80
BAB V
HASIL DAN ANALISA
5.1 Identifikasi Elemen-elemen Ekowisata Berdasarkan hasil survey primer yangh dilakukan, didapat beberapa
elemen-elemen penunjang ekowisata di Desa Adat Bayan, elemen-elemen
tersebut terdiri dari atraksi, akomodasi, promosi, transportasi, dan pengunjung
wisata.
5.1.1 Atraksi Atraksi yang terdapat di Desa adat Bayan terdiri atas daya tarik
wisata alam, dan wisata budaya. Contoh potensi alam yang ada di kawasan
desa adat Bayan terdiri dari adanya fauna yang dilindungi Taman Nasional
Gunung Rinjani yaitu Elang Flores, menurut data yang peneliti dapatkan,
fauna ini tersisa 20 spesies. Tak terlepas dari itu pemandangan desa adat
Bayan yang sangat indah membuat nilai plus yang menjadi potensi wisata
alam. Bentangan alam pegunungan di Desa Adat merupakan bentukan alam
dari Gunung Rinjani.
Terdapat pula ekosistem hutan lindung yang termasuk bagian dari
Taman nasional Gunung Rinjani, yaitu Hutan adat Mandala. Hutan adat
Mandala menjadi potensi wisata alam yang ada di desa adat Bayan, hutan ini
dilindungi oleh peraturan masyarakat setempat yang dikenal dengan awig-
awig atau hokum adat. Selain potensi alam, potensi wisata budaya yang ada
di Desa Adat Bayan juga masih bisa dilihat adanya peninggalan benda
bersejarah seperti Masjid Kuno Bayan Beleq, adanya makam-makam leluhur,
rumah adat, ritual adat, upacara keagamaan, kesenian tradisional, dan pakaian
adat. Atraksi ekowisata merupakan komponen penting dalam pengembangan
ekowisata, tanpa atraksi maka pengembangan ekowisata tidak dapat
dilakukan.
Untuk mengetahui elemen-elemen atraksi ekowisata di lokasi
penelitian, data didapatkan dengan cara survey primer, yaitu observasi dan
dokumentasi pengambilan gambar. hasil dari survey primer. Hasil observasi
elemen-elemen atraksi ekowisata tersebut dapat dilihat pada tabel 5.1 pada halaman berikut:
81
Tabel 5.1
Atraksi Ekowisata
Atraksi Objek Dokumentasi
Alam Hutan Adat
Mandala
Fauna Elang Flores
82
Panorama walk
Teres Genit
Kolam Mata Air
Mandala
Budaya Masjid Kuno
Bayan Beleq
83
Makam Leluhur
Rumah Adat
Bayan Barat
Rumah Adat
Bayan Timur
84
Rumah Adat
Karang Salah
Rumah Adat
Karang Bajo
Ritual Maulid Adat
85
Tari Gegerok
Tandak
Tenun Tradisional
Sumber: Hasil Survey, 2019
5.1.2 Akomodasi Di Desa Adat Bayan, akomodasi yang tersedia adanya homestay.
Homestay merupakan milik warga masyarakat adat yang terletak di Desa
Karang Bajo. Namun di Desa bayan, belum tersedia homestay, wisatawan
atau pengunjung yang ingin menginap dapat meminta izin warga setempat
untuk bermalam. Homestay yang tersedia terdiri dari 5 rumah dan keseluruhan
terdapat 10 kamar yang bernama Budaya Kaki Rinjani. Fasilitas yang tersedia
cukup lengkap, dengan konsep living with locals. Beberapa pengunjung yang datang menginap terdiri dari wisatawan lokal dan wisatawan mancanegara.
Di homestay budaya kaki rinjani juga menawarkan beberapa
pengalaman berwisata di daerah budaya, dan memiliki beberapa paket wisata.
Homestay ini dapat dipesan secara online melalui internet maupun offline.
Harga per malam sekitar 150 ribu rupiah untuk wisatawan nusantara, dan 200
ribu rupiah untuk wisatawan mancanegara. Lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel 5.2 berikut:
86
Tabel 5.2
Akomodasi
Jenis
Akomodasi
Fasilitas Dokumentasi
Homestay
Budaya Kaki
Rinjani
Tempat Tidur
Kipas Angin
Berugak/Gazebo
Toilet
Tempat Parkir
Peta Penunjuk Jalan
Konsumsi
87
Sumber: Hasil Survey, 2019
5.1.3 Promosi Di Desa Adat Bayan memiliki cara promosi secara offline maupun
online. Promosi offline dilakukan dengan bantuan dari Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata, dimana Pemerintah membuat buku panduan wisata dan event
budaya. Secara online, tokoh pemuda adat setempat membuat situs dan blog di internet, berupa promosi melalui media sosial.
5.1.4 Transportasi Akses jalan menuju Desa Adat Bayan yang menjadi lokasi
penelitian ini, yaitu Desa Bayan dan Desa Karang Bajo sudah cukup baik.
Akses jalan menuju Kecamatan Bayan dan dilanjutkan menuju Desa Bayan
dan Desa Karang Bajo. Kondisi jalan sudah teraspal, dan mudah dilalui kendaraan umum maupun pribadi.
5.1.5 Pengunjung Elemen ekowisata selanjutnya adalah pengunjung. Karakteristik
wisatawan yang dating berkunjung ke Desa Adat Bayan sebagian besar
mereka yang menyukai kegiatan alam, dan mempelajari tentang adat istiadat budaya setempat.
5.2 Analisa Potensi Wisata Alam di Desa Adat Bayan Potensi wisata alam di desa adat Bayan memiliki daya tarik
tersendiri sehingga dapat menjadi potensi wisata alam yang bermanfaat bagi
masyarakat sekitar yang tinggal di kawasan desa adat. Potensi wisata alam di desa adat Bayan antara lain:
88
5.2.1 Hutan Adat Mandala Desa adat Bayan menawarkan pemandangan panorama alam yang
eksotik, perpaduan antara bentangan alam pegunungan dan dikelilingi hutan
lindung yang menjadi bagian dari Taman Nasional Gunung Rinjani. Adanya
perpaduan tersebut membuat kawasan desa tersebut terlihat lebih alami, asri
dan memberikan sumbangsih udara yang sejuk dan dingin saat menikmati
pemandangan panorama alam.
Wisatawan dapat melakukan kegiatan di objek wisata alam Hutan
Adat Mandala, yang terletak di Desa Bayan. Kegiatan wisata alam yang dapat
dilakukan wisatawan adalah panorama walk, dan trekking. Sepanjang jalur
menuju stitik hutan adat tersebut, wisatawan dapat menggunakan sepeda
motor melalui jalan permukiman penduduk, tempat parkir sudah tersedia
namun belum dikelola dengan baik dan rapi. Di dalam kawasan hutan adat
tersebut, terdapat sumber mata air yang disakralkan masyarakat adat yang
fungsinya banyak berkaitan dengan kegiatan adat hingga kehidupan sehari-
hari. Wisatawan dapat melakukan kegiatan berenang di kolam pemandian
mata air yang sangat jernih dan dikelola dengan swadaya oleh kelompok sadar
wisata di desa Bayan.
Gambar 5.1
Hutan Adat Mandala
Sumber: Hasil survey, 2019
Untuk memasuki areal hutan adat, pada waktu peneliti berkunjung ke
hutan adat, tidak dijumpai tokoh adat setempat yang menjaga hutan,
melainkan petugas swadaya dari kelompok masyarakat. Kelompok sadar
wisata (Pokdarwis) desa Bayan menjelaskan, untuk memasuki areal hutan
tersebut, tidak boleh sembarangan orang, karena di Hutan tersebut disakralkan
oleh masyarakat adat, dan areal hutan tersebut dilindungi oleh awig-awig atau
hukum aturan adat tradisional, yang mengatur hal-hal yang boleh dilakukan,
dan memberi tahu hal-hal yang dilarang.
89
Jika ingin memasuki areal hutan, wisatawan diharuskan berjalan kaki
dan menggunakan pakaian adat berupa kain dan sapuq. Dan apabila seseorang
melanggar awig-awig tersebut, maka dapat dikenakan sanksi sesuai hukum
adat yang berlaku di masyarakat.
5.2.2 Kolam Pemandian Hutan Adat Mandala Kolam pemandian hutan adat mandala terletak satu kompleks
dengan Hutan adat, yang sumber mata airnya berasal dari Gunung Rinjani
sebagai sumber penghidupan bagi masyarakat adat di Bayan. Kolam
pemandian pawing mandala ini dibuat secara swadaya oleh kelompok sadar
wisata yang ada di desa Bayan dan cukup menarik untuk dikunjungi.
Pengunjung wisatawan yang datang ke areal Hutan adat tersebut, dapat
melakukan kegiatan berenang atau istirahat menikmati pemandangan di
sekitar areal Hutan adat.
Kondisi pemandian kolam pawang mandala ini cukup baik, akses
masuk dapat dilalui oleh sepeda motor dengan perkerasan jalan beton. Tempat
parkir tersedia namun belum dikelola secara rapi, pengunjung yang masuk
dikenakan biaya sebesar Rp5000,- (lima ribu rupiah) untuk biaya sukarela pembangunan dan perawatan kolam mata air mandala.
Gambar 5.2
Kolam Pemandian Pawang Mandala
Sumber: Hasil survey, 2019
5.2.3 Panorama Walk Teres Genit Teres Genit adalah salah satu objek pemandangan wisata alam yang
ada di desa Bayan, wisatawan dapat menikmati pemandangan bentang alam
yang ada di desa, dengan latar belakang Gunung Rinjani. Untuk fasilitas
sarana dan prasarana di daerah ini, peneliti belum menemukan fasilitas yang
90
memadai. Wisatawan yang datang berkunjung ke areal teres genit dapat menggunakan sepeda motor dan berjalan kaki.
Gambar 5.3
Panorama Walk Teres Genit
Sumber: Hasil survey, 2019
5.2.4 Kegiatan Wisata di Desa Adat Bayan Desa adat Bayan merupakan tempat yang berpotensi untuk
dikembangkan wisata, kondisi alam masih asri dan jauh dari hiruk pikuk kota
membuat tempat ini menjadi salah satu alternatif kegiatan wisata di
Kabupaten Lombok Utara. Kondisi topografi desa adat Bayan ini berada di
dataran tinggi pegunungan dan dikelilingi oleh hutan lindung yang merupakan
bagian dari Taman Nasional Gunung Rinjani.
Di desa adat Bayan wisatawan dapat melakukan wisata, apabila
wisatawan yang datang berkunjung untuk menginap, wisatawan dapat
menginap di rumah warga yang secara swadaya menjadikan rumahnya
menjadi fasilitas akomodasi, wisatawan yang datang untuk menginap di
kawasan desa adat dikenakan biaya 150rb per malamnya, dan 200rb untuk
wisatawan mancanegara. Penginapan tersebut diekola secara mandiri oleh
masyarakat adat setempat.
Lokasi penginapan berada di desa Karang Bajo, tepatnya di dusun
Dasan Baro. Ide swadaya dari masyarakat ini untuk mengembangkan potensi
wisata di Bayan dan mengenalkan potensi wisata serta budaya lokal kepada
wisatawan yang datang. Penginapan Homestay Budaya Kaki Rinjani ini
diketuai oleh pemuda masyarakat adat Bayan, yaitu Bapak Renadi warga Desa
Karang Bajo. Gambar penginapan Homestay Budaya Kaki Rinjani dapat
dilihat pada gambar berikut
91
Gambar 5.4
Penginapan Budaya Kaki Rinjani
Sumber: Hasil survey, 2019
Aktifitas dan kegiatan lain yang wisatawan dapat lakukan di desa
adat yaitu melakukan aktifitas wisata alam seperti trekking di Hutan Adat
dengan ditemani oleh tokoh adat setempat, pengunjung dapat berenang di
kolam pemandian mata air yang dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat adat
Bayan. Kondisi kolam pemandian tersebut tentunya dapat menjadi daya tarik
untuk wisatawan yang ingin merasakan langsung berenang dari sumber mata
air hutan, yang dimana mata air tersebut berasal dari Gunung Rinjani.
Gambar 5.5
Kolam Pemandian Mandala
Sumber: hasil survey, 2019
5.3 Analisa Potensi Wisata Budaya di Desa Adat Bayan Adapun budaya masyarakat adat yang masih kental membuat
potensi budaya untuk di kembangkan sebagai wisata budaya cukup besar,
dengan kondisi alam yang masih asri dan terjaga tidak terlepas dari budaya
masyarakat adat di Bayan yang menerapkan peraturan yang ketat demi
menjaga keasrian sumberdaya alam di Bayan. selain itu disana terdapat
92
sebuah makan leluhur masyarakat adat Bayan yang berada di Kompleks Masjid Bayan Kuno.
5.3.1 Masjid Kuno Bayan Beleq Salah satu objek wisata budaya dan menjadi kebanggaan
masyarakat Bayan adalah adanya Masjid Kuno Bayan Beleq. Berdasarkan
hasil wawancara pemangku adat, masjid ini diperkirakan dibangun lebih dari
500 tahun yang lalu, namun tak seorang pun tahu pasti siapa yang pertama
kali membangun masjid ini.
Masjid Bayan Beleq adalah masjid tertua di Pulau Lombok, masjid
ini terletak sekitar 80Km dari ibukota provinsi Kota Mataram. Untuk menuju
Masjid Bayan Beleq ini, wisatawan dapat menggunakan transportasi pribadi
atau menyewa mobil dan melalui jalur Mataram-Senggigi-Pemenang-
Tanjung-Gangga-Anyar-Bayan. Dari kota Mataram perjalanan dapat
ditempuh sekitar 3,5 jam perjalanan.
Berdirinya Masjid Kuno Bayan ini menjadi saksi dan bukti bahwa
di Bayan lah pertama kali agama Islam masuk sejak abad ke 16 M. Agama
Islam di Lombok pertama kali dibawa oleh Walisongo (Sunan Prapen dan
Sunan Giri) serta pedagang. Menurut informasi dari pemangku adat, masjid
ini terbuat dari bahan alami dan harus diambil dari tempat khusus, yakni desa
Senaru. Bila atapnya rusak atau hancur, perbaikan atau renovasinya harus
pada tahun Alip yang dalam kalender masyarakat adat setiap sewindu (8
tahun) sekali. Pembebanan biaya renovasi masjid pun secara tradisional dan
adat istiadat turun temurun di Bayan terbagi kepada masyarakat adat sekitar
yaitu, atap sebelah utara oleh masyarakat adat desa Anyar; atap timur oleh
masyarakat adat desa Loloan, atap selatan oleh masyarakat adat desa Bayan,
dan atap barat oleh masyarakat adat desa Sukadana. Selain itu, untuk
perbaikan terhadap bangunan-bangunan yang terdapat di kompleks Masjid
Bayan Beleq harus dilakukan oleh tukang yang berasal dari masyarakat adat
langsung, dan tidak diperkenankan orang dari luar masyarakat adat Bayan
untuk melakukannya.
Masjid Bayan Kuno ini merupakan salah satu objek wisata budaya
dan dapat digunakan sebagai wisata religi, dan menjadi simbol daerah
Kabupaten Lombok Utara. Tentunya potensi Masjid ini sebagai daya tarik
wisata sangat besar. Karena wisatawan yang datang tidak hanya berasal dari
nusantara, namun wisatawan mancanegara datang dan berkunjung melihat,
atau meneliti tentang Masjid dan sejarah di Bayan. Dalam fungsi di
masyarakat adat, masjid ini merupakan pusat kosmos dan pusat simbol
kehidupan agama di Bayan, dan beberapa ritual adat dan agama, masyarakat
adat menggunakan Masjid ini sebagai pusat kegiatan seperti pada ritual
Maulid Adat di Bayan.
93
Gambar 5.6 Masjid Kuno Bayan Beleq
Sumber: Hasil Survey, 2019
5.3.2 Makam Leluhur Berdasarkan hasil wawancara bersama Pemangku Adat Bayan,
dikisahkan pada abad ke 16 Agama Islam masuk pertama kali di Bayan dan
berkembang pesat. Agama Islam dibawa oleh para ulama dan pedagang
Setelah agama Islam masuk dan diterima sebagai agama resmi kerajaan,
diberilah nama Bayan yang berasal dari Bahasa arab, yang artinya ‘penerang’.
Bersamaan dengan itu Raja dan keluarga kerajaan masuk islam dan diberi
gelsar ‘Raden’ untuk laki-laki dan ‘Denda’ untuk perempuan. Gelar ini
diberikan sebagai tanda menghormati keturunan keturunan kerajaan yang
pertama kali memeluk agama islam.
Leluhur yang ada di Bayan diyakini sebagai orang-orang pertama
yang membawa ajaran Agama Islam di Bayan, serta keturunan dari kerajaan
yang ada di Bayan. Makam leluhur berlokasi di kompleks sekitar Masjid Kuno
Bayan yang terdiri dari Makam Plawangan, Makam Karang Salah, Makam
Anyar, Makam Reak (Syekh Abdul Razak), Makam Titi Mas Penghulu dan
Makam Sesait.
Menurut pemangku adat Bayan, umur makam leluhur yang ada di
Bayan tidak di ketahui, namum masyarakat Bayan tetap meyakini makam
yang ada di kompleks Masjid Bayan Kuno itu sebagai makam leluhur mereka,
sehingga orang yang mau berkunjung ke makam ini harus ditemani oleh
penjaga kawasan Masjid Bayan Kuno atau tokoh adat setempat, dan bisa juga
warga sekitar kompleks masjid untuk menemani masuk ke areal masjid dan
melihat makam leluhur tersebut.
Kegiatan yang dapat dilakukan di makam ini ialah pengunjung
dapat berfoto foto, atau mempelajari sejarah makam ini dari tokoh pranata adat setempat.
94
Gambar 5.7
Makam Leluhur
sumber: Hasil analisa, 2019
5.3.3 Rumah Adat Dalam kegiatan adat tentunya ada tempat yang di gunakan oleh para
petinggi adat dan masyarakat untuk melakukan rapat adat, tempat ini juga
sekaligus sebagai rumah adat masyarakat adat Bayan. Rumah adat yang
berada di desa adat Bayan ada di beberapa lokasi, di desa Karang Bajo, dusun
Bayan Barat, dusun Bayan Timur, dan dusun Karang Salah. Rumah adat yang
berbahan dasar dari bamboo dan beratap alang-alang ini merupakan salah satu objek daya tarik wisata budaya yang ada di desa adat Bayan.
a. Rumah Adat Bayan Timur
Rumah adat Bayan Timur terletak di desa Bayan, dusun Bayan
Timur. Di areal rumah adat Bayan Timur ini terdapat kampu yaitu rumah adat
yang dikelilingi pagar bamboo, yang berfungsi sebagai tempat tinggal
penghulu adat di Bayan Timur. Selain kampu tersebut, dalam areal rumah adat
Bayan Timur ini juga terdapat rumah-rumah adat yang dihuni oleh keluarga
penghulu dan pemangku serta pranata adat di dusun Bayan Timur. Dalam
sistem adat yang berlaku, Rumah adat Bayan Timur ini berfungsi sebagai
urusan agama, karena Kyai-kyai di Bayan Timur mewakili urusan agama dan
adat di desa Bayan.
95
Gambar 5.8
Rumah adat Bayan Timur
Sumber: Hasil survey, 2019
b. Rumah adat Bayan Barat
Rumah adat Bayan Barat terletak di desa Bayan, dusun Bayan Barat.
Di areal rumah adat Bayan Barat ini terdapat kampu yaitu rumah adat yang
dikelilingi pagar bambu, yang berfungsi sebagai tempat tinggal penghulu adat
di Bayan Timur. Selain kampu tersebut, dalam areal rumah adat Bayan Timur
ini juga terdapat rumah-rumah adat yang dihuni oleh keluarga penghulu dan
pemangku serta pranata adat di dusun Bayan Barat.
Dalam sistem adat yang berlaku, Rumah adat Bayan Barat ini
berfungsi sebagai urusan duniawi, dan berfungsi berdampingan dengan dusun
Bayan Barat yang merupakan urusan agama secara adat. Rumah adat Bayan
Barat merupakan pasangan dari rumah adat bayan timur, dan untuk memasuki
kawasan tersebut, harus ditemani oleh pemangku adat setempat/warga sekitar
yang mempunyai hubungan khusus tertentu terhadap pemangku rumah adat.
Gambar Rumah Adat Bayan barat (Bat orong) dapat dilihat pada
gambar berikut:
Gambar 5.9
Rumah adat Bayan Barat
96
c. Rumah Adat Karang Bajo
Rumah adat Karang Bajo terletak di desa Karang Bajo, tepat di
sebelah timur desa bayan. Bale Adat Kampu Karang Bajo ini terdiri dari
rumah-rumah adat, dan ada beberapa rumah yang disebut ‘kampu’, yang
dibatasi dengan bambu. Secara tatanan masyarakat adat di Bayan, rumah adat
karang bajo ini berfungsi sebagai urusan adat di Bayan dan menjadi salah satu
pusat kegiatan ritual yang ada di masyarakat, seperti ritual Maulid Nabi,
gotong royong masyarakat adat, dan lainnya.
Secara potensi, rumah adat karang bajo ini mempunyai daya tarik
sejarah, dan sejarah mengenai kebudayaan yang ada di Bayan.
Gambar 5.10
Rumah adat Karang Bajo
Sumber: Hasil survey, 2019
d. Rumah Adat Karang Salah
Rumah adat Karang Salah merupakan salah satu objek wisata
budaya berbentuk rumah adat yang ada di desa adat Bayan. Rumah adat
Karang Salah ini terletak di desa Bayan dusun Karang Salah. Dimana
penghuni dari rumah adat ini adalah pemangku adat dari keturunan Karang
Salah yang peneliti wawancarai untuk dimintai data wawancara terkait
penelitian ini.
Rumah adat Karang Salah ini berpotensi untuk dikembangkan,
pemangku adat setempat menjelaskan bahwa banyak peneliti dan arkeolog
datang ke rumah ini dan mewawancara pemangku adat untuk dimintai
informasi mengenai Adat dan Kearifan lokal yang ada di Bayan. Pemangku
adat Karang Salah berfungsi sebagai juru bicara dan narasumber mengenai
sejarah, potensi, dan masalah yang ada di desa adat Bayan.
97
Gambar 5.11
Rumah adat Karang Salah
Sumber: Hasil survey, 2019
5.3.4 Ritual Maulid Adat Bayan Salah satu ritual adat yang menjadi potensi wisata budaya yaitu
Maulid Adat Bayan. Maulid Adat Bayan yaitu Ritual Adat yang terkenal dan
menjadi event tahunan di Kabupaten Lombok Utara. Maulid berkaitan dengan
perayaan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW yang dilakukan oleh
masyarakat Bayan yang beragama islam. Ritual Maulid Adat ini dilakukan
satu tahun sekali oleh seluruh masyarakat yang beragama Islam, khususnya
masyarakat Adat Bayan.
Kegiatan maulid ini dilaksanakan secara adat berlangsung secara
turun temurun dari generasi ke generasi. Ritual maulid adat ini dilaksanakan
setiap setahun sekali. Dalam melaksanakan ritual maulid adat di Bayan
dipimpin oleh pemuka adat diantaranya Kyai, Penghulu, Kyai Lebe, Kyai
Ketib, Kyai mudim, dan pembekel serta pranata adat lainnya. Maulid adat
Bayan ini dilaksanakan selama 2 hari, bertepatan dengan tanggal 11-12 Rabiul
Awal tahun Jimahir/14-15 Rabiul awal tahun Hijriah. Pelaksanaan ritual ini
dilaksanakan berdasarkan kalender adat masyarakat Bayan yang disebut
Wariga Sereat Bayan. Maulid Adat Bayan ini secara keagamaan berpusat di
Masjid Bayan kuno dan secara adat berpusat di Rumah adat Karang Bajo.
Dalam pelaksanaan ritual maulid adat ini, semua masyarakat Bayan
ikut serta dalam prosesi, terutama warga masyarakat adat yang beragama
Islam dan bertempat tinggal di kawasan desa adat Bayan. Acara ritual maulid
adat ini merupakan event tahunan dan menjadi event tahunan Dinas Pariwisata
Kabupaten Lombok Utara, yang mengikuti ritual tidak hanya masyarakat adat,
namun banyak wisatawan nusantara dan mancanegara yang ikut, namun
hanya ikut prosesi adatnya saja dan tidak mengikuti kegiatan agama.
98
Gambar 5.12
Maulid Adat Bayan
Sumber: Hasil survey, 2019
5.3.5 Tari Gegerok Tandak Tarian gegerok tandak merupakan salah satu bentuk kesenian
tradisional yang ada di desa adat Bayan, menggambarkan tentang bagaimana
masyarakat adat Bayan tentang cara menjaga sawah dan ladang pertanian
mereka. Berdasarkan hasil wawancara pemangku adat, masyarakat adat
tempo dulu bercocok tanam dengan sistem tajuk di ladang. Tarian gegerok
tandak ini dalam acara pertunjukan di Bayan biasanya ditampilkan pada acara
Gawe Beleq.
Tarian ini merupakaan salah satu bentuk kesenian tua dan pertama
kali ada di bayan, dan dapat menjadi daya tarik wisata untuk menarik
kunjungan wisatawan. Atraksi tari gegerok tandak ini menjadi aset budaya
yang harus dilestarikan, dan ditampilkan pada event budaya tahunan di Kabupaten Lombok Utara.
5.3 Kerajinan Tenun Tradisional Salah satu potensi wisata yang dapat wisatawan kunjungi adalah
sentra tenun tradisional di desa adat Bayan. Pusat tenun tradisional ini terletak
di daerah Masjid Kuno Bayan. Para penenun di desa adat Bayan ini terdiri dari
ibu-ibu dan anak perempuan di Bayan. Masyarakat adat Bayan yang dikenal
dengan filosofi wetu telu nya ini mensakralkan proses pembuatan aneka kain
yang digunakan untuk pakaian adat. Salah satu pakaian adat yang cukup
terkenal dalam tradisi masyarakat adat Bayan adalah Jong Bayan.
Makna Jong adalah sejatinya penutup kepala yang dikenakan oleh
perempuan dalam acara-acara adat di Bayan. Warna-warna dan motif kain
yang dihasilkan mempunyai makna dan arti tersendiri menurut kepercayaan
adat setempat. Warna hitam bermakna kekuatan, melambangkan warna bumi
99
dan tanah, warna merah melambangkan darah yang berarti berani dan warna
putih yang berarti kesucian dan melambangkan hubungan keagamaan dan
ketuhanan.
Kain tenun di Bayan merupakan aset budaya lokal yang harus
dilestarikan, Jong Bayan juga menjadi pakaian ciri khas suku sasak Bayan
yang berada di Lombok Utara, dan dijadikan pakaian resmi adat Kabupaten
Lombok Utara. Pakaian adat Jong bayan ini dipakai oleh kaum perempuan
dan digunakan pada saat acara sereat masyarakat adat ketika menumbuk padi
di rantok besar yang terbuat dari kayu, yang diikuti oleh kaum perempuan
yang berada di kampu Karang Bajo, kampu Bayan Barat, kampu Bayan
Timur, dan kampu Loloan. Untuk kaum laki-laki, menggunakan ikat kepala
yang bernama sapuq dan sapuq ini beragam jenisnya, tergantung dari posisi
atau jabatan pemakainya dalam pranata adat. (R.Kertamalip, Kepala Desa
Karang Bajo). Pranata adat yang dimaksud terdiri dari Mak Lokaq, Kyai adat,
Penghulu, dan Pemangku. Kyai adat di Bayan merupakan tokoh agama,
sementara tokoh pranata adat lain bertugas dalam seremonial adat dan
bertugas di masyarakat adat secara umum.
Peneliti melakukan wawancara terhadap warga yang berprofesi
sebagai penenun di desa adat Bayan, bahwa banyak wisatawan datang
berkunjung untuk membeli, dan mencoba membuat serta ikut dalam proses
penenunan kain tenun. Hasil penjualan dari produksi kain, sapuq, jong, dan
atribut lain pernah di ekspor ke luar negeri seperti India, Malaysia, dan
penenun di Bayan mendapat perhatian khusus dari UNESCO agar dapat
mengembangkan potensi wisata budaya kain tenun tradisional khas ini dapat
berkembang dengan lebih baik. Dokumentasi hasil survey dan analisa kain
tenun tradisional dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 5.13
Kain Tenun Tradisional
Sumber: Hasil survey, 2019
100
Tabel 5.1
Kesimpulan Potensi Wisata desa adat Bayan
No Jenis Wisata Objek dan Bentuk kegiatan Wisata
1 Alam Pengamatan Burung
Trekking Hutan Adat
Panorama Walk Teres Genit
Berenang
2 Budaya Masjid Bayan Kuno
Rumah Adat
Makam Leluhur
Mengikuti Ritual Maulid Adat
Menikmati seni tari
Melihat proses dan membeli kain tenun
tradisional
Sumber: Hasil Analisa, 2019
5.4 Analisa Komponen Pariwisata di Desa Adat Bayan Untuk memenuhi kebutuhan pariwisata di desa adat Bayan akan
dilakukan analisa komponen pariwisata untuk memenuhi kebutuhan fasilitas,
aksesbilitias, sarana dan prasarana, hingga promosi yang akan meningkatkan
daya tarik atau kenyamanan bagi wisatawan yang datang. Dilihat dari kondisi eksisting di lapangan.
5.4.1 Akomodasi Sarana akomodasi yang ada di desa adat Bayan terdapat di desa
Karang Bajo, sarana akomodasi berupa homestay penginapan yang di
sediakan secara swadaya oleh masyarakat adat. Terdapat 5 rumah warga yang
bersedia untuk dijadikan fasilitas akomodasi, ruangan dan bagian-bagian
homestay sama seperti rumah pada umumnya, tersedia fasilitas lengkap
dengan konsep living with locals pengunjung yang menginap disuguhkan
makanan khas warga desa setempat. Penginapan ini diprakrsai oleh pemuda
masyarakat adat yaitu Bapak Renadi warga Desa Karang Bajo, Dusun Dasan Baro.
101
Gambar 5.14
Homestay Budaya Kaki Rinjani
Sumber: Hasil analisa, 2019
Wisatawan yang datang berkunjung dan menginap di homestay ini
warga sekitar mematok harga 150 ribu permalamnya untuk wisatawan
nusantara, dan 200 ribu per malamnya untuk wisatawan mancanegara.
Pengelola homestay Budaya Kaki Rinjani ini merupakan tokoh pemuka adat,
berdasarkan hasil wawancara peneliti, pengelola mengatakan wisatawan yang
ingin datang dan menginap dapat memesan via online di situs travel.
Kondisi homestay ini berada di daerah perkampungan dusun Dasan
Baro desa Karang bajo, dengan kondisi terawat, ketika peneliti datang
berkunjung peneli tidak menemukan wisatawan yang menginap jadi warga
beraktifitas seperti biasa. Hasil wawancara peneliti berdasarkan pengelola
homestay, jumlah wisatawan yang datang berkunjung dan menginap berasal
dari wisatawan nusantara, dan ada juga yang dari mancanegara seperti Jerman, Swiss, India, dan Malaysia.
5.4.2 Transportasi Transportasi yang di gunakan oleh masyarakat untuk memenuhi
aktifitas di kawasan desa adat Bayan yaitu transportasi darat, untuk menuju
ke lokasi desa Bayan dan desa Karang Bajo dapat dilalui kendaraan mobil dan
motor. Untuk transportasi massal, hanya tersedia angkutan umum yang biasa
digunakan masyarakat tetapi di desa tidak terdapat terminal, terminal berada
di desa Anyar. Wisatawan yang ingin berkunjung ke desa adat Bayan dari
Ibukota kecamatan yaitu kecamatan Tanjung membutuhkan waktu kurang
lebih 2 jam perjalanan, sementara jarak dari Ibukota Provinsi yaitu sekitar 3,5
jam perjalanan, dengan menggunakan mobil atau motor untuk mencapai
tujuan desa adat Bayan.
102
5.4.3 Prasarana Umum Prasarana wisata merupakan fasilitas dasar yang mendukung
kegiatan sarana wisata yang dapat memberikan pelayanan kepada wisatawan
untuk berkunjung ke objek wisata. adapun prasarana penunjang wisata yaitu :
1. Listrik
Di desa adat Bayan pasokan listrik berasal dari PLN, sebagai
sumber tenaga listrik. Dari hasil wawancara dengan pihak
kepala desa, bahwa di setiap rumah sudah teraliri pasokan listrik
yang memadai. Namun peneliti menemukan sedikit masalah di
desa adat Bayan yaitu tegangan listrik kurang sehingga menyebabkan listrik terkadang mati dan padam.
2. Sumber air Bersih
Sebagai kebutuhan pokok suplai air bersih tentunya sangat
dibutuhkan, sumber air bersih yang ada di desa adat Bayan
sebagian besar berasal dari aliran air gunung Rinjani dan mata
air hutan adat, yang disalurkan melalui pipa pipa PDAM yang
terhubung langsung ke rumah warga atau ke tempat
penampungan air. Masyarakat desa Bayan dan Karang Bajo
sebagian besar menggunakan sumber mata air dari PDAM, yang
dimana air PDAM berasal dari mata air hutan mandala.
Sebagian warga menggunakan sumur pribadi sebagai sumber
air bersih. Kondisi air bersih dan aman digunakan untuk
masyarakat maupun wisatawan yang datang berkunjung.
3. Telekomunikasi
Akses telekomunikasi di desa adat Bayan terdapat jaringan
seluler handphone, terdapat menara BTS untuk jaringan
telekomunikasi, kondisi jaringan telekomunikasi tersebar
merata dan tidak ada masalah bagi wisatawan.
4. Kondisi Jalan
Jalan merupakan infrastruktur kunci dari sebuah tempat wisata,
apabila akses jalan menuju tempat wisata baik maka akan
memberikan nilai tambah kepada wisatawan tentang kesan
pertama bila mendatangi suatu lokasi wisata. Desa adat Bayan
memiliki daya tarik wisata yang cukup kuat, terdiri dari wisata
Hutan Adat, Bird Watching, berenang, serta daya tarik wisata
budaya dan lain-lain. Sebagian besar perkerasan jalan yaitu
perkerasan jenis aspal terutama jalan yang menghubungkan
Ibukota Kabupaten ke Ibukota Kecamatan, dan jalan
penghubung antar desa ada yang dari aspal dan ada yang masih
berbentuk tanah makadam biasa.
a. Kondisi Jalan menuju Kecamatan Bayan
103
Akses menuju ke Kecamatan Bayan dari ibukota kecamatan
hanya satu, melalui jalur pesisir utara dari Kecamatan Tanjung
melewati Kecamatan Gangga, Kecamatan Kayangan dan terakhir
masuk wilayah Kecamatan Bayan. Kondisi jalan cukup baik,
peneliti mendapat data dari Dinas PU Kabupaten Lombok Utara,
sebagian besar jalan dari pesisir utara sudah mendapat perkerasan
jenis aspal, namun tetapi ada beberapa ruas jalan yang rusak dan
adanya jembatan putus akibat bencana gempa bumi di Lombok
Utara pada pertengahan 2018 lalu. Kendaraan mobil dan motor
dapat melewati akses jalan menuju Kecamatan Bayan.
Gambar 5.15
Kondisi Jalan Kecamatan Bayan
sumber: Hasil Survey, 2019
b. Kondisi Jalan dari Desa Bayan menuju Desa Karang Bajo
Kondisi jalan dari Desa Bayan menuju Desa Karang Bajo yang
dimana kedua desa tersebut adalah lokasi penelitian, jalur dan
kondisi jalan serupa, karena letak desa Bayan dan desa Karang Bajo
bersebelahan satu sama lain. Perkerasan jalan berupa aspal. Jalan
utama terdiri dari perkerasan aspal dan jalan local menuju
permukiman warga terdiri dari perkerasan makadam. Lebar rata rata
jalan yang menghubungkan desa sekitar 5m
Akibat bencana gempa bumi yang melanda Kabupaten Lombok
Utara 2018 silam, beberapa ruas jalan ada yang rusak namun telah
diperbaiki dana man untuk dilewati warga sekitar ataupun
pengunjung yang dating berwisata ke Desa Bayan.
104
Gambar 5.16
Kondisi Jalan Desa Bayan menuju Desa Karang Bajo
sumber: Hasil Survey, 2019
5.4.4 Fasilitas Fasilitas menjadi bagian dari komponen pariwisata yang harus di
perhatikan, terkait dengan keamanan, kesehatan, dan lain-lain. Secara umum
di desa adat Bayan sudah memiliki beberapa fasilitas yang dibutuhkan. Untuk lebih jelasnya akan di jelaskan sebagai berikut:
1. Toilet Umum/MCK
Dari hasil wawancara peneliti terhadap Dinas Pariwisata
Kabupaten Lombok Utara, dan pemerintah kecamatan setempat
yaitu Kecamatan Bayan, dalam aspek fasilitas toilet
umum/MCK masih belum memadai untuk umum. Dalam hasil
survey di daerah desa Bayan peneliti belum menemukan spot
atau tempat untuk toilet umum untuk wisatawan yang
berkunjung, namun fasilitas toilet tersebut berada di homestay
Budaya Kaki Rinjani di desa Karang Bajo, dan di lokasi objek
wisata Kolam Pemandian mandala. Kondisi toilet tersebut
cukup baik dan terawat yang merupakan hasil swadaya dari
warga sekitar.
105
Gambar 5.18
Toilet umum di homestay
Sumber: Hasil survey, 2019
2. Kesehatan
Di Kecamatan Bayan terdapat dua fasilitas kesehatan yaitu
Puskesmas yang lokasinya berada di desa Anyar dan desa
Senaru yang lokasinya tidak jauh dari lokasi penelitian.
Untuk dilokasi penelitian, peneliti menemukan fasilitas
kesehatan yang ada di desa Bayan dan Karang Bajo terdapat
satu buah Puskesmas pembantu di masing-masing desa, dan
satu tempat praktik dokter yang berada di desa Karang Bajo.
Psukesmas Bayan ini merupakan fasilitas umum warga di
Kecamatan Bayan, dan tiap-tiap desa yang ada di kecamatan
Bayan masing-masing mempunyai fasilitas kesehatan berupa
puskesmas pembantu. Jika ada wisatawan yang berkunjung ke
desa dan membutuhkan fasilitas kesehatan, wisatawan dapat
berobat ke puskesmas terdekat.
3. Pusat Pengunjung dan Pemandu Wisata
Fasilitas ini sangat penting untuk sebuah destinasi wisata,
fasilitas ini dapat membantu wisatawan yang baru pertama kali
datang ke sebuah tempat wisata. Di desa adat Bayan peneliti
belum menemukan fasilitas atau bangunan pusat sebagai tempat
pusat informasi bagi wisatawan. Namun bagi wisatawan yang
baru saja datang untuk berkunjung, wisatawan dapat melapor
atau meminta informasi di Kantor Kecamatan dan Kantor desa,
dan dapat juga meminta informasi mengenai kegiatan dan objek
106
wisata di kelompok sadar wisata (Pokdarwis) yang berada di
desa Bayan.
Untuk pemandu wisata atau guide lokal, dari hasil survey dan
wawancara pemangku adat setempat, pemandu wisata yang ada di lokasi
penelitian belum banyak dan masih sangat kurang. Sebagian penduduk di desa
Bayan dan desa Senaru bekerja sebagai Guide lokal untuk pendakian Gunung
Rinjani, namun untuk guide lokal atau pemandu di areal objek wisata budaya,
wisatawan dapat meminta informasi melalui tokoh adat atau warga sekitar
untuk memberikan informasi bagi wisatawan.
Khusus untuk wisata trekking dan mencari informasi mengenai
fauna yang ada di kawasan hutan adat, wisatawan dapat meminta izin dan
melapor ke Kantor Desa dan Ketua POKDARWIS, karena areal hutan adat
disakralkan dan harus ada yang menemani untuk masuk ke dalam areal hutan.
4. Buku Panduan
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lombok Utara
telah membuat sebuah buku informasi dan menjelaskan apa saja
potensi-potensi dan daya tarik wisata yang ada di Kabupaten
Lombok Utara, dan menjadi salah satu media untuk promosi
wisata. Khususnya di daerah desa adat Bayan yang di teliti,
pemerintah Kabupaten dan setempat belum ada yang
menyediakan sebuah buku panduan wisata yang akan dipakai
oleh wisatawan sebagai referensi informasi objek wisata yang
ada di desa adat. Namun secara keseluruhan, Pemerintah Daerah
telah membuat informasi mengenai pariwisata dalam buku
panduan dan situs web resmi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.
5. Toko Souevnir
Souvenir merupakan sesuatu yang bisa di bawa pulang, atau di
beli untuk dijadikan kenangan ketika datang berwisata ke suatu
tempat, souvenir juga biasanya menjadi ciri khas suatu tempat
wisata. Di desa adat Bayan terdapat toko souvenir yang khusus
menjual barang khas, yaitu kain tenun Bayan.
Kain tenun Bayan dibuat oleh kaum wanita masyarakat adat Bayan,
yang merupakan peninggalan dari generasi ke generasi. Penenun di Bayan
telah diajarkan secara turun temurun, peneliti menemukan banyak pengrajin
tenun tradisional. Keunikan kain tenun tradisional ini mempunyai banyak
motif dan jenis, Londong Abang yang didominasi warna merah, dengan motif
garis atau kotak-kotak. Kain ini digunakan oleh kaum laki-laki sebagai sarung
atau pakaian penutup bawah. Selain itu terdapat juga kain Kereng Poleng
dengan motif warna-warni, dan biasanya digunakan oleh kaum perempuan.
Selain untuk pakaian, masyarakat adat di Bayan menggunakan kain tenun ini
sebagai penutup/ikat kepala, yaitu Jong untuk kaum perempuan dan Sapuq
untuk kaum laki-laki.
107
Setiap jenis dan motif yang ada di kain tenun tersebut memiliki
makna tersendiri. Hal ini berkaitan dengan kain tenun ini adalah pakaian adat
tradisional khas di Bayan yang sering digunakan oleh masyarakat adat dalam
acara ritual adat atau acara keagamaan di Bayan. Keunikan lain dari kain
tenun yang dikenal dengan nama Jong Bayan ini adalah sebagai identitas
lokal, memiliki ciri khas dan motif yang berbeda pada pakaian adat suku
Sasak pada umumnya di pulau Lombok, dan hanya ada di Lombok Utara,
khususnya di daerah Bayan. Selain dalam bentuk kain, juga terdapat bentuk
lain seperti tas selempang dan tas punggung bermotif khas dari Bayan.
Peneliti menemukan pusat pengrajin tenun tradisional Jong Bayan
ini yang lokasinya berada tepat di depan areal Masjid Kuno Bayan, yang
dinamakan Artshop Fetung Bayan. Wisatawan yang datang berkunjung ke
Bayan, banyak membeli souvenir khas kain tenun tradisional ini, baik
wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara, untuk dibawa pulang
dan menjadi oleh-oleh khas dari desa adat Bayan di Lombok Utara.
Pemerintah Kabupaten Lombok Utara menjadikan produk khas dari
desa adat di Bayan ini sebagai salah satu bentuk kearifan lokal dan menjadi
pakaian adat Lombok Utara, berdasarkan hasil wawancara terhadap pengrajin
tenun, kain ini sudah dikenal oleh masyarakat di Lombok pada umumnya dan
menjadi barang yang wajib ada dipamerkan dan dijual dalam acara
kebudayaan di Lombok Utara, dan pihak dari UNESCO bekerja sama dengan
penenun tradisional di Bayan, untuk belajar kembali mengolah dan
memasarkan produk kain tenun tradisional ini agar lebih baik dan
menjadikannya aset budaya lokal yang harus tetap dipelihara dan dilestarikan.
Gambar 5.19 Souvenir khas Jong Bayan
Sumber: Hasil survey, 2019
6. Promosi
Komponen pariwisata tentu tidak terlepas dari promosi, sebagai
daerah wisata tentunya membutuhkan media promosi yang baik,
agar masyarakat di luar desa adat Bayan dapat mengetahui daya
108
tarik dan potensi wisata apa saja yang ada di area desa adat
Bayan.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lombok Utara, telah
membuat buku panduan yang dirilis secara tahunan, yaitu buku panduan
sebagai media informasi yang isinya membahas tentang objek dan daya tarik
wisata, sarana dan usaha pariwisata serta hal lain yang berhubungan dengan
pariwisata di Kabupaten Lombok Utara. Buku tersebut dapat diperoleh
pengunjung yang mendatangi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata jika
membutuhkan informasi tentang segala hal yang berkaitan dengan pariwisata
yang ada, dengan harapan dapat memberi informasi bagi para wisatawan.
Adapun media promosi lain yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata, yaitu melakukan event tahunan, salah satunya adalah event
Gawe Beleq yang menampilkan potensi pariwisata yang ada di Lombok Utara,
khususnya dalam bidang wisata budaya. Berdasarkan informasi yang peneliti
dapatkan dari dinas terkait, event ini bertujuan untuk mengenalkan seni dan
budaya kearifan lokal Lombok Utara di tingkat nasional.
Berkaitan dengan lokasi penelitian di desa adat Bayan, di Bayan
sendiri, pemerintah menetapkan acara event tahunan berupa event budaya,
yaitu ritual Maulid Adat Bayan yang sudah lama menjadi daya tarik utama
wisatawan untuk datang berkunjung dan berpartisipasi dalam ritual tersebut.
Ritual maulid adat ini, rutin diadakan setiap tahun yang dimana
masyarakat adat Bayan sudah menetapkan tanggal jatuhnya ritual tersebut
berdasarkan kalender adat yang berlaku di masyarakat adat Bayan yang
disebut juga Wariga Sereat Bayan dan nantinya akan diinformasikan ke
khalayak masyarakat dan disesuaikan dengan penanggalan masehi.
Sebagai event tahunan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata serta
seluruh masyarakat adat yang ada ikut andil dalam mempromosikan wisata,
memperkenalkan seni dan budaya yang ada di Lombok Utara. Berikut adalh
tabel kesimpulan dari komponen pariwisata yang ada di Desa Adat Bayan
Tabel 5.2
Kesimpulan Komponen Pariwisata
Komponen
Pariwisata
Kesimpulan
Akomodasi Adanya jasa penginapan untuk wisatawan
yang ingin datang dan menginap ke desa adat
Bayan
Transportasi Menggunakan kendaraan roda dua dan roda
empat menuju desa adat Bayan.
Untuk ke objek wisata dengan berjalan kaki
atau dengan sepeda motor.
109
Sumber Listrik Pasokan listrik dari PLN sebagai tenaga listrik.
Air bersih Berasal dari Gunung Rinjani dan mata air di
Hutan adat, dialiri pipa-pipa PDAM.
Komunikasi Adanya Menara BTS untuk jaringan
telekomunikasi seluler, jaringan cukup
memadai.
Jalan Kondisi jalan cukup baik, dengan perkerasan
jalan beraspal. Seluruh desa sebagian besar
perkerasan jalan menggunakan aspal, namun
ke dalam kompleks kampung penduduk dan
kampu adat, kondisi jalan tanah dan beton.
Toilet Umum Belum tersedia toilet/MCK untuk umum,
hanya terdapat di homestay dan lokasi kolam
mandala dan kondisinya terawat dengan baik.
Kesehatan Kecamatan Bayan memiliki 2 Puskesmas di
Desa Anyar dan Desa Senaru, di Desa Bayan
dan Desa Karang Bajo terdapat masing-
masing 1 puskesmas pembantu dengan kondisi
baik.
Pusat Pengunjung
dan Pemandu
Wisata
Belum ada pos atau kantor pusat pengunjung
yang dijadikan tempat informasi, masih
mengandalkan informasi dari kepala desa atau
pranata adat setempat serta kelompok sadar
wisata. Pemandu wisata lokal belum ada
khususnya di desa Bayan dan Karang Bajo.
Buku Panduan Menggunakan media promosi buku tahunan
dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata,
dengan informasi cukup lengkap mengenai
desa adat Bayan dan penjelasannya.
Souvenir Sudah tersedia toko khusus souvenir yang
menjual kerajinan khas masyarakat adat
Bayan yaitu pengrajin tenun tradisional Jong
Bayan
Promosi Melalui buku daftar objek dan destinasi wisata
di Kabupaten Lombok Utara berdasarkan dari
data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Lombok Utara.
Event tahunan Gawe Beleq yang diadakan tiap
tahun berjalan dengan baik, namun dalam
promosi potensi desa adat Bayan, Pemerintah
hanya mengenal dan mempromosikan kan
ritual maulid adat Bayan saja, dimana di desa
110
adat Bayan masih banyak ritual, seni, dan
budaya lokal yang dapat dijadikan atraksi dan
objek wisata. Sumber: Hasil analisa, 2019
5.5 Analisa Potensi Masalah di Desa Adat Bayan Analisa potensi masalah akan membahas tentang potensi dan
masalah dari variabel-variabel yang ada, dan akan ditentukan apa saja potensi
yang ada serta masalah yang ada dan peneliti temukan di lapangan, termasuk
analisa potensi dan masalah mengenai komponen pariwisata.
5.5.1 Analisa Potensi dan Masalah Wisata Alam
Di Desa Adat Bayan memiliki potensi alam dan budaya masyarakat
yang masih kental dengan tradisi dan adat istiadatnya. Elemen-elemen
ekowisata yang ada terdiri dari alam dan budaya. Dari hasil wawancara
dengan Pemangku Adat Bayan dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata potensi
alam yang ada di area Desa Adat Bayan terdiri dari adanya hutan lindung serta
fauna yang dilindungi di dalamnya, yang masuk dalam area hutan adat yaitu
elang flores.
Selain itu, didukung dengan bentang alam nya yang berada di dataran
tinggi pegunungan, Desa Adat Bayan ini indah dan asri serta jauh dari hiruk
pikuk kota yang menjadi potensi wisata alam. Adat istiadat serta budaya
masyarakat asli di Bayan yang dikenal dengan nama Masyarakat Adat Bayan
juga masih kental dapat dilihat dari adanya aturan-aturan adat yang disebut
awig-awig tentang menjaga kelestarian alam, kelestarian budaya, hingga norma-norma yang berlaku di masyarakat.
Tabel 5.3
Potensi dan Masalah Wisata Alam di Desa adat Bayan
No Wisata yang
dikembangkan
Potensi Masalah
1 Pengamatan
Burung
1. Terdapat Fauna yang
dilindungi yaitu Elang
Flores dan dapat menjadi
daya tarik wisata
2. Adanya aturan adat
dimana wisatawan dapat
belajar dan mengetahui
tentang aturan di area
hutan adat
1. Belum ada tempat
pengamatan yang
disediakan.
2. Akses menuju lokasi
harus menggunakan
pemandu dari tokoh
adat setempat
111
2 Trekking 1. Dapat dilakukan dengan
pengamatan burung
2. Trekking menikmati
pemandangan alam
melewati jalan pedesaan
dan sedikit berbukit
1. Jalur trekking sudah
tersedia namun
kurangnya peminat
untuk melakukan
trekking
2. Jalur trekking
menyusuri hutan
yang disakralkan
harus bersama tokoh
adat/masyarakat
setempat
3 Berenang 1. Terdapat kolam
pemandian dari mata air
2. Kondisi air yang jernih
dan bersih
3. Air yang berasal dari
Gunung Rinjani tidak
pernah kering dan surut
4. Terdapat warung dan
tempat parkir
1. Kurangnya promosi
ke daerah luar desa
Bayan
2. Tempat parkir kurang
tertata dengan rapi
3. Tidak ada
tokoh/pranata adat
yang berjaga di areal
hutan adat
4 Menikmati
Pemandangan
Alam
1. Area Desa adat Bayan
memiliki pemandangan
yang indah dan
mempesona, wisatawan
dapat melihat langsung
Gunung Rinjani
2. Tidak ada polusi dan
sedikit kendaraan
bermotor
3. Tersedia gazebo/berugak
di areal persawahan untuk
beristirahat
4. Pemandangan alam
pegunungan di desa adat
Bayan membuat adanya
potensi alam yang lain
yaitu wisata air terjun
yang ada di dalam area
Hutan
5. Melihat tata cara bertani
masyarakat adat di sawah
1. Spot untuk menikmati
pemandangan belum
tersedia banyak
2. Sarana fasilitas untuk
kegiatan alam lebih
banyak di desa Senaru
sebagai pintu masuk
Gunung Rinjani
112
yang dikelilingi
pegunungan Sumber: Hasil analisa, 2019
5.5.2 Analisa Potensi dan Masalah Wisata Budaya Masyarakat adat di Bayan sudah terkenal sebagai salah satu suku
asli di Pulau Lombok yang masih kental menjaga adat istiadatnya, membuat
potensi budaya untuk dikembangkan sebagai wisata budaya cukup besar,
dengan kondisi alam yang masih asri dan terjaga tidak terlepas dari budaya
dan aturan-aturan adat yang mengatur tentang menjaga kelestarian
sumberdaya, dan aspek kehidupan masyarakat di Bayan.
Untuk potensi budaya, desa adat Bayan menyimpan banyak potensi,
terdapat Masjid Bayan Beleq atau biasa disebut Masjid Bayan Kuno yang
merupakan peninggalan sejarah masuknya agama Islam pertama kali di
Lombok, Makam-makam leluhur yang ada di Bayan, Rumah-rumah adat yang
ada di dusun Bayan Barat, Bayan Timur, Karang Bajo dan Karang Salah yang
dalam hubungan masyarakat adat merupakan satu kesatuan dan tidak bisa
dipisahkan satu sama lain, ritual-ritual atau upacara adat, hingga kesenian tradisional.
Tabel 5.4
Potensi dan Masalah Wisata Budaya di Desa adat Bayan No Wisata yang
dikembangkan
Potensi Masalah
1 Masjid Kuno
Bayan Beleq
1. Benda Cagar Budaya
yang dilindungi
Undang-Undang RI
Tahun 1992
2. Merupakan pusat
peradaban
kebudayaan Lombok
Utara
3. Saksi sejarah
masuknya agama
Islam di Lombok
4. Pusat kegiatan ritual
agama dan budaya di
Desa Adat Bayan
5. Wisatawan dapat
belajar langsung
mengenai sejarah
dan budaya kearifan
lokal di Bayan
1. Belum ada buku
daftar kunjungan
wisatawan
2. Tidak tersedia
fasilitas guide
lokal/pemandu
asli dari
masyarakat Adat,
pemandu wisata
lebih banyak
berasal dari luar
Bayan
3. Pada hari-hari
biasa wisatawan
yang datang
cukup sedikit
113
6. Fungsi masjid yang
unik pada perayaan
hari-hari besar
7. Memiliki keunikan
bentuk arsitektur
8. Salah satu ikon
pariwisata di Bayan
dan Lombok Utara
9. Akses menuju lokasi
masjid cukup mudah
2 Rumah adat
Karang Bajo
1. Bentuk rumah adat
yang unik dan tahan
gempa
2. Akomodasi menuju
lokasi mudah
3. Tempat tinggal
pranata adat
pembekel Karang
Bajo
4. Mempunyai nilai
historis dalam
kebudayaan di
Lombok
5. Mempunyai sentra
tenun tradisional di
area kampu
6. Mempunyai sistem
masyarakat adat
dalam Kampu
7. Salah satu pusat
kegiatan ritual dan
upacara adat
1. Tidak ada buku
untuk mencatat
wisatawan yang
datang
3 Rumah adat
Bayan Timur
1. Bentuk rumah adat
yang unik dan tahan
gempa
2. Lokasi strategis di
pinggir jalan
3. Tempat tinggal
pranata adat
pembekel Bayan
Timur
1. Tidak ada buku
untuk mencatat
wisatawan yang
datang
114
4. Mempunyai nilai
historis dan fungsi
dalam sistem tatanan
masyarakat adat
Bayan
5. Mempunyai sistem
tatanan adat dalam
kampu
3 Rumah adat
Bayan Barat
1. Bentuk rumah adat
yang unik dan tahan
gempa
2. Lokasi strategis dan
aksesibilitas mudah
3. Tempat tinggal
pranata adat Bayan
Barat
4. Mempunyai nilai
historis dan fungsi
dalam sistem tatanan
masyarakat adat
Bayan
5. Mempunyai sistem
tatanan adat dalam
kampu
1. Tidak ada buku
untuk mencatat
wisatawan yang
datang
4 Rumah adat
Karang Salah
1. Bentuk rumah adat
yang unik dan tahan
gempa
2. Lokasi strategis dan
aksesibilitas mudah
3. Tempat tinggal
pemangku dan
pranata adat Karang
Salah
4. Pemangku adat
setempat dapat
menjadi narasumber
dan informan untuk
wisatawam
5. Mempunyai nilai
historis dan fungsi
dalam sistem tatanan
masyarakat adat
Bayan
1. Tidak ada buku
untuk mencatat
wisatawan yang
datang
115
5 Makam leluhur 1. Sebagai makam
leluhur di Bayan
2. Tokoh agama yang
membawa agama
Islam ke Pulau
Lombok
3. Lokasi strategis
dalam areal Masjid
Bayan Kuno
1. Terkenal di
sakralkan dan
pengunjung yang
masuk areal
masjid dan
makam tidak bol
eh berbuat hal
yang dilarang di
masyarakat. Sumber: Hasil analisa, 2019
5.5.3 Analisa Potensi dan Masalah Komponen Pariwisata Komponen pariwisata sangat berpengaruh terhadap kenyamanan
wisatawan yang datang, aspek ini akan menentukan apakan wisatawan betah
untuk lebih lama berada di sebuah kawasan wisata. Adapun potensi masalah yang akan dibahas sebagai berikut :
Tabel 5.5
Analisa Potensi dan Masalah Komponen Pariwisata
Komponen
Pariwisata
Potensi Masalah
Akomodasi Tersedia homestay di
rumah warga desa Karang
Bajo
Kondisi bangunan kurang
terawatt namun lingkungan
sekitar kurang bersih
karena berada di dalam
perkampungan
Transportasi 1. Terdapat angkutan
umum berupa angkot
(elf)
2. Jalur transportasi relatif
aman
3. Ada penunjuk jalan
1. Tidak tersedia terminal
angkutan di daerah desa
adat
2. Angkutan beroperasi
hanya sampai jam 3
sore
Listrik 1. Pasokan listrik berasal
dari PLN
1. Daya listrik cukup besar
Air bersih 1. Sumber mata air
mengalir dari Gunung
Rinjani dan mata air
Hutan Adat Mandala
2. Terdapat saluran pipa
PDAM
116
3. Tersedia sumur pribadi
di rumah-rumah warga
Komunikasi 1. Terdapat Menara BTS
untuk jaringan seluler
2. Jaringan
telekomunikasi sudah
merata
1. Jaringan
telekomunikasi
terkadang rendah
apabila aliran listrik
padam di desa adat
Bayan
Jalan 1. Kondisi jalan baik dan
perkerasan aspal
2. Jalan penghubung antar
kecamatan kondisi baik
3. Terdapat jalan sudah di
beton dalam
lingkungan
perkampungan
1. Kondisi jalan
penghubung
Kecamatan Gangga dan
Bayan ada yang rusak
akibat gempa bumi
Toilet Umum Toilet terdapat di
homestay di desa Karang
Bajo
Tidak tersedia toilet/MCK
khusus untuk wisatawan
umum yang berkunjung
Kesehatan 1. Terdapat Puskesmas di
Kecamatan Bayan
berada di Desa Anyar
dan Desa Senaru
2. Terdapat 1 puskesmas
pembantu di Desa
Bayan
3. Terdapat 1 puskesmas
pembantu di Desa
Karang Bajo
4. Terdapat 1 dokter
umum di Desa Karang
Bajo
Pusat
Pengunjung
dan pemandu
wisata
Memberikan informasi
terkait objek wisata yang
ada
1. Belum ada kantor pusat
pengunjung wisata dan
pemandu wisata.
2. Pemandu wisata khusus
di desa adat belum ada,
pemandu wisata berasal
dari tour agent dari luar
Bayan
3. Sumber daya manusia
masih kurang
117
Buku Panduan Memberikan informasi
tertulis untuk wisatawan
yang datang
Belum ada buku panduan
yang di buat khusus objek-
objek wisata yang ada di
Desa Adat Bayan
Souvenir 1. Sebuah kenang-
kenangan yang
menandakan wisatawan
telah datang
berkunjung ke tempat
itu
2. Terdapat toko khusus
menjual souvenir khas
Tenun Masyarakat
Adat Bayan yang
berada di Desa Bayan
dan Karang Bajo
3. Souvenir yang dijual
merupakan kearifan
lokal asli masyarakat
adat Bayan
Promosi Adanya event tahunan
Gawe Beleq yang
diadakan Pemerintah
Kabupaten Lombok Utara
Adanya event tahunan
Ritual Maulid Adat Bayan
yang berpusat di Desa
Bayan dan Desa Karang
Bajo
1. Masyarakat sekitar
kurang terlibat dalam
kegiatan promosi ke
daerah luar
2. Event budaya yang ada
hanya mempromosikan
Maulid Adat saja,
disamping banyak
potensi wisata budaya
yang lainnya. Sumber: Hasil Analisa, 2019
5.6 Arahan Pengembangan Desa Adat Bayan berbasis
Ekowisata Untuk menganalisa arahan pengembangan Desa Adat Bayan dan
elemen penunjang wisata di Desa Adat Bayan berbasis ekowisata
menggunakan analisa SWOT. Analisa SWOt adalah identifikasi berbagai
faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi dalam pengembangan
ekowisata budaya. Analisa SWOT ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan, peluang, namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan dan ancaman. Dalam menyusun kajian
118
pengembangan wisata Desa Adat Bayan berbasis ekowisata, tidak lepas dari
elem/komponen perencanaan komprehensif yang bersifat fisk dan non fisik
yaitu aspek potensi alam (nature), aspek potensi pendidikan (education), dan aspek keberlanjutan (sustainability).
5.6.1 Analisis Faktor Internal Penentuan faktor internal dalam analisa SWOT mencakup hal-hal
yang berpotensi dari ekowisata yang menjadikan kekuatan dalam
pengembangan Desa Adat Bayan berbasis ekowisata. Berikut beberapa
kekuatan dan kelemahan yang terdapat di objek wisata Desa Adat Bayan
sebagai berikut:
1. Kekuatan
kekuatan merupakan potensi dari wisata Desa Adat Bayan
berbasis ekowisata dan elemen penunjang wisata di Desa Adat
Bayan Kabupaten Lombok Utara, yaitu :
a. Sejarah Desa Adat Bayan yang berada di Kecamatan Bayan
Kabupaten Lombok Utara merupakan salah satu tempat
bersejarah. Yang menurut sejarah masyarakat adat Bayan
menjadi pusat peradaban dan kebudayaan serta agama di Pulau
Lombok
b. Memiliki panorama alam yang asri, indah dan menarik
wisatawan untuk berkunjung. Keindahan alam yang di tawarkan
berupa panorama alam Gunung Rinjani, dataran tinggi berbukit,
cuaca dan iklim relatif sejuk serta suasana desa yang menarik
dan mengesankan.
c. Kaya akan potensi budaya dan adat istiadat yang bisa dijadikan
wisata budaya yang dikembangkan yaitu Masjid Bayan Kuno,
Pakaian Adat, Rumah adat, situs sejarah dan benda cagar
budaya, tari tradisional, dan Rumah adat.
d. Memiliki potensi fauna yang dilindungi Taman Nasional,
sebagai fauna yang dilindungi tersisa sekitar 20 spesies
e. Potensi wisata alam yang dapat dikembangkan berupa
Trekking, Pemandangan alam yang masih alami, dan aktifitas
berenang di Kolam Pemandian Hutan adat.
f. Terdapat sarana penunjang wisata, terdapat jasa penginapan,
aksesibilitas jalan yang terhubung dan memadai, tersedia tempat
makan serta fasilitas perbelanjaan yang memudahkan aktifitas
wisatawan.
g. Sarana prasarana penunjang wisata tersedianya jaringan listrik,
jaringan air bersih dan telekomunikasi.
2. Kelemahan
119
Kelemahan merupakan segala kendala dan masalah yang
dihadapi dalam pengembangan ekowisata Desa Adat Bayan
a. SDM lokal dari masyarakat adat kurang memadai untuk
mengelola produk dan kegiatan wisata.
b. Jaringan jalan menuju lokasi objek wisata terdapat akses jalan
dan jembatan yang rusak akibat bencana gempa bumi.
c. Kurangnya fasilitas penginapan, dan tempat pusat informasi
pengunjung wisata
d. Belum tersedia lahan parkir dan toilet umum untuk wisatawan
e. Jaringan telekomunikasi terhambat jika aliran listrik mati.
f. Kurangnya Promosi terhadap objek wisata budaya yang dapat
dikembangkan yang berada di Desa Bayan dan Desa Karang
Bajo
g. Kurangnya koordinasi Pemerintah dan Masyarakat Adat
5.6.2 Analisis Faktor Eksternal Penentuan faktor eksternal dalam analisa SWOT yang mencakup
tentang peluang dan tantangan yang berasal dari objek wisata Desa Adat Bayan yang akan dikembangkan berbasis ekowisata.
1. Peluang
Peluang merupakan kesempatan yang berasal dari objek wisata
Desa Adat Bayan
a. Informasi wisata dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sudah
cukup lengkap dengan media promosi cetak dan akses internet.
b. Potensi alam yang menarik dan terjaga keasrian alamnya.
c. Potensi budaya berupa atraksi wisata budaya
d. Mempromosikan objek wisata kepada pelaku wisata.
e. Sarana dan prasarana penunjang dari pemerintah untuk
mendukung kegiatan wisata.
2. Ancaman
Ancaman yang merupakan hal yang mendatangkan kerugian
yang berasal dari objek wisata Desa Adat Bayan.
a. Pengaruh budaya asing terhadap masyarakat sekitar
b. Daerah Desa Adat merupakan lokasi rawan bencana alam yaitu
gempa bumi.
c. Globalisasi, globalisasi akan meningkatkan persaingan, seiring
dengan berkembangnya sarana dan prasarana penunjang wisata
di daerah lain.
d. Adanya produk wisata sejenis yang lebih unggul, missal jenis obyek wisata yang terdapat di Bali.
120
Setelah melakukan analisis faktor internal dan eksternal,
selanjutnya dilakukan penilaian untuk mengetahui posisi obyek pada kuadran
SWOT. Untuk mendapatkan nilai tersebut, penilaian bobot dibagi menjadi
IFAS (Internal Strategy Factors Analisis Summary) dan EFAS (External
Factor Analysis Summary) untuk mengetahui arahan pengembangan objek
wisata Desa Adat Bayan berbasis ekowisata. Berikut merupakan cara pembobotan nilai pada sektor internal dan eksternal:
Tabel 5.6 Kriteria Penilaian
Bobot Rating
(0,00) – (0,05) Tidak Penting (1) Tidak Berpengaruh
(0,06) – (0,10) Kurang Penting (2) Kurang Berpengaruh
(0,11) – (0,15) Penting (3) Berpengaruh
(0,16) – (0,20) Sangat Penting (4) Sangat Berpengaruh
Sumber: Hasil Analisa, 2019
Tabel 5.7 Matriks Analisis IFAS
Faktor Internal Bobot Rating Bobot x
Rating
Kekuatan
Memiliki keanekaragaman fauna 0,16 4 0,64
Memiliki panorama alam yang
indah dan menarik wisatawan
untuk datang berkunjung
0,17 4 0,68
Memiliki potensi budaya adat dan
istiadat yang bisa dijadikan wisata
budaya seperti Ritual adat, seni
pertunjukan, upacara adat,
peninggalan benda bersejarah
0,20 4 0,80
Memiliki ODTW penunjang yang
belum dikembangkan 0,17 4 0,68
Jumlah 0,70 2,80
Kelemahan
SDM lokal yang kurang memadai 0,08 4 0,32
Promosi yang kurang efektif 0,08 4 0,32
121
Terdapat Sarana dan prasarana
pendukung kurang memadai 0,10 4 0,80
Kurangnya koordinasi antara
Pemerintah daerah dengan
Masyarakat Adat
0,08 4 0,32
Total 0,30 1,76
Jumlah 1,00 4,56 Sumber: Hasil Analisa, 2019
Selanjutnya akan ditampilkan hasil analisis peluang dan ancaman yang ditampilkan dalam matriks EFAS sebagai berikut:
Tabel 5.8 Matriks Analisis EFAS
Faktor Eksternal Bobot Rating Bobot x Rating
Peluang
Informasi wisata yang sudah
cukup lengkap dengan
berbagai media, cetak dan
elektronik
0,15 3 0,45
Dapat memperkenalkan
budaya setempat 0,18 4 0,72
Jalur transportasi penghubung
sudah berkembang 0,16 3 0,48
Adanya dukungan dari
pemerintah daerah 0,20 4 0,80
Total 0,69 2,45
Ancaman
Pengaruh budaya asing dari
luar 0,08 4 0,32
Bencana Alam 0,10 4 0,40
Globalisasi 0,08 3 0,24
122
Adanya produk wisata sejenis
yang lebih unggul 0,06 3 0,18
Total 0,31 1,14
Jumlah 1,00 3,59
Sumber: Hasil Analisa, 2019
Berdasarkan tabel IFAS dan EFAS menghasilkan nilai yang
menunjukkan posisi internal lebih besar dari posisi eksternal. Sisi internal
antara kekuatan dan kelemahan lebih besar kekuatan dan kelemahan. sisi
Eksternal antara peluang dan ancaman berada pada posisi sama. Dari hasil
penilaian diatas selanjutnya menentukan nilai sumbu X berupa faktor strategis
internal dan sumbu Y berupa faktor strategis eksternal. Untuk menentukan
posisi faktor eksternal dan internal dapat dilihat pada gambar kuadran matriks
SWOT berikut.
Diagram 5.1 Kuadran SWOT
Berdasarkan formulasi letak kuadran pada gambar diatas, strategi
yang untuk dilaksanakan dalam rangka pengembangan Desa Adat Bayan
berbasis Ekowisata terletak pada kuadran I atau terletak antara peluang
eksternal dan kekuatan internal (strategi pertumbuhan). Yaitu strategi
Peluang ( Oppurtunities)
+
Kekuatan
( Strengths)
KUADRAN I
Strategi agresif
kelemahan
(Weaknese
)
KUADRAN III
Strategi turn
around
KUADRAN II Strategi
diversifikasi
Ancaman ( Threath)
KUADRAN IV
Strategi defensif
123
pertumbuhan stabil dimana pengembangan dilakukan secara bertahap dan
target disesuaikan dengan kondisi. Untuk selanjutnya dilakukan kombinasi
antara kekuatan dan kelemahan, serta peluang dan ancaman untuk
diformulasikan menjadi empat strategi utama dan memilih strategi yang
sesuai dengan kondisi yang dialami berdasarkan matriks internal dan
eksternal.
Matriks SWOT berikut menyajikan kombinasi dari kekuatan dan
ancaman serta kelemahan yang dikombinasikan dengan peluang dan
ancaman, demikian juga peluang akan dipasangkan dengan faktor internal
uncuk dicapai titik temu yang akan menjadi arahan strategi pengembangan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 5.9
Matriks SWOT
FAKTOR
INTERNAL
FAKTOR
EKSTERNAL
Kekuatan Kelemahan
Memiliki keanekaragaman fauna
Memiliki potensi budaya
dan adat istiadat yang bias dijadikan wisata budaya
seperti ritual adat, seni
pertunjukan, upacara adat, dan peninggalan benda
bersejarah.
Memiliki panorama alam yang indah dan menarik
wisatawan untuk berkunjung
Memiliki ODTW penunjang
yang belum dikembangkan dengan baik
SDM lokal yang kurang memadai
Promosi yang kurang efektif
Sarana dan prasarana pendukung wisata kurang memadai
Kurangnya kerja sama dan koordinasi antara Pemerintah
dengan Masyarakat Adat
Peluang
SO- Strategi
WO- Strategi
Informasi
wisata yang
sudah cukup
lengkap dengan
berbagai media,
baik cetak
maupun
elektronik
Dapat
memperkenalka
Mengembangkan dan
meningkatkan potensi objek daya Tarik, baik wisata alam
(seperti keanekaragaman fauna
dan panorama alam), objek daya tarik wisata penunjang,
serta potensi budaya yang
dikemas dalam satu paket wisata dengan memanfaatkan
dukungan dari pemerintah
Memanfaatkan dukungan dari
pemerintah untuk meningkatkan sarana dan prasarana pendukung
wisata
Dengan berkembangnya jalur transportasi darat, harus mengadakan
paket wisata yang lebih menarik, seperti menikmati keindahan alam,
agrowisata, wisata kuliner, dan
membuat tempat seni pertunjukan
124
n budaya
setempat
Jalur
trnasportasi
penghubung
sudah tersedia
Adanya
dukungan dari
pemerintah
Dengan adanya banyak potensi budaya seperti ritual adat, seni
pertunjukan, peninggalan
benda bersejarah dapat memperkenalkan budaya pada
wisatawan yang dating
berkunjung sehingga para pengunjung dapat mengetahui
dan mempelajari budaya
sekitar.
Memanfaatkan informasi
wisata yang sudah lengkap dengan berbagai media untuk
mempromosikan ODTW alam
dan budaya untuk menarik wisatawan.
tradisional untuk menarik minat
wisatawan
Memberikan pelatihan kepada
masyarakat mengenai pentingnya menjaga alam dan kebudayaan serta
melakukan kerjsama atau koordinasi
antara pemerintah dan masyarakat adat untuk sama-sama saling membantu
mengembangkan objek wisata Desa
Adat Bayan
Memanfaatkan media cetak dan
elektronik untuk mempromosikan objek wisata yang ada
Ancaman Strategi ST Strategi WT
Pengaruh
Budaya Asing
Bencana Alam
Adanya produk
wisata sejenis
yang lebih
unggul
Memotivasi masyarakat setempat dengan
memberikan pengarahan dan
pengawasan agar budaya asli daerah setempat tidak
tergeser atau terpengaruh
budaya dari luar.
Meningkatkan dan
mengembangkan objek daya tarik wisata agar dapat
bersaing dengan daerah lain
Tetap menjaga kelestarian alam dan budaya dengan
menjunjung tinggi nilai-nilai
lokal agar tidak merusak tatanan alam dan budaya
yang ada.
Memberikan penyuluhan dan membangun persepsi masyarakat
tentang pentingnya menjaga dan
melestarikan kebudayaan mereka berbasis ekowisata sehingga tidak
kehilangan identitas budaya asli
mereka
Meningkatkan sarana prasarana
pendukung wisata agar dapat menarik wisatawan dan dapat
bersaing
Pelatihan keterampilan dan penyuluhan untuk peningkatan
SDM terkait pengembangan
ekowisata untuk menambah pengetahuan serta kesadaran
masyarakat sekitarnya bahwa
kegiatan ekowisata di Desa Adat Bayan dapat bermanfaat untuk
keuntungan ekonomi bagi
masyarakat. Kegiatan ini juga diharapkan meningkatkan
kesadaran masyarakat terhadap
kelestarian sumber daya alam yang ada, sebagai potensi wisata jangka
panjang dan berkelanjutan.
Sumber: Hasil Analisa, 2020
125
Berdasarkan hasil analisa matriks SWOT maka arahan
pengembangan ekowisata di Desa Adat Bayan terdiri dari beberapa pokok
kunci yang disesuaikan dengan kondisi eksisting di lapangan yang dipandang
riil. Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan maka arahan pengembangan
Desa Adat Bayan berbasis ekowisata dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Mengembangkan potensi objek dan daya tarik, baik wisata alam
(seperti keanekaragaman fauna, panorama alam), objek daya tarik
wisata penunjang, serta potensi budaya yang dikemas dalam satu
paket wisata dengan memanfaatkan dukungan dari pemerintah.
Dengan adanya dukungan dan perhatian dari pemerintah setempat
dapat mengembangkan dan meningkatkan potensi dan penunjang
objek wisata yang ada di Desa Adat Bayan berupa sesuatu yang
menarik yang dapat ditawarkan kepada wisatawan untuk datang
berkunjung. Dengan adanya dukungan dari pemerintah, dapat
membantu membangun sarana prasarana yang belum memadai, dapat
memenuhi kekurangan yang ada pada objek wisata di Desa Adat
Bayan. Dukungan dari pemerintah ini juga bias membuat paket wisata
seperti:
- Culture Tourism yaitu paket wisata khusus untuk mengenal
adat istiadat, gaya dan cara hidup masyarakat setempat, sejarah,
seni budaya maupun acara keagamaan.
- Adventure Tourism, yaitu paket wisata yang dilakukan di alam
terbuka dengan dipandu oleh seseorang atau lebih yang
berpengalaman. Seperti mengembangkan potensi trekking yang
ada.
- Community based ecotourism, yaitu usaha ekowisata yang
menitikberatkan pada peran aktif komunitas. Hal tersebut
didasarkan pada kenyataan di masyarakat adat memiliki
pengetahuan tentang alam serta budaya asli yang menjual dan
potensi serta nilai-nilai sebagai daya tarik wisata, sehingga
pengembangan ekowisata harus melibatkan masyarakat.
Konsep ekowisata mengakui hak masyarakat lokal dalam
mengelola kegiatan wisata di kawasan yang mereka miliki
secara adat maupun pengelola.
Dengan adanya dukungan dapat menciptakan kesempatan kerja bagi
masyarakat setempat, mengurangi kemiskinan, dimana penghasilan dari
kegiatan ekowisata yang akan dikembangkan adalah jasa-jasa untuk
wisatawan, fee pemandu wisata, ongkos transportasi, homestay, menjual
kerajinan khas, dan lain-lain.
Ekowisata dapat membawa dampak positif terhadap pelestarian
lingkungan serta budaya asli setempat yang pada akhirnya diharapkan mampu
126
menumbuhkan jati diri dan rasa bangga antar penduduk setempat yang
tumbuh akibat peningkatan kegiatan pariwisata berbasis ekowisata.
2. Dengan beragamnya potensi budaya seperti adanya ritual adat, seni
pertunjukan, upacara adat, kerajinan tangan dan peninggalan benda
bersejarah dapat memperkenalkan budaya pada wisatawan yang
datang berkunjung, sehingga para pengunjung dapat mengetahui dan
mempelajari budaya sekitar.
- Dengan banyaknya potensi budaya bisa dijadikan wisata
edukasi dimana suatu program yang menggabungkan unsur
kegiatan wisata dengan muatan pendidikan didalamnya.
Program ini dikemas sedemikian rupa agar dapat menarik minat
wisatawan untuk belajar tentang kearifan lokal yang ada di
masyarakat, dimana wisatawan dapat belajar tentang budaya
setempat, cara membuat kerajinan tradisional, serta mengetahui
tentang sejarah budaya yang ada.
- Ekowisata budaya, konsep ini mengandalkan potensi wisata
budaya sebagai daya tarik wisata yang paling dominan. Dengan
program ini wisatawan yang datang dapat mengetahui dan
memperoleh pengalaman tentang cara hidup masyarakat sekitar,
merefleksikan adat istiadat yang ada, tradisi religiusnya, serta
ide-ide intelektual lain yang terkandung dalam warisan budaya
yang belum dikenal oleh wisatawan tersebut. Dalam konsep ini,
terdapat sepuluh elemen yang menjadi daya tarik yakni:
kerajinan, tradisi, sejarah suatu tempat, arsitektur, makanan
lokal, seni dan musik, cara hidup masyarakat, agama, bahasa
dan pakaian adat tradisional.
3. Memanfaatkan informasi wisata yang sudah tersedia untuk
mempromosikan ODTW alam dan budaya untuk menarik wisatawan.
Dengan berkembangnya teknologi khususnya dalam media elektronik
dan cetak dapat membantu mempromosikan potensi hayati dan
budaya, agar menjadi daerah tujuan wisata unggulan dan dapat
diketahui banyak orang. Seiring perkembangan zaman, peran
promosi informasi wisata dapat memaksimalkan akses internet dan
promosi melalui media sosial, bisa juga bekerja sama dengan situs atau biro-biro perjalanan lokal yang ada.
127
Top Related