8/17/2019 Bahan Ajar Mata Kuliah ArsLansekap 4
1/44
| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3
1 | S r i H a n d a y a n i
ELEMEN-ELEMEN PENDUKUNG LANSEKAP
Elemen-elemen pendukung lansekap dapat dibedakan atas dua macam,
yaitu: elemen lunak dan elemen keras. Yang dimaksud dengan elemen lunak di sini
adalah elemen pendukung yang biasanya merupakan vegetasi
(pepohonan/perdu/rerumputan). Sedangkan elemen keras adalah unsur tidak
hidup dalam lansekap yang keberadaannya dapat meningkatkan kualitas dan fungsi
dari lansekap tersebut misalnya pagar, lampu-lampu taman, bangku dan meja
taman, gazebo, kolam, bebatuan, kerikil dan lain-lain.
A. ELEMEN LUNAK
Penggunaan tanaman sangat berperan terhadap hasil penataan suatu lansekap.
Elemen tanaman memiliki beberapa sifat khas yang membedakannya dengan elemen-
elelemen lainnya. Karakteristik yang paling penting dan menonjol adalah bahwa tanaman
merupakan elemen yang hidup dan tumbuh. Dengan sifat khas demikian maka ada beberapa
hal yang harus diperhatikan. Pertama, tanaman merupakan elemen yang dinamis, setiap
saat berubah, baik itu ukuran, tekstur, kelebatan daun maupun karakter keseluruhan sesuai
dengan sifat pertumbuhannya. Kedua, kualitas dinamis tadi mempunyai implikasi terhadap
penggunaan tanaman dalam penataan lansekap.
Atas pertimbangan ini maka dalam penataan lansekap karakteristik setiap tanaman
yang akan digunakan harus diperhatikan, karena spesies tanaman sangat banyak sehingga
perlu pengelompokkan untuk memudahkan memilih jenis tanaman sesuai kebutuhan.
Tanaman yang mempunyai kecepatan tumbuh yang cepat dalam komposisi tanaman
sebaiknya ditempatkan di belakang sedangkan tanaman yang mempunyai kecepatan
tumbuh lambat dapat ditempatkan di depan. Demikian juga sifat ekologis tanaman perlu
mendapat pertimbangan yang matang. Berdasarkan morfologi, tanaman dibagi menjadi
beberapa kelompok yaitu: pohon, perdu, semak dan tanaman penutup tanah.
Pohon biasanya berfungsi sebagai pohon pelindung dengan ditandai: memiliki satu
batang pokok, berkayu keras dan hidup tahunan. Perdu memiliki batang pokok lebih dari
satu, berkayu keras dan hidup bertahun-tahun. Semak adalah tanaman yang tidak memiliki
batang pokok, dapat berkayu dan dapat pula tidak berkayu. Tanaman penutup tanah
biasanya digunakan untuk menutupi atau mengisi permukaan tanah, umumnya tidak
berkayu keras dan tingginya kurang dari 30 cm.
8/17/2019 Bahan Ajar Mata Kuliah ArsLansekap 4
2/44
| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3
2 | S r i H a n d a y a n i
1. Penggolongan Jenis Vegetasi
Penggolongan jenis tanaman harus memperhatikan aspek arsitektural,
aspek artistik visual, aspek hortikultural dan aspek pengendali iklim mikro.
a.
Aspek Arsitektural
Aspek Arsitektural adalah penggolongan jenis vegetasi yang didasarkan
pada konsep pembentukan ruang. Membentuk ruang berarti mengolah bidang
atau unsur pembentuk ruang, yaitu lantai, dinding dan atap. Penggolongan
dengan aspek arsitektural artinya menciptakan ruang dengan unsur tanaman.
Ruang dapat diciptakan dengan memodifikasi bidang dasar, bidang vertikal dan
bidang pengatap, atau dapat dikatakan membentuk ruang dengan membangun
lantai, dinding dan atap.
Arsitek akan membentuk bidang-bidang tadi untuk menciptakan ruang-
ruang kegiatan dengan bahan buatan seperti ubin, batu-bata, genteng dan
sebagainya. Sedang Arsitek Pertamanan menggunakan unsur alam yaitu
tanaman, selain juga bahan buatan.
Rumput atau jenis tanaman ground cover (tanaman penutup tanah)
dapat digunakan untuk membentuk bidang dasar (lantai). Tanaman semak
dapat digunakan sebagai pembentuk bidang vertikal (dinding). Pohon dapatdigunakan untuk membentuk bidang atap/pengatap. Berbagai kesan ruang
dapat diciptakan dengan elemen tanaman. ruang dapat bersifat terbuka, semi
terbuka, tertutup, intim, publik, semi publik dan sebagainya.
Penggolongan jenis tanaman dari aspek arsitektural dikelompokkan ke dalam:
tanaman pelantai, tanaman pedinding, tanaman pengatap
1) Tanaman Pelantai
Yaitu jenis tanaman pembentuk bidang lantai. Termasuk dalam golonganini ialah tanaman yang tingginya mulai dari nol sampai setinggi mata kaki
seperti: lumut, rumput, groundcovers.
Lumut Slaginell Opiopogon
8/17/2019 Bahan Ajar Mata Kuliah ArsLansekap 4
3/44
| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3
3 | S r i H a n d a y a n i
2) Tanaman Pedinding
Jenis tanaman pembentuk bidang dinding dibagi ke dalam 3 ketinggian yaitu:
Rendah, dari setinggi mata-kaki sampai lutut, contoh: semak pendek dan tanaman
border
Sedang, dari setinggi lutut sampai setinggi tubuh, contoh: semak besar dan perdu.
Tinggi, dari setinggi tubuh sampai beberapa meter, contoh: bambu dan jenis cemara
Tanaman Pedinding Sedang
Rumput gajah Bawang-bawangan
Lahan yang ditutupi rumput
Contoh tanaman pedinding rendah
8/17/2019 Bahan Ajar Mata Kuliah ArsLansekap 4
4/44
| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3
4 | S r i H a n d a y a n i
Tanaman Pedinding Tinggi
Deretan phon cemara adalah
tanaman pedinding tinggi
Contoh tanaman pedinding sedang
Serumpun bambu adalah tanaman
pedinding tinggi
8/17/2019 Bahan Ajar Mata Kuliah ArsLansekap 4
5/44
| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3
5 | S r i H a n d a y a n i
Tanaman Pengatap
Yaitu jenis tanaman pembentuk bidang atap. Yang termasuk dalam
kelompok ini ialah tanaman yang mempunyai karakter percabangan yang
melebar ke samping seperti pada pohon-pohon rindang, dan jenis tanaman yang
bisa dibentuk sebagai atap seperti: bugenvile, stefanot, flame of Irian.
Tanaman Pengatap
Tanaman pengatap
Tanaman Flame of Irian
Tanaman pengatap
Tanaman Stefanot
8/17/2019 Bahan Ajar Mata Kuliah ArsLansekap 4
6/44
| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3
6 | S r i H a n d a y a n i
3) Tanaman Pendekorasi
Yaitu jenis tanaman yang mempunyai warna menarik pada bunga ataupun
daunnya, dan bertajuk indah.
Tanaman Pendekorasi
Keberhasilan menciptakan lansekap sangat tergantung pada kepekaan dan
pemahaman terhadap potensi yang dimiliki oleh elemen tanaman. Didalam merancang
lansekap, kegunaan arsitektural adalah yang pertama kali dipelajari, baru kemudian
dipilih jenis tanaman yang secara visual sesuai dengan fungsi-fungsi tadi.
8/17/2019 Bahan Ajar Mata Kuliah ArsLansekap 4
7/44
| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3
7 | S r i H a n d a y a n i
b. Aspek Artistik-Visual
Tanaman mempunyai karakter visual yang khas yang membedakannya dari
elemen lansekap lainnya. Karakter visual tersebut diantaranya adalah: ukuran, warna,
tekstur, tipe dan massa daunnya. Menggolongkan jenis tanaman dari segi artistik visual
berarti mengelompokkannya menjadi:
1) Tanaman yang menonjol sebagai unsur garis
Tanaman berbatang tunggal yang ramping dan tinggi seperti kelapa, pinang/jambe,
cemara pecut, dan sebagainya.
8/17/2019 Bahan Ajar Mata Kuliah ArsLansekap 4
8/44
| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3
8 | S r i H a n d a y a n i
2) Tanaman yang menonjol sebagai unsur bentuk
Daun berbentuk geometrik (bulat, oval, segitiga, dsb.) atau berbentuk
ornamental (ragam hias) seperti: keladi monstera, palem kuning, hedera helix.
Semak atau jenis cemara yang dipangkas menjadi bentuk-bentuk geometrik.
Karakteristiknya seperti pada jenis palem, cemara, khaya, senegalensis, saguaro.
3) Tanaman yang menonjol sebagai unsur warna
Berbunga banyak: mawar, anggrek, phlox drummondii, geranium.
Berdaun berwarna: miana, puring, euphorbia pulcherrima, evergreen.
4) Tanaman yang menonjol sebagai unsur tekstur
Lumut, rumput, groundcover, semak, perdu, pohon berdaun lebat.
Terbagi menjadi tekstur lembut/halus, sedang dan kasar.
Bertekstur halus jika daunnya kecil/lembut
Bertekstur halus jika daunnya tidak begitu kecil/lembut
Bertekstur halus jika daunnya agak besar atau besar/lebar
Unsur tekstur terbaca pada kelebatan massa daun.
5) Tanaman yang menonjol sebagai unsur struktur
Terbagi menjadi: ringan, sedang, berat.
Berstruktur ringan, jika mengesankan ramping (bercabang ranting kecil,berdaun kecil dan jarang)
Berstruktur berat, jika batang, cabang dan rantingnya besar, daunnya lebat.
Contoh: karet munding, beringin dan trembesi.
Berstruktur sedang, contoh: palem hijau, rambutan, nusa indah.
6) Tanaman yang menonjol sebagai unsur massa
Tanaman berdaun lebat. Terbagi dalam kelompok:
Transparan, seperti flamboyan, cemara angin, dan sebagainya. Pekat, seperti akasia, oleander, belawuan, dan sebagainya.
Massif seperti beringin, cemara gembel, dan sebagainya.
7) Tanaman yang menonjol sebagai unsur karakter
Lentur, lentik, semampai ( feminine). Contoh: pinang merah, palem kuning.
Tegap, kekar, gagah (masculine). Contoh: kelapa, sikas, cemara papua.
Agung, megah, wibawa. Contoh: sikas, kuping gajah, soka, cemara lilin.
Mistik, magis. Contoh: aren, karet munding, sawo bludru, yang-liu.
8/17/2019 Bahan Ajar Mata Kuliah ArsLansekap 4
9/44
| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3
9 | S r i H a n d a y a n i
Dalam tata lansekap kegunaan estetis tanaman dapat diterapkan untuk:
Menghubungkan (secara visual) bangunan dengan lingkungan sekitarnya.
Menyatukan dan menyelaraskan lingkungan yang semula tidak beraturan.
Memperkuat titik-titik atau area tertentu dalam lansekap.
Memperlembut kekakuan unsur arsitektur yang keras.
Membingkai pemandangan (view ) yang indah.
Warna tanaman dapat digunakan untuk menciptakan pusat perhatian pada lansekap.
Pembagian berdasarkan aspek artistik visual akan membantu dalam penataan
lansekap untuk mencapai nilai keindahan tertentu, baik dalam menyusun kombinasi
tanaman dalam border, memilih tanaman/pohon utama dalam perhitungannya dengan
bentuk bangunan. Arsitektural bangunan jangan dirusakkan oleh pemilihan jenis
tanaman secara gegabah. Karena salah satu tujuan tata lansekap adalah menunjang
keindahan bangunan.
c. Aspek Hortikultural
Penggolongan secara hortikultural artinya adalah membagi jenis
tanaman berdasarkan pengelompokkan: 1) Habitus-fungsional, 2) Ekologi, 3)
Fitogeografi, 4) Taksonomi, dan 5) Morfologi. 1) Habitus-fungsional
Yang dimaksud ialah “ciri khas” (bunga, daun, buah atau tajuk), “watak dan
kebiasan” (ciri pertumbuhan, cepat -lambatnya), “kesukaan” dan kegunaan suatu
tanaman. Muncullah istilah tanaman berbunga indah, berdaun indah, tanaman
peneduh dsb.
2)
EkologiPembagian tanaman ini berdasarkan hubungannya dengan jenis tanah, air,
cuaca, kelembaban, cahaya matahari, angin dan sebagainya sehinga timbul istilah:
tanaman teduh/panas, tanaman basah/kering dan sebagainya.
3) Fitogeografi
Pembagian tanaman berdasarkan daerah asalnya seperti laut/pantai,
payau/rawa-rawa, gurun, bukit karang, daerah rendah/tinggi dan sebagainya.
8/17/2019 Bahan Ajar Mata Kuliah ArsLansekap 4
10/44
| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3
10 | S r i H a n d a y a n i
4) Taksonomi
Adalah pembagian kelompok tanaman berdasarkan silsilah keluarganya: yaitu
genera, species dan varietas. Hal ini menghasilkan sistem pemberian nama atau
nomenklatur yang berlaku secara internasional. Nama yang ditentukan berdasarkan
nomenklatur inilah yang kemudian dikenal sebagai nama ilmiah tanaman atau lebih
populer lagi sebagai nama latin tanaman. Nama suatu tanaman biasanya terdiri dari dua
atau tiga kata. Yang pertama menunjukkan genera; yang kedua menunjukkan species;
yang ketiga menunjukkan varietas. Sering pula di belakang nama varietas ini
ditambahkan petunjuk seperti “Thunb”, “L” dsb. Singkatan itu adalah singkatan dari
nama para ahli yang memperkenalkannya. “Thunb” dari nama Thunberg, sedang “L”
dari Linnaeus. Contoh: Rhapis exelsa Thunb. (palem waregu), Lagerstroemia indica L.
(bunga-jepang/bungur-sakura), Maranta leuconeura kerchoveana (maranta maskoko).
5) Morfologi
Yaitu membagi tanaman berdasarkan struktur fisiologisnya, sehingga
menghasilkan jenis-jenis tanaman: lumut, rumput, tanaman semusim, perdu, pohon,
epifit, parasit dan lain sebagainya.
Kalau pembagian tanaman secara arsitektural memudahkan pemilihan tanamandalam hubungannya dengan konsep perencanaan ruang. Penggolongan artistik visual
memudahkan pemilihan tanaman untuk dikombinasikan dalam border atau dengan
wajah bangunan rumah, kondisi lingkungan, bentuk pagar dan sebagainya yang
bertujuan mencapai nilai keindahan maksimalnya. Pembagian tanaman secara
hortikulutural, akan membantu pemilihan tanaman dalam hubungannya dengan
teduh/panas; lembab/kering; sirkulasi udara bebas/terhalang; jumlah air siramanna;
pupuk yang dikehendaki; dan lain sebagainya yang berhubungan dengan segar-sehat-subur-berkembangnya tanaman.
d. Aspek Pengendali Iklim Mikro
Tanaman/tetumbuhan melakukan proses fotosintesa pada siang hari dengan
menyerap CO2 dan mengeluarkan O2 yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup.
Pada proses transpirasi, tanaman mengeluarkan uap air yang dapat menurunkan suhu
di sekitarnya sehingga lingkungan di sekitar tanaman terasa sejuk dan segar.
8/17/2019 Bahan Ajar Mata Kuliah ArsLansekap 4
11/44
| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3
11 | S r i H a n d a y a n i
Tanaman terutama pepohonan besar dapat menciptakan keteduhan. Tajuknya
yang lebar dapat menahan sinar matahari langsung ke permukaan tanah. Demikian juga
tanaman-tanaman yang ditanam sedemikian rupa sebagai buffer dapat menahan atau
menyaring aliran udara ke tempat tertentu agar tetap nyaman. Berbagai aspek tersebut
termasuk ke dalam fungsi tanaman sebagai pengendali iklim mikro.
e. Aspek Kegunaan Rekayasa
Aspek ini memperhatikan cara bagaimana elemen tanaman digunakan untuk
mengendalikan erosi, kebisingan, mengarahkan sirkulasi dan menahan silau atau
refleksi cahaya. Kegunaan rekayasa ini antara lain adalah:
1)
Permukaan tanah terutama yang miring dan lereng terjal apabila ditanami
dengan penutup tanah akan memperkecil erosi akibat aliran permukaan.
2) Tanaman yang mempunyai massa daun lebar dengan kerapatan dan tinggi
tertentu bila ditempatkan diantara objek dan sumber kebisingan dapat
meredam suara atau mengurangi kebisingan yang terjadi.
3) Bidang dasar yang digunakan untuk sirkulasi dapat diarahkan dan
dikendalikan dengan cara menanam tanaman di kedua sisinya, sesuai arah
sirkulasi yang dikehendaki.4) Silau matahari atau refleksi cahaya yang tidak dikehendaki dapat dikurangi
dengan cara menanam tanaman yang berfungsi untuk menahan silau.
2. Karakteristik Vegetasi
Karakteristik tanaman menampilkan ciri dan bentuk tanaman yang terdiri dari:
ukuran, bentuk, warna dan tekstur tanaman. Masing-masing ciri tersebut berpengaruh
langsung terhadap hasil penataan lansekap.
a. Ukuran
Tinggi dan lebar tanaman merupakan faktor yang harus diperhitungkan dalam
pemilihan maupun penetapan titik tanam. Karenanya perancang harus memahami
benar pertumbuhan maksimal, serta kondisi lingkungan yang dikehendaki tanaman.
8/17/2019 Bahan Ajar Mata Kuliah ArsLansekap 4
12/44
| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3
12 | S r i H a n d a y a n i
Adakalanya suatu jenis tanaman tidak dapat tumbuh maksimal karena kondisi
lingkungan yang tidak sesuai dan kurang mendukung, atau karena gangguan
hama/penyakit. Untuk itu diperlukan perlakuan-perlakuan tertentu.
JENIS/UKURAN
TANAMAN
KARAKTERISTIK DAN PERANAN DALAM TAMAN CONTOH TANAMAN
Pohon Kecil
3 – 6 m.
Kanopi membentuk ruang akrab. Cocok pada
halaman yang kecil. Menjadi penarik visual bila
digabung dengan tanaman rendah
Belimbing, Kemboja,
Cemara kipas
Pohon
Sedang9 – 12 m.
Tidak cocok untuk halaman yang kecil Nangka, Kisabun,
Jambu air
Pohon Besar
> 12 M.
Penarik visual Mahoni, Damar,
Kihujan
Semak/Perdu
tinggi
3 – 4,5 m.
Berperan sebagai dinding. Digunakan sebagai
sekat dan pembentuk ruang yang bersifat privat
atau sebagai latar belakang netral bagi patung
atau tanaman berbunga
Kol merak, Kol banda,
Nusa indah
SemakSedang dan
Redah
0,3 – 2 m.
Digunakan untuk pembatas ruang, sebagai unsurperalihan komposisi dari semak tinggi ke semak
rendah.
Sebaiknya ditanam dalam kelompok besar
Puring,Kembang sepatu,
Diefen bahia.
Pohon
Ornamental
Tidak cocok digabung dalam komposisi.
Sangat cocok dipasang dekat pintu gerbang
masuk karena menarik perhatian
Cemara norfolk.
Tanaman yang
berubah karena alam
Penutup
tanah
15 – 30 cm
Membentuk pola bidang alas.
Pembatas antara rumput dan perkerasan.
Dapat menghubunkan unsur unsur dalamkomposisi.
Menutup tanah yang tidak sesuai dengan rumput.
Lantana, Lili paris,
Portulaka.
b. Bentuk
1) Pohon
Bentuk pohon diekspresikan dalam bentuk tajuk dan pecabangan. Meski
bentuk pohon beraneka ragam, namun pada dasarnya bentuk-bentuk tersebut
dapat dikelompokkan ke dalam bentuk yang melebar, membulat, piramidal,
columnar, tinggi ramping dan bentuk-bentuk yang tidak beraturan.
Bentuk yang cenderung kaku seperti pyramidal, membulat dan
columnar, cocok untuk rancangan lansekap yang bersifat formal. Bentuk-bentuk
demikian banyak digunakan untuk penataan lansekap yang mempunyai pola
simetris, fungsinya untuk mempetegas kesan ruang.
Bentuk yang tidak beraturan dan meliuk atau merunduk (weeping) lebih
tepat digunakan dalam rancangan lansekap informal. Bentuk-bentuk pyramidal,
8/17/2019 Bahan Ajar Mata Kuliah ArsLansekap 4
13/44
| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3
13 | S r i H a n d a y a n i
weeping, columnar dapat dijadikan sebagai aksen, sedangkan untuk struktur
pembingkaian ( frame) dapat dipilih bentuk-bentuk melebar atau columnar.
Agar tercapai bentuk yang dikehendaki, terutama pada jenis semak dapat
dilakukan pemangkasan. Dengan cara tersebut dapat diperoleh bentuk-bentuk
topiary, bulat, piramidal, bahkan bentuk yang menyerupai makhluk hidup dan
bentuk-bentuk geometris.
Bentuk-bentuk pohon
BENTUK TANAMAN
DAN CONTOH
KARAKTERISTIK PENGGUNAAN DALAM TAMAN
Melebar/Spreading
Flamboyan
Sengon
Hujan mas
Lebar tajuk kira-kira sama
dengan tingginya.
Menampilkan kesan luas danmelebar.
Kontras terhadap bentuk yang
tinggi ramping
Menjadi penghubung dengan
bentuk lain dalam suatu
komposisi.
Cocok ditempatkan pada
permukaan tanah datar.
Dipergunakan untukmeneruskan garis bangunan.
Untuk menyatukan bangunan
dengan tapak sekitarnya
Bulat
Kisabun
Nangka
Kasia singapur
Merupakan bentuk yang relatif
banyak ditemui.
Bersifat netral dalam suatu
komposisi.
Mudah menyatukan dalam
komposisi
Cocok pada tanah yang datar.
Kurang cocok digunakan
sebagai pohon pengarah.
Digunakan untuk pelembut
pada bentuk yang mencolok
Tinggi ramping
Cemara Lilin
Glodogan tiang
Menarik perhatian ke atas.
Menghasilkan ruang yang
tinggi vertikal.
Kontras jika dikomposisi-kan
dengan bentuk bulat atau
menyebar.
Berperan sebagai aksen
Digunakan dalam jumlah
terbats pada titi-titik tertentu
saja.
Tidak dianjurkan diletak-kan
menyebar karena memecah
perhatian.
Sebagai pohon pengarah.
ColumnarDamar
Puspa
Memiliki karakter sama dengan
bentuk tinggi ramping
Dapat dimanfaatkan seperti
pada pohon bentuk tinggi
ramping
Piramidal
Cengkeh
Cemara kipas
Pinus
Merupakan bentuk yang relatif
banyak ditemui.
Bersifat netral dalam suatukomposisi.
Mudah menyatukan dalam
suatu komposisi
Digunakan sebagai aksen
visual terutama jika ditata
dengan bentuk yang bulatrendah.
Cocok digunakan pada pola-
pola geometris atau formal.
Merunduk
Yang liu
Willow
Struktur percabangan
merunduk ke bawah.
Mengarahkan pandangan ke
bawah.
Cocok diterapkan di tepian air.
Untuk melembutkan garis
bangunan yang keras.
Bentuk Menarik Menarik dan eksotis.
Berubah karena dibentuk
manusia atau terbentuk oleh
kondisi alam.
Ditempatkan sebagai penarik
perhatian.
Ditanam secara soliter, tidak
dalam suatu komposisi
8/17/2019 Bahan Ajar Mata Kuliah ArsLansekap 4
14/44
| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3
14 | S r i H a n d a y a n i
Semak/Perdu
BENTUK TANAMAN
DAN CONTOH
KARAKTERISTIK PENGGUNAAN DALAM TAMAN
Bulat
Tanaman pangkas
Menartik perhatian.
Daunnya rapat.
Digunakan sebagai tanaman penarik visual.
Mendukung tanaman yang berbentuk
piramidal agar menjadi lebih kuat daya
tariknya
Harus dihindarkan pemakaian dalam
jumlah besar
Rendah dan
menyebar
Pangkas kuning
Banyak terdapat dalam
bentuk ground cover.
Daunnya rapat.
Bentuknya kurang
beraturan.
Digunakan sebagai tepian jalan setapak
(barrier ).
Melembutkan garis bangunan.
Pencegah erosi pada lereng/ tanah yang
miring.
Sebagai pelembut tanaman yang lebihi
tinggi
Melebar
Akalipha
Tehtehan
Berdaun rapat.
Lebih lebar dibanding
dengan tingginya
Untuk melembutkan sudut dan garis
bangunan.
Untuk penyekat dan pembentuk ruang
privacy.
Menghantar arah sirkulasi.
Menjadi latar belakang elemen taman.
c. Warna
Warna tanaman merupakan ciri visual yang cukup penting dan dapat
dianggap sebagai karakteristik emosional karena berpengaruh secara langsung
pada kesan dan suasana lansekap yang ditimbulkan. Warna tanaman dihasilkan
oleh daun, bunga, buah, tunas, batang dan cabang. Penampilan warna tanaman
dalam penataan lansekap dibagi ke dalam kelompok dasar:
1) Warna gelap
Biasanya dihasilkan oleh warna daun yang lebih tua atau terjadi karena
kerapatan daun. Contoh: Kijibeling, Karet munding, Pinus.
2) Warna terang
Memiliki daun yang berwarna terang atau hijau muda. Contoh: Kol
banda, Pangkas kuning, Sri gading, Diefen bahia.
8/17/2019 Bahan Ajar Mata Kuliah ArsLansekap 4
15/44
| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3
15 | S r i H a n d a y a n i
3) Warna kontras
Yang diimaksudkan kontras disini adalah bila warna yang dihasilkan baik
oleh daun maupun bunga sangat kontras dengan lingkungan sekitarnya.
Contoh: bougenvil, puring.
Dalam menata lansekap seringkali perhatian hanya ditujukan pada jenis
tanaman saja sehingga sering terlihat suatu lansekap dipenuhi dengan berbagai
jenis tanaman yang dicampur adukan. Dalam menata warna tanaman harus
diperhatikan jumlah tanaman sejenis. Bertambah besar jumlah tanaman sejenis
yang digunakan, bertambah pula pula efek warna yang dihasilkan.
Tanaman yang berwarna gelap mampu memberi kesan dekat kepada pengamat.
Dengan karakteristik tersebut, lansekap yang relatif sempit sebaiknya menghindari
penggunaan tanaman yang berwarna gelap dalam jumlah banyak. Warna tanaman yang
gelap cocok digunakan sebagai latar belakang dari tanaman yang yang terang atau
kontras.
Tanaman warna gelap
Tampak mendekat
Tanaman yang berwarna terang memberi kesan menjauh dari
pengamat. Dengan karakteristik ini, tanaman yang berwarna terang lebih
cocok digunakan pada halaman yang sempit, agar terkesan lebih lapang.
Tanaman warna terang
Tampak menjauh
8/17/2019 Bahan Ajar Mata Kuliah ArsLansekap 4
16/44
| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3
16 | S r i H a n d a y a n i
Tanaman berwarna kontras mampu menarik perhatian. Dengan
karakteristik ini, penggunaan tanaman kontras dalam suatu lansekap harus
hati-hati sebab penempatan yang dilakukan secara menyebar dapat
mengaburkan titik perhatian.
Tanaman warna kontras
Menarik perhatian
d. Tekstur
Tekstur tanaman adalah kesan halus atau kasar yang ditimbulkan oleh
penampilan tanaman, baik secara individual maupun kelompok. Tekstur
tanaman diekspresikan oleh bentuk dan susunan daun. Di daerah yang
mengalami pergantian musim, tekstur tanaman dapat berubah karena gugurnyadaun sehingga tekstur diekspresikan oleh bentuk percabangan. Tekstur
tanaman juga dipengaruhi oleh ukuran daun, kerapatan cabang atau ranting,
konfigurasi kulit tanaman dan jarak pengamatan. Pada jarak pengamatan dekat,
ukuran daun berperan dalam menampilkan karakteristik tekstur tanaman.
1) Tekstur kasar
Tekstur kasar terbentuk oleh daun, cabang yang berukuran besar, dan
tidak memiliki ranting kecil seperti Sukun, Ketapang, Agave, Philodendron.
Ciri tanaman bertekstur kasar adalah mudah dilihat, jelas dan tegas.
Tanaman ini memberi kesan ‘bergerak’ mendekat pada pengamat, hingga
menjadi yang pertama kali terlihat bila berada dalam suatu komposisi.
Umumnya tanaman ini transparan dan tidak nampak jelas bentuk tajuknya,
sehingga lebih cocok dipakai untuk penataan lansekap yang formal. Dengan
ciri dan karakteristik demikian, tanaman bertekstur kasar digunakan sebagai
8/17/2019 Bahan Ajar Mata Kuliah ArsLansekap 4
17/44
| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3
17 | S r i H a n d a y a n i
penarik perhatian. Yang perlu diperhatikan, bila ditata dalam jumlah banyak,
tanaman bertekstur kasar menyebabkan ruang terasa sempit. Oleh karena
itu pada lahan yang sempit penggunaan tanaman bertekstur kasar sebaiknya
dihindari.
2) Tekstur sedang
Tekstur Sedang terbentuk oleh daun dan cabang yang berukuran sedang
dan merupakan tanaman yang paling banyak bisa ditemui. Dibandingkan
tanaman bertekstur kasar, tanaman bertekstur sedang kurang transparan
dan kurang tegas tajuknya. Tanaman ini harus merupakan tekstur dasar
dalam penataan lansekap karena mudah ditemui. Juga dapat dimanfaatkan
sebagai unsur peralihan dari tekstur kasar ke tekstur halus.
3) Tekstur halus
Tekstur halus suatu tanaman terbentuk oleh daun yang berukuran kecil
serta ranting kecil yang rapat seperti Asem landi, Pinus, Filicium, Suplir.
Tanaman jenis ini memiliki terlihat halus dan lembut sehingga kurang
menonjol dalam suatu komposisi dan menjadi yang paling akhir teramati.Tanaman ini memiliki tajuk yang jelas dan memberi kesan ‘menjauhi’
pengamat. Dengan karakteristik ini, tanaman bertekstur halus dapat
dimanfaatkan untuk penataan lahan yang sempit agar terasa lebih luas,
karenanya sangat cocok dijadikan tanaman latar belakang dan tepat
digunakan pada lansekap yang formal.
Ruang tampak lebih pendek
Kesan mendekat
Lembut Sedang Kasar
Pemanfaatan gabungan ketiga jenis tekstur tanaman ini dapat
dimanfaatkan untuk memanipulasi jarak pada lansekap. Jika beberapa jenis
8/17/2019 Bahan Ajar Mata Kuliah ArsLansekap 4
18/44
| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3
18 | S r i H a n d a y a n i
tanaman ditanam berkelompok dengan komposisi dari depan ke belakang:
tanaman bertekstur halus, sedang kemudian kasar, maka ruang akan terasa
memendek. Sedangkan bila komposisi itu dibalik, yang bertekstur kasar di
depan dan diikuti oleh tekstur sedang dan halus maka ruang akan terasa
memanjang.
Ruang tampak lebih panjang
Kesan menjauh
Kasar Sedang Halus
3. Kriteria Pemilihan Vegetasi
a. Daya tahan
1) Apakah tanaman cocok dengan kondisi lingkungan dimana tanaman tersebut
akan ditempatkan. Maksudnya adalah kesesuaian dengan iklim dan keadaan
tanah.
2) Apakah tanaman dapat tumbuh pada lahan yang kering atau lahan becek.
3) Apakah tanaman toleran terhadap kondisi lingkungan kota. Jika per-akaran
pohon tertutup perkerasan, dapatkah bertahan Atau justru per-akarannya
akan merusak perkerasan.
4) Apakah tanaman memiliki daya tahan terhadap serangan hama/penyakit.
b. Bentuk dan Struktur
1) Apakah tanaman mengalami masa gugur daun, atau hijau sepanjang tahun.
2) Berapa tinggi dan lebar maksimal percabangannya. Berapa lama waktu yang
diperlukan untuk mencapai ukuran maksimal tersebut.
3) Apakah dapat membentuk bayang-bayang secara penuh atau bersifat
transparan terhadap sinar matahari.
8/17/2019 Bahan Ajar Mata Kuliah ArsLansekap 4
19/44
| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3
19 | S r i H a n d a y a n i
c. Daun, Bunga dan Buah
Adalah hal-hal yang menyangkut dengan:
1)
Bentuk , tekstur dan warna daun.
2) Pergantian warna dipengaruhi oleh pergantian musim.
3) Pemanfaatan bunga dan buah. Waktu terjadinya masa berbunga/berbuah. Lamanya
masa berbunga/berbuah. Warna dan aroma bunga/buah.
4) Apakah ia mengundang fauna yang dikehendaki.
d. Kemudahan lain
1)
Apakah tanaman itu mudah atau sulit dipindahkan
2) Apakah perlu pemeliharaan yang intensif atau tidak.
4. Komposisi Vegetasi
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun komposisi
tanaman yaitu: tanaman khususnya semak, sebaiknya ditanam dalam bak tanam
(cultivated bed ) sehingga terlindung dari kerusakan akibat mesin potong
rumput saat pemotongan. Penanaman di dalam bak memungkinkan menutuppermukaan tanah dengan lumut, serbuk kayu, batuan atau material lain untuk
mencegah timbulnya tanaman liar.
a. Komposisi Tanaman Menyudut
Pada penataan komposisi penanaman menyudut, ada dua hal yang perlu
diperhatikan. 1) titik tengah sudut atau lengkung dalam (incurve) dan 2) kedua
tepian atau lengkung luar (outcurve).Lengkung dalam merupakan tempat yang cocok untuk menempatkan
tanaman yang memiliki daya tarik visual kuat sehingga biasanya digunakan
untuk menempatkan focal point dengan tanaman yang khas, baik ukuran,
bentuk, maupun warnanya. Dari segi ukuran, sebaiknya tanaman tersebut
merupakan tanaman yang paling tinggi di antara tanaman lain pada bagian
outcurve. Selain tanaman khas, untuk focal point dapat juga ditempatkan
8/17/2019 Bahan Ajar Mata Kuliah ArsLansekap 4
20/44
| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3
20 | S r i H a n d a y a n i
bentuk aksen lainnya pada incurve seperti patung, air mancur atau lampu yang
bentuknya artistik.
incurve
outcurve
outcurve
Aksen utama dapat diletakkan di lokasi incurve atau di lokasi lain. Jika
aksen di luar incurve, maka incurve dapat dijadikan tempat untuk meletakkan
aksen minor dengan catatan aksen ini tidak melebihi kekuatan aksen utamanya.
Variasi dapat dilakukan dalam komposisi menyudut ini, antara lain:
1) Meletakan tanaman tinggi pada incurve kemudian memendek ke arah
outcurve.
2)
Pada incurve diletakan tanaman tinggi sedangkan bagian depan sertaoutcurve diisi dengan tanaman yang lebih pendek.
Komposisi tanaman pada incurve dan outcurve ini sebaiknya tidak lebih
dari tiga sampai empat species saja.
Tanaman Penarik Visual Tanaman Pendukung
Outcurve
Incurve
8/17/2019 Bahan Ajar Mata Kuliah ArsLansekap 4
21/44
| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3
21 | S r i H a n d a y a n i
e. Komposisi Tanaman pada Bidang Lurus
Komposisi penanaman pada bidang lurus pada dasarnya mencoba
menerapkan fungsi arsitektural yang diantaranya adalah membentuk bidang
vertikal. Penanaman cara ini dapat berperan sebagai pembentuk ruang privacy,
total maupun semi privacy, atau ruang dengan tingkat keterbukaan terbatas.
Selain fungsi arsitektural, komposisi ini berperan pula sebagai
pengendali visual dan pengendali lingkungan, seperti pengendalian pandangan
ke arah tempat yang kurang menarik dan pengendalian terik matahari.
Penanaman pada bidang lurus secara umum dikelompokkan pada: (1) Berderet
mengikuti bidang lurus, (2) Berderet seolah mengikuti garis
lengkung/berbelok-belok
Lurus Berkelok
Seperti halnya dalam pembuatan komposisi menyudut, jenis species
tanaman yang digunakan harus dibatasi dan disusun dalam bentuk kelompok.
Namun jumlah tanaman yang terlalu sedikit pun dapat mengakibatkan
komposisi menjadi monoton. Disamping itu pengaturan dalam perletakan titik
tanam sangat mempengaruhi daya tarik komposisi secara keseluruhan.
Komposisi tanaman pada bidang lurus akan lebih menarik bila di bagian
depan ditempatkan tanaman yang lebih rendah dari bagian belakang. Hal ini
untuk menciptakan area transisi antara penutup tanah dengan tanaman tinggi.
8/17/2019 Bahan Ajar Mata Kuliah ArsLansekap 4
22/44
| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3
22 | S r i H a n d a y a n i
Tanaman tinggi
Tanaman rendah
Contoh-contoh penataan tanaman pada bidang lurus.
b. Komposisi Tanaman untuk Memanipulasi Bangunan
Komposisi ini diperlukan bila menghadapi bangunan yang bentuknya
terlalu tinggi, dinding yang telah tua atau bagian bangunan lain yang kurang
menarik. Komposisi untuk memanipulasi bangunan ini memiliki peran penting
dalam mempercantik sebuah bangunan, tidak hanya terbatas pada sudut-sudutbangunan saja tetapi menyeluruh hingga ke bagian lansekap lainnya. Fungsi
lainnya adalah untuk mengarahkan pandangan pengamat pada pintu masuk di
area publik sebuah bangunan.
Manipulasi bangunan terlalu kaku dan kurang berhasil
8/17/2019 Bahan Ajar Mata Kuliah ArsLansekap 4
23/44
| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3
23 | S r i H a n d a y a n i
5. Fungsi Vegetasi dalam Perencanaan dan Perancangan Lansekap
Setiap peletakan unsur tanaman dalam lansekap harus memiliki tujuan
dan fungsi yang jelas. Tanaman dalam penataan lansekap memiliki tiga fungsi
utama: (1) Fungsi arsitektural yaitu pemanfaatan tanaman untuk membentuk
bidang-bidang tegak terutama dalam membentuk ruang; (2) Fungsi lingkungan
yaitu fungsi tanaman yang lebih ditekankan untuk menciptakan kenyamanan
dan keamanan dari faktor-faktor gangguan lingkungan seperti polusi, erosi dan
lain-lain; (3) Fungsi estetis tanaman yaitu untuk memberikan nilai-nilai
keindahan dalam mendukung kedua fungsi di atas. Lebih terperinci dari fungsi
tanaman ini akan dijelaskan dibawah ini.
c. Visual Control
1) Mengarahkan
Manipulasi bangunan yang mampu menjadikan bangunan lebih dinamis
8/17/2019 Bahan Ajar Mata Kuliah ArsLansekap 4
24/44
| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3
24 | S r i H a n d a y a n i
2) Menciptakan Privacy
Total Privacy
Semi Privacy
Total Privacy
3) Menghalangi Obyek Pandangan yang tidak dikehendaki
8/17/2019 Bahan Ajar Mata Kuliah ArsLansekap 4
25/44
| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3
25 | S r i H a n d a y a n i
Penutup pemandangan
4) Menghubungkan Bangunan
5) Melingkup Bangunan
8/17/2019 Bahan Ajar Mata Kuliah ArsLansekap 4
26/44
| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3
26 | S r i H a n d a y a n i
d. Pembatas Fisik
Batas jalan
Batas halaman
e. Pengendali Iklim
Iklim sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan dan perilaku
manusia. Unsur-unsur iklim yang perlu dipertimbangkan dalam penyusunan
rancangan lansekap adalah angin, temperatur, dan curah hujan. Disamping
fungsi perlindungan terhadap unsur-unsur iklim, tanaman memungkinkan
untuk menciptakan iklim mikro akibat proses fotosintesis yang dilakukannya
siang hari.
1) Perlindungan terhadap Angin dan Pencipta Iklim Mikro
6CO2 + 6H2O C6H12O6 + 6O2
CO2
8/17/2019 Bahan Ajar Mata Kuliah ArsLansekap 4
27/44
| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3
27 | S r i H a n d a y a n i
Penanaman yang padat dapat mengurangi kecepatan angin 75 – 85%
2) Perlindungan terhadap Radiasi Matahari dan Temperatur
3) Perlindungan terhadap Curah Hujan dan Erosi Tanah
hujan
Run off
Tumbukan langsung butiran hujan dengan tanah dapat
menyebabkan terjadinya pengikisan butir tanah (erosi)
8/17/2019 Bahan Ajar Mata Kuliah ArsLansekap 4
28/44
| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3
28 | S r i H a n d a y a n i
f. Perlindungan terhadap Suara Bising dan Bau
Sumber bau
g. Habitat Fauna
Tanaman merupakan tempat hidup sebagian fauna yang dapat
memperkaya suasana lansekap. Aneka bunga dapat mengundang hadirnya
kumbang dan kupu-kupu serta bermacam-macam serangga lainnya.
Pepohonan seringkali dijadikan tempat bersarangnya burung. Bahkan dalam
lansekap berskala besar, tidak mustahil untuk menyediakan termpat hidup
kelelawar sebagai daya tarik.
Tanaman memperlambat
kecepatan air hujan
8/17/2019 Bahan Ajar Mata Kuliah ArsLansekap 4
29/44
| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3
29 | S r i H a n d a y a n i
h. Estetika Lingkungan
1) Mempersatukan Elemen-elemen Arsitektur
Pohon mempersatukan bentuk-bentuk bangunan yang berbeda
8/17/2019 Bahan Ajar Mata Kuliah ArsLansekap 4
30/44
| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3
30 | S r i H a n d a y a n i
2) Penegas (emphasizer )
Tanaman vertikal
Tanaman Vertikal untuk mempertegas jalan masuk
3) Menciptakan Skala yang Manusiawi
4) Membingkai Pandangan dan Aksentuasi Bangunan
8/17/2019 Bahan Ajar Mata Kuliah ArsLansekap 4
31/44
| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3
31 | S r i H a n d a y a n i
B. ELEMEN KERAS
Elemen keras merupakan unsur tidak hidup dalam lansekap dan berfungsi
sebagai unsur pendukung untuk meningkatkan kualitas lansekap tersebut.
1.
Batuan
Salah satu elemen lansekap adalah bebatuan, yang dapat digunakan sebagai
penyeimbang kesan kelembutan yang diciptakan oleh tanaman. Taman Jepang
dan Taman China yang sangat alami, elemen utamanya adalah batu, air dan
tanaman. Penyusunan batu pada taman Jepang, Ryoaan – Ji menggunakan
prinsip penyusunan 3-5-7, artinya batuan disusun atas dasar jumlah ganjil yaitu
tiga, lima atau tujuh.
Tekstur batuan juga memiliki peran. Tekstur halus pada batuan
memberikan watak tenang, tekstur kasar memberikan watak ceria. Untuk itu
perlu penyesuaian dengan jenis tanaman yang ada disekitarnya.
Dilihat dari susunannya, dikenal batuan dengan susunan tunggal dan
susunan majemuk. Dalam susunan tunggal berarti hanya ada satu batu dan ini
bisa diterapkan dalam lansekap yang relatif sempit. Satu buah batu yang cukup
besar ditempatkan pada point of interest dari lansekap. Penampilannya harus
cukup cermat dan perimbangan antara kesan keras batuan dengan kesan lembuttanaman adalah 1:5. Bila lebih dari itu, misalnya 1:4 maka kesan kerasnya akan
lebih menonjol, sebaliknya akan lembut bila perbandingannya misalnya 1:8.
Susunan majemuk lebih sulit diwujudkan, namun lebih variatif.
Tatanan batuan di dalam lansekap sangat menentukan nilai keindahan atau
estetika dari lansekap tersebut. Kunci utama berhasilnya penggunaan batuan
adalah keserasian antara penempatan batuan sesuai dengan sifat fisik dan
frekuensi penampakan batuan dan tanaman serta lingkungan sekitarnya.Sebelum memilih batuan, baik yang berasal dari alam maupun buatan,
perlu diketahui hal-hal sebagai berikut:
a) Sifat Fisik, meliputi:
- bentuk {beraturan (bulat, panjang, tegak), tidak beraturan}
- ukuran (besar, sedang, kecil)
- volume (besar, sedang, kecil)
-
tekstur (halus, kasar, bergelombang) dan kekokohan
8/17/2019 Bahan Ajar Mata Kuliah ArsLansekap 4
32/44
| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3
32 | S r i H a n d a y a n i
b) Warna
c) Penempatan batuan
d) Lingkungan dimana area lansekap itu terletak
2. Perkerasan
Sebagian dari lansekap biasanya mengalami perkerasan, terutama pada
lansekap yang cukup luas. Perkerasan ini dilakukan dengan berbagai macam
Perletakan batu dalam penataan lanskap
8/17/2019 Bahan Ajar Mata Kuliah ArsLansekap 4
33/44
| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3
33 | S r i H a n d a y a n i
bahan sepergi tegel, concrete blokck, aspal, bata, beton dan bahan-bahan lain.
Dilihat dari unsur pembentuknya perkerasan dikategorikan menjadi dua macam
yaitu:
a.
Unsur alami, yaitu perkerasan yang dibuat atau didominasi oleh bahan-
bahan alam seperti kerikil, agregat ekspose, flag stone, batu alam dan lain
sebagainya.
b. Unsur buata, yaitu perkerasan yang umumnya merupakan buatan pabrik
yang memiliki bentuk dan dimensi yang standar seperti paving stone, grass
block, keramik, aspal, beton cor dan lain sebagainya.
Perkerasan alami lebih cocok diterapkan untuk lansekap yang sifatnya
informal dengan pola dan ukuran yang bebas. Sedangkan perkerasan buatan
lebih cocok untuk digunakan pada lansekap yang bersifat formal seperti pada
lansekap perkantoran, tempat upacara karena memiliki pola-pola geometris.
8/17/2019 Bahan Ajar Mata Kuliah ArsLansekap 4
34/44
| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3
34 | S r i H a n d a y a n i
3. Jalan Setapak
Jalan setapak dibuat terutama pada lansekap yang luas untuk penghubung
antar bagian atau sebagai jalur sirkulasi. Jalan setapak adalah salah satu bentuk
perkerasan pada lansekap. Salah satu fungsinya adalah untuk sirkulasi pejalan
kaki agar tidak merusak rumput yang telah ditata dengan apik.
Desain jalan setapak ini dapat diciptakan sedemikian rupa sehingga dapat
menjadi elemen lansekap yang memiliki nilai visual yang artistik. Pemilihan
bahan yang digunakan dapat membantu menciptakan tekstur yang sangat
bervariasi.
Bahan yang sering digunakan untuk jalan setapak ini antara lain adalah batu
alam, grass block, paving block, batu buatan, kayu, beton dan lain sebagainya.
8/17/2019 Bahan Ajar Mata Kuliah ArsLansekap 4
35/44
| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3
35 | S r i H a n d a y a n i
Bila menggunakan kayu (stepping wood) tentunya harus menggunakan kayu
yang kuat dan tidak mudah lapuk, dipotong melintang bundar, lebarnya cukup
untuk dipijak.
Jalan setapak yang dipadukan dengan koral dapat merupakan unsur kontras
dan variasi keindahan lansekap.
Membuat jalan setapak haruslah berskala manusia, artinya jarak antara
batuan satu dengan lainnya diatur untuk memberikan kemudahan langkah pada
orang yang berjalan di atasnya.
4. Air
Penggunaan elemen air dalam penataan lanskap akan memberi suasana
lebih sejuk bagi taman. Elemen air yang digunakan bisa berupa kolam ikan, air
mancur, atau pot yang berisi air dan tanaman teratai atau jenis tanaman air
lainnya. Desain dan jenisnya harus disesuaikan dengan selera dan kesatuan
desain yang ada.
8/17/2019 Bahan Ajar Mata Kuliah ArsLansekap 4
36/44
| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3
36 | S r i H a n d a y a n i
5.
Kolam
Kolam dibuat dalam rangka menunjang fungsi bangunan atau merupakan
bagian lansekap yang memiliki nilai estetika tersendiri. Kolam dapat
ditampilkan sebagai bentukan kolam yang modern/kontemporer sampai
bentukan yang terkesan alami, meniru situasi alam dengan bentukan artifisial.
Kolam biasanya dapat dipadukan dengan batuan tebing dan dengan permainan
air yang menambah kesan dinamis.
Kolam akan tampil hidup bila ada permainan air di dalamnya, entah berupaair mancur, air muncrat, air menggerojok, air terjun dan lain-lain. Di dalam
kolam juga dapat ditanami tumbuhan air yang berdaun indah, berbunga indah
dan ikan. Taman dengan kolam akan mampu meningkatkan kelembaban
lingkungan sehingga juga berfungsi sebagai penyejuk lingkunan.
8/17/2019 Bahan Ajar Mata Kuliah ArsLansekap 4
37/44
| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3
37 | S r i H a n d a y a n i
Taman dengan kolam atau water garden sebaiknya tidak terletak dekat
dengan pohon besar sebab daun-daun yang gugur akan mengotori bila jatuh ke
kolam. Kedalaman kolam diatur 20 – 50 cm. Atau bila lebih dalam lagi, maka
penanaman tanaman air diletakkan dalam pot dengan media tanah yang ditata di
dalam kolam. Perlu dipahami bahwa air yang terlalu dalam menyebabkan
pertukaran udara jelek, sehingga pertumbuhan tanaman dan ikan lambat. Bila
diinginkan, tanaman berbunga juga akan lambat berbunga.
6.
Tebing Buatan
Tebing ini dibuat untuk memberi kesan alami, menyatu dengan alam.
Suasana alam gunung, alam pantai, atau alam tepian jurang seakan ingin dibawa
ke sini. Di sela-sela tebing biasanya diisi dengan tanah yang subur dan porus
untuk menanam tanaman-tanaman yang tetap tumbuh rendah atau merambat
sehingga menambah kesan alamiah.
8/17/2019 Bahan Ajar Mata Kuliah ArsLansekap 4
38/44
| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3
38 | S r i H a n d a y a n i
Tebing kadang-kadang dibuat dengan maksud untuk menyembunyikan
tembok pembatas agar dinding tembok yang licin masif tidak lagi menyilaukanmata pada saat matahari bersinar sepanjang siang, sekaligus menciptakan
suasana sejuk, dapat dipadukan dengan kolam dan air menggerojok atau air
terjun, menambah suasana dinamis dan nyaman. Di samping itu, juga dapat
untuk menyamarkan pemandangan tidak sedap misalnya pada lokasi yang
terdapat septic tank.
Ada dua hal yang dapat diperoleh dari penampilan batuan tebing ini.
a)
Bila dalam penataan jeli, pemilihan garis-garisnya benar, maka kesankeasriannya menonjol.
b) Bila dalam penataan garis-garisnya salah, maka batuan tebing justru akan
mengganggu penampilan keseluruhan lansekap.
7. Pagar/Benteng
Pagar berfungsi untuk membatasi lahan pribadi dari lahan peruntukkan
yang lain (tetangga, jalan umum atau lingkungan lain). Fungsi lainnya adalah
8/17/2019 Bahan Ajar Mata Kuliah ArsLansekap 4
39/44
| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3
39 | S r i H a n d a y a n i
untuk keamanan dan menjaga privacy, agar tidak saling mengganggu dengan
lingkungan lainnya. Benteng lebih tepat untuk tujuan pengamanan karena
biasanya benteng lebih masif dibandingkan dengan pagar yang transparan.
Sejarah benteng lebih tua dari pada pagar. Pada masa kerajaan kuno,
benteng dimaksudkan sebagai pertahanan dari serangan musuh. Di Bali masih
nampak sisa budaya membentengi tersebut, karena hubungannya dengan nilai
sakral yang dianut dalam pembentukan dunia kehidupan pribadinya (micro
spatial ), yang diatur menurut urutan yang bersifat mistis.
Ada tiga aspek yang melatarbelakangi perwujudan pagar yaitu: manusia,keadaan fisik lingkungan dan peraturan perundang-undangan.
a) Aspek manusia sebagai individu yang ingin membatasi wilayahnya (konsep
batas pemagaran), atau untuk mewujudkan status simbol sebagai ekspresi
pribadinya.
b) Keadaan fisik lingkungan artinya mewujudkan kejelasan atas penguasaannya
berupa tanda tapal batas, atau untuk memberikan jarak tertentu dengan
tetangga.c) Peraturan perundang-undangan adalah untuk melindungi legalitas hak milik
pribadi yang merupakan manifestasi yang jelas terhadap adanya dorongan
memiliki batas.
Wajah pagar sangat beraneka ragam, baik bentuk maupun bahannya. Ada
yang terbuat dari unsur olahan tangan manusia, ada pula yang merupakan karya
asli alam sendiri. Yang dituntut dari wajah pagar adalah mendekati keserasian
dengan lingkungannya, minimal mengikuti kriteria berikut:
8/17/2019 Bahan Ajar Mata Kuliah ArsLansekap 4
40/44
| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3
40 | S r i H a n d a y a n i
a) Ketinggian maksimal 1,2 m. bidang tembus pandang sebesar 60%, bidang
masif setinggi 0,5 m dari permukaan halaman.
b) Pemerataan ketinggian untuk mencapai pola yang ritmis.
c)
Bidang tembus pandang sebagai aplikasi terhadap kontrol lingkungan,
ketertiban penghuni dan sifat keterbukaan, keramahan terhadap lingkungan.
8. Gazebo
Gazebo adalah bangunan peneduh/rumah kecil yang terdapat di suatu
lansekap untuk tempat istirahat dan menikmati suasana sekitar. Sedangkan,
bangku taman adalah bangku panjang yang disatukan dengan tempat duduknya
dan ditempatkan di gazebo atau tempat-tempat teduh untuk istirahat atau
menikmati suasana sekeliling. Gazebo hanya mungkin dibuat untuk lansekap
dengan lahan yang luas. Bentuknya dapat dirancang disesuaikan dengan bentuk
bangunan utama, atau bila ingin dianggap sebagai aksen, dapat dibuat kontras
meniru gaya khusus misalnya “art nouveau”, gaya kolonial atau tradisional
seperti saung, joglo, dan lain sebagainya.
Bahan untuk pembuatan gazebo dan bangku taman tidak perlu mewah,
tetapi penekanannya pada nilai keindahan, kenyamanan, kesederhanaan dalam
suasana santai, akrab dan tidak resmi.
Bangunan gazebo bisa terbuat dari bambu, kayu besi, kayu bangunan
sederhana lainnya, yang penting kuat dan tahan lama. Atapnya dapat
bermacam-macam, mulai dari genting, asbes, ijuk, alang-alang, rumbia dan
bahan-bahan lain yang berkesan sederhana.
8/17/2019 Bahan Ajar Mata Kuliah ArsLansekap 4
41/44
| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3
41 | S r i H a n d a y a n i
9. Bangku Taman
Demikian halnya pada bangku taman dapat bermacam-macam bahan
dengan bentukan yang sederhana.
8/17/2019 Bahan Ajar Mata Kuliah ArsLansekap 4
42/44
| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3
42 | S r i H a n d a y a n i
10. Lampu Taman
Lampu taman merupakan salah satu elemen utama sebuah lansekap dan
digunakan untuk menunjang suasana di malam hari. Lampu yang dikreasikan
mampu menampilkan berbagai macam permainan bentuk dan warna yang
hidup. Efek bayangan lampu juga merupakan pertimbangan dalam menunjang
lingkungan yang indah. Permainan air mancur yang dipadukan dengan warna
sinar lampu, sehingga berwarna-warni menambah indahnya suasana.
Lampu dibedakan atas dua fungsi, yaitu sebagai penerang lingkungan dan
sebagai estetika. Sebagai penerang lingkungan, dia harus memberikan suasana
terang di malam hari, agar terkesan aman sehingga bebas dari rasa takut.
Sebagai estetika, lampu taman, terutama dikreasikan untuk mendapatkan
keindahan. Keindahan ini diperoleh dari bentuk lampu yang antik atau
geomteris, dari rangkaian lampu dengan bentuk yang bermacam-macam, dari
permainan lampu yang dinamis atau permainan lampu yang dipadukan dengan
kolam dan air mancur, serta masih banyak kreasi lain yang bisa dimunculkan.
Refleksi cahaya lampu pada bangunan dan taman juga dapat memunculkan
keindahan. Kesan-kesan tertentu akan muncul dari permainan refleksi cahaya
lampu ini.
8/17/2019 Bahan Ajar Mata Kuliah ArsLansekap 4
43/44
| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3
43 | S r i H a n d a y a n i
11. Pergola
Pergola adalah rangka-rangka yang dibuat untuk menyangga dan
merambatkan tanman yang dengan kerapatannya mampu memberikan
keteduhan di bawahnya. Tanaman yang merambat disebut sebagai tanaman
pergola. Jenisnya bermacam-macam, demikian pula nilai estetikanya.
Keindahan dapat muncul dari sulur-sulur/ akar-akaran yang menggelantung
rapat atau dapat juga dipotong rata, dari kesejukan lingkungannya yang alami,
dari bunga atau tekstur daun yang lembut.
Pergola dapat digunakan pada teras, jalan penghubung antar ruang, antar
lokasi atau sebagai tempat berteduh yang menggantikan fungsi gazebo.
8/17/2019 Bahan Ajar Mata Kuliah ArsLansekap 4
44/44
| B a h a n A j a r M K A r s i t e k t u r L a n s e k a p D 3
12. Bangunan Gedung
Lansekap biasanya dibuat untuk menunjang penampilan suatu bangunan,
termasuk bangunan gedung. Gaya arsitektur bangunan gedung bermacam-
macam. Yang perlu dipahami adalah sebagai berikut:
a) Antara bangunan dan ruang-luar-nya harus merupakan satu kesatuan
penampilan.
b) Pemahaman nilai-nilai bentuk dan garis pada bangunan untuk
menyelaraskannya dengan penampilan lansekap.
c) Pemahaman bagian-bagian bangunan dalam hubungannya dengan lansekap,
karena lansekap memang melengkapi fungsi dan estetika bangunan sehingga
bagus dipandang baik dari luar maupun dari dalam bangunan.
d) Memanfaatkan bagian bangunan dalam penampilan lansekap sehingga
benar-benar tidak ada pemisahan antara bangunan dan ruamg luar.
Top Related