33
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Pada tahapan ini peneliti akan menyajikan data-data hasil penelitian
tindakan kelas pada masing-masing siklus yang dimulai dari pra siklus, siklus I,
sampai pada siklus II. Adapun pelaksaaan penelitian ini dilakukan pada siswa
kelas IV SD Negeri Campursari. Data yang diperoleh dalam hasil penelitian ini
disajikan sebagai berikut :
1. Pra Siklus
Tahapan pra siklus ini dilakukan untuk memperoleh data awal
mengenai keadaan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS
sebelum diberikannya tindakan.
1. Hasil Tes Pra Siklus
Data-data yang diperoleh pada tahapan pra siklus ini didapatkan
melalui nilai test yang diberikan oleh guru pada mata pelajaran IPS
siswa kelas IV SD Negeri Campursari Bulu sebelum diadakan tindakan
8 siswa yang hasil belajarnya belum tuntas sedangkan yang tuntas 12
siswa. Berdasarkan data hasil tes menunjukkan sebagian besar siswa
belum mencapai ketuntasan belajar. Data ketuntasan belajar kondisi
awal dapat dilihat pada tabel 4.1. Data pra siklus berupa data hasil
belajar IPS pada siswa kelas IV SD Negeri Campursari Bulu Semester
2/2013-2014.
Tabel 4.1
Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV
SD Negeri Campursari Pra Siklus
No Ketuntasan Frekuensi Persentase
1 Tuntas 12 60%
2 Tidak Tuntas 8 40%
Jumlah 20 100%
34
Nilai Minimum 60
Nilai Maksimum 88
Nilai rata-rata 71
Berdasarkan tabel 4.1 tampak bahwa ketuntasan belajar siswa sebelum diadakan
tindakan ada 12 siswa yang tuntas dan yang tidak tuntas belajar ada 8 siswa.
Dengan nilai tertinggi 88 dan nilai terendah 60. Rendahnya hasil belajar IPS
siswa kelas IV disebabkan oleh guru kelas IV SD Negeri Campursari Bulu
kurang kreatif dalam kegiatan mengajar hanya berceramah saja tanpa disertai
media apapun, metode kurang bervariasi, serta kurang melibatkan siswa, suasana
belajar tidak menyenangkan.
Dari hasil analisis data hasil belajar pra siklus ini dijadikan sebagai sampel
penelitian. Penelitian dilaksanakan selama 2 siklus dan setiap siklus dilakukan 2
kali pertemuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Course Review Horay.
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
Pelaksanaan siklus I dengan KD 2.3 Mengenal perkembangan
teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman
menggunakannya dilakukan dalam dua kali pertemuan dengan rincian
sebagai berikut:
1) Perencanaan Tindakan Penelitian Siklus I
Siklus 1 terdiri dari 4 tahapan sesuai dengan tahapan penelitian
Paizaluddin dan Ermalinda (2012:34) yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pembelajaran pertama
dilaksanakan dengan Standar kompetensi Mengenal Sumber Daya
Alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan
kabupaten/kota dan propinsi. Kompetensi dasar Mengenal
perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi serta
pengalama menggunakannya. Dimulai dengan perencanaan tindakan
mengenai apa saja yang akan dilaksanakan dan diperlukan dalam
35
pelaksanaan pembelajaran, kemudian diuraikan pelaksanaan
tindakan. Saat proses pelaksanaan tindakan itu dilakukan
pengamatan/observasi, dan hasil pengamatan/observasi itu dijadikan
bahan refleksi. Adapun langkah-langkah tersebut dapat diuraikan
sebagai berikut:
Pelaksanaan Siklus 1
a) Perencanaan
Siklus 1 terdiri dari 2 pertemuan yang dilaksanakan pada
tanggal 26 dan 27 Maret 2014. Sebelum proses pembelajaran
siklus 1 dilaksanakan, peneliti telah melakukan kerja tim. Peneliti
mempersiapkan Rencana Pembelajaran siklus 1 untuk mata
pelajaran IPS materi teknologi komunikasi dan teknologi
transportasi. Dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran,
peneliti menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Course Review
Horay, adapun langkah-langkah pembelajaran terlampir.
Kemudian peneliti menyiapkan lembar observasi kinerja
guru dalam pelaksanaan pembelajaran yang diamati oleh
observer. Dan untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami
materi yang diajarkan, peneliti merancang alat evaluasi berupa
soal tes yang akan menguji siswa berkaitan materi tersebut.
Perencanaan yang dilakukan tersebut diatas telah mampu
menjadi pedoman yang sistematis dalam proses pembelajaran,
artinya susunan program tersebut terstruktur dan merupakan
suatu urutan tahapan yang mempermudah pembelajaran suatu
materi, sehingga pelaksanaannya dapat berjalan dengan lancar.
b) Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1 ini telah sesuai
dengan yang direncanakan. Langkah-langkah pembelajaran
terlaksana dengan cukup baik, pada kegiatan awal guru
36
memberikan salam, mengabsen siswa, menyiapkan alat tulis
siswa. Pada kegiatan inti: memberikan ilustrasi sesuai materi,
menggali pengetahuan siswa dengan tanya jawab dan
penguasaan materi baik, guru membagi siswa dalam kelompok,
menjelaskan langkah-langkah Course Review Horay, meminta
setiap kelompok untuk membuat yel-yel kelompok, guru
membacakan soal, guru memberikan kesempatan bagi siswa
untuk menulis jawaban, guru menyebutkan nomor kotak
jawaban, guru memberikan tanda kepada siswa yang menjawab
benar , guru memerikan kesempatan kepada kelompok untuk
berteriak yel-yelnya, kemudian guru memberikan rewadr kepada
kelompok pemenang. Pada kegiatan akhir guru melakukan tindak
lanjut dengan pemberian tugas.
c. Pengamatan/Observasi
Pada siklus I pertemuan pertama dan kedua yang diamati
adalah keseluruhan aktivitas guru atau proses pembelajaran yang
berlangsung di dalam kelas. Fokus amatannya adalah bagaimana
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review
Horay dalam pembelajaran IPS, serta implikasi dari model
pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay pada hasil
belajar IPS. Berkenaan dengan penelitian ini, maka hal-hal yang
menjadi pengamatan selama kegiatan pembelajaran berlangsung
yaitu: Mengamati aktivitas guru, maka instrumen pengamatan
yang digunakan adalah lembar observasi dalam penggunaan
model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay pada
pembelajaran IPS materi teknologi komuikasi dan teknologi
transportasi.
d. Refleksi
Berdasarkan observasi siklus I dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay maka
dilakukan refleksi yaitu berdiskusi dengan guru kelas, observer,
37
atas segala kegiatan dalam proses pembelajaran hasil refleksi
diambil dari lembar observasi dan tes.
Berdasarkan hasil lembar observasi guru pada siklus I, guru
sudah melaksanakan proses pembelajaran tetapi masih kurang
sesuai dengan langkah–langkah pembelajaran. Hal ini terlihat
dari setiap tahapan sintaks pembelajaran kooperatif tipe Course
Review Horay belum keseluruhan dilakukan oleh guru. Namun
masih ada kekurangan guru yang harus diperbaiki pada siklus
berikutnya.
1. Hasil Tes Siklus I
Dari hasil penelitian diperoleh hasil perbaikan pembelajaran yang telah
dilaksanakan pada pembelajaran siklus I. Hasil tes siklus I mengalami
peningkatan dari hasil tes pada data awal pra siklus. Berdasarkan hasil tes
siswa data awal pra siklus, diketahui bahwa jumlah siswa yang mengalami
ketuntasan yaitu 12 meningkat menjadi 15 pada siklus I. Hasil analisis
pengamatan tes pelaksanaan pembelajaran pada siklus I yang telah dilakukan
diperoleh hasil yang tersaji pada tebel 4.2 di bawah ini:
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV
SD Negeri Campursari Bulu Siklus I
No Ketuntasan Frekuensi Prosentase
1 Tuntas 15 75%
2 Tidak Tuntas 5 25%
Jumlah 20 100%
Nilai Minimum 60
Nilai Maksimum 96
Nilai rata-rata 79
38
Dengan demikian diketahui bahwa nilai rata-rata kelas pada sikus 1 adalah
79 dan mengalami peningkatan dibanding dengan rata-rata pra siklus 71.
Jumlah siswa yang mengalami ketuntasan pada siklus I adalah 15 dan
mengalami peningkatan dibandingkan dengan jumlah siswa yang
mengalami ketuntasan pada pra siklus yaitu 12. Nilai tertinggi yang
diperoleh siswa pada siklus I mencapai nilai maksimum yaitu 96.
Hubungannya dengan ketuntasan belajar dapat ditunjukkan
perbandingannya pada tabel 4.3.
Tabel 4.3
Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Negeri
Campursari Pra Siklus dan Siklus 1
Data perbandingan ketuntasan belajar pada tabel 4.3 dapat diperjelas pada
diagram batang seperti tampak pada gambar 4.1.
No Ketuntasan Jumlah Siswa
Pra Siklus Siklus I
Frekuensi Persentase
(%)
Frekuensi Persentase
(%)
1 Tuntas 12 60 15 75
2 Belum
Tuntas
8 40 5 25
Jumlah 20 100 20 100
39
Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Persentase Ketuntasan Belajar
Pra Siklus dan Siklus I
1. Hasil Pengamatan/Observasi
Pada pertemuan pertama dan kedua siklus I kegiatan guru dalam
pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
Course Review Horay diamati oleh observer. Pengamatan yang dilakukan
dengan lembar observasi kegiatan guru dalam proses belajar mengajar.
Adapun pengamatan yang difokuskan pada kegiatan guru dalam
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay
pada mata pelajaran IPS dapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah ini:
Tabel 4.4
Hasil Penilaian observasi Guru dalam Menggunakan model
Pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay Siklus 1
Pertemuan Materi Total
Skor
Siklus 1
Pertemuan 1 Teknologi komunikasi 63,5
Siklus 1
Pertemuan 2
Teknologi transportasi 67
40
Tabel 4.4 menunjukan bahwa hasil penilaian kinerja guru dalam
pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
Course Review Horay pada mata pelajaran IPS siklus I pertemuan pertama
yaitu dengan total skor 63,5 dengan kategori baik, pertemuan kedua dengan
total skor 67.
1. Hasil Refleksi Siklus I
Dalam pelaksanaan siklus I peneliti mengalami beberapa kendala atau
hambatan yang sekiranya perlu dilakukan tindakan dalam upaya memperbaiki
proses pembelajaran tersebut. Adapun hambatan atau kendala yang dialami
peneliti diantaranya ialah :
1. Guru harus mengabsen siswa.
2. Guru harus menyiapkan alat tulis siswa.
3. Guru harus menyadarkan siswa pentingnya belajar materi tersebut.
4. Guru harus menyampaikan tujuan pembelajaran.
5. Guru harus memberikan pengantar bahwa pembelajaran akan
menggunakan metode Course Review Horay.
6. Guru harus memberikan pertanyaan yang sesuai materi.
7. Guru sebaiknya menggunakan media secara efektif.
8. Guru harus lebih menguasai metode.
9. Guru harus mendiskusikan jawaban bersama siswa.
10. Guru harus mengajak siswa menghitung skor untuk mengatahui kelompok
pemenang.
11. Guru harus bertanya jawab dengan siswa tentang kesulitan siswa
menjawab soal.
12. Guru harus bertanya jawab dengan siswa tentang keberhasilan dan
ketercapaian tujuan pembelajaran.
13. Guru sebaiknya melakukan simpulan bersama siswa.
14. Guru sebaiknya melakukan refleksi dalam kegiatan akhir.
15. Guru sebaiknya melaksanakan tindak lanjut.
16. Hasil belajar siswa belum memenuhi indikator keberhasilan yang telah
ditetapkan.
Berdasarkan hasil tes yang diberikan kepada siswa pada akhir siklus I,
diketahui bahwa jumlah siswa yang mengalami ketuntasan sudah meningkat bila
dibandingkan dengan data awal pra siklus sebelum dilakukan penelitian tindakan
41
kelas. Namun dalam penerapan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran guru kurang
optimal. Oleh karena itu peneliti dan guru kelas sepakat untuk melakukan
tindakan siklus berikutnya (siklus II) untuk meyakinkan dan menguatkan hasil
yang diperoleh pada siklus I, seperti yang telah dilaksanakan sebelumnya.
Berdasarkan uraian di atas peneliti dan guru kelas yang bersangkutan
menyimpulkan bahwa proses kegiatan pembelajaran IPS dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay yang dilaksanakan
pada siklus I masih belum optimal, walaupun hasil belajar siswa IPS siswa kelas
IV SD Negeri Campursari setelah dilaksanakan siklus I mengalami peningkatan
dari hasil belajar sebelum dilakukan penelitian tindakan kelas (data awal).
Bedasarkan hasil refleksi pada siklus ini, maka peneliti dan guru kelas yang
bersangkutan sepakat untuk melakukan perbaikan pada siklus II sebagai berikut :
Pelaksanaan Siklus II
Siklus 2 terdiri dari 4 tahapan sesuai dengan tahapan penelitian
Paizaluddin dan Ermalinda (2012: 34) yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi. Pembelajaran dilaksanakan dengan Standar kompetensi
Mengenal Sumber Daya Alam, kegiatan ekomon dan kemajuan teknologi di
lingkungan kabupaten/kota dan propinsi. Kompetensi dasar Mengenal
permasalahan sosial di daerahnya. Dimulai dengan perencanaan tindakan
mengenai apa saja yang akan dilaksanakan dan diperlukan dalam pelaksanaan
pembelajaran, kemudian diuraikan pelaksanaan tindakan. Saat proses pelaksanaan
tindakan itu dilakukan pengamatan/observasi, dan hasil pengamatan/observasi itu
dijadikan bahan refleksi. Adapun langkah-langkah pembelajaran terlampir.
a. Perencanaan
Siklus 2 terdiri dari 2 pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 17 dan
19 April 2014. Sebelum proses pembelajaran siklus 2 dilaksanakan, peneliti
melakukan diskusi dengan observer, sehingga proses pembelajaran berlangsung
kondusif. Peneliti mempersiapkan rencana pembelajaran siklus 2 untuk mata
pelajaran IPS materipermasalahan sosial di daerahnya. Perencanaan awal yang
dilakukan hampir sama dengan siklus 1. Dalam melaksanakan perbaikan
pembelajaran, peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Course
42
Review Horay. Adapun langkah-langkah pembelajaran terlampir. Perencanaan
yang dilakukan tersebut diatas telah mampu menjadi pedoman yang sistematis
dalam proses pembelajaran, artinya susunan program tersebut terstruktur dan
merupakan suatu urutan tahapan yang mempermudah pembelajaran sehingga
pelaksanaan dapat berjalan dengan lancar.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus 2 ini telah sesuai dengan yang
direncanakan. Langkah-langkah pembelajaran terlaksana dengan sangat baik,
pada kegiatan awal guru mengucapkan salam, mengabsen siswa, menyiapkan
alat tulis siswa, berdoa, memberikan ilustrasi sesuai materi, menyadarkan siswa
pentingnya mempelajari materi, menyampaikan tujuan pembelajaran,
memberikan pengantar pembelajaran akan menggunakan metode Course Review
Horay. Pada kegiatan inti guru menggali pengetahuan siswa dengan tanya
jawab, penggunaan media baik, penguasaan materi sangat baik, guru melakukan
langkah-langkah metode Course Review Horay dengan baik. Pada akhir
pembelajaran guru melaksanakan simpulan, memberikan refleksi dan melakukan
tindak lanjut berupa evaluasi dan tugas.
c. Pengamatan/Observasi
Dari hasil observasi pada siklus 2 antara siswa dan guru sudah
melaksanakan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan yang diharapkan.
Siswa sudah antusias mengikuti pembelajaran, tidak ada siswa yang ribut,
tidak ada siswa yang ngantuk, siswa merasa senang telah mengikuti
pembelajaran karena pembelajaran menyenangkan.
d. Refleksi
Berdasarkan observasi siklus 2 dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Course Review Horay maka dilakukan refleksi dengan guru
kelas, observer, atas segala kegiatan dalam proses pembelajaran hasil refleksi
diambil dari hasil lembar observasi dan tes yang dilaksanakan pada siklus 2.
Keterlaksanaan langkah-langkah kooperatif tipe Course Review Horay sudah
dilaksanakan dengan baik mulai dari tahapan pendahuluan sampai kegiatan
penutup.
43
Kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus 1 sudah diperbaiki pada
siklus II. Kegiatan pembelajaran lebih menarik tidak ada lagi siswa yang
pasif. Guru juga memberikan umpan balik terhadap proses pembelajaran.
1. Hasil Tes Siklus II
Pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua siklus 2 diakhir
pembelajaran diadakan tes/evaluasi untuk mengukur ketuntasan belajar siswa.
Hasil belajar siswa pada siklus 2 dapat dilihat pada tabel 4.5 dibawah ini:
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV
SD Negeri Campursari Siklus II
No Ketuntasan Frekuensi Persentase
1 Tuntas 18 90%
2 Tidak Tuntas 2 10%
Jumlah 20 100%
Nilai Minimum 64
Nilai Maksimum 100
Nilai rata-rata 82
Dengan demikian jumlah siswa yang mengalami ketuntasan pada siklus 2
adalah 18, meningkat dibandingkan jumlah siswa yang mengalami ketuntasan pra
siklus yaitu 12 dan siklus 1 adalah 15. Tabel 4.5 menunjukan bahwa perolehan
hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri Campursari dengan penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay pada siklus 2 dengan jumlah
siswa yang nilainya ≥ 70 atau yang memenuhi KKM sudah terlihat sangat
meningkat.
44
Tabel 4.6
Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Negeri
Campursari Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus II
No Ketuntasan Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
Frekuensi Persentase
(%)
Frekuensi Persentase
(%)
Frekuensi Persentase
(%)
1 Tuntas
12 60 15 75 18 90
2 Belum
Tuntas
8 40 5 25 2 10
Jumlah 20 100 20 100 20 100
Berdasarkan tabel 4.6 dapat diuraikan dalam pra siklus yang mengalami
ketuntasan hanya 12 siswa atau 60% dan yang belum tuntas 8 siswa atau 40%
kemudian pada siklus 1 yang tuntas 15 siswa atau 75% dan yang belum tuntas 5
siswa atau 25%. Pada siklus 2 yang tuntas 18 siswa atau 90% dan yang belum 2
siswa atau 10%. Jadi dari pra siklus menuju siklus 1 ke siklus 2 siswa yang tuntas
mengalami kenaikan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.2.
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
Pra siklus Siklus 1 Siklus 2
Tuntas 60% 75% 90%
Tidak tuntas 40% 25% 10%
60%
75%
90%
45
Gambar 4.2 Grafik Perbandingan Persentase Ketuntasan Belajar Pra Siklus, Siklus
I dan siklus II
Dari tabel 4.6 rekapitulasi pengelompokkan nilai pada gambar 4.2 dapat
dilihat adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas dalam mata pelajaran Ilmu
Pengatahuan Sosial terbukti untuk klasifikasi tuntas, sebelum diadakan tindakan
yang tuntas hanya 12 siswa atau 60% karena ke-12 siswa ini sudah dapat
memahami materi walaupun dengan ceramah saja karena daya tangkap ke-12
siswa ini lebih baik dibandingkan ke-8 siswa lainnya. Sedangkan setelah siklus 1
siswa yang tuntas menjadi 15 siswa atau 75% dan siklus 2 jumlah siswa yang
tuntas 18 siswa atau 90%. Ini membuktikan bahwa pembelajaran kooperatif tipe
Course Review Horay dapat meningkatkan pemahaman belajar siswa.
2. Hasil Pengamatan/Observasi
Kegiatan observasi terhadap kegiatan pembelajaran guru dalam
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay pada
siklus 2 baik pada pertemuan pertama maupun pertemuan kedua yang
dinilai observer sudah menunjukan hasil yang sangat baik dari siklus I.
Adapun pengamatan yang difokuskan pada kegiatan guru dalam
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay
dalam pembelajaran IPS dapat dilihat pada tabel 4.7 di bawah ini:
Tabel 4.7
Hasil Penilaian observasi Guru dalam Menggunakan model
Pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay Siklus II
Pertemuan Materi Total
Skor
Siklus II
Pertemuan 1 Permasalahan sosial 97,5
Siklus II
Pertemuan 2
Cara mengatasi permasalahan
sosial 97
46
Tabel 4.7 menunjukan bahwa hasil penilaian kinerja guru
dalam pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran Course
Review Horay pada mata pelajaran IPS siklus II pertemuan pertama yaitu
dengan total skor 97,5 dengan kategori sangat baik, pertemuan kedua
dengan total skor 97 kategori sangat baik. Semua kegiatan yang dilakukan
guru semua dilaksanakan dengan kriteria sangat baik.
1. Hasil Refleksi Siklus II
Pada akhir kegiatan siklus II diadakan refleksi proses pembelajaran
yang telah dilakukan. Kegiatan refleksi bertujuan untuk mendapatkan
kritik dan saran dari observer.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti
terhadap tindakan yang dilakukan guru dalam pembelajaran IPS dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Course Rview Horay,
maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pada sebelum dan saat memulai pembelajaran guru sudah memahami
dan menguasai langkah – langkah model pembelajaran kooperatif tipe
Course Review Horay.
2. Pada saat kegiatan awal guru sudah memyampaiakan tujuan
pembelajaran, menyadarkan siswa.
3. Penggunaan media pembelajaran dalam siklus II sudah dilakukan
secara optimal oleh guru.
4. Siswa sudah antusias untuk terlibat dalam pembelajaran pada saat
pembelajaran berlangsung.
Hasil refleksi tersebut adalah pembelajaran dalam menerapkan
model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay pada siklus II
pertemuan pertama sudah baik, untuk pertemuan berikutnya guru harus
mengoptimalkan seluruh kegiatan yang direncanakan agar hasilnya lebih
baik lagi.
47
Pada pertemuan pertama siklus II siswa sudah terbiasa terhadap
pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
Course Review Horay sehingga pembelajaran dilakukan dengan aktif dan
suasana pembelajaran menyenangkan.
Pada pertemuan kedua yang dilakukan guru sudah bisa
dikatakan berhasil, yang dapat ditunjukan dari meningktanya hasil
ketuntasan belajar siswa yaitu 18 siswa atau 90% siswa tuntas. Dapat
disimpulkan pembelajaran yang dilakukan dalam penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay pada siklus II berhasil.
Dari uraian diatas peneliti dan guru kelas IV SD Negeri
Campursari Bulu menyimpulkan hasil refleksi pada siklus II, bahwa
pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe Course Review Horay pada siklus II sudah terlaksana secara optimal.
Berdasarkan hasil dari refleksi siklus II ini, maka peneliti dan
guru yang bersangkutan membuat kesepatan untuk menghentikan tindakan
pada siklus II.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil observasi, yang dilakukan sebelum tindakan diperoleh
hasil belajar IPS siswa rendah. Hal ini disebabkan karena pembelajaran masih
berpusat pada guru. Guru mmasih menggunakan pembelajaran dengan
metode ceramah sehingga siswa jenuh untuk mengikuti kegiatan
pembelajaran. Kondisi seperti ini menyebabkan siswa mengalami kesulitan
belajar. Dampak dari kondisi tersebut yaitu hasil belajar IPS siswa rendah.
Berdasarkan hasil perolehan hasil belajar IPS siswa masih ada belum
mencapai KKM 70. Dari hasil tes sebelum tindakan siswa yang tuntas
sebanyak 12 siswa (60%), dan yang tidak tuntas 8 siswa (40%). Kondisi ini
menyatakan bahwa hasil belajar IPS belum mencapai indikator kinerja yang
sudah ditetapkan 80%.
Oleh Karena itu diperlukan tindakan yang sesuai bagaimana meningkatkan
hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran yang menarik.
48
Siswa akan lebih tertarik mengikuti pelajaran dan pemahaman materi apabila
siswa dapat terlibat dalam pembelajaran dalam kondisi yang menyenangkan.
Sehingga siswa tidak merasa kesulitan dan bosan dalam mengikuti pelajaran
IPS.
Dalam kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Course Review Horay. Guru mengaitkan pelajaran sekarang
dengan pelajaran sebelumnya. Siswa mulai aktif dalam menjawab pertanyaan
yang diberikan oleh guru dengan tunjuk jari. Dalam kegiatan pembelajaran
guru membentuk kelompok yang terdiri dari 4 siswa. Saat kegiatan
pembelajaran guru menggunakan gambar contoh dan membuat suasana lebih
menyenangkan dengan yel-yel. Berdasarkan proses pembelajaran yang telah
dilakukan terlihat adanya peningkatan hasil belajar IPS. Hasil belajar IPS
siswa meningkat dengan adanya proses belajar yang bermakna serta
melibatkan kemampuan yang dimiliki siswa.
Pada siklus I guru menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Course Review Horay hasil belajar siswa yang mencapai KKM 70 sebanyak
15 siswa atau 75% masih ada siswa yang tidak tuntas sebanyak 5 siswa atau
25% serta indikator kinerja yang ditetapkan 80% belum tercapai.
Pada siklus II guru menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Course Review Horay hasil belajar siswa lebih meningkat sudah mencapai
90% dari indikator keberhasilan yaitu 80%. Jadi, model pembelajaran
kooperatif tipe Course Review Horay adalah model pembelajaran yang tepat
digunakan karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan
kemampuan guru dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Course Review Horay dilihat dari lembar observasi sudah terlihat sangat baik,
langkah-langkah pembelajaran sudah terlaksana dengan baik karena guru
sudah menguasai metode. Menurut Miftahul Huda (2013: 231) keunggulan
model Course Review Horay dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Strukturnya yang menarik dan dapat mendorong siswa untuk terjun ke
dalamnya.
49
2. Metode yang tidak monoton karena diselingi dengan hiburan sehigga
susasana tidak menegangkan.
3. Semangat belajar yang meningkat karena suasana pembelajaran
berlangsung menyenangkan.
4. Skill kerjasama antarsiswa yang semakin terlatih.
5. Adanya komunikasi dua arah.
Berdasarkan pengamatan terhadap hasil belajar, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Course
Review Horay adalah model pembelajaran yang tepat digunakan oleh guru untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk itu seyogyanya guru dapat menggunakan
model pembelajaran ini terutama untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Selain
itu, model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay, juga dapat
diterapkan pada mata pelajaran yang lain, tentu dengan harapan yang sama bahwa
demi menigkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran yang diajarkan.
Top Related