7
BAB II
TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Srimindarti (2008) melakukan penelitian tentang Ketepatan Waktu
Pelaporan Keuangan. Hasilnya debt equity ratio atau financial leverage tidak
memiliki pengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan, sedangkan
profitabilitas, ukuran perusahaan, kepemilikan pihak dalam , dan kepemilikan
pihak luar memiliki pengaruh signifikan pada ketepatan waktu pelaporan
keuangan. Penelitian ini menggunakan desain kausal, yaitu hubungan sebab akibat
antara variable dependen dan independen yang diteliti.
Hastutik (2015) dalam penelitiannya tentang Pengaruh Profitabilitas,
Likuiditas, Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan Dan Opini Audit Terhadap
Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Perusahaan. mengungkapkan bahwa
Profitabilitas, likuiditas, struktur kepemilikan, ukuran perusahaan, dan opini audit
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat yaitu ketepatan
waktu pelaporan keuangan pada perusahaan jasa keuangan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2011 β 2013. Penelitian menggunakan uji asumsi klasik, dan
pengujian hipotesis menggunakan linier berganda.
Janros dan Prima (2018) dalam penelitiannya tentang Analisis Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan (Studi pada
Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI) mengungkapkan bahwa leverage
dan ukuran perusahan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan,
sedangkan kepemilikan manajerial, dan profitabilitas tidak berpengaruh terhadap
8
ketepatan waktu pelaporan keuangan. Desain penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah desain kausal, desain ini digunakan untuk penelitian yang
memiliki hubungan sebab akibat antara variable dependen dan variable
independen yang diteliti.
Riswan dan Tri (2015) melakukan penelitian tentang Pengaruh
Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan Debt To Equity Terhadap Ketepatan Waktu
Penyampaian Laporan Keuangan (Studi pada Perusahaan Asuransi yang Terdaftar
di BEI). Menggunkan alat uji hipotesis regresi logistik, hasilnya menunjukkan
bahwa Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, dan Debt To Equity tidak berpengaruh
pada ketepatan waktu pelaporan keuangan.
Disebabkan terdapat hasil yang berbeda dari penelitian terdahulu, maka
dilakukan penelitian kembali mengenai beberapa variabel yang mempengaruhi
ketepan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI.
B. Teori dan Kajian Pustaka
1) Agency Theory
Menurut Alijoyo dan Zainal (2004:6) βAgency Theory menjelaskan tentang
hubungan kontraktual antara pemilik yang mendelegasikan pengambilan
keputusan tertentu (principal/pemilik/pemegang saham) dengan pihak yang
menerima pendelegasian tersebut (agen/direksi/manajemen)β. Sedangkan menurut
Jensen dan Meckling (1976:5) mendefinisikan hubungan keagenan sebagai suatu
kontrak dimana satu orang atau lebih (principal/pemilik) melibatkan orang lain
9
(agen) untuk melakukan layanan tertentu demi kepentingan principal yang
melibatkan pendelegasian beberapa kewenangan pengambilan keputusan kepada
agen.
Agency Theory juga mengimplikasikan terdapat asimetri informasi antara
manajer sebagai pihak agen dan pemilik sebagai principal. Adanya informasi yang
disampaikan secara tepat waktu melalui penyampaian laporan keuangan maka
para pengguna laporan keuangan dapat menggunakannya sebagai acuan dalam
pembuatan keputusan ekonomi, khususnya dalam berinvestasi dipasar modal. Hal
tersebut tentunya dapat mengurangi permasalahan antara agen dan juga principal,
karena dengan menyampaikan laporan keuangannya secara tepat waktu maka
Asymetric information tidak akan terjadi. Oleh karenanya untuk mengurangi
adanya agency problems serta asymmetric informasi yang ada diperlukan adanya
regulasi atau peraturan-peraturan yang mewajibkan perusahaan yang telah go
public untuk menyampaikan laporan keuangannya secara tepat waktu, mekanisme
pengawasan yang dapat mensejajarkan kepentingan-kepentingan kedua belah
pihak melalui pengikatan agent, pemeriksaan laporan keuangan, dan pembatasan
terhadap pengambilan keputusan oleh manajemen juga diperlukan dalam menekan
terjadinya asymmetric information.
2) Pelaporan Keuangan
Pelaporan keuangan adalah laporan keuangan ditambah dengan informasi
lain yang berhubungan, baik langsung maupun tidak langsung dengan informasi
yang disediakan oleh sistem akuntansi, seperti informasi tentang sumber daya
10
perusahaan, earning, current cost, informasi tentang prospek perusahaan yang
merupakan bagian integral. Sedangkan pelaporan keuangan menurut Baridwan
(1997) dalam Hastutik (2015) yaitu hasil akhir dari suatu proses pencatatan yang
merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama
tahun buku yang bersangkutan. Dalam Standar Akuntansi Keuangan (IAI, 2007)
disebutkan bahwa laporan keuangan merupakan bagian dari pelaporan keuangan.
Laporan keuangan yang lengkapa terdiri dari: Neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Tujuan
laporan keuangan menurut IAI (2007) adalah menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan ekonomi. Sedangkan tujuan pelaporan keuangan menurut Kieso et.al
(2007) adalah untuk memberikan:
a) Informasi yang berguna dalam keputusan investasi dan kredit.
b) Informasi yang berguna dalam menilai prospek arus kas.
c) Informasi mengenai sumberdaya perusahaan, klaim pada sumberdaya
tersebut, dan perubahan dalam sumberdaya tersebut.
3) Ketepatan Waktu (Timelines)
Ketepatan waktu pelaporan keuangan adalah rentang waktu mengumumkan
laporan keuangan tahunan yang telah diaudit kepada publik sejak tanggal tutup
buku perusahaan (31 Desember) sampai tanggal penyerahan ke Bapepam-LK
(Rachmawati, 2008:5). Laporan keuangan yang tepat waktu akan lebih berguna
11
dari pada yang tidak tepat waktu. Setelah informasi yang relevan tersedia lebih
cepat, mampu meningkatkan kapasitasnya untuk mempengaruhi keputusan, dan
kurangnya ketepatan waktu dapat mengurangi informasi dari kegunaannya (Kieso
et.al, 2011).
4) Ukuran Perusahaan
Menurut (Sugiarto, 2009:121 dalam Hastutik,2015) Ukuran perusahaan
merupakan proksi bagi informasi asimetri antara perusahaan dengan pasar.
Ukuran perusahaan memiliki dua peran yaitu mempunyai dampak yang berbeda
pada pengambilan keputusan perusahaan mengenai pendanaan. Peran kedua
dalam ukuran perusahaan yang besar akan sulit mengalami kebangkrutan. Ukuran
perusahaan dapat pula didasarkan pada total nilai aktiva, total penjualan,
kapitalisasi pasar, jumlah tenaga kerja dan lain sebagainya, dengan semakin besar
jumlah atau nilai dari item-item tersebut maka semakin besar pula ukuran
perusahaan tersebut, dengan demikian maka akan semakin banyak modal yang
ditanamkan maka perputaran uang akan semakin besar dan kapitalisasi pasarpun
juga akan semakin besar, dengan begitu maka perusahaan akan semakin dikenal
oleh publik.
πππ’πππ ππππ’π πβπππ = ln π‘ππ‘ππ ππ ππ‘
5) Profitabilitas
Menurut Harahap (2013:304) Rasio profitabilitas menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba melalui semua kemampuan
12
sumber yang ada seperti, kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan,
jumlah cabang, dan sebagainya. Rasio profitabilitas dalam penggunaanya dapat
diukur atau pengukurannya dapat dilakukan dengan menggunakan perbandingan
dari berbagai komponen yang tersaji dalam laporan keuangan. Biasanya dapat
diukur dengan komponen laporan keuangan neraca serta laba rugi. Profitabilitas
dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan rasio Return on Total Asset.
(ROA). Rasio return on total assets (ROA) digunakan untuk mengukur
sejauhmana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih pada tingkat
aset tertentu (Hanafi dan Halim, 2005). Rasio ROA yang tinggi akan
mencerminkan efektifitas manajemen dalam mengelola aset mereka.
π ππ΄ =ππππ ππππ πβ
π‘ππ‘ππ ππ ππ‘
6) Leverage
Leverage keuangan memperlihatkan seberapa besar penggunaan aset serta
sumber dana oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap dengan maksud
meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham (Hilmi dan Ali, 2008).
Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang memiliki komposisi modal yang
lebih besar dari utang yang dimiliki oleh perusahaan tersebut (Harahap,
2013:306). Perusahaan yang tingkat leveragenya tinggi berarti perusahaan
tersebut didanai dari hutang pihak luar untuk membiayai aktifitasnya. Tingginya
tingkat leverage menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki tingkat resiko
keuangan yang tinggi.
13
π·πΈπ =π‘ππ‘ππ π’π‘πππ
π‘ππ‘ππ πππ’ππ‘ππ
7) Likuiditas
Likuiditas mengukur kemampuan jangka pendek perusahaan untuk
membayar kewajiban finansial jangka pendek tepat pada waktunya (Weygandt
et.al, 2008:396). Likuiditas perusahaan dapat ditunjukkan oleh besar kecilnya
asset lancar yaitu aset yang mudah untuk diubah menjadi kas yang meliputi kas,
surat berharga, piutang persediaan. Likuiditas merupakan salah satu faktor yang
nantinya dapat mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan. Rasio Lancar
digunakan untuk mengukur sejauhmana kemampuan perusahaan dalam melunasi
utang jangka pendeknya dengan aktiva lancar yang dimiliki. Rendahnya rasio
lancar dapat menunjukkan resiko likuiditas yang tinggi. (Harahap, 2013:301).
πΆπ =πππ‘ππ£π ππππππ
βπ’π‘πππ ππππππ
C. Pengembangan Hipotesis
1) Hubungan Ukuran Perusahaan dengan Ketepatan Waktu Pelaporan
keuangan.
Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar
kecilnya perusahaan menurut berbagai cara, yaitu : total assets, log size, nilai
pasar saham dan lain-lain (Suwito dan Herawaty, 2005 dalam Nasution, 2009).
Perusahaan besar sering lebih cepat dalam menyampaikan laporan keuangan
karena beberapa alasan. Pertama, perusahaan besar memiliki lebih banyak sumber
14
daya, lebih banyak staf akuntansi dan sistem informasi yang canggih dan memiliki
sistem pengendalian intern yang kuat. Kedua, perusahaan besar mendapat
pengawasan yang lebih dari investor dan regulator serta lebih menjadi sorotan
publik. Secara rinci, perusahaan besar seringkali diikuti oleh sejumlah besar analis
yang selalu mengharapkan informasi yang tepat waktu untuk memperkuat maupun
meninjau kembali harapan-harapan mereka. Perusahaan besar berada di bawah
tekanan untuk mengumumkan laporan keuangannya tepat waktu untuk
menghindari adanya spekulasi dalam perdagangan saham perusahaannya (Owusu-
Ansah, 2000).
H1 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu pelaporan
keuangan.
2) Hubungan Profitabilitas dengan Ketepatan Waktu Pelaporan
Keuangan
Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
laba pada masa mendatang dan laba merupakan informasi penting bagi investor
sebagai pertimbangan dalam menanamkan modalnya. Profitabilitas juga
merupakan indikator dari keberhasilan operasi perusahaan. Penelitian mengenai
hubungan profitabilitas terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan
yang dilakukan oleh Respati (2001), Ukago (2004), serta Hilmi dan Ali (2008)
menemukan bukti empiris bahwa profitabilitas secara signifikan berpengaruh
terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Penelitian-penelitian
tersebut juga menunjukkan bukti bahwa perusahaan yang memperoleh laba
15
cenderung tepat waktu menyampaikan laporan keuangannya dan sebaliknya jika
mengalami rugi.
Perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi dapat dikatakan bahwa
laporan keuangan perusahaan tersebut mengandung berita baik dan perusahaan
yang mempunyai berita baik akan cenderung menyampaikan laporan
keuangannya tepat waktu. Hal ini juga berlaku jika profitabilitas perusahaan
rendah dimana hal ini mengandung berita buruk, sehingga perusahaan cenderung
tidak tepat waktu menyampaikan laporan keuangannya.
H2 : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu pelaporan
keuangan.
3) Hubungan Leverage dengan Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan
Leverage atau rasio hutang yang biasa dikenal dengan rasio solvabilitas
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar aset yang
dimiliki perusahaan berasal dari hutang atau modal, sehingga dengan rasio ini
dapat diketahui posisi perusahaan dan kewajibannya yang bersifat tetap kepada
pihak lain serta keseimbangan nilai aktiva tetap dengan modal yang ada.
Sebaiknya komposisi modal harus lebih besar dari hutang.
Untuk mengukur tingkat leverage keuangan suatu perusahaan dapat
menggunakan debt to equity ratio (DER), yaitu perbandingan utang liability
(penggunaan utang) terhadap total shareholderβs equity yang dimiliki perusahaan.
Tingginya debt to equity ratio mencerminkan tingginya resiko keuangan
perusahaan. Resiko keuangan perusahaan yang tinggi mengindikasikan bahwa
16
perusahaan mengalami kesulitan keuangan (financial distress) akibat kewajiban
yang tinggi. Kesulitan keuangan perusahaan merupakan berita buruk yang akan
mempengaruhi kondisi perusahaan di mata publik. Pihak manajemen cenderung
akan menunda penyampaian laporan keuangan yang berisi berita buruk karena
waktu yang ada akan digunakan untuk menekan debt to equity ratio serendah-
rendahnya.
H3 : Leverage berpengaruh negatif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.
4) Hubungan Likuiditas dengan Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan
Likuiditas mengukur kemampuan jangka pendek perusahaan untuk
membayar kewajiban finansial jangka pendek tepat pada waktunya (Weygandt
et.al, 2008:396). Likuiditas perusahaan dapat ditunjukkan oleh besar kecilnya
asset lancar yaitu aset yang mudah untuk diubah menjadi kas yang meliputi kas,
surat berharga, piutang persediaan. Likuiditas merupakan salah satu faktor yang
nantinya dapat mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan.
Penelitian Hilmi dan Ali (2008) menghasilkan bukti empiris bahwa
likuiditas mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan
perusahaan. Perusahaan yang yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi
menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki kemampuan yang tinggi dalam
melunasi kewajiban jangka pendeknya. Hal ini merupakan berita baik sehingga
perusahaan dengan kondisi seperti ini cenderung tepat waktu dalam
menyampaikan laporan keuangannya.
17
H4 : Likuiditas berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu pelaporan
keuangan.
D. Pemikiran Teoritis dan Kerangka Konseptual
Ketepatan waktu (timeliness) merupakan salah satu faktor penting dalam
penyajian suatu informasi yang relevan. Laporan keuangan sebagai sebuah
informasi akan bermanfaat apabila informasi yang dikandungnya disediakan tepat
waktu bagi para pembuat keputusan . Jika terdapat penundaan yang tidak
semestinya dalam pelaporan keuangan maka informasi yang diberikan akan
kehilangan relevansinya.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi ketepatan laporan keuangan
diantaranya : ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage,dan likuiditas. Pendapat
auditor atas kelayakan dan kewajaran suatu laporan keuangan mengindikasikan
laporan keuangan tersebut telah disajikan secara layak/sesuai dengan ketentuan
dan juga diterbitkan tepat waktu.
18
πππ’πππ ππππ’π πβπππ = ln π‘ππ‘ππ ππ ππ‘
Ukuran Perusahaan (SIZE)
Ketepatan Waktu
Pelaporan Keuangan
Selisih hari setelah
tutup buku
π ππ΄ =ππππ ππππ πβ
π‘ππ‘ππ ππ ππ‘
Profitabilitas
π·πΈπ =π‘ππ‘ππ π’π‘πππ
π‘ππ‘ππ πππ’ππ‘ππ
Leπ£πππππ
πΆπ =πππ‘ππ£π ππππππ
βπ’π‘πππ ππππππ
Likuiditas
H3 (-)
Top Related