis data terkait aspek-
aspek fisik di wilayah studi.
Membantu Ketua Tim dalam menyusun UKL-UPL
terkait aspek fisik di wilayah studi.
30
PT. MUNASA KREASI NUSANTARAUKL-UPL PEMBANGUNAN KAWASAN KOLONG KERAMIK KABUPATEN BELITUNG
BAB J
JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI
Penugasan tenaga ahli dan staf pendukung dalam pelaksanaan kegiatan
”Penyusunan Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Kawasan Kolong Keramik ”, akan disesuaikan dan bersinergi
dengan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan yang telah ditetapkan. Adapun
secara lengkap jadwal penugasan tenaga ahli dan staf pendukung dapat
dilihat pada Tabel J.1 di bawah ini.
Tabel J.1
Jadwal Penugasan Tenaga Ahli dan Staf Pendukung
NO. PERSONILBULAN KE I BULAN KE II
1 2 3 4 5 6 7 8
31
PT. MUNASA KREASI NUSANTARAUKL-UPL PEMBANGUNAN KAWASAN KOLONG KERAMIK KABUPATEN BELITUNG
I TENAGA AHLI
1 Team Leader/ Ahli Lingkungan
2 Tenaga Ahli Lingkungan
3 Tenaga Ahli Arsitektur
4 Tenaga Ahli Sosial & Ekonomi
5 Tenaga Ahli Geodesi
II STAF PENDUKUNG
1 Operator Komputer
Keterangan:
: Jadwal Riil
: Tentative
BAB K
ORGANISASI PELAKSANA PEKERJAAN
C. MEKANISME PELAKSANAAN PEKERJAAN
Keberhasilan suatu pekerjaan tidak akan lepas daripada peran serta dan
kemampuan daripada personil atau komponen yang terlibat di
dalamnya dalam melaksanakan atau meminij pekerjaan. Keberhasilan
tersebut diperoleh berdasarkan kejelasan tugas pokok dan fungsi,
sistem koordinasi serta tanggung jawab dari pada masing-masing
komponen. Demikian juga halnya dalam pelaksanaan “UKL-UPL
Pembangunan Kawasan Kolong Keramik Kabupaten Belitung“,
memerlukan manajemen yang benar-benar matang. Dengan
pembentukan manajemen dan organisasi pelaksanaan pekerjaan yang
direncanakan secara matang, diharapkan akan memudahkan semua
32
PT. MUNASA KREASI NUSANTARAUKL-UPL PEMBANGUNAN KAWASAN KOLONG KERAMIK KABUPATEN BELITUNG
unsur yang terlibat dalam pekerjaan mengetahui tugas dan tanggung
jawabnya masing-masing. Adapun gambaran umum mengenai peran,
tanggung jawab, sistem koordinasi dari seluruh komponen (institusi)
pelaksana kegiatan yang terlibat dalam pekerjaan ini, selengkapnya
diuraikan sebagai berikut:
1). Dinas Pekerjaan Umum
Dinas Pekerjaan Umum, bertindak sebagai penanggung jawab
pekerjaan ”UKL-UPL Pembangunan Kawasan Kolong Keramik
Kabupaten Belitung“ mempunyai peran dalam hal koordinasi
khususnya menyangkut administrasi proyek dan memfasilitasi
konsultan dalam melakukan koordinasi dengan instansi lainnya
seperti; membuat surat penugasan pencarian data dan surat
tugas pelaksanaan survey lapangan.
Tim Teknis, mempunyai kewenangan untuk memberikan arahan
kepada konsultan baik yang berkaitan dengan materi teknis
maupun strategi pelaksanaan pekerjaan, serta turut membantu
konsultan dalam melakukan koordinasi dengan instansi terkait
lainnya.
2).Dinas/Instansi Terkait
Dinas/Instansi terkait lainnya (Desa, Kecamatan, Kabupaten) melalui
instansi teknis dan instansi non teknisnya masing-masing, akan
membantu konsultan dalam pelaksanaan koordinasi pelaksanaan
survey lapangan dan kompilasi data-data sekunder yang diperlukan.
3).Komisi AMDAL Kabupaten Belitung
Selalu komisi yang dibentuk oleh Pemerintah Kabupaten Belitung,
komisi ini mempunyai otorita penuh untuk memberikan arahan,
masukan dan penilaian terhadap dokumen UKL-UPL yang disusun
33
PT. MUNASA KREASI NUSANTARAUKL-UPL PEMBANGUNAN KAWASAN KOLONG KERAMIK KABUPATEN BELITUNG
oleh konsultan. Komisi AMDAL ini juga mempunyai otorita dalam
memberikan persetujuan UKL-UPL.
4).Konsultan
Direktur Perusahaan, bertanggung jawab atas masalah-masalah
kontraktual, manajemen personil dan pembiayaan proyek secara
keseluruhan.
Manajer Proyek, bertanggung jawab dalam memonitoring progres
pekerjaan, manajemen personil, serta bertanggung jawab dalam
hal-hal manajerial administratif yang terkait dengan pekerjaan.
Ketua Tim/Team Leader, secara umum bertanggung jawab dalam
hal-hal manajerial pelaksanaan pekerjaan dan koordinasi
(koordinasi intern tim maupun koordinasi ekstern dengan
dinas/instansi terkait) dan bertanggung jawab penuh terhadap
hasil dari materi studi secara keseluruhan .
Tenaga Ahli, bertanggung jawab terhadap pekerjaan di bidang
ilmunya masing-masing sesuai dengan apa yang ditetapkan
dalam KAK dan sesuai dengan kebutuhan masing-masing
pekerjaan.
Disamping tenaga ahli, pekerjaan ini juga akan dibantu oleh
tenaga-tenaga pendukung yang mempunyai peran dan tanggung
jawab membantu tenaga-tenaga ahli dalam melaksanakan
pekerjaannya.
D. STRUKTUR ORGANISASI
Struktur Organisasi Konsultan disusun berdasarkan ketersediaan tenaga
ahli sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja. Penyusunan struktur
organisasi dilakukan agar koordinasi antar tenaga kerja berjalan dengan
teratur dan mensistematisasikan pelaksanaan kegiatan, sehingga
pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan secara efektif dan efisien.
Selengkapnya struktur organisasi pelaksana pekerjaan dapat dilihat
dalam Gambar K.1.
34
PT. MUNASA KREASI NUSANTARAUKL-UPL PEMBANGUNAN KAWASAN KOLONG KERAMIK KABUPATEN BELITUNG
Gambar K.1 Struktur Organisasi Studi UKL dan UPL Pembangunan
Kawasan Kolong Keramik
BAB L
PELAPORAN
Sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK), Laporan yang akan dibuat
oleh konsultan dalam melaksanakan penyusunan UKL-UPL Kawasan
Kolong Keramik adalah:
35
PT. MUNASA KREASI NUSANTARAUKL-UPL PEMBANGUNAN KAWASAN KOLONG KERAMIK KABUPATEN BELITUNG
1. Laporan Pendahuluan.
2. Laporan Final UKL dan UPL.
L.1. LAPORAN PENDAHULUAN
Laporan pendahuluan merupakan laporan tahap pertama yang berisi
tentang uraian mengenai pendekatan dan metodologi studi, rencana
kerja terinci yang meliputi semua tahapan kegiatan yang akan
dilaksanakan.
Laporan Pendahuluan akan diserahkan 2 (dua) minggu setelah SPMK.
L.2. LAPORAN DRAFT UKL-UPL
Laporan Draft UKL-UPL berisi tentang:
Pendahuluan (latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup
kegiatan).
Deskripsi rencana kegiatan (uraian rencana kegiatan mulai dari pra
konstruksi, konstruksi dan operasi).
Uraian komponen lingkungan (sajian mengenai rona lingkungan
awal).
Prakiraan dampak lingkungan (uraian prediksi dampak kegiatan
terhadap rona lingkungan dengan cara membandingkan antara
komponen lingkungan awal denga prediksi dampak).
Upaya pengelolaan lingkungan (upaya sistematis dan terencana
untuk mengelola dampak yang timbul dari kegiatan).
Upaya pemantauan lingkungan (upaya sistematis dan terencana
dalam melakukan pematauan lingkungan.
Pelaporan UKL dan UPL (berisi tentang dinas/institusi yang
ditugaskan dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan).
L.3. LAPORAN AKHIR UKL-UPL
Laporan Akhir UKL-UPL merupakan laporan final hasil perbaikan dari
Laporan final UKL-UPL setelah mendapat masukan dari Komisi AMDAL.
Laporan Akhir UKL-UPL ini akan diserahkan 2 (dua) bulan setelah SPMK.
36
PT. MUNASA KREASI NUSANTARAUKL-UPL PEMBANGUNAN KAWASAN KOLONG KERAMIK KABUPATEN BELITUNG
BAB M
STAF PENDUKUNG
Dalam rangka mendukung pelaksanaan pekerjaan Penyusunan Dokumen
UKL-UPL Pembangunan Kawasan Kolong Keramik , konsultan akan
37
PT. MUNASA KREASI NUSANTARAUKL-UPL PEMBANGUNAN KAWASAN KOLONG KERAMIK KABUPATEN BELITUNG
memobilisasi tenaga pendukung yakni 1 (satu) orang operator komputer
dengan kualifikasi pendidikan SMU/Diploma Komputer yang akan
bertugas membantu tim inti dalam hal:
Pengetikan Laporan kegiatan sesuai dengan jenis laporan yang
akan disusun.
Pengarsipan data-data hasil survey dan bahan atau materi
penunjang.
Pembuatan bahan-bahan diskusi/presentasi.
Tenaga operator komputer ini akan ditugaskan secara penuh 2 (dua)
bulan sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan.
BAB N
FASILITAS PENUNJANG
N. 1. UMUM
Dukungan penuh kantor konsultan terhadap pelaksanaan proyek,
merupakan syarat penting bagi keberhasilan pelaksanaan kegiatan jasa
38
PT. MUNASA KREASI NUSANTARAUKL-UPL PEMBANGUNAN KAWASAN KOLONG KERAMIK KABUPATEN BELITUNG
konsultan. Hal tersebut akan menjamin standar kualitas kerja yang
tinggi serta tidak terganggunya kegiatan Tim Konsultan oleh kesulitan
teknis/non-teknis yang tidak diharapkan terjadi.
Selama pelaksanaan kegiatan jasa ini berlangsung, kantor konsultan
yang berada di Bandung akan memberi dukungan sepenuhnya kepada
Tim Pelakasana Kegiatan Proyek. Lebih lanjut dapat ditambahkan bahwa
kantor konsultan memiliki fungsi pendukung teknis yang sangat mantap
bagi proyek yang akan dilaksanakan. Kantor konsultan didukung oleh
staf yang berpengalaman, yang akan mendukung aspek teknis,
administrasi dan logistik. Kantor konsultan juga dilengkapi dengan
perpustakaan teknik yang memadai serta perangkat keras (hardware)
dan perangkat lunak (software) komputer yang terkini “up date” dan
mencukupi.
N. 2.N. 2. FASILITAS PENUNJANG
Peralatan yang akan diperlukan dalam kegiatan UKL-UPL Pembangunan
Kawasan Kolong Keramik Kabupaten Belitung, antara lain:
Perlengkapan pengumpulan data dan survey di lapangan.
Komputer dan perlengkapannya.
Kendaraan transportasi.
Kelengkapan diskusi (LCD Projector, pointer, dll).
Sedangkan jumlah dari masing-masing peralatan diatas akan diatur
sesuai daftar quantity. Sarana dan prasarana fasilitas pendukung
pekerjaan yang dimiliki konsultan guna mendukung kelancaran
pelaksanaan kegiatan disajikan pada Tabel N.1.
39
PT. MUNASA KREASI NUSANTARAUKL-UPL PEMBANGUNAN KAWASAN KOLONG KERAMIK KABUPATEN BELITUNG
Tabel N.1
Daftar Peralatan
No.
Nama Peralatan Jumlah/
Luas
Kapasitas/ Outp
ut
Merek, Tipe, dan
Nomor Seri/mesin/alat
Tahun Pembuatan
Kondisi
Lokasi
Kondisi
Pemilikan
(milik sendiri/sewa)
(1)
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
I. PERALATAN KANTOR
1Meja dan Mesin Gambar
5 buah - DMC 2000 Baik
Bandung 85%
Milik sendiri
2 Lemari arsip8 buah - olympic 1991 Baik
Bandung 85%
Milik sendiri
3 Meja tulis & Kursi11 buah - olympic 1991 Baik
Bandung 85%
Milik sendiri
4 Kursi roda2 buah - olympic 1984 Baik
Bandung 85%
Milik sendiri
5 Kalkulator1 buah - Casio 1998 Baik
Bandung 85%
Milik sendiri
6 Monitor1 buah -
GTC 14 HP 33T 1984 Baik
Bandung 75%
Milik sendiri
7 Monitor1 buah -
SPC CD 500 E 1984 Baik
Bandung 85%
Milik sendiri
8 Monitor1 buah -
SPC CD 500 E 1984 Baik
Bandung 85%
Milik sendiri
9 Printer1 buah -
Hp-Deksjet 3225 2003 Baik
Bandung 85%
Milik sendiri
10 Printer
1 buah -
Hp-Deksjet 3535 2003 Baik
Bandung 90%
Milik sendiri
11 Printer
1 buah -
Hp-Deksjet 500 1984 Baik
Bandung 85%
Milik sendiri
12 Printer
1 buah -
Hp-Laserjet 1000 2003 Baik
Bandung 85%
Milik sendiri
13 keyboard
4 buah - Compusa 2000 Baik
Bandung 80%
Milik sendiri
14 CPU
4 Buah - Emerald 2000 Baik
Bandung 85%
Milik sendiri
15 Meja Komputer
5 Buah -
Xenia 2006 1992 Baik
Bandung 85%
Milik sendiri
17 Mobil
1 Buah - Panter 1995 Baik
Bandung 85%
Milik sendiri
18
Motor 1 Buah
- Yamaha F1Z
2000 Baik Bandun
85% Milik sendiri
40
PT. MUNASA KREASI NUSANTARAUKL-UPL PEMBANGUNAN KAWASAN KOLONG KERAMIK KABUPATEN BELITUNG
No.
Nama Peralatan Jumlah/
Luas
Kapasitas/ Outp
ut
Merek, Tipe, dan
Nomor Seri/mes
Tahun Pembuatan
Kondisi
Lokasi
Kondisi
Pemilikan
(milik sendiri/sewa)
(1)
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
g
19 Laptop Toshiba
1 Buah - Toshiba 2000 Baik
Bandung 85%
Milik sendiri
20
Ruang Kantor/Studio
300 m2 - 300 m2 2000 Baik
Bandung 85%
Milik sendiri
21
Pesawat telepon PABX
5 unit - 5 unit 2000 Baik
Bandung 85%
Milik sendiri
22 Scaner
1 buah - Umax 2000 Baik
Bandung 85%
Milik sendiri
23 Fotocopy
1 buah - Cannon 2000 Baik
Bandung 85%
Milik sendiri
II.
PERALATAN TEKNIS
A
Peralatan Studio/Laboratorium -
Milik sendiri
1 Meja gambar2
Unit - VCIDA 1991 Baik
Bandung -
Milik sendiri
2Curvimeter dan Lattering set 1 set - 1991 Baik
Bandung -
Milik sendiri
3 Camera 1 set - Fuji 1991 Baik
Bandung -
Milik sendiri
-Milik
sendiri
B.Peralatan survey dan Penyelidikan -
Milik sendiri
1 Theodolith2
Buah - Wil.D/T.2 1988 Baik
Bandung -
Milik sendiri
2 Waterpass2
Buah - NIK.10 1989 Baik
Bandung -
Milik sendiri
3 Clinometer2
Buah -Sunto Finlan 1990 Baik
Bandung -
Milik sendiri
4 Compas4
Buah -Sunto, Finlan 1991 Baik
Bandung -
Milik sendiri
5 Pita Ukur4
Buah - Megalong 1992 Baik
Bandung -
Milik sendiri
6 Rambu ukur4
Buah - Ex. Lokal 1991 Baik
Bandung -
Milik sendiri
7 Bor tanah4
Buah - Ex. Lokal 1990 Baik
Bandung -
Milik sendiri
8 Bor gambut 4 Buah
- Ex. Lokal 1996 Baik Bandun
- Milik sendiri
41
PT. MUNASA KREASI NUSANTARAUKL-UPL PEMBANGUNAN KAWASAN KOLONG KERAMIK KABUPATEN BELITUNG
No.
Nama Peralatan Jumlah/
Luas
Kapasitas/ Outp
ut
Merek, Tipe, dan
Nomor Seri/mes
Tahun Pembuatan
Kondisi
Lokasi
Kondisi
Pemilikan
(milik sendiri/sewa)
(1)
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
g
9 Stp watch5
Buah - Ex. Lokal 1997 Baik
Bandung -
Milik sendiri
10 pH meter
6 Buah -
Osk. Jepang 1995 Baik
Bandung -
Milik sendiri
11 Hand Auger
4 Buah - Lokal 1990 Baik
Bandung -
Milik sendiri
12 Thermometer
1 Buah - Lokal 1990 Baik
Bandung -
Milik sendiri
1 Meja gambar2
Unit - VCIDA 1991 Baik
Bandung 75%
Milik sendiri
2Curvimeter dan Lattering set 1 set - 1991 Baik
Bandung 80%
Milik sendiri
3 Camera 1 set - Fuji 1991 Baik
Bandung 80%
Milik sendiri
BAB OBAB O
PPENUTUPENUTUP
Berdasarkan penjabaran bab-bab dalam usulan teknis ini, maka dapat
dibuat kesimpulan sebagai berikut:
Setelah memahami KAK dengan seksama, maka konsultan
memandang perlu mengadakan inovasi terhadap beberapa isi yang
terdapat dalam KAK. Hal ini disampaikan secara lebih rinci pada BAB
Apresiasi dan Inovasi.
42
PT. MUNASA KREASI NUSANTARAUKL-UPL PEMBANGUNAN KAWASAN KOLONG KERAMIK KABUPATEN BELITUNG
Untuk mendukung kelancaran dalam pelaksanaan pekerjaan, maka
pendekatan dan metodologi disusun dengan mempertimbangkan
aspek kemudahan teknis dengan tetap mengacu pada ketentuan
sebagai mana tercantum dalam KAK dan batasan yang disyaratkan.
Dengan adanya dokumen usulan teknis ini, konsultan berharap dapat
memberikan gambaran secara lebih rinci kepada Pengguna Jasa tentang
rencana yang akan dilaksanakan konsultan dalam menyelesaikan
pekerjaan “UKL-UPL Pembangunan Kawasan Kolong Keramik
Kabupaten Belitung”.
43