Download - Bab Vii Fungsi Keuangan

Transcript

BAB VII FUNGSI KEUANGANBAB 7 FUNGSI KEUANGAN Funsi keuangan bertujuan untuk mengatur pencarian sumber sumber dana yang dibutuhkan bagi perusahaan dan kemudian mengatur penggunaan dari dana yang telah diperolehnya itu. Sumber dana yang dibutuhkan dapat diperoleh dari berbagai sumber, baik sumber dana intern yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri maupun sumber dana ekstern yang berasal dari luar perusahaan itu sendiri. Sumber dana intern itu sendiri adalah merupakan dana yang telah dihasilkan oleh bagian pemasaran sebagai akibat dari transaksi penjualan yang telah dilakukan dalam proses pemasaran. Sedangkan sumber dana ekstern adalah berasal dari masyarakat umum yang dalam hal ini berupa pembelian saham oleh masyarakat kepada saham-saham yang telah dikeluarkan atau diemisi oleh perusahaan tersebut. Perusahaan yang telah mengeluarkan sahamnya dan menjualnya kepada masyarakat umum sering disebut perusahaan yang Go Public. Sumber dana ekstern yang lain dapat berupa kredit dari bank atau pun kredit atau utang dari perusahaan lain baik utang dagang yang bersifat jangka pendek maupun utang obligasi serta hipotek yang berjangka waktu panjang. Dalam hal ini kredit jangka panjang ini perusahaan mengeluarkan surat pernyataan utang kepada pihak lain baik dari bank maupun orang atau perusahaan lain atas sejumlah uang tertentu untuk jangka waktu tertentu serta dengan tingkat bunga tertentu pula. Sumber dana yang berasal dari kredit memerlukan beban financial tertentu yang berupa beban yang besar tetap pada tiap bulan atau tahun yaitu yang berupa beban bunga terhadap kreditnya itu. Dengan ditentukan besarnya bunga terhadap kreditnya maka perusahaan memiliki beban tetap sebesar persentase bunga kredit tersebut dikalikan dengan nilai nominal kreditnya. Lain halnya dengan sumber dana yang berasal dari penjualan saham. Modal saham yang dimiliki oleh perusahaan sebagai hasil emisinya itu akanmembawa konsekwensi financial yang berupa beban pembayaran deviden kepada para pemegang sahamnya itu. Oleh karena iti, pada umumnya sumber dana jangka pendek itu juga dipergunakan untuk membelanjai kebutuhan-kebutuhan yang bersifat jangka pendek pula. Selanjutnya sumber dana jangka panjang seperti utang jangka panjang, modal saham serta sumber dana intern dari laba usaha dapat digunakan untuk membelanjai kebutuhan jangka panjang. Setelah sumber dana dapat diperoleh, maka tugas selanjutnya dari bagian keuangan adalah untuk mengatur penggunaan bagi dana yang telah diperoleh baik dari sumber intern maupun ekstern tersebut. Dana yang telah diperoleh itu dapat dipergunakan untuk kebutuhan-kebutuhannya. Penggunaan sumber dana adalah merupakan persoalan sisi debit dari neraca. Sedangkan pencarian sumber dana merupakan persoalan mengenai sisi kredit dari neraca. Sisi debet neraca adalah berupa aktiva sedangkan sisi kredit dari neraca berupa pasiva. Jadi dengan kata lain kita dapat menyebutkan bahwa aktiva adalah merupakan penggunaan dana sedangkan pasiva adalah sumber dana kita. 7.1. Kebutuhan 1. 2. KEBUTUHAN financial sebenarnya dapat dibedakan menjadi Kebutuhan Kebutuhan Sumber FINANSIAL dua yaitu : Operasional Dana

KEBUTUHAN OPERASIONAL Kebutuhan operasional merupakan kebutuhan terhadap barang barang modal yang dipergunakan untuk menjalankan kegiatan operasional sehari hari. Jdi secara ringkas kebutuhan operasional perusahaan terdiri dari : a. Kebutuhan Modal Kerja b. Kebutuhan Modal Tetap c. Kebutuhan Nama Baik (Goodwill) KEBUTUHAN SUMBER DANA Dalam hal ini kita dapat mengambil atau menarik dana dari sumber dana yang berupa utang (modal asing) ataupun modal sendiri. Baik modal asing ataupun modal sendiri tersebut adalah merupakan sumber dana yang akan dipergunakan dalam membelanjai kebutuhan modal kerja tersebut. Di tinjau dari segi alasannya maka sumber dana dapat dibagi menjadi 2 macam yaitu : a. Sumber Dana Ekstern b. Sumber Dana Intern Kalau ditinjau dari segi pemiliknya maka dapat dikelompokkan menjadi : a. Modal Asing b. Modal Sendiri Pembagian yang lain adalah atas dasar waktu yang tercakup dalam sumber dana tersebut maka dapat dibagi menjadi : a. Sumber Dana Jangka Pendek b. Sumber Dana Jangka Panjang Sumber dana asing adalah sumber dana yang mana pemilik dari sumber dana tersebut adalahmerupakan pihak luar dari perusahaan itu. Sumber dana macam ini pada kongkritnya adalah berupa hutang kepada pihak luar, baik utang jangka pendek maupun utang jangka panjang. Sebagai contoh dari modal asing ini dapat disebut sebagai berikut : Utang Dagang Utang Obligasi Utang Hipotek Kredit dari Bank KMKP (Kredit Modal Kerja Permanen) KIK (Kredit Investasi Kecil) KI (Kredit Investasi) dan sebagainya Sumber dana sendiri yaitu sumber dana dimana pemilik dan itu adalah merupakan pemilik perusahaan itu sendiri. Sumber dana ini sering disebut Modal Sendiri atau Owners Equty, sebagai contihnya sebagai berikut : Modal Saham Biasa (Common Stock) Modal Saham Preferen (Preffered Stock) Modal Statuta Modal Sendiri Laba Yang Ditahan (Retained Earning) Sumber dana ekstern adalah sumber dana yang berasal dari luar perusahaan atau berasal dari masyarakat umum di luar perusahaan. Dalam hal ini maka modal asing maupun modal saham adalah merupakan sumber dana yang berasal dari luar perusahaan karena keduanya adalah berasal berasal dari masyarakat umum di luar perusahaan.

Sumber dana intern adalah sumber dana yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri. Sumber tersebut muncul dari adanya hasil yang diperoleh dari jalannya usaha yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. Dari usaha itulah maka perusahaan akan memperoleh hasil serta laba atau profit. 7.2. LIKUIDITAS Likuiditas adalah merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk membayar kewajibankewajiban financial yang segera harus dilunasi (yang bersifat jangka pendek). Kewajiban financial jangka pendek yang harus segera dipenuhinya itu dapat berupa utang yang sudah akan jatuh tempo dalam jangka dekat, upah tenaga kerja, utang bahan yang dibelinya, pembayaran rekening listrik, air minum yang deperlukan dalam proses produksinya dan sebagainya. Kewajiban tersebut dapat ditutup dari alat-alat likuid yang dimiliki perusahaan. Adapun alat likuidnya yang yang paling likuid adalah uang kas. CURRENT RATIO Suatu ukuran likuiditas dapat dinyatakan dalam bentuk ratio atau perbandingan antara alat-alat likuid yang dimiliki utang-utangnya baik yang berupa utang pajak, utang dagang serta kewajiban financial yang lain yang segera harus dilunasi. Alat likuid tersebut adalah berupa aktiva lancer (Current Asset) sedangkan kewajiban financial berupa utang jangka pendek (Current Liabilities). Oleh karena itu likuiditas dapat dinyatakan dalam bentuk ratio antara Current Asset dengan Current Liabilitiesnya. Ratio macam ini disebut ratio likuiditas atau CURRENT RATIO. Dengan demikian maka ratio likuiditas dapat kita tunjukan dalam rusmus sebagai berikut :

Keterangan : CR = Current Ratio (ratio likuiditas) CA = Current Asset (Aktiva Lancar) CL = Current Liability (Utang Lancar) Aktiva lancer adalah merupakan alat likuid, jadi yang termasuk alat likuid adalah : 1. Uang Kas 2. Piutang (Account Recievable) 3. Persediaan Barang Dagangan (Inventory) 4. Surat-surat berharga yang mudah untuk diperjual belikan (Marketable Securities) Uang kas adalah merupakan alat likuid yang paling likuid, artinya sangat mudah untuk digunakan guna membayar kewajiban financial. Kewajiban financial dapat berupa utang, bunga pinjaman, dividen, upah buruh, rekening listrik, bayar pajak dan sebagainya. QUICK RATIO (ACID TEST RATIO) Dalam hal quick ratio ini kita membandingkan antara alat likuid yang mempunyai tingkat likuiditas tinggi yaitu uang kas dan piutang di satu pihak dengan kewajiban finansialnya. Jadi dalam hal ini kita membandingkan antara kas dan piutang dibandingkan dengan utang-utang jangka pendek. Oleh karena itu acid test ratio atau quick ratio (QR) ini dapat dinyatakan sebagai berikut :

CASH RATIO Dalam hal cash ratio ini likuiditas diperhitungkan dengan membandingkan alat-alat likuid yang paling likuid yaitu uang kas dengan utang-utang jangka pendeknya, sehingga cash ratio (ChR) itu dapat kita nyatakan dalam bentuk sebagai berikut :

7.3. RENTABILITAS Rentabilitas adalah merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba atau keuntungan dari seluruh modal yang dimiliki. Ratio ini sering juga disebut rentabilitas ekonomis yang disingkat RE. dengan demikian maka ratio rentabilitas ekonomis ini dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan sebagai berikut :

Disamping rentabilitas ekonomis kita juga mengenal rentabilitas modal sendiri yang sering disingkat RMS. RMS dapat dinyatakan sebagai berikut :

Laba yang menjadi bagian dari modal sendiri itu adalah bukan seluruh laba akan tetapi total laba atau laba bruto dikurangi dengan beban bunga dan pajak penghasilan. Laba sesudah dikurangi bunga dan pajak ini sering disebut laba neto atau Earning After Tax yang disingkat EAT. Dalam hal rentabilitas Ekonomis maka laba yang diperhitungkan adalah laba bruto yang merupakan laba sebelum dikurangi bunga dan pajak sehingga sering disebut Earning Before Interest and Tax yang disingkat RBIT. Bagian laba yang dihasilkan oleh modal sendiri tidak termasuk bagian laba yang dihasilkan oleh modal asing. Adapun bagian laba yang dihasilkan oleh modal asing tidak lain adalah berupa bunga atau interest. Pajak penghasilan adalah merupakan bagia laba yang harus disetor kepada Negara cq Jawatan Pajak sebagai imbalan kepada Negara yang telah memberikan fasilitas bagi perusahaan untuk mencari keuntungan di Negara yang bersangkutan. Rentabilitas Ekonomis sering juga disebut sebagai Earning Power, sedangkan Earning Power ini dapat ditingkatkan dengan meningkatkan factor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya Earning Power itu. Adapun factor-faktor yang mempengaruhinya adalah sebagai berikut : 1. Profit Margin Profit Margin adalah bagian laba yang dihasilkan oleh penjualan yang dapat direalisasikan oleh perusahaan dalam periode tertentu. Perhitungan profit margin per unit adalah laba per unit dibandingkan dengan harga jual per unit produk. Oleh karena itu maka :

2. Asset Turnover atau Tingkat Perputaran Aktiva Tingkat perputaran aktiva atau asset turnover adalah suatu angka yang menunjukan tingkat kecepatan perputaran dari aktiva tersebut didalam opersi perusahaan. Tingkat perputaran aktiva atau asset turnover (A.TO.) itu dapat kita perhitungkan sebagai berikut :

USAHA UNTUK MENINGKATKAN RENTABILITAS EKONOMIS a. Peningkatan Profit Margin Peningkatan provit margin ini dapat dilaksanakan dengan beberapa cara yaitu : 1. Meningkatkan harga jual 2. Meningkatkan Efisiensi b. Peningkatan Asset Turnover Tingkat perputaran aktiva dapat ditingkatkan dengan berbagai cara yaitu : 1. Meningkatkan volume penjulan 2. Mengurangi aktiva atau kekayaan yang tidak efektif

LIKUIDITAS VERSUS RENTABILITAS Apabila kita ingin menjaga likuiditas yang tinggi maka kita haruslah meyediakan alat-alat likuid terutama uang kas yang cukup besar, agar setiap saat kita bisa membayar kewajiban financial tersebut. Keadaan itu akan membawa konsekuensi bahwa kekayaan kita akan menjadi menganggur. Sedangkan pengaruh kekayaan ini akan mengakibatkan kurang efektifnya kekayaan tersebut, sehingga tingkat perputaran aktiva (asset turnover)kita akan menjadi rendah. Aseet Turnover yang rendah ini akan dapat mengakibatkan turunya rentabilitas ekonomis. Perusahaan yang mengalami keadaan semacam ini disebut perusahaan yang likuid tetapi tidak rendabel. Sebaliknya apabila kita mementingkan kepentingan rentabilitas maka hal ini berarti bahwa semua kekayaan atau aktiva yang kita miliki haruslah kita putarkan terus dan jangan sampai ada aktiva yang menganggur atau idle. 7.4. SOLVABILITAS Solvabilitas merupakan perbandingan antara total kekayaan dengan total utang yang dimiliki perusahaan. Jadi hal ini akan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mengembalikan seluruh hutangnya baik jangka pendek maupun jangka panjang dengan seluruh kekayaan yang ada padanya. Oleh karena itu maka untuk mengukur besar kecilnya solvabilitas dapat diukur dari ratio antar total aktiva dengan total utang :

7.5. LEVERAGE Pengertian leverage sebenarnya cukup luas yaitu merupakan usaha untuk menggunakan sesuatu

yang akan membawa konsekuensi beban tetap. Terdapat 2 macam leverage yaitu : 1. Operating Leverage Operating leverage adalah penggunaan suatu kekayaan atau aktiva tertentu yang akanmengakibatkan beban tetap bagi perusahaan seperti mesin-mesin, gedung dan sebagainya. Dalam hal ini beban tetapnya akan berupa biaya depresiasi. 2. Financial Leverage Financial leverage adalah peggunaan sumber dana tertentu yang akan mengakibatkan beban tetap yang berupa biaya bunga. Sumber dana ini dapat berupa utang obligasi, kredit dari bank dan sebagainya. LEVERAGE FAGTOR Factor leverage adalah merupakan angka (prosentase) yang menunjukan perbandingan besarnya kekayaan atau sumber dana yang mengakibatkan beban tetap dengan seluruh kekayaan atau sumber dana yang dipergunakan oleh perusahaan dalam menjalankan usahanya. Pengertian leverage ini pada umumnya selalu dikaitkan denganmasalah financial leverage dan bukan operating leverage. 7.6. KESEHATAN FINANCIAL Kesehatan perusahaan itu dapat diukur dari beberapa ukuran seperti ratio ratio likuiditas, solvabilitas, rentabilitas serta aktivitasnya. Berdasarkan atas criteria atau ukuran ukuran kesehatan finangial yang ditentukan oleh pemerintah bagi badan badan usaha milik Negara (BUMN) yang ada di Indonesia kita dapat mengetahui sehat tidaknya suatu perusahaan tertentu. 7.7. KREDIT MODAL KERJA Dalam pembelanjaan modal kerja kita sering mendengar istilah istilah KMKP yaitu singkatan dari Kredit Modal Kerja Permanen. Modal kerja itu dapat dibedakan menjadi 2 macam yaituModal Kerja Variabel dan Modal Kerja Tetap atau Permanen. Istilak KMKP ini erat hubungannya dengan kedua jenis modal kerja tersebut, khususnyatentang bagaimana cara kita untuk membelanjainya apabila kita akan membelanjainya dengan sumber dana ekstern atau kredit. Sumber dana yang cocok dan yang pada umumnya dipergunakan adalah berupa kredit baik Kredit Jangka Pendek maupun Kredit Jangka Panjang. Dalam tinjauan atas beban financial terhadap cara pembelanjaan ini kita akan berhubungan dengan beberapa konsep seperti : 1. Modal Optimum dan Optimum Modal Modal optimum adalah merupakan jumlah modal (Modal Kerja) yang sebaliknya dibelanjai dengan Kredit Jangka Panjang. Pengertian optimum modal merupakan masalah untuk menentukan atau memperhitungkan seberapa besar jumlah modal optimum yang sebaiknya harus dibenjai dengan Kredit Jangka Panjang tersebut. Bgaimana cara menentukan modal optimum atau bagaimana cara kita memecahkan masalah optimum modal itu, hal ini menyagkut konsep berikutnya yaitu konep Jangka Waktu Kritis atau disingkat Jangka Kritis. 2. Jangka Waktu Kritis Jangka kritis adalah jangka waktu yang menunjukan bahwa jumlah kebutuhan modal kerja yang dibutuhkan selama jangka waktu tertentu (jangka waktu kritis) apabila dipenihi dengan Kredit Jangka Panjang (tahunan) akanmemakan biaya yang sama besarnya dengan apabila kebutuhan

tersebut dibelanjai dengan kredit jangka pendek (bulanan). Jangka kritis ini dapat diperhitungkan dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan : JK = Jangka Kritis BKJP = Bunga Kredit Jangka Panjang BKJD = Bunga Kredit Jangka Pendek BD = Bunga Deposito Untuk memperhitungkan jangka kritisnya maka kita dapat menggunakan pedoman pembelanjaan sebagai berikut : a. Jumlah kebutuhan yang memiliki jangka waktu kebutuhan lebih panjang dari pada jangka kritis harus dibelanjai dengan kredit jangka panjang, karena biayanya akan lebih murah. b. Jumlah kebutuhan yang berjangka waktu kurang dari jangka kritis harus dibelanjai dengan kredit jangka pendek. c. Sedangkan jumlah kebutuhan yang jangka waktu dibutuhkannya adalah sama dengan jangka kritis maka untuk itu dibelanjai dengan kredit jangka panjang ataupun kredit jangka pendek biayanya akn sama. 7.8. KRITERIA INVESTASI Yang dimaksud criteria investasi adalah alat Bantu manajemen perusahaan untuk menilai usulan proyek investasi yang digunakan dalam pengambilan keputusan investasi. Pada dasarnya criteria investasi dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu : a. Kriteria investasi yang mendasarkan pada konsep keuntungan / income adalah Average Rate Of Return atau sering juga disebut Accounting Rate of Return. b. Kriteria investasi yang mendasar pada konsep Cash Flow, dapat dirinci : 1. Konsep Cash Flow yang tidak memperhatikan nilai waktu terhadap uang atau factor yang tidak didiskontokan (Undiscounted cash flow) yaitumetode Payback Periode. 2. Konsep Cash Flow yang memperhatikan nilai waktu terhadap uang atau factor diskonto (discounted cash flow) antara lain adalah : Net Present Value (NPV) Profitability Index (PI) Internal Rate of Return (IRR) METODE PAYBACK PERIODE Payback Periode adalah suatu periode yang diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran investasi denganmenggunakan proceed atau aliran kas neto (net Cash Flow). Hal ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

Metode payback periode ini memiliki beberapa kelemahan seperti : 1. Mengabaikan time of money 2. Lebih mementingkan pada pengembalian investasi dari pada aspek laba dalam waktu umur investasi sehungga cash flow sesudah umur payback periode tidak diperhatikan Adapun keunggulan dari metode ini adalah metode ini sangat sederhana sehingga mudah memperhitungkannya. METODE NET PRESENT VALUE Metode ini memperhatikan nilai waktu dari uang, maka proceed atau cash flow maupun investasi harus didiskontokan atas dasar factor diskonto yang berlaku pada saat itu. Dalam hal ini kita mendasarkan diri pada present value of money atau nilai waktu terhadap uang, yaitu suatu pandangan bahwa nilai uang pada saat ini tidak sama dengan nilai uang dikemudian hari. Nilai uang sekarang akan dinilai lebih tinggi dari pada nilai uang dikemudia hari. Sebaliknya nilai uang pada tahun yang akan dating dikemudian hari tentu saja akan dinilai lebih redah dari nilai uang sekarang. METODE INTERNAL RATE OF RETURN Internal rate of return ini dapat diartikan sebagai tingkat bunga yang akan menjadi nilai sekarang dari proceed yag diharap akan diterima (PV of future proceeds) sama dengan jumlah nilai sekarang dari keseluruhan modal (PV of Capital Outlays) atau nilai investasinya.

BAB VIII FUNGSI PRODUKSIBAB 8 FUNGSI PRODUKSI Bagian produksi adalah suatu bagian yang ada pada perusahaan yang bertugas untuk mengatur kegiatan-kegiatan yang diperlukan bagi terselenggaranya proses produksi. Dengan mengatur kegiatan itu maka diharapkan proses produksi akan berjalan lancar dan hasil produksi pun akan bermutu tinggi sehingga dapat diterima oleh masyarakat pemakainya. Bagian produksi dalam menjalankan tugasnya tidaklah sendirian akan tetapi bersama-sama dengan bagian-bagian lain seperti bagian pemasaran, bagian keuangan serta bagian akuntansi. Oleh karena itu haruslah diadakan koordinasi kerja agar semua bagian dapat berjalan seiring dan seirama dan dapat dihindarkan benturan benturan kepentingan antar bagian dalam perusahaan. Tanpa adanya perencanaan yang matang, pengaturan yang bagus serta pengawasan akan mengakibatkan jeleknya hasil produksi. Di samping hasil produksi yang harus bagus kwalitasnya juga harus di pikirkan pula agar jangan sampai terjadi hasil produksi bagus tapi ongkos yang diperlukan untuk keperluan itu terlalu besar. Biaya produksi yang terlalu tinggi akan berakibat harga pokok produksinya menjadi besar dan hal ini akan mengakibatkan tingginya harga jual produk, sehingga akan tidak terjangkau oleh konsumen. Inilah yang merupakan tugas dari bagian produksi. Tugas-tugas tersebut akan dapat terlaksana dengan baik dengan mengacu pada pedoman kerja tertentu. Pedoman kerja yang harus menjadi arah kerja bagi bagian produksi

dapat dirumuskan dalam empat hal yaitu : 1. Tepat Jumlah 2. Tepat Mutu 3. Tepat Waktu 4. Tepat Ongkos/Harga Jumlah produk yang dihasilkan haruslah direncanakan dengan baik agar tidak terlalu banyak maupun terlalu sedikit. Bila produksi terlalu banyak tentu saja akan mengakibatkan bertumpuknya hasil produksi di gudang. Hal ini akanmengakibatkan disamping barang tersebut akan mengalami kerusakan dalam penyimpanannya, maka penumpukan tersebut berarti banyak modal yang tertanam dalam barang jadi itu berhenti dan menjadi kurang efektif. Dengan pedoman pada empat hal tersebut maka bagian produksi akan dapat mencapai sasarannya dengan baik. Keempat hal tersebut dapat dikenal dengan mudah sebagai empat tepat. Adapun tugas tersebut secara garis besarnya dapat kita bagi menjadi beberapa macam yaitu : 1. Perenganaan Produk 2. Perencanaan Luas Produksi 3. Perencanaan Lokasi Pabrik 4. Perencanaan Layout Mesin-mesin Pabrik 5. Perencanaan Bahan Baku 6. Pengaturan Tenaga Kerja 7. Pengawasan Kwalitas 8.1. PERENCANAAN PRODUK Proses produksi akan menghasilkan produk. Produk yang dihasilkan dapat berupa barang yaitu benda yang berwujud akan tetapi dapat pula berupa benda yang tak berujud yang sering disebut jasa. Barang atau benda yang berujud misalnya meja kursi, alat tulis, sepeda, sepeda motor, mobil dan sebagainya. Sedangkan produk yang berupa jasa misalnya jasa kecantikan, jasa kesehatan, jasa keuangan, jasa penanggungan risiko, jasa pendidikan dan sebagainya. Baik barang maupun jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan harus direncanakan dengan baik agar produk yang diciptakan itu nanti dapat bermutu tinggi., ongkos produksi murah, dan cocok dengan selera konsumen pemakainya. Produk yang dapat memenuhi syarat tersebut di atas akan menjadi andalan pengusaha agar mampu untuk meningkatkan perkembangan usahanya. Produk yang tidak memenuhi syarat itu justru akan menjadi beban perusahaan menjadi semakin tinggi sehingga akan menggangu pertumbuhan usahanya. Oleh karena itu maka pengusaha haruslah memikirkan mengenai MUTU PRODUK yang akan diproduksinya. Mutu suatu produk akan tergantu dari berbagai aspek terutama desainya. Dengan perencanaan terhadap desain produk yang baik maka dapat kita harapkan bahwa produk kita akan dapat diterima oleh konsumen dan dengan demikian akan dapat menopang perkembangannya. Untuk merencanakan disain atau mutu produk kita perlu mengetahui bahwa produk itu terdiri dari berbagai atribut. Misalnya produk yang berupa KARPET misalnya. Produk karpet terdiri dari tiga atribut utama yaitu : Kehalusan setuhannya Ketebalan bulunya Keserasian warnanya Dalam merencanakan produk yang akan kita hasilkan itu maka perlu diperhatikan beberapa hal yaitu : 1. Atribut Produk

2. Posisi Produk 3. Siklus Kehidupan Produk 4. Partofolio Produk Setiap produk akan selalu memiliki atribut-atribut tertentu yang terkandung di dalam produk tersebut. Sepeda motor memiliki atribut keawetan pemakainnya, penampilannya, harga jual kembalinya dan mungkin kepopulerannya. Produsen haruslah memperhatikan atribut-atribut tersebut dan dengan menyesuaikannya dengan atribut itu akan menjamin bahwa produk tersebut akan disenagi konsumen. Oleh karena itu maka perlu diteliti lebih cermat atribut-atribut tersebut. Dalam hal ini pengusaha haruslah memperhatikan bahwa atribut-atribut tersebut selalu terdiri atas dua aspek yaitu : a. Aspek Teknis b. Aspek Nonteknis 1. Atribut Produk Atribut yang beraspek teknis adalah yang berkaitan dengan kemampuan teknis dari produk tersebut misalnya keawetannya sepeda motor, tidak blobornya suatu bolpoint, halusnya karpet, enak didengarnya musik tertentu, nikmatnya rasa masakan, indahnya taman rekreasi dan sebagainnya. Aspek ini yang merupakan aspek kasat mata atau dapat dilihat dengan mata, baik mata kepala, mata telinga, mata lidah maupun mata kulit kita. Aspek ini sering juga disebut sebagai tangible aspect atau aspek yang kasat mata. Aspek yang nonteknis merupakan aspek yang tidak kasat mata atau intangible aspect. Aspek ini hanya dapat ditemukan dengan mata hati atau rasa atau feeling. Aspek ini merupakan aspek perasaan atau persepsi konsumen apabila dia menggunakan produk tersebut. 2. Posisi Produk Posisi produk merupakan pandangan konsumen terhadap posisi dari berbagai produk yang ditawarkan oleh para bisnisman kepadanya. Ada suatu produk tertentu yang berkenan di hati para konsumen dan ada pula produk lain yang tidak atau kurang berkenan dihatinya. Ada Bank yang menyenangkannya dan adapula Bank yang menjengkelkannya karena pelayanan yang sangat lamban dan sangat tidak praktis sehingga menyulitkan nasabahnya padahal dia justru akan menyetorkan uangnya ke Bank tersebut. Keadaan ini dapat kita analisis dengan menggunakan suatu alat analisi yang disebut Analisa Posisi Produk atau Product Positionning. Analisis ini menggambarkan atribut utama penentu pemilihan suatu produk dari para konsumen. 3. Siklus Kehidupan Produk Setiap produk akan selalu memiliki jangkauan masa hidup yang berbeda-beda. Ada produk yang memiliki masa hidup yang panjang dan ada pula yang memiliki masa hidup yang sangat pendek. Pada umumnya produk-produk yang bersifat mode akan memiliki masa hidup yang pendek. Produk semacam ini akan sangat cepat menjadi tidak disenagi konsumen karena sudak akan digeser oleh mode yang baru. Siklus kehidupan suatu produk itu dibagi menjadi 4 tahap atau fase. Tahap yang paling awal dimulai dari diperkenalkanya produk tersebut kepada masyarakat luas di pasar. Tahap tersebut lalu disebut sebagai Tahap Perkenalan atau Introduction Phase. Dalam tahap ini karena masih tahap perkenalan maka pertumbuhan hasil penjualan akan sangat lamban. Hal ini terlihat dari garis pertumbuhan penjualannya dalam grafik tersebut yang landai.

Tahap yang berikutnya adalah suatu tahap yang merupakan perkembangan berikutnya setelah tahap perkenalan itu berhasil maka produk itu akan mejadi sangat terkenal oleh masyarakat luas dan mereka mulai menyenangi produk tersebut. Karena produk tersebut mulai digemari oleh konsumen maka tentu saja penjualannya akan menjadi berkembang pesat. Hal ini terlihat dari gambr garis siklus menjadi menanjak dengan tajam. Tahap ini merupakan tahap atau Fase Pertumbuhan/Perkembangan atau Growth Phase. Tahap terakhir adalah tahap dimana produk tersebut setelah mengalami kondisi jenuh itu ternyata semakin lama semakin banyak masyarakat yang justru tidak lagi menyenaginya dan kemudian lalu meninggalkannya serta tidak lagi mau menggunakan produk tersebut. Kondisi ini akan mengakibatkan turunnya volume penjualan dari produk itu. Dengan demikian maka terjadilah Tahap Penurunan atau Decline Phase. Tahap persiapan penggantian produk baru yang akan menggantikan produk yang sudah mengalami penurunan ini sering disebut Tahap Penciptaan Produk Baru atau New Product Development (NDP). 4. Portofolio Produk Portofolio produk merupakan keadaan dimana suatu perusahaan memiliki beberapa macam produk yang dihasilkannya dan dipasarkannya kepada masyarakat luas. Dengan demikian maka perusahaan itu memiliki sekumpulan produk yang harus bersama-sama sekaligus untuk dipikirkannya. Oleh karena itulah maka lalu dikenal sebagai pemikiran tentang sekumpulan produk atau Product Portofolio. Perusahaan yng memiliki sekumpulan produk tersebut pada umumnya akan berada pada posisi yang berbeda pada masing-m,asing produk yang dimiliki. Salah satu produknya mungkin ada yang berada pada posisi Anak Bawang. Posisi ini merupakan produk yang mana perusahaan belum memiliki kemampuan untuk mengekploitasi secara baik serta kesempatan pasar atau opportunitynya masih rendah. Dalam kondisi ini pada umumnya merupakan produk yang belum memperoleh nama dan merupakan pendatang baru. Karena pendatang baru maka lalu dia disebut sebagai Anak Bawang atau dalam bahasa jawa Pupuk Bawang dan dalam bahasa asing disebut sebagai Under Dog bahkan sering disingkat Dog. Posisi lain lagi adalah tanda Tanya. Dalam posisi ini terjadi apabila potensi pasar telah menunjukkan adanya kenaikan yang cukup tinggi, sedangkan perusahaan masih belum meningkatkan kemampuannya. Dalam kondisi macam ini maka akan menimbulkan kegelisahan atau pemikiran bagi pengusaha apakah dia akan berani menambah kemampuannya untuk mengeksploitasi kesempatan pasar yang sudah terlihat meningkat itu apa tidak. Persoalan yang timbul dalam hal ini adalah masalah investasi untuk meningkatkan kemampuan perusahaan untuk mengeksploitasi potensi pasar yang sudah terlihat membaik itu. Karena masalah itu maka kondisi ini lalu dikenal sebagai posisi Tanda Tanya atau dalam bahasa asing disebut Question Mark. Posisi berikutnya adalah posisi bintang atau star. Posisi ini merupakan posisi dimana pengusaha tersebut telah berhasil untuk mengembangkan kemampuan sehingga dapat memiliki kemampuan yang tinggi terhadap potensi pasar yang memang sudah tinggi itu. Posisi yang terakhir yaitu Sapi Perah ini sering disebut juga Cash Cow. Pada posisi ini karena potensi pasar sudah mengalami kejenuhan dimana pertumbuhan pasarnya sudah tidak sepesat pada posisi bintang, maka para pesaing sudah tidak begitu tertarik lagi menyerangnya. Oleh karena tidak banyak lagi yang menggangunya di pasar maka dalam posisi inilah pengusaha akan menikmati keuntungan yang maksimal.

8.2. PERENCANAAN LUAS PRODUKSI Perencanaan luas produksi merupakan masalah penentuan terhadap berapa banyak jumlah volume produksi yang harus dihasilkannya dalam periode atau tahun tertentu. Masalah ini sering disebut sebagai penentuan target produksi. Berapa target produksi untuk tahun yang akan dating merupakan persoalan yang harus di terapkan oleh manajer produksi. Dengan target itulah maka rencana ataupun program-program produksi seperti pengadaan bahan, tenaga kerja, bahan pembantu, peralatan-peralatan yang diperlukan beserta prosesnya pun akan dapat direncanakan dengan lebih cermat. Untuk keperluan itulah maka luas produksi perlu ditentukan terlebih dahulu. Untuk menentukan luas atau target produksi itu maka tentu saja akan banyak factor yang perlu diperhatikan. Factor-faktor tersebut akan mempengaruhi dan menentukan besar kecilnya target produksi kita. Adapun factor factor penentu produksi tersebut adalah sebagai berikut : 1. Bahan baku yang tersedia 2. Tersedianya tenaga kerja (ahli) yang diperlukan 3. Dana yang diperlukan untuk pembiayaan 4. Besarnya potensi pasar yang terbuka Suatu model yang dapat kita pergunakan untuk menganalisa ini adalah apa yang sering disebut sebagai analisa Titik Pulang Pokok atau Titik Impas atau Break Even Point yang sering disebut BEP. Analisa BEP ini akan menggambarkan kondisi perongkosan produksi serta hasil yang diperoleh dari produksi itu. Dalam hal ini kita harus membedakan perongkosan produksi itu menjadi ongkos tetap dan ongkos variable. Ongkos tetap adalah ongkos yang tidak berubah besarnya meskipun volume produksi bertambah. Ongkos ini akan tetap saja besarnya meskipun volume produksi diturunkan maupun dinaikkan. Biaya jenis ini adalah biaya yang pada umumnya ditentukan atas dasar waktu atau periode. Biaya variable adalah biaya yang besarnya selalu mengikuti dan tergantung dari besar kecilnya volume produksi. Setiap volume produksi bertambah maka biaya itu pun akan ikut bertambah pula besarnya. Sebaliknya bila kita mengurangi biaya itupun akan berkurang pula. Yang akan selalu merupakan biaya variable ini adalah biaya bahan baku. Biaya bahan baku tentu saja akan selalu mengikuti jumlah yang diproduksi. Hanya saja dalam hal ini variabilitasnya bisa berbdabeda. Ada biaya variable yang progresif, degresif serta proposional. Progresif berarti kenaikannya cepat, degresif berarti kenaikannya semakin menurun sedangkan proposional berart kenaikannya selalu sama. Biaya variable progresif akan menunjukkan garis melengkung ke atas, degresif akan lengkung ke bawah sedangkan proposional akanmerupakan garis lurus. Dalam hal ini biaya variable kita naggap proposional.

Keterangan : V = Total Biaya Variabel v = Biaya Variabel per unit q = Jumlah produksi keua biaya variable diatas akan membentuk menjadi biaya total yang harus ditanggung oleh pengusaha. Penjumlahan dari kedua ongkos itu akan menghasilkan biaya total atau Total Cost. Apabila grafik Total Biaya kita gabungkan secara bersama-sama dengan grafik total hasil maka akan terlihat keadaan perongkosan serta hasil segara bersama-sama sekaligus. Dari

penggabungan tersebut maka akan dapat diketahui perpotongan antar garis total ongkos dengan total hasil. Dalam titik itu karena hasil yang diperoleh hanya dapat menutup biaya-biayanya maka titik itulah yang disebut sebagai titik impas atau titik pulang pokok atau BEP. Proses berikutnya dalam penentuan luas produksi adalah kita hubungkan dengan besarnya kapasitas mesin yang tersedia, bahan baku yang tersedia, serta permintaan yang diproyeksi untuk tahun yang diproduksi kita. Karena BEP adalah titik potong antara Total Hasil dengan Total Biaya maka kita akan dapat mencari titik BEP tersebut dengan membuat persamaan garis dari keduanya yaitu dengan cara :

Dari perhitungan itu maka dapat kita lihat BEP dalam unit atau volume produksi pada BEP adalah sebesar Biaya Tetap dibagi dengan selisih antara harga jual per unitnya dikurangi dengan Biaya Variabel per unitnya. Jadi apabila kita megetahui besarnya biaya tetap, biaya variable per unitnya serta harga jual per unit produknya maka kita akan dapat memperhitungkan besarnya titik impas kita. 8.3. PERENCANAAN LOKASI PABRIK Persoalan berikutnya yang harus dipikirkan oleh manajer produksi adalah tentang dimana pabrik yang akan memproduksikan barang-barang itu harus didirikan. Persoalan ini merupakan persoalan posisi pabrik. Dalam praktek kita sering menjumpai bahwa pabrik=pabrik banyak didirikan orang diluar perkotaan seperti di daerah pinggiran kota Jakarta, Surabaya atau kotakota lainnya. Bahkan ada pula yang didirikan jauh dari kota dan bahkan di puncak gunung atau di tengah hutan, seperti halnya perusahaan pertambangan misalnya. Persoalan lokasi pabrik ini memang sangat ditentukan oleh beberapa factor penentu utama yaitu : 1. Bahan Baku 2. Pasar 3. Lahan untuk Ekspansi 4. Pembangkit Tenaga (Power) 5. Tenaga Kerja 6. Fasilitas Transportasi 7. Dampak Lingkungan Pada umumnya kondisi lahan di daerah pinggiran kota merupakan daerah yang paling banyak

memenuhi syarat dari beberapa factor tersebut di atas. Apabila didirikan di tengah kota maka akan banyak mencemarkan lingkungan pemukiman yang berada di tengah kota tersebut. Sebaliknya apabila terlalu jauh dari kota akan mengakibatkan biaya angkutan barang jadi untuk di bawa ke pasar yaitu di kota menjadi sangat mahal, selain pembangkit tenaga ataupun permodalannya menjadi kesulitan. 8.4. PERENCANAAN LAYOUT PABRIK Mesin-mesin dan fasilitas pabrik haruslah disusun serta diatur sedemikian rupa sehingga dapat menjamin kelancaran proses produksi. Pemikiran tentang penyusunan fasilitas-fasilitas pabrik seperti mesin-mesin, alat-alat kantor, alat-alat pengangkutan tempat penyimpanan barang jadi maupun bahan baku, tempat makan beserta dapurnya, rest-room bagi tenaga kerja, termasuk juga show-room merupakan persoalan tetang Layout Pabrik. Dalam hal ini tentu saja kita harus melaksanakan pembagian tempat atau Zonning bagi tanah atau lyang tersedia. Dengan melakukan Zonning itu dimaksudkan untuk membagi-bagi lahan yang ada ke dalam zone-zone yang akan diperuntukkan bagi masing-masing keperluan di atas. Beberapa pertimbangan penting yang ada dalam mengatur susunan atau layout pabrik ada beberapa macam yaitu : 1. Kelancaran aliran proses produksi 2. Kebutuhan Administrasi/perkantoran 3. Kebutuhan Penjualan 4. Lalulintas pengangkutan barang serta bahan 5. Penerangan dan ventilasi 6. Bentuk pabrik dan biaya pembangunanya 7. Biaya produksi 8.5. PERENCANAAN BAHAN BAKU Bahan baku harus direncanakan sedemikian rupa sehingga menopang tercapainya tujuan bagian produksi yaitu tepat jumlah., tepat mutu, tepat waktu dan tepat ongkos atau harganya. Pengaturan bahan baku memiliki 2 aspek utama yaitu : 1. Penyediaan 2. Penggunaan PENYEDIAAN BAHAN Konsekuensi biaya yang terjadi dalam pengadaan bahan itu ada dua macam yaitu : a. Biaya Pembelian atau Pemesanan (Ordering Cost) Biaya pembelian adalah biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan dalam melakukan kegiatan pembeliannya atau pemesanan bahan bakunya. Jadi biaya pembelian adalah biaya untuk melakukan kegiatan pembelian. Hal ini perlu diingatkan bahwa sering kali terjadi kekeliruan pengertian bahwa biaya pembelian itu diperhitungkan sebagai biaya atau harga bahan yang kita beli pada saat kita membeli bahan itu. Hal ini tidak benar. Harga bahan yang kita beli bukan merupakan biaya pembelian akan tetapi masuk sebagai biaya bahan, sedangkan biaya pembelian adalah biaya yang harus ditanggung dari kegitan pembeliannya seperti transportasi, komunikasi, penginapan, dan pelaksanaan pembelian tersebut. b. Biaya Penyimpanan (Carrying Cost) Biaya penyimpanan adalah biaya yang harus ditanggung karena kita harus menyimpan bahan yang sudah dibeli dan belum dipergunakan dalam proses produksi.

Kedua biaya tersebut akan ditanggung bersama-sama oleh pengusaha. Oleh karena itu maka secara bersama akan membentuk total biaya persediaan yang merupakan jumlah dari kedua biaya tersebut. Titik atau jumlah pembelian yang paling ekonomis yang dalam bahasa asing adalah Economical Order Quantity dan disingkat EOQ. Jumlah tersebut di pandang paling ekonomis karena total biaya yang ditanggungnya adalah yang tersendah. Titik terendah dari total biaya persediaan yang menimbulkan titik EOQ tersebut akan tercapai bila biaya penyimpanan sama besarnya atau berpotongan dengan biaya pemasaran.

BAB IX PROYEKSI KEBUTUHANBAB 9 PROYEKSI KEBUTUHAN 9.1. KONDISI MASA DEPAN DAN SUMBER DATA Kebutuhan adalah merupakan sumber dari adanya potensi pasar. Seperti telah dibahas dalam bab sebelumnya bahwa kebutuhan masyarakat dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu kebutuhan privadi perorangan beserta rumahtangganya dan kebutuhan organisasi atau lembaga yang bersifat mencari keuntungan ataupun lembaga yang tidak bermotif keuntungan. Pertumbuhan kebutuhan tersebut merupakan dasar dari semua rencana kerja yang harus dilakukan oleh perusahaan agar supaya dapat tercapainya keseimbangan yang menguntungkan bagi perusahaan tersebut. Oleh karena itu maka perlu kita mengetahui perkembangan kebutuhan masyarakat, baik terhadap jenis-jenis kebutuhannya, banyaknya kebutuhan yang mungkin timbul di masa depan maupun mutu yang diinginkan masyarakat. Untuk mengetahui hal tersebut maka kita harus membuat proyeksi kebutuhan di masa depan dan proyeksi ini sering disebut dengan forecasting atau sering juga disebut Pre Planing. SUMBER DATA UNTUK PROYEKSI Forecast adalah merupakan ramalan atau estimasi terhadap keadaan di masa depan. Hal ini dapat berupa ramalan terhadap perubahan pemerintahan, perkembangan teknoogi maupun perkembangan duni bisnis yang dapat mempengaruhi perencanaan pemasaran. Untuk dapat mengetahui kesempatan-kesempatan (opportunities) yang terbuka serta apa yang harus diperbuat oleh perusahaan dimsa mendatang maka kita perlu megetahui keadaan di masa depan khususnya pemerintahan dan kebutuhan. Dengan dapat diperolehnya gambaran terhadap keadaan pemerintah atau kebutuhan di masa depan maka kita dapat menyusun rencana-rencana kegiatan kita dengan lebih baik dan menghindari diri dari kegiatan yang dapat menimbulkan kerugian atau kekeliruan di masa depan. Gambaran terhadap permintaan di masa depan umumnya dapat digali dari penelitian dan analisa pasar. Beberapa sumber data dapat dipergunakan dalam melakukan analisa permintaan pasar tersebut yaitu : a. Pendapat Konsumen Menggali data tentang pendapat konsumen ini tidak mudah, karena hal ini tidak hanya sekedar menanyakan apa yang dibutuhkan, akan tetapi perlu diperhatkan pula bahwa dalam hal ini pertanyaan haruslah memiliki berbagai syarat agar data yang diperoleh dapat dipergunakan untuk keperluan analisa selanjutnya. Syarat tersebut antara lain : - Pertanyaan harus mudah dimegerti dan dicernakan oleh dan dengan bahasa konsumen

- Petanyaan tersebut memungkinkan gambaran yang dapat diukur secara kuantitatif b. Pendapat Langganan (Custommer) Langganan adalah orang yang membeli baran atau jasa yang dipasarkan oleh perusahaan. Langganan dapat berbeda dengan pemakai sebab pembeli (langganan) belum tentu pemakai (konsumen). Langganan dapat dimintai keterangan tentang keputusan pembeliannya. Dengan demikian dapat diperoleh gambaran tentang motif pembelian serta cara atau kebiasaan pembelian mereka. c. Catatan dan Pendapat Distributor Distributor akanmengetahui dengan lengkap dan terperinci tentang kondisi dan situasi langganan ataupun konsumen yang ada di daerahnya. Distributor yang selalu berhubungan langsung dengan konsumen ataupun langganan, oleh karena itu study terhadap distributor akan dapat memperoleh informasi tentang permintaan konsumen serta langganan. Oleh karena itu wawancara dengan para distributor, lebih-lebih para selesman akan dapat memperoleh gambaran yang baik terhadap kondisi pesaingan dan permintaan pasar. Distributor ini dapat berupa agen serta took-toko pengecer. d. Catatan Penjualan dan Perusahaan Sendiri Perkiraan terhadap kondisi penjualan di masa depan dapat didasarkan kepada data-data histories dari penjualan masa yang lampau. Data histories biasanya telah tersedia di dalam perusahaan dan merupakan data kuantitatif yang objektif. Pembahasan selanjutnya tengtang teknik-teknik forecasting adalah mendasarkan disri dari pada data utama tersebut yaitu data histories. KONDISI MASA DEPAN Perubahan masa kini baik di bidang ekonomi, social, politik serta kebudayaan sebagian besar kalau tidak seluruhnya diakibatkan oleh adanya perkembangan di bidang teknologi, karena perkembangan teknologi bersifar akseleratif dan komulatif maka sering kali imajinasi kita tidak dapat mengikutinya. Hal ini tidak mengurangi pentingnya pembuatan gambaran atau sekenario masa depan sebagai pedoman perencanaan. Masa depan ini dapat diramalkan menjadi tiga macam, yaitu : 1. Dengan dasar pertumbuhan tetap, yaitu dengan menggunakan proyeksi sederhana (lineair reggresion) dari masa lampau dan masa dating tanpa mempertimbangkan adanya akibat dari perubahan yang sengaja dilakukan oleh generasi sekarang maupun generasi yang akan datang. 2. dengan mempertimbangkan adanya perubahan yang dilaksanakan oleh generasi sekarang serta generasi yang akan dating sebagai usaha mereka untuk menjawab tantangan-tantangan. 3. Denganmemperhatikan kejadian-kejadian yang mungkin timbul seperti bencana alam, epidemis, gerakan/keadaan politik seperti nasionalisasi perusahaan asing dan sebagainya. Dalam hal ini menggunakan teori kemungkinaan atau probabilitas, yang memungkinkan kita untuk meramalkan tingkat ketelitian tertentu atau probabilitas dari terjadinya lagi peristowa-peristiwa yang telah lampau. Dalam hal ini terdapat tiga macam keadaan, yaitu : a. Ketidak pastian (uncertainty) b. Risiko (Risk) c. Kepastian (Certainty)

9.2. FAKTOR-FAKTOR DALAM PROYEKSI Pada umumnya dalam melakukan proyeksi dipergunakan dasar yang pertama yaitu dengan dasar pertumbuhan tetap. Dengan menggunakan dasar pertumbuhan tetap maka peramalan dilakukan dalam bentuk regresi garis lurus (lineair reggresion) atau proyeksi sederhana dari masa lampau ke masa datang tanpa mempertimbangkan adanya akibat dari perubahan-perubahan yang sengajan dilakukan oleh masyarakat generasi sekarang maupun generasi yang akan datang. Dalam hal ini berate kita menggunakan regresi lineair tanpa menganggap adanya usaha-usaha manusia itu sendiri untuk mengubah keadaan tersebut, dan kita hanya mengikuti arah perkembangan yang sudah terjadi itu seperti apa adanya, menurut keadaannya itu sendiri. Dalam hal ini terdapat tiga hal yang harus diperhatikan yaitu : a. Arah Pertumbuhan atau Arah Perkembangan Arah pertumbuhan ini memiliki aspek perubahan-perubahan yang terjadi dalam jangka panjang. Hal ini sering kali disebut dengan trend perkembangan. Pengaruh ini menunjukkan perkembangan-perkembangan, baik perkembangan yang positif maupun perkembangan yang negative. b. Pengaruh Musiman (Seasonal Efect) Dengan adanya pengaruh musim maka setiap usaha akan memiliki fluktuasi musimannya sendiri-sendiri antara satu jenis usaha yang lain. Perhitungan yang dapat kita laksanakan untuk memperkirakan fluktuasi musiman tersebut Indek Musim atau Seasonal Index. Pengaruh musim akan dapat menunjukkan gejala perubahan volume penjualan karena pengaruh musim. Pengaruh musim ini akan dapat diperhitungkan ke dalam foregast kita. Perhitungan itu terlihat dalam perhitungan indeks musim. Perlu diperhatikan disini bahwa arti kata musim tidak saja berarti musim kemarau atau musim penghujan, akan tetapi dapat pula berate musim ajaran baru atau musim penerimaan mahasiswa baru. Bahkan dapat berarti pula musim turunnya anggaran pembangunan pemerintahan (DIP=Daftar Isian Proyek). c. Pengaruh Konjungtur atau Siklis (Cyclical Efect) Dalam hal ini kita berusaha untuk memperhitungkan perubahan-perubahan yang terjadi sebagai akibat dari perkembangan social ekonomis jangka panjang atau siklus kehidupan ekonomi yang sering disebut dengan pengaruh konjungtur. Pengaruh ini pada umumnya akan terjadi antara lima sampai delapan tahun. Pengaruh ini merupakan gejala fluktuasi perekonomian jangka panjang yang sering disebut sebagai pengaruh konjungtur. 9.3. METODE PROYEKSI Peramalan untuk memperoleh suatu gambaran tentang kondisi masa depan yang akan dijadikan dasar perencanaan kegiatan pemasaran dapat dilakukan dengan berbagai metode yaitu : 1. Metode Time Series atau Trend Time series atau RUNTUN WAKTU adalah suatu analisa di mana kita berusaha menggambarkan pola perkembangan penjualan dari catatan penjualan pada runtun waktu yang telah lewat untuk dapat memperoleh besar kecilnya tingkat perkembangan penjualan tahunan Analisa Time Series ini sering juga disebut Trend Regression atau sering pula disebut Least Square. Data histories dapat memberikan pola penggerak atau pertumbuhan permintaan pasar

dan degan pola tersebut kita berusaha memperkirakan, meramalkan, tentang bagaimana permintaan pasar di masa depan. 2. Metode Eksponensial Kadang-kadang bertuk kurva dapat memberikan ketepatan yang tinggi terhadap ramalan yang kita lakukan debandingkan dengan garis lurus. Bentuk kurva ini berarti menggambarkan adanya pertimbangan atau pengurangan yang tidak selalu sama pada tiap tahun. Di dalam ramalan dalam bentuk garis lurus maka berate disitu terdapat pertambahan yang selalu sama pada tiap tahunnya.

3. Metode Rata-rata Sederhana (Simple Average) Metode rata-rata sederhana ini pada dasarnya adalah untuk meramalkan adanya fluktuasi musiman dari ramalan penjualan tahunan yang telah diperhitungkan. Metode rata-rata ini berusaha mendapatkan ramalan penjualan bulanan atau mingguan atau ntriwulanan. Tentu saja apabila telah mendapatkan ramalan penjualan bulanan, maka kita dapat mengetahui pula ramalan penjualan tahunan dengan cara menjumlah ramalan bulanan tersebut selama 12 bulan atau setahun. 4. Metode Rata-rata Bergerak (Moving Average) Metode ini perhitungan rata-rata dilakukan secara bergerak ke depan untuk memperkirakan penjualan pada periode yang kemudian atau yang akan dating. Dari perhitungan moving average dapat diperhitungkan perkiraan tengahnya lagi sehingga dapat diperoleh perkiraan bulanan yang rapi yang dimulai dari awal dan akhir bulan. 5. Metode Exponential Smooting Setiap metode forecasting yang kuantitatif memerlukan adanya penyesuaian terhadap fluktuasi permintaan. Di dalam Exponential Smooting ini kita berusaha menambahkan suatu factor yang disebut smooting constant dan diberikan symbol alpha (a). factor penambahan tersebut langsung dihubungkan dengan data penjualan dari tahun yang paling akhir. 6. Standar Error dari Peramalan Forecast yang telah kita perhitungkan tentu saja kita akan lepas dari kemelesetan atau kesalahan dari estimasi kita. Ini perlu diperhatikan dan perlu diperhitungkan untuk melakukan judgment di dalam pengambilan keputusan yang akan kita ambil berikutnya. Tingkat kesalahan (error) terhadap estimasi dapat kita perkecil dengan mealkukan estimasi interval. Dalam estimasiestimasi yang kita kemukakan adalah estimasi titik (point estimasi). Dalam interval estimate maka kita membuat forecast dalam bentuk interval atau satu jumlah dengan jumlah yang lain. 7. Korelasi Korelasi merupakan perhitungan sebab akibat antara satu factor dengan factor yang lain. Misalnya saja korelasi antara pertambahan penduduk dengan kebutuhan bahan pangan, pertambahan jumlah mahasiswa dengan kebutuhan angkutan kota di jogja dan sebagainya. Denganadanya korelasi antara satu variable dengan variable yang lain akanmemungkinkan kita membuat ramalan terhadap satu variable tertentu yang belum banyak datanya dari variable yang lain ditentukan oleh suatu angka yang disebut koefisien korelasi.

BAB X PROYEKSI KEBUTUHANBAB 10 PROYEKSI KEBUTUHAN 10.1. PERANAN DAN ARTI MANAJEMEN Pada dasarnya manusia adalah manajer, karena dalam kehidupan sehari-hari setiap manusia selalu melakukan manajemen bagi dirinya sendiri ataupun keluarganya untuk memenuhi kebutuhan keluarga serta merealisasikan tujuan-tujuan yang diinginkannya (self manajemen). BEBERAPA MACAM SUMBER DAYA Sumber daya (resources) yang dimanfaatkan untuk meraih tujuan yang diharapkan tersebut apabila kita klasifikasikan dapat terbagi menjadi 3 macam yaitu : 1. Sumber daya alam Yang termasuk sumber daya alam adalah tanah dan pekarangan yang dimilikinya beserta bangunan maupun tanaman yang tumbuh berdiri di atasnya, lengkap dengan kandungan hara yang menentukan tingkat kesuburan tanah tersebut. Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat luas, sangat subur, sangat kaya akan hasil tambang dan memiliki kekayaan laut yang sangat berlimpah. 2. Sumber daya capital Yang termasuk sumber daya capital atau sumber daya modal adalah dana atau uang yang dimilikinya, serta penghasilan yang diperolehnya. Termasuk pula sebagai sumber daya capital adalah peralatan atau mesin-mesin yang dimilikinya. 3. Sumber daya manusia (SDM) yang termasuk dalam sumber daya manusia adalah manusia yang akanmerupakan tenaga kerja yang akan bekerja untuk merealisasikan tujuan yag ingin dicapainya. Sumber daya manusia yang banyak seperti yang terdapat di Indonesi perlu dikembangkan agar menjadi sumber daya yang efektif dan bukan malah menjadi beban pembangunan dalam meraih tujuan. PENGERTIAN MANAJEMEN Manajeman yang dilakukan secara sederhana merupakan naluri dalam mencapai tujuan serta memenuhi kebutuhannya. Keadaan yang demikian merupakan penerapan manajemen secara naluriah. Dengan melaksanakanmanajemen secara naluriah tidak jarang akan terjadi adanya kekeliruan baik secara disengaja maupun yang tidak disengaja dan akan sering pula menjadi adanya ketidak efisienan dalam pelaksanaan manajemennya. Agar dapat menerapkan konsep manajemen yang baik dan benar serta professional maka kita harus memenuhi prinsip-prinsip dasar serta teori manajemen. Teori manajemen yang kita pelajari merupakan landasan dasar bagi kita untuk mengembangkan model-model manajemen sehingga dari suatu teori dan prinsip-prinsip tersebut kita dapat menyusun rencana dan melaksanakan tugas tugas manajerial secara baik dan benar serta professional. Pengertian efektif dan efisien sering dianggap sama atau tidak dibedakan, padahal kedua pengertian tersebut dalam manajemen perlu dibedakan dan dapat dibedakan. Kata efektif memiliki konotasi atau berkaitan dengan banyaknya hasil yang dicapai, sehingga

efektif atau efektifitas dapat diartikan sebagai tingkatan atau derajat pencapaian hasil yang diharapkan. Semakin besar hasil yang diraih berarti semakin efektif. Efektif juga berarti tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai secara maksimal. Pengertian efisien memiliki konotasi dengan banyaknya korban yang ditimbulkan atau ongkos yang dikeluarkan dalam pencapaian tujuan itu. Semakin besar korban yang ditimbulkan berarti semakin tidak efisien., sebaliknya semakin sedikit ongkos yang dikeluarkan dalam pencapaian tujuan tersebut berarti semakin efisien. Dengan demikian efisien merupakan derajat atau tingkata pengorbanan dari suatu kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Efisien berarti setiap pelaksanaan suatu tugas dalam mencapai tujuan dikeluarkan ongkos atau korban yang sekecil mungkin. Kegiatan yang dilakukan efektif belum tentu efisien, karena mungkin saja hasil yang dicapai itu cukup besar akan tetapi korban yang ditimbulkan sangat banyak. Sebaliknya efisien belum tentu efektif, karena biaya yang dikeluarkan mungkin minimal akan tetapi hasil yang dicapaipun juga sangat kecil. Dalam kehidupan sehari-hari sangat sukar untuk dapat meraih tujuan dengan evektifitas yang maksimal dengan efisien yang maksimal pula. Hasil yang maksimal untuk dapat dicapai dengan biaya yang minimal boleh dikatakan tidak mungkin. Biasanya yang terjadi adalah mencapai hasil yang maksimal dengan tingkat ongkos yang wajar. Keadaan ini yang disebut dengan keadaan yang Optimal. Dari uraian tersebut diatas dapat kita peroleh pengertian bahwa manajemen merupakan ilmu tentang upaya manusia untuk memanfaatkan semua sumber daya yang dimilikinya untuk mencapai tujuan secra efektif dan evisien. 10.2. FUNGSI DAN PROSES MANAJEMEN FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN Adapun fungsi-fungsi yang terkandung dalam manajemen ini cukup banyak. Berbagai ahli memiliki pembagian fungsi yang berbeda beda. Apabila kita sebutkan secara lebih lengkap dapat meliputi berbagai fungsi sebagai berikut : 1. Perencanaan 2. Pengorganisasian 3. Koordinasi 4. Pengarahan (Directing) 5. Motivasi 6. Komunikasi 7. Kepemimpinan 8. Penaggungan Risiko 9. Pengambilan Keputusan (Decision Making) 10. Pengawasan / Pengendalian dan sebagainya. PROSES MANAJEMEN Semua fungi tersebut akan dilaksanakan secara sederhana maupun segara mendalam tergantung dari kebutuhannya. Fungsi-fungsi tersebut akan saling kait mengait dan berinteraksi dan sebagai hasil dari interaksi antara fungsi-fungsi tersebut maka akan timbul proses manajemen. Oleh karena itu maka proses manajemen sebenarnya merupakan proses interaksi antara berbagai fungsi dalam manajemen tersebut di atas. Fungsi fungsi tersebut diatas menunjukkan adanya suatu proses dalam manajemen dan

merupakan cara peninjauan dengan melihat langkah demi langkah (step by step of doing something). Hal ini merupakan suatu langkah yang baik dan relevan untuk dilakukan terhadap setiap bentuk struktur organisasi yang ada maupun setiap jenjang dalam struktur organisasi itu. Seperti dikemukanakan oleh Harold Koontz dan Cryril ODonnell bahwa : dalam melakukan tugas manajerial seorang presiden, kepala departemen/mentri, Gubernur, Direktur, Kepala Bagian ataupun Kepala Keluarga, mereka semua melakukan tugas-tugas yang sama. Seperti telah disinggung diatas guna memudahkan dalam memahami sesuatu yang rumit ke penjabaran pemahaman yang lebih sederhana dalam proses secara keseluruhan hal ini sering disebut Model. Model manajemen yang merupakan kegiatan utama manajemen yaitu Perencanaan, Pengorganisasian, Kepemimpinan dan Pengendalian. Perencanaan pada perinsipnya merupakan pemilihan sasaran organisasi yang kemudian dijabarkan ke dalam bentuk kerjasama dan pembagian tugas. Perencanaan pada tingkatan atas akan dibuat oleh Direktur beserta stafnya, sedangkan perncanaan pada tingkatan tengah dibuat oleh manajer menengah dan perencanaan pada tingkatan paling bawah akan diserahkan pada manajer lini pertama. Perencanaan dibuat ringkas dan padat, namun harus mencakup pengelolaan sumber daya manusia, modal dan alam yang dibutuhkan organisasi serta dengan perencganaan memungkinkan kepada setiap anggota organisasi untuk dapat melaksanakan tugasnya sesuai dengan tujuan yang dapat diamati dan diukur, sehingga tindakan pengendalian dapat diambil apabila tidak ada kemajuan organisasi. Pengorganisasian pada dasarnya sebagai alat yang akan dapat merealisasikan sasaran atau tujuan organisasi yang telah dibuat oleh manajer. Alat untuk merealisasikan sasaran tersebut tentunya harus baik yaitu cocok dengan jenis usahanya. Sebagai contoh : perusahaan yang memproduksi alat-alat berat untuk perang atu untuk pertahanan keamanan Negara, tentu saja akan lain dengan perusahaan yang memproduksi minuman bagi masyarakat luas. Kepemimpinan dilakukan oleh manajer untuk dapat mengarahkan, mengkoordinasikan dan mempengaruhi kepada bawahan untuk bekerja dengan sadar dan tanpa paksaan untuk mencapai tujuan perusahaan. Fungsi ini dapat dinamakan dengan kepemimpinan, mengarahkan, memotivasi dan sebagainya. PROSES ANALISIS DAN SISTENSIS Dalam proses analitis kita melepas bagian-bagian atau komponen yang membentuk suatu benda misalnya setelah kita lepaskan komponen tersebut maka kita perlu mempelajari danmenganalisanya secara mendalam masing-masing komponen tersebut. Begitupula dalam hal ini manajemen dipisah-pisahkan dalam berbagai fungsi yang ada didalamnya dan kemudian masing-masing fungsi tersebut dipandang sebagai bagian yang berdiri sendiri. Cara ini pula yang kita tempuh dalam mempelajari manajemen ini. Sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari proses interaksi dari berbagai fungsi manajemen tersebut tidak terjadi dalam proses yang tergambar dalam analitis tersebut. Interaksi tersebut merupakan proses interaksi yang saling berkaitan. Semua fungsi yang berinteraksi tersebut tidaklah berdiri sendiri-sendiri terlepas antara yang satu dengan lang lainnya,melainkan merekan saling kait mengait, yang seringkali menimbulkan pertentangan atau konflik diantara fungsi tersebut. Proses sintesi ini merupakan suatu prosesmanajemen yang harus dilakukan oleh manajer sebagai kelanjutan dari proses analisis yang telah dilakukkan terlebihdahulu. Agar dapat diperoleh pemahaman yang lebih mendalam dari masing-masing fungsi tersebut maka kita perlu melakukan proses analisis terlebih dahulu.

Sebagai hasi dari proses sintesis itu maka kita perlu mengambil keputusan atau making decision. Keputusan harus diambil dan dalam pemgambilan keputusan ini manajer harus menggunakan model-model yang rasional agar dapat memperoleh keputusan yang lebih menyakinkan atau credible. Adapun model-model yang dapat dikembangkan ada beberapa macam yaitu : 1. Model Pictorial atau Visual 2. Model Skematika 3. Model Matematika 4. Model Grafika 5. Model Simulasi 10.3. MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN Pengertian manajemen dan kepemimpinan sering dipandang sebagai hal yang sama atau identik, meski sebenarnya terdapat perbedaan diantara keduanya. Kepemimpinan merupakan kegiatan manajerial sebagai upaya proses mengarahkan dan menanamkan pengaruh kegiatan yang berkaitan dengan tugas dari para bawahan ataupun pengikutnya. Sedangkan manajemen merupakan upaya untuk memanfaatkan segenap sumber daya yang dimilikinya baik perorangan maupun organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan dengan cara yang efektif dan efisien. Kepemimpinan adalah merupakan upaya guna mempengaruhi tingkahlaku bawahannya atau pengikut untuk melakukan suatu tugas sesuai yang dikehendaki oleh pemimpin tersebut. Pada umumnya keberhasilan akan terletak tidak hanya pada persoalan pengelolaan manusia dengan aspeknya yang berupa cipta , rasa dan karsa yangtercermin dalam bentuk sikap dan perbuatannya. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa pengertian manajemen dan kepemimpinan dipandang sebagai satu hal yang identik, oleh karena itu penerapan kepentingan keduanya dipergunakan secara bersama-sama serta dapat saling mengisi. 10.4. PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA Sumber daya manusia merupakan sumber daya organisasi selain sumber daya alam dan sumber daya modal. Sumber daya manusia dikelola dengan sangat hati hati mengingat bahwa yang menjadi sasaran atau objek pengelolaannya dalam hal ini adalah manusia. Oleh karena itu dalam mengelola sumber daya manusia berarti bahwa baik yang mengelola maupun yang dikelola adalah sama-sama manusia. Perlu diperhatikan bahwa masing-masing manusia mempunyai cipta, rasa dan karsa sendiri-sendiri. Sikap dan perilaku kondisi tersebut hanya dapat dipengaruhi oleh lingkungannya. Kondisi alam yang subur misalnya seringkali membuat manusia yang menghuninya menjadi bersifat malas dan kurang rajin. Sebaliknya kondisi alam yang kurang subur membentuk manusia penghuninya menjadi rajin dan bekerja keras. Disamping kondisi alam dan lingkungan itu, kondisi pergaulan manusia itu sendiri dengan masyarakat disekelilingngnya juga akan membentuk kebiasaan-kebiasaan tertentu dalam alam pergaulan hidup manusia. Kebiasaan yang selalu berulang-ulang akanmenjadi budaya. Perkembangan teori manajemen dalam bidang sumber daya manusia sangat menonjol seperti yang berkembang di Jepang yang dikemukakan oleh William G. Ouchi (yang kemudian teori ini disebut teori Z) yang mengajaekan bahwa keberhasilan tujuanmanajemen sangat dipengaruhi oleh suatu upaya yang dilakukan manajer sebagai pengelola organisasi terhadap sumber daya manusia secara keseluruhan yang ada dan bekerja dioprganisasi yang dipimpinnya.

10.5. BEBERAPA PENGERTIAN DALAM MANAJEMEN Didalam membahas masalah manajemen sering kita jumpai beberapa pengertian yang berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Adapun pengerrtian-pengertian tersebut antara lain : a. Administrasi Perusahaan dapat kita pandang sebagai suatu system kerja sama antar individu, dan kerjasama itu ada atau memang terciptakan mengingat karena individu secara pribadi sendiri tidak akan dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dengan adanya kerjasama itu maka hasil yang dicapai akan lebih besar, lebih banyak dari pada hasil yang dicapai oleh individu secara terpisah. Ilmu yang mempelajari bentuk dan proses kerjasama tersebut adalah ilmu Administrasi, oleh karena itu administrasi memiliki cakupan yang lebih luas dari pada ilmu ketatausahaan. Dalam hal tatausahaan hanya mencakup kegiata kearsipan seperti menyiapkan daftar persentasi,laporan pengeluaran bulanan, surat-surat masuk dan surat-surat keluar serta yang lainnya. b. Kelompok Pengertian kelompok merupakan sekumpulan individu individu yang bekerjasama dalam suatu kesamaan anggotanya dari unit kerja didalam organisasi. Kelompok kerja ini terbentuk berdasarkan keputusan manajerial untuk melakukan suatu tugas yang telah dibebankan kepada unit kerjanya. Dalam manajemn, kelompok-kelompok kerja ini akan selalu berkaitan dengan kelompok lainnya lagi dalam skup yang lebih luas, sehingga akan tercipta keefektifan kelompoknya. Perlu diperhatikan bahwa dalam suatu organisasi, mengenai terciptanya keefektifan organisasi akan bermula dari keefektifan individu, keefektifan kelompok dan kemudian keefektifan organisasi. Ketiga keefektifan akanmerupakan kaitan yang satu dengan yang lain, karena keefektifan organisasi bermula dari keefektifan kelompok, keefektifan kelompok bermula dari kefektifan individu, individu bisa efektif bila individu yang berkaitan mempunyai sikap dan motivasi individu bisa baik apabila individu itu mempunyai pengetahuan yang cukup tinggi sehingga wawasannya luas. c. Organisasi Demi terciptanya tujuan bersama yang telah ditetapkan oleh mereka secara efektif dan efisien maka bentuk kerjasama tersebut harus diatur ke dalam aturan yang jelas dan pasti sifatnya. Dengan aturan yang ada maka setiap anggota organisasi akanmengerti hak, wewenang, tanggung jawab serta tugas yang harus dilaksanakan. Pengaturan serta pembagian tugas, wewenang, hak dan tanggung jawab dalam konsep manajemen disebut pengorganisasian (organizing), sedangkan bentuk pembagian tugasnya disebut organisasi. Dengan adanya pembagian tugas tersebut maka tiap-tiap bagian berarti harus menjalankan fungsinya dan memiliki tujuan sendiri dalam bagian kerjanya yang dapat menopang tercapainya tujuan organisasi secara keseluruhan. d. Kepemimpinan Perlu diketahui bahwa manusia yang masuk dan turut serta menjadi anggota organisasi dan ikut kerjasama dalam perusahaan akan selalu memiliki tujuan/kepentingan pribadi masing-masing. Tujuan pribadi tersebut apabila sejalan dengan tujuan perusahaan atau tujuan organisasi tentu

saja tidak menjadi permasalahan, akan tetapi sering kali atau bahkan pada umumnya kepentingan individu justru bertentangan atau paling tidak, tidak sejalan dengan tujuan bersama/perusahaan/organisasi. Agar kepentingan pribadi dapat diatur, diarahkan agar seiring dengan kepentingan bersama maka perlu dicari jalan untuk mempengaruhi bawahan,. Daya upaya untuk mempengaruhi, menambah pengaruh pada pengikut, anggota kelompok organisasi/sumber daya manusia dalam organisasi agar dapat merealisasikan tujuan yang telah ditentukan tersebut dinamakan kepemimpinan (leadership) e. Manajemen Dalam suatu upaya pencapaian tujuan yang lebih besar, maka perusahaan/organisasi tidak cukup dengan adanya kerjasama dari masing-masing individu saja, melainkan dipetlukan pula sumber daya yang lain yang cukup baik dan cukup memadai. Oleh sebab itu perlu diatur penggunaan/pengelolaan sumber-sumber yang ada. Ilmu yang mempelajari tentang upaya untuk memanfaatkan atau mengelola dan menggunakan seluruh sumber daya atau factor-faktor produksi seperti modal/dana serta mesin-mesin/alat perlengkapan lainnya, factor sumber daya manusia, factor sumber daya alam secara efektif dan efisien dinamakan manajemen. 10.6. KETRAMPILAN MANAJEMEN YANG DIBUTUHKAN Secara garis besar terdapat tiga tingkatan dalam suatu organisasi baik organisasi itu kecil, menengah dan terutama organisasi yang sudah besar. Ketiga tingkatan itu adalah manajemen tingkat atas (Top Manajer), manajemen tingkat menengah (Middle Manajer) dan manajemen tingkat bawah (Low Manajer). Seorang manajer yang pada saat ini menduduki jabatan sebagai manajer tingkat bawah atau Low Manajer akan selalu berusaha agar secepatnya dapat naik jenjang manajerialnya dan kemudian menjadi manajer tingkat menengah. Begitu pula manajer tingkat menengah akan selalu berusaha pula untuk menaiki jabatan yang lebih tinggi yaitu manajer tingkat atas (Top Manajer). Disamping itu perlu diperhatikan pula bahwa seorang Top Manajer pada sutu jabatan atau organisasi tertentu, nilai dihubungkan dengan organisasi yang lebih besar atau lebih luas, maka dia mungkin hanya dapat berada pada posisi manajer tingkat menengah atau bahkan manajer tingkat bawah. Masing-masing tingkatan manajerial tersebut, baik tingkat atas, tengah dan bawah perlu mempunyai bekal ketrampilan yang diperlukan dalam menjalankan tugasnya masing-masing dalam posisi yang berbeda. Dalam hal ini manajer harus memiliki tiga macam ketrampilan yaitu : 1. Ketrampilan Konsepsional 2. Ketrampilan Kemanusiaan 3. Ketrampilan Teknis 10.7. CIRI-CIRI MANAJEMEN YANG PROFESIONAL Manajer yang professional adalah manajer yang mampu untuk menciptakan atau membuat kedua belah pihak menjadi senang, bahagia serta bangga. Kesengangan, kebahagiaan dan kebanggaan haruslah diciptakan terhadap kedua belah pihak, baik pihak yang dilayani maupun pihak yang melayani yaitu manajer itu sendiri. Pihak yang dilayani yaitu para knsumen atau masyarakat yang mnggunakan produk yang ditawarkan mereka. Apabila kedua belah pihak tersebut dapat merasa senang, bahagia serta banggga maka disitulah letak profesionalisme dari seorang manajer

dalam menjalankan tugasnya. Ketiga unsure tersebut merupakan ciri atau sifat utama dari seorang manajer yang professional yaitu apabila dapat menciptakan suasana sebagai berikut yaitu : 1. Senang (Puas) 2. Bhagia 3. Bangga Ciri-ciri manajer yang tidak professional adalah yang akanmenciptakan suasana di kedua belah pihak baik pihak yang melayani maupun yang dilayani merasakan suasana yang mengecewakan, meyedihkan atau menderita dan memalukan. KARIM Business Consulting is a dynamic consulting firm specializing in Islamic Economics and Finance supported by young and professional people working full time.KARIM Business Consulting was established in August 2001 and positioned itself as a world leading Shariah Compliance consulting firm. With the newly opened KARIM Business Consulting Pte Ltd in Singapore in May 2005 we will cover the international market better. We continuously pursue the search for innovative products and present new concepts in Islamic Banking and Finance through publications and free sessions. KARIM Business Consulting believes that to further develop and promote Islamic Banking and Finance, trainings in Islamic Banking and Finance area are essential. KARIM Business Consulting believes that the development of the human potential is very much needed. We, at KARIM Business Consulting, help pioneer Islamic Thought through our activities at major Universities in Indonesia. We work closely with the research Teams in these Universities to develop new analytical tools and methods to be applied in the development of new Islamic Banking and Finance instruments and provide the relevant research base for Islamic Economics publications.

Our Vision

We will be an important contributor to the development of Islamic Economics in general and Islamic Banking and Finance in particular.

Our MissionTo meet our vision, we provide excellent services by offering innovative products that are professionally delivered and academically justified.

Our Services KARIM Business Consulting attends to the specific needs of its clientele and offers a wide variety of Islamic financial services. The team of dedicated and experienced professionals are able to leverage their intellectual power, relationship network skills and significant expertise for the benefit of their clients. KARIM KARIM Business Consulting maintains a strong track record with leading institutions around the globe. Combining technical expertise with our in-depth, specialized knowledge of the Islamic Financial Industry, innovative team of experts is dedicated to provide the highest quality services and are thus truly committed to satisfying client requirements. We assist our clients in keeping up to speed with the latest industry developments by offering demand-driven, valueadded solutions.

Business Consulting Strategic Management Business Process IT Consultation Human Resources Corporate Financeo o o o

KARIM Business Consulting believes that to further develop and promote Islamic Banking and Finance, training in Islamic Economics cannot be neglected.

Introduction To Training

All Training Program Schedule Of Training

I. Basic/ Introduction Sharia Banking Tujuan : Memberikan pemahaman tentang dasar-dasar perbankan syariah secara komprehensif 1. Sharia Banking A to Z Training II. Sharia Competency Training

Tujuan: Memberikan pemahaman lebih mendalam tentang materi-materi yang lebih spesifik untuk meningkatkan kompetensi di bidangnya masing-masing 1. Sharia Banking Accounting Training 2. Sharia Banking Legal Drafting Training 3. Sharia Banking Risk Management Training 4. Sharia Banking Audit Training 5. Sharia Capital Market Training 6. Sharia Insurance Training III. Sharia Soft Skill Training Tujuan: Memberikan pemahaman konsep-konsep Selling skill & Service excellent yang merupakan dasar bagi SDM yg berkecimpung dalam industri jasa Perbankan yang harus dimiliki oleh karyawan untuk melengkapi kemampuan technikal skill dalam bekerja 1. Sharia Banking Selling Skill Training 2. Sharia Banking Service Excellent Training IV. Sharia Business/ Product Development Training Tujuan: Memberikan pemahaman konsep dan langkah-langkah strategis dalam proses pengembangan bisnis maupun produk layanan perbankan yang kompetitif dan inovatif 1. Sharia Banking Financing Training 2. Sharia Banking Financial Restructuring Training 3. Sharia Banking Financing Analysis Training

Memahami Resiko Investasi SyariahAuthor: admin

Pada tulisan terdahulu dalam situs ini penulis telah menyampaikan kepada para pembaca mengenai dasar-dasar syariah. Diharapkan lebih baik. berinvestasi secara syariah, dalam tulisan ini penulis akan mencoba menyampaikan pembahasan mengenai risiko investasi dengan pemahaman yang lebih baik terhadap resiko investasi syariah maka kita akan dapat mengelola resiko investasi syariah dengan

Maqasid Al Syariah atau tujuan dari syariah adalah dasar yang sangat penting dalam perencanaan keuangan Islami. Tujuan dari syariat Islam adalah agar dalam manusia mendapatkan Al Falah yaitu keberhasilan atau kemenangan akhirat itu?

hidupnya di dunia dan di alam akhirat nanti. Apakah keberhasilan hidup didunia dan Keberhasilan hidup di dunia dan di akhirat adalah kita berhasil memperoleh kesejahteraan dan kebahagiaan di dunia dan sekaligus mendapatkan kesejahteraan dan kebahagiaan di akhirat kelak. Resiko adalah segala sesuatu yang memungkinkan tidak tercapainya tujuan dari suatu kegiatan yang kita lakukan. Dalam perencanaan keuangan Islami tujuannya adalah agar perencanaan keuangan yang dilakukan mencapai Al Falah yaitu kesejahteraan di dunia dan kesejahteraan di Akhirat. Jadi segala sesuatu yang menyebabkan tidak tercapainya tujuan investasi dalam perencanaan Islami untuk menggapai Al Falah dapat dikategorikan sebagai risiko investasi syariah.

Tujuan Investasi Syariah

Dalam fikih Islam dnyatakan bahwa segala perbuatan atau amal adalah bergantung kepada niatnya. Niat disini dapat pula diartikan sebagai sesuatu yang memotivasi seseorang yang biasanya merupakan tujuan dari seseorang melakukan tindakan. Niat dalam perencanaan Islami adalah untuk mengapai ridla Allah dan dengan ridla Allah diharapkan kita akan memperoleh Al Falah, sehingga dalam melakukan investasi harus diluruskan niatnya dan juga diniatkan sebagian keuntungan akan dizakati dan di keluarkan sedekahnya sebagai bagian dari investasi di Akhirat. Bagaimanakah kita dapat menjalankan investasi yang insya Allah akan diberkati oleh Allah adalah dengan cara menghindarkan diri dari penggunaan cara-cara investasi yang mengandung unsure maisir, gharar, riba dan dhalim dan melakukan kewajiban berzakat, berinfak dan bersedekah.

Pemilihan Instrumen Investasi Syariah

Investasi pada perencanaan keuangan syariah selalu menggunakan instrumeninstrumen investasi syariah. Pada setiap instrumen investasi tersebut perlu dipahami risiko-risiko yang melekat pada setiap instrumen investasi, pemahaman akan risiko investasi yang melekat pada instrument investasi syariah dan non syariah pada umumnya memiliki sifat yang sama. Keduanya memiliki risiko sistemik dan risiko inheren, risiko sistemik berkaitan dengan sistem yang melingkupi instrument investasi sedang risiko inheren adalah risiko yang melekat pada masing-masing instrument investasi. Perbedaan antara keduanya yang pertama adalah pada tujuan investasi dan yang kedua adalah pada pola transaksi dan jenis instrument investasi.

Pada investasi syariah terdapat risiko bahwa instrument investasi yang dipilih tidak sesuai dengan syariah, yaitu transaksi masih pada derajat tertentu masih mengandung unsur transaksi gharar, maisir dan riba, yaitu transaksi yang tidak diperkenankan oleh syariah Islam. Risiko sistemik yang ada pada instrument investasi yang mengunakan sistem Profit and Loss Sharing (PLS) adalah adanya asimetrik information antara pemilik dana dengan pengelola dana, hal ini berpotensi menimbulkan pembagian profit atau loss yang tidak adil. Instrumen investasi syariah memiliki instrumen yang terbatas dalam melaksanakan teknik hedging, instrumen yang terbatas ini dapat membuat pemilik dana terpapar risiko yang lebih besar dibandingkan dengan transaksi hedging yang menggunakan instrumen investasi non syariah. Namun disisi lain risiko investasi syariah yang selalu mensyaratkan adanya underlying asset menyebabkan instrumen investasi syariah lebih kecil risikonya dibandingkan dengan instrumen investasi non syariah.

Mengingat bahwa instrumen investasi syariah belum memiliki track record yang cukup panjang khususnya di Indonesia maka penelitian mengenai risiko-risiko instrumen investasi belum cukup banyak. Pasar modal di Indonesia masuk bercampur antara yang syariah dengan non syariah belum adanya bursa yang terpisah atau sekurang-kurtangnya aturan yang terpisah secara nyata. Sehingga

perilaku risiko investasi syariah dan non syariah masih relative belum menunjukan perbedaaan yang nyata.

Pada hasil-hasil investasi yang dihasilkan dalam beberapa periode terakhir volatilitas instrumen-instrumen investasi yang serupa antara instrumen investasi syariah dan non syariah menunjukan bahwa instrument investasi syariah relatif lebih stabil. Pilihan instrumen investasi syariah dalam pasar modal antara lain adalah saham yang memenuhi syarat saham syariah, reksadana syariah dan sukuk. Untuk memahami lebih jauh risiko pada masing-masing instrumen seperti saham, reksadana dan sukuk harus dipelajari akad-akad yang digunakan pada masingmasing instrumen tersebut dan portofolio yang dibentuk oleh pengelola dana. Pemilihan instrumen invetasi syariah ditentukan setelah mempelajari sifat-sifat yang melekat pada masing-masing instrumen investasi. Apabila evaluasi untuk memahami risiko masing-masing instrumen invetasi telah dilakukan dan kita telah memiliki pemahaman yang memadai akan paparan risiko yang ada maka langkah berikutnya adalah membentuk portofolio invetasi syariah yang sesuai dengan kemampuan kita menerima paparan risiko dari instrumen investasi pilihan.

Untuk memahami dengan jelas mengenai risiko pada instrumen yang terpilih tidaklah mudah, sehingga lebih meyakinkan diri sebaiknya meminta nasihat kepada Independent Financial Planner anda. Pada tulisan yang terbatas ini penulis tidak dapat memberikan penjelasan yang lebih rinci mengenai risiko-risiko yang melekat pada setiap instrumen investasi syariah terpilih, pada tulisan mendatang penulis berharap memperoleh kesempatan untuk menjelaskan dengan lebih rinci risikorisiko yang melekat pada masing-masing instrumen investasi syariah (AH-Jan-2011)

Penulis : Andre Herlambang, AKT, CRMP, CFP.

Rencanakan Keuangan Masa Pensiun AndaAuthor: admin

Masa pensiun adalah tahapan yang cukup rawan bagi kondisi keuangan pekerja, pada masa pensiun gaji yang biasanya diterima pekerja tidak akan datang lagi. Seorang pekerja untuk dapat menikmati masa pensiun dengan baik memerlukan perencanaan keuangan yang baik. Masa bekerja adalah masa yang baik untuk mempersiapkan bekal keuangan yang akan digunakan pada masa pensiun. Bagaimanakah melakukan perencanaan keuangan untuk mengumpulkan bekal itu? Orang tua kita mempersiapkan kita untuk mampu mengarungi kehidupan dengan mendidik moral, melatih mental dan menyekolahkan untuk mendapatkan pengetahuan. Orang tua memberikan nasihat-nasihat yang sangat berguna bagi kehidupan dan juga menyekolahkan kita setinggi-tingginya yang bisa dibiayai oleh mereka. Demikian juga kita mempunyai tanggung jawab pada diri kita sendiri dan juga kepada keluarga yang dicintai, untuk bisa membiaya kehidupan semasa pensiun dan sekaligus menunaikan kewajiban orang tua kepada anak yang belum sempat ditunaikan pada saat kita memasuki masa pensiun. Untuk mempersiapkannya maka perencanaan keuangan keluarga semakin dirasakan penting untuk memenuhi kebutuhan keuangan masa pensiun seperti membiayai pendidikan anak yang belum dewasa pada saat pensiun, atau sebagai pencegahan agar keuangan kita tidak tergantung anak-anak atau sanak keluarga. Kalau meperhatikan siklus hidup manusia maka rentang masa 1-6 tahun adalah masa kanak-kanak. Usia 7-18 adalah masa sekolah dan bagi mereka yang beruntung meneruskan pendidikan di Perguruan tinggi sampai mendapatkan diploma, sarjana atau bahkan menamatkan studi pasca sarjana. Masa panjang yang dialami adalah usia 22 sampai dengan 55 tahun, masa bekerja dan memperoleh penghasilan dan usia yang umum bagi masyarakat pekerja Indonesia pensiun, masa 55 tahun sampai dengan 75 tahun. Masa pensiun seseaorang dapat berlangsung sampai dengan 20 tahun atau bahkan lebih. Dari rentang waktu tersebut diatas yang menjadi perhatian kita dalam membuat perencanaan keuangan untuk masa pensiun adalah masa bekerja dari usia 22 sampai dengan 55 tahun atau 33 tahun bekerja dan masa pensiun dari usia 55 sampai dengan usia 75 tahun atau 20 tahun masa pensiun. Untuk sebagian orang

yang dikaruniai usia panjang dapat mencapai usia 80 tahun bahkan lebih, artinya masa pensiun bisa mencapai 25 tahun atau lebih. Apakah kita sudah memikirkan bagaimana membiayai kehidupan sepanjang 20-25 tahun setelah pensiun? Ingat bahwa masa produktif adalah masa bekerja, pada masa ini keuangan keluarga perlu dikelola dengan baik. Mengkonsumsi semua pendapatan adalah cara terbaik menghancurkan kenyamanan keuangan pada masa pensiun. Berbagai literatur menyarankan kegiatan menabung dan berinvestasi adalah cara terbaik untuk mempersiapkan keuangan masa pensiun. Berapakah besaran pendapatan yang harus ditabung dan dikonsumsi agar kita dapat memperoleh keamanan keuangan masa pensiun kita? Besaran pendapatan yang harus ditabung atau di investasikan sangat bergantung kepada kebutuhan masa pensiun yang akan datang. Biasanya para perencana keuangan keluarga menyarankan 20-30% dari pendapatan tidak dikonsumsi pada masa aktif, dana ini dialokasikan untuk tabungan dan investasi. Berapa besaran ideal dana yang ditabung dan berapa besaran dana yang harus diinvestasikan? Besaran Tabungan dan investasi yang diperlukan oleh seseorang adalah sangat beragam bergantung tingkatan pendapatan dan gaya hidup yang bersangkutan. Perlu diingat bahwa tabungan bukanlah sarana yang baik untuk mempersiapkan dana masa pensiun. Tabungan disarankan hanya untuk memenuhi kebutuhan dana darurat (emergency fund). Besaran yang umum disarankan adalah 6 bulan sampai dengan 12 bulan besaran konsumsi bulanan. Individu yang lebih konservatif mungkin perlu tabungan lebih besar lagi untuk memenuhi rasa amannya.

Perencanaan investasi untuk mendukung perencanaan keuangan masa pensiun lebih kompleks dari perencanaan tabungan. Unsur penting yang perlu diperhatikan adalah besaran dana yang diinvestasikan dan besaran hasil investasi. Penilaian dan pemilihan sarana investasi tidak akan dibahas secara terinci pada tulisan ini, mengingat banyak yang perlu dijelaskan. Berapakah besaran investasi yang diperlukan oleh seseorang untuk mencukupi kebutuhan hidup dimasa pensiun.

Misalkan pada saat pensiun kita memerlukan pendapatan bulanan Rp. 10 juta per bulan berapakah nilai investasi yang diperlukan? Untuk mendapatkan pendapatan sebesar Rp. 10 juta perbulan diperlukan dana investasi Rp. 1 milyar dengan asumsi tingkat hasil investasi 12% per tahun atau 1 % perbulan. Angka tersebut belum memperhitungkan tingkat inflasi tahunan, apabila tingkat inflasi tahunan 8% pertahun maka hasil investasi harus lebih tinggi yaitu 20% per tahun agar kita tetap mendapatkan imbal hasil Rp.10 juta per bulan. Apabila kita tidak memperoleh kesempatan investasi yang lebih baik alias tingkat hasil investasi tetap 12% pertahun maka sekurang-kurangnya diperlukan dana investasi sebesar Rp. 2 milyar untuk mendapatkan imbal hasil RP. 10 juta. Bagaimana kalau kita ingin mempertahankan tingkat kehidupan saat ini dengan penghasilan Rp. 20 juta per bulan maka dana investasi yang diperlukan bisa mencapai Rp. 4 milyar pertahun dengan asumsi tingkat hasil investasi 12% dan inflasi Perhitungan-perhitungan diatas 8 % pertahun. sangat disederhanakan untuk mendapatkan

perhitungan yang lebih akurat anda dapat menghubungi profesional perencana keuangan keluarga, sekaligus memperoleh nasihat bagaimana merencanakan keuangan yang baik untuk membiayai masa pensiun anda.

Apabila pekerja Perusahaan boanfid yang memberikan gaji tinggi dan sekarang masih aktif bekerja atau masih cukup lama akan pensiun anda dapa belajar dari senior-senior anda. Anda dapat belajar kepada senior yang berhasil menikmati masa pensiunnya dengan baik. Pada kesempatan yang lain belajarlah juga dari para senior yang mengalami masa pensiun dengan penuh kesulitan. Pada umumnya pekerja pada perusahaan bonafid memperoleh banyak kemudahan atau berkecukupan pada masa dinasnya melupakan perencanaan keuangan masa pensiunnya. Atau mungkin para pekerja tersebut telah berusaha mempersiapkan masa pensiunnya namun perhitungan yang tidak cermat menyebabkan perencanaan gagal dan lagi-lagi mengalami masa pensiun yang pahit. Janganlah masa pensiun anda menjadi taruhan segeralah buatlah rencana keuangan pensiun dengan baik, bila perlu mintakan bantuan profesional perencanaan keuangan atau certified financila planner untuk membuatkan perencanaan keuangan pensiun anda. Sedia payung sebelum hujan itulah kata bijak tetua kita. Ingat masa pensiun

bisa 10 (sepuluh tahun), 20 tahun atau bahkan lebih lama dari 20 tahun, karenanya waspadalah!

Kapan waktu yang baik untuk memulai pelaksanaan persiapan keuangan masa pensiun anda? Kalau saat ini anda mempunyai waktu sepuluh tahun menjelang pensiun maka anda sudah cukup terlambat melakukan persiapan keuangan pensiun namun apabila ditunda lebih lama lagi maka kesulitan keuangan dimasa pensiun akan semakin menjadi nyata. Waktu yang terbaik mungkin adalah 5 tahun yang lalu atau 10 tahun yang lalu atau bahkan mungkin lebih dari 10 tahun yang lalu. Prinsipnya persiapan keuangan masa pensiun adalah semakin cepat semakin bagus, ikan sepat ikan gabus, makin cepat makin bagus, tunggu apa lagi, hati-hati jangan terlena dengan kondisi nyaman saat ini lihatlah senior-senior anda yang tidak merencanakan keuangan pensiunnya secara memadai.

Andre Herlambang, Akt, CFP, Akuntan dan Perencanaan Keuangan Keluarga Independen

Merencanakan Asuransi Pendidikan AnakAuthor: admin

Asuransi Pendidikan Kita semua berharapan dapat mendidik dan menyekolah anak kita ke sekolahsekolah terbaik dan pada jenjang pendidikan setinggi-tingginya. Tentunya untuk mengirimkan anak kesekolah-sekolah terbaik memerlukan biaya yang tidak sedikit. Selain itu juga kita dibayangi dengan kekhawatiran apakah usia kita akan sampai pada masa anak-anak kita sekolah? Pada tulisan ini disampaikan upaya mengamankan pembiayaan anak sekolah dengan menggunakan asuransi pendidikan, tentunya bukan sembarang asuransi namun asuransi yang nilai manfaatnya sesuai dengan kebutuhan.

Mengenali Jasa Asuransi Jasa asuransi adalah jasa yang diberikan oleh perusahaan asuransi untuk memberikan sejumlah dana yang pada saat terjadinya risiko yang diperjanjikan didalam polis. Sesuatu yang diperjanjikan haruslah mempunyai nilai dan tidak dapat diperkiran terjadinya. Atas jasa tersebut perusahaan asuransi berhak menerima sejumlah premi yang harus dibayarkan oleh orang atau perusahaan yang memerlukan perlindungan asuransi.

Asuransi dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu

asuransi umum, dan

asuransi jiwa. Asuransi umum mempunyai manfaat sebagai alat pengalihan risiko atau kerugian dalam kegiatan usaha atau properti. Asuransi Jiwa memberi perlindungan asuransi apabila tertanggung meninggal dunia, maka asuransi memberikan sejumlah dana kepada ahli warisnya. Asuransi Kesehatan, Asuransi Pendidikan, Asuransi Properti, Asuransi Kredit adalah merupakan varian yang merupakan kreasi dari satu jenis asuransi di atas atau merupakan bauran dari asuransi umum dan asuransi jiwa.

Mengenali Asuransi Pendidikan Asuransi pendidikan banyak ditawarkan oleh para agen asuransinya kepada para konsumen dengan beragam jenis. Asuransi pendidikan banyak yang dibentuk dari unit link dimana dalam pembayaran preminya memasukan unsur investasi. Apabila hasil investasinya tidak menunjukan hasil yang cukup menggembirakan maka pada saat terjadi musibah maka asuransi akan membayarkan sejumlah dana yang diperjanjikan, namun apabila hasil investasi sesuai dengan hasil yang diharapkan maka perusahaan tidak membayarkan klaim namun si tertanggung akan mendapatkan hasil dari investasinya.

Menetukan Besaran Asuransi Pendidikan

Besarnya nilai asurnasi yang hendak kita pilih sangat bergantung kepada kebutuhan tertanggung. Pada umumnya produk-produk asuransi saat ini disesuaikan dengan tingkatan pendidikan yang akan dialami oleh putra-putri kita. Umumnya Asuransi pendidikan didesain untuk membiaya sekolah SMP, SMA dan Perguruan Tinggi, sehingga asuransi dapat dicairkan pada usia anak 12 tahun. 16 tahun dan 18 tahun sesuai dengan usia saat anak-anak kita pada saat memasuki SMP, SMA dan Pergurunan Tinggi.

Nilai pertanggungan disesuaikan dengan biaya masuk dan biaya sekolah pada saat putra putri kita di SMP, SMA dan Pergurunan tinggi. Misalkan untuk biaya masuk dan sekolah selama SMP memerlukan dana Rp 20 juta, kemudian biaya masuk dan sekolah SMA Rp. 30 juta dan biaya masuk dan kuliah Rp. 150 jt, maka biaya total biaya dibutuhkan adalah sebesar Rp. 200 juta. Dengan data tersebut maka dirancanglah nilai pertanggungan sebesar RP. 200 juta yang akan jatuh tempo pada saat anak-anak memasuki sekolah-sekolah yang dimaksud, jangan lupa bahwa angka pertanggungan telah memperhitungkan tingkat inflasi agar pada saat klaim dapat memperoleh dana yang sesuai dengan biaya yang diperlukan.

Bagaimanakah Merancang Asuransi Pendidikan? Menyadari bahwa usia adalah rahasia Allah Yang Maha Kuasa maka asuaransi pendidikan yang dibeli sudah memasukan unsur ini sehingga apabila pencari nafkah dipanggil Yang Maha Kuasa maka pihak asurnasi dapat menjamin pembayaran asuransi selanjutnya sehingga pada saat putra-putri kita bersekolah pada tingkatan yang dirancang dapat dibiayai melalui pertanggungan asuransi.

Selain memilih produk asuransi yang sesuai

atau apabila paroduk asurnsi yang

ditawarkan tidak sesuai , kita dapat meminta agen asurnasi membuat proposal asuransi yang sesuai dengan kebutuhan yang dapat kita sebut (tailored insurance), pilihlah perusahaan asuransi yang telah mendapatkan kepercayaan masyarakat yaitu perusahaan yang memiliki banyak nasabah dan mengelola dana investasi

asuransi cukup besar dan memiliki rating yang baik. Seringkali kita tidak dapat mengetahui dengan baik perusahaan Asuransi yang baik, Untuk lebih meyakinkan dalan merencanakan asuransi pendidikan yang sesuai, disarankan meminta pertimbangan atau nasihat dari certified financial planner.

Evaluasi Program Asuransi Secara Berkala Apabila kita sudah mempunyai rencana asuransi dan rencana asuransi telah dijalankan agar rencana asuransi atau program asuransi yang sedang dijalankan dapat memenuhi kebutuhan p