9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Motivasi
a. Pengertian Motivasi
Istilah motivasi berasal dri kata motif yang dapat diartikan
sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan
individu tersebut bertindak atau berbuat. Menurut Uno (2006: 3)
motivasi adalah proses psikologis yang dapat menjelaskan perilaku
seseorang. Perilaku hakikatnya merupakan orientasi pada satu tujuan.
Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan proses interaksi dari
beberapa unsur. Dengan demikian motivasi merupakan kekuatan yang
mendorong seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan.
Kekuatan-kekuatan ini pada dasarnya dirangsang oleh adanya berbagai
macam kebutuhan, seperti (1) keinginan yang hendak dibutuhinya; (2)
tingkah laku; (3) tujuan; (4) umpan balik.
Untuk memperoleh pengertian yang obyektif tentang motivasi
belajar terutama belajar di sekolah, akan dikemukakan pendapat
beberapa ahli. Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi
seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi
untuk mencapai tujuan. (Hamalik, 2011: 158)
9
Peningkatan Motivasi Dan..., Chintya Anggun Harindi, FKIP, UMP, 2012
10
Menurut Djamarah, Motivasi adalah sebagai suatu pendorong
yang mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk aktivitas
nyata untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut Mc. Donald (Sardiman, 2011: 73), motivasi adalah
perubahan energi dari dalam diri seseorang yang ditandai dengan
munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya
tujuan. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai
keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan
kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan
yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.
Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal
pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan
tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur
yang mendukung. Hal itu mempunyai peran besar dalam keberhasilan
seseorang dalam belajar.
Berdasarkan pendapat para ahli tentang pengertian motivasi
dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbul, menjamin
kelangsungan, dan yang memberikan arah dalam kegiatan belajar.
Sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai dengan baik dan
maksimal.
Peningkatan Motivasi Dan..., Chintya Anggun Harindi, FKIP, UMP, 2012
11
Dalam suatu proses belajar mengajar, guru menghadapi banyak
siswa. Masing-masing siswa memiliki karakteristik dan motivasi belajar
yang berbeda-beda. Sardiman (2011: 83) motivasi yang ada pada setiap
orang itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1) Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam
waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).
2) Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak
memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin
(tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya).
3) Menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah “untuk
orang dewasa (misalnya masalah pembangunan agama, politik,
ekonomi, keadilan, pembrantasan korupsi, penentang terhadap
setiap tindak kriminal, amoral, dan sebagainya).
4) Lebih senang belajar mandiri.
5) Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat
mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).
6) Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan
sesuatu).
7) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.
8) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
b. Prinsip-prinsip motivasi belajar
Ada beberapa prinsip motivasi dalam belajar seperti dalam uraian
berikut:
Peningkatan Motivasi Dan..., Chintya Anggun Harindi, FKIP, UMP, 2012
12
1) Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas
belajar.
2) Motivasi intrinsik lebih utama daripada motivasi ekstrinsik dalam
belajar.
3) Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman.
4) Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar.
5) Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar.
6) Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar.
Menurut Djamarah (2011: 157) fungsi motivasi dalam belajar
sebagai berikut:
1) Motivasi sebagai pendorong perbuatan
Motivasi yang berfungsi sebagai pendorong ini mempengaruhi
sikap yang seharusnya anak didik ambil dalam rangka belajar.
2) Motivasi sebagai penggerak perbuatan
Dorongan psikologis yang melahirkan sikap terhadap anak didik itu
merupakan suatu kekuatan yang tak terbendung, yang kemudian
terjelma dalam bentuk gerakan psikofisik.
3) Motivasi sebagai pengarah perbuatan
Anak didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana
perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang
diabaikan.
Peningkatan Motivasi Dan..., Chintya Anggun Harindi, FKIP, UMP, 2012
13
c. Bentuk-bentuk motivasi di sekolah
Di dalam kegiatan belajar-mengajar peranan motivasi baik
intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi,
pelajaran yang mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat
mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan
belajar. Dalam kaitan itu perlu diketahui bahwa cara dan jenis
menumbuhkan motivasi adalah bermacam-macam tetapi untuk
motivasi ekstrinsik kadang-kadang tepat, dan kadang-kadang juga bisa
kurang sesuai. Dalam hal ini guru harus hati-hati dalam menumbuhkan
dan memberi motivasi bagi kegiatan belajar para anak didik. Sebab
mungkin maksudnya memberikan motivasi tetapi justru tidak
menguntungkan perkembangan belajar siswa.
Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi
dalam kegiatan belajar di sekolah (Sardiman, 2011: 92).
1) Memberi angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan
belajarnya. Banyak siswa belajar, yang utama justru untuk
mencapai angka/nilai yang baik. Sehingga siswa biasanya yang
dikejar adalah nilai ulangan atau nilai-nilai pada raport angkanya
baik-baik.
Angka-angka yang baik itu bagi siswa mwrupakan
motivasi yang sangat kuat. Tetapi ada juga, bahkan banyak juga
siswa bekerja atau belajar hanya ingin mengejar pokoknya naik
Peningkatan Motivasi Dan..., Chintya Anggun Harindi, FKIP, UMP, 2012
14
kelas saja. Ini menunjukan motivasi yang dimilikinya kurang
berbobot bila dibandingkan dengan siswa-siswa yang
menginginkan angka baik. Namun demikian semua itu harus
diingat oleh guru bahwa pencapaian angka-angka seperti itu
belum merupakan hasil belajar yang sejati, Hasil belajar yang
bermakna adalah bagaimana cara memberikan angka-angka dapat
dikaitkan dengan Values yang terkandung didalam setiap
pengetahuan yang diajarkan kepada para siswa sehingga tidak
sekedar kognitif saja tetapi juga keterampilan dan efeksinya.
2) Hadiah
Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi
tidaklah selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan,
mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang
dan tidak berbakat untuk sesuatu pekerjaan tersebut. Sebagai
contoh hadiah yang diberikan untuk gambar yang terbaik
mungkin tidak akan menarik bagi seseorang siswa yang tidak
memiliki bakat menggambar.
3) Saingan/kompetisi
Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat
motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik
persaingan individual maupun persaingan kelompok dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa. Memang unsur persaingan
ini banyak dimanfaatkan di dalam dunia industri atau
Peningkatan Motivasi Dan..., Chintya Anggun Harindi, FKIP, UMP, 2012
15
perdagangan, tetapi juga sangat baik digunakan untuk
meningkatkan kegiatan belajar siswa.
4) Ego-involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan
pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga
bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri adalah salah
satu bentuk motivasi yang sangat penting. Seseorang akan
berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang
baik dengan menjaga harga dirinya.
5) Memberi ulangan
Siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan
ada ulangan. Oleh karena itu, memberi ulangan ini juga
merupakan sarana motivasi. Tetapi yang harus diingat oleh guru,
adalah jangan terlalu sering karena bisa membosankan dan
bersifat rutunitas.
6) Mengetahui hasil
Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi
kemajuan, akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar.
Semakin mengetahui bahwa grafik hasil belajar meningkat, maka
ada motivasi pada diri siswa untuk terus belajar, dengan suatu
harapan hasilnya terus meningkat.
Peningkatan Motivasi Dan..., Chintya Anggun Harindi, FKIP, UMP, 2012
16
7) Pujian
Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil
menyelesaikan tugas dengan baik, perlu diberikan pujian. Pujian
ini adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus
merupakan motivasi yang baik. Oleh karena itu, supaya pujian ini
merupakan motivasi yang baik.
8) Hukuman
Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau
diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh
karena itu guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian
hukuman.
9) Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan, ada
maksud untuk belajar. Hal ini akan lebih baik, bila dibandingkan
segala sesuatu kegiatan yang tanpa maksud. Hasrat untuk belajar
berarti pada diri anak didik itu memang ada motivasi untuk
belajar, sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik.
10) Minat
Motivasi sangat erat hubungannya dengan unsur minat.
Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat
sehingga tetaplah kalau minat merupakan alat motivasi yang
pokok. Proses belajar itu akan berjalan lancar kalau disertai
dengan minat.
Peningkatan Motivasi Dan..., Chintya Anggun Harindi, FKIP, UMP, 2012
17
11) Tujuan yang diakui
Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa,
akan merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan
memahami tujuan yang harus dicapai, karena dirasa sangat
berguna dan menguntungkan, maka akan timbul gairah untuk
belajar keras.
d. Karakteristik motivasi belajar
Uno (2011: 23) motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil.
2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.
3. Adanya harapan dan cita–cita masa depan.
4. Adanya penghargaan dalam belajar.
5. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.
6. Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga
memungkinkan seseorang seseorang siswa dapat belajar dengan
baik.
e. Karakteristik individu yang motivasi berprestasi tinggi
Djalli (2008: 109) individu yang memiliki karakteristik
motivasi berprestasi tinggi sebagai berikut :
1. Situasi atau tugas yang menurut tanggungjawab pribadi atas hasil–
hasilnya dan bukan atas dasar untung–untungan, nasib, menyukai
atau kebetulan.
Peningkatan Motivasi Dan..., Chintya Anggun Harindi, FKIP, UMP, 2012
18
2. Memilih tujuan yang realistis tetapi menantang dari tujuan yang
terlalu mudah dicapai atau terlalu besar resikonya.
3. Mencari situasi atau pekerjaan di mana ia memperoleh umpan balik
dengan segera dan nyata untuk menentukan baik atau tidaknya
hasil pekerjaannya.
4. Senang bekerja sendiri dan bersaing untuk menanggulangi orang
lain.
5. Mampu menangguhkan pemuasan keinginaannya demi masa depan
yang lebih baik.
6. Tidak tergugah untuk sekedar mendapatkan uang, status, atau
keuntungan lainnya, ia akan mencarinya apabila hal–hal tersebut
merupakan lambing prestasi, suatu ukuran keberhasilan.
2. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie.
Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti
“hasil usaha”. Istilah “prestasi belajar” berbeda dengan “hasil belajar”
(learning outcome). Menurut Arifin (2009: 12), prestasi belajar
merupakan suatu masalah yang bersifat perennial dalam sejarah
kehidupan manusia, karena sepanjang rentang kehidupannya manusia
selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-
masing. Menurut Sardiman (2011: 46), prestasi adalah kemampuan
nyata yang merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang
Peningkatan Motivasi Dan..., Chintya Anggun Harindi, FKIP, UMP, 2012
19
mempengaruhi baik dari dalam maupun dari luar individu dalam
belajar. Sedangkan menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (1996:
186), prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan
dan sebagainya). Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah
dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok.
Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak
melakukan kegiatan (Hamdani 2011: 137).
Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa prestasi merupakan kemampuan nyata yang merupakan suatu
hasil yang telah dicapai sebagai bukti usaha yang telah dilakukan.
Untuk memperoleh pengertian yang obyektif tentang belajar
terutama belajar di sekolah, akan dikemukakan pendapat beberapa
ahli. Djamarah, belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang
menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya. (Slameto, Djamarah: 13)
Dari beberapa pengertian belajar dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
Peningkatan Motivasi Dan..., Chintya Anggun Harindi, FKIP, UMP, 2012
20
memperoleh adanya perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman
individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya.
Ciri-ciri belajar meliputi:
1) Perubahan yang terjadi secara sadar.
2) Perubahan dalam belajar bersifat fungsional.
3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif.
4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara.
5) Perubahan dalam bertujuan atau terarah.
6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.
Dari pengertian prestasi belajar di atas dapat diambil
kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dapat dicapai
oleh seseorang setelah melakukan kegiatan belajar mengajar dalam
kurun waktu tertentu yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam
pengetahuan, ketrampilan, dan nilai sikap. Seseorang siswa yang telah
melakukan kegiatan belajar tersebut dengan menggunakan suatu alat
evaluasi.
b. Fungsi utama prestasi belajar menurut Arifin (2009: 12):
1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas pengetahuan yang telah
dikuasai peserta didik.
2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Para
ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai tendensi
keingintahuan (couriosity) dan merupakan kebutuhan umum
manusia.
Peningkatan Motivasi Dan..., Chintya Anggun Harindi, FKIP, UMP, 2012
21
3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.
Asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi
peserta didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi,
dan berperan sebagai umpan balik (feedback) dalam meningkatkan
mutu pendidikan.
4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu
institusi pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi
belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas suara
institusi pendidikan. Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan
relevan dengan kebutuhan masyarakat dan anak didik. Indikator
ekstern dalam arti bahwa tingkat rendahnya prestasi belajar dapat
dijadikan indikator tingkat kesuksesan peserta didik di masyarakat.
Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan relevan pula dengan
kebutuhan masyarakat.
5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan)
peserta didik. Dalam proses pembelajaran, peserta didik menjadi
fokus utama yang harus diperhatikan, karena peserta didiklah yang
diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran.
c. Indikator Prestasi Belajar
Pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah
psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar
siswa. Kunci pokok umtuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar
siswa sebagaimana yang terurai adalah mengetahui garis-garis besar
Peningkatan Motivasi Dan..., Chintya Anggun Harindi, FKIP, UMP, 2012
22
indikator (penunjuk adanya prestasi tertentu) dikaitkan dengan jenis
prestasi yang hendak diungkapkan atau diukur.
d. Prinsip-Prinsip Pengukuran Prestasi Belajar
Prestasi belajar dapat diukur melalui tes yang sering dikenal
dengan tes prestasi belajar. Menurut Gronlun didalam Azwar (2010:
18-21) merumuskan beberapa prinsip dasar dalam pengukuran prestasi
belajar sebagai berikut:
1) Tes Prestasi harus mengukur hasil belajar yang telah dibatasi secara
jelas sesuai dengan tujuan instruksional.
Prinsip ini menjadi langkah pertama dalam menyusun tes prestasi
belajar, yaitu langkah pembatasan tujuan ukur. Identifikasi dan
pembatasan tujuan ukur harus bersumber dan mengacu pada tujuan
instruksional yang telah di gariskan bagi suatu program.
2) Tes Prestasi harus mengukur suatu sampel yang representatif dari
hasil belajar dan materi yang dicakup oleh program instruksional
atau pengajaran.
Maksud sampel hasil belajar dalam hal ini adalah perwujudan soal
tes dalam bentuk aitem-aitem yang mewakili kesemua pertanyaan
mengenai materi pelajaran yang secara teoritik mungkin ditulis.
Untuk dapat dikatakan mengukur hasil belajar materi pelajaran
secara keseluruhan, sampel pertanyaan yang termuat dalam tes
harus representatif yakni harus menanyakan semua bagian materi
yang dicakup oleh suatu program secara proporsional.
Peningkatan Motivasi Dan..., Chintya Anggun Harindi, FKIP, UMP, 2012
23
3) Tes Prestasi harus berisi aitem-aitem dengan tipe yang paling
cocok guna mengukur hasil belajar yang diinginkan.
Hasil belajar yang hendak diukur akan menentukan tipe perilaku
yang harus diterima sebagai bukti tercapainya tujuan instruksional
yang telah ditetapkan. Tujuan pengukuran prestasi belajar adalah
pengungkapkan proses mental atau kompetensi tingkat tinggi guna
pemecahan masalah maka dapat dipilih tipe aitem esai, atau tipe
pilihan ganda.
4) Tes Prestasi harus dirancang sedemikian rupa agar sesuai dengan
tujuan penggunaan hasilnya.
Dalam hal ini perhatian lebih ditunjukan pada respon atau
jawabannya yang diberikan siswa pada aitem-aitem tertentu
sedangkan skor keseluruhan menjadi berkurang penting
peranannya. Pusat perhatian akan tertuju pada kesalahan-kesalahan
yang biasa dilakukan oleh siswa dan bukan pada usaha membuat
aitem guna mengukur efektivitas program pengajaran. Karena tes
seperti ini tujuan utamanya adalah untuk mendeteksi masalah-
masalah kesukaran belajar maka taraf kesukaran aitem-aitemnya
pun dibuat rendah.
5) Reliabilitas tes prestasi harus diusahakan setinggi mungkin dan
hasil ukuranya harus ditafsirkan dengan hati-hati.
Informasi mengenai reliabilitas suatu tes haruslah menjadi salah
satu pertimbangan penting dalam melakukan interprestasi hasil
Peningkatan Motivasi Dan..., Chintya Anggun Harindi, FKIP, UMP, 2012
24
ukur tes yang bersangkutan. Untuk itulah, biasanya selain adanya
laporan mengenai koefisien relibilitas setiap tes perlu juga
dilengkapi dengan laporan besarnya eror standar dalam
pengukuran.
6) Tes Prestasi harus dapat digunakan untuk meningkatkan belajar
pada anak didik.
Bahwasanya tujuan utama pengukuran prestasi belajar, baik
formatif maupun sumatif, adalah membantu mereka dalam belajar
haruslah dapat dikomunikasikan kepada para siswa. Bila para siswa
telah dapat memandang tes sebagai sarana yang menolong mereka,
di samping sebagai dasar pemberian angka atau nilai rapot, maka
fungsi tes sebagai motivator dan pengarah dalam belajar telaah
tercapai.
e. Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa
sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa
faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, (Slameto, 2010: 54) antara
lain:
1) Faktor Intern
Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri
individu itu sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam
faktor intern yaitu:
Peningkatan Motivasi Dan..., Chintya Anggun Harindi, FKIP, UMP, 2012
25
a) Kecerdasan atau Inteligensi
Kecerdasan adalah kecakapan yang terdiri dari tiga
jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan
ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif,
mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak
secara efektif mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan
cepat. Inteligensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan
belajar. Oleh karena itu jelas bahwa faktor intelegensi
merupakan suatu hal yang tidak diabaikan dalam kegiatan
belajar mengajar.
b) Bakat
Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki
seseorang sebagai kecakapan pembawaan. Dalam proses
belajar terutama belajat keterampilan, bakat memegang
peranan penting dalam mencapai suatu hasil akan prestasi
yang baik. Apalagi seorang guru atau orang tua memaksa
anaknya untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan
bakatnya maka akan merusak keinginan anak tersebut.
c) Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Minat
besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan
pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa,
Peningkatan Motivasi Dan..., Chintya Anggun Harindi, FKIP, UMP, 2012
26
siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak
ada daya tarik baginya. Sedangkan bahan pelajaran yang
menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari dan disimpan,
karena minat menambah kegiatan belajar.
d) Motivasi
Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting
karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong
keadaan siswa untuk melakukan belajar. Dalam
perkembangannya motivasi dapat dibedakan menjadi dua
macam yaitu (a) motivasi instrinsik dan (b) motivasi
ekstrinsik. Motivasi instrinsik dimaksudkan dengan motivasi
yang bersumber dari dalam diri seseorang yang atas dasarnya
kesadaran sendiri untuk melakukan sesuatu pekerjaan belajar.
Sedangkan motivasi ekstrinsik dimaksudkan dengan motivasi
yang datangnya dari luar diri seseorang siswa yang
menyebabkan siswa tersebut melakukan kegiatan belajar.
Dalam memberikan motivasi seorang guru harus
berusaha dengan segala kemampuan yang ada untuk
mengarahkan perhatian siswa kepada sasaran tertentu.
Dengan adanya dorongan ini dalam diri siswa akan timbul
inisiatif dengan alasan mengapa ia menekuni pelajaran.
Untuk membangkitkan motivasi kepada mereka, supaya
Peningkatan Motivasi Dan..., Chintya Anggun Harindi, FKIP, UMP, 2012
27
dapat melakukan kegiatan belajar dengan kehendak sendiri
dan belajar secara aktif.
2) Faktor Ekstern
Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa
yaitu:
a) Keadaan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam
masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan.
Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama.
Keluarga yang sehat besar artinya untuk pendidikan kecil,
tetapi bersifat menentukan dalam ukuran besar yaitu
pendidikan bangsa, negara dan dunia.
Oleh karena itu orang tua hendaknya menyadari bahwa
pendidikan dimulai dari keluarga. Sedangkan sekolah
merupakan pendidikan lanjutan. Peralihan pendidikan
informal ke lembaga-lembaga formal memerlukan kerjasama
yang baik antara orang tua dan guru sebagai pendidik dalam
usaha meningkatkan hasil belajar anak. Jalan kerjasama yang
perlu ditingkatkan, dimana orang tua harus menaruh
perhatian yang serius tentang cara belajar anak di rumah.
Perhatian orang tua dapat memberikan dorongan dan
motivasi sehingga anak dapat belajar dengan tekun. Karena
Peningkatan Motivasi Dan..., Chintya Anggun Harindi, FKIP, UMP, 2012
28
anak memerlukan waktu, tempat dan keadaan yang baik
untuk belajar.
b) Keadaan Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal
pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan
belajar siswa, karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat
mendorong untuk belajar yang lebih giat. Keadaan sekolah
ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan
siswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara
guru dan siswa kurang baik akan mempengaruhi hasil-hasil
belajarnya. Oleh sebab itu, guru harus dituntut untuk
menguasai bahan pelajaran yang disajikan, dan memiliki
metode yang tepat dalam mengajar
c) Lingkungan Masyarakat
Lingkungan masyarakat juga merupakan salah satu
faktor yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar
siswa dalm proses pelaksanaan pendidikan. Karena
lingkungan alam sekitar sangat besar pengaruhnya terhadap
perkembangan pribadi anak, sebab dalam kehidupan sehari-
hari anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan
dimana anak itu berada. Apabila anak-anak yang sebaya
merupakan anak-anak yang rajin belajar, maka anak akan
terangsang untuk mengikuti jejak mereka. Sebaliknya bila
Peningkatan Motivasi Dan..., Chintya Anggun Harindi, FKIP, UMP, 2012
29
anak-anak disekitarnya merupakan kumpulan anak-anak
nakal yang berkeliaran tidak menentu anakpun dapat
terpengaruh pula.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar dapat timbul dari dalam diri
maupun luar. Lingkungan membentuk kepribadian anak,
karena dalam pergaulan sehari-hari seorang anak akan selalu
menyesuaikan dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan
lingkungannya. Oleh karena itu, apabila seorang siswa
bertempat tinggal di suatu lingkungan temannya yang rajin
belajar maka kemungkinan besar hal tersebut akan membawa
pengaruh pada dirinya, sehingga ia akan turut belajar
sebagaimana temannya. Tapi sebaliknya jika lingkungan
tempat tinggalnya anak pemalas, maka anak tersebut akan
terpengaruh malas juga.
3. Metode Pembelajaran Talking Stick
a. Pengertian metode Talking Stick
Metode pembelajaran talking stick merupakan salah satu
model pembelajaran yang dapat digunakan untuk semua mata
pelajaran dan semua tingkatan usia anak didik. Dalam hal ini
pembelajaran kooperatif sagat banyak macamnya, diantaranya
adalah Team Games Tournament (TGT), Student Teams
Peningkatan Motivasi Dan..., Chintya Anggun Harindi, FKIP, UMP, 2012
30
Achievement Devisuont (STAD) Jigsaw, Make a Match, Role
Playing, Snowball Throwing dan lain sebagainya.
Metode pembelajaran talking stick selain bisa digunakan
untuk semua mata pelajaran, metode ini didalam belajar tidak hanya
berbentuk kelompok seperti model-model Team Games Tournament
(TGT), Student Teams Achievement Devisuont (STAD) Jigsaw,
Make a Match, Role Playing, Snowball Throwing akan tetapi dalam
metode talking stick ini bisa secara individual juga secara kelompok
dalam mengukur kemampuan siswa dalam menyerap materi yang
disampaikan. Dalam hal ini metode talking stick jauh lebih
mengaktifkan siswa pada saat pembelajaran berlangsung sehingga
hasil belajarnya meningkat.
Metode pembelajaran talking stick adalah metode yang
dipergunakan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran yang
diinginkan dan untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi
yang disampaikan guru dengan menggunakan sebuah tongkat
sebagai medianya. Pembelajaran dengan metode talking stick
mendorong peserta didik untuk berani mengemukakan pendapat.
Pembelajaran dengan metode talking stick diawali oleh penjelasan
guru mengenai materi pokok yang akan dipelajari. (Suprijono: 2010)
Kelebihan dan kelemahan metode Talking Stick:
Kelebilah metode Talking Stick:
1) Menguji kesiapan siswa.
Peningkatan Motivasi Dan..., Chintya Anggun Harindi, FKIP, UMP, 2012
31
2) Menumbuhkan partisipasi siswa selama pelajaran.
3) Meningkatkan kreativitas siswa secara fisik, material, intelektual
dan emosional.
4) Terwujud pembelajaran yang menyenagkan karena ada unsur
bermain.
5) Melatih siswa berani berbicara di depan siswa lain.
6) Melatih membaca dan memahami dengan cepat.
7) Agar lebih giat belajarnya.
Kekurangan metode Talking Stick
1) Kelas menjadi ramai karena aktivitas siswa yang dapat
mengganggu kelas lain yang bersebelahan.
2) Membuat siswa senam jantung.
3) Diperlukan strategi dan persiapan waktu yang cermat.
b. Langkah-langkah metode
Adapun langkah-langkah metode pembelajaran talking
stick menurut (Tanireja, 2011)
1) Guru menyiapkan sebuah tongkat.
2) Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari,
kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk
membaca dan mempelajari materi.
3) Setelah selesai membaca materi/buku pelajaran dan
mempelajarinya, siswa menutup bukunya.
Peningkatan Motivasi Dan..., Chintya Anggun Harindi, FKIP, UMP, 2012
32
4) Guru mengambil tongkat dan memberikan pertanyaan dan
siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya,
demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat
bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru.
5) Guru memberikan kesimpulan.
6) Evaluasi.
7) Penutup.
c. Media Pembelajaran
1) Pengertian Media
Media berasal dari bahasa latin, yaitu bentuk jamak
dari “medium” yang secara harfiah berarti perantara atau
pengantar. Makna umumnya adalah segala sesuatu yang
dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada
penerima informasi. Association for Educational
Communication and Teknology (AECT) mengatakan bahwa
media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan
orang untuk menyalurkan pesan (Solihatin dan Raharjo,
2009:22-23), media pembelajaran sifatnya lebih
mengkhusus, maksudnya media pendidikan yang secara
khusus digunakan untuk mencapai tujuan belajar tertentu
yang telah dirumuskan secara khusus.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa media
adalah alat bantu belajar yang digunakan guru untuk
Peningkatan Motivasi Dan..., Chintya Anggun Harindi, FKIP, UMP, 2012
33
mempermudah dalam menyampaikan materi sehingga dapat
meningkatkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor
peserta didik dalam pembelajaran guna mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
Secara umum, manfaat media dalam proses
pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru
dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaranakan lebih
efektif dan efisien. Menurut Keemp dan Dayton (Solihatin
dan Raharjo, 2009:23-24) mengidentifikasi beberapa
manfaat media dalam pembelajaran:
a) Menyampaikan materi dapat diseragamkan
b) Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik
c) Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif
d) Efisiensi dalam waktu dan tenaga
e) Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa
f) Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan
di mana saja dan kapan saja
g) Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa
terhadap materi dan proses belajar
h) Mengubah peran guru kearah yang lebih positif dan
produktif.
2) Media pembelajaran materi perjuangan mempersiapkan
proklamasi kemerdekaan Indonesia
Peningkatan Motivasi Dan..., Chintya Anggun Harindi, FKIP, UMP, 2012
34
Dalam proses kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan di kelas, guru lebih sering menyampaikan materi
dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab,
metode tersebut sering sekali digunakan guru dalam
mengajar tapi dapat membuat jenuh dan bosan siswa, serta
membuat siswa tidak mendengarkan penjelasan guru. Oleh
sebab itu, guru harus dapat menciptakan metode
pembelajaran yang menyenangkan agar peserta didik lebih
kreatif.
Dengan pembelajaran kooperatif penggunaan media
gambar yang digunakan guru dan peserta didik dalam
proses kegiatan belajar mengajar dapat membuat peserta
didik lebih aktif dan tidak membosankan karena lebih
menarik. Gambar yang digunakan yaitu gambar tokoh-
tokoh perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia
seperti Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Sayuti Melik, Mr.
Moh. Yamin dan lain sebagainya. Media dapat juga berupa
bagan-bagan atau skema. Media ini sangat membantu siswa
dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru.
Sebagai alat peraga tongkat permainan ini
merupakan alat yang efektif untuk peserta didik yang
bertujuan agar pengetahuan dan pemahaman peserta didik
bertambah. Pada media tongkat permainan ini, dapat berupa
Peningkatan Motivasi Dan..., Chintya Anggun Harindi, FKIP, UMP, 2012
35
sebuah tongkat yang berkeliling diiringi dengan lagu,
kemudian jika lagu berhenti dan tongkat berada pada salah
satu anak maka anak tersebut akan diberikan soal dan
pertanyaan, yang nantinya kegiatan permainan tongkat ini
digunakan sebagai hasil proses evaluasi peserta didik.
Dengan media permainan tongkat ini dapat membuat
peserta didik berpikir lebih kreatif.
4. Mata Pelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial)
a. Pengertian IPS
Menurut Sapriya (2009:7) mengartikan bahwa mata pelajaran
IPS merupakan sebuah nama mata pelajaran integrasi dari mata
pelajaran sejarah, geografi, dan ekonomi serta mata pelajaran ilmu
sosial lainnya.
Ilmu Pengetahuan sosial (IPS) merupakan salah satu mata
pelajaran yang diberikan di tingkat SD/MI/SDLB. IPS mengkaji
seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan
dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI, mata pelajaran IPS memuat
materi geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi. Mata pelajaran IPS
disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses
pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam
kehidupan di masyarakat. Pada jenjang SD/MI, mata pelajaran IPS
memuat materi geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi. Melalui
mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi
Peningkatan Motivasi Dan..., Chintya Anggun Harindi, FKIP, UMP, 2012
36
warga masyarakat yang dapat menghargai nilai-nilai sosial,
bertanggung jawab, mencintai lingkungan alam, dan menjadi warga
dunia yang cinta damai.
b. Fungsi dan Tujuan IPS
Melalui mata pelajaran IPS peserta didik diarahkan untuk
dapat menjadi warga masyarakat yang menghargai nilai-nilai sosial,
bertanggung jawab, mencintai lingkungan alam, dan menjadi warga
dunia yang cinta damai. Oleh karena itu, mata pelajaran IPS
dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan
kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam
memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Mempelajari IPS
berarti mempelajari berbagai konsep dan proses yang berhubungan
dengan IPS. Proses IPS dapat dijabarkan ke dalam ketrampilan
berpikir atau ketrampilan dasar. Dalam mata pelajaran IPS, siswa
secara bertahap dibimbing agar memiliki ketrampilan dasar IPS yang
digunakan untuk mengenal dan memahami berbagai konsep IPS.
Menurut Solihatin dan Raharjo (2009:15), pada dasarnya
tujuan dari IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal
kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai
dengan bakat, minat, kemampuan, dan lingkungannya, serta berbagai
bekal bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi.
Peningkatan Motivasi Dan..., Chintya Anggun Harindi, FKIP, UMP, 2012
37
Menurut Rosdijati, dkk (2010:59-60) untuk mengacu kepada
tujuan pembelajaran IPS yang tercantum di dalam Standar isi dan
dan Standar Kompetensi Lulusan, maka pembelajaran IPS dilakukan
agar peserta didik dapat mencapai kompetensi-kompetensi berikut:
1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat dan lingkungannya.
2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa
ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan ketrampilan
dalam kehidupan sosial.
3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial
dan kemanusiaan.
4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan
berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal,
nasional, dan global.
Walau Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) memiliki tujuan yang
mulia, kualitas pembelajaran IPS sering kali jauh dari harapan. Para
guru menghadapi masalah klasik, seperti rendahnya prestasi siswa
serta kurangnya motivasi atau keinginan terhadap pelajaran IPS di
sekolah. Hal ini terjadi karena para siswa umumnya menganggap
pelajaran IPS adalah pelajaran yang susah dikarenakan banyak
materi yang harus dihafalkan, sehingga menyebabkan hasil belajar
siswa terhadap pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) mendapat
nilai yang rendah.
Peningkatan Motivasi Dan..., Chintya Anggun Harindi, FKIP, UMP, 2012
38
c. Materi perjuanga mempersiapkan proklamasi kemerdekaan
PETA KONSEP
Gambar 2.1 Peta Konsep Materi IPS
Standar kompetensi: Menghargai jasa dan peranan tokoh
perjuangan dalam memproklamasikan kemerdekaan. Kompetensi
dasar: perjuangan mempersiapkan proklamasi kemerdekaan.
Indikator: 1) Menceritakan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi
di sekitar proklamasi. (Peristiwa Rengasdengklok, penyusunan teks
proklamasi, detik detik proklamasi kemerdekaan). 2) Menjelaskan
peranan BPUPKI dan PPKI dalam perumusan dasar negara dan
UUD 1945. 3) Membuat garis waktu tentang tahapan peristiwa
menjelang proklamasi. 4) Membuat riwayat singkat/ringkasan
tentang tokoh-tokoh penting dalam peristiwa proklamasi.
PERJUANGAN MEMPERSIAPKAN PROKLAMASI
KEMERDEKAAN
Pembentukan
BPUPKI
Perumusan Dasar
Negara Indonesia dan
UUD
Pembentukan PPKI
Menyerahnya Jepang pada
Sekutu
Persiapan Proklamasi
Kemerdekaan oleh para Pemuda
Peristiwa Rengasdengklok
Penyusunan Naskah Proklamasi
Detik-Detik Proklamasi
Usaha-Usaha
Mempersiapkan
Kemerdekaan Indonesia
Peranan Tokoh-Tokoh
yang Berjuang pada Masa
Persiapan Kemerdekaan
Menghargai Jasa
para Pejuang
Kemerdekaan
Peristiwa
Sebelum
Proklamasi
Peningkatan Motivasi Dan..., Chintya Anggun Harindi, FKIP, UMP, 2012
39
Salah satu persiapan yang harus dilakukan untuk
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia adalah menyusun
naskah proklamasi. Beberapa tokoh terlibat dalam menyusun naskah
tersebut, dan yang bertugas mengetik naskah proklamasi yaitu Sayuti
Melik. (Tim Bina IPS 2010:117).
I. Usaha-usaha Mempersiapkan kemerdekaan Indonesia
1. Pembentukan BPUPKI
Persiapan kemerdekaan dilakukan dengan
membentuk suatu badan penyidik. Pada tanggal 29 April
1945, Jepang membentuk BPUPKI. Tugas BPUPKI adalah
menyelidiki dan mengumpulkan bahan-bahan yang
diperlukan untuk mendirikan sebuah negara merdeka.
Anggotanya terdiri atas wakil-wakil seluruh rakyat
Indonesia. Ketuanya dijabat oleh Radjiman
Widyodiningrat, Raden Panji Suroso diangkat sebagai
sekertaris yang dibantu oleh Toyohito Matsuda dan Mr. A.
G. Pringgadigo. Sidang BPUPKI pertama pada tanggal 29
Mei-1 Juni 1945 di gedung Tjuo Sangi In, Jakarta yang
dihadiri oleh Jendral Itagaki dan Jendral Nagano dari
Jepang.
2. Perumusan Dasar Negara Indonesia dan UUD
Persidangan BPUPKI untuk merumuskan UUD
diawali dengan pembahasan mengenai dasar negara
Peningkatan Motivasi Dan..., Chintya Anggun Harindi, FKIP, UMP, 2012
40
Indonesia. Untuk perumusan dasar negara, BPUPKI
membentuk panitia perumus yang terdiri atas 9 orang
(Panitia 9), yaitu Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Mr. Moh.
Yamin, Mr. Ahmad Subarjo, Mr. A.A. Maramis, Abdul
Kahar Muzakir, Wachid Hasyim, H. Agus Salim, dan
Abikusno Cokrosuyono. Panitia 9 melakukan siding di
Jakarta dan menghasilkan Piagam Jakarta (Jakarta Charter)
tanggal 22 Juni 1945. Piagam Jakarta memuat rumus dasar
negara yang berbunyi sebagai berikut:
a. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat
Islam bagi pemeluk-pemeluknya.
b. Kemanusiaan yang beradab.
c. Persatuan Indonesia.
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaa
dan permusyawaratan/perwakilan.
e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
3. Pembentukan PPKI
Setelah BPUPKI menyelesaikan tugas-tugasnya,
maka pada tanggal 7 Agustus 1945, pihak Jepang
membentuk Dokuritsu Junbi Linkai (Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia atau PPKI) sebagai pengganti
BPUPKI. Setelah dibentuk, PPKI melakukan beberapa kali
siding. Pada siding PPKI tanggal 18 Agustus berhasil
Peningkatan Motivasi Dan..., Chintya Anggun Harindi, FKIP, UMP, 2012
41
mengesahkan Rancangan Pembukaan UUD Negara
Indonesia, memilih dan mengangkat presiden dan wakil
presiden, serta membentuk Komite Nasional untuk
membantu kerja presiden dan wakil presiden.
II. Peristiwa Sebelum Proklamasi
1. Menyerahnya Jepang pada Sekutu
Jepang menyerah kalah kepada Sekutu pada tanggal
14 Agustus 1945. Bangsa Indonesia segera bertindak cepat.
Para pejuang kemerdekaan Indonesia segera menyiapkan
proklamasi kemerdekaan.
2. Persiapan Proklamasi Kemerdekaan oleh Para Pemuda
Setelah menerima berita menyerahnya Jepang
kepada Sekutu, mereka segera bertindak, rapat-rapat kilat
dan rahasia diadakan sejak tanggal 15 Agustus 1945 malam
hari. Pukul 20.00, mereka rapat di Jln. Pegangsaan Timur
No. 56, Jakarta yang dipimpin oleh Chaerul Shaleh. Hasil
rapat memutuskan bahwa Bung Karno dan Bung Hatta
harus dibawa ke luar Jakarta untuk dipaksa untuk
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
3. Peristiwa Rengasdengklok
Pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 04.00 pagi,
dengan sebuah mobil, utusan para pemuda Chaerul Saleh, J.
Kunto, dan Dr. Muwardi berangkat dari Jln. Cikini No. 71
Peningkatan Motivasi Dan..., Chintya Anggun Harindi, FKIP, UMP, 2012
42
ke Jln. Pegangsaan Timur No. 56 untuk menjemput Bung
karno. Rombongan Bung Karno dan Bung Hatta menuju
markas besar pasukan Peta di Rengasdengklok. Mereka
sepakat untuk menyusun teks proklamasi kemerdekaan.
Namun, teks proklamasi harus ditandatangani di Jakarta.
Pada pukul 22.00 tanggal 16 Agustus 1945, mereka
kembali ke Jakarta.
4. Penyusunan Naskah Proklamasi
Pada tanggal 17 Agustus 1945, naskah proklamasi
mulai disusun. Beberapa orang mengusulkan susunan isi
naskah, termasuk Bung Karno. Setelah dilakukan
perubahan dan perbaikan, naskah proklamasi disetujui.
Sayuti Melik kemudian mengetik naskah proklamasi.
Menjelang pagi, naskah proklamasi selesai disusun. Bung
Karno dan Bung Hatta menandatangani naskah atas nama
bangsa Indonesia.
5. Detik-detik Proklamasi
Pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 Bung
Karno membaca teks proklamasi kemerdekaan Indonesia di
Jln. Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta. Bung Karno
didampingi Bung Hatta. Saat itu dikibarkan bendera merah
putih yang dijahit oleh Ibu Fatmawati.
Peningkatan Motivasi Dan..., Chintya Anggun Harindi, FKIP, UMP, 2012
43
III. Peranan Tokoh-tokoh yang Berjuang pada Masa Persiapan
Kemerdekaan
1. Ir. Soekarno sebagai salah satu tokoh pendiri Partai
Nasional Indonesia (PNI) dan Pusat Tenaga Rakyat (Putera)
berjuang dengan gigih untuk kemerdekaan Indonesia.
2. Drs. Mohammad Hatta bersama-sama dengan Ir. Soekarno
mempersiapkan proklamasi kemerdekaan Indonesia.
3. Fatmawati sebagai istri Ir. Soekarno mendampingi
suaminya dalam berjuang melawan penjajah. Fatmawati
turut memperjuangkan nasib kaum wanita.
4. Sutan Syahrir dalam mempesiapkan kemerdekaan yaitu ikut
aktif bersama para pemuda revolusioner.
5. Sukarni dalam mempersiapkan kemerdekaan antara lain
mendesak Bung Karno dan Bung Hatta untuk segera
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
6. Laksamana Tadashi Maeda
7. Mr. Ahmad Subarjo berperan dalam melakukan
perundingan dengan tokoh pemuda yang membawa Bung
Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok.
IV. Menghargai Jasa Para Pejuang kemerdekaan
Seorang pahlawan mendahulukan kepentingan bangsa
dan Negara. Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa dan
perjuangan para pahlawan, maka bangsa Indonesia dapat meraih
kemerdekaan.
Peningkatan Motivasi Dan..., Chintya Anggun Harindi, FKIP, UMP, 2012
44
Berikut ini beberapa cara menghargai jasa para pahlawan
kemerdekaan Indonesia:
1. Mengisi kemerdekaan dengan pembangunan serta belajar
dan bekerja keras.
2. Meneladani sikap kepahlawanan para pejuang dan tokoh
kemerdekaan.
3. Meningkatkan semangat persatuan dan kesatuan.
4. Memberi penghargaan kepada para pejuang dan tokoh
kemerdekaan. Misalnya, berupa gelar atau tanda jasa serta
mengabdikan nama-nama mereka sebagai nama jalan, nama
gedung, dan berbagai sarana penting lainnya.
B. Penelitian Yang Relevan
Metode Talking Stick telah banyak diteliti dan hasilnya dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dibandingkan dengan model pembelajaran
yang lain. Berdasarkan hasil penelitian Tri Okti Wijiani (2011) yang berjudul
“Peningkatan Hasil Belajar PKn Melalui Metode Talking Stick pada Materi
Pengaruh Positif dan Negatif Globalisasi di Lingkungan di Kelas IV SD
Negeri 4 Teluk” disimpulkan bahwa peran aktif siswa dalam pembelajaran
dengan menggunakan metode Talking Stick hasil belajar siswa aspek kognitif
pada siklus I diperoleh nilai rata-rata 60,70 dengan ketuntasan belajar
46,15%, pada siklus II diperoleh nilai rata-rata 86,92 dengan ketuntasan
belajar 100%. Pada hasil belajar aspek afektif pada siklus I diperoleh hasil
penelitian dengan persentase 56,16% dan pada siklus II dengan presentase
Peningkatan Motivasi Dan..., Chintya Anggun Harindi, FKIP, UMP, 2012
45
71,95%. Hasil belajar siswa dalam aspek psikomotor siklus I diperoleh
persentase sebesar 48,74% dan siklus II dengan persentase 69,71%. Dari data
tersebut menunjukan bahwa metode Talking Stick dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas IV A SD Negeri 4 Teluk, Kabupaten Banyumas.
C. Kerangka Berfikir
Berdasarkan hasil observasi peneliti terhadap guru dan siswa kelas V
SD Negeri 1 Klapasawit ditemukan masalah-masalah dalam pembelajaran
IPS khususnya pada saat pembelajaran IPS tentang konsep perjuangan
mempersiapkan proklamasi kemerdekaan. Banyak siswa yang belum
memahami proses perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Hal
ini umumnya dikarenakan minat siswa yang kurang dalam mengikuti proses
belajar mengajar. Kesulitan siswa dalam memahami proses perjuangan
mempersiapkan kemerdekaan Indonesia ini dikarenakan masih banyak siswa
yang tidak berani bertanya pada gurunya pada saat proses pembelajaran
berlangsung, padahal sesungguhnya mereka belum memahami. Selain itu
siswa juga kurang dilibatkan pada saat pembelajaran IPS, terutama pada saat
penggunaan alat peraga.
Selain itu, metode pembelajaran yang digunakan guru juga masih
menggunakan metode ceramah dan tugas. Media pembelajaran untuk
pembelajaran IPS juga masih terbatas. Dengan adanya permasalahan tersebut,
maka peneliti akan melakukan penelitian dengan menerapkan metode Talking
Stick pada pembelajaran IPS mengenai konsep perjuangan mempersiapkan
proklamasi kemerdekaan.
Peningkatan Motivasi Dan..., Chintya Anggun Harindi, FKIP, UMP, 2012
46
Metode ini berupa permainan atau games akademik yang membuat
para siswa menjadi senang dalam mengikuti proses belajar mengajar sehingga
dapat memotivasi siswa untuk tertarik pada mata pelajaran terutama mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), yang nantinya akan meningkatkan
motivasi dan prestasibelajar siswa tersebut.
Gambar 2.2: Kerangka Berfikir Penelitian
Kondisi awal Guru masih
menggunakan
pembelajaran
konvensional
Kurangnya motivasi,
Prestasi belajar siswa
dibawah KKM
Tindakan
Guru dalam
KBM
menggunakan
metode talking
stick (tongkat
pertanyaan)
Siklus I pemberian
materi pokok, kuis/
tongkat
pertanyaan,
menyimpulkan,
evaluasi
Siklus II materi
pokok, kuis/
tongkat pertanyaan,
menyimpulkan,
evaluasi
Kondisi Akhir Melalui pembelajaran metode
talking stick dapat meningkatkan
Motivasi dan prestasi belajar
siswa.
Peningkatan Motivasi Dan..., Chintya Anggun Harindi, FKIP, UMP, 2012
47
Keterangan :
Berdasarkan kerangka berfikir tersebut, dapat diketahui bahwa pada
kondisi awal hasil belajar siswa sangat rendah. Oleh karena itu, perlu adanya
tindakan agar prestasi belajar siswa dapat meningkat salah satu alternatif
tindakan pembelajaran yaitu dengan menggunakan pembelajaran metode
Talking Stick. Guru menyajikan pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
kepada siswa melalui kegiatan belajar mengajar dengan metode Talking Stick
menggunakan media tongkat berbicara/tongkat pertanyaan. Penerapan model
dan media pembelajaran ini menuntut siswa untuk aktif dalam KBM
(Kegiatan Belajar Mengajar), sehingga hasil pembelajarnnya nanti akan
dievaluasi dalam bentuk soal.
Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan dalam sekurang-
kurangnya dua siklus yaitu Siklus I dan Siklus II. Dan tiap siklus terdiri dari
empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Lalu apabila
setelah pelaksanaan Siklus II selesai ternyata permasalahannya belum dapat
teratasi maka akan dilanjutkan pada Siklus III. Dengan melihat karakteristik
dan segala kelebihan yang dimiliki pembelajaran metode talking stick maka
dilakukan tindakan untuk mencoba menerapkan pembelajaran metode talking
stick, dengan harapan dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa, selain itu
guru kelas akan bertambah pengalaman, sikap dan ketrampilan akademiknya.
Akibatnya akan meningkatkan profesionalisme dan kualitas guru. Dari
pembelajaran metode talking stick akan meningkatkan motivasi dan prestasi
belajar siswa.
Peningkatan Motivasi Dan..., Chintya Anggun Harindi, FKIP, UMP, 2012
48
D. Hipotesis Tindakan
Penggunaan metode pembelajaran dan pemilihan model pembelajaran
yang tepat pada pelaksanaan pembelajaran, maka hasil tujuan pembelajaran
akan tercapai dengan baik. Berdasarkan teori dan kerangka berfikir di atas,
maka peneliti mengajukan hipotesis metode Talking Stick dapat
meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) materi perjuangan mempersiapkan proklamasi
kemerdekaan kelas V SD Negeri 1 Klapasawit, Kecamatan Kalimanah,
Kabupaten Purbalingga.
Peningkatan Motivasi Dan..., Chintya Anggun Harindi, FKIP, UMP, 2012
Top Related