Kesehatan Lingkungan
A. DefinisiKesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual, mapun sosial yang memungkinkan setipa orang untuh hidup produktif secara sosial dan ekonomis (Pasal 1 Butir 1 UU No. 36 Tahun 2009).Kesehatan Lingkungan dibahas pada UU. NO. 36 Tahun 2009 Bab XI Kesehatan Lingkungan Pasal 162 dan 163
A. DEFINISI
—-Ada beberapa definisi dari kesehatan lingkungan :
1. Menurut WHO (World Health Organization), kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.1
2. Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia) kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.2
—-
B. RUANG LINGKUP KESEHATAN LINGKUNGAN
—-Menurut World Health Organization (WHO) ada 17 ruang lingkup kesehatan lingkungan, yaitu :1
1. Penyediaan Air Minum2. Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran3. Pembuangan Sampah Padat4. Pengendalian Vektor5. Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia6. Higiene makanan, termasuk higiene susu7. Pengendalian pencemaran udara8. Pengendalian radiasi9. Kesehatan kerja10. Pengendalian kebisingan11. Perumahan dan pemukiman12. Aspek kesling dan transportasi udara13. Perencanaan daerah dan perkotaan14. Pencegahan kecelakaan15. Rekreasi umum dan pariwisata16. Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi/wabah,
bencana alam dan perpindahan penduduk17. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan.
—-Di Indonesia, ruang lingkup kesehatan lingkungan diterangkan dalam Pasal 22 ayat (3) UU No 23 tahun 1992 ruang lingkup kesling ada 8, yaitu :3
1. Penyehatan Air dan Udara2. Pengamanan Limbah padat/sampah3. Pengamanan Limbah cair4. Pengamanan limbah gas5. Pengamanan radiasi6. Pengamanan kebisingan7. Pengamanan vektor penyakit8. Penyehatan dan pengamanan lainnya, sepeti keadaan pasca bencana
—-
C. SASARAN KESEHATAN LINGKUNGAN
—-Menurut Pasal 22 ayat (2) UU 23/1992, Sasaran dari pelaksanaan kesehatan lingkungan adalah sebagai berikut :3
1. Tempat umum : hotel, terminal, pasar, pertokoan, dan usaha-usaha yang sejenis2. Lingkungan pemukiman : rumah tinggal, asrama/yang sejenis3. Lingkungan kerja : perkantoran, kawasan industri/yang sejenis4. Angkutan umum : kendaraan darat, laut dan udara yang digunakan untuk umum5. Lingkungan lainnya : misalnya yang bersifat khusus seperti lingkungan yang berada
dlm keadaan darurat, bencana perpindahan penduduk secara besar2an, reaktor/tempat yang bersifat khusus.
—-
D. MASALAH-MASALAH KESEHTAN LINGKUNGAN DI INDONESIA
—-Masalah Kesehatan lingkungan merupakan masalah kompleks yang untuk mengatasinya dibutuhkan integrasi dari berbagai sector terkait. Di Indonesia permasalah dalam kesehatan lingkungan antara lain :2,4
1. Air Bersih
—-Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
—-Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya adalah sebagai berikut :
Syarat Fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna Syarat Kimia : Kadar Besi : maksimum yang diperbolehkan 0,3 mg/l, Kesadahan
(maks 500 mg/l) Syarat Mikrobiologis : Koliform tinja/total koliform (maks 0 per 100 ml air)
2. Pembuangan Kotoran/Tinja
—-Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan syarat sebagai berikut :2,5
Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin memasuki mata air atau
sumur Tidak boleh terkontaminasi air permukaan Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar ; atau, bila memang benar-benar
diperlukan, harus dibatasi seminimal mungkin Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak mahal.
3. Kesehatan Pemukiman
—-Secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :2,6
Memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu : pencahayaan, penghawaan dan ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu
Memenuhi kebutuhan psikologis, yaitu : privacy yang cukup, komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah
Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antarpenghuni rumah dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup
Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena keadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis sempadan jalan, konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir.
4. Pembuangan Sampah
—-Teknik pengelolaan sampah yang baik dan benar harus memperhatikan faktor-faktor /unsur, berikut:6
Penimbulan sampah. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah penduduk dan kepadatanya, tingkat aktivitas, pola kehidupan/tk sosial ekonomi, letak geografis, iklim, musim, dan kemajuan teknologi
Penyimpanan sampah Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan kembali Pengangkutan Pembuangan
—-Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah, kita dapat mengetahui hubungan dan urgensinya masing-masing unsur tersebut agar kita dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien.
5. Serangga dan Binatang Pengganggu
—-Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian disebut sebagai vektor misalnya : pinjal tikus untuk penyakit pes/sampar, Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria, Nyamuk Aedes sp untuk Demam Berdarah Dengue (DBD), Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki Gajah/Filariasis. Penanggulangan/pencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan merancang rumah/tempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus), Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk Anopheles sp, Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat penampungan air untuk mencegah penyakit DBD, Penggunaan kasa pada lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki gajah dan usaha-usaha sanitasi.
—-Binatang pengganggu yang dapat menularkan penyakit misalnya anjing dapat menularkan penyakit rabies/anjing gila. Kecoa dan lalat dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga menimbulakan diare. Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab.
6. Makanan dan Minuman
—-Sasaran higene sanitasi makanan dan minuman adalah restoran, rumah makan, jasa boga dan makanan jajanan (diolah oleh pengrajin makanan di tempat penjualan dan atau disajikan sebagai makanan siap santap untuk dijual bagi umum selain yang disajikan jasa boga, rumah makan/restoran, dan hotel).
—-Persyaratan hygiene sanitasi makanan dan minuman tempat pengelolaan makanan meliputi :6
Persyaratan lokasi dan bangunan Persyaratan fasilitas sanitasi Persyaratan dapur, ruang makan dan gudang makanan Persyaratan bahan makanan dan makanan jadi Persyaratan pengolahan makanan Persyaratan penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi Persyaratan peralatan yang digunakan Pencemaran Lingkungan
—-Pencemaran lingkungan diantaranya pencemaran air, pencemaran tanah, pencemaran udara. Pencemaran udara dapat dibagi lagi menjadi indoor air pollution dan out door air pollution. Indoor air pollution merupakan problem perumahan/pemukiman serta gedung umum, bis kereta api, dll. Masalah ini lebih berpotensi menjadi masalah kesehatan yang sesungguhnya, mengingat manusia cenderung berada di dalam ruangan ketimbang berada di jalanan. Diduga akibat pembakaran kayu bakar, bahan bakar rumah tangga lainnya merupakan salah satu faktor resiko timbulnya infeksi saluran pernafasan bagi anak balita. Mengenai masalah out door pollution atau pencemaran udara di luar rumah, berbagai analisis data menunjukkan bahwa ada kecenderungan peningkatan. Beberapa penelitian menunjukkan adanya perbedaan resiko dampak pencemaran pada beberapa kelompok resiko tinggi penduduk kota dibanding pedesaan. Besar resiko relatif tersebut adalah 12,5 kali lebih besar. Keadaan ini, bagi jenis pencemar yang akumulatif, tentu akan lebih buruk di masa mendatang. Pembakaran hutan untuk dibuat lahan pertanian atau sekedar diambil kayunya ternyata membawa dampak serius, misalnya infeksi saluran pernafasan akut, iritasi pada mata, terganggunya jadual penerbangan, terganggunya ekologi hutan.
—-
—-
DAFTAR PUSTAKA
1. World Health Organization (WHO). Environmental Health. Disitasi dari : http://www.WHO.int. Last Update : Januari 2008
2. Setiyabudi R. Dasar Kesehatan Lingkungan. Disitasi dari : http://www.ajago.blogspot.htm. Last Update : Desember 2007
3. Departemen Kesehatan Repubik Indonesia.. Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.
4. Menteri Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan No 416 tahun 1990 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air.
5. Soeparman dan Suparmin. 2001.Pembuangan Tinja dan Limbah Cair : Suatu Pengantar. Jakarta : EGC.
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1098/MENKES/SK/VII/2003 tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Rumah Makan dan Restoran
Selasa, 12 Mei 2009
PENCEMARAN AIR
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air adalah benda alami yang cair, tidak berwarna, tembus cahaya, tidak ada
rasa, bisa membeku pada suhu 0˚ C dan mendidih/menguap pada suhu 100˚ C, bentuknya
selalu berubah sesuai bentuk tempat ia berada, dapat melarutkan dan melapukkan benda-
benda keras tertentu dan dapat melepaskan kembali zat yang larut di dalamnya (Daryanto,
1995 : 1). Oleh karena itu air merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi manusia,
terutama untuk memasak dan minum. Dengan pesatnya perkembangan penduduk maka
kebutuhan khususnya air bersih untuk masyarakat juga semakin bertambah besar (Nura
Idaman Said, 1999 : 38)
Namun dewasa ini air menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian yang
seksama dan cermat. Karena untuk mendapatkan air yang bersih, sesuai dengan standar
tertentu, saat ini menjadi barang yang mahal karena air sudah banyak tercemar oleh
bermacam-macam limbah dari hasil kegiatan manusia, baik limbah dari kegiatan rumah
tangga, limbah dari kegiatan industri dan kegiatan-kegiatan lainnya. Dan ketergantungan
manusia terhadap air pun semakin besar sejalan dengan perkembangan penduduk yang
semakin meningkat (Kadek Diana H. dan I G M Konsukartha, 2007). Dengan kata lain
pencemaran air didefinisikan sebagai masuknya limbah ke dalam air yang mengakibatkan
fungsi air turun sehingga tidak mampu lagi mendukung aktifitas manusia dan
menyebabkan timbulnya masalah penyediaan air bersih. Bagian terbesar yang
menyebabkan pencemaran air adalah limbah cair dari industry di samping limbah padat
berupa sampah domestik (http://gerrydevil.wordpress.com/2008/03/08/pencemaran-air/).
Polusi air adalah penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normal, bukan dari
kemurniannya. Air yang tersebar di alam tidak pernah terdapat dalam bentuk murni, tetapi
bukan berarti semua itu sudah terpolusi. Air permukaan dan air sumur biasanya
mengandung bahan-bahan terlarut seperti Na, Mg, Ca, dan fe. Begitu juga dengan air
yang berada di angkasa selalu mengandung bahan-bahan tersuspensi seperti debu dan
partikel-partikel lainnya yang terbawa dari atmosfer. Adanya benda-benda asing yang
mengakibatkan air tersebut tidak dapat digunakan secara normal disebut polusi. Ciri-ciri
air yang mengalami polusi sangat bervariasi tergantung dari jenis air dan polutannya atau
komponen yang mengakibatkan polusi (Srikandi Fardiaz, 1992 : 19-20).
Berdasarkan siklus hidrologi sumber air diklasifikasikan menjadi tiga yaitu air
angkasa (hujan, salju, es), air tanah (mata air, sumuran dangkal, sumuran dalam, air
artesis), dan air permukaan (sungai, telaga alam, telaga buatan). Untuk itu perlu diketahui
faktor-faktor yang menjadi penyebab timbulnya pencemaran yang terjadi baik itu di air
angkasa, air permukaan, maupun air tanah.
1.2 Rumusan Masalah
Masalah yang akan kami bahas meliputi :
1.2.1 Indikator pencemaran air dan sifat air yang tercemar
1.2.2 Karakterisitik air angkasa, air permukaan, dan air tanah
1.2.3 Faktor-faktor penyebab timbulnya pencemaran air angkasa, air permukaan, dan air
tanah
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi penyebab timbulnya pencemaran
yang terjadi di air angkasa, air permukaan, dan air tanah.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Mengidentifikasi indikator pencemaran air dan sifat air yang tercemar.
1.3.2.2 Mengidentifikasi karakterisitik air angkasa, air permukaan, dan air tanah.
1.3.2.3 Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab timbulnya pencemaran air angkasa, air
permukaan, dan air tanah
1.4 Manfaat
1.4.1 Pengembangan materi untuk mata kuliah Manajemen Pencemaran Air (PMA) khususnya bagi
mahasiswa DIV Program Studi Kesehatan Lingkungan Surabaya.
1.4.2 Menambah pengetahuan masyarakat tentang factor-faktor penyebab timbulnya pencemaran air
angkasa, air permukaan, dan air tanah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Indikator Pencemaran Air dan Sifat Air yang Tercemar
Pencemaran adalah penyimpangan dari keadaan normal. Pencemaran air
didefinisikan sebagai masuknya limbah ke dalam air yang mengakibatkan fungsi air
turun sehingga tidak mampu lagi mendukung aktifitas manusia dan menyebabkan
timbulnya masalah penyediaan air bersih. Jadi pencemaran air adalah suatu keadaan
air yang menyimpang dari keadaan normalnya. Pencemaran air dapat menentukan
indikator yang terjadi pada air lingkungan, sehingga pencemaran air dikelompokkan
menjadi :
1. Bahan buangan organik
Bahan buangan organik pada umumnya berupa limbah yang dapat membusuk atau
terdegradasi oleh mikroorganisme, sehingga hal ini dapat mengakibatkan semakin
berkembangnya mikroorganisme dan mikroba patogen pun ikut juga berkembang
biak di mana hal ini dapat mengakibatkan berbagai macam penyakit.
2. Bahan buangan anorganik
Bahan buangan anorganik pada umumnya berupa limbah yang tidak dapat membusuk
dan sulit didegradasi oleh mikroorganisme. Apabila bahan buangan anorganik ini
masuk ke air lingkungan maka akan terjadi peningkatan jumlah ion logam di dalam
air, sehingga hal ini dapat mengakibatkan air menjadi bersifat sadah karena
mengandung ion kalsium (Ca) dan ion magnesium (Mg). Selain itu ion-ion tersebut
dapat bersifat racun seperti timbal (Pb), arsen (As) dan air raksa (Hg) yang sangat
berbahaya bagi tubuh manusia.
3. Bahan buangan zat kimia
Bahan buangan zat kimia banyak ragamnya seperti bahan pencemar air yang
berupa sabun, bahan pemberantas hama, zat warna kimia, larutan penyamak kulit
dan zat radioaktif. Zat kimia ini di air lingkungan merupakan racun yang
mengganggu dan dapat mematikan hewan air, tanaman air dan mungkin juga
manusia.
Untuk mengetahui suatu air tercemar atau tidak, diperlukan pengujian untuk
menentukan sifat-sifat air sehingga dapat diketahui apakah terjadi penyimpangan dari
batasan-batasan pencemaran air tersebut. Sifat-sifat air yang umum diuji dan dapat
digunakan untuk menentukan tingkat pencemaran air misalnya :
1. Nilai pH, keasaman, dan alkalinitas
Nilai pH air yang normal adalah antara pH 6 sampai 8, sedangkan pH air yang
tercemar berbeda-beda tergantung dari jeniss buangannya. Perubahan keasaman
pada air buangan baik ke arah alkali (pH naik) maupun ke asam (pH menurun),
akan sangat menganggu kehidupan ikan dan hewan air di sekitarnya. Selain itu, air
buangan mempunyai pH rendah bersifat sangat korosif terhadap baja dan sering
menyebabkab pengkaran pada pipa-pipa besi.
2. Suhu
Air sering digunakan sebagai medium pendingin dalam berbagai proses produksi
yang digunakan untuk mendapatkan panas dari bahan yang diinginkan, kemudian
dikembalikan ke tempat asalnya yaitu sungai atau sumber air lainnya. Air buangan
tersebut mempunyai suhu lebih tinggi daripada air asalnya. Kenaikan suhu air akan
menimbulkan beberapa akibat sebagai berikut :
a. Jumlah oksigen terlarut di dalam air menurun.
b. Kecepatan reaksi kimia meningkat.
c. Kehidupan ikan dan hewan air lainnya terganggu.
d. Jika batas suhu yang mematikan terlampaui, ikan dan hewan air lainnya mungkin
akan mati.
3. Warna, bau,dan rasa
Warna air yang tidak normal biasanya menunjukkan pencemaran. Warna air dapat
dibedakan menjadi dua macam yaitu warna sejati (true color) yang disebabkan
oleh bahan-bahan terlarut, dan warna semu (apparent color), yang selain
disebabkan oleh adanya bahan-bahan terlarut juga karena adanya bahan-bahan
tersuspensi, termasuk diantaranaya adalah koloid.
Bau air tergantung dari sumbernya dapat disebabkan oleh bahan-bahan kimia,
ganggang, plankton, atau tumbuhan, dan hewan air, baik yang hidup maupun yang
sudah mati. Air yang berbau sulfit dapat disebabkan oleh reduksi sulfat dengan
adanya bahan-bahan organic dan mikroorganisme anerobik.
Air yang normal pada umumnya tidak mempunyai rasa. Timbulnya rasa yang
menyimpang biasanya disebabkan oleh adanya pencemaran.
4. Jumlah padatan
Air yang tercemar selalu mengandung padatan yang dapat dibedakan atas empat
kelompok berdasarkan besar partikelnya dan sifat-sifat lainnya yaitu :
a. Padatan terendap (sedimen)
Sedimen adalah padatan yang dapat langsung mengendap jika air didiamkan
tidak terganggu selama beberapa waktu. Padatan yang mengendap tersebut
terdiri dari partikel-partikel padatan yang mempunyai ukuran relative besar dan
berat sehingga dapat mengendap dengan sendirinya. Adanya sedimen dalam
jumlah tinggi di dalam air akan sangat merugikan karena hal-hal sebagai
berikut :
1) Sedimen dapat menyebabkan penyumbatan saluran air dan selokan, dan
dapat mengendap di dalam bak penampung air sehingga mengurangi
volume air yang dapat ditampung di dalam bak tersebut.
2) Sedimen yang mengendap di dasar sungai atau danau dapat mengurangi
populasi ikan dan hewan air lainnya karena telur-telur ikan dan sumber-
sumber makanan mungkin terendam di dalam sedimen.
3) Adanya sedimen mengurangi penetrasi sinar ke dalam air sehingga
mengurangi kecepatan fotosintesis oleh tanaman air menurun.
4) Sedimen menyebabkan air menjadi keruh sehingga menambah biaya
penjernihan air jika air tersebut akan digunakan untuk keperluan industri.
b. Padatan tersuspensi dan koloid
Padatan tersuspensi adalah padatan yang menyebabkan kekeruhan air, tidak
terlarut, dan tidak dapat mengendap langsung. Padatan tersuspensi terdiri dari
partikel-partikel yang ukuran maupun beratnya lebih kecil daripada sedimen,
misalnya tanah liat, bahan organic tertentu, sel-sel mikroorganisme.
c. Padatan terlarut
Padatan terlarut adalah padatan-padatan yang mempunyai ukuran lebih kecil
daripada padatan tersuspensi. Padatan-padatan ini terdiri dari senyawa-senyawa
organic maupun anorganik yang larut air, mineral, dan garam-garamnya.
d. Minyak dan lemak
Minyak dan lemak yang mencemari air sering dimasukkan ke dalam kelompok
padatan, yaitu padatan yang mengapung di atas permukaan air. Minyak yang
terdapat di dalam air dapat berasal dari berbagai sumber, diantaranya karena
pembersihan dan pencucian. Minyak tidak larut dalam air, oleh karena itu jika
air tercemar oleh minyak maka minyak tersebut akan tetap mengapung, kecuali
jika terdampar ke pantai atau tanah di sekeliling sungai. Pencemaran minyak
sangat merugikan karena dapat menimbulkan hal-hal sebagai berikut :
1) Adanya minyak menyebabkan penetrasi sinar ke dalam air berkurang.
2) Konsentrasi oksigen terlarut menurun dengan adanya minyak karena lapisan
film minyak menghambat pengambilan oksigen oleh air.
3) Adanya lapisan minyak pada permukaan air akan menganggu kehidupan
burung air karena burung-burung yang berenang dan menyelam bulu-
bulunya akan ditutupi oleh minyak sehingga menjadi lekat satu sama lain,
akibatnya kemampuan terbang juga menurun.
4) Penetrasi sinar dan oksigen yang menurun dengan adanya minyak dapat
menganggu tanaman-tanaman laut termasuk ganggang dan liken.
5. Nilai BOD/COD
BOD (Biological Oxygen Demand) menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang
dibutuhkan oleh organisme hidup untuk memecah atau mengoksidasi bahan-bahan
buangan di dalam air. Jadi nilai BOD tidak menunjukkan jumlah bahan organic
yang sebenarnya, tetapi hanya mengukur secara relative jumlah oksigen yang
dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan-bahan buangan tersebut. Jika konsumsi
oksigen tinggi yang ditujukkan dengan semakin kecilnya sisa oksigen terlarut,
maka berarti kandungan bahan-bahan buangan yang membutuhkan oksigen tinggi.
Organisme hidup yang bersifat aerobik membutuhkan oksigen untuk beberapa
reaksi biokimia, yaitu untuk mengoksidasi bahan organik, sintesis sel, dan oksidasi
sel.
Untuk mengetahui jumlah bahan organik di dalam air dapat dilakukan uji yang
lebih cepat daripada uji BOD, yaitu berdasarkan reaksi kimia dari suatu bahan
oksidan. Uji tersubu disebut COD (Chemical Oxygen Demand), yaitu suatu uji
yang menentukan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bahan oksidan, misalnya
kalium dikhromat, untuk mengoksidasi bahan-bahan organic yang terdapat di
dalam air.
6. Pencemaran mikroorganisme pathogen
Mikroorganisme yang terdapat di dalam air berasal dari berbagai sumber seperti
udara, sampah, lumpur, tanaman hidup atau mati, hewan hidup atau mati, kotoran
manusia atau hewan, bahan organic, dan sebagainya. Air dapat merupakan medium
pembawa mikroorganisme patogenik yang berbahaya bagi kesehatan.
Mikroorganisme yang digunakan sebagai indikator pencemaran kotoran bakteri
yang tergolong dalam Escherichia coli, Streptococcus fecal, dan Clostridium
perfringens karena beberapa alas an sebagai berikut :
a. Karena terdapat dalam jumlah yang besar di dalam kotoran manusia dan hewan,
di mana bakteri tersebut merupakan bakteri komensal di dalam saluran
pencernaan manusia dan hewan.
b. Bakteri-bakteri tersebut pada umumnya tidak tumbuh di dalam saluran
pencernaan organisme lainnya kecuali manusia dan hewan berdarah panas.
c. Bakteri indikator harus selalu terdapat di dalam contoh dimana ditemukan
mikoorganisme pathogen enteric.
d. Prosedur untuk uji bakteri indikator harus relatif mudah dikerjakan dan harus
aman yang berarti tidak membahayakan bagi kesehatan orang yang
melakukannya.
e. Jumlah bakteri indikator harus dapat menunjukkan tingkat polusi, yang berarti
kira-kira jumlahnya sebanding dengan jumlah mikroorganisme pathogen yang
terdapat di dalam air.
7. Kandungan logam berat
Air sering tercemaroleh komponen-komponen anorganik, di antaranya adalah
logam berat yanh berbahaya. Beberapa logam berat tersebut banyak digunakan
dalam berbagai keperluan, oleh karena itu diproduksi secara rutin dalam skala
industri. Logam-logam berat yang berbahaya dan sering mencemari lingkungan
melebihi batas yang berbahaya bahi kehidupan lingkungan terutama adalah
merkuri (Hg), aresenik (As), kadmiun (Cd), chromium (Cr), dan nikel (Ni).
Logam-logam tersebut dapat diketahui dapat mengumpul di dalam tubuh suatu
organisme, dan tetap tinggal dalam tubuh jangka waktu lama sebagai racun yang
terakumulasi.
2.2 Karakterisitik Air Angkasa, Air Permukaan, dan Air Tanah
2.2.1 Karakterisitik Air Angkasa
Pada umumnya kualitas air angkasa cukup baik namun air angkasa cenderung mengakibatkan
kerusakan-kerusakan terhadap logam, yaitu dengan timbulnya karat. Adapun sifat dari
angkasa sebagai berikut :
a. Air angkasa bersifat lunak (soft water) karena tidak/kurang mengandung larutan
garam dan zat mineral sehingga kurang terasa segar
b. Dapat mengendung beberapa zat yang ada di udara seperti NH3 dan CO2 agresif
sehingga bersifat korosif.
c. Dari segi bakteriologis maka relative lebih bersih tergantung pada tempat
penampungannya.
Zat yang terkandung air angkasa sebagai berikut :
Kesadahan (hardness) : 19 mg/l sebagai Ca CO3
Calcium : 16 mg/l sebagai Ca CO3
Magnesium : 3 mg/l sebagai Mg CO3
Sodium : 6 mg/l sebagai Na
Amonium : 0,8mg/l sebagai N
Bicarbonat : 12 mg/l sebagai Ca CO3
Keamanan (Acidity) : 4 mg/l sebagai Ca CO3
Chlorida : 9 mg/l sebagai Cl
Sulfat : 10 mg/l sebagai SO4
Nitrat : 0,1mg/l sebagai N
pH : 6 - 8
2.2.2 Karakterisitik Air Permukaan
Pada umumnya sumber air permukaan baik yang berupa sungai, danau, maupun waduk
merupakan air yang kurang baik dikonsumsi langsung karena itu perlu adanya pengolahan
terlebih dahulu sebelum dimanfaatkan. Air sungai berasal dari hujan yang masuk ke dalam
alur sungai berupa aliran permukaan. Keadaan yang mempengaruhi aliran sungai sebagai
berikut :
a. Keadaan daerah = bila di sekitar daerah masih banyak terdapat hutan/tanaman,
maka akan mempengaruhi debit air yang ada.
b. Temperatur = dengan iklim tropis mengakibatkan bertambahnya besarnya
penguapan sehingga air akan berkurang.
c. Keadaan topografi = kelandaian dari sungai akan mempengaruhi besarnya
pengaliran dan besar/kecilnya pengikisan tanah.
d. Sifat permukaan tanah = daerah dengan daya resap yang tinggi akan mengurangi
debit air yanga da di atasnya.
e. Corak daerah pengalirannya.
Gambaran kualitas air permukaan pada umumnya dimana merupakan analisa kandungan zat
yang ada di dalam air permukaan :
Kesadahan (hardness) : 120 mg/l sebagai Ca CO3
Calcium : 80 mg/l sebagai Ca CO3
Magnesium : 40 mg/l sebagai Mg CO3
Sodium : 19 mg/l sebagai Na
Bicarbonat : 106 mg/l sebagai Ca CO3
Chlorida : 23 mg/l sebagai Cl
Sulfat : 38 mg/l sebagai SO4
Nitrat : 0,4 mg/l sebagai N
Besi : 0,3 mg/l sebagai Fe
Silica : 18 mg/l sebagai Si O2
Carbon dioxide : 4 mg/l sebagai Ca Co3
pH : 6 - 8
2.2.3 Karakterisitik Air Tanah
Air tanah adalah air yang tersimpan/terperangkap di dalam lapisan batuan yang mengalami
pengisian/penambahan secara terus-menerus oleh alam. Kondisi suatu lapisan tanah membuat
suatu pembagian zona air tanah menjadi dua zona besar yaitu :
a. Zona air berudara (zona of aeration).zona ini adalah suatu lapisan tanah yang
mengandung air yang masih dapat kontak dengan udara. Pada zona ini terdapat
tiga lapisan tanah yaitu, lpaisan tanah air permukaan, lapisan intermediate yang
berisi air gravitasi lapisan kapiler yang berisi air kapiler.
b. Zona air jenuh (zona of saturation). Zona ini adalah suatu lapisan tanah yang
mengandung air tanah yang relative tidak berhubungan dengan udara luar, dan
lapisan tanahnya disebut akifer bebas.
Keuntungan menggunakan air tanah :
a. Pada umumnya bebas dari bakteri pathogen.
b. Pada umumnya dapat dipakai tanpa pengolahan terlebih lebih lanjut.
c. Biasanya dapat didapatkan di dekat suatu rural community.
d. Seringkali paling praktis dan ekonomis untuk mendapatkannya dan
membagikannya.
e. Lapisan tanah yang menampung air dari mana air itu diambil biasanya merupakan
pengumpulan air alamiah.
Kerugian menggunakan air tanah :
a. Air tanah sering kali mengandung banyak mineral-mineral seperti Fe, Mn, dan Ca.
b. Biasanya membutuhkan pemompaan.
2.3 Faktor-faktor Penyebab Timbulnya Pencemaran Air Angkasa, Air Permukaan, dan
Air Tanah
Pada masa sekarang ini nampaknya sulit untuk memperoleh air yang betul-betul
murni, aliran air dari gunung yang diperkirakan paling bersih pun akan membawa mineral-
mineral, gas-gas terlarut, dan zat organik dari tumbuhan atau binatang yang hidup di dalam
atau dekat aliran tersebut. Selain itu aktivitas manusia merupakan salah satu hal yang
menyebabkan timbulnya masalah-masalah pencemaran air. Seperti dapat dijelaskan di atas
untuk memantau pencemaran air dapat digunakan kombinasi parameter fisika, kimia, dan
biologis. Tapi sering hanya digunakan parameter fisika seperti temperatur, warna, bau, rasa,
dan kekeruhan air, ataupun parameter kimia seperti partikel terlarut, kebutuhan oksigen
biokimia (BOD), partikel tersuspensi (SS). Adapun faktor-faktor penyebab timbulnya
pencemaran pada air angkasa, air permukaan, maupun air tanah dapat sebagai berikut :
2.3.1 Faktor-faktor Penyebab Timbulnya Pencemaran Air Angkasa
Air angkasa yang berasal dari atmosfer seperti air hujan dan salju dimana dalam
atmosfer banyak sekali terkandung polutan sebagai akibat dari hasil proses produksi maupun
timbul secara alami. Kualitas air angkasa tergantung sekali kepada kualitas udara yang
dilaluinya sewaktu turun kembali ke permukaan bumi. Suatu contoh bila kadar SO2 di dalam
udara tinggi, maka hujan yang turun akan bersifat asam. Zat pencemar di udara khususnya
SO2 dan SO3 dapat meningkatakan kadar
ion air hujan, misalnya hasil pembakaran minyak yang mengandung kadar belerang
yang tinggi dapat menimbulkan hujan asam (acid rain) Air angkasa sedemikian disebut
tercemar. Keadaan ini sering sekali ditemukan di sekitar daerah perindustrian.
Berdasarkan data dari para ahli cuaca internasional sebagaimana yang dikutip Radio
Nederland memperkirakan bahwa planet bumi bakal mengalami kenaikan suhu rata-rata 3,5
derajat Celcius memasuki abad mendatang sebagai efek akumulasi penumpukan gas tersebut.
Carbon Dioksida (CO2) dan beberapa jenis gas lainnya (CH4, N2O, CFC), sisa pembakaran
bahan bakar minyak bumi ternyata telah memenuhi atmosfer bumi dan seolah menciptakan
dinding kaca yang menjebak panas sinar matahari tertahan di permukaan bumi, fenomena ini
dikenal sebagai efek rumah kaca. Sehingga air angkasa tercemar oleh berbagai bahan polutan
sebagai akibat dari kegiatan proses industry.
2.3.2 Faktor-faktor Penyebab Timbulnya Pencemaran Air Permukaan
Air permukaan seperti sungai, danau, waduk merupakan sumber air baku air minum
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat umum maupun untuk keperluan industri. Salah
faktor yang menyebabkan timbulnya pencemaran pada air permukaan adalah seperti di kota-
kota besar di Indonesia dan di negara-negara yang sedang membangun, masih banyak
masyarakat yang biasa membuang sampah bahkan kotoran ke sungai akbiat kurang atau tidak
adanya fasilitas yang memadai, sehingga sungai-sungai yang juga merupakan sumber air
baku air minum telah tercemar berat. Di samping pencemaran oleh limbah domestic,
cepatnya pertumbuhan industri dengan berbagai dampaknya sering kali menyebabkan
pencemaran lingkungan di sekitarnya oleh polutan senyawa kimia organic sintetis yang
bersifat racun. Di samping pencemaran oleh organic tersebut di atas, sumber-sumber air
permukaan dapat juga terkontaminasi secara alami oleh polutan organic misalnya senyawa
humus seperti asam fulvat, terpene, tannin, asam amino, dan polutan alami lainnya.
Air permukaan dapat berkualitas baik andaikata tanah sekitarnya tidak tercemar, oleh
karenanya air permukaan dan air tanah dangkal sangat bervariasi kualitasnya. Banyak zat
yang terlarut ataupun tersuspensi di dalamnya selama perjalanannya menuju laut. Namun
selama perjalanan ini pula air dapat membersihkan dirinya karena adanya sinar ultraviolet
dari matahari, aliran,
serta kemungkinan-kemungkinan terjadinya reaksi-reaksi antara zat kimia yang
terlarut dan terjadinya pengendapan-pengendapan. Air permukaan yang tertampung
di danau-danau atau reservoir buatan manusia dapat ditumbuhi berbagai macam
algae, Tumbuhan air seperti enceng gondok, dan berbagai jenis ikan, terutama
apabila air tersebut mengandung banyak nutrien bagi pertumbuhannya. Air
permukaan dapat mengandung bayak zat organik yang mudah terurai yang
merupakan makanan bagi bakteri. Kesemuanya ini sangat mempengaruhi kualitas air
tersebut. Kualitas air di dalam danau juga terpengaruh oleh cuaca dan tergantung
kedalamannya, air tersebut dapat terstatifikasi temperaturnya, sehingga spesies
kimia yang ada di dalam setiap lapis akan berubah. Statifikasi dapat hilang karena
perubahan cuaca yang drastis, dan dengan sendirinya terjadinya perubahan kualitas
air tersebut.
Kontaminan anorganik yang bersifat racun dengan konsentrasi yang sangat kecil
(trace toxic substances), misalnya senyawa logam berat merkuri, timbal, kadmium, dan
lainnya juga sering terdapat di air permukaan akibat limbah industri. Senyawa nitrat adalah
polutan yang anorganik yang sering dijumpai di daerah pertanian akibat penggunaan pupuk
anorganik. Pencemaran air oleh senyawa anorganik juga dapat terjadi secara alami misalnya
tanah di daerah yang banyak mengandung deposit arsen dan selenium, serta radionukilda
radium.
2.3.3 Faktor-faktor Penyebab Timbulnya Pencemaran Air Tanah
Pada umumnya air tanah dalam tergolong bersih bila dipandang dari segi
mikrobiologis, karena sewaktu proses pengaliran ia mengalami penyaringan alamiah
dan dengan demikian kebanyakan mikroba sudah tidak lagi terdapat di dalamnya.
Namun demikian, kadar kimia air tanah dalam ataupun yang artetis tergantung sekali
dari formasi litosfir yang dilaluinya. Pada proses ini mineral-mineral yang dilaluinya
dapat larut dan terbawa, sehingga mengubah kualitas air tersebut.
Sehingga air tanah paling banyak digunakan di Indonesia karena murah dan
kualitasnya relative baik. Akan tetapi dengan semakin sempitnya lahan khusus di daerah
perkotaan dan di lain pihak masyarakat umum membuang tinja dengan system tradisional
dengan menggunakan tanki septic tank sistem resapan tanah, maka telah menyebabkan
terjadinya pencemaran air tanah khususnya di lingkungan yang padat penduduknya. Hal ini
disebabkan karena sistem pembuangan tinja dengan sistem resapan tidak mampulagi
mengatasi beban polusi yang ada. Selain itu, di daerah sekitar lokasi pembuangan limbah
baik limbah cair maupun padat dengan rancangan yang kurang sesuai sering terjadi
pencemaran air tanah yang serius oleh adanya perpindahan senyawa kimia, dan yang sering
terjadi yakni pencemaran air tanah oleh senyawa pelarut organic terkhlorinasi (chlorinated
solvent) misalnya trikhlorethylene, tetrakhloroethylene, 1,1,1-trikhloroethane, atau
karbontetrakhlorida dan juga bahan produk minyak misalnya benzene dan hidrokarbon
aliphatic.
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto, 1995. Masalah Pencemaran. Tarsito : Bandung.Fardiaz, Srikandi. 1992. Polusi air & Udara. Kanisius : Yogyakarta.Harmayani, Kadek Diana dan I G M Konsukartha. 2007. Jurnal Permukiman
Tanah :Pencemaran Air Tanah Akibat pembuangan Limbah Domestik di Lingkungan Kumuh.- Studi Kasus Banjar Ubung Sari, Kelurahan Ubung. Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana.
Said, Nura Idaman. 1999. Kesehatan Masyarakat dan Teknologi Peningkatan Kualitas Air. Direktorat Teknologi Lingkungan. Jakarta.
Sutrisno, Totok. 2002. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Rineka Cipta : Jakarta.
Kesehatan Lingkungan
Posted under Home
Salah satu kebutuhan penting akan kesehatan lingkungan adalah masalah air bersih, persampahan dan sanitasi, yaitu kebutuhan akan air bersih, pengelolaan sampah yang setiap hari diproduksi oleh masyarakat serta pembuangan air limbah yang langsung dialirkan pada saluran/sungai. Hal tersebut menyebabkan pandangkalan saluran/sungai, tersumbatnya saluran/sungai karena sampah. Pada saat musim penghujan selalu terjadi banjir dan menimbulkan penyakit.
Beberapa penyakit yang ditimbulkan oleh sanitasi yang kurang baik serta pembuangan sampah dan air limbah yang kurang baik diantaranya adalah:
1. Diare2. Demam berdarah3. Disentri4. Hepatitis A5. Kolera6. Tiphus7. Cacingan8. Malaria
Mengapa BAB harus sehat??kenapa jamban yang kita miliki harus sehat??? mungkin ini yang belum pernah terpikirkan oleh sebaian besar masyarakat pedesaan kita. dari penjelasan di atas sudah dapat diketahui penyakit yang timbul akaibat BAB dan jamban tidak sehat. jamban sendiri Merupakan tempat penampung kotoran manusia yang sengaja dibuat untuk mengamankannya, dengan tujuan:
1. Mencegah terjadinya penyebaran langsung bahan-bahan yang berbahaya bagi manusia akibat pembuangan kotoran manusia.
2. Mencegah vektor pembawa untuk menyebarkan penyakit pada pemakai dan lingkungan sekitarnya
Lalat yang hinggap disampah dan dipermukaan air limbah atau tikus selokan yang masuk kedalam saluran air limbah dapat membawa sejumlah kuman penyebab penyakit. Bila lalat atau tikus tersebut menyentuh makanan atau minuman maka besar kemungkinan orang yang menelan makanan dan minuman tersebut akan menderita salah satu penyakit seperti yang tersebut diatas. Demikian pula dengan anak-anak kecil yang bermain atau orang dewasa yang bekerja didekat atau mengalami kontak langsung dengan air limbah dan sampah dapat terkena penyakit seperti yang tersebut diatas, terutama bila tidak membersihkan anggota badan terlebih dahulu.
1. Air limbah dapat dikelompokkan kedalam 2 bagian, yaitu:2. Air bekas yang berasal dari bak atau lantai cuci piring atau peralatan rumah tangga,
lantai cuci pakaian dan kamar mandi3. Lumpur tinja yang berasal dari jamban atau water closet (WC)
Tangki septic atau unit pengolahan air limbah terpusat diperlukan guna mengolah air limbah sebelum dibuang kesuatu badan air. Disamping untuk mencegah pencemaran termasuk diantaranya organisme penyebab penyakit, pengolahan air limbah dimaksudkan untuk mengurangi beban pencemaran atau menguraikan pencemar sehingga memenuhi persyaratan standar kualitas ketika dibuang kesuatu badan air penerima.
Sampah dan air limbah mengandung berbagai macam unsur seperti gas-gas terlarut, zat-zat padat terlarut, minyak dan lemak serta mikroorganisme. Mikroorganisme yang terkandung dalam sampah dan air limbah dapat berupa organisme pengurai dan penyebab penyakit. Penanganan sampah dan air limbah yang kurang baik seperti:
1. Pengaliran air limbah ke dalam saluran terbuka2. Dinding dan dasar saluran yang rusak karena kurang terpelihara
Pembuangan kotoran dan sampah kedalam saluran yang menyebabkan penyumbatan dan timbulnya genangan akan mempercepat berkembangbiaknya mikroorganisme atau kuman-kuman penyebab penyakit, serangga dan mamalia penyebar penyakit seperti lalat dan tikus.
Suatu badan air seperti sungai atau laut mempunyai kapasitas penguraian tertentu. Bila air limbah langsung dimasukkan begitu saja kedalam badan air tanpa dilakukan suatu proses pengolahan, maka suatu saat dapat menimbulkan terjadinya pencemaran lingkungan. Pencemaran tersebut berlangsung bila kapasitas penguraian limbah yang terdapat dalam badan air dilampaui sehingga badan air tersebut tidak mampu lagi melakukan proses pengolahan atau penguraian secara alamiah. Kondisi yang demikian dinamakan kondisi septik atau tercemar yang ditandai oleh:
1. Timbulnya bau busuk2. Warna air yang gelap dan pekat3. Banyaknya ikan dan organisme air lainnya yang mati atau mengapung.
Pola Hidup Bersih dan Sehat
Hidup bersih dan sehat dapat diartikan sebagai hidup di lingkungan yang memiliki standar kebersihan dan kesehatan serta menjalankan pola/perilaku hidup bersih dan sehat. Lingkungan yang sehat dapat memberikan efek terhadap kualitas kesehatan. Kesehatan seseorang akan menjadi baik jika lingkungan yang ada di sekitarnya juga baik. Begitu juga sebaliknya, kesehatan seseorang akan menjadi buruk jika lingkungan yang ada di sekitarnya kurang baik. Dalam penerapan hidup bersih dan sehat dapat dimulai dengan mewujudkan lingkungan yang sehat. Lingkungan yang sehat memiliki ciri-ciri tempat tinggal (rumah) dan lingkungan sekitar rumah yang sehat
Comments are closed.
Posts Feed
Versi Bahasa
o
Menu Halamano ≈ Kesehatan Lingkungan o ≈ Teknologi o » Air Bersih o » Sanitasi o » Biogas o ≈ Pemberdayaan Masyarakat o ≈ Program o » SANIMAS o » HIPPAM o » WSLIC-2
Agendao ≈ seminar internasional o ≈ seminar nasional
Link Terkaito DIMSUM International o BAPPENAS o Dept. PU (Cipta Karya) o Dept. Kesehatan o Dinas Kesehatan Jawa Timur o AMPL o WSLIC-2
May 2012M T W T F S S« Mar 1 2 3 4 5 67 8 9 10 11 12 13
May 2012M T W T F S S14 15 16 17 18 19 2021 22 23 24 25 26 2728 29 30 31
admino Login o Entries RSS o Comments RSS o