BAB II
TINJAUAN UMUM
2.1. Kesampaian Daerah
Daerah penyelidikan berdasarkan kebutuhan Bupati Kutai Kartanegara
Nomor : 540/120/KP-Er/DPE-IV/XI/2006, tanggal 03 November 2006 seluas
750 Ha, dengan kode wilayah : KW.KTN 2006 120 Er.
Secara administrative daerah penyelidikan termasuk daerah Samboja,
Kelurahan Bukit Merdeka, Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara,
Provinsi Kalimantan Timur. Luas daerah penyelidikan adalah 750 hektar.
Secara geografis terletak antara kooordinat berikut.
Tabel 2.1
List Koordinat CV. Fazar Utama
NOBUJUR TIMUR LINTANG SELATAN
...° …' …" ...° …' …"
1 117 0 52.8012 0 56 12.8616
2 117 1 58.7604 0 56 12.8616
3 117 1 58.7604 0 56 18.9996
4 117 2 2.1912 0 56 18.9996
5 117 2 2.1912 0 56 42.1188
6 117 1 19.1604 0 56 42.1188
7 117 1 19.1604 0 56 44.9088
8 117 0 52.8012 0 56 44.9088
Sumber : PT Grace Coal Company
2-1
Tabel 2.2
List Koordinat CV. Energi Bumi Kartanegara
NOBUJUR TIMUR LINTANG SELATAN
...° …' …" ...° …' …"
1 117 1 58.7604 0 56 13.6212
2 117 2 39.48 0 56 13.6212
3 117 2 39.48 0 56 28.8384
4 117 3 6.012 0 56 28.8384
5 117 3 6.012 0 56 35.4696
6 117 3 2.2392 0 56 35.4696
7 117 3 2.2392 0 56 42.1008
8 117 2 2.1912 0 56 42.1188
9 117 2 2.1912 0 56 18.9996
10 117 1 58.7604 0 56 18.9996
Sumber : PT Grace Coal Company
Daerah penyelidikan terletak kurang lebih 48 kilometer sebelah Barat laut
Kota Balikpapan. Untuk mencapai lokasi dari kota Samarinda terletak kurang
lebih 70 Km. Daerah penelitian dapat dilalui menggunakan kendaraan roda
empat dan roda dua. Dengan jalan darat dari kota Balikpapan dapat ditempuh
kurang lebih 40 menit menuju Kelurahan Bukit Merdeka. Kondisi jalan dari kota
Balikpapan menuju Kelurahan Bukit Merdeka beraspal baik. Kemudian dari
Kelurahan Bukit Merdeka ke lokasi penyelidikan menggunakan jalan Beton ,
Kemudian berbelok ke arah timur dengan menggunakan jalan perusahaan
menuju daerah penyelidikan dengan kondisi jalan tanah.
Secara adiministrasi PT. Grace Coal Company terletak di Kecamatan
Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur.Untuk
mencapai lokasi dari Ibukota Provinsi (Balikpapan) dapat ditempuh dengan
menggunakan jalur transportasi sebagai berikut :
2-2
Balikpapan – Samboja
Dari Balikpapan ke Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai
Kartanegara dapat dicapai dengan menggunakan kendaraan roda empat
maupun kendaraan roda dua dengan kondisi jalan beraspal dengan waktu
tempuh ± 1 jam dan jarak tempuh ± 30 Km.
Samboja – Lokasi Penelitian
Dari Samboja ke lokasi penelitian, dapat dicapai dengan
menggunakan kendaraan roda empat atau bus karyawan dengan kondisi jalan
beraspal namun ada sebagian jalan yang belum beraspal dengan waktu
tempuh ± 6 menit dan jarak tempuh ± 4 Km.
2.2. Kondisi Umum Perusahaan
2.2.1. Sejarah dan Perijinan
PT. Grace Coal adalah perusahaan yang bergerak dibidang
pertambangan batubara dengan kontraktor tunggal. Berdiri pada tahun 2005
dengan pemilik KP adalah PT. Karbon Kartanegara. Sejalan dengan mulai
berkembangnya perusahaan, pada tahun 2008 bekerjasama dengan PT. RKR
untuk menjadikan PT. RKR sebagai kontraktor tunggal. Dan dalam kerjasama
tersebut, PT. Grace Coal sepakat memberi nama pada perusahaan ini PT. Grace
Coal Mining Company. Perusahaan ini memiliki KP seluas 750 ha dan baru
sekitar 60 ha yang sudah dibuka. Dengan luasan tersebut¸ wilayah
penambangan dibagi menjadi dua CV, yaitu Energi Bhumi Kartanegara (EBK)
dan Fajar Utama (FU). Dalam usaha pertambangan ini, PT. Grace Coal
menggunakan alat atau unit dari beberapa perusahaan terkenal. Untuk unit DT
hauling, digunakan 40 untit DT 440 12 roda dari VOLVO. Sedangkan untuk Over
Burden, digunakan 15 OHT Caterpillar 773-E .
2-3
2.2.2. Struktur Organisasi
PT. Grace Coal Mining Company terdiri dari beberapa departemen yang
tiap-tiap departemen yang masing-masing dipimpin oleh kepala bagian dan
kesemuanya dibawahi secara langsung oleh project manager. Adapun
departemen yang ada sebagai berikut :
1. Departemen Enginering
2. Departemen Produksi
3. Departemen APFL
4. Departemen Maintenance
5. Departemen CHF
6. Departemen HSE
2-4
2-1
LOKASI KESAMPAIAN DAERAH PT. GRACE COAL COMPANY
Gambar 2.1Lokasi Kesampaian Daerah PT. Grace Coal Company
DEPARTEMEN PRODUKSINUR CHOLIS
DEPARTEMEN ENGINEERING
LASWANTO
DEPARTEMEN MAINTENANCE
DAMIANTO
DEPARTEMEN APFL
AGUS SYARIF. B
PERSONALIA & GASUTRISNO SUTOMO
2-2
Gambar 2.2Struktur Organisasi PT. Grace Coal Company
PROJECT MANAGER
KAHANANTO,ST
KTT & Kabag, HSEHARIS IS LAISA
STRUKTUR ORGANISASI PT. GRACE COAL COMPANY
2-1
Kabag. ENGINERRING
LASWANTO
SUPERVISORAIFI PHANG
KOOR. SURVEYKADIR
SURVEYOR1. NASRIADI2. GUNAWAN. R3. WIYANTO
ASS. SURVEYOR1. ADRIFAL2. KADIR3. BENI GUNAWAN
HELPER SURVEY1. YUNUS2. ZAINUL ARIFIN3. ADRI HAMZAH4. AJI ZULHAKIM5. AMBO DALLE
KOOR. DRILLINGRAIS
GEOLOGI1. ASWAN
ASS. GEOLOGI1. HASANUDIN
DRILLER1. PARDI
MECHANIC1. MUHA2. MUKHLIS
STRUKTUR ORGANISASI Dept. ENGINERRING PT. GRACE COAL COMPANY
Gambar 2.3Struktur Organisasi PT. Grace Coal Company
2.2.3. Tahapan Kegiatan
Kegiatan penambangan yang ada di area PT. Grace Coal terdiri dari
kegiatan Land Clearing dan Top soil removal, Pengupasan Tanah Penutup dan
Penggalian Batubara.
2.2.3.1. Land Clearing dan Top Soil Removal.
Top soil removal adalah kegiatan pengupasan lapisan tanah pucuk serta
memindahkannya ke area stock soil yang telah dipisahkan dari material
overburden. Di area penambangan milik PT. Grace Coal saat ini area yang
sedang dilakukan kegiatan top soil removal adalah di seam baru di pit enam.
Sebelum dilakukan Top Soil removal kegiatan yang harus dilakukan
adalah land clearing. Kegiatan ini bertujuan untuk memudahkan kegiatan
selanjutnya. Setelah kegiatan ini dilakukan barulah dapat dilakukan kegiatan top
soil removal. Tanah pucuk yang digali akan di stock ke daerah yang telah
dipersiapkan sebelumnya. Alat yang digunakan pada kegiatan top soil removal
oleh PT. Grace Coal terdiri dari alat gali muat muat dan alat angkut.
Gambar 2.4. Land clearing
2-6
Setelah tanah pucuk didumping ke dalam soil stock maka nanti tanah
tersebut akan digunakan kembali pada proses reklamasi. Tanah ini akan
digunakan pada kegiatan spreading top soil untuk persiapan reklamasi.
Gambar 2.5. Top Soil Removal
2.2.3.2. Pengupasan Tanah Penutup
Pengupasan Tanah Penutup adalah kegiatan pengupasan material
penutup, kemudian dipindahkan ke area disposal atau dibackfill. Pada pit yang
saya teliti yaitu di pit enam, material batubara memiliki ketebalan 5 m dengan dip
30o. Kegiatan Pengupasan Tanah Penutup di seam baru ini menggunakan
beberapa alat gali muat dan alat angkut, untuk alat gali muatnya menggunakan 5
unit Excavator Hitachi EX1200-6 dan alat angkutnya menggunakan 15 unit
Caterpillar OHT-773E, sedangkan untuk alat pendukung kegiatan menggunakan
bulldozer Komatsu D85SS.
2-7
Gambar 2.6. Pengupasan Tanah Penutup
2.2.3.3. Coal Processing Plant
Coal Processing Plant adalah kegiatan pengolahan batubara sebelum
dilakukan pengapalan agar batubara sesuai dengan permintaan konsumen.
Kegiatan CPP pada PT.Grace Coal terdiri dari beberapa tahap, yaitu tahap
penimbangan batubara pada timbangan, penempatan batubara di area stock
pile, kemudian batubara melalui tahap crushing sebanyak 2 kali, setelah itu
batubara siap untuk dibarging.
2.2.3.4. Crushing
Batubara yang berada di stockpile tidak langsung dilakukan barging,
tetapi harus melalui tahap crushing terlebih dahulu karena batubara tersebut
ukurannya masih tidak seragam. Kegiatan crushing terdiri dari 2 tahapan,
pertama primary crushing dan secondary crushing. Crusher yang digunakan di
port Borneo memiliki produktivitas sebesar 600 ton/jam.
2-8
Gambar 2.7. Belt Conveyor
Untuk primary crushing, ukuran batubara dicrushing menjadi ukuran 200
- 300 mm . Setelah itu batubara melalui tahap secondary crushing agar
ukurannya menjadi. 20 - 30 mm. Setelah batubara melalui tahapan crushing,
maka batubara dimasukkan ke hopper apabila tongkang siap dimuat, tetapi jika
sedang tidak ada tongkang, maka batubara ditempatkan kembali ke stockpile
yang terpisah
2-9
Gambar 2.8.
Mesin Crusher
2.3. Iklim Dan Cuaca
Lokasi penambangan batubara PT Grace Coal Company beriklim tropis
dengan suhu rata-rata 31,7° C. Terjadi 2 (dua) kali pergantian musim yaitu
musim penghujan dan musim kemarau. Musim sangat mempengaruhi kegiatan
penambangan khususnya pada musim hujan, karena selain menyebabkan
bertambahnya debit air pada sump juga dapat mengurangi jumlah produksi
batubara sehingga target produksi tidak tercapai secara maksimal. Data curah
hujan PT. Grace Coal Company dapat dilihat pada Tabel 2.4.
Tabel 2.4.Data Curah Hujan PT. Grace Coal Company Tahun 2013 Periode Bulan Januari
– Desember.
No. BulanCurah Hujan
(mm)1 Januari 7.682 Februari 10.293 Maret 8.204 April 7.155 Mei 7.406 Juni 5.387 Juli 4.768 Agustus 4.68
2-10
9 September 5.5210 Oktober 3.9011 November 9.5912 Desember 4.74
Sumber : Engineering PT. Grace Coal Company Jobsite Samboja
Tabel 2.5.Data Curah Hujan PT. Grace Coal Company Tahun 2014 Periode Bulan Januari
– Oktober.
No. BulanCurah Hujan
(mm)1 Januari 5.652 Februari 3.093 Maret 9.234 April 7.835 Mei 10.56 Juni 5.617 Juli 2.458 Agustus 2.189 September 0
10 Oktober 0.39Sumber : Engineering PT. Grace Coal Company Jobsite Samboja
2.4. Geologi Daerah Penelitian
2.4.1. Keadaan Morfologi
Secara fisiografi daerah penyelidikan, terletak di dalam Zona
Cekungan Kutai, Sub-Cekungan Delta Mahakam yang sekarang terletak
dekat aliran Sungai Mahakam Samarinda. Pada masa Miosen Tengah
dalam Cekungan Kutai, Subcekungan Mahakam banyak terbentuk batuan
sedimen, dalam tikungan laut dalam, laut dangkal, lagun, delta ataupun
lingkungan transisi dan paparan. Pada tingkungan pengendapan transisi
dan delta banyak terbentuk lapisan batubara dafum berbagai ketebalan,
karakteristik dan kualitas, bersama-sama dengan batuan sedimen
pembawa batubara (coal bearing formation). Di daerah ini lapisan batuan
pembawa batubara berupa lapisan batu lempung.
Pola arah sebaran batuan pembawa batubara, perkembangannya
sangat dipengaruhi oleh struktur geologi regional dan tektonikanya.
2-11
Struktur geologi don tektonika yang berkembang di sekitar daerah
penyelidikan adalah berupa perlipatan dan sesar dengan kelurusan
berarah timur laut – barat daya.
Gambar 2.9.Stratigrafi Cekungan Kutai
2-12
Secara setempat ujung-ujung struktur perlipatan tersebut, sebagian
ada yang menujam, terpotong oleh sesar atau tertimbun oleh batuan yang
lebih muda. Struktur antiklin dan sinklin sebagian besar melipat batuan-
batuan sedimen berumur tersier dan menyingkap batuan malihan dan
sendimen yang berumur jauh lebih tua.
2.4.2 Aluvium (Qa)Terdiri dari akumulasi kerakal, kerikil, pasir, lumpur dan
sisa-sisa tumbuhan, bersifat lepas, belum terkonsolidasi, bentuk butir-butir
membulat, berasal dari berbagai macam batuan hasil proses disintegrasi,
transportasi dan denudasi yang kegiatannya masih berlangsung hingga
sekarang.2.4.3 Formasi Kampung Baru (TpKb)Formasi ini terdiri dari
atas litologi batupasir kuarsa lepas dengan sisipan batulempung, batulanau,
batuserpih dan batubara muda (lignite). Umur formasi ini adalah miosen
akhir - pliosen akhir, lingkungan pengendapannya adalah delta.2.4.4.
Formasi Balikpapan (Tmbp)Terdiri dari batupasir kuarsa, batulempung
dengan sisipan batulanau dan batubara, batuserpih dan batugamping.
Formasi ini diendapkan secara selaras di atas formasi Pulau Balang.
Formasi Balikpapan berumur miosen tengah – miosen akhir. Formasi
Balikpapan (Tmbp) terbentuk dalam lingkungan pengendapan delta atau
litoral hingga laut dangkal terbuka, dengan kisaran umur oligosen hingga
miosen awal, diduga mempunyai ketebalan formasi 1.800 mm, terdapat
secara tidak selaras dibawah formasi Kampung Baru (Tpkb).2.4.5.
Formasi Pulau Balang (Tmpb)Formasi ini diendapkan secara selaras
ditas formasi Bebulu, sedangkan di bagian atasnya menjemari dengan
formasi Balikpapan, litologinya terdiri dari greywacke, batupasir kuarsa,
batugamping, dan batubara. Formasi Pulau Balang berumur miosen
tengah.2.4.6 Formasi Bebulu (Tmb)Formasi ini terdiri dari batugamping
dengan sisipan batugamping pasiran dan batuserpih, berumur miosen awal.
Formasi ini menjemari dengan formasi Pamaluan. Lingkungan
pengendapannya neritik.2.4.7. Formasi Pamaluan (Tomp)Formasi ini
terdiri dari batupasir kuarsa dengan sisipan batulempung, batuserpih,
batugamping dan batulanau. Umur formasi Pamaluan adalah oligosen akhir-
miosen awal dengan lingkungan pengendapan neritik.2.5. Geologi
LokalPada lingkungan pengendapan transisi dan delta, banyak terbentuk
2-13
lapisan batubara dalam berbagai ketebalan, karakteristik, kualitas dan pola
struktur yang mempengaruhinya, bersama-sama dengan batuan sedimen
pembawa batubara (coal bearing formation). Di daerah ini lapisan batuan
pembawa batubara berupa lapisan batu lempung. Struktur perlipatan berupa
sinklin dan antiklin dengan sumbu yang relative sejajar dengan pola struktur
regional yakni berarah timur laut- barat daya. Sayap-sayap struktur antiklin
dan sinklin umumnya asimetris dengan sudut kemiringan yang landai hingga
curam.Adapun batuan yang terdapat di daerah penyelidikan termasuk ke
dalam formasi Balikpapan (Tmbp) dan sebagian kecil (5%) termasuk dalam
formasi Kampung Baru (Tpkb). Formasi Balikpapan (Tmbp) terbentuk dalam
lingkungan pengendapan delta atau litoral hingga laut dangkal terbuka,
dengan kisaran umur oligosen hingga miosen awal, diduga mempunyai
ketebalan formasi 1.800 mm. Terdiri dari batupasir kuarsa lepas, dengan
sisipan batulempung, batulanau, batuserpih, batubara muda (lignite) dan
batugamping.Lapisan batupasir kuarsa berbutir halus hingga sedang,
terpilah cukup baik dengan kandungan mineral kuarsa 70% bersifat padat,
beroksida besi setebal 30 cm, lignit setebal 50 cm dan serpih setebal 30 cm,
serta lensa-lensa batu gamping setebal 10-50 cm yang bersifat keras, dan
pasiran. Lapisan batulempung, terdiri dari perselingan antara lapisan
batulempung, batulempung karbonan, batulanau bersisipan batubara serta
batupasir. Lapisan batulanau, terdiri dari perselingan antara lapisan
batulanau, batulanau karbonan, batulempung bersisipan batubara serta
batupasir.
2-14
Top Related